• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Gaya Kemimpinan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai XYZ Kota Bogor terhadap Engagement Pengurus Harian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Gaya Kemimpinan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai XYZ Kota Bogor terhadap Engagement Pengurus Harian"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

BUDIARTO

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KETUA DEWAN

PIMPINAN DAERAH PARTAI XYZ KOTA BOGOR TERHADAP

ENGAGEMENT

PENGURUS HARIAN

(2)

ABSTRAK

BUDIARTO. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpiinan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai XYZ Kota Bogor terhadap Engagement pengurus harian.Dibimbing oleh Lindawati Kartika

DPD Partai XYZ merupakan salah satu dewan pimpinan daerah yang menjadi cerminan dalam hal kinerja dan tolak ukur dari tingkat kota hingga provinsi dalam hal perolehan suara nasional. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengkaji tentang persepsi pengurus harian mengenai gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan (2) Menganalisis engagement pengurus harian terhadap gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pengurus harian (3) Bagaimana pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap engagement individu yang diterapkan pada pengurus harian DPD Partai XYZ Kota Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa gaya kepemimpinan yang selama ini diterapkan ialah kepemimpinan partisipatif dan delegatif. Untuk engagement sendiri indikator yang selama ini diterapkan ialah kebanggan dan Dukungan, dukungan moril dari pimpinan partai kepada pengurus partai, dalam mengukur dimensi gaya kepemimpinan terhadap Engagement dapat di lihat pada nilai muatan faktor dan nilai-t sesuai dengan syarat yaitu ≥ 1.96 dinyatakan berpengaruh secara signifikan. Hasil penelitian menujukkan bahwa nilai muatan faktor variabel manifest sebesar 1 dan nilai–t 13.188 yang berarti gaya kepemimpinan pengaruh positif dan signifikan secara nyata terhadap Engagement individu

Kata kunci: Gaya Kepemimpinan, Engagement , Partai

ABSTRACT

BUDIARTO. Analysis of Bogor XYZ Party chairman’s leadership styles influence on daily administrator’s Engagement. Supervised by Lindawati Kartika.

DPD XYZ is one of the leadership council which became a a reflection in performance and indicator in the acquisition of the national vote for level ini the city and the province. The objective of this research is to (1) examine the daily management of perceptions regarding leadership style which are applied by chairman. (2) analyze the engagement of executives of daily leadership styles that are applied by the board, (3) analyxe the influence of leadership styles to the engagement of individuals who applies to the daily management of DPD XYZ city of Bogor. The result shows that the leadership style that has been applied is a discretionary and pariticipatory leadership with a score 3.40. indicators that have been applied for the engagement are pride and advocacy (support) such as the moral support oh the leader to the the executive board of the party, in measuring the leadership style on engagement can be seen on loading factor of 1.96. manifest variabel are equal to 1 and the values of t- 14.815 which means leadership style has positive and siginificant influence on individual Engagement.

(3)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

BUDIARTO

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KETUA DEWAN

PIMPINAN DAERAH PARTAI XYZ KOTA BOGOR TERHADAP

(4)
(5)

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Gaya Kemimpinan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai XYZ Kota Bogor terhadap Engagement Pengurus Harian

Nama : Budiarto

NIM : H24114040

Disetujui oleh

Lindawati Kartika.SE.M.Si NIP 1986 0118 2009 12 2001

Diketahui oleh

Dr. Jono Munandar SE. MSc NIP 19610123 198601 1 002

(6)

DAFTAR ISI

Daftar Tabel iv

Daftar Gambar iv

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 3

Perumusan masalah 3

Tujuan Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 4

METODOLOGI PENELITIAN 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 14

Gambaran Umum Partai 14

Karakteristik Responden 15

Analisis Deskriptif 19

Hasil Analisis Struqtural Equation Modeling-Partial Least Square 24

Implikasi Manajerial 26

KESIMPULAN DAN SARAN 28

Simpulan 28

Saran 29

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Daftar Bacaleg, Caleg Sementara dan Legislatif terpilih 2004 &2009 1 Tabel Turnover pengurus harian DPD Partai XYZ Kota Bogor 2004 & 2009 2 Tabel Data Jumlah Pengurus Harian DPD Partai XYZ Kota Bogor 8

Tabel Penentuan Sampel Penelitian 9

Tabel Rentang Skala Interpretasi Hasil Jawaban Kuesioner 10

Tabel Tingkat Reliabilitas Metode Alpha Cronbach’s 12

Tabel Karakteristik Responden (Crosstab) 15

Tabel Analiis Deskriptif 21

Tabel Hasil Uji Persepsi 26

Tabel Hasil Uji Validitas 35

Tabel Hasil AVE R-Square Path Coefisien Outer loading 37

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pemikiran Penelitian 7

2 Model Gaya Kepemimpinan terhadap Engagement 14

3 Inner Model Gaya Kepemimpinan terhadap Engagement 24

4 Outer Model Gaya Kepemimpinan terhadap Engagement 25

5 Implikasi Manajerial 27

LAMPIRAN

1 Kuesioner Penelitian 31

2 Hasil Uji Validitas, Reliabilitas 35

3 Convergent validity, composite reliability, AVE, R-squate, Path Coefisient 37

(8)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebuah wujud nyata terselenggaranya demokrasi demi cita-cita bangsa, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta mensejahterakan masyarakat Indonesia adalah terselenggaranya PEMILU (Pemilihan Umum). Pemilu, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemilihan umum terselenggara semenjak beralihnya era orde baru menjadi era reformasi, itu terjadi setelah tahun 1998.

Pemilihan umum yang dilaksanakan ialah masyarakat menentukkan pilihan siapa wakil rakyat dan pemimpin bangsa untuk periode 5 tahun kedepan, baik wakil secara legislatif dan eksekutif. Hal itu dilakukan untuk mencapai demokrasi yang seutuhnya, yakni dari, oleh, dan untuk rakyat. Ukuran keberhasilan penyelenggaraan pemilu dapat terlihat dari seberapa besar partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan pemilu, angka golput yang semakin turun, serta luaran dari pemilu itu sendiri, dalam pelaksanaannya masyarakat akan memilih para individu yang dapat menyuarakan aspirasi mereka dalam baik dalam bentuk kebijakan daerah maupun dalam bentuk perundang-undangan. Individu atau calon-calon legislatif yang dipilih adalah individu yang berkualitas dan mempunyai misi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam menentukkan seorang individu dapat menjadi calon legislatif atau tidak, dibutuhkan sebuah keputusan dan wewenang dari seorang pimpinan partai, mengenai hal tersebut, berikut merupakan data individu yang mendaftar ke DPD partai XYZ Kota Bogor untuk menjadi calon legislatif sementara dan nantinya menjadi pilihan dari masyarakat dalam memperjuangkan aspirasinya. Dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Daftar Bacaleg, Caleg sementara dan Legislatif terpilih tahun 2004 & 2009 Jumlah

Sumber : DPD Partai XYZ Kota Bogor (2013)

(9)

dikarenakan adanya pengurus yang kurang merasa cocok dengan jabatan yang di amanahkan saat ini, team work yang kurang solid, maupun karena beberapa faktor lainnya. Hal yang dapat terjadi ialah perpindahan dari jabatan satu ke jabatan lain, maupun keluar dari kepengurusan.

Selanjutnya, pada Tabel 2 dapat dilihat data turnover (keluar/masuk) pengurus harian dari kepengurusan periode 2004 dan 2009 DPD partai XYZ kota Bogor. Tabel 2 Data turnover pengurus harian DPD Partai XYZ kota Bogor 2004 dan 2009

Tahun 2004

Sumber : DPD Partai XYZ (2013)

Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa pada tahun 2004 para pengurus harian tidak ada yang keluar dari kepengurusan. Kemungkinan pengurus harian tidak ada yang keluar karena merasa cukup nyaman didalam kepengurusan tersebut, meskipun secara team work masih kurang solid. Sedangkan pada tahun 2009, terdapat total 26 orang keluar dari kepengurusan yang ada, dengan turnover sebesar 42.66 %, Faktor yang membuat pengurus harian keluar, kemungkinan karena lingkungan yang kurang kondusif, atau gaya kepemimpinan dari ketua DPD partai XYZ kota bogor yang kurang diterima oleh semua pengurus harian, meskipun secara team work sudah cukup solid, atau karena pengurus harian kurang merasa terlibat (engagement) terhadap DPD Partai XYZ kota Bogor.

(10)

Kebutuhan akan ketua DPD yang visioner dan mampu bekerja sama dengan baik dengan para pengurusnya merupakan hal yang penting, namun untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan engagement dari para pengurus yang ada. Maka dari itu, peneliti ingin melakukan sebuah penelitian tentang gaya kepemimpinan yang diterapkan serta seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap engagement yang di miliki oleh para pengurus harian dewan perwakilan daerah partai XYZ kota bogor, agar bisa mendapatkan keterangan secara ilmiah tentang variabel tersebut secara baik dan benar.

Perumusan Masalah

Gaya kepemimpinan dari ketua DPD partai XYZ kota bogor merupakan hal yang penting untuk dilakukan penilaian secara persepsi dari pengurus harian yang ada. Serta engagement yang diterapkan oleh pengurus harian merupakan faktor yang penting dalam mendukung ketua DPD dalam menerapkan gaya kepemimpinannya. Maka berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah dari peneliian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi pengurus harian mengenai Gaya Kepemimpinan yang diterapkan oleh Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Partai XYZ kota Bogor. 2. Bagaimana engagement pengurus harian yang terjadi pada Dewan Perwakilan

Daerah Partai XYZ kota Bogor.

3. Bagaimana pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap engagement individu pada pengurus harian Dewan Perwakilan Daerah Partai XYZ kota Bogor

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut. Maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengkaji tentang persepsi pengurus harian mengenai gaya kepemimpinan yang

diterapkan oleh pimpinan Dewan Pimpinan Daerah Partai XYZ Kota Bogor. 2. Menganalisis engagement pengurus harian terhadap gaya kepemimpinan yang

diterapkan oleh pimpinan Dewan Pimpinan Daerah Partai XYZ Kota Bogor. 3. Bagaimana pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap engagement individu yang

diterapkan pada pengurus harian Dewan Pimpinan Daerah Partai XYZ Kota Bogor.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. maka berdasarkan tujuan penelitian, manfaat dari penelitian sebagai berikut :

1. Memberikan informasi dan perspektif baru tentang penerapan gaya kepemimpinan yang di terapkan

2. Memberikan informasi bagi pihak lain yang membutuhkan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya atau kegiatan lain yang berkaitan.

(11)

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian memfokuskan pada analisis pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap engagement individu pada pengurus harian dewan pimpinan daerah XZY kota Bogor. Variabel Penelitian ini adalah gaya kepemimpinan dan engagement individu. Indikator penelitian ini gaya kepemimpinan yang meliputi otoriter, partisipatif ,delegatif dan engagement individu yang meliputi pride, satisfaction, advocacy dan commitement. Penelitian dilakukan di Dewan Pimpinan Daerah Partai XYZ kota Bogor yang terletak di Jl. H. Ahmad Sobana (Bangbarung raya) No.81 Kelurahan tegal gundil kel.Bogor utara 16152, Bogor. Penelitian ini dilakukan selama bulan April dan Mei 2013

TINJAUAN PUSTAKA

Gaya Kepemimpinan

Gaya adalah sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan dan kesanggupan untuk berbuat baik. Selain itu Rivai (2007) mengatakan bahwa kepemimpinan (leadership) proses mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi,. Sedangkan gaya kepemimpinan menurut Rivai (2007) adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan, agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disuka dan sering diterapkan oleh pemimpin.

Menurut Hasibuan (2006) gaya kepemimpinan ada tiga, yaitu: 1). Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan ini adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.

2). Kepemimpinan Partisipatif

Kepemimpinan parisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan secara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Pemimpin dengan gaya ini akan mendorong kemampuan bawahan untuk mengambil keputusan.

3). Kepemimpian Delegatif

(12)

Pengertian Engagement

Wyatt (2009) engagement merupakan kombinasi dari komitmen dan line of sight, dimana komitmen merupakan motivasi anggota untuk membantu keberhasilan organisasi. Menurut Wiley (2012) employee engagement adalah sejauh mana karyawan termotivasi untuk memberikan kontribusi bagi keberhasilan organisasi dan bersedia menerapkan upaya diskresi untuk menyelesaikan tugas-tugas penting dalam pencapaian tujuan organisasi. Menurut Wiley (2012) pada badan peneliti kenexa telah berpengalaman dalam melakukan riset dalam bidang SDM, dan pada pendekatan yang digunakan oleh kenexa untuk mengukur keterlibatan karyawan (employee engagement) yaitu menggunakan kombinasi 4 elemen individu dengan bobot yang sama yaitu,

a. Pride (kebanggaan) : Rasa bangga telah terlibat dalam kemajuan b. Satisfaction (kepuasan) : Rasa puas terhadap kinerja organisasi

c. Advocacy (dukungan) : Mendapat dukungan dari semua aspek lingkungan d. Commitment (komitmen) : Keinginan dan kemauan untuk bertahan

Commitment sendiri terdiri dari komitmen secara afektif (bertahan pada suatu pekerjaan karena menginginkannya), kontinuan (bertahan karena membutuhkannya) dan normatif (bertahan karena merasa wajib melakukannya serta berkaitan dengan masalah moral). Alasan pemilihan dari 4 elemen individu tersebut karena keterlibatan individu dalam organisasi menjadi salah satu kebanggaan mereka miliki pada organisasi serta menjadi variable dari individu tetap berada di organisasi.

Employee engagement bukan hanya sekedar sikap seperti komitmen organisasi tetapi merupakan tingkat seorang karyawan penuh perhatian dan melebur dengan pekerjaannya. Dalam penelitian ini, objek yang diteliti adalah engagement pengurus harian partai politik, jika karyawan merasa terlibat karena membutuhkan pekerjaan dan adanya kompensasi, tapi dalam partai tidak adanya kompensasi namun keinginan untuk mengabdi yang membuat pengurus partai merasa terlibat. Maju mundurnya organisasi perusahaan maupun partai ialah dengan terlibatnya anggota organisasi didalamnya.

Penelitian Terdahulu

(13)

apabila gaya kepemimpinan transformasional diterapkan semakin efektif maka pembentukan modal sosial terutama kepercayan juga akan semakin baik.

Lely Lutvianti, (2012). Melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Engagement terhadap Kinerja Karyawan Kantor Pusat PT XYZ Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan engagement karyawan menggambarkan hasil yang baik, dimana satisfaction merupakan indikator yang paling berpengaruh dalam pembentukan engagement karyawan dengan loading factor sebesar 0,89. Secara umum kinerja karyawan juga menunjukkan hasil yang baik, khususnya pada pengalaman karyawan dimana memiliki pengaruh terbesar dalam pembentukan kinerja karyawan dengan loading factor sebesar 0,89. Engagement memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

METODOLOGI PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

Dewan Pimpinan Daerah Partai XYZ kota bogor merupakan perwakilan daerah yang mendukung penuh terwujudnya visi dari XYZ yakni terwujudnya sebagai partai politik yang mewujudkan masyarakat madani yang adil dan makmur, dengan pemerintah yang baik dan bersih, di dalam Negara Indonesia yang demokratis dan berdaulat, serta di ridhoi Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, yang di jalankan dalam struktur ogranisasi dan di implementasikan oleh para pengurus harian

(14)

Ket : : Ruang Lingkup Peneltian

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dewan Pimpinan Daerah Partai XYZ Bogor yang terletak di Jl. H. Ahmad Sobana (Bangbarung raya) No.81 Kelurahan tegal gundil kel.Bogor utara 16152, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Alasan mengapa kegiatan penelitian dilakukan di tempat ini adalah karena adanya kesediaan dari partai tersebut. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan April 2013 sampai dengan selesai.

Pengumpulan Data dan Sumber Data

Jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari pihak organisasi, yakni partai XYZ baik dari anggota maupun pengurus partai dengan metode kuesioner dan wawancara.

Metode Deskriptif , Structural Equation Modelling (SEM) dengan metode Partial Least Square (PLS) Struktur organisasi dalam pengurus harian DPD Partai XYZ Kota Bogor

Gaya Kepemimpinan ; Hasibuan (2006) 1. Otoriter

2. Partisipatif 3. Delegatif

Engagement: (Willey, 2012) 1. Pride (kebanggaan) 2. Satisfaction (kepuasan) 3. Advocacy (dukungan) 4. Commitment (komitmen)

Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Engagement Individu pengurus harian pada DPD Partai XYZ Kota Bogor

Implikasi Manajerial

DPD Partai XYZ Kota Bogor

(15)

Data sekunder diperoleh dari laporan dan dokumen partai yang berkaitan dengan topik penelitian. Selain itu data sekunder diperoleh dari bahan-bahan rujukan seperti: literatur, jurnal, skripsi, thesis, artikel dan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian

Menentukan Populasi dan Sampel

Dalam menentukan populasi dan jumlah sampel yang akan di teliti, peneliti harus memahami konsep dan teori dari populasi dan sampel itu sendiri, serta bagaimana cara penetapan dari variabel tersebut.

Penetapan Populasi

Menurut Sumarni (2006), Populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti dan terdiri atas sejumlah individu, baik yang terbatas (finite) maupun tidak terbatas (infinite). Populasi dalam penelitian ini adalah ketua dan para pengurus harian DPD yang berjumlah 59 orang.

Penetapan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified (probability sampling), yaitu anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Penjelasan tentang struktur organisasi yang berisikan jumlah populasi terdapat pada (Lampiran 4). Dan jumlah populasi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Data Jumlah Pengurus Harian DPD Partai XYZ Kota Bogor

No Biro- Biro Total

1 Wakil Ketua 16

2 Sekretaris 1

3 Wakil Sekretaris 16

4 Bendahara 1

5 Wakil Bendahara 14

6 Anggota Biro Pengembangan Organisasi dan Keanggotaan (POK) 3

7 Anggota Biro Pemberdayaan Perempuan 2

8 Anggota Biro Pendidikan, Kesehatan & Penanggulangan Bencana 2

9 Anggota BPP Pemilu (Dapil Kota Bogor-1) 1

10 Anggota BPP Pemilu (Dapil Kota Bogor-2) 1 11 Anggota BPP Pemilu (Dapil Kota Bogor-3) 2 12 Anggota BPP Pemilu (Dapil Kota Bogor-4) 1 13 Anggota BPP Pemilu (Dapil Kota Bogor-5) 1 Jumlah 59 Sumber : DPD Partai XYZ Kota Bogor (2013)

(16)

n = N / (1 + N e2) Dimana :

n = Ukuran sampel yang diambil N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian yang masih dapat ditolerir (10%)

Menghasilkan, n = = 37.1 37 Responden

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus slovin, sampel yang dapat diambil sebanyak 37 responden, tetapi penentuan sampel dari pengurus agar lebih tepat sasaran dan menyeluruh, dapat dilakukan dengan cara penentuan jumlah sampel dengan perhitungan yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Penentuan Jumlah Sampel Penelitian

No Jabatan Populasi Nilai Fraksi Sampel

1 Wakil Ketua 16 16/59 = 27.11 % 10

2 Sekretaris & W.Sekretaris 17 17/59 = 28.81 % 11 3 Bendahara &W.Bendahara 15 15/59 = 25.42 % 9

4 Anggota Biro 11 12/59 = 20.33 % 7

Jumlah 59 100 % 37

Berdasarkan tabel 4, penentuan jumlah sampel menggunakan nilai fraksi untuk menentukan jumlah sampel di setiap jabatan memperoleh hasil yaitu 10 orang untuk jabatan wakil ketua, 11 orang untuk sekretaris dan wakil sekretaris, 9 orang untuk bendahara dan wakil bendahara dan 7 orang untuk anggota biro. Penentuan ini diharapkan dapat mewakili dari setiap jabatan yang ada.

Metode Pengumpulan Data

Data merupakan salah satu komponen riset. Data yang akan digunakan dalam riset harus data yang benar, karena data yang salah akan menghasilkan informasi yang salah. Penelitian ilmiah memiliki beberapa teknik pengumpulan data beserta masing-masing perangkat pengumpulan data yaitu (Umar, 2005).

a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai yaitu pengurus harian DPD Partai XYZ Kota Bogor.

b. Observasi

Teknik ini menggunakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.

c. Angket (Kuesioner)

(17)

berupa skala, yaitu menggunakan skala likert. Skala berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu. Berikut adalah model skoring dengan Skala Likert:

Bobot skor 4 = Sangat setuju Bobot skor 3 = Setuju

Bobot skor 2 = Tidak setuju Bobot skor 1 = Sangat tidak setuju

Skala Likert mengukur tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap pernyataan suatu objek. Skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert dan biasanya memiliki 4 dari “sangat setuju” sampai 1 “sangat tidak setuju”.

Jawaban-jawaban yang telah diberikan bobot, kemudian dijumlahkan untuk setiap responden, guna dijadikan skor persepsi terhadap variabel-variabel yang akan diteliti. Rentang skala persepsi digunakan untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan mengunakan skor skor. Setiap skor alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkatan terdiri dari kisaran antara 1 hingga 4, kemudian rentang skala dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rentang Skala ……… (1)

Menghasilkan : Rentang Skala : 4 – 1 = 0.75 4

Berdasarkan perhitungan rentang skala diperoleh bahwa rentang skala untuk tiap nilai itu sebesar 0.75. penentuan dan interpretasi dari hasil rentang skala atas jawaban pertanyaan/pernyataan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Rentang Skala Interpretasi Hasil Jawaban Kuesioner Rentang Skala Jawaban Pertanyaan

1,00 – 1,75 Sangat Tidak Setuju/Sangat Buruk/Sangat Rendah

1,76 – 2,00 Tidak Setuju/Buruk/Rendah 2,51 – 3,25 Setuju/Baik/Tinggi

3,26 – 4,00 Sangat Setuju/Sangat Baik/Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel 5, untuk interpretasi jawaban pertanyaan/pernyataan dapat dilihat dengan berada dimana rentang skala tersebut.

Perumusan Hipotesis

Hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya belum dibuktikan.

Perumusan hipotesis penelitian ini adalah

H0 : Tidak Terdapat pengaruh yang positif antara gaya kepemimpinan dengan engagement individu pengurus harian DPD Partai XYZ Kota Bogor

(18)

Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu uji yang bertujuan untuk meneliti apakah instrumen dapat mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen penelitian dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2004). Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan 30 pernyataan yang diberikan pada 30 pengurus, menggunakan alpha sebesar 10%, penggunaan 10% sendiri dilakukan karena penelitian ini bersifat sosial. Hasil pengujian dari pernyataan dikatakan valid apabila nilai hitung > tabel yaitu lebih besar dari 0,3061. Nilai r-hitung > r-tabel dapat dilihat pada (Lampiran 2). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 15.0, dimana hasil dari pengolahan 30 tersebut diperoleh sebanyak 26 butir pernyataan terbukti valid dan 4 pernyataan yang tidak valid. Untuk pernyataan yang tidak valid tidak digunakan kembali dalam pengolahan data selanjutnya.

Rumusnya adalah sebagai berikut:

}

Menurut Umar (2005), reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukan oleh instrumen pengukuran. Uji reliabilitas menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah reliable jika nilai hitung alfa (α) lebih besar (>) dari nilai r tabel. koefisien alpha (α) dengan asumsi bila nilai a-cronbach hitung lebih besar dari 0.60 (a-Cronbach theory) maka kuesioner dapat dikatakan reliable, Uji reliabilitas dilakukan pada 30 pengurus DPD Partai XYZ Kota Bogor. Pengujian reliabilitas menggunakan teknik Cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS 15.0 diperoleh Cronbach’s Alpha hitung sebesar 0,804 dan 0.868 pada variabel gaya kepemimpinan dan Engagement (Lampiran 2).dengan rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b = jumlah varian butir/item

2

t

(19)

Untuk mencari varians, digunakan rumus sebagai berikut:

n n

X X

2 2

……… (4)

Dimana: = Varians

n = Jumlah responden

x = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor item pernyataan). Berdasarkan rumus perhitungan reliabilitas diperoleh tingkat reliablitas yang dapat dlihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Tingkat Reliabilitas Metode Alpha Cronbach’s Klasifikasi Nilai Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 – 0,20 Kurang Reliabel 0,21 – 0,40 Agak Reliabel 0,41 – 0,60 Cukup Reliabel 0,61 – 0,80 Reliabel 0,81 – 1,00 Sangat Reliabel

Berdasarkan tabel 6, hasil setiap pengujian reliabiltas memiliki interpretasi yang berbeda, ditentukan berdasarkan klasifikasi nilai alpha yang ada.

Analisis Data

Analisis data adalah kegiatan mengubah data hasil penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan dalam suatu penelitian. Adapun cara mengambil kesimpulan bisa dengan hipotesis, metode deskriptif, dan analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan Metode Partial Least Score (PLS).

Metode Deskriptif

Menurut Sugiyono (2011), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik responden padan penelitian melalui rataan skor, mengidentifikasi responden yang berpengaruh terhadap variabel pada penelitian.

Metode Analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan Metode Partial Least Score (PLS)

(20)

variabel indikator dan kesalahan pengukuran secara langsung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least Score (PLS). Menurut Ghozali (2008), PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kualitas/teori, sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. Di dalam PLS variabel laten bisa berupa hasil pencerminan indikatornya diistilahkan dengan indikator refleksif. Di samping itu, variabel yang dipengaruhi oleh indikatornya, diistilahkan dengan indikator formatif. Pada metode Path Modeling Partial least square terdapat beberapa kriteria yaitu : 1. Variabel laten dinyatakan berpengaruh positif apabila nilai outer loading

manifestnya > 0.50.

2. Variabel laten dinyatakan berpengaruh secara signifikan/nyata terhadap variabel laten lainnya apabila nilai beta atau t-statistik > 1.96.

Selain kriteria di atas ada dua evaluasi model, yaitu model pengukuran/outer model dan model structural/inner model.

1. Model pengukuran atau Outer Model

Menurut Ghozali (2008), Outer model adalah hubungan antar indikator dengan konstruknya, pada model reflektif, dilakukan tiga pengujian untuk menentukkan validitas dan reliabilitas, yaitu convergent validity, discriminant validity dan composite reliability. Untuk ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0.70, namun peneliti menggunakan skala 0.50 hingga 0.60. Discriminant validity dikatakan mempunyai model yang cukup, jika akar AVE untuk setiap konstruk lebih besar daripada korelasi antara konstruk-konstruk lainnya. Uji lainnya adalah menilai validitas dan reliabilitas dengan melihat Average Variance Extracted (AVE), dipersyaratkan model yang baik jika masing-masing konstruk nilainya lebih besar dari 0.50. Sementara reliabilitas konstruk diukur dengan composite reliability dan cronbach alpha nilainya di atas 0.70 dengan tingkat kesalahan 5%.

2. Model Struktural atau Inner Model

Inner model menggambarkan hubungan antara variabel berdasarkan pada teori substantif. Model ini dapat di evaluasi dengan melihat nilai R-square, dinyatakan signifikan apabila nilai t-value lebih besar dari t-tabel untuk tingkat kesalahan 5% adalah 1.96, Ghozali (2008).

Path Modeling Partial least square merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi varian. Dibawah ini (Gambar 2) merupakan gambaran umum yang dibuat oleh peneliti sebelum dilakukan pengujian model struktural dengan bantuan software SmartPLS 2.0.

(21)

Gambar 2 Model Gaya Kepemimpinan terhadap Engagement

Berdasarkan gambar 2, gaya kepemimpinan diharapkan berpengaruh terhadap engagement, namun untuk mengetahui pengaruh/tidaknya variabel tersebut, gaya kepemimpinan sendiri terdiri dari beberapa indikator variabel yang dapat membantu adanya pengaruh terhadap engagement, yaitu terdiri dari GPO (Gaya Kepemimpinan Otoriter), GPP (Gaya Kepemimpinan Partisipatif), dan GPD (Gaya Kepemimpinan Delegatif). Sedangkan untuk variabel engagement sendiri dapat terbentuk karena beberapa variabel laten endogen yaitu, EP (Engagement Pride), ES (Engagement Satisfaction), ED (Engagement Advocacy) dan EC (Engagement commitment).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Partai Politik

Partai Politik menurut UU No.2 Tahun 2008 tentang partai politik, adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Partai politik sendiri mempunyai beberapa fungsi, antara lain untuk sosialisasi pendidikan politik kepada masyarakat, komunikasi politik lintas partai dan kepentingan, rekrutmen politik dan sebagai partisipasi politik, sebagai contoh pemilihan kepala daerah dari tingkat kabupaten hingga pemilihan kepala Negara. Setiap partai politik memiliki beberapa dewan pimpinan baik tingkat wilayah, kota/kabupaten, cabang, kelurahan, sampai tingkat RT/RW, dan pimpinan perwakilan daerah tersebut memiliki fungsi yang sama sebagai partai politik, yaitu mencapai tujuan yang sama untuk memajukan bangsa dan Negara.

(22)

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian berasal dari pengurus harian DPD Partai XYZ kota bogor yang terdiri dari wakil ketua, sekretaris, bendahara dan anggota biro program. Responden yang diteliti sebanyak 37 responden, namun dalam pengisian kuesioner, hanya 30 orang yang bersedia, 7 orang tidak bersedia, maka dari itu dalam pengujiannya, peneliti hanya menguji 30 sampel. Karakteristik responden terdiri dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan terakhir, profesi lainnya selain menjadi pengurus partai, periode kepengurusan, aktifitas organisasi/partai sebelum menjadi pengurus partai, organisasi selain menjadi pengurus dan alasan menjadi pengurus partai.

Karakteristik Jabatan terhadap Usia

Karakteristik yang dilakukan pengujian ialah jabatan terhadap usia, hal ini dilakukan agar dapat mengetahui berapa banyak rata-rata usia yang ada di pengurus harian DPD Partai XYZ kota bogor. Hal itu dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Hasil Crosstabulation jabatan terhadap Usia

Usia Total kota bogor mayoritas berusia 46-55 tahun dengan jabatan sebagai bendahara & wakil bendahara yaitu sebanyak 5 orang. Hal ini menunjukkan dalam melakukan pekerjaannya sebagai bendahara dibutuhkan kemampuan pengurus yang memiliki pengalaman yang baik, khususnya partai.

Karakteristik Jabatan terhadap jenis Kelamin

(23)

Tabel 8 Hasil Crosstabulation Jabatan terhadap Jenis Kelamin

Jabatan Jenis kelamin Total

laki-laki perempuan (orang)

wakil ketua 6 2 8

bendahara dan

wakil bendahara 9 1 10

sekretaris dan wakil

sekretaris 6 2 8

anggota 3 1 4

Total (orang) 24 6 30

Berdasarkan tabel 8, diperoleh hasil bahwa pengurus harian secara mayoritas berjenis kelamin Laki-laki, yaitu sebanyak 9 orang, dengan jabatan sebagai bendahara dan wakil bendahara. Hal ini menujukkan bahwa peran laki-laki diutamakan dalam melakukan pekerjaannya yang membutuhkan waktu bekerja yang fleksibel, perjalanan di luar kota dan tahan terhadap tekanan.

Karakteristik Jabatan terhadap Profesi lain selain menjadi pengurus

Pada analisis karakteristik berdasarkan profesi lain selain menjadi pengurus, peneliti ingin mengetahui secara detail profesi lain tersebut mempengaruhi para pengurus untuk menjadi pengurus harian di DPD Partai XYZ kota bogor. Hal itu dapat di lihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Hasil Crosstabulation jabatan terhadap profesi lain

Profesi lain Total

Jabatan Wirausaha Professional Entertainer lainnya (orang)

wakil ketua 3 3 1 1 8

bendahara dan

wakil bendahara 1 7 0 2 10

sekretaris dan wakil

sekretaris 8 0 0 0 8

Anggota 3 0 0 1 4

Total (orang) 15 10 1 4 30

Berdasarkan tabel 9, diperoleh hasil bahwa pengurus harian secara mayoritas berprofesi sebagai professional dalam hal ini para pengacara, yaitu sebanyak 7 orang, dengan jabatan sebagai bendahara dan wakil bendahara. hal ini menunjukkan bahwa dalam pekerjaannya dibutuhkan kemampuan dan profesionalitas yang tinggi, seperti pengacara yang mendukung pekerjaannya dalam hal peraturan administrasi dan keuangan. Yang dimaksud profesi lainnya ialah sebagai kepala sekolah dan Pembina dari sebuah yayasan.

Karakteristik Jabatan terhadap Tingkat pendidikan terakhir

(24)

dalam jabatan yang di pegang atau pekerjaan yang dilakukan. Hal itu dapat di lihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Hasil Crosstabulation jabatan terhadap tingkat pendidikan terakhir

Tingkat pendidikan terakhir Total

Jabatan SMA/SMK D3/Akademi S1/D4 (Orang)

wakil ketua 3 0 5 8

bendahara & wakil

bendahara 2 3 5 10

sekretaris & wakil

sekretaris 2 0 6 8

Anggota 0 2 2 4

Total (orang) 7 5 18 30

Berdasarkan tabel 10, diperoleh hasil bahwa pengurus harian mayoritas merupakan lulusan Sarjana sebanyak 5 orang, dengan jabatan sebagai bendahara dan wakil bendahara. Hal ini menunjukkan dalam melakukan pekerjaan sebagai bendahara, lulusan sarjana yang memiliki pengalaman yang cukup dibidang administrasi dan keuangan.

Karakteristik Jabatan terhadap Periode Kepengurusan

. Pada analisis karakteristik berdasarkan periode kepengurusan, peneliti ingin mengetahui secara detail masa kepengurusan para pengurus yang menjabat saat ini berada di DPD partai XYZ kota bogor dan kesesuaian dengan jabatan yang dipegang saat ini. Hal itu dapat di lihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Hasil Crosstabulation Jabatan terhadap Periode kepengurusan

Jabatan Periode kepengurusan Total

1- 5 tahun 6-10 tahun 11- 15 tahun (orang)

wakil ketua 5 0 3 8

bendahara & wakil

bendahara 7 1 2 10

sekretaris & wakil

sekretaris 7 1 0 8

anggota 4 0 0 4

Total (orang) 23 3 4 30

(25)

Karakteristik Jabatan terhadap organisasi/partai sebelum menjadi pengurus

Pada analisis karakteristik jabatan terhadap organisasi/partai sebelum menjadi pengurus, peneliti ingin mengetahui latar belakang dari para pengurus tersebut dapat menunjang dengan jabatannya saat ini. Hal itu dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Hasil crosstab jabatan terhadap organisasi/partai sebelum menjadi pengurus

organisasi/partai sebelum menjadi pengurus partai XYZ Total

Jabatan tidak ada golkar PDI muhammadiyah HMI (orang)

Berdasarkan tabel 12, diperoleh hasil bahwa mayoritas latar belakang pengurus harian mayoritas adalah tidak bergabung dengan organisasi/partai sebelum menjabat sebagai pengurus harian, yaitu sebanyak 5 orang dengan jabatan saat ini sebagai bendahara dan wakil bendahara. Hal ini menunjukkan bahwa dalam melakukan pekerjaannya di bidang keuangan dibutuhkan seseorang yang dapat menerima aturan pengelolaan keuangan yang ditetapkan oleh DPD partai XYZ kota bogor.

Karakteristik jabatan terhadap aktifitas organisasi selain menjadi pengurus

Pada analisis karakteristik jabatan terhadap aktifitas organisasi selain menjadi pengurus, peneliti ingin mengetahui aktifitas organisasi yang di jalani dapat selaras dengan jabatan yang diterima saat ini. Hal itu dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Hasil Crosstab Jabatan terhadap aktifitas organisasi selain menjadi pengurus

Aktifitas organisasi selain menjadi pengurus Total

jabatan tidak ada yayasan

(26)

dengan jabatan sebagai bendahara dan wakil bendahara. Hal ini menunjukkan bahwa dalam mengelola keuangan dibutuhkan kemampuan dan komitmen pada satu partai, agar dapat mengelola keuangan dengan baik dan fokus pada pekerjaannya .

Karakteristik jabatan terhadap alasan menjadi pengurus

Pada analisis karakteristik jabatan alasan menjadi pengurus, peneliti ingin mengetahui latar belakang secara pemikiran apa yang membuat individu ingin menjadi pengurus dengan jabatan yang diterima saat ini. Hal itu dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Hasil Crosstab jabatan terhadap alasan menjadi pengurus

Alasan menjadi pengurus

Jabatan

Berdasarkan tabel 14, diperoleh hasil bahwa individu menjadi pengurus harian dengan jabatan sebagai bendahara dan wakil bendahara karena mempunyai pandangan bahwa partai ini merupakan partai reformis (partai yang dapat melakukan perubahan). Hal ini menunjukkan bahwa pengurus memiliki kesamaan ideologi yang dapat membantunya dalam pekerjaanya.

Analisis Deskriptif pengurus harian Partai XYZ terhadap Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan terdiri atas 3 indikator, yakni gaya kepemimpinan otoriter, partisipatif dan delegatif. Penelitian ini menunjukkan bagaimana kepemimpinan yang selama ini diterapkan di DPD Partai XYZ. Hal itu dapat di lihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Persepsi pengurus harian terhadap Gaya Kepemimpinan

Gaya Kepemimpinan Rataan Skor Intepretasi

Otoriter 3.11 Setuju

Partisipatif 3.40 Sangat Setuju

Delegatif 3.11 Setuju

Rataan 3.21

(27)

a. Gaya Kepemimpinan Otoriter

Gaya kepemimpinan otoriter ialah kepemimpinan yang sentralisasi wewenang, pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Tabel 16.

Tabel 16 Penilaian pengurus terhadap Gaya Kepemimpinan Otoriter

NO Indikator SS S TS STS Rataan

Skor

Kriteria

1 Pimpinan selalu tegas dalam mengambil setiap

keputusan 60 33 4 2 3.3

Sangat baik

2 Pimpinan selalu berinisiatif dalam pemecahan

suatu masalah 56 36 4 2 2.67

Berdasarkan tabel 16, menurut persepsi pengurus harian terhadap gaya kepemimpinan yang selama ini diterapkan adalah kepemimpinannya yang otoriter yaitu ketua DPD yang selalu tegas dalam mengambil setiap keputusan, baik keputusan strategic maupun non-strategik.

b. Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Gaya kepemimpinan parisipatif ialah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan secara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Dapat terlihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Penilaian pengurus terhadap Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Berdasarkan tabel 17, persepsi pengurus harian terhadap gaya kepemimpinan ketua DPD partai XYZ kota bogor adalah, gaya kepemimpinan yang partisipatif, yaitu pimpinan yang selalu menjaga hubungan baik dengan semua anggotanya, dengan

NO Indikator SS S TS STS Rataan

Skor

Kriteria

1 Pimpinan selalu mempertimbangkan pendapat dari

anggota 52 42 4 0 3.27

Sangat baik

2 Pimpinan selalu menjaga hubungan baik dengan

semua anggota 84 24 4 0 3.73

Sangat baik

3 Pimpinan dan pengurus bekerja sebagai tim secara

harmonis. 56 39 6 0 3.36

Sangat baik

4 Pimpinan selalu mengedepankan kepentingan

anggota partai XYZ 44 51 2 1 3.26

Sangat baik

Partisipatif 3.40 Sangat

(28)

melakukan pertemuan informal, menjalin hubungan yang lebih dekat dengan keluarga dan mengerti keinginan dari para anggotanya.

c. Gaya Kepemimpinan Delegatif

Gaya Kepemimpinan Delegatif ialah apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap. Hal itu dapat di lihat pada Tabel 18.

Tabel 18 Penilaian pengurus terhadap Gaya Kepemimpinan Delegatif

NO Indikator SS S TS STS Rataan

Skor

Kriteria

1 Pimpinan selalu memberikan rincian tugas

dengan jelas kepada anggota 36 54 4 1 3.16

Baik

2 Pimpinan selalu memberikan tanggung jawab

penuh kepada anggota. 20 57 10 1 2.93

Baik

4 Pimpinan sangat memberikan peran kepada

anggota partai XYZ 36 57 4 0 3.23

Sangat Baik

Delegatif 3.11 Baik

Berdasarkan tabel 18, diperoleh hasil bahwa dalam kepemimpinannya selama ini, gaya kepimpinan ketua DPD partai XYZ kota bogor adalah kepemimpinan secara delegatif, yakni pimpinan yang sangat memberikan peran kepada anggota partai XZY.

Analisis Deskriptif pengurus harian DPD Partai XZY terhadap Engagement individu

Engagement dapat di ukur berdasarkan 4 indikator, yakni kebangaan, kepuasan, dukungan dan komitmen, komitmen sendiri terbagi atas komitmen afektif, normatif, dan kontinuan. Dapat terlihat pada Tabel 19.

Tabel 19 persepsi pengurus terhadap Engagement

Engagement Rataan Skor Interpretasi

Pride (Kebanggaan) 3.30 Sangat Setuju Satisfaction (Kepuasan) 2.75 Setuju Advocacy ( Dukungan) 2.65 Setuju Commitment (Komitmen) 3.20 Setuju

Rataan 2.95 Setuju

(29)

a. Pride (Kebanggaan)

Engagement individu memiliki 4 indikator, salah satunya yaitu pride yang memiliki unsur meliputi tingkat kepercayaaan terhadap organisasi, rasa bangga terhadap organisasi baik terhadap prestasi maupun rasa kekeluargaan yang ada di organisasi. Dapat terlihat pada Tabel 20.

Tabel 20 persepsi terhadap Kebanggaan

NO Indikator SS S TS STS Rataan

Skor

Kriteria

2 Bangga mendapat kepercayaan dari pimpinan

partai 32 54 8 0 3.13 Baik

3 Merekomendasikan partai XYZ kepada orang

lain 48 45 4 0 3.23

Sangat Baik

4 Menjaga Nama baik partai XYZ

64 42 0 0 3.53

Sangat Baik

Pride (Kebanggaan) 3.30 Sangat

Baik

Berdasarkan tabel 20, persepsi pengurus terhadap kebanggaan secara keseluruhan menunjukkan bahwa hal yang membuat individu merasa lebih Engagement terhadap partai ialah karena individu selalu menjaga nama baik partai dimanapun ia berada.

b. Satisfaction (Kepuasan)

Satisfaction sendiri yang memiliki unsur meliputi kinerja partai, pimpinan dan melakukan pekerjaan dengan senang hati. Dapat terlihat pada Tabel 21.

Tabel 21 Persepsi terhadap Kepuasan

NO Indikator SS S TS STS Rataan

Skor

Kriteria

1 Puas dengan kinerja partai XYZ

20 36 18 2 2.53

Baik

2 Puas dengan kinerja pimpinan partai

20 36 18 1 2.50

Baik

4 Senang dengan pekerjaan yang saya lakukan.

24 69 4 0 2.75

Sangat Baik

Satisfaction (Kepuasan) 3.11 Baik

(30)

c. Advocacy (Dukungan)

Advocacy sendiriyang memiliki unsur meliputi dukungan dari pimpinan, rekan kerja maupun dari partai itu sendiri. Dapat terlihat pada Tabel 22.

Tabel 22 Persepsi terhadap Dukungan

NO Indikator SS S TS STS Rataan

Skor

Kriteria

1 Mendapat dukungan moril dari pimpinan dalam

setiap perkerjaan. 20 63 4 0 2.90 Baik 2 Rekan kerja selalu membantu saya dalam

menghadapi setiap permasalahan yang ada di partai

32 60 4 0 3.20

Sangat Baik

3 Mendapat fasilitas kerja dari partai XYZ

12 21 38 1 2.40

Baik

4 Pimpinan selalu memberikan dukungan financial

kepada anggota partai XYZ 8 27 24 4 2.10 Baik

Advocacy (Dukungan) 2.65 Baik

Berdasarkan tabel 22, persepsi pengurus terhadap dukungan menunjukkan bahwa hal yang membuat individu merasa lebih Engagement terhadap partai ialah karena individu merasa bahwa rekan kerja selalu membantu dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada di partai.

d. Commitment (Komitmen)

Commitment sendiri yang memiliki unsur meliputi komitmen secara afektif (bertahan pada suatu pekerjaan karena menginginkannya), kontinuan (bertahan karena membutuhkannya) dan normatif (bertahan karena merasa wajib melakukannya serta berkaitan dengan masalah moral). Dapat terlihat pada Tabel 23.

Tabel 23 Persepsi terhadap Komitmen

NO Pernyataan SS S TS STS Rataaan

Skor

Kriteria

Komitmen Afektif

1 Memberikan kontribusi yang sangat besar

bagi partai XYZ 16 45 22

0 2.76 Baik 2 Bersedia berkorban dalam berbagai aspek

demi keberlangsungan partai XYZ 28 63 4 0 3.16 Baik Komitmen Normatif

2 Berpindah dari satu partai ke partai lain

tidak bertentangan dengan nilai etis 72 30 4 0 3.53

Sangat Baik Komitmen Kontinuan

1 Yakin untuk mengembangkan karier politik

saya di partai XYZ 40 45 10 0 3.16 Baik 2 Tidak mungkin meninggalkan partai XYZ,

meskipun saya bisa 44 30 16 1 3.03 Baik 3.1 Baik

(31)

Berdasarkan tabel 23, persepsi pengurus terhadap komitmen menunjukkan bahwa hal yang membuat individu merasa lebih Engagement terhadap partai ialah karena sebenarnya berpindah dari satu partai ke partai lain itu tidak etis, karena itu adalah hak pribadi dari setiap individu, sesuai kebutuhan dan tingkat kepentingan masing-masing individu.

Analisis pengaruh Gaya kepemimpinan ketua DPD terhadap Engagament pengurus harian dengan menggunakan metode Partial Least Square

Model PLS yang digunakan dalam penelitian ini adalah model reflektif. Pengujian validitas dan reliabilitas dalam model reflektif dilakukan dalam tiga pengujian, yaitu discriminant validity, convergent, dan composite reliability. Sebuah model diperlukan pada setiap pengolahan data dengan menggunakan metode SEM-PLS. Model SEM-PLS untuk mencari pengaruh gaya kepemimpinan terhadap engagement dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Inner model Gaya kepemimpinan terhadap Engagement

Keterangan Variabel pada path Partial least square

GP : Gaya Kepemimpinan GPO : Gaya Kepemimpinan Otoriter

GPP : Gaya Kepemimpinan Partisipatif GPD : Gaya Kepemimpinan Delegatif

ENG : Engagement EP : Engagement Pride

ES : Engagement Satisfaction ED : Engagement Dukungan

EKA : Engagement Komitmen Afektif EKK : Engagament Komitmen Kontinuan

(32)

Gambar 4 menggambarkan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap Engagement individu. Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap terbentuknya engagement, dengan nilai Beta 0,738 dan di di dukung dengan nilai sebesar 0,544 yang menunjukkan nilai outer loading original sample pengaruh terhadap engagement itu sendiri. Semakin tinggi nilainya berarti indikator tersebut semakin mewakili konstrak. Untuk hasil nilai outer loading > 0.50, dapat dilihat pada (Lampiran 3). Hasil pengujian validitas dilakukan dengan melihat nilai atas convergent validity, hasilnya menujukkan bahwa nilai loading ≥ 0.5 yaitu 0.738 dan memiliki nilai T-statistik > 1.96 pada taraf signifikansi = 0,1. Hasil composite reliability > 0.70, dapat dilihat pada lampiran 3. Hasil pengujian terhadap discriminant validity (variabel yang tidak berkorelasi) untuk tabel crossloading dapat dlihat pada lampiran 2. Hasil average variance extracted (AVE) menujukkan bahwa nilai AVE > 0.5 dan ≥ 0.7, hasilnya dapat di lihat pada (Lampiran 3).

Setelah melakukan pengujian tersebut, dilanjutkan dengan melakukan uji signifikan atau bootsrapping, yang dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Outer Model Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Engagement

ket : : Nilai manifest tertinggi yang berpengaruh terhadap variabel laten

(33)

engagement individu, hal tersebut dapat di lihat pada indikator terbesar dengan nilai 17.089 yaitu kepemimpinan delegatif, yaitu GPD2 (gaya kepemimpinan delegatif pernyataan 2) dengan pernyataan “ pemberian tanggung jawab penuh kepada semua anggota “. Hal tersebut yang mencerminkan bahwa untuk gaya kepemimpinan yang tepat dibutuhkan adanya pemberian tanggung jawab penuh kepada semua anggota. Hasil tersebut di dukung dengan Beta sebesar 13.188, yang berarti bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap engagement individu dengan nilai 13.188, engagement sendiri dapat terbentuk oleh manifest ED1 (Engagement dukungan pernyataan 1), yaitu dukungan moril dari pimpinan kepada semua anggota partai. Maka dapat disimpukan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap engagement individu. Semakin baik kepemimpinan yang dilaksanakan, maka semakin membuat individu terikat (engagement). Hal ini sejalan dengan hipotesis dari penelitian ini adalah H1 yaitu adanya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap engagement individu. .

Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap engagement individu. Baik secara deskriptif maupun secara pengujian menggunakan partial least square. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah ide dan tindakan nyata untuk meningkatkan hal tersebut di DPD Partai XYZ, sebagai input, dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24 Hasil pengujian persepsi

Hasil Analisis Gaya Kepemimpinan (GP) Engagement (ENG)

Deskriptif GP Partisipatif Pride (Kebanggaan)

PLS GP Delegatif Advocacy (Dukungan)

Berdasarkan hasil pengujian persepsi yang tertera pada tabel 24, gaya kepemimpinan yang berpengaruh positif dan siginikan ialah kepemimpinan yang partisipatif dan delegatif, sedangkan indikator terbesar dalam terbentuknya engagement individu ialah adanya kebanggaan menjadi pengurus partai dan adanya dukungan moril dari pimpinan kepada pengurus DPD Partai XYZ kota bogor. untuk mengetahui bagaimana interpretasi dari input tersebut dapat dilihat pada implikasi yang dapat dijalankan secara manajerial, yaitu pada Gambar 5.

(34)

Hasil analisis pengaruh Gaya kepemimpinan terhadap Engagement

Partisipatif, Delegatif Pride, Advocacy

Input Gaya Kepemimpinan Engagement

Proses

Gagal Sukses

Output

Outcome

Gambar 5 Model Implikasi Manajerial

Terciptanya

1. Kenyamanan individu dipartai dengan terjalinnya hubungan yang harmonis dengan semua pengurus yang ada

2. Pengurus dapat mengabdi ke masyarakat dengan jangka waktu yang lebih lama, dan tidak berpindah ke partai lain

3. Kesamaan ideologi yang diterima semua pengurus partai

Dengan adanya input berupa hasil analisis yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan partisipatif dan delegatif adalah kepemimpinan yang dapat membuat individu merasa lebih bangga dan merasa didukung oleh pimpinan (engagement) terhadap partai, dibutuhkan cara untuk membuat individu merasa lebih terikat (engagement) kepada partai, beberapa cara dapat menjawabnya, yaitu :

1. Memberikan pendidikan politik terkait ideologisasi partai 2. Melakukan koreksi diri atas apa yang telah dilakukan,

3. Memberikan contoh sikap dan perilaku sebagai pengurus partai politik yang baik, misal Disiplin, dan tidak korupsi. dengan kepemimpinan yang bersifat leader like a friends, yakni bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.

Jika cara yang dilakukan tersebut sukses, maka diharapkan semua anggota partai lebih mempunyai :

1. ideologi yang lebih jelas, integritas yang tinggi, dan moral yang baik, 2. Membuat program pengabdian ke masyarakat yang tepat sasaran dan

lebih jelas, yaitu sesuai aspirasi masyarakat dan diadakan minimal 3 bulan sekali

(35)

Berdasarkan hasil analisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap engagement individu, diperoleh hasil bahwa kepemimpinan yang berpengaruh paling besar dalam terbentuknya individu yang semakin terikat (engagement). Input yang didapat ialah : 1. Kepemimpinan partisipatif, yaitu pimpinan selalu menjaga hubungan baik

dengan semua anggota. Serta dengan kepemimpinan delegatif yaitu pimpinan yang selalu memberikan dukungan moril kepada semua pengurus partai.

2. Indikator terbesar yang mempengaruhi terbentuknya engagement individu dengan indikator kebanggaan individu menjadi anggota partai, dengan nilai yaitu menjaga nama baik partai. Serta manifest terbesar yang mempengaruhi terbentuknya engagement individu ialah dukungan moril pimpinan partai kepada pengurus partai.

Kemudian input yang ada akan diproses sesuai dengan kebutuhan yang ada, proses yang didapat dilakukan agar membuat individu lebih merasa terikat (engagement) adalah :

1. Pimpinan dapat memberikan pendidikan politik terkait ideologisasi partai yang diberikan kepada semua pengurus partai,

2. Melakukan koreksi diri atas apa yang telah dilakukan, memberikan contoh sikap dan perilaku politik, misal tidak korupsi.

3. Memberikan contoh sikap dan perilaku sebagai pengurus partai politik yang baik, misal Disiplin, dan tidak korupsi.

Setelah proses tersebut dilakukan, peneliti mengharapkan adanya hasil atau output yaitu :

1. Jika hal tersebut sukses maka diharapkan semua pengurus partai dapat mempunyai, ideologi yang lebih jelas, integritas yang tinggi dan moral yang baik.

2. Membuat program pengabdian ke masyarakat yang tepat sasaran dan lebih jelas, misal diadakan minimal 3 bulan sekali.

3. Dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dilapangan, namun jika dalam proses tersebut gagal, berarti proses membuat individu tersebut harus diperbaiki lagi.

Namun bukan hanya output yang ingin diberikan kepada pengurus harian, implikasi manajerial ini diharapkan dapat memberikan outcome :

1. Terciptanya kenyamanan individu di partai, dengan terciptanya hubungan yang harmonis dengan rekan kerja, pimpinan dan semua pengurus yang ada.

2. Mengabdi dengan jangka waktu yang lebih lama, dan tidak berpindah ke partai lain.

(36)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Persepsi pengurus harian DPD Partai XYZ terhadap gaya kepemimpinan menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang selama ini diterapkan adalah kepemimpinan secara partisipatif, yaitu pimpinan yang selalu menjaga hubungan baik dengan semua anggota.

2. Persepsi pengurus harian terhadap 4 variabel yang dapat membentuk pengurus harian merasa engagement terhadap DPD partai XYZ kota bogor adalah

engagement Pride (kebanggaan). Kebanggaan yang dimaksud adalah individu merasa bangga menjadi bagian dari partai XYZ, hal tersebut yang membuat individu merasa lebih Engagement terhadap partai XYZ tentunya.

3. Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Engagement pengurus harian DPD Partai XYZ Kota Bogor. Kepemimpinan delegatif yaitu pimpinan yang memberikan dukungan moril kepada semua anggotanya. Pernyataan tersebut yang berpengaruh terhadap terbentuknya engagement pengurus harian yaitu Advocacy (dukungan) terhadap semua pengurus partai XYZ. Maka apabila semakin baik kepemimpinan dari seorang pimpinan, maka individu pengurus DPD Partai XYZ Kota Bogor akan lebih merasa terikat (engagement).

Saran

1. Pimpinan dapat menerapkan pelembagaan secara struktural melalui cara mempolakan perilaku partai politik secara lebih jelas dan pelembagaan secara kultural yaitu dengan mempolakan sikap atau budaya partai yang baik kepada anggota partai.

2. Faktor kepuasan terhadap kinerja partai dan pimpinan partai masih merupakan hal penting yang harus lebih di evaluasi dan melakukan perbaikan yang signifikan, yaitu dengan cara menjelaskan ideologi partai yaitu untuk mengabdi ke masyarakat, pengabdian dalam bentuk kerja nyata di bidang perundang-undangan, kebijakan yang membela rakyat, dan berada di masyarakat baik dibutuhkan atau tidak, hal itu akan membuat individu merasa nyaman dan merasa adanya

Engagement yang lebih terhadap DPD Partai XYZ kota bogor.

3. Diperlukan adanya konsistensi dalam penerapan gaya kepemimpinan oleh seorang ketua DPD partai XYZ kota bogor dalam kegiatan partai, baik secara formal dan

informal, serta pimpinan dapat berperan seperti “ Friends “ menurut pendapat

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali. Imam. 2008. Strutural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Edisi 2. Semarang. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Hasibuan, M. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Rivai, Veithzal. 2007. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Edisi 2. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sugiarto. 2006. Lisrel. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sugiyono, 2004. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan keenam, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif. dan R&D. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sumarni, Murti & Salmah Wahyuni. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

The Conference Board. 2011. Employee Engagement in a VUCA (Volatile, uncertain, complex, and ambiguous) World A Review of Current Research and Its Implications. Research Report. 2011.

Umar, H. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

[Jurnal] Watson Wyatt. 2009. Creating Continuous Engagement in a Dynamic Market. Research Report. January 2009.

[Jurnal] Wiley dan Blackwell. 2007. Employee Engagement : Tools for Analysis, Practice, and Competitive Advantage.

[Jurnal] Wiley, Jack W. 2012. Beyond Engagement: The Definitive Guide To Employee Surveys And Organizational Performance. Research Report.

(38)

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP ENGAGEMENT

INDIVIDU PADA PENGURUS HARIAN DPD PARTAI AMANAT NASIONAL BOGOR

PENGANTAR

Kuesioner ini disusun untuk penyusunan skripsi dalam rangka memenuhi syarat untuk dapat menyelesaikan program S1 pada Institut Pertanian Bogor. Survey ini bukan sebuah tes, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Berikanlah jawaban yang menggambarkan persepsi terbaik Anda untuk setiap pernyataan yang ada, sesuai dengan petunjuk pada masing-masing bagian. Semua informasi yang diberikan dijamin kerahasiaannya. Penyusun juga mengucapkan banyak terimakasih dan mohon maaf apabila ada pertanyaan yang tidak berkenan di hati Bapak/Ibu/Saudara.

Kuesioner ini merupakan instrument penelitian yang dilakukan oleh:

Nama :BUDIARTO

NIM : H24114040

No. Hp : 087872102491

IDENTITAS RESPONDEN

Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih dan isilah titik-titik sesuai dengan jawaban anda.

1. Usia : ……… tahun 2. Jenis Kelamin : Pria / Wanita

3. Tingkat Pendidikan terakhir : a. SMP d. S1/D4 b. SLTA/SMK e. S2

c. D3/Akademi f. S3

4. Profesi lainnya di luar pengurus partai : a. Pegawai swasta

b. Professional (pengacara,dokter dll),sebutkan ……….. c. Wirausaha

d. Pegawai negri/BUMN e. Akademisi

f. Entertainer g. Lainnya …………

5. Periode kepengurusan di DPD Partai XYZ Kota Bogor : ………tahun

(39)

Lanjutan Lampiran 1

6. Sebelum bergabung di DPD Partai XYZ, apakah bapak/ibu pernah bergabung dengan organisasi/partai lain? , jika ia, sebutkan ………..

7. Jabatan di DPD Partai XYZ Kota Bogor :……….

8. Biro program :……….

9. Aktifitas organisasi selain menjadi pengurus DPD Partai XYZ Kota Bogor

………..

10. Alasan menjadi pengurus DPD Partai XYZ Kota Bogor ………..

………..

Lanjutan Lampiran 2

Kuesioner Variabel Pelatihan

Beri tanda checklist (√) pada kotak jawaban yang paling sesuai dengan pilihan anda. Isilah

jawaban sesuai dengan keadaan yang sebenarnya

Keterangan :

SS : Sangat setuju TS : Tidak setuju S : Setuju STS : Sangat tidak setuju

I. Gaya Kepemimpinan

Indikator Kepemimpinan Otoriter

NO Pernyataan SS S TS STS

1 Pimpinan selalu tegas dalam mengambil setiap keputusan

2 Pimpinan selalu berinisiatif dalam pemecahan suatu masalah

3 Pimpinan selalu mempertimbangkan pendapat pribadi dalam pengambilan keputusan

4 Keputusan pimpinan harus selalu di dijalankan oleh semua anggota

Indikator Kepemimpinan Partisipatif

NO Pernyataan SS S TS STS

5 Pimpinan selalu mempertimbangkan pendapat dari anggota

6 Pimpinan selalu menjaga hubungan baik

dengan semua anggota

7 Pimpinan dan pengurus bekerja sebagai tim secara harmonis.

(40)

Lanjutan Lampiran 1

Indikator Kepemimpinan Delegatif

NO Pernyataan SS S TS STS

9 Pimpinan selalu menyerahkan kepada anggota partai dalam pengambilan keputusan

10 Pimpinan selalu memberikan rincian tugas dengan jelas kepada anggota

11 Pimpinan selalu memberikan tanggung jawab penuh kepada anggota.

12 Pimpinan sangat memberikan peran kepada anggota partai

II. Engagement

Pride (Kebanggaan)

NO Pernyataan SS S TS STS

13 Bangga mendapat kepercayaan dari pimpinan partai

14 Merekomendasikan partai ini kepada orang lain

15 Menjaga nama baik partai

Satisfaction (Kepuasan)

NO Pernyataan SS S TS STS

16 Puas dengan kinerja partai ini

17 Puas atas perolehan suara di setiap pemilu

18 Puas dengan kinerja pimpinan partai

19 Senang dengan pekerjaan yang saya lakukan.

Advocacy (Dukungan)

NO Pernyataan SS S TS STS

20 Mendapat dukungan moril dari pimpinan dalam setiap perkerjaan.

21 Rekan kerja selalu membantu saya dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada di partai

22 Mendapat fasilitas kerja dari partai.

23 Pimpinan selalu memberikan dukungan

(41)

Lanjutan Lampiran 1

Comitment (Komitmen)

NO Pernyataan SS S TS STS

Komitmen Afektif

24 Memberikan kontribusi yang sangat besar bagi partai ini

25 Bersedia berkorban dalam berbagai aspek demi keberlangsungan partai ini

Komitmen Normatif

26 Berpindah dari satu partai ke partai lain tidak bertentangan dengan nilai etis

27 Setiap anggota partai harus patuh terhadap berbagai aturan yang berlaku di partainya, tanpa kecuali

Komitmen Kontinuan

28 Yakin untuk mengembangkan karier politik saya di partai ini

29 Tidak mungkin meninggalkan partai ini, meskipun saya bisa

31. Hal utama yang dapat meningkatkan loyalitas dan komitmen (Engagement) saya kepada partai ini adalah

1.

2.

(42)

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

GAYA KEPEMIMPINAN dan Engagement

Reliability Statistics Gaya Kepemimpinan & Engagement

Cronbach's

Alpha N of Items

.920 29

Tabel UJI VALIDITAS SCALE Gaya Kepemimpinan dan Engagement

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

GPO1 87.50 129.017 .438 .918

GPO2 87.33 122.920 .755 .913

GPO3 87.53 132.051 .375 .919

GPO4 87.13 120.602 .681 .914

GPP1 87.67 122.506 .687 .914

GPP2 88.00 123.931 .551 .917

GPP3 87.80 129.614 .396 .919

GPP4 87.70 123.666 .732 .914

GPD1 88.20 131.338 .103 .928

GPD2 88.00 128.207 .575 .917

GPD3 88.03 129.482 .527 .917

GPD4 87.90 125.886 .612 .916

EP2 86.90 127.886 .522 .917

EP3 87.90 128.714 .385 .919

EP4 87.87 128.464 .448 .918

ES1 87.57 117.564 .803 .912

ES2 87.20 124.372 .761 .914

ES3 87.90 129.472 .522 .917

Gambar

Tabel 2 Data turnover pengurus harian DPD Partai XYZ kota Bogor 2004 dan 2009
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambar 2 Model Gaya Kepemimpinan terhadap Engagement
Tabel 13 Hasil Crosstab Jabatan terhadap aktifitas organisasi selain menjadi
+6

Referensi

Dokumen terkait

4.1.4.1.3 Analisis Deskriptif Motivasi.. Untuk memberikan gambaran Motivasi, pada bagian ini akan diuraikan hasil tanggapan responden untuk setiap indikator

Seringkali tujuan dari intervalometer pada timelapse fotografi adalah untuk mengurangi sumber daya yang dibutuhkan baik untuk mengambil gambar ataupun post process

Proses pengembangan instrumen penelitian terdiri dari dua bagian yaitu uji validitas dan uji reliabilitas yang digunakan untuk menguji tiap item pernyataan yang terdapat

Desain 3 tempat baju kotor sengaja dibentuk segi lima oleh penulis, karena desain ini di khususkan terletak disudut ruangan. Motif anyam juga sengaja dibuat berbeda,

bahkan justru kita malah modifikasi antara RPP yang telah kita buat dengan strategi di kelas, akan tetapi paling tidak pencapaian materi minimal 75 persen

Berkaitan dengan mutu pendidikan di perguruan tinggi, dosen adalah faktor penting dalam mencetak generasi yang handal baik ditinjau dari segi penataan di bidang

Setelah rancangan website selesai diperbaiki, langkah selanjutnya yaitu menguji draf bahan ajar yang telah diperbaiki berdasarkan hasil uji coba sebelumnya. Uji coba

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi yang tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai