• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN MODEL EXPERIENTAL LEARNING DI KELAS VII SMP NEGERI 29 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN MODEL EXPERIENTAL LEARNING DI KELAS VII SMP NEGERI 29 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

DENGAN MODEL

EXPERIENTAL LEARNING

DI KELAS VII SMP NEGERI 29 MEDAN

TAHUN PEMBELAJARAN

2011/2012

Oleh:

Siti Hasanah Simanungkalit NIM 408341052

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkatnya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dengan Model Experiental Learning di kelas VII SMP Negeri 29 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi, Fakultas matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak Drs.H. Tri Harsono, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si, bapak Ir. Herkules Abdullah, MS, dan bapak Drs. P.Sianturi, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada ibu Dra. Uswatun Hasanah selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf pegawai jurusan biologi FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Teristimewa saya sampaikan terimakasih kepada Ayahanda Abdullah Yamin, S.Pd, Ibunda Lisnawati, Ama.Pd yang sudah berdoa dan memberi dorongan kepada saya dalam menyelesaikan studi di Unimed dan kakak saya tersayang Fitry Yamina Wati, S.Pd dan kedua adik saya tersayang Hafiz Yaser Al Haris dan Faisal Rais terimakasih atas semua dukungannya dan seluruh sanak saudara yang telah banyak membantu. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabatku seperjuangan Dian, Sanah, Winda, Ayu, Evi de’princess dan rekan-rekan mahasiswa pendidikan biologi 08, dan teman-teman PPLT 2011 di sekolah SMP AKP Galang yang telah membantu memotivasi penulis untuk tetap semangat dalam mengerjakan dan menyelesaikan skripsi ini.

(3)

iv

Penulis telah beupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulismengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, 05 Juli 2012

Penulis,

Siti Hasanah Simanungkalit

(4)

iii

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dengan Model Experiental Learning di kelas VII SMP Negeri 29 Medan Tahun Pembelajaran

2011/2012.

Siti Hasanah Simanungkalit (NIM. 408341052) ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Medan yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model experiental learning dan mengetahui aktivitas belajar siswa ketika proses belajar mengajar pada materi pokok ekosistem. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII2 SMP Negeri 29 Medan yang berjumlah 37 orang.

Berdasarkan analisa data diketahui bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus. Pada pelaksanaan siklus I dilakukan pretes dengan nilai rata-rata pretes adalah 42. Setelah siklus I dilakukan, kemudian diberikan postes pada siswa,, hasil postes pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 70,54 dengan persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 62,16%, hal ini belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal karena belum mencapai > 75%. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 78,59 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 83,78% dan telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal.

(5)

iv

Efforts to Improve Learning Outcomes Model Biology with experiential learning in the classroom VII Junior High School 29 Medan of Learning

2011/2012

Siti Hasanah Simanungkalit (ID. 408341052) ABSTRACT

The research was conducted at the Junior High School 29 Medan which aims to determine the improvement of student learning outcomes using the model of experiential learning and knowing the learning activities of students while teaching and learning processes in ecosystems subject matter. The subject of this study were students in grade 29 VII2 Junior High School Field, amounting to 37 people.

Based on the data analysis known that there is an increase in student learning outcomes at each cycle. I carried on the implementation of pretest cycle with an average value of the pretest was 42. After the cycle I do, then given postes on students, the results I obtained postes on cycle average value of 70.54 with a completeness percentage of students in the learning cycle of 62.16% I, this has not yet reached the classical completeness criteria because it has not reached> 75%. In the second cycle values obtained by an average of 78.59 with a completeness percentage of students studying for 83.78% and has reached the classical criteria of completeness.

(6)

vii

1.2.Identifikasi Masalah 4

1.3.Batasan Masalah 4

1.4.Rumusan Masalah 4

1.5.Tujuan Penelitian 5

1.6.Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Kerangka Teoritis 6

2.1.1. Pengertian Belajar 6

2.1.2. Hasil belajar 7

2.2. Model Experiental Learning 7

2.2.1. Proses Belajar dalam Experiental Learning 9 2.2.2. Tahap-tahap dalam pembelajaran experiental learning 10 2.2.3. Prinsip pembelajaran dengan experiental learning 13 2.3. Pembelajaran Experiental learning dalam Biologi 14

2.4. Ekosistem 15

2.4.1. Komponen Ekosistem 16

2.4.2. Tingkat Organisasi dalam Ekosistem 18 2.4.3. Hubungan Antar Komponen Ekosistem 20 2.4.4. Rantai Makanan dan Jaring-jaring Makanan 21

2.4.5. Piramida Makanan 22

2.5. Kerangka Konseptual 23

BAB III METODE PENELITIAN 25

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 25

3.2. Subjek Penelitian 25

3.3. Jenis Penelitian 25

3.4. Desain Penelitian 25

(7)

viii

3.6.Instrument atau Alat Pengumpul Data 29

3.7. Teknik Pengumpul Data 30

3.8. Analisis Butir Soal 30

3.8.1. Uji Validitas Tes 30

3.8.2. Uji Reliabilitas Tes 31

3.8.3. Daya Pembeda Soal 31

3.8.4. Tingkat Kesukaran Tes 32

3.9. Teknik Analisis Data 32

3.9.1. Menghitung Tingkat Penguasaan Siswa 32

3.9.2. Ketuntasan Belajar 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 35

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 35

4.1.1. Perencanaan 35

4.1.2. Tindakan 35

4.1.3. Pengamatan 37

4.1.4. Refleksi 41

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 42

4.2.1. Perencanaan 42

4.2.2. Tindakan 42

4.2.3. Pengamatan 43

4.2.4. Refleksi 45

4.3. Pembahasan 48

4.4. Kendala-kendala dalam Penelitian 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50

5.1. Kesimpulan 50

5.2. Saran 50

(8)

x DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Kemampuan siswa dalam proses belajar dalam

experiental learning theory 8

Tabel 2.2. Perbedaan tipe belajar experiental learning

dan tipe belajar lainnya 13

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrument/ Tes Hasil Belajar 28

Tabel 3.2. Kategori Tingkat Penguasaan Belajar Siswa 32

Table 4.1. Kegiatan hasil observasi siklus I 37

Table 4.2. Hasil penilaian LKS I pada kegiatan mengamati

ekosistem di lingkungan sekloah 38

Table 4.3. Hasil penilaian LKS II pengamatan ketergantungan

antara komponen abiotik dan biotik 39

Table 4.4. Hasil penilaian akuarium buatan pada pelajaran saling

ketergantungan antara ekosistem biotik dan abiotik 40

Tabel. 4.5. Kegiatan hasil observasi siklus II 43

Tabel. 4.6. Hasil penilaian LKS III menyusun rantai makanan

dan jarring-jaring makanan 45

Tabel 4.7. Perbandingan jasil belajar siklus I dan siklus II 46

Tabel 4.8. perbandingan kegiatan observasi siklus I dan siklus II 46

Tabel 4.9. Perbandingan LKS tiap kelompok 47

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Bagan metode belajar dengan menggunakan

model experiental learning 9

Gambar 2.2. Langkah untuk mengintegrasikan

experiental belajar di kelas 11

Gambar 2.3. Rantai makanan 21

Gambar 2.4. Piramida makanan 22

Gambar 3.1. Desain Penelitian 24

Gambar 3.2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas 27

Gambar 4.1. Grafik hasil penilaian LKS I pada kegiatan mengamati

ekosistem di lingkungan sekolah 39

Gambar 4.2. Grafik hasil penilaian LKS II pada pengamatan

ketergantungan antara komponen abiotik dan biotik 40

Gambar 4.3. Grafik hasil penilaian LKS III menyusun rantai makanan

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 54

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 57

Lampiran 3. Tes Kognitif 71

Lampiran 4. Kunci Jawaban Tes Kognitif 79 Lampiran 5 Lembar Observasi (pengamatan aktivitas siswa

dalam pembelajaran dengan Model Experiental Learning)

pada siklus I 80

Lampiran 6 Lembar Observasi (pengamatan aktivitas siswa

dalam pembelajaran dengan Model Experiental Learning)

pada siklus II 83

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa (LKS) I 86 Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa (LKS) II 87 Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa (LKS) III 88 Lampiran 10 Tabel Validitas Tes

Lampiran 11 Perhitungan Uji Validitas Tes 91 Lampiran 12 Tabel Reliabilitas Instrument

Lampiran 13 Perhitungan Uji Reliabilitas tes 93

Lampiran 14 Tabel Daya Beda Tes

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berbicara mengenai pendidikan yang ada di sekolah seringkali membuat

kecewa, apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi

pelajaran. Walaupun mengetahui bahwa banyak siswa yang mungkin mampu

menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, tetapi

pada kenyataannya mereka seringkali tidak memahami atau tidak mengerti secara

mendalam pengetahuan yang bersifat hapalan tersebut. Sebagian besar dari siswa

tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana

pengetahuan itu dapat dipergunakan atau dimanfaatkan.

Menurut Hilgrad dan Bower dalam Baharuddin (2008) mengemukakan “belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman dan mendapatkan informasi. Seperti halnya

yang menekankan pengalaman dan latihan sebagai mediasi bagi kegiatan belajar sesuai yang dikemukakan oleh (Hamalik, 2009) “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap berkat latihan dan dorongan” yang penting ada

perubahan dengan hasil dari belajar. Karena itu belajar menghasilkan perubahan

yang sederhana tetapi kadang menghasilkan perubahan yang kompleks.

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pemahaman dan pengalaman merupakan

hasil dari pengetahuan.

Pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik agar

mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai

potensi dan kebutuhan secara alamiah. Sehubungan dengan itu untuk

mensukseskan program pendidikan perlu mengubah paradigma guru sesuai

dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

Namun kenyataan disekolah, menunjukkan sering ditemukan sejumlah

siswa yang memperoleh prestasi belajar rendah, terutama untuk pelajaran eksakta.

Rendahnya prestasi dalam bidang ilmu pengetahuan alam (IPA) khususnya

(12)

2

pemecahan. Banyak faktor yang menyebabkan prestasi belajar rendah,

diantaranya dapat berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Salah

satu faktor yang berasal dari dalam diri siswa adalah aktivitas siswa, dan faktor

dari luar bersumber dari guru yaitu penggunaan model pembelajaran yang kurang

bervariasi dalam proses pembelajaran.

Sebagaimana hasil studi pendahuluan oleh peneliti di SMP Negeri 29

Medan dengan melakukan observasi terhadap sekolah dan guru biologi di kelas

VII2, diketahui bahwa pada tahun pembelajaran sebelumnya (2010/2011) sekitar

60% siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dalam pembelajaran

biologi dan sekitar 40% tidak mencapai criteria tersebut. Dimana KKM yang telah

ditetapkan sekolah yaitu 70. Peneliti juga melihat secara langsung bahwa masih

banyak siswa SMP Negeri 29 Medan yang terlihat kurang berminat dengan mata

pelajaran biologi dikarenakan banyak siswa beranggapan bahwa dalam proses

pembelajarannya hanya bersifat hafalan saja.

Dengan demikian, untuk meningkatkan nilai rata-rata siswa diatas KKM,

maka harus diatasi dengan menggunakan model pembelajaran yang efektif. Oleh

karena itu diharapkan bagi guru untuk dapat memvariasikan model pembelajaran

yang biasa dengan model pembelajaran yang baru yaitu model pembelajaran yang

diharapkan dapat menciptakan proses belajar yang lebih bermakna, dimana siswa

mengalami apa yang mereka pelajari yaitu model experiental learning sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan nantinya akan diterapkan di SMP

Negeri 29 Medan.

Model pembelajaran experiental learning pernah diteliti oleh beberapa

peneliti seperti : yamina (2010) menerapkan model pembelajaran experiental

learning pada pelajaran matematika dengan materi pokok mata uang di kelas III

SD Swasta Al-ulum Medan dengan hasil evaluasi 58,33% pada test awal menjadi

75% di siklus I dan menjadi 86,11% pada siklus II. Penelitian tersebut bersifat

penelitian tindakan kelas dan adanya hasil belajar yang meningkat setelah

diterapkan model experiental learning. Begitu juga dengan beberapa jurnal

penelitian seperti : Sutarno (2008) peningkatan hasil belajar fisika siswa dalam

(13)

3

dengan pencapaian nilai tinggi sebesar 60%, nilai sedang/cukup sebesar 40% dan

tidak ada siswa yang memperoleh nilai rendah/kurang.

Berdasarkan kondisi yang dikemukakan diatas maka perlu dikembangkan

model pembelajaran experiental learning dimana strategi ini dilandasi oleh teori

Dewey dalam Hamalik (2009) menyatakan prinsip belajar sambil berbuat

(learning by doing) prinsip ini berdasarkan asumsi bahwa para siswa lebih banyak

pengalaman dengan keterlibatan secara aktif dan personal, dibandingkan dengan

melihat materi atau konsep. Didalam hal ini materi yang tepat digunakan adalah

mengenal komponen ekositem karena bersifat dapat dilakukan dengan situasi

nyata.

Pengetahuan kondisional (conditional knowledge) adalah mengetahui kapan dan mengapa” (knowing when and why) untuk menggunakan pengetahuan deklaratif dan prosedural. Pengetahuan ini disebut juga strategi kognitif (cognitive

strategies). Misalkan seorang siswa mengerjakan soal biologi mengenai

komponen ekosistem, siswa tersebut menyelelesaikan soal, hal itu menunjukkan

ia menggunakan pengetahuan kondisional (Baharuddin, 2008). Dengan adanya

pengetahuan kondisional ini diharapkan siswa memiliki keterampilan pemindahan

atau pengalihan hasil belajar dari mata pelajaran yang satu ke mata pelajaran yang

lain atau dari kehidupan sehari-hari diluar lingkungan sekolah.

Melalui model ini, siswa belajar tidak hanya tentang konsep materi

belaka, hal ini dikaitkan pada keterampilan prose sains karena siswa dilibatkan

secara langsung dalam proses pembelajaran untuk dijadikan sebagai suatu

pengalaman. Hasil dari proses pembelajaran experiential learning tidak hanya

menekankan pada aspek kognitif saja, juga tidak seperti teori behavior yang

menghilangkan peran pengalaman subjektif dalam proses belajar. Pengetahuan

yang tercipta dari model ini merupakan perpaduan antara memahami dan

mentransformasi pengalaman.

Experiental learning lebih menekankan pada sebuah model pembelajaran

yang holistik dalam proses belajar. Dalam experiental learning pengalaman

mempunyai peran sentral dalam belajar. Experiental learning menekankan pada

(14)

4

pembelajaran ini membantu peserta didik mengkaitkan pelajaran dengan dunia

nyata. Experiental learning sangat menarik mudah diingat dan sulit dilupakan

sehingga dampaknya akan jauh lebih sangat kuat.

Berdasarkan pernyataan dan uraian diatas penulis tertarik untuk

melakukan suatu penelitian tentang : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Biologi dengan Model Experiental Learning di kelas VII SMP Negeri 29

Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasikan

pokok-pokok masalah sebagai berikut :

1. Adanya kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi pokok ekosistem

2. Hasil belajar biologi siswa pada materi pokok ekosistem masih rendah

3. Pengajaran guru yang monoton dan kurang melibatkan siswa

1.3. Batasan Masalah

Masalah pada penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Hasil belajar biologi siswa dalam kegiatan belajar mengajar pada materi

pokok ekosistem

2. Pembelajaran yang digunakan adalah model Pembelajaran Experiential

Learning

3. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas VII2 SMP Negeri 29 Medan

Tahun Pembelajaran 2011/2012.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok ekosistem

dengan model experiental learning di kelas VII2 SMP Negeri 29 Medan

(15)

5

2. Bagaimana aktivitas siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran dengan

menggunakan model experiental learning di kelas VII2 SMP Negeri 29

Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa pada saat

menggunakan model experiental learning.

2. Mengetahui aktivitas belajar biologi siswa ketika proses belajar mengajar

menggunakan model experiental learning.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitan ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai berikut:

1. Bagi siswa: Meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, mendorong

siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran biologi, dan membantu

siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep biologi karena

materi dikaitkan dengan pengalaman langsung dan keseharian siswa.

2. Bagi guru: Sebagai bahan pertimbangan dan masukan serta menumbuhkan

motivasi untuk meneliti pada mata pelajaran lain atau prosedurnya hamper

sama, memberikan alternative pembelajaran dengan menggunakan model

experiental learning dalam meningkatkan hasil belajara siswa, dan sebagai

informasi tentang peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan

(16)

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan di kelas VII2 maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Perolehan hasil belajar siswa kelas VII2 pada materi pokok ekosistem

dengan menggunakan model experiental learning mengalami peningkatan

hasil belajar. Pada saat dilakukan pretes tidak ada seorang siswa pun yang

mencapai ketuntasan belajar, tetapi saat dilakukan postes I ada 14 orang

siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar, dan postes II hanya sekitar

6 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar.

2. Menerapkan model pembelajaran experiental learning dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswavsehingga mencapai

ketuntasan belajar.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan saran yang diharapkan bermanfaat bagi senua pihak yang

menggunakan informasi hasil penelitian sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian, perolehan nilai siswa meningkat setelah

dilakukan tindakan pada siklus II. Oleh karena itu, penerapan model

pembelajaran experiental learning dalam kegiatan belajar mengajar

(KBM) di sekolah dapat dikembangkan secara eksploratif agar

kemampuan siswa akan semakin baik.

2. Siswa terlihat senang dan menikmati pembelajaran langsung dilapangan,

namun siswa masih malu untuk bertanya kepada guru atau pengamat.

Untuk selanjutnya, hendaknya guru atau pengamat lebih aktif untuk

mendorong siswa untuk mau betanya.

3. Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sarana pembelajaran sangat

penting, karena dapat memberikan makna yang berarti bagi pengalaman

(17)

51

Untuk itu hendaknya penerapan model pembelajaran experiental learning

untuk materi pokok ekosistem dengan pemanfaatan lingkungan sekitar

dapat terus dilaksanakan, agar siswa lebih mampu mengembangkan

kemampuannya ketika mereka mengalami langsung, tidak monoton

diberikan yang sulit untuk mereka pahami.

4. Untuk peningkatan kemampuan belajar siswa dan hasil belajarnya

hendaknya guru mengidentifikasi kesulitan siswa sehingga dapat dengan

mudah ditentukan pendekatan pembalajaran apa yang tepat untuk

(18)

52

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, (2007), Manajemen Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Baharuddin, (2008), Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Ar-ruzz Media,

Jogjakarta.

Djamarah, (2008), Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,

(2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian

Pendidikan, FMIPA Unimed

Hamalik, (2009), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Bandung.

Irsyad, (2009), online chemistry module: Penerapan Metode Experiental

Learning pada Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia: 1693-1246 Jeoeries, (2009), http://jeperis.files.wordpress.com/2009/02/siklus-ptk

Jonansen, (2009), http//web.missouri.edu/jonassend/courses/CLE

Muchith, (2008), Pembelajaran Kontekstual, Penerbit RaSAIL Media Group,

Semarang.

Natalius (2011), http://nataliusfau.files.wordpress.com/2011/04/chain-food

(diakses 20 Februari 2012)

Purwanto, (2006), Psikologi Pendidikan, Penerbit Remaja Rusda Karya, Bandung.

Sardiman, (2000), Interaksi dan Motivasi dalam Belajar Mengajar, Penerbit

Rineka Cipta, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit

Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2002), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Jakarta.

Sugiarto, (2008), Ilmu Pengetahuan Alam, Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Sutarno, (2008), online chemistry module: Penerapan Siklus Belajar Experiental

Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Dasar Fisika Siswa Kelas X di SMA Negeri 2 Singaraja, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia: 0215-8250

Suyanto, (2008), IPA Terpadu, Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Tarmizi, (2009), Gaya belajar Klob, http://pemprogramanweb.com (diakses 22

Januari 2012)

Yamina, (2010), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan

Menggunakan Model Experiental Learning di kelas III SD Swasta Al-ulum Medan, Penerbit Umsu, Medan.

Yulius, (2006), Proses Belajar dalam Experiental Learning,

Gambar

Gambar 2.1. Bagan metode belajar dengan menggunakan

Referensi

Dokumen terkait

Telen Orbit Prima site Buhut menurut PP No 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja elemen 6.7 tentang kesiapan untuk menangani

Alat analisis yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan suatu BUMN diambil/sesuai dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara. No.: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni

Alhamdulillah, segala puji syukur bagi ALLAH SWT atas ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “EFEK ANALGETIKA EKSTRAK ETANOL DAUN MINDI (Melia

Hal ini mengindikasikan bahwa ada sumber pencemar dari kegiatan lain yang belum mampu dikendalikan, serta belum diketahui kemampuan Sungai Cidurian dalam melakukan pembersihan

Kondisi saat ini (laguna yang semakin dangkal dan menyusut) seringkali membuat nelayan jarang melakukan aktivitas penangkapan ikan. Pengaruhnya pada ekologi dari pengguna

Dari hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan semakin banyaknya komposisi serat ijuk maka semakin rendah nilai kekerasan spesimen kampas rem dan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunan metode pembelajaran everyone is a teacher here dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal cerita

pada sosis fermentasi meliputi analisis BAL, S. coli dan Salmonella. coli dan Salmonella merupakan bakteri yang bersifat mesofilik dan merupakan patogen yang berbahaya