• Tidak ada hasil yang ditemukan

RADIASI BENDA HITAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RADIASI BENDA HITAM"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meskipun namanya benda hitam, objek tersebut tidak harus selalu berwarna hitam. Sebuah benda hitam dapat mempunyai cahayanya sendiri sehingga warnanya bisa lebih terang, walaupun benda itu menyerap semua cahaya yang datang padanya. Sedangkan temperatur dari benda hitam itu sendiri berpengaruh terhadap jumlah dan jenis radiasi elektromagnetik yang dipancarkannya.

Dengan mengabaikan bahan pembuat dinding dan panjang gelombang radiasi yang masuk, maka selama panjang gelombang datang lebih kecil dibandingkan dengan diameter lubang, cahaya yang masuk ke lubang itu akan dipantulkan oleh dinding rongga berulang kali serta semua energinya diserap, yang selanjutnya akan dipancarkan kembali sebagai radiasi gelombang elektromagnetik melalui lubang itu juga. Lubang pada rongga inilah yang merupakan contoh dari sebuah benda hitam. Temperatur dari benda itu akan terus naik apabila laju penyerapan energinya lebih besar dari laju pancarannya, sehingga pada akhirnya benda hitam itu mencapai temperatur kesetimbangan. Keadaan ini dinamakam dengan setimbang termal (setimbang termodinamik).

Istilah "benda hitam" pertama kali diperkenalkan oleh Gustav Robert Kirchhoff pada tahun 1862. Permukaan benda hitam merupakan permukaan yang memiliki sifat sebagai pemancar atau penyerap radiasi yang sangat baik. Jika suhu permukaannya tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya, akan bersifat memancarkan radiasi. Akan tetapi, jika suhunya rendah, akan bersifat sebagai penyerap radiasi. Pada percobaan ini akan digunakan plat datar berwarna hitam dan merah, sehangga dapat dibandingkan plat mana yang cepat menyerap cahaya (dalam hal ini cahaya bersumber dari lampu). Dapat juga diketahui intensitas dan koefisien penyerapan dari plat tersebut.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui hubungan antara intensitas dengan jarak dan waktu.

2. Untuk mengetahui sifat-sifat radiasi pada plat datar berwarna hitam dan kuning.

3. Untuk mengetahui aplikasi dari sifat penyerapan kalor pada plat datar khususnya berwarna hitam.

(2)

5. Untuk mengetahui karakteristik kurva perbandingan antara intensitas dan suhu

BAB II

LANDASAN TEORI

Cahaya memiliki penampilan mendua, yaitu sebagai gelombang dan sekaligus partikel. Cahaya bersifat sebagai gelombang karena cahaya dapat menampilkan peristiwa difraksi dan interferensi. Perilaku cahaya sebagai gelombang diterangkan dengan persamaan Max Well. Itu sebabnya cahaya merupakan sebagian dari gelombang elektromagnet (gem), dan gem yang memiliki komponen getar medan listrik dan medan magnet.

Cahaya juga bersifat sebagai partikel, sebab dapat menampilkan peristiwa pantulan (refleksi) dan efek fotolistrik. Teori kuantum cahaya membahas cahaya sebagai partikel sehingga sinar dipandang sebagai arus partikel dan arus itu berupa paket-paket tenaga. Paket tenaga itu disebut kuanta cahaya atau photon.

Jika logam, misalnya besi, dibakar dan ketika besi bersuhu tinggi maka warna besi berubah menjadi kemerahan. Berarti benda yang panas itu meradiasi bahang (thermal radiation) ke lingkungan. Radiasi termal itu berada di daerah inframerah yang tenaganya sedikit lebih rendah dari cahaya warna merah.

Warna logam yang meradiasi bahang itu berubah secara kontinu, berarti banyaknya bahang yang diradiasikan berubah secara kontinu pula. Dikenal pengertian sebaran tenaga pada kawan panjang gelombang (λ) yang disebut emisi spectral (Sλ). Sλ merupakan besaran fluks

tenaga, yaitu daya per satuan luas yang diemisikan oleh luasan benda panas per satuan kawasan λ, sehingga Sλdλ tidak lain adalah fluks tenaga yang diemisikan oleh dλ.

Permukaan benda yang bersifat sebagai penyerap dan pengemisi bahang secara sempurna disebut benda hitam. Kenyataan menunjukkan bahwa benda hitam pada suhu yang sama dengan benda warna lain, maka benda hitam lebih banyak mengemisi bahang dibanding benda dengan warna lain. Contoh dari benda hitam adalah lobang pada rongga sehingga cahaya yang masuk lobang tidak pernah dapat keluar.

(3)

Efek fotolistrik. Einstein (tahun 1905) berpendapat bahwa tenaga yang diradiasi oleh benda hitam bersifat tercatu. Menurut Einstein, radiasi elektromagnet merupakan arus paket-paket tenaga. Satu paket-paket tenaga yang berfrekuensi v memiliki tenaga E=hv, sedangkan 2 paket-paket bertenaga 2hv, dan setiap paket tenaga ini disebut foton.

Compton (tahun 1922) berhasil menyimpulkan bahwa hamburan sinar X bahan grafit menghasilkan sinar X dengan panjang gelombang (λ’) lebihpanjang daripada sebelum terhambur (λ). Ini berarti tenaga foton X berkurang. Berkurangnya tenaga sinar X dikarenakan sebagian

tenaga serap oleh grafit. (Kuntoro, 2009)

Benda dengan suhu mutlak lebih tinggi dari 0⁰K (suhu terendah yang mungkin terealisasi dalam fisika) memancarkan radiasi elektromagnetik yang membawa energy. Spectrum frekuensi radiasi demikian bersifat kontinu. Stefan (1879) mengajukan rumus empiris mengenai energi yang dipancarkan oleh suatu benda pada suhu T sebagai:

ET = σ e T4 (2.1)

dengan :

ET=Energi total yang dipancarkan per satuan waktu per satuan luas permukaan pada suhu T

untuk seluruh spektrum panjang gelombang pancaran.

e = tetapan emisivitas permukaan benda (bernilai 0 untuk benda putih sampai 1 untuk benda hitam)

σ = tetapan Stefan-Boltzman = 5,67 x 10-8 W/(m2K4)

Jika benda yang sama disinari, sejumlah energi akan diserap dan dinyatak oleh persamaan:

ET = σ a T4 (2.2)

dengan a adalah koefisien serapan yang menurut teorema Kirchoff (1883) bernilai = e. Pada keadaan khusus dengan nilai a = 1, semua sinar yang jatuh pada permukaan benda diserap.

Benda yang demikian disebut benda hitam (black body). Suatu contoh yang mendekati benda hitam sempurna ideal ialah sebuah lubang kecil pada permukaan benda beronggga. Cahaya yang mengenai lubang akan masuk ke dalam rongga dan dipantulkan berulang-ulang ileh dinding rongga dengan intensitas semakin berkurang setiap kali dipantulkan sehingga akhirnya mencapai nol.

Dengan demikian, cahaya tidak akan keluar dari lubang lagi.

Dengan kata lain, lubang menyerap semua cahaya. Sebaliknya, suatu rongga berlubang yang dipanaskan pada suhu T akan meradiasikan gelombang elektromagnet dengan emisivitas e = 1 (benfa hitam sumber radiasi) dan spektrum panjang gelombang dari 0  ∞.

Jika Sλ didefenisikan sebagai energi yang dipancarkan oleh benda per satuan luas

permukaan per selang panjang gelombang, maka Sλ dλ adalah pancaran per satuan waktu per

(4)

dipancarkan oleh benda pada suhu T per satuan waktu per satuan luas permukaan untuk seluruh panjang gelombang dapat dinyatakan sebagai:

ET = (2.3)

Hasil pengamatan spektrum cahaya yang dipancarkan pada berbagai suhu benda membuktikan bahwa panjang gelombang radiasi cahaya yang dipancarkan dengan Sλ tertinggi

berbanding terbalik dengan suhu benda. Ketergantungan spektrum pada suhu tersebut menunjukkan bahwa proses pancaran energi merupakan proses radiasi termal. Wien (1893) memformulasikan hasil pengamatan di atas dalam bentuk:

Sλ = (2.4)

dengan f(λT) adalah fungsi yang bergantung pada λT.

Pemecahan mencari distribusi spektral radiasi termal dapat disederhanakan dengan meninjau sumbernya berupa benda berongga berbentuk kubus dengan panjang rusuk sama, yaitu a. jika λ adalah panjang gelombang radiasi elektromagnetik dalam daerah spektrum tertentu, maka frekuensi yang berkaitan adalah v = c/ λ. Gelombang dalam rongga berupa gelombang stasioner/berdiri (stationary/standing waves) yang merupakan superposisi pasangan-pasangan gelombang merambat dan bergerak ke arah yang saling berlawanan.

Jarak antarmuka gelombang dengan beda fase π (antara dua simpul berdekatan misalnya) adalah λ/2. Jarak antarsimpul ke arah yang sejajar dengan sumbu koordinat X, Y, dan Z berturut-turut adalah

(2.5)

(2.6)

(2.7)

dengan α, β, dan γ berturut-turut adalah sudut antara normal muka gelombang dengan sumbu X, Y, dan Z.

Persamaan gelombang stasioner yang bergantung pada ketiga parameter dalam Persamaan (2.6, 2.7, dan 2.8) adalah

E(x,y,z,t) = A sin(2πx/λx) sin(2πy/λy) sin(2πz/λz) sin(22πvt) (2.8)

MenurutRayleigh dan Jeans, distribusi ragam getar gelombang elektromagnet pada berbagai energi mengikuti statistic Boltzmann menggunakan fungsi distribusi:

(5)

dengan ε adalah energi gelombang electromagnet berfrekuensi tertentu yang boleh bernilai sebarang (dengan spektrum kontinu) dan kB adalah tetapan Boltzmann. Energi reratanya dapat

dihitung dengan menggunakan faktor bobot statistik. (Kusminarto, 2011) Benda hitam merupakan istilah untuk suatu benda yang memiliki emisivitas 1. Benda hitam adalah benda yang akan menyerap semua energi yang datang dan akan memancarkan energi dengan baik.

Teori Fisika klasik yang menganggap bahwa cahaya merupakan gelombang ternyata tidak dapat menerangkan spektrum radiasi benda hitam. Max Plank, beranggapan bahwa cahaya dapat dianggap sebagai partikel. Teori ini diperkuat dengan adanya fenomena efek fotolistrik dan efek Compton. Sampai saat ini para ilmuwan masih beranggapan bahwa cahaya mempunyai sifat dualisme yaitu sebagai gelombang dan partikel.

Radiasi Benda Hitam. Apabila sepotong besi kita panaskan, maka suhu logam tersebut akan mengalami kenaikan. Makin lama dipanaskan, suhunya semakin tinggi. Makin tinggi suhu benda akan menimbulkan ruangan di sekitar benda itu menjadi panas. Hal ini menunjukkan bahwa benda memancarkan energi kalor ke sekitarnya. Energi yang dipancarkan benda ke sekitarnya disebut energi radiasi. Energi radiasi yang dipancarkan sebuah benda dalam bentuk gelombang, yaitu gelombang elektromagnetik.

Faktor apa saja yang memengaruhi radiasi suatu benda? Jika kita berada di dekat benda yang panas, pada tubuh kita akan terasa panas. Tubuh akan terasa semakin panas apabila kita berada di dekat benda yang suhunya lebih tinggi. Serta panas yang kita rasakan akan semakin kuat jika benda yang berada di dekat kita berwarna gelap, di samping itu juga makin luas permukaan benda, semakin terasa panas yang kita rasakan.

Di samping benda memancarkan panas, benda pun dapat menyerap panas (energi). Hal ini tergantung pada suhu antara benda dengan ruangan di sekitar benda. Apabila suhu benda lebih tinggi daripada suhu ruangan, benda akan memancarkan panas dan sebaliknya jika suhu benda lebih rendah, maka benda tersebut akan menyerap energi (panas).

Energi yang dipancarkan oleh suatu benda tidak tergantung pada jenis bendanya. Akan tetapi tergantung pada suhu benda itu dan sifat permukaan benda. Benda yang mudah menyerap panas sekaligus merupakan benda yang memancarkan panas dengan baik. Makin tinggi suhu benda semakin besar energi yang dipancarkan.

Tabel di bawah ini menunjukkan hubungan antara suhu benda dengan warna benda dari hasil eksperimen.

Hubungan antara suhu benda dengan warna benda:

Suhu Benda (⁰C) Warna Benda 500-700 Merah Tua

700-800 Merah

(6)

900-1000 Jingga

1000-1100 Kuning

1100-1300 Kuning muda

1300-1500 Putih

Tabel. 2.1 Suhu benda dengan warna benda

Ekperimen tentang radiasi kalor benda pertama kali dilakukan oleh Joseph Stefan dan Ludwig Boltzmann, diperoleh kesimpulan yang dinyatakan dalam rumus :

W = eσAT4 (2.10)

dengan:

W = intensitas radiasi kalor yang dipancarkan benda tiap detiknya (watt) e = emisivitas benda

σ = kontante Stefans – Boltzmann (5,670 x 10-8Wm-2K-4)

A = luas permukaan benda (m2)

T = suhu benda (K)

Persamaan diatas disebut dengan Hukum Stefan – Boltzmann. Emisivitas adalah konstanta yang besarnya tergantung pada sifat permukaan benda yang mempunyai nilai antara 0 hingga 1. Untuk benda yang mempunyai emisivitas 1 dinamakan benda hitam, yaitu suatu benda yang mempunyai sifat menyerap semua kalor. Benda hitam diidentikkan dengan benda berongga yang memiliki lubang kecil.

Model Radiasi Benda Hitam

Gambar. 2.1 Model benda hitam sempurna yang menyerap radiasi melalui pemantulan berulang Apabila dilihat lubang itu berwarna hitam karena jika ada cahaya yang masuk ke lubang tersebut kemungkinan kecil bisa keluar lagi, cahaya itu akan dipantulkan oleh dinding bagian dalam benda berongga sehingga akhirnya energi habis terserap. Sebaliknya jika benda tersebut dipanaskan, maka lubang itu akan menyala lebih terang dibandingkan dengan daerah sekitarnya, yang berarti memancarkan energi lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Di sini diartikan bahwa benda hitam adalah benda yang akan menyerap semua energi yang datang dan akan memancarkan energi dengan baik.

(7)

memancarkan energi radiasi. Energi radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam disebut radiasi benda hitam. (http://fisikazone.com/radiasi-benda-hitam/)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan dan Fungsi 1. Statif

Berfungsi sebagai tempat untuk menggantungkan pipa paralon dan lampu pijar. 2. Pipa paralon

Berfungsi untuk memfokuskan cahaya lampu ke plat datar. 3. Termometer

Berfungsi sebagai alat untuk mengukur suhu ruangan dan suhu plat datar. 4. Lampu pijar 200 Watt

Berfungsi sebagai sumber cahaya untuk menyinari plat. 5. Gabus

Berfungsi sebagai tempat meletakkan plat datar (merah dan hitam) 6. Plat datar aluminium (merah dan hitam)

Berfungsi sebagai bahan penyerap radiasi. 7. Stopwatch

Berfungsi sebagai alat untuk menghitung lamanya waktu penyinaran. 8. Penggaris 60 cm

Berfungsi sebagai alat untuk mengukur jarak antara lampu pijar ke plat datar. 9. Kaca mata

Berfungsi untuk melindungi mata dari radiasi. 10. Cok Sambung

Berfungsi sebagai penghubung lampu pijar ke sumber arus PLN 11. Wayar – wayar

Berfungsi untuk menghubungkan lampu pijar dengan cok sambung

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Untuk Plat Datar Hitam a. Jarak 40 cm

(8)

2. Diukur suhu kamar dengan thermometer. 3. Diukur luas plat datar hitam.

4. Diletakkan plat datar di atas gabus yang terletak di atas meja statif.

5. Diukur jarak bola lampu pijar ke plat datar dimana posisi plat datar tepat berada dibawah lampu pijar dengan jarak 40 cm.

6. Digantungkan pipa paralon untuk memfokuskan cahaya lampu ke plat datar hitam. 7. Dihidupkan lampu pijar bersamaan dengan stopwatch dan ditunggu selama 1,5

menit.

8. Diukur suhu plat datar setelah 1,5 menit penyinaran. 9. Dicatat hasilnya pada kertas data.

b. Jarak 30 cm

1. Dipersiapkan semua peralatan yang akan digunakan dalam percobaan. 2. Diukur suhu kamar dengan thermometer.

3. Diukur luas plat datar hitam.

4. Diletakkan plat datar di atas gabus yang terletak di atas meja statif.

5. Diukur jarak bola lampu pijar ke plat datar dimana posisi plat datar tepat berada dibawah lampu pijar dengan jarak 30 cm.

6. Digantungkan pipa paralon untuk memfokuskan cahaya lampu ke plat datar hitam. 7. Dihidupkan lampu pijar bersamaan dengan stopwatch dan ditunggu selama 1,5

menit.

8. Diukur suhu plat datar setelah 1,5 menit penyinaran. 9. Dicatat hasilnya pada kertas data.

c. Jarak 20 cm

1. Dipersiapkan semua peralatan yang akan digunakan dalam percobaan. 2. Diukur suhu kamar dengan thermometer.

3. Diukur luas plat datar hitam.

4. Diletakkan plat datar di atas gabus yang terletak di atas meja statif.

5. Diukur jarak bola lampu pijar ke plat datar dimana posisi plat datar tepat berada dibawah lampu pijar dengan jarak 20 cm.

6. Digantungkan pipa paralon untuk memfokuskan cahaya lampu ke plat datar hitam. 7. Dihidupkan lampu pijar bersamaan dengan stopwatch dan ditunggu selama 1,5

menit.

8. Diukur suhu plat datar setelah 1,5 menit penyinaran. 9. Dicatat hasilnya pada kertas data.

d. Jarak 10 cm

(9)

2. Diukur suhu kamar dengan thermometer. 3. Diukur luas plat datar hitam.

4. Diletakkan plat datar di atas gabus yang terletak di atas meja statif.

5. Diukur jarak bola lampu pijar ke plat datar dimana posisi plat datar tepat berada dibawah lampu pijar dengan jarak 10 cm.

6. Digantungkan pipa paralon untuk memfokuskan cahaya lampu ke plat datar hitam. 7. Dihidupkan lampu pijar bersamaan dengan stopwatch dan ditunggu selama 1,5

menit.

8. Diukur suhu plat datar setelah 1,5 menit penyinaran. 9. Dicatat hasilnya pada kertas data.

3.2.2 Untuk Plat Datar Merah a. Jarak 40 cm

1. Dipersiapkan semua peralatan yang akan digunakan dalam percobaan. 2. Diukur suhu kamar dengan thermometer.

3. Diukur luas plat datar merah.

4. Diletakkan plat datar di atas gabus yang terletak di atas meja statif.

5. Diukur jarak bola lampu pijar ke plat datar dimana posisi plat datar tepat berada dibawah lampu pijar dengan jarak 40 cm.

6. Digantungkan pipa paralon untuk memfokuskan cahaya lampu ke plat datar merah. 7. Dihidupkan lampu pijar bersamaan dengan stopwatch dan ditunggu selama 1,5

menit.

8. Diukur suhu plat datar setelah 1,5 menit penyinaran. 9. Dicatat hasilnya pada kertas data.

b. Jarak 30 cm

1. Dipersiapkan semua peralatan yang akan digunakan dalam percobaan. 2. Diukur suhu kamar dengan thermometer.

3. Diukur luas plat datar merah.

4. Diletakkan plat datar di atas gabus yang terletak di atas meja statif.

5. Diukur jarak bola lampu pijar ke plat datar dimana posisi plat datar tepat berada dibawah lampu pijar dengan jarak 30 cm.

6. Digantungkan pipa paralon untuk memfokuskan cahaya lampu ke plat datar merah. 7. Dihidupkan lampu pijar bersamaan dengan stopwatch dan ditunggu selama 1,5

menit.

(10)

c. Jarak 20 cm

1. Dipersiapkan semua peralatan yang akan digunakan dalam percobaan. 2. Diukur suhu kamar dengan thermometer.

3. Diukur luas plat datar merah.

4. Diletakkan plat datar di atas gabus yang terletak di atas meja statif.

5. Diukur jarak bola lampu pijar ke plat datar dimana posisi plat datar tepat berada dibawah lampu pijar dengan jarak 20 cm.

6. Digantungkan pipa paralon untuk memfokuskan cahaya lampu ke plat datar merah. 7. Dihidupkan lampu pijar bersamaan dengan stopwatch dan ditunggu selama 1,5

menit.

8. Diukur suhu plat datar setelah 1,5 menit penyinaran. 9. Dicatat hasilnya pada kertas data.

d. Jarak 10 cm

1. Dipersiapkan semua peralatan yang akan digunakan dalam percobaan. 2. Diukur suhu kamar dengan thermometer.

3. Diukur luas plat datar merah.

4. Diletakkan plat datar di atas gabus yang terletak di atas meja statif.

5. Diukur jarak bola lampu pijar ke plat datar dimana posisi plat datar tepat berada dibawah lampu pijar dengan jarak 10 cm.

6. Digantungkan pipa paralon untuk memfokuskan cahaya lampu ke plat datar merah. 7. Dihidupkan lampu pijar bersamaan dengan stopwatch dan ditunggu selama 1,5

menit.

(11)

4.2 Analisa Data

1. Menghitung luas plat datar (hitam dan merah) a. Plat datar hitam

Panjang = 15 cm Lebar = 9,5 cm

Luas = 15 cm x 9,5 cm = 142,5 cm2 = 142,5 x 10-4 m2

b. Plat datar merah Panjang = 15 cm Lebar = 9,5 cm

Luas = 15 cm x 9,5 cm = 142,5 cm2 = 142,5 x 10-4 m2

2. Menghitung intensitas cahaya I = ; A = π d2

a. Jarak 40 cm ;

A = π d2 = (3,14) (0,4 m)2 = 12,56 10-2 m2

I = = = 15,924 x 102 cd

b. Jarak 30 cm;

A = π d2 = (3,14) (0,3 cm)2 = 7,065 x 10-2 m2

I = = = 28,309 x 102 cd

c. Jarak 20 cm;

A= π d2 = (3,14) (20 cm)2 = 3,14 x 10-2 m2

I = = = 63,694 x 102 cd

d. Jarak 10 cm;

A = π d2 = (3,14) (10 cm)2 = 0,785 x 10-2 m2

I = = = 254,78x 102 cd

3. Menghitung intensitas rata-rata (Ī)

Ī =

Ī =

Ī =

Ī = 90,677x 102 cd

(12)

ΔT = - Tawal

ΔT = – 29oC = – 29oC = 31,875oC – 29oC

ΔT = 2,875oC = 275,875K

Maka:

a = = = 65,57 x 104

b. Plat datar merah ΔT = - Tawal

ΔT = – 29oC = – 29oC = 31,25oC – 29oC

ΔT = 3,25oC = 275,25K

Maka:

a = = = 64,16 x 104

5. Grafik

1. Grafik I-vs-T (terlampir) 2. Grafik I-vs-d

(13)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Hubungan antara intensitas, jarak, dan waktu yaitu, jarak berbanding terbalik dengan intensitas cahaya, semakin kecil jarak maka semakin besar intensitas cahaya yang diserap oleh plat dan jika semakin lama waktu penyinaran maka semakin besar pula intensitasnya.

2. Sifat-sifat radiasi pada plat datar hitam dan merah yaitu :

Pada jarak yang sama, plat datar hitam lebih cepat menyerap intensitas cahaya sehingga perubahan temperaturnya lebih tinggi dibandingkan pada plat merah.

3. Aplikasi dari sifat penyerapan kalor pada plat datar khususnya berwarna hitam yaitu: - Kolektor surya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memanaskan fluida kerja

yang mengalir kedalamnya dengan mengkonversikan energi radiasi matahari menjadi panas. Fluida yang dipanaskan berupa cairan minyak, oli, dan udara kolektor surya plat datar mempunyai temperature keluaran dibawah 95°C. Dalam aplikasinya kolektor plat datar digunakan untuk memanaskan udara dan air. Keuntungan utama dari sebuah kolektor surya plat datar adalah bahwa memanfaatkan kedua komponen radiasi matahari yaitu melalui sorotan langsung dan sebaran, tidak memerlukan tracking matahari dan juga karena desainnya yang sederhana, hanya sedikit memerlukan perawatan dan biaya pembuatan yang murah.

- Pemanasan Air: Penyediaan air panas sangat diperlukan oleh masyarakat, baik untuk mandi maupun untuk alat anti septic pada rumah sakit dan klinik kesehatan. Penyediaan air panas ini memerlukan biaya yang besar karena harus tersedia sewaktu-waktu dan biasanya untuk memanaskan digunakan energi fosil ataupun energi listrik. Namun dengan menggunakan pemanas air tenaga surya maka hal ini bukan merupakan masalah karena pemanasan air dilakukan dengan menyerap panas matahari dengan menggunakan kolektor sehingga tidak memerlukan biaya bahan bakar.

- Sel surya film tipis menggunakan beberapa lapis bahan semikonduktor dengan ketebalan dalam skala mikrometer. Teknologi tersebut memungkinkan untuk membuat sel surya yang diintegrasikan dengan atap rumah hingga skylight. Bahkan sel surya untuk aplikasi tersebut didesain mempunyai kekuatan yang sama dengan atap rumah sebenarnya. - Pengeringan Hasil Pertanian

(14)

karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil panennya. Berbeda dengan petani di negara-negara empa tmusim yang harus mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil panennya dengan menggunakan oven yang menggunakan bahan bakar fosil maupun menggunakan listrik.

4. Karakteristik kurva perbandingan antara intensitas dan jarak (jarak sumber cahaya ke plat datar) pada percobaan ini yaitu linier ke bawah. Hal ini dikarenakan intensitas dan jarak berbanding terbalik, semakin bertambahnya jarak, maka intensitas yang dihasilkan semakin kecil.

5. Karakteristik kurva perbandingan antara intensitas dan suhu pada percobaan ini yaitu linier ke atas. Hal ini dikarenakan intensitas dan suhu berbanding lurus, semakin besar suhu maka semakin besar intensitas.

5.2 Saran

1. Sebaiknnya praktikan selanjutnya lebih teiti dalam membaca skala pada termometer. 2. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih teliti dalam mengukur jarak antara lampu dan

plat datar

3. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih teliti dalam mengukur waktu dengan menggunakan stopwatch

(15)

Kuntoro, P. 2009. FISIKA DASAR. Yogyakarta: Penerbit Andi. Halaman: 393-395, 397, 399

Kusminarto. 2011. ESENSI FISIKA MODERN. Yogyakarta: Penerbit Andi. Halaman: 25-30

http://fisikazone.com/radiasi-benda-hitam/ Diakses : pada tanggal 13 November 2014 Pukul : 10.00 WIB

Medan, 14 November 2014

Asisten, Praktikan,

(Lilis Sagita) (Marta Masniary Nainggolan)

(16)

GRAFIK PERCOBAAN

5. Grafik

1. Grafik I-vs-T a. Plat datarhitam

I (x102)(cd) T (°C)

15,924 31

28,309 31,5

63,694 32

254,78 33

Slope =

b. Plat datarmerah

I (x102)(cd) T (°C)

15,924 30,5

28,309 31

63,694 31,5

(17)

Slope =

2. Grafik I-vs-d

d (10-2)(m) I (x102)(cd)

40 15,924

30 28,309

20 63,694

10 254,78

Gambar

GRAFIK PERCOBAAN

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang ditemukan bahwa terdapat 12 (30,8%) responden yang mengatakan insentif kurang baik, jadi untuk meningkatkan kinerja perawat di RSUD

biaya tet ap yaitu biaya yang tidak berhubungan terhadap besar tenaga listrik yang dihasilkan oleh suat u pembangkit tenaga listrik.Biaya tidak tet ap adalah biaya

dengan nilai signifikansi sebesar 0,001yang lebih kecil dari 5% (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap ROI. 58 Julkarnain,

Dalam kegiatan ini ada beberapa kegiatan yang biasanya terjadi dalam setiap pertemuan, dan hampir memiliki kesamaan. Tahapannya yaitu memberikan materi pembelajaran yang

penaksiran biaya overhead pabrik langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk tahun anggaran.. penaksiran biaya overhead tak

Bila total nilai pengalaman yang di peroleh < 40, maka di nyatakan GUGUR dan tidak dilakukan penilaian selanjutnya, kecuali perusahaan yang berdiri kurang dari 4 tahun

Most residents rely on cars as their primary mode of transportation (rather than utilizing a variety of transportation options such as public transportation, bicycling, and

: Tidak boleh melakukan tindakan yang menyangkut risiko pribadi atau tanpa pelatihan yang sesuai.. Jika terduga bahwa masih ada asap, petugas penolong harus mengenakan