SKRIP SI
Diajukan Kepada F!!kultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos. I)
Herva ctaviana
nセZャPTPUSPPRPUP@
イセperpijstakmセセtama@
I.t
U!N SY,l\HID JAKARTA '·-'-M
<JURUSAN MANAJEMEN DAKW AH
FAKULTAS DAKW AH DAN KOMlTNIV..ASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDA YATULLAH
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos.I.)
Oleh:
HERV A OCTA VIANA niセiZ@ 104053002050
Di bawah bimbingan
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAK"VAH DAN KOMUNIKASI
sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Agustus 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (SI) pada Jurusan Manajemen Dakwah.
Sidang Munaqasah
Ke tu a
Anggota
Penguji I
Drs. H anudin Ibnu Hibban, MA.
WP: 150 270 815
Pembimbing
Drs. H. Tarmi. MM 1..TTTI. 1 Cf\ f\£:/'l CC.f\
Jakarta, 27 Agustus 2008
Sekretaris
Drs. Cecep Castrawijaya, MA NIP 150 287 029
Penguji II
セᄋᄋLセ@
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian
hari
terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya ataumerupakan hasil jiplakan
dari
karya orang lain, maka saya bersediamenerima sanksi yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta,
Agustus 2008
ァヲ・イカセ@
Strategi BMT al-Kautsar Dakta Dalam Mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah di Bekasi.
Kendala yang sering dihadapi oleh para pelaku usaha kecil dan menengah adalah modal yang terbatas. Dikarenakan kurang memiliki akses ke perbankan serta tidak adanya kolateral menyebabkan mereka sulit untuk mendapatkan tambahan dana. Untuk· mengatasi hal tersebut dibutuhkan kehadiran sebuah
lembaga yang dapat memberikan solusi bagi mereka. Hal ini terwujud dengan
hadirnya baitul maal wat tamwil yang merupakan salah satu alternative bagi
pengembangan usaha kecil dan menengah. .
Mengamati perkembangan usaha di wilayah Bekasi yang cukup pesat, maka hadirlah BMT al-Kautsar yang bekerjasama dengan Radio Dakta.107.00 FM untuk membantu kendala yang dihadapi para pengusaha kecil dan menengah di wilayah tersebul Untuk itu dibutuhkan juga strategi agar rencana yang telah dibuat dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai strategi pengembangan usaha kecil
dan menengah pada lembaga keuangan mikro syariah BMT al-Kautsar, maka
penelitian ini dilaksanakan.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang
menghasilkan data deskriptif dengan menggunakan teknik: pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Dari basil penelitian, BMT al-Kautsar untuk menguatkan struktur modal bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait dalam mengembangkan UKM di wilayah Bekasi. Formulasi strategi yang dilakukan oleh BMT al-Kautsar sesnai · dengan teori formulasi strategi yang ada. Hal ini dapat dilihat
dari
strategi yang ditetapkan oleh BMT al-Kautsar yang meliputi strategi induk, strategi generik, strategi umum dan strategi fungsional. BMT al-Kautsar juga telah menggunakan analisis SWOT dalam menjalankan organisasinya. Dimana kekuatan yang adaterdiri
dari
dukungan masyarakat, majelis ta'lim serta sarana penunjangAlhamdulillah, tiada kata indah yang terucap dari lisan maupun yang
terbesit di dalam hati ini selain rasa syukur yang mendalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya yang telah
dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Strategi BMT al-Kautsar Dakta Dalam Mengembangkan Usaha Kecil Dan
Menengah di Bekasi. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam pada Program Studi Manajemen
Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Banyak hambatan dan kesulitan yang penulis temui, namun berkat
bimbingan bapak Drs. H. Tarmi, MM selaku dosen pembimbing, telah banyak
memberikan pengarahan dan petunjuk demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh
karena itu secara khusus penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih
kepada beliau atas segala bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkanjazakumullahu khairan katsiro
kepada semua pihak yang telah bersedia membaritu proses penyusunan penelitian
ini hingga tuntas pada waktunya, khusunya kepada:
1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Bapak Dr. Murodi, MA,
Pudek I dan Pudek I1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas kepada penulis
3. Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah, bapak Drs. Cecep
Castrawijaya, MA atas keramahan dan kesediaan waktu beliau dalam
pelayanan administrasi selama menyusun tugas skripsi ini.
4. Pembimbing Akademik, bapak Noor Bekti Negoro SE, STP, M.Si,
yang setiap semester selalu
dimintai
pengarahan dan bimbingan sampaipada pengajuan skripsi ini.
5. Segenap para dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah
berjasa dalam penulisan skripsi ini dan para karyawan Bagian Tata
Usaha, karyawan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi serta
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu proses kelancaran administrasi dalam pembuatan skripsi ini.
6. Kedua orang tua tercinta, ayahanda aim. Nurul Huda, BA maafkan
ananda yang belum sempat membuatmu meneteskan air mata bahagia.
Namun kini telah ananda penuhi satu permohonanmu. Ibunda Lenty
Herliyanti yang senantiasa sabar dan ikhlas dalam memberikan
dukungan kepada i:nanda, membuat ananda terbangun meski dalam
keadaan sakit untuk menyelesaikan skripsi ini, curahan kasih sayangmu
menjadi motivasi terbesar ananda. Tiadalah yang dapat ananda balas
ku yang selalu ada disetiap Mpa sedih dan senang.
8. Bapak Abdullah, MS selaku pimpinan BMT al-Kautsar atas kesediaan
waktu dan arahannya serta memberikan kemudahan dalam
mendapatkan data-data yang penulis butuhkan.
9. Mas Adi dan mas Dian selaku karyawan BMT al-Kautsar yang telah
membantu penulis dalam mengambil data-data yang penulis butuhkan.
10. Teman setia penulis, Urni Azizah yang telah membantu penulis untuk
lebih memahami arti hidup, terima kasih juga untuk pinjaman bukunya
ya,
Mi .
Ka Nova!, atas pengertian, kesabaran dan pengorbanannyamendampingi penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
11. Teman-teman seperjuangan Umrni Madur, Deby, Fahrni KM, Ipin, Arif,
Aji, Rudi, Bimbim, Jaka, Aphoy, H. Fahrni, Slamet, Herl, Yudi, Aal,
Wulan, Yayah,
Kiki
dan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu.
Akhirnya, penulis menyadari ba.li.wa skripsi
ini
merniliki keterbatasan dankekurangan. Namun demikian semoga tulisan
ini
dapat bermanfaat bagi yangmemerlukannya.
KATA PENGANTAR
DAFT AR ISi 1v
BAB I PENDAHULUAN . . . ... I
BAB II
BAB III
A. Latar Belakang Masalah ... I
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah . . . .. 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian . . . 6
D. Metodologi Penelitian ... 7
E. Tinjauan Pustaka ... 9
F. Sistematika Penulisan ... 11
LANDASAN TEO RI ... 13
A. Strategi ... 13
1. Definisi Strategi ... 13
2. Tahap-Tahap Strategi ... 15
B. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ... 22
I. Definisi Strategi . . . 22
2. Sejarah Perkembangan BMT . . . 24
3. Tujuan dan Sasaran BMT ... 26
C. Usaha Kecil dan Menengah . . . .... 27
I. Usaha Kecil . . . .. . . ... 27
2. Usaha Menengah ... 29
GAMRARAN UMUM BMT AL-KAUTSAR DAKTA DAN \VILA Y AH BEKASI ... , . . . 31
I ' A. Sejarah Singkat bmt AL-Kautsar Dakta ... 31
F. Gambaran Um um Wilayah Bekasi ... 43
BAB IV ANALISIS STRA TEGI BMT AL-KAUTSAR DAKTA DALAM MENGEMBANGKAN UKM DI BEKASI ... 46
A. F ormulasi Strategi . . . .. . . .. . . .. . . 46
I. Strategi di Tingkat Korporasi... . . . .. . . .. . . .. 46
a. Strategi Induk . . . .. . . .. . . .. . . .. 46
b. Strategi Generik . .. . . .. . . 51
c. Strategi Umum ... 53
2. Strategi Fungsional ... 53
3. Tahapan Formulasi Strategi ... 56
B. lmplementasi Strategi ... 58
I. Struktur Organisasi ... 59
2. Kepemimpinan . . . 61
3. Budaya Organisasi ... 61
4. Prosedur, Progran dan Anggaran ... 62
C. Pengendalian Strategi .. .. .. . . .. .. .. .. . .. .. .. . . .. .. . . . .. .. .. . . .. .. .. . . 63
I. Evaluasi ... 63
2. Pengawasan . . . 64
D. Analisis SWOT BMT al-Kautsar Dakta Dalam Mengembangkan UKM di Bekasi . . . 64
I. Strenght (kekuatan) ... 65
2. Weakness (Kelemahan) ... 66
3. Opportunity (Peluang) ... 67
Dakta ... 68
2. Data Pembiayaan ... 78
BABY PENUTUP ... 80
A. Kesimpulan . . . 80
B. Saran ... 82
A. Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia maupun dunia sejak tahun 1997
mengakibatkan bencana bagi sistem perekonomian. Menilai tentang kondisi
ekonomi di Indonesia saat ini situasinya tentu sangat memprihatinkan. Namun,
jika dilihat dari langkah yang telah ditempuh pemerintah, maka sebenarnya
Indonesia telah berusaha, walau pada kenyataannya negara lain terns berbenah
sehingga langkah Indonesia tetap tertinggal.
Akar dari krisis tersebut adalah karena adanya perilaku eksploitatif akibat
penerapan bunga, sehingga setiap tahun negara kita harus menghabiskan sebagian
besar anggaran negara untuk membayar bunga. Hal tersebut merupakan salah satu
penyebab semakin meningkatnya angka kemiskinan.
Mayoritas penduduk Indonesia adalah ummat Islam dan sebagian
diantaranya adalah golongan ekonomi lemah. Begitujuga dengan pengusaha kecil
dan menengah yang sebagaian adalah ummat Islam. Oleh karena itu perlu upaya
untuk mengangkat derajat kehidupan ummat Islam di Indonesia yang notabennya
Dalam hal ini, Islam sebagai agama rahmattan Iii 'a/amin memiliki
strategi dalam pengentasan kemiskinan sekaligus penciptaan lapangan kerja,
yaitu: Islam mendorong pertumbuhan ekonomi yang memberi manfaat luas bagi
masyarakat melalui dua altematif, diantaranya dengan pelarangan riba yang secara
efektif akan mengendalikan inflasi, sehingga daya beli masyarakat terjaga dan
stabilitas perekonomian akan tercipta, Islam juga mendorong kegiatan sector riil
termasuk kalangan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dengan
mengarahkan modal pada kegiatan ekonomi produktif melalui kerja sama
ekonomi dan bisnis seperti: mudharabah.
Hal ini sejalan dengan perintah Allah SWT agar hamba-Nya melakukan
aktivitas yang produktif bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia, sebagaimana
firman Allah SWT dalam Q.S al-Jumu'ah ayat 10:
"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung ".
ini dikarenakan pelaku usaha kecil dan menengah kurang mempunyai akses ke
perbankan atau sumber modal. Sekalipun mereka paham akan keberadaan bank
sebagai penyedia dana atau pinjaman, akan tetapi mereka akan terkendala oleh
kondisi internal yaitu tidak adanya kolateral ataujaminan.
Untuk mengatasi ha! tersebut dibutuhkan kehadiran sebuah lembaga yang
dapat menaungi para pelaku usaha kecil dan menengah sehingga mereka dapat
hidup mandiri dengan usahanya. Hal ini telah terwujud dengan hadirnya baitul
maal wal tamwil (BMT). Isti/ah baitul maa/ wat tamwil merupakan
pengggabungan dari dua istilah yaitu baitul maal dan baituttamwil.
Baitul maal mempunyai kegiatan pengolahan dana yang bersifat nirlaba
(sosial). Sumber dana diperoleh dari zakat, infaq dan shadaqah atau sumber lain
yang halal, kemudian dana tersebut disalurkan kepada mustahik yang berhak atau
untuk tujuan kebaikan.2 Sedangkan baituttamwil merupakan lembaga keuangan
yang bersifat profit motive, baituttamwil memperoleh dana dari simpanan pihak
ketiga dan penyalurannya di dalam bentuk pembiayaan atau investasi yang
dijalankan sesuai dengan syariat Islam.3
Dari pengertian istilah baitul maal dan baituttamwil, maka baitul maal wat
tamwil (BMT) merupakan salah satu altematif bagi pengembangan untuk
usaha-usaha produktif, yaitu salah satunya pemberian modal pada pelaku usaha-usaha kecil dan
menengah. Sebagaimana bisnis-bisnis syariah lainnya, BMT berdiri dan
2
menjalankan operasionalnya dengan melaksanakan prinsip keadilan yaitu bagi
hasil dan menjauhkan sistem riba.
Kehadiran BMT sebagai salah satu bentuk lembaga keuangan syariah,
hingga kini mengalami perkembangan yang relatif cepat. Hal ini terbukti dengan
bertambahnya jumlah BMT dari tahun ke tahun. Menurut laporan PINBUK
sampai Juni tahun 2006 BMT di Indonesia telah mencapai 3.200 unit yang
tersebar di seluruh Nusantara, dengan jumlah asset total secara keseluruhan per
Juni 2006 mencapai 2 triliun, dengan memiliki 1,5 juta anggota pengusaha kecil
dan menengah. 4
Akan tetapi keberadaan suatu lembaga tidak akan mampu bertahan lama
jika tidak memiliki strategi. Begitu juga dengan keberadaan BMT dalam usahanya
mengembangkan usaha kecil dan menengah. Strategi diperlukan dalam suatu
lembaga dengan maksud agar rencana yang telah dibuat dapat terlaksana sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan dan hambatan-hambatan yang ada dapat
diminimalisir. Dari formulasi tersebut diharapkan pengembangan terhadap usaha
kecil dan menengah dapat direalisasikan.
BMT al- Kautsar Dakta sebagai lembaga yang bergerak di bidang ekonomi
tentunya tidak terlepas dari masalah-masalah yang dihadapi dalam menjalankan
roda organisasinya yang dipengaruhi oleh perkembangan, pertumbuhan dan pola
hidup masyarakat. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut tentunya pengelola
membuat strategi yang tepat sehingga BMT al-Kautsar Dakta dapat bertahan di
tengah maraknya lembaga keuangan yang mengandung unsur riba.
Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mengetahui lebih jauh mengenai
strategi pengembangan usaha kecil dan menengah pada lembaga keuangan mikro
syariah BMT al-Kautsar , penulis bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang
akan dituangkan ke dalam skripsi dengan judul "Strategi BMT al-Kautsar
Dakta Dalam Mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah di Bekasi".
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
I. Pembatasan Masalah
Ketika mengkaji BMT, ban yak masalah yang dapat kita bahas antara lain
tentang aspek manajerial, produk, aspek operasional, landasan hukum, strategi dan
lain-lain. Oleh karena luasnya lingkup kajian BMT, maka penulis membatasi
pembahasan ini pada strategi BMT al- Kautsar Dakta dalam mengembangkan
usaha kecil dan menengah di wilayah Bekasi .
2. Perumusan Masalah
Sementara itu dalam penelitian ini penulis melakukan perumusan masalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana strategi BMT al- Kautsar Dakta dalam mengembangkan
b. Apa yang menjadi kekuatan, kelemahan , peluang dan ancaman
(SWOT) strategi BMT al- Kautsar Dakta dalam mengembangkan
usaha kecil dan menengah di Bekasi ?
c. Apa manfaat BMT al- Kautsar Dakta bagi pengusaha kecil dan
menengah di Bekasi ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah yang diungkapkan di
atas, maka ada beberapa tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui strategi BMT al- Kautsar Dakta dalam
mengembangkan usaha kecil dan menengah di Bekasi.
2. Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman staretgi
BMT al- Kautsar Dakta dalam mengembangkan usaha kecil dan
menengah di Bekasi.
3. Untuk mengetahui manfaat BMT al- Kautsar Dakta bagi pengusaha
kecil dan menengah di Bekasi.
Adapun manfaat dari penelitian ini secara akademis adalah dapat
memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu manajemen, khususnya
Sedangkan secara praktis yaitu dapat memahami strategi BMT al- Kautsar
Dakta dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah di Bekasi serta
implementasi terhadap strategi yang telah dirumuskan oleh BMT al-Kautsar.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sedangkan dilihat dari segi
karakteristik, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah BMT al-Kautsar Dakta. Sedangkan yang
menjadi objek dalam penelitian ini adalab manajemen lembaga yang mencakup
strategi BMT al-Kautsar dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah di
Bekasi.
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik penelitian yang penulis gunakan dalam mengumpulkan dan
mengelola data selama mengadakan penyusunan penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung yang dilakukan
terjun langsung ke BMT al-Kautsar Dakta untuk memperoleh data-data
yang valid.
b. Wawancara (interview), yaitu pengumpulan data dengan cara
mengadakan tanya jawab secara langsung antara pewawancara
(interviewer) dengan terwawancara (interviwee)6. Dalam ha! ini
dengan pimpinan pengelola BMT al- Kautsar.
c. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data berdasarkan
data-data yang tidak langsung dapat berupa laporan yang diperoleh dari
BMT al-Kautsar Dakta dan laporan lainnya yang berkaitan dengan
masalah penelitian.
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret 2008 sampai dengan Juli
2008. Selanjutnya, penelitian ini dilaksanakan di kantor cabang BMT al-Kautsar,
tepatnya di Radio Dakta 107.00 FM, JI. KH. Agus Salim 77 Bekasi Timur.
Adapun alasan dipilihnya kantor cabang adalah mengingat lokasi tersebut
merupakan lokasi terdekat dari lokasi tempat tinggal penulis. Dari lokasi ini
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses menyusun data agar data tersebut dapat
ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkan ke dalam kategori tafsiran atau
interpretasi artinya memberikan makna terhadap analisis, menjelaskan kategori
dan mencari hubungan antara berbagai konsep.7
Untuk menganalisa strategi BMT al-Kautsar dalam mengembangkan usaha
kecil dan menengah di Bekasi, maka digunakan metode kualitatif deskriptif yaitu
menganalisis data berdasarkan infonnasi-informasi yang diperoleh dari hasil
wawancara dan studi dokumentasi.
Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini mengacu pada
penulisan skripsi, tesis dan disertasi yang disusun oleh Tim Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, diterbitkan oleh UIN Press tahun 2007,
cetakan ke tiga.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, sebelum penulis mengadakan penelitian
lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah, maka langkah awal
yang penuis tempuh adalah mcngkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi
sesudahnya yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti.
Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti
Adapun setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan, penulis tidak menemukan judul skripsi yang sama. Namun ada beberapa objek penelitian yang hampir sama, diantaranya:
I. Skripsi berjudul "Peranan Baitul Maal Wattamwil al-Fath Dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat Melalui Penyaluran Dana Murabahah di Kedaung-Ciputat" yang ditulis oleh Dede Masfufah, Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah, NIM 102054025777. Pada skripsi ini membahas hasil atau dampak yang telah dilakukan BMT al-Fath serta peranannya dalam pengembangan ekonomi masyarakat melalui penyaluran dana murabahah.
2. Skripsi berjudul "Pengaruh Efektivitas Pengawasan BMT al-Munawwarah Pamulang Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Anggota" yang ditulis oleh Ani Rohyani, Mahasiswi Jurusan Manajemen Dakwah, NIM 102053025683. Pada skripsi ini membahas peranan efektivitas pengawasan yang dilakukan BMT al-Munawwarah dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota serta faktor pendukung dan penghambatnya.
3. Skripsi berjudul "Peranan BMT al-Syifa Dalam Mengentaskan kemiskinan di Kelurahan Cianjur Melalui Penyaluran Dana Mudharabah" yang ditulis oleh Ita Rosita, Mahasiswi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.
セM
BMT al-Syifa dari aspek perencanan, proses, hasil dan dampaknya dalam
mengentaskan kemiskinan.
Berbeda dengan karya-karya ilmiah diatas, bahwa penelitian yang akan
penulis lakukan dengan judul "Strategi BM!' al-Kautsar Dakta Dalam
Mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah di Bekasi" adalah bertujuan untuk
mengetahui strategi yang dilakukan BMT al-Kautsar dalam mengembangan UKM
di Bekasi yang meliputi formulasi strategi, implementasi strategi, serta
pengendalian strategi pada BMT al-Kautsar. Dalam skripsi ini dibahas pula
tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki BMT
al-Kautsar serta manfaat BMT al-al-Kautsar bagi pengusaha kecil dan menengah di
Bekasi. Penelitian ini sekaligus memaparan antara teori dengan realitas yang ada.
Demikian perbedaan pokok bahasan serta materi antara penulis dengan
skripsi-skripsi tersebut diatas.
F. Sistematika Penulisan
Penulis membagi skripsi ini menjadi lima bab dan setiap bab terdiri atas
beberapa sub bab. Susunan bab tersebut secara sistematis adalah sebagai berikut:
BABJ Merupakan pendahuluan yang memuat tentang latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
BAB II
BAB ill
BAB IV
BABV
Merupakan landasan teori yang berisikan tentang strategi meliputi definisi strategi dan tahap-tahap strategi. Hal lain yang dibahas yaitu tentang BMT yang meliputi definisi BMT, sejarah perkembangan BMT, ciri-ciri BMT, tujuan dan sasaran BMT serta membahas tentang usaha kecil dan menengah.
Memuat tentang gambaran umum BMT al-Kautsar yang terdiri dari sejarah singkat lembaga, visi, misi dan tujuan, struktur organisasi, personalia dan mekanisme kerja serta produk-produk BMT al-Kautsar.
Membahas analisis strategi BMT al- Kautsar dalam mengembangkan UKM di Bekasi yang terdiri dari formulasi strategi yang meliputi strategi di tingkat korporasi yaitu strategi induk, strategi generik, strategi umum, strategi fungsional dan tahapan formulasi strategi. Dibahas pula tentang implementasi strategi yang terdiri dari struktur organisasi, kepemimpinan, budaya organisasi, prosedur, program dan anggaran, pengendalian strategi, analisis SWOT BMT al-Kautsar dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah di Bekasi serta manfaat BMT al-Kautsar bagi pengusaha kecil dan menengah di Bekasi.
A. Strategi
1. Definisi Strategi
Secara etimologi strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos yang
berarti jenderaL Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan yaitu
sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun, pada akhimya strategi
berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi,
social, budaya dan agama. 1
Dalam kamus istilah manaJemen, strategi adalah rencana mengena1
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan dalam waktu
dan ukuran.2
Definisi yang diberikan oleh para ahli berbeda-beda, berikut ini pengertian
strategi dari beberapa ahli:
a. Menurut Sondang Siagian, strategi adalab cara yang terbaik
menggunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai dengan
perubahan lingkungan. 3
1
Rafiudin & Manan Abd. Djaliel. Prinsip & Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia), him. 76.
2
Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta Aksara,
1983), Cet. Ke 2, him. 245
a. dasar goals jangka panjang dan tujuan perusahaan serta pemakaian cara-cara bertindak alokasi sumber-sumber yang diperlukan untuk
. . I
mencapai tuJuan.
b. Menurut Onong Uchjana, strategi pada hakikatnya adalah perencanaan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.2
c. Menurut Stainer dan Miner, strategi adalah penempatan m1s1 perusahaan, penetapan sasaran organisasi dalam mengingat kekuatan ekstemal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utaina organisasi akan tercapai. 3
Dari beberapa definisi strategi di atas, penulis menyimpulkan strategi adalah rencana yang dilakukan oleh suatu organisasi dimana strategi dapat dilakukan secara terencana atau yang telah disusun secara sistematis dan strategi yang timbul secara spontan. Strategi dibutuhkan agar sesuatu yang telah terencana dengan sempuma dapat mencapai hasil yang diinginkan. Oleh sebab itu dibutuhkan pengawasan terhadap hal-hal yang sifatnya dapat berubah. Dalain ha! tersebut strategi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi adalah strategi yang muncul secara spontan. Dimana hal-hal yang belum direncanakan harus dilakukan.
1
Supriyono, Ma11ajeme11 Strategik dan Kebijaksa11aa11 Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 1985), him 8
Dalam strategi mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program
dan kegiatan yang nyata dengan mengantisipasi perkembangannya. Kurangnya
aplikasi atau penerapan sebuah strategi yang baik dapat menyebabkan strategi
yang telah direncanakan gaga!. Akan tetapi penerapan strategi yang tersusun
sempuma bukan saja akan meraih kesuksesan, melainkan dapat mengokohkan
strategi yang pada awalnya diragukan. Hasil baik yang di dapat bukan
semata-mata karena strategi yang dimiliki, namun ha! tersebut dikarenakan kemampuan
dalam menerapkan strategi yang efektif.
2. Tahap-Tahap Strategi
a. Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan merupakan proses awal dalam manaJemen.
Tahapan ini berintikan pada analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan
ekstemal. Aktivitas analisis ini kerap digabung dalam suatu kesatuanaktivitas
yang lebih dikenal sebagai Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and
Treath). Hasil analisis SWOT akan menunjukkan kualitas kuantifikasi posisi
organisasi yang kemudian memberikan rekomendasi berupa pilihan strategi
Berikut di jelaskan tentang analisis SWOT8:
I) Strength (kekuatan) adalah kekuatan yang dapat diandalkan oleh
lembaga. Dengan adanya kekuatan ini suatu lembaga dapat
memahami dan mengetahui cara tepat dalam menyusun rencana
global
2) Weaknes (kelemahan) adalah keterbatasan dan kekurangan
yang dimiliki sebuah lembaga. Dengan mengetahui kelemahan,
lembaga yang diharapkan dapat mengantisipasi agar kelemahan
itu tidak menjadi penghalang dalam mencapai rencana global.
3) Opprtunity (peluang) adalah situasi yang menguntungkan
lembaga. Dengan mengetahui peluang lembaga diharapkan
dapat memanfaatkannya menjadi potensi yang dapat
mengantarkan tujuan utama.
4) Threath (ancaman) adalah suatu keadaan yang tidak
menguntungkan lembaga. Ancaman ini perlu diketahui oleh
lembaga dengan baik. Dengan mengetahui ancaman lembaga
diharapkan dapat mengambil langkah-langkah awal agar
ancaman tersebut tidak menjadi kenyataan.
Tujuan utama dilakukannya analisis lingkungan internal dan ekstemal
mendapat perhatian senus dan pada saat yang sama lembaga menentukan
beberapa kendala dan ancaman yang perlu diantisispasi.9
Dari uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa dengan anlisis
lingkungan eksternal maupun internal, maka suatu lembaga akan mengetahui
aspek mana yang berpengaruh terhadap kemampuan lembaganya. Sehingga
lembaga tersebut dapat mengidentifikasi peluang-peluang yang ada dengan begitu
kelemahan yang dimiliki dapat menjadi kekuatan yang dapat mengokohkan
lembaga.
b. Perumusan Strategi
Perumusan strategi dalam hal ini adalah pengembangan tujuan,
mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan, kelamahan
secara internal, menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternative
dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.10 Dalam perumusan strategi
juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau
melakukan suatu keputusan dalam suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan.
Menurut David Aaker, sebagaimana dikutip oleh Kusnadi terdapat
beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam merumuskan atau memilih suatu
strategi, yaitu:
I) Strategi harus tanggap terhadap lingkungan ekstem,
9
2) Strategi melibatkan keungulan kompetitif,
3) Strategi harus sejalan dengan strategi yang lainnya yang terdapat di
dalam organisasi,
4) Strategi menyediakan keluwesan yang tepat terhadap bisnis dan
organisasi strategi harus sesuai dengan misi organisasi dan tujuan
jangka panjang,
5) Strategi secara keorganisasian dipandang layak dan wajar.
Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa perumusan strategi
memiliki peran besar dalam suatu lembaga. Dengan memiliki tujuan, maka
lembaga dapat merefleksikan target yang akan dicapai. Strategi yang dirumuskan
hendaknya harus melihat kearah depan terhadap suatu lembaga agar suatu
lembaga dapat mencapai tujuannya.
c. Implementasi Strategi
Setelah strategi ditentukan, maka strategi harus dipadukan kedalam
kegiatan organisasi sehari-hari. Strategi yang paling canggih dan kreatif sekalipun
tidak dapat menguntungkan organisasi kecuali bila dilaksanakan. implementasi
strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya manusia yang
ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi, mekanisme kepemimpinan
1) Penetapan Struktur Organisasi
Alfred Chandler mengutarakan suatu pnns1p, yaitu: "Struktur
Follows Strategy" yang berarti struktur organisasi hams dibentuk
untuk mendukung agar penerapan strategi yang telah dibuat dapat
lebih efektif. Jika suatu saat strategi di ubah, maka perusahaan
wajib untuk mengubah atau menyesuaikan struktur organisasinya.12
Struktur organisasi menunjukkan kerangka organisasi dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi,
bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab
yang berbeda-beda dalam suatu orgamsas1. Struktur 1m
mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi,
sentralisasi atau desentralisasi dalam pengambilan keputusan serta
ukuran satuan kerja.13
2) Mekanisme Kepemimpinan
Dalam konteks manajemen strategi, kepemimpinan strategi adalah
kemampuan dalam mengantisipasi setiap permasalahan yang
terjadi, memiliki visi, mampu mempertahankan fleksibilitas
organisasi dan dapat memberikan atau mendelegasikan kuasa
12
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategi Pengatar Proses Berfikir Strategi, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), Cet. Ke-I, him 113
kepada orang lain untuk menciptakan perubahan strategis yang
perlu.14
3) B udaya Organisasi
Setiap organisasi memiliki budaya yang terbentuk. Keberadaan
sebuah budaya dalam organisasi sangat memberikan peran yang
penting bagi kelangsungan hidup organisasi dan dalam pelaksanaan
strategi organisasi. Budaya dapat menjadi pengikat sekaligus
motivator rasa kebersamaan para anggota organisasi melalui
pemahaman yang sama tentang tata cara dan batasan perilaku dalam
organisasi.15
Dari uraian di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa implementasi
strategi dibutuhkan untuk mempraktekkan strategi. Langkah implementasi strategi
sebagian tergantung pada tujuan dari strategi lembaga. Selain itu implementasi
juga tergantung pada struktur organisasi. Keberhasilan implementasi dapat
dihambat oleh kendala-kendala intern lembaga seperti struktur lembaga yang kaku
ataupun budaya organisasi yang tidak sesuai. Hal ini dikarenakan budaya
d. Pengendalian Strategi
Pengendalian strategi terdiri atas penentuan cakupan be saran keberhasi Ian
(kualitatif dan kuantitatif) dalam pencapaian strategi organisasi.16 Selama
implementasi berlangsung, kemajuan secara berkala atau pada tahap-tahap penting
untuk menilai apakah organisasi bergerak kea rah sasarannya harus diperiksa,
apakah strategi itu diimplementasikan seperti yang direncanakan dan apakah
strategi tersebut mencapai hasil yang diharapkan.
Secara umwn pengendalian strategi terdiri dari tiga langkah,17 yaitu:
1) Pengukuran kinerja (measure the peiformance), yaitu
perbandingan antara standar dengan pelaksanaan.
2) Perbandingan prestasi dengan standar (Compare The
Peiformance Match The Standard), yaitu langkah untuk
membandingkan hasil-hasil yang telah diukur dengan target
atau standar yang telah di tetapkan sebelwnnya.
3) Mengambil tindakan korektif (The Corrective Action), yaitu
tindakan manajerial yang diambil para manajer ketika
prestasi rendah di bawah standar atau target yang telah
ditetapkan.
16
Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian
strategi dibutuhkan untuk mengukur hasil kerja terhadap strategi yang telah
dirumuskan. Dengan mengukur hasil kerja yang telah dicapai, maka suatu
lembaga akan mengetahui posisi lembaganya. Sehingga kesalahan yang mungkin
terjadi dapat diminimalisir.
B. BMT (Baitul Maal Wa' Tamwil) 1. Definisi BMT
Istilah BMT adalah penggabungan dari dua kata, yaitu baitulmaal dan
baitutamwil. Secara etimologis baitul maal berasal dari kata bait dan al-maal.
Bait artinya bangunan atau rumah, sedangkan a!-maal berarti harta benda atau
kekayaan. Jadi secara harfiah baitul maal berarti rumah harta benda atau
kekayaan. Namun demikian, kata baitul maal diartikan sebagai
pembendaharaan.18 Dengan kata lain baitul maal adalah lembaga keuangan yang
bertugas untuk menerima, menyimpan dan mendistribusikan uang Negara sesuai
dengan aturan syariat.19
Adapun yang dimaksud dengan baitul maal dalam istilah fiqih Islam
adalah suatu badan atau lembaga yang bertugas mengurusi kekayaan Negara
terutama keuangan, baik yang berkenaan dengan soal pemasukan dan pengelolaan
maupun yang berhubungan dengan masalah pengeluaran dan lain-lain. 20
18
Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992), him. 161
19
Sedangkan Baitut Tamwil secara etimologis berasal dari kata bail dan
tamwil. yang artinya bait adalah rumah dan tamwil adalah pembiayaan. Jadi baitut
tamwil adalah rumah pembiayaan. Baitut tamwil secara tem1inologis dapat
diartikan sebagai lembaga (instansi) keuangan yang usaha pokoknya menghimpun
dana masyarakat dan bersifatprofit motive.21
Kegiatan baituttamwil pada dasamya mengutamakan pengembanngan
kegiatan-kegiatan investasi dan produktif dengan sasaran/usaha ekonomi yang
dalam pelaksanaannya saling mendukung untuk pembangunan usaha-usaha
kesejahteraan masyarakat. 22
Menurut Irfan M. Ra'ana mendefinisikan BMT sebagai pusat
pembendaharaan ummat, dimana umat yang pendapatannya dikumpulkan dari
berbagai sumber, seperti: zakat, jizyah, bea cukai dan yang lainnya di dalam
pembendaharaan ummat yang kemudian digunakan untuk pembiayaan bagi yang
membutuhkan.23
Dari berbagai pengertian diatas maka istilah baitul ma al dan baituttamw
ii,
dapat disimpulkan bahwa BMT adalah lembaga keuangan yang sifatnya sosial
sebagai penggerak dalam upaya pengembangan usaha produktif yang bertujuan
memberdayakan ekonomi masyarakat kecil dan menengah.
21
Hertanto Widodo, et.all, Panduan praktis Operasional BMT, (Bandung: Mizan, 1999), him
81
22
Baihaqi Abd. Madjid dan Saifuddin A. Rasyid, Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan
Sistem Syariah: Perjalanan Gagasan dan Gerakan BMT di !11do11esia, (Jakarta: PINBUK, 2000),
3. Tujuan dan Sasaran BMT
Tujuan didirikannya BMT yaitu untuk meningkatkan kwalitas usaha ekonomi kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. 29 Dilihat dari kegiatan yang dilakukan BMT, maka dapat dikatakan bahwa tujuan dari BMT adalah memberikan bantuan kepada pengusaha kecil dengan memberikan pembiayaan berupa modal usaha serta memberikan bimbingan dalam mengembangkan usaha para nasabah untuk mencapai kesejahteraan ummat khususnya ummat Islam.
Dari pengertian tujuan BMT diatas, dapat dipahami bahwa BMT berorientasi pada upaya penigkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat. Namun, tidak dibenarkan jika para pengusaha kecil tersebut hanya menggantungkan nasibnya kepada BMT. Oleh karena itu, pengusaha kecil perlu diberdayakan agar dapat mandiri. Dengan menjadi anggota BMT, para pengusaha kecil dapat meningkatkan tarafhidupnya melalui peningkatan usaha.
C. Usaha Kecil dan Menengah
Batasan mengenai skala usaha menurut BPS berdasarkan kriteria jumlah tenaga kerja, yaitu: industri mikro 1 - 4 orang, industri kecil 5 - 19 orang, industri menengah 20- 99 orang.31
1. Usaha Kecil
a. Pengertian Usaha Kecil
Usaha kecil sebagaimana dimaksud undang-undang No. 9 Tahun 1995 adalah usaba produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rpl.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampa1 dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).32
b. Ciri-ciri Usaha Kecil
1) Jenis baranglk:omoditi yang diusabakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubab,
3) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau
masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan
dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha,
4) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya
tennasuk NPWP,
5) Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam
berwirausaha,
6) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam ha! keperluan modal,
7) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan
baik seperti business planning.
c. Contoh Usaha Kecil
I) Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga
kerja;
2) Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya;
3) Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu
dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan
industri kerajinan tangan;
4) Petemakan ayam, itik dan perikanan;
4) Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain 1zm
tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan
lingkungan dll;
5) Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;
6) Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih
dan terdidik. 34
c. Contoh Usaha Menengah
Jenis atau macam usaba menengab hampir menggarap komoditi dari
hampir seluruh sektor mungkin hampir secara merata, yaitu:
1) Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala
menengah;
2) Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor;
3) Usaha jasa EM.KL (Ekspedisi Muatan Kapa! Laut), garment dan
jasa transportasi taxi dan bus antar proponsi;
4) Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam;
5) Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan manner
WILA YAH BEKASI
A. Sejarah Singkat BMT aL-Kautsar Dakta
Baitul maal wat tamwil (BMT) al-Kautsar adalah lembaga keuangan mikro syariah yang bergerak dibidang simpan pinjam dengan segmen usaha kecil dan menengah. Berdirinya BMT al-Kautsar dilatar belakangi dari keinginan yang kuat untuk membantu masyarakat dari jeratan rentenir yang selama ini' menjadikan pedagang kecil sebagai sapi perahan. Dengan perilaku rentenir tersebut maka angka kemiskinan yang terjadi di masyarakat akan terns bertambah, sehingga para pedagang kecil tidak dapat melepaskan dirinya dari kemiskinan karena tidak memiliki daya akses kepada perbankan.
[image:39.527.49.447.154.483.2]pedagang kecil dan menengah adalah membangun aqidah sebagai landasan hidup
dan kehidupan mereka. Dengan demikian, keberadaan pedagang kecil dan
menengah lambat laun akan mandiri secara kuat karena dasar keyakinan dan
ekonominya sudah terbanngun.
Keberadaan BMT al-Kautsar tidak murni berorientasi kepada profit.
Namun secara ekonomi, BMT al-Kautsar menerapkan sistem mudharabah (bagi
hasil) yang bertujuan membantu para pedagang kecil dan menengah agar terlepas
dari jeratan rentenir dan secara sosial sebagian basil dari bagi hasil tersebut
digunakan untuk pembiayaan pendidikan dan dakwah bagi komunal mereka.
B. Visi dan Misi
Dalam menjalankan aktivitasnya BMT al-Kautsar mempunyai visi yaitu
"Menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syari'ah yang amanah, profesional, sehat
dan kuat". 3
Sedangkan misinya adalah memberdayakan pengusaha kecil dan ekonomi
lemah, mengembangkan sistem ekonomi mikro syari'ah melalui pembinaan dan
pembiayaan sebagai upaya membebaskan masyarakat dari jeratan rentanir.4
C. Tujuan dan Pola Pembiayaan
Tujuan didirikannya BMT al-Kautsar, yaitu:
I. Membebaskan pedagang kecil dan ekonomi lemah dari jeratan rentenir.
2. Mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran dengan cara berusaha.
3. Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan para pedagang kecil dan
ekonomi lemah.
4. Memasyarakatkan etika bisnis berdasarkan syari'ah.
5. Membantu dan menyantuni kaum dhuafa dari sebahagian keuntungan.
6. Melakukan pembinaan kepada para pedagang dan ekonomi lemah.5
D. Struktur Kepengurusan dan Mekanisme Kerja
I. Susunan Kepengurusan
Susunan kepengurusan BMT al-Kautsar adalah6:
a. Dewan Syari'ah
b. Dewan Pengawas
c. Ketua Pengelola
d. Sekretaris
e. Bendahara
f. Account Officer (AOtFO)
g. Remedial/Kolektor
h. Operasional
I. Keuangan
: DR. H. Abdul Mannan, SE, MM
MD Karyadi
Suriadi Rasyid
Candra Kurniati
Mahidin Sahidu
Abdullah, MS
Muhammad Ishlah
Azhari
Budi Sudirja
Faisal Efendi
Sutrisno
2) Tanggung Jawab:
a) Bertanggung jawab atas aktivitas BMT dan melaporkan
perkembangan unit BMT kepada seluruh anggota melalui
mekanisme rapat yang disepakati.
b) Terseleksinya calon karyawan sesuai dengan formasi
yang dibutuhkan dan mengeluarkan surat keputusan dan
pengangkatan atau pemberhentian karyawan.
c) Terkenda!inya aktivitas simpan pinjam di BMT.
d) Terjaganya kondisi kerja yang aman dan nyaman di
BMT.
e) Terbukanya hubungan kerja sama dengan pihak-pihak
luar dalam rangka mengembangkan usaha BMT.
f) Menjaga BMT agar da\am aktivitasnya senantiasa tidak
lari dari visi dan misinya.
g) Meningkatkan kualitas SDM BMT.
b. Sekretaris Badan Pengurus8
1) Fungsi Utama Jabatan:
Melakukan pengelolaan pengadministrasian segala sesuatu yang berkaitan
2) Tanggung Jawab
a) Mengadministrasikan seluruh berkas yang menyangkut
keanggotaan KBMT.
b) Semua surat-surat masuk dan keluar, khususnya yang
berkaitan dengan badan pengurus.
c) Merencanakan rapat rutin dan koordinasi dan evaluasi
kegiatan badan pengurus.
d) Mendistribusikan setiap hasil rapat pengurus/ anggota
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
3) Wewenang
a) Menandatangani undangan rapat.
b) Mendokumentasikan
kepengurusan.
c. Bendahara9
1) Fungsi Utama Jabatan:
ars1p penting mengenai
Melakukan pengelolaan keuangan BMT secara keseluruhan diluar
unit-unit yang ada.
2) Tanggung Jawab:
a) Mengeluarkan laporan keuangan KBMT kepada
b) Memberikan laporan mengenai perkembangan simpanan
wajib dan simpanan pokok anggota.
3) Wewenang:
d. Teller10
a) Mengeluarkan laporan keuangan KBMT untuk keperluan
intern.
b) Melakukan analisis keuangan KBMT.
1) Fungsi Utama Jabatan:
Merencanakan dan melaksanakan sesuatu transaksi yag sifatnya tunai.
2) Tanggung Jawab:
a) Terselesaikannya la po ran kas harian.
b) Terjaganya keamanan kas.
c) Tersedianya laporan cashflow pada akhir bulan untuk
keperluan evaluasi.
3) Wewenang:
a) Menerima transaksi tunai dari transaksi-transaksi yang
terjadi di BMT.
b) Memegang kas tunai sesuai dengan kebijakan yang ada.
c) Mengeluarkan transaksi tunai pada batas nominal yang
mitra.
b) Memastikan tidak ada selisih antara dana yang dijemput
dengan dana yang disetorkan ke BMT.
3) Wewenang:
a) Menerima setoran atas nama BMT terhadap mitra-mitra
pembiayaan maupun mitra tabungan (sesuai dengan
kebijakan yang ada).
h. Remedial/ Kolektor14
I) Fungsi Utama Jabatan:
Menjemput setoran baik angsuran pembiayaan maupun setoran tabungan
2) Tanggung Jawab:
a) Memastikan angsuran yang harus dijemput telah ditagih sesuai
dengan waktunya.
b) Memastikan tidak ada selisih antara dana yang dijemput
dengan dana yang disetorkan ke BMT.
3) Wewenang:
a) Menerima setoran atas nama BMT terhadap mitra-mitra
pembiayaan maupun mitra tabungan (sesuai dengan kebijakan
E. Produk-Produk BMT al-Kautsar
I. Baitul Maal, yaitu BMT al-Kautsar menenma dan menyalurkan dana
ZIS.15
2. Baitut Tamwil
a. Penghimpunan Dana
Adapun pola penghimpunan dana dihimpun melalui s1mpanan atau
tabungan dari pihak ketiga (masyarakat) dengan jenis simpanan atau tabungan,
seperti:
1) Simpanan dana muamalah, yaitu simpanan yang dapat diambil
sewaktu-waktu.
2) Simpanan pelajar dan mahasiswa, yaitu simpanan yang dapat
diambil pada saat pergantian semester atau tahun ajaran barn.
3) Simpanan haji dan umrah, yaitu simpanan yang akan digunakan
untuk perjalanan haji dan umrah.
4) Simpanan ibadah qurban, yaitu simpanan untuk Idhul Qurban
dan dapat diambil menjelang Idhul Qurban.
5) Simpanan walimah, yaitu simpanan yang akan digunakan
menjelang resepsi pemikahan.
6) Simpanan aqiqah, yaitu simpanan yang dapat diambil
b. Penyaluran Dana/Pembiayaan
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya BMT al-Kautsar memiliki
pola pembiayaan yang disalurkan kepada para pedagang kecil dan menengah yang
dikelola secara syar'i (tidak mengandungjudi, menipu dan riba). Pola pembiayaan
yang telah diterapkan adalah sebagai berikut:
1) Pembiayaan Mudharabah
Sistem bagi hasil usaha yang dalam bentuk nisbah yang disepakati antara
kedua belah pihak pada saat akad dilaksanakan.17
2) Pembiayaan Murabahah
Prinsip atau tata cara jual-beli, dimana BMT al-Kautsar bertindak sebagai
penjual dan menjual suatu barang kepada nasabah dengan harga sejumlah harga
beli ditambah keuntungan bagi BMT al-Kautsar.18
3) Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan ini merupakan suatu perjanjian usaha antara BMT al-Kautsar
dengan nasabah untuk menyertakan modalnya pada suatu usaha tertentu, dimana
masing-masing pihak memiliki hak untuk ikut serta, mewakilkan ataupun
4) Pembiayaan Qardhul Hasan
Pemberian pinjaman kebajikan dengan hanya mengembalikan pokok
modal ditambah biaya administrasi. Pembiayaan ini diambil dari dana ZIS dan
hanya dialokasikan kepada kelompok dhuafa yang memiliki kemauan keras untuk
membuka usaha.20
F. Gambaran Umum Wilayah Bekasi
1. Letak Geografis Kota Bekasi
Kota Bekasi, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Bekasi
merupakan salah satu kota penyangga Jakarta selain Tangerang, Bogor, dan
Depok; serta menjadi tempat tinggal para komuter yang bekerja di Jakarta. dengan
wilayah seluas 757,57 Km2
, kota Bekasi terdiri atas 10 kecamatan, yang dibagi
lagi atas 56 kelurahan.21
Dilihat dari kontribusi terhadap pendapatan daerah, industri pengolahan
merupakan yang paling banyak, diikuti sektor perdagangan, hotel, dan restoran.
Meskipun sedikit, lahan pertanian juga ikut menyumbang terhadap APBD Kota
Bekasi. Para petani terutama tersebar di bagian utara Kota Bakasi, yang relatif
Secara geografis wilayah Kola Bekasi lerlelak pada 106° 55' bujur limur
dan 6° 7' - 6° 15' linlang selalan, dengan balas wilayah sebagai berikul23:
Sebelah Ulara : berbalasan dengan Kabupalen Bekasi
Sebelah Selalan : berbalasan dengan Kabupalen Bogor
Sebelah Baral : berbalasan dengan DKI Jakarta
Sebelah Timur : berbalasan dengan Kabupalen Bekasi
Pemanfaatan Ruang di Kota Bekasi
JENIS PENGGUNAAN
A. LAHAN TERBANGUN
1. Perdagangan dan Jasa
2. Pemerintahan dan Bangunan Umum
3. Perumahan
4. Industri
5. Pendidikan
6. Jaringan Prasarana Ferkolaan
B. LAHAN TIDAK
TERBANGUN
I. Pertamanan
Pola Penggunaan Laban (1998)
Ha %
10.753,93 51,09
311,53 1,48
105,25 0,50
9.758,32 46,36
397,83 1,89
181,02 0,86
Rencana Pemanfaatan Laban
(2000-2010)
Ha %
16.228,78 77,10
736,72 3,50
195,11 0,93
11.299,00 53,68
631,47 3,00
210,49 1,00
3.157,35 15,00
10.295,07 48,91 4.820,22 22,90
2. Lapangan Olah raga 73,67 0,35 210,49 1,00 3. Jalur Hijau 505,18 2,40 2.643, 75 12,56
4. Pemakaman 111,56 0,53 282,06 1,34
5. Pertanian (sawah, tegalan,
9.594,13 . 45,58 631,47 3,00 Kebun)
KOTABEKASI . 21.049,00 100,00 21.049,00 100,00
Sumber Data : Rencana Tata Ruang Wi/ayah Kata Bekasi Tahun 2000-201024
2. Kependudukan
Jumlah penduduk kola Bekasi sebanyak 1.754.019 jiwa. Dengan jenis secara total bias berperan 54,69 persen dengan perincian 38,73 persen usaha kecil dan 15,96 persen usaha menengah.25
24
http://\V\VW.kota-bekasi.go.id
25
MENGEMBANGKAN UKM DI BEKASI
A. Fonnulasi Strategi
I. Strategi di Tingkat Korporasi
a. Strategi Induk
Strategi induk BMT al- Kautsar merupakan strategi jangka panjang yang
spesifik berisikan pencapaian visi, misi dan tujuan yang menerjemahkan orientasi
strategis organisasi. Rencana jangka panjang ini sangat diperlukan sebagai
barometer atau penunjuk arah aksi organisasi yang dikaitkan dengan kemampuan
serta peluang yang ada. 1
1) Visi
Dalam menjalankan aktivitas organisasinya BMT al-Kautsar mempunyai
visi yaitu: menjadi lembaga keuangan mikro syari'ah yang amanah, profesional,
sehat dan kuat. 2
Menurut pandangan peneliti, pernyataan visi BMT al-Kautsar telah
memenuhi empat syarat untuk menetapkan dan menulis visi menurut Bennis dan
Mische (1996). Ke empat syarat tersebut adalah:
a) mencakup segala ha! dan berani menekankan hasil yang I uar
biasa ketimbang hanya hasil yang bertahap
b) menciptakan rasa kekuatan, semangat dan komitmen ketimbang
kegelisahan, kepanikan dan intimidasi
c) realistis dan dapat dicapai, dipergunakan sebagai pedoman bagi
semua aktivitas organisasi
d) spesifik dan harus dinyatakan dengan keyakinan; sebab v1s1
adalah artikulasi dari citra, nilai, arah dan tujuan yang akan
memadu masa depan organisasi.3
2) Misi
Sedangkan misi dari BMT al-Kautsar adalah memberdayakan pengusaha
kecil dan ekonomi lemah, mengembangkan sistem ekonomi mikro syari'ah
melalui pembinaan dan pembiayaan sebagai upaya membebaskan masyarakat dari
. . 4
Jeratan rentemr.
Menurut pandangan peneliti, pemyataan misi BMT al-Kautsar telah
memenuhi enam peraturan untuk menulis dan melaksanakan pemyataan m1s1
menurut Jones dan Kahaner (1999), keenam peraturan tersebut adalah:
a) menJaga agar pemyataan tetap sederhana, tidak harus pendek
b) memungkinkan masukan dari seluruh SDM perusahaan
c) orang luar bisa mendatangkan kejelasan dan perspektif yang segar
ke dalam proses penulisan pernyataan misi
d) susunan dan nada kata-kata mencerminkan kepribadian
perusahaan atau ingin menjadi apa perusahaan tersebut
e) pernyataan misi dengan cara kreatif sebanyak mungkin dan dalam
bahasa sebanyak yang diperlukan
f) mengandalkan pemyataan misi sebagai bimbingan, menantang
pemyataan misi terus menerus dan menilai karyawan sebaik apa
dalam mematuhi prinsip-prinsip tersebut, manajemen harus
mengatakan dan menghayatinya. 5
3) Tujuan
Tujuan adalah akhir perjalanan yang dicari organisasi untuk dicapai
melalui eksistensi dan operasinya serta merupakan sasaran yang lebih nyata dari
pemyataan misi.6
Tujuan BMT al-Kautsar yaitu:
a) Membebaskan pedagang kecil dan ekonomi lemah dari jeratan
b) Mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran dengan cara
berusaha
c) Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan para pedagang kecil
dan ekonomi lemah
d) Memasyarakatkan etika bisnis berdasarkan syari' ah
e) Membantu dan menyantuni kaum dhuafa dari sebahagian
keuntungan
f) Melakukan pembinaan kepada para pedagang dan ekonomi
lemah.7
Dalam upaya mengembangkan para pelaku usaha kecil dan menengah di
Bekasi, BMT al-Kautsar memiliki program jangka panjang yaitu BMT al-Kautsar
berupaya agar seluruh pengusaha kecil dan menengah yang berada di Bekasi agar
usahanya dapat berkembang dengan tidak terbebani oleh masalah modal yang
terbatas sehingga mereka dapat memberikan kontribusi terhadap keluarganya
dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kemudian BMT al-Kautsar juga
berupaya menghindari para pengusaha kecil dan menengah dari jeratan rentenir. 8
4) Sasaran
Sasaran BMT al-Kautsar dalam mengembangkan usaha kf:cil dan
menengah adalah para pelaku usaha kecil dan menengah yang berada di wilayah
Bekasi. Hingga saat ini jenis usaha yang dibantu terdiri dari pedagang
a) Kriteria
Pada program pembiayaan pihak BMT al-Kautsar menetapkan kriteria dalam memberikan dana pinjaman, adapun kriteria tersebut, yaitu:
(!) Calon nasabah peminjam telah menjadi anggota BMT al-Kautsar
(2) Memiliki saldo tabungan dengan dana awal sebesar Rp 25.000
(3) Jenis usaha yang dijalankan adalah halal (tidak mengandung unsur judi, menipu dan riba) dan telah berjalan minimal 3 atau 5 bulan,
( 4) Memiliki kemauan serta semangat yang tinggi dalam menjalankan usahanya.9
b) Syarat
Adapun syarat calon nasabah pemmJam yaitu: pemmJam diwajibkan mengisi formulir yang disediakan oleh pihak BMT Kautsar agar pihak BMT al-Kautsar dapat mengetahui berapa calon anggota yang akan meminjam dana.
c) JumlahDana
pinjaman yang diajukan diatas Rp 2.000.000, maka syarat yang diberikan pihak
BMT al-Kautsar yaitu harus memiliki jaminan yang berguna untuk pengikat
antara pihak BMT al-Kautsar dengan nasabah peminjam. 10
d) Jangka Waktu Pengembalian
Angsuran pokok pmJaman dan bagi basil dibayar sesuai dengan
kesepakatan antara peminjam dan pihak BMT al-Kautsar. Umumnya para
peminjam mengembalikan dana pinjaman per-hari atau per-minggu sesuai dengan
pendapatan. Akan tetapi ada beberapa nasabah peminjam membayarkan angsuran
denganjangka waktu per-bulan.
b. Strategi Generik
Untuk mencapat tujuan yang di inginkan BMT al-Kautsar menyusun
beberapa strategi, diantaranya 11:
1) Melakukan sosialisasi secara berkesinambungan kepada
masyarakat tentang keberadaan BMT al-Kautsar melalui berbagai
cara, yaitu: dengan menyebarkan brosur dan pemasangan iklan
melalui media elektronik (radio) dan lain-lain.
2) Mengoptimalkan media informasi elektronik yang ada guna
tersebarnya informasi keberadaan BMT al-Kautsar, dengan cara
3) Melakukan kerja sama dengan instansi lain dalam ha! pengumpulan
dan penyaluran dana, diantaranya pernsahaan yang sudah terjalin
kerja sama dengan BMT al-Kautsar adalah BPRS, BAZIS, dan
Radio Dakta 107.00 FM.
4) Mengaplikasikan program-program kerja dengan penuh tanggung
jawab.
Agar dapat melaksanakan program yang telah direncanakan, BMT
Kautsar barns memenuhi syarat-syarat dari sisi keuangan sehingga BMT
al-Kautsar dapat terns melakukan kegiatan pada tingkat operasi yang strategis. Untuk
saat ini BMT al-Kautsar dengan Badan Amil Zakat, BPRS dan Radio Dakta
107.00 FM bekerja sama dalam meningkatkan strnktur modal guna meningkatkan
pelayanan pinjaman para pelaku usaha kecil dan menengah di Bekasi. Hal ini
bukan saja menjadi pendukung program-program yang ada melainkan dapat
menguatkan strnktur modal dan lembaga.
Dalam mengembangkan program, BMT al-Kautsar memberikan pinjaman
modal kepada pelaku usaha kecil dan menengah di Bekasi untuk memulai
membuka lapangan kerja atau membuat usaha sendiri. Dengan cara ini dana yang
ada dapat bergulir terns menerus sehingga dapat mengembangkan usaha para
c. Strategi Umum
Dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah di Bekasi, BMT
al-Kautsar menjalin kerja sama dengan Jembaga lain, Jembaga yang terkait
diantaranya; bekerja sama dengan BPRS untuk membina para pedagang kecil,
Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah untuk memperkuat struktur modal dan
Radio Dakta 107.00 FM dalam memberikan informasi melalui media elektronik.
Selain melalui media elektronik, BMT al-Kautsar juga mensosialisasikan
keberadaan lembaga melalui individu per-individu, brosur dan dengan majelis
taklim-majelis taklim yang ada.
2. Strategi Fungsional
Strategi fungsional merupakan strategi jangka pendek yang berisi kegiatan
di setiap bidang yang berfungsi untuk mengimplementasikan strategi induk yang
telah ditetapkan. Program jangka pendek BMT al-Kautsar adalah memberikan
kontribusi kepada masyarakat di daerah Bekasi khususnya para pelaku usaha kecil
dan menengah untuk memenuhi harapan mereka dalam mengembangkan atau
memajukan usahanya.12
Dalam menjalankan programnya, maka BMT al-Kautsar mengadakan
program penghimpunan dana dan penyaluran dana. Adapun dana yang dihimpun
oleh baitul maal pada BMT al-Kautsar yaitu menghimpun dan menyalurkan dana
a. Penghimpunan dana
1) Simpanan dana muamalah, yaitu simpanan yang dapat diambil
sewaktu-waktu.
2) Simpanan Pelajar dan Mahasiswa, yaitu simpanan yang dapat
di ambil pada saat catur wulan, semester atau tahun ajaran barn.
3) Simpanan Qurban, yaitu simpanan untuk ldhul Qurban dan
dapat diambil menjelang Idhul Qurban.
4) Simpanan Walimah, yaitu simpanan yang dapat diambil
menjelang resepsi pernikahan.
5) Simpanan Aqiqah, simpanan yang dapat di ambil menjelang
aqiqah.
6) Simpanan Haji dan Umrah, yaitu s1mpanan yang akan
digunakan untuk perjalanan Haji dan Umrah. 13
b. Penyaluran dana atau pembiayaan
1) Pembiayaan Mudharabah
Pada pembiayaan ini pihak BMT al-Kautsar menyediakan pembiayaan
sebagai modal kerja ntau investasi sepenuhnya. Sedangkan nasabah menyediakan
kesepakatan bersama di awal dalam bentuk nisbah tertentu dari keuntungan
pendapatan.14
2) Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan ini merupakan pembiayaan dengan sistem jual-beli, dimana
pihak BMT al-Kautsar dapat membantu anggota atau mitranya dengan
pembiayaan pembelian barang yang dibutuhkan untuk modal usaha atau
perlengkapan alat rumah tangga. Penggunaan pembiayaan ini adalah untuk usaha
produktifyaitu keperluan modal kerja dan pembelian sarana usaha.15
3) Pembiayan Musyarakah
Pembiayaan musyarakah diberikan bagi para pengusaha kecil yang
usahanya telah berjalan, akan tetapi memerlukan modal tambahan untuk
memperbesar usahanya. Dalam musyarakah ini, pihak BMT al-Kautsar boleh
terlibat dalam manajemen usaha. Porsi keuntungan atau nisbah bagi hasil
ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua pihak secara proporsionaL 16
4) Pembiayaan Qardhul Hasan
Qardhul hasan merupakan pmJaman lunak bagi pengusaha kecil dan
'11enengah. Pembiayaan ini di ambil dari dana ZIS dan hanya dialokasikan kepada
kelompok dhuafa yang berkeinginan untuk membuka usaha. Dalarn pembiayaan
ini nasabah tidak perlu membagi keuntungan dengan pihak BMT al-Kautsar akan
tetapi hanya memberikan biaya administrasi yang merupakan biaya real yang
tidak dapat dihindari untuk terjadinya suatu pembiayaan, seperti materai, foto
copy dan kertas perjanjian.17
Pelaksanaan program organisasi tersebut dapat berjalan baik dan efektif
apabila kegiatan yang telah ditugaskan benar-benar dilaksanakan sesuai dengan
rencana dan ketentuan yang ada. Oleh karena itu , pihak BMT al-Kautsar
memberikan pelatihan-pelatihan khusus kepada karyawannya agar program yang
telah direncanakan dapat sesuai dengan yang diharapkan. Adapun pelatihan yang
diberikan yaitu berupa seminar dan pendidikan khusus. 18
3. Tahapan Formulasi Strategi
Dalam melaksanakan program yang telah direncanakan sebelumnya
tentunya suatu organisasi akan dihadapi oleh kendala-kendala baik kendala dari
luar maupun dari dalam organisasi. Begitu pun BMT al-Kautsar sering dihadapi
oleh beberapa kendala dalam upayanya mengembangkan usaha kecil dan
menengah di Bekasi, diantaranya tidak jarang nasabah (pengusaha kecil)
menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan oleh BMT al-Kautsar sehingga
tidak sesuai dengan perjanjian awal. Kendala lain yaitu ketidakmampuan nasabah
untuk melunasi pinjaman beserta bagi basil menjadi alasan untuk nasabah
melarikan diri dari tempat tinggal asal atau pulang ke kampung halamanya
Untuk itu BMT al-Kautsar menggunakan beberapa strategi dalam
memberikan dana pinjaman terhadap pembiayaan usaha kecil dan menengah
kepada nasabahnya agar kendala yang sering dihadapi dapat diminimalisir.
Adapun strategi yang digunakan adalah:
a. Strategi Pra Pembiayaan
Dalam memberikan dana pinjaman, proses awal yang dilakukan BMT
al-Kautsar adalah menganalisa calon nasabah yaitu penilaian secara subjektif tentang
kemampuan peminjam untuk mengembalikan pinjaman. Kemampuan ini diukur
dengan pengamatan di lapangan atas sarana usaha yang dimiliki. Penilaian Jain
yaitu terhadap kemampuan modal yang dimiliki calon nasabah yang diukur
dengan posisi usaha. 19
Selanjutnya yaitu jaminan yang dimiliki calon nasabah peminjam. Hal ini
bertujuan untuk lebih meyakinkan jika suatu resiko kegagalan pembayaran terjadi,
maka jaminan dapat digunakan sebagai pengganti dari kewajibannya. J aminan ini
diberikan kepada calon nasabah yang mengajukan pinjaman diatas Rp 2.000.000.
Strategi terakhir yaitu kontrol maksimal terhadap usaha yang dijalankan oleh
nasabah .20
b. Strategi Masa Pembiayaan
Strategi pembiayaan terhadap para nasabah BMT al-Kautsar selain
pernbinaan terhadap para nasabah pengusaha kecil. Dalam pernberian d