PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN
TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN
HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA
T E S I S
Oleh
NUR AHMADI BI RAHMANI 127019007/IM
MAGISTER ILMU MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN
TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN
HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Ilmu Manajemen pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
Oleh
NUR AHMADI BI RAHMANI 12709007/IM
MAGISTER ILMU MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : P E NG AR UH FAKTOR F U N D A M E N T A L
PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEND PAYOUT
RATIO DAN HARGA SAHAM INDUSTRI
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
Nama Mahasiswa : Nur Ahmadi Bi Rahmani Nomor Pokok : 127019007
Program Studi : Magister Ilmu Manajemen
Menyetujui, Komisi Pembimbing
(Dr. Isfenti Sadalia, ME) (Dr. Sutarman, M.Sc) Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA)
Telah diuji pada
Tanggal : 21 Agustus 2014
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Isfenti Sadalia, ME Anggota : 1. Dr. Sutarman, M.Sc
2. Prof. Dr. Paham Ginting, MS
PERNYATAAN
Judul Tesis
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN TERHADAP
DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Magister Ilmu
Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara merupakan
hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian
tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis
cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis
ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang
penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Medan, Agustus 2014
Penulis,
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN
TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN HARGA
SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA
EFEK INDONESIA
ABSTRAK
Analisis terhadap keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh ketika akan membeli saham menjadi hal yang sangat penting bagi seorang investor yang akan berinvestasi atau membeli saham pada perusahaan. Dalam melakukan analisis, analisis fundamental merupakan salah satu metode yang sering digunakan investor untuk mengetahui resiko dari investasi yang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara analisis fundamental terhadap dividend payout ratio dan harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data statistik deskriptif dan structural equation model (SEM). Analisis data statistik deskriptif digunakan untuk melihat mean, median, maximum, minimum dan standart deviation dari variabel yang digunakan dalam penelitian. Analis structural equation model (SEM) dengan menggunakan software AMOS, menujukan hasil bahwa dari ketiga variabel fundamental yang di uji pengaruh nya terhadap dividend payout ratio hanya leverage ratio yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio dengan hasil p = 0,12>0,05. Sementara liquidity ratio berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio dengan hasil p = 0,004<0,05, dan profitability ratio berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio dengan hasil p = 0,007<0,05. kemudian terhadap harga saham menunjukan hasil bahwa dari ketiga variabel fundamental yang di uji pengaruh nya terhadap harga saham hanya profitability ratio yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dengan hasil p = 0,217>0,05. Sementara liquidity ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan hasil p = 0,022<0,05, dan leverage ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan hasil p = 0,011<0,05. Hasil pengaruh dividend payout ratio terhadap harga saham menunjukan hasil bahwa dividend payout ratio berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dengan hasil p = 0,026<0,05.
THE INFLUENCE OF FUNDAMENTAL FACTOR OF COMPANY ON THE DIVIDEND PAYOUT RATIO AND THE PRICE OF SHARE OF THE
MANUFACTURING INDUSTRY LISTED IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
ABSTRACT
The analysis of the advantages and disadvantages to be acquired when buying stocksbecomes very important for an investor who will invest or buy shares of a company. In doing the analysis, fundamental analysis is one of the modes that are frequently used by investors to assess the risk of the investment made. The purpose of this study was to analyze the influence of fundamental analysis on dividend payout ratio and the price of share of the manufacturing industries listed in the Indonesia Stock Exchange. The data obtained were analyzed through the descriptive statistical data analysis and structural equation model (SEM) analysis. The descriptive statistical data analysis was used to look at the mean, median, maximum, minimum, and standard deviation of the variables used in this study. The structural equation model (SEM) analysis using AMOS program showed that of the three fundamental variables whose influence on the dividend payout ratio was tested only leverage ratio that did not have significant influence on dividend payout ratio with p value = 0.12 > 0.05. While liquidity ratio had significant influence on dividend payout ratio with p value = 0.004 < 0.05, and profitability ratio had significant influence on dividend payout ratio with p value = 0.007 < 0.05, then of the three fundamental variables whose influence on the price of share was tested only profitability ratio which did not have significant influence on the price of share with p value = 0.217 > 0.05. While liquidity ratio had significant influence on the share price with p value = 0.022 < 0.05, and leverage ratio had significant ratio on the share price with p value = 0.011 < 0.05. The result of the influence of dividend p[ayout ratio on the share price showed that dividend payout ratio had a significant influence on the share price with p value = 0.026 < 0.05.
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, tulus ikhlas, penulis menyampaikan
syukur alhamdulilah kepada Allah SWT dengan rahmat dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Analisis
Fundamental terhadap Dividend Payout Ratio dan Harga Saham Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia” sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, peneliti telah banyak
menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H., M.Sc., (CTM)., Sp. A (K)
selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, Ca, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Manajemen dan juga selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan tesis ini.
4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Manajemen dan juga selaku anggota Komisi Pembanding yang telah banyak
5. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME, selaku Ketua komisi pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan
tesis ini.
6. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc, selaku anggota komisi pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan
tesis ini.
7. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, selaku anggota komisi pembanding yang
telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.
8. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachruddin, MBA, Ak,, selaku anggota komisi
pembanding yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.
9. Ibu Dr, Elisabeth Siahaan, M.Ec, selaku anggota komisi pembanding yang telah
banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.
10. Seluruh Staf Pengajar Bapak dan Ibu Dosen serta Pegawai pada Program Studi
Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
11. Teristimewa untuk orang tua terkasih, ayahanda AKP Nurdin Wagito dan
ibunda Sumarni.
12. Kakaknda Nurwani, SE, M.Si atas dukungan dan semangat yang telah diberikan
dalam penyelesaian tesis ini.
13. Rekan-rekan peneliti mahasiswa/i di Program Studi Magister Ilmu
Manajemen Fakultas Ekkonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara: Ketua M.
Safii Murad Daulay, Sayed Ludhfi, Adi Yusfan, Narjah Dalimunthe, Maya Citra,
Abah Hilma, Afriza Amir dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas
penelititan tesis ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari tesis ini masih memiliki kekurangan, namun harapan
penulis semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi
pengembangan serta penelitian dalam bidang Ilmu Manajemen.
Medan, Agustus 2014
Penulis,
RIWAYAT HIDUP
Nur Ahmadi Bi Rahmani lahir di Belawan pada tanggal 28 Desember
1990, merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan ayahanda AKP
Nurdin Wagito dan ibunda Sumarni.
Memulai pendidikan pada Sekolah Dasar di SD Negeri 064016 Medan
tahun 1996 dan tamat tahun 2002. Kemudian melanjutkan pendidikan pada
Sekolah Menengah Pertama di SMP Swasta Diponegoro Kisaran pada tahun 2002
dan selesai tahun 2005. Selanjutnya tahun 2005 mengikuti pendidikan di SMA
Swasta Yos Sudarso Medan dan tamat tahun 2008. Pada tahun 2008 melanjutkan
pendidikan Strata 1 (S1) di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utarat dan selesai tahun 2012. Kemudian pada semester ganjil tahun
2012 melanjutkan pendidikan Strata 2 (S2) Program Studi Magister Ilmu
Manejemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
.
Medan, Agustus 2014 Penulis,
DAFTAR ISI
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 16
2.2 Landasan Teori ... 22
2.2.1 Teori Harga saham ... 22
2.2.1.1Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ... 23
2.2.1.2Jenis-jenis Saham ... 24
3.1.1 Hubungan Analisis Fundamental terhadap Dividen Payout Ratio ... 38
3.1.2 Hubungan Analisis Fundamental terhadap Harga Saham ... 38
3.1.3 Divident Payout Ratio terhadap Harga Saham ... 40
BAB III METODE PENELITIAN ... 47
3.6Indentifikasi Variabel dan Devinisi Operasional Variabel ... 49
3.6.1 Indentifikasi Variabel ... 49
3.6.2 Devinisi Operasional Variabel ... 51
3.7Teknik Analisis Data ... 54
3.7.1 Uji Statistik Deskriptif ... 54
3.7.2 Structural Equation Modeling (SEM)... 54
3.8Pengujian Asumsi Model SEM ... 59
4.1.1.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ... 66
4.1.1.2 Visi Dan Misi Bursa Efek Indonesia ... 67
4.1.1.3 Struktur organisasi Bursa Efek Indonesia ... 67
4.1.2 Statistik Deskriptif ... 68
4.1.3 Pengujian Asumsi SEM ... 69
4.1.3.1 Evaluasi Normalitas Data ... 69
4.1.3.2 Evaluasi Multicollinearity dan Singularity ... 70
4.1.3.3 Uji Kelayakan Model ... 71
4.1.3.3.1 Hasil Analisis Model Liquidity Ratio ... 71
4.1.3.3.2 Hasil Analisis Model Leverage Ratio ... 72
4.1.3.3.3 Hasil Analisis Model Profitability Ratio ... 74
4.1.3.4 Hasil Analisis Uji Kelayakan Model Penelitian ... 76
4.1.3.5 Hasil Analisis Direct Efect dan Indirect efets ... 79
4.1.3.6 Hasil Uji Hipotesis ... 80
4.2 Pembahasan ... 83
4.2.1 Pengaruh Liqudity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio ... 83
4.2.2 Pengaruh Leverage Ratio terhadap Dividend Payout Ratio ... 85
4.2.3 Pengaruh Profitability Ratio terhadap Dividend Payout Ratio ... 86
4.2.5 Pengaruh Leverage Ratio terhadap Harga Saham ... 89
4.2.6 Pengaruh Profitability Ratio terhadap Harga Saham ... 91
4.2.6 Pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap Harga Saham ... 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 95
5.1 Kesimpulan ... 95
5.2 Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 98
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Halaman
Tabel 1.1 Penurunan Liquidity Ratio ... 8
Tabel 1.2 Meningkatnya Laverage Ratio ... 9
Tabel 1.3 Penurunan Profitability Ratio ... 10
Tabel 2.4 Review Penelitian Terdahulu ... 16
Tabel 3.5 Jumlah sampel berdasarkan penarikan sampel ... 48
Tabel 3.6 Devenisi Operasional Variabel ... 51
Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi ... 68
Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Sesudah Transformasi ... 69
Tabel 4.9 Pengujian Normalitas Data ... 70
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Kelayakan Model Liquidity Ratio ... 72
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Kelayakan Model Leverage Ratio ... 73
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Kelayakan Model Profitability Ratio ... 75
Tabel 4.13 Hasil Pengujian Kelayakan Model Penelitian ... 77
Tabel 4.14 Hasil Pengujian Kelalayakan Model Penelitian ... 78
Tabel 4.15 Hasil Analisis Direct Efect dan Indirect efets ... 79
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Halaman
Gambar 1.1 Pergerakan Harga Saham Sektor Manufaktur ... 4
Gambar 1.2 Pembagian Dividen dan Perkembangan Harga Saham Perusahaan Manufaktur ... 5
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual ... 45
Gambar 4.4 Struktur Organisi Bursa Efek Indonesia ... 66
Gambar 4.5 Analisis Konfirmatori Liquidity Ratio... 71
Gambar 4.6 Analisis Konfirmatori Leverage Ratio ... 73
Gambar 4.7 Analisis Konfirmatori Profitability Ratio ... 74
Gambar 4.8 Analisi Kelayakan Model ... 76
Gambar 4.9 Bentuk Model Setelah Melakukan Modefikasi Model ... 78
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Descriptive ... 102
Lampiran 2 Normality ... 104
Lampiran 3 Model variable ... 110
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN
TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN HARGA
SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA
EFEK INDONESIA
ABSTRAK
Analisis terhadap keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh ketika akan membeli saham menjadi hal yang sangat penting bagi seorang investor yang akan berinvestasi atau membeli saham pada perusahaan. Dalam melakukan analisis, analisis fundamental merupakan salah satu metode yang sering digunakan investor untuk mengetahui resiko dari investasi yang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara analisis fundamental terhadap dividend payout ratio dan harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data statistik deskriptif dan structural equation model (SEM). Analisis data statistik deskriptif digunakan untuk melihat mean, median, maximum, minimum dan standart deviation dari variabel yang digunakan dalam penelitian. Analis structural equation model (SEM) dengan menggunakan software AMOS, menujukan hasil bahwa dari ketiga variabel fundamental yang di uji pengaruh nya terhadap dividend payout ratio hanya leverage ratio yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio dengan hasil p = 0,12>0,05. Sementara liquidity ratio berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio dengan hasil p = 0,004<0,05, dan profitability ratio berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio dengan hasil p = 0,007<0,05. kemudian terhadap harga saham menunjukan hasil bahwa dari ketiga variabel fundamental yang di uji pengaruh nya terhadap harga saham hanya profitability ratio yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dengan hasil p = 0,217>0,05. Sementara liquidity ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan hasil p = 0,022<0,05, dan leverage ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan hasil p = 0,011<0,05. Hasil pengaruh dividend payout ratio terhadap harga saham menunjukan hasil bahwa dividend payout ratio berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dengan hasil p = 0,026<0,05.
THE INFLUENCE OF FUNDAMENTAL FACTOR OF COMPANY ON THE DIVIDEND PAYOUT RATIO AND THE PRICE OF SHARE OF THE
MANUFACTURING INDUSTRY LISTED IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
ABSTRACT
The analysis of the advantages and disadvantages to be acquired when buying stocksbecomes very important for an investor who will invest or buy shares of a company. In doing the analysis, fundamental analysis is one of the modes that are frequently used by investors to assess the risk of the investment made. The purpose of this study was to analyze the influence of fundamental analysis on dividend payout ratio and the price of share of the manufacturing industries listed in the Indonesia Stock Exchange. The data obtained were analyzed through the descriptive statistical data analysis and structural equation model (SEM) analysis. The descriptive statistical data analysis was used to look at the mean, median, maximum, minimum, and standard deviation of the variables used in this study. The structural equation model (SEM) analysis using AMOS program showed that of the three fundamental variables whose influence on the dividend payout ratio was tested only leverage ratio that did not have significant influence on dividend payout ratio with p value = 0.12 > 0.05. While liquidity ratio had significant influence on dividend payout ratio with p value = 0.004 < 0.05, and profitability ratio had significant influence on dividend payout ratio with p value = 0.007 < 0.05, then of the three fundamental variables whose influence on the price of share was tested only profitability ratio which did not have significant influence on the price of share with p value = 0.217 > 0.05. While liquidity ratio had significant influence on the share price with p value = 0.022 < 0.05, and leverage ratio had significant ratio on the share price with p value = 0.011 < 0.05. The result of the influence of dividend p[ayout ratio on the share price showed that dividend payout ratio had a significant influence on the share price with p value = 0.026 < 0.05.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pasar modal memiliki peran yang penting bagi perekonomian suatu negara
hal ini dikarenakan pasar modal memiliki fungsi sebagai sarana bagi pendanaan
usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari
masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat
digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan
lain-lain, serta juga sebagai sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada
instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, serta instrumen
keuangan lainya.
Saham merupakan bukti penyertaan atau kepemilikan seseorang (individu)
atau kelompok (organisasi) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Dengan memiliki saham investor akan memperoleh keuntungan berupa dividen
dari modal atau dana yang mereka investasikan dan selisih harga jual dari harga
beli saham. Selain keuntungan, investor juga akan dihadapkan pada resiko
kehilangan dana atau modal yang mereka investasikan ketika perusahaan yang
bersangkutan bangkrut dan resiko ketika harga jual saham yang dimiliki lebih
rendah dibandingkan harga beli.
Analisis terhadap keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh ketika
akan membeli saham menjadi hal yang sangat penting bagi seorang investor yang
akan berinvestasi atau membeli saham pada perusahaan
Analisis teknikal dan analisis fundamental merupakan bentuk analisis
saham-saham individual ataupun untuk kondisi pasar secara keseluruhan.
Analisis teknikal menggunakan grafik maupun indikator teknis seperti harga dan
volume perdagangan. Sedangkan analisis secara fundamental, investor melakukan
penilaian terhadap manfaat yang diharapkan baik dalam bentuk deviden maupun
laba serta menilai resiko investasi yang akan mempengaruhi tingkat keuntungan
yang layak dengan melakukan analisis terhadap kondisi ekonomi dan pasar,
serta kondisi spesifik perusahaan (Husnan, 2009).
Pada dasarnya antara manajer dengan investor memiliki informasi yang
berbeda, manajer memiliki informasi 1yang lebih lengkap dari pada investor. Oleh
karenanya para investor menginterpretasikan peningkatan pembayaran dividen
oleh perusahaan sebagai signal bahwa menejemen memiliki prediksi arus kas
yang tinggi dimasa yang akan datang.
Kebijakan deviden pada hakikatnya adalah suatu keputusan untuk
menentukan berapa besar bagian pendapatan perusahaan yang akan dibagikan
kepada pemegang saham. Manajer percaya bahwa investor lebih menyukai
perusahaan yang memiliki devidend payout yang stabil. Untuk memprediksi
seberapa besar dividend payout yang akan diberikan dimasa yang akan datang,
salah satu langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan cara menganalisis laporan
keuangan dari suatu perusahaan, karena dari laporan keuangan akan tercermin
kinerja perusahaan yang menunjukan prestasi dan kemampuan perusahaan.
(Brigham dan Ehrhardt, 2009).
Banyak perusahaan yang telah menerbitkan sahamnya untuk mendapatkan
tambahan modal dari masyarakat atau investor. Sampai saat ini terdapat tiga
sektor industri pengolahan atau manufaktur dan sektor industri jasa. Sektor
manufaktur merupakan industri dengan prospek yang cukup baik mengingat
semakin pesatnya pertambahan penduduk dan perkembangan perekonomian
negara. Sehingga sektor manufaktur merupakan lahan yang paling strategis untuk
berinvestasi yang akan memberikan keuntungan yang tinggi.
Semakin bertambahnya investor asing terutama dari
perusahaan-perusaahaan elektronika otomotif yang mendirikan pabriknya maupun
bekerjasama dengan pelaku industri tanah air merupakan indikator dalam
perkembangan industri manufaktur. Selain itu menururt Dirjen Industri Unggulan
Berbasis Teknologi Tinggi Kementrian Perindustrian DR Budi Darmadi
mengatakan, tingginya gelombang industri manufaktur di Cina membuat
pendapatan perkapita masyarakat disana mencapai 3.000 USD dan akan terus
meningkat hingga tiga samapai empat tahun mendatang. Kemudian semakin
tingginya upah di Cina membuat para pengusaha mulai membidik peluang
investasi di negara-negara asia. Oleh karenanya ini menjadi peluang bagi
Indonesia untuk menarik para investor asing untuk memilih berinvestasi di Negara
Indonesia (tribunnews.com)
Pada tahun 2012 dan 2013, pergerakan harga saham yang meningkat pada
perusahaan sektor manufaktur menjadi cerminan dari keberhasilan
perusahaan-perusahaan industri manufaktur dalam mengelola perusahaan-perusahaanya. Hal ini dapat
Sumber : IDX
Gambar 1.1 Pergerakan Harga Saham Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan Gambar 1.1. dapat dilihat pergerakan harga saham yang
mengalami peningkatan pada harga penutupan sebesar 1.147,911 pada tahun 2012
dan 1.150,624 pada tahun 2013 dengan harga saham tertinggi pada tahun 2012
terjadi pada bulan oktober sebesar 1.152,521 dan pada tahun 2013 terjadi pada
bulan mei sebesar 1.262,600. Pergerakan harga saham suatu perusahaan
tergantung pada permintaan dan penawaran akan saham tersebut. Jika suatu
perusahaan mencapai prestasi yang baik maka saham dari perusahaan tersebut
akan banyak diminati investor (Zuwina, 2013). Hal ini dapat diketahui dari
kondisi eksternal dan internal perusahaan tersebut. Eksternal berupa kualitas dan
reputasi manajemenya, kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan sektor
industri perusahaan, dan faktor ekonomi. Sementara faktor internalnya berupa
laporan keuangan perusahaan yang tercermin dalam lima rasio, yaitu rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio pasar.
Selain melihat harga saham sebagai cerminan keberhasilan suatu perusahaan yang
membuat investor tertarik, dividen juga turut menjadi salah satu faktor penting
signal bagi investor dalam menilai baik buruknya perusahaan, hal ini disebabkan
karena kebijakan dividen dapat membawa pengaruh terhadap harga saham
perusahaan (Mardyati, 2012). Jika dibandingkan dengan Gambar 1.1 yang
menunjukan perkembangan perusahaan-perusahaan dalam industri manufaktur
cukup baik, dalam pembagian dividen kepada pemegang saham masih
menunjukan perkembangan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan
investor. Dari seluruh total perusahaan yang termasuk dalam industri manufaktur
masih terdapat perusahaan yang tidak membayar dividen kepada pemegang
saham. Hal ini dapat di lihat pada Gambar 1.2.
Sumber : IDX
Gambar 1.2 Pembagian Dividen dan Perkembangan Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Dari Gambar 1.2 dapat diketahui bahwa pada pada tahun 2012, terdapat 58
perusahaan yang membagikan dividenya atau hanya sebesar 43% dari total 136
yang terdaftar dalam industri manufaktur. Kemudian mengalami penurunan pada
tahun 2013 dengan 52 perusahaan atau sebesar 38% yang membayarkan
efek indonesia. Dilihat berdasarkan pembayaran yang dilakukan perusahaan
manufaktur, Pada tahun 2012 terdapat 22 perusahaan yang melakukan pembagian
dividen di bulan Juli, di ikuti dengan peningkatan harga saham sebesar 36.876
dari sebelumnya sebesar 1.041,194 menjadi 1.078,070 dan mengalami penurunan
pada bulan Agustus menjadi 1.057,738 dengan penurunan jumlah perusahaan
yang membagikan dividen yang lebih sedikit dari bulan juli yang hanya 10
perusahaan. Akan tetapi pada bulan Oktober harga saham mengalami peningkatan
melabihi harga saham pada bulan Juli, yaitu sebesar 1.152,521 hanya dengan 4
perusahaan yang membagikan dividen. Pada tahun 2013 hal yang sama juga
terjadi, yaitu pada bulan Mei dengan 6 perusahaan yang membagikan harga saham
mengalami peningkatan menjadi 1.357,511. tetapi pada bulan Juli dengan 25
perusahaan yang membagikan dividen, harga saham menurun menjadi 1.236,470.
Dalam menetapkan dividend payout ratio suatu perusahaan akan
melibatkan dua pihak yang berkepentingan dan saling bertentangan (agency
problem) yaitu kepentingan para pemegang saham dengan keuntungan yang
mereka dapat dari pembagian dividen dan kepentingan perusahaan dengan tidak
membagikan dividen untuk pengembangan perusahaan. Dividend payout ratio
merupakan persentase laba yang akan dibagikan dalam bentuk dividen tunai
kepada para pemegang saham. Untuk memprediksi seberapa besar dividend
payout yang akan diberikan dimasa yang akan datang, salah satu langkah yang
dapat dilakukan yaitu dengan cara menganalisis laporan keuangan dari perusahaan
tersebut, karena dari laporan keuangan akan tercermin kinerja perusahaan yang
Liquidity ratio merupakan bagian dari rasio keuangan yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Melalui rasio ini, para investor dapat melihat kemampuan perusahaan
dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) baik kepada pihak luar
perusahaan maupun kepada pihak dalam perusahaan pada saat jatuh tempo.
Peningkatan liquidity ratio dapat tercermin pada current ratio, PDACL (profit
before depreciation and amortisation to current liabilities), OCFCL (operating
cash flow to current liabilities) dan CBTL (cash balance to total liabilities). Pada
umunya nilai yang lebih tinggi yang dinginkan oleh investor, karena hal ini
menunjukan kapasitas yang lebih besar untuk memenuhi kewajiban perusahaan
(utang), dan sebaliknya investor tidak terlalu tertarik pada perusahaaan yang
memiliki liquidity ratio yang rendah ataupun mengalami penurunan setiap
tahunnya (D’Amato, 2010). Penurunan liquidity ratio dapat dilhat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Liquidity Ratio Perusahaan Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Current Ratio PDACL
(Profit before Depreciation and Amortisation to Current
Liabilities)
OCFCL (Operating Cash Flow to
Current Liabilities)
CBTL (Cash Balance to
Total Liabilities)
Tahun 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013
Total
Penurunan 134,53 104,34 37,30 37,38 24,94 21,08 18,13 11,94
Persentase
Penurunan 49% 45% 37% 41% 13% 14% 26% 31%
Dari Tabel 1.1 dapat di ketahui bahwa penurunan liquidity ratio yang
tercermin dalam current ratio sebesar 134,53 dengan persentase 49% pada tahun
2012 dan 104,34 pada tahun 2013 dengan persentase penurunan 45% hal ini di
sebabkan oleh menurunya kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka pendek seperti hutang dan arus utang menggunakan aset yang dimiliki
perusahaan, PDACL (profit before depreciation and amortisation to current
liabilities) sebesar 37,30 pada tahun 2012 dengan persentase penurunan 37% dan
37,38 pada tahun 2013 denga persentase penurunan sebesar 41% hal ini
disebabkan oleh berkurangnya tingkat laba operasi sebelum pajak yang dihasilkan
oleh perusahaan, OCFCL (operating cash flow to current liabilities) sebesar 24,94
pada tahun 2012 dengan persentase penurunan sebesar 13% dan 21,08 pada tahun
2013 dengan persentase penurunan sebesar 14% penururnan ini disebabkan oleh
melemahnya kekuatan dari kegiatan operasi perusahaan dalam menghasilkan laba
bersih, CBTL (cash balance to total liailities) sebesar 18,13 pada tahun 2012
dengan persentase penurunan sebesar 26% dan 11,94 pada tahun 2013 dengan
persentase penurunan sebesar 31%, penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya
saldo kas perusahaan dalam kaitanya dengan total kewajiban.
Selain liquidity ratio, laverage ratio juga merupakan bagian rasio yang
mengambarkan kondisi keuangan perusahaan. Para investor menggunakan
leverage ratio untuk melihat sejauh mana aktiva perusahaan di biayai oleh utang,
Perubahan tingkat leverage ratio dapat di cerminkan melalui debt to equity ratio,
TLTA (total liability to total tangibel assets) dan interest cover ratio. Para
investor lebih menyukai leverage ratio yang setabil ataupun rendah dikarenakan
resiko yang akan di hadapi perusahaan dalam membayar seluruh kewajibanya,
baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi.
(D’Amato, 2010). Meningkatnya leverage ratio dapat dilihat pada Tabel 1.2
Tabel 1.2 Leverage Ratio Perusahaan Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Debt to Equity Ratio TLTA (Tota Liability toTtotal Tangibel Assets)
Interest Cover Ratio
Tahun 2012 2013 2012 2013 2012 2013
Total
Peningkatan
178,47 345,15 114,96 119,33 139,58 245,67
Persentase
Peningkatan
68% 65% 15% 24% 16,% 6%
Sumber : IDX
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahu debt to equity ratio pada tahun 2012
dengan meningkat sebesar 178,47 dengan persentase peningkatan sebesa 68% dan
345,15 pada tahun 2013 dengan persentase penurunan sebesar 65% peningkatan
dan penurunan ini disebabkan oleh adanya peningkatan serta penurunan total
utang yang dimiliki oleh perusahaan ditahun 2012, dan 2013, TLTA (total
liabbility to total tangibel assets) sebesar 114,96 pada tahun 2012 dengan
persentase penurunan 15% dan 119,33 pada tahun 2013 dengan persentase
penurunan sebesarr 24% penurunan ini desebabkan oleh adanya pengurangan aset
fisik perusahaan seperti properti, kas dan aset berwujud yang dimiliki oleh
perusahaan, interest cover ratio sebesar 139,58 pada tahun 2012 dengan
persentase penurunan sebesar 16% dan 245,67 pada tahun 2013 dengan persentase
perusahaan dalam memenuhi beban bunga utang yang dimiliki oleh perusahaan.
Profitability ratio merupakan rasio yang mencerminkan kinerja
perusahaan yang di gunakan oleh investor untuk melihat kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan. Perubahan tingkat profiability ratio dapat tercermin
melalui EPS (earning per share), GPM (gross profit margin), NPM (net profit
margin), ROA (return on assets) dan ROE (return on equity). Para investor
menyukai profitability ratio yang tinggi dari pada yang rendah atau menurun
setiap tahunya dikarenakan tinggnya profitability ratio mengindikasikan semakin
banyaknya keuntungan yang di peroleh oleh perusahaan dan keuntungan tersebut
akan digunakan untuk membiayai pengembangan perusahaan dan pembayaran
dividen (D’Amato, 2010). penurunan profitability ratio dapat dilihat pada Tabel
1.3
Tabel 1.3 Profitability Ratio Perusahaan Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan Tabel 1.3 dapat di ketahui bahwa EPS (earning per share)
pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 47.986,49 dengan persentase
penurunan sebesar 18% dan 23.500,44 pada tahun 2013 dengan persentase
harga saham yang dimiliki oleh perusahaan yang disebabkan menurunya minat
investor untuk berinvestasi pada perusahaan, GPM (gross profit margin) sebesar
17,34 pada tahun 2012 dengan persentase penurunan sebesar 51% dan 11,75 pada
tahun 2013 dengan persentase penurunan 43% penurunan ini disebabkan oleh
berkurangnya tingkat penjualan yang dimiliki perusahaan sehingga berakibat pada
berkurangnya kemampuan perusahaan untuk menutupi biaya operasional, NPM
(net profit margin) sebesar 6,41 pada tahun 2012 dengan persentase penurunan
sebesar 48% dan 11,37 pada tahun 2013 dengan persentase penurunan sebesar
56% penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya tingkat laba bersih dari
penjualan yang dilakukan oleh perusahaan, ROA (return on assets) sebesar 6,29
pada tahun 2012 dengan persentase penurunan sebesar 53% dan 5,88 pada tahun
2013 dengan persentase penurunan sebesar 66% hal ini di sebabkan oleh
bekrurangnya tingkat ke efektivan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya, ROE (return on equity) sebesar
10,12 pada tahun 2012 dengan ersentase penurunan sebesar 46% dan 34,85 pada
tahun 2013 dengan persentase penurunan sebesar 67% hal ini disebabkan oleh
menurunya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setelah pajak
dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan.
Permasalahan yang ada selama ini adalah seberapa besar informasi
keuangan yang di dasarkan pada rasio-rasio keuangan yang dipublikasikan
perusahaan kepada pihak publik atau investor tersebut dapat mempengaruhi serta
menjadi acuan bagi investor dalam melakukan analisis sebelum berinvestasi atau
membeli saham sebuah perusahaan. Dalam disiplin ilmu analisis fundamental
paling logis sebagai indikator bagi investor dalam pasar saham.
Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian kembali tentang hubungan setiap variabel yang pernah
diteliti oleh peneliti sebelumnya dan melihat bagaimana keterkaitan antara faktor
fundamental yang di wakili oleh liquidity ratio, leverege ratio dan profitability,
terhadap dividend payout ratio dan harga saham perusahaan pada industri
manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Perkembangan harga saham selama 2 tahun terakhir yaitu 2012 dan 2013
mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan keberhasilan
perusahaan-perusahaan industri manufaktur dalam mengelola keuangan perusahaan-perusahaan, namun
berdasarkan pembagian dividen, hanya 44% pada tahun 2012 dan 29% pada tahun
2013 yang membagikakan dividen. Hal ini masih jauh dari apa yang di harapkan
oleh investor yang menggap bahwa pembagian dividen sebagai sinyal
keberhasilan perusahaan. Jika dilihat berdasarkan liquidity ratio, leverage ratio
dan profitability ratio sebagai analasis fundamental yang dilakukan oleh investor
dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, perkembangan liquidity ratio,
laverage ratio dan profitability ratio menunjukan perkembangan yang berbeda
setiap tahunya, sehingga membuat investor mengalami kesulitan untuk melihat :
1. Seberapa besar liquidity ratio, leverage ratio dan profitability ratio
dapat mempengaruhi dividend payout ratio.
2. Seberapa besar liquidity ratio, leverage ratio dan profitability ratio
3. Seberapa besar dividend payout ratio dapat mempengaruhi harga
saham.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini terbagi atas tiga, yaitu
untuk :
1. Menguji pengaruh liquidity ratio, leverage ratio, dan profitability
terhadap dividen.
2. Menganalisis pengaruh liquidity ratio, leverage ratio, dan profitability
terhadap harga saham.
3. Menguji pengaruh antara dividend payout ratio terhadap harga saham.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Akademisi, bermanfaat untuk menambah studi kepustakaan dan sebagai
bahan penelititan referensi selanjutnya mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham pada perusahaan yang masuk dalam sektor
manufaktur di Bursa Efek Indonesai (BEI).
2. Investor, dapat memberikan gambaran serta wawasan tentang faktor
mana yang paling besar atau paling dominan dalam mempengaruhi
harga saham sehingga dapat membantu dalam mengambil keputusan
3. Perusahaan industri manufaktur, sebagai sumber dan refrensi bagi para
manajer perusahaan, khususnya untuk mengetahui konsep fundamental
yang dijadikan sebagai alat analisis oleh para investor untuk melihat
kondisi keuangan dari perusahaan sebelum melakuka investasi atau
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan ringkasan atau rangkaian teoritis yang di
temukan dari sumber bacaan (literatur) serta kajian penelitian terdahulu yang ada
kaitannya dengan tema yang akan diteliti, dengan tujuan untuk mengorganisasikan
penemuan-penemuan peneliti yang akan disajikan. Dalam bab ini disajikan
tinjauan penelitian terdahulu, landasan teoritis serta kerangka konseptual
penelitian yang disusun secara sistematis guna memudahkan penulis dalam
meneliti masalah-masalah yang ada (suryana, 2010).
3.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Banyak peneliti yang telah melakukan penelitan terhadap faktor-faktor
fundamental dan rasio-rasio keuangan yang banyak dikaitkan sebagai salah satu
dasar analisis pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Salah satunya adalah
Dannies (2012) yang melakukan penelitian tentang pengaruh return on
investment, earning per share, dan dividend per share terhadap harga saham pada
perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia mendapatkan hasil bahwa
return on investmen, earning per share, dan dividen per share memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan pertambangan secara
parsial. Lalu selain secara parsial, peneliti juga meguji secara simultan pengaruh
variabel return on investment, earning per share, dan dividend per share terhadap
harga saham pada perusahaan pertambangan di bursa efek indonesia menunjukan
dividend per share memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga
saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa efek indonesia.
Penelitian lain juga dilakukan oleh Andriani (2008) dengan menguji
earning per share sebagai variabel yang akan diuji pengaruhnya terhadap harga
saham pada perusahaan industri manufaktur menunjukan earning per share
mempunyai korelasi positif dan signifikan terhadap harga saham. Artinya bila
earning per share mengalami peningkatan, akan berdampak pada naiknya harga
saham.
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Widyo (2009) yang meneliti
tentang analisis pengaruh pengembalian investasi dan penerimaan per saham
terhadap harga saham perusahaan rokok di bursa efek indonesia, dengan rasio
return on investment dan earning per share, sebagai variabel yang akan diteliti
pengaruh nya terhadp harga saham pada perusahaan perusahaan rokok di bursa
efek indonesia. Dengan temuan bahwa secara simultan variabel pengembalian
investasi dan penerimaan per saham mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap perusahaan rokok yang ada di bursa efek indonesia. Kemudian pengujian
juga dilakukan secara parsial dengan hasil menunjukan bahwa pengembalian
investasi memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham serta
penerimaan per saham juga memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap
Tabel 2.4 Review Peneliti Terdahulu
No Nama / Tahun
Penelitian
Topik Independen Variabel Dependen
Variabel dan Sistematik terhadap Harga Saham Perbankan yang terdaftar pada Indeks LQ45
Return On Assets, Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Price Earning Ratio
dan Systematic Risk
Harga Saham
Regresi Linear
1. Debt to Equity
Ratio, Earning Per Share, Price Earning Ratio dan
Systematic Risk
berpengaruh signifikan terhadap harga saham 2. Return On Assets,
dan Return On antara Return On Assets, Debt to Equity Ratio dan
Current Ratio terhadap Harga Saham
Return On Assets, Debt to Equity Ratio dan Current
No Nama / Tahun Penelitian
Topik Independen Variabel Dependen
Variabel
Analysis of Return On Assets and Earning Per Share on Stock Market in the Bank Companies in Indonesia securities Exchange
Return On Assets dan
Earning Per Share
Harga Saham Multiple Linear Regresion
Analysis
1. Return On Assets
berpengaruh
4 Denies Priatinah (2012)
Pengaruh Return On Investment, Earning Pershare dan Dividen
Per Share terhadap
Harga Saham Perusahaan
Pertambangan
Return On Investment, Earning Per Share, Dividen Per Share
Harga Saham Multiple Regresi Linear
No Nama / Tahun Penelitian
Topik Independen Variabel Dependen
Variabel
Teknik Analisis Data
Hasil Penelitian
3. Dividen Per Share
berpengaruh Factors on Analysts’ Decisioncs Regarding Rhare Analysis in Tehran Stock Exchange
EPS, Profit Margin,
P/E Ratio, Sales Rate
Stock Price Regresion
Analysis
EPS, Profit Margin, P/E
Ratio dan Sales Rate
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham pada Tehran Stock Exchange
No Nama / Tahun Penelitian
Topik Independen Variabel Dependen
Variabel between the ROA, ROE, and ROI Ratios with
Jordanian Insurence Public Companies Market Share Price
Return On Assets, Return On Equity dan
Return On Equity Investment
Share Price Regresion
Analysis
1. Return On Assets
berpengaruh
positif tidak signifikan
terhadap Harga Saham
2. Return On Equity
berpengaruh
4. Return On Assets, Return On Equity
dan Return On
7 Seetharaman dan John Rudolph Raj
(2011)
An Empirical Sutdy on the Impact of Earning Per Share on Stock Price of a Listed Bank in
Malaysia
Earning Per Share Stock Price Regresion
Analysis
Earning Per Share
mempunyai hubungan korelasi positif dan signifikan terhadap Harga Saham
No Nama / Tahun Penelitian
Topik Independen Variabel Dependen
Variabel
Penjualan dan Dividen terhadap Harga Saham
Liquidity, Profitability, Seles Growth, Divident
Harga Saham 1. Satistik Deskriptif 2. Uji hipotesis
1. Liquidity tidak
berpengaruh
tidak berpengaruh terhadap Harga Saham
4. Divident tidak
berpengaruh Harga Saham pada Perusahaan Mining And Mining Service di Bursa Edek Indonesia
Return on Assets, Price Earning Ratio dan Divident Payout Ratio
Harga Saham 1. Satistik Deskriptif 2. Regresi
Linear Berganda
1. Secara parsial
Return on Assets
berpengaruh
signifikan terhadap Harga Saham 2. Secara parsial Price
Earning Ratio
berpengaruh
signifikan terhadap Harga Saham
3. Secara parsial
Divident Payout Ratio tidak
No Nama / Tahun Penelitian
Topik Independen Variabel Dependen
Variabel
Teknik Analisis Data
Hasil Penelitian
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham 10 Rowland Bismark
(2008)
Stock Price Regresi Linear
Berganda signifikan terhadap
3.2 Landasan Teoritis
Landasan teoritis merupakan bagian yang akan membahas tentang uraian
pemecahan masalah yang akan ditemukan melalui pembahasan-pembahasan
secara teoritis. Teori-teori yang akan digunakan merupakan dasar-dasar penulis
untuk meneliti masalah-masalah yang akan dihadapi penulis.
2.2.1 Teori Harga Saham
Harga saham mencerminkan nilai sebuah perusahaan dihadapan para
pembelinya. Jika harga saham tinggi, berarti nilai perusahaan dianggap semakin
tinggi pula, sebaliknya jika harga saham rendah, nilai dari perusahaan tersebut
akan dianggap rendah oleh para investor. Ada dua unsur penting yang
dipertimbangkan dalam penentuan harga saham, yaitu prospek perusahaan itu
sendiri dan prospek keuntungan yang diperoleh pembeli saham. Keuntungan yang
diharapkan dari pembeli saham adalah dividen dan keuntungan yang diperoleh
dari selisih harga ataucapital gain (Manurung dan Prathama (2004).
Saham merupakan bukti kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu
perusahaan. Saham dapat diperjual belikan pada bursa efek, yaitu tempat yang
digunakan untuk memperdagangkan efek sesudah pasar perdana. Penerbitan surat
berharga saham akan menerbitkan berbagai keuntungan bagi perusahaan. Nilai
pasar dari sekuritas merupakan harga pasar dari sekuritas itu sendiri, Tandelilin
(2001). Untuk sekuritas yang diperdagangkan dengan aktif, nilai pasar merupakan
Kesimpulanya adalah harga saham merupakan nilai suatu saham yang
mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut yang
perubahan atau fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
penawaran yang terjadi di pasar bursa (pasar sekunder). Semakin banyak investor
yang ingin membeli atau menyimpan saham, harga saham akan semakin naik dan
sebaliknya semakin banyak investor yang ingin menjual saham, harga saham akan
semakin bergerak turun.
2.2.1.1Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi harga saham yakni,
faktor eksternal dan internal perusahaan (Brigham dan Houston, 2009).
1. Faktor Eksternal
a. Pergerakan Suku Bunga Bank
Suku bunga bank mempengaruhi minat investor yang akan
menanamkan modalnya di perusahaan, biasanya jika tingkat
suku bunga Bank tinggi, maka investor lebih tertarik untuk
berinvestasi dalam bentuk tabungan. Dengan demikian akan
sedikit investor yang menanamkan modalnya dalam bentuk
saham. Apabila permintaan terhadap saham sedikit, hal ini akan
mengakibatkan harga saham menurun.
b. Tingkat Inflasi
Hampir semua perusahaan akan merasakan dampak buruk saat
inflasi tinggi. Inflasi yang tinggi biasanya menyebabkan ongkos
menurun atau bahkan perusahaan tersebut akan mengalami
kerugian, jika perusahaan mengalami kerugian investor tidak
akan berminat menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
Hal ini akan menyebabkan perusahaan tersebut kehilangan
kepercayaan dari investor dan akhirnya harga saham perusahaan
menurun karena tidak adanya permintaan terhadap saham
tersebut.
c. Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah mempengaruhi harga saham melalui investor.
Investor, terutama investor asing akan merasa tidak nyaman
menanamkan modalnya ke Indonesia, jika mata uang rupiah
mengalami depresiasi dengan mata uang lain. Ketidaknyamanan
investor tersebut akan menyebabkan kurangnya minat investor
berinvestasi di Indonesia dalam bentuk saham. Hal ini akan
mempengaruhi permintaan harga saham, jika permintaan
menurun, maka harga saham juga akan menurun.
2. Faktor Internal
a. Kinerja Perusahaan
Kinerja Perusahaan dalam mengelola perusahaan dan
memberikan hasil yang baik, akan memancing minat investor
untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Kinerja
keuangan tercermin pada rasio-rasio keuangan yang terdapat
dalam laporan keuangan yang sering digunakan oleh para
memutuskan untuk membeli saham di perusahaan tersebut.
Semakin baik, manajemen suatu perusahaan, maka semakin
banyak pula investor yang ingin menanamkan modalnya dalam
bentuk saham, dan akan menyebabkan harga saham semakin
meningkat seiring dengan permintaan terhadap saham
perusahaan tersebut.
Pendapat yang sama tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga
saham juga dikemukakan oleh Poniwatie (2012), pergerakan dari harga saham
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan yang tidak dapat di
kendalikan oleh perusahaan seperti kebijakan pemerintah, inflasi, serta
peristiwa-peristiwa yang tidak dapat di prediksi lainya. Faktor internal adalah faktor yang
berasal dari dalam perusahaan dan dapat dikendallikan oleh manajemen
perusahaan, yaitu kondisi kinerja keuangan perusahaan, laba perusahaan, dividen
dari perusahaan tersebut dan faktor internal lainya.
Selain faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi harga saham.
Gross Domestic Product (GDP) / Produk Domestik Bruto (PDB), interest rate /
tingkat suku bunga, inflasi, Exchange rate / nilai tukar, Oil price and Commodity
Price, Hedging, dan Business Cycle / siklus bisnis juga merupakan
2.2.1.2Jenis-Jenis Saham
Menurut jenisnya, saham dapat diklasifikasikan berdasarkan cara
pengalihan dan hak tagih dari saham tersebut, Manurung dan Rahardja (2004),
membedakan saham menjadi dua jenis yaitu :
1. Saham atas nama dan saham atas unjuk
Saham atas unjuk (bearer stock) adalah saham yang tidak mempunyai
atau tidak tertulis nama pemiliknya. Saham jenis ini mudah untuk
dialihkan atau di jual kepada pihak lain. Saham atas nama (registered
stock) adalah saham yang nama pemiliknya tertulis. Untuk dapat
dialihkan kepada pihak lain harus melalui prosedur tertentu.
2. Saham biasa dan preferen
Ada beberapa perbedaan antara saham biasa dan saham preferen, jika
saham biasa deviden dibayar sepanjang perusahaan memperoleh laba,
jika perusahaan bangkrut atau dilikuidasi maka hak memperoleh
pembagian kekayaan perusahaan baru dipenuhi setelah kewajiban
perusahaan dilunasi dan mudah diperjualbelikan sedangkan saham
preferen memiliki hak paling dulu (diprioritaskan) dalam pembagian
deviden, bila perusahaan bangkrut atau dilikuidasi maka hak
memperoleh pembayaran maksimum sebesar nilai saham didahulukan
Pendapat lainya tentang jenis saham menurut Sitompul (2001 dalam Dyah
Febriayani 2010), saham dibedakan berdasarkan tingkatannya dalam perdagangan
yaitu :
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih maka saham terbagi
manjadi :
a. Saham biasa (common size) Merupakan saham yang menempatkan
pemiliknya paling yunior terhadap pembagian deviden dan atas
harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
b. Saham preferen (preferred stocks) Merupakan saham yang
memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa,
karena bisa menghasilkan pendapatan (seperti bunga obligasi)
tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki
investor.
2. Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas:
a. Saham atas unjuk (bearer stocks) Artinya pada saham tersebut
tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari
satu investor lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang saham
tersebut, maka dia-lah diakui sebagai pemiliknya dan berhak ikut
hadir dalam RUPS.
b. Sahan atas nama (registered stocks) Merupakan saham yang tertulis
jelas siapa nama pemiliknya, serta cara peralihannya harus melalui
prosedur tertentu dan pihak yang lain salain pemilik yang tertulis
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan maka saham dapat dikategorikan
atas:
a. Blue chip stocks yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang
memiliki reputasi tinggi, memiliki leader di industri sejenis,
memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar
deviden.
b. Income stocks yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki
kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden
yang dibayarkan sebelumnya.
c. Growth stocker (well-known) yaitu saham-saham dari emiten yang
memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di
industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat
juga growth stock (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang
tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri growth
stocks. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer
dikalangan emiten.
d. Spektakuler stocks yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa
secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan
tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa
mendatang meskipun belum pasti.
e. Counter cycilical stocks yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh
kondisi ekonomi mikro maupun situasi bisnis secara umum, pada
mampu memberikan penghasilan yang tinggi pada masa resesi.
Emiten seperti biasanya bergerak dalam produk yang selalu
dibutuhkan oleh mayarakat seperti misalnya consumer goods.
2.2.1.3Pasar Efisien
Pasar efisien di defenisikan sebagai pasar yang harga
sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan seluruh informasi yang relaven. Suatu pasar
dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun
investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal
return), setelah disesuaikan dengan resiko dengan menggunakan strategi
perdagangan yang ada. Dengan katalain harga-harga yang terbentuk dipasar
merupakan cerminan informasi yang ada atau stock price reflect all available
information (Fama, 1969).
Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara
harga sekuritas dengan informasi. Menurut Fama (1970) menyajikan tiga macam
bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan jenis informasi yang digunakan
yaitu :
1. Efisiensi pasar bentuk lemah (Weak form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari
sekuritas tidak secara penuh mencerminkan (fully reflect) informasi
masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah
terjadi. Efisiensi pasar bentuk lemah ini berkaitan dengan teori langkah
tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien bentuk
lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk
memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar yang efisien
bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu
untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal.
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)
Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara
penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang
dipublikasikan (all publicly available information) termasuk informasi
yang berada di laporan laporan keuangan perusahaan emiten
3. Efsiensi pasar bentuk kuat (strongform)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas
secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang
tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar efisien dalam
bentuk ini, maka tidak ada individual investor atau group dari investor
yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return)
karena mempunyai informasi privat.
2.2.2 Teori Dividen
Dividen merupakan pembagian laba bersih yang berasal dari aliran kas
untuk dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham. Dalam membagikan
dividen, perusahaan harus mampu membuat keputusan apakah laba yang akan
diperoleh perusahaan nanti akan dibagikan kepada para pemegang saham atau
“More generally, any direct payment by the corporation to the shareholders may
be considered a dividend or a part of dividend policy”. Secara umum pembayaran
langsung oleh perusahaan kepada para pemegang saham dapat dianggap sebagai
pembayaran dividen atau bagian dari kebijakan dividen.
Pendapat lainya tentang dividen di uraikan oleh Ridwan (2003), bahwa
dividen merupakan dana yang bersumber dari aliran kas untuk pemegang saham
yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang.
Kesimpulanya adalah dividen merupakan sejumlah dana yang diperoleh
dari laba bersih yang berasal dari aliran kas untuk dibagikan secara langsung
kepada para pemegang saham yang memberikan informasi atau menunjukan
kinerja perusahaan saat ini dan disaat yang akan datang.
2.2.2.1Jenis-jenis Dividen
Dalam membagikan dividen perusahaan harus mempertimbangkan kondisi
keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan apakah dividen akan dibagikan
atau tidak, perusahaan harus yakin bahwa kondisi keuangan yang dimiliki
memungkinkan perusahaan tersebut untuk membagikan sebagian laba bersihnya
kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Selain membagikan dividen
dalam bentuk kas, perusahaan juga terkadang membagikanya dalam bentuk utang,
hal ini diakibatkan kondisi keuangan perusahaan yang tidak cukup baik untuk
membagikan dividenya kepada para pemegang saham. Dalam membagikan
dividen, Ross (2002) dalam teorinya membedakan dividen menjadi lima jenis,
1. Dividen Kas
Dividen kas adalah dividen yang paling sering dibagikan oleh
perusahaan kepada pemegang saham yang dibagikan dalam bentuk
kas.
2. Dividen Aktiva Selain Kas
Dividen aktiva salain kas sering juga disebut dengan property kas.
Aktiva yang dibagikan oleh perusahaan biasanya dibagikan dalam
bentuk surat-surat berharga, barang dagangan dan aktiva lainya yang
dimiliki oleh perusahaan.
3. Dividen Utang
Dividen utang terjadi apabila saldo kas tidak mencukupi untuk
pembagian dividen, sehingga pemimpin perusahaan akan
mengeluarkan scipt dividend yaitu perjanjian tertulis untuk membayar
jumlah tertentu di waktu yang akan datang.
4. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi merupakan dividen yang sebagian merupakan
pengembalian modal yang dicatat dalam rekening pengembalian
modal yang dalam neraca dilaporkan sebagai pengurangan modal
saham.
5. Dividen Saham
Dividen saham merupakan pembagian tambahan saham tanpa
2.2.2.2Teori Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pendanaan.
Keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen
kepada para pemegang saham atau ditahan untuk menambah modal guna
pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Dalam teorinya, sudana (2011)
membagikan kebijakan dividen menjadi tiga jenis :
1. Teori Dividend Irrelevance
Dalam teori ini, nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan pendapatan (earning) dan risiko
bisnis, sedangkan bagaimana membagi arus pendapatan menjadi
dividen dan laba tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
2. Teori Bird In-the-Hand
Dalam teori ini kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga
pasar saham. Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan
semakin besar, harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin
tinggi dan sebalikya. Hal ini terjadi karena pembagian dividen dapat
mengurangi ketidakpastian yang dihadapi investor.
3. Teori Tax Preference
Dalam teori ini kebijakan dividen mempunyai pengaruh negatif
terhadap harga pasarsaham perusahaan. Artinya, semakin besar jumlah
dividen yang dibagikan oleh perusahaan, semakin rendah harga pasar
saham yang bersangkutan. Hal ini terjadi jika ada perbedaan tarif
2.2.2.3Dividend Payout Ratio
Dividen payout ratio adalah suatu keputusan untuk menentukan seberapa
besar bagian dari pendapatan perusahaan yang akan dibagikan kepada para
pemegang saham dan yang akan diinvestasikan kembali atau ditahan (Sudana,
2011).Dalam menghitung dividen payout ratio dapat menggunakan rumus :
�������������������= ��������
��������������� (2.1)
2.2.3 Teori Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan analisis terhadap faktor-faktor yang
diidentifikasikan dapat mempengaruhi harga saham. Faktor tersebut
diantaranya kinerja perusahaan secara keseluruhan yang diukur dari tingkat
penjualan, pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen, manajemen, dan faktor
lainya.
Analisi fundamental yang berhubungan dengan faktor dasar perusahaan
yang ditunjukkan dalam laporan keuangan perusahaan. Atas dasar laporan
keuangan para investor dapat melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan,
terutama keputusan dalam hal melakukan investasi, dan bagi para pemilik
atau pemegang saham bermanfaat untuk melihat tingkat pengembalian yang
tercermin dalam laporan rugi laba dan besarnya deviden yang menjadi hak para
pemegang saham. Dalam kajian teorinya mengenai analsis rassio, D’Amato
(2010) menyimpulkan bahwa “Empirical and tested evidence suggest that
investor”. Telah banyak penelitiaan yang dilakukan menunjukan bahwa analisis
fundamental adalah alat yang sangat kuat ditangan investor yang aktif dan cerdas.
2.2.3.1Liquidity Ratio
Liquidity Ratio menunjukan apakah perusahaan memiliki kemampuan
untuk melunasi kewajiban utang jangka pendek pada saat jatuh tempo. Umumnya
nilai yang lebih tinggi adalah nilai yang diinginkan karena hal ini menunjukan
kapasitas yang lebih besar untuk memenuhi kewajiban utang (D’Amato, 2010).
Liquidity ratio dapat dihitung dengan cara :
1. Current ratio
Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka pendek seperti hutang dan arus utang menggunakan
aset yang dimiliki seperti kas, persediaan dan piutang. Current ratio
juga berguna untuk menunjukkan apakah sebuah perusahaan memiliki
cukup sumber daya untuk membayar utang jangka pendek. Rumus yang
digunakan untuk mencari current ratio yaitu :
������������= �������������
������������������ (2.2)
2. Profit before Depreciation and Amortisation to Current Liabilities
(PDACL)
Laba sebelum penyusutan dan amortisasi terhadap kewajiban lancar
didefinisikan sebagai laba operasi bersih sebelum pajak ditambah biaya
ini merupakan rasio yang kuat karena menggambarkan margin
perusahaan untuk memenuhi komitmen jangka pendek menggunakan
arus kas yang dihasilkan dari perdagangan operasi. Rumus yang
digunakan untuk menghitung profit before depreciation and
amortisation to current liabilities adalah :
PDACL =���������������������������������������
������������������ (2.3)
3. Operating Cash Flow to Current Liabilities (OCFCL)
Rasio ini menunjukan kekuatan kegiatan operasi perusahaan karena
rasio ini memberikan ukuran yang lebih akurat dari profitabilitas sebuah
perusahaan dari laba bersih yang hanya memotong pengeluaran kas
aktual (D’Amato, 2010). Rumus yang digunakan untuk menghitung
operation cash flow to current liabilities adalah :
OCFCL =������������ℎ����
������������������ (2.4)
4. Cash Balance to Total Liabilities (CBTL)
Rasio ini menunjukan saldo kas perusahaan dalam kaitanya dengan
total kewajiban. Sebuah saldo kas yang negatif dapat memberikan
sinyal kegagalan perusahaan. Rumus yang digunakan untuk
menghitung cash balance to total liabilities adalah :
CBTL = ���ℎ�������