HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN BERAGAMA DENGAN
MOTIV ASI KERJA PADA PEDAGANG ECERAN
DI WILAYAH CIPUTAT TANGERANG
OLEH
UMMU ATHIYAH
NIM: 1971913397
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
DI SEKIT AR WILAY AH KECAMATAN CIPUTAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhl syarat-syarat mencapai
Gelar Sarjana Psikologi (51)
Oleh
UMMU ATHIYYAH
NIM:1971913397
Dibawah bimbingan
Pembimbing II
- \
セ@
l ···
セ]]セMMセMQ|lLMM
· ·\,
\·: セ[ZNZNセMMMG@
Dra.
sセイオイゥョL@
il1.Ag NIP. 150 289 483FAKULTAS PSIKOLOGI
UIN SY ARIF HIDA YA TULLAH JAKA . .RTA
1424H /2003 M
?ENGESAHAN UTIAN
Skripsi yang berjudul "HUBUNGAN ANT ARA KOMITMEN BERAGAMA
DENGAN MOTIVASI KERTA PADA PEDAGANG ECERAN D! SEKITA.
\VILA Y AH CIPUT AT" telah diujikan dalam sidang mimaqasyalz Fakultas Psikologi UlN Svarif Hidavatullah lakarta pada tanggal 10 Februari 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program strata 1
(51) pada Fakultas Psikologi.
Dekan/
Ketua Merangkap Anggota
Ora. Hj. Nettv Hartati, 1vl.5i 'JIP. 150 021 5938
Pembimbing I
Dra. Hj. Nettv Hartdt1, M.51 '.'IP. 150 021 593S
Penguji 1
Drs. Soliand1 Zakana. M.51.
r
Ciputat, 10 Februari 2004
Sidang Munaqasyail,
Anggota:
IX
Pembantu Dekan/ Sekretaris M ·· ngkap Anggota
Pembimbing II
Penguji II
」ゥャセ@
J
/
セCャs@
;_aJ1
(;;JLlll) j--JI
,y
J>-1
セi⦅Lセ@
..:r-<J
Kesa/7rm111 bagaikll// bua!z s/zibir, pn!zit msrnzya
Telnpi akibat11yn lebi/z mrmis daripadn madu
.j
l_.,;
セ@
J
c:-L,.,;
L
セ@
セ@
l
r-1'3
Ij
Li
J
(;JLlli)
.JI_..)1
j
_,.l<>)
セlZNNNLNL@
\JI
セI@
r'
J:>)Z^セ|I@
<J°
y-)NL|sセ@
Anda tidak aka11 111eudapatkm1 ilmu kernali de11gm1 enam perkam. Saya akan
mrnje!askmz kepada anda de11gm1 ri11ci, yaitu : kecerdasmz, m11bisi, keswzggulzll//,
KATA PENGANTAR
143-.)ll
セIャャ@
11
セ@
Hanya pada-Nya kita patut bersyukur atas karunia yang telah dilirnpahkan,
sehingga segala urusan dapat terselesaikan dan segala cita-cita dapat terwujud.
Dialah Rabb vang marnpu rnernberikan pendidikan terbaik bagi hambanya yang
lemah, Dia tidak pernah mendidik hambanya untuk berperilaku manja dan tak
henti-hentinya Dia mernperingati hambanya untuk selalu bekerja keras agar dapat
meraih segala angan dan cita-cita, dan kerja keras itu tidak lepas dari berbagai
cobaan dan ujian yang kadang me!e!ahkan narnun berbuah kernenangan bagi
orang-orang yang berkernauan kuat untuk rnenjalaninya.
Selawat dan salam atas Nabi Muhammad Saw yang telah rnernberi teladan
cara bekerja dan berusaha yang baik kepada urnatnya, baik melalui sabda-sabda
yang verbal maupun perilaku nyata.
Terselesaikannnya penu!isan skripsi ini merupakan kernenangan atas kerja
keras yang penulis lakukan yang berbuah kebahagiaan. Ucapan terirna kasih yang
tak terhingga penulis persernbahkan kepada buah hati tercinta "Said Averrous
Saloom" dan suami tercinta Kak "Gazi Saloorn"yang selalu menjadi penyemangat di
setiap waktu.
Tidak lupa pula ribuan terirna kasih juga penulis sampaikan pada semua
pihak yang telah rnembantu penu!is sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
2. Dra. Sururin, M.Ag selaku pembimbing skripsi 11
3. Segenap dosen Fakultas Psikologi UlN Jakarta yang telah rnemberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis sehingga sarnpai kepada batas akhir perjalanan
akademik.
4. Segenap staff Fakultas Psikologi U!N Jakarta yang telah membantu
kelancaran penyelesaian kuliah terutama dalam urusan administrasi.
5. Perpustakaan UIN Jakarta, perpustakaan Ul, dan Perpustakaan Iman Jama'
yang telah memberikan akses untuk mendapatkan buku-buku rujukan yang
berkaitan dengan penulisan skripsi ini.
6. Teman-teman terdekatku, terutama Dita dan Zumratin yang senantiasa
memberikan dorongan dan motivasi untuk penyelesaian tugas akhir
akademik ini.
7. Para pedagang di Pamulang dan Ciputat yang telah bersedia menjadi
respondent untuk uji coba item maupun untuk penelitian yang
sesungguhnya.
8. Orang Tua Penulis, Drs. Kurtubi dan lbunda, Faizah, yang telah
membesarkan penulis dan senantiasa bercloa demi kelancaran belajar di UIN
Jakarta.
q A'a Fathur dan adik-adik vang telah memberikan dorongan moril maupun
spiritual kepada penulis sehingga penulis dapat bertahan sampai ke akhir
akademik.
10. Semua pihak terkait yang telah membantu, baik secara langsung maupun
tidak langsung, moril maupun materil, demi kelancaran penulisan skripsi ini.
semoga amal baik anda diterima Allah SWT dan dibalas dengan ganjaran
vang setimpal.
Sebagai manusia, penulis tidak bebas dari kekurangan dan kekhilafan,
karenanya skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan. Karena itu, saran dan kritik
dari semua pihak sangat dibutuhkan.
Ciputat, 29 September 2003
Ummu Athiyah
Hal.
KATA PENGANTAR ...... .
DAFT AR ISi ... ... ... ... ... ... ... iv
ABSTRAKSI . . . .. . . VJ DAJCTAR TAB EL... vii
LEMBAR PENGESAHAN... .. . . .. . . ... . . .. . . .. .. . . .. viii
PENGESAHAN UJIAN... ... . . .. . . .. ... 1x
BAB I PENDAHULUAN A. La tar Belakang MasaJah... .. . . .. . . . ... . .. . . .. . ... . .. . . ... ... 1
B. Perrnasalahan... 7
C. Definisi Operasional... 8
D. Tuiuan dan l'vlanfaat Penelitian .. ... . . ... ... .. . . .. . ... . . ... 9
E. Sisternatikan Pernbahasan ... 11
BAB II L;\NDASAN TEORI A. Agama dan Keberagarnaan 1. Pengertian Agama dan Keberagamaan... . . . ... 13
2. Pengertian Komitmen Beragarna... .. 16
3. Dimensi-Dimensi Beragama... .. . . .. . . .. ... . .. . .. . . .. 17
B. l\loti vasi Kerja 1. Motivasi. ... 21
2. Kerja ... 23
3. Motivasi Kerja ... 27
C. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Motivasi Kerja ... 28
D. Hubungan antara Komitmen Beragama dan Motivasi Kerja ... 30
E. Pengajuan Hipotesis ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A Variabel Penelitian... .. . . 34 B. Karakteristik Subyek... 35
C. Teknik Sampling... 36
D. Teknik dan lnstrurnen Pengumpulan Data . . . .. . . . ... .. . . . ... 3o
E. Uji Coba Alat Ukur... 39
F. Teknik Analisa Data... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46 B. Analisis Hasil Penelitian... 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... . 57
B. Diskusi... ... .. . . .. . . .... .. . . .. . . .. . . .. . . .. 58
C. Saran-Saran... 60
DAFT AR PUST AKA LAMPIRAN-LAMPJRAN
Karya Ummu Athiyah
19719133397, berisi 60 halaman
15 Tabel
ABSTRAKSI
Telah banyak ahli yang menyatakan bahwa agama sebagai sebuah sistim nilai dapat dikategorikan sebagai salah satu faktor yang berperan penting dalam menurnbuhkan motivasi kerja. Sebab, ternyata ajaran-ajaran agarna tidak hanya menganjarkan hal-hal yang bersifat ketuhanan dan ritual semata, melainkan juga rnengatur hal-hal yang bersifat keduniawian, dimana agama juga mengarahkan individu rnenuju peni.ngkatan atau pencapaian puncak prestasi dalam bekerja.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tingkat komitmen beragama seseorang berkaitan juga dengan tingkat motivasi kerjanya, dengan mengambil sample para pedagang eceran yang berusaha di sekitar wilayah Ciputat, dengan mengarnbil sample yang berjumlah 99 orang.
Untuk mengukur tingkat komitmen beragama subyek, maka pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala komitmen beragama yang didasarkan pada teori Clock dan Stark ,·ang di dalarnnya terdiri dari lirna dimensi beragama vaitu dimensi ideologv, dimensi ritual, dimensi pengetahuan, dimensi pengalaman, dan dimensi konsekuensi. Sedangkan untuk mengukur tingkat motivasi kerja digunakan skala motivasi berprestasi dalam bekerja berdasarkan teori dari David Mc.Clelland yang mengemukakan cirri-ciri orang yang memiliki motivasi berprestasi dalam bekerja tinggi adalah orang-ora11g ya11g 1nen1i]jki rasa tanggung jatvab yang tinggi ter11adap pekerjaannya, menyukai tantangan, rnemilih tugas moderat (melakukan tugas sesuai dengan kemampuanm·a sehingga terrnpai cita-c·itarn·a) mengharapkan urnpan balik segera, dan n1erdsa kedsyikan pada tugas.
Berdasarkan perhitungan statistic product moment dan Pearson dengan menggunakan SPSS 11.00, diperoleh hasiJ 0, 532 pada taraf signifikansi 0,01, ha! ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang signifikan antara kornitmen beragarna dengan rnotivasi kerja para pedagang eceran di sekitar wilayah ciputat. Sedangkan untuk hasil tambahan, dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat, diperoleh hasil 1,208 untuk rnengetahui ada t1daknya perbedaan tmgkat komitrnen beragama antara laki-laki dengan permepuan, dan
1,312 untuk tmgkat motivasi kerja antara laki-laki dengan perernpuan. Angka ini lebih keol danpada n!la1 chi kuadrat di table dengan taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat d:kataf.can bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dengan perernpuan dalam tingkat komitmen beragama mau pun tingkat rnotivasi kerja.
Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel ..
u
Tabel 4.2Tabel 4.3 Tabel4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6
Tabel 4.7 TabeJ 4.8
Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11
DAFTAR TABEL
Bobot nilai ... .
Blue Print Komitmen Beragama ... . Blue Print !'vlotivasi Kerja ... . Hasil Uji Alat Ukur. ... . Blue Print Item Valid Komitrnen Beragama ... . Blue Print Item Valid Motivasi Kerja ... . Data Jen is Kelamin ... . Usia Respond en ... . Status Respond en ... . Lama Berusaha ... . Asal Daerah ... . Ti:ngkat Pendidikan ... . Korelasi Person ... . Interval Nilai Penghitungan lvledian Kuartil Kornitmen Beragama ... . Kategori Nilai Kuartil Komitrnen Beragarna ... . Interval NiJai Penghitungan Median Kuartil Motivasi Kerja .. . Katergori Nilai Kuartil Motivasi Kerja ... . Tabel 4.12 Garnbaran Umum Tingkat Komitmen Beragama Berdasarkan
36
37 37
40
42 43
47
47
48 48 49 49 50
52 52 53
54
Jenis Kelamin... ... 55 Ta be I 4.13 Hasil Nilai Chi-Square Komitmen Beragama.. ... ... ... 55 Tabel 4.14 Gambaran Umum Tingkat Motivasi Kerja Berdasarkan Jenis
Kela min... 56 Tabel 4.15 Hasil Nilai Chi-Square Motivasi Kerja... 56
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemauan orang berbeda-beda dalam mencurahkan energi dan antusiasme
dalam bekerja dan berusaha. Orang yang memiliki kemauan kuat dan ulet dalam
bekerja cenderung dinilai sebagai orang yang memiliki motivasi kerja yang tinggi.
Sedangkan orang yang bekerja dengan tidak sungguh-sungguh cenderung dinilai
sebagai orang yang memiliki motivasi ke1ja rendah. Motivasi kerja yang tinggi dapat
menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi yang pada gilirannya dapat
berdampak positif bagi terciptanya kesejahteraan. Sebaliknya, orang yang bekerja
dengan motivasi yang lemah berharap akan cepat meraih keberhasilan dan
keuntungan besar dalam usahanya, tanpa menunjukan komitmen dan tanggung
jawab yang tinggi dalam menunaikan tugas pekerjaannya.1
Dari paparan diatas, timbul pertanvaan "!v!engapa orang menampilkan suatu
peri!aku tertentu diantara banyak <llternatif perilaku yang lain dalam bekeqa?
Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang terkait erat dengan konsep "motivasi".
lstilah motivasi mengacu pada sebab atau mengapa orang berperilaku. Para
psikolog membatasi konsep motivasi sampai pada faktor-faktor yang menguatkan
1 Firdaus Effendi. et. at (cd), 1\ii/ai
dan .\.fakna Kerja Da/an1 lsia111, (Jakarta: Nuansa 1\tfadani.
Motivasi merupakan konsep teoritis yang memiliki definisi yang luas dan
mencakup dorongan-dorongan dalam diri individu dan bukan merupakan ciri-ciri
dari tindakan atau perilaku, melainkan lebih kepada sesuatu vang menggerakan
organisme untuk bertindak
Ten tang ha! itu, J'vliller dan Dollard berpendapat, "Motiuatio11 is not a feature or
aspect of action but rather that wlziclz moves the orga11ism to action."3
Dalarn perkembanganny a, istilah motivasi berperan pen ting dalarn mencapai
efektifitas dan produktivitas kerja yang lebih baik, sehingga dikenal istilah "motirnsi
kcrjn". Rabindra dan Manuel l\.lendoca merumuskan motivasi kerja sebagai berikut
"f Vork 1110til'atio11 is comidered a basic psychological process w/1icl1 explai11 rulzy employees
bclzauc as tlzcy do in tlze work-place." ' Motivasi ke1ja adalah proses dasar psikologis
yang menjelaskan mengapa seseorang melakukan perilaku tertentu di tempat kerja
mereka.
Memotivasi seseorang daiam bekerJa bukan perkara yang mudah, karena
dihadapkan dengan banyak faktor yang mempengaruhi sikap kerja . Sikap kerja
seseorang ini merupakan masalah yang sangat berpengaruh terhadap hasil usaha
yang merupakan konsekuensi dari dua faktor berikut ini:
:.: A!kinson. Rita L_ el. al.. ied). Peneantar i<v1kolo.ei Ci11u111 Ji/id Ji (tc(j). ( Jakaru1: Erlangga_ 19911 Cetkc-1 h.5
_;Robert C Bolles. tゥAL⦅LLLLセQᄋ@ LセOBNャNA QQ イセQᄋ。ゥQBAON@ ( NC\\ l'ork: Harper 8: RO\\- Publishers. 1967 _) ..
3
l. Faktor di dalam diri seseorang itu sendiri (intrinsik\
Adapun faktor intrinsik ini terdiri dari :
a. Sifat-sifat pribadi yang melekat sebagai unsur kepribadiannya
b. Sistem nilai yang dianut
c. Cita-cita dan masa depan yang diinginkan.
2. Faktor yang ada di luar diri individu (ekstrinsik) Misal insentif, reward, dan
lain sebagainva.3
Faktor-faktor intrinsik berupa sistem nilai yang dianut ataupun keyakinan
individu rupanya tak kalah pentingnya dengan faktor-faktor ekstrinsilf yang
berperan penting dalam menumbuhkan motivasi kerja seseorang, hal ini dibuktikan
lewat sebuah Penelitian survey dari 1512 pengusaha di Amerika yang dilaksanakan
pada tahun 1985 mengungkapkan bahwa 68 % dari mereka percaya bahwa
keyakinan keagamaan mereka mempengaruhi cara mereka dalam memperlakukan
para pekerja.
Survey lain di Amerika menunjukan bahwa tingkat keyakinan beragama
ternyata lebih mendalam pada pekerja non manajerial (pedagang) daripada pekerja
manajeriai.'
Senada dengan hasil penelitian diatas, Mc. Clelland (1961) menemukan
bahwa orang-orang yang beragama Protestan memiliki motivasi berprestasi yang
·
-•1 }\abindra N Kanuneo_ ct al. (cd) _ f1'ork _·\/otivation: litodels For Developing Countries, (
Ole\\ Delhi: Sage Pub!Jcation. 199-1 ) Vol. l p. 16.
5
\\'ahyoso1nidjo_ A."epe111ilnpinan dan .\forivasi, ( Jak::irta: Ghalia Indonesia, 1987) Cet. Ke-3_
Ji. I It>.
tinggi. Hal ini dikarenakan ideologi protestan yang menanamkan doktrin-doktrin
vang cenderung mempengaruhi motivasi berprestasi. Menurut Mc. Clelland,
motivasi berprestasi yang tinggi pada umat protestan telah memberikan kontribusi
pada peningkatan motivasi kerja para pemeluknya yang pada gilirannya
rnenumbuhkan semangat kapitalisme.7
Pendapat Mc. Clelland tersebut merupakan pembenaran terhadap tesis
Weber. Mc Clelland ingin menunjukkan bahwa ideologi Protestan telah
meningkatkan perkembangan ekonomi melalui peningkatan kebutuhan berprestasi
di kalangan pengikutnya. 8
Dari kenyataan dan fakta di atas, dapat dinyatakan bahwa agama sebagai
sebuah sistem nilai dapat dikategorikan sebagai satu faktor yang berperan penting
dalarn menumbuhkan motivasi kerja. Sebab, agama berisi keyakinan-keyakinan
yang di dalamnya terdapat pandangan-pandangan ataupun doktrin-doktrin yang
menawarkan konsekuensi-konsekuensi perilaku ke1ja kepada para perneluknya dan
mengarahkan individu menuju peningkatan atau pencapaian puncak prestasi dalam
bekerja.
Clifford Geertz menyatakan bahwa agama adalah sistem simbol \·ang
berperan membangun
perasaan
danmotivasi
yang berpengaruh dalam diri manusia.9 Dalam makna yang sama, Weber mengatakan bahwa agama mempengaruhi sikapRoss Buck. Human Molivalion & Emo/ion. I New York: John Wille• & Sons. 1988 l.
Vo1.2 .. p. 383.
'Ibid
9. Robert N Bellah, Beyond Belief :.\Jenemukan kembali . .Jgama (1 er;J. ( Jakana:
5
praktis manusia terhadap berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini,
konsepsi agama mempengaruhi pembentukan tujuan dan hukum yang mengatur
sarana, dan struktur nilai umum yang mempengaruhi pilihan dan keputusanY'
Dari penelitian-penelitian yang membuktikan bahwa agama berperan
penting dalam peningkatan motivasi keija maka kemudian akan menjadi ironis
ketika dikaitkan dengan kondisi kerja masyarakat Indonesia yang mayoritas
penduduknya memeluk agama Islam, ternyata dari data yang ada, tampak dengan
jelas, bahwa dalam level perekonomian nasional, para pengusaha muslim yang
berhasil menjadi pengusaha besar dan bermodal kuat masih terbilang sedikit bila
dibandingkan dengan pengusaha keturunan asingn
Kondisi kerja penduduk pribumi yang sebagian besar memeluk agama Islam
masih tergolong lemah ini, kemudian menimbulkan pertanyaan apakah dipengaruhi
oleh faktor agama khususnya agama Islam, padahal bila dikaji dengan teliti maka
akan didapatkan bahwa perspektif Islam yang komprehensif secara tegas menolak
pemisahan antara yang sakral (dimensi ukhrowi kerja) dan yang profan ( dimensi
duniawi kerja ); antara ibadah dan kerja, jad1, takut kepada Allah dan tanggung
jawab yang dipikul dihadapan-:\\'a, dipandang umat Islam, mencakup
tindakan-tindakan beribadah dan sekaligus kerja dalam pengertian biasa,12 Hal ini
sebagaimana diterangkan dalam firman Allah surat Al Qashas, ayat 77:
10 ·1'ho1nas F O'Dea.
5:osio!of!i -l'Zanrn 1Teri!. ! Jakarta: PT_ Raia Grafindo Pcrsada. 1995).
Cet ke- b, It 21.
11
Ali Sumauto Alkindi, Beker/a Sehagm Jhadah, HsッャッセcvN@ Ancka, 1996 ), Cct. Ke-l, h.33.
/ / f / 11..) .:>..- .... / IJ / .... I "
l.,S
013
TSセQ@
0:'
[セイゥᄚLL@
,.,_, 'w:.;
ll
QoY,,._
|QQZIQセQ@
-".ilil
セi@
\
ッ
P
⦅セ@ セQNj@
セセQセNヲB@
'1'..t1/0J
0:J0i
セ@ ェHセN|Q@
J;i
\.r
3ZセQスQセNBNFQ@
セ@
/ . /
Artinva: "Dan (ilri!a!z apa ya11g tela!z dikarn11iakan A/lnlz kepndamu, (kebn!zagiamz) ncgcri aklzirat, dmz ja11ganlalz kamu melupakmz bagimzmu dnri (ke11ik111ata11) dzminwi, dmz berb11at
baikla!z (kcpada ora11g lain) scbagaima11a Alla!z tcla!z bcrbuat baik kepad1w1u, da11 ja11ga11/a/1
kanzu 「・イ「オLセエ@ ォ」イオウ。ォゥセョ@ di 1nukt:z bu111i. Scsungguluzya lilf,1h tidi7k nzcn_i;ukai ora.ng--0rang
yang suka bcrb11al kerusakmz."
]slam juga menjanjikan balasan yang setimpal atas segala usaha yang
dilakukan manusia Hal ini sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an Surat
An-Najrn ayat 39-41:
Artinya : "Dan ba!zwasa11ya scormzg 111m1usia tiada 111cmpero!elz selain apa yang
tclaiz diusa!zakmmya, dan balzwasanya usalza11ya itu kclak akmz dipcrlilzalkmz kcpadmzya ,
ke11111dim1 nkmz dibcri balasmz kcpadmzya dcngmz balasan yang paling sempunza."
lslam juga memberikan batasan-batasan tertentu kepada para pemeluknya
mengenai cara kerja yang sarat dengan etika kerja yang baik, dan dapat
mengantarkan umatnya menjadi manusia yang berkualitas.
Manusia yang berkualitas menurut Islam adalah manusia vang mengetahui
tujuan hidup jangka pendek yaitu kebahagiaan hidup di dunia, dan h1juan hidup
7
tujuan hidupnya, rnanusia harus berjuang dan bekerja keras di dunia ini, sesuai
dengan tuntunan Allah dan rasul-Nya.L'
Berangkat dari pemikiran bahwasanya agama sebagai aspek ruhaniah
rnanusia rnengajarkan para perneluknya untuk bekerja keras, maka penulis tertarik
untuk rneneliti seberapa besarkah hubungan yang terkait antara kevakinan
seseorang terhadap agarnanya dengan motivasi kerja yang dirnilikinya.
B. Permasalahan
1. Pembatasan Masalah
Permasalahan dalarn penelitian ini dibatasi hanya pada kornitrnen
beragarna dan rnotivasi kerja yang dirniliki oleh para pedagang muslim di
kawasan Ciputat, serta hubungan antara komitrnen beragarna dengan
rnotivasi kerja para pedagang tersebut.
Adapun komitrnen beragama dalarn penelitian ini dibatasi pada lirna
aspek yang akan diukur, sedangkan motivasi kerja yang akan diukur di
dalam penelitian ini terbatas pada motivasi berprestasi para pedagang dalam
bekerja dengan rnerujuk pada teori rnotivasi berprestasi dari David \le.
Clelland.
13
2. Pemmusan Masalah
Berdasarkan pernbatasan masalah di atas, maka permasalahan yang
menjadi pertanyaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
l. Bagaimanakah tingkat komitmen beragama yang dimiliki oleh para
pedagang muslim yang berusaha di kawasan Ciputat tersebut?
2. Bagaimanakah tingkat motivasi kerja yang dimiliki para pedagang
muslim di kawasan Ciputat tersebut?
3. Apakah ada hubungan atau keterkaitan yang positif antara komitmen
beragama dengan motivasi ke1ja ?
C. Definisi Operasional
Ada pun definisi operasionalnya adalah sebagai berikut:
1. Komitmen Beragama adalah keterikatan seseorang terhadap agamanya untuk
rnelaksanakan segala sesuatu yang dituntut dalam agarnanya tersebut14 Dan
sejauh rnana seseorang berperilaku sesuai dengan ajaran agamanya, maka hal ini
akan rnenunjukan tingkat komitmen beragamanya. Menurut Clock dan Stark,
untuk mengetahui tingkat komitmen beragama seseorang, bisa dilihat dari lima
dimensi berikut:
1) Dimensi keyakinan (ldeologis)
2) Dimensi praktek agama (ritual)
14
Roland Robertson ( ed). A e-l11na: J)a/an1 Analisa dan InterJJratasi .._()o.\·io/of.!is, (Jakarta: PT .
9
3) Dimensi pengalaman (eksperiensial)
4) Dimensi pengetahuan agarna (lntelektual)
5) Dimensi konsekuensi
Kelima dimensi ini kemudian disesuaikan dengan tiga prinsip dasar yang
ada dalarn . ..\gama Islam sebagairnana dikernukakan oleh Yusuf Qardhawi, tiga
prinsip itu adalah sebagai berikut:
L Aqidah
2. Syari'atjlbadah
3. Akhlak
2. Motivasi kerja adalah istilah yang digunakan dalam bidang perilaku guna
menerangkan kekuatan-kekuatan yang terdapat pada diri seseorang, yang
rnenjadi penyebab timbulnya tingkat, arah, dan persistensi upaya yang
dilaksanakan dalam hal bekerja.is Menurut MC. Clelland, motivasi berprastasi
yang tinggi ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
1) tvlenvukai tantangan dan merniliki hasrat yang kuat untuk bertanggung
1awab terhadap pernecahan masalah, dan menunujukkan perilaku yang lebih
berinisiatif dMipada kebanyakan orang.
2) Berkecenderungan untuk memilih tugas-tugas dengan taraf kesulitan atau
resiko moderat.
3) Merniliki keinginan yang kuat untuk rn,endapatkan urnpan balik yang tepat
dengan segera pada tarnpilan tugas rnereka.
4) Mereka cenderung asyik sekali dengan tugas, sarnpai tujuan rnereka tercapa.i
dengan sukses.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sebagairnana tersirat dalarn latar belakang dan perurnusan rnasalah di
alas, rnaka penelitian ini bertujuan untuk:
1) Mengetahui tingkat kornitrnen beragarna pekerja atau pedagang rnuslirn
2) Mengetahui tingkat rnotivasi kerja seorang pectagang eceran yang nota
bene beragarna Islam.
3) Melihat keterkaitan antara kornitrnen beragarna dengan motivasi kerja
4) Mengetahui perbedaan tingkat motivasi kerja antara yang rnerniliki
komitmen beragarna tinggi dengan yang rnemiliki komitrnen beragama
rendal1.
2. Manfaat Penelitian
Dari segi manfaat, penelitian ini diharapkan dapat mernberikan sumbangan
pernikiran, baik yang bersifat teoritis rnaupun yang bersifat praktis.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat rnernberikan konsep dan
11
organisasi. Kemudian secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi usaha peningkatan motivasi kerja ummat Islam, khususnya bagi
ummat Islam yang bekerja sebagai pedagang, sehingga dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk rnenentukan langkah-langkah yang Iebih effektif Iagi
dalarn rangka upaya rnenurnbuhkan semangat dan rnotivasi kerja urnrnat Islam
agar tidak menjadi ummat yang tertinggal.
D. Sistirnatika Pernbahasan
BABI
BAB II
BAB III
Mencakup Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
masalah, permasalahan, definisi operasional, perurnusan rnasalah,
tujuan dan rnanfaat penelitian, dan sistimatika pernbahasan.
Mencakup Landasan teori yang yang rneliputi pengertian tentang
agarna dan keberagarnaan, pengertian ten tang komitmen beragama,
dirnensi-dimensi komitmen beragama, pengertian kerja, teori
tentang rnotivasi kerja yang meliputi pengertian tentang motivasi
kerja ditinjau dari sudut psikologis, serta faktor-faktor yang
rnernpengaruhi motivasi kerja, hubungan antara kornitmen
beragarna dengan rnotivasi kerja, dan hipotesa.
Memuat tentang metodologi penelitian yang rneliputi : variabel
penelitian, populasi dan pengarnbilan sampel, karakteristik subyek
penelitian, teknik pengumpulan data dan IPD, dan Teknik Analisa
BAB IV
BABV
Memuat tentang hasil penelitian yang terdiri dari: pelaksanaan
penelitian, hasil pengumpulan data, dan Analisis hasil penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Agama dan Keberagamaan
1. Pengertian Agama dan Keberagamaan
Secara sederhana, pengertian agama dapat dilihat dari sudut kebahasaan
(etimologi) dan sllliut istilah (terminologi). Namun untuk meraih kesepakatan
mengenai pengertian agama secara tenninologis bukan ha! yang mudah, karena
telah banyak para ahli yang mencoba untuk mendefinisikannya sehingga rnakna
kata agama itu sendiri sudah mengandung muatan subyektifitas dari orang yang
mengartikannya. Oleh karena itu sebelum membahas pengertian agama secara
terminologi maka ada baiknya lebih dulu mengartikan agama dari sudut
kebahasaan. Secara kebahasaan, agama berasal dari kata Sansekerta. Satu
..,,..__
pendapat mengatakan bahwa kata itu bersusun dari dua kata yaitu : "A" vang
berarti "Tidak" dan "Garn" yang berarti pergi, jadi tidak pergi, tetap ditempat,
diwarisi turun temurun. Ada lagi yang berpendapat bahwa agama berarti teks atau
kltab suci. Kemudian dikatakan lagi bahwa agama berarti tuntunan.''
Kata" Agama" dalam Bahasa inggris adalah religion. Dalarn kamus Oxford
karangan A.5. Hornby religion dirurnuskan sebagai berikut:
1. "Belief in God as Creator and controller of t/ze uniuerse" ( kepercayaan pad a Tuhan
l-1
2. "System of Fait/z and Iuorslzip based on suc/z belief" (Sistern kepercavaan dan
penyembahan didasarkan atas keyakinan tertentu).
Menurut James V linden, secara etimologi agama dapat diartikan sebagai
berikut: Religion fimdammtally means tlze recognition of mmz's dcpcndczzce on God and a
liuing up to the obligations tlwt mmz's dependence on God imposes. 17
Menurutnya secara mendasar agama dapat diartikan sebagai kevakinan
individu yang mengakui akan adanya Tuhan dan menjalankan kewajiban-kewajiban
yang diyakini sebagai ketentuan-ketentuan Tuhan.
Ajaran Islam sendiri menyebut lslarn itu sebagai Oiin. Disarnping itu ada
pula kata millat dan ibadah. Diin dalarn bahasa Sernit berarti undang-undang atau
hukum. Dalarn bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, rnenundukkan,
patuh, hutang, balasan, kebiasaan. Diin memang membawa peraturan-peraturan
yang merupakan hukurn yang harus dipatuhi, menguasai diri seseorang dan
membuat ia tunduk dan patuh kepada Tuhan dengan menjalankan apran-ajaran
Oiin itu, membawa kewajiban-kewajiban vang kalau tidak dijalankan menjadi
hutang, kewajiban dan kepatuhan membav;a paham pembalasan."
. .\dapun di dalam Al Quran Al Kariirn surat Ar-Ruurn ayat 30, Allah SWT
menetapkan agarna sebagai fitrah yang tersimpan di lubuk jiwa manusia.
16 Han1n Nasuti on.
Jsla111 f)i1injau f)ari Fierhagai . 1s11eknn1. Ji lid L ( Jak:irt:i : Lil Press. 1985'
Cct. ke-5. ! .. ,.
Qセ@ Jan1cs \'.Linden SJ. et.al.. The 1:u11dan1enru! イセヲAセ・OゥァゥッョL@ {Chicago. l:niycrsii-_, Press.
1956), Vol-1.p. 243.
18
_;Ll
:)1 jiil
セセM
セセ@
セGBZゥャャ@
セS@
セlNA@
- - ....;::: -a - / I - l
:-·
, r
':l
.
tJ\
.':C\
'·<l /·_-:0\\
···:i.i1
cill:i
オセ@ セ@
_)-'--'
U:::-'
..J (::;:-' ....>:: , ,Artinya: "Hadapkmzlalz wajalzmu dengmz lurus kcpnda agama Allah; tctaplrn11lalz
Mas fitralz Allah yang telnlz mrnciptnkmz mmwsia scsuai dcngmz fitralz itu."
Hal di atas bukan untuk pembuktian atau argumentasi, melainkan untuk
menegaskan bahwa Islam adalah agama yang pertama kali menemukan dan
menandaskan agama sebagai kebutuhan fitri. Berbagai teori dan konsep mengenai
ha! ini muncul mula-mula pada abad 17, kemudian pada abad ke 18 dan 19,
sedangkan Al Quran telah menandaskanva dalam firman Allah seperti tersebut di
atas sejak 15 Abad yang JaJu19
Menurut Robert H. Thouless agama didefinisikan sebagai sikap atau cara
penvesuazan diri terhadap dunia yang mencakup acuan yang menunjukan
lingkungan yang lebih luas daripada lingkungan dunia fisik yang terikat ruang dan
waktu20
Harun Nasution menyimpulkan tentang intisari vang terkandung dalam
pengert1an-pengertian te11tang agama. ivienurutnya agama mengandung arti ikatan
vang harus dipegang dan dipatuhi manusza. lkatan 1111 mempunvai pengaruh besar
sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. lkatan itu berasal dari suatu
- - · · - - - MMMMMMMMセ@
セᄋヲオョ。、ィ。@ lv1unahari. j>er.,JJeCi!/ .·lL(jura11 Tentang .\/anu:·:ia dan .·lga111a (Tc1j).
(8:1ndung:\1i/.:ln.199X. Cet.kc-10. h . ..!5
'"Robert H. Thouless. Pengan1ar Psiko!ogi. lgama (Terj). (Jakarta : PT. Raja Grafindo
16
kekuatan yang lebih tinggi dari manusia."
Sebenarnya perbedaan istilah antara "Agama" dan "Keberagamaan"
tidaklah terlalu jauh, yaitu antara sesuatu yang dinyatakan dengan kata benda dan
kualitas pengalaman yang ditandai dengan kata sifat.02
Agama sebagai suatu ajaran disebut "Agama", sedangkan agama sebagai
suatu kevakinan disebut "Keberagamaan"
2. Pengertian Komitmen Beragama
Istilah komitmen berasal dari bahasa lnggris yaitu "Commitment". Dalam
karnus Oxford karangan A.S. Hornby istilah commitment diartikan sebagai berikut:
1. E11trust, giPc up, hand 01>er to: perwya, tu11duk, bersera/z diri
2. lv1ake one self responsible; bcrarti : membuat diri orang bertanggung jawab.
3. (ejten reflex) Pledge; Bind (oneself) berarti: bersumpa/z dmz mengikat diri.
Untuk mendefinisikan komitmen beragama secara tepat, maka kita perlu
juga untuk melihat pada makna keberagamaan. Telah banyak para ahli yang
mencoba untuk mendefinisikan makna keberagamaan dan diantaranva adalah
Glock & Stark yang menyatakan bahwa untuk mengatakan bahwa seseorang 1tu
beragama maka keyakinan terhadap doktrin-doktrin agama, etika hidup, kehadiran
dalarn acara peribadatan, pandangan-pandangan, dan banyak lagiJindakan adalah
kondisi-kondisi yang kesemuanya itu dapat rnenunjuk kepada ketaatan dan
" Ahmad Abdul Madiid. Dirasah Js!am(vah, (Jakarta : Gamda Buana Indah. 2000). Cct.
komitmen beragama"
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komitmen
beragama dapat didefinisikan sebagai keterikatan seseorang terhadap agarnanya
untuk rnelaksanakan segala sesuatu yang dituntut dalam agarnanya tersebut.
3. Dimensi- Dimensi Beragama
Menurut Glock & Stark, Komitrnen beragama clapat dilihat clari lirna dimensi
yaitu:
1) Dimensi keyakinan (Ideologis)
Dimensi ini berisikan pengharapan-pengharapan dimana orang ,·ang religius
berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu, dan mengakui kebenaran
doktrin-doktrin tersebut.
2) Dirnensi praktek agama (Ritual)
Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal vang dilakukan
orang untuk menunjukan komitmennya terhadap agama yang dianutnva.
3) Dimensi pengalaman (eksperiensial)
Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama
mengandung pengharapan-pengharapan tertentu. Dirnensi ini berkaitan dengan
pengalaman-pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, perseps:-persepsi, dan
sensasi-sensasi yang dialarni seorang pelaku atau clidefimsikan oieh suatu
:: g_aniah_.clg-a111a I)rag111atis (Magelang: Indoncsiatcra. 2001). Cct. kc-I. h. X7
18
kelompok keagamaan.
4) Dimensi pengetahuan Agama (intelektual)
Dimensi ini mengacu kepada hara pan bahwa orang-orang yang beragama paling
tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan,
ritus-ritus, kitab suci, dan tradisi-tradisi.
5) Dimensi Konsekuensi
Dimensi ini mengacu kepada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan,
praktek, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari."
Kelima dimensi ini kemudian disesuaikan dengan prinsip-prinsip dari
ajaran Islam yang menurut Yusuf Al-Qordhowi terdiri dari tiga prinsip yaitu:
Aqidah, Svari'ah (ibadah), dan akhlak.'°
Aqidah secara bahasa berarti ikatan, secara terminologi aqidah berarti
landasan vang mengikat yaitu keimanan. Keimanan adalah suatu sikap jiwa vang
diperoleh karena pengetahuan vang berproses sedemikian rupa
memebentuk tata nila1 (norma) maupun pola perilaku seseorang.'"
sehinao-a b b
.-\qidah atau iman ini rnerupakan keyakinan akan adanya Allah dan para
rasul yang diutus dan dipilihnya untuk menyampaikan risalah-Nya kepada ummat
rnelalui rnalail-.at ,·ang diterangkan dalam kitab-kitab suci-Nya vang berisikan
::: •1bid h.295-297.
セZオウオヲqッイ、ィッLLᄋゥN@ Penganiar i':(ytnn !sicnn. (rerj). {Jakart<i: Pustakn .AJ-Kautsar. 1997)_ Cct.
informasi tentang adanya hari akhir dan adanya suatu kehidupan sesudah mati,
serta informasi tentang segala sesuatu yang telah direncanakan dan ditentukan
Allah.
Aqidah sebagai ketentuan-ketentuan dasar keimanan bagi seorang muslim
adalah landasan dari segala perilaku seorang muslim, bahkan aqidah merupakan
landasan bagi ketentuan-ketentuan syari'ah yang merupakan pedoman bagi
seseorang untuk berperilaku. Dengan demikian aqidah dapat dikatakan sebagai
komponen pokok agama Islam yang di atasnya berdiri syari' at dan akhlak Islam.
2. Syari'at
Syari' at merupakan aturan a tau undang-undang Allah ten tang pelaksanaan
dari penyerahan diri secara total melalui proses ibadah secara langsung kepada
Allah maupun secara tidak langsung dalam hubungannya dengan sesarna makhluk
lainnva (mu'amalah), baik dengan sesama rnanusia maupun dengan alarn
sekitarnya.27
Karena Itu secara garis besar syari'at meiiputi dua hal pokok yaitu ibadah
dalam pengertian khusus atau ibadah mahdhah dan ibadah daiarn arti umum atau
ibatiah glzairu nzahdhafz.:s
lbadah pada kategori pertarna sudah ditentukan cara (kaifiat) serta rukun
dan syaratnya seperti yang digariskan oleh Rasuiullah SAW. Sikap kita terhadap
セV@ Zakiah Daradiat. ct al.. f)asar-Dasar Aea!l1a Is/tun. <Jakarta: Bultln Binlang. l 99.+ ). Cet.
.'.C-9. lL 318
:-Nurdin Sahni. ct. aL . .\fora/ (/an Kognisi Jsla111, (Bandung: Aifhbcta, 1993). Cct. lc-1, h.
20
ibadah ini ialah patuh dan tunduk. Contoh ibadah yang terrnasuk ke dalarn kategori
ini adalah shalat, puasa, zakat, haji, Qurban, dan sebagainya. Tujuan utarnanya
adalah untuk rnernelihara hubungan dengan Sang Maha Pencipta Allah SWT.
Ibadah ini disebut juga dengan ibadah khusus (ibadah khash).
Ibadah dalarn kategori kedua sangat luas cakupan dan ruang lingkupnya
yang rneliputi berbagai aspek kehidupan rnanusia. Untuk ibadah ini terdapat tiga
kriteria yaitu :
1. Niat ikhlas
2. Amal yang baik dan benar (shalih), dan
3. Tujuan atau sasaran yang hendak dicapai berdasarkan ridha Allah
3.Akhlak
Menu rut bahasa, kata akhlak berasal dari kata "Khalaqa". Kata asalnya
"khuluqun". Di dalarn Kam us 5/zilzlzalz berarti tabiat a tau perangai. Qurthubi
ct
a lamtafsirnya rnenjelaskan klzuluk dalam bahasa Arab artinya adalah adab a tau etika yang
rnengendalikan seseorang dalarn bersikap dan bertindak. jadi, akhlak secara istilah
dapat diartikan sebagai perangai,adat, tabiat, a tau sistem perilal--u yang dibuat.'9
Adapun akhlakul karirnah berasal dari bahasa Arab yang berarti akhlak
yang rnulia. Akhlakul karirnah biasanya disarnakan dengan perbuatan atau
nilai-nilai luhur yang rnerniliki sifat terpuji (rnahrnudah), sehingga akhlakul karirnah
28
'bid h. 38
29 7 k" I D d. . I 2-0
disebut juga akhlak mahmudah yang bersumber kepada Al Qur'an dan As Sunnah
Rasulullah SAW. Oleh sebab itu, akhlak memiliki dimensi penting di dalam
pertanggungjawaban baik secara vertikal maupun secara horizontal."'
B. Motivasi Kerja
1. Motivasi
Sebelum membahas lebih jauh mengenai motivasi kerja, maka untuk
memudahkan memahami konsep motivasi kerja itu sendrri, lebih dahulu akan
dibahas sedikit mengenai konsep motivasi secara umum. Motivasi berasal dari kata
motif atau dalam bahasa lnggrisnya "Motive", berasal dari kata "tvlotion" yang
berarti gerakan atau sesuatu vang bergerak, vang dalam bahasa latin motivasi
berasal dari kata \lovere yang berarti menggerakkan (to move), jadi istilah motif
pun erat hubungannva dengan gerak, yaitu dalam ha! ini gerakan yang dilakukan
oleh manusia atau disebut juga perbuatan a tau tingkah laku. Motif dalam psikologi
berarti rangsangan, dorongan. atau pembangkit tenaga bagi terjadinva suatu
tingkah Jaku." \\oodworth mengemukakan bahwa dorongan itu memiliki tiga
karakteristik yakni
1. Jntensitas
Intens1tas dari dorongan menunjuk pada fakta bahwa dorongan itu bersifat
mengaktifkan. Pengaktifan tmgkah laku oleh dorongan bervariasi dari taraf yang
311
22
rend ah (mimpi) sampai taraf yang tinggi (rnarah/ takut). Dan taraf dorongan ini
dipengaruhi oleh keadaan ernosi.
2. Arah
Dorongan bersifat rnengarahkan. Dorongan bisa mengarahkan pasda tingkah
laku mendekat (approach behavior) ataupun tingkah laku rnenghindar
(avoidance behavior).
3. Persistensi
Dorongan tidak hanya rnengarahkan tingkah laku organisrne ke arah tertentu,
(rnendekat atau rnenghindar), tetapi juga bertindak sebagai pernelihara
kontinuitas tingkah laku sarnpai dengan ke tujuan tertentu. Sebelum sarnpai pada
goal (tujuan), dorongan akan terus aktif dan tingkah lakupun akan tetap kukuh
atau te rus 「・イャ。ョァウオョァNセR@
Di dalam psikologi, motivasi merupakan istilah yang lebih umum vang
menunjukan kapada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong,
dorongan vang timbul dari dalarn diri individu, tingkah laku yang ditirnbulkan oleh
situasi tersebut, dan tujuan a tau akJ1ir daripada gerakan a tau perbuatan.
Motivasi juga rnerupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan
interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri
seseorang. Menurut Gray, motivasi merupakan hasil sejurnlah proses yang bersifat
:o: Sarlito \Virrl\van Sanvono. f>en<zan1ar l}nu11n J>sikoloei. (Jakarta: Bulan Bintang_ 2000).
c
.,\.
ke-8. h. 51j - 57 .. >: E. KocS\\'ara_ .\foli\'asi, Teori dan [Jenelitiann:va (Bandung: Angkasa. 1989). Cet. kc-IO_ h.
John W. Atkinson berpendapat bahwa motivasi merupakan proses
psikologis yang mencakup:
1. Pengalaman sadar dari hasrat atau keinginan
2. Analisa perilaku individu yang diarahkan pada sesuatu hal yang tidak ia sukai
atau keinginan-keinginan untuk menghindari;
3. Mencakup dua faktor baik faktor internal maupun eksternal, yang mempengaruhi
kekuatan hasrat dan perilaku sesudahnya yang berkaitan dengan respek
terhadap perasaan menyukai atau tidak menyukai obyek;
4. Kenyataan bahwa tiap-tiap individu nampak berbeda dalam kekuatan hasrat dan
kecenderungan untuk mencoba hal-hal tertentu dan menghindari ha! yang
lain-Jainnya."
2. Kerja
Setiap individu secara psikologis mempunyai pengertian yang berbeda
tentang konsep bekerja. Sebagaimana dikutip oleh :'-'eity Hartart1, Strause & Sayles
(1982) Mengatakan bahwa bekerja merupakan salah satu kebutuhan manusia. Sebab
dengan bekerja ia akan dapat memenuhi kebutuhannva yaitu : (1) Kebutuhan fisik
dan rasa aman yang berkaitan dengan pemuasan fungsi jasmaniah antara lain
33 セN@ Winardi.
seperti lapar, haus, tempat tinggal, dan disamping rasa aman dalam menikrnati
semuanya itu. (2). Kebutuhan sosial, yang rnenunjukkan ketergantungan satu sama
lain sehingga beberapa kebutuhan dapat terpuaskan karena ditolong oleh orang
lain. (3) Kebutuhan ego yang berhubungan dengan keinginan untuk bebas
rnenge1jakan sesuatu sendiri dan rnerasa puas bila berhasil mengerjakannva."
rvfenurut Toto Tasrnara, kerja merupakan suatu kegiatan vang didalamnya
terkandung tiga aspek yang harus dipenuhi yaitu:
1. Bahwa aktivitasnya dilakukan karena ada dorongan tanggung jawab ( rnotivasi)
2. Bahwa apa vang dia lakukan tersebut karena kesengajaan, sesuatu yang
direncanakan, karenanya terkandung di dalarnnya suatu gabungan antara rasa
dan rasio.
3. Bahwa vang dilakukan itu dikarenakan adanya suatu arah dan tujuan yang
luhur (goal) vang secara dinarnis mernberikan makna bagi dirinya, dan ada
sebuah kegiatan untuk rnewujudkan apa yang diinginkannya agar dirinya
mernpun1·ai arti.00
Bersandar pad a doktrin normatif Islam; . .\I Qur' an, Hadits nabi, dan
pt>ngalaman sos10 historis Islam, rnaka "kerja" dirumuskan Sebagai berikut: "Kerja
merupakan hak dan kewajiban umat manusia , sebagai realisasi ibadah kehadirat
:,.; John \V. A.tkinson . .'ln i111rvduc1ivn to a .\Jorivanon l Princeton: Ne\\- JerSC\'. I 96.+ )_ Vol. セ@
,_. .. '
.):>Netty HartalY. f)os [>01rer :..,\ndro111 .3'eba.e_ai Cian,e.r.zuan .\lenral i)ada .\/asa !_)ensiun,
セ@ iaKalal1 U1skus1 uosen. {Jakarta: 2002). It I
36
Toto Tas111ant E"tos Kerja I)ribadi .\luslhn, ( ャZtッァセ@ 。ォ。イエ。セ@ PT. Dana Bhakti \Vakaf. 1995 ).
Allah SWT. 33
Doktrin normatif Islam menvatakan bahwa Islam adalah agama yang amal
menekankan pemeluknya untuk selalu bekerja keras, dan penilaian terhadap derajat
seseorang lebih didasarkan pada kualitas amal a tau pekerjaannya, bukan
berdasarkan status sosiaJ a tau kekayaannya. Amal seseorang tidak saja menjanjikan
kebahagiaan hidupnya di dunia yang sekarang, tapi juga di akhirat kelak. Hal ini
diterangkan dalam Quran surat an-Nahl, ayat 97:
- - ,., .. J-- t
ケNN[Nセ@セZヲ・NQ@
:,s(!_?...lj3 q}:![.,,;19
;)..y,
JAJ
.;u1 31
__,s:i
Li-"
セlNLL@ セZZ[NL@'
'
.
. . ·' · r '- · \'
オセ@Y
·ts.L
:\..i:lb
...
o '
_r.:..
Artinya: "Barangsiapa menge1jakan amal slzalelz baik laki-laki maupun pcre111pua11 dL7lL7111
kel1dl7m1 beri111a11, maka scs1111ggu/mya kami aka11 beri balasmz kcpada mereka dcngan palzala
1fG11g lebilz baik dari yang mcreka ke1jaka11."
Islam tidak semata-mata memerintahkan bekerja, tetapi bekerja dengan baik
(ihsan dalam bekerja), dan jihad (bersungguh-sungguh) dalam bekerja. lhsan dalam
bekerja bukanlah perkara sunnah .. tetapi suatu kewajiban agama yang diwajibkan
bagi setiap muslizn.34 Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits yang berikut:
Artinva :"Scsunggulznya Allalz llZL'7.mjibkan ilzsan (baik) dalmn segala lzal. fika kalian
26
111c111b1mulz (11cwm1), maka /akukan!ail dcngan cam yang baik, jika 111cm1cmbclilz. scmbelil!lah
drngan cara yang baik. Hrndaknya scscorm1g diantara ka111u mcnajamkan pisaunya scl!ingga
tidak tcrlalu mcnyakiti hcwan sc111bciilwnnu1." (HR. Muslim)."'
Sebagai konsekuensi iman, seorang mu'min tidak hanya rnelakukan
pekerjaannya sekedarnya saja, tetapi ia akan rnelakukan secara profesional dan
sungguh-sungguh, dan rnengarahkan segala kemampuannva untuk kebaikan
pekerjaannva.
Hasil pekerjaan yang baik hanya bisa dicapai oleh orang yang mau bekerja
keras, yang dalam Islam bekerja keras bukanlah sekedar memenuhi naluri untuk
kepentingan perut. Islam memberikan pengarahan kepada satu tujuan filosofis yang
luhur dan rnulia, yakni untuk berta'abbud dan mencari keridhaan Allah SWT,
karena Allah sendiri memerintahkan kepada rnanusia untuk beke1ja sebagaimana
finnannya dalam AI Qur'an surat Az Zurnar ayat 39:
,. "' • , , J セ@ 0 '
.j};'.\.·;
NN⦅Z[セ@<:J..,\.C.
セj@f.S:ii\.5...
セ@IJLCI
Oセ@j§
Artinya: "katakm1lalz : Hai kaumku, bckc1jalalz scsuai dc11gan keadaam11u masing-masing.
Sesunguhnya akupun bckcrjaf nzaka kelak kanzu akan n1e11getalrui.n
Dari uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ·xerja .. mcmi!iki
pengertian yang luas, selain memiliki makna psikologis dan sosial, lebih dari itu
kerja memiliki nilai-nilai religius, yang mengharuskan umat beragama untuk
38 YusufQardha,vi. Peran .\'i/ai dan .tforal Dala111 Perekononlian /s/a111 (Jakarta: Robbani
?ress.1997). Cet. ke-1. h. 161.
39 Imam Muslim_
ffadits Shahih .\!11sli111, (Terj. Ma ·mur Daud). (Jakarta: Widjaya, 1984). Cet.
mentaatinya selama hidup di dunia ini
3. Motivasi Kerja
Konsep motivasi merupakan sebuah konsep penting dalam memahami
kinerja kerja seseorang. Menurut John R. Scherhorm motivasi kerja dapat
didefinisikan sebagai berikut :"Motivasi untuk bekerja rnerupakan sebuah istilah
yang digunakan dalam bidang perilaku keorganisasian, guna n1eneranakan b . kekuatan-kekuatan yang terdapat pada diri seseorang individu yang rnenjadi
penyebab tirnbulnya tingkat, arah, dan persistensi upaya yang dilaksanakan dalarn
ha! bekerja".•0
Secara umum, motivasi kerja berkaitan dengan kondisi dan proses yang
rnenjarnin kernunculan, arah, besaran, dan pemeliharaan usaha dalam kerja
seseora_ng . ..i 1
lsi atau content dari teori-teori motivasi yang ada dapat men jaw ab "Apa"
dari proses rnotivasi, yaitu kebutuhan-kebutuhan apa dan dalam rangka apa
rnelakukan kebutuhan-kebutuhan ini dengan kekuatan rnereka untu k rnemulai,
mendorong, dan mempertahankan perilaku kerja."
.Ada pun 1s1 a tau content dari teori-teori motivasi dan prosesnva menyatakan
bahwa model motivasi kerja secara umum memiliki enam elemen : , , .. -
..
1. Kebutuhan pekerja セイ・NヲエゥZ@ kebutuhan bekerja, keOutuh.:1!: rasa arnari, kebutuhan
1l_i fhic1
セ Q@ Rabindr.:1 N. Kanungo.
28
2. Harapan yang berkaitan dengan dengan perilaku kerja yang dibutuhkan
sehingga memberikan hasil pribadi yang dapat mernenuhi kebutuhan.
3. Harapan-harapan yang berkaitan dengan sejauh rnana seorang pekerja
melaksanakan perilaku kerja yang dibutuhkan.
4. Perilaku kerja
5. Pengalarnan basil perilaku kerja
6. Feed back pengalaman konsekuensi perilaku kerja bagi rnotivasi berikutnya untuk
terlibat dalam perilaku kerja vang sama.·13
\1enurut Mc. Clelland, kebutuhan berprestasi seorang pekerja memiliki
irnplikasi vang penting untuk rnemaharni perilaku manusia dalam bekerja. Dalam
penelitiannva terhadap para penganut protestan, ia rnembuktikan bahwa para
penganut agama ini rnerniliki kebutuhan berprestasi yang tinggi yang rnernberikan
kontribusi bagi semangat bekerja yang tinggi vang pada gilirannya rnembawa pada
semangat kapitalisrne.·'·'
Pembuktian Mc. Clelland tersebut sejalan dengan thesis weber vang
mem·atakan bahwa ideologi protestan telah meningkatkan perkembangan ekonomi
melalui peningkatan kebutuhan berprestas1 diantara para peng1kutnva.•0
Dari hasil penelitiannya, ivfc. Clelland berkesimpulan bahwa motivasi
berprestas1 vang tinggi lebih cenderung dirniliki oleh orang-orang yang bekerja
;: .'hid. h. 17
4' :hid.
セNZrッウウ@ Buck. !/11111a11 .\!otil·ation cf f.'ouuion. (Nc\Y York: John \Villcy & Son. 1988). Second
sebagai pewirausaha dibandingkan manajer dlau karyawan. 46 Ada pun orang yang
merniliki motivasi berprestasi yang tinggi ditandai dengan karakteristik sebagai
berikut:
1. Mereka bertindak sebagai wira usaha vang menyukai tantangan dan merniliki
hasrat yang kuat untuk bertanggung jawab terhadap pemecahan masalah, serta
menunjukkan perilaku yang lebih berinisiatif daripada kebanyakan orang.
2. lvlereka berkecenderungan untuk memilih tugas-tugas dengan taraf kesulitan a tau
resiko yang moderat (sedang) di dalam perbuatannya, dan memperhitungkan
segala resikonya, demi mencapai prestasi yang diharapkannya.
3. Memiliki keinginan yang kuat untuk mendapatkan umpan balik yang tepat
dengan segera pad a tampilan tu gas mereka .
.J.. Mereka cenderung asyik sekali dengan tugas, sampai tujuan dicapai secara
suksesY
Sebaliknya, individu dengan motivasi berprestasi rendah, akan lebih
menyukai tugas-tugas dengan resiko-resiko yang rendah, sedikit umpan balik, dan
cenderung tidak bertanggung jawab.-Js
-\5 ]!Jill
-io Ashar Sunyoto Munand.1r. JYsikologi fndustri dan Organisasi, ( Jakcirta: UI Prtcss_. 200 l;,
Cct. kc-L h. 333
.; Steers & Ungson, ct.al._ .\fanaging Effective (Jrganization: .-In lntroduclion. (Boston :
Kem Publishing Company. 1985). p. 278
00
30
C. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Motivasi Kerja
Motivasi sebagai proses psikologis yang terjadi pada diri seseorang sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Disamping faktor ekstern seperti lingkungan
kerja, juga sangat ditentukan faktor-faktor intern yang melekat pada setiap orang,
seperti; pembawaan, tingkat pendidikan, dan sistem nilai vang dianut.
Sumber lain rnengungkapkan bahwa di dalarn motivasi kerja itu terdapat
suatu rangkaian interaksi antar berbagai faktor sebagai berikut:
1. lndividu dengan segala unsumya
2. Situasi dimana individu bekerja
3. Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing individu, terhadap
pelaksanaan pekerjaannya,
4. Pengaruh yang datang dari berbagai pihak,
5. Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu
6. Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu
7. Timbulnya persepsi dan bangkitnva kebutuhan baru, cita-cita, dan tujuan.'"
Sebagaimana pendapat tersebut diatas Hicks juga mengungkapkan ha! vang
senada, menurutnya, mot1vas1 keqa tnd1v1du juga dipengaruhi oleh empat faktor
berikut:
1. Norma-norma kultural dan nilai-nilai yang din1asukkan ke dalan1 ren1ikirann:-·a
sewaktu ia tumbuh menjadi dewasa,
3. Pengalarnan-pengalaman pribadinya dan pengaruh-penagruh belajarnya dan
4. Mobilitas pada lingkungan fisikal dan sosialnya.so
D. Hubungan Antara Komitmen Beragama Dengan Motivasi Kerja
Apa bila kita menelaah ajaran-ajaran agama dengan seksama, maka akan di
dapati bahwa ternvata agarna sebagai sebuah sistem nilai tidak hanya mengajarkan
hal-hal yang berbentuk ritual semata, tetapi lebih dari itu, agama juga mengatur
masalah-masalah vang silatnya keduniawian dan berhubungan dengan
kesejahteraan manusia di dunia.
:Vlenurut Weber, peng1kut protestan memiliki etika kerja vang luar biasa, ha!
ini merupakan manifestasi dari ketaatan mereka terhadap ajaran agamanya, karena
agama protestan telah mendoktrin para pemeluknya dengan ajaran bahwa
pekerjaan itu merupakan tugas vang diciptakan Tuhan, Jach, karena pekerjaan
merurakan panggi!an Tuhan, maka pekerjaan itu harus dilakukan secara etis. Weber
juga membuktikan bahwa tanpa relormasi protestan, kapitalisme barat tidak akan
pernah berkembang."
Tidak jauh berheda dengan etika protestan, etika konfusianisme yang
diajarkan dalam tradisi Cma juga berhasil meyakinkan para penganutnya untuk
5
" !. \Vinardi. 01}. cir. h. 10
mentradisikan etika ekonomi yang tidak ham·a untuk mendatangkan keuntungan
(material), tetapi untuk mencapai status (martabat), sehingga para penganutnya
terdorong untuk mengembangkan etika kerja vang lebih bermakna. Hal ini dapat
dibuktikan pada realitas orang-orang Cina vang berhasil secara ekonorni di hampir
seluruh dunia."
Sebagaimana telah dikemukakan pada bab sebelumnya, perspektif Islam
yang komprehensif secara tegas menolak pemisahan antara yang sakral (dimensi
ukhrowi kerja), dan yang profan (dirnensi duniawi kerja); antara ibadah dan kerja.
Beberapa ayat Al Qur'an dan Hadits secara terus rnenerus mengingatkan kaum
muslimin akan kedalaman hakikat religius dari semua pekerjaan yang dilakukan,
vang harus sesuai dengan syari'ah dan tanggung jawab moral manusia. Dari
berbagai hasil penelitian dan telaah terhadap ajaran agama yang dikemukakan
tersebut, maka agama sebagai sebuah sistem nilai patut di katakan sebagai salah
satu faktor yang memainkan peranan penting dalam peningkatan motivasi para
pencelukm·a dalam bekerja.
E. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan teori vang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan
h1potesis penelitian ini sebagai berikut:
l. Hipotesa Alternatif: Ada korelasi positif yang signifikan antara komitmen
beragama dengan motivasi kerja
2. Hipotesa Nol : Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara komitmen
BAB HI
METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabcl adalah simbol yang menenlukan angka atau nilai.".Adapun variabel
vang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Terikat: adalah variabel yang dipengaruhi dan merupakan konsekuensi
atau akibat.5' Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Motivasi
kerja merupakan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk
mengetahui seberapa besar tingkat tvlotivasi kerja responden, peneliti akan
melakukan pengukuran motivasi kerja dengan menggunakan alat ukur skala
motivasi berprestasi dalam bekerja berdasarkan teori David 1\lc. Clelland.
Adapun faktor-faktor yang akan diukur adalah:
1. Merniliki rasa tanggungjawab terhadap pekerjaan dan menyukai tantangan
2. Mernilih tugas moderat
3. Keinginan mendapat umpan balik
4. Keasvikan pada tugas.
b. Vanabel bebas: adalah variabel yang mempengaruhi dan merupakan antecedent
atau penyebab dari dependent variabeJ.s.i Maka dengan demikian Komitmen
Beragama dapat dikategorikan sebagai variabel bebas. Untuk mengetahui
U セ@ fイ・、セN@ Kerlingcr_ 1-·u1111da1111n nf iJefla1'H1ral Research. <Ne\\ Y'ork: Harcourt
Brac::-Collegc Publishers. 1986). Vol .•. !' _
53
Ibid, h. 32.
34
35
Beragama dapat dikategorikan sebagai variabel bebas. Untuk rnengetahui
tingkat kornitrnen beragama responden, penulis akan menggunakan alat ukur
sk,1la komitmen beragama yang didasarkan pada teori Glock dan Stark. Adapun
dimensi-dimensi yang akan diukur adalah:
1. Dimensi ideologi
2. Dimensi ritual
3. Dimensi pengalaman
4. D1mensi pengetahuan
5. Dirnensi konsekuensi
B. Karakteristik Subyek
Yang menjadi subyek penelitian adalah para pedagang eceran baik pria
maupun wanita yang beragama !slam dan berusaha di sekitar wilayah Ciputat.
Dalam penelitian ini, penulis membatasi sampel pada kelompok pedagang
eceran yang berusaha di sekitar wilayah Ciputat. Adapun alasan penulis rnemilih
sarnpel kelompok mi antara lain:
l. Para pedagang eceran ini berusaha dengan modal sendiri,
2. Karena mereka berusaha dengan modal swadaya sendiri, maka
kernungkinan tantangan yang mereka hadapi lebih besar dibandingkan
kan·awan atau buruh yang nota bene memiliki atasan (bekerja pada orang
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan kemungkinan
mendapatkan subyek vang bersedia bekerja sama, maka jumlah responden yang
akan menjadi subyek penelitian direncanakan berjumlah 100 orang yang sesuai
dengan karakteristik subyek yang telah ditetapkan, jumlah subyek penelitian ini
dapat dianggap memenuhi syarat dalam penelitian, karena menurut Guilford,
suatu populasi baru dapat dikatakan membentuk suatu distribusi normal, jika
jumlah 'n' populasi paling sedikit 30 orang.'°
C. Teknik Sampling
Penelitian ini menggunakan pendekatan 11011 probabilitas sampling dengan
rnetode incidental sampling. Caranya adalah mengambil subyek yang sesuai dengan
karakteristik yang telah ditetapkan, yang dapat diternui dan bersedia beke1ja sama
untuk rnenjadi subyek penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data dan IPD
1. Teknik Pengurnpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menvebarkan angket atau
kuesioner sebagai alat pengumpul data. Keuntungan dalam menggunakan
kuesioner antara lain adalah tidak memerlukan kehadiran peneliti, dapat
dibagikan secara serentak kepada banyak responden, dapat dijawab oleh
55
Guilford. Funclarnenta/ S1atistic in Psvcho/of!V cf: Education. <Mc.Gra\\· hfll
37
responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu
senggang responden, dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur
dan tidak malu-malu menjawab, serta dapat dibuat terstandar sehingga bagi
sernua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.06
2. lnstrumen Pengumpulan Data
lnstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket sb1la model
Liker!, dimana responden dirninta untuk menyatakan kesetujuan dan
ketidaksetujuannya terhadap pernyataan-pernyataan baik yang favorable
rnaupun pernyataan unfavorable. yang terdiri dari lima pernyataan sikap
yaitu :"Sangat setuju (SS), Setuju (S), Agak Setuju (AS), Tidak Setuju (TS),
Sangat Tidak Setuju (STS)". Adapun isi pernyataan dalam angket ini
didasarkan pada teori tentang komitmen beragama dari Glock dan Stark dan
teori morivasi kerja dengan penekanan pada motivasi berprcstnsi dalam bekerja
dari David Mc. Clelland yang sebagian dari iternnya merupakan hasil
modifikasi dari item-item yang telah dibuat oleh para peneliti sebelumnya ,
dan kisi-kisinya sebagai berikut:
Tabel 3.1
Bo bot Nilai
ャMセsMZMセZヲAゥ[エMセ⦅Zセセ
QQ
MMMMMMMMセ@
Favoiabell
uョヲ。カセッイ。「・ャ@
ヲMMMMMセMMMMMMMMKMMMMMMMMMMᄋMᄋᄋNLャ⦅⦅@ '"---
-·----' , _ i L⦅G|⦅s⦅]⦅aセァ。⦅ォ⦅s⦅・⦅エオ⦅アセᄋLオ@ _ _ _ _ -+ _ _ _ _ 3 _ _
--1 ··
3TS_= tゥ、\ャャ\⦅sセQZAZQゥQZQ⦅@ _______ " ______ 2 _____ ,_1 _ _ , _ _ _ 4 _ _ _ _
セs⦅t⦅s⦅]⦅s⦅。⦅ョセQァセN。⦅エ⦅t⦅ゥ、⦅。⦅ォ⦅s⦅・⦅エオセQゥセオMMK@ ______ 1 ______
i ___
556
Tabel 3.2 Blue Print
i. Dimensi 30, 32 36 31, 3-l, 35, !/ 29, -!O 38, 39 ! 33
Ii PengaJaman 37, -!1
r---+ "
I
13 i]\ Dimensi -!3,45, -!9 I -!8, 51 -!2, -!-!,
TWセV@
I
5-1,55I
50,URセ@
MセMQ@
ii Pengetahuan i 53
i
セセセセセZセオ・ョウゥ@
セセG@
58, 60 6-l, 66 j 65 156, 62 161, 63 11 [ij
Juntlah 12 10 15 \sj
12I
9QMセQ@
... -· セM .. NLN]MウNNMセNセN@ MセMMMMセセMMセセMNN「MMMセMMセ@
Tabel 3.3 Blue Print Motivasi Kerja
I=
Kognitif
ZセZZOエ・ョセ@
..
セセセセエセ@
. -
jセセュャセ@
I! 1
セl@
Unfa.".._[_ Fav _ ·c·li_nfavセセfセセlエキ。カ@
i
'
1
!
Rasa·1·
セイPゥMMMイMMMMセL@
セ@
1,30I
30I! Tanggu.ng I 5, '3, 7, 1, 12,15,18,26, ii 2,-!,8,16,1?1,2 i' 10,l-l,23, ii
'.I jawab dan "9,21,
セ@
17, 19 11 'I' 0 ?? ,\ ?-! rii Menvukai
l
28, 29 ,,I
27 !, ,__ I, - '-"JI tant;nga11 ij . セ@ ! :1 i
li
Memilih tugas , _3
,
I
iセMM
:: - - - - n , 2 - - _, 9I moderat I 3:>,. 8
!
33 r 39 1! 3-l,36
⦅jLL⦅ᄋ⦅Zョ⦅L⦅SWMMMMjGャMMMセヲMMMi@
I
---
'
! Keinginan mendapatkan -!1,-±3, -15,47, 50
umran balik -19,52
Keasyika11 54 ' 56
I I
' pad a tu 11.as
Jumlah 15 6
セ@
--'
=·
ii
lf-!6 -!8, 51
,I
I
,
-HII -!O, -12
13
:1
I
セ@
55, 58, 6-l
j 53,51
_____ - Nlセ@セ@ 59, - ---bO MセセMMMMMMMi
60, 61,62 12セ@
セ@
13
MMNNNNNMMMMMMMᄋMMMセM
:l
- - - - .,.._, --11-
t- -/
12
j
_ _ .. =o.._·""'L_____.._
-MセM
ゥMMMMMMMMMMMセ@
39
E. Uji Coba Alat Ukur
Sebelum alat ini digunakan dalam penelitian yang sebenarnya, peneliti
melakukan uji coba (try out) terlebih dahulu pada tanggal 20 Mei 2003. Try out ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah setiap item dari alat ukur
kornitrnen beragarna dan rnotivasi kerja dapat difahami dengan mudah; dan untuk
rnengetahui tingkat ualiditas dan reliabilitas dari keduanya.
Untuk