SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana
WILDAN HAMDANI
10109608
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
19 BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN
Pada bab ini akan menjelaskan analisis dan perancangan sistem dari aplikasi translator bahasa Indonesia – Sunda, Sunda – Indonesia berbasis mobile
dengan menggunakan metode perancangan berorientasi objek.
III.1 Analisis Sistem
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap sistem yang akan dibuat. Analisis sistem terdiri dari beberapa tahapan diantaranya, analisis masalah, analisis kebutuhan non-fungsional dan analisis kebutuhan fungsional.
III.1.1 Analisis Masalah
Pada tahap analisis masalah ini akan menjelaskan proses identifikasi masalah yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Masalah yang terjadi saat ini pengguna bahasa Sunda di Jawa Barat kurang menguasai Undak Usuk Basa Sunda (UUBS) dikarenakan mereka cenderung menggunakan bahasa Sunda kasar, yang selayaknya digunakan kepada orang yang lebih muda. Bahasa Sunda yang seharusnya digunakan kepada orang tua atau orang yang lebih tua sudah sangat jarang diterapkan. Selain dari pada itu orang-orang di luar jawa barat yang berkunjung atau akan menetap kesulitan untuk berkomunikasi secara interaktif dengan penduduk asli Jawa Barat. Pengguna bahasa Sunda yang telah mengerti bahasa Sunda pada umumnya lebih sering berkomunikasi langsung dengan bahasa Sunda, tetapi itu menjadi suatu kesulitan bagi orang yang tidak mengerti bahasa Sunda. Pada umumnya orang–orang yang tidak mengerti bahasa Sunda kesulitan dalam menerjemahkan bahasa Sunda dalam suatu kalimat, karena jika mereka menterjemahkan kata demi kata memerlukan proses dan waktu yang cukup lama. Berdasarkan proses analisis dari masalah yang telah dijelaskan sebelumnya maka akan dibangun sebuah sistem aplikasi translator bahasa Indonesia – Sunda, Sunda
III.1.1.2Analisis Aplikasi Sejenis
Pada tahap analisis aplikasi sejenis ini akan dilakukan identifikasi aplikasi sejenis dengan aplikasi yang akan dibangun. Aplikasisejenis yang menjadi acuan yaitu aplikasi kamus bahasa.
Aplikasi kamus bahasa merupakan suatu aplikasi seperti halnya kebanyakan kamus-kamus lain yang menerjemahkan suatu bahasa ke bahasa lain. Beberapa contoh dari aplikasi kamus bahasa yaitu kamus bahasa Sunda – Indonesia, kamus bahasa Inggris – Indonesia.
Aplikasi translator yang akan dibangun merupakan pengembangan dari aplikasi kamus bahasa. Pengembangan yang dilakukan dengan memanfaatkan penggabungan kata menjadi suatu kalimat. Penggabungan kata menjadi kalimat dipilih karena ketika seseorang akan menerjemahkan percakapan atau pesan pada bahasa Sunda akan mempermudah menerjemahkannya.
III.1.1.2.1 Kamus Bahasa Sunda – Indonesia
Kamus bahasa Sunda – Indonesia adalah suatu aplikasi kamus bahasa yang menerjemahkan bahasa Indonesia ke bahasa Sunda atau sebaliknya. Aplikasi ini menerjemahkan kosakata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
III.1.1.2.2 Tampilan Kamus Bahasa Sunda – Indonesia
Gambar III.1 Tampilan awal kamus bahasa Sunda - Indonesia
Saat pengguna memasukan kata dalam bahasa Indonesia, maka akan diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda. Saat diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda ada beberapa kata di bahasa Indonesia yang memiliki dua arti pada bahasa Sunda seperti pada gambar III.2
Gambar III.2 Tampilan terjemahan kata dari bahasa Indonesia ke bahasa
Pada aplikasi kamus bahasa ini, ada beberapa kata yang tidak terdapat di dalam database aplikasi tersebut, seperti pada gambar III.3
Gambar III.3 Tampilan kata yang tidak terdapat di dalam database
III.1.2 Analisis Basis Data
Analisis data bertujuan untuk menganalisis data yang akan diterapkan dalam sistem dan menjelaskan data yang diperlukan agar sistem dapat berjalan dengan baik serta sesuai dengan kebutuhan.
III.1.2.1 Kamus Data
Tabel 3.1 Kamus Data
No Entitas Atribut
1
2.
3.
Indonesia
Sunda
Kt_dasar
1. Indonesia 2. Sunda 3. Sunda_halus
1. Sunda
III.1.3 Analisis Algoritma
Analisis algoritma adalah tahapan dimana algoritma yang digunakan pada pembangunan aplikasi akan dianalisis. Pada kamus translator yang akan dibangun dapat menterjemahkan kata dan kalimat. Pada suatu kalimat sempurna terdapat lebih dari satu kata yang dipisahkan oleh spasi dan terdiri dari subjek predikat dan objek atau keterangan. Algoritma yang digunakan pada pembangunan aplikasi ini adalah algoritma untuk pengenalan karakter huruf dan spasi.
III.1.3.1. Algoritma pengenalan karakter huruf dan spasi
Algoritma pengenalan karakter huruf dan spasi pertama mencari huruf apa saja yang dimasukan oleh user, dan ketika menemukan spasi sistem akan mencari ke database apakah kata tersebut ada atau tidak, seperti contoh kalimat berikut :
“Pak Galih sedang memasak di dapur”
(1) Pertama, user memasukan kata “Pak”, selama sistem belum menemukan spasi, kata tersebut tidak akan di terjemahkan
“Pak Galih sedang memasak di dapur”
(2) Kedua, setelah sistem menemukan spasi, kata pertama yang dimasukan akan dicari terjemahannya ke database.
“Pak Galih sedang memasak di dapur”
(3) Ketiga, jika user memasukan lagi kata maka proses 1 dan 2 akan terus dilakukan.
Kata Pak Galih yang menduduki fungsi S menyatakan makna „pelaku‟
karena melakukan suatu tindakan yang tertuang dalam fungsi P, sedang memasak. Sementara itu, frasa di dapur yang berfungsi sebagai fungsi KET menyatakan
makna „tempat‟ karena menunjukkan tempat fungsi S pak galih melakukan
tindakan dalam fungsi P sedang memasak.
III.1.3.2. Algoritma Stemming
Algoritma stemming adalah prosedur komputasi yang mencari asal kata dari suatu kata dalam kalimat yang dilakukan dengan cara memisahkan masing-masing kata dari kata dasar dan imbuhannya. Sebagai contoh: kata menangkap, ditangkap, dan tertangkap dihasilkan dari kata dasar tangkap. Algoritma stemming
banyak dibutuhkan dan diaplikasikan dibidang sistem temu kembali informasi dan komputasi linguistik. Dalam sistem temu kembali informasi, algoritma stemming
digunakan untuk mengurangi perbedaan bentuk dari suatu kata dengan mengembalikannya ke dalam bentuk kata dasar sehingga proses temu kembali menjadi efektif. Dalam bidang komputasi linguistik, algoritma stemming
digunakan untuk mengindentifikasi kata dasar yang benar secara linguistik dan membantu analisis dari suatu kalimat.
Seperti contoh berikut :
“ Adik _ Merasa _ Senang , Karena _ Kemarin _ ayah _ membelikannya _ mainan ”
(1) Pertama, user memasukan kata “Kemarin”, selama sistem belum
menemukan spasi, kata tersebut tidak akan di terjemahkan.
(2) Kedua, setelah sistem menemukan spasi, kata pertama yang dimasukan akan dicari terjemahannya ke database.
(3) Ketiga, ketika sistem menemukan kata “membelikannya”, dan kata
tersebut tidak terdapat didalam database, maka kata “membeli” akan distem dengan memisahkan partikel mem-beli-kan-nya, lalu kata “beli”
(4) Keempat, jika user memasukan lagi kata berimbuhan maka proses 2 dan 3 akan terus dilakukan.
Berikut adalah contoh flowchart algoritma stemming yang terjadi pada kata
“Membelikannya”
III.1.4 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional
Analisis kebutuhan non-fungsional merupakan analisis yang dibutuhkan untuk menentukan spesifikasi kebutuhan sistem. Spesifikasi ini juga meliputi elemen atau komponen-komponen apa saja yang dibutuhkan untuk sistem yang akan dibangun sampai dengan sistem tersebut diimplementasikan. Analisis kebutuhan ini juga menentukan spesifikasi masukan yang diperlukan sistem, keluaran yang akan dihasilkan sistem dan proses yang dibutuhkan untuk mengolah masukan sehingga menghasilkan suatu keluaran yang diinginkan. Pada analisis kebutuhan sistem non-fungsional ini dijelaskan analisis mengenai perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan pengguna (user) sebagai bahan analisis kekurangan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam perancangan.
III.1.4.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras (developer)
Perangkat keras yang digunakan untuk pembuatan aplikasi translator bahasa Sunda – Indonesia menggunakan spesifikasi sebagai berikut :
Tabel III.2 Spesifikasi Perangkat Keras (developer)
Nama Perangkat Spesifikasi
Processor CPU @2.20GHz
Harddisk Drive 40 Gb
RAM 2.00 Gb
Tabel III.3 Spesifikasi Perangkat Keras Pengguna
Nama Perangkat Spesifikasi
Processor CPU @1.0Ghz
Harddisk Drive 4Gb
III.1.4.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak (developer)
Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan aplikasi translator bahasa Sunda – Indonesia menggunakan software dan tools sebagai berikut :
Tabel III.4 Spesifikasi Perangkat Lunak (developer)
Nama Perangkat Lunak Spesifikasi
Eclipse V21.0.1-543035
SQLite 4.3.59.2289
Sistem Operasi Android ICS 4.0.4
Tabel III.5 Spesifikasi Perangkat Lunak Pengguna
Nama Perangkat Lunak Spesifikasi
Sistem Operasi Andorid Froyo 2.2
III.1.4.3 Analisis Pengguna (user)
Aplikasi ini tidak membedakan level pengguna, sehingga semua pengguna dapat menggunakan fasilitas yang sama, dengan asumsi telah memiliki kemampuan dalam menggunakan dan berinteraksi dengan aplikasi berbasis
mobile. Pengalaman pengguna terhadap mobile juga diperlukan yaitu mengerti
cara kerja mobile sehingga dapat menjalankan sistem yang ada. Dan aplikasi pengguna ini bersifat umum dan ditujukan juga untuk kebutuhan pengguna dalam menerjemahkan bahasa.
Sistem yang akan dibangun digunakan oleh satu pengguna yaitu pengguna yang menggunakan aplikasi secara langsung untuk menerjemahkan kata atau kalimat.
Tabel III.6 Karakteristik Pengguna
Pengguna Tingkat Keterampilan Hak Akses
Pengguna (user) Mampu mengoperasikan
perangkat mobile
III.1.5 Analisis Kebutuhan Fungsional
Analisi kebutuhan fungsional pada aplikasi translator bahasa Sunda – Indonesia berbabsis mobile yang akan dibangun adalah sebagai berikut.
III.1.5.1
Use Case Diagram adalah salah satu diagram dalam UML untuk
memodelkan kebutuhan dari sistem. Masing-masing use case diagram
menunjukkan sekumpulan use case, aktor dan hubungannya.
Gambar berikut adalah use case diagram untuk aplikasi translator bahasa Sunda – Indonesia berbabsis mobile.
Gambar III.5 Use Case Diagram Aplikasi Translator
III.1.5.2 Skenario Diagram
Skenario diagram menjelaskan skenario dari setiap proses yang terdapat pada use case diagram. Skenario diagram pada aplikasi ini dijelaskan pada Tabel III.4 sampai III.9 berikut ini :
Tabel III.7 Skenario diagram proses Menerjemahkan Kata
Identifikasi
Nomor 1
Tujuan Menerjemahkan Kosakata
Deskripsi Proses menerjemahkan kosakata dalam bahasa Sunda – Indonesia, dan sebaiknya
Aktor Pengguna
Skenario Utama
Kondisi Awal Kata masih berbentuk bahasa Indonesia atau bahasa Sunda
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Pengguna berada pada tampilan Aplikasi Translator
2. Pengguna memilih menerjemahkan Sunda – Indonesia atau Indonesia – Sunda
3.Pengguna memasukan kata yang akan diterjemahkan
4. Menampilkan hasil terjemahan
Kondisi Akhir Menampilkan hasil terjemahan yang
diambil dari database
Tabel III.8 Skenario diagram proses Menerjemahkan Kalimat
Identifikasi
Nomor 2
Nama Menerjemahkan Kalimat
Tujuan Menerjemahkan Dalam Satu Kalimat
Deskripsi Proses menerjemahkan kalimat dalam bahasa Sunda – Indonesia, dan sebaiknya
Aktor Pengguna
Skenario Utama
Kondisi Awal Kalimat masih berbentuk bahasa Indonesia atau bahasa Sunda
Aksi Aktor Reaksi Sistem
2. Pengguna memilih menerjemahkan Sunda – Indonesia atau Indonesia – Sunda
3.Pengguna memasukan kalimat yang akan diterjemahkan
4. Menampilkan hasil terjemahan
Kondisi Akhir
Menampilkan hasil terjemahan yang merupakan penggabungan dari setiap kosakata yang terdapat dalam database
Tabel III.9 Skenario diagram proses Pencarian kata dalam bahasa Indonesia
Identifikasi
Nomor 3
Nama Pencarian kata dalam bahasa Indonesia
Tujuan Mencari hasil terjemahan dalam bahasa Sunda Deskripsi Proses pencarian kata dalam bahasa Indonesia untuk
menghasilkan bahasa Sunda
Aktor Pengguna
Skenario Utama
Kondisi Awal Kata masih berbentuk bahasa Indonesia
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Pengguna berada pada tampilan Aplikasi Translator
2. Pengguna memilih menerjemahkan Indonesia – Sunda
3.Pengguna memasukan kata yang akan diterjemahkan dalam bentuk bahasa Indonesia
4. Sistem melakukan pencarian ke database
5. Menampilkan hasil terjemahan dalam bentuk bahasa Sunda
kosakata dalam bentuk bahasa Sunda.
Tabel III.10 Skenario diagram proses Pencarian kata dalam bahasa Sunda
Identifikasi
Nomor 4
Nama Pencarian kata dalam bahasa Sunda
Tujuan Mencari hasil terjemahan dalam bahasa Indonesia
Deskripsi Proses pencarian kata dalam bahasa Sunda untuk menghasilkan bahasa Indonesia
Aktor Pengguna
Skenario Utama Kondisi Awal Kata masih berbentuk bahasa Sunda
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Pengguna berada pada tampilan Aplikasi Translator
2. Pengguna memilih menerjemahkan Sunda – Indonesia
3. Pengguna memasukan kata yang akan diterjemahkan dalam bentuk bahasa Sunda
4. Sistem melakukan pencarian ke database
5. Menampilkan hasil terjemahan dalam bentuk bahasa Indonesia
Kondisi Akhir Menampilkan hasil terjemahan
kosakata dalam bentuk bahasa Indonesia.
Tabel III.11 Skenario diagram proses Penggabungan kata dalam bahasa
Indonesia
Identifikasi
Nomor 5
Tujuan Mencari hasil terjemahan dalam bahasa Sunda
Deskripsi Proses penerjemahan kalimat dalam bahasa Indonesia untuk menghasilkan bahasa Sunda
Aktor Pengguna
Skenario Utama
Kondisi Awal Kalimat masih berbentuk bahasa Indonesia
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Pengguna berada pada tampilan Aplikasi Translator
2. Pengguna memilih menerjemahkan Indonesia – Sunda
3. Pengguna memasukan kalimat yang akan diterjemahkan dalam bentuk bahasa Indonesia
4. Sistem melakukan pencarian ke database
5. Sistem menggabungkan kata berdasarkan spasi
6. Menampilkan hasil terjemahan dalam bentuk bahasa Sunda
Kondisi Akhir Menampilkan hasil terjemahan kalimat
dalam bentuk bahasa Sunda.
Tabel III.12 Skenario diagram proses Penggabungan kata dalam bahasa
Sunda
Identifikasi
Nomor 6
Nama Penggabungan kata (kalimat) dalam bahasa Sunda
Deskripsi Proses pencarian kalimat dalam bahasa Sunda untuk menghasilkan bahasa Indonesia
Aktor Pengguna
Skenario Utama
Kondisi Awal Kalimat masih berbentuk bahasa Sunda
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Pengguna berada pada tampilan Aplikasi Translator
2. Pengguna memilih menerjemahkan Sunda – Indonesia
3. Pengguna memasukan kalimat yang akan diterjemahkan dalam bentuk bahasa Sunda
4. Sistem melakukan pencarian ke database
5. Sistem menggabungkan kata berdasarkan spasi
Kondisi Akhir Menampilkan hasil terjemahan kalimat dalam bentuk bahasa Indonesia.
III.1.5.3 Activity Diagram
Activity diagram menjelaskan alur aktivitas dari setiap usecase. Activity diagram sistem ini ditungjukkan pada Gambar III.5 sampai III.8
Gambar III.6 Activity diagram proses Menerjemahkan Kata dalam Bahasa
Gambar III.7 Activity diagram proses Menerjemahkan Kata dalam Bahasa
Gambar III.8 Activity diagram proses Menerjemahkan kalimat dalam
Gambar III.9 Activity diagram proses Menerjemahkan kalimat dalam
III.1.5.4 Class Diagram
Class Diagram menggambarkan struktur dan hubungan antar objek-objek
yang ada pada sistem. Struktur itu meliputi atribut dan method yang ada pada masing-masing class seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar III.10 Class Diagram
III.1.5.5 Sequence Diagram
Sequence Diagram menggambarkan interaksi antar masing-masing objek
pada setiap use case dalam urutan waktu. Interaksi ini berupa pengiriman serangkaian data antar objek-objek yang saling berinteraksi. Sequence Diagram
pada “Aplikasi Translator Bahasa Indonesia-Sunda Berbasis Mobile” terdiri dari
sequence diagram pilih menu, sequence diagram terjemahan kata Sunda –
Indonesia, sequence diagram terjemahan kata Indonesia – Sunda , sequence
diagram terjemahan kalimat Sunda - Indonesia, sequence diagram terjemahan
1. Sequence diagram Menerjemahkan Kata :
Diagram ini menjelaskan interaksi antar partisipan di dalam aktivitas Menampilkan Menu pilihan pada saat aplikasi dijalankan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar III.11.
Gambar III.11 Sequence Diagram Proses Menerjemahkan Kata
2. Sequence diagram Terjemahan Kata Sunda – Indonesia
Gambar III.12 Sequence Diagram Proses Terjemahan Kata Sunda –
Indonesia
3. Sequence diagram Terjemahan Kata Indonesia – Sunda
Diagram ini menjelaskan interaksi antar partisipan di dalam aktivitas Menampilkan proses terjemahan kata dari bahasa Indonesia ke bahasa Sunda. Untuk lebih jelasnya lihat gambar III.13.
Gambar III.13 Sequence Diagram Proses Terjemahan Kata Indonesia –
4. Sequence diagram Terjemahan Kalimat Sunda Indonesia
Diagram ini menjelaskan interaksi antar partisipan di dalam aktivitas Menampilkan proses terjemahan kalimat dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia. Untuk lebih jelasnya lihat gambar III.14.
Gambar III.14 Sequence Diagram Proses Terjemahan Kalimat Sunda –
Indonesia
5. Sequence diagram Terjemahan Kalimat Indonesia – Sunda
Diagram ini menjelaskan interaksi antar partisipan di dalam aktivitas Menampilkan proses terjemahan kalimat dari bahasa Indonesia ke bahasa Sunda. Untuk lebih jelasnya lihat gambar III.15.
Gambar III.15 Sequence Diagram Proses Terjemahan Kalimat Indonesia –
III.2 Perancangan Sistem
Perancangan sistem merupakan kegiatan untuk merancang aplikasi yang akan di bangun, tahapannya dimulai dari perancangan struktur menu, perancangan basis data, perancangan antarmuka, perancangan pesan dan jaringan semantik dari
“Aplikasi Translator BahasaIndonesia-Sunda BerbasisMobile”. III.2.1 Perancangan Struktur Menu
Gambar III.16 Perancangan Struktur Menu
Keterangan :
1. Menu Sunda – Indonesia : Merupakan submenu untuk masuk ke menu penerjemahan kata dan kalimat dari bahasa Sunda – bahasa Indonesia. 2. Menu Indonesia – Sunda : Merupakan submenu untuk masuk ke menu
penerjemahan kata dan kalimat dari bahasa Indonesia – bahasa Sunda.
3. Keluar : Merupakan submenu untuk keluar dari
aplikasi 4.
III.2.2 Perancangan Basis Data
Perancangan basis data bertujuan untuk mengidentifikasi struktur dari tiap
file yang digunakan pada basis data. Pada tahap ini akan dibahas Skema relasi dan struktur tabel.
III.2.2.1 Struktur Tabel
Nama Tabel : Sunda
Tabel. III.13 Tabel Sunda
Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
Sunda Varchar 25
Indonesia Varchar 25
Nama Tabel : Indonesia
Keterangan : Penyimpanan Kata
Tabel. III.14 Tabel Indonesia
Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
Indonesia Varchar 25
Sunda Varchar 25
Sunda_halus Varchar 25
Nama Tabel : kata_dasar
Keterangan : Penyimpanan Kata
Tabel. III.15 Tabel Kata Dasar
Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
Id_katadasar Varchar 25
Katadasar Varchar 25
III.2.3 Perancangan Antarmuka
III.2.3.1 Perancangan Antarmuka Menu Utama
Menu Utama merupakan menu yang pertama kali akan muncul pada saat pengguna membuka aplikasi. Gambar III.17 Menunjukan perancangan antarmuka menu utama.
Gambar III.17 Perancangan Antarmuka Menu Utama
III.2.3.2 Perancangan Antarmuka Menu Sunda – Indonesia
Menu Sunda – Indonesia menampilkan menu untuk menerjemahkan kata atau kalimat dari bahasa Sunda ke Indonesia. Gambar III.18 menunjukan antarmuka menu Sunda – Indonesia.
III.2.3.3 Perancangan Antarmuka Menu Indonesia – Sunda
Menu Sunda – Indonesia menampilkan menu untuk menerjemahkan kata atau kalimat dari bahasa Sunda ke Indonesia. Gambar III.19 menunjukan antarmuka menu Sunda – Indonesia.
Gambar III.19 Perancangan Antarmuka Menu Indonesia – Sunda
III.2.3.4 Perancangan Antarmuka Output Kata / Kalimat Bahasa Sunda
Menu Output Kata / Kalimat Bahasa Sunda menampilkan hasil terjemahan dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia. Gambar III.20 menunjukan hasil terjemahan yang sudah dilakukan.
III.2.3.5 Perancangan Antarmuka Output Kata / Kalimat Bahasa Indonesia
Menu Output Kata / Kalimat Bahasa Sunda menampilkan hasil terjemahan dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia. Gambar III.21 menunjukan hasil terjemahan yang sudah dilakukan.
Gambar III.21 Perancangan Antarmuka Output Kata/Kalimat Bahasa
Indonesia
III.2.4 Jaringan Semantik
Untuk mengetahui keterhubungan dari setiap tampilan yang dibuat dapat menggunakan jaringan semantik. Gambar III.22 berikut adalah jaringan semantik pada “Aplikasi Translator BahasaIndonesia-Sunda BerbasisMobile”.
47
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
IV.1. Implementasi
Tahapan implementasi merupakan tahap penciptaan perangkat lunak, tahap kelanjutan dari kegiatan perancangan sistem. Tahap ini merupakan tahap dimana sistem siap untuk dioperasikan yang terdiri dari penjelasan mengenai lingkungan implementasi dan implementasi program.
IV.1.1. Implementasi Perangkat Keras
Perangkat keras yang digunakan untuk melakukan implementasi dan pengujian aplikasi yaitu sebagai berikut :
Tabel IV.1 Implementasi Perangkat Keras
Perangkat Keras Keterangan
Processor 800 Mhz
Layar Monitor 320x240 px
Memori 512 Internal
IV.1.2. Implementasi Perangkat Lunak
Spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan perangkat lunak antara lain sebagai berikut.
Tabel IV.2 Implementasi Perangkat Lunak
Perangkat Lunak Keterangan
Sistem Operasi Android 4.1.2 Jelly Bean
Code editor ADT Eclipse Bundle For Windows
IV.1.3. Implementasi Basis Data
Implementasi basis data aplikasi translator yang dibangun menggunakan SQLite Manager. Adapun implementasi basis data yang dibangun adalah sebagai berikut :
Tabel IV.3 Implementasi Basis Data
No Nama Tabel Perintah Sql
1 Indonesia CREATE TABLE "indonesia" ("_id" INTEGER PRIMARY KEY ,"ind" TEXT,"snd" TEXT DEFAULT (null) , "Sunda_halus" TEXT) 2 Sunda CREATE TABLE "sunda" ("_id" INTEGER
PRIMARY KEY ,"snd" TEXT DEFAULT (null) ,"ind" TEXT)
3 Tb_katadasar CREATE TABLE `tb_katadasar`
( id_ktdasar INTEGER PRIMARY KEY AUTOINCREMENT , katadasar TEXT)
IV.1.4. Implementasi Antarmuka
Pada bagian ini akan ditampilkan implementasi antarmuka menu utama, menu sunda-indonesia, menu indonesia-sunda.
IV.1.4.1. Implementasi Antarmuka Menu Utama
Berikut adalah Implementasi Antarmuka Menu Utama yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
IV.1.4.2. Implementasi Antarmuka Menu Sunda – Indonesia
Berikut adalah implementasi antarmuka menu Sunda – Indonesia yang ditunjukan oleh gambar di bawah ini.
Gambar IV.2 Tampilan Menu Sunda – Indonesia
IV.1.4.3. Implementasi Antarmuka Menu Indonesia – Sunda
Berikut adalah implementasi antarmuka menu Indonesia – Sunda yang ditunjukan oleh gambar di bawah ini.
IV.2. Pengujian Sistem
Dalam melakukan pengujian terhadap aplikasi ini dilakukan dengan pengujian black-box. Adapun pengujian black box berfokus pada menemukan kesalahan program.
IV.2.1.1 Skenario Pengujian
Skenario pengujian menjelaskan pengujian terhadap sistem yang ada pada aplikasi “Translator bahasa Indonesia – Sunda , Sunda – Indonesia berbasis
Mobile”. Skenario pengujian dari aplikasi ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel IV.4. Skenario Pengujian
Pengujian Aplikasi
Item Uji Detail Uji Jenis Uji
Pilih Indonesia – Sunda Menampilkan kolom input pencarian dalam bahasa Indonesia
Black box
Pilih Sunda – Indonesia Menampilkan kolom input pencarian dalam bahasa Sunda
Black box
Menutup aplikasi Memilih menu exit Black box
IV.2.1.2 Pengujian Black Box
Tabel IV.5 berikut adalah hasil pengujian black box yang dilakukan sesuai skenario pengujian yang telah dirancang sebelumnya :
Tabel IV.5. Hasil Pengujian Black Box
Pengujian Indonesia – Sunda
Masukan Hasil yang diharapkan Hasil Pengujian
Masukan kata dalam bahasa Indonesia
Menampilkan hasil
terjemahan kata dalam bahasa Sunda secara kasar dan halus
[√] diterima [ ]
ditolak
bahasa Indonesia terjemahan kalimat dalam bahasa Sunda secara kasar dan halus
ditolak
Pengujian Sunda – Indonesia
Masukan kata dalam
Sentuh Menu Exit Sistem Menutup Aplikasi [√] diterima [ ]
ditolak
IV.2.2. Pengujian Whitebox
Di bawah ini merupakan kasus algoritma penggabungan kata menjadi kalimat untuk menguji perangkat lunak yang sudah dibangun dengan menggunakan metode white box, berdasarkan skenario pengujian aplikasi yang sudah dijabarkan.
final Cari this_class = this; final static int SND2IND = 0; final static int IND2SND = 1;
final String arrow = String.format("%c", 0x2192);
final String[] not_found = {"kecap teu kapendak", "Kata tidak ditemukan."};
2.
ArrayList<String> list_result = new ArrayList<String>(); ArrayAdapter<String> adapter;
private int MODE;
private SQLiteDatabase db = null; private Cursor kamusCursor = null;
private DBKamusHelper db_kamus_helper; public void onCreate(Bundle savedInstanceState) { super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.search); /* UI Initialization */
this.initUI();
Button button = (Button) findViewById(R.id.terjemahkan); textbox=(EditText) findViewById(R.id.text);
arti1=(EditText) findViewById(R.id.editText1);
button.setOnClickListener(new View.OnClickListener() { public void onClick(View v) {
14. result = (ListView) findViewById(android.R.id.list); arti1 = (EditText) findViewById(R.id.editText1);
protected String translate(String text) {
// TODO Auto-generated method stub String query;
query = "SELECT * FROM sunda where snd=\"" +kata[i]+"\""; break;
27.
query = "SELECT * FROM indonesia where ind=\"" +kata[i]+"\"" ; break;
1
c. Cyclomatic Complexity V(G)
V(G) = E – N + 2 Di mana :
E adalah edge = Jumlah Aksi, dan N adalah node = Jumlah Kondisi. Jadi : V(G) = 39 edge – 36 node + 2 = 5
d. Idependent path
Path 1 = 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-11-12-13-14-15-16-17-18-19-20-21-22-23-24-25-26-27-28-29-30-31-32-33-34-35-36
Path 2 = 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-11-12-13-14-15-16-17-18-19-20-21-17-18-19-20-21-22-23-24-25-26-27-28-29-30-31-32-33-34-35-36
Path 3 = 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-11-12-13-14-15-16-17-18-19-20-21-22-23-24-25-26-27-24-25-26-27-28-29-30-31-32-33-34-35-36
e. Graph Matriks
Tabel IV.6 Flow Graph
IV.2.3. Pengujian Beta
adalah dengan metode deskriptif yaitu salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.
Pengujian yang dilakukan adalah dengan cara membagikan Kuisioner, dilakukan untuk mengetahui ketertarikan pengguna dalam mempelajari bahasa sunda, dan untuk mengetahui apakah aplikasiini bisa menjadi sarana pembelajaran bahasa sunda di lingkungan pengguna.
Berikut ini adalah daftar pertanyaan kuisioner yang diberikan, serta hasil yang didapat setelah nilainya dihitung.
1. Pertanyaan Kuesioner
1. Apakah anda setuju aplikasi ini membantu dalam mempelajari Bahasa Sunda?
2. Apakah anda setuju aplikasi ini membuat anda mudah dalam mempelajari bahasa Sunda?
3. Apakah anda setuju aplikasi ini mudah untuk digunakan?
4. Apakah anda setuju tampilan antarmuka dalam aplikasi ini menarik? 5. Apakah anda setuju aplikasi translator ini perlu dikembangkan lagi dalam
jangka waktu ke depan ?
Tabel IV.7 Skor Maksimum
2. Skenario Pengujian Kuesioner
Berikut ini adalah hasil persentase masing – masing jawaban yang sudah dihitung nilainya. Kuesioner ini telah diujikan kepada 30 orang calon pengguna aplikasi translator bahasa Indonesia – Sunda, Sunda – Indonesia. Hasil perhitungan persentase masing – masing jawaban dapat dilihat pada tabel berikut :
1. Apakah anda setuju aplikasi ini membantu dalam mempelajari Bahasa Sunda?
Tabel IV.8 Hasil Kuesioner Pertanyaan 1
STS TS RG ST SS
Jadi berdasarkan pengolahan data yang diperoleh dari 30 responden, maka
rata-rata 106 terletak pada kriteria setuju.
2. Apakah anda setuju aplikasi ini membuat anda mudah dalam mempelajari bahasa Sunda?
Tabel IV.9 Hasil Kuesioner Pertanyaan 2
3. Apakah anda setuju aplikasi ini mudah untuk digunakan? Tabel IV.10 Hasil Kuesioner Pertanyaan 3
Pertanyaan Jawaban Skor Responden Jumlah Nilai Presentase
Skor (%)
Jadi berdasarkan pengolahan data yang diperoleh dari 30 responden, maka rata-rata 110 terletak pada kriteria setuju.
4. Apakah anda setuju tampilan antarmuka aplikasi ini menarik? Tabel IV.11 Hasil Kuesioner Pertanyaan 4
Jadi berdasarkan pengolahan data yang diperoleh dari 30 responden, maka rata-rata 103 terletak pada kriteria setuju.
5. Apakah anda setuju aplikasi translator ini perlu dikembangkan lagi dalam jangka waktu ke depan ?
Tabel IV.12 Hasil Kuesioner Pertanyaan 5
Pertanyaan Jawaban Skor Responden Jumlah Nilai Presentase
Skor (%)
IV.2.3.1Kesimpulan Pengujian Beta
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil implementasi dan pengujian yang dilakukan pada aplikasi translator bahasa Indonesia – Sunda, Sunda - Indonesia dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasiini dapat :
1. Membuat Orang-orang dapat menerjemahkan bahasa Sunda – Indonesia, Indonesia - Sunda dengan menggunakan aplikasi ini.
2. Membuat pengguna agar lebih memahami Undak Usuk Basa Sunda (UUBS) yang baik dan benar.
V.2. Saran
Aplikasi ini belum luput dari kesalahan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu berikut adalah saran untuk pengembangan aplikasi
ini agar lebih baik :
1. Database dalam aplikasi ini masih belum lengkap karena keterbatasan dalam penambahan kata. Perlunya penambahan kata kedalam database agar aplikasi ini bisa lebih optimal.
Nama : Wildan Hamdani
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Garut, 16 November 1991
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum kawin
Anak ke : 2 dari 2 bersaudara
Alamat : Jl.Sekeloa Kubang Sari 1 No.32,
Bandung 40133
Telepon : +6289604119183
E-mail : wildaan.hamdanii@gmail.com
2. RIWAYAT PENDIDIKAN
1997 – 2003 : Sekolah Dasar Negeri Paminggir VII 2003 – 2006 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Garut 2006 – 2009 : Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Garut
2009 – sekarang : Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia
(UNIKOM)
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan.
Bandung
1
Bahasa Sunda merupakan bahasa yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat Jawa Barat. Bahasa Sunda dituturkan oleh sekitar 27 juta orang dan merupakan bahasa dengan pengguna terbanyak kedua di Indonesia setelah Bahasa Jawa [1]. Mempelajari bahasa Sunda tidaklah semudah yang diucapkan karena dalam bahasa Sunda terdapat tingkatan-tingkatan bahasa yang digunakan, Undak Usuk Basa Sunda (UUBS) memiliki tiga tingkatan pokok, yaitu kasar, sedang, dan halus,yang setiap tingkatannya itu memilki dua fungsi atau tahapan masing-masing, sehingga keseluruhan tingkatan UUBS menjadi enam tahap, yakni bahasa kasar, sangat kasar, sedang, menengah, halus, dan sangat halus [2].
Perkembangan bahasa Sunda kini berada dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan [3]. Hal tersebut dikarenakan bahasa ini sudah banyak ditinggalkan. Bagi sebagian orang, bahasa Sunda sudah tidak akrab lagi karena tergantikan bahasa lainnya, khususnya bahasa Indonesia. Kondisi ini pun sebenarnya tidak terlalu salah namun, kekeliruan dalam menggunakan bahasa Indonesia telah menggusur peran bahasa Sunda sebagai bahasa daerah asli Jawa Barat.
dengan bahasa Sunda, tetapi itu menjadi suatu kesulitan bagi orang yang tidak mengerti bahasa Sunda. Pada umumnya orang–orang yang tidak mengerti bahasa Sunda kesulitan dalam menerjemahkan bahasa Sunda dalam suatu kalimat, karena jika mereka menterjemahkan kata demi kata memerlukan proses dan waktu yang cukup lama.
Setiap bahasa memiliki kamus tersendiri untuk menerjemahkannya ke bahasa lain. Adanya kamus tersebut akan memudahkan seseorang mengerti maksud dari kata suatu bahasa, salah satunya adalah kamus bahasa Sunda. Kamus bahasa Sunda juga mengalami kemanjuan karena perkembangan teknologi. Kamus bahasa Sunda yang awalnya hanya tersedia dalam bentuk cetak, sekarang ini sudah tersedia dalam bentuk online [4]. Kamus bahasa Sunda saat ini, semakin berkembang dengan dibangunnya Aplikasi Kamus Bahasa Sunda – Indonesia pada smartphone berbasis Android [5]. Namun solusi yang ada saat ini dirasa masih belum efektif dikarenakan aplikasi kamus bahasa Sunda yang ada tidak dapat menerjemahkan satu kalimat, karena jika mereka menerjemahkan kata demi kata memerlukan proses dan waktu yang cukup lama.
Solusi yang ditawarkan dari permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya adalah membangun sebuah aplikasi translator berbasis mobile yang dapat memasukkan kata atau kalimat dalam bahasa Indonesia, lalu menerjemahkannya ke dalam bahasa Sunda atau sebaliknya.
I.2. Perumusan Masalah
Bagaimana membangun aplikasi translator bahasa Indonesia – Sunda, Sunda
– Indonesia berbasis mobile dalam suatu kalimat.
I.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembangunan aplikasi ini adalah membangun aplikasi translator
bahasa Indonesia – Sunda berbasis mobile sebagai sarana untuk membantu orang yang memepelajari bahasa Sunda.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pembangunan aplikasi ini adalah: 1. Pengguna dapat menerjemahkan bahasa Sunda – Indonesia, Indonesia - Sunda
dengan menggunakan aplikasi ini.
2. Pengguna agar lebih memahami Undak Usuk Basa Sunda (UUBS) yang baik dan benar.
I.4. Batasan Masalah
Batasan pada sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut:
1. Target pengguna untuk 18 tahun ke atas, dan untuk masyarakat umum yang ingin belajar bahasa sunda.
2. Sistem yang dibangun berbasis mobile.
3. Data yang diolah pada aplikasi kamus ini adalah data bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.
4. Tingkatan bahasa sunda yang dihasilkan yaitu kasar dan halus
5. Keluaran yang dihasilkan dari aplikasi ini adalah bahasa Sunda atau bahasa Indonesia.
6. Perangkat lunak yang akan digunakan adalah :
a. Eclipse bundle for windows / linux ( android developer tool )
b. Android SDK ( Software Development Kit )
7. Pemodelan analisis yang digunakan adalah pemodelan dengan berorientasi objek dan menggunakan tools UML.
I.5. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang diterapkan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif (descriptive research), yaitu metode dalam penelitian suatu kasus dengan cara menuturkan pemecahan masalah dan pengumpulan data sebagai gambaran keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta – fakta yang ada. Metode penelitian yang dilakukan terdiri dari metode pengumpulan data dan metode pembangunan perangkat lunak.
I.5.1. Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpuan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan bahasa Sunda, bahasa Indonesia dan pembangunan aplikasi translator berbasis mobile.
2. Wawancara
Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan yang bertujuan unjuk penelitian dengan cara tanya jawab langsung atau wawancara kepada responden. Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada masyarakat tentang cara penggunaan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari.
I.5.2. Tahap Pembuatan Perangkat Lunak
dipilihnya model waterfall karena tahapan prosesnya sangat tepat dan sesuai dalam pengembangan suatu perangkat lunak,yang meliputi beberapa proses diantaranya: a. Analisis dan definisi persyaratan
Tahapan saat mendefinisikan secara rinci batasan dan tujuan aplikasi yang akan dibangun, melalui observasi dan wawancara dengan user (pengguna) sistem. Persyaratan ini kemudian berfungsi sebagai spesifikasi sistem.
b. Perancangan sistem dan perangkat lunak
Proses perancangan sistem membagi persyaratan dalam aplikasi perangkat keras atau perangkat lunak. Kegiatan ini menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan. Perancangan perangkat lunak melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi aplikasi yang mendasar dan hubungan-hubungannya.
c. Implementasi dan pengujian unit
Pada tahap ini, perancangan perangkat lunak di realisasikan sebagai serangkaian program atau unit program. Pengujian unit melibatkan verifikasi bahwa setiap unit telah memenuhi spesifikasi.
d. Integrasi dan pengujian sistem
Unit program atau program individual diintegrasikan dan di uji sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin bahwa persyaratan aplikasi telah dipenuhi. Setelah pengujian sistem, aplikasi dikirim kepada user (pengguna).
e. Operasi dan pemeliharaan
Tahapan ini dilakukan untuk pemeliharaan mencakup koreksi dari berbagai error
Gambar I.1 Model Waterfall [6] I.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, metodologi penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan uraian teori yang berkaitan dengan penelitian, metode, serta
tools yang digunakan.
BAB III. ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN
Bab ini menganalisis masalah dari yang dihadapi dalam membuat Aplikasi
translator bahasa Sunda – Indonesia.
BAB IV. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Bab ini berisi tentang perancangan sistem dan tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menerapkan sistem yang telah dirancang.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
7
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Bahasa Sunda
Bahasa Sunda adalah sebuah bahasa dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini dituturkan oleh sekitar 27 juta orang dan merupakan bahasa dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah Bahasa Jawa [7]. Bahasa Sunda dituturkan di sebagian besar provinsi Jawa Barat (kecuali kawasan pantura yang merupakan daerah tujuan urbanisasi di mana penutur bahasa ini semakin berkurang), melebar hingga batas Kali Pemali (Cipamali) di wilayah Brebes dan Majenang, Cilacap Jawa Tengah, dan di kawasan selatan provinsi Banten. Dari segi linguistik, bersama bahasa Baduy, bahasa Sunda membentuk suatu rumpun bahasa Sunda yang dimasukkan ke dalam rumpun bahasa Melayu-Sumbawa.
II.1.1 Ragam Hormat Bahasa Sunda
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahasa sopan/hormat adalah ragam bahasa yang dipakai dalam situasi sosial yang mewajibkan adanya norma sopan santun. Menurut hasil Kongres Bahasa Sunda tahun 1986 di Cipayung Bogor, tatakrama bahasa Sunda yang disebut juga Undak Usuk Basa Sunda (UUBS). Menurut penelitian tatakrama bahasa Sunda atau sering disebut juga Undak Usuk Basa Sunda (UUBS) bentuknya ada beberapa ragam (tingkat/jenis) yang biasanya digunakan dalam bahasa Sunda, diantaranya yaitu, ragam bahasa hormat, ragam bahasa loma/kasar [8].
Pada hakekatnya digunakan ragam hormat tidak lain untuk menunjukkan rasa hormat dari pembicara kepada yang diajak bicara dan pada siapa yang menjadi bahan pembicaraan. Ragam bahasa Sunda juga memiliki parameter pemakaiannya dengan melihat usia (tua atau muda), berpendidikan atau tidak, pria atau wanita. Undak Usuk Basa Sunda ada enam jenis diantaranya :
1. Basa Kasar (halus untuk diri sendiri), yaitu bahasa yang digunakan untuk diri sendiri seperti misalnya berbicara menggunakan bahasa halus atau untuk berbicara kepada orang yang lebih tua. Selain itu bahasa Sedang juga dapat dipakai untuk berbicara kepada orang yang belum dikenal atau akrab apabila yang mengajak berbicara menggunakan bahasa halus.
3. Basa lemes
kedudukan dan umurnya di atas kita. Bahasa halus juga dapat dipakai kepada orang yang belum kita kenal.
4. Basa lemes pisan
Ragam bahasa ini dipakai untuk menghormati orang yang kedudukannya lebih tinggi dari pembicara.
5. Basa kasar pisan
Ragam bahasa ini dapat disebut juga sebagai bahasa cohag. Bahasa ini biasanya dipakai oleh orang-orang yang sedang marah atau bertengkar dengan maksud untuk saling menghina. Tetapi umumnya, ragam bahasa ini ditujukkan untuk binatang karena jika ditujukkan pada manusia, bahasa ini akan terasa sangat kasar dan menyinggung.
6. Basa menengah
Ragam bahasa ini dipakai untuk berbicara dengan orang yang pangkat dan kedudukannya di bawah pembicara tetapi umurnya di atas pembicara. Ragam bahasa ini dipakai juga ketika berbicara dengan orang yang menggunakan bahasa halus dan orang yang dibicarakannya itu memiliki pangkat dan kedudukan dibawah mereka, tetapi umurnya di atas mereka. Ragam bahasa ini tingkatannya ada di bawah bahasa halus tetapi di atas bahasa kasar.
II.2 Bahasa Indonesia
Meskipun saat ini dipahami oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa Indonesia tidak menduduki posisi sebagai bahasa ibu bagi mayoritas penduduknya. Sebagian besar warga Indonesia berbahasa daerah sebagai bahasa ibu. Penutur bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Namun demikian, bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di surat kabar, media elektronika, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Sebagai suatu bangsa yang hidup di tengaah-tengah percaturan politik dan kebudayaan dunia, bangsa Indonesia menerima pengaruh-pengaruh dari luar. Demikian juga berlaku dalam segi bahasa. Kata-kata asing masuk ke dalma bahasa Indonesia seperti bahasa Sansakerta, bahasa Arab, bahasa Portugis, bahasa Tionghoa, bahasa Belanda, bahasa Inggris. Pengaruh ini tidak terbatas pada pemungutan kata-kata, tetapi tampak juga pada struktur kata dan kalimat.
II.3 Pengertian Kamus
Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal-usul (etimologi) sesuatu perkataan dan juga contoh penggunaan bagi sesuatu perkataan. Untuk memperjelas kadang kala terdapat juga ilustrasi di dalam kamus. Biasanya hal ini terdapat dalam kamus bahasa Perancis.
Kata kamus diserap dari bahasa Arab qamus (سوما ق ), dengan bentuk jamaknya
qawamis. Kata Arab itu sendiri berasal dari kata Yunani Ωκεανός (okeanos) yang
II.3.1 Jenis-jenis kamus
Berdasarkan penggunaan bahasa kamus dapat ditulis dalam satu atau lebih dari satu bahasa. Dengan demikian kamus terbagi menjadi beberapa jenis yaitu: a. Kamus Eka Bahasa
Kamus ini hanya menggunakan satu bahasa. Kata-kata (entri) yang dijelaskan dan penjelasannya adalah terdiri dari bahasa yang sama. Kamus ini memiliki perbedaan yang jelas dengan kamus dwibahasa karena penyusunan dibuat berdasarkan pembuktian data korpus (data yang dipakai sebagai sumber bahan penelitian). Ini bermaksud definisi makna ke atas kata-kata adalah berdasarkan makna yang diberikan dalam contoh kalimat yang mengandung kata-kata berhubungan. Contoh bagi kamus ekabahasa adalah Kamus Besar Bahasa
Indonesia (di indonesia).
b. Kamus Dwibahasa
Kamus ini menggunakan duaa bahasa, yaitu kata masukan dari bahasa yang dikamuskan diberi padanan atau penerjemahan dengan menggunakan bahasa yang lain. Contohnya Kamus Inggris-Indonesia.
c. Kamus Aneka Bahasa
kamus aneka bahasa sekurang-kurangnya menggunakan tiga bahasa atau lebih. Misalnya, kata bahasa Melayu, bahasa Inggris, dan bahasa Mandarin secara serentak. Contoh untuk kamus aneka bahasa adalah Kamus Melayu-Cina-Inggris
Pelangi susunan Yuen Boon Chan pada tahun 2004.
II.4 Translator
Penerjemahan literal merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam proses terjemah. Teknik ini mencoba menterjemahkan sebuah kata atau ungkapan kata perkata. “ Literal translations is to translate a word or an expression word
for word”. Yang dimaksud Molina dan Hurtado Albir dengan kata demi kata pada definisi ini, bukan berarti menerjemahkan satu akta untuk kata yang lainnya, tetapi lebih cenderung kepada menerjemahkan kata demikata berdasarkan fungsi dan maknanya dalam tataran kalimat.
Dilihat dari jauh dekatnya terjemahan dari bahasa sumber dan bahasa sasaran, terjemah dapat diklasifikasikan ke dalam delapan jenis. Kedelapan jenis terjemahan tersebut dapat dikategorisasikan dalam dua bagian besar. Pertama, terjemahan yang lebih berorientasi pada bahasa sumber, dalam hal ini penerjemah berupaya mewujudkan kembali dengan setepat-tepatnya makna kontekstual penulis, meskipun dijumpai hambatan sintaksis dan semantik yakni hambatan bentuk dan makna. Kedua, terjemahan yang lebih berorientasi pada bahasa sasaran. Dalam hal ini penerjemah berupaya menghasilkan dampak yang relatif sama dengan yang diharapkan oleh penulis asli terhadap pembaca versi bahasa sasaran.
Dilihat dari orientasinya terhadap bahasa sumber, terjemahan dapat diklasifikasikan:
3) Terjemahan setia (faithful translation). Terjemahan ini mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber. Ia berpengang teguh pada tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terkesan kaku. Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan.
4) Terjamahan semantis (semantic teranslation). Berbeda dengan terjemahan setia. Terjemahan semantis lebih memperhitungkan unsur estetika teks bahasa sumber, sdan kreatif dalam batas kewajaran. Selain itu terjemahan setia sifatnya masih terkait dengan bahasa sumber, sedangkan penerjemahan semantis lebih fleksibel. Apabila ungkapan pasemon (kinayah) di atas terjemahan secara semantis, maka hasil terjemahnanya adalah 'dia laki-laki adalah seorang
pemberani,terhormat dalam lingkungan keluarga dan masyarakatnya, dan
seorang dwermawan'.
Klasifikasi terjemahan yang berorientasi pada bahasa sasaran yaitu:
1) Terjemahan adaptasi (adaptation). Terjemahan inilah yang dianggap paling bebas dan palingdekat kebahasaan sasaran. Terutama untuk jenis terjemahan drama dan puisi, tema, karakter dan alur biasanya dipertahankan. Dalam karangan ilmiah logikanya diutamakan, sedangkan contok dikurangi atau ditiadakan.
2) Terjemahan bebas (free trantation). Penerjemahan bebas adalah penulisan kembali tanpa melihat tanpa aslinya. Biasanya merupakan parafrase yang dapat lebih pendek atau lebih panjang dari aslinya.
3) Terjemahan idiomatiuk (idiomatic translation). Dalam terjemahan jenis ini pesan bvahasa sumber disampaikan kembali tetapi ada penyimpangan nuansa makan karena mengutamakan kosa kata sehari-hari dan idiom dan tidak ada di dalam bahasa sumber tetapi bisa dipakai dalam bahasa sasaran.
II.5 Stemming
Stemming adalah proses menghilagkan imbuhan dari suatu kata dari suatu
dokumen atau query. Permasalahan utama dalam stemming adalah bagaimana mendapatkan kata dasar yang benar dari hasil pemenggalan imbuhan dari suatu kata jadian. Efektifitas algoritma stemming dipengaruhi oleh beberapa faktor: a. Kesalahan dalam proses pemenggalan imbuhan dari kata dasarnya. Kesalahan ini dapat berupa:
1. Overstemming: yaitu pemenggalan imbuahan yang melebihi dari yang
seharusnya.
Contoh: kata masalah menjadi masa. Kesalahan ini dapat timbul karena bentuk kata dasar yang menyerupai imbuhan.
2. Understemming: yaitu pemenggalan imbuhan yang terlalu sedikit dari
yang seharusnya.
Contoh: kata belajar menjadi lajar. Kesalahan ini dapat timbul karena kekurangan pada aturan pola imbuhan yang didefinisikan.
3. Unchange: yaitu kasus khusus dari understemming, dimana tidak terjadi
pemenggalan imbuhan sama sekali.
Contoh: kata telapak, setelah pemenggalan kata dasar yang didapat tetap telapak.
Spelling exception: yaitu huruf pertama kata dasar yang didapat tidak benar yang
diakibatkan dari pemenggalan awalan. Contoh: kata memukul menjadi ukul. Kesalahan ini dapat ditimbulkan karena ada beberapa imbuhan yang berubah bentuk ketika ditempelkan pada suatu kata dasar.
Misalnya awalan beR-, meN-, teR-, peR-, akan bergantung pada huruf pertama kata dasar dimana imbuhan tersebut ditempelkan
Contoh: ber- + ajar = belajar, pen- + lihat = penglihatan, pen- + sakit = penyakit. Atau sebaliknya ada imbuhan yang mengakibatkan huruf pertama kata dasar yang ditempelinya menjadi luluh. Misalnya meng- / peng- meluluhkan huruf ‘k’ ( Contoh: mengarang dari meng- dan karang) atau men- / pen- meluluhkan huruf ‘p’
b. Kekurangan dalam perumusan aturan penambahan imbuhan pada kata dasar. Hal ini dapat terjadi karena morfologi bahasa Indonesia yang kompleks, sehingga sangat sulit atau bahkan tidak mungkin untuk merumuskan aturan yang sempurna. c. Jumlah total aturan imbuhan yang didapat berhubungan dengan efektifitas proses temu kembali. Dimana semakin banyak pola penambahan imbuhan yang dapat dirumuskan, maka proses temu kembali akan semakin efektif.
II.6 OOP (Object Oriented Programming)
OOP (Object Oriented Programming) atau yang dikenal dengan Pemrograman Berorientasi Objek merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus ke dalam kelas-kelas atau objek-objek. Model data berorientasi objek dikatakan dapat memberi fleksibilitas yang lebih, kemudahan mengubah program, dan digunakan luas dalam teknik piranti lunak skala besar. Lebih jauh lagi, pendukung OOP mengklaim bahwa OOP lebih mudah dipelajari bagi pemula dibanding dengan pendekatan sebelumnya, dan pendekatan OOP lebih mudah dikembangkan dan dirawat.
II.6.1 Kelas (Class)
Kumpulan atas definisi data dan fungsi-fungsi dalam suatu unit untuk suatu tujuan tertentu. Sebagai contoh 'class of dog' adalah suatu unit yang terdiri atas definisi-definisi data dan fungsi-fungsi yang menunjuk pada berbagai macam perilaku/turunan dari anjing. Sebuah class adalah dasar dari modularitas dan struktur dalam pemrograman berorientasi objek. Sebuah class secara tipikal sebaiknya dapat dikenali oleh seorang non-programmer sekalipun terkait dengan domain permasalahan yang ada, dan kode yang terdapat dalam sebuah class sebaiknya (relatif) bersifat mandiri dan independen (sebagaimana kode tersebut digunakan jika tidak menggunakan OOP). Dengan modularitas, struktur dari sebuah program akan terkait dengan aspek-aspek dalam masalah yang akan diselesaikan melalui program tersebut. Cara seperti ini akan menyederhanakan pemetaan dari masalah ke sebuah program ataupun sebaliknya.
II.6.2 Objek (Object)
Membungkus data dan fungsi bersama menjadi suatu unit dalam sebuah program komputer. Objek merupakan dasar dari modularitas dan struktur dalam sebuah program komputer berorientasi objek.
II.6.3 Abstraksi (Abstract)
Kemampuan sebuah program untuk melewati aspek informasi yang diproses olehnya, yaitu kemampuan untuk memfokus pada inti. Setiap objek dalam sistem melayani sebagai model dari "pelaku" abstrak yang dapat 23 melakukan kerja, laporan dan perubahan keadaannya, dan berkomunikasi dengan objek lainnya dalam sistem, tanpa mengungkapkan bagaimana kelebihan ini diterapkan. Proses, fungsi atau metode dapat juga dibuat abstrak, dan beberapa teknik digunakan untuk mengembangkan sebuah pengabstrakan. \
II.6.4 Enkapsulasi (Encapsulation)
tersebut yang diberi ijin untuk mengakses keadaannya. Setiap objek mengakses interface yang menyebutkan bagaimana objek lainnya dapat berinteraksi dengannya. Objek lainnya tidak akan mengetahui dan tergantung kepada representasi dalam objek tersebut.
II.6.5 Polimorfisme (Polymorphism)
Melalui pengiriman pesan. Tidak bergantung kepada pemanggilan subrutin, bahasa orientasi objek dapat mengirim pesan. Metode tertentu yang berhubungan dengan sebuah pengiriman pesan tergantung kepada objek tertentu di mana pesa tersebut dikirim. Contohnya, bila sebuah burung menerima pesan "gerak cepat", dia akan menggerakan sayapnya dan terbang. Bila seekor singa menerima pesan yang sama, dia akan menggerakkan kakinya dan berlari. Keduanya menjawab sebuah pesan yang sama, namun yang sesuai dengan kemampuan hewan tersebut. Ini disebut polimorfisme karena sebuah variabel tunggal dalam program dapat memegang berbagai jenis objek yang berbeda selagi program berjalan, dan teks program yang sama dapat memanggil beberapa metode yang berbeda di saat yang berbeda dalam pemanggilan yang sama. Hal ini 24 berlawanan dengan bahasa fungsional yang mencapai polimorfisme melalui penggunaan fungsi kelas-pertama.
II.6.6 Inheritas (Inheritance)
Mengatur polimorfisme dan enkapsulasi dengan mengijinkan objek didefinisikan dan diciptakan dengan jenis khusus dari objek yang sudah ada objek-objek ini dapat membagi (dan memperluas) perilaku mereka tanpa harus mengimplementasi ulang perilaku tersebut (bahasa berbasis-objek tidak selalu memiliki inheritas).
II.7 UML (Unified Modeling Language)
UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem. Unified
pemodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan sekelompok perangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut. UML mulai diperkenalkan oleh Object Management Group, sebuah organisasi yang telah mengembangkan model, teknologi, dan standar OOP sejak tahun 1980-an. Sekarang UML sudah mulai banyak digunakan oleh para praktisi OOP.
UML merupakan dasar bagi perangkat (tool) desain berorientasi objek dari IBM. UML adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi. 25 UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan desain berorientasi objek oleh Grady Booch, Jim Rumbaugh, dan Ivar Jacobson. Namun demikian UML dapat digunakan untuk memahami dan mendokumentasikan setiap sistem informasi. Penggunaan UML dalam industri terus meningkat. Ini merupakan standar terbuka yang menjadikannya sebagai bahasa pemodelan yang umum dalam industri peranti lunak dan pengembangan system. UML menyediakan 10 macam diagram untuk memodelkan aplikasi berorientasi objek, yaitu :
1. Use Case Diagram untuk memodelkan proses bisnis.
2. Conceptual Diagram untuk memodelkan konsep-konsep yang ada di dalam
aplikasi.
3. Sequence Diagram untuk memodelkan pengiriman pesan (message) antar
objek.
4. Collaboration Diagram untuk memodelkan interaksi antar objects.
5. State Diagram untuk memodelkan perilaku objects di dalam sistem.
6. Activity Diagram untuk memodelkan perilaku Use Cases dan objects di dalam
sistem.
7. Class Diagram untuk memodelkan struktur kelas.
8. Object Diagram untuk memodelkan struktur object.
9. ComponentDiagram untuk memodelkan komponen object.
v
I.5 Metodologi Penelitian ... 4
1.6 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Bahasa Sunda ... 7
II.1.1 Ragam Hormat Bahasa Sunda ... 8
II.2 Bahasa Indonesia ... 9
II.3 Pengertian Kamus ... 10
II.3.1 Jenis-jenis Kamus ... 11
II.4 Translator ... 11
II.5 Stemming ... 14
II.6 OOP (Object Oriented Programming) ... 15
II.6.1 Kelas (Class) ... 16
II.6.2 Objek (Object) ... 16
II.6.3 Abstraksi (Abstract) ... 16
II.6.4 Enkapsulasi (Encapsulation) ... 16
vi
II.6.6 Inheritas (Inheritance) ... 17
II.7 UML (Unified Modeling Language) ... 17
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Analisis Sistem ... 19
III.1.1. Analisis Masalah ... 19
III.1.1.2 Analisis Aplikasi Sejenis ... 20
III.1.2 Analisis Basis Data ... 22
III.1.3 Analisis Algoritma ... 23
III.1.4 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional ... 26
III.1.5 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 28
III.2 Perancangan Sistem ... 42
III.2.1 Perancangan Struktur Menu ... 42
III.2.2 Perancangan Basis Data ... 42
III.2.3 Perancangan Antarmuka ... 43
III.2.4 Jaringan Semantik ... 46
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM IV.1 Implementasi ... 47
IV.1.1 Implementasi Perangkat Keras ... 47
IV.1.2 Implementasi Perangkat Lunak ... 47
IV.1.3 Implementasi Basis Data ... 48
IV.1.4 Implementasi Antar Muka ... 48
IV.1.5 Implementasi Antar Muka Menu Utama ... 48
IV.1.6 Implementasi Antar Muka Menu Indonesia – Sunda ... 49
IV.1.7 Implementasi Antar Muka Menu Sunda – Indonesia ... 49
IV.2 Pengujian Sistem ... 50
IV.3 Pengujian Beta ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan ... 65
V.2 Saran ... 65
67
[2] Rosidi Ajip, Djiwapraja Dodong. 1987. Polemik Undak Usuk Basa Sunda, Mangle Panglipur. Bandung.
[3] Sobarna, Cece. 2008. Kehidupan Bahasa Sunda Di Lingkungan Remaja Kodya Bandung, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Bandung.
[4] Ahira Anne. 2001. Kamus Bahasa Sunda Online, Diambil dari
www.anneahira.com/kamus-bahasa-sunda-online.htm pada Tanggal 11 April 2013.
[5] Prasetyo Budi. 2012. Pembangunan Aplikasi Kamus Bahasa Sunda Indonesia Pada Smartphone Berbasis Sistem Operasi Android, Tugas Akhir S1, SI-UNIKOM. Bandung. Diambil dari http://elib.unikom.ac.id pada tanggal 20 Februari 2013
[6] Sommerville ian. 2003. Software Engineering (rekayasaperangkat lunak) edisi 6 jilid 1, Erlangga, Jakarta.
[7] Sumardi Dadi. 1992. Tata Bahasa Sunda , Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
[8] Rosidi Ajip, Djiwapraja Dodong. 1987. Polemik Undak Usuk Basa Sunda Mangle Panglipur. Bandung.
[9] Badudu DR. J.S. 1985. Pelik-Pelik Bahasa Indonesi, Pustaka Prima, Bandung.
[11] Margareth King, 1983. Parsing Natural Language, Academic Press Inc. London.
iii
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “PEMBANGUNAN APLIKASI TRANSLATOR BAHASA INDONESIA – SUNDA BERBASIS MOBILE” sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Strata 1 Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu dan Teknik Komputer di Universitas Komputer Indonesia.
Dengan selesainya penyusunan laporan tugas akhir ini penulis banyak memperoleh dukungan, masukan dan bimbingan yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak selama penulisan laporan tugas akhir ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT atas rahmat, berkah dan izin-Nya saya bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini
2. Ibunda Noneng Sri Nurjamillah yang menjadi motivasi penulis dan Bapak Tatang Sunarlan sebagai orangtua, serta Lisna, Hendi dan Ganesh yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil dan doa yang tiada hentinya sehingga penulis bisa bertahan dan berpijak hingga saat ini
3. Bapak Galih Hermawan, S.Kom., M.T. selaku pembimbing, yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir
4. Irawan Afrianto, S.T, M.T. selaku reviewer yang telah banyak memberikan masukan dan arahan
5. Ibu Utami Dewi Widianti, S.Kom., selaku dosen wali IF-14 2009 selama penulis menempuh pendidikan di UNIKOM
iv semangat.
8. Untuk teman-teman IF-14 seperjuangan dan semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih banyak atas semua dukungan dan bantuannya hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis sangat menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Penulis juga berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Bandung, Januari 2014
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : WILDAN HAMDANI
NIM : 10109608
Judul Skripsi : PEMBANGUNAN APLIKASI TRANSLATOR BAHASA
INDONESIA – SUNDA BERBASIS MOBILE
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan tindakan meniru, menyalin atau menjiplak skripsi atau karya ilmiah yang telah ada. Apabila saya terbukti melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia untuk menerima sanksi yang diberikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dan berlaku di Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.