• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 200203 Padangsidimpuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 200203 Padangsidimpuan"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR

SISWA SDN 200203 PADANGSIDIMPUAN

SKRIPSI

Oleh :

RAHMI YUNIANTI SIAGIAN

111101014

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

i

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR

SISWA SDN 200203 PADANGSIDIMPUAN

SKRIPSI

Oleh :

RAHMI YUNIANTI SIAGIAN

111101014

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)
(5)
(6)

v

Judul : Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 200203 Padangsidimpuan

Nama Mahasiswa : Rahmi Yunianti Siagian

NIM : 111101014

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2011

Abstrak

Kurang gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan daya tahan, meningkatkan kesakitan dan kematian. Pada anak usia sekolah kekurangan gizi akan mengakibatkan anak menjadi lemah, cepat lelah dan sakit - sakitan sehingga anak sering kali absen serta mengalami kesulitan mengikuti dan memahami pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa SD Negeri 200203 Padangsidimpuan. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pengambilan sampel total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 144 orang. Hasil penelitian menunjukkan status gizi siswa mayoritas dalam sangat kururs (35,4%). Mayoritas prestasi belajar adalah kurang(34,0%). Dari uji koefisien korelasi spearman rank didapatkan nilai p sebesar 0,203 (p>0,05) yang menunjukkan tidak ada hubungan yg signifikan antara status gizi dengan prestasi belajar. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara status gizi dan prestasi belajar siswa di SD Negeri 200203 Padangsisimpuan.

(7)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmatnya yang senantiasa diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Hubungan Motivasi Belajar ”

sebagai tugas akhir yang harus dipenuhi untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar kesarjanaan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera utara.

Pada saat penyelesaian skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta dorongan kepada penulis.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada yang terhormat :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ikhsanuddin A Harahap S.Kp, MNS selaku Dosen Pembimbing Akademik saya di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep sebagai dosen pembimbing

skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, bimbingan, ilmu, serta memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi skripsi ini dan juga

(8)

vii

5. Nunung Febriani Sitepu S.Kep, Ns, MNS selaku penguji I dan DR. Siti Saidah Nasution,S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat.,selaku penguji II yang dengan teliti memberikan masukan yang berharga dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh staff pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan proposal

7. Kepada Kepala Sekolah SD Negeri 200203yang telah mengizinkan saya

untuk meneliti di Sekolah tersebut dan juga kepada guru-guru dan staff pengajar yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

8. Seluruh responden yang telah bersedia berpartisipasi selama proses penelitian berlangsung.

9. Teristimewa kepada orang tuaku tercinta Alm. Erwin Pangidoan Siagian dan

Mahrumi Siregar S.PdI yang tetap setia memberikan doa dan dukungannya dalam memberi materi, semangat, dan perhatiannya kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini. Terimakasih juga kepada kakakku Syahwina Mahreni Siagian S.Pd dan adikku Pandi Wira Jaya Siagian yang sudah mendoakan dan memberikan semangat serta motivasi yang baik.

10. Kepada seluruh keluarga besar saya yang juga turut mendoakan dan memberi motivasi uwak, tulang, nantulang, sepupu dan keponakan saya.

11. Teman-teman mahasiswa S1 stambuk 2011 KBK yang sama-sama berjuang dan memberikan semangat serta masukan dalam penyelesaian skripsi ini khususnya kepada Anggi, Emma, Rispa, Rafika, Via, Silvia dan Warnila yang

(9)

12. Kepada Sahabat-sahabat saya yang turut mendoakan saya dalam penyusunan skripsi ini , Fandi, Fachri, Feby, Husnul, Zuraida, Nurhamidah, Kurnia, Desi,

Pandi, Diyah, Atika, Wilda, Nirwan, Ramadan, Paisal, Diah Nst dan lain-lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

13. Teman satu bimbingan (Sopiyan Hadi Sirait, Inggih Maretno, Elisabeth N A Lumbantoruan) yang senantiasa saling membantu dan saling mendukung dalam penyusunan skripsi.

14. Semua pihak yang dalam kesempatan ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah banyak membantu peneliti baik dalam

menyelesaikan skripsi maupun dalam menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Keperawatan USU.

15. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan karuniaNya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat nantinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya profesi keperawatan.

Medan, Juli 2015

(10)

ix

1.2. Faktor yang mempengaruhi status gizi ... 7

1.3. Konsep gizi pada anak sekolah ... 7

1.4 Penilaian status gizi ... 10

2. Prestasi Belajar ... 12

2.1.Pengertian prestasi belajar... 12

2.2.Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ... 13

2.3.Penilaian prestasi belajar ... 16

BAB 3 Kerangka Penelitian ... 19

1. Kerangka konseptual ... 19

2. Defenisi operasional ... 19

3. Hipotesa penelitian ... 20

BAB 4 Metode Penelitian ... 21

1. Desain penelitian ... 21

2. Populasi dan sampel penelitian ... 21

2.1.Populasi penelitian ... 21

2.2.Sampel penelitian ... 21

3. Lokasi dan waktu penelitian... 21

4. Pertimbangan etik... 22

1.1.Distribusi Karakteristik Data Demografi Responden ... 25

(11)

1.3.Deskripsi Prestasi Belajar ... 26

1.4.Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 200203 Padangsidimpuan ... 26

2. Pembahasan ... 28

2.1.Status Gizi ... 28

2.2.Prestasi Belajar ... 29

2.3.Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa di SD Negeri 200203 Padangsidimpuan ... 30

BAB 6 Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan ... 32

2. Saran ... 32

Daftar Pustaka ... 34

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3. Instrumen penelitian

Lampiran 4. Surat Etik

Lampiran 5. Pengambilan Data

Lampiran 6. Surat Izin Melakukan Pengambilan Data Penelitian Lampiran 7. Surat Balasan Telah Selesai Melakukan Penelitian Lampiran 8. Hasil Penelitian Dengan Komputerisasi

Lampiran 9. Lembar Bukti Bimbingan Lampiran 10. Taksasi Dana

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 20 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Krakteristik

Responden Siswa SD Negeri 200203 Padangsidimpuan ... 26 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi berdasarkan Status Gizi Siswa SD Negeri

200203 Padangsidimpuan ... 26 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan Prestasi Belajar Siswa SD

Negeri 200203 Padangsidimpuan ... 27 Tabel 5.4 Analisa Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa SD

(13)

DAFTAR SKEMA

(14)
(15)

Judul : Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 200203 Padangsidimpuan

Nama Mahasiswa : Rahmi Yunianti Siagian

NIM : 111101014

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2011

Abstrak

Kurang gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan daya tahan, meningkatkan kesakitan dan kematian. Pada anak usia sekolah kekurangan gizi akan mengakibatkan anak menjadi lemah, cepat lelah dan sakit - sakitan sehingga anak sering kali absen serta mengalami kesulitan mengikuti dan memahami pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa SD Negeri 200203 Padangsidimpuan. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pengambilan sampel total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 144 orang. Hasil penelitian menunjukkan status gizi siswa mayoritas dalam sangat kururs (35,4%). Mayoritas prestasi belajar adalah kurang(34,0%). Dari uji koefisien korelasi spearman rank didapatkan nilai p sebesar 0,203 (p>0,05) yang menunjukkan tidak ada hubungan yg signifikan antara status gizi dengan prestasi belajar. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara status gizi dan prestasi belajar siswa di SD Negeri 200203 Padangsisimpuan.

(16)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan syarat mutlak

menuju pembangunan di segala bidang. Status gizi merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas SDM terutama yang terkait

dengan kecerdasan, produktivitas, dan kreativitas.

Istilah gizi hanya merujuk pada kesehatan tubuh yang meliputi penyediaan energi, pemeliharaan jaringan tubuh, dan mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Namun, saat ini gizi mempunyai pengertian yang

sangat luas. Selain berhubungan dengan kesehatan, gizi juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berpengaruh dalam

perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktivitas kerja. Oleh karena itu, gizi menjadi faktor penting bagi pembentukan sumber daya

manusia yg berkualitas.

Pada saat ini Indonesia mengalami masalah gizi ganda, yaitu gizi lebih atau gizi kurang. Biasanya masalah gizi lebih disebabkan oleh

kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, gizi seimbang dan kesehatan.

(17)

lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi,

menu seimbang dan kesehatan.

Secara nasional, penduduk Indonesia yang mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal yaitu kurang dari 70% dari angka kecukupan

gizi, bagi orang Indonesia adalah sebanyak 40,7%. Kontribusi konsumsi karbohidrat terhadap konsumsi energi adalah 61%, sedikit diatas angka yang dianjurkan PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang) yaitu 50-60%.

Kontribusi protein terhadap konsumsi energi hanya 13,3% di bawah dari yang dianjurkan PUGS yaitu 15%, dan kontribusi konsumsi lemak

terhadap energi sebesar 25,6% melebihi yang dianjurkan PUGS yaitu 25%. Asupan protein pada anak usia 7-12 tahun secara nasional rata-rata 113,2 dan di Sulawesi utara rata-rata 126,4. Di Indonesia asupan rata-rata

protein sebesar 105,8, sedangkan di Sulawesi Utara rata-rata asupan protein 115,8. Terdapat perbedaan asupan protein antara Sulawesi Utara

dengan angka nasional, dimana Sulawesi Utara 20,6 di bawah angka rata-rata asupan protein nasional. (Depkes RI, 2010).

Dari data yang diambil oleh Departemen Sosial tahun 2002 Di

Jogjakarta terdapat 3,6% anak sekolah yang menderita gizi buruk dan 24% menderita gizi kurang. Hal ini bisa menyebabkan terhambatnya

prestasi belajar mereka di sekolah (Depsos.2002).

(18)

3

menunjukkan semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan hidangan dan perbandingan yang satu terhadap yang lain. Kalau susunan

hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas maupun kuantitas, maka tubuh akan mendapatkan kondisi kesehatan gizi yang

sebaik – baiknya. (Christien, 2007).

Kurang gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan daya tahan, meningkatkan

kesakitan dan kematian (Achmad. 2000). Dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2000) disebutkan bahwa pada anak usia sekolah

kekurangan gizi akan mengakibatkan anak menjadi lemah, cepat lelah dan sakit - sakitan sehingga anak sering kali absen serta mengalami kesulitan mengikuti dan memahami pelajaran.

Salah satu cara menilai kualitas seorang anak adalah dengan melihat prestasi belajarnya di sekolah. Prestasi yang dicapai menunjukkan

hasil dari proses belajar (Christien, 2007). Prestasi belajar anak didik dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh mana mereka dapat menguasai pelajaran yang sudah diajarkan atau dipelajari. Hasil prestasi

belajar ini biasanya bersifat dokumentatif yang dinyatakan dengan nilai rapor.

Penelitian Huwae ( 2005 ) menyatakan dari 43 sampel anak sekolah yang diteliti di Kabupaten Nabire terdapat 36 % menderita gizi kurang dan 1,3 % mengalami gizi buruk. Penelitian ini menyatakan

(19)

siswa sekolah dasar yaitu semakin tinggi status gizi siswa maka akan semakin tinggi pula prestasi belajar mereka.

Keadaan gizi juga akan mempengaruhi kemampuan anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah dan akan mempengaruhi prestasi belajar.

Penelitian kaitan indeks prestasi dengan status gizi anak : studi kasus anak di Kabupaten Nabire oleh Wilma (2006) menemukan bahwa semakin rendah status gizi siswa semakin rendah pula nilai prestasi mereka.

Untuk Kota Padangsidimpuan prevalensi gizi kurang ditambah gizi buruk sebesar 12,7% dengan perincian prevalensi gizi kurang sebesar

9,5% dan gizi buruk sebesar 3,2% (Profil Sumut, 2008). Untuk prestasi belajar didapatkan hasil yang sangat rendah dan kurang memuaskan.

Prevalensi gizi kurang di kota Padangsidimpuan lebih rendah jika

dibandingkan dengan prevalensi gizi kurang di Propinsi Sumatera Utara. Hal ini mungkin dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti asupan

makanan, penyakit infeksi, persedian makanan keluarga, pelayanan kesehatan dan sosial ekonomi. Dalam hal ini keluarga juga mempunyai tanggung jawab dalam penyediaan biaya kesehatan dan peningkatan status

sosial ekonomi keluarga.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

(20)

5

2. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar anak SDN

200203 Padangsdimpuan.

1. Untuk mengetahui status gizi anak SDN 200203 Padangsidimpuan

2. Untuk mengetahui prestasi belajar anak SDN 200203 Padangsidimpuan 3. Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan prestasi belajar anak

SDN 200203 Padangsidimpuan

4. Manfaat Penelitian

4.1.Bagi Layanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada siswa dengan masalah kesehatan gizi.

4.2.Bagi Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam

memberikan asuhan keperawtan terhadap siswa dengan masalah gizi di sekolah dasar.

(21)

Sebagai informasi tambahan bagi peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian gizi anak sekolah dasar.

4.4.Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pola asuhan orang tua dan

(22)

7

mengandung unsur-unsur zat gizi yaitu karbohidrat, vitamin, mineral, lemak, protein dan air yang dipergunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan dan organ-organ tubuh

manusia. (Mitayani dan Wiwi Sartika, 2010). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.

Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. (Almatsier, 2010).

Gizi kurang merupakan suatu keadaan yang terjadi akibat tidak

terpenuhinya asupan makanan. Gizi kurang dapat terjadi karena seseorang mengalami kekurangan salah satu zat gizi atau lebih di dalam tubuh

(Almatsier, 2009). Akibat yang terjadi apabila kekurangan gizi antara lain menurunnya kekebalan tubuh (mudah terkena penyakit infeksi), terjadinya gangguan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, kekurangan

energi yang dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja, dan sulitnya seseorang dalam menerima pendidikan dan pengetahuan mengenai gizi.

(23)

Menurut model web sebab akibat (the web of causation), suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri, melainkan

merupakan serangkaian proses sebab dan akibat. Dengan demikian timbulnya penyakit dapat dicegah atau di atasi dengan memotong mata

rantai pada berbagai titik. Berdasarkan metode ini dalam usaha memerangi masalah gizi harus dilakukan intervensi berdasarkan penyebab utama dari masalah gizi (root causes of malnutrition) contohnya di Negara

berkembang umumnya Filipina dan Indonesia masalah gizi disebabkan oleh faktor sosial ekonomi yang rendah, disamping faktor lain. Dalam

model ini digambarkan beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya masalah gizi serta kaitan suatu faktor dengan faktor lain (Supariasa, dkk, 2001).

1.3. Konsep Gizi Pada Anak Sekolah

Usia anak sekolah periode yang sangat menentukan kualitas

seorang manusia dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia anak. Menurut UU No. 20 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dan WHO yang dikatakan masuk usia anak adalah

sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah. American Academic of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain tentang batasan

usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun.

Pada usia sekolah ini, anak banyak mengikuti aktivitas fisik maupun mental, seperti bermain, belajar, berolahraga. Zat gizi akan

(24)

9

pertahanan tubuhnya baik dan tidak mudah terserang penyakit. Umumnya orang tua kurang memperhatikan kegiatan makan anaknya lagi. Mereka

beranggapan bahwa anak seusia ini sudah tahu kapan ia harus makan. Disamping itu, anak mulai banyak melakukan kegiatan di luar rumah,

sehingga agak sulit mengawasi jenis makanan apa saja yang mereka makan.

Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi

di bandingankan balita. Diperlukan tambahan energi, protein, kalsium, fluor, zat besi, sebab pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian

bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, anak seusia ini membutuhkan 5 kali waktu makan, yaitu pagi (sarapan), makan siang, makan malam, dan 2 kali makan selingan. Perlu ditekankan pentingnya

sarapan supaya dapat berpikir dengan baik dan menghindari hipoglikemia. Bila jajan harus diperhatikan kebersihan makanan supaya tidak tertular

penyakit tifoid, disentri, dan lain-lain.

Tumbuh kembang anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan

kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam masa tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau asupan makanan pada anak tidak

selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna. Sering timbul masalah terutama dalam pemberian makanan yang tidak benar dan menyimpang. Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada organ-organ dan sistem

(25)

Kebutuhan kalori anak sekolah dasar adalah sekitar 1500-2000 kkal setiap hari, tergantung kelompok usia. Untuk memenuhi kebutuhan

energi tersebut dapat diperoleh dari makanan yang disediakan di rumah dan dari makanan jajanan. Anak sekolah memerlukan makanan yang

kurang lebih sama dengan yang dianjurkan untuk anak pra-sekolah terkecuali porsinya harus lebih besar, oleh sebab kebutuhannya lebih banyak mengingat bertambahnya berat badan dan aktivitasnya (Pudjiadi,

2000).

Adanya aktivitas yang tinggi mulai dari sekolah, kursus,

mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dan mempersiapkan pekerjaan untuk esok harinya, membuat stamina anak cepat menurun kalau tidak ditunjang dengan asupan pangan dan gizi yang cukup dan berkualitas. Agar stamina

anak usia sekolah tetap fit selama mengikuti kegiatan di sekolah maupun kegiatan ekstra kurikuler, maka saran utama dari segi gizi adalah jangan

meninggalkan sarapan pagi (Khomsan, 2003). Jika anak meninggalkan sarapan pagi maka kemungkinan akan terjadi ketidak-seimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar atau konsumsi makanan

tidak seimbang dengan kalori yang diperlukan (Notoatmodjo, 2003). Dan selama berada di sekolah, penting untuk mengkonsumsi makanan

(26)

11

1.4. Penilaian Status Gizi

Pada dasarnya penilaian status gizi dapat dibagi menjadi dua, yaitu

secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran langsung terdiri dari Antropometri, biokimia, klinis, dan biofisik. Sedangkan pengukuran tidak

langsung terdiri dari survey konsumsi, statistic vital, faktor ekologi.

Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri.

Berikut diterangkan beberapa indeks antropometri tersebut : 1. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan adalah salah satu paramaeter yang memberikan

gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi,

menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan

keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Mengingat karakterisktik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih

menggambarkan status gizi seseorang saaat ini (current nutritional status). 2. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti

(27)

dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu relatif lama. Berdasarkan karakteristik

tersebut di atas, maka indeks TB/U menggambarkan status gizi masa lalu. 3. Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U)

IMT merupakan rumus matematis yang berkaitan dengan lemak tubuh seseorang. IMT pada anak dan remaja berbeda dengan orang dewasa. Leatk cut-off point yang digunakan berbeda antara anak remaja

dan orang dewasa. Pada anak dan remaja status gizi diperoleh dari perbandingaan IMT dan umur. Indikator IMT/U merupakan indicator yang

paling baik untuk mengukur keadaan status gizi yang menggambarkan keadaan status gizi masa lalu dan masa kini karena berat badan memiliki hubungan linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal,

perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indeks ini tidak menimbulkan kesan

underestimate pada anak yang overweight dan obese serta kesan berlebihan pada anak gizi kurang (WHO, 2007).

IMT = BERAT BADAN Kg

(28)

13

2. Prestasi Belajar

2.1Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran, lazimnya

ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru (Christien, 2007)

Prestasi belajar siswa meliputi prestasi kognitif ( kemampuan berpikir dan analisis, prestasi afektif ( sikap ) dan prestasi psikomotor (

tingkah laku). Namun dari tiga aspek tersebut aspek kognitiflah yang menjadi tujuan utama dalam suatu sistem pendidikan tanpa

mengesampingkan aspek yang lain (Syah, 2001).

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan

prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik

setelah menempuh proses pembelajaran tentang materi tertentu, yakni tingkat penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu dan diwujudkan dalam bentuk nilai

atau skor.

2.2 Faktor Yang mempengaruhi

Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan

(29)

individu itu sendiri terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis sebagai contoh : faktor kesehatan jasmani dan rohani, kecerdasan (

intelegensia ), daya ingat, kemauan, bakat. a. Faktor internal :

1) Faktor biologis

a) Kandungan sampai lahir sesudah lahir sudah tentu merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan seseorang.

b) Kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Namun demikian

didalam menjaga kesehatan fisik ada beberapa hal yang sangat diperlukan diantaranya makan dan minum harus teratur serta memenuhi persyaratan kesehatan, olahraga dan istirahat yang

cukup. 2) Faktor psikologis

a) Intelegensi

Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang mempunyai

intelegensi jauh dibawah normal akan sulit diharapkan untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam proses belajar. Sangat perlu dipahami bahwa

intelegensi itu bukan merupakan satu-satunya faktor penentu keberhasilan seseorang. Intelegensi itu hanya merupakan salah satu faktor dari sekian banyak faktor. Sebaliknya, seseorang yang intelegensinya tidak seberapa

(30)

15

proses belajarnya ditunjang dengan berbagai faktor lain yang memungkinkan untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal.

b) Kemauan

Kemauan dapat dikatakan sebagai faktor utama penentu

keberhasilan belajar seseorang. Lebih dari itu, dapat dikatakan kemauan merupakan motor penggerak utama yang menentukan keberhasilan seseorang dalam setiap segi kehidupannya. Bagiamanapun baiknya proses

belajar yang dilakukan seseorang hasilnya akan kurang memuaskan jika orang orang tersebut tidak mempunyai kemauan yang keras.

c) Bakat

Bakat memang merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan belajar seseorang dalam suatu bidang tertentu. Kegagalan

dalam belajar yang sering terjadi sehubungan dengan bakat justru disebabkan seseorang terlalu cepat merasa dirinya tidak berbakat dalam

suatu bidang. d) Daya ingat

Daya ingat sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang.

Daya ingat dapat didefinisikan sebagai daya jiwa untuk memasukan, menyimpan dan mengeluarkan kembali suatu kesan. Sesuai dengan

(31)

b. Faktor eksternal

Adalah merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu

sendiri. Faktor meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat dan faktor waktu.

1) Faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan

seseorang. Kondisi lingkungan keluarga sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang diantaranya ialah adanya hubungan yang harmonis

diantara sesama anggota keluarga, tersedianya tempat dan peralatan belajar yang cukup memadai, keadaan ekonomi keluarga yang cukup suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian yang besar dari

orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya.

2) Faktor lingkungan sekolah

Hal mutlak yang harus ada di sekolah untuk menunjang keberhasilan belajar adalah tata tertib dan disiplin yang ditegakkan secara

konsekuen dan konsisten. Kondisi lingkungan sekolah yang juga mempengaruhi kondisi belajar antara lain adanya guru yang baik dalam

(32)

17

adanya teman yang baik, adanya keharmonisan hubungan diantara semua personil sekolah.

3) Faktor lingkungan masyarakat

Didalam masyarakat ada lingkungan atau tempat tertentu yang

dapat menunjang keberhasilan belajar, ada pula lingkungan atau tempat tertentu yang menghambat keberhasilan belajar. Lingkungan atau tempat tertentu yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah

lembaga-lembaga pendidikan non formal yang melaksanakan kursus-kursus tertentu seperti kursus-kursus bahasa inggris dll. Lingkungan atau tempat

tertentu yang dapat menghambat keberhasilan belajar antara lain adalah tempat hiburan tertentu yang banyak dikunjungi yang mengutamakan kesenangan atau hura-hura seperti diskotik, bioskop dll.

4) Faktor waktu

Adanya keseimbangan antara kegiatan belajar dan kegiatan yang

bersifat hiburan atau rekreasi. Tujuannya agar selain dapat meraih prestasi belajar yang maksimal, siswa tidak dihinggapi kejenuhan dan kelelahan pikiran yang berlebihan serta merugikan.

2.3. Penilaian Prestasi Belajar

Menurut Syah (2010) evaluasi berarti pengungkapan dan

pengukuran hasil belajar yang pada dasarnya merupakan proses penyusunan deskripsi siswa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa

(33)

ruang lingkupnya. Evaluasi prestasi belajar atau hasil belajar dapat dilakukan dengan beragam cara, mulai yang paling sederhaan sampai yang

paling kompleks. Berikut beberapa cara evaluasi prestasi belajar menurut Syah (2010) :

1) Pre-test dan Post-test

Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap penyajian materi batu. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi pengetahuan siswa

mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan post-test adalah kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada

setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan.

2) Evaluasi Prasyarat

Evaluasi ini sangat mirip dengan pre-test. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari

materi baru yang akan diajarkan. 3) Evaluasi Diagnostik

Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan

pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.

4) Evaluasi Formatif

Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul.

(34)

19

evaluasi diagnostik, yakni untuk mengetahui kesulitan belajar siswa. Hasil diagnosis kesulitan belajar tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan

rekayasa pengajaran remedial (perbaikan). 5) Evaluasi Sumatif

Ragam penilaian sumatif kurang lebih sama dengan ulangan umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini lazim

digunkan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.

Datanya didapat dari hasil penilaian yang dilakukan oleh guru di

sekolah berupa nilai raport yaitu nilai rata-rata untuk semua mata pelajaran pada semester ganjil terakhir (Syah, 2010), kemudian diurutkan sesuai ranking atau peringkat dikelas:

- Baik : Peringkat 1 - peringkat 13 - Cukup : Peringkat 14 - peringkat 27

- Kurang : Peringkat 28 - peringkat 41

6) Ujian Akhir Nasional (UAN)/UN (Ujian Nasional)

UAN atau UN pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti

(35)

Prestasi Belajar

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka konseptual

Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan

eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis, status

gizi yang dipengaruhi juga oleh asupan energi dan protein. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, sarana keluarga, dan guru. (Christien, 2007)

Keterangan :

Variabel Independen : Status Gizi Variabel Dependen : Prestasi Belajar

(36)

22

2. Defenisi Operasional

Defenisi operasional dari variabel penelitian ini adalah :

Variabel Defenisi dengan ketelitian 0,5 kg dan tinggi badan dengan mikrotoice dengan ketelitian 0,1 cm.

Kuesioner Ordinal Sangat Kurus< 17,0 selama satu semester terakhir yang sudah disimpulkan dalam bentuk rata-rata nilai

akhir yang

Hipotesa penelitian adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010). Hipotesa yang akan dibuktikan dalam

(37)

1. Ho : Tidak adanya hubungan status gizi dengan prestasi belajar anak SDN 200203 Padangsidimpuan

(38)

23

BAB 4

METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif korelatif

dengan menggunakan desain cross sectional.

2. Populasi dan Sampel

2.1.Populasi Penelitian

Sugiyono (2004 dalam Hidayat, 2007) populasi adalah wilayah generalisasi yang tersedia atas: objek/subyek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi peneltian ini

adalah siswa SDN 200203 Padangsidimpuan kelas 4,5,6. Subjek penelitian adalah murid kelas 4 dengan jumlah siswa 54 orang, kelas 5

dengan jumlah siswa 39 orang, kelas 6 dengan jumlah siswa 49 orang. Jadi, total dari keseluruhan populasi adalah 144 Orang.

2.2. Sampel Penelitian

Penentuan sampel dilakukan dengan cara total sampling yaitu berjumlah 144 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan tehnik total sampling.

3. Lokasi dan waktu penelitian

3.1. Lokasi Penelitian

(39)

dengan pertimbangan memilih lokasi berdasarkan hasil survey pendahuluan adalah :

1. Secara visual sebagian murid memiliki postur tubuh kurus dan kecil.

2. Belum pernah dilakukan penelitian tentang hubngan status gizi dengan prestasi belajar.

3.2.Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah pada bulan Mei 2015.

4. Pertimbangan Etik

Pada penentuan status gizi dijelaskan maksud tujuan pada murid dan tenaga pendidik bahwa semua informasi dan data hanya dipakai untuk penelitian ilmiah dan identitas peserta sangat dirahasiakan untuk umum.

5. Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang dipakai adalah :

a. Timbangan injak dengan ketelitian 0,1 kg untuk mengukur berat badan anak SD N 200203 Padangsidimpuan.

b. Mikrotoice dengan ketelitian 0.1 cm untuk mengukur tinggi badan

anak SD N 200203 Padangsidimpuan.

c. Kuisioner sebagai identitas anak SD N 200203 Padangsidimpuan. .

6. Metode Pengumpulan Data

a. Data primer

Data primer berupa karakteristik responden dikumpulkan

(40)

25

mengetahui jenis kelamin, umur, pekerjaan orang tua. Data status gizi dikumpulkan dengan menimbang berat badan menggunakan

timbangan injak (bathroom scale) dan mengukur tinggi badan menggunakan microtoice.

b. Data Sekunder

Data sekunder dikumpulkan dengan cara mengambil dan mencatat data dari SD Negeri 200203 Padangsidimpuan yang

meliputi jumlah siswa, gambaran umum sekolah, data prestasi belajar yang dilihat dari nilai raport siswa kelas 4, 5, 6.

7. Analisa data

Analisa data dilakukan setelah semua data dalam kuesioner dikumpulkan melalui beberapa tahap dimulai dengan editing untuk

memeriksa kelengkapan data, kemudian data yang sesuai diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan

analisa data. Kemudian memasukkan (entry) data ke komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 16.0. Analisis data yang akan peneliti lakukan adalah analisa univariat

dan bivariat, yaitu sebagai berikut: 7.1.Analisis Univariat

(41)

Tabel frekuensi pada analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti.

7.2.Analisis Bivariat

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan

variabel dependen dengan variabel. Untuk membuktikan bahwa kedua variabel memiliki hubungan, maka dilakukan uji Spearman. Hasil dari uji Spearman dapat mengetahui ada/tidaknya hubungan

(42)

28

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 200203 Padangsidimpuan.

Sekolah ini merupakan sekolah negeri yang berlokasi di jalan Liong See, Padangsidimpuan. Sekolah ini memiliki enam kelas. Setiap kelas memiliki

kurang lebih 25 hingga 60 orang siswa.

5.1.2. Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 144 orang

siswa siswi SD Negeri 200203 Padangsidimpuan dimana terdiri dari kelas empat, lima, dan enam yang dipilih secara total sampling. Sebanayak 75

orang adalah laki-laki dan 69 adalah perempuan.

Hasil penelitian karakteristik responden diperoleh data yaitu : mayoritas siswa berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 75 orang yaitu

52,1%.Siswa dengan usia terbanyak adalah 10 dan 11 tahun yaitu 45 orang yaitu 31,2%. Pekerjaan orang tua terbanyak adalah wiraswasta 122 orang

(43)

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan karakteristik responden Siswa SD Negeri 200203 Padangsidimpuan

Karakteristik Frekuensi Persentase %

Jenis Kelamin 52,1

Berdasarkan hasil analisa data siswa dengan status gizi terbanyak adalah sangat kurus dengan jumlah 52 orang yaitu 35,4%.

(44)

30

5.1.4. Prestasi Belajar

Berdasarkan analisa data prestasi belajar siswa terbanyak adalah cukup dengan jumlah 61 orang yaitu 42,4%.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 200203 Padangsidimpuan

5.1.5. Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar

Analisa data hubungan status gizi dengan prestasi belajar siswa di SD

Negeri 200203 Padangsidimpuan menunjukkan tidak ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar. Hasil yang didapat dari perhitungan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Spearman didapatkan nilai

signifikan p = 0,203. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar dimana p>0,05.

(45)

5.2. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara status gizi dengan prestasi belajar siswa di SD Negeri 200203 Padangsidimpuan. Penelitian ini dilakukan pada Juni 2015.

5.2.1.Status Gizi

Berdasarkan penelitian sebagian besar siswa memiliki status gizi yang sangat kurus. Hal ini dapat dilihat dari hasil frekuensi status gizi

siswa yang berjumlah 52 orang yaitu 35,4%. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor pekerjaan orang tua siswa. Masalah gizi pada sekolah ini

harusnya menjadi perhatian yang utama bagi orang tua dan pihak sekolah. Dalam penelitian Sunthara (2013) di SD Advent 2, Medan status gizi siswa terbanyak adalah normal yaitu 67,9%. Masalah gizi merupakan

masalah serius yang harus segera ditangani agar tidak timbul dampak lain yang diakibatkan dari masalah gizi. Menurut John E. Hall, 2010, terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang termasuk gentik, aktivitas individu tersebut, faktor lingkungan,faktor psikologikal, neuron abnormal dll.

Menurut Suharjo (2003), status gizi adalah keadaan kesehatan individu atau kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan

(46)

32

Menurut Anwar (2008) Pada keadaan kekurangan gizi dapat menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti

dengan ukuran otak yang juga kecil. Jumlah sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan dan ketidaksempurnaan organisasi biokimia

dalam otak. Kedaan ini berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak.

5.2.2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah keberhasilan siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah yang diberikan guru dalam bentuk

nilai rata – rata rapor dan diurutkan sesuai peringkat. Dari tabel 3 dapat dilihat prestasi belajar dari 144 siswa yang diteliti 42,4% prestasi belajarnya cukup.

Hal ini mungkin dikarenakan faktor usia siswa dan pekrjaan orang tua dalam menunjang pembelajaran siswa disekolah dan dirumah.

Kurangnya anak dengan prestasi belajar baik seharusnya menjadi hal yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh orang tua dan pihak sekolah. Pemberian motivasi atau dukungan kepada siswa oleh orang tua dan guru

disekolah juga sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Menurut Simbolon Dkk (2014) Berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh, setelah di rata-ratakan maka prestasi belajar anak yang paling banyak adalah dengan kategori baik yaitu 79,7%. Minimnya anak yang memiliki indeks prestasi dengan kategori sangat baik seharusnya menjadi

(47)

dan pengawasan dari orang tua akan membantu meningkatkan prestasi belajar pada anak.

Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan terhadapa proses belajar dan hasil belajar siswa. Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi

oleh banyak faktor salah satunya IQ. Bahwa intelegensi IQ hanya merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan dalam belajar. Interaksi antar berbagai faktor yang menjadi determinan atau

penentu bagaimana hasil akhir proses belajar yang dialami individu. Peran masing-masing faktor penentu tidak selalu sama dan tetap.

Menurt Bachtiar (2009) banyak orang berpendapat untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki IQ yang juga tinggi. Hal ini karena intelegensi merupakan bekal potensial yang akan

memudahkan dalam belajar.

5.2.3. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar

Berdasarkan penelitian ini, tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa, dimana dari hasil penelitian diperoleh p=0,270 (p<0,005). Hal ini mungkin dikarenakan

prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal

adalah merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu sendiri. Faktor meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat dan faktor waktu. Dimana dalam peneltian

(48)

34

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis

sebagai contoh : faktor kesehatan jasmani dan rohani, kecerdasan (intelegensia), daya ingat, kemauan, bakat.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sunthara (2013) yaitu tidak ada hubungan yang ditemui antara status gizi dengan prestasi belajar.

Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Christien (2007) yang menyatakan ada hubungan antara status gizi dengan prestasi

belajar. Prestasi belajar dalam hal ini dipengaruhi oleh faktor luar dari satus gizi yaitu prasarana belajar dan pendekatan belajar dari siswa itu sendiri.

Perbedaan hasil penelitian ini mungkin disebabkan oleh faktor yang mempengaruhu siswa dalam belajar. Selain itu, penilaian status gizi

tidak hanya dapat ditentukan dengan antropometri tapi juga dapat dinilai berdasarkan uji laboratorium

Menurut Mexitalia(2002), secara garis besar faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu endogen dan eksogen. Faktor endogen dapat dibedakan menjadi dua,

1) faktor fisiologis adalah yang berhubungan dengan jasmani seseorang yang belajar dengan jasmaninya yang segar akan lain pengaruhnya dengan mereka yang jasmaninya kurang segar. 2) Faktor Psikologis antara lain

(49)

bahan yang dipelajarinya, lingkungan alami dan social, instrumen. Faktor-faktor tersebut akan saling berinterkasi secara langsung atau tidak

(50)

35

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 144 responden di SD Negeri 200203 Padangsidimpuan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan penelitian ini proporsi status gizi terbanyak adalah sangat kurus dengan jumlah 52 orang yaitu 35,4%. Diikuti oleh siswa dengan

status gizi normal dengan jumlah 48 orang yaitu 33,3%. Siswa dengan status gizi kurus dengan jumlah 42 orang yaitu 29,2%. Selanjutnya siswa dengan status gizi gemuk sebanyak 2 orang yaitu 1,4% dan yang terakhir

siswa denga status gizi obesitas sebanyak 1 orang yaitu 0,7%.

2. Berdasarkan penelitian ini proporsi prestasi belajar siswa terbanyak adalah

cukup dengan jumlah 61 orang yaitu 42,4%.

3. Berdasarkan penelitian ini tidak ada hubungan antara status gizi yaitu berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) dengan prestasi belajar siswa dilihat

berdasarkan nilai rata-rata raport dan sudah disusun sesuai peringkat di SD Negeri 200203 Padangsidimpuan.

6.2. Saran

1. Bagi Mahasiswa Keperawatan

Diharapkan dapat meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi

(51)

2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Disarankan bagi mahasiswa keperawatan agar lebih sering melakukan

penyuluhan terkait gizi pada masyarakat dan institusi terkait.

3. Masyarakat dan Institusi Sekolah Dasar

Dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi sekolah dalam meningkatkan gizi siswa dan memberikan motivasi serta pendidikan bagi siswa

untuk dapat mengkonsusmi zat-zat makanan yang bergizi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan bagi peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut pada variabel yang

(52)

38

DAFTAR PUSTAKA

Achmad. 2000, Penuntasan Masalah Gizi Kurang Gizi. In Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI, Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Anonim 1995. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Depkes RI.

Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Bumi Aksara.

Batchiar. (2009). Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar.

Depkes RI. kecenderungan masalah gizi dan tantangan di masa datang. Jakarta; 2004.

Depkes.RI,2002. Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan untuk petugas). Jakarta.

Huwae. 2005, Hubungan antara Status Gizi dan Kadar Hb dengan Prestasi Belajar Murid SD di Daerah Endemis Malaria (tesis yang tidak dipublikasikan), Program Sarjana UGM.

Isdaryanti, Christien. 2007. Asupan Energi, Protein, Status Gizi dan prestasi belajar anak Sekolah Dasar Arjowinangun Pacitan, Dikutip Dari:

https://muslimpinang.files.wordpress.com/2010/10/christien-publikasi.pdf, Dibuka pada Tanggal 27 Oktober 2014.

Kanwil Depsos Kanwil Depsos DIY, 2002.Laporan Pemetaan dan Survey Anak Jalanan Propinsi DIY.

Mexitalia. (2002). Hubungan Kecerdasan Emosianal, Status Gizi dengan Prestasi Belajar. Dikutip dari : http://eprints.undip.ac.id/21748/1/559-ki-fk-03-a.pdf, dibuka pada tanggal 05 Juni 2015

Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC.

(53)

Supariasa. 2001, Penilaian Status Gizi, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Wijayanto, Prasetyo. 2001. Hubungan Kecerdasan Emosional, Status Gizi dengan Prestasi Belajar (Tesis). Dikutip dari : http://eprints.undip.ac.id/12237/, dibuka pada tanggal 05 Juni 2015. Simbolon, DKK. 2014. HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MAKAN PAGI DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK DI SD NEGERI 096132 PARAPAT KECAMATAN GIRSANG SIPANGAN BOLON KABUPATEN SIMALUNGUN

TAHUN 2014. Dikutip dari :

(54)
(55)

Lampiran 2

Pernyataan bersedia menjadi subjek penelitian

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD N 200203 PADANGSIDIMPUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Jenis Kelamin :

Kelas :

Bersedia dan mau menjadi subjek penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti S1 Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Peneliti P.sidempuan, Januari

2015

Subjek Penelitian

( ) (

(56)

42

Lampiran 3

KUESIONER

Nama :

Kelas :

Umur : thn

Jenis kelamin :

Berat badan : kg

Tinggi badan : cm

(57)
(58)

44

(59)
(60)

46

(61)

Lampiran 8

HASIL DISTRIBUSI KARAKTERISTIK RESPONDEN

Frekuensi Karakteristik

Frequency Table

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 9 15 10.4 10.4 10.4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Wiraswasta 122 84.7 84.7 84.7

PNS 11 7.6 7.6 92.4

DLL 11 7.6 7.6 100.0

(62)

48

HASIL ANALISA DATA STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR

PRESTASI BELAJAR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 41 28.5 28.5 28.5

Spearman's rho StatusGizi Correlation Coefficient 1.000 -.093

Sig. (2-tailed) . .270

N 144 144

NilaiRataRata Correlation Coefficient -.093 1.000

Sig. (2-tailed) .270 .

N 144 144

STATUS GIZI

Frequency Percent Valid Percent

(63)
(64)

50

- Biaya pulsa modem (internet)

- Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka

3. ANALISA DATA DAN PENGUMPULAN LAPORAN

(65)

Lampiran 11

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rahmi Yunianti Siagian.

Temapat/Tanggal lahir : Padangsidimpuan. 12 Juni 1993

Agama : Islam

Alamat : Jln. Melati Gang Kurnia No. 54 Medan-Polonia

Riwayat Pendidkan : 1. SDN 200203 Sitamiang 1999-2005

2. MTsN Model Padangsidimpuan 2005-2008

3. MAN 2 Model Padangsidimpuan 2008-2011

4. Fakultas Keperawatan USU 2011- sekarang

Email : rahmiyuniantisiagian@ymail.com

Gambar

Tabel 3.1 Defenisi operasional
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Gizi Siswa SD Negeri 200203 Padangsidimpuan
Tabel  5.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 200203 Padangsidimpuan

Referensi

Dokumen terkait

Kerangka konsep pada penelitian ini tentang hubungan status gizi dengan prestasi belajar siswa siswi kelas 5 SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan ini

Penelitian juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan status gizi balita dimana nilai p&lt;O,05 (p=O,03l), dan adanya hubungan yang signifikan

Berdasarkan data-data tersebut diatas, peneliti merasa perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai hubungan antara status gizi dan intelegensi

Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan prestasi belajar anak sekolah dasar di Desa Grenggeng Kecamatan Karanganyar

Pada penelitian ini mendapatkan hasil hubungan status gizi menurut BB/U dengan prestasi belajar siswa yaitu siswa yang mempunyai status gizi baik dan prestasi

Hasil evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar anak (Sonartombs, 2009). Tujuan penelitian ini mengetahui ada hubungan status gizi

Berdasarkan hasil uji diatas hubungan antara status gizi dan prestasi belajar atau hasil uji perbedaan prestasi belajar menurut status gizi, yang diuji dengan Anova uji F

Penelitian juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan status gizi balita dimana nilai p&lt;O,05 (p=O,03l), dan adanya hubungan yang signifikan