• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengolahan Data Di subbidang Konservasi Sumber Daya Alam Dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengolahan Data Di subbidang Konservasi Sumber Daya Alam Dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat"

Copied!
222
0
0

Teks penuh

(1)

PROPINSI JAWA BARAT

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi

Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek

Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

NANDA BANGKIT RAKHMADI

101 06 118

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena

Rahmat-Nya telah menyertai dan membimbing penulis dalam menyelesaikan Praktek

Kerja Lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2009 sampai 6 Agustus

2009 di Subbidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Pemulihan Kerusakan

Lingkungan Badan Pengelolaan Hidup Daerah (BPLHD) Propinsi Jawa Barat.

Selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, penulis memperoleh banyak

hal yang dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam dunia kerja.

Dalam Praktek Kerja Lapangan ini, penulis membuat aplikasi ”

PENGOLAHAN

DATA DI SUBBIDANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN

PEMULIHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN BADAN PENGELOLAAN

HIDUP DAERAH (BPLHD) PROPINSI JAWA BARAT

”.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang tulus atas

segala bimbingan, dukungan, dan saran hingga terselesaikannya laporan Praktek

Kerja Lapangan ini kepada:

1.

Dra. Hj. Rosamini selaku pembimbing, atas semua bimbingan, bantuan,

dan semangat hingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek dengan

baik.

2.

Papah, Mamah, Mba Hana, A Hadi. Terima kasih atas semua jerih-payah,

(5)

ii

3.

Badan Pengelolaan Hidup Daerah (Bplhd) Propinsi Jawa Barat yang telah

mengijinkan penulis untuk melakukan kerja praktek.

4.

Ibu Dewi, Ibu Pupung,Ibu Rika, Ibu Yus Yus, Pa Tulus, A Tommy, A Ijal,

A Pian, semua karyawan dan karyawati serta segenap pimpinan Badan

Pengelolaan Hidup Daerah (BPLHD) Propinsi Jawa Barat yang turut

membantu penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktek dengan

memberikan informasi-informasi dan bantuan yang dibutuhkan oleh

penulis.

5.

IF3

, ”teman senasib dan seperjuangan”, yang telah banyak membantu

penulis dalam segala hal, sejak persiapan Praktek Kerja Lapangan sampai

terselesaikannya laporan Praktek Kerja Lapangan ini.

6.

Teman-teman yang juga melaksanakan kerja praktek Subbidang

Konservasi Sumber Daya Alam dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan

Hidup Daerah (BPLHD) Propinsi Jawa Barat. Kiran, Riny, Anggra yang

telah memberi bantuan kepada penulis selama Kerja Praktek.

7.

Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

membantu penulis sejak persiapan Praktek Kerja Lapangan sampai

terselesaikannya laporan Praktek Kerja Lapangan ini.

Dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis menyadari

masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

(6)

iii

Penulis berharap semoga laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak yang membacanya.

Bandung, Januari 2010

Penulis

(7)

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... I

DAFTAR ISI ... IV

DAFTAR TABEL... VI

DAFTAR GAMBAR ... VIII

DAFTAR LAMPIRAN ... IX

BAB 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1

L

ATAR

B

ELAKANG

M

ASALAH

... 1

1.2

P

ERUMUSAN

M

ASALAH

... 2

1.3

M

AKSUD DAN

T

UJUAN

... 2

1.3.1

Maksud ... 2

1.3.2

Tujuan ... 2

1.4

B

ATASAN

M

ASALAH

... 3

1.5

M

ETODE

P

ENELITIAN

/

K

ERJA

P

RAKTEKAN

... 3

1.6

S

ISTEMATIKA

P

ENULISAN

... 4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 5

(8)

v

2.1.1

Sejarah Instansi ... 5

2.1.2

Logo Instansi... 7

2.1.3

Badan Hukum Instansi ... 7

2.1.4

Struktur Organisasi dan Job Description ... 7

2.2

L

ANDASAN

T

EORI

... 45

2.2.1

Pengertian Data ... 45

2.2.2

Pengolahan Data dan Informasi... 47

BAB 3

PEMBAHASAN ... 50

3.1

K

EGIATAN

S

ELAMA

K

ERJA

P

RAKTEK

... 50

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN... 65

4.1

K

ESIMPULAN

... 65

4.2

S

ARAN

... 65

(9)

vi

DAFTAR TABEL

T

ABEL

.

2.1

K

OMPOSISI

J

ABATAN

S

TRUKTURAL DAN

J

ABATAN

F

UNGSIONAL

... 8

T

ABEL

.

2.2

K

OMPOSISI

P

EGAWAI

BPLHD

P

ROVINSI

J

AWA

B

ARAT BERDASARKAN

T

INGKAT

P

ENDIDIKAN

,

K

ONDISI

B

ULAN

D

ESEMBER

2008 ... 8

T

ABEL

.

3.1

R

ENCANA

P

ENANAMAN

L

AHAN

K

RITIS

M

ELALUI

P

ROGRAM

GRLK

S

ELAMA

5

T

AHUN

(2004

S

/

D

2008)

KABUPATEN

S

UBANG

... 51

T

ABEL

.

3.2

R

ENCANA

P

ENANAMAN

L

AHAN

K

RITIS

M

ELALUI

P

ROGRAM

GERHAN

S

ELAMA

5

T

AHUN

(2004

S

/

D

2008)

K

ABUPATEN

S

UBANG

... 52

T

ABEL

.

3.3

I

NVENTARISASI

S

ITU DI KABUPATEN

P

URWAKARTA

T

AHUN

2007 ... 53

T

ABEL

.

3.4

S

ITU DI

K

OTA

B

EKASI

... 54

T

ABEL

.

3.5

S

ITU DI

K

ABUPATEN

K

ARAWANG

... 55

T

ABEL

.

3.6

S

ITU DI

K

OTA

/K

ABUPATEN

I

NDRAMAYU

... 56

T

ABEL

.

3.7

P

ERKEMBANGAN

J

ENIS

G

ANGGUAN DAN

K

ERUSAKAN

H

UTAN

P

ERUM

P

ERHUTANI

U

NIT

III

J

ABAR DAN

B

ANTEN DAN

N

ILAI

K

ERUGIAN

T

AHUN

2003

S

/

D

2005 ... 57

T

ABEL

.

3.8

P

ERKEMBANGAN

J

ENIS

G

ANGGUAN DAN

K

ERUSAKAN

H

UTAN

K

AWASAN

K

ONSERVASI YANG DIKELOLA OLEH

BKSDA

J

ABAR

I

DAN

BKSDA

J

ABAR

II

T

AHUN

2003

/

2005 ... 60

T

ABEL

.

3.9

P

ERKEMBANGAN

J

ENIS

G

ANGGUAN DAN

K

ERUSAKAN

H

UTAN

K

AWASAN

TN.

G

N

.

G

EDE

P

ANGRANGO DAN

TN.

G

N

.

H

ALIMUN

T

AHUN

2003

S

/

D

2005 ... 62

(10)

vii

T

ABEL

.

L

AMPIRAN

.2

R

INCIAN

L

OKASI

P

ENANAMAN

T

ANAMAN

T

AHUNAN

(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

G

AMBAR

.

2.1

S

TRUKTUR

O

RGANISASI

BPLHD

P

ROVINSI

J

AWA

B

ARAT

... 9

G

AMBAR

.

2.2

P

ENGOLAHAN

D

ATA

M

ENJADI

I

NFORMASI

... 49

G

AMBAR

.

3.1

G

RAFIK

P

ERKEMBANGAN

J

ENIS GANGGUAN DAN

K

ERUSAKAN

H

UTAN

P

ERUM

P

ERHUTANI

U

NIT

III

J

ABAR DAN

B

ANTEN DAN

N

ILAI

K

ERUGIAN

T

AHUN

2003

S

/

D

2005 ... 59

G

AMBAR

.

3.2

P

ERKEMBANGAN

J

ENIS

G

ANGGUAN DAN

K

ERUSAKAN

H

UTAN

K

AWASAN

K

ONSERVASI YANG DIKELOLA OLEH

BKSDA

J

ABAR

I

DAN

BKSDA

J

ABAR

II

T

AHUN

2003

/

2005 ... 61

G

AMBAR

.

3.3

P

ERKEMBANGAN

J

ENIS

G

ANGGUAN DAN

K

ERUSAKAN

H

UTAN

K

AWASAN

TN.

G

N

.

G

EDE

P

ANGRANGO DAN

TN.

G

N

.H

ALIMUN

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A DATA TABEL ... A - 1

LAMPIRAN B

SURAT BALASAN PENELITIAN ... B - 1

LAMPIRAN C DAFTAR KEHADIRAN KEJA PRAKTEK ... C - 1

(13)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Kebutuhan akan kemampuan dan profesionalisme menuntut adanya

pelatihan dan usaha yang sungguh-sungguh. Mahasiswa merupakan generasi

penerus yang pada gilirannya akan memikul tanggung jawab guna menyukseskan

pembangunan nasional dan memajukan bangsa dan negara.

Dalam era globalisasi dunia dan perdagangan yang bebas diperlukan

adanya industri yang maju dengan tenaga kerja yang profesional di bidangnya

masing-masing. Untuk itu selain mendapatkan berbagai teori di bangku

pendidikan formal, maka diperlukan adanya pengalaman kerja di lapangan. Salah

satu cara untuk menambah pengalaman kerja tersebut adalah dengan mengadakan

kerja praktek di instansi-instansi yang berkaitan dengan bidang studi yang

dipelajari di bangku kuliah.

Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah di Jurusan Teknik

Informatika Universitas Komputer Indonesia, sebagai sarana untuk latihan

mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku

kuliah. Selain itu dengan kerja praktek Mahasiswa diharapkan bisa memperoleh

ilmu yang tidak didapat di bangku kuliah sekaligus memperoleh pengalaman

(14)

mempunyai kualitas dalam bersaing di pasar bebas. Dalam mencapai usaha

tersebut, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat

memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk kerja praktek di bidang atau

subbidang di dalamnya.

1.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian singkat yang telah dipaparkan pada Latar Belakang

Masalah dan berdasarkan Kerja Praktek yang secara langsung telah dilakukan di

Subbidang Konservasi SDA dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan BPLHD

JABAR maka masalah yang dihadapi:

“Bagaimana cara mengolah data di

Subbidang Konservasi SDA dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan BPLHD

JABAR ?”

1.3

Maksud dan Tujuan

1.3.1

Maksud

Adapun maksud dari Kerja Praktek ini adalah untuk membantu

Pengolahan Data di Subbidang Konservasi SDA dan Pemulihan Kerusakan

Lingkungan BPLHD JABAR serta memenuhi mata kuliah Kerja Praktek di

Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

1.3.2

Tujuan

Tujuan yang dicapai dari kerja Praktek ini :

1.

Meningkatnya kemampuan dan profesionalisme mahasiswa.

2.

Profesionalisme di bidangnya masing-masing dalam era globailsasi dunia

(15)

3.

Terlaksananya mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknik Informatika

Universitas Komputer Indonesia.

1.4

Batasan Masalah

1.

Software yang digunakan Microsoft Office 2003, khususnya Microsoft

Word, Microsoft Power Point serta Microsoft Excel.

2.

Komputer yang digunakan, bergiliran dengan pegawai di subbidang

Konservasi SDA dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan BPLHD

JABAR.

3.

Data yang digunakan, terdapat dari berbagai sumber.

1.5

Metode Penelitian / Kerja Praktek

Metode yang digunakan dalam mengolah data adalah Metode Studi

Kepustakaan, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara data dikumpulkan

(16)

1.6

Sistematika Penulisan

1.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metode penelitian serta

sistematika penulisan.

2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang profil tempat kerja praktek serta landasan teori.

3.

BAB III PEMBAHASAN

Membahas tentang yang dikerjakan praktekan dan hasil dari kerja

praktek.

4.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dari masalah yang dibahas serta saran-saran

(17)
(18)

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Profil Tempat Kerja Praktek

Nama

: Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah

(BPLHD) Provinsi Jawa Barat

Bentuk Badan Hukum

: Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat

Alamat

: Jl. Naripan No. 25

Bandung 40111

Jawa Barat

Telepon (62-22) 4204871

Fax. (62-22) 4231570

Website : www.bplhdjabar.go.id

E-mail : bplhd@bplhdjabar.go.id

2.1.1

Sejarah Instansi

Pada tahun 1972, sebagai hasil konferensi Stockholm Pemerintah

Indonesia telah membentuk Panitia Nasional Lingkungan Hidup, bersamaan

dengan saat-saat merumuskan program Pembangunan Lingkungan Hidup dalam

(19)

langkah lanjutnya dalam

Kabinet Pembangunan III, telah dibentuk “Kementrian

Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup”.

Melihat realita program pembangunan lingkungan hidup yang secara

sungguh-sungguh menjadi perhatian pemerintah, maka tuntutan pembangunan

hukum yang mengatur lingkungan hidup menjadi semakin nyata dan semakin

mendesak. Maka wajarlah bila para ahli bersama-sama aparatur pemerintahan

yang berwenang di bidang pengawasan lingkungan hidup, mengembangkan

hukum lingkungan yang kehadirannya sangat diperlukan dalam pembangunan

Indonesia seutuhnya.

Pada tahun 1982 terbitlah UU No. 4 Tahun 1982 tentang

Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka keluarlah Keputusan

Menteri Lingkungan Hidup dan Departemen Dalam Negeri untuk membentuk

Biro Kependudukan Lingkungan Hidup (BKLH) dibawah naungan Setwilda

Tingkat I Jawa Barat.

Tahun 1993 BKLH diubah menjadi Biro Lingkungan Hidup (BLH) masih

dibawah naungan Setwilda. Kemudian tahun 1997 BLH diubah menjadi Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah (BAPEDALDA) yang

merupakan Badan Pemerintah tersendiri diluar naungan Setwilda. Tahun 1999

sesuai dengan Perda No. 16 tentang Dinas Lembaga Teknis Daerah

BAPEDALDA diubah menjadi Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah

(20)

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat

sampai saat ini.

2.1.2

Logo Instansi

2.1.3

Badan Hukum Instansi

Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 63 Tahun 2001 Tentang Tugas

Pokok Fungsi Dan Rincian Tugas Unit Badan Pengendalian Lingkungan Hidup

Daerah Propinsi Jawa Barat Gubernur Jawa Barat, Bab II Kedudukan, Tugas

Pokok, Fungsi Dan Rincian Tugas Unit Badan Bagian Pertama Badan Pasal 2 (1)

Badan adalah Lembaga Teknis Daerah yang merupakan unsur penunjang

Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Peraturan Daerah Nomor 15

Tahun 2000, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur

melalui Sekretaris Daerah.

2.1.4

Struktur Organisasi dan

Job Description

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga

Teknis dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat, Struktur Organisasi

BPLHD Provinsi Jawa Barat adalah dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.

Sementara itu, komposisi Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional Organisasi

BPLHD Provinsi Jawa Barat berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun

(21)

Jabatan Fungsional, maka komposisi jabatan struktural dan jabatan fungsional

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel. 2.1 Komposisi Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional

No.

Jabatan

Struktural/Fungsional

Perda No. 22

Tahun 2008

Kepgub No.

821.27/Kep.490.T/Peg/2005

1

Eselon II

1

-

2

Eselon III

5

-

3

Eselon IV

11

-

Jumlah

17

Tabel. 2.2 Komposisi Pegawai BPLHD Provinsi Jawa Barat berdasarkan Tingkat Pendidikan, Kondisi

Bulan Desember 2008

NO.

Pendidikan

Golongan

Jumlah

I

II

III

IV

1.

SD

1

1

2.

SLTP

2

2

3.

SLTA

6

26

32

4.

Sarjana Muda / Akademi

2

10

12

5.

STRATA 1 (S1)

28

2

30

6.

STRATA 2 (S2)

18

6

24

7.

STRATA 3 (S3)

1

1

(22)

Struktur Organisasi BPLHD Provinsi Jawa Barat :

(23)

Berikut

Job Description

berdasarkan surat keputusan Gubernur Jawa Barat

:

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT

NOMOR 63 TAHUN 2001

TENTANG

TUGAS POKOK FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT

BADAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

PROPINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA BARAT,

Menimbang :

a.

bahwa dengan berlakunya Peraturan Daerah Propinsi

Jawa Barat Nomor 16 Tahun 2000 tentang Lembaga

Teknis Daerah Propinsi Jawa Barat, maka perlu diatur

lebih lanjut Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas

Unit Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah

Propinsi Jawa Barat;

b.

bahwa tugas pokok, fungsi dan rincian tugas unit

sebagaimana dimaksud huruf a di atas, perlu

ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat.

Mengingat :

1.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

(24)

tanggal 4 Juli 1950);

2.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang

Konservasi

Sumber

Daya

Alam

Hayati

dan

Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 No. 49,

Tambahan Lembaran Negara 3419);

3.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang

Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 No.

115, Tambahan Lembaran Negara 501);

4.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang

Pengesahan United Nation Convention Biological

Diversity (Lembaran Negara Nomor 41, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3556);

5.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang

Pengesahan United Nations Framework Convention

on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja

Persatuan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim

(Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 41, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3557);

6.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara

Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3669);

(25)

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999

Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3839);

8.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72);

9.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

2000 tentang Program Pembangunan Nasional

(PROPENAS) Tahun 2000-2004.

10.

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang

Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

(Lembaran Negara Tahun 1999 No. 138, Tambahan

Lembaran Negara No. 3872);

11.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang

Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah

(Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3373);

12.

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang

Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara

Tahun 1990 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3409);

13.

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang

(26)

Beracun (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 31,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3815);

14.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran

Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3853);

15.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 85 Tahun 1999

tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor

18 Tahun 1999 tentang Pengendalian Dampak Limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara RI

Tahun 1999 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara

RI Nomor 3910);

16.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang

Pengendalian Pencemaran dan / atau Perusakan Laut

(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 32, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3853);

17.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52

Tahun

2001

tentang

Penyelenggaraan

Tugas

Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor

77, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4106);

18.

Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2000 tentang

Lembaga Penyedia Jasa Pelayanan Penyelesaian

(27)

(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 113,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3982);

19.

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi

sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun

2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3952);

20.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4090);

21.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39

Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi

(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4095);

22.

Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang

Tata Cara Pengaturan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah;

23.

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun

1999

tentang

Akuntabilitas

Kinerja

Instansi

Pemerintah;

(28)

Tahun 2000, tentang Lembaga Teknis Daerah Propinsi

Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 21

Seri D).

M EM U T U S K A N :

Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT TENTANG TUGAS

POKOK,

FUNGSI

DAN

RINCIAN

TUGAS

BADAN

PENGENDALIAN

LINGKUNGAN

HIDUP

DAERAH

PROPINSI JAWA BARAT.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini, yang dimaksud dengan :

1.

Daerah adalah Propinsi Jawa Barat;

2.

Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Jawa Barat;

3.

Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat;

4.

Badan adalah Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Propinsi

(29)

5.

Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup

Daerah Propinsi Jawa Barat.

6.

Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Pegawai Negeri Sipil

yang diberi tugas, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang

berwenang dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan profesinya dalam

rangka mendukung kelancaran tugas pokok Badan;

7.

Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia

serta makhluk hidup lain;

8.

Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan

fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,

pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan

pengendalian lingkungan hidup;

9.

Pengendalian Lingkungan Hidup adalah setiap usaha pencegahan dan

penanggulangan proses penurunan mutu lingkungan hidup;

10.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan selanjutnya disebut AMDAL

adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan

terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan

keputusan;

11.

Sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua pihak atau lebih

yang ditimbulkan oleh adanya atau diduga adanya pencemaran dan / atau

(30)

12.

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat, energi dan / atau komponen lain ke dalam lingkungan

hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat

tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai

dengan peruntukkannya;

13.

Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan

perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau

hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi

dalam menunjang pembangunan berkelanjutan;

14.

Konservasi sumber daya adalah pengelolaan sumber daya alam tak

terbaharui untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber

daya

alam

yang

terbaharui

untuk

menjamin

kesinambungan

ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai

serta keanekaragamannya;

15.

Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan /atau

kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang

karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara

langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau

merusakkan lingkungan hidup dan /atau dapat membahayakan lingkungan

hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain;

16.

Fasilitasi adalah upaya memberdayakan daerah otonom melalui pemberian

(31)

17.

Baku Mutu Lingkungan Hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk

hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur

pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya

tertentu sebagai unsur lingkungan hidup;

18.

Kriteria adalah ukuran untuk menetapkan suatu kondisi atau tingkat

kerusakan sumber daya alam;

19.

Desentralisasi

adalah

penyerahan

wewenang

pemerintahan

oleh

Pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia;

20.

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada

Gubernur sebagai wakil Pemerintah dan atau perangkat pusat di Daerah;

21.

Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan

Desa dan dari Daerah ke Desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang

disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia

dengan

kewajiban

melaporkan

pelaksanaannya

dan

mempertanggungjawabkannya kepada yang menugaskan.

BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS

UNIT BADAN

Bagian Pertama

(32)

Pasal 2

(1)

Badan adalah Lembaga Teknis Daerah yang merupakan unsur penunjang

Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Peraturan Daerah

Nomor 15 Tahun 2000, yang berada di bawah dan bertanggungjawab

kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

(2)

Unsur organisasi Badan adalah sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Ayat (1)

huruf g Peraturan Daerah.

(3)

Badan mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis dan

melaksanakan kewenangan di bidang pengendalian lingkungan hidup

sesuai kebutuhan Daerah dan kewenangan lain yang dilimpahkan.

(4)

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat

(3) pasal ini, Badan mempunyai fungsi :

a.

penyelenggaraan kordinasi dan pengendalian lingkungan hidup meliputi

AMDAL - Sarana dan Prasarana, pengendalian pencemaran lingkungan

dan pengendalian kerusakan lingkungan berdasarkan kebijakan umum

Gubernur;

b.

penyelenggaraan fasilitasi pengendalian lingkungan hidup kepada

Kabupaten/Kota dan mitra kerja bidang lingkungan hidup;

(33)

Bagian Kedua

Kepala Badan

Pasal 3

(1)

Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkordinasikan dan

mengendalikan tugas pokok Badan dalam melaksanakan pengkajian

pengendalian lingkungan hidup.

(2)

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat

(1) pasal ini, Kepala Badan mempunyai fungsi :

a.

pengkordinasian dan pengendalian pengelolaan lingkungan hidup ;

b.

penyelenggaraan fasilitasi kepada Kabupaten/Kota, Lembaga Swadaya

Masyarakat dan mitra kerja pengelolaan lingkungan hidup;

c.

perumusan bahan kebijakan Gubernur di bidang pengendalian

lingkungan hidup.

(3)

Rincian tugas Kepala Badan :

a.

mengkordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengelolaan lingkungan

hidup yang meliputi kegiatan penyusunan AMDAL, pengelolaan sarana

dan prasarana, perencanaan serta kerusakan lingkungan;

b.

menyelenggarakan

fasilitasi

AMDAL,

sarana

dan

prasarana,

pengendalian pencemaran lingkungan dan pengendalian kerusakan

(34)

c.

menyelenggarakan kegiatan teknis fungsional pengendalian kerusakan

lingkungan;

d.

menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan Gubernur di bidang

pengelolaan lingkungan hidup.

Bagian Ketiga

Sekretariat

Pasal 4

(1)

Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengelolaan

urusan kepegawaian, keuangan dan umum.

(2)

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) pasal ini, Sekretariat mempunyai fungsi :

a.

pengelolaan urusan Kepegawaian;

b.

pengelolaan urusan Keuangan;

c.

pengurusan rumah tangga, perlengkapan, surat menyurat, kearsipan,

kompilasi program, perencanaan, kehumasan, kepustakaan dan sistem

informasi lingkungan.

(3)

Rincian tugas Sekretariat :

a.

menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian;

b.

menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan;

c.

menyelenggarakan

pengelolaan

urusan

rumah

tangga

dan

perlengkapan;

(35)

e.

menyelenggarakan

penyusunan

bahan

dokumentasi,

perundangundangan,

pengelolaan

perpustakaan

dan

hubungan

masyarakat;

f.

menyelenggarakan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Rutin;

g.

menyelenggarakan pengelolaan administrasi pendapatan, belanja rutin

dan anggaran pembangunan;

h.

menyelenggarakan pengelolaan naskah Dinas dan kearsipan;

i.

menyelenggarakan pembinaan Arsiparis;

j.

menyelenggarakan kepustakaan;

k.

menyelenggarakan sistem informasi lingkungan;

l.

menyelenggarakan kordinasi dengan unit kerja terkait.

(4)

Sekretariat, membawahkan :

a.

Subbagian Kepegawaian;

b.

Subbagian Keuangan;

c.

Subbagian Umum.

Pasal 5

(1)

Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan

pengelolaan administrasi kepegawaian, kelembagaan dan ketatalaksanaan

serta pendokumentasian peraturan perundang-undangan.

(2)

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat

(36)

a.

penyusunan bahan dan rencana kebutuhan, pengadaan, mutasi,

pengembangan disiplin dan penyelenggaraan kesejahteraan pegawai;

b.

pelaksanaan teknis pengelolaan administrasi kepegawaian;

c.

penyiapan bahan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan

dan rancangan ketatalaksanaan Badan..

(3)

Rincian tugas Subbagian Kepegawaian :

a.

melaksanakan

pengumpulan,

pengelolaan,

penyimpanan

dan

pemeliharaan data dan kartu kepegawaian dilingkungan Badan;

b.

melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pegawai, formasi dan

penunjukan dalam jabatan dilingkungan Badan;

c.

melaksanakan penyiapan dan pengusulan pegawai yang akan pensiun,

peninjauan masa kerja serta pemberian penghargaan;

d.

melaksanakan penyiapan bahan kenaikan pangkat, DP 3, DUK,

sumpah/janji pegawai, gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan

pegawai;

e.

melaksanakan penyiapan bahan mutasi dan pemberhentian pegawai;

f.

melaksanakan

penyiapan

pagawai

untuk

mengikuti

pendidikan/pelatihan kepemimpinan teknis dan fungsional;

g.

melaksanakan penyiapan rencana pegawai yang akan mengikuti ujian

Dinas dan izin / Tugas Belajar;

h.

melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kepegawaian dan disiplin

(37)

i.

melaksanakan penyiapan bahan standar kompetensi pegawai. Tenaga

teknis dan fungsional;

j.

melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kelembagaan dan

ketatalaksanaan dilingkungan Badan;

k.

melaksanakan penyiapan bahan rancangan dan pendokumentasian

peraturan perundang-undangan;

l.

melaksanakan penyusunan bahan evaluasi dan laporan kegiatan

Subbagian Kepegawaian;

m.

melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.

Pasal 6

(1)

Subbagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan

administrasi keuangan.

(2)

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) pasal ini, Subbagian Keuangan mempunyai fungsi :

a.

penyiapan bahan dan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan

belanja rutin daerah;

b.

pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan.

(3)

Rincian tugas Subbagian Keuangan :

a.

melaksanakan pengumpulan bahan dan penyiapan Rencana Anggaran

Pendapatan dan Belanja Rutin serta Pembangunan;

b.

melaksanakan

pengadministrasian

dan

pembukuan

keuangan

(38)

c.

melaksanakan penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan

daerah serta pembayaran;

d.

melaksanakan pembendaharaan keuangan Anggaran Belanja Rutin

dan Pembangunan;

e.

melaksanakan penyiapan bahan pembinaan administrasi dan

pembukuan keuangan Anggaran Pendapatan / Penerimaan Badan;

f.

melaksanakan penyiapan bahan pertanggung jawaban Anggaran

Pendapatan, Anggaran Belanja Rutin dan Pembangunan;

g.

melaksanakan penyusunan bahan evaluasi dan laporan kegiatan

Subbagian Keuangan;

h.

melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.

Pasal 7

(1)

Subbagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan

rumah tangga, perlengkapan, perpustakaan, kearsipan, kehumasan,

program dan perencanaan serta informasi lingkungan.

(2)

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) pasal ini, Subbagian Umum mempunyai fungsi :

a.

pelaksanaan urusan surat menyurat, penggandaan, kearsipan, dan

administrasi perjalanan Dinas;

b.

pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan Dinas;

c.

pengelolaan perpustakaan Dinas dan hubungan masyarakat;

d.

pengumpulan, pengolahan dan evaluasi data dalam penyusunan

(39)

e.

fasilitasi informasi lingkungan.

(3)

Rincian tugas Subbagian Umum :

a.

melaksanakan penerimaan,. pendistribusian dan pengiriman

surat-surat, naskah Dinas dan pengelolaan kearsipan;

b.

melaksanakan pengadaan naskah Dinas;

c.

melaksanakan pengelolaan kearsipan dan pengendalian administrasi

perjalanan Dinas pegawai;

d.

melaksanakan penyiapan dan pengendalian administrasi perjalanan

Dinas pegawai;

e.

melaksanakan urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat Dinas;

f.

mengumpulkan, mengolah dan evaluasi data dalam penyusunan

program Badan;

g.

melaksanakan pengumpulan dan memproses usulan program dan

proyek tahunan Badan;

h.

melaksanakan pengelolaan sistem informasi lingkungan;

i.

melaksanakan pengelolaan perpustakaan, hubungan masyarakat dan

pendokumentasian kegiatan Badan;

j.

melaksanakan urusan rumah tangga Badan dan ketertiban serta

keamanan Kantor;

k.

melaksanakan pemeliharaan dan perawatan di lingkungan kantor,

kendaraan Dinas, perlengkapan kantor dan asset lainnya;

l.

melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pengadaan sarana dan

(40)

m.

melaksanakan pengurusan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,

inventarisasi dan penghapusan perlengkapan Badan;

n.

melaksanakan

penyiapan

bahan

pengelolaan

administrasi

perlengkapan dan perbekalan;

o.

melaksanakan penyiapan konsep laporan tahunan dan laporan

pertanggungjawaban Badan;

p.

melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.

Bagian Keempat

Bidang AMDAL, Sarana dan Prasarana

Pasal 8

(1)

Bidang AMDAL, Sarana dan Prasarana mempunyai tugas merumuskan

kebijakan teknis AMDAL, Sarana dan Prasarana Teknologi Lingkungan,

Fasilitasi Sengketa Lingkungan dan Kemitraan Lingkungan.

(2)

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)

pasal ini, Bidang AMDAL, Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi :

a.

perumusan bahan kebijakan teknis pembinaan dampak lingkungan

strategis, Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) serta Upaya

Pengelolaan Lingkungan (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan

(UPL) ;

b.

perumusan bahan dan fasilitasi kebijakan teknis dalam pengembangan

(41)

c.

pelaksanaan kordinasi, pembinaan penataan hukum dan fasilitas

sengketa lingkungan ;

d.

pelaksanaan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi kemitraan lingkungan.

(3)

Bidang AMDAL, Sarana dan Prasarana membawahkan :

a.

Subbidang Pengkajian AMDAL ;

b.

Subbidang Sarana dan Prasarana Teknologi Lingkungan ;

c.

Subbidang Fasilitasi Sengketa Lingkungan ;

d.

Subbidang Kemitraan Lingkungan.

Pasal 9

(1)

Subbidang Pengkajian AMDAL mempunyai tugas pokok melaksanakan

pengkajian dan pembinaan teknis AMDAL.

(2)

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)

pasal ini, Subbidang Pengkajian AMDAL mempunyai fungsi :

a.

penyusunan bahan pengembangan kajian dampak lingkungan strategis

;

b.

penyusunan bahan tanggapan/pengkajian AMDAL bagi rencana

kegiatan pembangunan yang berdampak penting terhadap lingkungan

hidup sesuai dengan kewenangan;

c.

penyusunan bahan kegiatan kordinasi, fasilitasi, pembinaan teknis

terhadap kegiatan pembangunan yang telah memiliki dokumen

AMDAL;

d.

pengevaluasian data kajian, pembinaan, penerapan AMDAL, saran

(42)

(3)

Rincian tugas Subbidang Pengkajian AMDAL :

a.

menyusun program kerja Subbidang;

b.

menyusun hasil kerja/kegiatan rutin maupun khusus;

c.

menyusun bahan kegiatan AMDAL;

d.

menyusun bahan kordinasi dengan Kabupaten/Kota dalam memantau

pelaksanaan RKL / RPL secara acak, sebagai bahan pembinaan teknis

dan pengkajian lebih lanjut ;

e.

menyusun bahan kordinasi dengan Kabupaten / Kota dalam membuat

pedoman dan sinkronisasi pengawasan RKL / RPL berikut pola sangsi

dalam upaya pemberdayaan Hukum ;

f.

menyusun bahan kordinasi dengan Kabupaten / Kota dalam

memberikan kajian dan pembinaan teknis fungsional terhadap institusi

AMDAL di Daerah;

g.

menyusun bahan pengembangan dan penerapan kegiatan lingkungan

strategis pada tingkat kebijakan dan perencanaan.

Pasal 10

(1)

Subbidang Sarana dan Prasarana Teknologi Lingkungan mempunyai tugas

pokok menyusun bahan kebijakan teknis sarana dan prasarana serta

pengembangan teknologi lingkungan, pengkordinasian pengembangan,

fasilitasi dan evaluasi sarana pengelolaan dan teknologi lingkungan;

(2)

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat

(1) pasal ini, Subbidang Sarana dan Prasarana Teknologi Lingkungan

(43)

a.

penyusunan bahan kebijakan teknis pengembangan, fasilitasi dan

kordinasi serta evaluasi penerapan sarana dan prasarana teknologi

lingkungan;

b.

penyusunan bahan kegiatan kordinasi, fasilitasi dan evaluasi sistem

standarisasi, akreditasi dan sertifikasi di bidang pengendalian

lingkungan hidup;

c.

penyusunan bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi pengembangan

Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam rangka meningkatkan kualitas

lingkungan hidup;

d.

penyusunan bahan dan data pengkajian, implementasi Teknologi

Tepat Guna (TTG).

(3)

Rincian tugas Subbidang Sarana dan Prasarana :

a.

menyusun

bahan

kegiatan

kerjasama

teknologi

lingkungan,

pengembangan penelitian dalam penerapan sarana dan prasarana

teknologi lingkungan;

b.

menyusun bahan kegiatan kordinasi dan evaluasi di bidang penerapan

sarana dan prasarana teknologi lingkungan;

c.

menyusun bahan kegiatan inventarisasi, dokumentasi pengembangan

dan penerapan sarana dan prasarana teknologi lingkungan;

d.

menyusun bahan kegiatan fasilitasi program pelatihan dan lokakarya

(44)

e.

menyusun bahan kegiatan kerjasama penelitian dan pengembangan

sistem standarisasi, akreditasi dan sertifikasi dibidang pengendalian

lingkungan hidup;

f.

menyusun bahan kegiatan fasilitasi dan pengawasan sistem

standarisasi, akreditasi dan sertifikasi di bidang lingkungan;

g.

menyusun bahan kegiatan evaluasi penerapan sistem standarisasi,

akreditasi dan sertifikasi di bidang lingkungan hidup.

Pasal 11

(1)

Subbidang Fasilitasi Sengketa Hukum Lingkungan mempunyai tugas

pokok menyusun bahan kebijakan teknis fasilitasi penataan hukum dan

fasilitasi sengketa lingkungan.

(2)

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Ayat

(1) pasal ini, Subbidang Fasilitasi Sengketa Lingkungan mempunyai

fungsi :

a.

penyusunan bahan dan pelaksanaan koordinasi, pembinaan, fasilitasi

penataan hukum serta sengketa lingkungan;

b.

penyusunan bahan kegiatan kordinasi dengan instansi/aparat hukum

terkait dalam rangka pembinaan penataan hukum dan fasilitasi

sengketa lingkungan;

c.

pengumpulan dan pengolahan data serta evaluasi pencemaran dan

kerusakan lingkungan hidup sebagai bahan untuk fasilitasi penataan

hukum dan bahan keterangan penyelesaian sengketa lingkungan.

(45)

a.

menyusun program kerja ;

b.

mengevaluasi hasil kerja ;

c.

menginventarisasi produk hukum lingkungan ( Perda

perda yang ada

di Kabupaten / Kota ) ;

d.

menyusun bahan kegiatan dan sosialisasi produk hukum/peraturan

perundangan-undangan Lingkungan Hidup ke Kabupaten/Kota;

e.

menyusun bahan sistem informasi kasus-kasus lingkungan dan produk

Hukum;

f.

menyusun bahan fasilitasi konflik lingkungan melalui sistem ADR

(Alternative Disputer Resolution);

g.

menyusun bahan peningkatan pemberdayaan hukum lingkungan

menuju penegakan hukum lingkungan;

h.

mengkaji produk-produk hukum lingkungan yang sudah ada;

i.

menyusun dan menyiapkan bahan-bahan/informasi bagi kepentingan

penataan dan pencapaian produk hukum lingkungan;

j.

melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.

Pasal 12

(1)

Subbidang Kemitraan Lingkungan mempunyai tugas pokok menyusun

bahan perumusan kebijakan teknis dan pengembangan kemitraan.

(2)

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat

(1) pasal ini, Subbidang Kemitraan Lingkungan mempunyai fungsi :

a.

penyusunan bahan kegiatan fasilitasi, pengembangan kemitraan

(46)

lingkungan dan pelaku pembangunan pada umumnya, dalam rangka

peningkatan kesadaran dan kepedulian serta keterlibatan masyarakat

dalam pengendalian lingkungan hidup;

b.

penyusunan bahan fasilitasi peningkatan kapasitas dan kualitas

kelembagaan masyarakat dan bidang lingkungan hidup;

c.

penyusunan bahan pembinaan lembaga kemasyarakatan, organisasi

kemasyarakatan peduli lingkungan;

d.

penyusunan bahan/materi pemasyarakatan peduli lingkungan;

e.

penyusunan bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi dalam rangka

inventarisasi serta evaluasi pelaksanaan program-program kemitraan

dengan seluruh pihak yang berkepentingan untuk peningkatan

kesadaran,

kepedulian

dan

keterlibatan

masyarakat

dalam

pengendalian lingkungan hidup.

(3)

Rincian tugas Subbidang Kemitraan Lingkungan :

a.

menyusun program kerja;

b.

melaksanakan pengelolaan data di bidang kemitraan lingkungan;

c.

menyusun bahan kegiatan fasilitasi pengembangan kemitraan dengan

dunia usaha, pendidikan, media massa dan LSM dalam rangka

peningkatan kesadaran dan kepedulian serta keterlibatan masyarakat

dalam pengendalian lingkungan hidup;

d.

menyusun bahan fasilitasi peningkatan kapasitas dan kualitas

(47)

e.

menyusun bahan kordinasi pelaksanaan program kemitraan dengan

pihak yang berkepentingan di bidang lingkungan hidup;

f.

menyusun bahan dan materi pembinaan LSM dan/atau organisasi

peduli lingkungan;

g.

menyusun materi/bahan informasi dalam upaya pemasyarakatan

peduli lingkungan.

Bagian Kelima

Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan

Pasal 13

(1)

Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas pokok

merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang pengendalian pencemaran

air, pengendalian pencemaran udara, pengendalian pencemaran limbah dan

B3 serta pembinaan laboratorium lingkungan.

(2)

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat

(1) pasal ini, Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai

fungsi :

a.

perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi

pengendalian pencemaran air;

b.

perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi

(48)

c.

perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi pembinaan dan fasilitasi

pengendalian pencemaran limbah padat, pencemaran tanah dan limbah

B3;

d.

perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi

laboratorium lingkungan.

(3)

Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, membawahkan :

a.

Subbidang Pengendalian Pencemaran air;

b.

Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara;

c.

Subbidang Pengendalian Pencemaran Limbah dan B3;

d.

Subbidang Pengendalian Laboratorium.

Pasal 14

(1)

Subbidang Pengendalian Pencemaran Air mempunyai tugas pokok

menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi

pelaksanaan pengawasan dan evaluasi terhadap program dan kegiatan

pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kualitas air.

(2)

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam

Ayat (1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Pencemaran Air mempunyai

fungsi :

a.

pengumpulan dan pengolahan data pencemaran air;

b.

penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis

pengendalian pencemaran air;

c.

penyusunan bahan rekomendasi teknis bagi masalah-masalah

(49)

(3)

Rincian tugas Subbidang Pengendalian Pencemaran Air :

a.

menyusun program kerja;

b.

melaksanakan pengelolaan data pengendalian pencemaran air;

c.

menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis

pengendalian pencemaran air;

d.

menyusun bahan rekomendasi teknis bagi masalah pencemaran air;

e.

melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.

Pasal 15

(1)

Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara mempunyai tugas pokok

menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi

pelaksanaan pengawasan dan evaluasi terhadap program dan kegiatan

pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kualitas udara.

(2)

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat

(1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara mempunyai

fungsi :

a.

pengumpulan dan pengolahan data pencemaran udara;

b.

penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis

pengendalian pencemaran udara;

c.

penyusunan bahan rekomendasi teknis bagi masalah-masalah

pencemaran udara.

(3)

Rincian tugas Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara :

a.

menyusun program kerja;

(50)

c.

menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis

pengendalian pencemaran udara;

d.

menyusun bahan rekomendasi teknis bagi masalah pencemaran udara;

e.

melaksanakan operasionalisasi unit laboratorium udara bergerak

(mobil unit);

f.

melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.

Pasal 16

(1)

Subbidang Pengendalian Pencemaran Limbah dan B3 mempunyai tugas

pokok menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan

fasilitasi pelaksanaan pengawasan dan evaluasi terhadap program dan

kegiatan pencegahan, penanggulangan dan pengendalian limbah padat dan

limbah B3.

(2)

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat

(1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Pencemaran Limbah dan B3

mempunyai fungsi :

a.

pengumpulan dan pengolahan data Limbah Padat dan B3 di

wilayahnya;

b.

penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis

pengendalian pencemaran limbah dan B3;

c.

penyusunan bahan rekomendasi teknis bagi masalah-masalah

pencemaran limbah dan B3.

(3)

Rincian tugas Subbidang Pengendalian Pencemaran Limbah dan B3 :

(51)

b.

melaksanakan pemantauan dan pengelolaan data pengendalian

pencemaran limbah dan B3;

c.

menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis

pengendalian pencemaran limbah dan B3;

d.

menyusun bahan rekomendasi teknis bagi masalah pencemaran

limbah dan B3;

e.

melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.

Pasal 17

(1)

Subbidang Pengendalian Laboratorium mempunyai tugas pokok

menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi

laboratorium lingkungan.

(2)

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat

(1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Laboratorium mempunyai fungsi :

a.

pengumpulan dan pengolahan data laboratorium lingkungan di

wilayahnya;

b.

penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis

laboratorium lingkungan;

c.

penyusunan bahan rekomendasi teknis bagi masalah-masalah

laboratorium lingkungan.

(3)

Rincian tugas Subbidang Pengendalian Laboratorium :

a.

menyusun program kerja;

(52)

c.

menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis

laboratorium lingkungan;

d.

menyusun

bahan

rekomendasi

teknis

bagi

operasionalisasi

laboratorium lingkungan;

e.

melaksanakan pemanfaatan dan pemeliharaan laboratorium Badan

yang sudah tersedia;

f.

melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.

Bagian Keenam

Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan

Pasal 18

(1)

Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan mempunyai tugas pokok

merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang pengendalian kerusakan

serta perlindungan lahan, hutan, tata air, keanekaragaman hayati dan laut

termasuk pesisir.

(2)

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)

pasal ini, Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan mempunyai fungsi

:

a.

perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi

program pengendalian kerusakan lahan, hutan dan tata air;

b.

perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi

(53)

c.

perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi

program pengendalian kerusakan pesisir dan laut.

(3)

Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan, membawahkan :

a.

Subbidang Pengendalian Kerusakan Lahan, Hutan dan Tata Air;

b.

Subbidang Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati;

c.

Subbidang Pengendalian Kerusakan Laut.

Pasal 19

(1)

Subbidang Pengendalian Kerusakan Lahan, Hutan dan Tata Air

mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi,

pembinaan dan fasilitasi program pengendalian kerusakan hutan, lahan dan

tata air.

(2)

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)

pasal ini, Subbidang Pengendalian Kerusakan Lahan, Hutan dan Tata Air

mempunyai fungsi :

a.

pengumpulan, pengolahan dan pengevaluasian data kondisi lahan,

hutan dan tata air;

b.

penyusunan bahan kegitan kordinasi pembinaan konservasi lahan,

hutan dan tata air;

c.

penyusunan bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi program

pengendalian kerusakan lahan, hutan dan tata air;

d.

penyusunan bahan penetapan kriteria kerusakan lahan, hutan dan tata

(54)

(3)

Rincian tugas Subbidang Pengendalian Kerusakan Lahan, Hutan dan Tata

Air :

a.

menyusun program kerja pengendalian kerusakan lahan, hutan dan

tata air;

b.

melaksanakan pengelolaan data/analisis di bidang pengendalian

kerusakan hutan, lahan dan tata air;

c.

menyusun bahan/materi ketetapan kriteria kerusakan lahan, hutan dan

tata air;

d.

menyusun bahan kegiatan kordinasi pembinaan dan fasilitasi

konservasi hutan, lahan dan tata air;

e.

menyusun bahan kebijakan pengendalian kerusakan hutan, lahan dan

tata air;

f.

melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.

Pasal 20

(1)

Subbidang Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati mempunyai

tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis, kordinasi, pembinaan dan

fasilitasi program pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati.

(2)

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)

pasal ini, Subbidang Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati

mempunyai fungsi :

a.

pengumpulan, pengolahan/analisis dan pengevaluasian data kondisi

(55)

b.

penyusunan bahan kordinasi, fasilitasi dan pembinaan program

pengendalian kerusahan keanekaragaman hayati;

c.

melaksanakan kegiatan kordinasi, pembinaan keanekaragaman hayati.

(3)

Rincian tugas Subbidang Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman

Hayati:

a.

menyusun program kerja pengendalian kerusakan keanekaragaman

hayati;

b.

melaksanakan pengelolaan/analisis data di bidang pengendalian

kerusakan keanekaragaman hayati;

c.

menyusun bahan kegiatan kordinasi pembinaan dan fasilitasi

keanekaragaman hayati;

d.

menyusun bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi program

pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati;

e.

menyusun bahan/materi kebijakan pemanfaatan dan pelestarian

keanekaragaman hayati;

f.

melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.

Pasal 21

(1)

Subbidang Pengendalian Kerusakan Laut mempunyai tugas pokok

menyusun bahan kebijakan teknis, kordinasi, pembinaan dan fasilitasi

program pengendalian kerusakan laut.

(2)

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)

(56)

a.

pengumpulan, pengolahan/analisis dan pengevaluasian data kondisi

laut dan pesisir;

b.

penyusunan bahan kegiatan kordinasi pembinaan laut dan pesisir;

c.

penyusunan bahan kebijakan pengendalian kerusakan laut dan pesisir;

d.

penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi

program pengendalian kerusakan laut dan pesisir.

(3)

Rincian tugas Subbidang Pengendalian Kerusakan Laut :

a.

menyusun program kerja pengendalian kerusakan laut dan pesisir;

b.

melaksanakan pengelolaan data di bidang pengendalian kerusakan laut

dan pesisir;

c.

menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi laut dan

pesisir;

d.

menyusun bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi program

pengendalian kerusakan laut dan pesisir;

e.

menyusun bahan kebijakan pengendalian kerusakan laut dan pesisir;

f.

melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.

Bagian Ketujuh

Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 22

Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada Pasal 6

Peraturan Daerah, rincian tugasnya ditetapkan berdasarkan peraturan

(57)

Bagian Ketujuh

Hal Mewakili

Pasal 23

(1)

Apabila Kepala Badan berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, maka

dapat diwakili oleh Sekretaris;

(2)

Apabila Sekretaris berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, maka

dapat diwakili oleh Kepala Bidang dengan memperhatikan senioritas

kepangkatannya.

BAB III

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 24

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Keputusan Gubernur ini, akan

ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Badan.

Pasal 25

(58)

2.2

Landasan Teori

2.2.1

Pengertian Data

Pengertian data dari berbagai pendapat dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.

Data merupakan penguraian/deskripsi dari sesuatu dan kejadian

yang dihadapi

(data is the description of things and events that we

face)

.

b.

Data bisnis merupakan penguraian/deskripsi organisasi tentang

sesua- tu berupa sumberdaya dan kejadian berupa traksaksi yang

dihadapi

(business data is an organization's description of things

(resources) and events (transactions) that it faces)

.

c.

Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu

kejadian-kejadian dan kesatuan nyata, dimana kejadian-kejadian

(event)

merupakan

sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Sebagai contoh, dalam

dunia bisnis kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah

transakasi yaitu perubahan dari suatu nilai, misalnya pada

penjualan terjadi transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai

uang atau nilai piutang dagang, sementara kesatuan nyata

(fact and

entity)

merupakan obyek nyata yang terlibat dalam kejadian (bisa

berupa tempat, benda dan orang)

Dari pengertian diatas maka data diperoleh dari suatu kejadian yang benar

benar terjadi (nyata) atau dengan kata lain merupakan sebuah fakta (

fact

) yang

benar-benar terjadi dalam sebuah entitas, kemudian diseleksi dan dikumpulkan

(59)

adanya kejadian itulah yang disebut

issue

(isyu), informasi tanpa adanya data

yang mendukung itulah yang disebut gossip sedangkan informasi yang ditujukan

secara umum (bukan pada

user

secara khusus) itu yang disebut

news

(berita).

Sumber dari informasi adalah data, dimana data merupakan bentuk jamak

dari bentuk tunggal yang disebut data-item (datum), data merupakan bentuk yang

belum dapat memberikan manfaat bagi

user

, sehingga perlu dilakukan modifikasi

(

modelling

) lalu diproses untuk menghasilkan informasi. Contoh kasus: Dalam

kegiatan pemasaran suatu perusahaan, dari hasil transaksi penjualan pada

sejumlah salesman, diperoleh sejumlah faktur penjualan pada suatu periode

tertentu, faktur penjualan ini belum dapat memberikan informasi yang baik bagi

manajemen dan ini yang disebut data karena diperoleh dari kejadian transakasi

penjualan dalam entitas antara penjual dengan pembeli pada suatu pasar.

Untuk dapat bermanfaat bagi manajer dalam mengelola perusahaan, maka

faktur-fak

Gambar

Tabel.  2.2 Komposisi Pegawai BPLHD Provinsi Jawa Barat berdasarkan Tingkat Pendidikan, Kondisi Bulan Desember 2008
Gambar.  2.1 Struktur Organisasi BPLHD Provinsi Jawa Barat
Gambar.  2.2 Pengolahan Data Menjadi Informasi
Tabel.  3.1 Rencana Penanaman Lahan Kritis Melalui Program GRLK Selama 5 Tahun (2004 s/d 2008) kabupaten Subang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Iman dalam Islam bukanlah semata-mata pengetahuan seperti pengetahuan para theologi dan ahli falsafah, bukan pula semata-mata perasaan jiwa yang menerawang seperti perasaan orang

Melalui SP2010 ini, kita ingin memperoleh data dasar kependudukan dan perumahan yang sangat penting dan strategis yang sangat diperlukan baik oleh pemerintah, dunia usaha,

Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.. Jurnal

Contoh perhitungan dosis ekstrak etanol daun kelapa sawit yang akan diberikan pada mencit hiperkolesterolemia. Cara pembuatan suspensi ekstrak etanol daun kelapa

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Penetapan Inpassing Pangkat Dosen Bukan

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru Pada SMK Negeri 11 Bandung!. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut pada bulan

(2) Satker terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan pengujian dan perbaikan secara berkala untuk meningkatkan keandalan aplikasi pangkalan data untuk konten