Data Pribadi
Nama
: Renny Sri Utami
Tempat, Tanggal /Lahir
: Bandung, 28 Agustus 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Golongan Darah
: O
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Kebangsaan
: Indonesia
Alamat Tinggal
: Jln Cinta Asih No 180/122 RT 02/13 Bandung
40273
Nomor Tlp
:
085624172272
1.
Data Pendidikan :
No.
Keterangan
Nama Sekolah
Tahun Lulus
1.
SD
SDN Centeh 3 Bandung
2003
2.
SMP
SMP Negeri 20 Bandung
2006
3.
SMA
SMA Kartika Siliwangi 3 Bandung
2009
4.
Perguruan Tinggi Universitas Komputer Indonesia Bandung
2013
2.
Data Pendidikan Non Formal :
No.
Keterangan
Tempat
Tahun
PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN
WAJIB PAJAK DAN IMPLIKASINYA PADA
PENERIMAAN PAJAK
(Survei pada KPP Pratama di Kanwil Jabar 1 )
The Influence of Tax Penalties on Tax Compliance And Implication on Tax Revenue
(Survey in west java small Tax Office area 1)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia
Disusun Oleh:
Renny Sri Utami
21109144
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iv
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah – Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan,
kemampuan, dan kekuatan sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
Penulis melaksanakan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di wilayah
Bandung. Skripsi ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
dalam menempuh program studi Strata 1 pada Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM). Dimana judul
yang diambil yaitu: “Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadapa Kepatuhan
wajib pajak dan Implikasinya terhadap Penerimaan Pajak (survey pada
KPP Pratama di Kanwil Jabar 1”.
Oleh karena itu, Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Yang pertama, Penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lilis Puspitawati, SE., M. Si., Ak
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan memberikan waktu,
koreksi, bimbingan, dan saran – saran. Penulis ingin pula mengucapkan terima
kasih kepada Bapak/Ibu:
1. Dr. Ir. Edy Suryanto Soegoto, Msc, Selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia Bandung.
2. Prof.Dr.Hj.Ernie Tisnawati Sule,SE,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
v
4. Dr.Ely Suhayati, SE., M.Si.,Akselaku dosen penguji yang memberikan saran
dan kritik kepada Penulis.
5. Sri Dewi Anggadini, SE., M. Si selaku dosen penguji yang memberikan saran
dan kritik kepada Penulis.
6. Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi (Ibu Senny, Ibu Dona dan A
gugun) terimakasih banyak untuk pelayanan dan informasinya.
7. Kedua Orang Tua dan Adiku yang senantiasa mendoakan dan memberikan
dukungan tiada henti.
8. Seluruh keluarga besarku terimakasih atas semangat dan dukungannya.
9. Teman-teman KST26 (CMC) Tia, Vani, Eka, Uwie, Gina, Tmita, Fini, Teni
yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.
10.Teman-teman AK4 yang selama ini berjuang bersama-sama dengan penulis
melewati suka dan duka
11.Seluruh pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu
Akhirul kalam, Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat berguna dan memberikan sumbangan pikiran bagi semua pihak yang membutuhkan khususnya
bagi Penulis dan semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah
membantu Penulis dalam penyusunan Skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, Juli 2013
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 8
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8
1.2.1 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.3.1 Maksud Penelitian ... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 9
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10
vii
1.2.2 Waktu Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Pajak ... 12
2.1.1.1 Pengertian Pajak ... 12
2.1.1.2 Fungsi Pajak ... 13
2.1.2 Sanksi Perpajakan ... 15
2.1.2.1 Sanksi Administrasi ... 16
2.1.2.2 Sanksi Pidana ... 16
2.1.3 Kepatuhan Wajib Pajak ... 18
2.1.3.1 Kriteria Wajib Pajak Patuh ... 19
2.1.3.2 Kepatuhan Pajak Materiil dan Kepatuhan Pajak formil . 20 2.1.4 Penerimaan Pajak ... 21
2.1.4.1 Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Penerimaan Pajak 21
2.2 Kerangka Pemikiran ... 23
2.2.1.Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 23
2.2.2.Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak ... 25
2.2.3 Penelitian Sebelumnnya... 27
2.3 Hipotesis ... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 30
3.2 Metode Penelitian ... 30
viii
3.3 Operasional Variabel... . 33
3.4 Sumber Data ... 35
3.5 Alat Ukur Penelitian ... 35
3.5.1 Uji Validitas... 36
3.5.2 Uji Reliabilitas... 37
3.6 Populasi dan Penarikan Sample ... 39
3.7 Metode Pengumpulan Data... 41
3.7.1 Uji MSI... . 42
3.8 Metode Pengujian data ... 43
3.8.1 Rancangan Analisis... 43
3.8.2 Uji Hipotesis... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
4.1 Hasil Penelitian ... 50
4.1.1 Gambaran Umum Unit Observasi... . 50
4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 50
4.1.1.2 Struktur Organisasi ... 55
4.1.1.3 Aktivitas KPP di Kanwil Jabar 1 ... 59
4.1.2 Hasil Pengujian Alat Ukur ... 60
4.1.2.1 Uji Reliabilitas... 60
4.1.2.2 Uji Validitas... 60
4.1.3 Analisis Deskriptif ... 62
4.1.3.1 Analisis Deskriptif Sanksi Perpajakan... 63
ix
4.1.3.3 Analisis Deskriptif Penerimaan Pajak... 73
4.1.4 Analisis Verifikatif... 74
4.1.4.1 Pengujian Jalur Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak... 74
4.1.4.2 Pengujian jalur Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap penerimaan pajak ... 78
4.1.4.3 Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Implikasinya Pada Penerimaan Pajak .. 81
4.2 Pembahasan... .... 82
4.2.1 Analisis Sanksi Perpajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak 82
4.2.2 Analisis Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak.. 83
4.2.3 Analisis Sanksi Perpajakan Melalui Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 86
5.1 Kesimpulan... 86
5.2 Saran... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 89
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Waktu Penelitian... 10
Tabel 1.2 Tabel Waktu Penelitian... 10
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu... 27
Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian... 32
Tabel 3.2 Tabel Operasionalisasi Variabel... 33
Tabel 3.3 Tabel Skala Likert……….. ……... 34
Tabel 3.4 Tabel Standar Penilaian Untuk Reliabilitas... 38
Tabel 3.5 Tabel Nama KPP di Kanwil Jabar 1... 39
Tabel 3.6 Tabel Penerimaan Pajak…………... 40
Tabel 3.7 Tabel Kriteria Tanggapan Responden……….. 45
Tabel 3.8 Tabel tingkat kereeratan korealasi……… 47
Tabel 4.1 Tabel Hasil Ujil Realibitas …………...………... 60
Tabel 4.2 Tabel Hasil Uji Validitas Sanksi Perpajakan…….…... 61
Tabel 4.3 Tabel Hasil Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak... 61
Tabel 4.4 Tabel Kriteria Pengklasifikasi Presentase Skor……… 63
Tabel 4.5 Tabel Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada indikator Sanksi Administrasi ... 64
Tabel 4.6 Tabel Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator Sanksi Pidana ………... 66
Tabel 4.7 Tabel Rekapitulasi Sanksi Perpajakan………... 67
xi
Memahami Perundang-undangan………..……. 68
Tabel.4.9 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator
Mengisi SPT dengan Lengkap... 69
Tabel 4.10 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator
Menghitung jumlah Pajak ……… 71
Tabel 4.11 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator
Membayar pajak Pajak Terutang…... 72
Tabel 4.12 Rekapitulasi Kepatuhan Wajib Pajak ... 73
Tabel 4.13 Tabel Penerimaan Pajak ………. 74
Tabel 4.14 Tabel Koefisien Jalur sanksi perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak... 76
Tabel 4.15 Tabel Koefisien Deterinasi Sanksi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak ... 77
Tabel 4.16 Tabel uji T pengaruh Sanksi Perpajakaan terhadap
kepatuhan wajib pajak ... 78
Tabel 4.17 Tabel Koefisien Jalur Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap
Penerimaan Pajak ... 79
Tabel 4.18 Tabel Koefisien Determinasi Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap
Penerimaan Pajak... 80
Tabel 4.20 Tabel Uji-T pengaruh kepatuahan wajib pajak terhadap
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Penelitian... 26
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian……… 29
Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis... 48
Gambar 4.1 Diagram Dan Koefisien Jalur Sub pertama ………. 77
Gambar 4.2 Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis ……... 78
Gambar 4.3 Diagram Dan Koefisien Jalur struktur kedua... 81
Gambar 4.4 Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis... 82
89
DAFTAR PUSTAKA
Aceng HM Fikri,2012,Kepatuhan masyarakat membayar pajak rendah
diakses dari www.garutkab.go.id
Achmad Daris,2011,Menyoal aturan karet saksi pegawai pajak
diakses dari www.achmadaris.wordpress.com
Adjat Jatnika.2013. Dalam Membayar Pajak Kepatuhan Warga Rendah.Diakses pada 20 Agustus 2013 dari www.klik-galamedia.com
Agus Murtowardojo,2012,Penerimaan Pajak 2012 Meleset dari Target diakses dari
www.bisniskeuangan.kompas.com
Alhusin Syahrin,2003 Aplikasi Statistik Praktis Dengan SPSS.10 for Windows.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Andi Supangat,2007. Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensial, dan
Nonparametik. Edisi 1. Kencana : Jakarta.
Barker et al,2002,Research Methods In Clinical Psychology. John Wiley & Sons Ltd.
England
Dahliana Hasan. 2008. Pelaksanaan Tax Compliance Dalam Upaya Optimalisasi
Penerimaan Pajak di Kota Yogyakarat. Mimbar Hukum Vol 20 : 193-410.
Dedi Rudaedi,2013,Integritas Pegawai Pajak masih rendah diakses dari
www.dannydarussalam.com
90
Pribadi Dengan Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak.
Pekanbaru Senapelan. Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis
Eupharasia Susy Suhendra,2010,Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan
Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. Jurnal
Ekonomi Bisnis No. 1, Volume 15, April 201
Fauzi bowo.2011. Kedepankan Transparansi, Sensus Pajak Disambut Baik Diakses
pada 2 Februari 2013 dariwww.tekno.kompas.com
Fuad Rahmany.2012. Pajak Indonesia Hilang Rp1.000 Triliun . diakses 1 januari
2013 dari www.beritasatu.com
Gunadi,2005.Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Kepatuhan Pajak (Tax
Compliance) Perpajakan Indonesia Vol. 4 no. 5, 4-9
Harjanti Puspa Arum, Zulaikha,2012.Pengaruh kesadaran wajib pajak,pelayanan
fiskus dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas .
Harun,Al-Rasyid,2004,Teknik penarikan sample Dan Penyusunan skala,
(bahan kuliah) : Program Pasca Sarjana UNPAD. Bandung
Ikhsan budi R.2007, Kajian Terhadap Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi ,Manajemen Bisnis dan Sektor Publik
(JAMBSP)
Indra Ismawan. 2001. Memahami Reformasi Perpajakan 2000. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Irwansya Lubis 2010. Menggali Potensi Pajak Perusahaan dan Bisnis Dengan
Pelaksanaan Hukum. Diakses pada 10 januari 2013
91
Ishwahyudi.2005.Faktor-Faktor yang mempengaruhi Penerimaan pajak. Berita
pajak.Jakarta
Kismantoro,2012,Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Masih Rendah.Diakses pada 10
Januari 2013 dari www.jpnn.com
M.Said (2003). Fenomena Pajak.Berita Pajak, No. 1488/Tahun XXXV, hlm. 21 –26.
Mardiasmo,2003, Perpajakan edisi revisi,Yogyakarta,Andi
Mardiasmo,2006, Perpajakan , Yogyakarta,Andi
_________,2009 . Perpajakan. Edisi Revisi 2009 . Yogyakarta. Penerbit Andi
Mashuri , Zainudin.2009. Metode Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif.
Bandung: Refrika Aditamam.
Michel Doran. (2009). Tax pinalties and Tax compliance. Harvard journal on legislation vol 4
Moh,Nazir . 2003 , Metode Penelitian, Cetakan Keempat, Jakarta: Ghalia Indonesia
Moh Zain,2005,Manajemen Perpajakan,Edisi Kedua,Jakarta:Salemba Empat
________,2007,Manejemen Perpajakan,Salemba Empat,Jakarta
Muliari , N.K.,Setiawan P.E. (2010). Pengaruh Persepsi tentang Sanksi Perpajakan
dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang
Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur
Mustikasari,Elia.2007.Kajian Empiris tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di
Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya.Simposium Nasional Akuntansi
X.Makassar. Hal 1-41
Nugroho, Agus. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda
92
Pajak (Studi Empiris terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota
Semarang). Tesis Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro
Oce Madril,2013,Pegawai pajak nakal harus dikenakan sanksi tegas diakses dari
www.republika.co.id
R.Santoso Brotodihardjo,2003,Pengantar ilmu hukum pajak,Bandung:
PT.Refika Aditama
Richard Burton dan Wirawan B. Ilyas.2002.Hukum Pajak (Edisi Revisi).Jakarta
Salemba Empat, 2004
Safri Nurmantu ,2003.Pengantar Perpajakan.Granit,Jakarta
Safri Nurmantu. 2008.Dasar-dasar Perpajakan.Jakarta: Kelompok Yayasan Obo
Simanjuntak Timbul H.dan Muklis,Imam (2012). Dimensi Perpajakan dalam
Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Raih asa Sukses.
Siti Kurnia Rahayu,2009.Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek
Formal.Yogyakarta:Graha Ilmu
Siti Resmi ,2007. Perpajakan Teori dan Kasus, Jakarta: Salemba Empat.
Sony Devano,dan Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan :Konsep,Teori dan Isu.
Jakarta:
Sugiyono.2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
________,2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
93
Suryadi. 2006.Model kausal kesadaran,pelayanan,kepatuhan wajib pajak,dan
pengaruhnya terhadap kinerja penerimaan pajak:Suatu survey di wilayah
jatim.Jurnal Keuangan Publik.Volume 4.No.1:105-121.
Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.
Waluyo.2005.Perpajakan Indonesia, Edisi kelima .Jakarta : Penerbit Salemba Empat
Waluyo.2007.Perpajakan Indonesia, Buku 1 edisi 7.Jakarta : Penerbit Salemba
Empat
Widi Widodo. 2010. Moralitas, Budaya dan Kepatuhan Pajak. Bandung: Alfabeta
Yadnyana, I Ketut. 2009. Pengaruh Moral dan Sikap Wajib Pajak pada Kepatuhan
Wajib Pajak Koperasi di Kota Denpasar. Denpasar: Fakultas Ekonomi
12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA, PEMIKIRAN, HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pajak
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
(sehingga dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung.
Pajak dipungut berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi
barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Jadi, Pajak
merupakan hak prerogatif pemerintah, iuran wajib yang dipungut oleh pemerintah
dari masyarakat (wajib pajak) untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya
pembangunan tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung berdasarkan
undang-undang
2.1.1.1 Pengertian pajak
Menurut Rochmat Soemitro yang ditulis oleh S. Kurnia Rahayu (2009:22 )
menyatakan bahwa :
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari
sektor partikulir sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan)
dengan tidak mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan
untuk membiayai pengeluaran umum”.
Sedangkan menurut P.J.A Adriani yang telah diterjemahkan dalam buku
13
“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang
melekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut :
1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang serta aturan pelaksanaanya yang bersifatnya dapat dipaksakan.
2. Pajak dipungut oleh negara, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, berdasarkan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.
3. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontra prestasi individual oleh pemerintah.
4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, jika terdapat surplus digunakan untuk publik investment.
5. Pajak dapat mempunyai tujuan tidak hanya budgetair tetapi juga regulerend
(mengatur).
2.1.1.2 Fungsi Pajak
Fungsi pajak adalah kegunaan pokok dan manfaat pokok pajak. Sebagai
alat untuk menentukan politik perekonomian, pajak memiliki kegunaan dan
manfaat pokok dalam meningkatkan kesejahteraan umum, suatu negara tidak akan
mungkin menghendaki merosotnya kehidupan ekonomi masyarakat. Oleh karena
itu berdasarkan pengertian dan ciri-ciri pajak yang telah disebutkan.Menurut
Waluyo (2007:6) terlihat adanya dua fungsi pajak yaitu :
14
Fungsi Budgetair menurut Waluyo(2005:06) dalam menyatakan bahwa :
“Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi pembiayaan
pengeluaran-pengeluaran pemerintah”.
fungsi budgetair seperti yang ditulis oleh Siti Resmi (2007:03) menyatakan bahwa
“Pajak mempunyai fungsi budgetair artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun
pembangunan”.
Sedangkan fungsi reguler seperti yang ditulis oleh Sony D. dan S. Kurnia Rahayu (2006:28) menyatakan bahwa:
“Fungsi regulerend disebut juga fungsi mengatur yaitu pajak merupakan alat kebijakan pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu, selain itu pajak
dimaksudkan pula sebagai usaha pemerintah untuk ikut andil dalam hal
mengatur dan bilamana perlu mengubah susunan pendapatan dan kekayaan
dalam sektor swasta”.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi reguler merupakan alat kebijakan pemerintah untuk mengatur kebijakan dibidang sosial dan ekonomi
15
2.1.2 Sanksi Perpajakan
Sanksi perpajakan merupakan pemberian sanksi bagi wajib pajak yang
tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Sanksi perpajakan terdiri dari sanksi berupa
bunga, sanksi berupa kenaikan, sanksi berupa denda dan sanksi pidana.Sanksi
perpajakan dijatuhkan apabila wajib pajak melakukan pelanggaran terutama atas
kewajiban yang ditetukan oleh Udang-undang ketentuan umum perpajakan
menurut Mardiasmo (2006:47) menyatakan bahwa
“Sanksi perpajakan Merupakan jaminan bahwa ketentuan perundang undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi. atau bisa
dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegahan (preventif) agar
wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan”.
Menurut Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu (2006:198) sebagai berikut:
”Sanksi perpajakan terdiri dari sanksi administrasi dan sanksi
pidana,sanksi administrasi dapat dijatuhkan apabila wajib pajak melakukan
pelaggara terutama atas kewajiban yang ditentukan dalam UU KUP dapat berupa
sanksi administrasi bunga,denda dan kenaikan.sedangkan sanksi pidana bisa
berupa hukuman kurungan dan hukuman penjara”.
Dalam Undang-undang perpajakan dikenal dua macam sanksi yaitu Sanksi
Administrasi dan Sanksi Pidana.Ancaman terhadap suatu Norma perpajakan ada
yang diancam dengan sanksi administrasi saja,ada yang diancam dengan sanksi
pidana saja,dan ada pula yang diancam dengan snksi adminstrasi dan sanksi
16
2.1.2.1 Sanksi Administrasi
Pengertian sanksi Administrasi menurut Mardiasmo (2009:57) adalah
“Sanksi administrasi merupakan pembayaran kepada negara khususnya
yang berupa bunga dan kenaikan”.
Jenis Sanksi Administrasi
Sanksi administrasi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga). Adapun jenis-jenis sanksi
menurut Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu (2006:198) adalah sebagai berikut
a) Denda adalah sanksi administrasi yang dikenakan terhadap
pelanggaranyang berkaitan dengan kewajiban pelaporan.
b) Bunga adalah sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran
yang berkaitan dengan kewajiban pembayaran pajak.
c) Kenaikan adalah sanksi administrasi yang berupa kenaikan jumlah
pajak yang harus dibayar, terhadap pelanggaran berkaitan dengan
kewajibanyang diatur dalam ketentuan material
2.1.2.2 Sanksi Pidana
Pengertian sanksi pidana menurut Mardiasmo (2009:57) dijelaskan sebagai
berikut:
“Sanksi pidana merupakan suatu alat terakhir atau benteng hokum yang
digunakan fiskus agar norma perpajakan dipatuhi”.
Menurut ketentuan dalam perundang-undangan perpajakan ada tiga macam sanksi
pidana yaitu: denda pidana,kurungan dan dipenjara. Adapau penjelasan macam
17
a) Denda Pidana
Berbeda dengan sanksi berupa denda administrasi yang hanya
diancam/dikenakan kepada wajib pajak yang melanggar ketentuan
peraturan perpajakansanksi denda pidana selain dikenakan kepada
wajib pajak ada juga yang diancamkan kepada pejabat pajak atau
kepada pihak ketiga yang melanggar norma.Denda pidana dikenakan
kepada tindak pidana yang bersifat pelanggaran maupun bersiat
kejahatan.
b) Pidana kurungan
Pidana kurungan hanya diancamkan kepada tindak pidana yang
bersifat pelanggaran.dapat ditujukan kepada wajib pajak dan pihak
ketiga karena pidana kurungan diancamkan dengan denda pidana,maka
masalahnya hanya ketentuan mengenai denda pidana sekian itu diganti
dengan pidana kurungan selama-lamanya.
c) Pidana penjara
Pidana penjara seperti halnya pidana kurungan,merupakan hukuman
perampasan kemerdekaan.pidana penjara diancamkan terhadap
kejahatan.ancaman pidana pejara tidak ada yang ditujuan kepada pihak
ketiganya,adanya kepada pejabat dan kepada wajib pajak
Ketentuan mengenai sanksi pidana di bidang perpajkan diatur atau
ditetapkan dalam UU No.6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan
18
UU No 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan UU No 12 Tahun 1994
tentang Pajak Bumi dan Bangunan Mardiasmo (2009:60).
2.1.3 Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Safri Nurmantu yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:138),
menyatakan bahwa:
“Kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan
hak perpajakannya”.
Menurut Chaizi Nasucha yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:139)
menyatakan bahwa kepatuhan Wajib Pajak dapat didefinisikan dari:
1) Kewajiban Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri
2) Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat pemberitahuan
3) Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang
4) Kepatuhan dalam Pembayaran Tunggakan
Menurut Moh.Zain(2007:31) menyatakan kepatuhan adalah :
Suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban
perpajakan,tercermin dalam situasi dimana
a) Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan
peraturan perundangan-undangan perpajakan
b) Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas
c) Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar
19
2.1.3.1 Kriteria Wajib Pajak Patuh
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 235/KMK.03/2003
Tanggal 3 Juni 2003,Wajib Pajak yang ditetapkan sebagai Wajib pajak patuh yang
dapat diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak
apabilamemenuhi semua syarat sebagai berikut:
a) Tepat dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan dalam 2
(dua)tahun terakhir
b) Dalam tahun terakhir penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak lebih
dari3 (tiga) masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut;
c) SPT Masa yang terlambat itu disampaikan tidak lewat dari batas
waktupenyampaian SPT Masa masa pajak berikutnya
d) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk setiap jenis pajak
1. .Kecuali telah memiliki izin untuk mengangsur atau menunda
untuk pembayaran pajak
2. Tidak termasuk tunggalan pajak sehubungan dengan SPT Yang
dieditkan untuk 2 (dua) masa pajak terakhir
e) Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir; dan
f) Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau Badan
g) Pengawasan Keuangan dan Pembangunan harus dengan pendapat yang
wajar tanpa pengecualian atau dengan pendapat wajar dengan pengecualian
20
2.1.3.2 Kepatuhan Pajak Materiil dan Kepatuhan pajak Formil
Ada 2 macam kepatuhan wajib pajak menurut Mardiasmo (2003:5) dalam
buku yang berjudul Perpajakan, menyatakan bahwa kepatuhanterdiri dari:
1. Kepatuhan pajak materiil
2. Kepatuhan Pajak Formil
Penjelasan dari kutipan diatas adalah sebagai berikut:
1. Kepatuhan pajak materiil, memuat norma-norma yang menerangkan antara
lain keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (objek pajak),
siapa yang dikenakan pajak (sumber), berapa besar pajak yang dikenakan
(tarif), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan
hukum antara pemerintah dan Wajib Pajak. Contoh: Undang-undang Pajak
Penghasilan.
2. Kepatuhan Pajak Formil, memuat bentuk/tata cara untuk mewujudkan
hukum materiil menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak materiil).
hukum ini memuat antara lain :
a. Tata Cara Penyelenggaraan (prosedur) penetapan suatu utang pajak.
b. Hak-hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap Wajib Pajak
mengenai keadaan, perbuatan dan peristiwa yang menimbulkan utang
pajak.
c. Kewajiban Wajib Pajak misalnya menyelenggarakan pembukuan/
pencatatan, dan hak-hak Wajib Pajak misalnya mengajukan keberatan dan
21
2.1.4 Penerimaan Pajak
Penerimaan pajak merupakan salah satu penerimaan negara yang sangat
penting dalam kemandirian pembiayaan pembangunan. Peningkatan penerimaan
pajak sangat dipengaruhi kemampuan Direktorat Jenderal Pajak dalam
mengantisipasi perubahan yang cepat dalam segala bidang. Penerimaan atau
pendapatan adalah suatu hasil yang ingin di capai oleh setiap perusahaan secara
optimal.
Menurut Moh. Zain (2005) definisi Penerimaan pajak adalah sebagai berikut:
“Penerimaan pajak merupakan gambaran partisispasi masyarakat dalam
pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan Negara..apabila
kontribusi penerimaan pajak semakin besar terhadap pembangunan, hal tersebut
berarti bahwa pajak yang telah dipungut dari masyarakat akan dikembalikan
secara tidak langsung kepada masyarakat dalam bentuk penyediaan sarana dan
prasaran publik, menyediakan lapangan kerja, memberikan rasa aman dan
nyaman”
Menurut Suryadi (2006) menyatakan Penerimaan pajak adalah
“sumber pembiayaan negara yang dominan baik untuk belanja rutin
maupun pembangunan”.
Sedangkan Menurut Penerimaan pajak menurut H. Simanjuntak Timbul dan
Mukhlis Imam (2012:30) adalah:
“Penerimaan negara dari pajak merupakan salah satu komponen penting
dalam rangka kemandirian pembiayaan pembangunan”.
2.1.4.1Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak
22
faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak adalah:
1. Kejelasan dan Kepastian Peraturan Perundang-undangan Perpajakan
1. Tingkat Intelektual Masyarakat
2. Kualitas Petugas Pajak (Intelektual, Keterampilan, Integritas dan Moral Tinggi)
3. Sistem Administrasi Perpajakan yang Tepat.
Penjelasan di atas adalah sebagai berikut:
1) Kejelasan dan Kepastian Peraturan Perundang-undangan Perpajakan
Undang-Undang yang jelas, sederhana, mudah dimengerti akan
memberi penafsiran yang sama bagi wajib pajak dan fiskus, hal ini akan
memperlancar penerimaan negara dari sektor pajak. Kesadaran dan
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan akan terbentuk dengan
peraturan yang tidak terbelit-belit, prosedur yang tidak rumit, dengan
formulir yang mudah dimengerti pengisiannya, serta lokasi
kantorpenerimaan pajak yang mudah dicapaiakan mengurangi beban bagi
wajib pajak.
2) Tingkat Intelektual Masyarakat
Dengan tingkat intelektual yang cukup baik, maka semakin mudah
bagi wajib pajak untuk memahami peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku, melaksanakan administrasi perpajakan, seperti
menghitung pajak terutang atau mengisi surat pemberitahuan dan dapat
memahami sanksi baik sanksi administrasi maupun sanksi pidana fiskal.
3) Kualitas Petugas Pajak (Intelektual, Keterampilan, Integritas dan Moral
23
Kualitas petugas pajak sangat menentukan efektivitas
undang-undang dan peraturan perpajakan. Petugas pajak yang berhubungan
dengan masyarakat petugas pajak harus memiliki intelektualitas tinggi,
terlatih baik dan bermoral tinggi. Petugas pajak hendaknya menyadari
bahwa semua tindakan yang dilakukan serta sikap terhadap wajib pajak
dalam rangka pelaksanaan tugasnya mempunyai pengaruh langsung
terhadap kepercayaan masyarakat akan sistem perpajakan dan keputusan
yang adil.
4) Sistem Administrasi Perpajakan yang Tepat
Administrasi perpajakan hendaknya merupakan prioritas tertinggi
karena kemampuan pemerintah untuk menjalankan fungsinya secara
efektif bergantung kepada jumlah uang yang dapat diperolehnya melalui
pemungutan pajak. Sistem administrasi memegang peranan penting yaitu
sebagai kunci strategis dalam organisasi pengadministrasian.
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi, dengan
kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak
melanggar norma perpajakan (Mardiasmo,2006:47) Sanksi pajak dibuat untuk
mendukung agar wajib pajak mematuhi peraturan perpajakan. Kepatuhan wajib
pajak akan ditentukan berdasarkan persepsi wajib pajak tentang seberapa kuat
24
Tingkat kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi beberapa faktor, di
antaranya adalah persepsi wajib pajak tentang sanksi perpajakan dan kesadaran
wajib pajak. Terdapat undang-undang yang mengatur tentang ketentuan umum
dan tata cara perpajakan. Agar peraturan perpajakan dipatuhi, maka harus ada
sanksi perpajakan yang tegas bagi para pelanggarnya. Wajib pajak akan
memenuhi kewajiban perpajakannya bila memandang bahwa sanksi perpajakan
akan lebih banyak merugikannya (Nugroho, 2006)
Menurut Simon James et al (n.d.) yang dikutip oleh Gunadi (2005), pengertian kepatuhan pajak (tax compliance) adalah wajib pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan aturan yang
berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan
ataupun ancaman, dalam penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi. Safri
Nurmantu yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:138), mendefinisikan
kepatuhan perpajakan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi
semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya
Menurut Mohammad Zain (2007:35) menyatakan bahwa
“Sesungguhnya tidak diperlukan suatu tindakan apabila dengan rasa takut
dan ancaman hukuman (sanksi dan pidana) saja wajib pajak sudah akan
mematuhi kewajiban perpajakannya.perasaan takut tersebut merupakan alat
pencegah ampuh untuk mengurangi peyelundupan pajak atau kelalaian pajak.jika
hal ini sudah berkembang dikalangan para wajib pajak maka akan berdampak
pada kepatuhan dan kesadaran untuk memenuhi kewajiban perpajakannya “
25
“Kaidah hukum (hukum pajak) berupa sanksi pidana maupun administrasi
pada dasarnya dimaksudkan agar msyarakat patuh dan mau melunasi utang
pajaknya dengan baik dan benar “
Hasil penelitian Muliari dan Setiawan (2010) menemukan bahwa sanksi
pajak memiliki pengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak.
2.2.2 Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak
Kenyataan yang ada di Indonesia menunjukkan tingkat kepatuhan masih
rendah, hal ini bisa dilihat dari belum optimalnya penerimaan pajak yang
tercermin dari tax gap dan tax ratio.Menurut Widi Widodo (2010) menjelaskan “Jika angka kepatuhan pajak rendah maka secara otomatis akan
berdampak pada rendahnya penerimaan pajak sehingga menurunkan tingkat
penerimaan APBN pula.” Sedangkan menurut Indra Ismawan (2001 : 11) yang menjelaskan bahwa :
“Permasalahan tax compliance ini menjadi penting artinya karena apabila tidak ada kepatuhan atau compliance maka akan menimbulkan tindakan penghindaran, penyelundupan dan pelalaian pajak yanga pada akhirnya akan
berimbas pada penurunan penerimaan pajak negara”
Menurut Mustikasari (2007:3) untuk mencapai target pajak, perlu
ditumbuhkan terus menerus kesadaran dan kepatuhan masyarakat wajib pajak
untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Mengingat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting bagi
peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji tentang
26
Sementara hasil penelitian yang dilakukan oleh Ikhsan budi R (2007)
yaitu Peran serta masyarakat wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pembayaran
pajak berdasarkan perpajakan sangat diharapkan,sehingga kepatuhan wajib pajak
dalam membayar pajak merupakan posisi strategis dalam peningkatan penerimaan
pajak . menurut John Hutagaol, Wing Wahyu Winarno, dan Arya Pradipta (2007)
juga mengungkapkan mengenai keterkaitan antara kepatuhan pajak dengan
penerimaan pajak yaitu bahwa Kepatuhan wajib pajak berpengaruh atas
[image:34.612.96.554.333.589.2]penerimaan dari sektor pajak..
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
2.2.3 Hasil Penelitian Sebelumnya Sanksi Perpajakan
1.Sanksi Administrasi
2.Sanksi Pidana Kaidah hukum (hukum
pajak) berupa sanksi pidana maupun administrasi pada dasarnya dimaksudkan agar msyarakat patuh dan mau melunasi utang pajaknya
dengan baik dan benar Kepatuhan Wajib Pajak
Wajib Pajak dapat mendaftarkan
diri,menyetorkan kembali Surat
Pemberitahuan(SPT),
mennghitungan dan pembayaran
pajak terutang.
Dan membayar tunggakan pajak
Penerimaan pajak Kepatuhan wajib pajak
27
Berikut adalah hasil penelitian sebelumnya tentang variabel yang penulis
[image:35.612.96.544.195.706.2]tuliskan :
TABEL 2.1
Hasil Penelitian Sebelumnya
NO PENELITI TAHUN JUDUL
PENELITIAN
KESIMPULAN
1 Ikhsan Budi R Jurnal
Akuntansi,
Manajemen
Bisnis dan
Sektor Publik
(JAMBSP)
ISSN
1829-98572007
Kajian terhadap
faktor- faktor yang
mempengaruhi
kepatuhan wajib
pajak
1.Sanksi perpajakan perlu
diterapkan agar wajib pajak
patuh
2. Peran serta masyarakat
wajib pajak dalam memenuhi
kewajiban pembayaran pajak
berdasarkan perpajakan
sangat diharapkan,sehingga
kepatuhan wajib pajak dalam
membayar pajak merupakan
posisi strategis dalam
peningkatan penerimaan pajak
2
Harjanti Puspa
Arum, Zulaikha
Dipenogoro
journal of
accounting . vol
1,nomo1
halaman 1-8
Pengaruh kesadaran
wajib
pajak,pelayanan
fiskus dan sanksi
pajak terhadap
kepatuhan wajib
pajak orang pribadi
Sanksi pajak berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Hal ini
menunjukan bahwa semakin
tinggi tingkat pemahaman wajib
pajak tentang sanksi pajak maka
tingkat kepatuhan pajak akan
semakin tinggi.
3 Michael Doran Georgetown University Law Center
December 10,
Tax Penalties and Tax Complience
This articel has identified and examined another aspect of the relationship
28
2008
Harvard Journal
on Legislation,
Vol. 46, 2009
compliance—one that generally has been
overlooked by the existing literature. Tax penalties not only support tax compliance, they also define it. Tax penalties determine the standards of conduct
that the law imposes on taxpayers; they distinguish compliant taxpayers
from non-compliant taxpayers. 4 Dahliana
Hasan
Mimbar hukum
volume
20,nomor ,juni
2008 halaman
193-410
Pelaksanaan tax compliance dalam upaya optimalisasi
penerimaan pajak
di kota Yogyakarta
Tax compliance (kepatuhan pajak) sangat dibutuhkan
untuk mengoptimalkan
penerimaan pajak
5 Euphrasia Susy
Suhendra
Jurnal Ekonomi
Bisnis No. 1,
Volume 15,
April 2010 58
Pengaruh tingkat
kepatuhan wajib
pajak badan
terhadap
peningkatan
penerimaan pajak
penghasilan badan
tingkat kepatuhan yang masih
rendah, hal ini bisa dilihat dari
belum optimalnya penerimaan
pajak yang tercermin dari tax gap dan tax ratio
6 John
hutagaol,wing
wahyu
winarno,
Arya pradipta
ISSN 1829-9857
(JAMBSP Vol.3
No.3- Juni 2007:
288-310)
Strategi
meningkatkan
kepatuhan wajib
pajak
Kepatuhan wajib pajak
berpengaruh atas penerimaan
dari sector pajak
29
Gambar 2.2
Paradigma Penelitian
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2009:93) mengungkapkan bahwa pengertian hipotesis adalah
sebagai berikut: “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
Maka untuk memperoleh jawaban yang benar dari hipotesis penulis yang
telah disebut pada kerangka penelitian, maka hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut :
H1= Sanksi Pepajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP
di Kanwil Jawa Barat 1 .
H2= Kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak pada KPP
di Kanwil Jawa Barat 1.
H3= Seberapa besar pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak dan implikasinya terhadap Penerimaan Pajak pada KPP di Kantor
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh Sanksi
Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Implikasinya Pada Penerimaan
Pajak maka pada bagian akhir dari penelitian penulis menarik kesimpulan,sekaligus
memberikan saran sebagai berikut
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Penelitian mengenai pengaruh sanksi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak dan implikasinya pada penerimaan pajak di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama di wilayah bandung dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
dengan arah positif yang artinya apabila sanksi perpajakan tinggi maka
kepatuhan wajib pajak akan meningkat . Besarnya pengaruh sanksi perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak dipengaruhi sebesar 78,8% sementara sisa
nya di 21,9% dipengaruhi oleh variable lain di luar sanksi perpajakan.Dalam
tanggapan responden mengenai sanksi perpajakan dapat disimpulkan bahwa
kurang baik ini terlihat dari jawaban responden mengenai indikator sanksi
87
2.
Kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak yang artinya
apabila kepatuhan pajak meningkata maka penerimaan pajak pun akan
meningkat . besarnya pengaruh kepatuhan wajib pajak terhadap penerimaan
pajak adalah sebesar pada kantor pelayanan pajak prataa yang ada di wilayah
bandung dapat dikatakan kurang baik,tercermin dari 78.3% yang artinya nilai
tersebut memiliki arti bahwa perubahan kepatuhan wajib pajak dipengaruhi
oleh penerimaan pajak sebesar 21,7 % dipengaruhi oleh variable lain diluar
kepatuhan perpajakan . presentase total skor tanggapan responden yang
termasuk dalam kriteria kurang baik artinya kepatuhan wajib pajak yang
meliputi Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan
peraturan perundangan-undangan perpajakan ,Mengisi formulir pajak dengan
lengkap dan jelas,Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar dan
Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya yang secara menyeluruh
tingakat kepatuhan wajib pajak masih rendah.
3.
Hasil penelitian sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dan
impilikasinya Penerimaan pajak hanya sebesar 61,7% ini menjawab
fenomena yang terjadi yaitu realisasi penerimaan pajak tahun 2012 meleset
dari target APBN-Perubahan. Sampai akhir Desember 2012, penerimaan
pajak mencapai Rp 980,1 triliun atau 3,6 persen lebih rendah dari target
sebesar Rp 1.016,2 triliun Dilihat dari masing-masing KPP di wilayah Kanwil
88
dibandingkan dengan target penerimaan pajak pada tahun 2012, sementara
satu KPP tingkat pencapaian penerimaan pajak masih kurang.
5.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan bahwa sanksi perpajakan
telah terbukti membawa pengaruh yang positif terhadap kepatuhan wajib pajak dan
Penerimaan Pajak maka peneliti memberikan saran yang dapat dijadikan masukkan
kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Bandung sebagai berikut:
1.
Sanksi perpajakan masih banyak dilakukan karena sanksi yang kurang tegas
yang diberikan oleh dirjen maka dari itu cara mengatasi masalah yaitu sistem
remunerasi di kantor pajak perlu segera ditinjau ulang dan pengawasan
terhadap pegawai pajak diperketat.
2.
Kepatuhan wajib pajak belum dikatakan baik atau kurang baik karena masih
banyak wajib pajak yang terlambat dalam menyetorkan kembali surat
pemberitahuan.oleh karena itu bagi wajib pajak bagi pihak pelayanan pajak
harus mengingatkan wajib pajak agar selalu menyetorkan kembali surat
pemberitahuan tepat waktu. adanya pemeriksaan pajak diharapkan dapat
meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang nantinya dapat meningkatkan
penerimaan pajak.
3.
Penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Kanwil Jabar 1
masih belum mencapai target yang ditetapkan, oleh karena itu perlu dilakukan
sanksi tegas serta kepatuhan dari wajib pajak agar kedepannya mampu
PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN IMPLIKASINYA PADA PENERIMAAN PAJAK
(Survey pada KPP Pratama di Kanwil Jabar 1)
RENNY SRI UTAMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
ABSTRACT
Tax penalties are sanctions for taxpayers who do not meet its obligations in accordance with the provisions of laws and regulations applicable tax ,While tax compliance a condition where the taxpayer meets all taxation obligations and implement taxation rights and tax revenue the state is the dominant source of financing for both routine and development expenditures. The purpose of this study was to determine the effect of tax collection to tax compliance and implications of Tax revenue at small taxpayers office in Bandung.
The method used used this research is descriptive and verification method. The test statistic used is the calculation of the path correlation, coefficient of determination, hypothesis testing using SPSS 17.0 software for windows.
The results of this study indicate that the implementation tax penalties to the tax compliance and implication of tax revenue at small taxpayers Office in Bandung.There is a relationship between the implementation tax penalties to the tax compliance and implication of tax revenue at small taxpayers Office in Bandung 61,7%.
Keywords : Tax Penalties,Tax Compliance,Tax Revenue
I. PENDAHULUAN
Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan Negara yang dominan baik
untuk belanja rutin maupun pembangunan (Suryadi:2006).Dalam meningkatkan penerimaan
pajak wajib pajak merupakan salah satu aspek penting dan merupakan tulang punggung
penerimaan pajak,semua kegiatan wajib pajak dalam menjalankan kewajiba perpajakannya telah
diatur dalam Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP),hal ini tentunya sebagai upaya
Direktorat Jenderal Pajak untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat pada umumnya
dan Wajib Pajak tentang pajak dan betapa penting nya pajak bagi suatu Negara dan juga semua
masyarakatnya (Moh Zain,2005).
Salah satu faktor menyebabkan penerimaan pajak yang sulit tercapai yaitu kepatuhan
wajib pajak yang rendah itu dibuktikan karena masyarakat selaku wajib pajak lupa, atau bahkan
mungkin mengabaikan kewajibannya untuk membayar pajak, khususnya pajak penghasilan
orang pribadi. Terlebih ditengah perubahan pandangan masyarakat terhadap seluruh aspek
penyelenggaraan pemerintahan, serta berbagai situasi yang muncul serta memberikan kesan
Sanksi perpajakan merupakan pemberian sanksi bagi wajib pajak yang tidak memenuhi
kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku.Terdapat undang-undang yang mengatur tentang ketentuan umumdan tata cara
perpajakan. Agar peraturan perpajakan dipatuhi, maka harus adasanksi perpajakan bagi para
pelanggarnya. Wajib pajak akan memenuhikewajiban perpajakannya bila memandang bahwa
sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya (Nugroho, 2006).
Penerimaan pajak Menurut Menteri keuangan Agus Martowardojo Realisasi penerimaan
pajak tahun 2012 meleset dari target APBN-Perubahan. Sampai akhir Desember 2012,
penerimaan pajak mencapai Rp 980,1 triliun atau 3,6 persen lebih rendah dari target sebesar Rp
1.016,2 triliun.Hal ini antara lain disebabkan oleh tidak tercapainya target penerimaan PPh
nonmigas, pajak lainnya, dan bea keluar.Menkeu memaparkan realisasi penerimaan pajak
penghasilan (PPh) mencapai Rp 464,7 triliun atau 90,3 persen dari target Rp 513,7 triliun dan
bea keluar mencapai Rp 21,2 triliun atau 91,5 persen dari target Rp 23,2 triliun ( Agus
Martowardojo:2012).
Menurut Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany Penerimaan pajak pada tahun
depan seharusnya mencapai Rp2.000 triliun atau hampir dua kali lipat dibandingkan target
penerimaan pajak pada 2013. Namun, hal tersebut sulit tercapai karena tingkat kepatuhan wajib
pajak di Indonesia yang masih rendah.potensi penerimaan negara dari pajak masih sangat besar
karena rendahnya jumlah pembayar pajak, baik wajib pajak badan maupun orang pribadi. Dia
mengatakan, dari 22 juta perusahaan yang ada di Indonesia, baru sekitar 502 ribu perusahaan
yang membayar pajak. Sedangkan untuk orang pribadi, baru terdapat 25 juta dari 110 juta
pekerja yang sudah membayar pajak (PPh).(Fuad Rahmany:2012).
.Menurut Kepala Kantor Direktorat Jendral Pajak Wilayah Jabar Ajat Djatnika,
tingkat kepatuhan wajib pajak di wilayah Jawa Barat (Jabar) masih tergolong rendah. tingkat
kepatuhannya hanya 41 persen. Jumlah wajib pajak (WP) di wilayah kerja Jabar mencapai
sekitar 3 juta, namun hanya 1,3 juta yang melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan
(SPT). Itu sekitar 41 persen dari total wajib pajak(Adjat Djatnika,2012). Tingkat kepatuhan
masyarakat di Jabar untuk membayar pajak masih terbilang rendah. Tahun lalu (2012) dari
jumlah wajib pajak sebanyak 1,2 juta orang, tingkat kepatuhannya hanya 55 persen (Adjat
Djatnika,2013)
Sanksi perpajakan terjadi pada Kasus pemerasaan terhadap wajib pajak oleh
Pargono Riyadi, penyidik kantor pajak.menurut Oce Madril (2013) menilai sanksi tidak tegas
membuat kejadian ini berulang.Oce menyebut Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak sudah
melakukan reformasi birokrasi dan remunerasi yang tinggi. Akan tetapi penerapan sanksinya
mesti dipertegas. Menurutnya Jika masih ada yang main-main maka treatmentnya
sederhana,maka akan dikenakan sanksi keras,Sanksi keras yang dimaksud bisa berupa
Kasus Lainnya yaitu Sepanjang triwulan pertama tahun 2013 dirjen pajak telah memberi
sanksi kepada 54 pegawai pajak karena melanggar aturan.Dari jumlah itu, 35 pegawai
diantaranya mendapat sanksi ringan, 9 pegawai sanksi sedang dan 10 pegawai sanksi berat.
Namun tidak ada penjelasan detil sanksi tersebut (Dedi Rudaedi,2013).
Rumusan Masalah
1. Seberapa besar pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan wajib pajak pada
KPP di kanwil Jawa Barat 1.
2. Seberapa besar Kepatuhan wajib pajakterhadap Penerimaan Pajak pada KPP di
Kanwil Jawa Barat 1.
3. Seberapa Besar Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan
Implikasinya pada Penerimaan Pajak pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penulis melakukan penelitian ini semata-mata adalah untuk mengumpulkan data
sebagai bukti empiris dari model penelitian yang dikaji, yaitu sanksi perpajakan terhadap
kepatuhan pajak dan implikasinya pada penerimaan pajak
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui seberapa besar Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan wajib pajak
pada KPP di kanwil Jawa Barat 1.
2. Untuk mengetahui seberapa besar Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan
pajak pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.
3. Untuk Mengetahui seberapa besar pengaruh Sanksi perpajakan terhadap kepatuhan pajak dan implikasinya terhadap penerimaan pajak pada KPP di Kantor Wilayah
Jabar 1.
Kegunaan Penelitian Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat dengan menambah pengetahuan akan
kepatuhan wajib pajak dapat di jadikan sumber informasi untuk menentukan penerimaan pajak
pada KPP di Kantor Wilayah Jabar 1
Kegunaan Akademis
1. Bagi Perkembangan Ilmu
Dapat menjadi referensi ilmiah tentang Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak dan Implikasinya Terhadap Penerimaan pajak pada KPP di Kantor
2. Bagi Penulis
Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dan selain itu untuk menambah
pengetahuan,dan juga memperoleh gambaran langsung tentang Pengaruh Sanksi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Implikasinya Terhadap Penerimaan pajak
pada KPP di Kantor Wilayah Jabar I.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat ,menjadi bahan refrerensi untuk perbaikan atau pengembangan
materi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji di bidang atau masalah yang sama.
II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Sanksi Perpajakan
Menurut Mardiasmo (2006:47) menyatakan bahwa Sanksi perpajakan Merupakan jaminan bahwa ketentuan perundang undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi. atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegahan (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan.
Selain itu menurut Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu (2006:198) sebagai berikut: sanksi perpajakan terdiri dari sanksi administrasi dan sanksi pidana,sanksi administrasi dapat dijatuhkan apabila wajib pajak melakukan pelaggara terutama atas kewajiban yang ditentukan dalam UU KUP dapat berupa sanksi administrasi bunga,denda dan kenaikan.sedangkan sanksi pidana bisa berupa hukuman kurungan dan hukuman penjara.
Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Safri Nurmantu yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:138), menyatakan bahwa Kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.
Selain itu menurut Chaizi Nasucha yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:139) menyatakan bahwa kepatuhan Wajib Pajak dapat didefinisikan dari
1) Kewajiban Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri.
2) Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat pemberitahuan. 3) Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang. 4) Kepatuhan dalam Pembayaran Tunggakan.
Penerimaan Pajak
Menurut Moh. Zain (2005) definisi Penerimaan pajak merupakan gambaran partisispasi
masyarakat dalam pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan
Negara..apabila kontribusi penerimaan pajak semakin besar terhadap pembangunan, hal tersebut berarti bahwa pajak yang telah dipungut dari masyarakat akan dikembalikan secara tidak langsung kepada masyarakat dalam bentuk penyediaan sarana dan prasaran publik, menyediakan lapangan kerja, memberikan rasa aman dan nyaman.
Sedangkan Menurut H. Simanjuntak Timbul dan Mukhlis Imam (2012:30) adalah Penerimaan negara dari pajak merupakan salah satu komponen penting dalam rangka kemandirian pembiayaan pembangunan.
Kerangka Pemikiran
Keterkaitan Antara Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan (Mardiasmo,2006:47)
Menurut Mohammad Zain (2007:35) menyatakan bahwa sesungguhnya tidak diperlukan suatu tindakan apabila dengan rasa takut dan ancaman hukuman (sanksi dan pidana) saja wajib pajak sudah akan mematuhi kewajiban perpajakannya.perasaan takut tersebut merupakan alat pencegah ampuh untuk mengurangi peyelundupan pajak atau kelalaian pajak.jika hal ini sudah berkembang dikalangan para wajib pajak maka akan berdampak pada kepatuhan dan kesadaran untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
H1=Sanksi Pepajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
Keterkaitan Antara Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan wajib pajak
Menurut Widi Widodo (2010) menjelaskan Jika angka kepatuhan pajak rendah maka secara otomatis akan berdampak pada rendahnya penerimaan pajak sehingga menurunkan tingkat penerimaan APBN pula.
Mustikasari (2007:3)mengemukakan untuk mencapai target pajak, perlu ditumbuhkan terus menerus kesadaran dan kepatuhan masyarakat wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
H2= Kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak
H3= Seberapa besar pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan implikasinya terhadap Penerimaan Pajak
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek Penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian.objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.
Menurut Sugiyono (2011:13) objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable
tentang sesuatu hal (variabel tertentu)
Dan objek Penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sanksi perpajakan,kepatuhan wajib pajak dan penerimaan pajak.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian ini, maka akan diketahui hubungan yang signifikan antara variable yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Menurut Sugiono (2009:35), menyatakan bahwa definisi metode deskriptif adalah sebagai berikut metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variable atau lebih (variable yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan variable itu dengan variable yang lain.
Operasionalisasi Variabel
1. Sanksi Perpajakan
Konsep Variabe :Sanksi perpajakan Merupakan jaminan bahwa ketentuan
perundang undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi. atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegahan (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan (Mardiasmo:2006)
Indikator : 1. Sanksi Administrasi 2. Sanksi Pidana
(Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu,2006:198)
Skala : Ordinal
2. Kepatuhan Wajib Pajak
Konsep Variabel :Suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.
(Safri Numantu dalam Siti Kurnia Rahayu, 2010:138)
Indikator : Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundangan-undangan perpajakan,Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas,Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar,Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya (Moh.Zain,2007:31)
Skala : Ordinal
3.Penerimaan Pajak
Konsep Variabel : Penerimaan Pajak adalah pengelolaan penerimaan pajak dilakukan melalui instrumen kebijakan dan administrasi perpajakan
(John Hutagaol ,2007;8)
Indikator : Data Penerimaan pajak 2011
Skala : Rasio
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dan dalam penelitian ini dengan cara menyebarkan kuesioner secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
Unit Analisis
Teknik Penarikan Sampel
Dalam penelitian ini penulis memggunakan sampling jenuh karena penulis menggunakan seluruh populasi yaitu adalah 5 KPP Pratama di Kanwil Jawa Barat I untuk dijadikan sempel dari penelitian itu sendiri.
Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah seberapa besar sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dan implikasinya pada penerimaan pajak . Dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang akan digunakan adalah melalui perhitungan analisis regresi dan korelasi
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif Sanksi Perpajakan
Persentase total skor tanggapan responden atas variabel sanksi perpajakan sebesar 36,40% berada di antara interval 36-52%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sanksi perpajakan dalam kategori kurang baik/ buruk. Selanjutnya bila dilihat berdasarkan indikator tampak bahwa persentase skor tanggapan responden pada semua indikator berada pada interval 36-52% yang termasuk dalam kategori kurang baik. Hal ini dapat disimpulkan sanksi perpajakan secara keseluruhan berada pada kategori kurang baik
Hasil penelitian sesuai dengan fenomena yaitu masih banyak pegawai pajak yang dikena sanksi,baik sanksi administrasi maupun sanksi pidana
Analisis Deskriptif Kepatuhan Wajib Pajak
Persentase total skor tanggapan responden atas variabel Kepatuhan Wajib Pajak
sebesar 43% berada di antara interval 36-52%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kepatuhan Wajib Pajak dalam kategori kurang baik/ buruk. Selanjutnya bila dilihat berdasarkan indikator tampak bahwa persentase skor tanggapan responden pada semua indikator berada pada interval 36-52% yang termasuk dalam kategori kurang baik. Hal ini dapat disimpulkan Kepatuhan Wajib Pajak secara keseluruhan berada pada kategori kurang baik.
Hasil penelitian sesuai dengan fenomena bahwa kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak
Analisis Deskriptif Penerimaan Pajak
penerimaan pajak t erhadap t arget yang paling t inggi adalah KPP Prat ama Bandung Tegallega yait u sebesar 123.13 dan penerimaan pajak paling rendah adalah KPP M adya Bandung yait u sebesar 83.68.
Analisis Verifikatif
Pengujian Jalur Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Nilai standardized coefficients sebesar 0,888 pada tabel 4.21 merupakan nilai koefisien jalur Sanksi perpajakan terhadap Kepatuhan wajib pajak. Koefisien jalur adalah bobot pengaruh langsung variabel Sanksi perpajakan terhadap Kepatuhan wajib pajak.
Koefisien determinasi diperoleh dari mengkuadratkan nilai koefisien jalur, jadi koefisien determinasi sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.
R2 XY = (PXY )2= (0,888)2 = 0,788 atau 78,1%
perpajakanmemberikan pengaruh sebesar 78,8% terhadap Kepatuhan wajib pajak,sementara sisanya sebesar 21.2 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar Sanksi perpajakan.
Uji hipotesis pengaruh antara sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak diperoleh nilai signifikansi < 5% (0,000<0,05) atau t hitung > t tabel (3.353 >2,07) maka Ho ditolak, artinya
terdapat pengaruh yang signifikan antara sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Pengujian Jalur Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak
Nilai standardized coefficients sebesar 0,885 pada tabel 4.24 merupakan nilai koefisien jalur kepatuhan wajib pajak terhadap Penerimaan pajak.Koefisien jalur adalah bobot pengaruh langsung variabel kepatuhan wajib pajak terhadap Penerimaan pajak.
Koefisien determinasi diperoleh dari mengkuadratkan nilai koefisien jalur, jadi koefisien determinasi sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.
R2 XY = (PXY )2= (0,885)2 = 0,783 atau 78,3
Nilai koefisien determinasi dinterpretasikan sebagai besar pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Jadi dari hasil penelitian ini diketahui bahwa kepatuhan wajib pajak memberikan pengaruh sebesar 78,3 % terhadap Penerimaan pajak,sementara sisanya sebesar 21.7 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar peneriman pajak
Uji hipotesis pengaruh antara kepatuhan wajib pajak terhadap Penerimaan pajak diperoleh nilai signifikansi < 5% (0,000<0,05) atau t hitung > t tabel (3.292 >2,017) maka Ho ditolak, artinya
terdapat pengaruh yang signifikan antara kepatuhan wajib pajak terhadap Penerimaan pajak.
Pengujian jalur Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Implikasinya Pada Penerimaan Pajak
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan yaitu terdapat pengaruh antara variabel sanksi perpajakan terhadap Kepatuhan wajib pajak dan implikasinya terhadap peneriaan pajak
Pengaruh langsung variabel Sanksi perpajakan terhadap Penerimaan pajak (PXY)2= (0,888) (0,888) = 0.788 (78,8%).
Pengaruh langsung variabel kepatuhan wajib pajak(Y) terhadap Penerimaan pajak (PYZ)2= (0,885) (0,885) = 0.783 (78.3%).
Maka dapat diperoleh pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan implikasinya pada penerimaan pajak pada KPP Pratama di Kanwil Jawa Barat 1 adalah 0,788 0,783 100 % = 61,7,8%
PEMBAHASAN
Pengaruh Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam penelitian ini sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dan arahnya positif ini berarti apabila sanksi perpajakan tinggi maka kepatuhan wajib pajak akan meningkat.
Besarnya pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak adalah sebesar 78,8 % dengan nilai hubungan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,693 dan hasil dari uji hipotesis pengaruh antara sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) diperoleh nilai signifikansi < 5% (0,000<0,05) atau thitung>t tabel (3,353>2,07) maka Ho
ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak
Hal tersebut membuktikan hasil dari teori penghubung sanksi perpajakan dan kepatuhan perpajakan yang di kemukakan oleh (Mohamm