• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan (Studi Pada Bursa Efek Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan (Studi Pada Bursa Efek Indonesia)"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISISPENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

(STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA)

OLEH

M. AFRI ADITYA PUTRA 110521145

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, karena atas rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan (Studi Pada Bursa Efek Indonesia)”. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda tercinta Zulfan S dan Ibunda tercinta Hj. Sri Maimun, SE atas kasih sayang, dukungan, serta doa untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Strata-1 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen.

Disadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa dukungan, bantuan, arahan serta doa dari berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini berlangsung. Pada kesempatan ini akan menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si.,selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis.

7. Ibu Beby Kendida Hasibuan, SE, M.Si., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

(3)

B i s n i s Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik, memberikan bimbingan, saran, dan informasi selama perkuliahan.

9. Teman-teman seperjuangan di jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, atas bantuan saran dan kerja sama, motivasi, penghiburan, dan perhatian selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari berbagai pihak agar penulisan skripsi ini dapat lebih baik lagi. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi karya tulis yang memberikan dampak positif kepada semua pihak.

Medan, Juli 2014

(4)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

(STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA)

Perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: Apakah Return on Equity (ROE),

Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Harga Saham pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini menggunakan 12 sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan dan harga saham perusahaan yang tergolong sektor pertambangan di

BEI pada websit

adalah 48 yang diperoleh dari (perkalian jumlah perusahaan yang tergolong sektor pertambangan dengan periode tahun pengamatan). Metode pengumpulan data adalah data historis (documentary historical) dengan teknik analisis data yaitu: teknik analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Secara simultan, Return on Equity

(ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio

(DER), dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2) Secara parsial,

Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Harga Saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Return on Equity (ROE) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan Tingkat Suku Bunga (SBI) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio

(5)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE FUNDAMENTAL TOWARD OF MINING COMPANY STOCK PRICE(STUDY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE)

The of the problem in this research is: Do the Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Rate Interest Rates affect the stock price on the mining company listed in Indonesia Stock Exchange. The purpose of this study was to determine the effect of return on equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Rate Interest Rates on Stock Price on mining companies in Indonesia Stock Exchange.

Mining companies listed in Indonesia Stock Exchange. This study uses secondary data from the annual financial statements and the company's stock price belonging to the mining sector on the Stock Exchange on the website www.idx.co.id the 2009-2012 period so that the number of observations is 48 obtained from (multiplying the number of firms belonging to the mining sector the period of observation). Methods of data collection are historical data (historical documentary) with data analysis techniques is: multiple linear regression analysis techniques.

The results showed that: 1) Simultaneously, the Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), and the Interest Rate significant effect on the mining company's stock price listed in Indonesia Stock Exchange. 2) Partially, Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) and a significant positive effect on the stock price mining companies listed on the Indonesian Stock Exchange, Debt to Equity Ratio (DER) and a significant negative effect on the stock price mining companies listed in the Indonesia Stock Exchange, Return on Equity (ROE) and no significant positive effect on the stock price mining companies listed on the Indonesian Stock Exchange, while the Interest Rate (SBI) and no significant negative effect on the stock price mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Modal ... 11

2.2 Pengertian Harga Saham ... 13

2.3 Analisis Fundamental ... ... 17

2.4 Variabel Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham ... 18

2.4.1 Return on Equity (ROE) ... 19

2.4.2 Earning Per Share (EPS) ... 20

2.4.3 Price Earning Ratio (PER) ... 21

2.4.4 Debt to Equity Ratio (DER) ... 21

2.4.5 Tingkat Suku Bunga ... 22

2.5 Penelitian Terdahulu ... 23

2.6 Kerangka Konseptual ... ... 28

2.7 Hipotesis Penelitian ... ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.3 Batasan Operasional ... 32

3.4 Definisi Operasional ... 33

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

3.6 Jenis Data ... 39

(7)

3.8 Teknik Analisis Data ... 40

3.8.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 41

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 42

3.8.3 Pengujian Hipotesis ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 49

4.2 Hasil Penelitian ... 55

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 55

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 57

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 57

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas ... 60

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 61

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 63

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 64

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 66

4.2.4.1 Uji F (Secara Simultan) ... 66

4.2.4.2 Uji-t (Secara Parsial) ... 67

4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi ... 70

4.3 Pembahasan ... 71

4.3.1 Pengaruh Return on Equity Terhadap Harga Saham .. 71

4.3.2 Pengaruh Earning per Share Terhadap Harga Saham 73 4.3.3 Pengaruh Price Earning RatioTerhadap Harga Saham 74 4.3.4 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham 75 4.3.5 Pengaruh Tingkat Suku BungaTerhadap Harga Saham 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 31

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas (Histogram) ... 58

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas (P-P Plot) ... 58

(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 1.1 Rata-rata Suku Bunga SBI periode 2009-2012 ... 6

Tabel1.2 Rata-rata Harga Saham, ROE, EPS, PER, dan DER Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012 8

Tabel2.1 Penelitian Terdahulu ... 26

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 36

Tabel 3.2 Nama-nama Perusahaan Pertambangan ... 37

Tabel 3.3 KriteriaPenarikanSampel ... 38

Tabel 3.4 DaftarSampel Emiten Perusahaan Pertambangan ... 40

Tabel 3.5 Kriteria Pengambilan Keputusan Durbin Watson ... 46

Tabel 4.1 StatistikDeskriptif ... 55

Tabel 4.2 HasilUjiNormalitasSebelumTransformasi Data ... 59

Tabel 4.3 HasilUjiNormalitasSetelahTransformasi Data ... 60

Tabel 4.4 HasilUjiMultikolinieritas ... 61

Tabel 4.5 HasilUjiHeteroskedastisitas ... 63

Tabel 4.6 HasilUjiAutokorelasi ... 64

Tabel 4.7 HasilRegresi Linier Berganda ... 65

Tabel 4.8 HasilUji F ... 67

Tabel 4.9 HasilUji t ... 68

(10)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

(STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA)

Perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: Apakah Return on Equity (ROE),

Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Harga Saham pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini menggunakan 12 sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan dan harga saham perusahaan yang tergolong sektor pertambangan di

BEI pada websit

adalah 48 yang diperoleh dari (perkalian jumlah perusahaan yang tergolong sektor pertambangan dengan periode tahun pengamatan). Metode pengumpulan data adalah data historis (documentary historical) dengan teknik analisis data yaitu: teknik analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Secara simultan, Return on Equity

(ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio

(DER), dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2) Secara parsial,

Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Harga Saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Return on Equity (ROE) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan Tingkat Suku Bunga (SBI) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio

(11)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE FUNDAMENTAL TOWARD OF MINING COMPANY STOCK PRICE(STUDY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE)

The of the problem in this research is: Do the Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Rate Interest Rates affect the stock price on the mining company listed in Indonesia Stock Exchange. The purpose of this study was to determine the effect of return on equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Rate Interest Rates on Stock Price on mining companies in Indonesia Stock Exchange.

Mining companies listed in Indonesia Stock Exchange. This study uses secondary data from the annual financial statements and the company's stock price belonging to the mining sector on the Stock Exchange on the website www.idx.co.id the 2009-2012 period so that the number of observations is 48 obtained from (multiplying the number of firms belonging to the mining sector the period of observation). Methods of data collection are historical data (historical documentary) with data analysis techniques is: multiple linear regression analysis techniques.

The results showed that: 1) Simultaneously, the Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), and the Interest Rate significant effect on the mining company's stock price listed in Indonesia Stock Exchange. 2) Partially, Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) and a significant positive effect on the stock price mining companies listed on the Indonesian Stock Exchange, Debt to Equity Ratio (DER) and a significant negative effect on the stock price mining companies listed in the Indonesia Stock Exchange, Return on Equity (ROE) and no significant positive effect on the stock price mining companies listed on the Indonesian Stock Exchange, while the Interest Rate (SBI) and no significant negative effect on the stock price mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan utama investor berinvestasi di pasar modal adalah untuk mendapatkan keuntungan. Investor membeli sejumlah saham dengan harapan mereka memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham atau pembayaran sejumlah dividen oleh perusahaan sebagai imbalan atas waktu dan risiko di dalam berinvestasi. Akan tetapi, seorang investor sebelum membeli saham suatu perusahaan akan mempelajari terlebih dahulu kondisi perusahaan. Investor sering membandingkan antara harga saham dengan nilai atau harga sebenarnya dari saham tersebut, sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual suatu saham.

Harga pasar suatu saham mencerminkan nilai dari perusahaan, sehingga naik turunnya harga saham suatu perusahaan menunjukkan naik turunnya nilai perusahaan bagi para investor. Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kinerja keuangan perusahaan, permintaan dan penawaran, suku bunga, tingkat risiko, laju inflasi, kebijakan pemerintah, politik, dan keamanan suatu negara. Kondisi keuangan dan kinerja pada umumnya masih mempunyai pengaruh yang dominan terhadap pembentukan harga saham.

(13)

penentu kebijakan bagi pemilik, manajer, dan investor. Menurut Harahap (2001: 297), “rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti)”. Dengan analisis keuangan, dapat diperoleh informasi dan memberikan penilaian terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Analisisi fundamental merupakan suatu analisis yang mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan cara mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham (Husnan, 2001: 315). Sehingga variabel fundamental yang digunakan dalam mempengaruhi harga saham pada penelitian ini adalah Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Tingkat Suku Bunga.

(14)

Berdasarkan hasil peneliti terdahulu, terdapat perbedaan hasil penelitian yang menguji ROE terhadap harga saham, yaitu (1) penelitian Widoretno (2012) menunjukkan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap harga saham, dan (2) penelitian Rinati (2009) menunjukkan bahwa ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu informasi akuntansi yang memberikan analisis rasio keuangan bersih per lembar saham yang mampu dihasilkan oleh perusahaan. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih per lembar saham merupakan indikator fundamental keuangan perusahaan yang sering dipakai sebagai acuan untuk mengambil keputusan investasi dalam saham. Menurut Kasmir (2012:207), “Semakin tinggi nilai EPS, maka semakin besar keuntungan yang akan diperoleh pemegang saham sehingga berpengaruh terhadap harga saham”.

Berdasarkan hasil peneliti terdahulu, terdapat perbedaan hasil penelitian yang menguji EPS terhadap harga saham, yaitu (1) penelitian Choirani (2012) menunjukkan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan (2) penelitian Kartiwan (2011) menunjukkan bahwa EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

(15)

Berdasarkan hasil peneliti terdahulu, terdapat perbedaan hasil penelitian yang menguji PER terhadap harga saham, yaitu (1) penelitian Effendi (2009) menunjukkan bahwa PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan (2) penelitian Amanda (2012) menunjukkan bahwa PER tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio untuk melihat seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutangnya dengan modal yang mereka miliki. Tidak jadi masalah, jika laba sedikit asal perusahaan tetap mampu membayar semua kewajiban dengan modal yang dimiliki. Tetapi, apabila semakin tinggi DER, semakin besar persentase modal asing yang digunakan dalam operasional perusahaan, atau semakin besar DER menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang terhadap ekuitas. DER yang tinggi menunjukkan sebagian besar proporsi hutang-hutang terhadap ekuitas, sehingga mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi dan risiko yang harus ditanggung investor juga semakin tinggi. Jika suatu perusahaan menanggung beban hutang yang tinggi, yaitu melebihi modal sendiri yang dimiliki, maka harga saham perusahaan akan menurun (Amanda, 2011: 3).

Berdasarkan hasil peneliti terdahulu, terdapat perbedaan hasil penelitian yang menguji DER terhadap harga saham, yaitu (1) penelitian Amanda (2012) menunjukkan bahwa DER berpengaruh terhadap harga saham, dan (2) penelitian Choirani (2012) menunjukkan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap harga saham.

(16)

dengan pertimbangan bahwa investasi di bank lebih kecil risikonya dibandingkan investasi saham. Penjualan saham secara serentak ini menyebabkan penurunan harga saham. Sebaliknya, jika suku bunga menurun, maka investor bisa mengalihkan asetnya dari investasi bank ke investasi lain misalnya saham, sehingga meningkatkan harga saham di bursa efek Indonesia. Dengan kata lain, suku bunga akan berpengaruh pada harga saham.

Berikut adalah tabel mengenai perkembangan Suku Bunga SBI di Indonesia dari tahun 2009 hingga tahun 2012.

Tabel 1.1

Rata-rata Suku Bunga SBI Periode 2009-2012

Tahun Tingkat Suku Bunga SBI (%)

2009 7,15

2010 6,50

2011 6,58

2012 5,77

Sumber: www.bi.go.id, 2014 (data diolah)

(17)

Berdasarkan hasil peneliti terdahulu, terdapat perbedaan hasil penelitian yang menguji Suku Bunga terhadap harga saham, yaitu (1) penelitian Effendi (2009) menunjukkan bahwa Suku Bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan (2) penelitian Thobarry (2009) menunjukkan bahwa Suku Bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Dari beberapa peneliti sebelumnya yang menghubungkan antara faktor fundamental dengan harga saham menunjukkan hasil yang variatif, baik itu yang berpengaruh signifikan atau tidak berpengaruh sama sekali. Hal ini menjadi motivasi dalam penelitian ini untuk melihat konsistensi hasil penelitian apabila dilakukan pada sampel dan periode pengamatan yang berbeda.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan pertambangan adalah perusahaan yang dalam kegiatan operasinya memproduksi produk-produk pertambangan, seperti batu bara, logam dan mineral lainnya, minyak dan gas bumi. Sektor pertambangan merupakan tempat investasi yang memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan maksimal, karena sektor pertambangan memegang kendali dalam sektor perekonomian, seperti bahan bakar minyak yang merupakan kebutuhan pokok. Dengan naiknya harga minyak mentah dunia, menyebabkan meningkatnya permintaan batubara dan meningkatkan pendapatan perusahaan.

(18)

tanpa izin, tumpang tindih peraturan pusat dan daerah, keadilan dalam divestasi kepemilikan asing, serta beda penafsiran atas peraturan (www.kompas.go.id). Dengan kondisi yang kurang menguntungkan seperti ini, para pelaku di sektor ini tidak bisa memanfaatkan tingginya harga komoditas, seperti logam dan bahan pertambangan secara optimal di dalam negeri. Dan juga tarif pajak sektor ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan industri lainnya dan lebih tinggi dari negara-negara pertambangan lainnya. Contohnya, tarif pajak yang diterapkan kepada produsen batu bara, 65% lebih tinggi dibanding produsen utama dunia, yaitu Australia, China, dan Afrika Selatan. Oleh karena itu, timbul kekhawatiran untuk berinvestasi di sektor pertambangan Indonesia meskipun laba yang dihasilkan tinggi.

Kondisi perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012 dapat dilihat dari perubahan harga saham dan beberapa variabel seperti

Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER)

Tabel 1.2

Rata-rata Harga Saham, ROE, EPS, PER, dan DER Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012

No Tahun

Rasio Keuangan

ROE (%)

EPS (Rp)

PER (x)

DER (%)

Harga Saham

(Rp)

1 2009 28,78 438,85 34,45 0,85 7.085

2 2010 35,14 682,80 26,67 0,75 12.242,45

3 2011 43,91 1.143,79 10,68 0,78 11.132,27

(19)

Sumber: www.idx.co.id, 2014 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa Perusahaan Pertambangan yang menjadi sampel, rata-rata variabel Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS),

Price Earning Ratio (PER), dan Debt to Equity Ratio (DER) mengalami peningkatan dan penurunan selama 2009-2012. Variabel ROE, EPS, dan DER cenderung mengalami peningkatan selama periode penelitian, pergerakan ini sejalan dengan perkembangan nilai harga saham perusahaan pertambangan yang cenderung mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kasmir (2012: 202) yang mengatakan bahwa semakin baik kinerja perusahaan (ROE, DER, dan EPS), maka semakin besar keuntungan yang dihasilkan dapat meningkatkan harga saham. Sedangkan variabel PER cenderung mengalami penurunan selama periode penelitian, namun hal ini tidak sejalan dengan perkembangan nilai harga saham perusahaan pertambangan yang cenderung mengalami peningkatan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sudana (2011: 23) yang mengatakan bahwa semakin tinggi rasio PER menandakan bahwa investor memiliki harapan yang baik tentang perusahaan, sehingga investor bersedia membayar mahal untuk pendapatan per saham tertentu. Dari kondisi perusahaan inilah yang menarik untuk diteliti, karena diduga variabel ROE, EPS, PER, dan DER berpengaruh terhadap harga saham perusahaan pertambangan periode 2009-2012 di Bursa Efek Indonesia.

(20)

tidak saja meliputi kondisi internal perusahaan tetapi juga kondisi eksternal perusahaan. Dengan tujuan untuk mengembangkan penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham, maka penulis mengambil penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan (Studi pada Bursa Efek Indonesia)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio

(PER), Debt to Equity Ratio (DER), Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER),Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Harga Saham pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

(21)

2. Bagi emiten, sebagai bahan informasi tentang pentingnya faktor fundamental perusahaan dan tingkat suku bunga yang dapat digunakan untuk menarik minat investor dalam membeli saham.

3. Bagi investor dan calon investor, dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dan relevan yang dapat dijadikan acuan tambahan sebagai proses pengambilan keputusan dalam mengevaluasi harga saham perusahaan pertambangan.

4. Bagi peneliti, sebagai bahan pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang analisis pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pasar Modal

Pasar modal merupakan salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara dan perkembangan pasar modal memberikan sumber investasi bagi investor, sekaligus memungkinkan membuka kesempatan mengoptimalkan perolehan penghasilan dari dana yang dimilikinya. Apabila para pemodal relatif terbatas menanamkan dananya di bank seperti deposito dan instrumen simpanan lainnya yang terdapat di bank, maka dengan perkembangan pasar modal investor dapat melakukan investasi dalam bentuk saham atau instrumen-instrumen keuangan lain yang dapat menambah sumber investasinya dalam bentuk saham.

Pasar modal merupakan representasi yang tepat untuk menilai kondisi-kondisi perusahaan disuatu negara, karena hampir semua industri terwakili didalamnya. Oleh karena itu, perkembangan perekonomian suatu negara terkadang diukur dari perkembangan pasar modal di negara tersebut. Pasar modal dapat dikatakan sebagai pintu pertama untuk melihat industri-industri yang ada dalam suatu negara.

Menurut Undang-undang Pasar Modal Nomor. 8 Tahun 1995 dikutip dari

(23)

Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang.

Menurut Tandelilin (2007: 26), “Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas”. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang pada umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan pasar yang memperjualbelikan surat berharga milik pemerintah maupun swasta dan sarana bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana melakukan investasi dengan pihak perusahaan yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga, bertujuan untuk memberikan sumber pendanaan alternatif bagi perusahaan dan keuntungan (return) bagi investor.

Pasar modal memiliki beberapa peranan yang sangat penting bagi penyaluran dana dari pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Menurut Sunariyah (2000:7), pasar modal memiliki lima aspek peranan dalam suatu negara, yaitu:

(24)

2. Pasar modal memberikan kesempatan kepada para investor memperoleh keuntungan (return) yang diharapkan. Keadaan tersebut akan mendorong emiten untuk memenuhi keinginan para investor untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

3. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya. Dengan beroperasinya pasar modal, para investor dapat melikuidasi surat berharga yang dimiliki setiap saat. 4. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi

dalam perkembangan perekonomian. Selain menabung, dapat melakukan investasi melalui pasar modal, yaitu dengan membeli saham perusahaan publik. 5. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga. Bagi para

investor, keputusan investasi harus didasarkan pada tersedianya informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Pasar modal dapat menyediakan kebutuhan akan informasi bagi para investor secara lengkap, yang apabila hal tersebut harus dicari sendiri akan memerlukan biaya yang sangat mahal.

2.2 Pengertian Harga Saham

(25)

seorang investor membeli saham, maka menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham (stockholders) perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.

Menurut BAPEPAM (2003: 9) dikutip dari (www.bapepam.go.id), “Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan”.

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006: 6), “Saham (stock atau share) adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa saham merupakan sertifikat atau tanda penyertaan yang menunjukkan kepemilikan dalam suatu perusahaan dan pemiliknya disebut pemegang saham (stockholders) yang berhak untuk memiliki hak klaim atas penghasilan aktiva suatu perusahaan.

(26)

Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat diprediksi secara pasti. Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang yang ingin menjual, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun.

Selembar saham mempunyai nilai atau harga di mana suatu harga saham dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Harga nominal

Harga yang tercantum dalam sertifkat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham, karena dividen minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

2. Harga perdana

Harga perdana merupakan harga pada waktu harga saham tersebut di catat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian, akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.

3. Harga pasar

(27)

harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder jarang terjadi negoisasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

Berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995, yang dikutip dari (www.bapepam.go.id), “harga pasar saham adalah harga suatu saham yang sedang berlangsung dalam suatu pasar modal.

Menurut Halim (2005: 20), “harga pasar saham adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham”.

Menurut Rusdin (2006: 68), “Penentuan harga pasar saham dapat dilihat pada harga penutupan (closing price).

Dari definisi, dapat disimpulkan bahwa harga saham terbentuk di pasar jual beli saham, karena akibat dari transaksi jual beli yang terjadi antara investor tersebut dan apabila harga pasar Bursa Efek ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price) dan apabila harga pasar ini dikalikan dengan jumlah saham yang diterbitkan (outstanding share), maka akan didapatkan nilai pasar (market value). Namun, investor juga perlu mengetahui dan memahami harga nominal, harga perdana, dan harga pasar dalam pengambilan keputusan investasi saham, karena akan membantu investor untuk mengetahui saham mana yang tumbuh dan murah.

Dalam perdagangan saham, dikenal beberapa istilah yang berkaitan dengan harga saham. Istilah-istilah tersebut antara lain:

(28)

2. High (tertinggi): harga tertinggi transaksi yang tercapai pada satu saham. 3. Low (terendah): harga terendah transaksi yang tercapai pada satu saham. 4. Close (penutupan): harga yang terjadi pada transaksi terakhir satu saham. 5. Bid (minat beli): harga yang diminati pembeli untuk melakukan transaksi. 6. Ask (minat jual): harga yang diminati penjual untuk melakukan transaksi.

2.3 Analisis Fundamental

Salah satu teknik analisis investasi yang sering digunakan dalam berinvestasi adalah teknik analisis fundamental. Analisis fundamental telah memperoleh perhatian yang cukup besar dari para analisis pasar modal. Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknik ini menitikberatkan pada rasio keuangan dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006: 189), “Analisis Fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi industri perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan seperti pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan,

return on equity, profit margin, untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang”.

(29)

fundamental, yaitu data yang berasal dari data keuangan yang dapat berupa, laba, kebijakan, dividen, penjualan, pertumbuhan dan lain sebagainya. Selain itu, data keuangan perusahaan dapat berupa rasio keuangan. rasio keuangan yang ada dapat mencerminkan kinerja keuangan suatu perusahaan, sehingga rasio keuangan tersebut dapat digunakan sebagai variabel dalam analisis fundamental”.

Tujuan utama analisis fundamental adalah menentukan nilai intrinsik, yang disebut juga nilai fundamental (fundamental value). Karena, nilai fundamental mencerminkan nilai perusahaan yang sebenarnya. Nilai intrinsik (intrinsic value) adalah nilai sebuah perusahaan atau sahamnya berdasarkan analisis fundamental, tanpa mengacu pada nilai dasar atau harga saham.

2.4 Variabel Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham

Faktor Fundamental adalah faktor-faktor yang mencerminkan kinerja emiten yang dapat dilihat dari laporan keuangan emiten tersebut. Semakin baik kinerja emiten, maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham dan demikian sebaliknya, apabila semakin buruk kinerja emiten maka semakin turun harga saham yang diterbitkan dan diperdagangkan pada perusahaan tersebut. Karena kinerja emiten menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga hal tersebut dapat menumbuhkan kepercayaan investor dalam menanamkan modalnya.

Ada beberapa faktor fundamental internal dan eksternal yang mempengaruhi harga saham, namun peneliti hanya memfokuskan pada Return on Equity (ROE),

(30)

diwakili oleh fundamental internal, dan Tingkat Suku Bunga yang diwakili oleh fundamental eksternal.

2.4.1 Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) salah satu rasio profitabilitas yang terdapat dalam laporan keuangan. ROE merupakan rasio keuangan yang mengukur prospek perusahaan di masa mendatang, yaitu dengan cara melihat pertumbuhan profitabilitas dari ekuitas perusahaan. Dengan demikian, pemodal akan mengetahui sejauh mana investasi pada perusahaan mampu memberikan return sesuai dengan tingkat yang diinginkan oleh pemodal (Tandelilin, 2007: 241).

Sedangkan Warsono (2003: 164) mendefinisikan “ROE sebagai suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemodal (pemegang saham) atas modal yang mereka investasikan pada perusahaan”.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ROE adalah rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan modal sendiri untuk pengembalian ekuitas pemodal. Kenaikan ROE menunjukkan telah terjadinya kenaikan laba bersih perusahaan. Kenaikan tersebut kemudian menaikkan harga saham sehingga return saham yang diperoleh pemodal akan meningkat, begitu juga sebaliknya.

(31)

2.4.2 Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu rasio pasar yang mengukur keberhasilan perusahaan, sehingga EPS yang tinggi akan menarik minat investor. Menurut Kasmir (2012: 207), “Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham”. Dengan demikian, EPS memberikan gambaran mengenai jumlah atau besarnya keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar sahamnya yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan.

Semakin tinggi nilai EPS, maka semakin besar keuntungan yang akan diperoleh oleh pemegang saham sehingga berpengaruh terhadap harga saham. EPS dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi para investor untuk mengambil keputusan investasi.

EPS diukur dengan satuan rupiah dan secara matematis EPS dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Kasmir, 2012: 207):

2.4.3 Price Earning Ratio (PER)

(32)

di suatu perusahaan sehingga harga saham perusahaan tersebut akan meningkat”. Menurut Rusdin (2006: 145), “PER menunjukkan apresiasi pasar terhadap kemampuan emiten, dalam menghasilkan laba”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa PER mencerminkan pada besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah laba perusahaan. Semakin tinggi rasio PER menandakan bahwa investor memiliki harapan yang baik tentang perkembangan perusahaan, sehingga investor bersedia membayar mahal untuk pendapatan per saham tertentu”.

PER diukur dengan satuan kali dan secara matematis PER dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Rusdin, 2012: 207):

2.4.4 Debt to Equity Ratio(DER)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio keuangan yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutang dengan modal yang dimiliki (Husnan dan Pudjiastuti, 2006: 70). Menurut Kasmir (2012: 157), “DER berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan”.

(33)

bergantung pada pihak luar (investor) dalam mendanai kegiatan, sehingga beban perusahaan juga akan meningkat. Jika suatu perusahaan menanggung beban hutang yang tinggi, yaitu melebihi modal sendiri yang dimiliki, maka harga saham perusahaan akan menurun (Amanda, 2011: 3).

DER diukur dengan satuan persen dan secara matematis DER dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Kasmir, 2012: 207):

2.4.5 Tingkat Suku Bunga

Tingkat Suku Bunga merupakan persentase dari pokok pinjaman yang harus dibayar oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai imbal jasa yang dilakukan dalam suatu periode tertentu yang telah disepakati kedua belah pihak. Penetapan tingkat suku bunga disebut sebagai tingkat suku bunga dasar atau tingkat suku bunga acuan. Sedangkan nilai riilnya tercermin dalam tingkat suku bunga SBI. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 4/10/PBI/2002 tentang Sertifikat Bank Indonesia, “SBI adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek”. SBI diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu piranti Operasi Pasar Terbuka, kegiatan transaksi di pasar uang yang dilakukan oleh BI dengan bank dan pihak lain dalam rangka pengendalian moneter.

(34)

harga saham turun. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga rendah akan merangsang investasi dan aktivitas ekonomi yang menyebabkan harga saham naik di pasar modal (Thobarry, 2009: 47).

Tingkat Suku Bunga SBI diukur dengan satuan persen dan secara matematis Tingkat Suku Bunga SBI dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Setiani, 2008: 5):

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain:

1. Effendi (2009)

Penelitian dengan judul “Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Harga Saham”. Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Suku Bunga, Inflasi, dan Pertumbuhan Perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ROE, EPS, PER, dan Suku Bunga berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan Inflasi dan Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.

(35)

Penelitian dengan judul “Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return on Assets

(ROA), dan Return on Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Tercantum dalam Indeks LQ45”. Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen adalah Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan NPM dan ROE tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.

3. Thobarry (2009)

Penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi, dan Pertumbuhan GDP terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empiris pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008)”. Variabel dependen yang digunakan adalah Indeks Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga, Laju Inflasi, Pertumbuhan GDP/PDB. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Nilai Tukar berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga Saham. Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga Saham. Suku Bunga dan Pertumbuhan GDP tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham.

4. Kartiwan (2011)

(36)

Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Tingkat Suku Bunga. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa PER dan NPM berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan EPS, DER, dan Tingkat Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.

5. Amanda (2012)

Penelitian dengan judul “Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Earing Per Share, dan Price Earning Ratio terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BEI Tahun 2008-2011)”. Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Earing Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa DER, ROE, dan EPS berpengaruh siginifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan PER tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.

6. Choirani (2012)

(37)

linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ROE, EPS, dan PER berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan DER, NPM, dan CR tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

7. Widoretno (2012)

Penelitian dengan judul “Analisis Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Harga Saham Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2012”. Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Economic Value Added (EVA),

[image:37.612.62.567.482.628.2]

Return on Equity (ROE), Inflasi, dan Nilai Tukar. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa EVA dan ROE berpengaruh positif terhadap Harga Saham. Sedangkan Inflasi dan Nilai Tukar berpengaruh negatif terhadap Harga Saham.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti/

Tahun Judul

Variabel Teknik

Analisis Hasil Penelitian Dependen Independen

1 Widoretno (2012)

Analisis Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Harga

Saham Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode (2011-2012) Harga Saham Economic Value Added (EVA), Return on Equity (ROE), Inflasi, Nilai

Tukar (kurs USD/IDR)

Regresi Linier Berganda

EVA dan ROE berpengaruh positif

terhadap Harga Saham, Inflasi dan

Nilai Tukar (kurs USD/IDR) berpengaruh negatif

(38)

Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti/

Tahun Judul

Variabel Teknik

Analisis Hasil Penelitian Dependen Independen

2 Rinati (2009)

Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return

on Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE)

terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang

Tercantum dalam Indeks LQ45

Harga Saham

Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity

(ROE) Regresi Linier Berganda ROA berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham, NPM

dan ROE tidak berpengaruh terhadap

Harga Saham.

3 Choirani (2012)

Pengaruh Variabel Fundamental Internal terhadap Harga Saham (Studi pada Saham LQ-45 yang Listing di BEI

Periode Tahun 2009-2011)

Harga Saham

Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER),

Net Profit Margin (NPM), Current Ratio (CR), Earning

Per Share (EPS), Price Earning Ratio

(PER)

Regresi Linier Berganda

ROE, EPS, dan PER berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. DER, NPM, dan CR

tidak berpengaruh signifikan terhadap

Harga Saham.

4 Kartiwan (2011)

Analisis Faktor Fundamental dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham

Perusahaan Tekstil

Harga Saham

Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Net Profit

Margin (NPM), Debt to Equity

Ratio(DER), Tingkat Suku Bunga

Regresi Linier Berganda

PER dan NPM berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. EPS, DER, dan Tingkat

Suku Bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

5 Effendi (2009)

Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan yang terdaftar dalam Indeks

LQ45 di BEI)

Harga Saham

Return on Equity (ROE), Earning Per

Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Suku Bunga, Inflasi, Pertumbuhan

Perusahaan

Regresi Linier Berganda

ROE, EPS, PER, dan Suku Bunga berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

Inflasi dan Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. 6 Amanda

(2012)

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on

Equity, Earning Per Share, dan Price Earning Ratioterhadap

Harga Saham

Debt to Equity Ratio (DER), Return on

Equity (ROE), Earning Per Share

(EPS), Price

Regresi Linier Berganda

(39)

Harga Saham (Studi pada Perusahaan Food

and Beverages yang terdaftar di BEI Tahun

2008-2011

Earning Ratio(PER)

Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti/

Tahun Judul

Variabel Teknik

Analisis Hasil Penelitian Dependen Independen

7 Thobarry (2009)

Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga,

Laju Inflasi, dan Pertumbuhan GDP terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empiris pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008)

Indeks Harga Saham

Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga, Laju Inflasi, Pertumbuhan

GDP/PDB

Regresi Linier Berganda

Nilai Tukar berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga

Saham. Inflasi berpengaruh negatif

signifikan terhadap Indeks Harga Saham.

Suku Bunga dan Pertumbuhan GDP tidak

berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga

Saham.

2.6 Kerangka Konseptual

(40)

Return on Equity (ROE) mempunyai arti yang sangat penting bagi para pemegang saham. ROE digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba perusahaan. Semakin besar rasio ini menggambarkan semakin baik manajemen perusahaan, karena dari modal yang dikelola dapat menghasilkan pendapatan yang optimal (Abdullah, 2006: 60). Dengan pendapatan atau return perusahaan yang tinggi akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut bergerak naik.

Earning Per Share (EPS) menunjukkan berapa besar laba setelah pajak yang diperoleh investor atau pemegang saham untuk setiap lembar saham biasa yang diinvestasikan. EPS merupakan rasio keuangan yang sangat penting bagi pertimbangan investasi, karena mencerminkan kinerja perusahaan sehingga investor dapat mempertimbangkan cukup layakkah dengan dana yang diinvestasikanya per lembar menghasilkan profit yang diharapkan. Apabila EPS suatu perusahaan dinilai tinggi oleh investor, maka hal ini pada gilirannya akan menyebabkan peningkatan harga saham. Dan, EPS merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan, sehingga EPS yang tinggi akan menarik minat investor (Syamsuddin, 2011: 66).

(41)

mempengaruhi minat investor dalam menanamkan modal di suatu perusahaan sehingga harga perusahaan tersebut akan meningkat.

Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutangnya dengan modal yang mereka miliki (Arifin,2005: 86). DER yang tinggi menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar, sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Nilai perusahaan akan menurun jika perusahaan menggunakan hutang lebih dari modal sendiri (Sudana, 2011: 153). Jika suatu perusahaan menanggung beban hutang yang tinggi, yaitu melebihi modal sendiri yang dimiliki, maka harga saham perusahaan akan menurun, dikarenakan risiko kebangkrutan dan gagal bayar oleh perusahaan semakin tinggi.

Perubahan Suku Bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, artinya jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun. Demikian pula sebaliknya, jika suku bunga turun, harga saham akan naik. Berdasarkan hukum permintaan-penawaran, jika banyak pihak menjual saham, maka harga saham akan turun. Logikanya adalah jika suku bunga meningkat, maka tingkat return yang diisyaratkan investor atas suatu saham juga akan meningkat (Tandelilin, 2007: 48-49).

(42)
[image:42.612.100.493.101.315.2]

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian adalah Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Return on Equity

(X1)

Earning Per Share

(X2)

Price Earning Ratio

(X3)

Debt to Equity Ratio

(X4)

Tingkat Suku Bunga (X5)

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosisatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini, maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bank Indonesia (BI) melalui situs resmi www.idx.co.id daWaktu penelitian dilakukan dimulai dari Bulan Maret 2014 sampai Juni 2014.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Variabel independen meliputi Return on Equity, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Tingkat Suku Bunga.

2. Variabel dependen yaitu Harga Saham.

(44)

c. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari:

1. Data laporan keuangan tahunan dan harga saham perusahaan yang tergolong sektor pertambangan di BEI pada tahun 2009-2012 yang dipublikasikan di BEI.

2. Data suku bunga SBI pada tahun 2009-2012 yang dipublikasikan di situs resmi Bank Indonesia.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian adalah:

a. Variabel Independen (X) adalah variabel yang nilainya tidak bergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel independen dari penelitian ini adalah:

1. Return on Equity (X1)

Return on Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang mengukur prospek perusahaan di masa mendatang, yaitu dengan cara melihat pertumbuhan profitabilitas dari ekuitas perusahaan. Dengan demikian, pemodal akan mengetahui sejauh mana investasi pada perusahaan mampu memberikan return

(45)

2. Earning Per Share (X2)

Earning Per Share (EPS) adalah rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham (Kasmir, 2012: 207).

EPS diukur dengan satuan rupiah dan secara matematis EPS dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Kasmir, 2012: 207):

3. Price Earning Ratio (X3)

Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan laba, maka semakin tinggi PER semakin tinggi pula minat investor dalam menanamkan modal di suatu perusahaan sehingga harga saham perusahaan tersebut akan meningkat (Zuliarni, 2012: 40).

PER diukur dengan satuan kali dan secara matematis PER dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Rusdin, 2012: 207):

4. Debt to Equity Ratio (X4)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio keuangan yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutang dengan modal yang dimiliki (Husnan dan Pudjiastuti, 2006: 70).

(46)

5. Tingkat Suku Bunga (X5)

Tingkat Suku Bunga merupakan persentase dari pokok pinjaman yang harus dibayar oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai imbal jasa yang dilakukan dalam suatu periode tertentu yang telah disepakati kedua belah pihak.

Tingkat suku bunga merupakan tingkat suku bunga acuan dalam suatu periode, dimana nilai riilnya tercermin dalam tingkat suku bunga SBI. Tingkat Suku Bunga SBI diukur dengan satuan persen dan secara matematis Tingkat Suku Bunga SBI dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Setiani, 2008: 5):

b. Variabel Dependen (Y) adalah variabel yang dipengaruhi dan nilainya tergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel dependen adalah harga saham masing-masing perusahaan yang termasuk dalam sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Harga saham dihitung dari harga saham penutupan (closing price) setiap akhir bulan transaksi yang dikalkulasikan menjadi rata-rata harga tahunan, dengan menggunakan rumus (Fransiskus, 2007: 22):

Tabel 3.1

(47)

Variabel Definisi Indikator Skala Ukur

Return on Equity

(X1)

Rasio yang mengukur sejauh mana investasi pada perusahaan mampu memberikan return sesuai dengan

tingkat yang diinginkan oleh pemodal Rasio

Earning Per Share

(X2)

Rasio yang menggambarkan mengenai besarnya keuntungan yang

diperoleh untuk setiap lembar sahamnya yang siap dibagikan kepada

pemegang saham

Rasio

Price Earning

Ratio (X3)

Rasio mencerminkan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk

memperoleh satu rupiah laba perusahaan

Rasio

Debt to Equity Ratio

(X4)

Rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi

hutang dengan modal yang dimiliki Rasio

Tingkat Suku Bunga

(X5)

Persentase dari pokok pinjaman yang harus dibayar oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai imbal jasa yang dilakukan dalam suatu periode tertentu yang telah disepakati kedua

belah pihak

x 100% Rasio

Harga Saham (Y)

Harga yang terbentuk oleh kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri yang berlangsung di pasar

modal Rasio

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

(48)
[image:48.612.115.516.174.698.2]

digunakan dalam penelitian ini berdasarkan kriteria tertentu. Perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini sebanyak 36 perusahaan diantaranya sebagai berikut:

Tabel 3.2

Nama-nama Perusahaan Pertambangan

No Nama Perusahaan Kode

Emiten Terdaftar

1 PT. Adaro Energy Tbk ADRO 16 Juli 2008

2 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM 27 November 1997

3 PT. Atlas Resources Tbk ARII 08 November 2011

4 PT. Ratu Prabu Energi Tbk ARTI 30 April 2003

5 PT. ATPK Resources Tbk ATPK 17 April 2002

6 PT. Benakat Petroleum Energy Tbk BIPI 11 Februari 2010

7 PT. Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk BORN 26 November 2010

8 PT. Berau Coal Energy Tbk BRAU 19 Agustus 2010

9 PT. Baramulti Suksessarana Tbk BSSR 08 November 2012

10 PT. Bumi Resources Tbk BUMI 30 Juli 1990

11 PT. Bayan Resources Tbk BYAN 12 Agustus 2008

12 PT. Cita Mineral Investindo Tbk CITA 20 Maret 2002

13 PT. Citatah Tbk CTTH 03 Juli 2006

14 PT. Darma Henwa Tbk DEWA 26 September 2007

15 PT. Central Omega Resources Tbk DKFT 21 November 1997

16 PT. Delta Dunia Makmur Tbk DOID 15 Juni 2001

17 PT. Elnusa Tbk ELSA 06 Februari 2008

18 PT. Energi Mega Persada Tbk ENRG 07 Juni 2004

19 PT. Surya Esa Perkasa Tbk ESSA 01 Februari 2012

20 PT. Golden Energy Mines Tbk GEMS 17 November 2011

21 PT. Garda Tujuh Buana Tbk GTBO 09 Juli 2009

22 PT. Harum Energy Tbk HRUM 06 Oktober 2010

23 PT. Vale Indonesia Tbk INCO 16 Mei 1990

24 PT. Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 18 Desember 2007

25 PT. Resource Alam Indonesia Tbk KKGI 01 Juli 1991

26 PT. Medco Energi Internasional Tbk MEDC 12 Oktober 1994

27 PT. Samindo Resources Tbk MYOH 27 Juli 2000

28 PT. Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 11 Juli 2007

(49)

30 PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA 23 Desember 2002

Lanjutan Tabel 3.2

Nama-nama Perusahaan Pertambangan No Nama Perusahaan Kode

Emiten Terdaftar

31 PT. Petrosea Tbk PTRO 21 Mei 1990

32 PT. Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS 12 Juli 2006

33 PT. Golden Eagle Energy Tbk SMMT 29 Februari 2000

34 PT. SMR Utama Tbk SMRU 10 Oktober 2011

35 PT. Timah (Persero) Tbk TINS 19 Oktober 1995

36 PT. Toba Bara Sejahtra Tbk TOBA 06 Juli 2012

Sumber: www.idx.co.id, 2014 (data diolah)

Perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini sebanyak 36 perusahaan. Kriteria penarikan sampel dalam penelitian ini adalah:

a. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2012.

b. Perusahaan pertambangan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012.

[image:49.612.123.502.153.310.2]

c. Perusahaan pertambangan yang mempunyai laba positif setiap tahun 2009-2012. Tabel 3.3

Kriteria Penarikan Sampel

No Karakteristik Sampel Jumlah

1 Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2012 36

2 Perusahaan pertambangan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan tahunan di

Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012 (9)

3 Perusahaan pertambangan yang tidak mempunyai laba positif setiap tahun 2009-2012 (15)

(50)
[image:50.612.107.524.235.514.2]

Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh 12 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian dari 36 populasi perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Angka tahun pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 tahun berturut-turut, yaitu tahun 2009-2012. Jumlah observasi dalam penelitian ini: 4 tahun observasi dikali 12 sampel menghasilkan 48 observasi.

Tabel 3.4 Daftar Sampel Emiten Perusahaan Pertambangan

No Nama Perusahaan Kode

Emiten Terdaftar

1 PT. Adaro Energy Tbk ADRO 16 Juli 2008

2 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM 27 Nopember 1997

3 PT. Bayan Resources Tbk BYAN 12 Agustus 2008

4 PT. Cita Mineral Investindo Tbk CITA 20 Maret 2002

5 PT. Elnusa Tbk ELSA 6 Februari 2008

6 PT. Vale Indonesia Tbk INCO 16 Mei 1990

7 PT. Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 18 Desember 2007

8 PT. Resource Alam Indonesia Tbk KKGI 01 Juli 1991

9 PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA 23 Desember 2002

10 PT. Petrosea Tbk PTRO 21 Mei 1990

11 PT. Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS 12 Juli 2006

12 PT. Timah (Persero) Tbk TINS 19 Oktober 1995 Sumber: www.idx.co.id, 2014 (data diolah)

3.6 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber dari data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder penelitian ini berasal dari

(51)

publikasi Bank Indonesia melalui situs setiap bulan selama periode penelitian dari tahun 2009 hingga tahun 2012.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan data dari beberapa literatur, jurnal, dan buku-buku referensi untuk menemukan deskripsi masalah yang sedang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder adalah: a. Laporan Keuangan

Data laporan keuangan diperoleh dengan mengakses situs www.idx.co.id, kemudian pilih menu Perusahaan Tercatat, lalu memilih laporan Keuangan Tahunan, dan memilih emiten yang dijadikan objek data penelitian.

b. Suku Bunga

Data mengenai tingkat suku bunga diperoleh dengan mengakses situs www.bi.go.id, kemudian pilih menu Laporan Moneter Bank Indonesia, lalu memilih menu Suku Bunga dan menentukan waktu yang akan diteliti selama periode penelitian.

3.8 Teknik Analisis Data

(52)

peneliti menggunakan bantuan program Software SPSS (Statistic Package for the Social Sciens) 18.0 for windows. Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini, maka pengujian asumsi klasik perlu dilakukan untuk memastikan apakah model regresi linier berganda yang digunakan tidak terdapat masalah normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

3.8.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), dan Tingkat Suku Bunga terhadap variabel dependen Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Model yang digunakan dirumuskan sebagai berikut:

Y = α + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 +b4X4 + b5X5 + e

Keterangan:

Y = Harga Saham

α = Konstanta

b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien regresi variabel X1, X2, X3, X4, X5.

X1 = Return on Equity (ROE)

X2 = Earning Per Share (EPS)

X3 = Price Earning Ratio (PER)

X4 = Debt toEquity Ratio (DER)

X5 = Tingkat Suku Bunga

(53)

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Data yang digunakan adalah data sekunder, oleh karena itu untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang digunakan yaitu: Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Autokorelasi yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng kiri atau menceng kanan. Dengan adanya tes normalitas, maka hasil penelitian bisa digeneralisasikan pada populasi. Dalam pandangan statistik itu sifat dan karakteristik populasi adalah terdistribusikan secara normal (Sitomorang dan Lufti, 2011: 100-101).

Pengujian normalitas ini dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain:

a. Pendekatan Histogram

(54)

b. Pendekatan Grafik

PP plot akan membentuk plot antara nilai teoritis (sumbu x) melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel (sumbu y). Apabila plot dari keduanya berbentuk linier (didekati garis lurus), maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal. Bila pola-pola titik yang terletak selain di ujung-ujung plot masih berbentuk linier, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data adalah menyebar normal.

c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Alat uji ini digunakan untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah: 1) Jika hasil di atas nilai signifikan (0,05) menunjukkan pola distibusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika hasil di bawah nilai signifikan (0,05) tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Situmorang dan Lufti, 2011: 101-106).

2. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel independen dan variabel dependen. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance

(55)

toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut (Situmorang dan Lufti, 140):

a. VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas. b. VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinieritas.

c. Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas. d. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini seharusnya yang terjadi, dikatakan homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan hete

Gambar

Tabel 1.1 Rata-rata Suku Bunga SBI
Tabel 1.2 Rata-rata Harga Saham, ROE, EPS, PER, dan DER Perusahaan Pertambangan di
Tabel 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau. kutipan dengan mengikuti tata penulisan ilmiyah

Distribusi hubungan antara umur kehamilan, pendidikan ibu, jarak kehamilan, paritas, suplementasi TTD, dan cara konsumsi TTD, terhadap status anemia pada ibu hamil di

If you’ve been playing along at home, dutifully coding up what we did in the last chapter when we created the checkout system, you’re probably completely sick of entering dummy

Alat Bantu Peraga 7 Keajaiban Dunia dengan Metode CAI berbasis Augmented Reality.. Dokumen Karya

Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa brand trust berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Customer

dilengakapi dengan LKM dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa pada matakuliah genetika dasar.. Kegialan penelitian n~cndukung pengernbar~gan illnu serla

hukum perpajakan dengan tegas, dapat memberikan diklat khusus tentang perpajakan dalam meningkatkan Sumber daya Manusia/aparatur pajak yang profesional, dan

Bunga modal tetap adalah nilai bunga modal dari biaya tetap yang dihitung berdasarkan bunga bank (bunga pinjaman) yang berlaku pada saat penelitian, dinilai dalam