PROPINSI JAWA BARAT
KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek
Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Komputer Indonesia
NANDA BANGKIT RAKHMADI
101 06 118
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
Rahmat-Nya telah menyertai dan membimbing penulis dalam menyelesaikan Praktek
Kerja Lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2009 sampai 6 Agustus
2009 di Subbidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Pemulihan Kerusakan
Lingkungan Badan Pengelolaan Hidup Daerah (BPLHD) Propinsi Jawa Barat.
Selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, penulis memperoleh banyak
hal yang dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam dunia kerja.
Dalam Praktek Kerja Lapangan ini, penulis membuat aplikasi ”
PENGOLAHAN
DATA DI SUBBIDANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN
PEMULIHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN BADAN PENGELOLAAN
HIDUP DAERAH (BPLHD) PROPINSI JAWA BARAT
”.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang tulus atas
segala bimbingan, dukungan, dan saran hingga terselesaikannya laporan Praktek
Kerja Lapangan ini kepada:
1.
Dra. Hj. Rosamini selaku pembimbing, atas semua bimbingan, bantuan,
dan semangat hingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek dengan
baik.
2.
Papah, Mamah, Mba Hana, A Hadi. Terima kasih atas semua jerih-payah,
ii
3.
Badan Pengelolaan Hidup Daerah (Bplhd) Propinsi Jawa Barat yang telah
mengijinkan penulis untuk melakukan kerja praktek.
4.
Ibu Dewi, Ibu Pupung,Ibu Rika, Ibu Yus Yus, Pa Tulus, A Tommy, A Ijal,
A Pian, semua karyawan dan karyawati serta segenap pimpinan Badan
Pengelolaan Hidup Daerah (BPLHD) Propinsi Jawa Barat yang turut
membantu penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktek dengan
memberikan informasi-informasi dan bantuan yang dibutuhkan oleh
penulis.
5.
IF3
, ”teman senasib dan seperjuangan”, yang telah banyak membantu
penulis dalam segala hal, sejak persiapan Praktek Kerja Lapangan sampai
terselesaikannya laporan Praktek Kerja Lapangan ini.
6.
Teman-teman yang juga melaksanakan kerja praktek Subbidang
Konservasi Sumber Daya Alam dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan
Hidup Daerah (BPLHD) Propinsi Jawa Barat. Kiran, Riny, Anggra yang
telah memberi bantuan kepada penulis selama Kerja Praktek.
7.
Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis sejak persiapan Praktek Kerja Lapangan sampai
terselesaikannya laporan Praktek Kerja Lapangan ini.
Dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis menyadari
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
iii
Penulis berharap semoga laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membacanya.
Bandung, Januari 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ... I
DAFTAR ISI ... IV
DAFTAR TABEL... VI
DAFTAR GAMBAR ... VIII
DAFTAR LAMPIRAN ... IX
BAB 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1
L
ATAR
B
ELAKANG
M
ASALAH
... 1
1.2
P
ERUMUSAN
M
ASALAH
... 2
1.3
M
AKSUD DAN
T
UJUAN
... 2
1.3.1
Maksud ... 2
1.3.2
Tujuan ... 2
1.4
B
ATASAN
M
ASALAH
... 3
1.5
M
ETODE
P
ENELITIAN
/
K
ERJA
P
RAKTEKAN
... 3
1.6
S
ISTEMATIKA
P
ENULISAN
... 4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA ... 5
v
2.1.1
Sejarah Instansi ... 5
2.1.2
Logo Instansi... 7
2.1.3
Badan Hukum Instansi ... 7
2.1.4
Struktur Organisasi dan Job Description ... 7
2.2
L
ANDASAN
T
EORI
... 45
2.2.1
Pengertian Data ... 45
2.2.2
Pengolahan Data dan Informasi... 47
BAB 3
PEMBAHASAN ... 50
3.1
K
EGIATAN
S
ELAMA
K
ERJA
P
RAKTEK
... 50
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN... 65
4.1
K
ESIMPULAN
... 65
4.2
S
ARAN
... 65
vi
DAFTAR TABEL
T
ABEL
.
2.1
K
OMPOSISI
J
ABATAN
S
TRUKTURAL DAN
J
ABATAN
F
UNGSIONAL
... 8
T
ABEL
.
2.2
K
OMPOSISI
P
EGAWAI
BPLHD
P
ROVINSI
J
AWA
B
ARAT BERDASARKAN
T
INGKAT
P
ENDIDIKAN
,
K
ONDISI
B
ULAN
D
ESEMBER
2008 ... 8
T
ABEL
.
3.1
R
ENCANA
P
ENANAMAN
L
AHAN
K
RITIS
M
ELALUI
P
ROGRAM
GRLK
S
ELAMA
5
T
AHUN
(2004
S
/
D
2008)
KABUPATEN
S
UBANG
... 51
T
ABEL
.
3.2
R
ENCANA
P
ENANAMAN
L
AHAN
K
RITIS
M
ELALUI
P
ROGRAM
GERHAN
S
ELAMA
5
T
AHUN
(2004
S
/
D
2008)
K
ABUPATEN
S
UBANG
... 52
T
ABEL
.
3.3
I
NVENTARISASI
S
ITU DI KABUPATEN
P
URWAKARTA
T
AHUN
2007 ... 53
T
ABEL
.
3.4
S
ITU DI
K
OTA
B
EKASI
... 54
T
ABEL
.
3.5
S
ITU DI
K
ABUPATEN
K
ARAWANG
... 55
T
ABEL
.
3.6
S
ITU DI
K
OTA
/K
ABUPATEN
I
NDRAMAYU
... 56
T
ABEL
.
3.7
P
ERKEMBANGAN
J
ENIS
G
ANGGUAN DAN
K
ERUSAKAN
H
UTAN
P
ERUM
P
ERHUTANI
U
NIT
III
J
ABAR DAN
B
ANTEN DAN
N
ILAI
K
ERUGIAN
T
AHUN
2003
S
/
D
2005 ... 57
T
ABEL
.
3.8
P
ERKEMBANGAN
J
ENIS
G
ANGGUAN DAN
K
ERUSAKAN
H
UTAN
K
AWASAN
K
ONSERVASI YANG DIKELOLA OLEH
BKSDA
J
ABAR
I
DAN
BKSDA
J
ABAR
II
T
AHUN
2003
/
2005 ... 60
T
ABEL
.
3.9
P
ERKEMBANGAN
J
ENIS
G
ANGGUAN DAN
K
ERUSAKAN
H
UTAN
K
AWASAN
TN.
G
N
.
G
EDE
P
ANGRANGO DAN
TN.
G
N
.
H
ALIMUN
T
AHUN
2003
S
/
D
2005 ... 62
vii
T
ABEL
.
L
AMPIRAN
.2
R
INCIAN
L
OKASI
P
ENANAMAN
T
ANAMAN
T
AHUNAN
viii
DAFTAR GAMBAR
G
AMBAR
.
2.1
S
TRUKTUR
O
RGANISASI
BPLHD
P
ROVINSI
J
AWA
B
ARAT
... 9
G
AMBAR
.
2.2
P
ENGOLAHAN
D
ATA
M
ENJADI
I
NFORMASI
... 49
G
AMBAR
.
3.1
G
RAFIK
P
ERKEMBANGAN
J
ENIS GANGGUAN DAN
K
ERUSAKAN
H
UTAN
P
ERUM
P
ERHUTANI
U
NIT
III
J
ABAR DAN
B
ANTEN DAN
N
ILAI
K
ERUGIAN
T
AHUN
2003
S
/
D
2005 ... 59
G
AMBAR
.
3.2
P
ERKEMBANGAN
J
ENIS
G
ANGGUAN DAN
K
ERUSAKAN
H
UTAN
K
AWASAN
K
ONSERVASI YANG DIKELOLA OLEH
BKSDA
J
ABAR
I
DAN
BKSDA
J
ABAR
II
T
AHUN
2003
/
2005 ... 61
G
AMBAR
.
3.3
P
ERKEMBANGAN
J
ENIS
G
ANGGUAN DAN
K
ERUSAKAN
H
UTAN
K
AWASAN
TN.
G
N
.
G
EDE
P
ANGRANGO DAN
TN.
G
N
.H
ALIMUN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A DATA TABEL ... A - 1
LAMPIRAN B
SURAT BALASAN PENELITIAN ... B - 1
LAMPIRAN C DAFTAR KEHADIRAN KEJA PRAKTEK ... C - 1
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kebutuhan akan kemampuan dan profesionalisme menuntut adanya
pelatihan dan usaha yang sungguh-sungguh. Mahasiswa merupakan generasi
penerus yang pada gilirannya akan memikul tanggung jawab guna menyukseskan
pembangunan nasional dan memajukan bangsa dan negara.
Dalam era globalisasi dunia dan perdagangan yang bebas diperlukan
adanya industri yang maju dengan tenaga kerja yang profesional di bidangnya
masing-masing. Untuk itu selain mendapatkan berbagai teori di bangku
pendidikan formal, maka diperlukan adanya pengalaman kerja di lapangan. Salah
satu cara untuk menambah pengalaman kerja tersebut adalah dengan mengadakan
kerja praktek di instansi-instansi yang berkaitan dengan bidang studi yang
dipelajari di bangku kuliah.
Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah di Jurusan Teknik
Informatika Universitas Komputer Indonesia, sebagai sarana untuk latihan
mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku
kuliah. Selain itu dengan kerja praktek Mahasiswa diharapkan bisa memperoleh
ilmu yang tidak didapat di bangku kuliah sekaligus memperoleh pengalaman
mempunyai kualitas dalam bersaing di pasar bebas. Dalam mencapai usaha
tersebut, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk kerja praktek di bidang atau
subbidang di dalamnya.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian singkat yang telah dipaparkan pada Latar Belakang
Masalah dan berdasarkan Kerja Praktek yang secara langsung telah dilakukan di
Subbidang Konservasi SDA dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan BPLHD
JABAR maka masalah yang dihadapi:
“Bagaimana cara mengolah data di
Subbidang Konservasi SDA dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan BPLHD
JABAR ?”
1.3
Maksud dan Tujuan
1.3.1
Maksud
Adapun maksud dari Kerja Praktek ini adalah untuk membantu
Pengolahan Data di Subbidang Konservasi SDA dan Pemulihan Kerusakan
Lingkungan BPLHD JABAR serta memenuhi mata kuliah Kerja Praktek di
Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia
1.3.2
Tujuan
Tujuan yang dicapai dari kerja Praktek ini :
1.
Meningkatnya kemampuan dan profesionalisme mahasiswa.
2.
Profesionalisme di bidangnya masing-masing dalam era globailsasi dunia
3.
Terlaksananya mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknik Informatika
Universitas Komputer Indonesia.
1.4
Batasan Masalah
1.
Software yang digunakan Microsoft Office 2003, khususnya Microsoft
Word, Microsoft Power Point serta Microsoft Excel.
2.
Komputer yang digunakan, bergiliran dengan pegawai di subbidang
Konservasi SDA dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan BPLHD
JABAR.
3.
Data yang digunakan, terdapat dari berbagai sumber.
1.5
Metode Penelitian / Kerja Praktek
Metode yang digunakan dalam mengolah data adalah Metode Studi
Kepustakaan, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara data dikumpulkan
1.6
Sistematika Penulisan
1.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metode penelitian serta
sistematika penulisan.
2.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang profil tempat kerja praktek serta landasan teori.
3.
BAB III PEMBAHASAN
Membahas tentang yang dikerjakan praktekan dan hasil dari kerja
praktek.
4.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan dari masalah yang dibahas serta saran-saran
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Profil Tempat Kerja Praktek
Nama
: Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(BPLHD) Provinsi Jawa Barat
Bentuk Badan Hukum
: Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat
Alamat
: Jl. Naripan No. 25
Bandung 40111
–
Jawa Barat
Telepon (62-22) 4204871
Fax. (62-22) 4231570
Website : www.bplhdjabar.go.id
E-mail : bplhd@bplhdjabar.go.id
2.1.1
Sejarah Instansi
Pada tahun 1972, sebagai hasil konferensi Stockholm Pemerintah
Indonesia telah membentuk Panitia Nasional Lingkungan Hidup, bersamaan
dengan saat-saat merumuskan program Pembangunan Lingkungan Hidup dalam
langkah lanjutnya dalam
Kabinet Pembangunan III, telah dibentuk “Kementrian
Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup”.
Melihat realita program pembangunan lingkungan hidup yang secara
sungguh-sungguh menjadi perhatian pemerintah, maka tuntutan pembangunan
hukum yang mengatur lingkungan hidup menjadi semakin nyata dan semakin
mendesak. Maka wajarlah bila para ahli bersama-sama aparatur pemerintahan
yang berwenang di bidang pengawasan lingkungan hidup, mengembangkan
hukum lingkungan yang kehadirannya sangat diperlukan dalam pembangunan
Indonesia seutuhnya.
Pada tahun 1982 terbitlah UU No. 4 Tahun 1982 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka keluarlah Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup dan Departemen Dalam Negeri untuk membentuk
Biro Kependudukan Lingkungan Hidup (BKLH) dibawah naungan Setwilda
Tingkat I Jawa Barat.
Tahun 1993 BKLH diubah menjadi Biro Lingkungan Hidup (BLH) masih
dibawah naungan Setwilda. Kemudian tahun 1997 BLH diubah menjadi Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah (BAPEDALDA) yang
merupakan Badan Pemerintah tersendiri diluar naungan Setwilda. Tahun 1999
sesuai dengan Perda No. 16 tentang Dinas Lembaga Teknis Daerah
BAPEDALDA diubah menjadi Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat
sampai saat ini.
2.1.2
Logo Instansi
2.1.3
Badan Hukum Instansi
Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 63 Tahun 2001 Tentang Tugas
Pokok Fungsi Dan Rincian Tugas Unit Badan Pengendalian Lingkungan Hidup
Daerah Propinsi Jawa Barat Gubernur Jawa Barat, Bab II Kedudukan, Tugas
Pokok, Fungsi Dan Rincian Tugas Unit Badan Bagian Pertama Badan Pasal 2 (1)
Badan adalah Lembaga Teknis Daerah yang merupakan unsur penunjang
Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Peraturan Daerah Nomor 15
Tahun 2000, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur
melalui Sekretaris Daerah.
2.1.4
Struktur Organisasi dan
Job Description
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga
Teknis dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat, Struktur Organisasi
BPLHD Provinsi Jawa Barat adalah dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.
Sementara itu, komposisi Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional Organisasi
BPLHD Provinsi Jawa Barat berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun
Jabatan Fungsional, maka komposisi jabatan struktural dan jabatan fungsional
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel. 2.1 Komposisi Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional
No.
Jabatan
Struktural/Fungsional
Perda No. 22
Tahun 2008
Kepgub No.
821.27/Kep.490.T/Peg/2005
1
Eselon II
1
-
2
Eselon III
5
-
3
Eselon IV
11
-
Jumlah
17
Tabel. 2.2 Komposisi Pegawai BPLHD Provinsi Jawa Barat berdasarkan Tingkat Pendidikan, Kondisi
Bulan Desember 2008
NO.
Pendidikan
Golongan
Jumlah
I
II
III
IV
1.
SD
1
1
2.
SLTP
2
2
3.
SLTA
6
26
32
4.
Sarjana Muda / Akademi
2
10
12
5.
STRATA 1 (S1)
28
2
30
6.
STRATA 2 (S2)
18
6
24
7.
STRATA 3 (S3)
1
1
Struktur Organisasi BPLHD Provinsi Jawa Barat :
Berikut
Job Description
berdasarkan surat keputusan Gubernur Jawa Barat
:
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT
NOMOR 63 TAHUN 2001
TENTANG
TUGAS POKOK FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT
BADAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
PROPINSI JAWA BARAT
GUBERNUR JAWA BARAT,
Menimbang :
a.
bahwa dengan berlakunya Peraturan Daerah Propinsi
Jawa Barat Nomor 16 Tahun 2000 tentang Lembaga
Teknis Daerah Propinsi Jawa Barat, maka perlu diatur
lebih lanjut Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas
Unit Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah
Propinsi Jawa Barat;
b.
bahwa tugas pokok, fungsi dan rincian tugas unit
sebagaimana dimaksud huruf a di atas, perlu
ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat.
Mengingat :
1.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang
tanggal 4 Juli 1950);
2.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi
Sumber
Daya
Alam
Hayati
dan
Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 No. 49,
Tambahan Lembaran Negara 3419);
3.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 No.
115, Tambahan Lembaran Negara 501);
4.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang
Pengesahan United Nation Convention Biological
Diversity (Lembaran Negara Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3556);
5.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang
Pengesahan United Nations Framework Convention
on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja
Persatuan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim
(Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3557);
6.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3669);
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3839);
8.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72);
9.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2000 tentang Program Pembangunan Nasional
(PROPENAS) Tahun 2000-2004.
10.
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
(Lembaran Negara Tahun 1999 No. 138, Tambahan
Lembaran Negara No. 3872);
11.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang
Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah
(Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3373);
12.
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang
Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara
Tahun 1990 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3409);
13.
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Beracun (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 31,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3815);
14.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3853);
15.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 85 Tahun 1999
tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
18 Tahun 1999 tentang Pengendalian Dampak Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara RI
Tahun 1999 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara
RI Nomor 3910);
16.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran dan / atau Perusakan Laut
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 32, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3853);
17.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52
Tahun
2001
tentang
Penyelenggaraan
Tugas
Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor
77, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4106);
18.
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2000 tentang
Lembaga Penyedia Jasa Pelayanan Penyelesaian
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 113,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3982);
19.
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun
2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3952);
20.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4090);
21.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4095);
22.
Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang
Tata Cara Pengaturan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah;
23.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
1999
tentang
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah;
Tahun 2000, tentang Lembaga Teknis Daerah Propinsi
Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 21
Seri D).
M EM U T U S K A N :
Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT TENTANG TUGAS
POKOK,
FUNGSI
DAN
RINCIAN
TUGAS
BADAN
PENGENDALIAN
LINGKUNGAN
HIDUP
DAERAH
PROPINSI JAWA BARAT.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan ini, yang dimaksud dengan :
1.
Daerah adalah Propinsi Jawa Barat;
2.
Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Jawa Barat;
3.
Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat;
4.
Badan adalah Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Propinsi
5.
Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup
Daerah Propinsi Jawa Barat.
6.
Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Pegawai Negeri Sipil
yang diberi tugas, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan profesinya dalam
rangka mendukung kelancaran tugas pokok Badan;
7.
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain;
8.
Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan
pengendalian lingkungan hidup;
9.
Pengendalian Lingkungan Hidup adalah setiap usaha pencegahan dan
penanggulangan proses penurunan mutu lingkungan hidup;
10.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan selanjutnya disebut AMDAL
adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan;
11.
Sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua pihak atau lebih
yang ditimbulkan oleh adanya atau diduga adanya pencemaran dan / atau
12.
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi dan / atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukkannya;
13.
Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan
perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau
hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi
dalam menunjang pembangunan berkelanjutan;
14.
Konservasi sumber daya adalah pengelolaan sumber daya alam tak
terbaharui untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber
daya
alam
yang
terbaharui
untuk
menjamin
kesinambungan
ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai
serta keanekaragamannya;
15.
Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan /atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang
karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau
merusakkan lingkungan hidup dan /atau dapat membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain;
16.
Fasilitasi adalah upaya memberdayakan daerah otonom melalui pemberian
17.
Baku Mutu Lingkungan Hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk
hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur
pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya
tertentu sebagai unsur lingkungan hidup;
18.
Kriteria adalah ukuran untuk menetapkan suatu kondisi atau tingkat
kerusakan sumber daya alam;
19.
Desentralisasi
adalah
penyerahan
wewenang
pemerintahan
oleh
Pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
20.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada
Gubernur sebagai wakil Pemerintah dan atau perangkat pusat di Daerah;
21.
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan
Desa dan dari Daerah ke Desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang
disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia
dengan
kewajiban
melaporkan
pelaksanaannya
dan
mempertanggungjawabkannya kepada yang menugaskan.
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS
UNIT BADAN
Bagian Pertama
Pasal 2
(1)
Badan adalah Lembaga Teknis Daerah yang merupakan unsur penunjang
Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Peraturan Daerah
Nomor 15 Tahun 2000, yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
(2)
Unsur organisasi Badan adalah sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Ayat (1)
huruf g Peraturan Daerah.
(3)
Badan mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis dan
melaksanakan kewenangan di bidang pengendalian lingkungan hidup
sesuai kebutuhan Daerah dan kewenangan lain yang dilimpahkan.
(4)
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat
(3) pasal ini, Badan mempunyai fungsi :
a.
penyelenggaraan kordinasi dan pengendalian lingkungan hidup meliputi
AMDAL - Sarana dan Prasarana, pengendalian pencemaran lingkungan
dan pengendalian kerusakan lingkungan berdasarkan kebijakan umum
Gubernur;
b.
penyelenggaraan fasilitasi pengendalian lingkungan hidup kepada
Kabupaten/Kota dan mitra kerja bidang lingkungan hidup;
Bagian Kedua
Kepala Badan
Pasal 3
(1)
Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkordinasikan dan
mengendalikan tugas pokok Badan dalam melaksanakan pengkajian
pengendalian lingkungan hidup.
(2)
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat
(1) pasal ini, Kepala Badan mempunyai fungsi :
a.
pengkordinasian dan pengendalian pengelolaan lingkungan hidup ;
b.
penyelenggaraan fasilitasi kepada Kabupaten/Kota, Lembaga Swadaya
Masyarakat dan mitra kerja pengelolaan lingkungan hidup;
c.
perumusan bahan kebijakan Gubernur di bidang pengendalian
lingkungan hidup.
(3)
Rincian tugas Kepala Badan :
a.
mengkordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengelolaan lingkungan
hidup yang meliputi kegiatan penyusunan AMDAL, pengelolaan sarana
dan prasarana, perencanaan serta kerusakan lingkungan;
b.
menyelenggarakan
fasilitasi
AMDAL,
sarana
dan
prasarana,
pengendalian pencemaran lingkungan dan pengendalian kerusakan
c.
menyelenggarakan kegiatan teknis fungsional pengendalian kerusakan
lingkungan;
d.
menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan Gubernur di bidang
pengelolaan lingkungan hidup.
Bagian Ketiga
Sekretariat
Pasal 4
(1)
Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengelolaan
urusan kepegawaian, keuangan dan umum.
(2)
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) pasal ini, Sekretariat mempunyai fungsi :
a.
pengelolaan urusan Kepegawaian;
b.
pengelolaan urusan Keuangan;
c.
pengurusan rumah tangga, perlengkapan, surat menyurat, kearsipan,
kompilasi program, perencanaan, kehumasan, kepustakaan dan sistem
informasi lingkungan.
(3)
Rincian tugas Sekretariat :
a.
menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian;
b.
menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan;
c.
menyelenggarakan
pengelolaan
urusan
rumah
tangga
dan
perlengkapan;
e.
menyelenggarakan
penyusunan
bahan
dokumentasi,
perundangundangan,
pengelolaan
perpustakaan
dan
hubungan
masyarakat;
f.
menyelenggarakan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Rutin;
g.
menyelenggarakan pengelolaan administrasi pendapatan, belanja rutin
dan anggaran pembangunan;
h.
menyelenggarakan pengelolaan naskah Dinas dan kearsipan;
i.
menyelenggarakan pembinaan Arsiparis;
j.
menyelenggarakan kepustakaan;
k.
menyelenggarakan sistem informasi lingkungan;
l.
menyelenggarakan kordinasi dengan unit kerja terkait.
(4)
Sekretariat, membawahkan :
a.
Subbagian Kepegawaian;
b.
Subbagian Keuangan;
c.
Subbagian Umum.
Pasal 5
(1)
Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan
pengelolaan administrasi kepegawaian, kelembagaan dan ketatalaksanaan
serta pendokumentasian peraturan perundang-undangan.
(2)
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
a.
penyusunan bahan dan rencana kebutuhan, pengadaan, mutasi,
pengembangan disiplin dan penyelenggaraan kesejahteraan pegawai;
b.
pelaksanaan teknis pengelolaan administrasi kepegawaian;
c.
penyiapan bahan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan
dan rancangan ketatalaksanaan Badan..
(3)
Rincian tugas Subbagian Kepegawaian :
a.
melaksanakan
pengumpulan,
pengelolaan,
penyimpanan
dan
pemeliharaan data dan kartu kepegawaian dilingkungan Badan;
b.
melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pegawai, formasi dan
penunjukan dalam jabatan dilingkungan Badan;
c.
melaksanakan penyiapan dan pengusulan pegawai yang akan pensiun,
peninjauan masa kerja serta pemberian penghargaan;
d.
melaksanakan penyiapan bahan kenaikan pangkat, DP 3, DUK,
sumpah/janji pegawai, gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan
pegawai;
e.
melaksanakan penyiapan bahan mutasi dan pemberhentian pegawai;
f.
melaksanakan
penyiapan
pagawai
untuk
mengikuti
pendidikan/pelatihan kepemimpinan teknis dan fungsional;
g.
melaksanakan penyiapan rencana pegawai yang akan mengikuti ujian
Dinas dan izin / Tugas Belajar;
h.
melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kepegawaian dan disiplin
i.
melaksanakan penyiapan bahan standar kompetensi pegawai. Tenaga
teknis dan fungsional;
j.
melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kelembagaan dan
ketatalaksanaan dilingkungan Badan;
k.
melaksanakan penyiapan bahan rancangan dan pendokumentasian
peraturan perundang-undangan;
l.
melaksanakan penyusunan bahan evaluasi dan laporan kegiatan
Subbagian Kepegawaian;
m.
melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.
Pasal 6
(1)
Subbagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan
administrasi keuangan.
(2)
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) pasal ini, Subbagian Keuangan mempunyai fungsi :
a.
penyiapan bahan dan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan
belanja rutin daerah;
b.
pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan.
(3)
Rincian tugas Subbagian Keuangan :
a.
melaksanakan pengumpulan bahan dan penyiapan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Rutin serta Pembangunan;
b.
melaksanakan
pengadministrasian
dan
pembukuan
keuangan
c.
melaksanakan penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan
daerah serta pembayaran;
d.
melaksanakan pembendaharaan keuangan Anggaran Belanja Rutin
dan Pembangunan;
e.
melaksanakan penyiapan bahan pembinaan administrasi dan
pembukuan keuangan Anggaran Pendapatan / Penerimaan Badan;
f.
melaksanakan penyiapan bahan pertanggung jawaban Anggaran
Pendapatan, Anggaran Belanja Rutin dan Pembangunan;
g.
melaksanakan penyusunan bahan evaluasi dan laporan kegiatan
Subbagian Keuangan;
h.
melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.
Pasal 7
(1)
Subbagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan
rumah tangga, perlengkapan, perpustakaan, kearsipan, kehumasan,
program dan perencanaan serta informasi lingkungan.
(2)
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) pasal ini, Subbagian Umum mempunyai fungsi :
a.
pelaksanaan urusan surat menyurat, penggandaan, kearsipan, dan
administrasi perjalanan Dinas;
b.
pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan Dinas;
c.
pengelolaan perpustakaan Dinas dan hubungan masyarakat;
d.
pengumpulan, pengolahan dan evaluasi data dalam penyusunan
e.
fasilitasi informasi lingkungan.
(3)
Rincian tugas Subbagian Umum :
a.
melaksanakan penerimaan,. pendistribusian dan pengiriman
surat-surat, naskah Dinas dan pengelolaan kearsipan;
b.
melaksanakan pengadaan naskah Dinas;
c.
melaksanakan pengelolaan kearsipan dan pengendalian administrasi
perjalanan Dinas pegawai;
d.
melaksanakan penyiapan dan pengendalian administrasi perjalanan
Dinas pegawai;
e.
melaksanakan urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat Dinas;
f.
mengumpulkan, mengolah dan evaluasi data dalam penyusunan
program Badan;
g.
melaksanakan pengumpulan dan memproses usulan program dan
proyek tahunan Badan;
h.
melaksanakan pengelolaan sistem informasi lingkungan;
i.
melaksanakan pengelolaan perpustakaan, hubungan masyarakat dan
pendokumentasian kegiatan Badan;
j.
melaksanakan urusan rumah tangga Badan dan ketertiban serta
keamanan Kantor;
k.
melaksanakan pemeliharaan dan perawatan di lingkungan kantor,
kendaraan Dinas, perlengkapan kantor dan asset lainnya;
l.
melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pengadaan sarana dan
m.
melaksanakan pengurusan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,
inventarisasi dan penghapusan perlengkapan Badan;
n.
melaksanakan
penyiapan
bahan
pengelolaan
administrasi
perlengkapan dan perbekalan;
o.
melaksanakan penyiapan konsep laporan tahunan dan laporan
pertanggungjawaban Badan;
p.
melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.
Bagian Keempat
Bidang AMDAL, Sarana dan Prasarana
Pasal 8
(1)
Bidang AMDAL, Sarana dan Prasarana mempunyai tugas merumuskan
kebijakan teknis AMDAL, Sarana dan Prasarana Teknologi Lingkungan,
Fasilitasi Sengketa Lingkungan dan Kemitraan Lingkungan.
(2)
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)
pasal ini, Bidang AMDAL, Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi :
a.
perumusan bahan kebijakan teknis pembinaan dampak lingkungan
strategis, Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) serta Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) ;
b.
perumusan bahan dan fasilitasi kebijakan teknis dalam pengembangan
c.
pelaksanaan kordinasi, pembinaan penataan hukum dan fasilitas
sengketa lingkungan ;
d.
pelaksanaan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi kemitraan lingkungan.
(3)
Bidang AMDAL, Sarana dan Prasarana membawahkan :
a.
Subbidang Pengkajian AMDAL ;
b.
Subbidang Sarana dan Prasarana Teknologi Lingkungan ;
c.
Subbidang Fasilitasi Sengketa Lingkungan ;
d.
Subbidang Kemitraan Lingkungan.
Pasal 9
(1)
Subbidang Pengkajian AMDAL mempunyai tugas pokok melaksanakan
pengkajian dan pembinaan teknis AMDAL.
(2)
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)
pasal ini, Subbidang Pengkajian AMDAL mempunyai fungsi :
a.
penyusunan bahan pengembangan kajian dampak lingkungan strategis
;
b.
penyusunan bahan tanggapan/pengkajian AMDAL bagi rencana
kegiatan pembangunan yang berdampak penting terhadap lingkungan
hidup sesuai dengan kewenangan;
c.
penyusunan bahan kegiatan kordinasi, fasilitasi, pembinaan teknis
terhadap kegiatan pembangunan yang telah memiliki dokumen
AMDAL;
d.
pengevaluasian data kajian, pembinaan, penerapan AMDAL, saran
(3)
Rincian tugas Subbidang Pengkajian AMDAL :
a.
menyusun program kerja Subbidang;
b.
menyusun hasil kerja/kegiatan rutin maupun khusus;
c.
menyusun bahan kegiatan AMDAL;
d.
menyusun bahan kordinasi dengan Kabupaten/Kota dalam memantau
pelaksanaan RKL / RPL secara acak, sebagai bahan pembinaan teknis
dan pengkajian lebih lanjut ;
e.
menyusun bahan kordinasi dengan Kabupaten / Kota dalam membuat
pedoman dan sinkronisasi pengawasan RKL / RPL berikut pola sangsi
dalam upaya pemberdayaan Hukum ;
f.
menyusun bahan kordinasi dengan Kabupaten / Kota dalam
memberikan kajian dan pembinaan teknis fungsional terhadap institusi
AMDAL di Daerah;
g.
menyusun bahan pengembangan dan penerapan kegiatan lingkungan
strategis pada tingkat kebijakan dan perencanaan.
Pasal 10
(1)
Subbidang Sarana dan Prasarana Teknologi Lingkungan mempunyai tugas
pokok menyusun bahan kebijakan teknis sarana dan prasarana serta
pengembangan teknologi lingkungan, pengkordinasian pengembangan,
fasilitasi dan evaluasi sarana pengelolaan dan teknologi lingkungan;
(2)
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat
(1) pasal ini, Subbidang Sarana dan Prasarana Teknologi Lingkungan
a.
penyusunan bahan kebijakan teknis pengembangan, fasilitasi dan
kordinasi serta evaluasi penerapan sarana dan prasarana teknologi
lingkungan;
b.
penyusunan bahan kegiatan kordinasi, fasilitasi dan evaluasi sistem
standarisasi, akreditasi dan sertifikasi di bidang pengendalian
lingkungan hidup;
c.
penyusunan bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi pengembangan
Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam rangka meningkatkan kualitas
lingkungan hidup;
d.
penyusunan bahan dan data pengkajian, implementasi Teknologi
Tepat Guna (TTG).
(3)
Rincian tugas Subbidang Sarana dan Prasarana :
a.
menyusun
bahan
kegiatan
kerjasama
teknologi
lingkungan,
pengembangan penelitian dalam penerapan sarana dan prasarana
teknologi lingkungan;
b.
menyusun bahan kegiatan kordinasi dan evaluasi di bidang penerapan
sarana dan prasarana teknologi lingkungan;
c.
menyusun bahan kegiatan inventarisasi, dokumentasi pengembangan
dan penerapan sarana dan prasarana teknologi lingkungan;
d.
menyusun bahan kegiatan fasilitasi program pelatihan dan lokakarya
e.
menyusun bahan kegiatan kerjasama penelitian dan pengembangan
sistem standarisasi, akreditasi dan sertifikasi dibidang pengendalian
lingkungan hidup;
f.
menyusun bahan kegiatan fasilitasi dan pengawasan sistem
standarisasi, akreditasi dan sertifikasi di bidang lingkungan;
g.
menyusun bahan kegiatan evaluasi penerapan sistem standarisasi,
akreditasi dan sertifikasi di bidang lingkungan hidup.
Pasal 11
(1)
Subbidang Fasilitasi Sengketa Hukum Lingkungan mempunyai tugas
pokok menyusun bahan kebijakan teknis fasilitasi penataan hukum dan
fasilitasi sengketa lingkungan.
(2)
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Ayat
(1) pasal ini, Subbidang Fasilitasi Sengketa Lingkungan mempunyai
fungsi :
a.
penyusunan bahan dan pelaksanaan koordinasi, pembinaan, fasilitasi
penataan hukum serta sengketa lingkungan;
b.
penyusunan bahan kegiatan kordinasi dengan instansi/aparat hukum
terkait dalam rangka pembinaan penataan hukum dan fasilitasi
sengketa lingkungan;
c.
pengumpulan dan pengolahan data serta evaluasi pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup sebagai bahan untuk fasilitasi penataan
hukum dan bahan keterangan penyelesaian sengketa lingkungan.
a.
menyusun program kerja ;
b.
mengevaluasi hasil kerja ;
c.
menginventarisasi produk hukum lingkungan ( Perda
–
perda yang ada
di Kabupaten / Kota ) ;
d.
menyusun bahan kegiatan dan sosialisasi produk hukum/peraturan
perundangan-undangan Lingkungan Hidup ke Kabupaten/Kota;
e.
menyusun bahan sistem informasi kasus-kasus lingkungan dan produk
Hukum;
f.
menyusun bahan fasilitasi konflik lingkungan melalui sistem ADR
(Alternative Disputer Resolution);
g.
menyusun bahan peningkatan pemberdayaan hukum lingkungan
menuju penegakan hukum lingkungan;
h.
mengkaji produk-produk hukum lingkungan yang sudah ada;
i.
menyusun dan menyiapkan bahan-bahan/informasi bagi kepentingan
penataan dan pencapaian produk hukum lingkungan;
j.
melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.
Pasal 12
(1)
Subbidang Kemitraan Lingkungan mempunyai tugas pokok menyusun
bahan perumusan kebijakan teknis dan pengembangan kemitraan.
(2)
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat
(1) pasal ini, Subbidang Kemitraan Lingkungan mempunyai fungsi :
a.
penyusunan bahan kegiatan fasilitasi, pengembangan kemitraan
lingkungan dan pelaku pembangunan pada umumnya, dalam rangka
peningkatan kesadaran dan kepedulian serta keterlibatan masyarakat
dalam pengendalian lingkungan hidup;
b.
penyusunan bahan fasilitasi peningkatan kapasitas dan kualitas
kelembagaan masyarakat dan bidang lingkungan hidup;
c.
penyusunan bahan pembinaan lembaga kemasyarakatan, organisasi
kemasyarakatan peduli lingkungan;
d.
penyusunan bahan/materi pemasyarakatan peduli lingkungan;
e.
penyusunan bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi dalam rangka
inventarisasi serta evaluasi pelaksanaan program-program kemitraan
dengan seluruh pihak yang berkepentingan untuk peningkatan
kesadaran,
kepedulian
dan
keterlibatan
masyarakat
dalam
pengendalian lingkungan hidup.
(3)
Rincian tugas Subbidang Kemitraan Lingkungan :
a.
menyusun program kerja;
b.
melaksanakan pengelolaan data di bidang kemitraan lingkungan;
c.
menyusun bahan kegiatan fasilitasi pengembangan kemitraan dengan
dunia usaha, pendidikan, media massa dan LSM dalam rangka
peningkatan kesadaran dan kepedulian serta keterlibatan masyarakat
dalam pengendalian lingkungan hidup;
d.
menyusun bahan fasilitasi peningkatan kapasitas dan kualitas
e.
menyusun bahan kordinasi pelaksanaan program kemitraan dengan
pihak yang berkepentingan di bidang lingkungan hidup;
f.
menyusun bahan dan materi pembinaan LSM dan/atau organisasi
peduli lingkungan;
g.
menyusun materi/bahan informasi dalam upaya pemasyarakatan
peduli lingkungan.
Bagian Kelima
Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Pasal 13
(1)
Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas pokok
merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang pengendalian pencemaran
air, pengendalian pencemaran udara, pengendalian pencemaran limbah dan
B3 serta pembinaan laboratorium lingkungan.
(2)
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat
(1) pasal ini, Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai
fungsi :
a.
perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi
pengendalian pencemaran air;
b.
perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi
c.
perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi pembinaan dan fasilitasi
pengendalian pencemaran limbah padat, pencemaran tanah dan limbah
B3;
d.
perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi
laboratorium lingkungan.
(3)
Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, membawahkan :
a.
Subbidang Pengendalian Pencemaran air;
b.
Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara;
c.
Subbidang Pengendalian Pencemaran Limbah dan B3;
d.
Subbidang Pengendalian Laboratorium.
Pasal 14
(1)
Subbidang Pengendalian Pencemaran Air mempunyai tugas pokok
menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi
pelaksanaan pengawasan dan evaluasi terhadap program dan kegiatan
pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kualitas air.
(2)
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam
Ayat (1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Pencemaran Air mempunyai
fungsi :
a.
pengumpulan dan pengolahan data pencemaran air;
b.
penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis
pengendalian pencemaran air;
c.
penyusunan bahan rekomendasi teknis bagi masalah-masalah
(3)
Rincian tugas Subbidang Pengendalian Pencemaran Air :
a.
menyusun program kerja;
b.
melaksanakan pengelolaan data pengendalian pencemaran air;
c.
menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis
pengendalian pencemaran air;
d.
menyusun bahan rekomendasi teknis bagi masalah pencemaran air;
e.
melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.
Pasal 15
(1)
Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara mempunyai tugas pokok
menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi
pelaksanaan pengawasan dan evaluasi terhadap program dan kegiatan
pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kualitas udara.
(2)
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat
(1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara mempunyai
fungsi :
a.
pengumpulan dan pengolahan data pencemaran udara;
b.
penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis
pengendalian pencemaran udara;
c.
penyusunan bahan rekomendasi teknis bagi masalah-masalah
pencemaran udara.
(3)
Rincian tugas Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara :
a.
menyusun program kerja;
c.
menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis
pengendalian pencemaran udara;
d.
menyusun bahan rekomendasi teknis bagi masalah pencemaran udara;
e.
melaksanakan operasionalisasi unit laboratorium udara bergerak
(mobil unit);
f.
melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.
Pasal 16
(1)
Subbidang Pengendalian Pencemaran Limbah dan B3 mempunyai tugas
pokok menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan
fasilitasi pelaksanaan pengawasan dan evaluasi terhadap program dan
kegiatan pencegahan, penanggulangan dan pengendalian limbah padat dan
limbah B3.
(2)
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat
(1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Pencemaran Limbah dan B3
mempunyai fungsi :
a.
pengumpulan dan pengolahan data Limbah Padat dan B3 di
wilayahnya;
b.
penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis
pengendalian pencemaran limbah dan B3;
c.
penyusunan bahan rekomendasi teknis bagi masalah-masalah
pencemaran limbah dan B3.
(3)
Rincian tugas Subbidang Pengendalian Pencemaran Limbah dan B3 :
b.
melaksanakan pemantauan dan pengelolaan data pengendalian
pencemaran limbah dan B3;
c.
menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis
pengendalian pencemaran limbah dan B3;
d.
menyusun bahan rekomendasi teknis bagi masalah pencemaran
limbah dan B3;
e.
melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.
Pasal 17
(1)
Subbidang Pengendalian Laboratorium mempunyai tugas pokok
menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi
laboratorium lingkungan.
(2)
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat
(1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Laboratorium mempunyai fungsi :
a.
pengumpulan dan pengolahan data laboratorium lingkungan di
wilayahnya;
b.
penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis
laboratorium lingkungan;
c.
penyusunan bahan rekomendasi teknis bagi masalah-masalah
laboratorium lingkungan.
(3)
Rincian tugas Subbidang Pengendalian Laboratorium :
a.
menyusun program kerja;
c.
menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis
laboratorium lingkungan;
d.
menyusun
bahan
rekomendasi
teknis
bagi
operasionalisasi
laboratorium lingkungan;
e.
melaksanakan pemanfaatan dan pemeliharaan laboratorium Badan
yang sudah tersedia;
f.
melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.
Bagian Keenam
Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan
Pasal 18
(1)
Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan mempunyai tugas pokok
merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang pengendalian kerusakan
serta perlindungan lahan, hutan, tata air, keanekaragaman hayati dan laut
termasuk pesisir.
(2)
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)
pasal ini, Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan mempunyai fungsi
:
a.
perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi
program pengendalian kerusakan lahan, hutan dan tata air;
b.
perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi
c.
perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi
program pengendalian kerusakan pesisir dan laut.
(3)
Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan, membawahkan :
a.
Subbidang Pengendalian Kerusakan Lahan, Hutan dan Tata Air;
b.
Subbidang Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati;
c.
Subbidang Pengendalian Kerusakan Laut.
Pasal 19
(1)
Subbidang Pengendalian Kerusakan Lahan, Hutan dan Tata Air
mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi,
pembinaan dan fasilitasi program pengendalian kerusakan hutan, lahan dan
tata air.
(2)
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)
pasal ini, Subbidang Pengendalian Kerusakan Lahan, Hutan dan Tata Air
mempunyai fungsi :
a.
pengumpulan, pengolahan dan pengevaluasian data kondisi lahan,
hutan dan tata air;
b.
penyusunan bahan kegitan kordinasi pembinaan konservasi lahan,
hutan dan tata air;
c.
penyusunan bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi program
pengendalian kerusakan lahan, hutan dan tata air;
d.
penyusunan bahan penetapan kriteria kerusakan lahan, hutan dan tata
(3)
Rincian tugas Subbidang Pengendalian Kerusakan Lahan, Hutan dan Tata
Air :
a.
menyusun program kerja pengendalian kerusakan lahan, hutan dan
tata air;
b.
melaksanakan pengelolaan data/analisis di bidang pengendalian
kerusakan hutan, lahan dan tata air;
c.
menyusun bahan/materi ketetapan kriteria kerusakan lahan, hutan dan
tata air;
d.
menyusun bahan kegiatan kordinasi pembinaan dan fasilitasi
konservasi hutan, lahan dan tata air;
e.
menyusun bahan kebijakan pengendalian kerusakan hutan, lahan dan
tata air;
f.
melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.
Pasal 20
(1)
Subbidang Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati mempunyai
tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis, kordinasi, pembinaan dan
fasilitasi program pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati.
(2)
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)
pasal ini, Subbidang Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati
mempunyai fungsi :
a.
pengumpulan, pengolahan/analisis dan pengevaluasian data kondisi
b.
penyusunan bahan kordinasi, fasilitasi dan pembinaan program
pengendalian kerusahan keanekaragaman hayati;
c.
melaksanakan kegiatan kordinasi, pembinaan keanekaragaman hayati.
(3)
Rincian tugas Subbidang Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman
Hayati:
a.
menyusun program kerja pengendalian kerusakan keanekaragaman
hayati;
b.
melaksanakan pengelolaan/analisis data di bidang pengendalian
kerusakan keanekaragaman hayati;
c.
menyusun bahan kegiatan kordinasi pembinaan dan fasilitasi
keanekaragaman hayati;
d.
menyusun bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi program
pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati;
e.
menyusun bahan/materi kebijakan pemanfaatan dan pelestarian
keanekaragaman hayati;
f.
melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.
Pasal 21
(1)
Subbidang Pengendalian Kerusakan Laut mempunyai tugas pokok
menyusun bahan kebijakan teknis, kordinasi, pembinaan dan fasilitasi
program pengendalian kerusakan laut.
(2)
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)
a.
pengumpulan, pengolahan/analisis dan pengevaluasian data kondisi
laut dan pesisir;
b.
penyusunan bahan kegiatan kordinasi pembinaan laut dan pesisir;
c.
penyusunan bahan kebijakan pengendalian kerusakan laut dan pesisir;
d.
penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi
program pengendalian kerusakan laut dan pesisir.
(3)
Rincian tugas Subbidang Pengendalian Kerusakan Laut :
a.
menyusun program kerja pengendalian kerusakan laut dan pesisir;
b.
melaksanakan pengelolaan data di bidang pengendalian kerusakan laut
dan pesisir;
c.
menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi laut dan
pesisir;
d.
menyusun bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi program
pengendalian kerusakan laut dan pesisir;
e.
menyusun bahan kebijakan pengendalian kerusakan laut dan pesisir;
f.
melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.
Bagian Ketujuh
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 22
Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada Pasal 6
Peraturan Daerah, rincian tugasnya ditetapkan berdasarkan peraturan
Bagian Ketujuh
Hal Mewakili
Pasal 23
(1)
Apabila Kepala Badan berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, maka
dapat diwakili oleh Sekretaris;
(2)
Apabila Sekretaris berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, maka
dapat diwakili oleh Kepala Bidang dengan memperhatikan senioritas
kepangkatannya.
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Keputusan Gubernur ini, akan
ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Badan.
Pasal 25
2.2
Landasan Teori
2.2.1
Pengertian Data
Pengertian data dari berbagai pendapat dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Data merupakan penguraian/deskripsi dari sesuatu dan kejadian
yang dihadapi
(data is the description of things and events that we
face)
.
b.
Data bisnis merupakan penguraian/deskripsi organisasi tentang
sesua- tu berupa sumberdaya dan kejadian berupa traksaksi yang
dihadapi
(business data is an organization's description of things
(resources) and events (transactions) that it faces)
.
c.
Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian dan kesatuan nyata, dimana kejadian-kejadian
(event)
merupakan
sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Sebagai contoh, dalam
dunia bisnis kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah
transakasi yaitu perubahan dari suatu nilai, misalnya pada
penjualan terjadi transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai
uang atau nilai piutang dagang, sementara kesatuan nyata
(fact and
entity)
merupakan obyek nyata yang terlibat dalam kejadian (bisa
berupa tempat, benda dan orang)
Dari pengertian diatas maka data diperoleh dari suatu kejadian yang benar
–
benar terjadi (nyata) atau dengan kata lain merupakan sebuah fakta (
fact
) yang
benar-benar terjadi dalam sebuah entitas, kemudian diseleksi dan dikumpulkan
adanya kejadian itulah yang disebut
issue
(isyu), informasi tanpa adanya data
yang mendukung itulah yang disebut gossip sedangkan informasi yang ditujukan
secara umum (bukan pada
user
secara khusus) itu yang disebut
news
(berita).
Sumber dari informasi adalah data, dimana data merupakan bentuk jamak
dari bentuk tunggal yang disebut data-item (datum), data merupakan bentuk yang
belum dapat memberikan manfaat bagi
user
, sehingga perlu dilakukan modifikasi
(
modelling
) lalu diproses untuk menghasilkan informasi. Contoh kasus: Dalam
kegiatan pemasaran suatu perusahaan, dari hasil transaksi penjualan pada
sejumlah salesman, diperoleh sejumlah faktur penjualan pada suatu periode
tertentu, faktur penjualan ini belum dapat memberikan informasi yang baik bagi
manajemen dan ini yang disebut data karena diperoleh dari kejadian transakasi
penjualan dalam entitas antara penjual dengan pembeli pada suatu pasar.
Untuk dapat bermanfaat bagi manajer dalam mengelola perusahaan, maka
faktur-fak