• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Sikap Dan Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja Di Smk Nusantara Ciputat Tangerang Selatan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Sikap Dan Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja Di Smk Nusantara Ciputat Tangerang Selatan Tahun 2013"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN SIKAP DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMK NUSANTARA CIPUTAT TANGERANG SELATAN

TAHUN 2013

Skripsi ini Diajukan Sebagai Tugas Akhir

Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Keperawatan (S.kep)

OLEH

DEWI RETNOSARI 106104003706

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

i

GAMBARAN SIKAP DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMK NUSANTARA CIPUTAT TANGERANG SELATAN

TAHUN 2013

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

DISUSUN OLEH: DEWI RETNOSARI

NIM : 106104003706

Pembimbing I Pembimbing II

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013 Puspita Palupi, S.Kep.,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Mat NIP:198011192011012006

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

GAMBARAN SIKAP DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMK NUSANTARA CIPUTAT TANGERANG SELATAN

TAHUN 2013

Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan penguji oleh : Dewi Retnosari

106104003706

Pembimbing I Pembimbing II

Penguji I Penguji II

Penguji III

Puspita Palupi, S.Kep.,M.Kep.Ns.Sp.Kep.Mat NIP. 198011192011012006

Puspita Palupi, S.Kep.,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Mat NIP:198011192011012006

Ns. Uswatun Khasanah S.Kep, MNS NIP:197704012009122003

Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, MSc NIP. 198008022006042001

(4)

iii Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ns. Waras Budi Utomo, S.kep, MKM NIP.197905202009011012

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(5)

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juli 2013

(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : DewiRetnosari

Tempat/tanggal lahir : Tangerang, 28Desember 1987

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Kav. Pinang Tigaraksa Rt 001/002 Kec. TigaraksaKab. Tangerang 15720

Tlp : 085813567068

Email : Dewi_retnos28@yahoo.co.id Riwayat Pendidikan : SDN Pinang(1993-1999)

SMP 1 Tigaraksa(2000-2002) SMA 1 Tigaraksa (2002-2005)

(7)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Kesuksesan lebih diukur dari rintangan yang berhasil diatasi seseorang saat ia berusaha untuk sukses dari pada posisi yang telah diraihnya

dalam kehidupan

K upersembahkan skripsi ini untuk : K edua orang tuaku, Do’atulus kepada ananda seperti air yang tak pernah berhenti terus mengalir, pengorbanan, motivasi, kesabaran, ketabahan dan tetes air matamu yang terlalu mustahil untuk dinilai, engkaulah sebaik–baik panutan meski tidak selalu sempurna. M y family,,,, Terima kasih atas kasih sayang, support, do’a yang menyertai penuli ssehingga penulis dapat menyelesaikan skrips iini Dosen –dosenku di PSI K ,,,, Terima kasih telah membimbing, memberi arahan pada penulis dan membekali penulis dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi penulis, jasamu tiada tara,,, Adik dan kakakku Tersayang “Anggieta dan Aida” Terima kasih atas kasih saying do’adan support yang diberikan, semoga kalian selalu jadi yang terbaik “Z ul”,,,, Terima kasih atas do’a, dukungan, kasih sayang, pengertian serta nasehat yang diberikan

kepada penulis, I will always remember Temanku ,,,, U lfa, Nurjanatun Na’im, Rizki Puji L estari, Siti Nurussyarifa, thanks untuk kebersamaannya selama ini semoga kebersamaan yang kita jalin takakan lekang oleh waktu Teman- teman PSI K ,,, Anti, mami,,,, sertateman-teman PSI K 2006 yang tidak bias penuli ssebutkan namanya satu persatu trima kasih atas do’a, support, bantuan dan kebersamaan yang takkan pernah penulis

(8)

vii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, Juli 2013

Dewi Retnosari, NIM : 106104003706

Gambaran Sikap Dan Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja Di Smk Nusantara Ciputat Tangerang Selatan Tahun 2013

xvi + 79 Halaman + 4 Tabel + 4 Lampiran ABSTRAK

Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak menjadi masa dewasa,Masa remaja dikenal dengan masa pubertas yang sangat rentan terhadap perilaku yang menyimpang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sikap dan perilaku seksual pranikah remaja di SMK Nusantara Ciputat.

Jenis penelitian ini adalahdeskriptif kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional (potong lintang).Waktu penelitian pada tanggal 12 maret 2013. Sampel sebanyak 46 remaja, diambil secara non-probalitysampling dengan teknikconsecutive sampling. Pengumpulan datadengan menggunakan kuesioner. Analisis data yang di gunakan adalah analisa univariat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran usia responden tentang perilaku seksual pranikah remaja didapatkan bahwa sebanyak 1 responden (2,2%) usia 14 tahun, 21responden (46,7%) berusia 15 tahun, 16responden (35,6%) berusia 16 tahun, sebanyak 5 responden (11,1%) berusia17 tahun dan 2 responden (4,4%) berusia 18 tahun. Menurut jenis kelamin didapatkan bahwa28 responden (62,2%) perempuan, 17 responden (37,8%) laki-laki. Remaja mempunyai sikap positip sebanyak 32 responden (71,1%),dan yang mempunyai sikap negative sebanyak 13 responden (28,9%). Gambaran perilakuseksual pranikah sebanyak 21 responden (46,7%) berperilaku positif dan 24 responden (53,3%) berperilaku negatif.

Peneliti menyarankan pada pihak sekolah agar dapat meningkatkan promosi kesehatan reproduksi pada remaja serta memberikan penyuluhan tentang bahaya perilaku seksual pranikah.

(9)

viii

FACULTY OF MEDICINEANDHEALTHSCIENCES STUDYPROGRAM OF NURSINGSCIENCE

Thesis, juli 2013

Dewi Retnosari, NIM : 106104003706

Descripti on Sexual Attitudes And Behavior Adolescents Prenuptial in national vocational high school of south tangerang year 2013

xvi + 79 Pages + 4 Tabels + 4 Attachment ABSTRACT

Adolescenceis atransitional periodbetweenchildhood andintoadulthood. Adolescenceis known aspubertyverysusceptible todeviant behavior. The purposeofthis study wasto describe theattitudesandbehavior ofadolescentpremarital sexualof national vocational high school in Ciputat.

This research wasquantitative descriptivedesign using “cross sectional” Researchtimeon 12March2013, Sample of46adolescents. taken bynon-probability sampling withconsecutive sampling technique. Data collection usingquestionnaires.Analysis of the datain useis univariate.

The results showedthat

therespondents'agepictureaboutadolescentpremarital sexualbehaviorfoundthatas many as1respondent(2.2%) aged14years, 21respondents(46.7%) aged15years, 16respondents(35.6%) aged16years, a total of5respondents(11.1%) aged17 yearsand2respondents(4.4%) aged18years. By sexshowed that28respondents(62.2%) women, 17respondents(37.8%) males. Teens have apositiveattitudeas much as32respondents(71.1%), and those withnegativeattitudeswere 13respondents(28.9%). Picture ofpremarital sexual behavior of21respondents(46.7%) positive attitudeand24respondents (53.3%) negativebehavior.

Researchers suggestinthe schools’ administratorin order toimproveadolescent reproductive healthpromotionas well asproviding information about thedangers ofpremarital sexualbehavior.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya dan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Universitas Islam Negeri Jakarta, untuk menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama kuliah.

Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi, sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca.Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna.Hal ini disebabkan masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis dalam melihat fakta, memecahkan masalah yang ada serta mengeluarkan gagasan ataupun saran-saran. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.

Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.dr.MK. Tadjudin, Sp.And, Selaku Dekan FKIK

2. Bapak Waras Budi Utomo, S. kep, MKM Selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan.

(11)

sebesar-x

besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Para dosen-dosen yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu dan pengetahuan, selama penulis mengikuti perkuliahan.

5. Seluruh Staff karyawan Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Jakarta (PSIK UIN Jakarta).

6. Orang tuaku yang memelihara, mendidik, serta mencurahkan semua kasih sayang tiada tara tanpa pamrih yang senantiasa mendo’akan keberhasilan penulis dan memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman PSIK angkatan 2006 yang telah memberikan bantuan, inspirasi, do’a dan semangat dalam menyusun skripsi.

Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Jakarta, Juli 2013

(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN PERSETUJUAN... ... i

PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI... ii

LEMBAR PERNYATAAN... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... v

LEMBAR PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR SINGKATAN... xiii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR BAGAN... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1

B. Rumusan Masalah………... 8

C. Tujuan Penelitian……… 9

D. Manfaat Penelitian………. 9

E. Ruang lingkup Penelitian……….. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja………. 11

(13)

xii

C. Perilaku……… 23

D. Seksualitas……….. 31

E. Kerangka Teori………... 36

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep………. 37

B. Definisi Operasional... 38

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian………. 40

B. Tempat dan Waktu Penelitian………. 40

C. Populasi dan sampel………...40

D. Instrument Penelitian ……….……….. 42

E. Pengumpulan Data………..………... 44

F. Teknik Analisa Data………..……... 47

G. Etika Penelitian………... 49

BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Tempat Penelitian………... 51

B. Analisa Univariat……….………. 53

BAB VI PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden……….… 56

B. Analisis Univariat………... 56

(14)

xiii BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………. 66

B. Saran……… 67

(15)

xiv

DAFTAR SINGKATAN

1. BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 2. PMS : Penyakit Menular Seksual

3. KTD : Kehamilan Tidak Diinginkan 4. HIV : Human Immunodeficiency Virus

5. AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome 6. KESREPRO : Kesehatan Reproduksi

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden di SMK Nusantara

Ciputat Tahun 2013………...………... 53 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di SMK Nusantara

Ciputat tahun 2013………... 53 5.3 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Perilaku Seksual

Pranikah di SMK Nusantara Ciputat Tahun 2013………... 54 5.4 Distribusi Frekuensi Perilaku Seksual Pranikah di SMK Nusantara

(17)

xvi

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak menjadi masa dewasa. WHO(Word Health Organization, 2010) mengungkapkan batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun, sedangkan menurut Kementerian Kesehatan usia remaja yaitu berusia 10 sampai 19 tahun dan belum menikah (Kementerian Kesehatan, 2013).

Survei demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja merupakan populasi yang besar. Biro Pusat Statistik, 2010 melaporkan bahwa kelompok umur 10 sampai 19 tahun adalah 22%, yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1 remaja perempuan (WHO, 2010). Depkes (2011) mengungkapkan bahwa populasi remaja di Indonesia sebesar 63,4 juta jiwa dan berada pada jenjang sekolah pertama hingga ke perguruan tinggi. Masa remaja dikenal dengan masa pubertas yang sangat mempengaruhi keadaan fisiologis, psikologis maupun sosial remaja (Wong, 2009).Masa pubertas merupakan kematangan hormonal serta organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan seks sekunder yang mulai muncul sehingga mempengaruhi perubahan tubuh dan emosional (Wong, 2009 & Santrock, 2003).

(19)

2

menonjol, serta berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat. Kulit akan menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang pori-pori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa pubertas, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan, dan tungkai, keadaan semacam ini secara fisik remaja perempuan sudah mampu bereproduksi pada remaja laki-laki Bahu melebar, pinggul menyempit, Petumbuhan rambut disekitar alat kelamin, ketiak, dada, tangan, dan kaki, Kulit menjadi lebih kasar dan tebal, produksi keringat menjadi lebih banyak(Sarwono, 2003).

Pada tahap ini mereka dihadapkan oleh pencarian siapa mereka, bagaimana mereka nanti, dan ke mana mereka akan menuju masa depannya. Satu dimensi yang penting adalah penjajakan pilihan-pilihan alternatif terhadap peran dan penjajakan karir merupakan hal penting.Orang tua harus mengijinkan anak remaja menjajaki banyak peran dan berbagai jalan. Jika anak menjajaki berbagai peran dan menemukan peran positif maka ia akan mencapai identitas yang positif. Jika orang tua menolak identitas remaja sedangkan remaja tidak mengetahui banyak peran dan juga tidak dijelaskan tentang jalan masa depan yang positif maka ia akan mengalami kebingungan identitas (Santrock, 2003).

(20)

3

perilaku remaja yang mengarah kepada terpuaskannya dorongan seksual.Remaja yang dapat mengendalikan akan terhindar dari perilaku seksual yang menyimpang. Sebaliknya, para remaja tidak dapat mengendalikannya, maka akan terjerumus ke dalam penyimpangan seksual, misalnya pemerkosaan, pornografi, dan hubungan bebas (Hurlock, 2009).

Remaja dapat dikuasai oleh dorongan agresi dan antagonistik, maka kepekaan terhadap pengaruh perilaku seksual menyimpang pada umumnya akan lebih tinggi. Remaja akan menyalurkan rasa ingin tahu terhadap seksual melalui membaca, di antara teman remaja sekelompok, menonton film biru, dan melakukan eksperimen seksual dengan cara onani bersama teman remaja, mencoba hubungan seksual dengan lawan jenis sebaya, bahkan dengan pekerja seks, mencoba perilaku seksual homoseksual dengan teman sebaya atau dengan waria yang berprofesi sebagai prostitusi, melakukan pemerkosaan bersama teman terhadap korban yang ditemui di jalan. Perilaku remaja tersebut merupakan sikap seksual negatif yang ditandai perilaku psikososioseksual (Dianawati, 2003).

(21)

4

bebas.Perilaku seksual remaja meliputi, berpegangan tangan (16%), berpelukan (13%), mencium pipi (12%). Perilaku yang sudah menjurus pada hubungan seks awal foreplay meliputi cium pipi (9%), necking (mencium leher 9%), meraba organ seksual (4%), peting (menempelkan alat kelamin 2%), hubungan seksual (1%) (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2005)(BKKBN, 2005).

Godeau (2004) melakukan survei kepada 33.943 remaja pada 24 negara yang salah satunya Eropa Barat yang menunjukan 13,2 % remaja telah melakukan hubungan seksual sejak usia 15 tahun dan tidak menggunakan alat kontrasepsi, sementara 82% lainnya menggunakan alat kontrasepsi. Sukmadevi (2006) melaporkan bahwa siswi SMP dan SMA di Jawa Barat sebesar 42,3 % telah melakukan hubungan seksual pertama kali saat dibangku sekolah. Studi lain menunjukan 63% remaja di beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, telah melakukan hubungan seks pranikah, namun sebagian besar remaja memiliki pengetahuan yang kurang sehingga mereka meyakini berhubungan seks satu kali tidak menyebabkan kehamilan (BKKBN, 2008).

(22)

5

melakukan hubungan seksual sebelum menikah dan lebih banyak terjadi pada remaja di perkotaan (5,7%). Secara keseluruhan persentase laki-laki berusia 15-24 tahun belum menikah melakukan hubungan seks pra nikah lebih banyak dibandingkan wanita denganusia yang sama. Menurut hasil survei BKKBN LDFE UI pada tahun 2002 di Indonesia terjadi 2,4 kasus aborsi per tahun dan sekitar 21 % dilakukan oleh remaja (Widiastuti, 2005).

Kecenderungan perilaku seksual pranikah di kalangan remaja semakin banyakterjadi, tercermin dari tingkat aborsi di kalangan remaja diperkirakan sekitar 700 ribukasus per tahun atau sekitar 30% dari seluruh kasus aborsi per tahun di Indonesia. Suatupenelitian yang pernah dilakukan BKKBN menyatakan bahwa perilaku seksual remaja belakangan ini memangmencemaskan. Persentase remaja laki-laki yang melakukan hubungan seksual adalah34,9% dan perempuan yang pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah sebesar 24%. Remaja di Jakarta yang pernah melakukan hubungan seks sebelummenikah ada sebanyak 42% (BKKBN, 2008).

(23)

6

Remaja mulai mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa, termasuk dalam aspek seksualnya.Dengan demikian memang dibutuhkan sikap yang bijaksana dari para orang tua, pendidik dan masyarakat pada umumnya serta tentunya dari remaja itu sendiri, agar mereka dapat melewati masa transisi itu dengan selamat (Sarwono, 2006).

Laporan jurnal kependudukan dan pembangunan tahun 2005 menunjukkan tentang penelitian terhadap 164 orang terdiri atas 139 remaja laki-laki dan 29 remaja perempuan pada siswa-siswi kelas III SMA di kota Surakarta dengan hasil 43,17 % remaja laki-laki kadang-kadang melakukan onani, 36% subjek wanita tidak pernah melakukan masturbasi, 41,73% remaja laki-laki melakukan hubungan seks pada usia 15-17 tahun dan 60% remaja wanita pada usia 15 tahun, 42,45% laki-laki melakukan hubungan seks pada usia 18- 19 tahun dan 28% remaja perempuan. Terdapat 2,88% remaja laki-laki dan 11,5% remaja perempuan melakukan hubungan seks pada usia 12-14 tahun. Sebagian besar alasan remaja laki-laki adalah bukti rasa cinta sebanyak 47,73%. Sedangkan 44% subjek perempuan melakukan hubungan seks pertama kali didasari keinginan untuk mencoba (Kasturi, 2005). Hasil penelitian yang dilakukan Taufik (2005), pada salah satu SMU di Jakarta mengenai perilaku seksual remaja, menyatakan bahwa sebagian besar remaja pernah melakukan ciuman bibir 10,53%, melakukan ciuman dalam 5,6%, melakukan onani atau masturbasi 4,23%, dan melakukan hubungan seksual sebanyak 3,09%.

(24)

7

pranikah diantaranya kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, resiko terkena penyakit menular seksual (PMS), dan resiko tertular HIV/AIDS juga remaja melakukan hubungan seks berganti-ganti pasangan (Santrock, 2003).Perilaku seksual pada remaja perempuan saat ini menimbulkan berbagai masalah, yang meliputi kehamilan yang tidak diinginkan, anemia, abortus, partus premature, perdarahan dan tindakan operatif obstetrik lebih sering dibandingkan dengan kehamilan pada golongan 20 tahun (Soetijiningsih, 2004).

Perilaku seksual pranikah dipengaruhi oleh banyak hal pengetahuan, sikap, faktor kebudayaan orang lain yang dianggap penting, media masa, pengalaman pribadi, lembaga pendidikan, lembaga agama dan emosi dari dalam individu.

(25)

8

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMK Nusantara Ciputat pada usaia 17 dan 18 tahun mengungkapkan bahwa mereka telah terpapar dengan tindakan pacaran saat mereka duduk di bangku sekolah dasar aktifitas seksual yang pernah mereka lakukan diantaranya merangkul, mencium pipi dan bibir. Tindakan tersebut dilakuakan tanpa paksaan dari pasangan melainkan kesepakatan dari kedua belah pihak.

B.Rumusan Masalah

Keingintahuan remja mengenai seksualitas serta dorongan seksual yang menyebabkan remaja untuk melakuakan aktifitas seksual remaja, yang akhirnya menimbulkan persoalan pada remaja yang berkaitan dengan perilaku seksual seperti kasus-kasus kekerasan seksual, kehamilan tidak diinginkan pada remaja, aborsi pada remaja, pernikahan usia remaja dan lain sebagainya. Perilaku seksual remaja meliputi, berpegangan tangan (16%), berpelukan (13%), mencium pipi (12%). Perilaku yang sudah menjurus pada hubungan seks awal foreplay meliputi cium pipi (9%), necking (mencium leher 9%), meraba organ seksual (4%), peting (2%), hubungan seksual (1%)

(26)

9

ciuman dalam 5,6%, melakukan onani atau masturbasi 4,23%, dan melakukan hubungan seksual sebanyak 3,09%.

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap dan perilaku seksual pranikah remaja di SMK Nusantara Ciputat.

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya gambaran sikap remaja tentang seksual pranikah di SMK Nusantara Ciputat Tahun 2012.

b. Diketahuinya gambaran perilaku remaja tentang perilaku seksual pranikah di SMK Nusantara Ciputat Tahun 2012.

D. Manfaat penelitian 1. Manfaat ilmiah

Menjadi data dasar bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan dan memperkaya penelitian selanjutnya mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas pada remaja.

2. Manfaat praktis

a. Institusi pendidikan keperawatan

(27)

10 b. Bagi SMK Nusantara Ciputat

Hasil penelitian ini dapat menjadi landasan program kegiatan bimbingan, pembinaan serta konseling dalam upaya peningkatan pengetahuan tentang seksualitas dan upaya untuk mengurangi perilaku seksual yang menyimpang pada remaja di SMK Nusantara Ciputat. c. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi terutama bagi remaja mengenai gambaran tentang perilaku seksual dalam upaya peningkatan kesehatan reproduksi remaja.

d. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan/Keperawatan

Memberikan landasan dalam upaya promosi kesehatan dan landasan dalam pengembangan evidence based keperawatan, khususnya tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja.

E. Ruang Lingkup Penelitian

(28)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja 1. Pengertian

Remaja atau adolescence merupakan periode transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13 dan 20 tahun (Potter & Perry, 2005).Masa remaja terdiri dari masa remaja awal(early adolescence) usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan(middle

adolensence) usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir(late adolensence)

usia 18-21 tahun (Monks, et al, 2002). 2.Klasifikasi

Sarwono (2008), menjelaskan proses penyesuaian diri remaja menuju kedewasaan ada tiga tahap perkembangan yaitu :

a. Remaja Awal (Early Adolescence)

(29)

12 b. Remaja Madya (Middle Adolescence)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan.Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari oedipoes complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lain jenis.

c. Remaja Akhir (Late Adolescence)

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal di bawah ini.

1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.

3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.

(30)

13 3.Tahap perkembangan remaja

a. Perkembangan fisik, laju perkembangan secara umum berlangsung pesat, proporsi ukuran tinggi, berat badan seringkali kurang seimbang dan munculnya ciri-ciri sekunder.

b. Perkembangan psikomotor, gerak-gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan serta aktif dalam berbagai jenis cabang permainan. c. Bahasa, berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik

mempelajari bahasa asing, menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung segi erotik, fantastik, dan estetik.

d. Sosial, keinginan menyendiri dan bergaul dengan banyak teman tetapi bersifat temporer, serta adanya kebergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi.

e. Perilaku kognitif

1) Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (asosiasi, diferensiasi, komparasi, kausalitas) yang bersifat abstrak, meskipun relatif terbatas.

2) Kecakapan dasar intelektual menjalani laju perkembangan yang terpesat,

3) Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai menujukkan kecenderungan-kecenderungan yang lebih jelas.

f. Moralitas

(31)

14

2) Sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya.

3) Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat dengan tipe idolanya.

g. Perilaku Keagamaan

1) Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertanyakan secara kritis dan skeptis.

2) Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.

3) Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya.

h. Konatif, emosi, afektif, dan kepribadian

1) Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri, dan aktualisasi diri) menunjukkan arah kecenderungannya. 2) Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan belum

terkendali seperti pernyataan marah, gembira atau kesedihannya masih dapat berubah-ubah dan silih berganti.

3) Merupakan masa kritis dalam rangka menghadapi krisis identitasnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi psikososialnya, yang akan membentuk kepribadiannnya.

(32)

15 4. Perkembangan seksual pada remaja

Perkembangan seksual pada remaja mengikuti usia perkembangan mereka. Beberapa teori perkembangan mengatakan, bahwa perkembangan seksual pada remaja yang menandai bahwa seorang anak sudah memasuki masa yang baru, yaitu masa remaja.

Menurut Imran (2000) masa remaja diawali oleh masa pubertas yaitu masa terjadinya perubahan-perubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual).Perubahan ini ditandai dengan haid atau menarche pada wanita dan mimpi basah atau polutio pada laki-laki (Hurlock, 1999).

Perubahan dan perkembangan yang terjadi pada masa remaja, dipengaruhi oleh berfungsinya hormon-hormon seksual (testosteron untuk laki-laki) dan progesteron &estrogen untuk wanita).Hormon-hormon inilah yang berpengaruh terhadap dorongan seksual remaja (Imran, 2000).Hal ini didukung oleh pendapat Monks, (1999), bahwa pertumbuhan kelenjar seks seseorang telah sampai pada taraf matang saat akhir masa remaja, sehingga fokus utama pada fase ini biasanya lebih diarahkan pada prilaku seksual dibandingkan pertumbuhan kelenjar seks itu sendiri.

(33)

16

dengan membentuk teman sebayanya (peer-group). Pergaulan bebas yang tak terkendali secara normatif dan etika-moral antar remaja yang berlainan jenis akan berakibat adanya hubungan seksual diluar nikah (sex pre-marital) (Dariyo, 2004).

5.Tugas perkembangan remaja

Menurut Soetjiningsih (2010) pada masa remaja mereka dihadapkan pada dua tugas utama:

a. Mencapai ukuran kebebasan atau kemandirian dari orang tua

Pada awal usia remaja, perjuangan kemandiriannya ditandai dengan perubahan dari sifat tergantung kepada orang tua menjadi tidak tergantung. Pada saat ini umumnya remaja sudah tidak tertarik lagi dengan aktifitas bersama orangtua.Bila remaja tidak mempunyai kelompok yang suportif maka keadaan ini dapat menimbulkan kekosongan perasaan terpisah dari orangtua yang mungkin muncul menjai berkurang. Pada usia pertengahan, ikatan dengan orang tua semakin longgar dan mereka lebih banyak menghabiskan waktunya bersama teman sebaya. Pada akhir masa remaja, mereka berusaha mengurangi kegelisahannya dan meningkatkan integritas pribadinya, identitas diri lebih kuat dan mampu mengendalikan diri.Akhir remaja adalah tahap terakhir perjuangan remaja dalam mencapai identitas diri.

(34)

17

Proses pembentukan identitas diri adalah merupakan proses yang panjang dan kompleks, yang membutuhkan kontinuitas dari masa lal, sekarang dan yang akan datang dari kehidupan individu, dan hal ini akan membentuk kerangka berfikir untuk mengorganisasikan dan mengintegrasikan perilaku ke dalam berbagai bidang kehidupan.Selain dua tugas utama diatas Soetjiningsih (2010) menyatakan tugas perkembangan masa remaja:

a. Memperluas hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin.

b. Memperoleh peran social

c. Menerima keadaan tubuhnya dan menggunakan secara efektif d. Memperoleh kebebasan emosional dari orang tua

e. Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri

f. Memiliki dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan g. Mempersiapkan diri untuk perkawinan dan kehidupan keluarga h. Mengembangkan dan membentuk konsep-konsep moral

Havinghurst (dikutip oleh Sarwono, 2005) tugas perkembangan remaja yaitu:

a. Menerima kondisi fisiknya dan memanfaatkan tubuhnya secara efektif

(35)

18

c. Menerima peran jenis kelamin masing-masing (laki-laki atau perempuan)

d. Berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap orangtua dan orang dewasa lainnya

e. Mempersiapkan karir ekonomi

f. Mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga g. Merencanakan tingkah laku social yang bertanggung jawab

h. Mencapai system nilai dan etika tertentu sebagai pedoman tingkah lakunya

Tugas perkembangan remaja meliputi kemampuan-kemampuan yang harus dikuasai oleh remaja, agar dapat mengatasi permasalahan yang akan timbul dalam fase perkembangan. Penguasaan terhadap tugas perkembangan akan menentukan keberhasialan seseorang dalam setiap fase kehidupannya. Havighurst dalam Sprinthall & Collins, (2002) mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan selama masa remaja, yaitu:

a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.

b. Mencapai peran sosial pria dan wanita.

c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.

d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang

(36)

19 f. Mempersiapkan karier ekonomi.

g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.

h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilakudan mengembangkan ideology.

B. Sikap Seksual Pranikah Pada Remaja 1. Sikap

a. Pengertian

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmojo, 2007). Komponen sikap terdiri atas tiga komponen menurut Azwar (2009) yaitu:

a.Komponen kognitif (cognitive)

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.

b.Komponen afektif (affective)

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu sikap.Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.

c.Komponen konatif (conative)

(37)

20

didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.

Konsistensi antara kepercayaan sebagai komponen kognitif, perasaan sebagai komponen afektif, dengan tendensi kecenderungan berperilaku sebagai komponen konatif seperti itulah yang menjadi landasan dalam usaha penyimpulan sikap yang dicerminkan oleh jawaban terhadap skala sikap. Faktor - faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut Azwar (2009) adalah:

a.Pengalaman pribadi

Sesuatu yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis. b.Kebudayaan

(38)

21 c.Orang lain yang dianggap penting

Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting, sesorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak dan tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berati khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Diantara orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang yang satatus sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri tau suami dan lain-lain.

d.Media massa

Media massa sebagai sarana komunikasi. Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dll, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya. Media massa membawa pula pesanpesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

a.Institusi/ lembaga pendidikan dan lembaga agama

(39)

22

ndividu.Pemahaman akan baik-dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

b.Faktor emosi dalam diri individu

Bentuk sikap tidak semuanya ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang.Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.

Selain dari faktor-faktor diatas yang mempengaruhi pembentukan sikap, menurut Walgito(2003) adalah faktor pengetahuan.Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, individu mempunyai dorongan untuk mengerti, dengan pengalamannya untuk memperoleh pengetahuan.Sikap seseorang terhadap suatu objek menunjukkan pengetahuan tersebut mengenai objek yang bersangkutan.

2. Sikap Seksual Pranikah Remaja

(40)

23

terhadap perilaku seksual pranikah (Bungin, 2001).Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat dan pernyataan responden terhadap suatu obyek.Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan pernyataan hipotesis kemudian dinyatakan pendapat responden melalui kuesioner (Notoadmojo, 2003).Sikap dapat bersifat positip dan dapat pula bersifat negatip (Azwar, 2009):

a. Sikap negatif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.

b. Sikap positif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu.

C. Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja 1. Perilaku

a. Pengertian

(41)

24

dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).

Skinner (1938, dalam Notoatmodjo, 2007) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons. Skinner membedakan adanya dua respons:

a. Respondent respons atau reflexive, yakni respons yang

ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus tertentu). Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap.

b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulus atau reinforcer, karen memperkuat respons.

2. Jenisperilaku

Dilhat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua :

(42)

25

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka (overt behaviour)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

Berdasarkan teori Skinner tersebut, perilaku kesehatan merupakan suaturespon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan.

3. Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja

(43)

26

Perilaku seksual adalah perilaku yang melibatkan sentuhan secara fisik dari anggota badan antara pria dan wanita yang telah mencapai pada tahap hubungan intim, yang biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri. Sedangkan perilaku seksual pranikah merupakan perilaku seksual yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing individu (Hidayatul, 2008).

Dengan matangnya fungsi-fungsi organ seksual pada remaja, maka timbul pula dorongan-dorongan dan keinginan untuk memuaskan seksual yaitu dengan khayalan, membaca buku atau memutar film porno (Purwanto, 1999).Bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah pada remaja meliputi:

a. Berpegangan tangan

Perilaku seksual ini biasanya dapat menimbulkan keinginan untuk mencoba aktivitas seksual lainnya, sehingga kepuasan seksual lainnya tercapai (Irawati,1999).

b. Berpelukan

Perilaku seksual berpelukan akan membuat jantung berdegup lebih cepat dan menimbulkan rangsangan seksual pada individu (Irawati, 1999).

c. Cium kering

(44)

27

disamping juga dapat menimbulkan keinginan untuk melanjutkan ke bentuk aktifitas seksual lainnya yang lebih dapat dinikmati (Irawati, 1999).

d. Cium basah

Aktifitas cium basah berupa sentuhan bibir dengan bibir (Irawati,1999). Dampak dari cium bibir dapat menimbulkan sensasi seksual yang kuat dan menimbulkan dorongan seksual hingga tidak terkendali, dan apabila dilakukan terus menerus akan menimbulkan perasaan ingin mengulanginya lagi (Ginting, 2008).

e. Meraba bagian tubuh yang sensitif

Merupakan suatu kegiatan meraba atau memegang bagian tubuh yang sensitif seperti payudara, vagina dan penis (Ginting, 2008). Dampak dari tersentuhnya bagian yang paling sensitif tersebut akan menimbulkan rangsangan seksual sehingga melemahkan kontrol diri dan akal sehat, akibatnya bisa melakukan aktifitas seksual selanjutnya seperti intercourse (Irawati,1999).

f. Petting

Merupakan keseluruhan aktifitas seksual non intercourse (hingga menempelkan alat kelamin), dampak dari petting yaitu timbulnya ketagihan (Ginting, 2008).

g. Oral seksual

(45)

28

pada wanita melibatkan bagian di sekitar vulva yaitu labia, klitoris, dan bagian dalam vagina (Ginting, 2008).

4. Dampak Perilaku Seksual Pranikah

Perilaku seksual pranikah dapat menimbulkan berbagai dampak negatip pada remaja yaitu :

a. Dampak fisiologis

Dampak fisiologis dari perilaku seksual pranikah diantaranya kehamilan tidak diinginkan, aborsi, resiko terkena penyakit menular seksual (PMS) dan resiko tertular (HIV/AIDS) jika remaja melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan (Santrock, 2003).

Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja dapat meningkatkan resiko kesehatan bagi ibu dan anaknya.Salah satu faktor yang penting dalam kehamilan adalah umur ibu waktu hamil.Usia remaja (dibawah 20 tahun) dianggap sangat berbahaya untuk kehamilan sebab secara fisik tubuh ibu sendiri masih dalam masa pertumbuhan, organ-organ reproduksi masih belum matang. Bayi yang dilahirkan oleh ibu remaja cenderung memiliki berat badan lebih rendah dan kematian pada bayi (Santrock, 2003).

(46)

29

mengalami kemandulan dikemudian hari setelah menikah.Perdarahan, sehingga remaja dapat mengalami shock akibat perdarahan dan gangguan neurologist.Selain itu, perdarahan juga dapat mengakibatkan kematian ibu dan anak atau keduanya. Resiko terjadinya rupture uterus atau robeknya rahim lebih besar, juga menipisnya dinding rahim akibat kuretase. Terjadinya fistula genitalia traumatis, suatu saluran atau hubungan antara genital dan saluran kencing atau saluran pencernaan yang secara normal tidak ada (Santrock, 2003).Dampak yang selanjutnya adalah penyakit menular seksual yaitu merupakan infeksi atau penyakit yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual berbahaya karena dapat menimbulkan kemandulan, menyebabkan kemandulan, kanker rahim, merusak penglihatan, merusak otak dan hati, dapat menular pada bayi, dapat menyebabkan seseorang rentan terhadap (HIV/AIDS), serta beberapa penyakit menular seksual ada yang tidak bisa disembuhkan. Beberapa penyakit menular seksual diantaranya adalah Gonnorhea, Sifilis, Chlamydia, dan Herpes genitalis (Santrock, 2003).

(47)

30

(Human Immunodeficiency Virus) didalam tubuh. Virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) ini hidup didalam 4 cairan tubuh manusia yaitu cairan darah, cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu. Kebanyakan remaja yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus tidak akan sakit sampai mereka dewasa karena waktu laten yang terjadi sejak terinfeksi untuk kali pertamanya sampai munculnya penyakit berkisar 5 sampai 7 tahun (Santrock, 2003).

b. Dampak psikologis

Menurut Sarwono (2003) dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah diantaranya perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa.Dampak sosial dari perilaku seksual pranikah diantaranya dikucilkan, cemoohan masyarakat, putus sekolah pada remaja perempuan yang hamil, dan perubahan peran ibu.

c. Intercourse atau bersenggama

(48)

31 D. Seksualitas

1. Pengertian

Seksualitas merupakan keseluruhan emosi, sikap, kesukaan dan perilaku yang terkait dengan ekspresi seksualitas diri dan erotisme (Stright, 2005).Seksualitas memiliki makna yang lebih luas yang mencakup daya tarik seksual dan karakteristik yang bersifat biologis maupun sosial, seksualitas bersentuhan dengan wilayah sosial yang mengkonstruksi sifat, karakter, perilaku sosial dari masing-masing jenis kelamin (Munfarida, 2009). Seksualitas salah satu issue kesehatan yang essensial dan menjadi sesuatu yang kurang diketahui bagi remaja perempuan sehingga pelayanan kesehatan seksual masih dihindari dikarenakan ketidaknyamanan remaja untuk membicarakannya dan merupakan sesuatu hal yang masih tabu (Berg, 2001).

2. Komponen

Komponen seksualitas menurut Imran (2004) yaitu orientasi seksual, identitas gender (perasaan seseorang apakah dia laki-laki atau perempuan secara psikologis), dan peran gender sosial (pemenuhan tuntutan budaya mengenai perilaku-perilaku feminin dan maskulin).

(49)

32

dengan lawan jenis (heteroseksual) dan orang yang secara seksual tertarik dengan kelamin yang sejenis (homoseksual).

Homoseksual yang terjadi Indonesia merupakan hal yang tidak lazim terjadi (BKKBN, 2006).Indonesia mempunyai norma-norma yang melarang orientasi seksual tersebut, laki-laki yang tertarik kepada laki-laki disebut gay, sedangkan perempuan yang tertarik pada perempuan disebut dengan lesbian (BKKBN, 2006). Peran seksual merupakan cara bagaimana menerima dan mengembangkan peran sesuai dengan alat kelaminnya, selain itu peran seksual ini menentukan identitas diri apakah sesuai dengan alat kelamin atau menyimpang (Imran, 2004).

3. Klasifikasi Seksualitas

Melliana (2006) mengklasifikasikan seksualitas menjadi tiga macam, yaitu seksualtitas reproduktif, seksualitas erotis dan seksualitas gender. Seksualitas reproduktif yang berfokus pada hal biologis dan konsep reproduksi, aspek anatomi dan fisiologi, perilaku, dan sikap manusia terhadap tubuh mereka, terutama terhadap alat kelaminnya, serta proses reproduksi. Seksualitas erotis yang berfokus pada kenikmatan yang dihasilkan oleh alat kelamin manusia, perilaku atau sikap antar individu dan proses fisiologi yang dapat menciptakan kenikmatan erotis atau hal-hal yang berpengaruh terhadap sensasi yang ditimbulkan akibat kenikmatan erotis.

(50)

33

sebaliknya, mereka dapat merasakan kenikmatan erotis dari hubungan seksual tanpa memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan kemungkinan untuk berhubungan seksual, melalui aktivitas seperti masturbasi, aktivitas antara pasangan homoseksual, dan penggunaan alat kontrasepsi yang cukup efektif dalam berhubungan seksual. Seksualitas gender yang terfokus pada pembagian sosial manusia menurut jenis kelaminnya, yaitu laki-laki dan perempuan. Pada konteks ini, seksualitas berkenaan dengan tuntutan sosial, pola perilaku, dan perilaku individu yang akan memperjelas perbedaan antara laki-laki dan perempuan (Melliana, 2006). 4. Dimensi Seksualitas

Kesrepro (2010) dan Negara (2007) memaparkan bahwa seksualitas terdiri dari beberapa dimensi yaitu : dimensi biologis, dimensi psikososial, dimensi perilaku, dimensi cultural dan dimensi klinis. Dimensi biologis yang berkaitan dengan reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual.Faktor biologi ini mengontrol perkembangan seksual dari konsepsi sampai kelahiran dan kemampuan bereproduksi setelah pubertas.Sisi biologi seksualitas juga mempengaruhi dorongan seksual, fungsi seksual, dan kepuasan seksual.

(51)

34

bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seksual (Kesrepro, 2010 & Negara, 2007).

Dimensi perilaku yang menerjemahkan seksualitas menjadi perilaku seksual, yaitu perilaku yang muncul berkaitan dengan dorongan atau hasrat seksual. Dimensi kultural menunjukan perilaku seksual menjadi budaya yang ada di masyarakat dan menekankan pada konstruksi kultural terhadap seksualitas yang menjadikan makna dan norma-norma seksualitas berbeda dari budaya yang satu dengan budaya yang lain. Dimensi klinis menangani persoalan-persoalan fisik seperti penyakit, trauma dan masalah-masalah perasaan atau psikis, seperti kecemasan, rasa bersalah, malu, depresi dan konflik, yang dapat mengganggu fungsi reproduksi dan seksualitas (Kesrepro, 2010 & Negara, 2007).

5. Seksualitas pada Remaja

(52)

35

(53)

36 E. KerangkaTeori

Bagan 2.1Kerangka Teori

Dimodifikasi Notoatmodjo (2007), Purwanto (1999) Perilaku seksual pranikah remaja

- Jenis perilaku seksual

- Bentuk perilaku seksual pranikah - Dampak perilaku seksual

pranikah - Remaja

- Tumbuh kembang

Sikap seksual pranikah remaja

- Komponen sikap

- Factor yang mempengaruhi

sikap

(54)

37 BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Dalam kerangka konsep ini hanya dua variabel yang akan diteliti yaitu sikap dan perilaku seksual pranikah pada remaja seperti pada bagan dibawah ini.

Gambaran Sikap dan Perilaku Seksual pranikah Pada Remaja di SMK Nusantara Ciputat

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Sikap

(55)

38 B. Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Sk

(56)

39 BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian Crossectional. Desain tersebut dipilih oleh peneliti dengan pertimbangan waktu yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, relatif murah,.Peneliti ingin meneliti mengenai gambaran perilaku dan sukap seksual prankah remaja.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di SMK Nusantara Ciputat Tangerang Selatan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret tahun 2013.

C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa remaja yang berada di SMK Nusantara Ciputat Tangerang Selatan.

2. Sampel

(57)

40

2013.Sampel diambil secara non-probalitysampling dengan teknik quota sampling yaitu seluruh siswa dan memenuhi kriteria penelitian akan

dijadikan sampel sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi. 3. Besar Sampel

Perhitungan besar sampel penelitian dengan menggunakan rumus hipotesis untuk uji beda dua proporsi sebagai berikut :

Keterangan:

n = Jumlah sampel yang dibutuhkan

= 1,96 (Derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan (α) sebesar 5%)

= 0,84 (Kekuatan uji sebesar 80%)

P₁ = 0,7 (proporsi penelitian terdahulu)

(58)

41 P̅ = (P₁+P₂)/2 = (0.7+0,4)/2= 0,55

n

=

=

=

=

=

=

= 41,9 = 42 responden

Untuk menghidari terjadinya sampel yang drop out dan sebagai cadangan maka peneliti menambahkan 10% dari jumlah sampel minimal.

Cadangan 10% x 42 = 4,2 = 4 responden Total = 42 orang + 4 orang = 46 responden

Jadi jumlah sampel keseluruhan yang diambil untuk keperluan penelitian ini yaitu 46 siswa.

4. Kriteria Sampel

(59)

42 a. Kriteria Inklusi

1) Siswa yang bersekolah SMK Nusantara Ciputat bulan Maret tahun 2013.

2) Bersedia ikut dalam penelitian. b. Kriteria Eksklusi

1) Siswa kesehatan

2) Siswa perempuan yang menolak ikut dalam penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisikan pertanyaan mengenai sikap, perilaku, perilaku seksual pranikah.

1.Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk wawancara dengan responden tentang umur, dan media eksposur serta perilaku seksual pranikah hendaknya memperhatikan aspek reabilitas dan validitas alat ukur.

a. Umur

Variabel umur didapat dari pertanyaan terbuka tentang lama hidup siswa perempuan tahun sampai ulang tahun terakhir pada saat dilakukan penelitian.Disamping itu peneliti juga menyesuaikan dengan kartu tanda mahasiswa responden yang ada di sekolah.

(60)

43

Variabel sikap didapat dari kemampuan siswa memilih jawaban yang benar tentang 10 pernyataan tentang sikap mengenai perilaku seksual penyebab perilaku seksual, jenis perilaku seksual, bahaya perilaku seksual pada siswa. Pernyataan yang terdapat dalam kuesioner menggunakan pernyataan dengan skala Guttman, merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan/pernyataan : positif atau negatif . Pada umumnya dibuat seperti checklistdengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0.Kemudian data yang didapat, dikumpulkan dan dijumlahkan sesuai dengan skor yang didapat, lalu digolongkan. Hasil ukur variabel sikap dikategorikan menjadi 2 yaitu: (0) Skor 76%- 100% = Positif , (1) Skor 56%- 75% = Negatif.

2.Perilaku seksual pranikah

Variabel perilaku seksual pranikah didapat dari 11 pernyataan tentang perilaku seksual yang pernah dilakukan siswa. Pernyataan yang terdapat dalam kuesioner menggunakan pernyataan dengan skala Guttman, merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan/pernyataan: ya dan tidak .Pada umumnya dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan

(61)

44

siswa kedalam tiga kategori yaitu: baik, cukup dan kurang. Hasil ukur variabel di kategorikan menjadi 3 yaitu: (0) Skor 76%- 100% = Baik , (1) Skor 56%- 75% = Cukup , (2) Skor < 55% = kurang.

E. Pengumpulan Data 1. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.Diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dari siswa SMK Nusantara Ciputat Tangerang Selatan.Pada bulan Maret-April tahun 2013 yang memenuhi kriteria untuk menjadi responden.Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti.

(62)

45 2. Prosedur Pengumpulan Data

Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian melalui beberapa tahap yaitu:

a. Menyelesaikan kelengkapan administrasi seperti surat izin penelitian dari Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan surat izin dari kepala SMK Nusantara Ciputat Tangerang Selatan.

b. Melakukan pendataan kepada calon responden dengan menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian.

c. Memberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk ditandatangani oleh calon responden apabila setuju menjadi subjek penelitian.

d. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian kuesioner.

e. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti apabila ada yang tidak jelas dengan kuesioner.

f. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner.

g. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi kepada peneliti untuk diperiksa.

3. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

(63)

46

rumus Pearson Product Moment dan dicari reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar- benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam hal ini digunakan beberapa item pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur tersebut. Uji ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing skor item pertanyaan dari tiap variabel dengan total skor variabel tersebut. Uji validitas menggunakan korelasi Product MomentPearson. Suatu instrument dikatakan valid atau sahih apabila korelasi tiap butiran memiliki nilai positif dan nilai t hitung > t tabel (Hidayat, 2008).

Reabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengukuran reabilitas menggunakan bantauan software computer dengan rumus Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha

Cronbach> 0,60 (Hidayat, 2008).

(64)

47

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh digunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis (Hidayat, 2007). Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya:

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data atau

formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan.Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.

c. Entry data

Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat tabel kontingensi.

(65)

48

Setelah semua isian kuesioner tersisi penuh dan benar, dan juga data sudah dikoding, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dianalisis. Proses pengolahan data dilakukan dengan cara memindahkan data dari kuesioner ke paket program komputer pengolahan data statistik.

e. Cleaning data

Cleaningdata merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah di-entry, apakah ada kesalahan atau tidak.Kesalahan mungkin terjadi pada saat meng-entry data ke komputer.

2. Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi variabel sikap dan perilaku seksual pranikah..Sedangkan variabel dependen yaitu perilaku seksual pranikmah.

G. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2007). Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:

(66)

49

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.Tujuan dari Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud, tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya.Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormatinya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

(67)

50

menjamin kerahasian identitasresponden, dimana data-data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan apabila telah selesai maka data tersebut akan dimusnahkan.

BAB V

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Tempat Penelitian

1. Gambaran Umum Sekolah

a. Profil SMK Nusantara Ciputat

(68)

51

SMK II Nusantara.Kedua sekolah tersebut berada bersebelahan.SMK I Nusantara Ciputat terdiri dari 12 jurusan, yang masing jurusan ada empat sampai 6 kelas.Jumlah siswa perempuan lebih banyak dari pada siswa laki-laki, dan terdapat perkiraan sebanyak 70% siswa/siswi pernah melakukan tindakan pacaran.

b. Nilai dan Pesan

Dalam arti bahwa setiap aktivitas pendidikan selalu dikonfirmasi dan dikemas berdasarkan ajaran islam. Dengan demikian pelajaran umum (ilmu alam, matematika, pengajaran bahasa, ilmu sosial maupun keterampilan) juga disampaikan dalam nuansa yang islami. Demikian pula pelajaran agama (akidah, akhlak, fiqih dan sirah) tidak dilepaskan dalam kontek hidup dan kehidupan.

c. Jangkauan Pendidikan

Kegiatan pengajaran mengoptimalkan sisi pengetahuan, sikap dan keterampilan (kognitif, afektif dan psikomotorik). Artinya kegiatan belajar-mengajar (KBM) bukan hanya menitik beratkan pada sisi pengetahuan saja, tapi juga sampai pada pembentukan sikap yang positif.

d. Visi

Menjadikan peserta didik sebagai tenaga kerja terampil, profesional dan berakhlak mulia.

(69)

52

1. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang bersifat teoritas dan praktis dalam rangka profesionalitas

2. Mengintegrasikan ilmu umum dengan ilmu agama yang bermoral dan religious

3. Mengedepankan pendidikan agama dalam menciptakan tenaga kerja yang berakhlak mulia.

4. Mendidik tenaga terampil melalui guru industri berpengalaman dan dapat dipertanggung jawabkan sehingga lulusnya lebih diminati stake holders dan mampu mandiri.

5. Industri pemerintah dan swasta sebagai partner dalam

pengembangan kompetensi siswa/siswi untuk job training dan menempatkan kerja.

6. Setiap alumni dibekali sikap mental dan mampu bersaing dalam memasuki dunia kerja.

B. Analisa Univariat

1. Gambaran Usia Responden di SMK Nusantara Ciputat Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi UsiaResponden di SMK Nusantara Ciputat Tahun 2013

Usia Jumlah Persentase (%)

14 1 2,2

15 21 46,7

(70)

53

17 5 11,1

18 2 4,4

Jumlah 45 100

Berdasarkan tabel 5.1 dari hasil analisis gambaran usia responden tentang prilaku seksual pranikah di SMK Nusantara Ciputat, didapatkan bahwa sebanyak 1 responden (2,2%) usia 14 tahun , 21 responden (46,7%) berusia 15 tahun, 16 responden (35,6%) berusia 16 tahun, sebanyak 5 responden (11,1%) berusia 17 tahun dan 2 responden (4,4%) berusia 18 tahun.

2. Gambaran Jenis Kelamin Responden di SMK Nusantara Ciputat Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamindi SMK Nusantara Ciputat Tahun 2013

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Perempuan 28 62,2

Laki-laki 17 37,8

Jumlah 45 100

Berdasarkan tabel 5.2 dari hasil analisis gambaran jenis kelamin responden tentang prilaku seksual pranikah pada remaja di SMK Nusantara Ciputat, didapatkan bahwa sebanyak 28 responden (62,2%) perempuan, 17 responden (37,8%) laki-laki.

3. Gambaran Sikap Responden tentang perilaku seksual pranikah. Tabel 5.3

(71)

54

Sikap Jumlah Persentase (%)

Positif 32 71,1

Negatif 13 28,9

Jumlah 45 100

Berdasarkan tabel 5.3 dari hasil analisis gambaran sikap responden tentang prilaku seksual pranikah pada remaja di SMK Nusantara Ciputat, didapatkan bahwa sebanyak 32 responden (71,1%) bersikap positif,dan13 responden (28,9%) bersikap negatif.Sikap negatif adalah siswa mengetahui dampak yang ditimbulkan dari sikap prilaku seksual pranikah dan melakukannya, sedangkan sikap positif adalah mengetahui dampak yang ditimbulkan dari sikap prilaku seksual pranikah dan tidak melakukannya.

4. Gambaran Perilaku Responden tentang perilaku seksual pranikah. Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Responden tentang perilaku seksual pranikahdi SMK Nusantara Ciputat Tahun 2011 Perilaku Jumlah Persentase (%)

Positif 21 46,7

Gambar

gambar-gambar yang berbau porno dalam wujud suatu orientasi atau
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi UsiaResponden di SMK Nusantara Ciputat
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamindi SMK Nusantara Ciputat
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden tentang perilaku seksual
+5

Referensi

Dokumen terkait

dimana tiap komputer dari tiap cabangnya saling terhubung dengan suatu Gateway (pintu gerbang atau alat yang digunakan untuk menghubungkan jaringan yang tidak serupa)

Wawancara, digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang berhubungan dengan pembelajaran bahasa Inggris, penggunaan media pembelajaran, implementasi pendekatan

Pasien Hipertensi Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.. Deskripsi Karakteristik Penderita, Lama Dirawat

Pada bagian ini akan dilakukan analisa terhadap strategi promosi yang dilakukan.

Saya sebagai penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun material , laporan ini tidak mungkin dapat terselesaikan, untuk itu penulis

Penyedia barang yang telah mendaftar sampai saat pelaksanaan aanwijzing sebanyak 63 ( enam puluh tiga ) peserta dan yang menyampaikan pertanyaan atas dokumen pengadaan tersebut ada

Hasil analisis data menunjukkan variabel kebudayaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian helm merk INK, pengaruh variabel faktor sosial mempunyai pengaruh

Penarikan mahasiswa PPL dilakukan pada tanggal 12 September 2015 oleh pihak UPPL yang diwakilkan oleh DPL-PPL masing-masing. Analisis Hasil Pelaksanaan dan Refleksi