Pengadilan Agama Jakarta Pusat Perkara Nomor 378/Pdt.G/2009/PA.JP)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)
Oleh :
YAOMIL AGUS MUHARRAM NIM. 106044101445
K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSIYYAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A
Bogor Perkara Nomor 49/Pdt.G/2010/PA.BGR Dan Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Perkara Nomor 378/Pdt.G/2009/PA.JP) ”, telah diujikan dalam m Fakultas Syariah dan Hukum m
S Hidayatullah Jakarta, pada hari Senin tanggal 23 September 2010, skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) pada Jurusan Peradilan Agama.
Jakarta, 23 September 2010
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, M.A, MM Nip: 195505051982031012
PANITIA UJIAN
1. Ketua : Drs H. A. Basiq Djalil, SH, MH
Nip. 195003061976031001
(...)
2. Sekretaris : Kamarusdiana, S.Ag, MH
Nip. 197202241998031003
(...)
3. Pembimbing I : Dr. H. A. Juaini Syukri, Lcs, MA
Nip. 195507061992031001
(...)
4. Pembimbing II :
Dr. JM Muslimin, MA
Nip. 150295489
(...)
5. Penguji I :
6. Penguji II :
Kamarusdiana, S.Ag, MH
Nip. 197202241998031003
Hotnidah Nasution, S.Ag, MA
Nip. 197106301997032002
(...)
iv
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah karena! "#$%&'! penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Sebagai kelengkapan tugas dan memenuhi sebagian dari(& #$(&# guna mencapai gelar Sarjana Hukum
Islam pada Fakultas Syariah Dan Hukum)* +, - (+#( Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan, terutama disebabkan karena
keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. * . adanya dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak tidaklah
mungkin skripsi ini dapat terselesaikan. /'-! karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang( -0' "$0' "* & kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum )* +, -(+#( Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA, Ketua Program Studi 1! 2' 1'$&3!( +&&! Fakultas Syariah dan Hukum
)* +, - ( + #( Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Kamarusdiana, S.Ag, MH, Sekretaris Konsentrasi Peradilan Agama Fakultas Syariah dan Hukum )* +, - ( +#(
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Dr. H. A. Juaini Syukri, Lcs, MA dan Dr. Phil. JM. Muslimin, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan 2 3 #4 dan perhatiannya dalam membimbing, serta memberikan "5 #+, (+ yang tak pernah
! -* #+$! -* #+* &
5. D 67&* Sopyan M.Ag selaku dosen Penasehat Akademik.
6. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis,
semoga ilmu yang diberikan bermanfaat.
7. /* O tua tercinta Bapak Fahyumi dan Ibu1( " 2 #+ yang telah "- 2 # dan membesarkan penulis, yang selalu
"-"5 #+, ( + dengan penuh keikhlasan membantu penulis baik moril maupun materiil, dan0 +3 $0 + 334 tercinta Nur /3 #, + * # + Lestari,7 4* +8! " 2 #+ Fahmi dan Hilma%& '4 94 3 3
iv
10.C RY ;J? > RY ;J Peradilan Agama angkatan 2006 khususnya kelas B, dan juga ;J ;\? ;J ;\ Kos Q;J> F \ penulis
senang berteman dengan kalian.
Akhirnya penulis hanya bisa berdoa dan berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca dan semoga amal baik mereka diterima oleh Allah:]CB Amin.
Jakarta, 01 September 2010
^ ^_;Y ;I < ;J ` a b`
vi
j k lno pqkr skto uorqk lnv ln vr s... w w i
j k lno pqk pr xo yoor ... ... ii
KATAz{| }~| ~... ... iii
~ ~ ISI ... ...
~ ~~z ~|... ... BAB I qkro uj or
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 9
dan Manfaat Penelitian. ... 11
D. Studi 12
Metode 14
F. Kerangka 18
Sistematika Penulisan 20
BAB II TINJAUAN PUSTAKAykr yorsqk p¡k po vor
A. Pengertian ¢ 22 B. Dasar Hukum Perceraian... 25
£¢¤¥ ¤¢¤ Perceraian... 27
D.¦§ §¥¨§ § ©ª ¢ 36
Akibat Hukum Dari Perceraian... 39 BAB III TINJAUAN PUSTAKAy kr yor sp v o u
A. Pengertian© © « 41
B. Dasar Hukum©© « 45
£¢¤¥ ¤¢¤© © « 47
D.¦§ §¥¨§ § ©ª ©© « 49
Status Hukum Apabila Salah Satu Pasangan Riddah... 54
BABv¬ DATAqkr kj vy vo r DANoro j vto
A. Perkara Putusan Pengadilan Agama Bogor Perkara No
vi
B. Perkara Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Perkara No
µ ¶ · ¸¹ º »¼½ ¸¾ ¿ ¿ À ¸¹ Á¼ ¹
1. Duduk Perkara... 60
2. Pertimbangan Hukum Majelis Hakim... 61
3. Penetapan Putusan Perkara... 63
à ¼Á Ä ÅÆ ÇÈ Çȹ ÉÄ ÊÆÇÈ
1. Á ÄÅÆ Ç ÈÇÈË ÉÄ ÌÅĹ ÉÄ º ÉÍ Å »ÅÄÎ ÇÏÐ ÑѼ¼¼ÑÑÑѼ¼¼Ñ¼¼¼¼¼¼¼¼ Òµ
2. ÁÄ ÅÆ ÇÈ ÇÈË ÉÄ ÌÅĹ ÉÄ ºÉÍ Å »ÅÄÓÈÐ ÊÆ ÇÔ ÔÅм¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼Ñ¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼ Ò ·
3. ÁÄ ÅÆ ÇÈ ÇÈË ÉÄ ÌÅĹ ÉÄ ºÉÍ Å »ÅĹÉÕÊÄ ºÅÄ ÌÖÊÄ ºÅÄ Ì ÅÄÑÑѼ¼ ¶¿
4. Á ÄÅÆ ÇÈ ÇÈËÉÄÌ ÅĹÉÄ º ÉÍ Å »ÅĹ ÉÕ×ÅÄ º ÇÄ ÌÅÄØ ÊÍ Ê ÙÑÑѼ¼ ¶µ
5. Á ÄÅÆ ÇÈ ÇÈËÉÄÌ ÅĹÉÄ º ÉÍ Å »ÅÄØÅ ºÐ ÅÄ ÅÐ ÑÑÑÑÑÑÑѼ ¶Ú
BABÛ Ü ÝÞßàáàÝ
A. Kesimpulan ... 78
B. SaranÑÑÑÑÑÑѼ¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼¼ 80
âãäá ãå PUSTAKA... 82
âãäá ãåæãçÝèåãß... 86
éêëìíîêï
ðÅ ÙñÇÕÅÄ ò¼ ¹ Ê »Ê ÈÅĹÉÄÌ Å º ÇÆÅÄÁ ÌÅ ÙÅóôÌô Õ¹ÉÕÍ ÅÕÅõôÙô Õ öÀ ¸¹ º »¼½ ¸¾ ¿ò¿ ¸¹Á¼ó½÷
Lampiran 2. Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Perkara Nomor
µ ¶ · ¸¹º »¼ ½ ¸¾ ¿ ¿ À ¸¹Á ¼ ¹
Lampiran 3. Surat Pernyataan Bahwa sudah melakukan Observasi dan Wawancara
Lampiran 4. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
BAB I
øùúûüýþÿþüú
A. ÿL L Belakang LLL
Manusia adalah makhluk yang mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama. Kehidupan
manusia yang ingin hidup bersama, melakukan kontak dengan manusia lainnya tidak dapat dibatasi karena
sudah menjadi kodratnya, sebagai makhluk sosial. Bertitik tolak dari berbagai keinginan untuk tetap selalu
bersama, tidak jarang terjadi suatu ikatan lahir batin yang cukup kuat diantara manusia yakni, dengan suatu
jalan Karena dengan suatu dimaksudkan untuk menciptakan kehidupan suami isteri yang harmonis dalam rangka membentuk dan membina keluarga yang sejahtera dan bahagia sepanjang masa.
Aris Toteles seorang filosofi Yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa manusia adalah Zoon Politicon yaitu selalu mencari manusia yang lainnya untuk hidup bersama kemudian berorganisasi. Hidup bersama merupakan suatu gejala yang biasa bagi seorang manusia dan hanya manusia-manusia yang memiliki sifat- sifat tertentu sajalah yang mampu hidup mengasingkan diri dari orang lain di sekitarnya. Dengan bentuknya yang kecil hidup bersama itu
dimulai dengan adanya suatu keluarga.1
Suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang di dalam hidupnya pasti mempunyai sengketa baik di lingkungan keluarga maupun sengketa di lingkungan masyarakat. Karena di Indonesia terdapat beberapa Badan Peradilan, maka sengketa itu dapatlah untuk diselesaikan. Salah satunya adalah Pengadilan Agama, yang fungsi dari pengadilan tersebut adalah sebagaimana tercantum didalam ketentuan Undang-Undang No 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama Pasal 2 yang berbunyi ”Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana Kekuasaan Kehakiman bagi rakyat pencari keadilan bagi yang beragama islam mengenai perkara tertentu yang diatur dalam Undang-Undang ini“. Selain itu dalam Pasal 49 ayat (1) Undang-Undang No 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama
1
jo Pasal 49 Undang-Undang No 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama disebutkan bahwa Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang bergama islam dibidang Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf, Zakat, Infak, Shodaqoh, dan Ekonomi syari’ah.
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia kekal berdasarkan
ketuhanan Yang Maha Esa2
. Masalah perkawinan sangat terkait juga dengan akad, dimana akad perkawinan dalam hukum islam bukanlah perkara perdata semata, melainkan disana terhadap ikatan suci yang
terkait dengan keyakinan dan keimanan kepada Allah SWT3
. Perkawinan mempunyai tujuan antara lain membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.4
Tujuan yang kedua adalah untuk menciptakan wadah yang bersih sebagai tempat
lahirnya generasi yang berdiri diatas landasan yang kokoh dan teratur tata sosialnya.5
Pada dasarnya merupakan dari rasa kepada Maha
E dan sangat erat hubungannya dengan agama. Dalam!"# Nomor 1 1974 Pasal l disebutkan$ Pernikahan adalah ikatan lahir bathin antara seorang Pria dengan seorang % sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang kekal berdasarkan&'
MahaE()
6
2
Abdurrahman, Himpunan Peraturan Perundang-undangan No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, (Jakarta : Akademika Presindo, 1986), cet I, 64
3
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, antara Fiqh Munakahat dan Undang-undang Perkawinan, (Jakarta : Kencana, 2007), cet II, h.4*+4,
4
Undang-undang Perkawinan Indonesia-./01/2+/0 1/23 56,-733 56,8 19:/,;<4-8 733 56 =*,;6> 1? 1@6, 5
AB:CC1D10F1GH1@-Rahasia Perkawinan Rasulullah SAW, Poligami dalam Islam vs Poligami Barat,IJ1H1KC1MNO6>P0 5Q1/R@Q:J1S1-,;; cP C,-96T +;
6
UVWX karena itu setiap YWZ[\]^_\_ dicatat sebagai perbuatan keagamaan yang mengandung _^V\^n_^V\^ ibadah dan moral untuk `W]abad[\_ ketenteraman hidup baik lahir maupun batin. Selain daripada itu,YWZ[\]^_\_ juga dicatat sebagai suatu perbuatan hukum karena menyangkut hubungan hukum antara dua belah pihak yang bersangkutan.
e_fa[ mengatur YWZ[\]^_\_ sebagai perbuatan hukum, maka negara menetapkan peraturan yang akan menjadi dasar atau acuan bagi masyarakat yang akan melaksanakanYWZ[\]^_\_g
e_d\_hna_d\_h No. 1 i\Xa_ 1974 yang telah disahkan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 02 Januari 1974, merupakan pedoman bagi pemeluk agama Islam yang berisi tentang tata caraYWZ[\]^_\_g Pada pasal 1e_d\_hna_d\_h tersebut menyatakanj\X]\ :klWZ[\]^_\_ ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang]\_^f\ sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhananm\_h Mahaop\gq
Sedangkan pada pasal 2 ayat 1 yang menyebutkan tentang keabsahanYWZ[\]^_\_ yang berbunyi :
klWZ[\]^_\_ adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum `\p^_hn`\p^_h agamanya dan kepercayaannya ^f agq
Berdasarkan dari bunyi pasal tersebut diatas telah jelas j\X]\ ikatan lahir batin yang dilakukan antara seorang pria dengan seorang] \_^f \r bertujuan untuk membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal yang dilakukan berdasarkan ketentuan hukum`\p^_hn`\p^_h agama dan kepercayaan yang bersangkutan.
Sesuai dengan penjelasan pasal tersebut, kita dapat mengartikan adanya prinsip kebebasan
beragama bagi setiap]\Z h\ Negara. Hal ini sejalan dengan pasal 29 ayat 2ees 1945 yang menjamin tentang kebebasan dalam memeluk agama dan kepercayaan `\p^_hn`\p^_h yang mana hal tersebut dilihat dari keabsahanYWZ[\]^_\_r apabila dilakukan menurut hukum`\p^_hn`\p^_hg
Dengan adanya Undang-Undang No 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama Jo Undang-Undang No 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas Undang No 7 Tahun 1989 Tentang Pengadilan Agama maka, Pengadilan Agama mempunyai wewenang untuk memeriksa sengketa
perkawinan bagi mereka yang beragama islam dan keputusannya telah berkekuatan hukum.7
7
Adapun wewenang tersebut sebagaimana terdapat dalam penjelasan Undang-undang No 7 Tahun 1989 jo Undang-undang No 3 Tahun 2006 pasal 49 adalah sebagai berikut :
1. Ijin beristeri lebih dari seorang.
2. Ijin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun, dalam hal orang tua wali atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan pendapat.
3. Dispensasi kawin.
4. Pencegahan perkawinan.
5. Penolakan perkawinan oleh pegawai pencatat nikah.
6. Pembatalan perkawinan.
7. Gugatan kelalaian atas kewajiban suami dan isteri.
8. Perceraian karena talaq.
9. Gugatan perceraian.
10. Penyelesaian harta bersama.
11. Penguasaan anak-anak.
12. Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak mematuhinya.
13. Penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada bekas isteri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas isteri.
14. Putusan tentang syah tidaknya seorang anak.
15. Putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua.
16. Pencabutan kekuasaan wali.
17. Penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal kekuasaan seorang wali dicabut.
19. Pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak dibawah harta kekuasaannya.
20. Penetapan asal-usul seorang anak dan penetapan pengangkatan anak berdasarkan hukum islam.
21. Putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk melakukan perkawinan campuran.
22. Pernyataan tentang syahnya perkawinan yang terjadi sebelum Undang-undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan dijalankan menurut peraturan lain.
Perbuatan pindah agama (riddah) menurut syara adalah keluar dari agama Islam, baik menjadi kafir atau tidak beragama sama sekali. Dalam ikatantuvwxyz{x{| murtadnya (orang yang melakukan pindah agama) salah satu pihak, baik atas kemauan sendiri maupun karena bujukan dari orang lain akan dapat
mengakibatkan putusnya ikatan tuvwxyz{x{ dengan sendirinya, yang mana hal tersebut didasarkan atas pertimbangan keselamatan agama dari yx{z}x yang beragama Islam, dan ~zwxyx}zvwx{ x{xwx{xw{x akan mengikuti agama bapaknya yang bukan Islam. Ada beberapa alasan atau sebab seseorang untuk pindah agama
yaitu :
1. Karena mengikuti kehendak atau bujuk rayu dari suami atau isteri
2. Karena adanya tekanan atau ancaman yang memaksanya untuk pindah agama
3. Karena tertarik dengan ajaran agama lain
4. Karena belum mengetahui atau mengerti akibat dari perbuataannya, xyx murtadnya itu akan berpengaruh dalam kehidupan rumah tangganya.
Demikian juga dalam wz}xw z}x fiqh diantaranya fiqh x{{x karangan sayyid sabiq, status
tuvwxyz{x{ bagi salah satu pihak yang keluar dari agama Islam atau riddah, dijelaskan sebagai berikut :
Artinya : “Apabila suami murtad, maka putuslah hubungan perkawinan karena riddahnya salah satu dari
suami isteri itu adalah hal mewajibkan pisahnya mereka”.8
8
Pada hakekatnya mentalaq seorang istri memang menjadi hak dari suami tetapi istri juga dapat mengajukan gugatan perceraian kepada suami. Salah satu alasan yang dapat digunakan adalah apabila suami murtad (riddah). Dari faktor tersebut antara suami istri sering terus menerus terjadi pertengkaran dan percekcokan dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangganya. Didalam agama islam apabila salah seorang dari suami atau istri keluar dari agama islam atau murtad (riddah), maka putuslah perkawinan mereka dan suatu perkawinan itu putus ketika Hakim Pengadilan Agama telah memfasakhkan perkawinan tersebut artinya telah diputuskannya hubungan perkawinan atas permintaan salah satu pihak karena
faktor-faktor tertentu. Allah juga melarang terjadinya perkawinan yang berbeda agama.9
Menurut Wahbah az-Zuhaili, riddah adalah “Kembali dari agama Islam menuju kepada kekafiran, baik hal itu dilakukan dengan sebatas niat dengan perbuatan yang akibatnya pelaku
dianggap telah kafir maupun dengan ucapan baik, baik ucapannya itu sebagai penghinaan,
penentang maupun sebagai keyakinan”.10
Dari beberapa uraian diatas, sepengetahuan penulis penelitian ini belum pernah diteliti oleh orang lain. Kiranya atas dasar itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini yang akan dituangkan dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul “PERCERAIAN AKIBAT SUAMI
RIDDAH” ( Analisis Komparatif Putusan Pengadilan Agama Bogor Perkara Nomor :
49/Pdt.G/2010/PA.BGR dan Putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Perkara Nomor ¡ 378/Pdt.G/2009/PA.JP
B. Pembatasan dan Rumusan¢£¤£¥£ ¦ 1. Pembatasan¢£ ¤£ ¥£¦
9
Sutiono Usman Adji, Kawin Lari dan Kawin Antar Agama, Yogyakarta : Liberty, 1989, Hal 37. 10
Dimulai dari rasa keingintahuan dan didukung pertimbangan ÀÁÂÃÁÄÁÅÅÆÁ pengaruh masalah agama dalam sebuah ÇÈÉÊÁÃËÅÁÅ sangat perlu mendapat perhatian dari setiap pasangan sebelum melakukan pernikahan. Agar tidak terjadi adanya pembahasan yang meluas dan tidak terbatas sehingga
pembahasannya tidak terarah dan sulit untuk dimengerti maka penulis membatasi pembahasan dalam
skripsi ini dengan hanya membahas seputar permasalahan yang berkaitan dengan judul skripsi ini yaitu
tentang permasalahan riddah yang mencakup ÇÌÍÌÄÁÅÎÇÌÍÌÄÁÅ dan ÃÁÃÁÅÏÁÉÁ dengan para Hakim di Pengadilan Agama Bogor dan Pengadilan Agama Jakarta Pusat saja.
2. RumusanÐÑÒÑÓÑ Ô
Menurut Fiqh (Islam)ÀÁÂÃÁÄÁÅÅÆÁ apabila dalamÇÈÉÊÁÃËÅÁÅ pasangan suami isteri salah satunya
murtad maka dengan sendirinya batal ÇÈÉÊÁÃËÅÁÅÅÆÁÕ 11
Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) pada pasal 116 ÀÁÂÃÁ riddah menjadi salah satu alasan
dapat terjadinya perceraian.12
Mengacu pada pokok permasalahan yang dikemukakan di atasÀÁÂÃÁ masalah Riddah yang terjadi dalam kehidupan berumah tangga sangatlah komplek dan beragam sekali sehingga ÖÈÖÀÁÃÁ pengaruh dan dampak yang tidak kecil terhadap keutuhan dan kebahagiaan sebuah keluarga. Pada ÁÃÁ×ÅÆÁ jelas agamanya, namun selama mengarungi bahtera kehidupan berumah tangga salah satu dari pasangan suami
isteri melakukan riddah, kenapa ÇÈÉÊÁÃËÅÁÅ mereka tetap dilanjutkan hingga pada akhirnya perceraian terjadi sehingga penulis perlu mencoba merinci rumusan masalah ini dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut :
a) Bagaimana status hukum ÇÈÉÊÁÃËÅÁÅ bagi pasangan suami isteri yang tetap ingin melanjutkan
ÇÈÉÊÁÃËÅÁÅ setelah murtad salah satuÇËÂÁÊØ
b) Bagaimana tinjauan fiqh tentang alasan murtad sebagai penyebabÇÈÉÏÈÉÁËÁÅØ
c) Apakah dasar pertimbangan Majelis Hakim dalam memeriksa dan memutuskan permasalahan tentang
cerai gugat karena suamiÉËÙÙÁÂØ
11
ÚÛÜÝÛÜÛÞßàáÜÛâãâ äal-Fiqh Islam wa Adillatuh, åáÞæç èèäÜæéêë ì í
ú ûüýþýÿT dan ÿT ÿÿ Penelitian 1.üýþýÿT Penelitian
Penelitian ini dilakukan agar penulis mendapatkan yang konkrit dan pasti dari permasalahan yang selama ini mengganjal dalam hati penulis, disamping itu penulis juga ingin menambah
pengetahuan dan mendapatkan ilmu baru dari permasalahan riddah dalam Penulis berharap
skripsi ini dapat dijadikan rujukan dalam permasalahan riddah apabila terjadi di lingkungan sekitar kita,
serta secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1) Mendeskripsikan status hukum bilamana pihak yang melakukan perbuatan
murtad, namun mereka tetap melanjutkan tali pada akhirnya bercerai. 2) Mendeskripsikan bagaimana pandangan fiqh tentang permasalahan riddah dalam
3) Mendeskripsikan alasan atau pertimbangan apa saja yang dijadikan pijakan bagi Majelis Hakim
Pengadilan Agama Bogor dalam mengambil keputusan
2. ÿT ÿÿ Penelitian
Skripsi ini diharapkan memiliki dua manfaat yaitu :
1) ÿT ÿÿ Teoritis
Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat memperkaya keilmuan di bidang hukum, di Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Fakultas Syariah dan Hukum. 2) ÿT ÿÿ Praktis
Dengan tersusunnya skripsi ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka
pembinaan, pembangunan dan pembaharuan hukum Islam di Indonesia, khususnya permasalahan riddah
dalam kasus cerai gugat.
D. ý!" #
Berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, penulis perlu
sumber yang dapat dijadikan tambahan untuk penyelesaian penelitian penulis ini.
Adapun kajian kepustakaan yang digunakan penulis adalah :
N
O
J$%$&%'()*($ &+, ISI PERBEDAAN
1. -.//01 dalam status
P23405.606 dan
Implikasinya, 7689.:.: terhadap Kompilasi Hukum
I:90;<
F0=.;0>?7?>@AAB
Skripsinya berisi uraian
tentang Pengertian Riddah,
Faktor penyebab terjadinya
riddah, akibat hukum
terjadinya riddah dalam status
p23405.606 dan dalam ruang lingkup42503.:06C Mencakup juga menurut KHI.
Skripsi ini
mengangkat
permasalahan riddah
dalam status
p23405.606 dan implikasinya
menurut paparan
KHI, sedangkan
yang penulis angkat
adalah menganalisis
putusan Hakim yang
dimana
permasalahan
perceraian akibat
suami riddah dalam
06 89.:.: putusan Pengadilan Agama
Bogor.
2. P262=0p06 Hakim Agama atas Hak Asuh Anak Akibat
Perceraian D23 10/ 0p Isteri yang Murtad, studi analisa
putusan perkara
Skripsi ini menguraikan
masalah Riddah dimana
Hakim memutuskan hak
hadhanah jatuh pada suami
karena isteri yang Murtad
Skripsi ini
mengangkat
permasalahan
penetapan Hakim
NEGHKLMQRGSUVKKHLMWGXYZ DewiY[\]^_`LYWYLVKKa
hadhanah yang
mana pihak isteri
yang Murtadnya,
sedangkan yang
penulis angkat
adalah perceraian
akibat suami yang
murtad dan tidak
mempermasalahkan
hak asuh anak.
E. bcdef c Penelitian
Untuk mencapai sasaran yang tepat bagi penelitian, maka penulis memakai metode penelitian sebagai berikut :
a) bcdef c Pendekatan a. Secara Normatif
Yaitu hukum doktriner yang dilakukan dalam penelitian untuk mendapatkan dasar pemikiran, perumusan dan operasional konsep yaitu dengan cara mengumpulkan data-data yang bersumber dari buku, artikel-artikel di internet yang khusus membahas tentang riddah dalam permasalahan perceraian karena suami riddah.
b. Secara kualitatif
Pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah penulis melakukan pendekatan kualitatif. Kualitatif berasal dari konsep kualitas “mutu” atau bersifat mutu. Pendekatan kualitatif upaya menemukan
kebenaran dalam wilayah-wilayah konsep mutu.g h
Yaitu dengan melakukan analisa isi, menganalisanya dengan cara menguraikan, dan mendeskripsikan
i j
isi dari putusan penulis dapatkan tersebut. Kemudian menghubungkannya dengan masalah yang
diajukan, sehingga ditemukan kesimpulan yang objektif, logis, konsisten dan sistematis sesuai dengan
tujuan yang diinginkan penulis dalam penelitian ini.
b) Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk pada penelitian yang diskriptif yakni suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan suatu data seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, dan gejala-gejala lainnya, maksudnya yaitu dengan mempertegas hipotesa-hipotesa lama atau
baru dalam rangka menyusun teori baru.14
Alasan menggunakan penelitian diskriptif ini adalah untuk memberikan gambaran dan segala sesuatu yang berhubungan dengan putusan cerai gugat karena suami murtad.
c) Sumber Data 1. Data Primer
data yang penulis langsung dapatkan dari petugas atau sumber pertamanya. 15
Data didapatkan dari Pengadilan Agama Bogor berupa putusan cerai gugat mengenai perceraian
akibat riddah yang terjadi di Pengadilan Agama Bogor dan Pengadilan Agama Jakarta Pusat dengan
cara dengan Hakim, kemudian data tersebut dianalisis dengan cara menguraikan dengan menghubungkan dengan masalah yang dikaji.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan tujuan mengadakan studi atas
yang berhubungan dengan masalah yang diajukan, yang dimaksud adalah an, ilmiah, Kompilasi Hukum Islam (KHI), skripsi yang terdahulu serta¡¡ lain yang ada kaitannya dengan masalah yang diajukan.
d) Tekhnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam teknis pengumpulan data
14
Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum,¢£¤£ ¥¦£§¨©ª«¬¥ª¦£ ®©¯° ± ¥¬ ²³´µ¶²·£ ¸¹³º. 15
yaitu melalui penelitian kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research).16
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian Kepustakaan, yaitu dimana peneliti melakukan penelusuran literatur atau buku rujukan
yangÆÇÈÇÉÊË dengan pembahasan skripsi ini. 2. PenelitianÌÍÎÍÏÐÍÏ(Field Research)
ÑËÒÇÆÉÓÇÔ atau ÔÊÔ ÊËÕÊÆÊ adalah percakapan dengan tujuan atau pembicaraan yang memiliki tujuan.17
ÑËÒÇÆÉÓÇÔ yang sering disebutÔ ÊÔÊËÕ ÊÆÊ lisan adalah sebuah dialog atauÖÇÔÊÔ ÊËÕÊÆÊÊË× 18 Dalam hal ini penulis melakukan dialog langsung dengan Hakim Pengadilan Agama.
e) Analisis Data
Analisis data adalah sebuah proses percakapan dan pengaturan secara sistematik transkip
Ô ÊÔ ÊËÕÊÆÊØ catatan lapangan, dan ÙÊÚÊËÛÙÊÚÊË yang lain dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadapÙÊÚÊËÛÙÊÚÊË tersebut. Agar dapat dipresentasikan temuannya kepada orang lain.
19
Studi yang merupakan penelitian kepustakaan ini lebih bersifat deskriptif analisis.20 Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisa kualitatif, yaitu menganalisis dengan cara
menguraikan dan mendeskripsikan putusan riddah, kemudian dihubungkan dengan hasil ÓËÒÇÆÉÓÇÔ dari pihak yang menyelesaikan perkara ini, dalam hal ini yaitu Hakim Pengadilan Agama Kota Bogor. Sehingga
didapatkan suatu kesimpulan yang objektif, logis, sistematis, konsisten sesuai dengan tujuan yang
dilakukan penulis.
ÜÝ Kerangka Teori
ÞÇÆßÊÔÓËÊË adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum àÊáÓËâÛàÊáÓËâ agamanya dan
16
Burhan Ashshofa, Metodologi Penelitian Hukumãäåæ çæèéæêëìíîïðñæ òæî æéóæ ãôõõö÷ãòæ øùúû 17
Imron Arifin, Penelitian Kualitatif dalam Bidang Ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan, (Malang : Kalimasahada, Press, 1994) cet I, h. 36. 18
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakaréæêëìùüðýþçæÿðtéæ ãû ú ÷ãþéãòùûööù 19
Imron Arifin, Penelitian Kualitatif dalam Bidang Ilmu-ilmu social dan Keagamaan, h.77 20
kepercayaannya itu. Sedangkan pernikahan dalam Kompilasi Hukum Islam dijelaskan yaitu akad yang sangat
kuat atau mitsaqon gholidhan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.
Seiringnya berjalan dalam pernikahan pasti akan banyak timbul permasalahan, yang apabila tidak bisa diselesaikan maka tidak jarang perceraian yang akan terjadi. Dalam perceraian haruslah ada
aa yang dapat diberikan apabila perceraian tersebut ingin terjadi, karena hal ini sesuai yang diatur dalam nomor 1 tahun 1974 tentang pasal 39, PP No. 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan No 1 1974 tentang pasal 39 ayat 2, dan Kompilasi Hukum Islam pasal 116.
Dalam tinjauan hukum Islam dan salah satu yang menyebabkan
putusnya adalah murtad. Persoalan kemurtadan seseorang dianggap sebagai suatu hal khusus dan
penting jika dikaitkan dengan Ada pendapat yang menyatakan antara
muslimah dengan seorangaa yang bukan Islam adalah tidak sah.
Murtad mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan seseorang, terutama dalam
hubungannya dengan masyarakat seperti hak dan lainnya.
Di dalam No 1 1974 tentang terdapat larangan
yang mengakibatkan adanya pencegahan dan pembatalan Larangan itu dijelaskan
antara lain pada pasal 8 butir f yaitu dilarang antara dua orang yang mempunyai hubungan yang
oleh agamanya atau peraturan lain yang berlaku dilarang
Kompilasi Hukum Islam juga menuangkan hal tersebut pada pasal 40 yakni dilarang
melangsungkan antara seorang pria dengan seorang karena keadaan tertentu :
a. Karena yang bersangkutan masih terikat satu dengan pria lain
b. Seorang yang masih berada dalam masa iddah dengan pria lain
c. Seorang yang tidak beragama Islam
kasus riddah, banyak yang belum menyadari akan akibat yang ditimbulkan. Seperti yang sering terjadi, ikatan beda agama (murtad salah satunya) masih terus dipertahankan, bahkan tidak
G. Sistematika Penulisan
Sistematika ini disusun dalam lima bab, dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab.
Sistematika penulisan merupakan uraian secara garis besar mengenai !"#!" pokok yang dibahas, guna mempermudah dalam memahami dan melihat hubungan suatu bab dengan yang lainnya. Adapun uraian pada
setiap bab adalah sebagai berikut :
Bab Pertama : Berisikan pendahuluan dengan uraian mengungkapkan latar belakang masalah kajian skripsi ini, merumuskan identifikasi permasalahan, menunjukkan maksud dan tujuan penelitian, Studi
R$%&$'( metode penelitian, yang dipergunakan sebagai kerangka menuju uraian yang sistematis, kerangka teori konseptual dan yang terakhir sistematika penulisan.
Bab Kedua : Berisikan )&*+!-!* umum tentang Perceraian, dimana )&*+!-!* umum tentang perceraian menguraikan pengertian perceraian, dasar hukum perceraian, .!/!.#.!/!. perceraian,
s$0!0#s$0!0 terjadinya perceraian, akibat hukum dari perceraian.
Bab Ketiga : Berisikan )&*+!-!* umum tentang murtad menguraikan pengertian Murtad dasar hukum murtad, s$0!0#s$0!0 terjadinya murtad dan status hukumnya apabila salah satu pasangan riddah menurut fiqh Islam dan Kompilasi Hukum Islam.
Bab Empat : Berisikan tentang perkara cerai gugat akibat suami riddah dalam putusan Pengadilan Agama Bogor dan Jakarta Pusat, duduk perkara, pemeriksaan perkara dalam sidang, pertimbangan
hukum majelis hakim, serta penetapan putusan perkara. Dan Analisa penulis (analisis
komparatif perkara),
Bab Kelima : Berisikan uraian tentang penutup, yang berisi kesimpulan dan implikasi dari seluruh pembahasan yang telah diteliti, dan saran yang dapat mendukung kesempurnaan skripsi, serta
T 345 676487 9T6 :6T ; 4T6 4<8; = >; =6 364
A. Pengertian Perceraian
Perceraian diambil dari kata?@AC DEF dan dalam bahasa Arab sering disebut dengan “thalaq”
(
طَلَقَ
)
. GHDIDJ secara etimologis adalah sebagaimana tertera di dalam kitab Lisan al Arab karangan Ibnu KDL MNC yang
mempunyai arti
“
الحَلَّ
وَالْلإِرْسَالُ
, artinya “melepaskan atau meninggalkan”.1 Perceraian adalahmerupakan akibat dari suatu hubungan yang disebabkan oleh adanya hubungan OAC P DQELDLS Keduanya (antara
OACP DQELDL dan perceraian) saling berhubungan, dimana perceraian hanya dapat terjadi karena adanya sebuah
ikatanOAC P DQELDLS Hal ini terdapat dalam hadis yang berbunyi :
حَدَّثَنَا
كَثِيْرُ
ابْنُ
عُبَيْد
الْحِمْصِي
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ
ابْنُ
خَالِد
عَنِ
عُبَيْدِ
الله
ابْنِ
الْوَلِيْدِ
اَلْوَصَافِي
عَنِ
مُحَارِب
ابْن
دثار
عَن
عَبْدُ
اللهِ
اِبْنِ
عُمَرَ
رَضِيَ
اللهُ
عَنْهُما
:
قَالَ
رَسُوْلُ
اللهِ
صَلىَّ
اللهُ
عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
:
اَبْغَضُ
اْلحَلاَلِ
اِلىَ
اللهِ
اَلطَّلاَقُ
(
رَوَاهُ
اِبْنُ
مَاجَه
)
2Artinya : “Telah Menceritakan kepada kami Katsir bin Ubaid al-Himsyi, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Khalid dari Ubaidillah bin Walid Al- Dzashofi dari Muharib bin itsar dari Abdullah bin Umar R.A. : telah bersabda Rasulullah SAW : sesuatu perbuatan halal yang paling dibenci Allah adalah thalaq atau perceraian.” (H.R. Ibnu Majah).
Sedangkan Dr. UDHV DH WNHDEIX dalam kitabnya “Al Fiqh Al-Islami Wa Adilatuhu” memberikan
definisi thalaq sebagai berikut :
حَلُّ
قَيِّدِ
النِّكَاحِ
أَوْ
حَلُّ
عَقْدِ
النِّكَاحِ
بِلَفْظِ
الطَّلاَقِ
وَنَحْوِهِ
.
3GHDIDJ ialah “melepaskan ikatan pernikahan atau melepaskan tali akad nikah dengan lafaz At-Thalaq dan semisalnya.”
Menurut Abdurrahman Al YDMECX dalam kitabnya ?Z I Fiqh Ala KDMDHEV Al ArbaDHF thalaq
1 Imam Al
[\]] ^_^`bc de^ dfg hiLisan al ‘Arab (Kairo: Dar Al Hadis, 2003), h.630 2
\cb\cjg ]] ^`cbdk^f bj\]lm^fn^ bd boiSunan Ibnu Majah,pqrb hguivrc ^ dwdxy^^hr]l zb{hi| } }~ i` 3
didefinisikan sebagai berikut:
الطَّلاَقُ
إِزَالَةُ
النِّكَاحِ
أَوْ
نُقْصَانُ
حَلِّهِ
بِلَفْظِ
مَخْصُوْصٍ
.
4 ialah “menghilangkan ikatan perkawinan atau mengurangi pelepasan ikatannya dengan menggunakan kata-kata tertentu.”
Perceraian dapat terjadi, bila suami dan isteri sekiranya sudah tidak dapat mempertahankan mahligai
rumah tangganya. Agama Islam memang membolehkan perceraian tersebut, dengan catatan dalam
pernikahan tersebut sudah tidak ada manfaatnya, justru yang terlihat lebih banyak adalah mudharatnya. Barulah
pintu perceraian dapat terbuka.
Kata thalaq menurut istilah terdapat beberapa pendapat para ahli hukum :
1. Hanafi dan Hambali mendefinisikannya sebagai pelepasan ikatan ¡ secara langsung
atau pelepasan ikatan ¡ dimasa yang akan datang.
2. Syafi¢i mendefinisikan thalaq sebagai pelepasan akad nikah dengan lafal talak atau yang semakna
dengan lafal itu.
3. Maliki mendefinisikan thalaq sebagai suatu sifat hukum yang menyebabkan gugurnya kehalalan
hubungan suami isteri.5 4.
5. Prof. Subekti S.H mengatakan perceraian adalah penghapusan ¡ dengan putusan hakim atau
tuntutan salah satu pihak dalam ¡ itu. 6
6.
7. Sayid Sabiq dalam kitabnya£ ¤ ¥ Sunnah memberi definisi thalaq :
...
حِلُّ
رَابِطَةِ
الزَّوَاجِ
وَاِبْهَاءِ
لِعَلاَقَةِ
الزَّوْجِيَّةِ
7Artinya : “…Talak adalah melepaskan tali perkawinan dan mengakhiri hubungan suami isteri”.
4
¦ §¨ © ªª«¬ «®¦ ¯° «±² ª²³AlFiqh ‘Ala MazahibAl Arba’ah (Mesir: Dar Al Haisam, t.th), h.964 5
´ µ¶«®·µ¨«¸ ¹²º®¹²¸¯» ¼ µ¨²«½¹¯ « ³ Nikah,º®¹²¸¯»¼ µ¨² «½¹¯«¾° «¸«ª¿«ÀÁ ýĬ¿² «ªÅ«ª©Æ«®Ç » µÈ µ³É Ê Ê Ë Ì³Ä µ¿ ÃÍ µÎϳв¯²¨Ë³¬ÃÑ Ò 6 Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata,
¾°«¸«ª¿«ÀÁ½®¿ µª«¹«³É Ê ÊÑÌ³Ä µ¿ øµ ÎÏÓ³¬ÃË Ï 7 Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah
ucapan thalaq kepada isteri, denganØ ÙÝÙÞØ ÙÝÙ yang jelas (Sarih) atau denganØÙÝÙÞ ØÙÝÙ sindiran (kinayah). 8
9.
10. Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) dalam pasal 117 thalaq adalah ikrar suami dihadapan sidang
Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnyaÕ ÖרÙÚÛÜ ÙÜ ß 9
11.
B. àáâ áãäåæå çèéãêéãá ëáì
íÙ îÙ ïð ñ ïò Ö×ó ñØ ñ ïôð îÙ ïõÙÛÝ ñöîÞ ÷ ñ ×øan dan Hadis, penulis akan mencantumkan beberapa ayat öîÞ ÷ ñ ×øan serta Hadis yang menjadi dasar hukum perceraian, antara lain :
1.Firman Allah SWT :
(
اَلْبَقَرَةِ
:
229-230)
Artinya : “Thalaq (yang dapat dirujuki) dua kali, setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, mereka itulah orang-orang yang dzalim (229). Kemudian jika si suami menthalaqnya (sesudah thalaq yang kedua) maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui. ” (Q.S. Al-Baqarah : 229-230)
8 Salahuddin Khairi Sadiq, Kamus Istilah Agama,
ù ú ûü ûýþûÿ þ ûý ûû
9 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia antara Fiqh Munakahat danUndang-undang Perkawinan,
2.F Allah
(
اَلْبَقَرَةِ
:
232
(
Artinya : “Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis masa iddahnya, maka jangan lah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan diantara mereka dengan cara yang ma’ruf. Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman diantara kamu kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah : 232)
3.H ! "#! $ oleh Abu Daud danH$%& '& (!
عَنِ
اِبْنِ
عُمَرَ
رَضِيَ
اللهُ
عَنْهُ
قَالَ
:
عَنِ
النَّبِيَّ
صَلىَّ
اللهُ
عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
قَالَ
:
اَبْغَضُ
اْلحَلاَلِ
اِلىَ
اللهِ
اَلطَّلاَقَ
(
رَوَاهُ
اَبُوْدَاوُدَ
وَابْنُ
مَاجَه
وَصَحَّحَهُ
الْحَاكِمُ
وَرَجَّحَ
اَبُوْحَاتِمٍ
اِرْسَالَهُ
)
10Artinya : “Dari Ibnu Umar R.A. berkata: Dari Nabi SAW bersabda: perbuatan halal yang dibenci Allah adalah
thalaq.” (H.R. Abu Daud dan Hakim, dan disahkan olehnya)
C) M*+ * Perceraian
Dalam Kompilasi Hukum Islam, perceraian atau putusnya hubungan ,-. /01 230 3 dapat terjadi karena : thalaq, khulu’, syiqaq, fasakh, ta’lik thalaq, ila’, li’an, tafwid, dan riddah.
1. T45
Pengertian thalaq menurut bahasa Arab adalah melepaskan ikatan, yang dimaksud disini adalah
melepaskan ikatan ,-. /01 230 3 6 Didalam pasal 117 KHI, thalaq adalah ikrar suami dihadapan sidang
Pengadilan Agama yang menjadi salah satu putusan ,-. /01 230 37 dengan cara sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 129, 130, dan 131 KHI.
Adapun8- 329 : 8- 3 29 thalaq adalah :
10Abu Daud, Sunan Abu Daud (Bab Thalaq),
isteri selama masa iddah,
b. Thalaq Ba’in, VW XYXZ Bain ada 2 macam yaitu :
[ \] ^] _ Ba`in Sughra (psl 119 KHI) adalah thalaq yang
tidak boleh rujuk tetapi boleh akad baru dengan bekas suaminya meskipun dalam masa iddah.
Sebagaimana tersebut pada ayat (1) adalah : thalaq yang terjadi qabla al-dukhul, thalaq dengan tebusan
atau khulu, thalaq yang dijatuhkan oleh Pengadilan Agama. [ \] ^] _ Ba`in Kubra (psl 120 KHI) adalah
thalaq yang terjadi untuk ketiga kalinya.VW XYXZ ini tidak boleh dirujuk dan tidak boleh dinikahi kembali,
kecuali apabila pernikahan itu dilakukan setelah bekas isteri menikahi orang lain dan kemudian terjadilah
perceraian ba’da al-dukhul dan habis masa iddahnya.
c. Thalaq Sunni (psl 121 KHI) adalah thalaq yang dibolehkan, yaitu thalaq yang dijatuhkan terhadap isteri
yang sedang suci dan tidak dicampuri dalamb Xc de sucinya tersebut.
d. Thalaq Bid’i (psl 122 KHI) adalah thalaq yang dilarang, yaitu thalaq yang dijatuhkan kepada isteri pada
bXc de isteri dalam keadaan haid atau isteri dalam keadaan suci tapi sudah dicampuri pada b Xc de suci
tersebut.
2. Khulu`
Khulu’berasal dari kata
خَلَعَ
يَخْلُعُ
yang berarti melepaskan atau meninggalkan.11Khulu juga dapat berarti “Fidaaun” atau tebusan. Karena dalam hal ini, isteri meminta cerai kepada
suaminya dengan membayar sejumlah uang tebusan atau imbalan.12
Dasar pembolehan thalaq khulu’ terdapat dalamfYg he i an suratfYgj XZ Xi XW ayat 229 :
. . .(
اَلْبَقَرَةِ
:
229)
Artinya : “Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu
11
klmn opq qr stAl-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 361 12 A. Fuad Said, Perceraian Menurut Hukum Islam,
khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hokum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya.” (Q.S. Al-Baqarah : 229)
Khulu’ dapat dijatuhkan baik isteri dalam keadaan suci ataupun tidak. Hal ini
disebabkan khulu’ terjadi atas kehendak isteri.
3.
Syiqaq berarti perselisihan atau menurut istilah fiqh berarti perselisihan suami dan isteri yang
diselesaikan oleh dua orang hakam (penengah), satu orang dari pihak keluarga suami dan satu orang dari pihak
keluarga isteri dengan cara mendamaikan suami isteri yang berselisih. apabila keadaan sangat terpaksa
dan hakam sudah sekuat tenaga berusaha untuk mendamaikan suami isteri namun tidak berhasil maka hakam
boleh mengambil keputusan untuk menceraikan suami isteri tersebut.13
Adapun pengangkatan hakam apabila terjadi syiqaq, berdasarkan surat ayat 35 :
(
اَلنِّسَاءِ
:
35)
Artinya : “Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah member taufik kepada suami isteri itu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal. (Q.S. An-Nisa/4: 35)
4.
Fasakh berasal dari bahasa Arab dari akar kata fa-sa-kha yang secara etimologi berarti rusak dan
membatalkan (
فَسَدٌ
وَنَقْضُهُ
).14 Kalau dikaitkan kata ini dengan akad nikah maka berartimembatalkannya dan melepaskan ikatan pertalian antara suami isteri.15
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia secara istilah pengertian fasakh ialah pembatalan ikatan
pernikahan oleh Pengadilan Agama berdasarkan tuntutan isteri atau suami yang dapat dibenarkan Pengadilan
Agama atau karena pernikahan yang telah terlanjur menyalahi hukum pernikahan.16
13 Muhammad Leter, Tuntunan Rumah Tangga Muslim dan Keluarga Berencana, (Padang: Aksara Raya, 1985), h. 235 14
¡¢ £¤ ¥¦§¨¦ ©© ª£« Al Munawwir Kamus Arab Indonesia (¬ ¥® ¯ £° : Krapyak, 1984), h. 1133 15 Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah,
± ¨ ²³,h.268 16
tertipu atas Ç ÀÈÉÇ ÀÈ yang belum diketahui sebelum dilangsungkan ÁÂÃ Ä ÀŠƾ À¾Ê Isteri yang diceraikan
pengadilan dengan fasakh tidak dapat dirujuk suaminya sebelum melaluiÁÂà ÄÀÅ Æ ¾À¾ baru yaitu melaksanakan
akad nikah baru.17
Ë Ì TaÍlikÎ Ï Ð Ñ ÐÒ
Arti taÓlik adalah menggantungkan, jadi pengertian taÓlik thalaq ini ialah suatu thalaq yang
digantungkan pada suatu hal yang mungkin terjadi yang telah disebutkan dalam perjanjian yang telah
diperjanjikan terlebih dahulu. ¼ÀÓlik thalaq ini diadakan untuk melindungi kepentingan isteri agar tidak
teraniaya oleh suami.18
Ketentuan diperbolehkannya taÓlik talak ini tercantum dalamÔÈÉ Õ ½Ã Óan suratÔ ¾É Ö Æ× À ayat 128 :
(
اَلنِّسَاءِ
:
128)
Artinya : “Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. An-Nisa : 128)
ØÌ ÙÏÚÏ ÐÛÜ IlaÍ danÝ ÚÍan
¼ÆÞÀ macam perbuatan hukumß àÇ ÆÇ ÀÃá ilaÓ, dan LiÓan), adalah perbuatan berupa kata atau sumpah yang
tidak secara langsung berisi ungkapan yang menyatakan putusan ikatan ÁÂÃ Ä ÀŠƾ À¾á tetapi oleh hukum
dinyatakan berdampak memutuskannya.
a) Zhihar merupakan kebiasaan orang jahiliyyah yang tidak lagi memfungsikan isterinya sebagai isteri
Å ÀÈ À½ Á ½¾ masih tetap diikat, seperti pernyataan âÄÀã½ seperti penggung Æä½ Ľå sambil memulai tidak
menggaulinya lagi. Ketika Islam dating, Islam menyelamatkan kaum perempuan dari ÄÂàÇ ÀÈÆãÀ¾á àÇ ÆÇ ÀÃ
17Muhammad Leter, Tuntunan Rumah Tangga Muslim dan Keluarga Berencana, h. 235 18 Jamil Latif, Aneka Hukum Perceraian Di Indonesia,
adalah perkataan yang munkar karena bukan berada pada tempatnya. Sesungguhnya isteri bukanlah ibu
sehingga isteri menjadi haram seperti kedudukan ibu (haram dinikahi), Islam membatalkan hukum ini dan
menjadikan haram bagi perempuan sehingga suami yang mengucapkannya terkena kifarat. 19
Firman Allah :
(
اَلْمُجَادَ
لَةِ
:
2)
Artinya : “Orang-orang yang menzhihar isterinya diantara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan munkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah maha pemaaf lagi maha pengampun.” (Q.S. Al-Mujadalah : 2)
b) Ila’ juga merupakan kebiasaan orang jahiliyyah, pihak bersumpah pada isterinya sendiri ia
tidak akan menggaulinya lagi dengan menyebut nama Allah atau menyebut selamanya atau
tanpa lebih dari empat bulan. Ila berisi pelajaran bagi isteri yang bermaksiat dan durhaka kepada
suami. Ila boleh dilakukan sesuai dengan kebutuhan yakni empat bulan atau kurang, bila melebihi
tersebut hukumnya haram dan merupakan karena ila berisi sumpah meninggalkan
atasnya.20 c)
Firman Allah :
(
اَلْبَقَرَةِ
:
226)
Artinya : “Kepada orang-orang yang meng-ila’ isterinya diberi tangguh empat bulan (lamanya). Kemudian jika mereka kembali (kepada isterinya), maka sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (Q.S. Al-Baqarah : 226)
d) Li’an ialah laknat, yaitu sumpah yang didalamnya terdapat pernyataan bersedia menerima laknat Allah,
apabila yang mengucapkan sumpah itu berdusta. Dalam hukum lian merupakan perceraian
yang terjadi akibat sumpah suami isterinya telah melakukan Sumpah lian ini dapat
19 Kasmuri Slamet, Pedoman Mengayuh Rumah Tangga (Panduan Perkawinan),
! "#$ ! % &' ( () * &+ , -. &/ -0 1 20
e)
Firman AllahHI J :
(
اَلنُّوْرِ
:
6)
Artinya : “Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar.” (Q.S. An-Nur : 6)
7. T K L M N O P
Seorang suami memberikan hak kepada isterinya, yaitu berupa hak thalaq.HF><>QEBF><>QA F> ditentukan
oleh keduanya secara sukarela, jadi bukan hak thalaq yang bersifat mutlak. Apabila BF><>QEBF><>Q yang telah
ditentukan secara sukarela tersebut telah terpenuhi, maka isterinya mempunyai hak untuk menjatuhkan thalaq
kepada suaminya, maka terjadilah thalaq.22
Firman AllahHIJ :
(
اَلآحْزَابِ
:
28)
Artinya : “Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: Jika kamu sekalian menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut’ah dan Aku ceraikan kamu dengan cara yang baik.” (Q.S. Al-Ahzab : 28)
8. Riddah
Secara etimologi kata
رِدَّةْ
berasal dari kata kerjaرَدَّ
يَرُدُّ
رِدَّةًا
yang artinya adalahصَرَفَهُ
yaitu mengalihkan danأَرْجَعَهُ
yaitu mengembalikan. Riddah merupakan masdar dari kataإِرْتِدَادً
yang secara harfiah berarti “kembali”,“dikembalikan”, “berpaling”, “dipalingkan”.23Sedangkan dari segi istilah adalah keluar dari agama Islam menjadi kafir, baik dengan niat, perkataan maupun
perbuatan yang menyebabkan orang yang bersangkutan dikategorikan kufur.24
Jadi riddah atau murtad ialah keluar dari agama Islam, baik pada agama lain ataupun tidak beragama. Di
Indonesia, putusnya R SU VWXY ZW Z karena murtadnya salah seorang dari suami isteri termasuk fasid atau batal
demi hukum, dalam pemutusannya dilakukan didepan sidang Pengadilan Agama. [ \S ] karenanya, riddahnya
seorang yang dinyatakan bukan didepan sidang Pengadilan Agama dianggap tidak sah.25
D. ^_` a` b c _` a`d _ef ag hij a Perceraian
Didalam menjalankan kehidupan, R SU VWXYZW Z bertujuan untuk membentuk keluarga yang sakinah,
mWXWkW ] dan rohmah. Namun terkadang dalam perjalanannya sebuahR SU VWXY ZW Z ada yang tidak mencapai tujuan
tersebut, maka terjadi putusnya R SU VWXYZW Z yakni melalui jalan perceraian. Dalam sebuah perceraian harus ada
alasan kuat yang melatar belakangi terjadinya perceraian ini.26
Dalam Hukum Islam perceraian dapat disebabkan oleh beberapa alasan:27
1. lYkW V ada lagi keserasian dan keseimbangan dalam suasana rumah tangga, tidak ada lagi rasa kasih sayang
yang merupakan tujuan dan hikmah dariRSU VWXY ZW Zn
2. Karena salah satu pihak berpindah agama.
3. Salah satu pihak melakukan perbuatan keji yang dilarang agama.
4. Isteri meminta cerai kepada suami dengan alasan suami tidak berapologi dengan alasan yang kYoWUYpoWU Y dan
menyusahkan isteri.
5. Suami tidak memberi apa yang seharusnya menjadi hak isteri.
23
qr stuvswt xy z {y s | vx} ~Lisan al-Arab, Vol.II u|} xvz { vxvz {u} | x} v z}vz { vz} vv z{ v| x~ ~
24 Muhammad Amin Suma, Pidana Islam di Indonesia Peluang Prospek dan Tantangan, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), h. 63 25 Jamil Latif, Aneka Hukum Perceraian di Indonesia, h. 72
26 Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia,
Menurut Sayyid Sabiq dalam buku Fiqh Sunnah,££ ¤ ££ perceraian itu adalah : 28
1. Suami tidak mampu member nafkah
2. Suami berbuat aniaya
3. Suami menjauh
4. Suami dihukum penjara
Sedangkan di dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI),£ £¤ £ £ terjadinya perceraian yaitu : 29
1. Salah satu pihak berbuat ¥¦ § atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar
disembuhkan.
2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun £ ¨ ¡¨ ¡ ¤ ¡ ¨ ¡ tanpa ¦¥ ¦ § pihak lain dan tanpa
alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya.
3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah©¨ ¦ § §
berlangsung.
4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain.
5. Salah satu pihak mendapatkan cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankanª¦£ §§«
sebagai¡ ¬¦¦ ¨ ¦ ®
6. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran, dan tidak ada harapan akan hidup
rukun lagi dalam rumah tangga.
7. Suami melanggar ta¢lik thalaq
8. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidakrukunan dalam rumah tangga.
E. Akibat¯° ±° ² dari Perceraian
Dengan adanya putusan perceraian yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama, bukan berarti masalah
perceraian ini selesai, akan tetapi masih ada ¦ £ ¤ ¦£ hukum lainnya yang ditimbulkan dari perceraian
tersebut, yakni :
28 Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, hal.206
1. Salah satu akibat hukum dari³ ´µ ¶·¸¹ º· º adalah halalnya persetubuhan antara suami isteri. Karena itu, akibat
hukum dari thalaq adalah menghilangkan kehalalan itu, dalam arti keduanya tidak boleh lagi hidup bersama,
tidak boleh saling memandang, apalagi melakukan hubungan layaknya suami isteri.
2. Apabila thalaq yang dijatuhkan itu thalaq ba»in, maka tidak diperbolehkan untuk rujuk, tetapi boleh¶·¸ ¹ º lagi
dengan akad nikah yang baru dan mahar yang baru pula. Sedangkan bila thalaqnya dijatuhkan lebih dari dua
thalaq atau thalaq ketiga, maka tidak boleh ¶·¸¹ º lagi kecuali bekas isterinya telah ¶·¸¹º secara sah dengan
suami lain dan telah dicampuri oleh suaminya itu, dan telah bercerai pula, serta habis pula masa iddahnya.
3. Apabila suami atau isteri meninggal dunia dalam jangka ¸· ¶¼½ iddah pada thalaq raj»i, maka baik suami
maupun isteri berhak mendapatkan ¸·µ ¹¾· º dari harta peninggalan ³ ´¸·µ ¹¾ ¿ tapi apabila suami atau isteri
meninggal dunia dalam jangka ¸ · ¶¼½ iddah pada thalaq ba»in, maka tidak seorangpun daripada keduanya
mempunyai hak¸·µ¹ ¾ dari yang lain.
4. Melunasi hutang yang ¸· À¹ Á dibayarnya, baik dalam bentuk mahar maupun nafaqah, yang menurut sebagian
ulama¸ · À¹ Á hukumnya. Bila pada¸· ¶¼½ ºÂ· itu dia tidak dapat membayarnya. Begitu pula dengan mahar yang
belum dibayar atau dilunasinya, maka harus dilunasi setelah bercerai.
5. Masalah hadhanah, dalam hal inià ºÄ· ºÅƽ ºÄ· ºÅ No.1Ç· Ƚ º 1974 telah mengatur masalah ini yang terdapat
dalam pasal 41 :
a) Baik ibu atau bapak tetapÁ´µ ¶´¸· À¹ Á·º memelihara dan mendidik·º·¶Æ· º· ¶ºÂ ·¿¾ ´É·¼·ÆÉ·¼· berdasarkan
kepentingan anak. Bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak, maka pengadilan yang member
keputusannya.
b) Bapak yang bertanggung À·¸· Á atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu,
bilamana bapak dalam kenyataan tidak dapat memenuhi¶´¸ · À¹ Á· º tersebut, pengadilan dapat menentukan
Á·È¸· ibu ikut memikul biaya tersebut.
c) Pengadilan dapat É´¸· À¹ Á ¶· º kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan Ä· º Ê·¼·½
menentukan sesuatu¶´¸· À¹ Á· º bagi bekas isteri. 30
d)
6. Adanya ketentuan masa iddah bagi isteri yang telah dicerai baik itu cerai hidup maupun cerai mati. 31
30Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Hadhanah
31 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan Undang-undang Perkawinan, (Jakarta: Kencana, 2006),
ËÌ ÍÎ ÏÐ ÏÍÑ ÐÒË ÏÓÏËÔ Í ËÏ ÍÕÖÌ ××ÏØ
A. Pengertian Riddah
Secara etimologi kata
رِدَّةْ
berasal dari kata kerja,رَدَّ
يَرُدُّ
رِدَّةًا