PENAMBAHAN SERAT IJUK DAN TEMPURUNG KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON
Oleh:
Rahmad Rudi Romadon Lubis NIM : 4102240005 Program Studi Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunian-Nya kepada penulis sehingga penelitian yang berjudul “Penambahan serat ijuk dan tempurung Kelapa terhadap kuat tekan beton ” ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada
pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini mulai dari pengajuan
proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi antara lain Bapak
Prof.Dr. Mara Bangun Harahap,Ms. selaku dosen pembimbing skripsi serta Bapak
Prof.Dr. Nurdin Bukit.Msi. selaku dosen penguji I, Bapak Dr.Makmur Sirait, M.Si
selaku dosen penguji II dan Bapak Muhammad Kadri M.Sc, selaku dosen penguji
III. Disamping itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Drs. Khairul
Amdani M.Si, selaku dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah
memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan. Kepada Bapak Alkahfi
Maas Siregar, S.Si, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika dan Bapak Drs. Pintor
Simamora, M.Si selaku Ketua Program Studi Fisika FMIPA UNIMED serta
seluruh staf pegawai jurusan Fisika FMIPA UNIMED. Ucapan terima kasih
kepada Ibu Rahmi Karolina, ST.MT yang telah memberikan izin penelitian di
Laboratorium Tehnik Beton USU dalam pembuatan sampel dan kepada Abangda
M.Fauzi, Rahmadsyah Rangkuti, Bagus Heriawan, Zulfikar, T. Rizky Nanda
yang telah memberikan bimbingan maupun saran kepada peneliti sehingga
penelitian skripsi ini dapat berjalan dengan baik dan lancar selama melakukan
penelitian di Laboratorium Tehnik Beton USU.
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda Alm. Wan Baringin Lubis dan Ibunda Sarma Rambe, yang telah
membesarkan, mendidik, mendukung serta mendo’akan dengan kasih dan sayang
yang tulus serta penulis ucapkan terima kasih kepada Abang/Kakak dan Adik-adik
Risma Wati Lubis, Ika Mahyana Lubis, Nur Omas Lubis, Imam Saputra Lubis,
Julfian Harahap SE, Muh Affan Siregar S.si, Biduan Ninggolan, Muda Risky
S.Si, Sartika Sari, S.Si, Anna Dinna, Nia Anissa, Dedi Surahman, yang telah
memberikan semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada saudara seperjuangan, Ira
Wijaya ST. Balyan Oslerking S.Sos, Rahmad Suhenri Siregar, Jamaga Ankira
Pohan, yang telah memberikan semangat kepada penulis dan teman-teman yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan Perkembangan Beton.
PENAMBAHAN SERAT IJUK DAN TEMPURUNG KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON
Rahmat Rudi Romadaon Lubis (4102240005) ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh Penambahan Serat Ijuk dan Tempurung Kelapa Terhadap Kuat Tekan Beton. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap densitas beton. Mengetahui pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap kuat tekan beton. Mengetahui komposisi terbaik dari beton yang menggunakan pasir dengan agregat kasar tempurung kelapa.
Beton dibuat dalam berbentuk kubus, Pasir yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 8,97 Kg untuk setiap sampel, Kerikil yang digunakan pada beton normal 13,45 Kg, untuk sampel B 12,11 Kg, sampel C 10,76 Kg, sampel D 9,42 Kg. Tempurung Kelapa yang digunakan sebanyak 3 , 4 , 5 dari komposisi agregat halus yang digunakan, berukuran 10 mm dan untuk serat ijuk yang digunakan 4 , 6 , 8 .
Dari hasil pengujian diperoleh untuk Porositas pada beton dengan variasi campuran Tempurung Kelapa 5% ditambah Serat Ijuk 8% , mengalami Peningkatan yaitu 9,89%. Untuk Hasil Pengujian Absorsi Mengalami Peningkatan Pada variasi Tempurung Kelapa 4% ditambah Serat Ijuk 8% yaitu 4,26% , Untuk Pengujian Kuat Tekan Mengalami Penurunan Pada Campuran 4% Tempurung Kelapa, 8% Serat Ijuk yaitu kuat tekan rata-rata 16,20 MPa.
PENAMBAHAN SERAT IJUK DAN TEMPURUNG KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON
Rahmat Rudi Romadaon Lubis (4102240005) ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh Penambahan Serat Ijuk dan Tempurung Kelapa Terhadap Kuat Tekan Beton. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap densitas beton. Mengetahui pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap kuat tekan beton. Mengetahui komposisi terbaik dari beton yang menggunakan pasir dengan agregat kasar tempurung kelapa.
Beton dibuat dalam berbentuk kubus, Pasir yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 8,97 Kg untuk setiap sampel, Kerikil yang digunakan pada beton normal 13,45 Kg, untuk sampel B 12,11 Kg, sampel C 10,76 Kg, sampel D 9,42 Kg. Tempurung Kelapa yang digunakan sebanyak 3 , 4 , 5 dari komposisi agregat halus yang digunakan, berukuran 10 mm dan untuk serat ijuk yang digunakan 4 , 6 , 8 .
Dari hasil pengujian diperoleh untuk Porositas pada beton dengan variasi campuran Tempurung Kelapa 5% ditambah Serat Ijuk 8% , mengalami Peningkatan yaitu 9,89%. Untuk Hasil Pengujian Absorsi Mengalami Peningkatan Pada variasi Tempurung Kelapa 4% ditambah Serat Ijuk 8% yaitu 4,26% , Untuk Pengujian Kuat Tekan Mengalami Penurunan Pada Campuran 4% Tempurung Kelapa, 8% Serat Ijuk yaitu kuat tekan rata-rata 16,20 MPa.
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Daftar Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar lampiran xi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Batasan Masalah 5
1.3. Rumusan Masalah 6
1.4. Tujuan Penelitian 6
1.5. Manfaat Penelitian 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Beton 7
2.1.1. Pengertian Beton 7
2.1.2. Jenis-jenis Beton 8
2.1.2.1. Beton Ringan 9
2.1.2.2. Beton Normal 13
2.1.2.3. Beton Berat 13
2.1.2.4. Beton Massa (Mass Concrete) 13
2.1.2.5. Ferro-Cement 13
2.1.2.6. Beton Serat (Fibre Concrete) 14
2.1.3. Kelebihan dan Kekurangan Beton 15
2.1.4. Perancangan Campuran Beton 15
2.2. Agregat 17
2.3.1. Komponen Penyusun Kimiawi Tempurung Kelapa 19
2.4. Serat Ijuk 19
2.5. Semen 21
2.5.1. Kandungan Kimia dan Sifat Fisika Semen Portland 22
2.6. Faktor Air Semen 25
2.7. Air 25
2.8. Karakterisasi Beton 27
2.8.1. Kuat Tekan 27
2.8.2. Porositas 29
2.8.3. Daya Serap Air (Water Absorption) 29
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 32
3.1.1 Tempat Penelitian 32
3.2. Alat dan Bahan 33
3.2.1.Alat 33
3.2.2. Bahan-Bahan 33
3.3 Prosedur Penelitian 34
3.3.1. Persiapan Bahan 34
3.3.2. Prosedur Pembuatan Sampel 34
3.4. Perencanaan Campuran Beton 34
3.5 Pengujian Sampel 35
3.5.1. Porositas 36
3.5.2 Pengujian Daya Serap Air 37
3.5.3 Pengujian Kuat Tekan 37
3.6 Diagram Alir Penelitian 38
BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 39
4.1.1. Porositas 40
4.1.2 Absorsi 42
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 46
4.2.1 porositas 46
4.2.2 Daya Serap Air 47
4.2.3 Kuat Tekan 48
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 48
5.2 Saran 48
DAFTAR PUSTAKA 49
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.2. Komposisi kimia semen Portland biasa 21
Tabel 3.0. Waktu penelitian 28
Tabel 3.2. Komposisi pencampuran bahan baku beton 31
Tabel 4.1 Data hasil pengujian porositas 39
Tabel 4.2 Data hasil pengujian absorsi 40
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kelas dan mutu beton 13
Gambar 2.2. Hubungan kepadatan dan konduktivitas panas betong ringan 8
Gambar 2.3. Tempurung Kelapa Ukuran Kecil 18
Gambar 2.3. Alat uji tekan 27
Gambar 4.1 Grafik Hubungan porositas dengan komposisi 44
tempurung Kelapa dan serat ijuk
Gambar 4.2 Grafik hubugan Daya serap air dengan komposisi 45
tempurung Kelapa dan serat ijuk
Gambar 4.3 Grafik hubugan Kuat tekan dengan komposisi 46
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Paktor Bentuk Benda Uji 38
Lampiran 2 Komposisi Adukan Beton 55
Lampiran 3 Perhitungan Absorsi 42
Lampiran 4 Perhitungan Uji Porositas 46
Lampiran 5 Perhitungan Kuat Tekan 50
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan kemajuan industri yang semakin berkembang
pesat memacu peningkatan pembangunan di segala sektor kehidupan, untuk itu
harus senantiasa diimbangi dengan perkembangan Industri dalam berbagai bidang
produksi. Upaya peningkatan kualitas dan mutu hasil produksi, baik Industri besar
maupun Industri rumah tangga (home industri) terus diupayakan. Seiring dengan
hal tersebut maka tuntutan akan mutu dan kualitas produksi dihasilkan semakin
meningkat pula (Supatmi, 2011).
Hal lain yang mendasari pemilihan dan penggunaan beton sebagai bahan
konstruksi adalah faktor efektifitas dan tingkat efisiensinya. Secara umum bahan
pengisi (filler) beton terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh, mudah
diolah (workability) dan mempunyai keawetan (durability) serta kekuatan
(strength) yang sangat diperlukan dalam suatu konstruksi. Dari sifat yang dimiliki
beton itulah menjadikan beton sebagai bahan alternative untuk dikembangkan
baik bentuk fisik maupun metode pelaksanaannya. Menurut Tjokrodimuljo
(1996), kuat tekan beton akan ikut meningkat apabila serat yang digunakan
mempunyai modulus elastisitas lebih tinggi daripada beton.
Dari bermacam-macam bahan serat tersebut, serat baja merupakan yang
paling sering digunakan baik untuk penelitian maupun dalam aplikasinya, karena
modulus elastisitasnya lebih tinggi daripada beton. Sehingga selain kuat tariknya
yang mengalami peningkatan, kuat tekannya pun akan meningkat. Menurut
Tjokrodimuljo (1996) bahan serat bisa berupa asbestos, gelas/kaca, plastik, baja
atau serat tumbuhan (rami, ijuk, bambu, sabut kelapa). Terkadang pada daerah
tertentu sangat sulit untuk mendapatkan agregat, khususnya agregat kasar dan
agregat halus sebagai bahan utama dalam pembuatan beton. Untuk mengatasi hal
tersebut, maka penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan tempurung
kelapa sebagai penambahan agregat kasar dan selain dari pasir agregat halusnya di
2
terjadi, pemanfaatan serat ijuk sebagai bahan tambahan dalam campuran beton
memiliki prospek yang sangat baik di masa depan. Tidak hanya sumber daya yang
tersedia dalam jumlah banyak, pemanfaatan serat ijuk ini juga mempunyai potensi
untuk meningkatkan kualitas beton. Selain itu, jika pemanfaatan tempurung
kelapa dapat dibuktikan secara teknis sebagai bahan/agregat tuntuk campuran,
maka diharapkan juga dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan
mempunyai nilai tambah secara ekonomi bagi masyarakat.
Salah satu kelemahan beton adalah mempunyai sifat getas dan kurang
mampu menahan tegangan tarik dan berat sendirinya besar. Usaha peningkatan
kualitas beton sampai sekarang ini masih terus dilakukan baik peningkatan kuat
tekan, tarik maupun lentur, bahkan sampai upaya untuk membuat beton itu ringan
tetapi mempunyai kekuatan tinggi.
Beton ringan adalah beton yang memiliki berat volume lebih ringan dari
pada beton pada umumnya. Jika pada beton konvensional/umum mempunyai
berat volume 2400 kg/m3, berdasarkan SNI beton ringan mempunyai berat
volume mulai 1400-1850 kg/m3. Beton ringan pada umumnya memiliki campuran
yang sama dengan beton normal, hanya saja agregat kasar pada beton ringan perlu
dikurangi berat jenisnya, sesuai dengan kelas kuat tekannya (ASTM C1693-11).
Sejarah perkembangan beton ringan di Indonesia memiliki babakan tersendiri.
Pertama kali mulai dikenal sejak tahun 1995, saat didirikannya PT Hebel
Indonesia di Karawang Timur. (http://wijoseno.wordpress.com/2008/09/
22/beton-ringan/). Kemudian, berbagai macam penelitian dilakukan untuk
memperoleh hasil beton ringan yang lebih baik.
Dari beberapa penelitian mengenai penambahan tempurung kelapa
terhadap kuat tekan beton didapatkan dalam penelitian Rustendi, I (2004) dengan
pemanfaatan tempurung kelapa sebagai material serat terhadap kuat tekan dan
kuat tarik beton bahwa penambahan serat tempurung kelapa pada adukan beton
akan menurunkan kuat tekannya. Makin besar persentase tempurung kelapa yang
ditambahkan makin besar pula penurunannya, penambahan serat tempurung
3
peningkatan kuat tariknya. Dari beberapa persentase yang dicoba yaitu 5%, 10%,
dan 15% persentase terbesar memberikan efek terbesar pula.
Menurut Suarnita (2010) pada penelitiannya Fraksi volume agregat
ringan tempurung kelapa yang digunakan adalah 0.35, faktor air semen (FAS)
adalah sebesar 0.5 serta pengujian benda uji dilakukan pada umur 28 hari.
diperoleh nilai rata-rata dari karakteristik beton ringan tempurung kelapa meliputi
nilai berat isi rata-rata yaitu 1.701 kg/m3, nilai kuat tekan rata-rata yaitu 14.054
MPa, nilai modulus elastisitas (Ec) yang diperoleh dari kemiringan garis pada
kurva elastis (0.5 f’c) yaitu 4595.590 MPa, nilai kuat tarik belah rata-rata yaitu
1.713 MPa, kuat lentur rata-rata yaitu 2.329 MPa, dan kuat lekat tulangan rata-rata
dengan menggunakan tulangan ulir Ø 8.8 mm yaitu 10.308 MPa.
Akbar, F, dkk, (2013) telah meneliti mengenai penggunaan tempurung
kelapa terhadap beton dimana tempurung yang digunakan dimensinya lebih kecil,
yaitu maksimal 15 mm. Dan yang di hasilkan dari penelitian ini karakteristik
beton campuran tempurung kelapa berdasarkan hasil kuat tekan beton K-100 pada
umur 7 hari perawatan dapat meningkat dengan penambahan 5% tempurung
kelapa yaitu sebesar 16,5 Ton atau 73,33 Kg/Cm2 dengan proyeksi kekuatan pada
umur 28 hari sebesar 112,82 Kg/Cm2.
Nelly Wahyuni, (2010) Beton dengan menggunakan campuran berupa
serat ijuk pendek dibuat dengan waktu perendaman selama 28 hari. Pengujian
sifat mekanik dan sifat fisik benda uji: kuat tekan, kerapatan, dan penyerapan air
sudah sesuai dengan standar ASTM dan SNI. Komposisi serat dengan variasi 0%,
2,5%, 5%, 7,5%, dan 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beton dengan
variasi komposisi terbaik adalah 2,5% serat ijuk pendek. Pada pengujian diperoleh
haasil kuat tekan yaitu 7,02MPa - 25,61MPa, kerapatan 2,10 gr/cm³ - 2,32 gr/cm³,
dan penyerapan air 1,5% - 3,5%.
Sedangkan penambahan serat ijuk terhadap kuat tarik beton didapatkan
dari penelitian Sarjono dan Wahjono (2008) dalam penelitiannya di dapatkan hasil
bahwa serat ijuk sebanyak (1-5) pada campuran semen- pasir mampu
meningkatkan kuat tarik belah dengan peningkatan kuat tarik tertinggi di capai
4
desak tertinggi di capai oleh penambahan ijuk sebanyak 4 sebesar 9,86 dan
peningkatan ketahan kejut.
Penggunaan jerami padi untuk beton ringan telah dilakukan Siswanto dan
Sumarni (2012) didapatkan hasil dari penelitian ini adalah berat jenis batako
dengan pintalan jerami lebih ringan 17,3% daripada batako biasa, kuat tekan
untuk batako biasa didapat sekitar 732,6 MPa, sedangkan kuat tekan batako
dengan jerami 2,169 MPa.
Menurut Supatmi, (2011) berat jenis pasir ialah rasio antara massa padat
pasir dan massa air dengan volume dan suhu yang sama. Berat jenis pasir dari
suatu agregat normal adalah 2,5-2,7 gr/cm3 ; berat jenis pasir dari agregat berat
adalah lebih dari 2,8 gr/cm3 dan berat jenis pasir dari agregat ringan adalah kurang
dari 2,0 gr/cm3. Dalam penelitian ini, adapun komposisi untuk pembuatan beton
itu sendiri yaitu pasir, serat ijuk , tempurung kelapa (pengganti agregat kasar ,
semen dan air.
Imam munandar, dkk. (2010) hasil penelitian didapatkan bahwa semakin
kecil diameter serat, maka kekuatan tariknya semakin tinggi. Kekuatan tarik
terbesar pada kelompok serat ijuk berdiameter kecil (0.25-0.35 mm) adalah
sebesar 208.22 MPa, regangan 0.192 , modulus elastisitas 5.37Gpa dibandingkan
kelompok serat iujuk dengan diameter besar (0.45-0.55 mm) sebesar 198.15 MPa,
regangan 0.37 , modulus elastisitas 2.84 Gpa. Hal ini dikarenakan rongga pada
serat berdiameter 0.46-0.55 lebih besar dibandingkan serat berdiameter 0.25-0.35
mm.
Robby Gunawan ,dkk.(2008) Pengujian menghasilkan kuat tekan beton
normal pada umur 28 hari sebesar 227,17 kg/cm2 atau 23,18 MPa. Pada
penambahan serat ijuk 0,25 % pada umur 28 hari kuat tekannya sebesar 238,22
kg/cm2 atau 24,30 MPa (lebih besar 4,9 % dari beton normal). Dengan tambahan
serat ijuk 0,50 % pada 28 hari kuat tekannya sebesar 243,31 kg/cm2 atau 24,82
MPa (lebih besar 7,2 % dari beton normal). Dengan tambahan serat ijuk 1 % pada
umur 28 hari kuat tekannya sebasar 241,61 kg/cm2 atau 24,65 MPa (lebih besar
5
tekan yang maksimal sebesar 243,31 kg/cm2 atau 24,82 MPa, lebih tinggi dari
beton normal yang hanya mencapai 227,17 kg/cm2 atau 23,18 MPa pada umur
beton 28 hari, hasil penelitian ini secara umum dapat disimpulkan bahwa, beton
dengan bahan tambah serat ijuk mempunyai kualitas fisik yang baik sehingga bisa
digunakan sebagai bahan tambahan dalam campuran beton untuk meningkatkan
kuat tekan beton. hasil penelitian bahwa beton menggunakan bahan tambah serat
ijuk dengan varian ijuk 0,25% menghasilkan nilai kuat tekan beton pada umur 28
hari sebesar 238,22 kg/ atau 24,30 MPa lebih besar dari pada beton normal
yang menghasilkan kuat tekan beton sebesar 227,17 kg/ atau 23,18 MPa
(lebih besar 4,9% dari beton normal).
Membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang pernah
dilakukan adalah pada penelitian ini serpihan serat tempurung kelapa yang
digunakan dimensinya lebih kecil lagi, yaitu maksimal 10 mm agar dapat
meminimalisir tereliminasinya massa/volume beton akibat penambahan
tempurung tersebut, selain itu dengan dimensi yang lebih kecil pecahan
tempurung kelapa dapat bekerja lebih sempurna sebagai filler (bahan pengisi).
Variasi campuran yang direncanakan yaitu serat ijuk 4 , 6 , 8 dan 3 , 4 ,
5 tempurung kelapa. Ketelitian dalam pengerjaan dan perawatan akan lebih
ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Sehingga dari uraian diatas judul penelitian ini adalah “Pengaruh Penambahan Serat Ijuk dan Tempurung Kelapa Terhadap Kuat Tekan Beton”.
1.2.Batasan Masalah
Adapun batasam masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Variasi volume tempurung kelapa yang digunakan adalah 3 , 4 , 5
dari komposisi agregat halus yang digunakan.
2. Agregat kasar yang digunakan adalah tempurung kelapa dengan ukuran
maksimal 10 mm.
3. Matriks yang digunakan adalah pasir biasa, tempurung kelapa dan serat
6
Pengujian yang dilakukan adalah massa jenis (densitas), daya serap air,
dan kuat tekan.
1.3.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap Porositas,
Absorsi pada beton ?
2. Bagaimana pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap kuat tekan
beton ?
3. Bagaimana komposisi terbaik dari beton menggunakan tempurung kelapa
dan serat ijuk ?
1.4. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap Porositas,
Absorsi pada beton
2. Mengetahui pengaruh tempurung kelapa dan serat ijuk terhadap kuat tekan
beton.
3. Mengetahui komposisi terbaik dari beton yang menggunakan pasir dengan
agregat kasar tempurung kelapa.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Memberikan kejelasan komposisi terbaik dalam pembuatan beton ringan
dengan menggunakan pasir, serat ijuk sebagai pengisi dan tempurung
kelapa sebagai agregat kasar.
2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat, khususnya sekitar Desa Pasir
Lancat Kecamtan Huristak Kabupaten Padang Lawas tentang manfaat
Tempurung Kelapa dan Serat Ijuk dalam pembuatan beton sehingga dapat
dimanfaatkan secara optimal.
3. Untuk pemberdayaan tempurung kelapa dan serat ijuk secara lebih optimal
untuk pembuatan beton ringan.
4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau informasi
untuk melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut mengenai aplikasi
beton yang menggunakan pasir dan tempurung kelapa dan serat ijuk
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
1. Semakin besar penambahan jumlah Tempurung Kelapa dan Serat Ijuk pada beton
maka porositas dan penyerapan airnya mengalami penurunan yang kecil.
2. Hasil pengujian Porositas pada beton dengan variasi campuran Tempurung Kelapa
5% ditambah Serat Ijuk 8% , mengalami Peningkatan yaitu 9,89%. Dan untuk Hasil
Pengujian Absorsi Mengalami Peningkatan Pada variasi Tempurung Kelapa 4%
ditambah Serat Ijuk 8% yaitu 4,26% , Untuk Pengujian Kuat Tekan Mengalami
Penurunan Pada Campuran 3% Tempurung Kelapa, 4% Serat Ijuk yaitu kuat tekan
172,44 .
5.2. saran
1. Untuk melengkapi penelitian beton ,perlu ditambahkan kajian lebih lanjut meliputi :
pengujian tahan api dan pengujian kuat tarik.
2. Pada pengujian porositas dan penyerapan air sebaiknya ditambahkan sampel beton
normal sebagai pembandingnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Frederica, (2008), Campuran Semen Agar Beton Berkualitas
http://www.scribd.com/doc/78250973/Edisi-145-Rubrik-Campuran-Semen/22 , (diakses tgl 11 Januari 2014)
Akbar, (2013), Penggunaan Tempurung Kelapa Terhadap Kuat Tekan Beton K-100, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian.
Danusaputro, (1978), Seri Hukum dan Lingkungan Hidup, Bina Cipta, Bandung. Daryanto, (1994), Pengetahuan Teknik Bangunan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Dipohusodo, Istimawan. (1994), Strukutr Beton Bertulang, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Fandy, (2013), Pengaruh Pemanfaatan Serat Sabut Kelapa Dengan Perlakuan Alkali Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Beton, Teknik Sipil, Universitas
Kristen Petra.
http://wijoseno.wordpress.com/2008/09/ 22/beton-ringan/, (diakses tgl 12 Januari 2014).
Imam Munandar. (2013),Kekuatan Tarik Serat Ijuk (Arenga Pinnata Merr),Jurnal Fema,Volume 1, No 2.
Iwan Rustendi, (2004), Pengaruh Pemanfaatan Tempurung Kelapa Sebagai Material Serat Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tekan Beton, Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto,Volume 12, No 2. Edisi XXIX.
Maidayani, (2009), Pengaruh Aditif Lateks dan Komposisi Terhadap Karakteristik Beton dengan Menggunakan Limbah Padat (Sludge) Industri Kertas, Tesis, USU: Medan.
Mulyono, T., (2004), Teknologi Beton, ANDI, Yogyakarta.
Murdock, L.J. dan Brook, K.M., 1991, Bahan dan Praktek Beton, Edisi Keempat, Terjemahan oleh Stephanus Hindarko, Erlangga, Jakarta
Pambudi, Warih, (2005), Pengaruh Penambahan Serat Ijuk dan Pengurangan Pasir terhadap Beban Lentur dan Berat Jenis Genteng Beton, Skripsi, Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Nelly Wahyuni, (2010), Pemanfaatan Serat Ijuk Pendek Dalam Pembuatan Beton Ringan Dan Karakteristiknya. Repository.usu.Medan.
Nugraha dan Antoni, (2007), Teknologi Beton, Yogyakarta : Penerbit Andi. Saifuddin, (2013), Pengaruh Penambahan Campuran Serbuk Kayu Terhadap
Kuat Tekan Beton, Fakultas Teknik, Universitas Pasir Pangairan.
Sihombing, F. R, (2010). Sifat-Sifat Teknis Beton Normal Menggunakan Pasir Aek Sibundong dan Batu Pecah Nagasaribu Kabupaten Humbang Hasundutan, Tesis, UGM: Yokyakarta.
Slamet suseno, (1994),Pemanfaatan serat ijuk, jurnal penelitian Pemukiman No 3-4, Bandung.
Suarnita, I Wayan., (2005), Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulang dengan Styrofoam Sebagai Pengganti Perekat, Jurnal SMARTek, Vol.3.No.1:1-11 Suhartana., (2006), Pemanfaatan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Baku arang
Kecamatan Ngaingan Kabupaten Grobogan, Berkala Fisika, Vol.9.No.3:151-156
Supatmi, (2011), Analisis kualitas genteng beton dengan Bahan tambah serat ijuk dan Pengurangan pasir, Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta
Surdia, Tata dan Saito, S., (1987), Pengetahuan Bahan Teknik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Tjokrodimuljo, K., (1996), Teknologi Beton, Penerbit Nafigiri, Yogyakarta
Vlack,V., 1981, Ilmu dan Teknologi Bahan, Edisi kelima, Terjemahan Sriati Djaprie, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Wangsadinata, Wiratman, (1971), Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I.-2, Bandung: Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.