• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Berdasarkan Tahun Kepaniteraan Klinik Mengenai Penggunaan Radiografi kedokteran gigi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Berdasarkan Tahun Kepaniteraan Klinik Mengenai Penggunaan Radiografi kedokteran gigi"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWA PADA SALAH

SATU FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI DI MALAYSIA

BERDASARKAN TAHUN KEPANITERAAN KLINIK

MENGENAI PENGGUNAAN RADIOGRAFI

KEDOKTERAN GIGI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

ELYZA CAESARIA

NIM : 080600028

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Radiologi Dental Tahun 2013

Elyza Caesaria

Gambaran pengetahuan mahasiswa pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Malaysia berdasarkan tahun kepaniteraan klinik mengenai penggunaan radiografi kedokteran gigi.

Xii + 40 halaman.

Radiografi pada kedokteran gigi digunakan oleh dokter gigi dan mahasiswa kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi untuk membantu mempelajari kelainan tidak tampak atau kurang jelas pada pemeriksaan klinis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pengetahuan mahasiswa pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Malaysia berdasarkan tahun kepaniteraan klinik terhadap penggunaan radiografi kedokteran gigi. Rancangan penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional Study. Sampel penelitian adalah mahasiswa pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Malaysia yang berjumlah 163 orang dimana terbagi atas mahasiswa kepaniteraan klinik tahun pertama 56 orang, tahun kedua 58 orang dan tahun ketiga 49 orang.

Hasil penelitian didapatkan persentase yang berbeda-beda pada mahasiswa berdasarkan tahun kepaniteraan klinik dari setiap pertanyaan dengan perbedaan total skor yang diperoleh mahasiswa secara individu. Kesimpulan penelitian ini adalah mahasiswa kepaniteraan klinik tahun pertama, kedua dan ketiga terbesar pada kategori pengetahuan baik dan terkecil pada kategori pengetahuan kurang.

(3)

GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWA PADA SALAH

SATU FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI DI MALAYSIA

BERDASARKAN TAHUN KEPANITERAAN KLINIK

MENGENAI PENGGUNAAN RADIOGRAFI

KEDOKTERAN GIGI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

ELYZA CAESARIA

NIM : 080600028

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi

Medan, 24 Mei 2013 Pembimbing I : Tanda tangan

Cek Dara Manja, drg., Sp.RKG

NIP : 19730713 200212 2 003 __________________

Pembimbing II :

Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG(K)

(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi pada tanggal 24 Mei 2013

TIM PENGUJI

KETUA : Cek Dara Manja, drg., Sp.RKG

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang mana atas Berkat dan Rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi dengan judul “Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi di Malaysia Berdasarkan Tahun Kepaniteraan Klinik Mengenai Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi” ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi (SKG) di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Tersusunnya skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Cek Dara Manja, drg., Sp.RKG. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG(K). selaku dosen pembimbing kedua dan sebagai Ketua Departemen Radiologi Dental Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu untuk membantu memberikan masukan dan pikiran demi penyelesaian penulisan skripsi ini. 4. H.Amrin Thahir, drg. selaku dosen senior Departemen Radiologi Dental

Fakultas Kedokteran Gigi yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis pada saat perkuliahan.

5. Dewi Kartika, drg. dan Maria H Sitanggang, drg. selaku staf pengajar di Departemen Radiologi Dental Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

(7)

7. Orang tua tercinta Ayahanda H.Harianto, SE dan Ibunda Hj.Murniati yang selalu memberikan dukungan serta kasih sayang dalam mengasuh, mendoakan dan memenuhi segala kebutuhan penulis selama ini, kepada Abangku tersayang dr.Indra Yudhika serta seluruh keluarga besarku atas semua motivasi, semangat dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

8. Pegawai dilingkungan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terutama di Departemen Radiologi Dental atas kebaikan yang diberikan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Dekan dan staf pegawai pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Malaysia yang telah memberikan izin selama penelitian berlangsung.

10.Orang-orang terdekatku Alfi Syahrin Nasution, Dara, Dian, Ila, Putel, Uni, Yudha, Tary, Sari, Dila, Sity Farah dan semua teman-teman FKG stambuk 2008. Terima kasih atas semua dukungan dan warna-warni kehidupan ini dalam menghabiskan waktu bersama demi menggapai cita-cita serta memberikan motivasi dalam menjalankan pendidikan di FKG USU.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan keterbatasan ilmu dalam penulisan skripsi ini. Namun, penulis berharap skripsi ini dapat menjadi sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, April 2013 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL………...

HALAMAN PERSETUJUAN……… HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI………..

KATA PENGANTAR………. iv

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR TABEL……… ix

DAFTAR GRAFIK……….. xi

DAFTAR LAMPIRAN……… xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian……… 1

1.2 Rumusan Masalah……… 2

1.3 Tujuan Penelitian………. 2

1.4 Manfaat Penelitian………..…. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran Gigi...……….………. 3

2.1.1 Definisi Radiografi Dental...………..…… 3

2.2 Klasifikasi Radiografi Kedokteran Gigi……… 5

2.2.1 Radiografi Intra Oral……….. 5

2.2.2 Radiografi Ekstra Oral……… 5

2.3 Prosedur Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi………….. 9

2.4 Efek Dosis Radiasi Kedokteran Gigi………. 11

2.5 Efek Negatif Radiasi Sinar-X...……….………..………… 12

2.5.1 Efek Non-Stokastik………...…….……... 13

2.5.2 Efek Stokastik……….. 13

2.6 Proteksi Radiasi………... 14

2.7 Program Belajar Fakultas Kedokteran Gigi di Malaysia………. 15

2.7.1 Pembagian Program Studi……… 17

2.7.1.1 Klinik...……….……… 17

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian……… 20

(9)

3.2.1 Lokasi………... 20

3.2.2 Waktu Penelitian……….. 20

3.3 Populasi dan Sampel………... 20

3.3.1 Populasi……….... 20

3.3.2 Sampel Penelitian………. 20

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……….. 22

3.4.1 Variabel Penelitian……….... 22

3.4.2 Definisi Operasional………. 22

3.5 Metode Pengumpulan Data dan Pelaksanaan Penelitian………. 22

3.5.1 Metode Pengumpulan Data……….. 22

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian……….. 22

3.6 Pengolahan dan Analisa Data……….. 23

3.6.1 Pengolahan Data………... 23

3.6.2 Analisa Data………. 24

3.7 Etika Penelitian……… 24

BAB 4 HASIL PENELITIAN………. 25

BAB 5 PEMBAHASAN..………..……… 32

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………..………. 38

6.1 Kesimpulan……….. 38

6.2 Saran……… 38

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Dosis Efektif Dan Resiko Dari Setiap Teknik

Radiografi Kedokteran Gigi………..………. 10 2. Dosis Efektif Pada Pemeriksaan Rutin Gigi………... 10 3. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik

Yang Tentang Radiografi Kedokteran Gigi……… 25 4. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang

Prosedur Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi……… 25 5. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang

Kegunaan Radiografi Kedokteran Gigi……… 26 6. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang

Bahaya Radiografi Kedokteran Gigi……… 26 7. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap

Efek Negatif Yang Ditimbulkan Oleh Sinar-X……… 26 8. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Dosis

Radiasi Yang Boleh Diterima Pasien Selama Setahun………… 27 9. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang

Proteksi Radiografi Terhadap Pasien……… 27 10.Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang

Dosis Radiasi pada Radiografi Intra Oral……… 27 11.Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Dosis

Radiasi pada Radiografi Ekstra Oral……… 27 12.Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang

Siapa Saja Yang Perlu Dilakukan Proteksi Radiasi……… 28 13.Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang

(11)

14.Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang

Azas Justifikasi pada Sinar-X……… 28 15.Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Sering

Tidaknya Menggunakan Radiografi Saat Melakukan Perawatan…… 28 16.Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Perlu

Tidaknya Dilakukan Radiografi Sebelum Melakukan Perawatan…… 29 17.Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang

Melakukan Radiografi Berdasarkan Pemeriksaan Klinis………. 29 18.Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang

Perlunya Izin Dokter Jaga……… 29 19.Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Yang Pernah Melakukan

Radiografi Kedokteran Gigi Tanpa Izin Dokter Jaga………….…… 29 20.Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Yang Pernah Melakukan

Radiografi Secara Berulang Pada Satu Pasien……… 30 21.Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Yang Mengalami Kesulitan

Untuk Mendapatkan Izin Dokter Jaga……… 30 22.Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Boleh

(12)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Secara

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner.

2. Hasil Perhitungan 3. Total Skor Mahasiswa

4. Persetujuan dari Komisi Etik (Health Research Ethical Committee of North Sumatera).

5. Persetujuan Melakukan Penelitian dari Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi di Malaysia.

6. Lembaran Penjelasan Kepada Calon Responden 7. Informed Consent

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Saat ini radiografi kedokteran gigi merupakan pemeriksaan penunjang yang sering digunakan dokter gigi terutama untuk melihat adanya kelainan tidak tampak atau kurang jelas pada pemeriksaan klinis, sehingga sangat membantu dokter gigi dalam menegakkan diagnosis, menentukan rencana perawatan dan menilai keberhasilan perawatan. Gambaran radiografi yang dihasilkan akan membantu mahasiswa kepaniteraan klinik untuk mempelajari penyakit atau kelainan yang ada sebelum melakukan tindakan.1

Pada tindakan perawatan tertentu, mahasiswa kepaniteraan klinik di fakultas kedokteran gigi sering melakukan rujukan ke bagian radiologi kedokteran gigi. Mahasiswa kepaniteraan klinik sering melakukan rujukan tanpa persetujuan dokter jaga, bahkan melakukan radiografi berulang-ulang tanpa memikirkan bahaya yang diterima oleh pasien dikemudian hari. Penelitian Emilia (2012) pada mahasiswa kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, didapatkan hasil bahwa 78,8% mahasiswa kepaniteraan mengetahui tentang radiografi kedokteran gigi. Penelitian Anne Agustina (2007) pada mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi UNPAD, didapatkan hasil 99,0% mengetahui prosedur penggunaan radiografi kedokteran gigi dan pada penelitian Mahdila (2013) pada mahasiswa kepaniteraan klinik pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Malaysia, didapatkan hasil 85,89% mengetahui tentang penggunaan radiografi kedokteran gigi.

(15)

salah satu Universitas di Malaysia berdasarkan tahun kepaniteraan klinik mengenai penggunaan radiografi kedokteran gigi. Pengetahuan mahasiswa berdasarkan tahun kepaniteraan klinik diharapkan mempengaruhi pola pikir mahasiswa terhadap penggunaan dan manfaat radiografi kedokteran gigi serta bahaya radiasi yang ditimbulkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang, dirumuskan masalah yaitu:

Bagaimana pengetahuan mahasiswa pada Fakultas Kedokteran Gigi salah satu Universitas di Malaysia berdasarkan tahun kepaniteraan klinik terhadap penggunaan radiografi kedokteran gigi.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi salah satu Universitas di Malaysia berdasarkan tahun kepaniteraan klinik terhadap penggunaan radiografi kedokteran gigi.

1.4 Manfaat Penelitian

Secara teoritis diharapkan hasil penelitian dapat memberikan informasi kepada seluruh mahasiswa dan staf pengajar terutama pada Fakultas Kedokteran Gigi mengenai gambaran pengetahuan mahasiswa tentang radiografi kedokteran gigi berdasarkan lamanya tahun kepaniteraan klinik.

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radiografi Kedokteran Gigi

Dalam bidang kedokteran gigi, pemeriksaan radiografi memiliki peran yang sangat penting. Hampir semua perawatan gigi dan mulut membutuhkan data dukungan pemeriksaan radiografi agar perawatan yang dilakukan mencapai hasil yang optimal. 1,2

2.1.1 Definisi Radiografi Kedokteran Gigi

Radiografi kedokteran gigi adalah suatu teknik yang digunakan untuk mendapatkan gambaran keadaan atau kelainan yang tidak terlihat secara klinis di rongga mulut, memberikan hasil berupa foto ronsen dimana dapat memberikan gambaran yang bergradasi dari hitam sampai putih, membantu dalam menegakkan diagnosa dan menentukan rencana perawatan penyakit di rongga mulut. Radiografi merupakan langkah awal untuk mendeteksi keparahan penyakit. 2

2.2 Klasifikasi Radiografi Kedokteran Gigi

Radiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra oral dan radiografi ekstra oral. 2

2.2.1 Radiografi Intra Oral

(17)

Tipe radiografi intra oral yaitu : a. Periapikal radiografi

Adalah pemeriksaan radiografi yang hanya menggambarkan beberapa gigi saja (2-4 gigi) secara individual beserta jaringan pendukung disekitarnya. Teknik yang digunakan adalah paralelling dan bisekting. Pemeriksaan radiografi bisekting merupakan teknik yang paling rutin dilakukan dalam radiografi kedokteran gigi, karena dianggap lebih mudah dan praktis dalam pelaksanaannya dibandingkan dengan teknik paralelling. 2

Pada pemeriksaan bisekting, film ditempatkan sedekat mungkin dengan gigi, sumbu panjang gigi membentuk sudut pada film. Posisi film tidak sejajar dengan sumbu panjang gigi dan sumbu film. Arah sinar tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk oleh sumbu panjang gigi dan sumbu film, konus yang digunakan adalah konus pendek. Sedangkan pada teknik paralelling, posisi film didalam mulut terhadap sumbu panjang gigi adalah sejajar dan arah sinar tegak lurus terhadap bidang film. 2

b. Interproksimal radiografi

Digunakan untuk memeriksa crown, crest tulang alveolar di maksila dan mandibula, serta daerah interproksimal gigi yang dilakukan sekaligus dalam satu film. Teknik ini dilakukan dengan cara menggigit sayap dari film untuk stabilisasi film didalam mulut dengan sudut antara bidang vertikal dengan konus sebesar 0-10 derajat. 2

c. Oklusal radiografi

(18)

2.2.2 Radiografi Ekstra Oral

Merupakan pemeriksaan radiografi yang lebih luas pada kepala dan rahang. Film yang digunakan berada diluar mulut. 1,3

Tipe radiografi ekstra oral yaitu : a. Panoramik

Digunakan untuk melihat perluasan suatu lesi atau tumor, fraktur rahang dan fase gigi bercampur. Panoramik juga akan memperlihatkan daerah maksila dan mandibula yang lebih luas sekaligus dalam satu film. 3

b. Lateral Jaw

Digunakan untuk melihat keadaan disekitar lateral tulang muka, diagnosa fraktur dan keadaan patologis tulang tengkorak dan muka. 3

c. Lateral Cephalometric

Digunakan untuk melihat tengkorak tulang wajah akibat trauma suatu penyakit, serta kelainan pertumbuhan dan perkembangan. Teknik ini juga digunakan untuk melihat jaringan lunak nasofaringeal, sinus paranasal dan palatum keras. 3

d. Postero-anterior

Digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan tengkorak. Teknik ini juga memberikan gambaran struktur wajah antara lain yaitu sinus frontalis dan ethmoidalis, fossanasalis, dan orbita. 3

e. Antero Posterior

Digunakan untuk melihat kelainan pada bagian depan maksila dan mandibula, gambaran sinus frontalis, sinus ethmoidalis, serta tulang hidung. 3

f. Proyeksi Water’s

(19)

g. Proyeksi Reverse-Towne

Digunakan untuk pasien yang kondilusnya mengalami perubahan tempat, serta melihat dinding postero lateral pada maksila.3

h. Proyeksi Submantovertex

Digunakan untuk melihat dasar tengkorak, posisi kondilus, sinus sphenoidalis, lengkung mandibula, dinding lateral sinus maksila dan arcus zigomatikus.3

2.3 Prosedur Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

Prosedur yang harus dilalui dalam penggunaan radiografi kedokteran gigi adalah sebagai berikut:

1. Izin dari dokter/dokter gigi

Dalam melakukan radiografi kedokteran gigi, selain harus memiliki pengetahuan yang luas tentang radiografi juga diperlukan izin dari dokter/dokter gigi jaga yang menentukan penggunaan radiografi. Pada Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi, selain berguna untuk membimbing mahasiswa kepaniteraan klinik dalam hal pemeriksaan klinis, izin dari dokter/dokter gigi jaga juga sangat berguna agar tidak terjadi penyalahgunaan nantinya dalam melakukan radiografi.4

2. Persiapan Proteksi Radiasi a. Persiapan Operator :4

- Operator memakai pakaian pelindung

- Operator berdiri dibelakang dengan mengambil jarak menjauh dari sumber x-ray pada saat melakukan penyinaran

- Pastikan pasien tidak melakukan pergerakan pada saat penyinaran

- Matikan alat setelah selesai digunakan dan kembalikan posisi kepala pada tempatnya

(20)

b. Persiapan Pasien :4

- Untuk melakukan pemeriksaan dengan menggunakan sinar-x hanya dilakukan atas permintaan dokter atau dokter gigi

- Pemakaian filtrasi maksimum pada sinar primer

- Pemakaian voltage yang lebih tinggi sehingga daya tembusnya lebih kuat - Jarak fokus pasien jangan terlalu dekat, hal ini sesuai dengan hukum fokus

Kuadrat terbalik yaitu intensitas sinar-X berbanding terbalik dengan jarak pangkat dua

- Daerah yang disinar harus sekecil mungkin - Waktu penyinaran harus sesingkat mungkin - Melindungi alat kelamin sebisanya

- Pasien hamil, terutama pada trimester pertama tidak dibolehkan untuk melakukan radiografi

c. Persiapan Lingkungan :4

- Memastikan perangkat sinar-X digunakan dengan teknik yang baik

- Mengurangi efek maksimal dari kemungkinan kebocoran dengan menggunakan kepala tabung harus radiopak

- Filtrasi dari bekas sinar-X dengan mengatur ketebalan filter, dimana ketebalan filter tergantung pada tegangan operasi dari peralatan sinar-X.

d. Penggunaan Apron

(21)

3. Pemilihan Film dan Sensor a. Pemilihan Film

Dibidang kedokteran gigi, terdapat dua jenis film yang digunakan yaitu :

- Non-screen film (film intraoral)

Jenis film yang digunakan untuk film intra oral dimana dibutuhkan kualitas gambar yang baik dan detail anatomi yang jelas. Ukuran film yang sering digunakan antara lain 31 x 41 mm (untuk periapikal), 22 x 35 mm (bitewing) dan 57 x 76 mm (untuk foto oklusal). 4,5

Film ini dikemas dalam satu paket yang terdiri dari :

1. Pembungkus luar dari plastik lunak yang berfungsi untuk melindungi dari cairan saliva yang dapat mengkontaminasi film.

2. Kertas hitam yang berfungsi untuk melindungi film dari cahaya yang dapat merusak film, dan mencegah masuknya saliva ke film.

3. Lead foil terletak dibelakang film, yang berfungsi untuk mencegah adanya sisa radiasi yang dapat melewati film menuju ke jaringan pasien.

4. Film, yang terdiri dari:

- Plastic base merupakan bahan dasar yang transparan dan terbuat dari selulosa asetat dengan ketebalan ± 0,2 mm.

- Lapisan adhesif (gelatin) yang memfiksasi emulsi melekat pada bahan dasar. - Lapisan pelindung (protective layer) yang berfungsi melindungi emulsi dari kerusakan mekanis.

- Emulsi kristal AgBr.

- Screen film (film ekstraoral)

(22)

Bagian-bagian screen film sebenarnya sama dengan bagian non-screen film, tapi screen film memiliki :

1. Emulsi AgBr pada film ini lebih sensitif terhadap cahaya biasa daripada sinar-X.

2. Terdapat beberapa emulsi yang produksinya sensitif terhadap cahaya biru, cahaya hijau, dan cahaya merah.

Tingkat sensitifitas tergantung dari jenis intensifying screen yang digunakan, yaitu :

- Standard emulsi AgBr (sensitif terhadap cahaya biru)

- Modifikasi emulsi AgBr dengan ultraviolet sensitizer (sensitif terhadap cahaya ultraviolet)

- Emulsi orthochromatic (sensitif terhadap cahaya hijau) - Emulsi panchromatic (sensitif terhadap cahaya merah) b. Sensor

Digital Imaging merupakan hasil interaksi sinar X dengan elektron dalam sensor pixel elektronik (elemen gambar), konversi data analog ke data digital, prosesing komputer, dan display gambar tampak pada layar komputer. Data didapat melalui sensor yang berkomunikasi dengan komputer. Digital imaging ini ada dua metode pengambilan gambarnya yaitu direk digital imaging dan indirek digital imaging. 4,5

- Direct Digital Imaging

(23)

- Indirect Digital Imaging

Metode indirect digital imaging menyiratkan gambar yang telah dipapar secara analog dan dikonversikan menjadi format digital. Teknik indirect digital imaging menggunakan scan optikal untuk mengkonversikan gambaran analog ke digital. Teknik ini membutuhkan scanner optical yang bisa memproses gambar transparan serta perangkat lunak yang sesuai untuk menghasilkan citra digital.Contoh

sensor gambar yang digunakan dalam metode ini adalah PSP (Photo stimuable

Phosphor Plates). Foto ini diambil di plat fosfor sebagai informasi analog dan diubah menjadi format digital ketika plat diproses. PSP terdiri dari dasar poliester dilapisi

dengan emulsi halida kristal yang mengubah radiasi-X menjadi energi yang

tersimpan.5

4. Melakukan Exposure

Dalam melakukan eksposure, kita harus memperhatikan dosis radiasi, kV, dan mA yang akan diterima oleh pasien. White pada tahun 1990 yang mempublikasi ICRP mereferensikan nilai batas dosis dalam bidang kedokteran gigi. 4,5

Tabel 1. Dosis Efektif Dan Resiko Dari Setiap Teknik Radiografi Kedokteran Gigi. 4,7 Teknik sinar-x Dosis efektif (μSv) Dosis resiko terkena kanker

fatal (perjuta) Radiografi intra oral

(bitewing/periapikal)

1-8,3 0,02-0,6

Oklusal anterior maksila 8 0,4

Panoramik 3,85-30 0,21-1,9

Radiografi lateral sefalometri 2-3 0,34

Cross-sectional 1-189 1-14

CT-scan mandibula 364-1202 18,2-88

(24)

Menurut Eric Whaites (2007), dosis efektif pada pemeriksaan rutin gigi yaitu dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Dosis Efektif Pada Pemeriksaan Rutin Gigi. 7

Jenis Foto Dosis Efektif (μSv)

Lateral 0,01

Bitewing/periapikal 0,001-0,008

Oklusal 0,008

Panoramik 0,004-0,03

Lateral Cefalometri 0,002-0,003

CT mandibula 0,36-1,2

CT maksila 0,1-3,3

Skull/Kepala 0,03

2.4 Efek Dosis Radiasi Kedokteran Gigi

Dosis pasien dari radiografi biasanya sebesar yang diterima organ target, ukuran yang paling umum adalah paparan pada kulit atau permukaan. Paparan permukaan yang diperoleh secara langsung merupakan cara paling mudah untuk mencatat paparan pasien terhadap sinar X. Rincian jumlah yang kecil tetap dipakai untuk menghitung dosis yang diterima oleh organ yang berada atau dekatdengan titik pengukuran. 8

a. Dosis Aktif Sumsum Tulang

(25)

mSv/ film. Sebagai perbandingan dosis tulang aktif dalam 1 film thorax adalah0,03 mSv.8

b. Dosis Tiroid

Besarnya kelenjar tiroid merupakan faktor penting dalam menentukan besarnya dosis yang diterima. Pemeriksaan mulut komplit dengan film A21 memberikan dosis tiroid 0,94 mGy. Nilai ini 1/6 dari pemeriksaan radiografi sinar servikal. Dosis tiroid dalam radiografi panoramik sekitar 74 μGy, 1% dari pemeriksaan spina servikal.8

c. Dosis Kulit

Total dosis radiasi yang dapat menyebabkan eritema (reddening) pada kulit adalah 250 rads (2,5 Gy) dalam waktu 14 hari.8

d. Dosis Mata

Lebih dari 200.000 mrads (2 Gy) dosis yang dapat menyebabkan katarak atau pengaburan lensa mata. Kornea mata yang terkena radiasi pada saat dilakukan radiografi gigi adalah berkisar 60 mrads (0,0006 Gy).8

2.5 Efek Negatif Radiasi Sinar-X

Radiografi selain memiliki sifat yang menguntungkan juga memiliki beberapa efek yang berdampak buruk pada tubuh maupun lingkungan. Ketika menembus jaringan tubuh, radiasi sinar ionisasi menimbulkan kerusakan pada tubuh, terutama dengan ionisasi atom-atom pembentuk jaringan. Indikasi radiasi yang merusak dalam tingkat atom akan menimbulkan perubahan molekul, yang menimbulkan kerusakan seluler, serta menimbulkan fungsi sel abnormal atau hilangnya fungsi sel. 8,13

(26)

2.5.1. Efek non stokastik (Deterministik)

Efek non stokastik adalah dimana paparan akut dosis relative tinggi, efek yang timbul merupakan hasil kematian dari sel yang dapat menyebabkan gangguan fungsi jaringan dan organ tubuh, bahkan kematian, yang umumnya segera dapat teramati secara klinis setelah tubuh terpapar radiasi dengan dosis diatas dosis ambang. Selain itu, radiasi dapat tidak mematikan sel tetapi menyebabkan perubahan atau transformasi sel sehingga terbentuk sel baru yang abnormal. Contohnya adalah erythema, kerontokan rambut, pembentukan katarak, dan berkurangnya kesuburan. 8,13

a. Efek Radiasi pada Membran Mukosa Mulut

Radiasi pada daerah kepala dan leher khususnya nasofaring akan mengikut sertakan sebagian besar mukosa mulut. Akibatnya dalam keadaan akut akan terjadi efek samping pada mukosa mulut berupa mukositis yang dirasa pasien sebagai nyeri pada saat menelan, mulut kering dan hilangnya cita rasa (taste). Keadaan ini sering diperparah oleh timbulnya infeksi jamur pada mukosa lidah serta palatum. 13

b. Efek radiasi pada jaringan dan organ.

Radiosensitivity pada jaringan atau organ tubuh diukur dengan adanya respon terhadap radiasi. Kehilangan moderat sel tidak mempengaruhi fungsi organ tubuh. Namun, dengan hilangnya sejumlah besar sel sehingga dapat mempengaruhi organisme. Tingkat keparahan perubahan ini tergantung pada dosis radiasi yang diberikan. 8,13

2.5.2 Efek stokastik

Terjadinya efek stokastik ini disebabkan karena fungsi dan dosis radiasi yang diterima oleh seseorang tanpa suatu nilai ambang. 8,13

a. Karsinogenesis

(27)

b. Kanker tiroid

Insiden karsinoma tiroid meningkat pada manusia setelah terpapar. Hanya sekitar 10% atau kurang dari individu yang terkena kanker dapat menyebabkan kematian. 8,13

c. Leukimia

Insiden leukimia (selain leukimia lumphocytic kronis) meningkat setelah terpapar radiasi pada sumsum tulang. Bagi individu yang terpapar pada usia dibawah 30 tahun, risiko untuk pengembangan leukimia adalah setelah sekitar 30 tahun. Bagi individu terpapar sebagai orang dewasa, risiko tetap ada sepanjang hidup. 8,13

d. Kanker kelenjar ludah

Insiden ini meningkat pada pasien yang melakukan terapi radiasi untuk penyakit kepala dan leher. Risiko tertinggi terjadi pada penderita yang melakukan terapi radiasi sebelum usia 20 tahun. 8,13

2.6 Proteksi Radiasi

Teknik pengawasan keselamatan radiasi dalam masyarakat umumnya selalu berdasarkan pada konsep dosis ambang. Setiap dosis betapapun kecilnya akan menyebabkan terjadinya proses kelainan, tanpa memperhatikan panjangnya waktu pemberian dosis. Karena tidak adanya dosis ambang ini, maka masalah utama dalam pengawasan keselamatan radiasi adalah dalam batas dosis tertentu sehingga efek yang akan ditimbulkannya masih dapat diterima baik oleh masyarakat. Oleh karena itu, setiap kemungkinan penerimaan dosis oleh pekerja radiasi maupun anggota masyarakat bukan pekerja radiasi harus diusahakan serendah mungkin. 9

Nilai batas dosis untuk seluruh tubuh yang bergantung pada pekerja radiasinya (dengan pengecualian pada wanita hamil dan wanita masa usia subur) adalah :9

(28)

2. Batas tertinggi penerimaan pada abdomen pada pekerja radiasi wanita dalam masa subur ditetapkan tidak lebih dari 13 mSv (1300 mrem) dalam jangka waktu 13 minggu dan tidak melebihi NBD pekerja radiasi.

3. Pekerja wanita yang mengandung harus dilakukan pengaturan agar saat bekerja dosis yang diterima janin terhitung sejak dinyatakan mengandung hingga saat kelahiran diusahakan serendah–rendahnya dan sama sekali tidak boleh melebihi 10 mSv (1000 mrem).

Nilai batas dosis yang ditetapkan oleh BAPETEN, berdasarkan Surat Keputusan Kepala Bapeten No. 01/Ka-BAPETEN/V-99 yaitu mengenai penerimaan dosis yang tidak boleh dilampaui oleh seorang pekerja radiasi dan anggota masyarakat selama jangka waktu 1 tahun, tidak bergantung pada laju dosis tetapi tidak termasuk penerimaan dosis dari penyinaran medis dan penyinaran alam.10

Nilai batas dosis bukan batas tertinggi yang apabila dilampaui seseorang akan mengalami akibat merugikan yang nyata.Meskipun demikian setiap penyinaran yang tidak perlu harus dihindari dan penerimaan dosis harus diusahakan serendah-rendahnya. 10

Nilai batas dosis tersebut ditetapkan sebagai berikut :10

1. Nilai batas dosis bagi pekerja radiasi untuk seluruh tubuh 50 mSv per tahun 2. Nilai batas dosis untuk anggota masyarakat umum untuk seluruh tubuh 50 mSv per tahun.

3. Dalam penyinaran lokal pada bagian-bagian khusus dari tubuh, dosis rata-rata dalam tiap organ atau jaringan yang terkena harus tidak lebih dari 50 mSv (Depkes, 2006).

2.7 Program Belajar Fakultas Kedokteran Gigi di Malaysia

(29)

mahasiswa dididik supaya menganggap pasien bukan hanya dari kasus kedokteran gigi, melainkan menjadi seorang yang layak mendapat tempat dalam masyarakat. Fasilitas perawatan gigi umum dan spesialis dapat diberikan kepada semua yang membutuhkan perawatan di sini.11

Keterampilan klinis siswa dalam bidang kedokteran gigi mulai dikembangkan di laboratorium selama setahun dan setelah itu selama tiga tahun lagi di klinik-klinik di mana mereka akan merawat pasien-pasien di bawah pengawasan staf pengajar. Selain dari keterampilan klinis, siswa dibantu untuk mengembangkan sifat ingin tahu dan bakat mengkritik yang bisa memicu kesadaran dirinya sendiri mengenai kepentingan melanjutkan pembelajaran berkelanjutan dan penelitian.11

Proyek elektif yang diperkenalkan dalam kurikulum lima tahun merupakan salah satu cara untuk mengenalkan mahasiswa pada metode penelitian. Fakultas Kedokteran Gigi memiliki fasilitas-fasilitas untuk mencapai tujuan ini. Fakultas ini telah direncanakan untuk mengadakan fasilitas perawatan yang paling baik. Hal yang diutamakan dan menjadi prioritas adalah tentang kebenaran dalam menentukan diagnosis, perencanaan, perawatan, pencegahan dan pelayanan kedokteran gigi masyarakat.11

Periode minimum untuk program studi adalah lima tahun dimana siswa harus menyelesaikan:11

a. Bagian Pra-Klinis (tahun pertama dan kedua) dalam waktu dua tahun

b. Bagian Klinis (tahun ketiga, keempat dan kelima (akhir)) dalam waktu tiga tahun.

Periode maksimumnya adalah delapan tahun di mana mahasiswa diwajibkan menyelesaikan:

a. Bagian Pra-Klinis (tahun pertama dan kedua) selama tiga tahun

(30)

2.7.1 Pembagian Program Studi

2.7.1.1 Klinik 1. Tahun Pertama

Pada tahun ini pelajaran yang diberikan berkaitan langsung dengan praktek kedokteran gigi, yaitu:11

a. Penyakit Mulut yaitu kemampuan mengidentifikasi manifestasi mulut penyakit sistemik, dan hubungan antara perawatan kondisi mulut dan kedokteran gigi dengan pasien secara keseluruhan.

b. Ilmu Konservasi untuk pemeriksaan, analisis dan diagnosis kasus serta pengobatan gigi yang berkaries, trauma, dan haus.

c. Ilmu Prostodonti yang berhubungan dengan perawatan pasien dentulus dan edentulus.

d. Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat yaitu tentang sejarah kejadian, epidemiologi dan pencegahan penyakit mulut yang biasa, aspek kesehatan publik untuk perawatan kesehatan mulut.

(31)

f. Patologi Mulut yaitu tentang etiologi, patogenesis, diagnosis, prinsip pengobatan penyakit dan pembentukan abnormal untuk gigi, mukosa mulut, rahang dan struktur yang terkait.

g. Ilmu Periodontal yaitu tentang anatomi periodontium, etiologi, epidemiologi dan patogenesis penyakit periodontium. Pemeriksaan, diagnosis, rencana perawatan dan pengobatan awal penyakit periodontium radang kronis.

h. Ilmu Kesehatan Gigi Anak dan Ortodonti, dimana komponen ilmu kesehatan gigi anak adalah tentang perkembangan kedokteran gigi anak dari lahir, diagnosis, analisis dan perawatan gigi berkaries, maloklusi, trauma dan penyakit jaringan mulut yang dialami anak normal dan cacat. Komponen ortodonti yaitu pertumbuhan dan perkembangan rangka kraniofasial; oklusi normal dan maloklusi, etiologi, diagnosis, analisis kasus dan perawatan maloklusi.

2. Tahun Kedua

Dimana mata kuliah yang dipelajari berkaitan langsung dengan praktek kedokteran gigi, yaitu:11

- Bedah Mulut dan Maksilofasial - Radiografi Kedokteran Gigi

- Ilmu Penyakit Mulut Dan Periodontal - Ilmu Konservasi

- Ilmu Prostodontik

- Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat

- Ilmu Kesehatan Gigi Anak dan Ortodontik

- Proyek elektif (Tugas Akhir), dimana semua mahasiswa tahun keempat diwajibkan menjalani proyek elektif atau tugas akhir, di mana mahasiswa diberi kelonggaran untuk memilih dan menjalankan tugas akhir ini yang dibimbing oleh seorang staf akademik, dalam bidang yang diminati.

3. Tahun Ketiga

(32)
(33)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dimana pengambilan data dilakukan hanya sekali saja pada setiap subjek.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi

Penelitian dilakukan pada Fakultas Kedokteran Gigi salah satu Universitas di Malaysia.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai seluruh data penelitian terkumpul.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa di Fakultas Kedokteran Gigi salah satu Universitas di Malaysia.

3.3.2 Sampel Penelitian

(34)

a. Kriteria inklusi adalah mahasiswa kepaniteraan klinik yang bersedia mengisi kuisioner.

b. Kriteria eksklusi adalah mahasiswa kepaniteraan klinik yang tidak hadir pada saat penelitian dan pengumpulan data.

Untuk mendapatkan besar sampel, digunakan rumus dibawah ini dengan menggunakan skala pengukuran kategorikal yaitu skala nominal. Skala nominal tidak mempunyai makna besaran, tetapi hanya sekedar pemberian label.

n = Zα2.P2.N

d(N-1) + Zα2 . P2 = 1,962. 0,52 . 210

0,002(209) + 1,962 . 0,52 = 150

Dengan ketentuan :

n : besar sampel N : jumlah populasi

Zα : deviat baku alfa = 1,96

P : proporsi kategori variabel yang diteliti = 50 % Q : 1- P = 1- 0,5 = 0,5

d : presisi (0,002)

(35)

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah pengetahuan mahasiswa pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Malaysia berdasarkan tahun kepaniteraan kliniknya.

3.4.2 Definisi Operasional :

1. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap radiografi adalah pemikiran mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap kegunaan radiografi, bahaya radiasi dan penatalaksanaan penggunaan radiografi kedokteran gigi. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner, dimana hasil ukurnya merupakan data numerik dan persentase.

2. Tahun kepaniteraan klinik adalah masa dimana mahasiswa memiliki kesempatan dan kemampuan untuk mempraktekkan keterampilan dalam penggunaan radiografi kedokteran gigi secara klinis yang terbagi atas tahun pertama, kedua dan ketiga.

3.5 Metode Pengumpulan Data dan Pelaksanaan Penelitian

3.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai pengetahuan tentang kegunaan, dosis, bahaya dan proteksi radiasi pada penggunaan radiografi kedokteran gigi.

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Tahap I :

(36)

Tahap II :

a. Pembagian kuisioner kepada mahasiswa pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Malaysia.

b. Pengumpulan data.

c. Pengolahan dan analisis data.

3.6 Pengolahan dan Analisa Data

3.6.1 Pengolahan Data 1. Pengetahuan

Untuk mengukur pengetahuan mahasiswa mengenai prosedur penggunaan radiografi kedokteran gigi dengan memberikan skor terhadap kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan 20, total skor 100.

Setiap pertanyaan memiliki 2 (dua) jawaban dengan kriteria sebagai berikut : a. Jawaban benar = 5, apabila jawaban :

- Ya dengan alasan benar - Tidak dengan alasan benar

b. Jawaban salah = 0, apabila jawaban : - Ya dengan alasan yang salah

- Tidak dengan alasan yang salah

Berdasarkan total skor dari 20 pertanyaan yang diajukan, maka tingkat pengetahuan responden diklasifikasikan dalam 3 (kategori), yaitu :

a. Pengetahuan Baik, apabila total skor berada diantara 68-100 b. Pengetahuan Cukup, apabila total skor berada diantara 34-67 c. Pengetahuan Kurang, apabila total skor < 33

2. Pengolahan data dilakukan secara manual, melalui proses: a. Editing (Penyuntingan Data)

(37)

b. Membuat Lembaran Kode (Coding Sheet)

Membuat kode pada lembaran kuisioner yang tujuannya untuk memberi nomor responden, memberi bobot kepada setiap jawaban yang diberikan agar lebih mudah dalam pengolahan dan penghitungan total skor dari semua pertanyaan.

c. Memasukkan Data (Data entry)

Memasukkan data kedalam kolom-kolom yang telah disesuaikan dengan jawaban dan bobot dari masing-masing pertanyaan.

d. Tabulasi

Membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian.

3.6.2 Analisa Data

Data diolah secara deskriptif yaitu dihitung dalam bentuk persentase.

3.7 Etika Penelitian

(38)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Sampel pada penelitian ini berjumlah 163 orang mahasiswa kepaniteraan klinik yang terbagi atas mahasiswa kepaniteraan klinik tahun pertama sebanyak 56 orang, tahun kedua sebanyak 57 orang, dan tahun ketiga sebanyak 49 orang pada salah satu fakultas kedokteran gigi di malaysia.

4.1 Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Mengenai Radiografi

Kedokteran Gigi, Prosedur dan Penggunaan nya

Pada tabel 3, tabel 4 dan tabel 5 didapatkan hasil dari pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tahun pertama, kedua, dan ketiga mengenai radiografi kedokteran gigi, prosedur dan penggunaannya.

Tabel 3. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Radiografi Kedokteran Gigi

Pengetahuan tentang Radiografi

Tahun Pendidikan

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 56 100% 58 100% 49 100%

Tidak 0 0% 0 0% 0 0%

Total 56 100% 58 100% 49 100%

Tabel 4. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Prosedur Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 55 98% 57 98,3% 49 100%

Tidak 1 2% 1 1,7% 0 0%

(39)

Tabel 5. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Kegunaan Radiografi

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 54 96,4% 57 98,3% 49 100%

Tidak 2 3,6% 1 1,7% 0 0%

Total 56 100% 58 100% 49 100%

4.2 Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Dosis, Bahaya

dan Proteksi Radiasi pada Radiografi

Tabel dibawah ini menunjukkan pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tahun pertama, tahun kedua dan tahun ketiga tentang dosis radiasi, bahaya dan proteksi radiasi pada radiografi kedokteran gigi.

Tabel 6. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Bahaya Radiografi Kedokteran Gigi

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 56 100% 58 100% 49 100%

Tidak 0 0% 0 0% 0 0%

Total 56 100% 58 100% 49 100%

Tabel 7. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Efek Negatif Yang Ditimbulkan Oleh Sinar-X

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 52 92,9% 56 96,5% 48 98%

Tidak 4 7,1% 2 3,5% 1 2%

(40)

Tabel 8. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Dosis Radiasi Yang Boleh Diterima Pasien Selama Setahun

Pengetahuan tentang

Dosis Radiografi

Tahun Kepaniteraan Klinik

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 31 55,4% 38 65,5% 35 71,4%

Tidak 25 44,6% 20 34,5% 14 28,6%

Total 56 100% 58 100% 49 100%

Tabel 9. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Proteksi Radiografi Terhadap Pasien

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 50 89,3% 52 89,7% 44 89,8%

Tidak 6 10,7% 6 10,3% 5 10,2%

Total 56 100% 58 100% 49 100%

Tabel 10. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Dosis Radiasi Pada Radiografi Intra Oral

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 35 62,5% 38 65,5% 37 75,5%

Tidak 21 37,5% 20 34,5% 12 24,5%

Total 56 100% 58 100% 49 100%

Tabel 11. Pengetahuan Tentang Dosis Radiasi Pada Radiografi Ekstra Oral Pengetahuan

Dosis Radiasi Ekstra Oral

Tahun Kepaniteraan Klinik

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 22 39,3% 32 55,2% 29 59,2%

Tidak 34 60,7% 26 44,8% 20 40,8%

(41)

Tabel 12. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Siapa Saja Yang Perlu Dilakukan Proteksi Radiasi

Pengetahuan tentang Penerima

Radiasi

Tahun Kepaniteraan Klinik

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 40 71,4% 45 77,6% 40 81,6%

Tidak 16 28,6% 13 22,4% 9 18,4%

Total 56 100% 58 100% 49 100%

Tabel 13. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang ALARA (As Low As Reasonably Achievable)

Pengetahuan tentang ALARA

Tahun Kepaniteraan Klinik

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 45 80,4% 49 84,5% 45 91,8%

Tidak 14 19,6% 9 15,5% 5 8,2%

Total 56 100% 58 100% 49 100%

Tabel 14. Pengetahuan Tentang Azas Justifikasi Pada Sinar-X Pengetahuan

tentang Azas Justifikasi

Tahun Kepaniteraan Klinik

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 38 67,9% 41 70,7% 35 71,4%

Tidak 18 32,1% 17 29,3% 14 28,6%

Total 56 100% 58 100% 49 100%

Tabel 15. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Sering atau Tidaknya Menggunakan Radiografi Saat Melakukan Perawatan Gigi Sering atau

tidak menggunakan

Radiografi

Tahun Kepaniteraan Klinik

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 51 91% 56 96,5% 49 100%

Tidak 6 9% 2 3,4% 0 0%

(42)

Tabel 16. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Perlu atau Tidaknya Dilakukan Radiografi Sebelum Melakukan Perawatan Gigi

Perlu atau tidak menggunakan

Radiografi

Tahun Kepaniteraan Klinik

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 33 58,9% 51 87,9% 44 89,8%

Tidak 23 41,1% 7 12,1% 5 10,2%

Total 56 100% 58 100% 49 100%

Tabel 17. Pengetahuan Tentang Melakukan Radiografi Berdasarkan Pemeriksaan Klinis

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 49 87,5% 50 86,2% 40 81,6%

Tidak 7 12,5% 8 13,8% 9 18,4%

Total 56 100% 58 100% 49 100%

Tabel 18. Pengetahuan Tentang Perlu Izin Dari Dokter Jaga Perlu atau

tidak izin dokter jaga

Tahun Kepaniteraan Klinik

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 55 98% 55 94,8% 44 89,8%

Tidak 1 2% 3 5,2% 5 10,2%

Total 56 100% 58 100% 49 100%

Tabel 19. Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Yang Pernah Melakukan Radiografi Kedokteran Gigi Tanpa Izin Dokter Jaga

Melakukan radiografi tanpa izin

Tahun Kepaniteraan Klinik

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 10 17,9% 13 22,4% 15 30,6%

Tidak 46 82,1% 45 77,6% 34 69,4%

(43)

Tabel 20. Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Yang Pernah Melakukan Radiografi Secara Berulang Pada Satu Pasien

Pernah melakukan

radiografi berulang

Tahun Kepaniteraan Klinik

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 28 50% 50 86,2% 43 87,8%

Tidak 28 50% 8 13,8% 6 12,2%

Total 56 100% 58 100% 49 100%

Tabel 21. Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Yang Mengalami Kesulitan Dalam Mendapatkan Izin Dari Dokter Jaga Sewaktu Melakukan Radiografi Sulit saat

melakukan radiografi

Tahun Kepaniteraan Klinik

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 7 12,5% 15 25,9% 15 30,6%

Tidak 49 87,5% 43 74,1% 34 69,4%

Total 56 100% 58 100% 49 100%

Tabel 22. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Boleh Melakukan Radiografi Berulang Terhadap Satu Pasien

Boleh melakukan

radiografi berulang

Tahun Kepaniteraan Klinik

Tahun Pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 34 60,7% 45 77,6% 40 81,6%

Tidak 22 39,3% 13 22,4% 9 18,4%

(44)

4.2 Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Secara Individu

Tentang Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

Pada grafik dibawah ini akan memperlihatkan hasil dari pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik secara individu baik pada mahasiswa kepaniteraan klinik tahun pertama, kedua dan ketiga tentang penggunaan radiografi kedokteran gigi.

Grafik 1. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tahun Pertama, Kedua dan Ketiga Secara Individu Tentang Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi.

62,5

28,6

8,9 74,1

22,4

3,5 77,6

14,3

8,1

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

baik cukup kurang

(45)

Lampiran 1

I. Pencatatan Personaliti Pasien

1. Usia :

2. Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan

II. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Malaya terhadap pentingnya radiologi kedokteran gigi dalam melakukan perawatan gigi

1. Apakah anda mengetahui mengenai radiologi kedokteran gigi ?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ………. ………. b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………...

2. Apakah ketika anda melakukan perawatan gigi selalu menggunakan radiografi kedokteran gigi? a. Ya, bila ya, sebutkan alasannya : ……….

………. b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………... 3. Apakah anda mengetahui prosedur penggunaan radiografi kedokteran gigi ?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ………. ……… b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………... 4. Apakah anda mengetahui kegunaan radiografi kedokteran gigi?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ……….. ……… b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….……….. 5. Apakah anda mengetahui bahaya radiografi kedokteran gigi?

PENGETAHUAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK PADA SALAH SATU FAKULTAS

KEDOKTERAN GIGI DI MALAYSIA

(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Gambaran pengetahuan mahasiswa pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Malaysia berdasarkan tahun kepaniteraan klinik mengenai penggunaan radiografi kedokteran gigi yaitu mahasiswa kepaniteraan klinik tahun pertama, kedua dan ketiga terbesar pada kategori baik dan terkecil pada kategori kurang. Kategori pengetahuan baik terbesar adalah mahasiswa kepaniteraan klinik tahun ketiga, kategori pengetahuan cukup dan kurang adalah mahasiswa kepaniteraan klinik tahun pertama.

6.2Saran

1. Diharapkan dapat lebih dikembangkan lagi pembelajaran mengenai radiografi, khususnya tentang radiografi kedokteran gigi, agar seluruh mahasiswa dapat lebih mengetahui serta memahami baik secara teoritis maupun aplikatif, serta dapat diaplikasikan sesuai dengan prosedur radiografi kedokteran gigi di klinik.

2. Diharapkan kepada mahasiswa dan mahasiswa kepaniteraan klinik agar benar-benar menggunakan radiografi kedokteran gigi sebagai sarana penunjang penegakkan diagnosa berdasarkan pemeriksaan klinis sesuai dengan SOP (Standart Operasional Prosedur) pada radiografi kedokteran gigi, yang tujuannya untuk mengurangi kesalahan diagnosa dan meminimalkan penyinaran terhadap pasien.

(47)

DAFTAR PUSTAKA

1. White SC, Pharoah MJ. Oral Radiology Principles and Interpretation. 6th ed., St.Louis:Sauders Elsevier., 2009: 32-41

2. Supriyadi.Distorsi Radiograf Periapikal pada Berbagai Regio Gigi.Dentika dental J.2008;13(1):33-36

3. Frommer HH.Stabulas-Savage JJ. Radiology for the Dental Professional. America : Elsevier.2005;38-47;8:73-117;177-350

4. Am Dent Assoc. The Use of Dental Radiography. September. 2006.

5. The Journal of Contemporary Dental Practice, Volume 3, No. 4, November 15, 2002

6. Janssens A. Radiation Protection. Eropa : European Commission J 2004;9-12 7. Whaites E. Essential of Dental Radiography and Radiology. Cawson R.A,4th

ed., Spain: Elsevier.2007;69-85;4:97-187

8. Iannucci JM, Howerton LJ. Dental Radiography Principles and Techniques. 3th ed., St.Louis: Sauders Elsevier., 2006: 40-6;327-37

9. Marpaung T. Proteksi Radiasi dalam Radiologi Intervensional. Dalam:seminar keselamatan nuklir.BAPETEN.2006

10.

(3/12/2012)

12.Buletin ALARA, Volume 1, No 1, Agustus, 1997

(48)

Lampiran 1

I. Pencatatan Personaliti Pasien

1. Usia :

2. Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan

II. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Malaya terhadap pentingnya radiologi kedokteran gigi dalam melakukan perawatan gigi

1. Apakah anda mengetahui mengenai radiologi kedokteran gigi ?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ………. ………. b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………...

2. Apakah ketika anda melakukan perawatan gigi selalu menggunakan radiografi kedokteran gigi? a. Ya, bila ya, sebutkan alasannya : ……….

………. b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………... 3. Apakah anda mengetahui prosedur penggunaan radiografi kedokteran gigi ?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ………. ……… b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………... 4. Apakah anda mengetahui kegunaan radiografi kedokteran gigi?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ……….. ……… b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….……….. 5. Apakah anda mengetahui bahaya radiografi kedokteran gigi?

PENGETAHUAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK PADA SALAH SATU FAKULTAS

KEDOKTERAN GIGI DI MALAYSIA

(49)

a. Ya, bila ya, sebutkan : ... ... b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………...

6. Apakah menurut anda harus dilakukan radiografi kedokteran gigi sebelum melakukan perawatan gigi ?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ……… ………. b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………...

7. Apakah anda mengetahui kalau radiografi kedokteran gigi dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan klinis untuk menunjang dalam menegakkan diagnosa ?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ………. ………. b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………... 8. Apakah anda mengetahui efek negatif yang di timbulkan oleh radiasi sinar X ?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ……….. ……… b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………... 9. Apakah anda mengetahui dosis radiasi yang boleh diterima oleh pasien dalam setahun?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ... ... b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………...

10. Apakah menurut anda perlu adanya izin dari dokter jaga untuk melakukan radiografi di kedokteran gigi?

a. Ya, bila ya, sebutkan alasannya : ………. ………. b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………... 11. Apakah anda pernah melakukan radiografi tanpa adanya izin dari dokter jaga ?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ………. ……… b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………... 12. Apakah anda pernah melakukan radiografi berulang pada satu pasien?

a. Ya, bila ya, sebutkan alasannya : ……… ……… b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………...

13. Apakah ada kendala yang anda alami dalam mendapatkan izin dokter jaga untuk melakukan radiografi?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ………. ……… b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………... 14. Apakah Anda mengetahui proteksi radiografi kedokteran gigi terhadap pasien?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ... ... b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

(50)

15. Apakah anda mengetahui dosis radiasi pada radiografi intraoral?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ... ... b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………... 16. Apakah anda mengetahui dosis radiasi pada radiografi ekstraoral?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ... ... b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………... 17. Apakah anda mengetahui bahwa proteksi radiasi harus dilakukan terhadap siapa saja ?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ... ... b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………... 18. Apakah kita boleh melakukan pembuatan radiografi yang berulang pada seorang pasien ?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ... ... b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………... 19. Apakah anda mengetahui apa yang dimaksudkan dengan ALARA ( As Low As Reasonably

Achievable ) ?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ... ... b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

….……….………... 20. Apakah saudara mengetahui azas justifikasi pada sinar X ?

a. Ya, bila ya, sebutkan : ... ... b. Tidak, bila tidak, sebutkan alasannya :

(51)

Lampiran 9

Curriculum Vitae

Riwayat Penulis

Nama : Elyza Caesaria.

Tempat / Tanggal Lahir : Banda Aceh / 04 April 1990. Jenis Kelamin : Perempuan.

Agama : Islam.

Anak ke : 2 (Dua).

Alamat : Villa Setia Budi Makmur 1 blok D33

Telepon : 081370889191

Email : elyzachesa@yahoo.com

Riwayat Pendidikan

1. 1996 – 2002 : Menjalani pendidikan Sekolah Dasar di SD Negri 29 Banda Aceh.

2. 2002 – 2005 : Menjalani pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Negri 1 Banda Aceh.

3. 2005 – 2008 : Menjalani pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Al-Azhar Medan

Gambar

Tabel
Tabel 1. Dosis Efektif Dan Resiko Dari Setiap Teknik Radiografi Kedokteran Gigi. 4,7
Tabel 2. Dosis Efektif Pada Pemeriksaan Rutin Gigi. 7
Tabel 3. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Radiografi Kedokteran Gigi
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dan dengan surat permohonan ini saya siap untuk memberikan sumbangsih waktu dan tenaga saya apabila diperlukan dan sangat besar harapan saya agar dapat diberikan

Dari pembuatan aplikasi ini didapat suatu aplikasi yang dapat menerjemahkan kata/ kalimat kedalam tiga bahasa khususnya bahasa Indonesia-English-Jepang dan juga dapat

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Direktorat Pengembangan Pasar Kerja, Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Website ini dibuat dengan menggunakan pemrograman PHPTriad, sehingga memberikan kemudahan bagi server untuk mengolah data dan informasi baru dengan cepat serta menghasilkan

5. Mungkinkah kita memberikan pernyataan return pada fungsi yang tidak memiliki nilai balik? Jelaskan. Lembar Jawaban Tes Formatif.. Lembar Kerja Siswa.. Setelah mengikuti

[r]

B. Berdasarkan peta kedudukan bahan ajar, mata pelajaran sistem operasi ini mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran sistem komputer dan sistem operasi.Perakitan komputer

Dari Gambar 2.2 terlihat bahwa pada kuat suara yang rendah (60Phon kebawah), untuk dapat mendengar sama kerasnya, maka suara dengan frekuensi rendah dan tinggi