• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF SISWA KELAS XI DI SMA KESATRIAN 1 SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF SISWA KELAS XI DI SMA KESATRIAN 1 SEMARANG"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PERAN ORANG TUA

TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF SISWA KELAS XI

DI SMA KESATRIAN 1 SEMARANG

SKRIPSI

Disajikan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Sosiologi Dan Antropologi

Oleh:

Tri Setiyani Rahayu 3401409022

JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke

Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri

Semarang pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 13 Juni 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Elly Kismini, M.Si Hartati Sulistyo Rini, S.Sos, M.A

NIP. 19620306 1986012 00 1 NIP. 19820919 2005012 00 1

Mengetahui,

Ketua Jurusan Sosiologi dan Antropologi

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian

Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Senin

Tanggal : 13 Juli 2013

Penguji Utama

Drs. Adang Syamsudin S, M.Si NIP. 19531013 1984031 00 1

Penguji I Penguji II

Dra. Elly Kismini, M.Si Hartati Sulistyo Rini, S.Sos, M.A

NIP. 19620306 1986012 00 1 NIP. 19820919 2005012 00 1

Mengetahui: Dekan,

Dr. Subagyo, M.Pd

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juni 2013

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya (QS. Al Baqoroh 286).

 Untuk mencapai yang tinggi kita harus merendahkan diri dahulu.

 Anda bukanlah habis ketika Anda kalah, tetapi Anda habis ketika menyerah.

 Mereka yang gagal tumbuh adalah mereka yang lari dari tantangan

perubahan.

 Anda tidak pernah diberikan sebuah impian tanpa dibekali dengan

kuasa untuk mewujudkannya.

PERSEMBAHAN

 Ayah dan Ibu tercinta dan kakak-kakak

tersayang terima kasih atas kasih sayang yang

telah diberikan.

 Mas oky yang selalu memberikan dukungannya.

 Eli, Nisa, Anis, Indah, Tika, Lia, Sari, serta

teman-teman Sos-Ant angkatan 2009.

(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH

PERAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF SISWA

KELAS XI DI SMA KESATRIAN 1 SEMARANG” yang disusun untuk

melengkapi syarat-syarat penyelesaian studi strata 1 pada Pendidikan Sosiologi

dan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu, baik dalam pelaksanaan penelitian maupun penulisan

skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1) Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum selaku Rektor Universitas Negeri Semarang

atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi strata

satu di Universitas Negeri Semarang.

2) Dr. Subagyo, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan

ijin mengadakan penelitian untuk menyusun skripsi ini.

3) Drs. M. S. Mustofa, MA selaku Ketua Jurusan Sosiologi dan Antropologi yang

telah memberikan ijin observasi dan penelitian.

4) Dra. Elly Kismini, M.Si dosen pembimbing I dan dosen wali yang telah

memberikan bimbingan dan arahan.

5) Hartati Sulistyo Rini, S.Sos, M.A, dosen pembimbing II yang telah memberikan

(7)

vii

6) SMA Kesatrian 1 Semarang yang telah memberikan ijin untuk melakukan

penelitian.

7) Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak penulis

sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna dan

masih banyak kelemahan. Walaupun demikian besar harapan penulis semoga

skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Semarang, Juni 2013

(8)

viii

SARI

Rahayu, Tri Setiyani. 2013. Pengaruh Peran Orang Tua terhadap Perilaku

Konsumtif Siswa Kelas XI di SMA Kesatrian 1 Semarang. Skripsi. Jurusan

Sosiologi dan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dra. Elly Kismini, M.Si, pembimbing II Hartati Sulistyo Rini, S.Sos, M.A.

Kata kunci : Pengaruh, Peran Orang Tua, Perilaku Konsumtif Siswa,

Fungsionalisme Struktural

Dewasa ini masyarakat Indonesia sedang mengalami masa transisi dari masyarakat tradisional menuju masyarakat yang modern. Perubahan ini telah mempengaruhi kehidupan masyarakat, termasuk dalam hal konsumsi suatu barang atau jasa. Konsumsi ini juga dilakukan oleh anak usia sekolah. Pada situasi sekarang ini, siswa dapat dengan mudah memperoleh fasilitas yang diinginkannya dari orang tua mereka. Dalam hal ini peran orang tua menjadi sangat penting bagi siswa tersebut. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) adakah pengaruh antara peran orang tua dengan perilaku konsumtif siswa, (2) berapa besar pengaruh antara peran orang tua dengan perilaku konsumtif siswa. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh antara peran orang tua terhadap perilaku konsumtif siswa dan untuk mengetahui berapa besar pengaruh peran orang tua terhadap perilaku konsumtif siswa.

Penelitian ini menggunakan teori fungsionalisme struktural dari Tallcot Parson dengan metode pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian berada di SMA Kesatrian 1 Semarang. Objek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI di SMA

Kesatrian 1 Semarang dan menggunakan teknik sampel acak (random sampling)

dengan jumlah sampel sebanyak 52 responden. Pengumpulan data memakai

observasi dan kuesioner atau angket. Validitas data menggunakan rumus product

moment dari Pearson dan reliabilitas data menggunakan rumus alpha. Analisis

data menggunakan metode analisis deskriptif persentase dan analisis regresi sederhana. Pengujian hipotesis menggunakan uji anova.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran orang tua berpengaruh terhadap perilaku konsumtif siswa kelas XI di SMA Kesatrian 1 Semarang. Hasil uji hipotesis yang dilakukan menggunakan analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa angka rxy= 0, 141 menunjukkan bahwa pengaruh antara

peran orang tua dengan perilaku konsumtif siswa adalah positif.angka R square

atau koefisien determinasi adalah 0,020. Hal ini berarti 2,0% variasi dari perilaku konsumtif bisa dijelaskan oleh variasi peran orang tua, sedangkan sisanya 98% dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Dari perhitungan yang telah dilakukan didapat persamaan regresi: perilaku konsumtif siswa = 44,028 + 0,208 (peran orang tua).

(9)

ix

orang tua yang terdiri dari indikator: keadaan sosial ekonomi orang tua siswa, pemenuhan kebutuhan siswa, sosialisasi orang tua tentang konsumsi siswa, kontrol orang tua terhadap uang saku siswa, serta intensitas pertemuan orang tua dengan siswa, dan variabel perilaku konsumtif siswa yaitu penampilan, penggunaan uang saku, teknologi canggih yang dimiliki, tempat tongkrongan, makanan dan minuman, tempat rekreasi, serta teman dan lingkungan sekitar. (2) Pengaruh peran orang tua terhadap perilaku konsumtif siswa kelas XI di SMA Kesatrian 1 Semarang bersifat linier, dimana apabila X (peran orang tua) mengalami kenaikan maka Y (perilaku konsumtif juga akan mengalami kenaikan. Saran yang dapat penulis rekomendasikan dalam penelitian ini adalah Perlu adanya penelitian lanjutan untuk melihat variabel – variabel lain yang tidak tampak atau tidak dapat dijelaskan pada penelitian ini.

(10)

x

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 37

(11)

xi

B. Pembahasan ... 70

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Simpulan ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(12)

xii

DAFTAR BAGAN

Halaman

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Populasi penelitian ... 21

Tabel 3.2. Teknik pengambilan sampel ... 23

Tabel 3.3. Kisi-kisi instrumen ... 29

Tabel 4.1. Validitas instrumen peran orang tua ... 44

Tabel 4.2. Validitas instrumen perilaku konsumtif ... 46

Tabel 4.3. Indikator kedaan sosial ekonomi orang tua... 48

Tabel 4.4 Rata-rata indikator keadaan sosial ekonomi orang tua ... 49

Tabel 4.5 Indikator pemenuhan kebutuhan siswa ... 50

Tabel 4.6 Rata-rata indikator pemenuhan kebutuhan siswa... 51

Tabel 4.7 Indikator sosialisasi orang tua tentang konsumsi siswa ... 52

Tabel 4.8 Rata-rata indikator sosialisasi oramg tua tentang konsumsi ... 52

Tabel 4.9 Indikator kontrol orang tua terhadap uang saku siswa ... 53

Tabel 4.10 Rata-rata indikator kontrol orang tua terhadap uang saku ... 54

Tabel 4.11 Indikator intensitas pertemuan orang tua dengan siswa... 55

Tabel 4.12 Rata-rata indikator intensitas pertemuan orang tua... 56

Tabel 4.13 Indikator penampilan ... 57

Tabel 4.14 Rata-rata indikator penampilan ... 58

Tabel 4.15 Indikator penggunaan uang saku ... 59

Tabel 4.6 Rata-rata indikator penggunaan uang saku ... 60

Tabel 4.17 Indikator penggunaan teknologi... 60

Tabel 4.18 Rata-rata indikator penggunaan teknologi ... 61

Tabel 4.19 Indikator tempat tongkrongan ... 62

Tabel 4.20 Rata-rata indikator tempat tongkrongan ... 63

Tabel 4.21 Indikator makanan dan minuman ... 63

Tabel 4.22 Rata-rata indikator makanan dan minuman ... 64

Tabel 4.23 Indikator tempat rekreasi ... 65

Tabel 4.24 Rata-rata indikator tempat rekreasi ... 65

Tabel 4.25 Indikator teman dan lingkungan sekitar ... 66

Tabel 4.26 Rata-rata indikator teman dan lingkungan sekitar ... 67

Tabel 4.27 Regresi ... 68

Tabel 4.28 Koefisien regresi ... 68

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 :

Pedoman pengumpulan data penelitian ... 82

Lampiran 2 :

Instrumen Penelitian.. ...83

Lampiran 3 :

Daftar Validitas dan reliabilitas data peran orang tua ... 90

Lampiran 4 :

Daftar perhitungan validitas butir 1 ... 91

Lampiran 5 :

Daftar perhitungan reliabilitas peran orang tua ... 93

Lampiran 6 :

Daftar Validitas dan reliabilitas data perilaku konsumtif ... 94

Lampiran 7 :

Daftar perhitungan validitas butir 24 ... 95

Lampiran 8 :

Daftar perhitungan reliabilitas perilaku konsumtif ... 97

Lampiran 9 :

Analisis deskriptif persentase peran orang tua ... 98

Lampiran 10 :

Analisis deskriptif persentase perilaku konsumtif siswa ... 99

Lampiran 11 :

Tabel r Product Moment ... 100

Lampiran 12 :

Surat Permohonan Ijin Penelitian... 101

Lampiran 13 :

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini masyarakat Indonesia sedang mengalami masa transisi

dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern yang bersifat

industri. Ikatan keluarga dalam masyarakat tradisional adalah atas dasar

faktor kasih sayang dan faktor ekonomis, yang berarti bahwa keluarga

merupakan unit yang memproduksi sendiri kebutuhan primernya. Dengan

dimulainya industrialisasi pada masyarakat tersebut maka peranan keluarga

dalam masyarakat pun akan mengalami perubahan, termasuk pola

pendidikan anak.

Keluarga adalah agen sosialisasi yang pertama dalam proses

pembentukan kepribadian seseorang (Gerungan, 1988: 180). Hal ini

mengingat bahwa, sejak individu dilahirkan untuk pertama kalinya yang

dikenal adalah keluarga. Keluarga merupakan salah satu agen sosialisasi

terkecil di masyarakat. Selain proses sosialisasi, didalam keluarga juga

berlangsung suatu proses pembentukan kepribadian dan proses

pengasuhan. Latar belakang pada keluarga itu sendiri akan mempengaruhi

proses yang terjadi di dalamnya, misalnya: pendidikan orang tua dan

tingkat ekonomi yang akan mempengaruhi pemahaman orang tua akan

pentingnya pendidikan bagi anaknya sehingga mereka akan memberikan

pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Orang tua yang sadar dengan

(16)

agar memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang baik dan benar di

masyarakat kelak melalui penanaman disiplin, kebebasan dan penyerasian

terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

Keluarga memiliki peranan penting dalam hal pendidikan bagi anak

yang akan menjadi pedoman di setiap proses belajarnya.Dalam keluarga

tersebut terjadi proses sosialisasi yang akan menjadi pedoman bagi anak

untuk dapat bermasyarakat dengan baik. Apabila proses sosialisasi itu

berlangsung dengan baik, maka seorang anak akan tumbuh dengan perilaku

yang baik pula di masyarakat, sedangkan sebaliknya maka tidak jarang

anak akan berperilaku buruk.

Peran komunikasi dalam keluarga sangatlah penting sebagai

wahana untuk mentransfer nilai-nilai dan sebagai agen transformasi

kebudayaan. Komunikasi tersebut dapat terjadi secara vertikal dan

horizontal. Kedua model interaksi ini berjalan secara bergantian, bissa dari

orang tua ke anak atau anak ke orang tua, dari anak ke anak serta interaksi

dengan lingkungan yang lebih luas. Komunikasi menyebabkan berbagai

konsekuensi hubungan sosial masyarakat yang terdiri dari dua orang atau

lebih yang saling berhubungan, sehingga terjadi interaksi di masyarakat.

Orang tua mengemban tugas dan tanggung jawab dalam proses

pembentukan kepribadian anak. Proses pembentukan kepribadian anak

dapat terjadi dengan menciptakan situasi dan kondisi yang memberikan

kesempatan untuk bersikap komunikatif yang baik, kurangnya komunikasi,

(17)

menganggu dalam proses pembentukan perilaku anak, terutama setelah

anak mencapai usia remaja. Hadirnya orang tua akan tetap dirasakan utuh

oleh anak sehingga memungkinkan adanya kebersamaan serta dapat

membantu membentuk kepribadian anak terutama membentuk sifat dan

sikap yang baik dalam diri anak.

Setiap individu akan selalu mencari figur yang dapat dijadikan

teladan atau idola bagi mereka. Begitu pula bagi anak-anak, orang tua yaitu

ayah dan ibu merupakan teladan bagi anak mereka yang sejenis, serta idola

bagi anak mereka yang berlainan jenis. Ketika perhatian orang tua dan pola

komunikasi terhadap anak kurang baik, orang tua sibuk dengan pekerjaan,

jarang bercengkerama dengan anak-anak di rumah tentu bagi anak akan

merasa kesepian, menjadi pendiam, bingung, cemas, gelisah dan sulit

dalam proses pembentukan perilaku anak. Dalam hal ini anak hanya

diberikan sarana uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya,

sehingga orang tua pun cenderung tidak memperdulikan penggunaan uang

tersebut oleh anak-anak mereka, yang mereka ketahui adalah mereka telah

mencukupi kebutuhan anak-anak tersebut. Melihat kondisi tersebut apabila

didukung oleh lingkungan keluarga yang kurang kondusif dan sikap

komunikatif yang kurang baik akan menjadi pemicu timbulnya perilaku

konsumtif pada anak.

Pada zaman emansipasi perempuan seperti sekarang ini, banyak

perempuan yang bekerja di luar rumah. Hal ini menyebabkan terjadinya

(18)

luar rumah, terkadang mereka sering kali lupa pada kewajiban mereka

untuk memberikan perhatian kepada anak- anak mereka.

Perilaku konsumtif adalah keinginan untuk mengkonsumsi barang

yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan hanya untuk

mencapai kepuasan optimal. Perilaku konsumtif terjadi karena banyaknya

tempat hiburan, mall dan tempat perbelanjaan, café, dan lain-lain sehingga

pola konsumsi telah bergeser yang semula hanya untuk memenuhi

kebutuhan pokok menjadi sebuah sarana pembentukan identitas.

Pada situasi seperti sekarang ini anak dapat dengan mudah

memperoleh fasilitas-fasilitas yang dapat dikategorikan mewah dalam

kehidupannya, misalnya: pakaian-pakaian dan produk branded, teknologi

HP yang canggih (smart phone), laptop, Ipad, gadget, motor bahkan mobil

pada usia yang tergolong masih sangat dini untuk memperoleh fasilitas

tersebut.

Penelitian Ratner dan Kahn (2002) menunjukkan bahwa

kadang-kadang konsumen remaja membeli sesuatu bukan karena kebutuhan tapi

karena pendapat orang lain sangat penting bagi dirinya dan ia ingin tampil

menarik seperti teman-temannya. Keinginan untuk diterima oleh suatu

kelompok telah mengubah kenyataan, nilai dan pilihan remaja, hal ini

sangat merusak dilihat dari sudut pandang finansial dan berdampak pada

pengalaman finansial di masa dewasa.

Berdasarkan beberapa fakta di atas maka ditemukan bahwa salah

(19)

berfungsinya peran orang tua sebagai figur tauladan serta tidak

berfungsinya komunikasi dalam keluarga.

Dari latar belakang yang telah disebutkan diatas membuat peneliti

tertarik untuk mengkaji, mengupas dan mengetahui lebih jauh tentang

peran orang tua terhadap pembentukan perilaku anak sehingga peneliti

menyusun penelitian yang berjudul “PENGARUH PERAN ORANG

TUA TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF SISWA KELAS XI DI

SMA KESATRIAN 1 SEMARANG”.

B. RUMUSAN PERMASALAHAN

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan

permasalahan yng dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah peran orang tua berpengaruh terhadap perilaku konsumtif siswa kelas XI

di SMA Kesatrian 1 Semarang?

2. Seberapa besar pengaruh dari peran orang tua terhadap perilaku konsumtif siswa

kelas XI di SMA Kesatrian 1 Semarang?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tentang adanya pengaruh antara peran orang tua terhadap

perilaku konsumtif siswa kelas XI di SMA Kesatrian 1 Semarang.

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh dari peran orang tua terhadap perilaku

(20)

D. MANFAAT

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini dilakukan sebagai bahan studi bagi pembaca dan

dapat memberikan sumbangan yang memperkaya kajian teori dan khazanah

keilmuan sosiologi dan antropologi, khususnya fenomena sosiologis yang

berkaitan dengan gaya hidup konsumtif pada masyarakat.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat dilakukan untuk mengetahui tentang latar

belakang sosial ekonomi orang tua siswa kelas XI dan adanya pengaruh

antara peran orang tua terhadap perilaku konsumtif siswa kelas XI di SMA

Kesatrian 1 Semarang serta mengetahui seberapa besar pengaruh dari peran

orang tua terhadap perilaku konsumtif siswa kelas XI di SMA Ksatrian 1

Semarang.

E. BATASAN ISTILAH

1) Orang Tua

Menurut Djamarah (2004: 2-3), orang tua adalah komponen

keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, yang secara sadar mendidik

anak-anaknya untuk mencapai kedewasaan.

Istilah orang tua yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah komponen keluarga yang berperan penting dalam mendidik anak

(21)

kepribadian dalam diri anak tersebut. Peran tersebut dapat terlihat dari

intensitas pertemuan, perhatian, pemenuhan kebutuhan anak, pengawasan

dan lain sebagainya.

2) Gaya Hidup Konsumtif

Menurut Chaney (1996: 50) gaya hidup merupakan setiap cara

kehidupan yang khas yang dijalankan bersama oleh sekelompok orang

tertentu dalam masyarakat sehingga menjadi ciri khas dari kelompok

tersebut dan oleh karena itu dapat dikenali.

Konsumsi menurut Baudrillard (2004) bukan hanya sekedar nafsu

untuk membeli begitu banyak komoditas, satu fungsi kenikmatan, satu

fungsi individual, pembebasan kebutuhan, pemuasan diri, kekayaan atau

konsumsi objek,tetapi konsumsi berada dalam satu tatanan pemaknaan

pada suatu objek, satu sistem, atau kode/tanda. Penggunaan sistem melalui

konsumsi adalah satu cara penting yang digunakan orang dalam

berkomunikasi satu sama lain. Ideologi tersebut mengarahkan orang untuk

percaya dengan segala kepalsuan menurut pandangannya, bahwa mereka

kaya, puas, bahagia, dan terbebaskan.

Istilah konsumtif yang dimaksud oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah perilaku konsumsi yang berlebihan di masyarakat yang pada

dasarnya hanya digunakan sebagai tanda untuk memperoleh status sosial

serta untuk menunjukkan eksistensi diri di mata masyarakat yang ada di

sekitarnya. Perilaku tersebut kemudian berubah menjadi gaya hidup yang

(22)

kepemilikan teknologi modern, tempat tongkrongan favorit, makanan dan

minuman,uang saku dan masih banyak lagi.

3) Siswa

Dalam Kamus Ilmiah Populer, siswa adalah kata lain dari murid

atau pelajar yang masih duduk di bangku sekolah baik SD hingga SLTA.

Istilah siswa yang dimaksud peneliti disini adalah murid yang duduk di

(23)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian mengenai perilaku konsumtif sebelumnya telah

dilakukan oleh peneliti lain yaitu diantaranya penelitian yang dilakukan

oleh Mantri (2007) dengan judul “Perbedaan Gaya Hidup Konsumtif

Mahasiswa UNNES dan UNIKA Semarang dalam Kehidupan Kampus”

yang dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa perilaku konsumtif

mahasiswa adalah perilaku mengkonsumsi barang yang kurang diperlukan

dan bertujuan memenuhi kepentingan gaya hidup semata. Tingkat kegiatan

konsumtif mahasiswa UNIKA lebih tinggi dibanding mahasiswa UNNES

karena lebih banyak uang yang dimiliki mahasiswa UNIKA sebagai sarana

dalam melakukan kegiatan konsumtif.

Sedangkan penelitian Parma (2007) yang berjudul “Hubungan

Antara Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif Remaja Putri dalam

Pembelian Kosmetik Melalui Katalog di SMA Negeri 1 Semarang”

menyebutkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara konsep diri

dengan perilaku konsumtif remaja putri dalam pembelian kosmetik melalui

katalog di SMA Negeri 1 Semarang. Hasil pengujian hipotesis dengan

menggunakan analisis regresi sederhana menunjukkan hasil rxy = -0,350, F

=20,078 dengan p = 0,000 (p < 0,005). Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa hubungan negatif antara konsep diri dengan perilaku konsumtif.

(24)

remaja putri dalam pembelian kosmetik melalui katalog di SMA Negeri 1

Semarang Efektifitas regresi dalam penelitian ini adalah sebesar 0,122,

artinya konsep diri mempengaruhi sebesar 12,2% terhadap perilaku

konsumtif remaja putri dalam pembelian kosmetik melalui katalog,

sedangkan 87,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam

penelitian ini.

Selain penelitian tersebut juga terdapat penelitian yang dilakukan

oleh Purnomo (2010) dengan judul “Perubahan Perilaku Konsumtif

Masyarakat Sekitar Pasar Swalayan“ dan hasil penelitian tersebut

menyebutkan bahwa terjadi perubahan perilaku konsumtif masyarakat

setelah berdirinya pasar swalayan dalam pemenuhan kebutuhan pokok

masyarakat. Perubahan perilaku konsumtif umumnya terjadi pada kalangan

anak muda. Perubahan perilaku tersebut diakui oleh beberapa masyarakat

sekitar pasar swalayan dengan indikator jumlah uang belanja bulanan suatu

keluarga yang meningkat.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini berbeda dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diatas karena pada penelitian

ini, peneliti lebih menekankan pada bagaimana peran dari orang tua dalam

pembentukan perilaku konsumtif pada anak, khususnya pada siswa kelas

XI SMA Kesatrian 1 Semarang. Sedangkan persamaan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama menyoroti tentang perilaku

(25)

B. LANDASAN TEORI

1. Teori Fungsionalisme Struktural

Teori merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu

penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

fungsionalisme struktural. Teori fungsionalisme struktural menganggap

bahwa masyarakat merupakan sebuah kesatuan sosial yang terdiri dari

bagian-bagian yang saling berkaitan dan saling menyatu untuk mencapai

sebuah keseimbangan. Teori ini melihat sumbangan satu sistem atau

peristiwa terhadap sistem lain.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori fungsionalisme

struktural yang dikemukakan oleh Talcott Parson. Teori fungsionalisme

struktural yang dijelaskan oleh Parson tersebut digunakan untuk menjawab

dan mendeskripsikan tentang masalah pengaruh peran orang tua terhadap

perilaku konsumtif siswa kelas XI di SMA Kesatrian 1 Semarang.

Talcott Parson menyatakan bahwa fungsionalisme struktural

sebagai suatu sistem sosial dari tindakan dimana hal tersebut mempunyai

kebutuhan yang harus dipenuhi oleh bagian-bagian yang berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan itu. Pengaruh peran orang tua terhadap perilaku

konsumtif siswa kelas XI di SMA Kesatrian Semarang juga merupakan

sebuah sistem yang mempunyai bagian-bagian yang berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan tiap bagian-bagian tersebut untuk mendapatkan suatu

(26)

Bahasan fungsionalisme Parson ini dimulai dari empat fungsi

penting untuk semua sistem tindakan yang dikenal dengan skema AGIL.

Parson yakin bahwa empat fungsi ini diperlukan semua sistem agar tetap

bertahan. Fungsi tersebut adalah:

1. Adaptation (Adaptasi), sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang

gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan

lingkungan itu dengan kebutuhannya. Belakangan ini masyarakat di Indonesia

khususnya pada kehidupan suatu keluarga sedang menghadapi situasi yang

gawat akibat dari globalisasi dan modernisasi yang ada. Sistem yang ada pada

keluarga tersebut harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan

dan mensosialisasikan gaya hidup dan pola konsumsi yang baik kepada

anggota keluarga mereka termasuk anak-anak mereka untuk mencegah pola

konsumsi yang berlebihan.

2. Goal attainment (Pencapaian tujuan), sebuah sistem harus mendefinisikan dan

mencapai tujuan utamanya, dalam penelitian ini orang tua harus mampu

mencapai tujuan utamanya yaitu mensosialisasikan pola konsumsi yang baik

kepada anak-anak mereka sehingga menjadi konsumen yang bertanggung

jawab terhadap apa yang mereka konsumsi kelak.

3. Integration (Integrasi), suatu sistem harus mengatur hubungan bagian-bagian

yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola hubungan dengan

fungsi lainnya. Dalam penelitian ini setiap komponen orang tua harus mampu

(27)

seperti peran orang tua harus bekerja sama dengan anak mereka agar proses

sosialisasi dapat tercapai dengan baik.

4. Latency (Latensi atau pemeliharaan pola), sebuah sistem harus saling

melengkapi, memelihara dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun

pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi tersebut. Fungsi

latensi dalam penelitian ini adalah orang tua harus selalu melakukan perannya

dalam sosialisasi, kontrol, serta pemenuhan kebutuhan bagi anak-anak mereka

khususnya pada siswa kelas XI SMA Kesatrian Semarang agar menjadi

konsumen yang bertanggung jawab dan terhindar dari perilaku konsumtif pada

era globalisasi dan modernisasi ini (Ritzer dan Goodman, 2004:121).

Selain itu, perilaku konsumtif pada siswa kelas XI di SMA

Ksatrian 1 Semarang tidak terlepas dari peranan orang tua dalam

pembentukan kepribadian pada siswa itu sendiri.

Secara rinci beberapa fungsi dari orang tua adalah:

a. Fungsi Sosialisasi atau Pendidikan

Fungsi ini adalah untuk mendidik anak mulai dari awal sampai

pertumbuhan anak hingga terbentuk kepribadiannya. Melalui orang tua

anak-anak mendapatkan segi utama dari kepribadiannya, tingkah lakunya,

budi pekertinya, sikapnya, dan reaksi emosionalnya. Jadi dengan kata lain,

anak-anak harus belajar norma mengenai apa yang bersifat baik baginya

(28)

b. Fungsi Ekonomi atau Unit Produksi

Fungsi ini menjelaskan bahwa orang tua merupakan suatu sarana

yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan anggota di dalamnya, dimana

ada salah satu orang atau lebih yang menjalankan pekerjaan demi

mendapatkan imbalan berupa uang. Di sini yang dimaksud adalah seorang

ayah atau bapak yang mempunyai tugas untuk memberi nafkah kepada istri

dan anak-anak mereka. Di samping itu orang tua merupakan tempat

seorang anak untuk bisa memenuhi kebutuhannya dan meminta sesuatu

yang ia inginkan untuk dipenuhi oleh sang orang tua. Sesuatu di sini tidak

hanya berupa barang tapi dapat juga berupa pendidikan, les privat, asah

keterampilan dan lain-lain.

c. Fungsi Pelindung

Fungsi ini adalah bahwa orang tua berfungsi untuk melindungi

anak-anaknya dari berbagai bahaya yang dapat mengancam kelangsungan

hidup dan keberadaannya. Hendaknya, orang tua dan anggota keluarga

bekerjasama untuk saling melindungi satu sama lain yang pada akhirnya

dapat menimbulkan rasa nyaman dan tentram di dalam diri masing-masing

anggota keluarga tersebut.

d. Fungsi Penentuan Status

Fungsi ini adalah bahwa orang tua akan mewariskan statusnya pada

tiap-tiap anggota atau individu sehingga tiap anggota keluarga tersebut

dapat mempunyai hak istimewa dan khusus hanya mereka yang memiliki.

(29)

yang dimaksud adalah misalnya seorang anak yang mendapat gelar

kebangsawanan karena merupakan keturunan atau anak dari orang tua yang

mempunyai status bangsawan pula.

e. Fungsi Afeksi

Fungsi ini adalah bahwa orang tua berkewajiban untuk memberikan

rasa kasih sayang kepada tiap-tiap anggota keluarga yang ada di dalamnya

agar mereka dapat merasakan hidup sebagai mana mestinya. Kebutuhan

dasar seorang manusia adalah kebutuhan akan kasih sayang atau rasa untuk

dicintai. Apabila sampai hal ini tidak dipenuhi maka dapat dipastikan

bahwa seorang manusia tersebut akan mersa hidup sendiri dan tentunya

tidak akan kuat untuk menjalani kehidupan ini. Bahkan, dengan ketiadaan

suatu rasa kasih sayang atau afeksi akan menggerogoti kemampuan seorang

bayi untuk dapat bertahan hidup di dunia.

Peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan, apabila

individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya

di dalam masyarakat. Individu tersebut telah menjalankan suatu peranan.

Peranan ditentukan oleh norma dalam masyarakat maksudnya individu

diwajibkan untuk melakukan hal yang diharapkan masyarakat dalam segala

kegiatan masyarakat baik di dalam pekerjaan,keluarga, dan dalam peranan

lain.

Menurut Berry (2003 : 105-107), peran sebagai perangkat harapan

yang dikarenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial. Berry

(30)

masyarakat sebagai pemegang peran atau kewajiban dari pemegang peran

serta harapan yang dimiliki si pemegang peran terhadap masyarakat atau

individu yang berhubungan dengannya dan menjalankan peran atau

kewajibannya.

Peran dimaknai sebagai sebuah perangkat tingkah laku yang

diharapkan dan dipantaskan oleh individu selaku aktor atau lembaga yang

berkedudukan di dalam masyarakat. Dahrendorf dalam Poloma

menegaskan bahwa peranan merupakan konsep kunci dalam memahami

manusia secara sosiologis karena setiap manusia menduduki sekian posisi

sosial dan posisi tersebut harus diperankannya (Dahrendorf dalam

Poloma,1994 : 140).

C. KERANGKA BERFIKIR

Anak adalah anggota penting dalam sebuah keluarga. Di dalam

sebuah keluarga tersebut orang tua mempunyai peran yang sangat penting

bagi pembentukan kepribadian pada anak. Pembentukan kepribadian anak

merupakan salah satu tanggung jawab orang tua, sehingga orang tua berhak

untuk membentuk kepribadiannya. Setiap individu akan selalu mencari

figur yang dapat dijadikan teladan atau idola bagi mereka. Orang tua yaitu

ayah dan ibu merupakan teladan bagi anak mereka yang sejenis, serta idola

bagi anak mereka yang berlainan jenis. Peran orang tua menjadi sangat

penting dalam memberikan sosialisasi kepada anak-anaknya, terlebih

(31)

benar-benar memberikan sosialisasi ekstra bagi anak-anak mereka di era

globalisasi dan modernisasi ini. Hal tersebut dikarenakan oleh besarnya

pengaruh yang ditimbulkan dari globalisasi dan modernisasi itu sendiri.

Dampak yang dapat terjadi salah satunya adalah pola konsumsi yang

berlebihan, sehingga para orang tua harus bisa mengantisipasi hal itu agar

tidak terjadi pada anak-anak mereka dan membentuk suatu pola perilaku

yang akan mendarah daging pada diri anak. Selain itu gaya hidup orang tua

akan mempengaruhi perilaku hidup anak di dalam sebuah keluarga, oleh

sebab itu orang tua harus mengajarkan anak mereka untuk menjadi

konsumen yang bertanggung jawab atas apa yang mereka konsumsi. Dari

kerangka pemikiran tersebut diatas dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir

d. Kontrol orang tua terhadap uang

(32)

D. HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penenlitan, di mana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk

sementara (Sugiyono, 2010:96). Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah

dipaparkan di atas maka hipotesis penelitian sebagai berikut:

H0 : tidak ada pengaruh antara peran orang tua dengan perilaku konsumtif

siswa kelas XI SMA Kesatrian 1 Semarang.

H1 : ada pengaruh antara peran orang tua dengan perilaku konsumtif siswa

(33)

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, dimana pengumpulan

data menggunakan instrumen penelitian, analisis data yang bersifat

kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan (Sugiyono, 2008:8). Penelitian ini termasuk dalam penelitian

korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada

tidaknya pengaruh antara dua variabel. Dalam hal ini menggambarkan

pengaruh antara peran orang tua dengan perilaku konsumtif pada siswa

kelas XI SMA Kesatrian 1 Semarang.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka desain dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

X= peran orang tua sebagai variabel bebas

Y= perilaku konsumtif siswa kelas XI SMA Kesatrian 1 Semarang sebagai

variabel terikat

Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode survei yaitu

penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok (Singarimbun, 1989:3).

(34)

yang diolah dengan metode statistik setelah diperoleh hasilnya kemudian

dideskripsikan dengan kesimpulan yang didasari oleh angka yang diolah

dengan metode statistik tersebut. Analisis data yang bersifat statistik ini

bertujuan untuk menguji suatu hipotesis yang telah ditetapkan pada bagian

ini aka dikemukakan dengan beberapa unsur dengan metode penelitian

kuantitatif.

B. LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah SMA

Kesatrian 1 Semarang. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan lokasi

ini merupakan sebuah sekolah yang menjadi sekolah swasta favorit di

wilayah Semarang. Di lokasi tersebut dikenal sebagai salah satu tempat

belajar bagi siswa yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas

sehingga siswa-siswa di sana terkenal dengan kepandaian serta gaya hidup

yang konsumtif. Dengan demikian peneliti dapat memperoleh data yang

homogen sesuai dengan apa yang dibutuhkan peneliti dari lokasi tersebut.

C. SUMBER DATA

a. Populasi

Jumlah siswa yang ada di SMA Kesatrian 1 Semarang ada 934

siswa antara lain kelas X sebanyak 311 siswa, kelas XI sebanyak 209 siswa

dan kelas XII sebanyak 414 siswa. Dalam penelitian ini yang dipilih

menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI SMA Kesatrian 1

(35)

karena pada masa-masa itulah siswa dirasa sudah cukup mapan dalam

beradaptasi dengan teman ataupun lingkungan sekitarnya.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Penelitian ini tidak menggunakan seluruh populasi dari penelitian, tetapi

menggunakan sampel dengan petimbangan sebagai berikut:

a) Penelitian sampel akan lebih efisien dalam hal biaya, waktu, dan tenaga.

b) Ada kalanya penelitian populasi bersifat destruktif/merusak karena jumlah

data yang terlalu banyak sehingga sulit untuk dianalisis.

c) Penggunaan sampel ini menunjukkan perwakilan populasi karena data

dianggap sudah homogen sehingga peneliti dapat menggeneralisasikan hasil

penelitian dengan mudah

Berdasarkan keuntungan-keuntungan tersebut diatas mendorong peneliti

untuk menggunakan teknik sampling dalam penelitian ini. Metode pengambilan

(36)

sampel dengan cara mengambil objek secara acak/random. Teknik pengambilan

sampel ini bertujuan agar seluruh populasi dapat terwakili secara merata. Peneliti

menggunakan teknik pengambilan sampel ini karena objek penelitian sudah

homogen sehingga dianggap sudah memenuhi kriteria yang penelitih butuhkan.

Sampel yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini sebanyak 25% dari

populasi yaitu sebanyak 52 siswa kelas XI di SMA Kesatrian 1 Semarang.

Penentuan besarnya sampel ini berdasarkan Arikunto (2006: 134) yang

menyebutkan apabila subjek penelitiannya besar, maka jumlah sampel yang dapat

diambil antara 10%- 15% atau 20%-25% atau lebih. Peneliti menggunakan

sampel sebesar 25% agar dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi dan

berharap semakin banyak sampel yang digunakan maka akan semakin tinggi pula

tingkat validitas yang diperoleh dari data. Sampel yang digunakan peneliti

ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Teknik Pengambilan Sampel

(37)

D. VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga nantinya dapat

diperoleh informasi tentang hal tersebut, hingga nantinya ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2008:38).

Variabel penelitian sendiri dalam penelitian kuantitatif dibedakan menjadi

dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2008),

penjelasan dari variabel tersebut adalah :

1) Variabel Bebas atau Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel bebas pada penelitian ini yaitu peran orang tua (variabel X) dengan

indikator penelitian sebagai berikut:

a. Keadaan sosial ekonomi orang tua

b. Pemenuhan kebutuhan anak

c. Sosialisasi orang tua tentang konsumsi anak

d. Kontrol orang tua terhadap uang saku anak

e. Intensitas pertemuan orang tua dengan anak

2) Variabel terikat atau Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian

ini adalah perilaku konsumtif pada siswa kelas XI (variabel Y) dengan

(38)

a. Jenis kelamin

b. Penampilan

c. Penggunaan uang saku

d. Teknologi canggih yang dimiliki

e. Tempat tongkrongan

f. Tempat rekreasi

g. Teman dan lingkungan sekitar

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam sebuah penelitian tentunya diperlukan adanya sebuah teknik

pengumpulan data. Hal ini agar nantinya agar dapat diperoleh data sesuai dengan

kebutuhan penelitian. Selain itu hal ini juga diperlukan agar nantinya

mempermudah peneliti memperoleh data dan juga terutama agar data yang

diperoleh bersifat ilmiah. Berdasarkan hal tersebut, maka teknik pengumpulan

dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi

Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat,

mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek

dalam fenomena tersebut. Metode pengumpulan data berupa observasi adalah

teknik pengumpulan data yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

pelbagai proses biologis dan psikologis (Sugiyono, 2008:145). Teknik

pengumpulan data observasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu yang pertama

(39)

menggunakan instrument penelitian. Dan yang kedua adalah observasi sistematis

yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrument

pengamatan (Arikunto 2006:157).

Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapat data tentang

suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checking atau

pembukuan terhadap informasi/keterangan yang diperoleh sebelumnya. Dalam

penelitian ini metode observasi dilakukan oleh peneliti sebagai pengamatan awal

tentang keadaan yang ada pada siswa kelas XI di SMA Kesatrian 1 Semarang,

sehingga dapat digunakan untuk menentukan langkah awal yang harus peneliti

tempuh sebelum melakukan penelitian ini. Kegiatan observasi tersebut dilakukan

dengan pengamatan terhadap penampilan siswa, apa yang dikonsumsi siswa saat,

kendaraan siswa yang digunakan siswa ke sekolah, dan lain sebagainya. Pada

tahap observasi ini peneliti juga mengumpulkan data tentang profil sekolah yang

dibutuhkan. Data yang diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan hanya

digunakan sebagai pelengkap data saja.

b. Kuesioner

Kuosioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan terbuka atau tertutup kepada responden untuk

dijawabnya. Teknik ini cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan

tersebar di wilayah yang luas (Sugiyono, 2008:142). Sedangkan pendapat lain

mengatakan bahwa kuosioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

(40)

Teknik ini dipilih peneliti agar didapat data valid mengenai pengaruh

peran orang tua terhadap perilaku konsumtif siswa SMA Kesatrian 1 Semarang

dari pertanyaan yang dijawab oleh responden. Kuesioner dalam penelitian ini

dibagikan kepada 52 responden dalam hal ini adalah siswa kelas XI SMA

Kesatrian 1 Semarang yang terdiri dari 26 siswa laki-laki dan 26 siswa

perempuan. Kuesioner ini diberikan kepada responden dengan cara penulis

mendatangi SMA Kesatrian 1 Semarang. Jenis kuesioner sebagai instrumen

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner berbentuk angket pilihan

ganda yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab dalam hal ini

telah disediakan alternatif jawabannya, sehingga responden hanya tinggal

memberi tanda silang (X). Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh

peran orang tua terhadap perilaku konsumtif siswa kelas XI di SMA Kesatrian 1

Semarang. Data yang diperoleh peneliti merupakan data ordinal. Data ini berasal

dari hasil observasi atau angket dari suatu variabel. Data ini juga berasal dari

konversi data kualitatif, dimana bilangan konservasinya menunjukkan urutan

menurut tingkatan dari jawaban yang telah disusun oleh peneliti.

Setelah kuesioner dijawab oleh responden, kemudian peneliti

membuat penskoran terhadap jawaban yang telah dipilih oleh

responden dengan rincian sebagai berikut:

a. Alternatif jawaban a diberikan nilai 1

b. Alternatif jawaban b diberikan nilai 2

(41)

d. Alternatif jawaban d diberikan nilai 4

Untuk menyusun dan mengembangkan instrumen maka

peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen yang memuat

tentang indikator dari masing-masing variabel penelitian yang dapat

memberikan gambaran mengenai isi dari kuesioner yang akan

dijadikan sebagai acuan dalam penulisan item. Kisi-kisi instrumen

tersebut terdiri dari variabel X yaitu peran orang tua dan variabel Y

yaitu perilaku konsumtif siswa.

Kisi-kisi instrumen dengan empat macam alternatif jawaban

yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen

Variabel X Indikator Butir Soal

Peran Orang Tua a) Keadaan sosial ekonomi orang tua

b) Pemenuhan kebutuhan siswa

c) Sosialisasi orang tua tentang

konsumsi siswa

d) Kontrol orang tua terhadap uang saku siswa

e) Intensitas pertemuan orang tua dengan siswa

Variabel Y Indikator Butir Soal

(42)

F. Metode analisis data

a) Validitas instrumen

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kuesioner atau angket

sebagai instrumen penelitian, angket tersebut dibagikan kepada seluruh responden

yaitu siswa kelas XI SMA Kesatrian 1 Semarang. Angket tersebut kemudian

dianalisis dan diuji validitasnya untuk mengetahui ketepatan data. Perhitungan

validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan, hal itu dilakukan untuk

mengetahui apakah pertanyaan tersebut valid dan dapat digunakan untuk

pengambilan data penelitian. Validitas instrumen akan dicapai jika data yang

dihasilkan dari instrumen sesuai dengan data atau informasi lain yang didapat

mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Teknik uji validitas yang digunakan

dengan rumus product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

Keterangan:

rxy : indeks korelasi product moment

N : jumlah responden

X : skor item angket

Y : skor total angket

Langkah- langkah uji validitas adalah sebagai berikut:

1. Masing-masing butir soal untuk masing-masing responden diberi nilai skor.

2. Menjumlahkan nilai tiap-tiap soal untuk masing-masing responden

(43)

3. Mencari validitas dengan cara memasukkan hasil tes ke dalam rumus product

moment dari Pearson.

4. Menginterprestasikan dengan tabel r product moment pada halaman 100, taraf

signifikan 5% pada n = 52, apabila r hitung > r tabel, maka item pertanyaan

tersebut valid

5. Item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua

pertanyaan baik pertanyaan valid maupun yang tidak valid.

Hasil uji validitas

Berdasarkan hasil uji validitas pada variabel peran orang tua

(X) dari 22 butir soal yang tidak valid sebanyak 8 butir soal yaitu pada

butir soal no. 2, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 19, item yang tidak valid

menunjukkan r hitung terendah yaitu 0, 040 dan tertinggi yaitu 0, 228

ini menunjukkan r hitung lebih kecil dari r tabel (0,279). Dengan

demikian jumlah item yang valid ada 14 butir soal pada nomor 1, 3, 4,

9, 10, 13, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23 pada item valid menunjukkan r

hitung terendah yaitu 0, 28 dan tertinggi 0,543 ini berarti r hitung lebih

besar dari r tabel (0,279).

Berdasarkan hasil uji validitas pada variabel perilaku

konsumtif siswa (Y) dari 23 butir soal yang tidak valid sebanyak 6

butir soal yaitu pada butir soal no. 14, 27, 28, 32, 38, 44 item yang

tidak valid menunjukkan r hitung terendah yaitu -0, 240 dan tertinggi

(44)

Dengan demikian jumlah item yang valid ada 17 butir soal pada nomor

24, 25, 26, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 43, 45. Pada item

valid menunjukkan r hitung terendah yaitu 0, 299 dan tertinggi 0,667

ini berarti r hitung lebih besar dari r tabel (0,279).

c. Reliabilitas instrumen

Instrumen yang dapat dipercaya yang reliabel akan menghasilkan data

yang dapat dipercaya. Untuk mencari reliabilitas instrument digunakan rumus

alpha:

Rumus:

Keterangan :

r11 : reliabilitas instrumen

K : banyaknya butir soal

∑σb2

: jumlah varians butir

σt2 : varians total

Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

1. Mencari varians tiap butir dengan rumus :

2. Mencari varians total dengan rumus:

(45)

3. Mencari reliabilitas instrumen dengan alpha. Selanjutnya hasil yang diperoleh

dari r hitung akan dikonsultasikan ke r product moment dengan taraf

kepercayaan 95% dengan n =52 apabila r hitung > r tabel berarti angket

tersebut reliabel, dan apabila r hitung < r tabel maka angket tersebut tidak

reliabel.

Hasil uji reliabilitas data

Berdasarkan pengujian reliabilitas pada instrumen dalam penelitian ini

yang diberikan kepada 52 responden. Berdasarkan perhitungan reliabilitas

instrumen untuk variabel X (peran orang tua) dengan 22 butir pertanyaan

diperoleh r hitung sebesar 0,464, sedangkan untuk variabel Y (perilaku konsumtif

siswa) dengan 23 butir pertanyaan diperoleh r hitung sebesar 0,717 dan r tabel

halaman 100 sebesar 0,279. Karena r hitung > r tabel berarti pertanyaan dalam

angket yang digunakan peneliti adalah reliabel. Kegiatan ini dilakukan pada

tanggal 8 maret 2013.

G. ANALISIS DATA

a. Analisis deskriptif persentase

Untuk menjawab pertanyaan peneliti yang pertama. Peneliti

menggunakan teknik analisis deskriptif persentase. Teknik analisis

deskriptif persentase bertujuan untuk mengetahui persentase variable

independen dalam penelitian ini yaitu peran orang tua dan variable

dependen yaitu perilaku konsumtif siswa kelas XI. Teknik analisis

(46)

butir pertanyaan kemudian menghitung besarnya persentase tiap

indicator dan terakhir menghitung besarnya persentase tiap variabel.

Teknik ini digunakan untuk mengetahui besarnya persentase

variable X dan Y dan kemudian digunakan untuk mendeskripsikan

pengaruh peran orang tua terhadap perilaku konsumtif siswa kelas XI

yang disajikan melalui persentase. Rumus yang digunakan adalah:

% =

× 100

Keterangan:

n: skor yang diperoleh

N: jumlah seluruh skor

Langkah-langkah analisis deskriptif:

1. Memeriksa angket dan kelengkapannya.

2. Mengubah skor kualitatif pada jawaban angket menjadi skor kuantitatif, yaitu

sebagai berikut:

a. Jawaban A diberi skor 1

b. Jawaban B diberi skor 2

c. Jawaban C diberi skor 3

d. Jawaban D diberi skor 4

3. Memasukkan skor tersebut ke dalam rumus deskriptif persentase.

4. Menentukan rujukan persentase dengan:

a. Menetapkan persentase tertinggi = (4x4) x 100% = 100%

b. Menetapkan persentase terendah = (1x4) x 100% = 25%

(47)

d. Menentukan kelas interval persentase = 75% : 4 =18,75 %

Data penelitian yang diperoleh setelah uji hitung validitas dan reliabilitas data

kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif persentase. Analisis

ini bertujuan untuk mengetahui persentase variabel independen dalam penelitian

ini peran orang tua dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku

konsumtif siswa Dari 52 responden. Teknik deskriptif ini dilakukan dengan

menghitung besarnya persentase tiap butir pertanyaan kemudian menghitung

persentase tiap indikator dan terakhir menghitung persentase tiap variabel.

b. Regresi linier sederhana

Dalam menganalisis data pada pertanyaan peneliti yang kedua ini dilakukan

dengan menggunakan Regresi linier sederhana, karena dalam penelitian ini

digunakan untuk mengetahui tingkat kelinieran data penelitian dan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Peneliti memilih analisis regresi sederhana ini sebab hanya ada satu

variabel bebas yang digunakan untuk meramalkan atau memprediksi variabel

terikat dari penelitian ini. Variabel independen dalam penelitian ini adalah peran

orang tua sedangkan variabel dependennya adalah perilaku konsumtif siswa

regresi linier sederhana dapat dilakukan dengan rumus :

Y= a+ bX

Keterangan:

Y : variabel kriterium

a : bilangan konstanta

(48)

X : variabel predictor

c. Uji hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis nol (H0) diterima

atau ditolak. Suatu hipotesis nol diterima apabila probabilitas >0,05 dan hipotesis

akan ditolak jika probabilitasnya <0,05. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

SPSS dengan melihat hasil perhitungan uji anova. Uji anova merupakan metode

untuk menguji hubungan antara suatu variabel independen dengan variabel

dependen. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah peran orang tua

(49)

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1) GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

SMA Kesatrian 1 Semarang terletak di jalan Pamularsih no.116 Semarang,

pada mulanya merupakan sekolah milik asing (Cina) yang disebut dengan sekolah

“INHWA”. Pasca tragedi G30 S/PKI pemerintah mengambil kebijakan untuk

mengambil alih penguasaan terhadap semua sekolah milik Cina tersebut, yang

kemudian menjadi sekolah “Semarang” dibawah naungan yayasan sekolah

Semarang.

Untuk tingkat Kota Semarang kebijakan tersebut didasarkan atas Surat Keputusan

Pembantu Pelaksana Kuasa Perang (PEPEKUPER) Kotamadya Semarang nomor:

Kep.PPKP/002/3/1966 tanggal 21 Maret 1966. Namun, setahun kemudian tepat

pada tangal 30 April 1967 Yayasan Sekolah Semarang membubarkan diri melalui

surat yang dikirimkan KODIM 0733 Kotamadya Semarang selaku Pembantu

Pelaksana Kuasa Perang Kotamadya Semarang.

Sehari setelah Yayasan Sekolah Semarang membubarkan diri, para Kepala

Sekolah ”Semarang” masing-masing Soesman (TK/SD), Suharja Sukisno, BA

(SMP) dan Oetojo, B.Sc. (SMA) menetapkan perubahan nama sekolah

”Semarang” menjadi sekolah ”Kesatrian”, dengan harapan sekolah ini dapat

melahirkan para satria harapan bangsa, tepatnya pada tanggal 2 Mei 1967.

(50)

Lalu pada tanggal 11 Mei 1967 Komandan KODIM 0733 Semarang

selaku Pembantu Pelaksana Kuasa Peang memerintahkan Pimpinan Sekolah

Kesatrian untuk segera membentuk Yayasan Pendidikan Sekolah Kesatrian

Semarang lengkap dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

a. Keadaan Fisik dan Fasilitas Sekolah

SMA Kesatrian 1 Semarang berdiri di atas lahan seluas 3.434 m2 Semarang, dengan status hak milik yang dipegang oleh Yayasan Kesatrian. Lama

berlakunya adalah selama digunakan untuk proses belajar mengajar. SMA

Kesatrian 1 Semarang memiliki berbagai fasilitas yang mendukung pembelajaran

dan kelancaran akademis. Secara umum fasilitas yang ada di SMA Kesatrian 1

Semarang diantaranya :

1. Ruang Kepala Sekolah

Ruang kepala sekolah dilengkapi dengan ruangan ber-AC di mana juga

tersedia meja pertemuan, ruang tamu, komputer dan akses internet,

simbol-simbol kenegaraan, alat komunikasi

2. Ruang Wakil Kepala Sekolah

Luas ruang dan fasilitas di ruang wakil sekolah hampir sama dengan ruang

kepala sekolah di mana sudah dilengkapi dengan ruangan ber-AC di mana

juga tersedia meja pertemuan, ruang tamu, komputer dan akses internet,

lambang kenegaraan, alat komunikasi, serta lemari dokumen dan sentral

(51)

3. Perpustakaan

Ruangan ber-AC ini dilengkapi dengan komputer online yang terkoneksi

dengan Sistem Informasi Perpustakaan. Selain itu fasilitas yang ada di

perpustakaan berupa meja dan kursi, speaker, loker, rak, dan televisi

berwarna. Perpustakaan tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas “hotspot”

dan ruang tamu.

4. Ruang kelas

SMA Kesatrian 1 Semarang mempunyai 41 kelas. Setiap ruang kelas sudah

dilengkapi satu set komputer dengan koneksi internet, LCD projector, AC,

serta meja dan kursi guru.

5. Laboratorium

Laboratorium sekolah Laboratorium IPA (Laboratorium Kimia, Biologi, dan

Fisika). Laboratorium IPA sudah dilengkapi dengan fasilitas AC, seperangkat

komputer dan LCD proyektor serta alat-alat laboratorium yang memadai.

Selain itu, terdapat pula ruang multimedia dan laboratorium bahasa.

6. Ruang layanan BK

Ruang dilengkapi dengan meja pertemuan ruang tamu, ruang bimbingan

pribadi, ruang bimbingan kelompok, lemari dokumen, simbol-simbol

kenegaraan, komputer dan akses internet, instrument konseling, buku

sumber, media pengambangan kepribadian, papan statistik, kotak saran atau

(52)

7. Ruang TU

Pelayanan yang dilakukan untuk siswa-siswi di SMA ini dibedakan menurut

tingkatan kelasnya. Di ruang TU ini dilengkapi dengan AC, dan terdapat

meja, papan tulis, kursi, simbol kenegaraan, komputer, lemari, maupun

struktur organisasinya.

8. Ruang Komputer

Terdapat 2 ruang komputer, ruang pertama berada di lantai 1 dan ruang yang

kedua di lantai 2. Setiap ruangan terdiri dari 40 komputer, meja guru, papan

tulis, kursi, serta dilengkapi AC.

9. Kantin

SMA Kesatrian 1 Semarang memiliki 8 kantin. Kantin tersebut menggunakan

konsep kantin kejujuran yang sesuai dengan visi dan misi sekolah.

10. Koperasi

Koperasi di SMA Kesatrian 1 Semarang memiliki 2 penjaga yang melayani

siswa-siswi. Luas koperasi di sekolah ini tidak terlalu luas, akan tetapi telah

dilengkapi dengan mesin fotocopy dan alat tulis yang cukup lengkap, seperti:

buku tulis, bolpoin, buku gambar, maupun perlengkapan lainnya.

11. UKS

Fasilitas yang terdapat dalam UKS berupa tempat tidur pasien, lemari obat,

alat ukur tinggi dan berat badan, wastafel, lemari dokumen, obat-obatan,

tabung oksigen, termometer, tensimeter, tandu, kursi roda, serta papan statistik

(53)

12. Mushola

SMA Kesatrian 1 Semarang sudah dilengkapi mushola yang luas dan

fungsional. Terdapat sajadah dan perlengkapan sholat lainnya. Tempat wudhu

bagi perempuan dan laki-laki dipisahkan, untuk perempuan di sebelah kiri dan

laki-laki di sebelah kanan.

13. Aula sekolah.

Aula di SMA Kesatrian 1 Semarang digunakan untuk ruang pertemuan

organisasi ektra maupun intra sekolah. Ruang aula ini tidak begitu besar.

Ruang aula dilengkapi dengan kursi, meja, papan tulis, symbol kenegaraan,

maupun AC.

Selain fasilitas di atas SMA Kesatrian 1 Semarang juga dilengkapi pula

dengan fasilitias berupa, Pos Keamanan, Gudang, Lapangan upacara, meeting

room, kamar mandi, taman, tempat parkir, ruang guru, maupun lapangan

olahraga.

b. Keadaan Lingkungan Sekolah

Secara umum lingkungan SMA Kesatrian 1 Semarang cukup kondusif

dalam mendukung proses pembelajaran. Hal-hal yang diamati adalah sebagai

berikut.

1. Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah

Sebelah barat : Pemukiman penduduk dan Museum

Ronggowarsito

(54)

Sebelah Utara : Jalan Raya Pamularsih

Sebelah Selatan : Makam

2. Kondisi Lingkungan Sekolah

a. Kebersihan

SMA Kesatrian 1 Semarang memiliki lingkungan terjaga kebersihannya.

Kebersihan ruang kelas merupakan tanggungjawab warga kelas tersebut

sedangkan kebersihan luar kelas dan ruangan-ruangan lainnya merupakan

tanggungjawab bersama seluruh warga sekolah dengan bantuan petugas

kebersihan.

b. Kebisingan

SMA Kesatrian 1 Semarang terletak di tepi Jl. Pamularsih yang sangat padat

dengan tingkat kebisingan yang tinggi. Namun, dalam pembelajaran, siswa

tidak merasa terganggu dengan kebisingan di luar sekolah karena tiap ruang

kelas di desain sedemikian rupa sehingga suara guru.

c. Jalan Penghubung dengan Sekolah

SMA Kesatrian 1 Semarang terletak di sisi jalan utama yang padat yaitu Jl.

Pamularsih. Letak yang langsung berhubungan dengan jalan utama

menyebabkan SMA Kesatrian 1 Semarang mudah dijangkau oleh siswa dan

pihak yang berkepentingan dengan sekolah.

d. Kenyamanan dan Keamanan

Suasana di SMA Kesatrian 1 Semarang nyaman untuk pembelajaran. Ruang

(55)

polusi dan sedikitnya pohon di perkotaan. Keamanan di SMA Kesatrian 1

Semarang sangat ketat. Pintu gerbang yang selalu ditutup ketika jam pelajaran

berlangsung. Ketika sore menjelang, pintu gerbang menuju ke area utama

sekolah dan lantai 2 di kunci untuk mengamankan peralatan-peralatan

penunjang pembelajaran.

c. Keadaan Guru dan Siswa

1. Jumlah guru dan sebarannya menurut mata pelajaran.

Berdasarkan data per Juli 2012 SMA Kesatrian 1 Semarang

mempunyai 99 guru mata pelajaran baik yang sudah berstatus guru

tetap (GT) dan guru tidak tetap (GTT). 79 orang guru berstatus guru

tetap (GT) dan 20 orang guru berstatus sebagai guru tidak tetap (GTT).

Guru tersebut terbagi dalam 21 mata pelajaran.

2. Jumlah siswa

Berdasarkan data per Juli 2012 jumlah siswa pada SMA Kesatrian 1

Semarang yaitu 934 siswa, terdiri dari kelas X berjumlah 311 siswa, kelas XI

sebanyak 209 siswa. Kelas XII berjumlah 414 siswa.

d. Keadaan Sosial Ekonomi Orang Tua

Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang merupakan salah satu SMA swasta yang

tergolong favorit di Semarang. Siswa yang ada di sana sebagian besar berasal dari

golongan menengah ke atas dan berprestasi. Orang tua siswa di SMA Kesatrian 1

Semarang sebagian besar bermatapencaharian sebagai wiraswasta yang

(56)

Sedangkan tingkat pendidikan terakhir orang tua dari siswa sendiri sebagian besar

telah lulus SMA/sederajat.

2) HASIL PENELITIAN

a. Validitas Pengujian Instrumen

1. Validitas variabel peran orang tua

Data angket penelitian yang dibagikan kepada 52 responden di SMA

Kesatrian 1 Semarang, penulis mendapatkan data sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Validitas instrumen peran orang tua

Sumber: Data penelitian yang diolah, 2013

(57)

Instrumen penelitian dinyatakan valid apabila r hitung lebih besar

dari pada r tabel. R tabel dilihat berdasarkan tabel dengan taraf

kepercayaan 95% dan taraf signifikansi 5%. Artinya, data ini patut

dipercaya paing tidak 95% kebenarannya, jika ada kekeliruan paling

banyak 5%. Dari tabel 4.1 menyatakan bahwa butir soal yang ada dalam

angket yang menjelaskan tentang indikator peran orang tua terdapat 13

butir soal yang valid dari 22 butir soal atau sekitar 59% dari keseluruhan

butir soal. Hal tersebut menunjukkan bahwa angket yang telah dibuat

merupakan alat yang layak digunakan dalam mengukur peran orang tua.

2. Validitas variabel perilaku konsumtif siswa

Data angket penelitian yang dibagikan kepada 52

responden di SMA Kesatrian 1 Semarang , penulis mendapatkan

(58)

Tabel 4. 2 Validitas instrumen perilaku konsumtif

siswa

S

Sumber: Data yang diolah,2013

Instrumen penelitian dinyatakan valid apabila r hitung lebih besar

dari pada r tabel. R tabel dilihat berdasarkan tabel dengan taraf

kepercayaan 95% dan taraf signifikansi 5%. Dari tabel di atas menyatakan

bahwa butir soal yang ada dalam angket yang menjelaskan tentang

indikator peran orang tua terdapat 17 butir soal yang valid dari 23 butir soal

(59)

e. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang telah

didapat dalam penilitian ini merupakan data yang reliabel atau dapat

dipercaya. Dari hasil data yang diolah, reliabilitas untuk variabel X (peran

orang tua) diperoleh hasil 0, 464 . Untuk variabel Y (perilaku konsumtif

siswa) diperoleh hasil 0,717.

f. Analisis Deskriptif

Berdasarkan hasil penelitian, selanjutnya data dianalisis untuk

mengetahui skor jawaban responden yang akan dideskripsikan untuk

mengetahui persepsi responden mengenai variabel penelitian melalui

indikator tiap variabel. Dalam hal ini analisis deskriptif digunakan untuk

menganalisis data tanpa bermaksud mengambil kesimpulan yang berlaku

umum/generalisasi. Hasil analisis deskriptif persentase skor responden

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel peran orang tua

Variabel peran orang tua ini dapat diketahui dari sub variabel

yang diturunkan menjadi indikator yang terdiri atas: keadaan sosial

ekonomi orang tua, pemenuhan kebutuhan anak, sosialisasi orang tua

tentang konsumsi anak, kontrol orang tua terhadap uang saku anak,

intensitas pertemuan orang tua dengan anak. Dalam penelitian ini terdapat

empat pilihan jawaban responden terhadap indikator-indikator tersebut,

Gambar

Tabel r Product Moment ....................................................................................
figur yang dapat dijadikan teladan atau idola bagi mereka. Orang tua yaitu
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2  Teknik Pengambilan Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ada pengaruh orientasi orang tua terhadap pendidikan dan tingkat pendidikan orang tua secara bersama-sama terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA

perhatian orang tua terhadap prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas XI. IPS SMA Negeri 1 Purwantoro tahun

melimpahkan segala rahmat dan karunianya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Persepsi Tentang Peran Orang Tua, Peer Group , Financial

Faktor yang dapat mempengaruhi depresi pada remaja adalah pengaruh peran orang tua, faktor sosial ekonomi orang tua, jenis kelamin dan umur remaja yang bersangkutan. Hasil

Sebaliknya, anak dengan respon yang negatif terhadap orang tua yakni dengan tidak menuruti nasehat dan pesan moral orang tua, pada saat remaja individu merespon secara

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada orang tua dan siswa juga diketahui bahwa siswa banyak mengamalkan keberagamaannya yang bersumber dari

Kerja sama Guru dan Orang Tua relatif baik yaitu saling bekerja sama dalam memotivasi siswa untuk dapat belajar lebih giat lagi, memenuhi kebutuhan dan kepentingan

Kendala orang tua dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada masa pandemik di kelas adalah kurangnya fasilitas yang memadai karena faktor ekonomi, orang tua sibuk bekerja karena