• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM MENJALANKAN POSYANDU Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Keaktifan Kader Dalam Menjalankan Posyandu Balita Di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM MENJALANKAN POSYANDU Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Keaktifan Kader Dalam Menjalankan Posyandu Balita Di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN

KEAKTIFAN KADER DALAM MENJALANKAN POSYANDU

BALITA DI DESA PACALAN WILAYAH KERJA

PUSKESMAS PLAOSAN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:

FARINDA FARMA HANDIKA

J210100036

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

0

SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:

Pembimbing I

Nama

: Agus Sudaryanto, S.Kep., Ns., M.Kes

Pembimbing II

Nama

: Enita Dewi, S.Kep., Ns., MN

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan

ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:

Nama

: Farinda Farma Handika

NIM

: J 210 100 036

Program Studi : Keperawatan S-1

Fakultas

: Ilmu Kesehatan

Judul Skripsi

:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN

KEAKTIFAN

KADER

DALAM

MENJALANKAN

POSYANDU BALITA DI DESA PACALAN WILAYAH

KERJA PUSKESMAS PLAOSAN

Naskah ariktel ilmiah tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.

Surakarta, 10 Februari 2016

Pembimbing I

Pembimbing II

(3)

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Keaktifan Kader dalam Menjalankan Posyandu Balita di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan

1

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM MENJALANKAN POSYANDU BALITA DI DESA PACALAN

WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLAOSAN

Farinda Farma Handika* Agus Sudaryanto**,Enita Dewi**

ABSTRAK

Latar Belakang:Keberhasilan posyandu tidak lepas dari kerja keras kader yang dengan sukarela mengelola posyandu di wilayahnya masing-masing. Kurangnya pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan keterampilan yang memadai bagi kader menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap tugas kader, lemahnya informasi serta kurangnya koordinasi antara petugas dengan kader dalam pelaksanaan kegiatanan posyandu dapat mengakibatkan rendahnya tingkat kehadiran anak Bawah Lima Tahun (balita) ke posyandu.

Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan keaktifan kader dalam menjalakankan posyandu Balita di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan.

Metode:Desain penelitian ini dengan pendekatan silang cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kader posyandu di Desa Pacalan wilayah kerja Puskesmas Plaosan Kabupaten Magetan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Total Sampling, sehingga seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Alat analisis yang digunakan dengan

Nonparametrik Rank Spearma.

Hasil:Hasil penelitian diketahui bahwa: Tingkat pengetahuan kader dalam menjalankan posyandu Balita di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan merata. Keaktifan kader dalam menjalankan posyandu Balita di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan termasuk dalam kateogi tidak aktif. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan keaktifan kader dalam menjalankan posyandu Balita di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan (p= 0,036).

Kesimpulan:Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan keaktifan kader dalam menjalankan posyandu Balita di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan.

(4)

2 ABSTRACT

KNOWLEDGE LEVEL RELATIONS WITH THE IMPLEMENT POSYANDU LIVELINESS CADRE TODDLER IN THE PACALAN

HEALTH WORK AREA PLAOSAN

Background: Posyandu success can not be separated from the hard work of

cadres who volunteered to manage neighborhood health center in each region. Lack of training and coaching to improve skills that are adequate for the cadres led to a lack of understanding of duty cadres, lack of information and lack of coordination between the officers and cadres in Posyandu kegiatanan implementation can result in low levels of the presence of children under five years (toddlers) to Posyandu.

Purpose:This study aimed to analyze the relationship between the level of

knowledge with the liveliness of cadres in Posyandu Implement Pacalan Toddler

Village Puskesmas Plaosan

.

Method:The study design was cross with cross-sectional approach. The

population in this study were all cadre's Village Puskesmas Pacalan Plaosan Magetan. The sampling technique used is total sampling, so that the whole population is applied as a sample. The analytical tool used by the Nonparametrik

Rank Spearman

Result:The survey results revealed that: The knowledge level cadres in

Posyandu toddler running in the village Puskesmas Pacalan Plaosan evenly. Liveliness cadres in Posyandu toddler running in the village Puskesmas Pacalan Plaosan included in kateogi inactive. Level of knowledge related with the liveliness of cadres in Posyandu toddler running in the village Puskesmas Pacalan Plaosan (p = 0.036).

Conclusion: Level of knowledge related with the liveliness of cadres in

Posyandu toddler running in the village Puskesmas Pacalan Plaosan.

Keywords : knowledge, active, cadres,posyandu, toddlers

PENDAHULUAN

Posyandu adalah pelayanan yang diselenggarakan dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat sedangkan pemerintah hanya menfasilitasi. Posyandu telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai suatu strategi untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat.Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan

memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Posyandu yang meliputi program prioritas (KB, KIA, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare) dan terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi dan angka kematian ibu (Depkes RI, 2013).

(5)

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Keaktifan Kader dalam Menjalankan Posyandu Balita di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan

3 menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap tugas kader, lemahnya informasi serta kurangnya koordinasi antara petugas dengan kader dalam pelaksanaan kegiatanan posyandu dapat mengakibatkan rendahnya tingkat kehadiran anak Bawah Lima Tahun (balita) ke posyandu. Hal ini juga akan menyebabkan rendahnya cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita (Harisman dkk, 2012).

Peranan kader sangat penting karena kader bertanggung jawab dalam pelaksanaan program posyandu. Bila kader tidak aktif maka pelaksanaan posyandu juga akan menjadi tidak lancar dan akibatnya status gizi bayi atau balita (Bawah Lima Tahun) tidak dapat dideteksi secara dini dengan jelas. Hal ini secara langsung akan mempengaruhi tingkat keberhasilan program posyandu khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang balita. Pada tahun 2013, lebih kurang 250.000 posyandu di Indonesia hanya 40% yang masih aktif dan diperkirakan hanya 43% anak balita yang terpantau status kesehatannya (Martinah, 2014)

Berdasarkan data profil Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur pada tahun 2014, jumlah posyandu sebanyak 45.603 Posyandu yang tersebar di 38 kab/kota yang terdiri dari Posyandu strata Pratama 4.137 (9,07%), Madya 18.532 (40,64%), Purnama 21.843 (46,14%) dan Mandiri 1.891 (4,15%). Menurut Sofiyati

Sucahyani, Ketua Bidang

Pengembangan dan Permberdayaan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Idealnya, setiap Posyandu memiliki 4 kader. Di propinsi jawa timur sendiri terdapat 226.829 kader Posyandu. Dari jumlah tersebut, 165.226 kader diantaranya kader yang terlatih. Sedangkan kader aktif di Posyandu sebanyak 205.227 (Suarakawan.com Surabaya, 2014).

Kondisi ketidak aktifan kader dalam kegiatan Posyandu juga terjadi di Posyandu Kecamatan Plaosan Magetan. Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Plaosan terdiri dari 44 Posyandu terbagi dalam 8 desa yang meliputi Kelurahan Plaosan, Kelurahan Sarangan, Desa Dadi, Desa Ngancar, Desa Plumpung, Desa Bulugunung, Desa Puntukdoro dan Desa Pacalan. Desa Pacalan merupakan desa dengan tingkat keaktifan kader paling rendah, hasil survey pendahuluan yang dilakukan yang menyatakan bahwa hasil pemantauan tentang kegiatan Posyandu yang masih belum bisa rutin (satu bulan ada dan tiga bulan berikutnya tidak ada), serta jumlah kader aktif masih terbatas yaitu

hanya 16 orang. Dalam

perkembangannya Posyandu di Desa Pacalan mempunyai 6 unit Posyandu, kegiatan Posyandu dilakukan oleh kader Posyandu yang berjumlah 40 orang, yang mana tiap Posyandu memiliki 5-8 kader Posyandu (Daftar Hadir Kader Posyandu Desa Pacalan, 2015).

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan keaktifan kader dalam menjalakankan posyandu Balita di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan.

B. Rumusan Masalah

(6)

4 Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan?”.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini menggunakan

korelasional, yaitu mengkaji hubungan antar variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada. Penelitian korelasional bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel(Notoatmodjo, 2010). Metode pendekatannya adalah

cross sectional. Cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time

approach). Artinya tiap subjek

penelitian hanya di observasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua kader posyandu di Desa Pacalan wilayah kerja Puskesmas Plaosan Kabupaten Magetan. Berhubung jumlah populasi dalam penelitian termasuk dalam sampel kecil (kurang dari 100), maka seluruh populasi dalam penelitian ini diambil sebagai sampel penelitian, sehingga sampel penelitian adalah kader posyandu di Desa Pacalan wilayah kerja Puskesmas Plaosan Kabupaten Magetan.

Tempat penelitian di Desa Pacalan wilayah kerja Puskesmas Plaosan Kabupaten Magetan. Metode pengumpulan data dilakukan melalui Data primer, yaitu data yang diperoleh dari langsung dari kader berupa jawaban kader tentang pertanyaan mengenai manajemen posyandu dan Data Sekunder, yaitu data yang didapat dari buku absensi dari kehadiran kader untuk melihat keaktifan kader.

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010).Instrument penelitian ini adalah:

Penilaian tingkat pengetahuan kader dengan menggunakan skala Guttman. Penilaian kuesioner, jika jawaban benar sesuai dengan kunci jawaban maka nilainya 1, dan jika jawaban salah tidak sesuai dengan kunci jawaban maka nilainya 0 (Sugiyono, 2010). Kategori penilaian dengan skala nominal, kemudian dikategorikan menjadi pengetahuan baik apabila didapatkan persentasi 76-100%, cukup 56-75%, dan kurang <56% (Wawan dan Dewi, 2011).

Penilaian keaktifan kader dengan cara pengukuran melihat dari absensi kader. Kategori penilaian dinilai dengan menggunakan skala Guttman yang berisi 2 alternatif jawaban “aktif-tidak aktif”. Kategori penilaian dengan skala nominal.

Analisis data secara deskriptif terhadap semua variabel yang diteliti (Danim dan Darwis, 2009).Analisa bivariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap 2 variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Danim dan Darwis, 2009). Dua variabel tersebut pengetahuan kader (variabel independent) dan keaktifan kadaer (variabel dependen).

Data diolah dengan menggunakan software dalam computer program

Statistical Product for Service

Solutions

(SPSS) for window 20.0. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis nonparametrik correlation rank spearman dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

(7)

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Keaktifan Kader dalam Menjalankan Posyandu Balita di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan

5 d2 : Selisih setiap pasangan rank

n : Jumlah pasangan rank untuk Spearman (5 < n < 30)

Kriteria pengujian jika nilai rs> rtabel atau < 0,05, maka H0 ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen, sebaliknya jika nilai rs< rtabel atau < 0,05, maka Ha diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

HASIL PENELITIAN Analisis Univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan dan keaktifan kader posyandu di Desa Pacalan wilayah kerja Puskesmas Plaosan Kabupaten Magetan.

1. Pengetahuan

Hasil perhitungan tendensi sentral tingkat pengetahuan Kader Posyandu Balita di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan Kabupaten Magetan menunjukkan bahwa nilai minimum dari skor pengetahuan adalah 10 dan nilai maksimum adalah 22 dengan nilai rata-rata sebesar 16,16. Hal ini menunjukkan rata-rata kader posyandu Balita di Desa Pacalan wilayah kerja Puskesmas Plaosan Kabupaten Magetan mampu menjawab dengan benar 64% dari seluruh pertanyaan.hasil perhitungan tendensi sentral adalah sebagai berikut:

2. Keaktifan Kader

Hasil perhitungan tendensi sentral keaktifan Kader Posyandu Balita di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan Kabupaten Magetanmenunjukkan bahwa nilai minimum dari skor keaktifan kader adalah 2 dan nilai maksimum adalah 10 dengan nilai rata-rata sebesar 5,5. Hal ini

menunjukkan rata-rata kader posyandu Balita di Desa Pacalan wilayah kerja Puskesmas Plaosan Kabupaten Magetan mengikuti kegiatan Posyandu selama 5 kali dalam 10 bulan.Tingginya tingkat ketidakaktifan kader Posyandu di Desa Pacalan ini lebih disebabkan karena rendahnya tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu, sehingga dengan pengetahuan lang rendah ini menjadi kader kurang aktif dalam setiap program Posyandu.

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan keaktifan kader posyandu di Desa Pacalan wilayah kerja Puskesmas Plaosan Kabupaten Magetan. Analisis univariat dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis

Nonparametrik Rank Spearman.

Adapun berdasarkan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3

Hubungan antara Pengetahuan dengan Keaktifan Kader

Hubungan Variabel Rho p

Pengetahuan dengan Keaktifan Kader

0,351 0,036

Berdasarkan hasil uji

Nonparametrik Rank Spearman

diperoleh hasil nilai Rho = 0,351 dengan P = 0,036. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa p < 0,05 maka H0 ditolak, artinya terdapat hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan kader posyandu di Desa Pacalan wilayah kerja Puskesmas Plaosan Kabupaten Magetan.

Kader sebagai tumpuan

(8)

6 keluarga perlu dibekali pengetahuan yang cukup. Salah satu bentuk operasional yang sangat layak untuk dilaksanakan adalah pelatihan dan penyegaran kader Posyandu (Saripawan, 2007). Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Overt Behavior) (Notoatmodjo, 2007). Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Latifah (2010) yang menunjukkan adanya hubungan antara keaktifan kader dengan pengetahuannya

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dengan keaktifan kader dalam menjalankan posyandu Balita di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan kader dalam menjalankan posyandu Balita di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan merata. 2. Keaktifan kader dalam

menjalankan posyandu Balita di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan termasuk dalam kateogi tidak aktif.

3. Terdapat antara tingkat pengetahuan dengan keaktifan kader dalam menjalankan posyandu Balita di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan (p= 0,036).

Saran

1. Bagi Masyarakat

a. Bagi masyarakat diharapkan senantiasa pro aktif memberikan dukungan pada kegiatan posyandu, sehingga dapat meningkatkan keaktifan kader Posyandu.

b. Masyarakat diharapkan berperan aktif dalam meningkatkan peran kader

posyandu yang berasal dari keluarga, sehingga dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan kesehatan.

2. Bagi Disiplin Ilmu keperawatan a. Disiplin ilmu keperawatan

hendaknya dapat menjadikan kejadian posyandu sebagai hal yang perlu ditindaklanjuti dengan semakin meningkatkan informasi pada masyarakat tentang pentingnya ponsyandu untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

b. Bagi mahasiswa dan para akademisi keperawatan diharapkan melakukan

penyuluhan untuk

meningkatkan keaktifan kader posyandu.

3. Peneliti selanjutnya

Terhadap penelitian sejenis selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih mendalam lagi kaitannya dengan keaktifan kader posyandu seperti dukungan masayrakat dan pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Danim, S., & Darwis. 2009. Metode

Penelitian Kebidanan. Jakarta:

EGC

Depkes RI. 2013. Kader posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta.

Harisman dan Nuryani, Dina Dwi. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktivan Kader Posyandu di Desa Mulang Maya

Kecamatan Kotabumi Selatan

(9)

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Keaktifan Kader dalam Menjalankan Posyandu Balita di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan

7 Latifah. 2008. Gizi dan Tumbuh

kembang anak.

http://www

.tumbuh-kembang-anak.blogspot.com. Diakses 16 Desember 2015.

Martinah. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Kader Dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu di Kelurahan.

Jurnal Pangan, Gizi dan

Kesehatan. Tahun 1, Vol 1, No 1 April 2014.

Notoatmojo, Soekidjo, 2007. Promosi

Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Saripawan, W & Hasan Basri, M. 2007. Implementasi Posyandu dan Supervisi oleh Puskesmas di Pontianak. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 10 No

2, Yogyakarta : Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta.

Suarakawan. 2014. Profil Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur

pada tahun 2014.

www.suarakawan.com [online: 12 September 2015].

Wawan, A dan Dewi, M. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan,

Sikap, dan Perilaku Manusia.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Farinda Farma Handika*:

Mahasiswa S1Ilmu Keperawatan FIK UMS

Agus Sudaryanto**: Dosen FIK UMS

Referensi

Dokumen terkait

Maksud dari penelitian ini adalah melakukan pengukuran nilai tahanan jenis batuan, melakukan uji pemompaan bertingkat ( step drawdown test ), uji pemompaan menerus debit tetap (

Perbuatan yang diterangkan dalam Pasal 362 dan Pasal 363 butir 4, begitu pun perbuatan yang diterangkan dalam Pasal 363 butir 5, apabila tidak dilakukan dalam sebuah

Penjelasan secara rinci mengenai analisis materi pembelajaran dan bekal ajar yang mengulas tentang mengidentifikasi bekal ajar pengetahuan, keterampilan, dan sikap

RINCIAN KUNCI JAWABAN JUMLAH SOAL JUMLAH OPTION BENAR SKOR SALAH SKOR SKALA NILAI.. DBBAABCDCCBCAABABBCBCCDDCBCCCBDABDCCBBBB 40 4 2.5

(5) Jumlah jurnal internasional bereputasi yang dilanggan; (6) Jumlah jurnal ilmiah di lingkungan UMyang terakreditasi; (7) Jumlah penelitian kerjasama dengan pemerintah daerah;

Pada zaman ini jembatan besi dibangun dengan menggunakan prinsip-prinsip bentuk lengkung, terutama untuk jembatan jalan raya. Untuk jembatan jalan rel menggunakan

Potensi energi yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik Provinsi Riau khususnya Kota pekanbaru diantaranya yaitu potensi energi air, potensi

Skripsi ini bertujuan untuk membuat game kususnya pada handphone yang berplatform java dimana sekarang masyarakat kita umumnya lebih menyukai segala sesuatu yang bersifat