• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENAJEMEN UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH ( Studi di Terminal Induk Rajabasa Kota Bandar Lampung )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENAJEMEN UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH ( Studi di Terminal Induk Rajabasa Kota Bandar Lampung )"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

In order to maximize the function bus station to provideoptimal benefits, either in the form of service to the citizens who use the public transport bus station or the citizens that uses the facilities, infrastructure, facilities within the terminal, and can contribute to the income of the region, it needs to be carefully managed, professional and accountable. Therefore, we need agood management guidelines.

This research focuses on the Management of UPTD Terminal Induk Rajabasa in Bandar Lampung. To reveal this problems, researchers used Public Management theory belongs to Henri Fayol. Type of research is descriptive research with qualitative method.

Rajabasa UPTD Management Terminal in Bandar Lampung in the management of the Terminal Induk Rajabasa division of labor has not gone well. That is because there are still many discrepancies between the competence of employees with positions in the waistband. Besides the factor experience is also includ in the variable position. Authority and responsibility in the terminal induk UPTD Rajabasa very well. This can be seen from the stage manager who has arranged and running, from the top level manager, middle manager, and the final first legs manager. Discipline in the terminal induk Rajabasa has not gone well. It can be seen that there are many employees who violate discipline, although party leaders have been disseminating about sanctions when violated discipline. unity of command in Terminal UPTD Rajabasa has been going well.Orders give by the institutions performed well and delivered promptly to each member. Implementation activities are also carried out by his direct supervision, this is done for the sake of continuity of his committee, the appropriated command from the top to achieve the goal

(2)

( Studi di Terminal Induk Rajabasa Kota Bandar Lampung )

Sebuah terminal benar-benar dapat memberikan manfaat yang optimal baik berupa pelayanan kepada masyarakat pengguna transportasi umum yang memanfaatkan terminal maupun masyarakat pengguna sarana, prasarana, fasilitas yang ada di dalam terminal, serta dapat memberikan kontribusi pendapatan kepada daerah, maka perlu dikeloladengan sebaik-baiknya, professional, dan akuntabel. Oleh karena itu di perlukan suatu pedoman pengelolaan atau manajemen terminal yang baik.

Penelitian ini menitik beratkan pada permasalahan Menajemen Tata Kelola UPTD Terminal Induk Rajabasa Kota Bandar Lampung. Untuk mengungkap permasalahan ini, peneliti menggunakan teori Menajemen Publik milik Henri Fayol. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan metode kualitatif.

Manajemen UPTD Terminal Rajabasa Kota Bandar Lampung dalam pengelolaan Terminal Induk Rajabasa pembagian kerja belum berjalan baik. Hal tersebut dikarenakan masih banyak ketidak sesuaian antara kompetensi pegawai dengan posisi yang di emban. Selain itu faktor pengalaman juga termasuk dalam variabel penempatan posisi. wewenang dan tanggung jawab di UPTD terminal induk rajabasa terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari tingkatan manajer yang telah tersusun dan berjalan, dari tingkatan top manager,middle manager,dan terakhir first legs manager. Kedisiplinan di terminal induk rajabasa belum berjalan baik. Hal ini dapat dilihat bahwa masih banyak pegawai yang melanggar kedisiplinan, walaupun pihak pimpinan telah mensosialisasikan mengenai sanksi ketika melanggar kedisiplinan. kesatuan perintahdi UPTD Terminal Rajabasa telah berjalan dengan baik. Perintah yang diberikan oleh pimpinan institusi dilaksanakan dengan baik dan disampaikan secara tepat kepada setiap anggota. Pelaksanaan kegiatan juga dijalankan dengan pengawasan beliau secara langsung, hal ini dilakukan beliau demi kelancaraan pelaksana kegiatan yang sesuai printah dari atas untuk mencapat tujuan

(3)

Oleh

Nanda Kurniawan

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA ADMINISTRASI NEGARA

Pada

Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

(Skripsi)

Oleh

NANDA KURNIAWAN 0816041038

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

GAMBAR Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ………....… 28

2. Susunan Organisasi Terminal Induk Rajabas ……… 46

3. Wawancara Peneliti ………. 55

4. Petugas Mangkir dalam Jam Kerja ………. 59

(6)

Halaman

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………..……… 1

B. Rumusan Masalah ……….. 7

C. Tujuan Penelitian ……….. 7

D. Manfaat Penelitian ……….. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Transprtasi………...………. 8

1. Definisi Transportasi………. 8

2. Peran dan Manfaat Transportasi………. 9

3. Kriteria Transportasi Publik………. 13

B. Tinjauan Terminal ……….. 14

1. Definisi Terminal ……….. 14

2. Fungsi Terminal ……….. 15

3. Tipe Terminal ……….. 16

4. Pengelolaan Terminal ……….. 17

C. Tinjauan Manajemen ……….. 18

1. Definisi Manajemen ……….. 18

2. Menajemen Publik ……….. 19

3. Fungsi Manajemen ……….. 20

4. Prinsip-prinsip Manajemen ………. 21

(7)

B. Fokus Penelitian ……….. 30

C. Lokasi Penelitian ……….. 32

D. Sumber Data ……….. 32

E. Teknik Pengumpulan Data ……….. 33

F. Teknik Pengolahan Data ……….. 34

G. Teknik Analisis Data ………. 35

H. Teknik Keabsahan Data ……….. 37

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kota Bandar Lampung ……….…...…… 40

1. Sejarah Kota Bandar Lampung ……… 40

2. Visi dan Misi Kota Bandar Lampung ……… 42

B. Sejarah Berdirinya Terminal Induk Rajabasa ……… 43

1. Letak Geografis Terminal Induk Rajabasa ……… 44

2. Sruktur Organisasi Terminal Induk Rajabasa ……… 45

3. Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Terminal Induk Rajabasa … 47 4. Fasilitas Terminal Induk Rajabasa ……… 50

5. Jumlah Lintasan Trayek ……… 51

6. kerjasama dengan Intansi Lain ……… 52

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 53

1. Pembagian Kerja( division of work ) ……… 53

2. Wewenag dan Tanggung Jawab ……… 56

3. Disiplin ………...……….……… 60

4. Kesatuan Perintah ……… 62

B. Pembahasan Penelitian 1. Pembagian Kerja( division of work ) ……… 66

2. Wewenag dan Tanggung Jawab ……….... 66

(8)

Tabel Halaman

1. Sejarah Kepempinan Terminal Induk Rajabasa …………..… 42

2. Tugas Pokok dan Fungsi ……….. 46

(9)
(10)
(11)

Lebih baik bertempur dan kalah daripada tidak pernah bertempur sama

sekali.

(Arthur Hugh Clough)

Lebih baik diasingkan dari pada hidup penuh dengan

kemunafikan.

( Soe Hok gei )

Seorang Pemenang Selalu Berfikir Tentang KerjaSama, Sementara

Seorang Pecundang Akan Selalu Berfikir

bagaimana untuk menjadi yang berkuasa.

(12)
(13)

Segala Puji hanya bagi ALLAH SWT

Dengan segala kerendahan hati kuucapkan syukur atas karunia Mu kepadaku

Kupersembahkan karya kecil ini untuk:

Bapakku Tercinta Usman Efendi

Mamaku tercinta Nurpina

Selalu menjadi sumber inspirsi di dalam kehidupanku. Selalu mendoakan dan mendukung segala aktivitas kuhingga sekarang. Semua curahan kasih sayang yang kalian berikan tidak

akan mampu aku gantikan dengan apapun.

Adinda Fajri Kurniawan

Kehadiran mu menyempurnakan hidupku

Semoga kita berhasil dan tetap menjadi kebanggaan orang tua

Seluruh keluarga besarku, Sahabat,Teman-temanku

dan adik

tingkat yang selalu mendukungku

Terimakasih atas semua dukungannya

(14)

Penulis bernama lengkap Nanda Kurniawan lahir di Padang Panjang tanggal 22 Juni 1989. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Usman Efendi dan Ibu Nurpina. Penulis sangat beruntung dan bersyukur karena dilahirkan dalam keluarga harmonis dan kebahagiaan yang selalu tercurah, hal inilah yang mendasari penulis untuk selalu berbakti dan mengutamakan keluarga.

Penulis menempuh pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 10 Andaleh pada tahun 1996-2002, SMP Negeri 3 Padang Panjang pada tahun 2002-2005, dan dilanjutkan di SMA PB UNP Padang pada tahun 2005-2008. Selanjutnya pada tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

(15)

Alhamdulillahirrabil’alamin segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Atas segala kehendak dan kuasa Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Menajemen Unit Pelaksana Teknis Daerah”

(Studi di Terminal Induk Rajabasa Bandar Lampung) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Negara (SAN) pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang peneliti miliki. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara lain :

1. Bapak Dr. Dedy Hermawan, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara dan Dosen pembimbing utama. Terimakasih bapak atas arahan, nasehat, saran, masukan,waktu, kesabaran dan bimbingannya yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Meiliyana, S.I.P, M.A selaku dosen pembahas. Terimakasih Ibu atas kritik, saran, arahan, waktu serta kesabaran yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(16)

5. Ibu Nur selaku Staf Administrasi yang banyak membantu kelancaran adminstrasi skripsi ini.

6. Seluruh dosen Ilmu Administrasi Negara, terimakasih atas segala ilmu yang telah peneliti peroleh selama proses perkuliahan semoga dapat menjadi bekal yang berharga dalam kehidupan peneliti ke depannya.

7. Pihak Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung yang telah memberikan izin melakukan penelitian dan meluangkan waktu kepada penulis untuk diwawancarai. Terimakasih kepada Bapak Sarkoni dan Bapak Antonio Makki pihak yang terkait atas kerjasamanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Keluargaku tercinta yang selalu mendoakan dan mendukungku. Bapak, Mama dan nenek yang tak pernah lelah memberikan doa, semangat, motivasi dan selalu bekerja keras untuk membiayai anak-anaknya agar menjadi lebih baik. Terimakasih Bapak dan Mama yang selalu jadi penyemangat dan inspirasi dalam hidupku dan selalu mengingatkan untuk selalu dekat dengan Allah SWT dengan rajin shalat, mengaji dan berdoa. Doakan selalu anakmu, insyaallah akan sukses dan dapat membanggakan keluarga. Serta Adinda Fajri Kurniawan.

(17)

selalu membantu, berbagi keceriaan dan melewati setiap suka dan duka selama kuliah, terimakasih banyak. "Tiada hari yang indah tanpa kalian semua".

11. Semua angkatan ANE 09 Guruh, Angga (mok), Fahmi, Agus (Mamang), Agus (Nyom), Aris (Ambon), Ruli, Rioga (Oge), Bahri, Dedek.

12. Terimakasih sebesar-besarnya kepada Bang Ari Wijaya terimakasih atas bantuan dan tuntunannya selama ini, Bang Fajrin, Bang Panji, Mas Viko, Warek Samsi, Bang Sigit, bang Dani katrok, Baim atas selama ini pelajaran berharga yang menjadi penambah wawasan dalam kehidupan.

13. Temen-temen 2010 Helyus uyung , Rizal, Rido, Bek, Widi Loy, Ardi, Tian, Bogel, Datas atas bantuannya.

14. Terimakasih untuk adik tingkat Sigit Denis, Alga, Rezki, Mamat, Yogi, Akbar, Adi, Sidiq, Leo, Pindo, Dinda, Dimas, Ari, Adi, Binter, Didin, fadli, Daru, fiki, iqbal dan yang lainnya terimakasih banyak atas bantuannya selama ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi sedikit harapan semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mobilitas penduduk yang tinggi dalam suatu wilayah membutuhkan suatu sistem transportasi massal yang dapat mengimbanginya. Agar sebuah terminal benar-benar dapat memberikan manfaat yang optimal baik berupa pelayanan kepada masyarakat pengguna transportasi umum yang memanfaatkan terminal maupun maupun masyarakat pengguna sarana, prasarana, fasilitas yang ada di dalam terminal, serta dapat memberikan kontribusi pendapatan kepada daerah, maka perlu dikeloladengan sebaik-baiknya, professional, dan akuntabel. Oleh karena itu di perlukan suatu pedoman pengelolaan atau manajemen terminal yang baik pengelolaan atau manajemen adalah proses perencanan, pengorganisasian, kepemimpinan, dapat pengendalain upaya anggota organisai dan proses penggunaan semua nilai-nilai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapakan. (Wibowo 2010:25)

(19)

pengelolaan sampai pada teknis pelaksanaa operasional. Tidak tertibnya pengaturan kendaraan didalam terminal dan tingginya angka kriminalitas menjadi faktor utama yang perlu segera di selesaikan oleh UPTD Terminal Induk Kota Bandar Lampung sebagai bentuk respon aktif terhadap situasi dan kondisi yang terjadi.

Menurut Kepmenhub No. 31 tahun 1995 terminal penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Provinsi Lampung memiliki 17 terminal penumpang di beberapa kabupaten/ kota dengan rincian sebagai berikut :

1. Terminal Type A : 1 buah, yaitu Terminal Rajabasa.

2. Terminal Type B : 7 buah, yaitu Terminal Mulyojati, Kotabumi, Menggala, Pringsewu, Krui, Bandar Jaya, Panjang, Kota Agung, Bukit Kemuning, dan Liwa.

3. Terminal Type C : 9 buah, yaitu Terminal Kemiling, Pasar Bawah, Sukaraja, Kalianda, Metro, Kali Cinta, Pasar Dekon, Simpang Propau, dan Way Tenong.

Adapun terminal penumpang yang berada di Bandar Lampung adalah sebagai berikut :

1. Terminal Tipe A : Terminal Induk Rajabasa 2. Terminal Tipe B : Terminal Panjang

(20)

Arus transportasi penumpang yang semakin padat dan kuantitas dari pengguna moda angkutan transportasi darat antar kota dan Provinsi yang semakin berkembang baik dalam kota ataupun antar kota, antar Provinsi sebaiknya disikapi dengan baik oleh UPTD Terminal Kota Bandar Lampung dengan meningkatkan kualitas infrastruktur terminal angkutan penumpang yang ada sebagai bentuk ketanggapan terhadap situasi yang sedang berkembang.

Fungsi terminal yang sangat urgent sebagai media transportasi masyarakat dalam mengakses sarana angkutan umum (penumpang) menjadikan terminal penting untuk dikelola secara profesional dengan berbagai macam fasilitas pendukung kenyamanan bagi penggunanya. Banyaknya terminal di Provinsi Lampung yang sebagian besar berada di Bandar Lampung merupakan aset penting daerah yang haru dikelola dengan baik agar dalam pemanfaatannya bisa tercapai tujuan-tujuan yang diinginkan.

(21)

Pelayanan kepada masyarakat dapat dikatakan baik manakala masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan pelayanan dengan prosedur yang tidak panjang, biaya yang murah, waktu yang cepat, dan masyarakat sedikit atau hampir tidak ada keluhan yang diberikan kepadanya. Kondisi semacam ini hanya dapat diwujudkan manakala organisasi publik (Widodo, 2010: 274)

Kota Bandar Lampung sebangai ibu kota Provinsi Lampung merupakan pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung memiliki tingkat mobilitas yang tinggi dalam segala aspek kehidupan haruslah memiliki sarana dan prasarana penunjang dalam bidang transportasi guna mempelancarnya akses bagi masyarakat dalam beraktifitas. Tingkat mobilitas yang tinggi serata desakan infarasuktur transportasi yang memadai menyebabkan Pemerintah Daerah sebangai abdi masyarakat terdorong untuk merespon kebutuhan masyarakat agar dapat terpenuhi sesuai dengan yang diharapkan.

(22)

Pengelola dari Terminal Rajabasa adalah UPTD ( Unit Pelaksana Teknis Dinas ) Terminal Rajabasa. UPTD ( Unit Pelaksana Teknis Dinas ) Terminal Rajabasa yang harus melakukan perancanaan, pengorganisasian, pelaksana mengenai tata kelola terminal Rajabasa. Terkait Terminal Rajabasa, ternyata mengenai pengelolaan Terminal ini belum efektif dan efesien. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil Inspeksi Mendadak (SIDAK) yang dilakukan oleh Herman HN. (Walikota Bandar Lampung) keterminal Induk Rajabas yang dimuat pada harian media massa “13 September Radar Lampung 2013”, beliau dikatanbahwa:

Dia tidak terima ketika inspeksi mendadak (sidak) melihat gedung Terminal Induk Rajabasa kotor dan belum diperbaiki. Saat itu juga, Walikota Bandar Lampung, mantan Kadispenda Lampung ini langsung menegur Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Bandar Lampung Rifa’i dan memarahi Kepala Terminal Induk Rajabasa Antoni Makki. Di karenakan gedung terminl Induk Rajabasa yang kotor dan belum selesai diperbaiki.

Sementara, Kadishub Bandar lampungRifa’i mengaku pihaknya memanglamban merenovasi dikarenakan tender yang lama. Namun dengan sidak yang dilakukan wali kota, artinya merupakan bentuk perhatian terhadap kinerja Dishub.

(23)

(pengamen, ojek dan seterusnya). Kemudian penggunaan identitas tertentu (baju/kaos seragam berikut nomor anggota). Dapat pula ditambahkan sistem nilai paguyuban seperti etika ketika menawarkan bantuan kepada calon konsukmen. Etika ini meliputi standardisasi tarif jasa pelayanan. Jasa ojek dihitung per daerah tujuan, memperhitungkan tingkat keramaian, kondisi medan dan semacam itu. Jasa porter dihitung dari berat barang dan jauh-dekat pemanggulan barang. Jasa pelayanan calo sebaiknya dibebankan kepada kru bus. Agar kru bus tidak merugi, Dinas Perhubungan dapat memfasilitasi kenaikan tarif untuk alokasi persentase komisi calo. Realitas ini mungkin melanggar aturan, namun komisi calo telah menjadi realitas di lapangan yang tak terhindarkan. Bila tak diatur, pengeluaran calon penumpang juga tetap besar selain ongkos resmi. Jasa komisi yang dibayar oleh kru bus akan sangat meminimalkan ketertekanan calon penumpang oleh pelayanan calo yang berbau premanisme. ( Lampung Post, 14 September 2013 )

(24)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Manajemen UPTD Terminal Induk Rajabasa di Kota Bandar Lampung?

C. Tujuan Penelitian :

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis Manajemen UPTD Terminal Induk Rajabasa di Kota Bandar Lampung.

D. Kegunaan Penelitian :

Adapun manfaat penelitian ini secara teoritis dan secara praktis:

1. Secara teoritis hasil penelitian diharapkan memberikan tambahan wawasan dalam ilmu Administrasi Negara khususnya berkaitan dengan manajemen publik

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Transportasi

1. Definisi Transportasi

Pengertian transportasi yang dikemukakan oleh Nasution (1996:50 ) diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Sehingga dengan kegiatan tersebut maka terdapat tiga hal yaitu adanya muatan yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan yang dapat dilalui. Proses pemindahan dari gerakan tempat asal, dimana kegiatan pengangkutan dimulai dan ke tempat tujuan dimana kegiatan diakhiri. Untuk itu dengan adanya pemindahan barang dan manusia tersebut, maka transportasi merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi (thepromoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan ekonomi.

(26)

Dengan melihat dua peran yang di sampaikan di atas, peran pertama sering digunakan oleh perencana pengembang wilayah untuk dapat mengembangkan wilayahnya sesuai dengan rencana. Misalnya saja akan dikembangkan suatu wilayah baru dimana pada wilayah tersebut tidak akan pernah ada peminatnya bila wilayah tersebut tidak disediakan sistem prasarana transportasi. Sehingga pada kondisi tersebut, parsarana transportasi akan menjadi penting untuk aksesibilitas menuju wilayah tersebut dan akan berdampak pada tingginya minat masyarakat untuk menjalankan kegiatan ekonomi. Hal ini merupakan penjelasan peran prasarana transportasi yang kedua, yaitu untuk mendukung pergerakan manusia dan barang.

2. Peran dan Manfaat Transportasi

Menurut Tamin (1999:5), prasarana transportasi mempunyai dua peran utama, yaitu: Sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan; dan sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut dan, untuk mendukung pergerakan manusia dan barang.

(27)

menuju wilayah tersebut dan akan berdampak pada tingginya minat masyarakat untuk menjalankan kegiatan ekonomi.

Selain memahami peran dari transportasi di atas, aspek yang menjadi penting dari sektor transportasi adalah aksesibilitas, karena perlunya transportasi guna mendukung kedua peran yang disampaikan di atas sehingga akan memudahkan aksesibilitas orang dan barang. Dalam pendekatan transportasi, menurut Dagun. Save M (2006 : 159) aksesibiltas merupakan sebuah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna wilayah secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya.

Sehingga, aksesibilitas merupakan suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi berinteraksi satu sama lain dan “mudah” atau “susah”-nya

lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi. Pernyataan “mudah” atau “susah” merupakan pernyataan yang sifatnya sangat “subyektif” dan

“kualitatif”, karena setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang

mudah dan susah terhadap aksesibilitas yang mereka rasakan. Tamin (1999:52) mengungkapkan bahwa aksesibilitas dapat pula dinyatakan dengan jarak.

(28)

sehingga lokasinya pun sangat jauh dari kota karena harus memperhatikan segi keamanan, pengembangan wilayah, dan lainnya.

Aksesibilitas menuju bandara menjadi rendah karena lokasinya yang sangat jauh dari pusat kota, namun dapat diatasi dengan menyediakan sistem jaringan transportasi yang dapat dilalui dengan kecepatan tinggi. Artinya, saat ini ukuran aksesibilitas yang diukur berdasarkan jarak sudah tidak lagi digunakan, namun dapat diukur berdasarkan waktu tempuh. Hal ini merupakan penjelasan peran prasarana transportasi.

Menurut Soesilo (1999:14) transportasi memiliki manfaat yang sangat besar dalam mengatasi permasalahan suatu kota atau daerah. Beberapa manfaat yang dapat disampaikan adalah:

1. Penghematan Biaya Operasi

Penghematan ini akan sangat dirasakan bagi perusahaan yang menggunakan alat pengangkutan, seperti bus dan truk. Penghematan timbul karena bertambah baiknya keadaan sarana angkutan dan besarnya berbeda-beda sesuai dengan jenis kendaraanya dan kondisi sarananya.Dalam hal angkutan jalan raya, penghematan tersebut dihitung untuk tiap jenis kendaraan per km, maupun untuk jenis jalan tertentu serta dengan tingkat kecepatan tertentu. Biaya-biaya yang dapat diperhitungkan untuk operasi kendaraan adalah sebagai berikut:

(29)

b) Penggunaan pelumas; c) Penggunaan ban;

d) Pemeliharaan suku cadang; e) Penyusutan dan bunga;

f) Waktu supir dan waktu penumpang. 2. Penghematan Waktu

Manfaat lainnya yang menjadi penting dengan adanya proyek transportasi adalah penghematan waktu bagi penumpang dan barang. Bagi penumpang, penghemata waktu dapat dikaitkan dengan banyaknya pekerjaan lain yang dapat dilakukan oleh penumpang tersebut. Untuk menghitungnya dapat dihitung dengan jumlah penumpang yang berpergian

3. Pengurangan Kecelakaan

Untuk proyek-proyek tertentu, penguranga kecelakaan merupakan suatu manfaat yang nyata dari keberadaan transportasi. Seperti perbaikan-perbaikan sarana transportasi pelayaran, jalan kereta api dan sebagainya telah dapat mengurangi kecelakaan. Namun di Indonesia, masalah ini masih banyak belum mendapat perhatian, sehingga sulit memperkirakan besarnya manfaat karena pengurangan biaya kecelakaan. Jika kecelakaan meningkat dengan adanya peningkatan sarana dan pra sarana transportasi,hal ini menjadi tambahan biaya atau bernilai manfaat negatif.

4. Manfaat Akibat Perkembangan Ekonomi

(30)

kegiatan produksi tersebut dengan adanya jalan dikurangi dengan nilai sarana produksi merupakan benefit dari proyek tersebut

3. Kriteria Transportasi Publik

Sebagai sarana transportasi publik, maka transportasi harus memenuhi kriteria pelayanan publik. Dagun et. al (2006 : 87) mengungkapkan bahwa transportasi yang baik bagi pelayanan publik harus memenuhi tiga kriteria dasar, yaitu kenyamanan, keamanan, dan kecepatan. Ketentuan pertama adalah kenyamanan, yaitu aspek kenyamanan harus dapat dirasakan oleh penumpang yang menggunakan jasa transportasi. Penumpang akan merasa nyaman di dalam sarana transportasi bila di sarana tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memberikan kenyamanan bagi penumpangnya, salah satunya adalah pendingin udara, terhadap asap kendaraan bermotor, dan proses yang dijalani calon penumpang sebelum dan setelah berada dalam sarana transportasi.

(31)

demikian, sistem tertutup ini dapat memberikan rasa aman bagi penumpang dari ancaman pencurian, pencopetan, perampokan, atau insiden-insiden lainnya yang mengancam keselamatan penumpang dalam menggunakan jasa transportasi Ketentuan ketiga adalah kecepatan, yaitu ketentuan terpenuhinya waktu sampai ke tempat tujuan dengan cepat dan atau tepat. Ketentuan ini hanya dapat terpenuhi bila sarana transportasi didukung dengan pra sarana yang khusus, sebagai contoh adalah rel khusus yang dimiliki oleh kereta api. Sehingga dengan mengadopsi prasarana kereta api, maka pada transportasi bus pun dapat diterapkan dengan membangun jalur khsusus atau disebut denganbusway.

B. Tinjauan Terminal

1. Definisi Terminal

(32)

2. Fungsi Terminal

Fungsi utama terminal dapat ditinjau dari tiga unsur yang terkait, yaitu penumpang, pemerintah dan operator angkutan umum. Fungsi–fungsi

tersebut adalah sebagai berikut :

a) Fungsi terminal bagi penumpang adalah mempermudah perpindahan dari satu moda ke moda lainnya atau dengan kata lain untuk mempercepat arus penumpang menuju daerah tujuan dengan memperhatikan segi keamanan dan kenyamanan, tersedianya fasilitas terminal dan informasiserta fasilitas parkir kendaraan pribadi.

b) Fungsi terminal bagi pemerintah adalah perencanaan dan manajemen lalu lintas serta pengendalian arus kendaraan umum untuk menghindari kemacetan sekaligus sebagai sumber pendapatan daerah..

c) Fungsi terminal bagi operator angkutan umum adalah untuk pengaturan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan sebagai fasilitas pangkalan

(33)

3. Tipe Terminal

Berdasarkan karakteristik dan fungsinya, menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor. 31 tahun 1995, Tentang Terminal dan Transportai Jalan maka terminal dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Terminal Tipe A,Terminal tipe A berfungsi untuk melayani kendaraan umum untuk angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dan atau Antar Lintas Batas Negara, angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), angkutan kota, dan angkutan pedesaan.

b) Terminal Tipe B,Terminal tipe B mempunyai fungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan Antar Kota Dalam Propinsi, angkutan kota dan atau angkutan pedesaan.

c) Terminal Tipe C,Terminal tipe C mempunyai fungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.

Berdasarkan tingkat pelayanannya, terminal dibagi menjadi tiga yaitu :

a) Terminal induk adalah terminal utama yang berfungsi sebagai pusat atau induk dari terminal–terminal pembantu dengan tingkat pelayanan yang berjangkauan regional atau antar kota dan lokal atau dalam kota serta mempunyai kapasitas angkut dan volume penumpang yang tinggi.

(34)

c) Terminal transit yang merupakan terminal yang melayani aktifitas transit penumpang dari satu tujuan ke tujuan lain, kendaraan umum hanya menurunkan dan menaikkan penumpang.

4. Pengelolaan Terminal

Di dalam keputusan mentri perubungan No. 13 tahun 1995 Tentang Terminal dan Transportasi Jalan pengelolan terminal meliputi kegiatan perencanaan, pelaksananan dan pengawasan operasional terminal.

a. Kegiatan perencanan operasional terminal meliputi

1. Penanatan pelataran terminal menurut rute atau jurusan 2. Penantan fasilitas penumpang

3. Penatan arus lalu lintas di daerah pengawasan terminal 4. Penatan faikitas penunjang terminal

5. Penyajian daftarrute perjalan dan tarif terminal

6. Penyusunan jadwal perjalan berdasarkan kartu pengawas 7. Pengaturan jadwal petugas reminal

8. Evaluasi sistem pengoperasian terminal

b. Kegiatan pelaksanan operasional terminal meliputi

1. Pengaturan tempat tunggu dan arus kendaran umum didalam terminal 2. Pemeriksaan kertu pengawasn dan jadwl perjalan

3. Pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaran menurut jadwal yang telah di tetapkan

4. Pungutan jasa pelayanan terminal

(35)

6. Pengaturan arus lalu lintas di daerah pengawasan terminal 7. Pencatatan dan pelaporan pelanggaran

8. Pencatatan jumlah kendaran dan penumpang yang datang dan berangkat c. Kegiatan pengawasan operasional terminal meliputi pengawasan terhadap

1. Tarif angkutan

2. Kelayakan jalan kendaraan yang di operasionalkan 3. Kapasitas muatan yang diizinkan

4. Pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa angkutan

5. Pemanfaatan terminal serta fasilitas penunjang sesuai dengan peruntukannya

C. Tinjauan Menajemen

1. Definisi Manajemen

Menurut G.R. Terry Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. James A.F. Stoner, 1994 menajemen adalah proses perencanan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua nilai-nilai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapakan.

(36)

pemikiran untuk menciptakan pengertian atau definisi manajemen, yaitu alat pembentukan pemikiran rasiaonalitas dan bertindak serta non sumberdaya manusia dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efesien di samping dapat memberikan manfaat dalam kehidipan manusia.

2. Menajemen Publik

Menajemen publik (public management) adalalah faktor utama dalam suatu administrasi publik (public administration) untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan sarana dan prasarana yang ada, termasuk organisasi serta sumber dana dan sumber daya yang tersedia (Ramto, 1997:14). Dengan demikin, manajemen pemerintahan, tidak lain adalah faktor upaya dalam suatu organisasi. Upaya tersebut diwujudkan dalam berbagai kegiatan pemerintah yang mencakup berbagai aspek kehidupan dan penghidupan warga Negara dan masyarakatnya (Kristiadi, 1994:23).

Terminologi menajemen, sangat erat hubungannya dengan usaha untuk mencapai tujuan tertentu dengan jalan mengunakan sumber-sumber yang tersedia dalam organisasi dengan cara yang seefisien mungkin (Suradinata, 1996:67). Secara konseptual dari dua istilah diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pemerintah mengandung arti sebangai suatu kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan-tujuan Negara dengan menggunakan sumber-sumber yang dikuasai oleh Negara.

(37)

ditentukan, sedangkan manajemen pemerintahan sebagai hasil akan menggambarkan kesungguhan hati, pemakaian secara efesien akan sumber-sumber yang terbatas dengan dengan mengutamakan administrasi yang baik di atas proses yang ada

3. Fungi manajemen

Terry mendefinisikan manajemen dalam bukunya Principles of Management yaitu Suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya".Dari definisi Terry itulah kita bisa melihat fungsi manajemen menurutnya.

Berikut ini adalah fungsi manajemen menurut Terry:

1. Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksuud untuk mencapai tujuan.

2. Pengorganisasian (organization) yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah direncanakan.

(38)

sumber daya yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan bisa memcapai tujuan.

4. Pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.

Hakikat dari fungsi manajemen dari Terry adalah apa yang direncanakan itu yang akan dicapai. Maka itu fungsi perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin agar dalam proses pelaksanaanya bisa berjalan dengan baik serta segala kekurangan bisa diatasi. Sebelum kita melakukan perencanaan, ada baiknya rumuskan dulu tujuan yang akan dicapai.(Budi, Eko 2014:95-96 )

4. Prinsip-Prinsip Manajemen

Prinsip manajemen adalah dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti keberhasilan sebuah manajemen. Menurut Menurut Henry Fayol,(2014:84-86) prinsip-prinsip manajemen yang dapat digunakan adalah:

1. Pembagian kerja(Division of work)

(39)

2. Wewenang dan tanggung jawab(Authority and responsibility)

Wewenang dan tanggung jawab(Authority and responsibility)harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya. Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban

3. Disiplin(Discipline)

Disiplin(Discipline)merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai dengan wewenang yang ada padanya

4. Kesatuan perintah(Unity of command)

Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesui dengan wewenang yang diperolehnya. Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik.

5. Kesatuan pengarahan(Unity of direction)

(40)

mana karyawan mendapat wewenang untuk pelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya.

6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri

Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan orgabisasi dapat terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi. Setiap karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi.

7. Penggajian pegawai

Prinsipmore pay for more prestige(upaya lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan menimbulkan hetidak disiplinan dan kemalasan dalam bekerja. Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan tercapainya tujuan dan keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dalam prinsip penggajian dipikirkan cara agar karyawan dapat bekerja dengan tenang, menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja

8. Pemusatan(Centralization)

(41)

wewenang(delegation of authority). Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan.

Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau menejer puncak.

9. Hirarki (tingkatan)

Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah. Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki

10. Ketertiban(Order)

Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan. Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam

11. Keadilan dan kejujuran

(42)

12. Stabilitas kondisi karyawan

Sebagai makhluk sosial manusia yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja. Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan

13. Prakarsa(Inisiative)

Prakarsa(inisiative) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Manajer yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya

14. Semangat kesatuan dan semangat korps

(43)

manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan

friction de corp(perpecahan dalam korp) dan membawa bencana. Karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik.

Prinsip-prinip yang saya gunakan dalam Menajemen Tata Kelola Terminal Rajabasa Kota Bandar Lampung yaitu

1. Pembagian kerja(Division of work)

Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsipthe right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasarlike and dislike

2. Wewenang dan tanggung jawab(Authority and responsibility)

Wewenang dan tanggung jawab(Authority and responsibility)harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya. Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggung jawaban

3. Disiplin(Discipline)

(44)

disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai dengan weweanng yang ada padanya

4. Kesatuan perintah(Unity of command)

(45)

D. Kerangka Pikir

Keputusan Mentri Perhubungan Nomor 31 tahun 1995 Tentang Terminal Dan Transportasi

Terminal Rajabasa Tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan AKDP,

Angkutan kota dan angkutan pedesaan

(46)

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini berupaya menggambarkan kejadian atau fenomena sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan, dimana data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong: 2005). Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2005) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.

(47)

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini dapat menggambarkan atau melukiskan fakta secara obyektif berdasarkan fakta dan data sistematis, faktual dan akurat mengenai Manajemen UPTD Terminal Induk Rajabasa di Kota Bandar Lampung mengembangkan dengan langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi data, dan analisa data sebagai dasar deskriptif untuk pembuatan laporan penelitian.

B. Fokus Penelitan

Menurut Moleong (2004:97), dalam penelitian kualitatif hal yang harus diperhatikan adalah masalah dan fokus penelitian. Fokus memberikan batasan dalam studi dan batasan dalam pengumpulan data, sehingga dengan batasan ini peneliti akan fokus memahami masalah-masalah yang menjadi tujuan penelitian. Karena itu menurut Moleong, fokus penelitian dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif, sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan mana data yang tidak relevan. Untuk dapat memahami secara lebih luas dan mendalam, maka diperlukan pemilihan fokus penelitian. Spradley dalam Sugiyono (2006:234), mengemukakan ada empat Alternatif untuk menetapkan fokus yaitu :

(48)

Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada.

Berdasarkan pemaparan diatas maka fokus yang digunakan untuk mengukur Menajemen UPTD Terminal Induk Rajabasa Kota Bandar Lampung adalah

1. Pembagian kerja(Division of work)

Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsipthe right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasarlike and dislike

2. Wewenang dan tanggung jawab(Authority and responsibility)

Wewenang dan tanggung jawab(Authority and responsibility)harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya. Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban

3. Disiplin(Discipline)

(49)

4. Kesatuan perintah(Unity of command)

Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesui dengan wewenang yang diperolehnya. Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik.

C. Lokasi Penelitian

Penetapan lokasi dalam penelitian ini adalah ditentukan dengan sengaja (purposive). Moleong (2004:86) menyatakan bahwa cara yang terbaik ditempuh dengan jalan mempertimbangkan teori substantive dalam menjajaki lapangan untuk mencari kesesuaian dengan kenyataan yang ada di lapangan. Sementara itu keterbatasan geografis dan praktis seperti waktu, biaya, dan tenaga perlu juga dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini akan dilakukan di Kota Bandar Lampung yaitu terutama pada UPTD ( Unit Pelaksana Teknis daerah ) Terminal Rajabasa Kota Bandar Lampung

D. Sumber Data

(50)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara mendalam (in depth interview)

Menurut Bungin (2007:108), wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab seraya bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dalam penelitian ini Informan yang diwawancarai adalah aktor-aktor yang terlibat dalam penyelenggaraan dan tata kelola pemerintahan, yakni :

a) Kepala Terminal Rajabasa Kota Bandar Lampung b) Kepala Dinas Perhubungan

c) Perusahan atau Pemilik PO d) Masyarakat

Dalam upaya mendapatkan data dan informasi yang valid dengan fokus penelitian, maka dalam menentukan informan peneliti menggunakan teknik “purposive

(51)

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dokumentasi yaitu penggunaan bahan dokumenter yang diperoleh dari pencarian data di internet, artikel serta buku, dan dokumen-dokumen seperti surat-menyurat, peraturan daerah, dan yang berkaitan dengan menajemen tata kelola terminal

3. Observasi (Pengamatan)

Sedangkan pedoman observasi merupakan alat untuk memudahkan peneliti dalam mengamati data secara lengakap dan berlangsungnya proses penelitian. Pedoman observasi peneliti gunakan untuk mengetahui sejauhmana pencapain manajemen unit pelaksana teknis daerah (studi di terminal induk rajabasa kota Bandar lampung) serta apa saja yang menjadi keberhasilan manajeman tersebut

F. Teknik Pengolahan Data

Setelah data yang diperoleh dikumpulkan, maka tahap selanjutnya adalah dengan mengolah data yang ada tersebut. Adapun teknik yang digunakan dalam pengolahan data pada pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Inventaris data, yaitu mengumpulkan data dari hasil studi dokumentasi dan wawancara. Pengumpulan data dilakukan degan wawancara langsung dengan informan yang telah ditentukan. Data yang berasal dari studi dokumentasi dikumpulkan melalui penulusuran data baik yang berupa peraturan, literatur (buku), ataupun dokumen-dokumen yang tersedia yang berkaitan dengan bahasan.

(52)

hasil wawancara ataupun dari hasil studi dokumentasi untuk ditentukan mana yang dapat berguna dan mana yang tidak dipakai dalam penelitian ini. 3. Menyusun data dengan menempatkan data tersebut pada posisi pokok

bahasa secara sistematis. Penyusunan dan penempatan data ini sesuai dengan alur analisis yang telah penulis susun dalam pembahasan

G. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh dalam penelitian ini, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data yang terkumpul dengan menganalisis data, mendeskripsikan data, serta mengambil kesimpulan. Pada penelitian ini digunakan teknik analisis data kualitatif, karena data-data yang diperoleh merupakan keterangan-keterangan. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen resmi, foto, dan sebagainya.

1. Reduksi Data(Data Reduction)

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data“kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lokasi penelitian. Selama pengumpulan data berjalan, terjadilah tahapan reduksi selanjutnya membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, dan menulis memo.

(53)

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data ini merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada penelitian ini penyajian data dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan memaparkan hasil temuan dalam wawancara terhadap informan, data yang telah didapat kemudian diklasifikasikan menjadi sebuah bagian-bagian dari data yang akan disusun secara sistematis sesuai dengan kajian penelitian. Serta menghadirkan dokumen sebagai pendukung data.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan yaitu melakukan verifikasi (pemeriksaan tentang kebenaran laporan) secara terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu sejak awal memasuki lokasi penelitian dan selama proses pengumpulan data. Pada penelitian ini data dianalisis dan dicari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul, yang dituangkan dalam kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan pengambilan intisari dari rangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan observasi, wawancara serta dokumentasi hasil penelitian.

H. Teknik Keabsahan Data

1. Derajat Kepercayaan (credibility)

(54)

kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Kriteria derajat kepercayaan diperiksa dengan beberapa teknik pemeriksaan, sebagai berikut:

a. Perpanjangan ke ikutsertaan

Dengan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, karena peneliti dapat mempelajari kebudayaan, dapat menguji ketidak benaran informasi yang diperkenankan oleh distorsi, baik dari sendiri maupun dari responden, dan membangun kepercayaan subyek.

b. Triangulasi

Triangulasi berupaya untuk mengecek kebenaran data dan membandingkan dengan data yang diperoleh dengan sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan dan dengan metode yang berlainan. Adapun triangulasi yang dilakukan dengan tiga macam teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber data, metode, dan teori. Triangulasi dapat dilakukannya dengan jalan :

1) mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan 2) mengeceknya dengan berbagai sumber data

3) memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.

(55)

dilakukan tiangulasi dengan berbagai sumber informan, juga dilakukan triangulasi dengan membandingkan data yang didapat dari wawancara, dokumentasi serta observasi yang dilakukan.

c. Kecukupan refrensial

Yaitu mengumpulkan berbagai baham-bahan, catatan-catatan, atau rekaman-rekaman yang dapat digunakan sebagai refrensi dan patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data. Kecukupan refrensi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian ini untuk menguji kembali data yang ada.

1. Keteralihan(transferability)

Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada pengamatan antara konteks pengirim dan penerima. Keteralihan dilakukan seorang peneliti dengan mencari dan mengumpulkan data kejadian empiris dalam konteks yang sama. Dengan demikian, peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data deskriptif secukupnya.

2. Kebergantungan(dependability)

(56)

penelitian tersebut tidak dependable. Pada tahap ini penelitian didiskusikan dengan dosen pembimbing, secara bertahap mengenai konsep-konsep yang telah ditemukan di lapangan. Setelah penelitian dianggap benar diadakan seminar tertutup dan terbuka dengan mengundang teman-teman sejawat, pembimbing serta pembahas dosen.

3. Kepastian(confirmability)

(57)

VI. GAMBARAN UMUM

A. Kota Bandar Lampung

1. Sejarah Kota Bandar Lampung

Sejarah Kota Bandar Lampung terbagi atas 2 (dua) zaman, yaitu pada saat pra kemerdekaan dan saat kemerdakaan. Wilayah Kota Bandar Lampung pada zaman kolonial Hindia Belanda termasuk wilayah Onder Afdeling Telokbetong yang dibentuk berdasarkan Staatsbalat 1912 Nomor : 462 yang terdiri dari Ibukota Telokbetong sendiri dan daerah-daerah disekitarnya. Sebelum tahun 1912, Ibukota Telokbetong ini meliputi juga Tanjungkarang yang terletak sekitar 5 km di sebelah utara Kota Telokbetong (Encyclopedie Van Nedderland Indie,

D.C.STIBBE bagian IV).

(58)

Pada zaman pendudukan Jepang, kota Tanjungkarang-Telokbetong dijadikan Si

(Kota) dibawah pimpinan seorang Sicho (bangsa Jepang) dan dibantu oleh seorangFuku Sicho(bangsa Indonesia).

Pada zaman pasca kemerdakaan, Kota Tanjungkarang dan Kota Telokbetong menjadi bagian dari Kabupaten Lampung Selatan hingga diterbitkannnya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 yang memisahkan kedua kota tersebut dari Kabupaten Lampung Selatan dan mulai diperkenalkan dengan istilah penyebutan Kota Tanjungkarang-Telukbetung.

Pada perkembangannya selanjutnya, status Kota Tanjungkarang dan Kota Telukbetung terus berubah dan mengalami beberapa kali perluasan hingga pada tahun 1965 setelah Keresidenan Lampung dinaikkan statusnya menjadi Provinsi Lampung (berdasarkan Undang-Undang Nomor : 18 tahun 1965), Kota Tanjungkarang-Telukbetung berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung dan sekaligus menjadi ibukota Provinsi Lampung.

(59)

Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung menjadi Pemerintah Kota Bandar Lampung” dan tetap dipergunakan hingga saat ini.

2. Visi dan Misi Kota Bandar Lampung

Pemerintah Kota Bandar Lampung memiliki beberapa visi dan misi, yakni :

Visi Pemerintah Kota Bandar Lampung 2010-2015 adalah: “Terwujudnya Kota Bandar Lampung yang Aman, Nyaman, Sejahtera, Maju, dan Modern”.

Sedangkan misi Pemerintah Kota Bandar Lampung sebagai berikut :

 Mengembangkan Kota Bandar Lampung sebagai Pusat Jasa dan Perdagangan, Berbasis pada Ekonomi Kerakyatan.

 Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Penguasaan Iptek dan Nilai-Nilai Ketaqwaan, Perkembangan Kreatifitas Seni dan Budaya serta Peningkatan Prestasi Olahraga.

 Meningkatkan Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Masyarakat

 Meningkatkan Pelayanan Publik dan Kinerja Birokrasi yang Bersih, Profesional, Berorientasi Kewirausahaan dan Bertata Kelola yang Baik.

 Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan.

(60)

B. Sejarah Berdirinya Terminal Induk Rajabasa

Terminal Induk Rajabasa adalah satu-satunya terminal tipe A di provinsi Lampung yang berada di Bandar Lampung dan merupakan gerbang utama transportasi darat dari Pulau Sumatra menuju Pulau Jawa dan sebaliknya. Terminal Rajabasa dibangun pada tahun 1980 dengan menggunakan dana APBN dan diresmikan oleh Bpk. Surharjono selaku Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung dan pada saat diresmikannya , Terminal Rajabasa masih termasuk wilayah administratif Lampung Selatan.

Adapun sejarah kepemimpinan Terminal Induk Rajabasa adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Sejarah Kepemimpinan Terminal Induk Rajabasa

NO. Tahun Kepemimpinan Nama Kepala Terminal

1 1980–1993 Bpk. Nafsihi Tugiyono

2 1993–1994 Bpk. Sobri Martin

3 1994–2000 Bpk. Zainal Abidin

4 2000–2003 Bpk. Mega sumbahan

5 2003–2004 Bpk. Munzir Ali

6 2004–2005 Bpk. Putu Yuasa

7 2005–2006 Bpk. Zaini, S. Sos.

8 2006–2011 Bpk. Ruslan Roni, SE

9 2011–Sekarang Bpk. Anthony Makki

(61)

1. Letak Geografis Terminal Induk Rajabasa

Terminal Rajabsa dibangun di atas tanah seluas±12 Ha. Milik Pemerintah Kota Bandar Lampung yang berada di sekitar kelurahan rajabasa, Kecamatan Rajabasa. Adapun batas dari Terminal Rajabasa meliputi:

1. Utara berbatasan dengan Kelurahan Rajabasa. 2. Selatan berbatasan dengan Jalan Zainal Abidin PA. 3. Timur berbatasan dengan Universitas Lampung. 4. Barat berbatasan dengan Kelurahan Rajabasa.

A. Visi dan Misi Terminal Induk Rajabasa

Pada dasarnya visi dan misi Terminal Rajabasa mengacu pada visi dan misi Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung yang merupakan induk organisasi dari Terminal Rajabasa. Adapun visi dan misi Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung adalah:

1. Visi Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung:

Terwujudnya sistem transportasi yang terpadu, aman, nyaman, lancar, tertib, dan teratur dalam rangka memberikan pelayanan kepada

masyarakat.

2. Misi Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung:

a. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

b. Menyediakan sarana dan prasarana perhubungan darat, laut, dan POSTEL yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.

(62)

d. Meningkatkan pendapatan asli daerah.

e. Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait dalam penyelenggaraan transportasi.

2. Struktur Organisasi Terminal Induk Rajabasa

(63)
(64)

3. Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Terminal Induk Rajabasa Berdasarkan surat tugas Kepala Terminal Induk Rajabasa nomor

870/.../12/TRB/02/2009 tanggal 13 Februari 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Personil Terminal Induk Rajabasa, maka personil Terminal Induk Rajabasa memiliki Tugas Pokok dan Fungsi sebagai berikut:

Tabel 2. Tugas Pokok dan Fungsi

(65)
(66)
(67)

melaksanakan pengawasan kebersihan, keindahan dan penerangan di dalam terminal.

Sumber:Database Terminal Induk Rajabasa

4. Fasilitas Terminal Induk Rajabasa

Dalam `penyelenggaraanya, Terminal Induk Rajabasa memiliki fasilitas utama dan fasilitas penunjang sesuai dengan KepMenHub No. 31 tahun 1995 tentang Terminal dan Transportasi Jalan, yaitu:

Tabel 3. Fasilitas Utama Terminal Induk Rajabasa

NO. FASILITAS UTAMA JUMLAH

1 Jalur Pemberangkatan Angkutan Umum 2

2 Jalur Kedatangan Angkutan Umum 2

3 Jalur Tunggu Angkutan Umum 1

4 Ruang Tunggu Penumpang 1

5 Kantor Terminal 1

6 Tempat Istirahat Sementara Kendaraan Umum 1

7 Menara Pengawas Tidak ada

8 Loket Penjualan Tiket 60

9 Rambu, Papan Informasi 5

(68)

Tabel 4. Fasilitas Penunjang Terminal Induk Rajabasa

NO. FASILITAS PENUNJANG JUMLAH

1 Kamar Kecil/ Toilet 4

2 Masjid 1

3 Kios/ Kantin Tidak ada

4 Puskesmas Pembantu 1

5 Ruang Informasi dan Pengaduan 1

6 Telepon Umum Tidak ada

7 Taman 1

Sumber:Database Terminal Induk Rajabasa

5. Jumlah Lintasan Trayek

1. Jumlah perusahaan domisili Lampung yang memperoleh izin angkutan AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) sebanyak 23 perusahaan dengan jumlah armada 550 buah bus yang melayani 57 trayek. Dibandingkan dengan tahun 2014, jumlah armada naik 10,77% danjumlah trayek yag di layani naik 3,5%.

(69)

6. Kerjasama dengan Instansi lain

Dalam rangka mewujudkan keadaan yang aman, nyaman, tertib, dan bersih, saat ini Terminal Induk Rajabasa selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait guna memberikan pelayanan yang maksimal kepada para pengguna jasa terminal. Adapun instansi-instansi tersebut antara lain:

1. Kepolisian (Poltabes Bandar Lampung) 2. TNI (Koramil)

3. Kecamatan Rajabasa 4. Kelurahan Rajabasa 5. Jasa Raharja

6. Organda

(70)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti laksanakan mengenai Manajemen UPTD Terminal Induk Rajabasa Kota Bandar Lampung dalam pengelolaan Terminal Induk Rajabasa tahun 2014, kesimpulan yang dapat di ambil adalah :

1. Pada prinsip mengenai pembagian kerja belum berjalan baik. Hal tersebut dikarenakan masih banyak ketidaksesuaian antara kompetensi pegawai dengan posisi yang di emban. Selain itu faktor pengalaman juga termasuk dalam variabel penempatan posisi.

2. Mengenai prinsip wewenang dan tanggung jawab dapat dicermati bahwa telah terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari tingkatan manajer yang telah tersusun dan berjalan, dari tingkatan top manager,middle manager,dan terakhirfirst legs manager.

(71)

4. Prinsip terakhir yang peneliti analisa mengenai kesatuan perintah, telah berjalan baik. Hal ini dapat dilihat bahwa kesatuan perintah telah pihak pimpinan UPTD Terminal Induk Rajabasa sampaikan dan dilaksanakan anggota-anggota di bawahnya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas mengenai penelitian manajemen tata kelola UPTD terminal rajabasa kota bandar Lampung dalam pengelolaan terminal induk rajabasa tahun 2014, peneliti memberikan beberapa saran yang harapan kedepannya dapat ditransformasikan kepada UPTD terminal rajabasa kota bandar Lampung. Beberapa saran tersebut antara lain :

1. Pemerintah Kota Bandar Lampung hendaknya melaksanakan reorganisasi terhadap penempatan pegawai UPTD terminal rajabasa kota bandar Lampung dengan menggunakan prinsip-prinsipthe right man in the right place.

2. Pada proses rekruitmen pegawai atau CPNSD, khusus salah satunya pada instansi UPTD terminal rajabasa kota bandar Lampung hendaknya Pemerintah Kota Bandar Lampung mengusulkan beberapa formasi yang disesuaikan dengan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang perhubungan.

(72)

4. Pemerintah Kota Bandar Lampung hendaknya ikut serta dalam pengawasan kedisiplinan pegawai dalam bentuk controlling langsung, khususnya Badan Kepegawaian Daerah.

(73)

Buku

Agustino, L. 2008.Dasar-Dasar kebijakan Publik.Alfabeta. Bandung. Batinggi, Achmad. 2004.Menajemen Pelayanan Umum. Jakarta. Budi. Eko. 2013.Asas-Asas Menajemen. Angrah Utama Raharja

Dagun, Save M. 2006. Busway, Terobosan Penangan Transportasi. Bandung. Fahmi, Irfan, 2011.Menajemen Kenerja Toridan Aplikasi. Alfabeta. Bandung Mahmudi. 2010.Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta. UPP STIP YKPN Moleong L.J. 2005.Metode Penelitian Kualitataif. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Ramto, Bun Yamin, 1997. Inovasi Kebijakan Publik Sebangai Srategi Menghadapi

Dinamika Sosial dan Global. Dalam Buku Manajemen Publik. Bandung. Mandar

Soesilo, Nining I. 1999. Ekonomi Perencanaan dan Manajemen Kota. Jakarata Tamin, Ofyar Z. 1999. Perencanan dan Pemodalan Transportasi. Bandung. Wibowo. 2010.Menajemen Kinerja. Jakrta. PT Raja Grafindo Persada.

(74)

Undang-Undang Lalu Lintas No. 22 Tahun 2009

Gambar

Gambar 1Keputusan Mentri Perhubungan Nomor 31 tahun 1995 TentangE.
Tabel 1. Sejarah Kepemimpinan Terminal Induk Rajabasa
Gambar 2.
Tabel 2. Tugas Pokok dan Fungsi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Judul Tesis : HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN INTAKE ZAT GIZI DENGAN TINGGI BADAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH (TBABS) PADA DAERAH ENDEMIS GAKY DI KECAMATAN PARBULUAN

Kemarin kita sudah mempelajari tentang Menunjukkan perubahan wujud benda pada pembuatan garam, Menghitung lama kegiatan yang menunjukkan sikap bersatu di sekolah dan

Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah : 1) Bagaimana deskripsi kinerja keuangan Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah go public , 2) Apakah terdapat

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1) prestasi belajar siswa yang mengikuti metode diskusi kelompok berbasis asesmen diri lebih tinggi daripada siswa yang

Pada tahun 1953, konferensi para ahli- ahli Islam ( Islamicists ) Eropa telah diorganisasikan oleh mendiang Gusvav van Grunebaum, sebagai bagian dari upaya yang lebih luas

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 08/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP)

Untuk keperluan tersebut maka setiap partai barang yang diekspor wajib disertai Sertifikat Mutu (Certificate of Quality).Sertifikat mutu dibuat dibuat berdasarkan hasil

Apakah Ibu/Bapak tahu pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta yang diusung atau didukung oleh partai yang Ibu/Bapak pilih