IMPLEMENTATION OF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT IN THE AVAILABILITY OF RAW MATERIALS IN FROZEN SHRIMP PROCESSING INDUSTRY IN PT. INDOKOM SAMUDRA PERSADA
DAFISTA FIDEL BUSTAROSA
ABSTRACT
This research is to study supply chain management thet owned by PT. Indokom Samudra Persada in itsavailability raw material by looking the problems that faced by company to serve the consumer’s demand. This research foucuses to see how effective and efficient the applying of supply chain management that owned by a company until the company is able to respond the consumers as well. Supply chain management is a reciprocal relationship between the supplier and consumer to deliver the optimal values to consumer. This research is a descriptive research and using qualitative approach and using date collecting technique with interview, observation, and documentation. The role of technology and information system is helping supply chain mangement process in responding and controlling the raw material that make the company is being more effective and efficient. PT. Indokom Samudra Persada realizes that the applying of supply chain management in availability of raw material has a big role to respond the consumer’s demand that always change and the company has to utilize the role of technology (computer, internet, fax mail, and technology helping production) and information system to make a betterment of supply chain management in the future for PT. Indokom Samudra Persada.
IMPLEMENTASI MANAJEMEN RANTAI PASOK DALAM KETERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA INDUSTRI PENGOLAHAN
UDANG BEKU DI PT. INDOKOM SAMUDRA PERSADA
DAFISTA FIDEL BUSTAROSA
ABSTRAK
Penelitian ini membahas sistem manajemen rantai pasok yang dimiliki PT. Indokom Samudra Persada dalam ketersediaan bahan baku melihat permasalahan-permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam melayani permintaan konsumen. Fokus pada penelitian ini melihat seberapa efektif dan efisien penerapan manajemen rantai pasok yang dimiliki perusahaan sehingga perusahaan dapat selalu menanggapi konsumen dengan baik. Manajemen rantai pasok adalah hubungan timbal balik antara penyedia dan pelanggan untuk menyampaikan nilai-nilai yang sangat optimal kepada pelanggan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yang menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Peran teknologi dan sistem informasi membantu proses manajemen rantai pasok dalam merespon dan mengendalikan bahan baku yang membuat perusahaan semakin efektif dan efisien. PT. Indokom Samudra Persada menyadari bahwa penerapan manajemen rantai pasok dalam ketersediaan bahan baku sangat berperan untuk menanggapi permintaan konsumen yang selalu berubah dan perusahaan harus memanfaatkan peran dari teknologi (komputer, internet, fax mail, dan teknologi pembantu produksi) dan sistem informasi untuk membuat manajemen rantai pasok yang lebih baik kedepannya untuk PT. Indokom Samudra Persada.
IMPLEMENTASI MANAJEMEN RANTAI PASOK DALAM KETERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA INDUSTRI PENGOLAHAN UDANG BEKU DI PT.
INDOKOM SAMUDRA PERSADA
Oleh:
DAFISTA FIDEL BUSTAROSA
(SKRIPSI)
Sebagai Salah Satu untuk Mencapai Gelar SARJANA ADMINISTRASI BISNIS
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
1.4.1 Manfaat PT. Indokom Samudra Persada ... 9
1.4.2 Manfaat Ilmu Pengetahuan ... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Supply Chain Management ... 10
2.1.1 Definisi Supply Chain Management ... 10
2.1.2 Konsep Supply Chain Management ... 16
2.1.3 Strategi Supply Chain Management ... 17
2.1.4 Perencanaan Supply Chain Management ... 19
2.1.5 Permasalahaan Dalam Supply Chain Management ... 22
2.1.6 Strategi Persediaan ... 24
2.2 Saluran Distribusi... 28
2.2.1 Fungsi Saluran Distribusi ... 29
2.3 Sistem Informasi ... 30
2.3.1 Peran Sistem Informasi Supply Chain ... 31
2.3.2 Information Sharing ... 33
2.4 Penelitian Terdahulu ... 34
2.5 Kerangka Pemikiran ... 37
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 38
3.2 Lokasi Penelitian ... 39
3.3 Fokus Penelitian ... 40
3.4 Subjek, Sumber dan Jenis Data ... 41
3.4.1 Subjek Penelitian ... 41
3.4.2 Sumber Data ... 42
3.4.3 Jenis Data ... 43
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 43
ii
3.7 Teknik Analisis Data ... 46
3.8 Teknik Keabsahan Data ... 49
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 53
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 53
4.1.2 Bentuk Perusahaan ... 54
4.1.3 Visi, Misis, dan Motto Perusahaan ... 55
4.1.4 Hasil Produk ... 55
4.1.5 Lokasi dan Tata Letak PT. Indokom Samudra Persada ... 55
4.1.6 Struktur Organisasi ... 56
4.2 Gambaran Informan ... 59
4.3 Hasil dan Pembahasan ... 61
4.3.1 Penerapan Supply Chain Management dan Strategi Supply Chain Management ... 61
4.3.1.1 Penerapan Supply Chain Management di PT. Indokom Samudra Persada ... 63
4.3.1.2 Strategi Supply Chain Management PT. Indokom Samudra Persada ... 67
4.3.1.2.1 Strategi Menetapkan Rekanan ... 67
4.3.1.2.2 Strategi Khusus ... 72
4.3.1.2.3 Strategi Perencanaan ... 77
4.3.2 Peran Teknologi dan Sistem Informasi dalam Supply Chain Management ... 83
4.3.3 Strategi Persediaan PT. Indokom Samudra Persada ... 90
4.4 Pembahasan ... 96
V. KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 114
5.2 Saran ... 115
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Volume dan Nilai Ekspor Perikanan 2008-2012 ... 3
1.2 Volume dan Nilai Ekspor Frozen Shrimp Menurut Komoditi Provinsi Lampung ... 5
1.3 Volume dan Nilai Hasil Perikanan 10 terbesar di Indonesia 2011-2012 ………... 7
4.1 Bahan Baku Packing dan Bahan Baku Pembantu Produksi ... 90
4.2 Bahan Baku Utama Periode September 2015 ... 91
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Supply Chain ... 12
1.2 Tahapan Supply Chain ... 15
1.3 Segitiga Pengambilan Keputusan Logistik ... 21
3.1 Analisis Model Interaktif ... 49
4.1 PT. Indokom Samudra Persada ... 56
4.2. Strategi Khusus PT. Indokom Samudra Persada ... 74
4.3 Tahapan Supply Chain ... 99
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Permohonan Izin Penelitian ... 120
1. Panduan Wawancara ... 121
2. Transkrip Wawancara ... 125
3. Triangulasi Data ... 132
4. Hasil Pertanyaan Bukan Wawancara ... 134
5. Data Evaluasi Pemasok RAW Material udang ... 136
Judul Skripsi
Nama Mahasiswa :
$oflstc
$rdet
($ustaroso
Nomor Pokok Mahasiswa: 121605fi28: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RANTAI PASOK DAI,AM KETERSEDIA.AN BAIIAN BAI(U PADA IhIDUSTRI PENGOLAHAN UDAIIG BEKU DI PT.INDOKOM SAMUDERA PERSADA
: Ilmu Administrasi Bisnis
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
MEIIYETUJUI
1. Komisi PembimbingDr. Baroroh Lestari, S.Sos., M.A.B.
NIP 19800628 200501 2 002
Jurusan
Fakultas
2. Kefi:a Jurusan Ilmu Admini
vr. vurrl,fvt v.
NrP 196902261
t
Lt
Il.
Tim PengujiKetua
Penguji
MENGESAIIKA}I
: Mohammad Machrus, S.E., M.Si.
\
/'-Iladiawdn,
M.Si,
-
_Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 23 November2015
-4F;:
l.
PER}ryATAAN
Dengao ini sa-ya- me.nyatakaa ba-hwa:
Karya ruiis saya, Skripsi
i
Laporun ai<irir ini, ad;aiah asii rian beium pernah diajuiran ,,-r,1- IiirLUi( iiifiiuiiiiiili(eiii *^^A^^^*1,^- ^^1^- ^1.^l-*:1, 1e^-:--^ / A l-l: nr^,{.,^\ L^il. ,{: f I-i"o.oiiooBtriiii iiiiiiligiiiih i.'iaii.,riiiri / fltrir tvr*iJrrj) (rdlir ul (JlllYLrs.iLclr Lampr:ng maupun pe.rgi-!ruao tingg lainya.
ikrya tuiis ini
murri gagasan, rumusan dan peneiitian saya sendiri, tanpa bantuan -:L^r. r^:- t.^^.,-I: ^-^l-^-'r':* D^*L:*L:^^PUl.efi iaiiii. i\EUtjiarr dlrctt.3tl ! utl I LlllUiIrIUulB.
Dalam karya tr:lis ini tidak terdapat karya atau pendapa.t yang telah di tulis atsu
<iipubiikasikan orang iain, kecuaii secara tertuiis <iengau jelas dicannrmir:an sebagai
l^l-* ^^^1-^L l---^.^ Ji^^L.'+1.^- -.--- l^'^ l!^^.-+.*l-.-.- l^l-.-iiciian oaiiim iiasi(iiii Gengaii OiSCDU-LKAn iia:iia Feiigafaiig Gaii Ol0aiii'riiiiiiail GAiam
daftar pu-staka.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguirnya dan apabria rii kemudian irari rerriapat
--.':*^^-^^* A^^ 1..-+iJ^t- Lo-^-oa
J^!oq roretrofcan ini moLe c4r-rc hcre er'!in ijcii)'iiiiijiiiiEiiii LiiUi r\Uiii"ii,i-ir UUiiiiia:Lii. uiriii.ij-i PvlrlJsLMi uu, 1!rG4 DdJ# uvrrLuq
me.nexirna sanksi akademik- berupa penea-br-ltan gela-r ya-ng telah diperoleh
kareaa-karya tuiis ini,sena sanirsi iainya sesuai dengan noflna yang beriaku cii perguruan r uBBr.
Banelar Lamnrrng= 23 November 2015
Yarr g mem iruat pernyataan.
Dafista Fidel B. NPM.i2i605i028
BERMIMPILAH SEPUAS-PUASNYA
DAN JANGAN PERNAH BANGUN SAAT
MIMPIMMU BELUM TERCAPAI.
(Dafista Fidel Bustarosa)
JANGAN BERHENTI MENJADI BAIK
KARNA KITA TAK TAU KAPAN KITA
AKAN DI AMBIL OLEH SANG
PENCIPTA DAN YAKINLAH TIADA
KERUGIAN SAAT ANDA BERBUAT
BAIK KEPADA SESAMA.
(Dafista Fidel Bustarosa)
SAAT KALIAN MEMPUNYAI MIMPI
KEJARLAH KARENA MIMPI TIDAK
Teriring rasa syukur yang tiada terhenti kepada sang
pencipta tuhan semesta alam ALLAH SWT atas nikmatnya
lah saya bisa sampai di penghujung perjuangan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Administrasi Bisnis.
Karya Kecil ini aku persembahkan untuk kedua orang
tuaku yang telah membesarkan dan selalu ada di dekatku,
3 tahun 4 bulan tidak terasa sudah banyak uang mommy
yang ku habiskan selama duduk di bangku perkuliahan
dan hanya ini lah yang dapat ku persembahkan karya kecil
berbentuk “SKRIPSI” yang tidak akan dapat membalas
semua pengorbanan mommy Dra . Hj. Mirsa Rosalia dan
daddy Drs. Bustam Husin, M.P.M., Ph.D (alm).
Pendidikan sejak awal aku lahir hingga sekarang ini
sangat berarti, dan tetap lah menjadi mommy dan daddy
yang menjadi kebanggaan aku dan kakakku. Terima kasih
atas semuanya doakan aku agar dapat menjadi anak yang
dapat membanggaan keluarga. I Love You Momm, I Love
You Dadd
My Lovely Brother Emir Maharto Bustarosa, terima kasih
atas bantuan dan doa nya sehingga karya kecil ini dapat
selesai. Atas motivasi dan saran yang selalu engkau
berikan akan selalu ku dengarkan untuk kemajuan diriku
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, sebuah kota di
wilayah Provinsi Lampung, tercatat pada tanggal 18
Juli 1994 sebagai anak kedua dari dua bersaudara.
Penulis merasakan bangga atas nikmat tuhan penulis
dapat hadir kedunia melalui rahim wanita yang luar
biasa yang hingga saat ini selalu mendampingi
penulis, Mommy-ku Dra. Hj. Mirsa Rosalia, darinya lah penulis menemukan arti
penting bahwa surga hanya terletak di bawah kakinya yang menjadikan penulis
selalu ingin membanggakan dan mengabdi selalu kepada dirinya. Juga kepada
Daddy-ku Drs. H. Bustam Husin, M.P.M., Ph.D.(alm). yang telah banyak
memberikan pelajaran hidup bahwa ilmu pengetahuan menjadi suatu jendela
dunia yang dapat menjadikan manusia menjadi probadi yang lebih baik.
Terlahir di Kota Bandar Lampung menjadi kebanggaan bagi penulis tidak
merasakan kesulitan seperti orang lain yang terlahir di wilayah terpencil.
Menamatkan Taman Kanak-Kanak di TK AL-Azhar 2 pada tahun 2001 dan
melanjutkan ke Sekolah Dasar(SD) di SD AL-AZHAR 2 Bandar Lampung yang
diselesaikan penulis dengan tepat waktu pada tahun 2006, Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMPN 29
melanjutkan pendidikan pada Sekolah Menengah Atas di SMA Yayasan Pembina
Universitas Lampung dan penulis lulus pada tahun 2012.
Tahun 2012 penulis mengikuti tes untuk memasuki perguruan tinggi dan pada
akhirnya penulis terdaftar sebagai Mahasiswa pada Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Lampung. Pengabdian
penulis sebagai Mahasiswa pada Almamater Universitas Lampung, penulis
menyelami organisasi internal Jurusan yaitu HMJ Administrasi Bisnis sebagai
Kepala Bidang Entrepreneur di periode kepengurusan 2014-2015, beberap
program selama penulis mengabdi telah di jalankan, antara lain: Kunjungan
Perusahaan, Keterampilan mahasiswa dalam melakukan perdagangan, hingga
sampai Field Trip yang dilakukan Jurusan dengan tujuan Malang, Bandung, dan
Jakarta. Menjadi suatu kebanggan penulis dapat melaksanakan beberapa program
dengan baik dan kepercayaan dari kawan-kawan untuk saya menjabat di posisi ini.
Pada Tahun 2014, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Ramsai,
Kecamatan Way-Tuba, Kabupaten Way-Kanan, Provinsi Lampung selama 40
hari. Dalam kesempatan KKN tersebut penulis aktif diberbagai kegiatan kampung
dalam menagamalkan ilmu yang telah didapatkan di bangku perkulihan selama
penulis berproses di Universitas Lampung. Semoga penulis senantisa menjadi
pribadi yang selalu menuju ke arah yang lebih baik, memberi hal-hal positif bagi
SANWACANA
Assalamuala’ikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan dan
penyusunan Skripsi dengan judul “Implementasi Manajemen Rantai Pasok Dalam
Ketersediaan Bahan Baku Pada Industri Pengolahan Udang Beku di PT.
Indokom Samudra Persada”. Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis di
Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa proses penulisan dan penyusunan
skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, khususnya yang
berada pada Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung. Untuk itu, sebagai wujud rasa hormat penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:
1. ALLAH SWT
2. Muhammad Saw
3. Terisitimewa untuk Mommy Dra. Hj. Mirsa Rosalia yang selalu ada untuk
penulis hingga saat ini dan selalu mendorong penulis untuk menyelesaikan
Skripsi ini dengan lancar dan Daddy saya Drs. Bustam Husin, M.P.M., Ph.D
dengan lancar dan melanjutkan jenjang pendidikan hingga akhir hayat. Terima
kasih sebesar-besarnya untuk cinta dan kasih sayang sepanjang masa yang
senantiasa telah memberikan motivasi, semangat dan kepercayaan serta do’a
selama ini yang telah mengiringi kesuksesan sehingga mampu menyelesaikan
Skripsi ini.
4. Kakakku tersayang IPDA Emir Maharto Bustarosa, S.Tk. terima kasih telah
memberikan motivasi serta do’a dalam proses menyelesaikan Skripsi ini. Semoga
kakakku menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat.
5. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
6. Bapak Drs. A. Effendi, M.M., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
7. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
8. Bapak Drs. Pairulsyah, M.H, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
9. Bapak Drs. Suripto, S.Sos., M.A.B., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas.
10.Bapak Ahmad Rifai, S.Sos., M.Si., selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
11.Ibu Dr. Baroroh Lestari, S.sos., M.AB. selaku Pembimbing Utama yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis serta bersedia
dengan kondisi Bu Rori yang sedang sakit. Terima kasih Bu semoga saya dapat
menjadi seorang sarjana yang Bu Rori harapkan.
12.Bapak Mohammad Machrus, S.E, M.Si. selaku Dosen penguji yang telah banyak
memberikan arahan, saran, dan motivasi sehingga penulis dapat mengerjakan
Skripsi ini dengan baik sampai selesai.
13.Bapak Dr. Nur Efendi, S.sos., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan arahan dan bantuannya dalam masa perkuliahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik.
14.Ibu Mertayana selaku staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas
Lampung yang telah banyak membantu penulis.
15.Seluruh Dosen dan staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung,
terima kasih atas pengajaran dan ilmu yang telah diberikan selama ini kepada
penulis.
16.Terima kasih kepada saudara-saudaraku dari keluarga daddy dan mommy yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu yang turut mendoakan untuk kelancaran
dalam pengerjaan skripsi ini hingga dapat selesai dengan baik.
17.Rekan-rekanku para petualang (Anak Alam) yang selalu menghibur dan selalu
adventure bersama untuk menikmati keindahan tuhan terima kasih Afik,
Guswindi, Agung, Dimas, Risyah, Widi, Eri, Sentong, Bakso, dan Kak May
Roni. Telah menghabiskan waktu, meluangkan waktu, memberikan motivasi dan
selalu memberikan semangat dan do’a nya dalam pengerjaan skripsi ini, saya
do’a kan yang terbaik untuk kita semua. Semoga dikemudian hari kita bertemu
18.Rombongan Belakang, terima kasih untuk kalian telah menemani di bangku
SMA hingga saat ini, Takur, Acong, Pindo, Robert, Naufal, Ganang, Aulia,
Gilang, Maldi, dan Jibon. Semoga dikemudian hari kita bertemu dengan
kesuksesan kita masing-masing.
19.Rekan-rekanitaku My Best Friend Lily Oktaviani beserta WWWW atau Geng
Nero (Ovi, Sayu, Nia, Mia, Ane, May, Gaby, dan Tika), terima kasih kalian
telah memberikan warna kebahagian didalam kehidupanku, Motivasi dan saran
kalian akan selalu saya simpan untuk memperbaiki diri, dan terimakasih
cerita-cerita selama di bangku kuliah ini. Semoga dikemudian hari kita bertemu dengan
kesuksesan kita masing-masing.
20.Rekan-rekanitaku Karikatur atau Geng Cafe Nijun, Vida, Dita, Arisa, dan Dwi.
Terimakasih atas cerita-cerita saat berkumpul bersama menunggu dosen dan
terima kasih atas motivasi dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini.
21.Rekan-rekan seperjuangan Administrasi Bisnis 2012, dari absen awal hingga
akhir yang tak bisa saya sebutkan satu-persatu. dari rombongan saya, rombongan
Mahfudin, Rombongan Riza, Rombongan Ika Nofiyanti, Rombongan Ika Aprilia,
Rombongan Zahra, Rombongan Bhagus, dan seluruh teman-teman Administrasi
Bisnis 2012 yang saya cintai. Kalian terbaik dan semoga kita dapat bertemu lagi
di kemudian hari dengan membawa kesuksesan kita untuk membanggakan
orang-orang di sekitar kita. I Love Youuuu ABI 2012.Business On Vacation
22.Teman-teman Administrasi Bisnis 2011,2013, 2014, serta 2015 yang senantiasa
kedepannya. Untuk adik tingkatku semangat terus kuliahnya jangan kecewain
kedua orang tua kalian .
23.Untuk seluruh pengurus HMJ periode 2015-2016 semangat kedepannya bangun
lah HMJ kita, sayangi HMJ kita dan kenal kan kepada Indonesia bahwa UNILA
punya Administrasi Bisnis yang patutu di banggakan . Terima Kasih juga
untuk Jamingatun yang menjadi sekertaris bidang saya ketika saya menjadi
kepala bidang atas semua bantuannya saya ucapkan banyak terima kasih dan
untuk efri saya ucapkan terima kasih untuk masukan dan saran kepada saya.
24.Terima kasih kepada PT. Indokom Samudra Persada yang telah mengijinkan saya
untuk melakukan penelitian di perusahaan ini. Terutama untuk Bapak Yazid, Ibu
Sakila, Bapak Herman, Bapak Aziz, dan tak lupa kepada Bapak Dedi atas
bimbingan selama melakukan penelitian di perusahaan. Semoga perusahaan
dapat maju dan berkembang sesuai visi dan misi yang dimiliki perusahaan.
25.Terima kasih kepada rekan-rekan KKN Desa Ramsai, Kecamatan Way-Tuba,
Kabupaten Way-Kanan. Untuik Fajar, Husein, Doni, Christin, Bimbi, Puspita,
dan Tere. Terima kasih atas kerja samanya selama kita menjalani KKN semoga
dikemudian hari kita menjadi orang yang sukses.
Bandar Lampung, November 2015
Penulis,
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan sektor kelautan Indonesia yang cukup signifikan dan Indonesia
merupakan negara kepulauan yang sangat luas yang dikelilingi oleh perairan dan
Indonesia menjadi negara kepulauan terbesar yang ada di wilayah Asia Tenggara.
Kelautan Indonesia sangat diperlukan dalam pengembangan sektor ekonomi
Indonesia yang kian melemah yang dapat diterapkan dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi pada masyarakat di pesisir laut Indonesia yang akan
menimbulkan peningkatan ekonomi makro di negara ini. Sumber daya alam yang
dimiliki Indonesia merupakan potensi yang terpendam dan harus dikembangkan.
Kelautan Indonesia menjadi penghasil perikanan terbesar di wilayah perairan
Asean bahkan Asia, hasil perikanan Indonesia cukup di nantikan kedatangannya
dengan kuantitas yang banyak dan kualitas yang baik. Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia memiliki potensi perikanan yang sangat menjanjikan dalam
bisnis pengolahan hasil perikanan yang juga menjadi kebutuhan masyarakat
Indonesia.
Berdasarkan pendapat Nurhayat (2015) diketahui bahwa:
“Sektor kelautan dan perikanan Indonesia merupakan salah satu kebutuhan utama makhluk hidup dan bumi Indonesia ini sendiri mempunyai luas laut 2/3 dari wilayah yang dimiliki Indonesia itu sendiri, yaitu 5,8 juta km2. Perairan Indonesia
2
daya laut Indonesia mempunyai berbagai macam jenis hewan laut yang memungkinkan dapat menjadi penghasilan masyarakat Indonesia yang akan memajukan perekonomian makro Indonesia itu sendiri. Sumber daya laut perikanan merupakan salah satu potensi yang selalu dimanfaatkan masyarakat Indonesia dalam mencari penghasilan, potensi laut Indonesia memiliki penghasilan yang bisa dibilang menjadi salah satu penghasil perikanan di dunia dan bahkan kontribusi Indonesia dalam memenuhi pasokan perikanan di dunia mencapai 30%”.
Indonesia sebagai negara kepulauan masih dinilai terlalu berorientasi pada
pembangunan di daratan yang nyatanya dua pertiga dari wilayah negara kesatuan
republik Indonesia merupakan wilayah perairan atau kawasan kelautan. Peran
strategis laut Indonesia sebagai pemasok produk perikanan terbesar dunia semakin
terancam akibat maraknya praktek Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU)
Fishing. Banyaknya praktek penangkapan hasil perairan ilegal dan merusak alam
yang menyebabkan berkurangnya jumlah populasi perikanan di wilayah perairan
Indonesia. Hal itu berdampak pada menurunnya jumlah hasil perikanan tangkapan
nelayan dan daerah penangkapan yang semakin meluas ke laut lepas. Akibat
sulitnya mendapatkan ikan, banyak nelayan tradisional yang beralih menggunakan
alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti pukat dan cantrang.
Indonesia selalu mengalami perkembangan dibidang ekspor produk segar
terutama dalam hasil kelautan dan perikanan olahan udang yang menjadi salah
satu komoditi ekspor terbesar non-migas yang dimiliki Indonesia.
Berdasarkan pendapat Irene (2015) diketahui bahwa:
3
melonjaknya permintaan khususnya dari Amerika, Rusia, dan Jepang terhadap produk olahan udang beku dari Indonesia”.
Perkembangan kegiatan supply chain management atau manajemen rantai pasok
tidak terlepas dari perkembangan logistik yang dikenal sebagai push era pada
masa ini. Supply chain management merupakan suatu konsep dalam menjalankan
usaha/bisnis yang merupakan suatu kunci dalam keberlangsungan bisnis. Konsep
ini muncul pada akhir tahun 1980an yang pada era itu banyak perusahaaan yang
terdesak akibat tidak menerapkan sistem logistik dan rantai pasok yang tidak
terintegrasi. Pengelolaan supply chain management pun nyatanya mempunyai
peran yang sangat penting dalaam keberlangsungan usaha/bisnis yang dijalankan
di era modern ini. Dilihat dari permasalahan yang ada pada saat ini banyak
perusahaan yang tidak mempunyai pemasok (supplier) yang jelas yang
mengakibatkan usaha/bisnis yang dijalankan tidak dapat berlanjut.
Kebutuhan konsumen yang semakin hari semakin meningkat yang mengakibatkan
konsumen menginginkan produk yang mempunyai alur distribusi yang baik,
produk yang dibutuhkan oleh konsumen tersebut sampai ke tangan konsumen
pada tempat dan waktu yang tepat dimana diungkapkan bahwa suatu produk,
bagaimanapun baiknya mutu hanya akan laku terjual di pasaran jika berada di
dalam jangkauan konsumen tepat pada waktu yang dibutuhkan.
Produksi hasil kelautan dan perikanan Indonesia menunjukan bahwasannya hasil
perikanan yang akan di ekspor menunjukan bahwa menurut data dari badan
statistik nasional pada tabel volume dan nilai ekspor menurut kelompok komoditi
tahun 2012 ternyata udang adalah hasil ekspor perikanan terbesar Indonesia
4
Udang beku (frozen shrimp) merupakan hasil perikanan yang memiliki volume
angka tertinggi dan nilai tertinggi dalam ekspor perikanan Indonesia dibandingkan
dengan komoditi – komoditi lain pada hasil perikanan Indonesia menurut hasil
komoditi Provinsi pada tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 1.1 ekspor udang
beku (frozen shrimp) Provinsi Lampung.
Tabel 1.1.
Volume dan Nilai ekspor frozen shrimp menurut komoditi Provinsi Lampung
Komoditi H.S Lampung
Volume (Kg.) Value (U$.$)
Udang dan Lobster 26.573.219 228.595.061
Udang beku 19.179.177 155.018.803
Udang kecil dan
Udang biasa air 0306160000 0 0
Udang windu dengan
kepala 0306171010 7.718 112.632
Udang windu tanpa
kepala 0306171020 174.085 2.316.469
Udang windu lainnya 0306171090 190.317 2.520.433
Udang vanamei
dengan kepala 0306172010 77.510 425.266
Udang vanamei tanpa
kepala dengan ekor 0306172020 10.204.131 77.195.700
Udang vanamei tanpa
kepalaa tanpa ekor 0306172090 666.989 5.322.286
Udang vanamei
lainnya 0306173000 0 0
Udang galah 0306179000 0 0
Udang lainnya 0306190000 0 0
Sumber : Badan Pusat Statistik Nasional (2013)
Negara kesatuan republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang sudah
pasti mempunyai sumber daya alam perairan yang sangat luar biasa. Provinsi
Lampung sendiri merupakan Provinsi yang berada di ujung pulau sumatera yang
dapat dibilang provinsi yang dikelilingi oleh laut dan hanya ¼ bagian saja yang
5
Provinsi Lampung mempunyai kualitas terbaik yang dapat di ekspor ke luar
negeri, beberapa hasil perikanan yang di minati oleh pihak asing satu di antaranya
adalah udang yang belakangan ini ekspor udang beku Provinsi Lampung
meningkat.
Wilayah laut yang mengelilingi ¾ bagian dari Provinsi Lampung membuat hasil
kelautan yang dihasilkan sangat banyak. Hasil perikanan yang dimiliki oleh
Provinsi ini sangat dinantikan oleh pihak pengolah seperti perusahaan yang
bergerak pada pengolahan hasil perikanan. Hasil kelautan dan perikanan
kemudian akan di ekspor ke beberapa negara kerjasama dalam bidang pengolahan
perikanan seperti produk udang beku (frozen shrimp).
Berdasarkan pendapat Taryono (2011) diketahui bahwa:
“Produksi perikanan Provinsi Lampung pada tahun 2000 masih terdiri dari usaha penangkapan sebesar 85% sedangkan sisanya 15% dari hasil budidaya khususnya udang. Produksi perikanan di Provinsi Lampung dapat di kategorikan relatif stabil. Di tahun 2009, produksinya mencapai 164.552 ton per tahun, tahun 2010 143.813 ton per tahun, lalu tahun 2012 144.486 ton per tahun. Provinsi Lampung mempunyai nilai ekspor yang cukup tinggi dalam hasil kelautan dapat dilihat Nilai ekspor ikan dan udang itu sendiri selama tahun 2014 sebesar 213,1 juta dolar AS sedangkan pada Desember 2014 mengalami peningkatan ekspor sebesar 25,74% (4,23 juta dolar AS). Ikan dan udang menyumbang ekspor Provinsi Lampung sebesar 5,74 persen. Nilai tukar petani sektor perikanan tangkap sebesar 107,57 persen dan perikanan budidaya sebesar 97,37%”.
Perkembangan sumber daya kelautan yang ada di Provinsi Lampung selalu
mengalami peningkatan yang pada tahun 2014–2015 tetapi pada tahun 2011
hingga 2012. Provinsi Lampung yang tercatat mengalami penurunan dalam
volume hasil perikanan yang menyebabkan value yang dihasilkan oleh Provinsi
6
di Indonesia Provinsi Lampung termasuk dalam Provinsi yang mempunyai
penurunaan pada hasil perikanan dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Volume dan Nilai hasil perikanan 10 terbesar di Indonesia 2011 - 2012
N0 Provinsi Volume (TON) Trend
% Nilai (U$$1000) Trend %
2011 2012 2011 2012
1 Jawa
Timur 341.775 352.839 3,24 1.307.351 1.364.269 4,35
2 DKI
Jakarta 263.455 274.762 4,29 849.048 1.035.652 21,98
3 Maluku 145.931 187.143 28,24 89.177 105.701 18,53
4 Sulsel 90.051 91.125 1,19 187.626 204.382 8,93
5 Sumut 70.676 77.975 10,33 265.105 281.918 6,34
6 Papua 39.306 35.216 -10,41 19.775 16.201 -18.07
7 Papua
Barat 36.987 42.844 15,84 46.592 49.655 6,57
8 Lampung 32.665 28.228 -13,59 306.149 250.745 -18,10
9 Sulut 32.247 32.585 1,05 113.471 163.333 43,94
10 Jawa
Tengah 30.693 36.222 18,01 123.653 132.584 7,22
Total 1.083.786 1.158.939 58,19 3.307.947 3.604.440 81,69
Sumber : Badan Pusat Statistik nasional (2013)
Penerapan sistem rantai pasok akan membuat keberlangsungan perusahaan dalam
proses bisnis, hal ini dilihat dari fenomena perusahaan yang tidak menerapkan
sistem manajemen rantai pasok dapat kesulitan untuk mencari rekanan dalam
usaha/bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Peningkatan permintaan pada hasil
perikanan di Indonesia membuat perusahaan harus mempunyai daya saing yang
lebih lagi dalam melayani berbagai permintaan konsumen. Permintaan produk
frozen shrimp lebih pada ekspor, melihat Provinsi Lampung adalah termasuk
salah satu ekportir terbesar yang ada di Indonesia pada hasil perikanan fokus pada
7
Pengolahan industri frozen shrimp yang berdaya saing tinggi perlu melakukan
perbaikan dalam kinerja manajemen rantai pasok pada perusahaan pengolahan
udang beku secara menyeluruh. Kegiatan supply chain management itu sendiri
bukan bicara tentang beberapa aspek tetapi secara keseluruhan yang dapat
mempengaruhi seluruh kegiatan dalam memproduksi suatu produk maupun jasa,
dan supply chain management bukan semata–mata tentang logistik, namun
merupakan suatu kegiatan yang mempunyai cakupan yang lebih luas dengan
menerapkan prinsip integrasi, jejaring, hulu ke hilir, saling ketergantungan dan
komunikasi. Supply chain management mengelola suatu proses dari awal
perencanaan, pengendalian produksi, hingga mendapatkan hasil dari proses
tesebut.
Penerapan supply chain management bertujuan untuk menciptakan kepuasan
anggota supply chain itu sendiri hingga sampai kepada konsumen. Supply chain
management dalam pengolahan hasil sumber daya perairan ini masih sering
mempunyai kendala dalam mendapatkan supplier yang dapat berkomitmen untuk
dapat memberikan produk secara utuh tanpa ada kekurangan, oleh karena itu
dibutuhkan peramalan perencanaan yang tepat dalam proses supply chain
management pada industri pengolahan yang bersumber dari hasil perairan
tepatnya untuk wilayah Indonesia.
Faktor dari kemajuan sistem teknologi dapat membuat keberlangsungan dalam
proses ketersediaan bahan baku ke arah yang lebih baik, dalam proses supply
chain management kebutuhan akan sistem informasi menjadi salah satu penentu
8
suatu alat pemantau dalam kegiatan supply chain management yang akan
menghasilkan ke efektifan kerja dan ke efisienan kerja. Semua faktor yang
berhubungan dengan sistem informasi mempunyai keuntungan dan memberi nilai
lebih bagi kegiatan supply chain management dalam keberlangsungan bisnis pada
perusahaan.
Supply chain management yang baik tentunya harus ditunjang dengan transportasi
yang baik pula, sebagai salah satu aspek dibawah SCM transportasi merupakan
subyek yang sangat penting. Secara garis besar, transportasi merupakan salah satu
alat peradaban di era modern ini dalam suatu masyarakat yang bertujuan untuk
menciptakan keteraturan. Dilihat dari berbagai aspek, transportasi tidak diragukan
lagi merupakan industri terpenting di dunia rantai pasok yang menjadi kekuatan
dalam menjalankan usaha/bisnis sebagai salah satu kunci keberlangsungan bisnis
dan ketersediaan bahan baku.
Perusahaan Indokom Samudra Persada berbentuk PT (perseroan terbatas) adalah
sebuah organisasi bisnis yang mempunyai badan hukum resmi yang harus dimiliki
minimal oleh lebih dari dua orang atau lebih dengan mempunyai tanggung jawab
yang berlaku hanya kepada perusahaan tidak berhubungan dengan harta pribadi
atau perorangan di dalam sebuah organisasi bisnis ini. PT. Indokom Samudra
Persada itu sendiri bergerak dalam pengolahan hasil kelautan dan perikanan yang
ada di Provinsi Lampung. Produk yang di produksi oleh PT. Indokom Samudra
Persada adalah olahan udang beku (frozen shrimp) yang mempunyai berbagai
9
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana implementasi manajemen rantai pasok PT. Indokom Samudra Persada
dalam ketersediaan bahan baku di usaha pengolahan udang beku ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui proses penerapan dan efisiensi
manajemen rantai pasok pada PT. Indokom Samudra Persada dalam ketersediaan
bahan baku pada produk pengolahan udang beku .
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1.4.1. Manfaat Praktis
Mengetahui implementasi manajemen rantai pasok pada pengolahan
udang beku dan menerapkan pengembangan model manajemen
rantai pasok yang efisien sehingga mampu bertahan dan bersaing
dengan para kompetitor bisnis pada pengolahan udang beku.
1.4.2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi ilmiah
bagi perkembangan ilmu pengetahuan, dan referensi penelitian
khususnya manajemen rantai pasokan. Hasil penelitian ini dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Supply Chain Management
2.1.1. Definisi Supply Chain Management
Supply chain management adalah hubungan timbal balik antara penyedia dan pelanggan untuk menyampaikan nilai-nilai yang sangat optimal kepada
pelanggan dengan biaya yang cukup rendah namun memberikan keuntungan
supply chain secara menyeluruh (Christopher, 2011:4). Fokus dari SCM adalah
manajemen hubungan untuk menciptakan hasil dan keuntungan optimal bagi
seluruh pihak yang terdapat dalam mata rantai supply chain management. Inovasi
bisnis yang semakin berkembang dewasa ini menggambarkan supply chain
management secara lebih luas lagi dari sekedar mata rantai tapi juga sebagai
sebuah jaringan. Aitken dalam Ballou (2004:6) supply chain management adalah
jaringan dari organisasi–organisasi yang saling berhubungan dan saling
membutuhkan satu sama lain dan mereka bekerjasama untuk mengatur,
mengawasi dan meningkatkan arus komoditi dan informasi semenjak dari tititk
supplier hingga ke end user.
Menurut Heyzer dan Render (2011:451), Supply chain managemnt yang
mengikuti konsep supply chain managemnt yang benar dan baik akan dapat
11
maupun pada sistem rantai pasokan yang dibangun perusahaan tersebut. Lebih
lanjut Heyzer dan Render (2011:453) menyatakan bahwa, perusahaan perlu
mempertimbangkan masalah rantai pasokan untuk memastikan bahwa rantai
pasokan mendukung strategi perusahaan. Hal tersebut didukung oleh pendapat
Chopra and Meindl (2007:7) bahwa, desain rantai pasokan, perencanaan, dan
keputusan operasi memberikan peranan yang penting dalam menentukan
keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi.
Supply chain management sebenarnya sudah dikenal sejak beberapa tahun yang
lalu dan terintegrasi dengan logistik. Supply chain management menegaskan
interaksi antar fungsi pemasaran, produksi pada suatu perusahaan. Memanfaatkan
kesempatan untuk meningkatkan pelayanan dan penurunan biaya dapat dilakukan
melalui koordinasi dan kerjasama antara pengadaan bahan baku dan
pendistribisiannya. Hal ini terkait dengan kegiatan rantai pasokan yang secara
tidak langsung terkontrol dari kegiatan logistik. Saat ini tidak dapat dipungkiri
bahwa perusahaan besar maupun kecil pasti melakukan kegiatan logistik, baik
logistik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan. Saluran persediaan
bahan baku sampai penyaluran barang jadi, sangat membutuhkan logistik
(Siagian, 2005:6).
Kegiatan–kegiatan ini mencangkup fungsi pembelian tradisional ditambah
kegiatan penting lainnya yang berhubungan antara pemasok dengan distributor.
12
Gambar 1.1. Supply Chain
Sumber : Siagian, 2005 : 8
Mentzer dalam Christhoper (2011:3) mendefiniskan Supply chain management
(SCM) sebagai strategi manajemen dari seluruh fungsi bisnis yang meliputi
beberapa aliran, hulu atau hilir, untuk beberapa aspek pada sistem rantai pasokan.
Supply chain management meliputi seluruh fungsi bisnis yang dikoordinasikan di
dalam perusahaan dan perusahaan lain yang terdapat pada rantai pasokan. Heizer
dan Render (2011:457) menambahkan bahwa supply chain management sebagai
pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi
barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Seluruh
aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan outsourcing, ditambah fungsi lain
yang penting bagi hubungan antara pemasok dan distributor.
Chopra dan Meindl (2007:6) menyatakan bahwa supply chain melibatkan seluruh
bagian, baik secara langsung atau tidak langsung, untuk memenuhi permintaan
konsumen. Rantai pasokan tidak hanya berkaitan dengan manufaktur dan
pemasok, tetapi juga melibatkan transportasi, gudang, retailer, dan pelanggan itu
sendiri. Tujuan dari supply chain adalah memaksimalkan keseluruhan nilai.
Informasi penjadwalan
Arus kas
Arus pesanan
Perusahaan
Pemasok Persediaan Distributor Konsumen
Arus kredit
[image:32.595.145.493.83.280.2]13
Keseluruhan value supply chain adalah perbedaan diantara nilai dari produk akhir
terhadap pelanggan dan upaya rantai pasokan dalam memenuhi permintaan.
Handfield, Monczka, Giunipero, dan Patterson (2009:44) menyatakan supply
chain management sebagai suatu fungsi integrasi manajerial terhadap bagian–
bagian yang terkait dengan supply chain melalui hubungan kerjasama, efektivitas
proses bisnis, dan informasi yang dapat diraih pada level manajerial tertentu
untuk menciptakan nilai–nilai performa yang tinggi sehingga memberikan
keuntungan kompetitif yang baik. Menurut Handfield, Monczka, Giunipero, dan
Patterson (2009:89) mendeskripsikan supply chain management sebagai filosofi
dan perencanaan bisnis yang dapat membuat sebuah badan usaha melakukan
koordinasi mengenai aktivitas dengan supplier, distributor, hingga konsumen dan
pengecer.
Hugos dalam Faharani, Asgari, dan Davarzani (2009:4) menyatakan rantai
pasokan mencakup perusahaan dan kegiatan usaha yang diperlukan untuk
merencanakan, sumber, membuat dan menyampaikan. Pengusaha tergantung
pada pasokan mereka rantai untuk menyediakan mereka dengan apa yang mereka
butuhkan untuk bertahan hidup dan berkembang. Setiap bisnis cocok menjadi
satu atau lebih rantai pasokan dan memiliki peran untuk bermain
dimasing-masing.
Standtler dalam Faharani, Asgari, dan Davarzani (2009:4) menyatakan bahwa
koordinasi material, informasi dan arus keuangan dalam multinasional besar
perusahaan adalah tugas yang menantang dan bermanfaat. Jelas, membentuk
14
seperti satu kesatuann bahkan lebih sulit. Perubahan dan ketidakpastian tentang
bagaimana pasar akan berkembang telah membuatnya menjadi semakin penting
bagi perusahaan untuk menyadari rantai pasokan mereka berpartisipasi dalam dan
memahami peran mereka bermain. Itu perusahaan yang belajar bagaimana
membangun dan berpartisipasi dalam rantai pasokan yang kuat akan memiliki
keuntungan yang berkelanjutan kompetitif di pasar mereka.
Supply chain management adalah seperangkat pendekatan yang digunakan untuk
efisien mengintegrasikan pemasok, produsen, gudang, dan toko sehingga barang
dagangan diproduksi dan didistribusikan pada jumlah yang tepat, ke tempat
lokasi, dan pada waktu yang tepat untuk meminimalkan biaya systemwide
sedangkan persyaratan tingkat layanan yang memuaskan. Definisi ini mengarah
ke beberapa pengamatan. Pertama, supply chain management
mempertimbangkan setiap fasilitas yang memiliki dampak
penekanan biaya dan memainkan peran dalam membuat produk sesuai dengan
persyaratan pelanggan dari pemasok dan fasilitas manufaktur melalui
gudang dan pusat distribusi ke pengecer serta toko. Memang, di
beberapa analisis supply chain, perlu untuk memperhitungkan
pemasok dan pelanggan karena mereka memiliki dampak
pada kinerja supply chain (Simichi-Levi, 2004:2).
Bowersox et al dalam Wolf (2008 : 11) supply chain management dapat
didefinisikan sebagai strategi berdasarkan kolaboratif untuk menghubungkan
operasi bisnis interorganizational untuk mencapai peluang pasar bersama. Supply
15
merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan sumber yang efisien dan
efektif, manufaktur dan proses pengiriman produk, layanan, dan informasi terkait
dari titik asal bahan ke titik konsumsi utama untuk tujuan sesuai dengan end
customer persyaratan.
Menurut Chopra dan Meindl (2007:4), rantai pasokan menimbulkan gambaran
atas pergerakan produk atau pasokan dari supplier kepada pembuat produk,
distributor, pengecer, pelanggan sepanjang rantai. Rantai pasokan biasanya
melibatkan variasi dari tahapan, tahapan ini meliputi: 1) Pelanggan (Custumer),
2) Pengecer (Retailer), 3) Distributor, 4) Pembuat produk (Manufacturer), 5)
[image:35.595.111.512.386.635.2]Komponen atau supplier bahan baku (Supplier).
Gambar 1.2. Tahapan Supply Chain
Sumber : Chopra dan Meindl, 2007 : 5
Lee & Whang dalam Anatan dan Ellitan (2008:46) supply chain management
sebagai integrasi proses bisnis dari pengguna akhir melalui pemasok memberikan
produk, jas, informasi, dan bahkan peningkatan nilai untuk konsumen dan
karyawan. Melalui supply chain management, perusahaan dapat membangun
Supplier Manufacture
r Distributor Retailer Custumer
Manufacture r
Manufacture
r Retailer
Retailer Supplier
Supplier
Distributor
Distributor
Custumer
16
kerjasama melaalui penciptaan jaringan kerja (network) yang terkordinasi dalam
penyediaan barang maupun jasa bagi konsumen secara efisien.
2.1.2. Konsep Supply Chain Management
Supply chain management menekankan pada penekanan lebih pada bagaimana
perusahaan memenuhi permintaan konsumen tidak hanya sekedar menyediakan
barang. supply chain management merupakan proses penciptaan nilai tambah
barang dan jasa yang berfokus pada efisiensi dan efektifitas dari persediaan,
aliran kas dan aliran informasi. Aliran informasi merupakan aliran terpenting
dalam pengelolaan rantai pasokan kareana dengan adanya informasi maka pihak
pemasok dapat menjamin ketersediaan material lebih tepat waktu, memenuhi
permintaan konsumen lebih tepat waktu, memenuhi permintaan konsumen lebih
cepat dengan kuantitas yang tepat sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
kinerja rantai pasok secara keseluruhan (Anatan dan Ellitan, 2008:98).
Tujuan utama membangun supply chain management untuk memperkuat
hubungan baik antara manufaktur dengan pemasok dan saluran distribusinya.
Artinya manufaktur perlu menyertakan mereka baik dalam resiko ataupun
peluang bisnis dengan pembagian responbility sebagai sesama produsen. Maka
dengan supply chain management perusahaan akan lebih responsif dan
kapabilitasnya memungkinkan untuk memenuhi permintaan konsumen. Supply
chain management tidak dapat berjalan secara terpisah, tetapi harus merupakan
suaatu kesatuan sehingga akan menghasilkan sinergi. Rantai pasokan yang
17
aliran informasi merupakan keseluruhan elemen dalam supply chain yang perlu
diintegrasikan (Anatan dan Ellitan, 2008:98).
2.1.3. Strategi Supply Chain Management
Strategi supply chain management diperlukan untuk membantu pencapaian
tujuan perusahaan yang diiginkan dalam strategi perusahaan. Inovasi terhadap
pendekatan–pendekatan strategi supply chain management akan membuat
perusahaaan dapat unggul dalam bersaing. Perencanaan strategi supply chain
management diperlukan beberapa sumber–sumber pengambilan keputusan. Suatu
perspektif strategi untuk sumber dari dalam dan dari luar perusahaan bertujuan
agar mampu bersaing berdasarkan differensiaasi produk atau fokus. Unsur –
unsur pembuatan strategi supply chain management menurut Sisilan dan Satir
dalam Siagian (2005:20) terdiri dari faktor primer (keunggulan bersaing,
fleksibilitas permintaan) dan faktor sekunder (kapabilitas proses, batas waktu
proses, dan risiko strategi):
a. Faktor Primer
1. Keunggulan Bersaing
Secara umum keunggulan bersaing dapat diperoleh melalui diferensiasi
produk, kepeloporan biaya (berusaha meminimalisasi biaya tanpa
mengurangi nilai dan kualitas produk), respon yang cepat dimana ditandai
dengan sifat fleksibel, reliabel, dan cepat tanggap terhadap
18
2. Fleksibilitas Permintaan
Fleksibilitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu produk itu sendiri,
campuran produk, volume, dan tipe pengantaran. Pengukuran dan
fleksibilitas dapat dilihat dari ketepatan pengantaran dan peramalan
permintaan yang tepat.
b. Faktor Sekunder
1. Kapabilitas proses
Faktor kapabilitas berkaitan dengan sejauh mana perusahaan dapat
menjalankan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan dan sangat tergantung
pada tipe kegiatan.
2. Kematangan proses
Faktor kematangan proses sangat berkaitan dengan tingkat kinerja proses,
bagaimana proses ini dapat tanggap dan memenuhi penawaran pasar.
3. Risiko strategi
Risiko strategi mencakup penyebaran risiko, yaitu risiko yang diterima
perusahaan akibat adanya kebocoran informasi tentang produk dan
layanannya, baik itu yang diterima atau diberikan pemasok, sehingga
pesaing dapat mengetahui strategi-strategi perusahaan.
Strategi operasional dalam supply chain management lebih dikenal dengan
strategi supply chain. Strategi ini didefinisikan sebagai kumpulan kegiatan dan
aksi strategis di sepanjang supply chain yang menciptakan rekonsiliasi antara apa
yang dibutuhkan pelanggan akhir dengan kemampuan sumber daya yang ada
19
chain mengarah pada perencanaan jangka panjang untuk menciptakan produk
yang murah, berkualitas, tepat waktu, bervariasi, dan mendukung supply chain
untuk mencapai tujuan–tujuan strategis yang telah ditetapkan. Tujuan dapat
dicapai dengan cara perusahaan harus harus memiliki kemampuan untuk
beroperasi secara efisien, menciptakan kualitas produk yang tinggi, respon cepat
terhadap kebutuhan konsumen, fleksibel, dan inovatif dalam merespon perubahan
yang terjadi dalam perusahaan.
2.1.4. Perencanaan Supply Chain Management
Menurut Siagian (2005:23), penerapan supply chain management terdiri dari 6
topik, yaitu tingkatan perencanan, luasnya daerah perencanan, tujuan pelayaanaan
konsumen, strategi fasilitas lokasi, keputusan persediaan, dan strategi
transportasi.
a. Tingkat Perencanaan
Perencanaaan scm bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang apa,
kapan, bagaimana, hal tersebut berlangsung pada tiga tingkatan, yaitu
strategis, taktikal, dan operasional. Perencanaan strategis, digolongkan
sebagai rencana jangka panjang logistik, dimana waktu yang dibutuhkan
lebih dari satu tahun. Perencanaan ini biasanya berhubungan dengan
kebijakan–kebijakan dalam menjalankan perusahaan. Perencanaan taktis,
merupakan perencanaan logistik jangka menengah, biasanya berlaku pada
jangka waktu menengah yang tidak terlalu lama, kurang dari satu tahun.
Perencanaan operasional, berorientasi pada kegiatan operasionaal logistik
sehari–hari, sehingga jangka waktunya sangat pendek, bahkan bisa
20
mempunyai perspektif yang berbeda. Perencanaan strategis bersifat
umum, karena data yang diperoleh untuk membuat perencanaan tersebut
sering diperoleh dari data yang tidak lengkap dan akurat, sedangkan
perencanaan operasional harus bersifat pasti, karena menggambarkan
kegitan logistik per kegiatan, hal ini sangat mempengaruhi kegiatan
logistik secara terperinci.
b. Luasnya Daerah Perencanaaan
Kegiatan logistik menyangkut empat keputusan penting, meliputi
1. tingkat layanan kepada pelanggan
2. lokasi fasilitas logistik, yaitu menentukan strategi logistik dapat
berjalan lancar dan menjamin akan mendapatkan stock
3. keputusan persediaan, berkaitan dengan persediaan yang dimiliki dan
kecukupan stock barang
4. keputusan transportasi, yaitu memilih model transportasi yang akan
digunakan. Hubungan keempat masalah tersebut, dapat digambarkan
dalam segitiga pengambilan keputusan logistik, yakni pada gambar
1.3.
c. Tujuan Pelayanan Konsumen
Faktor berikut ini sangat berbeda dengan faktor lainnya, bagaimana usaha
untuk memenuhi pelayanan konsumen sangat membutuhkan “seni”. Pada
tingkat pelayanan jasa yang rendah pemutusan persediaan dapat dilakukan
di beberapa tempat, akibatnya biaya menjadi lebih mahal. Tetapi, pada
21
Strategi Persediaan : Strategi Persediaan
- Tingkatan Persediaaan - Model Transportasi - Penyebaran Persediaan - Penjadwalan / rute
pengiriman - Metode Pengendalian
Strategi Lokasi
- Nomor, Ukuran dan fasilitas Lokasi - Penyimpanan untuk persiapan sumber daya - Antisipasi permintaan
- Penggudangan
Gambar 1.3 Segitiga Pengambilan Keputusan Logistik (Siagian, 2005 : 26)
d. Stategi Fasilitas Lokasi
Perencanaan logistik terhadap fasilitas lokasi, sangat tergantung pada
posisi geografis dari tempat penyimpanan dan tempat sumber daya.
Menetapkan jumlah, lokasi, besarnya fasilitas, dan menentukan pasar
yang dituju adalah cara penentuan produk yang tepat untuk dipasarkan.
Menentukan biaya rendah atau mendapatkan keuntungan yang maksimal
adalah tujuan dari perencanaan strategi fasilitas lokasi.
e. Keputusan Persediaan
Keputusan persediaan menunjukan tata cara bagaimana persediaan diatur.
Kebijakan yang diambil perusahaaan biasanya mempengaruhi keputusan
fasilitas lokasi, untuk itu kebijakan ini digolongkan sebagai strategi
logistik.
f. Strategi Transportasi
Keputusan transportasi yang digunakan sangat bergantung pada mode,
seperti ukuran pengiriman, rute pengiriman, dan penjadwalan. Selain itu,
22
untuk melihat problem perencanaan logistik dapat dilihat dari jaringan
kerjanya. Jaringan tersebut menggambarkan pergerakan barng mulai dari
toko pengecer – gudang – pabrik – atau vendor.
2.1.5. Permasalahan dalam Supply Chain yang Terintegrasi
Heizer dan Render (2011:480) menyatakan ada tiga permasalahan dalam
mengembangkan rantai pasokan yang efisien dan terintegrasi:
a. Optimasi Lokal (Local Optimalization)
Anggota rantai pasokan harus memusatkan perhatian untuk
memaksimalkan keuntungan lokal atau meminimalkan biaya langsung
berdasarkan pada pengetahuan mereka yang terbatas. Sedikit kenaikan
kenaikan dan penurunan stock selalu diantisaipasi dengan berlebihan
karena perusahaan tidak ingin kekurangan stock atau kelebihan.
b. Insentif (Incentives)
Insentif memasukkan barang dagangan ke rantai pasokan untuk
penjualan yang belum terjadi. Hal ini menimbulkan fluktuasi yang mahal
bagi semua anggota rantai pasokan.
c. Lot Besar (Large Lot)
Hal ini seringkali terjadi bias yang mengarah pada lot besar karena
cenderung mengurangi biaya per unit. Manajer logistik ingin
mengirimkan lot besar terutama dengan truk yang penuh dengan muatan,
dan manajer produksi menginginkan produksi berjalan jangka panjang.
Kedua hal ini menurunkan biaya per unit, namun gagal menunjukkan
penjualan yang nyata, tetapi tidak merefleksikan nilai penjualan
23
Selain itu implementasi MRP membutuhkan dukungan dari berbagai pihak mulai
dari internal dalam hal ini seluruh manajemen puncak dan eksternal, dalam hal ini
seluruh partner yang ada. Berikut ini merupakan hambatan-hambatan yang akan
dialami dalam implementasi MRP yang semakin menguatkan argumen bahwa
implementasi MRP memang membutuhkan dukungan berbagai pihak seperti
pada penjelasan Chopra & Meindl, 2007:
a. Incerasing Variety of Products
Sekarang konsumen seakan dimanjakan oleh produsen, hal ini kita lihat
semakin beragamnya jenis produk yang ada di pasaran. Hal ini juga kita
lihat strategi perusahan yang selalu berfokus pada konsumen (customer
oriented). Jika dahulu produsen melakukan strategi dengan melakukan
pembagian segment pada customer, maka sekarang konsumen lebih
dimanjakan lagi dengan pelemparan produk menurut keinginan setiap
individu bukan menurut keinginan segment tertentu. Banyaknya jenis
produk dan jumlah dari yang tidak menentu dari masing-masing produk
membuat produsen semakin kewalahan dalam memuaskan keinginan
dari konsumen.
b. Decreasing Product Life Cycles
Menurunnya daur hidup sebuah produk membuat perusahan semakin
kerepotan dalam mengatur strategi pasokan barang, karena untuk
mengatur pasokan barang tertentu maka perusahaan membutuhkan
waktu yang tertentu juga. Daur hidup produk diartikan sebagai umur
24
c. Increasingly Demand Customer
MRP berusaha mengatur (manage) peningkatan permintaan secara
cepat, karena sekarang customer semakin menuntut pemenuhan
permintaan yang secara cepat walaupun permintaan itu sangat
mendadak dan bukan produk yang standar (customize).
d. Fragmentation of Supply Chain Ownership
Hal ini menggambarkan rantai pasok itu melibatkan banyak pihak yang
mempunyai masing-masing kepentingan, sehingga hal ini membuat
MRPsemakin rumit dan kompleks.
e. Globalization
Globalisasi membuat rantai pasok semakin rumit dan kompleks karena
pihak-pihak yang terlibat dalam rantai pasok tersebut mencakup
pihak-pihak di berbagai negara yang mungkin mempunyai lokasi diberbagai
pelosok dunia.
2.1.6. Strategi Persediaan
Persediaan merupakan bahan atau barang yang disimpan untuk tujuan tertentu,
anatara lain untuk proses produksi, jika berupa bahan mentah maka akan diproses
lebih lanjut, jika berupa komponen maka akan dijual kembali menjadi barang
dagangan. Persediaan merupakan bagian yang terbesar dalaam penggunaan
modal kerja perusahan dan merupakan aktiva yang selalu mengalami perubahan
setiap saat. Persediaan juga menglami perputaran yang berbeda–beda, tinggi
rendahnya perputaran akan berpengaruh langsung terhadap besar kecilnya dana
25
Pembelian item berulang sering diadakan strategi persediaan. Dengan demikian,
kebijakan persediaan memiliki pengaruh yang besar terhadap keputusan
pembelian kuantitas. Beberapa pertanyaan banyak untuk memesan, kapan, dan
berapa banyak untuk dibawa dalam saham adalah keputusan kunci dikenakan
pemeriksaan perbaikan terus-menerus bersama dengan fokus pada kualitas dan
pelanggan, karyawan, dan kepuasan pemasok. Penting dalam membuat
pengiriman, persediaan, atau keputusan ukuran pesanan pembelian untuk
memahami mengapa persediaan ada dan apa trade-off yang relevan(Lenders,
Fearon, Flynn, dan johnson, 2002:200). Semakin tinggi perputaran persediaan
berarti semakin pendek waktu yang dibutuhkan dalam persediaan, sehingga
kebutuhan dan relatif lebih kecil dan sebaliknya semakin lamban perputaran
persediaan akan semakin lama waktu yang dibutuhkan dalam persediaan,
sehingga kebutuhan dana untuk persediaan relatif besar. Strategi persediaan
meliputi beberapa bagian, yaitu:
a. Fungsi Persediaan
Persediian memiliki berbagai fungsi penting menambah fleksibilitas dari
operasi suatu perusahaan. Fungsi dasar persediaan sebenarnya sangat
sederhana, yaitu meningkatkan profability perusahaan. Persediaan
kebijakan perushaan yang aman adalah memiliki persediaan dalam jumlah
banyak, tetapi ternyata hal ini akan menyebabkan tingginya biaya untuk
penyimpanan dan pembelian bahan atau barang yang bersangkutan,
sedangkan kelebihan persediaan juga akan menyebabkan banyaknya dana
yang terserap dalam persediaan sehingga tidak efisien. Sebaliknya, bila
26
akan menggangu kelancaran proses produksi, selain itu juga biaya
pembelian dan biaya persediaan juga semakin besar. Selain fungsi dasar
persediaan, ada beberapa fungsi persediaan yang lainnya, yaitu:
1. Fungsi pemisahan wilayah, merupakan spesialisasi ekonomis antara
unit pembuatan (manufacturing) dan unit distribusi yang dibagikan
dalam wilayah – wilayah yang ditangani.
2. Fungsi decoupling, merupakan fungsi suatu produk yang di proses dan
didistribusikan dalam ukuran yang ekonomis.
3. Fungsi penyeimbang dengan permintaan, Persediaan berfungsi untuk
menyeimbangkan kebutuhan konsumsi dengan produksi, agar
kebutuhan konsumsi dapat dipenuhi dengan lancar dari proses
produksi yang dilakukan. Sifat permintaan dapat bersifat stabil dan
musiman.
4. Fungsi penyangga (buffer stock). Persediaan memiliki fungsi sebagai
penyangga agar proses produksi berjalan lancar tanpa hambatan.
Fungsi penyangga dilaksanakan dengan menetapkan persediaan
pengaman (safety stock).
b. Jenis – Jenis Persediaan
Secara umum, persediaan dapat dibedakan dari beberapa jenis, anatar a
lain sebagi berikut.
1. Persediaan bahan baku atau yang disebut juga persediaan bahan
mentah, yaitu bahan atau barang yang akan di proses lebih lanjut
menjadi barang jadi. Bahan mentah dapat digunakan pada proses
27
2. Persediaan barang dalam proses, merupakan persediaan yang telah
mengalami perubahan, tetapi belum selesai.
3. Supplies inventory adalah persediaan yang berfungsi sebagai
penunjang dalam proses operasi atau produksi agar berjaalan lancar.
4. Persediaan barang dagangan, merupakan persediaan yang akan dijual
kembali sebagai barang dagangan.
5. Persedian barang jadi, merupakan yang dipenuhi dari hasil operasi
atau produksi yang sudah selesai dan masih disimpan di gudang
perusahaan.
c. Biaya–biaya Persediaan
Tujuan dari kebanyakan model persediaan adalah untuk meminimlkan
biaya total secara keseluruhan. Dalam menetapkan kebijakan persediaan,
biaya–biaya yang ditimbulkannya dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa biaya. Biaya–biaya tersebut akan menjadi pertimbangan dalaam
menentukan jumlah persediaan, yang sifatnya saling berlawanan, antra
lain:
1. Biaya simpan, biaya untuk menyimpan/menjaga ataau merawat
persedian.
2. Biaya pesan, biaya yang timbul selama proses pemesanan, misalnya
biaya administrasi pemesanan, biaya proses pesan, biaya bongkar
muatan dan sebagainya.
3. Biaya penyiapan, biaya yang timbul untuk menyiapkan mesin atau
proses untuk produksi jika barang/komponen yang diperlukan
28
4. Biaya kehabisan bahan, biaya yang timbul jika terjadi kehabisan
bahan.
d. Persoalan–persoalan Manajemen Persediaan
Mengelola persediaan melibatkan berbagai jenis masalah. karena
mengelola persediaan tidak dapat ditangani dengan menggunakan metode
solusi tunggal, kita perlu mengkategorikan metode dalam beberapa
kelompok jurusan. manajemen persediaan menggunakan just-in-time
metode tidak akan dimasukkan dalam pengelompokan ini. dengan metode
manajemen persediaan yang tersisa, kami asumsi bahwa kondisi tingkat
permintaan dan variabilitas, lead time dan variabilitas, dan
biaya-persediaan terkait diketahui, dan bahwa kita harus melakukan yang
terbaik pengendalian persediaan pekerjaan, mengingat kondisi ini.
Sebaliknya, just-in-time philosopy (supply langsung untuk menuntut
seperti itu terjadi) adalah untuk elliminate persediaan dengan mengurangi
variabilitas permintaan dan siklus pengisian waktu, mengurangi ukuran
lot, dan menjalin hubungan yang kuat dengan sejumlah pemasok untuk
memastikan produk berkualitas dan ketertiban mengisi akurat (Ballou,
2004:331).
2.2. Saluran Distribusi
Saluran distribusi merupakan suatu jalur yang dilewati barang–barang dari
produsen ke perantara dan akhirnya sampai kepada pemakai. Namun, American
Marketing Association mendefinisikan saluran distribusi sebagai suatu struktur
29
dealer, pedagang besar dan pengecer, yang melaluinya sebuah komoditi, produk
atau jasa dipasarkan Gottarma dan Walters dalam Kodrat (2009:20).
Manajemen distribusi adalah mengembangkan strategi yang searah dengan visi
dan misi perusahaan, berdasarkan pada berbagai keputusan yang berkaitan untuk
memindahkan barang–barang secara fisik maupun non fisik guna mencapai
tujuan peruahaan yang berada di dalam kondisi lingkungan tertentu dan sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen Walters dalam Kodrat (2009:20).
Permasalahan dalam memilih saluran distribusi merupakan satu permasalahan
yang ada dalam bidang pemasaran. Perusahaan perlu hati-hati di dalam memilih
saluran distribusi, hal ini sangat penting guna menyampaikan barang dan jasa
yang diperlukan oleh konsumen. Sistem distribusi adalah sumber daya eksternal
yang utama, biasanya perlu bertahun-tahun untuk membangunnya dan tidak
mudah untuk di ubah (Kotler dan Keller, 2008:388).
2.2.1. Fungsi Saluran Distribusi
Distribusi bermanfaaat untuk menciptakan nilai guna tersebut yang pada
prinsipnya fungsi distribusi dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok Swastha
dalam Kodrat (2009:25) yaitu: (1) fungsi pertukaran, (2) fungsi penyediaan fisik
dan (3) fungsi penunjang. Mengfungsikan saluran distribusi dan mengelola pada
jalur pemasaran sangatlah krusial karena menentukan bagaimana produk tersedia
bagi para pelanggan sebagai pengguna akhir. Pekerjaan ini biasanya lekat dengan
tiga indikator yaitu: spreading, coverage dan penetration. Bila fungsi distribusi
ini dilakukan dengan baik maka jaminanya adalah produk akan tersedia dengan
30
menuntut distributor untuk melakukan pemerataan produk namun effort untuk
pemerataan cukup besar yang berarti high cost. Dominasi pasar pratikal dan
operational issues dilakukan dengan cara membuat merek diterima para penyalur
dan pengecer sepanjang saluran distribusi (Kodrat, 2009:43). Fungsi saluran
distribusi menggerakan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Mereka
memecahkan kesenjangan utama seperti waktu, tempat, pemilikan yang
memisahkan barang dan jasa dari mereka yang ingin menggunakannya (Kotler
dan Amstrong 2001:8).
2.3. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi
organisasi yang bersifat manajerial. Sistem informasi didalam dunia bisnis sangat
membantu dalam proses supply chain dan keberlangsungan dalam dunia bisnis.
Sistem informasi merupakan penerapan di dalam suatu organisasi untuk
mendukung informasi–informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan
manajemen. Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting
bagi organisasi dalam memanajemen di dalam pengambilan keputusan (Sutabri,
2003:42).
Sistem Informasi didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang
menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa.
Pemakai sistem informasi biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal
perusahaan atau subunit di bawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau
31
yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa depan.
Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus, dan
output dari simulasi. Output informasi digunakan oleh manajer dan non-manajer
saat membuat keputusan dan memecahkan masalah (Sukardi, 1995:30).
2.3.1. Peran Sistem Informasi Supply Chain
Perkembangan teknologi membuat sebuah perushaan mencari cara–cara dan
terobosan–terobosan baru melalui aplikasi teknologi informasi. Diharapkan
teknologi ini dapat menjadi fasilitatordan interprenter dalam menghadapi setiap
gejolak yang muncul. Sistem teknologi informasi yang dulu hanya berguna hanya
terbatas pada pemrosesan data, dengan berkembangnya teknologi tersebut hampir
semua aktifitas organisassi telah dimasuki oleh