• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PANGAN HALAL (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PANGAN HALAL (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Lampung"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

The Consumer Behavior Analysis In The Process Decision For Purchasing Halal Food Products.

( case study university student lampung ) By

Andi Antonika

(2)
(3)

ABSTRAK

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PANGAN HALAL

(Studi Kasus Mahasiswa Universitas Lampung)

Oleh Andi Antonika

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku mahasiswa Universitas Lampung dan berbagai faktor dominan yang mempengaruhi perilaku mahasiswa dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk pangan halal. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei menggunakan kuisioner terhadap 100 responden mahasiswa. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis faktor dengan metode Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan Principal

(4)

(merk produk, komposisi produk dan tanggal produksi), faktor kedua adalah faktor internal (pendapatan /anggaran, motivasi membeli produk dan gaya hidup), selanjutnya faktor ketiga adalah faktor budaya/agama (keberadaan label halal dan sertifikat halal), sedangkan faktor keempat yang merupakan faktor terakhir adalah faktor eksternal (pengaruh penjual, tempat membeli produk dan harga produk).

(5)
(6)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PANGAN HALAL

(Studi Kasus Mahasiswa Universitas Lampung)

(Skripsi)

Oleh Andi Antonika

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(7)
(8)
(9)
(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 3 November 1991, sebagai anak kedua dari tiga bersudara dari pasangan Bapak Sugiri dan Ibu Aswati. Jenjang pendidikan penulis dimulai pada tahun 1997 sebagai siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Gunung Terang hingga tahun 2003. Pendidikan Sekolah Lanjut Tingkat Pertama diselesaikan pada tahun 2006 di SMP Negeri 14 Bandar Lampung. Pada tahun 2009 penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 16 Bandar Lampung. Tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri.

Pada Februari tahun 2012 penulis melaksanakan Praktik Umum di Surya Modern Bakery Metro dengan judulmempelajari proses produksi roti dan penerapan sanitasi di surya modern bakery metro. Tahun 2012 pada bulan Juni, penulis juga

(11)
(12)

SANWACANA

Alhamdulillah Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PANGAN HALAL (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Lampung)”.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian yang telah memberikan izin kepada penulis dalam pelaksanaan penelitian.

2. Ibu Ir. Susilawati, M.S. selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian yang telah memberikan izin kepada penulis dalam pelaksanaan penelitian.

3. Drs. Azhari Rangga, M.App., Sc. selaku pembimbing satu yang telah banyak memberikan pengarahan, saran dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Ir. Fibra Nurainy, M.T.A., selaku pembimbing dua yang telah banyak memberikan pengarahan, saran dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

(13)

6. Dr. Ir. Sussi Astuti., M. Si.selaku pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan masukan dalam menyelesaikan akademik. 7. Ibu, Bapak, kak Edi, Rendi serta keluarga besarku yang selalu memberikan

doa, semangat, dukungan dan kasih sayangnya selama ini.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis, serta para staff dan karyawan THP atas bantuan yang telah diberikan.

9. Teman-teman THP 2009 atas kebersamaan dan kekeluargaan selama ini, kakak-kakak dan mbak-mbak THP angkatan 1984-2008 serta adik-adik angkatan 2010, 2011, 2012, dan 2013 yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan yang dimilik oleh penulis.Penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka dan semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Juli 2014 Penulis

(14)

DAFTAR ISI

2.1.1. Proses keputusan pembelian konsumen ... 9

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen... 13

2.2. Kehalalan Produk ... 18

2.3. Bahan Tambahan Makanan ... 19

III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.2. Bahan dan Alat ... 21

3.3. Metode Penelitian... 21

3.4. Pelaksanaan Penelitian ... 22

3.4.1. Survei perilaku konsumen ... 22

3.4.1.1. Metode penentuan responden ... 22

3.4.1.2. Penyusunan kuisioner ... 24

3.4.1.3 Penyebaran kuisioner ... 24

3.4.2. Pengumpulan data ... 25

(15)

iv

3.4.3.1. Analisis deskriptif ... 26

3.4.3.2. Analisis faktor... 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden ... 30

4.2 Proses Pengambilan Keputusan ... 31

4.2.1 Pengenalan kebutuhan ... 31

4.2.2 Pencarian informasi ... 33

4.2.3 Evaluasi alternatif... 35

4.2.4 Proses pembelian ... 38

4.2.5 Perilaku pasca pembelian ... 41

4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi ... 44

4.3.1 Faktor pertama (atribut produk) ... 51

4.3.2 Faktor kedua (internal) ... 52

4.3.3 Faktor ketiga (budaya) ... 52

4.3.4 Faktor keempat (eksternal) ... 53

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar sebaran kuisioner pada 8 Fakultas……… 25

2. Tingkat kesesuaian harga KMO dengan penggunaan analisis faktor………… 28

3. Motivasi/alasan membeli produk pangan……… 32

4. Informasi tentang produk pangan……… 33

5. Informasi tentang produk pangan halal………. 35

6. Bahan makanan yang diharamkan……… 36

7. Kemungkianan BTM mengandung bahan haram……… 37

8. Pertimbangan pemilihan produk pangan………. 38

9. Produk yang tidak ada label halal……… 39

10.Dasar tetap membeli produk pangan tanpa label halal……… 40

11.Dasar tidak jadi beli produk pangan tanpa label halal……… 40

12.Sikap keyakinan konsumen terhadap kehalalan makanan dikampus………… 42

13.Tahap-tahap proses keputusan pembelian produk pangan halal……… 43

14.Uji validitas dan reliabilitas kuisioner………. 44

15.KMO and Bartlett's Test ………. 45

16.Anti-image Matrices ……….……. 46

(17)

vi

18.Anti-image Matrices……….……. 47

19.Communalities……….…….…….… 47

20.Total Variance Explained ………. 48

21.Component Matrix……….……. 49

22.Rotated Componen Matrix ……….…….….…… 50

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(19)

BAB I

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang dan Masalah

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap individu untuk aktivitas kesehariannya dalam menjaga kesehatan jasmani dan rohani dalam kehidupannya. Pangan yang aman, bermutu, bergizi, beragam dan tersedia secara cukup merupakan prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan serta makin berperan dalam

meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

(20)

sangat penting. Dalam perkembangan, teknologi pengolahan pangan banyak menggunakan bahan baku utama dan bahan baku penolong. Akan tetapi, setiap waktu teknologi selalu diperbarui untuk dapat berproduksi secara efektif dan efisien. Dengan teknologi yang terus berkembang saat ini, maka terjadi penggunaan berbagai bahan baku, bahan tambahan dan lain sebagainya dalam pengolahannya. Selain itu, terjadi perubahan pola makan dan gaya hidup konsumen. Dengan demikian, terkait dengan keamanan produk makanan yang sangat beragam dan komplek sulit untuk diidentifikasi. Status halal dan haram pada makanan dan minuman relatif tidak menjadi sangat komplek dampaknya sebelum teknologi pengolahan pangan belum berkembang Akan tetapi produk pangan halal pada saat ini menjadi fokus utama dalam pemilihan produk pangan saat pembelian.

(21)

3

UU RI No.7 Tahun 1996 (Tentang Pangan) Pasal 30 mewajibkan setiap produk untuk berisi nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat atau isi bersih, nama dan alamat produsen, keterangan tentang halal, tanggal dan bulan

kadaluarsa. Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1999 definisi pangan halal (pasal 1 ayat 5) adalah pangan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, baik yang

menyangkut bahan baku pangan, bahan tambahan pangan, bahan bantu dan bahan penolong lainnya termasuk bahan pangan yang diolah melalui proses rekayasa genetika dan iradiasi pangan, dan yang pengelolaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum agama Islam.

Dengan adanya label halal akan memudahkan konsumen untuk mengidentifikasi produk pangan sehingga meskipun tanpa pengetahuan yang mendalam tentang bahan tambahan makanan yang kemungkinan menggunakan bahan haram, konsumen akan merasa aman ketika mengkonsumsi makanan yang telah berlabel halal. Meskipun demikian, tidak semua konsumen muslim benar-benar

memperhatikan kehalalan produk makanan dan adanya label halal. Oleh karena itu, perilaku konsumen tentang pentingnya informasi halal sangatlah perlu untuk diketahui sehingga produk yang dikeluarkan oleh industri pangan merupakan produk yang aman untuk dikonsumsi baik dari segi nilai gizi maupun

(22)

jumlahnya cukup banyak terutama diberbagi kota besar seperti di Bandar Lampung. Mahasiswa dapat dianggap memiliki tingkat pengetahuan yang lebih banyak dalam hal konsumsi, pembelian dan dalam hal keyakinan pengolahan makanannya. Bahkan tidak sedikit dari mahasiswa yang mengutamakan membeli produk siap saji, cepat dan instan daripada harus memasaknya sendiri. Mahasiswa cenderung membeli makanan dengan melihat brand produk tanpa memperhatikan kehalalan nya. Instan, enak dan murah yang menjadi kriteria makanan yang dibeli mahasiswa terutama yang jauh dari keluarga atau sedang merantau.

Terdapat beberapa faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen,

yaitu faktor sosial budaya, pribadi dan psikologi konsumen. Faktor sosial budaya terdiri atas kebudayaan, budaya khusus, kelas sosial, kelompok sosial dan

referensi keluarga. Faktor pribadi terdiri dari usia, pekerjaan, keadaan ekonomi dan gaya hidup. Faktor lain adalah faktor psikologi yang terdiri dari motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan, dan sikap konsumen. Adapun proses tahapan yang dilakukan dalam pembelian produk pangan adalah pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan

(23)

5

1.2. Tujuan

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menggunakan tindakan tersebut (Engel et al,1994).

Sedangkan Umar (2003), menjelaskan bahwa perilaku konsumen terbagi atas dua bagian, yang pertama adalah perilaku yang tampak dimana variabel-variabel yang termasuk didalamnya adalah jumlah pembelian, waktu, karena siapa, dengan siapa, dan bagaimana konsumen melakukan pembelian. Hal yang kedua adalah perilaku yang tak tampak dimana variabel-variabel antara lain adalah persepsi (pandangan) konsumen, ingatan terhadap informasi dan perasaan kepemilikan oleh konsumen.

(25)

7

Terdapat beberapa faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen,

yaitu faktor sosial budaya, pribadi dan psikologi konsumen. Faktor sosial budaya terdiri atas kebudayaan, budaya khusus, kelas sosial, kelompok sosial dan

referensi keluarga. Faktor pribadi terdiri dari usia, pekerjaan, keadaan ekonomi dan gaya hidup. Faktor lain adalah faktor psikologi yang terdiri dari motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan, dan sikap. Selanjutnya perilaku konsumen tadi sangat menentukan dalam proses pengambilan keputusan membeli yang tahapnya dimulai dari pengenalan masalah, yaitu berupa desakan yang membangkitkan tindakan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya (Setiadi, 2003).

Pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian yaitu semakin banyak pengetahuan yang dimiliki konsumen maka konsumen akan semakin baik dalam mengambil keputusan. Selain itu, pengetahuan konsumen mengakibatkan konsumen akan lebih efisien dan lebih tepat dalam mengolah informasi, serta mampu me-recall informasi dengan lebih baik. Pengetahuan subjektif adalah persepsi konsumen mengenai apa dan berapa banyak yang dia ketahui mengenai kelas produk. Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bahwa persepsi berhubungan dengan pembentuk kan pengetahuan konsumen, yang kemudian akan

mempengaruhi keputusan pembelian atau konsumsi (Kotler, 1987).

(26)

pilihan dan alokasi anggaran untuk berkonsumsi.

Ada tiga nilai dasar yang menjadi fondasi bagi perilaku konsumsi masyarakat muslim:

1. Keyakinan akan adanya hari kiamat dan kehidupan akhirat, prinsip ini

mengarahkan seorang konsumen untuk mengutamakan konsumsi untuk akhirat daripada dunia. Mengutamakan konsumsi untuk ibadah daripada konsumsi duniawi. Konsumsi untuk ibadah merupakan future consumption (karena terdapat balasan surga di akhirat), sedangkan konsumsi duniawi adalah present consumption.

2. Konsep sukses dalam kehidupan seorang muslim diukur dengan moral agama

Islam, dan bukan dengan jumlah kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi moralitas semakin tinggi pula kesuksesan yang dicapai. Kebajikan, kebenaran dan ketaqwaan kepada Allah merupakan kunci moralitas Islam. Kebajikan dan kebenaran dapat dicapai dengan prilaku yang baik dan bermanfaat bagi

kehidupan dan menjauhkan diri dari kejahatan.

3. Kedudukan harta merupakan anugrah Allah dan bukan sesuatu yang dengan sendirinya bersifat buruk (sehingga harus dijauhi secara berlebihan). Harta merupakan alat untuk mencapai tujuan hidup, jika diusahakan dan

dimanfaatkan dengan benar.

(27)

9

memanfaatkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Hawkins, et al (2001), berpendapat bahwa perilaku konsumen merupakan studi mengenai individu, kelompok, dan organisasi serta proses mereka ketika

menyeleksi, menggunakan dan menghabiskan produk, jasa, pengelolaan atau ide untuk memuaskan kebutuhan. Sumarwan (2003) menarik kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.

2.1.1. Proses keputusan pembelian konsumen

Konsumen akan melalui beberapa tahapan dalam melakukan tindakan pembelian sampai akhirnya konsumen memutuskan apakah ia akan membeli atau tidak. Menurut Kotler (2000), ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Secara skematik, tahapan tersebut dapat ditunjukkan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Proses keputusan pembelian konsumen (Kotler, 2000)

Model ini menekankan proses pembelian sejak sebelum pembelian sampai setelah pembelian. Setiap konsumen akan melewati kelima tahap ini untuk setiap

(28)

pembelian yang lebih rutin. Uraian mengenai proses keputusan pembelian dijelaskan dibawah ini :

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat dicetuskan oleh stimulus, baik internal maupun eksternal. Stimulus internal adalah kebutuhan dasar yang timbul dari dalam diri seperti lapar, haus dan sebagainya. Sedangkan stimulus eksternal adalah

kebutuhan yang ditimbulkan karena dorongan eksternal. Sedangkan menurut Engel, et al (1995), pengenalan kebutuhan pada akhirnya bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian yang ada di antara keadaan aktual (situasi konsumen sekarang) dengan keadaan yang diinginkan. Ketika ketidaksesuaian ini melebihi tingkat atau ambang tertentu, maka kebutuhan akan dikenali.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan di dalam ingatannya (pencarian internal) atau melakukan pengumpulan informasi dari lingkungan sekitarnya (pencarian eksternal). Pencarian internal adalah pencarian informasi melalui ingatan untuk melihat pengetahuan yang relevan dengan keputusan. Apabila pencarian internal tidak mencukupi, maka konsumen

(29)

11

3. Evaluasi Alternatif

Tahap ini didefinisikan sebagai proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk memilih alternatif, konsumen akan menggunakan beberapa kriteria evaluasi yang berbeda, misalnya nama, merek, asal produk dan sebagainya. Dengan kriteria tersebut konsumen akan memilih salah satu dari beberapa alternatif yang ada. Proses evaluasi konsumen adalah proses yang berorientasi kognitif, yaitu mereka menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk terutama berdasarkan kesadaran dan rasional. Beberapa konsep dasar dalam memahami proses evaluasi konsumen yaitu pertama konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan, kedua konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk dan ketiga konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan.

4. Keputusan Pembelian

Pembelian menurut Engel, et al (1995), yaitu suatu proses keputusan konsumen apabila memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti dapat diterima bila perlu. Dalam tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Selanjutnya konsumen membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi antara niat pembelian dan keputusan pembelian (Gambar 2).

Faktor pertama adalah faktor sikap atau pendirian orang lain. Faktor ini

(30)

semakin menyesuaikan maksud pembeliannya. Faktor kedua yang dapat mempengaruhi niat pembelian dan keputusan pembelian adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi. Adanya faktor ini akan dapat mengubah rencana pembelian suatu produk yang akan dilakukan konsumen.

Gambar 2. Tahap-tahap antara evaluasi alternatif dan keputusan pembelian (Kotler, 2000)

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Sehingga tugas pemasar tidak cukup berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Dalam hal ini pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian serta pembuangan pasca pembelian. Menurut Mowen dan Minor (1998), kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai keseluruhan sikap konsumen yang didapatkan dari barang dan jasa setelah mereka menggunakannya. Kepuasan

Keputusan Pembelian Niat Pembelian Evaluasi Alternatif

Faktor Situasi yang Tidak Terantisipasi

(31)

13

berfungsi mengukuhkan loyalitas pembeli, sementara ketidakpuasan dapat menyebabkan keluhan, komentar negatif dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum. Hal ini merupakan suatu upaya untuk mempertahankan pelanggan yang menjadi unsur penting dalam strategi pemasaran.

Hasil penelitian Fatimah (2006) menjelaskan bahwa dalam proses keputusan pembelian buku bertemakan Islam melakukan lima tahapan, namun proses yang dilakukan dalam setiap tahapan tersebut berbeda-beda untuk setiap konsumennya. Sebagian besar konsumen memutuskan membeli buku bertemakan Islam

dikarenakan adanya dorongan dalam diri konsumen untuk menambah wawasan keislaman mereka, konsumen lebih memilih untuk melihat secara langsung di tempat penjualan buku dengan mempertimbangkan judul dan isi dari pada buku tersebut, serta ada atau tidaknya diskon (potongan harga) dari buku yang

dimaksud terlebih dahulu. Buku bertemakan Islam merupakan salah satu produk yang memiliki tingkat keterlibatan tinggi, ini dilihat dari manfaat yang diberikan buku tersebut kepada pembaca, sehingga konsumen merasakan ada yang kurang jika tidak membaca buku bertemakan Islam.

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

(32)

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Perilaku manusia biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi, preferensi dan perilaku antara orang yang tinggal pada daerah tertentu dapat bebeda dengan orang lain yang berada di lingkungan lainnya pula. Sehingga pemasar sangat berkepentingan untuk melihat pergesaran kultur tersebut agar dapat menyediakan produk-produk baru yang diinginkan konsumen. Sub-budaya merupakan bagian dari pada budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.

Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarki dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain, seperti pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal. Kelas sosial berbeda dalam hal busana, cara berbicara, preferensi rekreasi, dan memiliki banyak ciri-ciri lain (Sutisna. 2001).

B. Faktor Sosial

(33)

15

seseorang dinamakan kelompok keanggotaan seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja (sebagai kelompok prima) yang berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus dan informal. Untuk kelompok keanggotaan yang tergolong kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional, dan asosiasi perdagangan cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan ia telah menjadi objek penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Keluarga sangat penting di dalam studi perilaku konsumen karena dua alasan. Pertama, keluarga adalah unit pemakaian dan pembelian untuk banyak produk konsumen. Kedua, keluarga adalah pengaruh utama pada sikap dan perilaku individu. Peran dan status dapat menentukan posisi seseorang dalam tiap kelompok. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status. Misalnya, Mahkamah Agung memiliki status yang lebih tinggi daripada manajer penjualan, dan manajer penjualan memiliki status yang lebih tinggi daripada pegawai kantor. Produk dapat mengkomunikasikan peran dan status seseorang di masyarakat.

C. Faktor Pribadi

(34)

dibelinya (pola konsumsinya). Dengan demikian pemasar dapat

mengidentifikasikan kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang

mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk mereka. Keadaan ekonomi seseorang sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya peka terhadap harga dapat terus-menerus memperhatikan kecenderungan dalam penghasilan pribadi, tabungan dan tingkat suku bunga (Purwadi. 2000).

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya (pendapatnya). Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya.Kepribadian dan konsep diri masing-masing orang berbeda yangdapat mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Konsep diri (citra pribadi) merupakan hal yang berkaitan dengan kepribadian seseorang (Mangkunegara. 2002).

D. Faktor Psikologis

(35)

17

termotivasi akan siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang yang termotivasi itu bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama.

Pembelajaran (learning) meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Secara teori, pembelajaran seseorang dihasilkan melalui perpaduan dorongan, rangsangan, petunjuk bertindak, tanggapan dan penguatan. Para pemasar dapat membangun permintaan akan produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, dengan menggunakan petunjuk yang memberikan dorongan atau motivasi dan dengan memberikan penguatan yang positif.

Keyakinan dan sikap seseorang didapat melalui tindakan dan proses belajar, yang kemudian mempengaruhi perilaku pembeliannya. Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Keyakinan dapat berupa pengetahuan, pendapat, atau sekedar hanya percaya saja. Sedangkan sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan.

(36)

Konsumen Muslim Terhadap Produk BreadTalk Yang Tidak Diperpanjang Sertifikat Halalnya menunjukkan bahwa ada pengaruh positif sikap, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku yang terbentuk dari produk BreadTalk yang tidak diperpanjang sertifikat halalnya terhadap minat beli konsumen muslim. Hasil kedua menunjukkan bahwa ada perbedaan sikap, norma subyektif, dan minat beli dari konsumen muslim yang mengetahui dengan yang tidak mengetahui bahwa produk BreadTalk pernah memiliki sertifikat halal, dan tidak ada

perbedaan untuk persepsi kontrol perilaku. Hasil ketiga membuktikan bahwa ada perbedaan sikap, persepsi kontrol perilaku, dan minat beli dari konsumen muslim yang mengetahui dengan yang tidak mengetahui bahwa produk BreadTalk

sekarang tidak memiliki sertifikat halal, dan tidak ada perbedaan pada variabel norma subyektif.

2.2. Kehalalan Produk

Ketentuan halal dan haramnya suatu bahan pangan berasal dari Allah Sang Pencipta Alam Semesta. Ketentuan ini tercantum di dalam Al-Qur’an dan Hadist. Pada prinsipnya semua bahan makanan dan minuman halal, kecuali yang

(37)

19

ditanduk, diterkam binatang buas dan yang disembelih untuk berhala (Qardhawi, 2000).

Dasar yang diterapkan ajaran Islam ialah bahwa asal sesuatu yang diciptakan Allah adalah halal dan mubah. Tidak ada satu pun yang haram, kecuali ada keterangan yang sah dan tegas tentang keharaman bahan tersebut. Halal berarti boleh, sedangkan haram berarti tidak boleh. Selain masalah halal dalam perilaku, Allah SWT juga mengatur halal dalam masalah makanan maupun minuman.

Dalam Qur’an Surat Al-Maidah ayat 3, Allah SWT berfirman bahwa ”Telah

diharamkan atas kamu bangkai, darah, daging babi, binatang yang disembelih bukan karena Allah, yang (mati) karena dicekik, yang (mati) karena dipukul, yang (mati) karena jatuh dari atas, yang (mati) karena ditanduk, yang (mati) karena dimakan oleh binatang buas, kecuali yang dapat kamu sembelih dan yang disembelih untuk berhala”.

Definisi pangan halal (pasal 1 ayat 5) berdasarkan Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1999 adalah pangan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, baik yang menyangkut bahan baku pangan, bahan tambahan pangan, bahan bantu dan bahan penolong lainnya

(38)

Dalam pembuatan suatu produk pangan, akan terdapat berbagai macam bahan-bahan baik bahan utama, bahan bantu ataupun bahan penolong yang digunakan. Salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah bahan tambahan makanan yang berasal dari hewani seperti asam-asam lemak, gelatin dan lain-lain. Bahan tambahan makanan memungkinkan menggunakan bahan-bahan yang haram sehingga produk hasil pun akan haram. Bahan tambahan pangan

didefinisikan sebagai bahan atau campuran yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk-bentuk bahan pangan. Penambahan

bahan tambahan pangan digunakan untuk memperbaiki karakter pangan agar kualitasnya meningkat. Bahan tambahan pangan pada umumnya merupakan bahan kimia yang telah diteliti dan diuji lama sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang ada (Syah et al., 2005).

Berdasarkan tujuan penggunaannya di dalam pangan, bahan tambahan pangan digolongkan sebagai pewarna, pemanis buatan, pengawet, antioksidan,

antikempal, penyedap dan penguat rasa serta aroma, pengatur keasaman, pemutih dan pematang tepung, pengemulsi, pemantap dan pengental, pengeras, serta sekuenstran. Selain itu, masih ada beberapa bahan tambahan pangan lainnya yang biasa digunakan dalam makanan seperti (1) Enzim, yaitu bahan tambahan

makanan yang berasal dari hewan, tanaman atau mikroba, yang dapat

(39)

21

(40)

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Universitas Lampung pada bulan Februari 2014 sampai dengan April 2014.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang akan digunakan adalah alat tulis, lembar kuisioner dan software Microsoft Office Excell dan SPSS versi 16.0 for Windows.

3.3 Metode Penelitian

(41)

22

dominan di antara variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses pembelian produk pangan halal. Metode yang digunakan dalam analisis faktor adalah metode Kaiser Meyer Olkin (KMO), metode Measure of Sampling (MSA) dan metode komponen utama (principal component), untuk mengelompokan variabel-varibel ke dalam beberapa komponen utama. Selanjutnya, komponen utama tersebut diinterpretasikan sesuai dengan variabel yang menyusunnya.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Survei perilaku konsumen

Survei perilaku konsumen ini dilakukan dengan menyebar kuisioner pada responden dengan jumlah yang sesuai metode penentuan responden yang digunakan.

3.4.1.1 Metode penentuan responden

Proses pemilihan responden dari populasi dengan tujuan mendapatkan kesimpulan mengenai populasi berdasarkan penelitian terhadap responden yang dipilih disebut sampling (Purwadi, 2000). Metode penetuan responden pada penelitian ini adalah metode purpose sampling yaitu menentukan responden yang akan dipilih dengan sengaja. Menurut Singarimbun dan Efendi (1989), metode purpose sampling merupakan metode penentuan responden yang diambil berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan dari metode ini adalah untuk

(42)

adalah mahasiswa program sarjana Universita Lampung. Jumlah mahasiswa Universitas Lampung berdasarkan Direktorat Administrasi dan Jaminan Mutu Pendidikan Unila menunjukan bahwa jumlah mahasiswa sampai dengan saat ini sebanyak 21.208 mahasiswa. Jumlah responden yang diperlukan untuk mewakili jumlah populasi kota Bandar Lampung ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2000). N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

Persentase kelonggaran yang digunakan adalah 10%. Jumlah responden yang diambil berdasarkan rumus tersebut adalah minimal 99,5 responden atau 100 responden. Responden yang diambil adalah seluruh mahasiswa yang beragama islam

3.4.1.2 Penyusunan kuisioner

Kuisioner merupakan data primer dalam melaksanakan penelitian ini. Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang tersusun rapi untuk diajukan kepada responden.

(43)

24

dan perilaku konsumen terhadap pentingnya kehalalan produk pangan di Bandar Lampung. Pertanyaan yang terdapat pada kuisioner tersebut bersifat pertanyaan tertutup, semi terbuka, dan terbuka (Singarimbun dan Efendi, 1989).

Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang tidak memungkinkan responden untuk memberikan jawaban selain yang telah disediakan. Pertanyaan semi terbuka adalah pertanyaan yang telah disediakan jawabannya tetapi memungkinkan responden untuk menambah jawaban yang sesuai. Sedangkan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya secara bebas dapat diberikan responden (Rahmawati,2004).

3.4.1.3 Penyebaran kuisioner

Penyebaran kuisioner dilakukan pada 8 Fakultas yang terdapat di Universitas Lampung. Jumlah sebaran kuisioner pada masing-masing fakultas ditentukan berdasarkan persentase jumlah mahasiswa pada tiap fakultas terhadap jumlah

(44)

Nama Fakultas Jumlah Mahasiswa (jiwa) Jumlah Responden Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam 1.680 8

Hukum 1.798 9

Sumber : Direktorat Administrasi dan Kemahasiswaan Unila

3.4.2. Pengumpulan data

Penelitian ini diawali dengan proses pengumpulan data yang dilakukan dengan kuisioner. Kuisioner terdiri dari 2 bagian yaitu bagian pertama yang berisi pertanyaan tentang kerakteristik responden dan bagian kedua yang berisi pertanyaan tentang tingkat kepentingan responden terhadap kehalalan produk pangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik wawancara.

3.4.3. Pengolahan dan analisis data

(45)

26

Pearson, dengan bantuan SPSS versi 16.0 for Windows. Reliabilitas adalah nilai yang menunjukkan sejauh mana konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2003). Uji reliabilitas untuk instrumen berupa rentangan antara 1-5 menggunakan rumus Cronbach’sAlpha (α), dengan SPSS versi 16.0 for Windows.

3.4.3.1 Analisis deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian produk pangan yang mencakup pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian yang selanjutnya dibuat ke dalam bentuk tabulasi, yaitu pengaturan data ke dalam suatu tabel dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama, kemudian dipersentasekan berdasarkan banyaknya jawaban dari responden. Persentase yang terbesar merupakan faktor yang dominan dari masing-masing variabel yang diteliti.

3.4.3.2. Analisis faktor

(46)

tidak. Metode ekstraksi yang digunakan adalah Principal Component Analysis (metode komponen utama), yaitu untuk mengelompokkan variabel-variabel ke dalam beberapa faktor utama (Imam, 2006).

Pengolahan dan analisis data diawali dengan pembobotan variabel yang dijadikan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk pangan oleh konsumen. Data yang diperoleh berupa data ordinal berskala Likert dengan kisaran 1-5. Skala 1 artinya sangat tidak penting, 2 artinya tidak penting, 3 artinya biasa saja, 4 artinya penting dan 5 artinya sangat penting.

Selanjutnya dilakukan tahapan proses analisis faktor dengan software SPSS versi 16,0 sebagai berikut :

1. Analisis faktor berupaya mengelompokkan sejumlah variabel, untuk itu haruslah ada korelasi yang kuat antar variabelnya. Jika berkorelasi lemah maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis faktor. Metode yang digunakan untuk menguji hal tersebut adalah Kaiser-Meyer-Olkin (KMO). Tingkat kesesuaian harga KMO menurut Kaiser dalam Wibisono dijelaskan dalam Tabel 2 (pengukuran kesesuaian pengambilan contoh yang

(47)

28

atas 0,5 artinya variabel masih dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain.

Tabel 2. Tingkat kesesuaian harga KMO dengan penggunaan analisis faktor Harga

KMO

Tingkat kesesuaian penggunaan analisis faktor

0,9 Sangat memuaskan

0,8 Memuaskan

0,7 Harga menengah

0,6 Cukup

0,5 Kurang memuaskan

‹ 0,5 Tidak dapat diterima

2. Pengujian selanjutnya yaitu Anti image matrices, yaitu proses penyaringan terhadap sejumlah variabel, sehingga didapat variabel yang memenuhi syarat untuk dianalisis. Angka yang didapat berada dikisaran nol sampai satu. Nilai yang mencapai satu, berarti variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain. Sedangkan variabel yang memiliki nilai kurang dari 0,5 tidak dapat dilakukan uji lanjut.

3. Metode yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis). Faktor yang terbentuk dapa dilihat pada tabel Total Variance Explained dan Component Matrix. Apabila nilai yang didapat kurang menggambarkan perbedaan, sehingga sulit untuk

(48)

interpretasi peubah untuk setiap faktor.

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian maka, tahapan proses keputusan pembelian produk pangan halal, yaitu pengenalan kebutuhan (lapar 30% dan gaya hidup 30%); pencarian informasi (melihat secara langsung 41% dan pertemuan agama 19,9%); evaluasi alternative (melihat tanggal kadaluarsa produk 34% dan tidak mengkonsumsi makanan yang berasal dari babi 29%). Selanjutnya, proses pembelian (selalu melihat label halal 85% dan tidak jadi beli tanpa label halal 51%) dan pasca pembelian produk pangan halal ( merasa ragu makan dikantin kampus 54% dan perlu diberikan sertifikat halal setiap kantin 93%).

Analisis faktor yang dilakukan pada variabel-variabel yang mempengaruhi proses keputusan pembelian produk pangan halal dalam tingkat kepentingan

mengahasilkan empat faktor utama. Adapun faktor pertama adalah faktor atribut produk yang terdiri dari merk produk, komposisi produk dan tanggal produksi. Sedangkan faktor kedua adalah faktor internal yang terdiri dari variabel

(50)

Setelah hasil analisis disimpulkan, maka dapat disarankan kepada pihak-pihak yang terkait dengan produk pangan halal, yaitu :

1. Perhatian konsumen terhadap atribut produk berupa merk produk, jenis

kemasan, komposisi, tanggal kadaluarsa serta label halal pada produk sangat besar pengaruhnya dalam menentukan pembelian. Oleh karena itu, produsen sebaiknya memberikan perhatian yang lebih pada aspek tersebut.

(51)

57

DAFTAR PUSTAKA

Engel, J. F., G. Blackwell, dan P. W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen . Jilid 1. Binarupa Aksara, Jakarta.

Falah, A.M. 2004. Tingkat Kepentingan Label Halal Bagi Konsumen Muslim Dalam Mengkonsumsi Produk Olahan Daging Sapi Di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Skripsi. Fakultas Peternakan. IPB. Bogor. Fatimah, K. 2006. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Proses Keputusan

Pembelian Buku Bertemakan Isalm. Fakutas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor.

Hawkins. et al. 2001. Consumer Behavior: Building Market Strategy. Boston : Irwin/Mc Graw Hill.

Indriyo, G. 2000. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta :BPFE.

Imam, G. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran. (Terjemahan), PT Prenhallindo, Jakarta. Kotler, P. 1987. Dasar-dasar Pemasaran. Terjemahan Jilid I. Intermedia. Jakarta Mangkunegara, A A. 2002. Perilaku Konsumen. Penerbit PT Refika Aditama.

Bandung

Mutmainnah, N.A. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Produk Sophie Martin Pada B.C IVRINA KATILI. Fakultas Ekonomi. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Mowen, J dan Minor. 1998. Consumer Behaviour (5th Ed). Prentice-Hall, Inc. New Jersey, USA.

Listyoningrum, A. 2013. Analisis Minat Beli Konsumen Muslim Terhadap Produk BreadTalk Yang Tidak Diperpanjang Sertifikat Halalnya. Fakultas Ekonomi. UII. Yogyakarta.

(52)

Singarimun, M dan S. Efendi. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Schaffner, D J, William R S, Mary D E. 1998. Food Marketing an International Perspective. WCB Mc-Graw Hill. Singapore

Setiadi, N J. 2003. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Kencana Media. Jakarta

Simamora, B. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia, Jakarta. Syah et al. 2005. Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan. Himpunan

Alumni Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor

Umar, H. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta Busines Research Center, Jakarta.

Qardhawi, Y. 2000. Halal dan Haram dalam Islam. Robbani Press. Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Proses keputusan pembelian konsumen (Kotler, 2000)
Gambar 2. Tahap-tahap antara evaluasi alternatif dan keputusan pembelian (Kotler, 2000)
Tabel 1. Daftar sebaran kuisioner pada 8 Fakultas
Tabel 2. Tingkat kesesuaian harga KMO dengan penggunaan analisis faktor

Referensi

Dokumen terkait

Apabila kita resapi tugas dalam pencapaian tujuan diklat tersebut cukup berat untuk mencapainya, sikap optimistis dan positif thinking perlu ditumbuh kembangkan

Dari hasil pemodelan periodik, pemodelan stokastik, maupun pemodelan periodik-stokastik pasang surut dari stasiun Tanjung Priok ini ditunjukkan bahwa baik pemodelan

Skripsi ini berjudul Peran Komunikasi Antarpribadi Personal Selling Dalam Memasarkan Produk dan Jasa layanan Internet & TV Cable Serta Pelayanan Informasi

Pegambilan data dilakukan menggunakan metode Sensus Visual dengan luas pengamatan pada terumbu buatan seluas 51 m 2 (panjang = 8,5 meter dan lebar = 6 meter). Indeks

Saya telah mendengarkan penjelasan mengenai penelitian ini dan menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh mahasiswa

Adapun maksud dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh tebal dinding terhadap stabilitas konstruksi dinding penahan tanah tipe counterfort pada rencana pembangunan dinding

Kegiatan yang dibahas meliputi banyak kegiatan baik dari pelaporan kerja, kebutuhan sarana dan prasarana dilapangan, maupun berbagai hal yang menyangkut kelangsungan unit

•• Izin tidak masuk kuliah Izin tidak masuk kuliah   langsung langsung ke dosen ybs.. Perhatikan aturan ke