UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI
DENGAN MODEL
EXPERIENTAL LEARNING
DI KELAS VII SMP NEGERI 29 MEDAN
TAHUN PEMBELAJARAN
2011/2012
Oleh:
Siti Hasanah Simanungkalit NIM 408341052
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkatnya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dengan Model Experiental Learning di kelas VII SMP Negeri 29 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi, Fakultas matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak Drs.H. Tri Harsono, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si, bapak Ir. Herkules Abdullah, MS, dan bapak Drs. P.Sianturi, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada ibu Dra. Uswatun Hasanah selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf pegawai jurusan biologi FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Teristimewa saya sampaikan terimakasih kepada Ayahanda Abdullah Yamin, S.Pd, Ibunda Lisnawati, Ama.Pd yang sudah berdoa dan memberi dorongan kepada saya dalam menyelesaikan studi di Unimed dan kakak saya tersayang Fitry Yamina Wati, S.Pd dan kedua adik saya tersayang Hafiz Yaser Al Haris dan Faisal Rais terimakasih atas semua dukungannya dan seluruh sanak saudara yang telah banyak membantu. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabatku seperjuangan Dian, Sanah, Winda, Ayu, Evi de’princess dan rekan-rekan mahasiswa pendidikan biologi 08, dan teman-teman PPLT 2011 di sekolah SMP AKP Galang yang telah membantu memotivasi penulis untuk tetap semangat dalam mengerjakan dan menyelesaikan skripsi ini.
iv
Penulis telah beupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulismengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, 05 Juli 2012
Penulis,
Siti Hasanah Simanungkalit
iii
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dengan Model Experiental Learning di kelas VII SMP Negeri 29 Medan Tahun Pembelajaran
2011/2012.
Siti Hasanah Simanungkalit (NIM. 408341052) ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Medan yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model experiental learning dan mengetahui aktivitas belajar siswa ketika proses belajar mengajar pada materi pokok ekosistem. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII2 SMP Negeri 29 Medan yang berjumlah 37 orang.
Berdasarkan analisa data diketahui bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus. Pada pelaksanaan siklus I dilakukan pretes dengan nilai rata-rata pretes adalah 42. Setelah siklus I dilakukan, kemudian diberikan postes pada siswa,, hasil postes pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 70,54 dengan persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 62,16%, hal ini belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal karena belum mencapai > 75%. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 78,59 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 83,78% dan telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal.
iv
Efforts to Improve Learning Outcomes Model Biology with experiential learning in the classroom VII Junior High School 29 Medan of Learning
2011/2012
Siti Hasanah Simanungkalit (ID. 408341052) ABSTRACT
The research was conducted at the Junior High School 29 Medan which aims to determine the improvement of student learning outcomes using the model of experiential learning and knowing the learning activities of students while teaching and learning processes in ecosystems subject matter. The subject of this study were students in grade 29 VII2 Junior High School Field, amounting to 37 people.
Based on the data analysis known that there is an increase in student learning outcomes at each cycle. I carried on the implementation of pretest cycle with an average value of the pretest was 42. After the cycle I do, then given postes on students, the results I obtained postes on cycle average value of 70.54 with a completeness percentage of students in the learning cycle of 62.16% I, this has not yet reached the classical completeness criteria because it has not reached> 75%. In the second cycle values obtained by an average of 78.59 with a completeness percentage of students studying for 83.78% and has reached the classical criteria of completeness.
vii
1.2.Identifikasi Masalah 4
1.3.Batasan Masalah 4
1.4.Rumusan Masalah 4
1.5.Tujuan Penelitian 5
1.6.Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Kerangka Teoritis 6
2.1.1. Pengertian Belajar 6
2.1.2. Hasil belajar 7
2.2. Model Experiental Learning 7
2.2.1. Proses Belajar dalam Experiental Learning 9 2.2.2. Tahap-tahap dalam pembelajaran experiental learning 10 2.2.3. Prinsip pembelajaran dengan experiental learning 13 2.3. Pembelajaran Experiental learning dalam Biologi 14
2.4. Ekosistem 15
2.4.1. Komponen Ekosistem 16
2.4.2. Tingkat Organisasi dalam Ekosistem 18 2.4.3. Hubungan Antar Komponen Ekosistem 20 2.4.4. Rantai Makanan dan Jaring-jaring Makanan 21
2.4.5. Piramida Makanan 22
2.5. Kerangka Konseptual 23
BAB III METODE PENELITIAN 25
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 25
3.2. Subjek Penelitian 25
3.3. Jenis Penelitian 25
3.4. Desain Penelitian 25
viii
3.6.Instrument atau Alat Pengumpul Data 29
3.7. Teknik Pengumpul Data 30
3.8. Analisis Butir Soal 30
3.8.1. Uji Validitas Tes 30
3.8.2. Uji Reliabilitas Tes 31
3.8.3. Daya Pembeda Soal 31
3.8.4. Tingkat Kesukaran Tes 32
3.9. Teknik Analisis Data 32
3.9.1. Menghitung Tingkat Penguasaan Siswa 32
3.9.2. Ketuntasan Belajar 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 35
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 35
4.1.1. Perencanaan 35
4.1.2. Tindakan 35
4.1.3. Pengamatan 37
4.1.4. Refleksi 41
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 42
4.2.1. Perencanaan 42
4.2.2. Tindakan 42
4.2.3. Pengamatan 43
4.2.4. Refleksi 45
4.3. Pembahasan 48
4.4. Kendala-kendala dalam Penelitian 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50
5.1. Kesimpulan 50
5.2. Saran 50
x DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Kemampuan siswa dalam proses belajar dalam
experiental learning theory 8
Tabel 2.2. Perbedaan tipe belajar experiental learning
dan tipe belajar lainnya 13
Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrument/ Tes Hasil Belajar 28
Tabel 3.2. Kategori Tingkat Penguasaan Belajar Siswa 32
Table 4.1. Kegiatan hasil observasi siklus I 37
Table 4.2. Hasil penilaian LKS I pada kegiatan mengamati
ekosistem di lingkungan sekloah 38
Table 4.3. Hasil penilaian LKS II pengamatan ketergantungan
antara komponen abiotik dan biotik 39
Table 4.4. Hasil penilaian akuarium buatan pada pelajaran saling
ketergantungan antara ekosistem biotik dan abiotik 40
Tabel. 4.5. Kegiatan hasil observasi siklus II 43
Tabel. 4.6. Hasil penilaian LKS III menyusun rantai makanan
dan jarring-jaring makanan 45
Tabel 4.7. Perbandingan jasil belajar siklus I dan siklus II 46
Tabel 4.8. perbandingan kegiatan observasi siklus I dan siklus II 46
Tabel 4.9. Perbandingan LKS tiap kelompok 47
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bagan metode belajar dengan menggunakan
model experiental learning 9
Gambar 2.2. Langkah untuk mengintegrasikan
experiental belajar di kelas 11
Gambar 2.3. Rantai makanan 21
Gambar 2.4. Piramida makanan 22
Gambar 3.1. Desain Penelitian 24
Gambar 3.2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas 27
Gambar 4.1. Grafik hasil penilaian LKS I pada kegiatan mengamati
ekosistem di lingkungan sekolah 39
Gambar 4.2. Grafik hasil penilaian LKS II pada pengamatan
ketergantungan antara komponen abiotik dan biotik 40
Gambar 4.3. Grafik hasil penilaian LKS III menyusun rantai makanan
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 54
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 57
Lampiran 3. Tes Kognitif 71
Lampiran 4. Kunci Jawaban Tes Kognitif 79 Lampiran 5 Lembar Observasi (pengamatan aktivitas siswa
dalam pembelajaran dengan Model Experiental Learning)
pada siklus I 80
Lampiran 6 Lembar Observasi (pengamatan aktivitas siswa
dalam pembelajaran dengan Model Experiental Learning)
pada siklus II 83
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa (LKS) I 86 Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa (LKS) II 87 Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa (LKS) III 88 Lampiran 10 Tabel Validitas Tes
Lampiran 11 Perhitungan Uji Validitas Tes 91 Lampiran 12 Tabel Reliabilitas Instrument
Lampiran 13 Perhitungan Uji Reliabilitas tes 93
Lampiran 14 Tabel Daya Beda Tes
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berbicara mengenai pendidikan yang ada di sekolah seringkali membuat
kecewa, apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran. Walaupun mengetahui bahwa banyak siswa yang mungkin mampu
menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, tetapi
pada kenyataannya mereka seringkali tidak memahami atau tidak mengerti secara
mendalam pengetahuan yang bersifat hapalan tersebut. Sebagian besar dari siswa
tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana
pengetahuan itu dapat dipergunakan atau dimanfaatkan.
Menurut Hilgrad dan Bower dalam Baharuddin (2008) mengemukakan “belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman dan mendapatkan informasi. Seperti halnya
yang menekankan pengalaman dan latihan sebagai mediasi bagi kegiatan belajar sesuai yang dikemukakan oleh (Hamalik, 2009) “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap berkat latihan dan dorongan” yang penting ada
perubahan dengan hasil dari belajar. Karena itu belajar menghasilkan perubahan
yang sederhana tetapi kadang menghasilkan perubahan yang kompleks.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pemahaman dan pengalaman merupakan
hasil dari pengetahuan.
Pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik agar
mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai
potensi dan kebutuhan secara alamiah. Sehubungan dengan itu untuk
mensukseskan program pendidikan perlu mengubah paradigma guru sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
Namun kenyataan disekolah, menunjukkan sering ditemukan sejumlah
siswa yang memperoleh prestasi belajar rendah, terutama untuk pelajaran eksakta.
Rendahnya prestasi dalam bidang ilmu pengetahuan alam (IPA) khususnya
2
pemecahan. Banyak faktor yang menyebabkan prestasi belajar rendah,
diantaranya dapat berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Salah
satu faktor yang berasal dari dalam diri siswa adalah aktivitas siswa, dan faktor
dari luar bersumber dari guru yaitu penggunaan model pembelajaran yang kurang
bervariasi dalam proses pembelajaran.
Sebagaimana hasil studi pendahuluan oleh peneliti di SMP Negeri 29
Medan dengan melakukan observasi terhadap sekolah dan guru biologi di kelas
VII2, diketahui bahwa pada tahun pembelajaran sebelumnya (2010/2011) sekitar
60% siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dalam pembelajaran
biologi dan sekitar 40% tidak mencapai criteria tersebut. Dimana KKM yang telah
ditetapkan sekolah yaitu 70. Peneliti juga melihat secara langsung bahwa masih
banyak siswa SMP Negeri 29 Medan yang terlihat kurang berminat dengan mata
pelajaran biologi dikarenakan banyak siswa beranggapan bahwa dalam proses
pembelajarannya hanya bersifat hafalan saja.
Dengan demikian, untuk meningkatkan nilai rata-rata siswa diatas KKM,
maka harus diatasi dengan menggunakan model pembelajaran yang efektif. Oleh
karena itu diharapkan bagi guru untuk dapat memvariasikan model pembelajaran
yang biasa dengan model pembelajaran yang baru yaitu model pembelajaran yang
diharapkan dapat menciptakan proses belajar yang lebih bermakna, dimana siswa
mengalami apa yang mereka pelajari yaitu model experiental learning sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan nantinya akan diterapkan di SMP
Negeri 29 Medan.
Model pembelajaran experiental learning pernah diteliti oleh beberapa
peneliti seperti : yamina (2010) menerapkan model pembelajaran experiental
learning pada pelajaran matematika dengan materi pokok mata uang di kelas III
SD Swasta Al-ulum Medan dengan hasil evaluasi 58,33% pada test awal menjadi
75% di siklus I dan menjadi 86,11% pada siklus II. Penelitian tersebut bersifat
penelitian tindakan kelas dan adanya hasil belajar yang meningkat setelah
diterapkan model experiental learning. Begitu juga dengan beberapa jurnal
penelitian seperti : Sutarno (2008) peningkatan hasil belajar fisika siswa dalam
3
dengan pencapaian nilai tinggi sebesar 60%, nilai sedang/cukup sebesar 40% dan
tidak ada siswa yang memperoleh nilai rendah/kurang.
Berdasarkan kondisi yang dikemukakan diatas maka perlu dikembangkan
model pembelajaran experiental learning dimana strategi ini dilandasi oleh teori
Dewey dalam Hamalik (2009) menyatakan prinsip belajar sambil berbuat
(learning by doing) prinsip ini berdasarkan asumsi bahwa para siswa lebih banyak
pengalaman dengan keterlibatan secara aktif dan personal, dibandingkan dengan
melihat materi atau konsep. Didalam hal ini materi yang tepat digunakan adalah
mengenal komponen ekositem karena bersifat dapat dilakukan dengan situasi
nyata.
Pengetahuan kondisional (conditional knowledge) adalah mengetahui kapan dan mengapa” (knowing when and why) untuk menggunakan pengetahuan deklaratif dan prosedural. Pengetahuan ini disebut juga strategi kognitif (cognitive
strategies). Misalkan seorang siswa mengerjakan soal biologi mengenai
komponen ekosistem, siswa tersebut menyelelesaikan soal, hal itu menunjukkan
ia menggunakan pengetahuan kondisional (Baharuddin, 2008). Dengan adanya
pengetahuan kondisional ini diharapkan siswa memiliki keterampilan pemindahan
atau pengalihan hasil belajar dari mata pelajaran yang satu ke mata pelajaran yang
lain atau dari kehidupan sehari-hari diluar lingkungan sekolah.
Melalui model ini, siswa belajar tidak hanya tentang konsep materi
belaka, hal ini dikaitkan pada keterampilan prose sains karena siswa dilibatkan
secara langsung dalam proses pembelajaran untuk dijadikan sebagai suatu
pengalaman. Hasil dari proses pembelajaran experiential learning tidak hanya
menekankan pada aspek kognitif saja, juga tidak seperti teori behavior yang
menghilangkan peran pengalaman subjektif dalam proses belajar. Pengetahuan
yang tercipta dari model ini merupakan perpaduan antara memahami dan
mentransformasi pengalaman.
Experiental learning lebih menekankan pada sebuah model pembelajaran
yang holistik dalam proses belajar. Dalam experiental learning pengalaman
mempunyai peran sentral dalam belajar. Experiental learning menekankan pada
4
pembelajaran ini membantu peserta didik mengkaitkan pelajaran dengan dunia
nyata. Experiental learning sangat menarik mudah diingat dan sulit dilupakan
sehingga dampaknya akan jauh lebih sangat kuat.
Berdasarkan pernyataan dan uraian diatas penulis tertarik untuk
melakukan suatu penelitian tentang : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Biologi dengan Model Experiental Learning di kelas VII SMP Negeri 29
Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasikan
pokok-pokok masalah sebagai berikut :
1. Adanya kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi pokok ekosistem
2. Hasil belajar biologi siswa pada materi pokok ekosistem masih rendah
3. Pengajaran guru yang monoton dan kurang melibatkan siswa
1.3. Batasan Masalah
Masalah pada penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Hasil belajar biologi siswa dalam kegiatan belajar mengajar pada materi
pokok ekosistem
2. Pembelajaran yang digunakan adalah model Pembelajaran Experiential
Learning
3. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas VII2 SMP Negeri 29 Medan
Tahun Pembelajaran 2011/2012.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Adakah peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok ekosistem
dengan model experiental learning di kelas VII2 SMP Negeri 29 Medan
5
2. Bagaimana aktivitas siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran dengan
menggunakan model experiental learning di kelas VII2 SMP Negeri 29
Medan?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa pada saat
menggunakan model experiental learning.
2. Mengetahui aktivitas belajar biologi siswa ketika proses belajar mengajar
menggunakan model experiental learning.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitan ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
1. Bagi siswa: Meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, mendorong
siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran biologi, dan membantu
siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep biologi karena
materi dikaitkan dengan pengalaman langsung dan keseharian siswa.
2. Bagi guru: Sebagai bahan pertimbangan dan masukan serta menumbuhkan
motivasi untuk meneliti pada mata pelajaran lain atau prosedurnya hamper
sama, memberikan alternative pembelajaran dengan menggunakan model
experiental learning dalam meningkatkan hasil belajara siswa, dan sebagai
informasi tentang peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan di kelas VII2 maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Perolehan hasil belajar siswa kelas VII2 pada materi pokok ekosistem
dengan menggunakan model experiental learning mengalami peningkatan
hasil belajar. Pada saat dilakukan pretes tidak ada seorang siswa pun yang
mencapai ketuntasan belajar, tetapi saat dilakukan postes I ada 14 orang
siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar, dan postes II hanya sekitar
6 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar.
2. Menerapkan model pembelajaran experiental learning dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswavsehingga mencapai
ketuntasan belajar.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan saran yang diharapkan bermanfaat bagi senua pihak yang
menggunakan informasi hasil penelitian sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian, perolehan nilai siswa meningkat setelah
dilakukan tindakan pada siklus II. Oleh karena itu, penerapan model
pembelajaran experiental learning dalam kegiatan belajar mengajar
(KBM) di sekolah dapat dikembangkan secara eksploratif agar
kemampuan siswa akan semakin baik.
2. Siswa terlihat senang dan menikmati pembelajaran langsung dilapangan,
namun siswa masih malu untuk bertanya kepada guru atau pengamat.
Untuk selanjutnya, hendaknya guru atau pengamat lebih aktif untuk
mendorong siswa untuk mau betanya.
3. Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sarana pembelajaran sangat
penting, karena dapat memberikan makna yang berarti bagi pengalaman
51
Untuk itu hendaknya penerapan model pembelajaran experiental learning
untuk materi pokok ekosistem dengan pemanfaatan lingkungan sekitar
dapat terus dilaksanakan, agar siswa lebih mampu mengembangkan
kemampuannya ketika mereka mengalami langsung, tidak monoton
diberikan yang sulit untuk mereka pahami.
4. Untuk peningkatan kemampuan belajar siswa dan hasil belajarnya
hendaknya guru mengidentifikasi kesulitan siswa sehingga dapat dengan
mudah ditentukan pendekatan pembalajaran apa yang tepat untuk
52
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, (2007), Manajemen Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Baharuddin, (2008), Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Ar-ruzz Media,
Jogjakarta.
Djamarah, (2008), Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Pendidikan, FMIPA Unimed
Hamalik, (2009), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Bandung.
Irsyad, (2009), online chemistry module: Penerapan Metode Experiental
Learning pada Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia: 1693-1246 Jeoeries, (2009), http://jeperis.files.wordpress.com/2009/02/siklus-ptk
Jonansen, (2009), http//web.missouri.edu/jonassend/courses/CLE
Muchith, (2008), Pembelajaran Kontekstual, Penerbit RaSAIL Media Group,
Semarang.
Natalius (2011), http://nataliusfau.files.wordpress.com/2011/04/chain-food
(diakses 20 Februari 2012)
Purwanto, (2006), Psikologi Pendidikan, Penerbit Remaja Rusda Karya, Bandung.
Sardiman, (2000), Interaksi dan Motivasi dalam Belajar Mengajar, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, (2002), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Jakarta.
Sugiarto, (2008), Ilmu Pengetahuan Alam, Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Sutarno, (2008), online chemistry module: Penerapan Siklus Belajar Experiental
Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Dasar Fisika Siswa Kelas X di SMA Negeri 2 Singaraja, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia: 0215-8250
Suyanto, (2008), IPA Terpadu, Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Tarmizi, (2009), Gaya belajar Klob, http://pemprogramanweb.com (diakses 22
Januari 2012)
Yamina, (2010), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan
Menggunakan Model Experiental Learning di kelas III SD Swasta Al-ulum Medan, Penerbit Umsu, Medan.
Yulius, (2006), Proses Belajar dalam Experiental Learning,