KONTRIBUSI
BANK MUAMALAT INDONESIA TERHADAP
PROGRAM AKSELERASI PERBANKAN SYARIAH
Skripsi
Diajukan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh :
RONI HAMDANI
NIM : 104046101664
K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA
DIKAITKAN DENGAN PROGRAM AKSELERASI
PERBANKAN SYARIAH
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh :
Roni Hamdani
NIM : 104046101664
Di Bawah Bimbingan
Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd.
NIP. 150 204 484
Edy Setiadi, S.E., M.M.
K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul KONTRIBUSI BANK MUAMALAT INDONESIA TERHADAP PROGRAM AKSELERASI PERBANKAN SYARIAH telah diujikan dalam sidang Munaqasyah akultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada ….Deember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 12 Desember 2008
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof.DR.H.Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN
Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag
NIP. 150 289 264 (………..)
Sekretaris : Dr. Euis Amalia, M.Ag
NIP. 150 289 264 (………..)
Pembimbing I : Drs.H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd
NIP. 150 204 484 (………..)
Pembimbing II : Edy Setiadi, S.E., M.M
(………..)
Penguji I : Dr. Euis Amalia, M.Ag
NIP. 150 289 264 (………..)
Penguji II : A.M. Hasan Ali, MA
LEMBAR PERNYATAAN
1. Dengan ini merupakan hasil karya asli saya yang diujikan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemdian hari terbukti bahwa karya ini bukan hail karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka aya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 25 November 2008
ABSTRAKSI
Program Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah 2007-2008 adalah
program yang dicanangkan oleh Bank Indonesia. Melalui Gubernur pada saat itu,
Burhanuddin Abdullah, program ini dicanangkan pada hari Senin, 11 Desember 2006
di Jakarta. Program ini bertujuan mencapai share perbankan syariah sebesar 5% pada
akhir tahun 2008.
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, adalah bank pertama yang murni syariah
di Indonesia. Yang berdiri sejak tahun 1992 atas hasil kerja keras dan kerjasama
berbagai fihak terutama Majlis Ulama Indonesia (MUI) yang memprakarsai
berdirinya BMI. Selama kurun waktu 16 tahun sejak berdirinya, kinerja Bank
Muamalat relatif bagus, disamping telah terbukti secara empiris mengenai
ketangguhan bank syariah dalam mengahadapi krisis ekonomi dan keuangan pada
tahun 1997-1998, dimana banyak bank konvensional yang dilikuidasi
Skripsi ini mendeskripsikan mengenai sisi kinerja keuangan BMI dikaitkan
dengan Program Akselerasi Pengemangan Perbakan Syariah yang dicanangkan BI,
dimana BMI merupakan pionir utama dalam mendongkrak aset perbankan syraiah di
Indonesia, yanng pada realitanya BMI sendiri pada akhir kuartal ke III (September)
tahun 2008 hanya mampu menyumbangkan aset sebesar 26,38% kepada total aset
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah ooooooo yang telah
memberikan rahmat, taufiq, hidayah dan ‘inayah-Nya kepada penulis, karena atas
berkat rahmat, taufiq, hidayah, dan ‘inaya-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang membawa penulis kepada tahap akhir studi pada jenjang Strata 1 di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi yang Mulia
Muhammad
B
yang menjadi washilah tegaknya Kalimatullah di muka bumi hinggasekarang, dan masa yang datang, amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari keempurnaan, oleh karena itu,
penulis sangat terbuka untuk menerima saran dan kritik dari berbagai fihak. Namun,
penulis dapat mempertanggungjawabkan keilmiahan skripsi ini.
Pada kesempatan ini, penilis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua
fihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan support, terutama kepada :
1. Ayah dan Bunda (Mimih sareng Bapak), yang telah mecurahkan
segenap kasihsayangnya kepada penulis, sehingga penulis dapat
melanjutkan studi S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Kakak-kakak penulis yang telah mensuport baik secara moril maupun
materil, terutama kepada A Drs.Komaruddin, M.Pd., A Mardi
A Ipik, dan Mih Juju. Dan saudara penulis yangn tidak dapat diebutkan
satu persatu.
3. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM., selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam), Bapak Ah. Azharudin Latif, M.Ag dan Mbak Oke
selaku sekretaris dan staf di Prodi Muamalat.
5. Drs.H.Zainul Arifin Yusuf, M.Pd., selaku pembimbing 1 yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripi ini.
6. Edy Setiadi, SE,MM.,sebagai pembimbing 2 yang telah membantu
penulis, dan rela meluangkan waktunya di sela-sela kesibukannya.
7. Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia yang telah memberikan
fasilitas data yang dibutuhkan oleh penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini, terutama kepada Bapak Ali Sakti, M.Ec., sebagai salahsatu staf
peneliti junior pada Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia.
Selain itu, penulis sampaikan terima kasih kepada seluruh staf
Perpustakaan Bank Indonesia, yang telah memberikan fasilitas data
berupa buku, skripsi, tesis, data elektronik dan free-internet.
8. Bank Muamalat Indonesia, terutama kepada staf IT dan staf Muamalat
Intitute yang telah membantu penulis terutama data annual report, dan
9. Bank Tabungan Negara, terutama kepada semua staf BTN Syariah
Cabang Jakarta, dan Divisi Syariah BTN yang telah mengsuport penulis
dalam menyelesaikan skirpsi.
10. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Syariah dan Hukum terutama
kepada Kepala Perpustakaan masing-masing yang telah memberikan
fasilitas kepada penulis dan seluruh mahasiswa dalam melakukan studi
kepustakaan.
11. Dalam kesempatan ini, penulis juga megucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah mensuport penulis, antara lain Iyan, Taufiq,
Ridwan, Ecep, Nina, Fatah dan semua teman dan fihak yanng telah
DAFTAR ISI
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
F. Kerangka Konseptual
5. Teknik Pengolahan Data
BAB II
H. Sistematika Penulisan
LANDASAN TEORI
A. Program Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah
2007-2008
B. Program Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah
1. Latar Belakang Pencanangan Program Akselerasi
Perbankan Syariah
2. 6 Pilar Program Akselerasi Pengembangan
Perbankan Syariah
3. Sasaran Kebijakan dan Program Akselerasi
2007-2008
C. Konsep Kesehatan Bank
1. Capital (Permodalan)
2. Asset Quality (Kualitas Aset)
3. Manajement
4. Earning (Rentabilitas)
5. Liquidity
6. Sensitivity to market risk (sensitivitas terhadap
BAB III
BAB IV
TINJAUAN UMUM TENTANG BANK MUAMALAT
INDONESIA (BMI)
A. Profil BMI
1. Sumber Permodalan BMI
2. Visi dan Misi
3. Struktur Organisasi BMI
4. Pengharagaan Yang Diperoleh BMI
B. Perkembangan Aset BMI
ANALISIS CAMELS TERHADAP KINERJA BMI
A. CAR
Meningkatkan Asetnya terkait Program Akselerasi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Role Model
2. Kinerja Keuangan Bank Muamalat Periode
2007-2008 Terkait Program Akselerasi Perbankan Syariah
3. Analisis Sensitivitas Pembiayaan BMI
4. Upaya Bank Muamalat dalam Merespon Akselerasi
Perbankan Syariah
B. Saran
81
81
82
84
85
86
DAFTAR TABEL
1 Tabel 2.1 Time Table Program Akselerasi Pengembangan Perbankan
Syariah 19
2 Tabel 2.2 Outlook Perbankan Syariah Tahun 2007 21
3 Tabel 3.1 Struktur Organisasi dan Bagian-bagiannya 35
4 Tabel 3.2 Daftar Pemegang Saham 38
5 Tabel 3.4 Aktiva Bank Muamalat Tahun Terpilih (Milyar Rupiah) 44
6 Tabel 4.1 Rasio CAR kwartal I 2007 sampai kwartal III 2008 45
7 Tabel 4.2 ATMR BMI 2007-2008 (miliar rupiah) 47
8 Tabel 4.3 Modal BMI periode 2007-2008 dalam kwartalan 48
9 Tabel 4.4 Rasio FDR BMI periode 2007-2008 50
10 Tabel 4.5 Rasio FDR BMI periode 2007-2008 52
11 Tabel 4.6 Rasio ROA BMI periode 2007-2008 53
12 Tabel 4.7 Rasio ROE BMI periode 2007-2008 55
DAFTAR GAMBAR
1 Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian 7
2 Gambar 3.1 Visi dan Misi Bamnk Muamalat 33
3 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Bank Muamalat 33
4 Gambar 3.3 Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Komisaris 35
5 Gambar 3.4 Dewan Direksi 36
6 Gambar 3.5 Grafik Perkembangan Aset Bank Muamalat 44
7 Gambar 4.1 Grafik rasio CAR BMI 45
8 Gambar 4.3 Grafik modal BMI periode 2007-2008 (Miliar Rupiah) 49
9 Gambar 4.4 Rasio FDR BMI periode 2007-2008 50
10 Gambar 4.5 Rasio NPF BMI periode 2007-2008 52
11 Gambar 4.6 Rasio ROA BMI periode 2007-2008 54
12 Gambar 4.7 Grafik hubungan FDR dan ROA 55
13 Gambar 4.8 Grafik Rasio ROE BMI periode 2007-2008 56
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan dual-banking system pada tahun 1992 masih belum tercermin dalam realitas karena dalam kenyataan sampai saat ini pangsa pasar bank syariah
belum signifikan. Sementara, survey preferensi (2000-2005) menunjukkan
potensi pasar bank syariah (domestik) cukup besar ditambah dengan
perkembangan yang pesat perbankan/lembaga keuangan internasional. Industri
perbankan secara nasional masih menghadapi permasalahan mengoptimalkan
fungsi intermediasinya. Selain itu Bank Indonesia memiliki komitmen
mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dimana sektor perbankan menjadi
motor penggeraknya.1
Uraian di atas merupakan latar belakang dicanangkannnya program
akselerasi pengembangan perbankan syariah oleh Bank Indonesia. Program
tersebut tersebut bertujuan untuk mencapai market share perbankan syariah
sebesar 5 % pada akhir tahun 2008 dengan tetap meperhatikan prinsip
kehati-hatian dan kepatuuhan terhadap prinsip syariah.
Tahun 2008 bagi perbankan syari’ah nasional mungkin berbeda dengan
tahun-tahun sebelumnya. Kerja keras memenuhi target market share 5% dari total
1
Latar Belakang Kebijakan Akselerasi Perbankan Syariah, disampaikan oleh Dr. Mulya E. Siregar (Kepala Biro Penelitian, Pengembangan dan Pengaturan Perbankan Syariah Bank Indonesia) pada acara Ijtima’ Ulama (Annual Meeting) DPS pada tanggal 14 Agustus 2007 di Cisarua-Bogor.
aset perbankan nasional merupakan implementasi Visi Cetak Biru Pengembangan
Perbankan Syari’ah Indonesia. Kekhawatiran target pangsa pasar 5% tidak
tercapai memang menjadi pemikiran kalangan pemerintah, praktisi, pemerhati,
peneliti maupun akademisi perbankan syari’ah.
Pada akhir 2006, pada saat pencanangan Akselerasi Pengembangan
Perbankan Syariah market share bank syariah baru mencapai 1,58 %, yaitu sebesar 26,68 triliun. Dan data terakhir sampai dengan Juni 2008, diperoleh data
dari Statistik Perbankan Syariah (SPS) Bank Indonesia bahwa market share bank syariah terhadap total aset perbankan nasional baru mencapai 2,08 %, yaitu 41,08
triliun, masih jauh dari angka yang ditargetkan bahkan belum mencapai
setengahnya. Untuk mempercepat hal tersebut BI menetapkan Kebijakan
Akselerasi Perkembangan Perbankan Syari’ah 2007-2008.
Tidak dapat dipungkiri kehadiran Bank Muamalat merupakan cikal bakal
berkembangnya bank syariah di Indonesia. Sehingga ia menjadi tolok ukur bank
syariah yang lainnya, karena ia merupakan bank syariah pertama dan yang
terbesar asetnya. Oleh karena itu, sangat menarik bagi penulis untuk mengkaji
seberapa besar potensi Bank Muamalat untuk menjadi yang terdepan dan mampu
mendongkrak dan mencapai target market share 5 % pada akhir 2008.
Bertolak dari hal tersebut di atas, penulis menuangkan permasalahan dalam
skripsi berjudul ; "KONTRIBUSI BANK MUAMALAT INDONESIA
B. Identifikasi Masalah
Sejak awal berbagai kalangan telah memprediksikan bahwa tahun 2008
perbankan syari’ah nasional tidak memenuhi target market share 5% dari total
aset perbankan nasional sesuai Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syari’ah
Indonesia. Dampak akselerasi perkembangan perbankan syari’ah, bila dilihat
lebih lanjut memunculkan masalah-masalah baru, antara lain :
1. Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama di Indonesia, dan sampai
sekarang ia masih menjadi tolok ukur bagi perkembangan bank syariah di
Indonesia. Bank Muamalat telah membuktikan survivenya di tengah krisis yang malanda Asia khususnya Indonesia pada tahun 1997-1998, dimana
banyak bank konvensional terkena imbas dan akhirnya dilikuidasi oleh
pemerintah. Hal ini terjadi tidak terlepas dari sistem pebankan syariah yang
mengusung keadilan dan konra terhadap riba (interest) yang telah menjadi
bumerang bank konvenional. Oleh karena kinerja BMI yang dinilai semua
pihak cukup bagus, penulis tertarik untuk meneliti sejauhmana kontribusi
BMI terhadap peningkatan total aset perbankan syariah yang ingin digenjot
melalui Program Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah.
2. Program Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah (PAPBS) yang
dicanangkan Bank Indonesia sejak Desember 2006, telah menjadi acuan dari
target-target bank-bank syariah di Indonesia. Dimana target yang dipasang
oleh Bank Indonesia untuk aset total bank syariah sebesar 5% pada akhir
terutama dikaitkan dengan Bank Muamalat yang menjadi role model bank syariah di Indonesia.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakaag di atas, maka kiranya penulis perlu membatasi
pokok permasalahan. agar mendapatkan suatu batasan yang jelas sekaligus
mencegah terjadinya pembahasan yang meluas yang tidak ada kaitannya dengan
pokok permasalahan
Pembatasan tersebut meliputi;
1) Program Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah (PAPPS)
2007-2008 adalah program yang diluncurakn oleh Bank Indonesia pada pada
hari Senin, 11 Desember 2006.2 Tujuannya adalah untuk meningkatkan
asset perbankan syariah, yang ditargetkan mencapai angka 5% pada akhir
tahun 2008. Sasaran program ini adalah Bank Umum Syariah (BUS), Unit
Usaha Syariah (UUS), dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).
2) Yang menjadi objek penelitian adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI)
yang merupakan bank pure syariah pertama di Indonesia.
3) Kontribusi yang dimaksud adalah kontribusi Bank Muamalat Indonesia
dalam hal ; aset (aset growth), deposit fund (deposit growth), financing
(financing growth), FDR dan ROA, terkait Program Akselerasi
2
Pengembangan Perbankan Syariah (PAPBS) 2007-2008 yang dicanangkan
oleh BI.
4) Indikator di atas digunakan dan diambil dari data berupa laporan keuangan
terkini yang dapat diakses dan diperoleh oleh penulis yaitu kwartal ke-III,
Desember 2008.
D. Perumusan Masalah
Dalam rangka memfokuskan pembahasan, maka penulis merumuskan
beberapa hal yang perlu dikemukakan dalam skripsi ini, yaitu :
1. Berapa besar kontribusi aset BMI terhadap total aset perbankan syariah pada
akhir tahun 2008 terkait program akselerasi pengembangan perbankan
syariah?
2. Strategi apa yang dilakukan oleh BMI dalam upaya meningkatkan market
share yang berkaitan dengan program akselerasi perbankan syariah?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pertumbuhan bisnis Bank Muamalat Indonesia dari data
terkini?
b. Mengetahui sejauh mana pertumbuhan tersebut berpengaruh terhadap
program akselerasi perbankan syariah.
c. Mengetahui strategi apa saja yang dilakukan oleh BMI sebagai kontribusi
2. Manfaat Penelitian
Harapan penulis semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis sebagai
bagian dari masyarakat yang selalu mendukung perkembangan perbankan
syariah di Indonesia, serta bagi beberapa pihak antara lain;
a. Bank Indonesia sebagai otoritas pembuat kebijakan, semoga menjadi
pertimbangan ke depan dalam menentukan arah kebijakan yang paling
tepat.
b. PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Sebagai bagian yang menerima tugas
untuk mengoptimalkan usahanya dalam meningkatkan asetnya. Meskipun
Bank Muamalat diakui merupakan bank yang paling inovatif dan terdepan
dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendorong penigkatan
aset bank syariah, namun semoga Bank Muamalat tidak merasa puas
dahulu sebelum target tercapai.
c. Akademisi, semoga penelitian ini dapat menjadi inspirasi lanjutan untuk
mengkaji dan mengembangkan ekonomi Islam khususnya industri
perbankan syariah.
d. Masyarakat, yang merupakan salah satu bagian dari stakeholders
perbankan syariah, semoga menjadi motivasi untuk lebih giat dalam
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan (Approach)
Pendekatan penelitian menggunakan studi empiris (empirical study approach), dimana penelitian ini didasarkan pada perkembangan dan pertumbuhan periodikal Bank Muamalat Indonesia dari sisi kinerjanya yang
dapat dilihat dari laporan kwartalan terkini. Dengan demikian penelitian ini
bersifat kuantitatif deskriptif, karena inti dari data yang diolah adalah data
angka periodikal, yang kemudian dideskripsikan untuk diambil kesimpulan.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah :
a. Penelitian Kepustakaan (Library Reseearch)
Penelitian Kepustakaan (Library Reseearch) merupakan penelitian yang dijadikan landasan teori untuk ditindaklanjuti dan
dikomparasikan dengan data di lapangan. Penelitian kepustakaan
dilakukan dengan cara melakukan penelusuran literatur di
perpustakaan, data dari seminar, majalah, koran dan website
b. Field Research
Penelitian Lapangan (Library Reseearch) adalah penelitian yang dilakukan melalui studi data laporan keuangan Bank Muamalat
Indonesia (BMI) dan Statistik Perbankan Syariah (SPS) dari Bank
Indonesia (BI), dan melakukan wawancara dengan pihak yang
3. Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
berupa laporan keuangan dari Bank Muamalat Indonesia dan Bank Indonesia.
Sedangkan data sekunder berasal dari studi kepustakaan, data publikasi dari
seminar dan lokakarya, koran, majalah serta Internet. Data tersebut
dikumpulkan, diolah, dianalisis, dan diambil kesimpulan dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif.
4. Data Penelitian
Data yang diolah adalah data kuantitatif yang terdiri dari Laporan
Keuangan kwartalan terkini dari Bank Muamalat Indonesia. Selain itu
digunakan juga Statistik Perbankan Syariah (SPS) dan Statistik Perbankan
Indonesia (SPI) dari Bank Indonesia.
5. Teknik Pengolahan Data
Karena data yang diolah merupakan data kuantitatif, maka pengolahan
data menggunakan alat bantu berupa perangkat program komputer yaitu
Microsoft Excel. Pengolahan data tidak menggunakan program SPSS karena
alat analisis yang digunakan adalah rasio keuangan.
6. Metode Analisis
Metode yang digunakan mengacu kepafa BI yang telah menentukan
6/10/PBI/2004 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum.
G. Sistematika Penulisan
Demi kemudahan penulisan penelitian ini, maka saya membagi topik ke
dalam 5 (lima) bab, dengan rincian sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan Latar Belakang Masalah, Identifikasi
Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat Penelitian, Metode Penelitian serta Sistematika Penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan menganai latar belakang dikeluarkannya
kebijakan BI tentang Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah
yang berdampak pada kinerja bank syariah. Serta menjelaskan
point-point dari kebijakan tersebut yang tertuang dalam blue-print
Program Akselerasi Perbankan Syariah.
Teori yang sangat penting lainnya yaitu mengenai konsep
tingkat kesehatan bank, faktor rentabilitas, faktor solvabilitas,
faktor likuiditas, dan analisis sesnsitivitas.
INDONESIA TBK.
Dalam bab ini diuraikan mengenai sejarah, perkembangan
terutama kinerja dan asset, sumber permodalan, visi dan misi,
struktur organisasi, penghargaan yang diperoleh, dan produk
penghimpunan dan penyaluran dana.
BAB IV : PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan mengenai berapa besar kontribusi Bank
Muamalat terhadap perkembangan aset perbankan syariah nasional,
kemudian ditinjau juga dari sisi funding (pengumpulan dana),
financing (pembiayaan), ROA, ROE, serta FDR.
Uraian lain yang menjadi jawaban atas rumusan masalah
adalah program-program (kebijakan) yang dilakukan oleh Bank
Muamalat Indonesia dalam merespon akselerasi perbankan syariah.
BAB V : PENUTUP
Bab ini memaparkan mengenai kesimpulan dari pembahasan
bab-bab sebelumnya. Dan penulis mengajukan beberapa saran
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Program Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah
Program Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah 2007-2008 adalah
program yang dicanangkan oleh Bank Indonesia. Melalui Gubernur pada saat itu,
Burhanuddin Abdullah, program ini dicanangkan pada hari Senin, 11 Desember
2006 di Jakarta.
Program ini bertujuan mencapai share perbankan syariah sebesar 5% pada
akhir tahun 2008 dengan tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian dan
kepatuhan terhadap prinsip syariah.3
Menurut Burhanudin peningkatan peran perbankan syariah yang lebih besar
memerlukan kesamaan visi dari semua stakeholders. Peran perbankan syariah yang semakin besar dalam perbankan nasional diyakini akan memberikan
kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Hal tersebut dijelaskan
dalam sambutannya pada saat pencanangan program akselerasi tersebut.4
3
Bank Indonesia, "Kebijakan Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah 2007-2008", (Jakarta : Bank Indonesia, 2006), h.3.
4 Direktorat Perencanaan Strategis dan Biro Hubungan Masyarakat Bank Indonesia,
"Program Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah Dimulai", diterbitkan pada tanggal 11 Desember 2006, artikel diakses pada 19 September 2008, dari http://www.bi.go.id.
1. Latar Belakang Pencanangan Program Akselerasi Perbankan Syariah 5
a. Kebijakan dual banking system pada tahun 1992 masih belum tercermin dalam realitas karena dalam kenyataan karena sampai saat ini pangsa
pasar bank syariah belum signifikan (Oktober 2006 :1,5%)
b. Survey preferensi (2000-2005) menunjukkan potensi pasar bank syariah
(domestik) yang cukup besar ditambah dengan perkembangan yang pesat
perbankan/keuangan syariah internasional
c. Industri perbankan secara nasional masih menghadapi permasalahan
mengoptimalkan fungsi intermediasi. Selain itu Bank Indonesia memiliki
komitmen mendukung pertumbuhan ekonomi nasional (PDB growth 6%)
dimana sektor perbankan nasional menjadi motor penggeraknya.
2. 6 Pilar Program Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah.6
a. Penguatan Kelembagaan Bank Syariah
b. Pengembangan Produk Bank Syariah
c. Intensifikasi Edukasi Publik & Aliansi Mitra Strategis
d. Peningkatan Peranan Pemerintah & Penguatan Kerangka Hukum Bank
Syariah
e. Penguatan SDM Bank Syariah
f. Penguatan Pengawasan Bank Syariah
5 Bank Indonesia, "Kebijakan Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah 2007-2008", Jakarta :Bank Indonesia, 2006, h.2.
6
Untuk mengetahui rincian 6 pilar yang dicanangkan BI dalam program
akselerasi perbankan syariah dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
1. Penguatan Kelembagaan Bank Syariah
1.1 Review peraturan khususnya yang menghambat/disinsentif Sm. I 2007
1.2 Penyusunan/penyempurnaan peraturan yang memfasilitasi
pendirian BUS melalui: pembukaan Kantor Cabang Bank
Syariah Asing, Spin-off UUS dari BUK menjadi BUS.
SubsidiaryBUS oleh BUK dg modal disetor Rp500 milyar
2007-2008
1.3 Road show/forum pertemuan dengan pemegang saham
pengendali (PSP) BUK dan calon investor untuk masuk
dalam industri perbankan syariah baik dari pemerintah
(pusat,daerah), swasta nasional maupun internasional.
2007-2008
1.4 Training perbankan syariah bagi pejabat BUK dlm rangka
mendorongpembukaan UUS. 2007-2008
1.5 SEvaluasi dan penyempurnaan ketentuan jaringan kantor
BS.a.l. office channeling Sm. I 2007
1.6 Memfasilitasi BUS untuk meningkatkan modal dalam
bentuk: melakukan initial public offering(IPO) dan
penerbitan subordinated debt, mendorong pemegang
saham (existing) menambah modal baru, mendorong
investor baru menambah modal BUS.
Jan 2007-
2008
1.7 Penyusunan informasi panduan potensi investasi
perbankan syariah Indonesia (arabic, english, indonesia). Sm I 2007
2. Pengembangan Produk dan Peningkatan Layanan Bank Syariah
produk.
2.2 Melakukan kajian pengembangan produk bersama bank
syariah (seperti Tabanas/Taska) termasuk penggunaan
istilah yg mudah dipahami oleh masyarakat
2007-2008
2.3 Mendorong aliansi strategis antar bank syariah dan/atau
dengan bank konvensional dalam sharing teknologi
informasi.
2007-2008
2.4 Pengembangan instrumen pasar keuangan dan fasilitas
bank sentral untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan
likuiditas.
2007
2.5 Pengkajian dan memfasilitasi pembentukan lembaga riset
fiqh untuk mendukung pengembangan produk keuangan
syariah.
2007-2008
2.6 Mendorong bank-bank syariah untuk meningkatkan
standar kualitas pelayanan (service excellent) baik yang
dilakukan secara bersama-sama maupun individual bank
2007-2008
3. Intensifikasi Edukasi Publik dan Aliansi Mitra Strategis
3.1 Mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga (a.l. public
figures, bank syariah, PKES) untuk sosialisasi perbankan
syariah.
2007-2008
3.2 Mengadakan aliansi dengan MUI dan lembaga lainnya
(seperti Perguruan Tinggi, lembaga training) untuk
menyampaikan pesan terkait dg perbankan syariah.
2007-2008
3.3 Menyelenggarakan Pasar Rakyat Syariah yg menghadirkan
perbankan syariah & berbagai usaha yg telah mendapatkan
sertifikasi halal serta hiburan kepada masyarakat.
Diselenggarakan di lima kota strategis.
3.4 Iklan layanan masyarakat secara massal + public figure,
variety talk show, live show on TV/Radio, billboard
bekerjasama dengan mitra strategis (a.l. PKES).
2007-2008
3.5 Melaksanakan sosialisasi kepada berbagai asosiasi
industri/Kadin/kelompok bisnis dan kepada media massa. 2007-2008
3.6 Melakukan sosialisasi kepada organisasi massa (Islam)
Untuk mendorong kemitraan dg perbankan syariah dalam
pengelolaan aset keuangan (Muhamadiyah, NU, dll).
2007-2008
4. Peningkatan Peran Pemerintah Dan Penguatan Kerangka Hukum Bank
Syariah
4.1 Melakukan upaya persuasif mendorong
pemerintah/BUMN/BUMD memanfaatkan jasa bank
syariah, termasuk menempatkan sebagian anggaran
belanja pemerintah pada bank syariah
2007-2008
4.2 Mendorong pengesahan RUU Perpajakan, RUU
Perbankan Syariah, RUU Sukuk Negara 2007-2008
4.3 Memfasilitasi bertemunya investor internasional,
pengusaha nasional dan pemilik proyek (pemerintah,
pengusaha nasional, dll) yang memerlukan pembiayaan
skema syariah dalam investor forum
2007-2008
4..4 Meningkatkan pengelolaan dana-dana sosial dari voluntary
sector (ZISW) baik DN maupun LN melalui bank syariah 2007-2008
4.5 Melakukan kerjasama teknis untuk pengembangan model
pembiayaan syariah untuk berbagai program pemerintah
(penjaminan pembiayaan usaha tani, pengembangan
kawasan pesisir, KUT, program pengentasan kemiskinan,
UMKM dan pembiayaan infrastruktur/korporat
5. Penguatan SDM Bank Syariah
5.1 Peningkatan pelaksanaan transparansi, market discipline,
dan corporate governance pada bank syariah. 2007-2008
5.2 Sertifikasi direksi bank syariah (BUS/UUS) 2007-2008
5.3 Bantuan teknis peningkatan kompetensi pengelolaan bank
syariah (BUS,UUS)
a. spesial training di bidang pembiayaan musyarakah,
ijarah dll.
b. spesial training di bidang service excellent.
c. workshop/seminar dengan topik khusus.
2007-2008
6. Penguatan Penguatan Pengawasan Pengawasan Bank Bank Syariah
5.4 Penguatan sistem pengawasan bank syariah berbasis risiko:
• Penyusunan pedoman intern RBS BUS/UUS
• Penyusunan pedoman intern TKS BUS/UUS
2007-2008
5.5 Meningkatkan jumlah dan kompetensi pengawas bank
syariah:
• Program up-grading/sertifikasi pengawas bank syariah
• Penguatan sistem pengawasan bank syariah di KBI
• Penguatan sistem pengawasan bank syariah di KPBI
2007-2008
Tabel 2.1 Time Table Program Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah7
Secara garis besar, program ini akan dilakukan melalui 3 hal yaitu :
1. Program sosialisasi perbankan syariah kepada masyarakat secara lebih
intensif guna meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap keuangan
dan perbankan syariah. Dalam kaitan itu, BI telah menerbitkan "kamus
7
istilah keuangan dan perbankan syariah" yang diharapkan mampu membantu masyarakat dalam memahami berbagai istilah dalam perbankan
syariah
2. Mendorong pengayaan produk dan jasa keuangan syariah serta perluasan
outlet pelayanan sehingga dapat lebih menjangkau kebutuhan masyarakat 3. BI akan lebih berperan aktif dalam mendukung masuknya dana investasi
luar negeri antara lain melalui instrumen-instrumen keuangan syariah.
Untuk menciptakan Sumber Daya Insani yang dapat mendukung
akselerasi pengembangan perbankan syariah, BI mendukung pelaksanaan
sertifikasi bagi pengurus perbankan syariah. Selain itu, saat ini BI juga sedang
menyempurnakan cetak biru pengembangan perbankan syariah yang rentang
waktu pelaksanaannya hingga 2015.
Dalam isi program akselerasi perbankan syariah Bank Indonesia
memprediksikan aset dan dana pihak ketiga bank syariah pada hingga 2008
tercantum dalam Outlook (Pandangan, harapan) Perbankan Syariah 2007,
yaitu :
Baseline:
Tingkat pertumbuhan awal industri (fast growth) rata-rata sebesar 38,8% dan implmentasi office channeling
Program akselerasi mampu mendorong pertumbuhan volume usaha lebih
cepat, mencapai 52,8% di atas skenario baseline.
Indikator Des-05 Des-06 Des-07 Des-07* Des-08 Des-08*
Aset 20,88 27,14 34.8 47,94 48.4 91,57
PYD 15,23 19,79 27.7 38,39 38.2 91,57
DPK 15,58 20,25 27.4 36,10 39.6 73,33
Share 1.42 % 1.68 % 1.97 % 2,84 % 2.51 % 5,25 %
Tabel 2.2 Outlook Perbankan Syariah Tahun 2007 (dalam Triliun Rupiah)8 Sumber : Bank Indonesia
*) : Akselerasi
PYD : Pembiayaan Yang Diberikan
DPK : Dana Pihak Ketiga
Bank Indonesia memberikan catatan di bawah Outlook bahwa diperlukan
kebijakan & program akselerasi yang extraordinary (luar biasa) untuk mencapai target directive share 5% tahun 2008.
3. Sasaran Kebijakan dan Program Akselerasi 2007-2008 adalah :9
Dala menetapkan kebijakannya, BI membidik sasaran utama meliputi :
a. Mendorong pertumbuhan dari sisi supply dan demand secara seimbang.
b. Memperkuat permodalan permodalan, manajemen dan SDM bank syariah
8
Bank Indonesia, "Kebijakan Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah 2007-2008", h.4. 9
c. Mengoptimalkan peranan pemerintah (otoritas fiskal) dan BI (otoritas
perbankan&moneter) sebagai penggerak pertumbuhan
d. Melibatkan seluruh stakeholder perbankan syariah untuk berpartisipasi aktif dalam program akselerasi sesuai dengan kompetensinya
BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI)
A. Profil BMI
PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk adalah umum pertama di
Indonesia yang menerapkan prinsip dalam menjalankan
operasionalnya. Didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 1 Nopember 1991
atau 24 Rabius Tsani 1412 H berdasarkan akta Notaris Yudo Paripurno, S.H., No.
1. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan No.C2-2413.HT.01.01.Th.92 tanggal 21 Maret 1992 dan
diumumkan dalam Berita Negara No. 34 tanggal 28 April 1992, Tambahan No.
1919A. Bank Muamalat mulai beroperasi tanggal 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei
1992.10
Anggaran dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir
dengan perubahan yang didokumentasikan dalam akta Notaris Yudo Paripurno,
S.H., No. 237 tanggal 28 April 2005, yang kemudian direvisi dengan akta notaris
No.150 tanggal 27 September 2005 khususnya mengenai perubahan modal dasar
Bank. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.
10
"Catatan Atas Laporan Keuangan PT Bank Muamalat Indonessia Tbk Periode Juni 2008", h.1, artikel ini diakses pada 9 Oktober 2008 dari http://www.muamalatbank.com
32981.HT.01.04.TH.2005 tanggal 13 Desember 2005, serta telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia nomor 13 Tambahan No.1633, tanggal
14 Pebruari 2006.11
Ide mendirikan Bank Muamalat Indonesia (BMI) tercetus dalam sebuah
lokakarya MUI bertema "Masalah Bunga Bank dan Perbankan" yang diadakan
pada pertengahan di . Peserta lokakarya
sepakat menugaskan Komite Pengembangan Ekonomi umat membentuk sebuah
bank yang kegiatannya berpedoman pada Syariah Islam. keputusan ini
dikukuhkan dalam Munas MUI akhir Agustus 1990 di . Tim yang
terbentuk, yang kemudian dikenal sebagai Tim Perbankan MUI, diketuai Dr.
H.M. Amin Aziz.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank
Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini
semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan
terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus
dikembangkan.
Pada akhir tahun 1997-1998, Indonesia dilanda krisis moneter yang
memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor
perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank
Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet
11
(NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar.
Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal
setor awal.
1. Sumber Permodalan BMI
Sumber permodalan Bank Muamalat berasal lebih dari 800.000
masyarakat muslim Indonesia dan muslim internasional melalui Islamic
Development Bank (IDB) Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni
1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat.
Modal dan pengelolaan Bank Muamalat sampai saat ini tetap murni Produk
dan layanan perbankan Muamalat didasarkan pada prinsip dan kaidah syariah
sesuai komitmen: “Berasal Sumber yang Bersih, Berbagi Hasil yang Murni”.
Produk penghimpunan serta penanaman dana dilandaskan pada kaidah murni
syariah dan pemberdayaan modal secara produktif.12
2. Visi dan Misi BMI13
Visi
Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual,
dikagumi di pasar rasional.
Misi
12
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, "Laporan Tahunan 2007" artikel ini diakses pada 24 September 2008 dari . muamalatbank.com
13
Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan
orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi
stakeholder.
Gambar 3.1. Struktur Organisasi Bank Muamalat Struktur Organisasi dan Bagian-bagiannya
INTERNAL AUDIT GROUP
- Resident Auditor
- Administration and Information Technology System
- Data Control
- Financing and Treasury
- Monitoring and Audit Analysis
CORPORATE SUPPORT
- Corporate Secretary
- Communication and Public Relation - Corporate Legal and Investor Relation - Protocolair and Internal Relation - Corporate Planning
ADMINISTRATION
- MIS and Tax
- Personnel Administration and Logistic - Information and Technology
- Technical Support and Data Center - Operation Supervision and SOP
FINANCING & SETTLEMENT
- Financing Supervision & SOP - F.I and Sharia Financial Institution - Financing Product Development
BUSINESS UNITS
- Operational Head Office
- Coordinating Branches and Branches Office
- DPLK
BUSINESS INNOVATION
- System Development and SOP - Product Development and Maintenance
- Treasury
- Network Alliance (POS, Da'i Muamalat, Pegadaian) - Shar-E and Gerai Optimizing - Virtual Banking Operations (Call Center and Card Center)
Tabel 3.1. Struktur Organisasi dan Bagian-bagiannya Sumber : Bank Muamalat Indonesia
Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Komisaris
DEWAN PENGAWAS SYARIAH DEWAN KOMISARIS
Ketua:
KH. Sahal Mahfudz
Komisaris Utama Drs. H. Abbas Adhar
Anggota
K.H. Ma'ruf Amin
Komisaris Prof. H. Korkut Ozal
Anggota
Prof. DR. H. Muardi Chatib
Komisaris Dr. Ahmed Abisourour
Anggota
Prof. DR. H. Umar Shihab
Komisaris Drs. Aulia Pohan, MA
Komisaris H. Iskandar Zulkarnain, SE, Msi
Dewan Direksi
DEWAN DIREKSI
Ir. H. Arviyan Arifin Business Director
H. A. Riawan Amin, MSc President Director
Drs. U. Saefuddin Noer Business Director
Ir. H.Andi Buchari, MM Administration & Financing Director
H. M. Hidayat, SE. Ak Compliance & Corporate
Support Director Gambar 3.4. Dewan Direksi
4. Penghargaan Yang Diperoleh BMI
Sampai dengan pertengahan tahun 2008, lebih dari 39 penghargaan
yang telah diperoleh oleh BMI, baik yang bersifat nasional maupuu
internaional. Penghargaan tersebut menjadikan BMI menjadi semakin
dipercaya baik oleh investor maupun nasabah yang semakin loyal
kepadanya. Spesifikasi awards tersebut dapat bdilihat pada tabel di
Penghargaan yang diperoleh BMI 14
1
AA Sharia Quality Rating dari IIRA Bahrain
2
Kriya Pranala Mahakarya 2007 dari Bank Indonesia
3
Penghargaan Khusus Investor Award untuk Kategori Bank paling Inovatif
4
Winner #1
The Full Fledge Bank Overall versi Islamic Financial and Quality Award 2006
5
Top of Mind versi Islamic Financial and Quality Award 2006
6
Pertumbuhan Jaringan Real Time Online dengan Jumlah Terbanyak 2007
14
7
Pertumbuhan Prosentase Nasabah Produk Bank Tercepat 2007
8
Rekening Bank Instan Dalam Kemasan Pertama di Indonesia 2007
9
Kartu Bank Pertama yang Nomor Kartunya Sesuai dengan Nomor Rekening 2007
10
Bank Pertama Murni Syariah dan Pelopor Perbankan Syariah di Indonesia 2007
11
InfoBank Golden Trophy 2006
Penghargaan yang diberikan kepada institusi yang meraih InfoBank Awards 5 tahun berturut-turut
12
Best Islamic Banks Poll 2006 Islamic Finance News Awards
13
Indonesian Best Brand 2006
14
Investor Syariah Award 2006
Bank Umum Syariah Terbaik dan Obligasi Syariah Terbaik
15
Indonesia Property Award 2006
Shar-E sebagai produk yang revolusioner dan inovator dalam berinvestasi
16
Bisnis Indonesia Award 2006 Bank Nasional Terbaik
17
Islamic Finance Quiality Award & Islamic Financial Award 2006
Bank Umum Syariah Terbaik Peringkat 1
18
Islamic Finance Quiality Award & Islamic Financial Award 2006
Most Efficient Bank Umum Syariah
19
Islamic Finance Quiality Award & Islamic Financial Award 2006
Most Profitable Bank Umum Syariah
20
Islamic Finance Quiality Award & Islamic Financial Award 2006
Top of Mind Bank Umum Syariah
21
Islamic Finance Quiality Award & Islamic Financial Award 2006
22
Islamic Finance Quiality Award & Islamic Financial Award 2006
Most Convenient Mushola
23 Manggala Karya Bakti Husada Arutala 2006
Kontribusi aktif dan nyata Bank Muamalat menanggulangi masalah tembakau di Indonesisa
24
Islamic Banking Quality Award (IBQA) 2005 The Most Convenient Mushola
25
Indonesian Best Brand 2005 "Top Five"
26 KLIFF AWARD 2004
The Most Outstanding Performance by an Islamic Bank. Dikeluarkan oleh Islamic Financial Forum yang berbasis di Kuala Lumpur melalui Centre for Research and Training (CERT) bekerja sama dengan Dow Jones Indexes New York - USA.
27
Innovation Award 2005
Innovation in Customer Mode of Entry
28
The Best Islamic Banking Provider
Versi International Islamic Finance News (Vol.3, Issue 2, 23rd January 2006
29
30
Majalah Property & Bank
Bank Pelopor KPR Syariah di Indonesia
31 Superbrands 2004
Satu dari 101 perusahaan yang memiliki brand/merek yang kuat (Superbrands) di Indonesia.
Superbrands 2005
Satu dari 101 perusahaan yang memiliki brand/merek yang kuat (Superbrands) di Indonesia.
32
MUI Award 2004
Penghargaan sebagai Bank terbaik yang menjalankan operasional secara syariah.
33 InfoBank Award 2002
Rating Peringkat ke 17 Bank dengan Predikat Sangat Bagus
InfoBank Award 2003
Rating Peringkat ke 7 Bank dengan Predikat Sangat Bagus untuk kategori Bank beraset Rp 1 triliun - Rp 20 triliun.
InfoBank Award 2004
Bank dengan Predikat Sangat Bagus
InfoBank Award 2005
Bank dengan Predikat Sangat Bagus
34
AS/NZS ISO 9001 : 2000
Quality Manajemen system - Requirements
35 Majalah Pilars
36 Majalah SWA
Edisi No. 10/XVI/16-29 Mei 2000.
Peringkat ke 2 Terbaik dalam Tingkat Kepuasan Nasabah
Edisi 18 April 2001. Peringkat ke 6 sebagai Bank paling dikenal masyarakat. Bank paling aman di atas bank asing dan bank swasta lain
Edisi No.16/XXI/14-17 Agustus 2005. The Celestial Management sebagai Konsep Manajaemen Paling Berpengaruh
37 Majalah MODAL
Peringkat 1 kategori The Top of Mind (Bank Syariah yang mudah diingat), hasil survey Karim Business Consultants (KBC) dan Majalah Modal edisi Maret 2004
38
Paramadina Award (Universitas Paramadina)
Penghargaan kepada individu atau Lembaga yang berjasa dalam kepeloporan dan konsistensi pengembangan bank syariah dalam menunjang pembangunan bangsa
Tabel 3.3. Penghargaan yang diperoleh BMI Sumber : Bank Muamalat Indonesia
B. Perkembangan Aset Bank Muamalat Indonesia
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank
Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini
terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus
dikembangkan.15
Pada akhir tahun 1997-1998, Indonesia dilanda krisis moneter yang
memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor
perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat
pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai
lebih dari 60%. Perusahaan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai
titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal
yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank
(IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni
1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat.
Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa
yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun
waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi
laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh
kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan
terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.
Sejak tahun 1998 sampai dengan 2007, total aset Bank Muamalat Indonesia
meningkat mendekati 2.100%, dan ekuitas tumbuh sebesar 2.000%. Dari laporan
15
588.5
1997 1999 2001 2003 2005 2007
Tahun
keuangan 2007 diketahui total aset hingga Desember 2007 sebesar 10,569 triliun,
dengan modal pemegang saham mencapai Rp 846,16 miliar dan pencapaian laba
bersih sebesar Rp 145,33 miliar, hal ini menjadikan BMI merupakan bank syariah
yang paling menguntungkan di Indonesia.16
Sampai saat ini, Bank Muamalat memiliki 51 cabang, 8 cabang pembantu, 98
kantor kas, 43 gerai, 20 unit pelayanan Syariah, dan 2.989 SOPP Pos.17
Mengenai perkembangan aset Bank Muamalat berikut ilutrasi aktivanya pada
tahun terpilih.
Tabel 3.4. Aktiva Bank Muamalat Tahun Terpilih (Milyar Rupiah) Sumber : Bank Muamalat Indonesia
16
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, "Laporan Tahunan 2007", artikel ini diakses pada 18 September 2008 dari http://www .muamalat.com, h.6-7
17
BAB IV
ANALISIS CAMELS TERHADAP KINERJA BMI
Dalam menganalisa sejauh mana kinerja keuangan BMI digunakan “kacamata”
CAMELS yang fokus kepada CAR, FDR, NPF, ROA, ROE, ATMR dan Modal.
A. CAR
Capital Adequacy Rasio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang
diwajibkan oleh Bank Indonesia, atau bisa disebut juga sebagai Kewajban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM), dimana setiap bank minimal harus
mempunyai rasio CAR sebesar 8 % dalam operaionalnya.
Berikut ini rasio CAR BMI pada kwartal I 2007 sampai kwartal III 2008.
Periode Mar ‘07K I Jun ‘07K II Sep ‘07K III Des ‘07K IV Mar ‘08K I Jun ‘07K II Sep ‘07K III
CAR 14,85% 12,66% 11,23% 10,69% 11,46% 9,57% 11,25
Tabel 4.1. Rasio CAR kwartal I 2007 sampai kwartal III 2008 Sumber : Bank Muamalat Indonesia
Dan ilustrasi CAR dapat dilihat dari grafik di bawah ini.
Pada dasarnya semakin besar rasio CAR, menunjukkan semakin bagus kinerja
keuangannya dan memberikan sinyal bahwa bank tersebut sehat. Dari data di atas
diketahui bahwa pada kwartal I (Maret 2007) merupakan nilai CAR yang terbesar
sebesar 14,85% dibandingkan dengan kwartal berikutnya. Ini menunjukkan
bahwa pada periode tersebut BMI ada pada tingkat kesehatan yang tinggi.
Dimana lebih besar 6,85% dibandingkan yang diwajibkan oleh Bank Sentral.
Namun sebenarnya semua rasio di atas menunjukkan bahwa BMI sehat, sebab
rata-rata CAR nya di atas 8%. Dan jika CAR ditekan hingga 8% sekalipun BMI
masih tetap beroperasi dengan baik. Akan tetapi jika rasio CAR berada di bawah
8%, maka bank tersebut berasda di ambang masalah permodalan, dan akan
mengalami negative spreed.
B. ATMR
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko adalah faktor pembagi (denominator) dari
CAR. Dan ATMR menjadi dasar dalam perhitungan berapa modal yang
dibutuhkan oleh bank dalam menjalankan fungsi intermediarynya. Yang
dimaksud aktiva dalam perhitungan ini mencakup baik aktiva yang tercantum
dalam neraca, maupun aktiva yang yang bersifat administratif sebagaimana
tercermin dalam kewajiban yang masih bersifgat kontigen dan atau komitmen
yang disediakan bagi pihak ketiga. Terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut Gambar 4.1. Grafik rasio CAR BMI
ditetapkan bobot risiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang
terkandung dalam aktiva itu sendiri. Dengan demikian semakin besar nominal
ATMR, menunjukkan semakin bagus kinerja bank, namun hal ini tetap akan
sejalan dengan besarnya CAR dan modal bank.
Berikut ini rasio ATMR BMI periode 2007-2008 .
Periode K I
Tabel 4.2. ATMR BMI 2007-2008 (miliar rupiah) Sumber Bank Muamalat
Dari data di atas kita dapat mengetahui bahwa setiap kwartal mengalami
kenaikan yang besarnya berbeda. Kecuali untuk kwartal IV pada Desember 2007,
mengalami penurunan sebesar 377 miliar dari 8.291 miliar menjadi 7.914 miliar.
0
Hal ini pun akan berpengaruh kepada nilai CAR dan modal bank. Dimana pada
kwartal IV 2007 tersebut CAR juga mengalami penurunan sebesar 0,54% dari
11,23% pada kwartal III menjadi 10,69% pada kwartal IV tahun 2007. Perbedaan
dan fluktuasi ATMR disebabkan oleh berubahnya komposisi aktiva setiap saat
karena pos-pos pada aktiva berubah. ATMR diperoleh dengan cara mengalikan
aktiva-aktiva dengan bobot resikonya masing-masing yang satu sama lain
berbeda, sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh BI dalam PBI No.
8/18/PBI/2006 dan PBI No. 8/6/PBI/2006.
C. Modal
Yang dimaksud modal disini adalah yang digunakan oleh bank untuk
beroperasi terutama produk financing dan untuk mengcover risikonya, yaitu
berupa risiko kredit dan risiko pasar.
Berikut ini rasio modal BMI pada kwartal I 2007 sampai kwartal III 2008
Gambar di atas menunjukkan bahwa modal BMI mengalami fluktuasi sesuai
dengan kebutuhan dan target pembiayaan yang direncanakan. Selain itu, ada
faktor non teknis yang berpengaruh, yaitu keadaan ekonomi dan merosotnya nilai
tukar rupiah pada akhir 2007. sehingga mengakibatkan modal menurun ke level
846 miliar. Meskipun ini tidak berarti BMI dalam keadaan kurang sehat namun
hal ini hanya menjadi indikator menurunnya target pembiayaan yang diberikan
kepada pihak ketiga yang mungkin telah direncanakan. Karena biasanya pada
akhir tahun bank dituntut untuk menjaga likuiditasnya agar pelaporan dalam
annual report sesuai dengan yang diharapkan.
0
D. FDR
Financing to Deposit Rasio (FDR) adalh rasio atau perbandingan antara
pembiayaan yang diberikan dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diperoleh.
Berikut ini data FDR BMI pada periode 2007-2008 dalam kwartalan.
Periode Mar ‘07K I Jun ‘07K II Sep ‘07K III Des ‘07K IV Mar ‘08K I Jun ‘07K II Sep ‘07K III
FDR 90,51% 97,06% 102,87% 99,16% 95,73% 102,94% 106,39%
Tabel 4.4. Rasio FDR BMI periode 2007-2008 Sumber : Bank Muamalat
Gambar 4.4. Rasio FDR BMI periode 2007-2008
Dari data di atas dapat dilihat bahwa rasio FDR terbesar ada pada kwartal III
September 2008, dan menjadi catatan rasio FDR di atas 100% ada pada kwartal
optimal dalam menyalurkan dana yang diperoleh dari pihak ketiga. Bahkan
melebihi 100% dan sisanya dicover dari modal sendiri.
Ada hal lain yang menarik untuk di bahas yaitu setiap kwartal ke IV atau pada
akhir tahun sejak berdirinya BMI hingga tahun 2007 diketahui selalu berada di
bawah 100%. Sebagai contoh pada kwartal IV 2007 rasio FDR sebesar 99,16%,
begitu juga kwartal IV tahun 2006 rasio FDR nya sebesar 83,60%, dan dari tahun
2005 hingga 1999 secara berturut-turut adalah 89,08%, 86,03%, 76,97%, 83,67%,
90,00%, 97,90%, dan 68,07%. Dari data tersebut dapat difahami bahwa setiap
akhir tahun dimana bank berkewajiban menyusun laporan tahunan (annual report) dan ia berkewajiban pula untuk membagikan laba bagi pemilik modal dan investor lain. Sehingga wajar tidak mungkin bank mengeluarkan dana untuk
pembiayaan kecuali dari dana pihak ketiga dan tidak mau mengeluarkan dana dari
modal sendiri, karena akan dihitung berapa laba yang diperoleh dimana pada
akhir tahun biasanya dibagikan kepada pemilik modal dan investor. Namun bisa
jika bank mengeluarkan kebijakan lain untuk meningkatkan aset atau modal di
awal tahun, maka bank bisa menggunakan laba tersebut untuk modal tambahan
dan ini akan dicatat pada sisi pasiva pada pos equitas dalam laba ditahan atau
modal sumbangan.
E. NPF
Non Performing Financing (NPF) adalah rasio pembiayaan bermasalah.
kategori kurang lancar, diragukan, dan macet dengan jumlah pembiayaan yang
diberikan. Berikut ini data rasio NPF BMI pada periode 2007-2008 dalam
kwartalan.
Periode Mar ‘07K I Jun ‘07K II Sep ‘07K III Des ‘07K IV Mar ‘08K I Jun ‘07K II Sep ‘07K III
NPF 2,70% 3,93% 4,96% 1,33% 1,61% 3,72% 3,88%
Tabel 4.5. Rasio NPF BMI periode 2007-2008 Sumber : Bank Muamalat
Gambar 4.5. Rasio NPF BMI periode 2007-2008
Dari data di atas dapat diketahui bahwa rasio NPF terbesar terjadi pada
kwartal III, September 2007 sebesar 4,96%.. Pada periode tersebut rasio FDR nya
di atas 100% yaitu sebesar 102,98%. Jika dibandingkan dengan rasio FDR
lainnya yang rata-rata di atas 100% misalnya pada kwartal II dan III tahun 2008,
diketahui rasio NPF nya juga besar rata-rata di atas 3%. Ini menjadi indikator
bahwa ada korelasi yang positif jika FDR dinaikkan di atas 100%, maka NPFnya
juga mengalami kenaikan di atas 3%. Naumn, tingginya NPF dapat
diminimalisasi dengan manajemen yang baik terutama dalam memberikan
pembiayaan, bank harus memperhatikan jenis pembiayaan, pola angsuran, dan
berapa plafon yang diberikan, agar kelak nasabah tidak mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan kewajibannya kepada bank.
Singkatnya manajemen yang baik dapat menekan NPF ke level yang lebih
rendah. Ini terbukti dari data di atas, diketahui bahwa pada kwartal ke- III tahun
2008 dimana rasio FDR paling besar yaitu 106,39%, ternyata NPFnya dapat
dikatakan lebih kecil yaitu sebesar 3,88% jika dibandingkan dengan kwartal ke-
III tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,96% sedangkan FDRnya hanya 102,87%.
F. ROA
Return on Asset (ROA) adalah rasio atau perbandingan antara pendapatan
yang diperoleh dengan total aset. Cara penghitungan ROA dilakukan dengan cara
membagi laba sebelum pajak dengan total aset. Fungsi dari rasio ini adalah
mengetahui berapa besar laba yang dihasilkan dari satu persen aset.
Berikut ini tabel rasio ROA BMI periode 2007-2008.
Periode Mar ‘07K I Jun ‘07K II Sep ‘07K III Des ‘07K IV Mar ‘08K I Jun ‘07K II Sep ‘07K III
ROA 3,26% 3,03% 2,41% 2,27% 3,04% 2,77% 2,62%
Gambar 4.6. Rasio ROA BMI periode 2007-2008
Dari grafik di atas diketahui bahwa return terbesar diperoleh pada kwartal I
2007 sebesar 3,26%, pada posisi itu pembiayaan yang diberikan sebesar 90,51%.
Ketika pembiayaan dinaikkan pada kwartal III menjadi 102,9% justru ROA
menurun ke level 2,41%. Begitu juga dengan kwartal II dan III tahun 2008.
Dengan demikian rasio FDR tidak berbanding lurus dengan ROA. Faktor laian
yang berpengaruh adalah perubahan dinamis pada pos-pos di sisi aktiva. Ilustrasi
hubungan FDR dan ROA dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
G. ROE
Return on Equity (ROE) adalah rasio laba yang diperoleh dengan equitas atau
modal inti. ROE dihitung dengan membagi laba setelah pajak dengan modal inti
bank pada periode tertentu. Fungsinya adalah berapa persen laba yang diperoleh
per satu persen modal bank.
Berikut tabel rasio ROE BMI pada periode 2007-2008.
Periode Mar ‘07K I Jun ‘07K II Sep ‘07K III Des ‘07K IV Mar ‘08K I Jun ‘07K II Sep ‘07K III
ROE 31,15% 29,72% 24,29% 23,24 37,49% 34,37% 33,21%
Tabel 4.7. Rasio ROE BMI periode 2007-2008 Sumber Bank Muamalat FDR (%) 90.51 97.06 102.87 99.16 95.73 102.94 106.39
Mar
Gambar 4.8. Grafik Rasio ROE BMI periode 2007-2008
Dari grafik di atas diketahui bahwa rasio ROE tertinggi ada pada kwartal ke I
tahun 2008, dimana pada posisi tersebut modal inti BMI sebesar 492,8 miliar.
Dari grafik di bawah juga diketahui bahwa maodal inti BMI tetap yaitu sebesar
492,8 miliar. Ini berarti kinerja BMI mengelami volatilitas pada rasio ROE nya
dan disebabkan oleh faktor lain, misalnya tingkat pembiayaan yang diberikan, dan
tingkat pembiayaan yang bermasalah, dimana semuanya merupakan faktor
internal. Selain faktor internal dimungkinkan juga faktor ekseternal seperti
kondisi perekonomian Indonesia. Namun, tetap saja Bank Muamalat merupakan
bank paforit yang memiliki kinerja luar biasa, sehingga mendapatkan rating AA+
dari Dubai yang penghargaannya diserahkan di London, Inggris. Berikut ini
grafik hubungan ROE dengan modal.
0 5 10 15 20 25 30 35 40
ROE (%)
ROE (%) 31.15 29.72 24.29 23.24 37.49 34.37 33.21
Gambar 4.9. Hubungan ROE dengan modal BMI periode 2007-2008
H. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas (Sensitivity Analysis) digunakan untuk menghitung
berapa besar perubahan yang mengarah kepada solusi yang diharapkan. Semua itu
menggunakan asumsi bagaimana jika variabel pertama pada periode sebelumnya
sama dengan periode seterusnya, berapa besar perubahan dan adakah
kemungkinan yang terbaik yang akan diperoleh. Begitu juga dengan variabel dua
dan seterusnya.
ROE (%) 31.15 29.72 24.29 23.24 37.49 34.37 33.21
a. Simulasi I
Untuk lebih memudahkan bnerikut ini kembali disajikan data CAR,
ATMR dan modal.
Periode Mar ‘07K I Jun ‘07K II Sep ‘07K III Des ‘07K IV Mar ‘08K I Jun ‘07K II Sep ‘07K III
CAR 14,85% 12,66% 11,23% 10,69% 11,46% 9,57% 11,25
ATMR (Miliar) 6.499 7.248 8.291 7.914 9.085 9.879 10.754
Modal (Miliar) 965 917 931 846 1.041 945 1.210
Tabel 4.8. CAR, ATMR, dan Modal Sumber : Bank Muamalat Indonesia
Jika diasumsikan nilai modal tetap (fixed) pada Desember 2008, dan nilai
CAR ditekan hingga batas minimal 8 %, maka nilai ATMR-nya adalah :
ATMR = Modal/ CAR
ATMR = 1.210/ 8%
ATMR = 15.125 Miliar
Kesimpulan : Dengan modal yang sedikit (konstan) maka BMI dapat
meningkatkan pembiayaan pada sektor riil dan UMKM yang sedang
dibutuhkan oleh masyarakat. Harapannya masyarakat dapat berproduksi dan
produknya dapat diserap oleh domestik. Dengan pendekatan ini, maka FDR
b. Simulasi II
Apabila diasumsikan ATMR tetap pada Desember 2008 dan nilai CAR
ditekan hingga batas minimal 8 %, maka besarnya modal sebesar :
Modal = CAR x ATMR
Modal = 8 % x 10.754
Modal = 860 milyar
Pada kondisi seperti ini, Bank Muamalat sudah pada tahap optimum
dalam fungsi intermediasinya. Penambahan modal hanya akan membuat dana
tidak termanfaatkan untuk pembiayaan sektor riil. Pada kondisi demikian
dikhawatirkan Bank Muamalat akan menempatkan dananya pada SWBI.
I. Strategi yang Dilakukan oleh BMI dalam Meningkatkan Asetnya terkait
Program Akselerasi Perbankan Syariah
Dalam merespon akselerasi perbankan syariah yang dicanangkan BI dalam
Program Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah Tahun 2007-2008, yang
merupakan follow-up dari Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan Blue-print Pengembangan Perbankan Syariah, Bank Muamalat melakukan berbagai inovasi
produk agar dapat meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK).
1. Melakukan Inovasi poduk terus-menerus, dengan tujuan lebih
mengoptimalkan service kepada umat dan mempermudah masyarakat untuk mengakses bank syriah. Hal ini memiliki dua tujuan. Yang pertama untuk
mendorong peningkatan akses jaringan yang sudah ada. Yang kedua terus
meningkatkan kerjasama internal antar bank syariah.
Diantara produk inovatif yang diluncurkan oleh Bank Muamalat adalah :
a. Shar-E
Meskipun Shar-E telah diperkenalkan kepada masyarakat sejak tahun
2004, namuan ia sangat diandalkan untuk mendongkrak aset. Hingga
kini, Shar-E berhasil melipatgandakan jumlah nasabah Bank
Muamalat Indonesia hingga mendekati angka 400 persen. Atas
inovasi tersebut Bank Muamalat Indonesia memperoleh penghargaan
(Awards) baik lingkup nasional, maupun internasional.
Keunggulan Shar-E adalah dapat diakses pada lebih dari 8888 ATM
BCA/PRIMA dan ATM Bersama serta lebih dari 18.000 Merchant debit
BCA/PRIMA.
Bank Muamalat meraih peningkatan yang signifikan pada rekening
tabungan yang tumbuh dari 1.358.187 rekening pada tahun 2006 menjadi
1.964.414 per akhir tahun 2007.
Kontribusi terbesar terhadap peningkatan jumlah rekening tabungan
ini disumbangkan oleh Shar-E. Sebanyak 575.562 rekening SharE baru