• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara komitmen beragama dengan motivasi kerja pada pedagang eceran di wilayah Ciputat Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara komitmen beragama dengan motivasi kerja pada pedagang eceran di wilayah Ciputat Tangerang"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN BERAGAMA DENGAN

MOTIV ASI KERJA PADA PEDAGANG ECERAN

DI WILAYAH CIPUTAT TANGERANG

OLEH

UMMU ATHIYAH

NIM: 1971913397

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

DI SEKIT AR WILAY AH KECAMATAN CIPUTAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhl syarat-syarat mencapai

Gelar Sarjana Psikologi (51)

Oleh

UMMU ATHIYYAH

NIM:1971913397

Dibawah bimbingan

Pembimbing II

- \

セ@

l ···

セ]]セMMセMQ|lLMM

· ·\,

\·: セ[ZNZNセMMMG@

Dra.

sセイオイゥョL@

il1.Ag NIP. 150 289 483

FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SY ARIF HIDA YA TULLAH JAKA . .RTA

1424H /2003 M

(3)

?ENGESAHAN UTIAN

Skripsi yang berjudul "HUBUNGAN ANT ARA KOMITMEN BERAGAMA

DENGAN MOTIVASI KERTA PADA PEDAGANG ECERAN D! SEKITA.

\VILA Y AH CIPUT AT" telah diujikan dalam sidang mimaqasyalz Fakultas Psikologi UlN Svarif Hidavatullah lakarta pada tanggal 10 Februari 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program strata 1

(51) pada Fakultas Psikologi.

Dekan/

Ketua Merangkap Anggota

Ora. Hj. Nettv Hartati, 1vl.5i 'JIP. 150 021 5938

Pembimbing I

Dra. Hj. Nettv Hartdt1, M.51 '.'IP. 150 021 593S

Penguji 1

Drs. Soliand1 Zakana. M.51.

r

Ciputat, 10 Februari 2004

Sidang Munaqasyail,

Anggota:

IX

Pembantu Dekan/ Sekretaris M ·· ngkap Anggota

Pembimbing II

Penguji II

(4)

」ゥャセ@

J

/

セCャs@

;_aJ1

(;;JLlll) j--JI

,y

J>-1

セi⦅Lセ@

..:r-<J

Kesa/7rm111 bagaikll// bua!z s/zibir, pn!zit msrnzya

Telnpi akibat11yn lebi/z mrmis daripadn madu

.j

l_.,;

セ@

J

c:-L,.,;

L

セ@

セ@

l

r-1'3

I

j

Li

J

(;JLlli)

.JI_..

)1

j

_,.l<>)

セlZNNNLNL@

\JI

セI@

r'

J:>)

Z^セ|I@

<J°

y-)

NL|sセ@

Anda tidak aka11 111eudapatkm1 ilmu kernali de11gm1 enam perkam. Saya akan

mrnje!askmz kepada anda de11gm1 ri11ci, yaitu : kecerdasmz, m11bisi, keswzggulzll//,

(5)

KATA PENGANTAR

143-.)ll

セIャャ@

11

セ@

Hanya pada-Nya kita patut bersyukur atas karunia yang telah dilirnpahkan,

sehingga segala urusan dapat terselesaikan dan segala cita-cita dapat terwujud.

Dialah Rabb vang marnpu rnernberikan pendidikan terbaik bagi hambanya yang

lemah, Dia tidak pernah mendidik hambanya untuk berperilaku manja dan tak

henti-hentinya Dia mernperingati hambanya untuk selalu bekerja keras agar dapat

meraih segala angan dan cita-cita, dan kerja keras itu tidak lepas dari berbagai

cobaan dan ujian yang kadang me!e!ahkan narnun berbuah kernenangan bagi

orang-orang yang berkernauan kuat untuk rnenjalaninya.

Selawat dan salam atas Nabi Muhammad Saw yang telah rnernberi teladan

cara bekerja dan berusaha yang baik kepada urnatnya, baik melalui sabda-sabda

yang verbal maupun perilaku nyata.

Terselesaikannnya penu!isan skripsi ini merupakan kernenangan atas kerja

keras yang penulis lakukan yang berbuah kebahagiaan. Ucapan terirna kasih yang

tak terhingga penulis persernbahkan kepada buah hati tercinta "Said Averrous

Saloom" dan suami tercinta Kak "Gazi Saloorn"yang selalu menjadi penyemangat di

setiap waktu.

Tidak lupa pula ribuan terirna kasih juga penulis sampaikan pada semua

pihak yang telah rnembantu penu!is sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

(6)

2. Dra. Sururin, M.Ag selaku pembimbing skripsi 11

3. Segenap dosen Fakultas Psikologi UlN Jakarta yang telah rnemberikan ilmu

pengetahuan kepada penulis sehingga sarnpai kepada batas akhir perjalanan

akademik.

4. Segenap staff Fakultas Psikologi U!N Jakarta yang telah membantu

kelancaran penyelesaian kuliah terutama dalam urusan administrasi.

5. Perpustakaan UIN Jakarta, perpustakaan Ul, dan Perpustakaan Iman Jama'

yang telah memberikan akses untuk mendapatkan buku-buku rujukan yang

berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

6. Teman-teman terdekatku, terutama Dita dan Zumratin yang senantiasa

memberikan dorongan dan motivasi untuk penyelesaian tugas akhir

akademik ini.

7. Para pedagang di Pamulang dan Ciputat yang telah bersedia menjadi

respondent untuk uji coba item maupun untuk penelitian yang

sesungguhnya.

8. Orang Tua Penulis, Drs. Kurtubi dan lbunda, Faizah, yang telah

membesarkan penulis dan senantiasa bercloa demi kelancaran belajar di UIN

Jakarta.

(7)

q A'a Fathur dan adik-adik vang telah memberikan dorongan moril maupun

spiritual kepada penulis sehingga penulis dapat bertahan sampai ke akhir

akademik.

10. Semua pihak terkait yang telah membantu, baik secara langsung maupun

tidak langsung, moril maupun materil, demi kelancaran penulisan skripsi ini.

semoga amal baik anda diterima Allah SWT dan dibalas dengan ganjaran

vang setimpal.

Sebagai manusia, penulis tidak bebas dari kekurangan dan kekhilafan,

karenanya skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan. Karena itu, saran dan kritik

dari semua pihak sangat dibutuhkan.

Ciputat, 29 September 2003

Ummu Athiyah

(8)

Hal.

KATA PENGANTAR ...... .

DAFT AR ISi ... ... ... ... ... ... ... iv

ABSTRAKSI . . . .. . . VJ DAJCTAR TAB EL... vii

LEMBAR PENGESAHAN... .. . . .. . . ... . . .. . . .. .. . . .. viii

PENGESAHAN UJIAN... ... . . .. . . .. ... 1x

BAB I PENDAHULUAN A. La tar Belakang MasaJah... .. . . .. . . . ... . .. . . .. . ... . .. . . ... ... 1

B. Perrnasalahan... 7

C. Definisi Operasional... 8

D. Tuiuan dan l'vlanfaat Penelitian .. ... . . ... ... .. . . .. . ... . . ... 9

E. Sisternatikan Pernbahasan ... 11

BAB II L;\NDASAN TEORI A. Agama dan Keberagarnaan 1. Pengertian Agama dan Keberagamaan... . . . ... 13

2. Pengertian Komitmen Beragarna... .. 16

3. Dimensi-Dimensi Beragama... .. . . .. . . .. ... . .. . .. . . .. 17

B. l\loti vasi Kerja 1. Motivasi. ... 21

2. Kerja ... 23

3. Motivasi Kerja ... 27

C. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Motivasi Kerja ... 28

D. Hubungan antara Komitmen Beragama dan Motivasi Kerja ... 30

E. Pengajuan Hipotesis ... 31

(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A Variabel Penelitian... .. . . 34 B. Karakteristik Subyek... 35

C. Teknik Sampling... 36

D. Teknik dan lnstrurnen Pengumpulan Data . . . .. . . . ... .. . . . ... 3o

E. Uji Coba Alat Ukur... 39

F. Teknik Analisa Data... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46 B. Analisis Hasil Penelitian... 50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... . 57

B. Diskusi... ... .. . . .. . . .... .. . . .. . . .. . . .. . . .. 58

C. Saran-Saran... 60

DAFT AR PUST AKA LAMPIRAN-LAMPJRAN

(10)

Karya Ummu Athiyah

19719133397, berisi 60 halaman

15 Tabel

ABSTRAKSI

Telah banyak ahli yang menyatakan bahwa agama sebagai sebuah sistim nilai dapat dikategorikan sebagai salah satu faktor yang berperan penting dalam menurnbuhkan motivasi kerja. Sebab, ternyata ajaran-ajaran agarna tidak hanya menganjarkan hal-hal yang bersifat ketuhanan dan ritual semata, melainkan juga rnengatur hal-hal yang bersifat keduniawian, dimana agama juga mengarahkan individu rnenuju peni.ngkatan atau pencapaian puncak prestasi dalam bekerja.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tingkat komitmen beragama seseorang berkaitan juga dengan tingkat motivasi kerjanya, dengan mengambil sample para pedagang eceran yang berusaha di sekitar wilayah Ciputat, dengan mengarnbil sample yang berjumlah 99 orang.

Untuk mengukur tingkat komitmen beragama subyek, maka pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala komitmen beragama yang didasarkan pada teori Clock dan Stark ,·ang di dalarnnya terdiri dari lirna dimensi beragama vaitu dimensi ideologv, dimensi ritual, dimensi pengetahuan, dimensi pengalaman, dan dimensi konsekuensi. Sedangkan untuk mengukur tingkat motivasi kerja digunakan skala motivasi berprestasi dalam bekerja berdasarkan teori dari David Mc.Clelland yang mengemukakan cirri-ciri orang yang memiliki motivasi berprestasi dalam bekerja tinggi adalah orang-ora11g ya11g 1nen1i]jki rasa tanggung jatvab yang tinggi ter11adap pekerjaannya, menyukai tantangan, rnemilih tugas moderat (melakukan tugas sesuai dengan kemampuanm·a sehingga terrnpai cita-c·itarn·a) mengharapkan urnpan balik segera, dan n1erdsa kedsyikan pada tugas.

Berdasarkan perhitungan statistic product moment dan Pearson dengan menggunakan SPSS 11.00, diperoleh hasiJ 0, 532 pada taraf signifikansi 0,01, ha! ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang signifikan antara kornitmen beragarna dengan rnotivasi kerja para pedagang eceran di sekitar wilayah ciputat. Sedangkan untuk hasil tambahan, dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat, diperoleh hasil 1,208 untuk rnengetahui ada t1daknya perbedaan tmgkat komitrnen beragama antara laki-laki dengan permepuan, dan

1,312 untuk tmgkat motivasi kerja antara laki-laki dengan perernpuan. Angka ini lebih keol danpada n!la1 chi kuadrat di table dengan taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat d:kataf.can bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dengan perernpuan dalam tingkat komitmen beragama mau pun tingkat rnotivasi kerja.

(11)

Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5

Tabel 3.6

Tabel ..

u

Tabel 4.2

Tabel 4.3 Tabel4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6

Tabel 4.7 TabeJ 4.8

Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11

DAFTAR TABEL

Bobot nilai ... .

Blue Print Komitmen Beragama ... . Blue Print !'vlotivasi Kerja ... . Hasil Uji Alat Ukur. ... . Blue Print Item Valid Komitrnen Beragama ... . Blue Print Item Valid Motivasi Kerja ... . Data Jen is Kelamin ... . Usia Respond en ... . Status Respond en ... . Lama Berusaha ... . Asal Daerah ... . Ti:ngkat Pendidikan ... . Korelasi Person ... . Interval Nilai Penghitungan lvledian Kuartil Kornitmen Beragama ... . Kategori Nilai Kuartil Komitrnen Beragarna ... . Interval NiJai Penghitungan Median Kuartil Motivasi Kerja .. . Katergori Nilai Kuartil Motivasi Kerja ... . Tabel 4.12 Garnbaran Umum Tingkat Komitmen Beragama Berdasarkan

36

37 37

40

42 43

47

47

48 48 49 49 50

52 52 53

54

Jenis Kelamin... ... 55 Ta be I 4.13 Hasil Nilai Chi-Square Komitmen Beragama.. ... ... ... 55 Tabel 4.14 Gambaran Umum Tingkat Motivasi Kerja Berdasarkan Jenis

Kela min... 56 Tabel 4.15 Hasil Nilai Chi-Square Motivasi Kerja... 56

(12)
(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemauan orang berbeda-beda dalam mencurahkan energi dan antusiasme

dalam bekerja dan berusaha. Orang yang memiliki kemauan kuat dan ulet dalam

bekerja cenderung dinilai sebagai orang yang memiliki motivasi kerja yang tinggi.

Sedangkan orang yang bekerja dengan tidak sungguh-sungguh cenderung dinilai

sebagai orang yang memiliki motivasi ke1ja rendah. Motivasi kerja yang tinggi dapat

menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi yang pada gilirannya dapat

berdampak positif bagi terciptanya kesejahteraan. Sebaliknya, orang yang bekerja

dengan motivasi yang lemah berharap akan cepat meraih keberhasilan dan

keuntungan besar dalam usahanya, tanpa menunjukan komitmen dan tanggung

jawab yang tinggi dalam menunaikan tugas pekerjaannya.1

Dari paparan diatas, timbul pertanvaan "!v!engapa orang menampilkan suatu

peri!aku tertentu diantara banyak <llternatif perilaku yang lain dalam bekeqa?

Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang terkait erat dengan konsep "motivasi".

lstilah motivasi mengacu pada sebab atau mengapa orang berperilaku. Para

psikolog membatasi konsep motivasi sampai pada faktor-faktor yang menguatkan

1 Firdaus Effendi. et. at (cd), 1\ii/ai

dan .\.fakna Kerja Da/an1 lsia111, (Jakarta: Nuansa 1\tfadani.

(14)

Motivasi merupakan konsep teoritis yang memiliki definisi yang luas dan

mencakup dorongan-dorongan dalam diri individu dan bukan merupakan ciri-ciri

dari tindakan atau perilaku, melainkan lebih kepada sesuatu vang menggerakan

organisme untuk bertindak

Ten tang ha! itu, J'vliller dan Dollard berpendapat, "Motiuatio11 is not a feature or

aspect of action but rather that wlziclz moves the orga11ism to action."3

Dalarn perkembanganny a, istilah motivasi berperan pen ting dalarn mencapai

efektifitas dan produktivitas kerja yang lebih baik, sehingga dikenal istilah "motirnsi

kcrjn". Rabindra dan Manuel l\.lendoca merumuskan motivasi kerja sebagai berikut

"f Vork 1110til'atio11 is comidered a basic psychological process w/1icl1 explai11 rulzy employees

bclzauc as tlzcy do in tlze work-place." ' Motivasi ke1ja adalah proses dasar psikologis

yang menjelaskan mengapa seseorang melakukan perilaku tertentu di tempat kerja

mereka.

Memotivasi seseorang daiam bekerJa bukan perkara yang mudah, karena

dihadapkan dengan banyak faktor yang mempengaruhi sikap kerja . Sikap kerja

seseorang ini merupakan masalah yang sangat berpengaruh terhadap hasil usaha

yang merupakan konsekuensi dari dua faktor berikut ini:

:.: A!kinson. Rita L_ el. al.. ied). Peneantar i<v1kolo.ei Ci11u111 Ji/id Ji (tc(j). ( Jakaru1: Erlangga_ 19911 Cetkc-1 h.5

_;Robert C Bolles. tゥAL⦅LLLLセQᄋ@ LセOBNャNA QQ イセQᄋ。ゥQBAON@ ( NC\\ l'ork: Harper 8: RO\\- Publishers. 1967 _) ..

(15)

3

l. Faktor di dalam diri seseorang itu sendiri (intrinsik\

Adapun faktor intrinsik ini terdiri dari :

a. Sifat-sifat pribadi yang melekat sebagai unsur kepribadiannya

b. Sistem nilai yang dianut

c. Cita-cita dan masa depan yang diinginkan.

2. Faktor yang ada di luar diri individu (ekstrinsik) Misal insentif, reward, dan

lain sebagainva.3

Faktor-faktor intrinsik berupa sistem nilai yang dianut ataupun keyakinan

individu rupanya tak kalah pentingnya dengan faktor-faktor ekstrinsilf yang

berperan penting dalam menumbuhkan motivasi kerja seseorang, hal ini dibuktikan

lewat sebuah Penelitian survey dari 1512 pengusaha di Amerika yang dilaksanakan

pada tahun 1985 mengungkapkan bahwa 68 % dari mereka percaya bahwa

keyakinan keagamaan mereka mempengaruhi cara mereka dalam memperlakukan

para pekerja.

Survey lain di Amerika menunjukan bahwa tingkat keyakinan beragama

ternyata lebih mendalam pada pekerja non manajerial (pedagang) daripada pekerja

manajeriai.'

Senada dengan hasil penelitian diatas, Mc. Clelland (1961) menemukan

bahwa orang-orang yang beragama Protestan memiliki motivasi berprestasi yang

·

-•1 }\abindra N Kanuneo_ ct al. (cd) _ f1'ork _·\/otivation: litodels For Developing Countries, (

Ole\\ Delhi: Sage Pub!Jcation. 199-1 ) Vol. l p. 16.

5

\\'ahyoso1nidjo_ A."epe111ilnpinan dan .\forivasi, ( Jak::irta: Ghalia Indonesia, 1987) Cet. Ke-3_

Ji. I It>.

(16)

tinggi. Hal ini dikarenakan ideologi protestan yang menanamkan doktrin-doktrin

vang cenderung mempengaruhi motivasi berprestasi. Menurut Mc. Clelland,

motivasi berprestasi yang tinggi pada umat protestan telah memberikan kontribusi

pada peningkatan motivasi kerja para pemeluknya yang pada gilirannya

rnenumbuhkan semangat kapitalisme.7

Pendapat Mc. Clelland tersebut merupakan pembenaran terhadap tesis

Weber. Mc Clelland ingin menunjukkan bahwa ideologi Protestan telah

meningkatkan perkembangan ekonomi melalui peningkatan kebutuhan berprestasi

di kalangan pengikutnya. 8

Dari kenyataan dan fakta di atas, dapat dinyatakan bahwa agama sebagai

sebuah sistem nilai dapat dikategorikan sebagai satu faktor yang berperan penting

dalarn menumbuhkan motivasi kerja. Sebab, agama berisi keyakinan-keyakinan

yang di dalamnya terdapat pandangan-pandangan ataupun doktrin-doktrin yang

menawarkan konsekuensi-konsekuensi perilaku ke1ja kepada para perneluknya dan

mengarahkan individu menuju peningkatan atau pencapaian puncak prestasi dalam

bekerja.

Clifford Geertz menyatakan bahwa agama adalah sistem simbol \·ang

berperan membangun

perasaan

dan

motivasi

yang berpengaruh dalam diri manusia.9 Dalam makna yang sama, Weber mengatakan bahwa agama mempengaruhi sikap

Ross Buck. Human Molivalion & Emo/ion. I New York: John Wille• & Sons. 1988 l.

Vo1.2 .. p. 383.

'Ibid

9. Robert N Bellah, Beyond Belief :.\Jenemukan kembali . .Jgama (1 er;J. ( Jakana:

(17)

5

praktis manusia terhadap berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini,

konsepsi agama mempengaruhi pembentukan tujuan dan hukum yang mengatur

sarana, dan struktur nilai umum yang mempengaruhi pilihan dan keputusanY'

Dari penelitian-penelitian yang membuktikan bahwa agama berperan

penting dalam peningkatan motivasi keija maka kemudian akan menjadi ironis

ketika dikaitkan dengan kondisi kerja masyarakat Indonesia yang mayoritas

penduduknya memeluk agama Islam, ternyata dari data yang ada, tampak dengan

jelas, bahwa dalam level perekonomian nasional, para pengusaha muslim yang

berhasil menjadi pengusaha besar dan bermodal kuat masih terbilang sedikit bila

dibandingkan dengan pengusaha keturunan asingn

Kondisi kerja penduduk pribumi yang sebagian besar memeluk agama Islam

masih tergolong lemah ini, kemudian menimbulkan pertanyaan apakah dipengaruhi

oleh faktor agama khususnya agama Islam, padahal bila dikaji dengan teliti maka

akan didapatkan bahwa perspektif Islam yang komprehensif secara tegas menolak

pemisahan antara yang sakral (dimensi ukhrowi kerja) dan yang profan ( dimensi

duniawi kerja ); antara ibadah dan kerja, jad1, takut kepada Allah dan tanggung

jawab yang dipikul dihadapan-:\\'a, dipandang umat Islam, mencakup

tindakan-tindakan beribadah dan sekaligus kerja dalam pengertian biasa,12 Hal ini

sebagaimana diterangkan dalam firman Allah surat Al Qashas, ayat 77:

10 ·1'ho1nas F O'Dea.

5:osio!of!i -l'Zanrn 1Teri!. ! Jakarta: PT_ Raia Grafindo Pcrsada. 1995).

Cet ke- b, It 21.

11

Ali Sumauto Alkindi, Beker/a Sehagm Jhadah, HsッャッセcvN@ Ancka, 1996 ), Cct. Ke-l, h.33.

(18)

/ / f / 11..) .:>..- .... / IJ / .... I "

l.,S

013

TSセQ@

0:'

[セイゥᄚLL@

,.,_, 'w:.;

ll

Q

oY,,._

|QQZIQセQ@

-".ilil

セi@

\

⦅セ@ セQNj@

セセQセNヲB@

'1'..t1/0J

0:J0i

セ@ ェHセN|Q@

J;i

\.r

3

ZセQスQセNBNFQ@

セ@

/ . /

Artinva: "Dan (ilri!a!z apa ya11g tela!z dikarn11iakan A/lnlz kepndamu, (kebn!zagiamz) ncgcri aklzirat, dmz ja11ganlalz kamu melupakmz bagimzmu dnri (ke11ik111ata11) dzminwi, dmz berb11at

baikla!z (kcpada ora11g lain) scbagaima11a Alla!z tcla!z bcrbuat baik kepad1w1u, da11 ja11ga11/a/1

kanzu 「・イ「オLセエ@ ォ」イオウ。ォゥセョ@ di 1nukt:z bu111i. Scsungguluzya lilf,1h tidi7k nzcn_i;ukai ora.ng--0rang

yang suka bcrb11al kerusakmz."

]slam juga menjanjikan balasan yang setimpal atas segala usaha yang

dilakukan manusia Hal ini sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an Surat

An-Najrn ayat 39-41:

Artinya : "Dan ba!zwasa11ya scormzg 111m1usia tiada 111cmpero!elz selain apa yang

tclaiz diusa!zakmmya, dan balzwasanya usalza11ya itu kclak akmz dipcrlilzalkmz kcpadmzya ,

ke11111dim1 nkmz dibcri balasmz kcpadmzya dcngmz balasan yang paling sempunza."

lslam juga memberikan batasan-batasan tertentu kepada para pemeluknya

mengenai cara kerja yang sarat dengan etika kerja yang baik, dan dapat

mengantarkan umatnya menjadi manusia yang berkualitas.

Manusia yang berkualitas menurut Islam adalah manusia vang mengetahui

tujuan hidup jangka pendek yaitu kebahagiaan hidup di dunia, dan h1juan hidup

(19)

7

tujuan hidupnya, rnanusia harus berjuang dan bekerja keras di dunia ini, sesuai

dengan tuntunan Allah dan rasul-Nya.L'

Berangkat dari pemikiran bahwasanya agama sebagai aspek ruhaniah

rnanusia rnengajarkan para perneluknya untuk bekerja keras, maka penulis tertarik

untuk rneneliti seberapa besarkah hubungan yang terkait antara kevakinan

seseorang terhadap agarnanya dengan motivasi kerja yang dirnilikinya.

B. Permasalahan

1. Pembatasan Masalah

Permasalahan dalarn penelitian ini dibatasi hanya pada kornitrnen

beragarna dan rnotivasi kerja yang dirniliki oleh para pedagang muslim di

kawasan Ciputat, serta hubungan antara komitrnen beragarna dengan

rnotivasi kerja para pedagang tersebut.

Adapun komitrnen beragama dalarn penelitian ini dibatasi pada lirna

aspek yang akan diukur, sedangkan motivasi kerja yang akan diukur di

dalam penelitian ini terbatas pada motivasi berprestasi para pedagang dalam

bekerja dengan rnerujuk pada teori rnotivasi berprestasi dari David \le.

Clelland.

13

(20)

2. Pemmusan Masalah

Berdasarkan pernbatasan masalah di atas, maka permasalahan yang

menjadi pertanyaan dapat dirumuskan sebagai berikut:

l. Bagaimanakah tingkat komitmen beragama yang dimiliki oleh para

pedagang muslim yang berusaha di kawasan Ciputat tersebut?

2. Bagaimanakah tingkat motivasi kerja yang dimiliki para pedagang

muslim di kawasan Ciputat tersebut?

3. Apakah ada hubungan atau keterkaitan yang positif antara komitmen

beragama dengan motivasi ke1ja ?

C. Definisi Operasional

Ada pun definisi operasionalnya adalah sebagai berikut:

1. Komitmen Beragama adalah keterikatan seseorang terhadap agamanya untuk

rnelaksanakan segala sesuatu yang dituntut dalam agarnanya tersebut14 Dan

sejauh rnana seseorang berperilaku sesuai dengan ajaran agamanya, maka hal ini

akan rnenunjukan tingkat komitmen beragamanya. Menurut Clock dan Stark,

untuk mengetahui tingkat komitmen beragama seseorang, bisa dilihat dari lima

dimensi berikut:

1) Dimensi keyakinan (ldeologis)

2) Dimensi praktek agama (ritual)

14

Roland Robertson ( ed). A e-l11na: J)a/an1 Analisa dan InterJJratasi .._()o.\·io/of.!is, (Jakarta: PT .

(21)

9

3) Dimensi pengalaman (eksperiensial)

4) Dimensi pengetahuan agarna (lntelektual)

5) Dimensi konsekuensi

Kelima dimensi ini kemudian disesuaikan dengan tiga prinsip dasar yang

ada dalarn . ..\gama Islam sebagairnana dikernukakan oleh Yusuf Qardhawi, tiga

prinsip itu adalah sebagai berikut:

L Aqidah

2. Syari'atjlbadah

3. Akhlak

2. Motivasi kerja adalah istilah yang digunakan dalam bidang perilaku guna

menerangkan kekuatan-kekuatan yang terdapat pada diri seseorang, yang

rnenjadi penyebab timbulnya tingkat, arah, dan persistensi upaya yang

dilaksanakan dalam hal bekerja.is Menurut MC. Clelland, motivasi berprastasi

yang tinggi ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:

1) tvlenvukai tantangan dan merniliki hasrat yang kuat untuk bertanggung

1awab terhadap pernecahan masalah, dan menunujukkan perilaku yang lebih

berinisiatif dMipada kebanyakan orang.

2) Berkecenderungan untuk memilih tugas-tugas dengan taraf kesulitan atau

resiko moderat.

(22)

3) Merniliki keinginan yang kuat untuk rn,endapatkan urnpan balik yang tepat

dengan segera pada tarnpilan tugas rnereka.

4) Mereka cenderung asyik sekali dengan tugas, sarnpai tujuan rnereka tercapa.i

dengan sukses.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sebagairnana tersirat dalarn latar belakang dan perurnusan rnasalah di

alas, rnaka penelitian ini bertujuan untuk:

1) Mengetahui tingkat kornitrnen beragarna pekerja atau pedagang rnuslirn

2) Mengetahui tingkat rnotivasi kerja seorang pectagang eceran yang nota

bene beragarna Islam.

3) Melihat keterkaitan antara kornitrnen beragarna dengan motivasi kerja

4) Mengetahui perbedaan tingkat motivasi kerja antara yang rnerniliki

komitmen beragarna tinggi dengan yang rnemiliki komitrnen beragama

rendal1.

2. Manfaat Penelitian

Dari segi manfaat, penelitian ini diharapkan dapat mernberikan sumbangan

pernikiran, baik yang bersifat teoritis rnaupun yang bersifat praktis.

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat rnernberikan konsep dan

(23)

11

organisasi. Kemudian secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi usaha peningkatan motivasi kerja ummat Islam, khususnya bagi

ummat Islam yang bekerja sebagai pedagang, sehingga dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan untuk rnenentukan langkah-langkah yang Iebih effektif Iagi

dalarn rangka upaya rnenurnbuhkan semangat dan rnotivasi kerja urnrnat Islam

agar tidak menjadi ummat yang tertinggal.

D. Sistirnatika Pernbahasan

BABI

BAB II

BAB III

Mencakup Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

masalah, permasalahan, definisi operasional, perurnusan rnasalah,

tujuan dan rnanfaat penelitian, dan sistimatika pernbahasan.

Mencakup Landasan teori yang yang rneliputi pengertian tentang

agarna dan keberagarnaan, pengertian ten tang komitmen beragama,

dirnensi-dimensi komitmen beragama, pengertian kerja, teori

tentang rnotivasi kerja yang meliputi pengertian tentang motivasi

kerja ditinjau dari sudut psikologis, serta faktor-faktor yang

rnernpengaruhi motivasi kerja, hubungan antara kornitmen

beragarna dengan rnotivasi kerja, dan hipotesa.

Memuat tentang metodologi penelitian yang rneliputi : variabel

penelitian, populasi dan pengarnbilan sampel, karakteristik subyek

penelitian, teknik pengumpulan data dan IPD, dan Teknik Analisa

(24)

BAB IV

BABV

Memuat tentang hasil penelitian yang terdiri dari: pelaksanaan

penelitian, hasil pengumpulan data, dan Analisis hasil penelitian.

(25)
(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Agama dan Keberagamaan

1. Pengertian Agama dan Keberagamaan

Secara sederhana, pengertian agama dapat dilihat dari sudut kebahasaan

(etimologi) dan sllliut istilah (terminologi). Namun untuk meraih kesepakatan

mengenai pengertian agama secara tenninologis bukan ha! yang mudah, karena

telah banyak para ahli yang mencoba untuk mendefinisikannya sehingga rnakna

kata agama itu sendiri sudah mengandung muatan subyektifitas dari orang yang

mengartikannya. Oleh karena itu sebelum membahas pengertian agama secara

terminologi maka ada baiknya lebih dulu mengartikan agama dari sudut

kebahasaan. Secara kebahasaan, agama berasal dari kata Sansekerta. Satu

..,,..__

pendapat mengatakan bahwa kata itu bersusun dari dua kata yaitu : "A" vang

berarti "Tidak" dan "Garn" yang berarti pergi, jadi tidak pergi, tetap ditempat,

diwarisi turun temurun. Ada lagi yang berpendapat bahwa agama berarti teks atau

kltab suci. Kemudian dikatakan lagi bahwa agama berarti tuntunan.''

Kata" Agama" dalam Bahasa inggris adalah religion. Dalarn kamus Oxford

karangan A.5. Hornby religion dirurnuskan sebagai berikut:

1. "Belief in God as Creator and controller of t/ze uniuerse" ( kepercayaan pad a Tuhan

(27)

l-1

2. "System of Fait/z and Iuorslzip based on suc/z belief" (Sistern kepercavaan dan

penyembahan didasarkan atas keyakinan tertentu).

Menurut James V linden, secara etimologi agama dapat diartikan sebagai

berikut: Religion fimdammtally means tlze recognition of mmz's dcpcndczzce on God and a

liuing up to the obligations tlwt mmz's dependence on God imposes. 17

Menurutnya secara mendasar agama dapat diartikan sebagai kevakinan

individu yang mengakui akan adanya Tuhan dan menjalankan kewajiban-kewajiban

yang diyakini sebagai ketentuan-ketentuan Tuhan.

Ajaran Islam sendiri menyebut lslarn itu sebagai Oiin. Disarnping itu ada

pula kata millat dan ibadah. Diin dalarn bahasa Sernit berarti undang-undang atau

hukum. Dalarn bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, rnenundukkan,

patuh, hutang, balasan, kebiasaan. Diin memang membawa peraturan-peraturan

yang merupakan hukurn yang harus dipatuhi, menguasai diri seseorang dan

membuat ia tunduk dan patuh kepada Tuhan dengan menjalankan apran-ajaran

Oiin itu, membawa kewajiban-kewajiban vang kalau tidak dijalankan menjadi

hutang, kewajiban dan kepatuhan membav;a paham pembalasan."

. .\dapun di dalam Al Quran Al Kariirn surat Ar-Ruurn ayat 30, Allah SWT

menetapkan agarna sebagai fitrah yang tersimpan di lubuk jiwa manusia.

16 Han1n Nasuti on.

Jsla111 f)i1injau f)ari Fierhagai . 1s11eknn1. Ji lid L ( Jak:irt:i : Lil Press. 1985'

Cct. ke-5. ! .. ,.

セ@ Jan1cs \'.Linden SJ. et.al.. The 1:u11dan1enru! イセヲAセ・OゥァゥッョL@ {Chicago. l:niycrsii-_, Press.

1956), Vol-1.p. 243.

18

(28)

_;Ll

:)1 jiil

セセM

セセ@

セGBZゥャャ@

セS@

セlNA@

- - ....;::: -a - / I - l

:-·

, r

':l

.

tJ\

.':C\

'·<l /

·_-:0\\

···:i.i1

cill:i

オセ@ セ@

_)-'--'

U:::-'

..J (::;:-' ....>:: , ,

Artinya: "Hadapkmzlalz wajalzmu dengmz lurus kcpnda agama Allah; tctaplrn11lalz

Mas fitralz Allah yang telnlz mrnciptnkmz mmwsia scsuai dcngmz fitralz itu."

Hal di atas bukan untuk pembuktian atau argumentasi, melainkan untuk

menegaskan bahwa Islam adalah agama yang pertama kali menemukan dan

menandaskan agama sebagai kebutuhan fitri. Berbagai teori dan konsep mengenai

ha! ini muncul mula-mula pada abad 17, kemudian pada abad ke 18 dan 19,

sedangkan Al Quran telah menandaskanva dalam firman Allah seperti tersebut di

atas sejak 15 Abad yang JaJu19

Menurut Robert H. Thouless agama didefinisikan sebagai sikap atau cara

penvesuazan diri terhadap dunia yang mencakup acuan yang menunjukan

lingkungan yang lebih luas daripada lingkungan dunia fisik yang terikat ruang dan

waktu20

Harun Nasution menyimpulkan tentang intisari vang terkandung dalam

pengert1an-pengertian te11tang agama. ivienurutnya agama mengandung arti ikatan

vang harus dipegang dan dipatuhi manusza. lkatan 1111 mempunvai pengaruh besar

sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. lkatan itu berasal dari suatu

- - · · - - - MMMMMMMMセ@

セᄋヲオョ。、ィ。@ lv1unahari. j>er.,JJeCi!/ .·lL(jura11 Tentang .\/anu:·:ia dan .·lga111a (Tc1j).

(8:1ndung:\1i/.:ln.199X. Cet.kc-10. h . ..!5

'"Robert H. Thouless. Pengan1ar Psiko!ogi. lgama (Terj). (Jakarta : PT. Raja Grafindo

(29)

16

kekuatan yang lebih tinggi dari manusia."

Sebenarnya perbedaan istilah antara "Agama" dan "Keberagamaan"

tidaklah terlalu jauh, yaitu antara sesuatu yang dinyatakan dengan kata benda dan

kualitas pengalaman yang ditandai dengan kata sifat.02

Agama sebagai suatu ajaran disebut "Agama", sedangkan agama sebagai

suatu kevakinan disebut "Keberagamaan"

2. Pengertian Komitmen Beragama

Istilah komitmen berasal dari bahasa lnggris yaitu "Commitment". Dalam

karnus Oxford karangan A.S. Hornby istilah commitment diartikan sebagai berikut:

1. E11trust, giPc up, hand 01>er to: perwya, tu11duk, bersera/z diri

2. lv1ake one self responsible; bcrarti : membuat diri orang bertanggung jawab.

3. (ejten reflex) Pledge; Bind (oneself) berarti: bersumpa/z dmz mengikat diri.

Untuk mendefinisikan komitmen beragama secara tepat, maka kita perlu

juga untuk melihat pada makna keberagamaan. Telah banyak para ahli yang

mencoba untuk mendefinisikan makna keberagamaan dan diantaranva adalah

Glock & Stark yang menyatakan bahwa untuk mengatakan bahwa seseorang 1tu

beragama maka keyakinan terhadap doktrin-doktrin agama, etika hidup, kehadiran

dalarn acara peribadatan, pandangan-pandangan, dan banyak lagiJindakan adalah

kondisi-kondisi yang kesemuanya itu dapat rnenunjuk kepada ketaatan dan

" Ahmad Abdul Madiid. Dirasah Js!am(vah, (Jakarta : Gamda Buana Indah. 2000). Cct.

(30)

komitmen beragama"

Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komitmen

beragama dapat didefinisikan sebagai keterikatan seseorang terhadap agarnanya

untuk rnelaksanakan segala sesuatu yang dituntut dalam agarnanya tersebut.

3. Dimensi- Dimensi Beragama

Menurut Glock & Stark, Komitrnen beragama clapat dilihat clari lirna dimensi

yaitu:

1) Dimensi keyakinan (Ideologis)

Dimensi ini berisikan pengharapan-pengharapan dimana orang ,·ang religius

berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu, dan mengakui kebenaran

doktrin-doktrin tersebut.

2) Dirnensi praktek agama (Ritual)

Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal vang dilakukan

orang untuk menunjukan komitmennya terhadap agama yang dianutnva.

3) Dimensi pengalaman (eksperiensial)

Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama

mengandung pengharapan-pengharapan tertentu. Dirnensi ini berkaitan dengan

pengalaman-pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, perseps:-persepsi, dan

sensasi-sensasi yang dialarni seorang pelaku atau clidefimsikan oieh suatu

:: g_aniah_.clg-a111a I)rag111atis (Magelang: Indoncsiatcra. 2001). Cct. kc-I. h. X7

(31)

18

kelompok keagamaan.

4) Dimensi pengetahuan Agama (intelektual)

Dimensi ini mengacu kepada hara pan bahwa orang-orang yang beragama paling

tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan,

ritus-ritus, kitab suci, dan tradisi-tradisi.

5) Dimensi Konsekuensi

Dimensi ini mengacu kepada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan,

praktek, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari."

Kelima dimensi ini kemudian disesuaikan dengan prinsip-prinsip dari

ajaran Islam yang menurut Yusuf Al-Qordhowi terdiri dari tiga prinsip yaitu:

Aqidah, Svari'ah (ibadah), dan akhlak.'°

Aqidah secara bahasa berarti ikatan, secara terminologi aqidah berarti

landasan vang mengikat yaitu keimanan. Keimanan adalah suatu sikap jiwa vang

diperoleh karena pengetahuan vang berproses sedemikian rupa

memebentuk tata nila1 (norma) maupun pola perilaku seseorang.'"

sehinao-a b b

.-\qidah atau iman ini rnerupakan keyakinan akan adanya Allah dan para

rasul yang diutus dan dipilihnya untuk menyampaikan risalah-Nya kepada ummat

rnelalui rnalail-.at ,·ang diterangkan dalam kitab-kitab suci-Nya vang berisikan

::: 1bid h.295-297.

セZオウオヲqッイ、ィッLLᄋゥN@ Penganiar i':(ytnn !sicnn. (rerj). {Jakart<i: Pustakn .AJ-Kautsar. 1997)_ Cct.

(32)

informasi tentang adanya hari akhir dan adanya suatu kehidupan sesudah mati,

serta informasi tentang segala sesuatu yang telah direncanakan dan ditentukan

Allah.

Aqidah sebagai ketentuan-ketentuan dasar keimanan bagi seorang muslim

adalah landasan dari segala perilaku seorang muslim, bahkan aqidah merupakan

landasan bagi ketentuan-ketentuan syari'ah yang merupakan pedoman bagi

seseorang untuk berperilaku. Dengan demikian aqidah dapat dikatakan sebagai

komponen pokok agama Islam yang di atasnya berdiri syari' at dan akhlak Islam.

2. Syari'at

Syari' at merupakan aturan a tau undang-undang Allah ten tang pelaksanaan

dari penyerahan diri secara total melalui proses ibadah secara langsung kepada

Allah maupun secara tidak langsung dalam hubungannya dengan sesarna makhluk

lainnva (mu'amalah), baik dengan sesama rnanusia maupun dengan alarn

sekitarnya.27

Karena Itu secara garis besar syari'at meiiputi dua hal pokok yaitu ibadah

dalam pengertian khusus atau ibadah mahdhah dan ibadah daiarn arti umum atau

ibatiah glzairu nzahdhafz.:s

lbadah pada kategori pertarna sudah ditentukan cara (kaifiat) serta rukun

dan syaratnya seperti yang digariskan oleh Rasuiullah SAW. Sikap kita terhadap

セV@ Zakiah Daradiat. ct al.. f)asar-Dasar Aea!l1a Is/tun. <Jakarta: Bultln Binlang. l 99.+ ). Cet.

.'.C-9. lL 318

:-Nurdin Sahni. ct. aL . .\fora/ (/an Kognisi Jsla111, (Bandung: Aifhbcta, 1993). Cct. lc-1, h.

(33)

20

ibadah ini ialah patuh dan tunduk. Contoh ibadah yang terrnasuk ke dalarn kategori

ini adalah shalat, puasa, zakat, haji, Qurban, dan sebagainya. Tujuan utarnanya

adalah untuk rnernelihara hubungan dengan Sang Maha Pencipta Allah SWT.

Ibadah ini disebut juga dengan ibadah khusus (ibadah khash).

Ibadah dalarn kategori kedua sangat luas cakupan dan ruang lingkupnya

yang rneliputi berbagai aspek kehidupan rnanusia. Untuk ibadah ini terdapat tiga

kriteria yaitu :

1. Niat ikhlas

2. Amal yang baik dan benar (shalih), dan

3. Tujuan atau sasaran yang hendak dicapai berdasarkan ridha Allah

3.Akhlak

Menu rut bahasa, kata akhlak berasal dari kata "Khalaqa". Kata asalnya

"khuluqun". Di dalarn Kam us 5/zilzlzalz berarti tabiat a tau perangai. Qurthubi

ct

a lam

tafsirnya rnenjelaskan klzuluk dalam bahasa Arab artinya adalah adab a tau etika yang

rnengendalikan seseorang dalarn bersikap dan bertindak. jadi, akhlak secara istilah

dapat diartikan sebagai perangai,adat, tabiat, a tau sistem perilal--u yang dibuat.'9

Adapun akhlakul karirnah berasal dari bahasa Arab yang berarti akhlak

yang rnulia. Akhlakul karirnah biasanya disarnakan dengan perbuatan atau

nilai-nilai luhur yang rnerniliki sifat terpuji (rnahrnudah), sehingga akhlakul karirnah

28

'bid h. 38

29 7 k" I D d. . I 2-0

(34)

disebut juga akhlak mahmudah yang bersumber kepada Al Qur'an dan As Sunnah

Rasulullah SAW. Oleh sebab itu, akhlak memiliki dimensi penting di dalam

pertanggungjawaban baik secara vertikal maupun secara horizontal."'

B. Motivasi Kerja

1. Motivasi

Sebelum membahas lebih jauh mengenai motivasi kerja, maka untuk

memudahkan memahami konsep motivasi kerja itu sendrri, lebih dahulu akan

dibahas sedikit mengenai konsep motivasi secara umum. Motivasi berasal dari kata

motif atau dalam bahasa lnggrisnya "Motive", berasal dari kata "tvlotion" yang

berarti gerakan atau sesuatu vang bergerak, vang dalam bahasa latin motivasi

berasal dari kata \lovere yang berarti menggerakkan (to move), jadi istilah motif

pun erat hubungannva dengan gerak, yaitu dalam ha! ini gerakan yang dilakukan

oleh manusia atau disebut juga perbuatan a tau tingkah laku. Motif dalam psikologi

berarti rangsangan, dorongan. atau pembangkit tenaga bagi terjadinva suatu

tingkah Jaku." \\oodworth mengemukakan bahwa dorongan itu memiliki tiga

karakteristik yakni

1. Jntensitas

Intens1tas dari dorongan menunjuk pada fakta bahwa dorongan itu bersifat

mengaktifkan. Pengaktifan tmgkah laku oleh dorongan bervariasi dari taraf yang

311

(35)

22

rend ah (mimpi) sampai taraf yang tinggi (rnarah/ takut). Dan taraf dorongan ini

dipengaruhi oleh keadaan ernosi.

2. Arah

Dorongan bersifat rnengarahkan. Dorongan bisa mengarahkan pasda tingkah

laku mendekat (approach behavior) ataupun tingkah laku rnenghindar

(avoidance behavior).

3. Persistensi

Dorongan tidak hanya rnengarahkan tingkah laku organisrne ke arah tertentu,

(rnendekat atau rnenghindar), tetapi juga bertindak sebagai pernelihara

kontinuitas tingkah laku sarnpai dengan ke tujuan tertentu. Sebelum sarnpai pada

goal (tujuan), dorongan akan terus aktif dan tingkah lakupun akan tetap kukuh

atau te rus 「・イャ。ョァウオョァNセR@

Di dalam psikologi, motivasi merupakan istilah yang lebih umum vang

menunjukan kapada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong,

dorongan vang timbul dari dalarn diri individu, tingkah laku yang ditirnbulkan oleh

situasi tersebut, dan tujuan a tau akJ1ir daripada gerakan a tau perbuatan.

Motivasi juga rnerupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan

interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri

seseorang. Menurut Gray, motivasi merupakan hasil sejurnlah proses yang bersifat

:o: Sarlito \Virrl\van Sanvono. f>en<zan1ar l}nu11n J>sikoloei. (Jakarta: Bulan Bintang_ 2000).

c

.,\.

ke-8. h. 51j - 57 .

. >: E. KocS\\'ara_ .\foli\'asi, Teori dan [Jenelitiann:va (Bandung: Angkasa. 1989). Cet. kc-IO_ h.

(36)

John W. Atkinson berpendapat bahwa motivasi merupakan proses

psikologis yang mencakup:

1. Pengalaman sadar dari hasrat atau keinginan

2. Analisa perilaku individu yang diarahkan pada sesuatu hal yang tidak ia sukai

atau keinginan-keinginan untuk menghindari;

3. Mencakup dua faktor baik faktor internal maupun eksternal, yang mempengaruhi

kekuatan hasrat dan perilaku sesudahnya yang berkaitan dengan respek

terhadap perasaan menyukai atau tidak menyukai obyek;

4. Kenyataan bahwa tiap-tiap individu nampak berbeda dalam kekuatan hasrat dan

kecenderungan untuk mencoba hal-hal tertentu dan menghindari ha! yang

lain-Jainnya."

2. Kerja

Setiap individu secara psikologis mempunyai pengertian yang berbeda

tentang konsep bekerja. Sebagaimana dikutip oleh :'-'eity Hartart1, Strause & Sayles

(1982) Mengatakan bahwa bekerja merupakan salah satu kebutuhan manusia. Sebab

dengan bekerja ia akan dapat memenuhi kebutuhannva yaitu : (1) Kebutuhan fisik

dan rasa aman yang berkaitan dengan pemuasan fungsi jasmaniah antara lain

33 セN@ Winardi.

(37)

seperti lapar, haus, tempat tinggal, dan disamping rasa aman dalam menikrnati

semuanya itu. (2). Kebutuhan sosial, yang rnenunjukkan ketergantungan satu sama

lain sehingga beberapa kebutuhan dapat terpuaskan karena ditolong oleh orang

lain. (3) Kebutuhan ego yang berhubungan dengan keinginan untuk bebas

rnenge1jakan sesuatu sendiri dan rnerasa puas bila berhasil mengerjakannva."

rvfenurut Toto Tasrnara, kerja merupakan suatu kegiatan vang didalamnya

terkandung tiga aspek yang harus dipenuhi yaitu:

1. Bahwa aktivitasnya dilakukan karena ada dorongan tanggung jawab ( rnotivasi)

2. Bahwa apa vang dia lakukan tersebut karena kesengajaan, sesuatu yang

direncanakan, karenanya terkandung di dalarnnya suatu gabungan antara rasa

dan rasio.

3. Bahwa vang dilakukan itu dikarenakan adanya suatu arah dan tujuan yang

luhur (goal) vang secara dinarnis mernberikan makna bagi dirinya, dan ada

sebuah kegiatan untuk rnewujudkan apa yang diinginkannya agar dirinya

mernpun1·ai arti.00

Bersandar pad a doktrin normatif Islam; . .\I Qur' an, Hadits nabi, dan

pt>ngalaman sos10 historis Islam, rnaka "kerja" dirumuskan Sebagai berikut: "Kerja

merupakan hak dan kewajiban umat manusia , sebagai realisasi ibadah kehadirat

:,.; John \V. A.tkinson . .'ln i111rvduc1ivn to a .\Jorivanon l Princeton: Ne\\- JerSC\'. I 96.+ )_ Vol. セ@

,_. .. '

.):>Netty HartalY. f)os [>01rer :..,\ndro111 .3'eba.e_ai Cian,e.r.zuan .\lenral i)ada .\/asa !_)ensiun,

セ@ iaKalal1 U1skus1 uosen. {Jakarta: 2002). It I

36

Toto Tas111ant E"tos Kerja I)ribadi .\luslhn, ( ャZtッァセ@ 。ォ。イエ。セ@ PT. Dana Bhakti \Vakaf. 1995 ).

(38)

Allah SWT. 33

Doktrin normatif Islam menvatakan bahwa Islam adalah agama yang amal

menekankan pemeluknya untuk selalu bekerja keras, dan penilaian terhadap derajat

seseorang lebih didasarkan pada kualitas amal a tau pekerjaannya, bukan

berdasarkan status sosiaJ a tau kekayaannya. Amal seseorang tidak saja menjanjikan

kebahagiaan hidupnya di dunia yang sekarang, tapi juga di akhirat kelak. Hal ini

diterangkan dalam Quran surat an-Nahl, ayat 97:

- - ,., .. J-- t

ケNN[Nセ@セZヲ・NQ@

:,s(!_?...lj3 q}:![.,,;19

;)..y,

JAJ

.;u1 31

__,s:i

Li-"

セlNLL@ セZZ[NL@

'

'

.

. . ·' · r '- · \'

オセ@

Y

·ts.L

:\..i:lb

...

o '

_r.:..

Artinya: "Barangsiapa menge1jakan amal slzalelz baik laki-laki maupun pcre111pua11 dL7lL7111

kel1dl7m1 beri111a11, maka scs1111ggu/mya kami aka11 beri balasmz kcpada mereka dcngan palzala

1fG11g lebilz baik dari yang mcreka ke1jaka11."

Islam tidak semata-mata memerintahkan bekerja, tetapi bekerja dengan baik

(ihsan dalam bekerja), dan jihad (bersungguh-sungguh) dalam bekerja. lhsan dalam

bekerja bukanlah perkara sunnah .. tetapi suatu kewajiban agama yang diwajibkan

bagi setiap muslizn.34 Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits yang berikut:

Artinva :"Scsunggulznya Allalz llZL'7.mjibkan ilzsan (baik) dalmn segala lzal. fika kalian

(39)

26

111c111b1mulz (11cwm1), maka /akukan!ail dcngan cam yang baik, jika 111cm1cmbclilz. scmbelil!lah

drngan cara yang baik. Hrndaknya scscorm1g diantara ka111u mcnajamkan pisaunya scl!ingga

tidak tcrlalu mcnyakiti hcwan sc111bciilwnnu1." (HR. Muslim)."'

Sebagai konsekuensi iman, seorang mu'min tidak hanya rnelakukan

pekerjaannya sekedarnya saja, tetapi ia akan rnelakukan secara profesional dan

sungguh-sungguh, dan rnengarahkan segala kemampuannva untuk kebaikan

pekerjaannva.

Hasil pekerjaan yang baik hanya bisa dicapai oleh orang yang mau bekerja

keras, yang dalam Islam bekerja keras bukanlah sekedar memenuhi naluri untuk

kepentingan perut. Islam memberikan pengarahan kepada satu tujuan filosofis yang

luhur dan rnulia, yakni untuk berta'abbud dan mencari keridhaan Allah SWT,

karena Allah sendiri memerintahkan kepada rnanusia untuk beke1ja sebagaimana

finnannya dalam AI Qur'an surat Az Zurnar ayat 39:

,. "' • , , J セ@ 0 '

.j};'.\.·;

NN⦅Z[セ@

<:J..,\.C.

セj@

f.S:ii\.5...

セ@

IJLCI

Oセ@

Artinya: "katakm1lalz : Hai kaumku, bckc1jalalz scsuai dc11gan keadaam11u masing-masing.

Sesunguhnya akupun bckcrjaf nzaka kelak kanzu akan n1e11getalrui.n

Dari uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ·xerja .. mcmi!iki

pengertian yang luas, selain memiliki makna psikologis dan sosial, lebih dari itu

kerja memiliki nilai-nilai religius, yang mengharuskan umat beragama untuk

38 YusufQardha,vi. Peran .\'i/ai dan .tforal Dala111 Perekononlian /s/a111 (Jakarta: Robbani

?ress.1997). Cet. ke-1. h. 161.

39 Imam Muslim_

ffadits Shahih .\!11sli111, (Terj. Ma ·mur Daud). (Jakarta: Widjaya, 1984). Cet.

(40)

mentaatinya selama hidup di dunia ini

3. Motivasi Kerja

Konsep motivasi merupakan sebuah konsep penting dalam memahami

kinerja kerja seseorang. Menurut John R. Scherhorm motivasi kerja dapat

didefinisikan sebagai berikut :"Motivasi untuk bekerja rnerupakan sebuah istilah

yang digunakan dalam bidang perilaku keorganisasian, guna n1eneranakan b . kekuatan-kekuatan yang terdapat pada diri seseorang individu yang rnenjadi

penyebab tirnbulnya tingkat, arah, dan persistensi upaya yang dilaksanakan dalarn

ha! bekerja".•0

Secara umum, motivasi kerja berkaitan dengan kondisi dan proses yang

rnenjarnin kernunculan, arah, besaran, dan pemeliharaan usaha dalam kerja

seseora_ng . ..i 1

lsi atau content dari teori-teori motivasi yang ada dapat men jaw ab "Apa"

dari proses rnotivasi, yaitu kebutuhan-kebutuhan apa dan dalam rangka apa

rnelakukan kebutuhan-kebutuhan ini dengan kekuatan rnereka untu k rnemulai,

mendorong, dan mempertahankan perilaku kerja."

.Ada pun 1s1 a tau content dari teori-teori motivasi dan prosesnva menyatakan

bahwa model motivasi kerja secara umum memiliki enam elemen : , , .. -

..

1. Kebutuhan pekerja セイ・NヲエゥZ@ kebutuhan bekerja, keOutuh.:1!: rasa arnari, kebutuhan

1l_i fhic1

セ Q@ Rabindr.:1 N. Kanungo.

(41)

28

2. Harapan yang berkaitan dengan dengan perilaku kerja yang dibutuhkan

sehingga memberikan hasil pribadi yang dapat mernenuhi kebutuhan.

3. Harapan-harapan yang berkaitan dengan sejauh rnana seorang pekerja

melaksanakan perilaku kerja yang dibutuhkan.

4. Perilaku kerja

5. Pengalarnan basil perilaku kerja

6. Feed back pengalaman konsekuensi perilaku kerja bagi rnotivasi berikutnya untuk

terlibat dalam perilaku kerja vang sama.·13

\1enurut Mc. Clelland, kebutuhan berprestasi seorang pekerja memiliki

irnplikasi vang penting untuk rnemaharni perilaku manusia dalam bekerja. Dalam

penelitiannva terhadap para penganut protestan, ia rnembuktikan bahwa para

penganut agama ini rnerniliki kebutuhan berprestasi yang tinggi yang rnernberikan

kontribusi bagi semangat bekerja yang tinggi vang pada gilirannya rnembawa pada

semangat kapitalisrne.·'·'

Pembuktian Mc. Clelland tersebut sejalan dengan thesis weber vang

mem·atakan bahwa ideologi protestan telah meningkatkan perkembangan ekonomi

melalui peningkatan kebutuhan berprestas1 diantara para peng1kutnva.•0

Dari hasil penelitiannya, ivfc. Clelland berkesimpulan bahwa motivasi

berprestas1 vang tinggi lebih cenderung dirniliki oleh orang-orang yang bekerja

;: .'hid. h. 17

4' :hid.

セNZrッウウ@ Buck. !/11111a11 .\!otil·ation cf f.'ouuion. (Nc\Y York: John \Villcy & Son. 1988). Second

(42)

sebagai pewirausaha dibandingkan manajer dlau karyawan. 46 Ada pun orang yang

merniliki motivasi berprestasi yang tinggi ditandai dengan karakteristik sebagai

berikut:

1. Mereka bertindak sebagai wira usaha vang menyukai tantangan dan merniliki

hasrat yang kuat untuk bertanggung jawab terhadap pemecahan masalah, serta

menunjukkan perilaku yang lebih berinisiatif daripada kebanyakan orang.

2. lvlereka berkecenderungan untuk memilih tugas-tugas dengan taraf kesulitan a tau

resiko yang moderat (sedang) di dalam perbuatannya, dan memperhitungkan

segala resikonya, demi mencapai prestasi yang diharapkannya.

3. Memiliki keinginan yang kuat untuk mendapatkan umpan balik yang tepat

dengan segera pad a tampilan tu gas mereka .

.J.. Mereka cenderung asyik sekali dengan tugas, sampai tujuan dicapai secara

suksesY

Sebaliknya, individu dengan motivasi berprestasi rendah, akan lebih

menyukai tugas-tugas dengan resiko-resiko yang rendah, sedikit umpan balik, dan

cenderung tidak bertanggung jawab.-Js

-\5 ]!Jill

-io Ashar Sunyoto Munand.1r. JYsikologi fndustri dan Organisasi, ( Jakcirta: UI Prtcss_. 200 l;,

Cct. kc-L h. 333

.; Steers & Ungson, ct.al._ .\fanaging Effective (Jrganization: .-In lntroduclion. (Boston :

Kem Publishing Company. 1985). p. 278

00

(43)

30

C. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Motivasi Kerja

Motivasi sebagai proses psikologis yang terjadi pada diri seseorang sangat

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Disamping faktor ekstern seperti lingkungan

kerja, juga sangat ditentukan faktor-faktor intern yang melekat pada setiap orang,

seperti; pembawaan, tingkat pendidikan, dan sistem nilai vang dianut.

Sumber lain rnengungkapkan bahwa di dalarn motivasi kerja itu terdapat

suatu rangkaian interaksi antar berbagai faktor sebagai berikut:

1. lndividu dengan segala unsumya

2. Situasi dimana individu bekerja

3. Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing individu, terhadap

pelaksanaan pekerjaannya,

4. Pengaruh yang datang dari berbagai pihak,

5. Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu

6. Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu

7. Timbulnya persepsi dan bangkitnva kebutuhan baru, cita-cita, dan tujuan.'"

Sebagaimana pendapat tersebut diatas Hicks juga mengungkapkan ha! vang

senada, menurutnya, mot1vas1 keqa tnd1v1du juga dipengaruhi oleh empat faktor

berikut:

1. Norma-norma kultural dan nilai-nilai yang din1asukkan ke dalan1 ren1ikirann:-·a

sewaktu ia tumbuh menjadi dewasa,

(44)

3. Pengalarnan-pengalaman pribadinya dan pengaruh-penagruh belajarnya dan

4. Mobilitas pada lingkungan fisikal dan sosialnya.so

D. Hubungan Antara Komitmen Beragama Dengan Motivasi Kerja

Apa bila kita menelaah ajaran-ajaran agama dengan seksama, maka akan di

dapati bahwa ternvata agarna sebagai sebuah sistem nilai tidak hanya mengajarkan

hal-hal yang berbentuk ritual semata, tetapi lebih dari itu, agama juga mengatur

masalah-masalah vang silatnya keduniawian dan berhubungan dengan

kesejahteraan manusia di dunia.

:Vlenurut Weber, peng1kut protestan memiliki etika kerja vang luar biasa, ha!

ini merupakan manifestasi dari ketaatan mereka terhadap ajaran agamanya, karena

agama protestan telah mendoktrin para pemeluknya dengan ajaran bahwa

pekerjaan itu merupakan tugas vang diciptakan Tuhan, Jach, karena pekerjaan

merurakan panggi!an Tuhan, maka pekerjaan itu harus dilakukan secara etis. Weber

juga membuktikan bahwa tanpa relormasi protestan, kapitalisme barat tidak akan

pernah berkembang."

Tidak jauh berheda dengan etika protestan, etika konfusianisme yang

diajarkan dalam tradisi Cma juga berhasil meyakinkan para penganutnya untuk

5

" !. \Vinardi. 01}. cir. h. 10

(45)

mentradisikan etika ekonomi yang tidak ham·a untuk mendatangkan keuntungan

(material), tetapi untuk mencapai status (martabat), sehingga para penganutnya

terdorong untuk mengembangkan etika kerja vang lebih bermakna. Hal ini dapat

dibuktikan pada realitas orang-orang Cina vang berhasil secara ekonorni di hampir

seluruh dunia."

Sebagaimana telah dikemukakan pada bab sebelumnya, perspektif Islam

yang komprehensif secara tegas menolak pemisahan antara yang sakral (dimensi

ukhrowi kerja), dan yang profan (dirnensi duniawi kerja); antara ibadah dan kerja.

Beberapa ayat Al Qur'an dan Hadits secara terus rnenerus mengingatkan kaum

muslimin akan kedalaman hakikat religius dari semua pekerjaan yang dilakukan,

vang harus sesuai dengan syari'ah dan tanggung jawab moral manusia. Dari

berbagai hasil penelitian dan telaah terhadap ajaran agama yang dikemukakan

tersebut, maka agama sebagai sebuah sistem nilai patut di katakan sebagai salah

satu faktor yang memainkan peranan penting dalam peningkatan motivasi para

pencelukm·a dalam bekerja.

E. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan teori vang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan

h1potesis penelitian ini sebagai berikut:

(46)

l. Hipotesa Alternatif: Ada korelasi positif yang signifikan antara komitmen

beragama dengan motivasi kerja

2. Hipotesa Nol : Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara komitmen

(47)
(48)

BAB HI

METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Variabcl adalah simbol yang menenlukan angka atau nilai.".Adapun variabel

vang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Terikat: adalah variabel yang dipengaruhi dan merupakan konsekuensi

atau akibat.5' Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Motivasi

kerja merupakan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk

mengetahui seberapa besar tingkat tvlotivasi kerja responden, peneliti akan

melakukan pengukuran motivasi kerja dengan menggunakan alat ukur skala

motivasi berprestasi dalam bekerja berdasarkan teori David 1\lc. Clelland.

Adapun faktor-faktor yang akan diukur adalah:

1. Merniliki rasa tanggungjawab terhadap pekerjaan dan menyukai tantangan

2. Mernilih tugas moderat

3. Keinginan mendapat umpan balik

4. Keasvikan pada tugas.

b. Vanabel bebas: adalah variabel yang mempengaruhi dan merupakan antecedent

atau penyebab dari dependent variabeJ.s.i Maka dengan demikian Komitmen

Beragama dapat dikategorikan sebagai variabel bebas. Untuk mengetahui

セ@ fイ・、セN@ Kerlingcr_ 1-·u1111da1111n nf iJefla1'H1ral Research. <Ne\\ Y'ork: Harcourt

Brac::-Collegc Publishers. 1986). Vol .•. !' _

53

Ibid, h. 32.

34

(49)

35

Beragama dapat dikategorikan sebagai variabel bebas. Untuk rnengetahui

tingkat kornitrnen beragama responden, penulis akan menggunakan alat ukur

sk,1la komitmen beragama yang didasarkan pada teori Glock dan Stark. Adapun

dimensi-dimensi yang akan diukur adalah:

1. Dimensi ideologi

2. Dimensi ritual

3. Dimensi pengalaman

4. D1mensi pengetahuan

5. Dirnensi konsekuensi

B. Karakteristik Subyek

Yang menjadi subyek penelitian adalah para pedagang eceran baik pria

maupun wanita yang beragama !slam dan berusaha di sekitar wilayah Ciputat.

Dalam penelitian ini, penulis membatasi sampel pada kelompok pedagang

eceran yang berusaha di sekitar wilayah Ciputat. Adapun alasan penulis rnemilih

sarnpel kelompok mi antara lain:

l. Para pedagang eceran ini berusaha dengan modal sendiri,

2. Karena mereka berusaha dengan modal swadaya sendiri, maka

kernungkinan tantangan yang mereka hadapi lebih besar dibandingkan

kan·awan atau buruh yang nota bene memiliki atasan (bekerja pada orang

(50)

Mengingat keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan kemungkinan

mendapatkan subyek vang bersedia bekerja sama, maka jumlah responden yang

akan menjadi subyek penelitian direncanakan berjumlah 100 orang yang sesuai

dengan karakteristik subyek yang telah ditetapkan, jumlah subyek penelitian ini

dapat dianggap memenuhi syarat dalam penelitian, karena menurut Guilford,

suatu populasi baru dapat dikatakan membentuk suatu distribusi normal, jika

jumlah 'n' populasi paling sedikit 30 orang.'°

C. Teknik Sampling

Penelitian ini menggunakan pendekatan 11011 probabilitas sampling dengan

rnetode incidental sampling. Caranya adalah mengambil subyek yang sesuai dengan

karakteristik yang telah ditetapkan, yang dapat diternui dan bersedia beke1ja sama

untuk rnenjadi subyek penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data dan IPD

1. Teknik Pengurnpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menvebarkan angket atau

kuesioner sebagai alat pengumpul data. Keuntungan dalam menggunakan

kuesioner antara lain adalah tidak memerlukan kehadiran peneliti, dapat

dibagikan secara serentak kepada banyak responden, dapat dijawab oleh

55

Guilford. Funclarnenta/ S1atistic in Psvcho/of!V cf: Education. <Mc.Gra\\· hfll

(51)

37

responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu

senggang responden, dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur

dan tidak malu-malu menjawab, serta dapat dibuat terstandar sehingga bagi

sernua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.06

2. lnstrumen Pengumpulan Data

lnstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket sb1la model

Liker!, dimana responden dirninta untuk menyatakan kesetujuan dan

ketidaksetujuannya terhadap pernyataan-pernyataan baik yang favorable

rnaupun pernyataan unfavorable. yang terdiri dari lima pernyataan sikap

yaitu :"Sangat setuju (SS), Setuju (S), Agak Setuju (AS), Tidak Setuju (TS),

Sangat Tidak Setuju (STS)". Adapun isi pernyataan dalam angket ini

didasarkan pada teori tentang komitmen beragama dari Glock dan Stark dan

teori morivasi kerja dengan penekanan pada motivasi berprcstnsi dalam bekerja

dari David Mc. Clelland yang sebagian dari iternnya merupakan hasil

modifikasi dari item-item yang telah dibuat oleh para peneliti sebelumnya ,

dan kisi-kisinya sebagai berikut:

Tabel 3.1

Bo bot Nilai

ャMセsMZMセZヲAゥ[エMセ⦅Zセセ

QQ

MMMMMMMMセ@

Favoiabel

l

uョヲ。カセッイ。「・ャ@

ヲMMMMMセMMMMMMMMKMMMMMMMMMMᄋMᄋᄋNLャ⦅⦅@ '"---

-·----' , _ i L⦅G|⦅s⦅]⦅aセァ。⦅ォ⦅s⦅・⦅エオ⦅アセᄋLオ@ _ _ _ _ -+ _ _ _ _ 3 _ _

--1 ··

3

TS_= tゥ、\ャャ\⦅sセQZAZQゥQZQ⦅@ _______ " ______ 2 _____ ,_1 _ _ , _ _ _ 4 _ _ _ _

セs⦅t⦅s⦅]⦅s⦅。⦅ョセQァセN。⦅エ⦅t⦅ゥ、⦅。⦅ォ⦅s⦅・⦅エオセQゥセオMMK@ ______ 1 ______

i ___

5

56

(52)

Tabel 3.2 Blue Print

i. Dimensi 30, 32 36 31, 3-l, 35, !/ 29, -!O 38, 39 ! 33

Ii PengaJaman 37, -!1

r---+ "

I

13 i

]\ Dimensi -!3,45, -!9 I -!8, 51 -!2, -!-!,

TWセV@

I

5-1,55

I

50,

URセ@

MセMQ@

ii Pengetahuan i 53

i

セセセセセZセオ・ョウゥ@

セセG@

58, 60 6-l, 66 j 65 156, 62 161, 63 11 [

ij

Juntlah 12 10 15 \

sj

12

I

9

QMセQ@

... -· セM .. NLN]MウNNMセNセN@ MセMMMMセセMMセセMNN「MMMセMMセ@

Tabel 3.3 Blue Print Motivasi Kerja

I=

Kognitif

ZセZZOエ・ョセ@

..

セセセセエセ@

. -

jセセュャセ@

I! 1

セl@

Unfa.".._[_ Fav _ ·c·li_nfav

セセfセセlエキ。カ@

i

'

1

!

Rasa

·1·

セイPゥMMMイMMMMセL@

セ@

1,30

I

30

I! Tanggu.ng I 5, '3, 7, 1, 12,15,18,26, ii 2,-!,8,16,1?1,2 i' 10,l-l,23, ii

'.I jawab dan "9,21,

セ@

17, 19 11 'I' 0 ?? ,\ ?-! r

ii Menvukai

l

28, 29 ,,

I

27 !, ,__ I, - '-"

JI tant;nga11 ij . セ@ ! :1 i

li

Memilih tugas , _

3

,

I

i

セMM

:: - - - - n , 2 - - _, 9

I moderat I 3:>,. 8

!

33 r 39 1! 3-l,

36

⦅jLL⦅ᄋ⦅Zョ⦅L⦅SWMMMMjGャMMMセヲMMMi@

I

---

'

! Keinginan mendapatkan -!1,-±3, -15,47, 50

umran balik -19,52

Keasyika11 54 ' 56

I I

' pad a tu 11.as

Jumlah 15 6

セ@

--'

ii

lf-!6 -!8, 51

,I

I

,

-H

II -!O, -12

13

:1

I

セ@

55, 58, 6-l

j 53,51

_____ - Nlセ@セ@ 59, - ---bO MセセMMMMMMM

i

60, 61,62 12

セ@

セ@

13

MMNNNNNMMMMMMMᄋMMMセM

:l

- - - - .,.._, --11-

t- -/

12

j

_ _ .. =o.._·""'L_____.._

-MセM

ゥMMMMMMMMMMMセ@

(53)

39

E. Uji Coba Alat Ukur

Sebelum alat ini digunakan dalam penelitian yang sebenarnya, peneliti

melakukan uji coba (try out) terlebih dahulu pada tanggal 20 Mei 2003. Try out ini

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah setiap item dari alat ukur

kornitrnen beragarna dan rnotivasi kerja dapat difahami dengan mudah; dan untuk

rnengetahui tingkat ualiditas dan reliabilitas dari keduanya.

Untuk

Gambar

Tabel 3.1  Tabel 3.2  Tabel  3.3  Tabel  3.4  Tabel  3.5  Tabel  3.6  Tabel ..  u  Tabel 4.2  Tabel  4.3  Tabel4.4  Tabel 4.5  Tabel  4.6  Tabel  4.7  TabeJ 4.8  Tabel 4.9  Tabel 4.10  Tabel  4.11  DAFTAR TABEL  Bobot nilai ................................
Tabel  3.1  Bo bot Nilai  ャMセsMZMセZヲAゥ[エMセ⦅Zセセ QQ MMMMMMMMセ@ Favoiabel  l  uョヲ。カセッイ。「・ャ@ ヲMMMMMセMMMMMMMMKMMMMMMMMMMᄋMᄋᄋNLャ⦅⦅@ '&#34;-----  -·----' , _ i   L⦅G|⦅s⦅]⦅aセァ。⦅ォ⦅s⦅・⦅エオ⦅アセᄋLオ@ _ _ _ _   -+  _ _ _ _   3 _ _   --1 ··  3  TS_=  tゥ、\ャャ\⦅sセQZAZQゥQZQ⦅@
Tabel 3.2  Blue Print  i.  Dimensi  30,  32  36  31,  3-l,  35,  !/  29,  -!O  38, 39  !  33  Ii  PengaJaman  37,  -!1  r------+  &#34;  I  13  i  ]\  Dimensi  -!3,45,  -!9  I  -!8, 51  -!2,  -!-!,  TWセV@ I  5-1,55  I  50,  URセ@ MセMQ@ ii  Pengetahuan  i  5
Tabel 3.4  Hasil Uji Alat Ukur  a.  Alat Ukur Komitmen Beragama
+7

Referensi

Dokumen terkait

penanganan serta pelaksanaan Sistem Monitoring ORARI. 4) Melaksanakan pembinaan kegiatan monitoring kepada segenap disiplin monitoring didaerahnya tentang teknik

Simpan dan refresh halaman tambah data pengguna dan silahkan coba untuk diisi sesuai kolom yang dibuat dan klik tombol simpan maka akan muncul konfirmasi

menentukan jumlah twist pada benang tunggal adalah dengan cara membuka twist sampai serat- serat sejajar atau melanjutkan putaran sampai diperoleh panjang benang semula. Jumlah twist

Bahwa Para Pemohon yang mengkualifikasikan dirinya sebagai badan hukum yang berbentuk Federasi dan Konfederasi telah menganggap, pemisahan Badan Pelaksana dan Badan

3.Undang-Undang Nomor S Tahun 2Ot4 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia rahun 20'14 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik

Subjek memahami masalah, dengan menulis apa yang diketahui, apa yang ditanya, syarat yang diperlukan, merencanakan penyelesaian yaitu dengan membuat pola atau

Dalam perencanaan pondasi KSLL ini, kami membatasi pembahasan pada aspek teknis saja, meliputi perencanaan dimensi rib konstruksi dan settlement, perhitungan ketebalan

Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa baik pada saham-saham yang masuk dalam perhitungan perusahaan manufaktur, terdapat pengaruh