METODE DAKWAH USTADZ DR. UMAY MARYUNANI, MA
DI PONDOK PESANTREN DARUL ‘AMAL SUKABUMI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun oleh : DERA DESEMBER
NIM: 104051001893
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun oleh : DERA DESEMBER
NIM: 104051001893
Pembimbing,
Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA NIP. 19710412 200003 2 001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi ini berjudul MetodeDakwah Ustadz DR. Umay Maryunani, MA di Pondok Pesantren Terpadu Darul ‘Amal Sukabumi telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 23 Maret 2011.
Skripsi ini telah diterima sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 23 Maret 2011
SIDANG MUNAQASAH
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Drs. Jumroni, MSi Dra.Umi Musyarrofah,MA
NIP.19630515 199203 1 006 NIP.19710816 199703 2 002
Anggota,
Penguji I, Penguji I,
Dra.Umi Musyarrofah,MA H. Mulkanasir, M.Pd
NIP. 19710816 199703 2 002 NIP. 19550101 198302 1 001 Pembimbing,
i Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Metode Dakwah DR. Ustadz Umay Maryunani MA Di Pondok Pesantren Darul ‘Amal Sukabumi
Secara hakekat dakwah Islamiyah merupakan aktualisasi iman yang dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia yang mengarah kepada nilai-nilai ajaran Islam, kegiatan dakwah merupakan suatu aktivitas yang mulia, di mana setiap muslim dapat melakukan amar ma’ruf nahi munkar, sehingga tujuan dakwah yang hakiki yakni membentuk khairul ummah dapat terwujud, yaitu seorang yang mampu menjalankan ajaran Islam dalam segi kehidupan. Menjalankan aktivitas dakwah memerlukan metode agar dakwah lebih efektif.
Dari konteks di atas, timbul pertanyaan: Bagaimana metode dakwah yang
dilakukan ustadz Umay Maryunani di pondok pesantren Darul ‘Amal Sukabumi?
Apa hambatan dalam metode dakwah ustadz Umay Maryunani serta bagaimana solusinya?
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan pendekatan kualitatif deskriptif. Di mana data yang didapatkan adalah melalui beberapa sumber referensi bacaan, observasi, wawancara, dan analisis data. Penulis meneliti dengan mengumpulkan data melalui observasi langsung ke lapangan, terlibat
langsung dengan mad’u mengikuti jalannya dakwah, kemudian melalui
wawancara dengan Ustadz DR. Umay Maryunani dan Ustadz Dede Muharmansyah S.Psi, dan menganalisis hasil observasi. Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan.
Ustadz Umay Maryunani adalah da’i dan ulama yang cukup berpengaruh di kota Sukabumi. Dalam metode pembinaan dakwah, beliau menggunakan metode dakwah bil lisan, melalui metode ceramah, metode tanya jawab, praktek/demostrasi, dan metode halaqoh. Metode Dakwah Bil Qolam menggunakan media tulisan seperti menulis buku dan artikel. Metode Dakwah bil hal dalam berbagai bidang diantaranya : Bidang keagamaan dan pendidikan, bidang layanan sosial kemasyarakatan, bidang peternakan dan perikanan, serta
bidang pertanian dan perkebunan. Penulis menganalisis Metode Dakwah Ustadz Umay Maryunani Di
ii
KATA PENGANTAR
Ucapan rasa syukur selalu saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Dialah Allah yang telahn memberikan berbagai macam nikmat kepada umat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan membuat tugas akhir dalam bentuk tulisan skripsi ini dengan baik meskipun ada beberapa kendala yang membuat skripsi ini sempat tertunda. Namun, alhamdulillah akhirnya dapat terselesaikan juga.
Shalawat serta salam kita limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai yaumil qiyamah. Dengan berkatnyalah yang telah menyebarkan agama Islam hingga sampai kepada kita yang berupa kebenaran yang nyata serta mendidik umat manusia melalui contoh yang baik (Uswatun Khasanah).
Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir selama menempuh jenjang pendidkan di perguruan tinggi, dan juga sebagai persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Sosial Islam (S.sos.I) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak berhutang budi kepada berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sangat perlu menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
iii
2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, terima kasih atas masukan dan idenya ketika hendak menyusun skripsi ini.
3. Ibu Hj. Umi Musyarrofah, MA selaku sekretaris jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah memberikan banyak kemudahan dalam birokrasi kepada penulis.
4. Ibu Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA sebagai Dosen Pembimbing penulis yang telah memberikan waktu dan keikhlasan serta kesungguhannya dalam membimbing dan memberikan pendidikan mental dan memberikan ilmunya kepada penulis sejak proposal hingga terselesainya skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmunya dengan tulus dan ikhlas sehingga penulis mengerti akan makna hidup dan memberikan bekal kehidupan untuk penulis mengarungi hidup kelak, semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi penulis dan masyarakat luas.
6. Staf Perpustakaan dan Staf TU di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah membantu penulis mendapatkan referensi dan kemudahan dalam surat menyurat.
7. Seluruh staf Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kemudahan bagi penulisn untuk mendapatkan referensi dan buku-buku selama penulis kuliah dan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
iv
9. Buat kakakku tercinta, T’Yenti, Aa Ade Ruswanda , Aa Agus beserta istri. Terima kasih atas dukungan moral dan materi yang telah diberikan. Tak lupa keponakanku, Cici, Dede Syifa, dan Angga Fadhil. Senyum kalian mengajarkan arti kebahagiaan dan keikhlasan.
10. Teruntuk T’Ratna, terima kasih yang tak terhingga atas nasehat dan bantuannya sehingga skripsi ini cepat selesai. Dan juga untuk Tubagus
Rahmat dan Ratih atas do’anya.
11. Buat Neng Susum Sumiati S.Pd.I, ternyata menunggu itu harus dengan kesabaran dan ketulusan hati.
12.Teman-teman seperjuanganku di KPI 2004, terima kasih atas kebersamaan selama 4 tahun di kampus.
13.Kepada Ustadz Umay Maryunani, terima kasih atas kesediaan untuk wawancara ini. Dan juga kepada Ustadz Dede Muharamsyah S.Psi, selaku Ketua Pengurus Yayasan yang bersedia memberikan data tentang seluk beluk
Pondok Pesantren Darul ‘Amal Sukabumi.
14.Alumni Pondok Pesantren Darul Amal Sukabumi yang berada di Ciputat, terima kasih atas pinjaman buku dan dokumen lainnya yang sangat berguna bagi penulis.
15.Dan semua pihak yang yang telah memberikan bantuan sehingga penulisan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Demikianlah ucapan terima kasih ini yang penulis sampaikan, semoga amal baik bapak, ibu, saudara dan teman-teman diterima oleh Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang memerlukannya. Amin.
Ciputat, 21 Maret 2011
v
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
D. Metodologi Penelitian ... 5
E. Tinjauan Pustaka ... 8
F. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Metode... 10
1. Pengertian Metode ... 10
2. Macam-macam metode umum ... 11
B. Dakwah ... 12
1. Pengertian dakwah ... 12
2. Hukum Dakwah dan Tujuan Dakwah ... 17
3. Metode Dakwah ... 19
4. Media Dakwah ... 25
BAB III GAMBARAN UMUM A. Profil Ustadz Umay Maryunani ... 26
vi
2. Pendidikan ... 27
3. Status ... 27
4. Karya ... 28
5. Kegiatan/Aktivitas... 29
B. Hubungan Ustadz DR. Umay Maryunani, MA dengan Pondok Pesantrean Darul ‘Amal Sukabumi ... 30
C. Gambaran Umum Ponpes Darul ‘Amal Sukabumi ... 31
1. Latar Belakang Berdirinya Yayasan ... 31
2. Visi, Misi, dan Tujuan ... 35
3. Sarana Pondok Pesantren ... 37
4. Pengurus Pondok Pesantren ... 39
BAB IV METODE DAKWAH USTADZ DR. UMAY MARYUNANI, MA A. Prinsip Dasar metode Dakwah ... 42
1. Prinsip Dakwah ... 43
2. Dakwah bil lisan ... 46
3. Dakwah bil qolam ... 56
4. Dakwah bil hal ... 58
B. Hambatan dan Solusi... 60
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 64
1
A. Latar Belakang Masalah
Secara hakikat dakwah Islamiyah merupakan aktualisasi iman yang dimanifestasikan dalam kegiatan manusia beriman dalam masyarakat melalui secara tertentu, demi terwujudnya ajaran Islam dalam segala segi kehidupan, kegiatan tersebut sering disampaikan secara individu ataupun kelompok melalui berbagai metode dan sarana yang bertujuan memberi perubahan dalam segi kehidupan.1
Dakwah merupakan suatu aktifitas yang mulia, menjadi kewajiban bagi setiap muslim, bertujuan untuk memberikan informasi tentang Islam dan mengajak orang lain agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang mencerminkan nilai-nilai Islam.2 Dakwah pada hakekatnya merupakan upaya mempengaruhi kepribadian baik secara individu maupun kolektif. Dakwah dapat dilakukan dengan cara bil-lisan yang lebih banyak memfokuskan pada penekanan informatif persuasif dan cara bil-hal yang lebih menekankan pada hal-hal bersifat praktis yang mampu merangsang agar mad’unya lebih cepat melakukan perubahan dalam kegiatan sehari-hari.3
1
Toto Jumantoro, Psikologi Dakwah Dengan Aspek-Aspek Kejiwaan yang Qur’ani, Wonosobo: Jakarta, 2001. H.xiii
2
Ismah Salmah, Strategi Dakwah di Era Millenium, Jurnal Kajian Dakwah dan Budaya,
(Jakarta :UIN Syarif Hidayatullah, 2004), vol.5.h.3
3
Dalam sejarah perubahan masyarakat, mubaligh memang memiliki peran yang sangat besar dan universal. Ia nyaris memiliki andil dalam setiap lini dan detik dalam perubahan masyarakat (social Engineering) yang bermuara pada kesadaran kolektif masyarakat untuk melakukan perubahan. Maka mubaligh dinyatakan sebagai sumber dan inspirasi perubahan.4
Dengan ini, saya meneliti mengenai metode dakwah Ustadz Umay
Maryunani di Pondok Pesantren Terpadu Darul ‘Amal Sukabumi.
Ustadz Umay Maryunani adalah seorang da’i yang sangat dikenal di masyarakat luas karena beliau mampu memberikan suatu ajaran berupa pendidikan yang baik terhadap masyarakat dengan cara ataupun metode yang beliau miliki. Seperti ceramah agama di mimbar, pengajian di majelis-majelis taklim, dan diskusi mengenai agama yang beliau lakukan.
Ustadz Umay Maryunani juga mempunyai keistimewaan ketika sedang memberikan ceramahnya yakni dengan menggunakan gaya bahasa khas tersendiri yakni lemah lembut dan santun.
Ustadz Umay Maryunani adalah seorang da’i yang memahami betul tentang permasalahan agama dan mengetahui betul situasi apa yang dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat.
Menurut Ustadz Umay Maryunani, manusia yang diberikan pengetahuan lebih terutama dalam agama harus dapat mengaplikasikannya kepada masyarakat terutama masyarakat yang awam akan ilmu agama. Beliau mempunyai tujuan dalam berdakwah yakni membawa kepada ajaran agama
4
Allah SWT dan mampu membawa kepada keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, menurut beliau beriman dan bertakwa kepada Allah SWT merupakan prinsip dalam ajaran Islam. Konsep tentang orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dalam al-Qur’an dan Hadits sangat akurat untuk dimanifestasikan dalam kehidupan yang riil secara individu, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Menurut Ustadz Umay Maryunani dalam dakwah dibutuhkan orang yang mampu berbuat dan bertanggung jawab karena dakwah merupakan proses menuju perubahan yang lebih baik, dan dibutuhkan kesabaran dan perjuangan.5
Dalam upaya meninjau bagaimana format metode dakwah seorang
da’i dalam menyampaikan pesan kepada mad’unya, maka penulis tertarik
untuk mengkajinya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Metode Dakwah Ustadz DR. Umay Maryunani, MA Di Pondok Pesantren Terpadu Darul
‘Amal Sukabumi”. Dan penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai
dakwah yang dilakukan beliau di lingkungan pondok pesantren terpadu Darul
‘Amal Sukabumi.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Pada uraian latar belakang di atas dapat dipahami bahwa batasan masalah hanya pada metode dakwah Ustadz Umay Maryunani Di Pondok
Pesantren Terpadu Darul’Amal Sukabumi saja.
5
Berdasarkan pembatasan di atas, maka perumusan permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
1. Apa saja metode dakwah yang diterapkan Ustadz Umay Maryunani di Pondok Pesantren Terpadu Darul ‘Amal Sukabumi?
2. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam metode dakwah Ustadz Umay Maryunani serta cara penanggulangannya?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana metode dakwah yang diterapkan Ustadz Umay Maryunani di pondok pesantren Darul ‘Amal Sukabumi.
b. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi serta cara penanggulangannya.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara teoritis, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam upaya mengembangkan studi komunikasi dan dakwah. Sehingga pesan-pesan dakwah dapat diterima oleh masyarakat sesuai dengan tujuan.
b. Secara praktis, dengan adanya penelitian ini mampu menambah wawasan aktivitas akademi dann praktisi dakwah agar dapat mengembangkan metode dakwahnya di lapangan serta dakwah yang
disampaikan mudah dimengerti dan diterima mad’u dengan
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, yang dalam prosedur penelitiannya dapat menghasilkan analisis data deskiptif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang orang yang dapat diamati.
Ada tiga pertimbangan mengapa penulis menggunakan metode tersebut adalah: Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan yang diteliti. Dan ketiga,metode ini lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terdapat pola-pola nilai yang dihadapi.6
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penulis melakukan penelitian ini pada bulan November 2010-februari 2011. Sedangkan tempat penelitian ini adalah Pondok Pesantren
Terpadu Darul ‘Amal Sukabumi.
3. Subyek dan Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini, subyek yang diamati adalah Ustadz Umay Maryunani dengan obyek penelitian adalah mad’u di Pondok Pesantren
Terpadu Darul’ Amal Sukabumi.
6
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:
a. Observasi
Observasi adalah suatu cara penelitian untuk memperoleh data dalam bentuk pengamatan dan pencatatan dengan sistematis tentang fenomena yang diselidiki.7
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan terhadap metode dakwah yang dilakukan Ustadz Umay Maryunani, kemudian dilakukan
pengamatan langsung terhadap mad’u di Pondok Pesantren Terpadu
Darul ‘Amal Sukabumi.
b. Wawancara
Salah satu metode pengumpulan data adalah wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden.8
Untuk mendapatkan data objektif penulis melakukan wawancara langsung terhadap Ustadz Umay Maryunani serta ustadz Dede Muharamsyah S.Psi. selaku Ketua Pengurus Yayasan.
c. Dokumentasi
Adalah merupakan teknik yang juga dilakukan baik berdasarkan buku, makalah, atau sumber literatur-literatur lainnya agar data yang diperoleh lengkap dan akurat. Data tersebut adalah data sekunder.
7
Muhammad Natsir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), h.234.
8
5. Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, langkah selanjutnya adalah pengolahan data dengan proses editing yaitu mempelajari kembali berkas-berkas data yang telah terkumpul, sehingga keseluruhan berkas itu dapat diketahui dan dapat dinyatakan baik serta dapat disiapkan untuk proses selanjutnya.
Teknik yang dilakukan dari hasil pencatatan data adalah sebagai berikut:
a. Data dan informasi yang didapat melalui observasi yakni mengamati objek penelitian secara langsung menggunakan seluruh alat indera kemudian penulis mengumpulkan data secara akurat, dengan mencatat fenomena (kejadian) dan perilaku yang terlibat dalam objek.
b. Data dan Informasi yang diperoleh melalui wawancara yakni peneliti menyalin hasil wawancara ke dalam catatan lapangan kemudian memberikan tanggapan pada bagian-bagian penting.
c. Data yang didapatkan melalui dokumentasi, yakni digunakan sebagai bahan dan kerangka analisis dalam menimbang dan menguraikan hasil penelitian ke dalam skripsi ini.
6. Pedoman Penulisan
E. Tinjauan Pustaka
Setelah penulis melakukan peninjauan dan menelusuri perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis mendapat referensi dari beberapa skripsi yang membahas tentang metode dakwah, diantaranya :
1. “Metode Dakwah Yusuf Mansyur, yang membahas mengenai metode
dakwah Yusuf Mansyur mengenai konsep sedekah, Wisata hati, dan mengenai penerapan metode dakwah Yusuf mansyur. Penyusun Agus Salim Wahid Lulusan 2007 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. “Metode Dakwah KH.Kosim Nurseha, yang membahas mengenai konsep
metode dakwah KH.Kosim Nurseha, Penerapan metode dakwah, serta hambatan dan penanggulangannya. Penyusun Muhammad Maulana Lulusan 2008 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kelebihan dari skripsi yang penulis teliti adalah lebih cenderung mengarah pada Metode dakwah yang digunakan Ustadz DR. Umay MA, di
Pondok Pesantren Darul ‘Amal Sukabumi, dengan tempat dan objek penelitian
yang berbeda dengan beberapa penelitian tentang metode dakwah sebelumnya, khususnya pada kajian metode dakwah yang tertera di atas.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan dalam skripsi ini, penulis membagi pembahasan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan latar belakang
BAB II Tinjauan teoritis. Dalam Bab ini akan dijelaskan tentang pengertian metode, macam-macam metode umum, pengertian dakwah, Macam-macam metode dakwah, serta metode dakwah.
BAB III Gambaran Umum. Bab ini akan membahas Profil Ustadz Umay
Maryunani yang meliputi kelahiran, pendidikan , status, karya-karya, serta aktivitas Ustadz Umay Maryunani, Hubungan Ustadz Umay Maryunani, MA
dengan Pondok Pesantren Darul ‘Amal Sukabumi, Latar belakang sejarah
berdirinya Yayasan, Visi, misi, dan Tujuan Berdirinya Pondok Pesantren
Terpadu Darul ‘Amal Sukabumi, Sarana Pondok Pesantren Terpadu Darul
‘Amal Sukabumi, Struktur Pengurus Pondok Pesantren Terpadu ‘Amal
Sukabumi
BAB IV Temuan dan Analisis Data. Dalam bab ini akan menganalisis
tentang metode dakwah yang diterapkan Ustadz Umay Maryunani, serta Hambatan Metode dakwah dan cara penanggulangannya.
BAB V Penutup. Dalam penutup ini penulis akan berusaha memberikan
kesimpulan dari keseluruhan bahasan skripsi ini serta saran terhadap tujuan dan manfaat yang diharapkan dapat diambil dari tulisan ini.
10
TINJAUAN TEORITIS
A. Metode
1. Pengertian Metode
Dari segi bahasa metode berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri
dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan, cara). Dengan
demikian kita dapat artikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber yang lain
menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Jerman “methodica”,
artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan, yang dalam bahasa Arab disebut thariq.1
Metode berasal dari Inggris : methode yang artinya “cara” yaitu
suatu cara untuk mencapai sutu cita-cita. Metode lebih umum dari teknik yang dalam bahasa Inggrisnya : Technique. Dalam the concise Oxford Dictionary (1995) dinyatakan bahwa method is a special from of procedure esp. in any branch of mental activity. Technique adalah a means
or method of achieving one’s purpose, esp. skill fully yang maknanya
sesuatu alat atau cara untuk tujuan dengan cekatan atau praktis.1
Pengertian yang lain metode adalah “Cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
1
dikehendaki cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang dikehendaki atau ditentukan.”2
Dalam pengertian harfiahnya, “Metode adalah jalan yang harus
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi pengertian hakiki dari metode adalah segala sarana yang digunakan untuk tujuan yang diinginkan baik sarana tersebut secara fisik maupun non fisik. Sedangkan menurut Arif Burhan, metode adalah menunjukkan pada proses, prinsip serta prosedur yang digiunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban atas masalah tersebut.3
Dari berbagai pengertian tentang metode di atas, maka dapat penulis pahami bahwa metode adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam melaksanakan proses bimbingan agar tercapai tujuan yang diharapkan.
2. Macam-Macam Metode Umum
a. Metode Historis
Metode historis disebut juga metode dokumenter, karena penelitian yang dilakukan adalah pada dokumen yang telah silam.
Metode historis, sebagaimana juga metode lainnya bermula dari menemukan masalah dan berakhir dengan generalisasi. Oleh karena itu pula metode historis memerlukan hipotesis dengan teknik analisis dokumenter dan teknik analisis statistik, memerlukan bermacam-macam rumus statistik dan analisis (Rakhmat, 1984: 331).
2
Tim Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus BesarBahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet.Ke-1, Edisi Tiga, h.740.
3
b. Metode Deskriptif
Metode deskriptif digunakan untuk menghimpun data aktual. Terdapat dua pengertian, yang pertama mengartikannya sebagai kegiatan pengumpulan data dengan melukiskannya sebagaimana adanya, tidak diiringi dengan ulasan atau pandangan atau analisis dari penulis. Deskripsi semacam ini berguna untuk menacari masalah sebagaimana halnya hasil penelitian pendahuluan atau eksplorasi.
c. Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah cara melakukan penelitian dengan percobaan, yaitu melakukan manipulasi variabel-variabel eksperimental; mencari hubungan antara beberapa variabel dengan satu variabel, atau satu variabel dengan satu variabel lain.
d. Metode Survai
Metode survai bertujuan mengumpulkan data sederhana dalam rangka menguji survai juga bisa melangkah lebih jauh, yaitu mempelajari fenomena, menerangkan dan menjelaskannya, baik untuk keperluan praktis maupun untuk keperluan teoritis.
B. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Da’wah secara etimologi, berasal dari kata da’a (اعد ) fi’il madi
dan yad’u (وعدي ) fi’il mudari’ yang artinya memanggil, mengundang, mengajak, menyeru, dan mendorong.4
4
Menurut para ahli bahasa kata dakwah ini mempunyai beberapa pengertian yang diantaranya adalah :
a. Mengharap dan berdo’a kepada Allah SWT, misalnya da’allahu (Q.S: Al-Qur’an Al-Baqarah 2: 186)
Artinya: ”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku. Maka (jawablah) Bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang mendo’akan apabila
ia berdoa itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.”
b. Mendorong seseorang untuk memeluk sesuatu keyakinan tertentu (Q.S : Al-Baqarah 2: 221)
Selain itu pula Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 104 yang berbunyi :
Artinya. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar [217]; merekalah orang-orang yang beruntung.
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa kita sebagai umat muslim harus melakukan kewajiban berdakwah. Menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dalam melakukan aktivitas dakwah haruslah berpandangan positif.
Arti kata dakwah seperti itu dapat diketahui pada arti ayat-ayat
Al-Qur’an sebagai berikut:
a. Surat Fatir : 3
Artinya: “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka
anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya syetan-syetan hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nya.” (Q.S.Fatir (35): 6).
b. Surat Al-Baqarah : 23
Artinya: “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.(Q.S.Al-Baqarah:23)
c. Surat Al-Baqarah : 221
Artinya: Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.
Sedangkan arti dakwah menurut pandangan beberapa pakar atau ilmuwan adalah sebagai berikut :
a. Pendapat Bakhial Khauli yang dikutip dari Ghazali Darussalam, dakwah adalah satu proses menghidupkan peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan lain.5
b. Pendapat Syeikh Ali Mahfudz, dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar
5
mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat6. Pendapat ini juga selaras dengan pendapat al-Ghazali7 bahwa amar ma’ruf nahi munkar adalah inti gerakan dakwah dan penggerak dalam dinamika masyarakat Islam.
Adapun pengertian dakwah secara terminologi menurut beberapa ahli selain yang sudah dijelaskan di atas di antaranya adalah H.M. Arifin dalam buku Ilmu Pendidikan Islam mengatakan definisi dakwah sebagai kegiatan menyeru baik dalam bentuk lisan, tulisan maupun tingkah laku dan lain sebagainya yang dilakukan secara individual atau kelompok. Supaya timbul dalam dirinya suatu pengetahuan kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama, sebagai pesan yang disampaikan kepada mereka tanpa unsur paksaan.
Amrullah Ahmad menyatakan dalam buku Dakwah Aktual bahwa
pada hakikatnya dakwah Islam merupakan : “Usaha mengaktualisasikan
nilai-nilai imani atau teologis dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilakukan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan bertingkah laku dalam tataran realitas individu dan sosial kultural dalam rangka mewujudkan nilai Islam di semua kehidupan dengan menggunakan cara-cara tertentu.8
Sementara Didin Hafidudin mengatakan bahwa kegiatan dakwah adalah suatu aktivitas yang mulia di mana setiap muslim dapat melakukan
6
Abdul Kadir Sayid Abd.Rauf, Dirasah Fid Dakwah al-Islamiyah, Kairo; Dar El-Tiba’ah al-Mahmadiyah,1987, Cet.1, h.10
7
Beliau adalah seorang ulama besar, pemkir muslim zaman klasik, hidup sampai awal abad ke-12, pendapatnya dituangkan dalam kitabnya yang sangat terkenal yaitu Ihya Ulumuddin.
8
amar ma’ruf nahi munkar sehingga dapat tercipta tujuan dakwah yang
hakiki yakni membentuk khairul ummah. Karena pada dasarnya hakikat dakwah merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang ditanggung oleh para pengemban dakwah untuk mengukuhkan sasaran-sasaran dakwah agar masuk ke jalan Allah SWT. Secara bertahap menuju kehidupan yang Islami.9
2. Hukum Dakwah dan Tujuan Dakwah
Perintah berdakwah bagi setiap muslim sudah ditegaskan dengan jelas dalam Al-Qur’an berikut rincian prinsip-prinsip metode dakwahnya sebagai berikut :
Artinya: “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan cara hikmah
(bijaksana) dan dengan ajaran yang baik, dan berdiskusilah dengan mereka menurut cara yang sebaik-baiknya. Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S.An -Nahl 16: 125)
Dari ayat di atas jelaslah bahwa kita diwajibkan untuk menyeru (berdakwah), kepada sesama umat muslim dengan cara yang ditentukan, yaitu dengan cara bijaksana. Kita harus berdakwah kepada orang lain dengan tidak melalui paksaan. Mengajak kepada kebaikan atau jalan menuju Ridho-Nya.
9
Dalam setiap aktivitas pasti kita melakukannya demi satu tujuan. Sama halnya dengan aktivitas dakwah yang wajib dijalankan oleh manusia, pastilah untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan di sini diartikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai dalam kadar tertentu dengan segala usaha yang diarahkan kepadanya. Dalam tujuan memiliki 4 batasan yaitu hal yang hendak dicapai, jumlah atau kadar yang diinginkan, kejelasan tentang yang ingin dicapai dan arah yang ingin dituju.10
Kegiatan dakwah adalah satu rangkaian kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan untuk memberi arah, pedoman bagi gerak langkah aktivitas dakwah tanpa tujuan yang jelas seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia. Karena itu para pelaku dakwah harus memahami tujuan kegiatannya untuk mengambil langkah yang tepat dalam proses dakwah.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Toto Tasmara bahwa tujuan dakwah adalah untuk menegakkan ajaran Islam kepada setiap insan baik individu maupun masyarakat sehingga ajaran tersebut mampu mendorong suatu perbuatan yang sesuai dengan ajaran Islam tersebut.11
Dakwah memiliki tujuan yang berorientasi kepada perilaku manusia (akhlak).
Dakwah akan mencapai tujuannya manakala ajaran Islam yang berupa norma-norma yang menuntun orang agar berbuat baik dan menjauhi perbuatan buruk dapat direalisasikan dengan baik.
10
Zainal Muhtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah Islam, (Yogyakarta:Al-Amin Press, 1996), Cet Ke-1, h.3.
11
3. Metode Dakwah
Al-Qur’an merupakan sumber utama rujukan dakwah. Al-Qur’an banyak mengemukakan metode dakwah untuk dijadikan panduan oleh para
Da’i, yang tersebut dalam firman Allah Swt, sebagaimana telah penulis
sebutkan beserta terjemahannya pada hal 17-18, menunjukkan tata cara atau metode menjalankan dakwah atau seruan terhadap manusia, sebagai berikut: a. Metode Al-Hikmah (Kebijaksanaan)
Kata “hikmah” sering disebut dalam Al-Qur’an baik dalam bentuk
nakiroh maupun ma’rifat. Bentuk masdarnya adalah “hukman” yang diartikan secarartikmakna aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum berarti mencegah dari kezhaliman, jika dikaitkan dengan dakwah berarti menghindari hal-hal yang kurang relevan da;am melaksanakan tugas dakwah.
Hikmah dalam bahasa Arab berarti kebijaksanaan, pandai, adil, lemah lembut, kenabian, sesuatu yang mencegah kejahilan dan kerusakan, keilmuan, dan pemaaf. Perkataan hikmah seringkali diterjemahkan dalam pengertian bijaksana yaitu suatu pendekatan hikmah seringkali pihak objek dakwah mampu melaksanakan apa yang didakwahkan atas kemauannya sendiri, tidak ada paksaan, konflik, maupun rasa ketakutan.12
Menurut M. Abduh, seperti yang dikutip H. Munzier Suparta, MA. Dalam buku metode dakwah berpendapat bahwa, hikmah mengetahui rahasia dan faedah di dalam tiap-tiap hal. Hikmah juga didunakan dalam
12
arti ucapan yang sedikit lafazh akan tetapi banyak makna ataupun diartikan meletakkan sesuatu pada tempat atau semestinya.13
Dalam bahasa komunikasi, hikmah ini menyangkut situasi total yang mempengaruhi sikap pihak komunikan. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa apa yang disebut dengan bil hikmah itu merupakan suatu metode pendekatan komunikasi yang dilakukan atas dasar persuasif.14 Jadi, perkataan hikmah (kebijaksanaan) itu bukan saja dengan ucapan mulut, melainkan termasuk juga tindakan, perbuatan, dan keyakinan, serta peletakkan sesuatu pada tempatnya.
Ibnu Qoyyim dalam buku At-Tafsirul Qoyyim berpendapat bahwa pengertian hikmah yang paling tepat adalah yang seperti dilakukan oleh mujahid dan Malik yang mendefinisikan bahwa hikmah adalah pengetahuan tentang kebenaran dan pengamalannya, ketepatan dalam perkataan dan kebenarannya. Hal ini tidak dapat dicapai kecuali dengan memahami al-Qur’an, mendalami Syariat-syariat Islam serta hakikat iman.15
Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa al-hikmah
adalah merupakan kemampuan da’i dalam memilih dan menyeleraskan
teknik dakwah dengan kondisi objektif mad’u. Di samping itu juga
al-Hikmah merupakankemampuan da’I dalam menjelaskan doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif. Oleh karena itu, al-hikmah adalah sebagai sebuah sistem yang menyatukan antara kemampuan teoritis dan praktis dalam dakwah.16
13
M.Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), h.9.
14
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 1997), cet Ke-1, h.43.
15
Ibnu Qoyyim, At Tafsirul Qoyyim, h.226
16
b. Al-Mau’idzatil Hasanah (Nasehat yang baik)
Secara bahasa, mau’izhah hasanah terdiri dari dua kata, mau’izhah dan hasanah. Kata mau’izhah berasal dari kata wa’adza-ya’idzu
wa’idzatan yang berarti : nasihat, bimbingan, pendidikan dan peringatan17,
sementara hasanah merupakan kebalikkan dari sayyi’ah yang artinya kebaikan lawannya kejelekkan.
Adapun pengertian secara istilah, ada beberapa pendapat antara lain:
1) Menurut Iman Abdullah bin Ahmad an-Nasafi yang dikutip oleh
Hasanuddin adalah “Perkataan-perkataan yang tidak tersembunyi bagi
mereka, bahwa engkau memberikan nasehat dan menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan al-Qur’an.18
2) Menurut Abdul Hamid al-Bilali al-Mau’izhah al-hasanah merupakan salah satu manhaj (metode) dalam dakwah untuk mengajak ke jalan Allah dengan memberikan nasehat atau membimbing dengan lemah lembut agar mereka mau berbuat baik.
3) Mau’izhah hasanah dapatlah diartikan sebagai ungkapan yang
mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif (wasiat) yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.
17Lois Ma’luf, Munjid al-Lughah wa A’lam,
(Beirut : Dar Fikr, 1986), h.907
18
4) Al-Mau’idzatil hasanah artinya memberi nasehat pada orang lain dengan cara yang baik, berupa petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa yang baik yang dapat mengubah hati. 19 Agar nasehat tersebut dapat diterima, berkenan di hati, enak didengar, menyentuh perasaan, tulus difikiran, menghadapi sikap kasar, dan tidak boleh mencaci atau menyebut kesalahan audiens, sebagai pihak objek dakwah.
c. AL-Mujadalah Bi-al Lati Hiya Ahsan(berdebat dengan cara yang lebih baik)
Dari segi etimologi (bahasa) lafazh mujadalah diambil dari kata
“jadala”(لدج ) yang bermakna memintal, memilit. Apabila ditambahkan
alif pada huruf jim (ج) yang mengikuti wazan faala (لعف ), “njaa dala” dapat bermakna berdebat, dan “mujadalah” perdebatan.20
Kata “Jadala” dapat bermakna menarik tali dan mengikatnya guna menguatkan sesuatu. Orang yang berdebat bagaikan menarik, dengan ucapan untuk meyakinkan lawannya dengan menguatkan pendapatnya melalui argumentasi yang disampaiakan.21
Dari segi istilah (terminologi) terdapat beberapa pengertian al-Mujadalah (al-Hiwar) dari segi istilah. Al-Mujadalah (al-Hiwar) berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara
19
H. Munzier Suparta, Metode Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2003), Cet.ke-1, h.18.
20
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah,(Lentera Hati, 2000), cet.ke-1, h.553.
21
keduanya.22Kalau terpaksa timbul perbantahan antara da’i dan mad’u atau pertukaran pikiran yang disebut polomik, maka dapat direlakan lagi, pilihan jalan yang sebaik-baiknya, disadarkan dan diajak kepada jalan pikiran yang benar, sehingga dia menerima.23 Tujuan berdebat bukan untuk bertengkar dan menyakiti hati lawan, tetapi untuk meluruskan akidah yang batil. Bermujadalah merupakan salah satu teknik terbaik dalam dakwah. Bermujadalah juga mempunyai tujuan untuk menguji sejauh mana kebenaran Islam yang coba diketengahkan kepada orang lain.
Sebagai contoh dalam mujadalah, yaitu bertahan dengan baik, dengan jalan yang sebaik-baiknya dalam bermujadalah, antara lain dengan perkataan yang lugas, tidak dengan ucapan yang kasar atau dengan mempergunakan sesuatu (perkataan) yang dapat menyadarkan hati, membangun jiwa dan menerangi akal pikiran, ini merupakan penolakan bagi orang yang enggan melakukan perdebatan dalam agama.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, al-Mujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak dengan menggunakan argumen yang kuat tak terbantahkan, tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan.
Ada beberapa bentuk metode dakwah praktis sebagaimana dikemukakan oleh Asmuni Syukir, adalah sebagai berikut: 24
22
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, (Lentera Hati, 2000), cet, ke-1, h.553.
23
Hamka, h.321.
24
a. Metode Ceramah (retorika dakwah)
Ceramah adalah suatu teknik atau metode dakwah yang banyak
diwarnai oleh ciri karakteristik bicara oleh seseorang da’i/mubaligh
pada suatu aktivitas dakwah. Ceramah dapat pula bersifat propaganda, kampanye, berpidato (retorika), khutbah, sambutan, mengajar dan sebagainya.
b. Metode Tanya-Jawab
Metode tanya jawab adalah penyampaian materi dakwah dengan cara mendorong sasarannya (obyek dakwah) untuk menyatakan sesuatu masalah yang dirasa belum dimengerti dan mubaligh/da’i sebagai penjawabnya.
c. Debat (mujadalah)
Mujadalah selain sebagai dasanama (sinonim) dari istilah dakwah, dapat juga sebagai salah satu metode dakwah. Debat sebagai metode dakwah pada dasarnya mencari kemenangan, dalam arti menunjukkan kebenaran dan kehebatan Islam. Dengan kata lain debat adalah mempertahankan pendapat dan idiologinya agar pendapat dan idiologinya itu diakui kebenaran dan kehebatannya oleh musuh (orang lain).
d. Percakapan Antar Pribadi (Percakapan Bebas)
Percakapan antara pribadi atau individual conference adalah
percakapan bebas antara seseorang da’i atau mubaligh dengan
individu-individu sebagai sasaran dakwah. Percakapan pribadi bertujuan untuk menggunakan kesempatan yang baik di dalam percakapan atau mengobrol (ngomong bebas) untuk aktivitas dakwah. e. Metode Demonstrasi
Berdakwah dengan cara memperlihatkan suatu contoh, baik berupa benda, peristiwa, perbuatan dan sebagainya dapat dinamakan
bahwa seorang da’i yang bersangkutan menggunakan metode demonstrasi. Artinya suatu metode dakwah, di mana seorang da’i
memperlihatkan sesuatu atau mementaskan sesuatu terhadap sasarannya (massa), dalam rangka mencapai tujuan dakwah yang ia inginkan.
f. Metode Dakwah Rasulullah
Muhammad Rasulullah saw. Seorang da’i internasional,
pembawa agama Islam dari Allah untuk seluruh alam. Beliau di dalam membawa missi agamanya menggunakan berbagai macam metode antara lain : dakwah di bawah tanah, dakwah secara terang-terangan, politik pemerintah, surat menyurat, dan peperangan.
g. Pendidikan Dan Pengajaran Agama
h. Mengunjungi Rumah (Silaturahmi/home visit)
Metode dakwah yang dirasa efektif juga untuk dilaksanakan dalam rangka mengembangkan maupun membina Ummat Islam ialah metode dakwah dengan mengunjungi rumah obyek dakwah atau disebut dengan metode silaturahmi atau home visit.
4. Media Dakwah
Metode dakwah artinya cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da’i untuk menyampaikan materi dakwah, yaitu al-Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dakwaah dapat dilakukan melalui beberapa media diantaranya adalah media lisan berupa ceramah, seminar, simposium, diskusi, khutbah, sarasehan, brainstorming dan lain-lain, tulisan berupa buku, majalah, surat kabar, spanduk, pamflet, lukisan-lukisan dan lain-lain, bil-hal berupa perilaku yang sopan sesuai dengan ajaran al-Islam, memelihara lingkungan, mencari nafkah dengan tekun, ulet, sabar, semangat, kerja keras, menolong sesama manusia, misalnya mendirikan rumah sakit, mendirikan dan memelihara anak yatim piatu, mendirikan lembaga pendidikan, mendirikan pusat-pusat pencaharian nafkah seperti pabrik, pusat perbelanjaan dan lain-lain, meliputi berbagai sektor kehidupan.25
25
26
GAMBARAN UMUM
A. Profil Ustadz Umay Maryunani
1. Lahir
Ustadz Umay Maryunani lahir di kampung Selajati, Bojonggenteng, Jampangkulon, Sukabumi, pada tanggal 7 Juli 1954. Beliau adalah anak yatim yang ditinggalkan oleh ayahandanya yang terbunuh oleh Gerombolan DI/TII. Ketika itu beliau masih berada dalam kandungan yang berumur sekitar 6 bulan. Berkat kegigihan dan kesabaran
perjuangan hidup dan do’a ibunya yaitu Hj. Juarsih maka lahirlah seorang
anak yang selanjutnya debesarkan dengan penuh kasih sayang dalam kesederhanaan.
Pada suatu sore, Ibunya berpesan pada anaknya agar malam nanti tidak tidur di Masjid, tapi tidur di rumah. Dan pada waktu tengah malam anaknya dibangunkan, diajak ke kamar lalu shalat malam. Setelah itu disela isak tangis, ibunya memohon maaf kepadanya, karena tidak mampu menyekolahkan, sebagai tebusannya ibunya berjanji akan mencurahkan
do’a baginya sambil terbata ibunya berfatwa: “Hidup memang harus
mulia, dan kalau mati masuk surga” mulia bisa dengan harta, kita orang
miskin, mulia bisa dengan turunan raden, kita rakyat jelata, mulia bisa
dengan rupa kita orang biasa, yang paling mungkin untuk kita bisa
Maka dengan motivasi yang diberikan ibunya, beliau dengan tekun, kerja keras dan ulet menuntut ilmu kepada beberapa orang kyai sambil tinggal di pesantren, di samping itu dengan tekun pula menuntut iilmu di sekolah. Baik pesantren atau sekolah yang berada di Desa Jampangkulon sampai ke pesantren dan sekolah yang berada di kota sukabumi.
2. Pendidikan Ustadz DR. Umay Maryunani, MA
Di bawah ini adalah daftar riwayat pendidikan Ustadz Umay Maryunani, antara lain:
a. SDN Bojong Genteng, Jampang Kulon, ( 1967) b. Madrasah Diniyah Miftahul Huda, Bojong Waru (1967) c. PGA-P Al-Ma’arif, Jampang Kulon (1971) d. Pondok Pesantren Mekarsari, Cinagen (1971) e. Madrasah ‘Aliyah Al-Masthuriyah, Tipar, Sukabumi (1974) f. SP-IAIN Syarif Hidayatullah, Pacet, Cianjur (1975) g. Pondok Pesantren Salafi, Siqayaturrahman, Sukabumi (1976) h. Sarjana S1 Syariah PTIQ, Jakarta (1983) i. Sarjana S1 Jurusan Qadha, IAIN Syahid Jakarta (1987) j. Magister Agama (S2) Pendidikan Islam UMJ (1999) k. Doktor UNJ, Jurusan Manajemen Pendidikan (2009)
3. Status Ustadz Umay Maryunani
Jampang Kulon Sukabumi, pada tahun 1980. Alhamdulillah, sudah dikaruniai empat orang anak, di antaranya :
a. Iswah Maruly (27 tahun) sedang menempuh pendidikan S2
b. Rifky Ridwan Maruly (25 tahun), sudah menyandang gelar Master Science di ITB
c. Faiz Isbah Maruly (21 tahun), sebagai entrepreneur di bidang musik. d. Neng Niela Hamimatu Maruly (19 tahun), menempuh kuliah di ITB
4. Karya-Karya Ustadz Umay Maryunani
Ustadz Umay yang aktif menulis, telah menghasilkan karya-karya yang patut diperhitungkan dalam dunia dakwah. Diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Merawat Anak yatim dalam hukum Islam (1979) b. Modernisasi Tata Laksana Zakat dalam Syari’at Islam (1983) c. Perkembangan Pemikiran Ulama Tentang Shalat Jum’at (1987) d. Manajemen Masjid dalam Naungan Al-Qur’an dan Al-Sunnah (1990) e. Do’a-do’a dari al-Qur’an dan Al-Sunnah (1991)
f. Manasik Haji dan Do’a-do’a Lengkap (1992)
g. Panduan Shalat 1-2 (1993)
m. Harta, Kedudukannya dalam Islam (2007)
n. Pembuka gerbang Al-Qur’an (2008)
o. Ketika Manusia Telah Berjanji kepada Allah (2008)
p. Aku Bangga paham Al-Qur’an (2010)
5. Kegiatan/Aktivitas Ustadz Umay Maryunani
Ustadz Umay Maryunani sudah aktif sejak menyelesaikan kuliah di Jakarta. Di bawah ini adalah daftar kegiatan dan aktivitas beliau hingga sampai saat ini, di antaranya adalah :
a. Guru Tafsir al-Qur’an, Masjid Agung Al-Azhar (1983-1990) b. Dosen Tafsir dan Hadits, PTIQ Jakarta (1983-1990) c. Dosen Islamologi PTIK, Jakarta (1984-1990) d. Direktur Masjid Jami’ YARSI Jakarta (1990-1996) e. Pengajar Kursus Tafhim al-Qur’an YADSI al-‘Urwatul Wustqa (1996
-Sekarang)
Dengan berbagai pengalaman tersebut, akhirnya Ustadz Umay Maryunani mengaplikasikan dakwahnya dengan mendirikan beberapa lembaga keagamaan, Diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Tahun 1982, Mendirikan Majelis Mudzakarah Ulama-Umara
Darul’Amal di Jampang Kulon, Sukabumi
b. Tahun 1992, mendirikan Yayasan Pendidikan & Sosial Islam (YAPSI)
Darul ‘Amal, di Selajati, Jampang kulon, Sukabumi yang mengelola
c. Tahun 1996, mendirikan Yayasan Da’wah & Sosial Islam (YADSI)
“al-Urwatul Wustqa”, di Jakarta, yang menyelenggarakan Kursus
Tafhim Al-Qur’an, menyantuni kaum dhu’afa.
d. Tahun 1999, sebagai Ketua Badan Pengurus Yayasan Al-Ma’shum Mardhiyah, di Galudra, Cugenang, Cianjur, yang mengelola Pondok Pesantren Terpadu.
e. Tahun 2000, mendirikan Yayasan Masjid Jami’ Rawasari, yang mengelola TKA & TPA Al-Rawdhah, membangun Masjid Jami’ Al -Nizham, Rawasari.
f. Tahun 2000, membuka Cabang Yayasan al-‘Urwatul Wustqa, di Tegal Mulyo Klaten Utara, yang mengelola Pesantren Tahfizh al-Qur’an. g. Tahun 2001, membuka cabang Yayasan al-‘Urwatul Wustqa, di desa
Beruk Jatiyoso, Karang Anyar, Jawa Tengah, yang mengkoordinir para
Da’i di desa-desa terpencil di sekitar Gunung Lawu.
B. Hubungan Ustadz DR. Umay Maryunani MA dengan Pondok Pesantren
Darul Amal Sukabumi
Sejak tahun 1982, Ustadz DR.Umay Maryunani, MA merencanakan lembaga sejak tahun 1982 melalui pengajian bulanan dan santri kalong yang diasuh oleh kakak kandungnya, H. Nanang Saprudin, S.Pd. Akhirnya, pada tahun 1992, Ustadz DR Umay Maryunani, MA mendirikan Yayasan
Pendidikan & Sosial Islam (YAPSI) Darul ‘Amal Sukabumi, dengan
1. Pondok Pesantren Terpadu 2. Santunan Anak Asuh 3. Pembinaan Ekonomi Umat
Selama 19 tahun Pondok Pesantren Darul ‘Amal Sukabumi 9 sekolah
dari semua jenjang pendidikan kecuali perguruan tinggi yang masih dalam proses, dan juga mengelola usaha-usaha guna membantu pembiayaan sekolah-sekolah tersebut, dari mulai perdagangan (Ribhi Barka Mart), perikanan (lele dan nila), perkebunan jati, pertanian (padi) serta mengelola layanan sosial
kemasyarakatan. Yayasan Pondok Pesantren Darul ‘Amal Sukabumi ini
adalah Yayasan yang dianggap paling berhasil di antara Yyayasan lain yang didirikan oleh Ustadz DR. Umay Maryunani, MA.
C. Gamabaran Umum Pondok Pesantren Darul ‘Amal Sukabumi
1. Latar Belakang Berdirinya Yayasan
Yayasan Pendidikan & Sosial Islam (YAPSI) Darul ‘Amal berdiri
sebagai lembaga yang berbadan hukum pada tanggal 25 Januari 1992 melalui akta notaris Hj. Rahmah Arie Soetardjo, SH. di Jakarta, setelah sebelumnya Ketua Badan Pendirinya mensosialisasikan rencana pembentukan lembaga sejak tahun 1982 melalui pengajian bulanan dan santri kalong yang diasuh oleh kakak kandungnya.
a. Anak desa yang menuntut ilmu di kota, harus kembali membangun desanya, sebab kalau tidak, maka desa akan tetap terbelakang dan ketinggalan, sebagaimana pesan al-Quran surat 9 (At-Taubah): 122 ;
Artinya: tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
b. Betapa banyak di desa anak miskin dan yatim tetapi secara intelegensia potensial, karena faktor ekonomi, mereka tidak mampu melanjutkan dan mengembangkan potensi dirinya melalui pendidikan formal. Mereka terpaksa terus berada dalam lingkaran kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan. Dari sini muncul tekadnya, beliau harus berpihak
kepada kaum dhua’fa (yang lemah) dan memperjuangkan perubahan
nasib mereka. Karena kalau tidak, maka menurut al-Quran ia termasuk pendusta agama,Q.S.107 (Al-Maun) : 2-3 ;
c. Diilhami oleh firman Allah SWT. Dalam Q.S.3 (Ali Imran): 112 ;
Artinya: Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia[218], dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu[219] Karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu[220] disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.
Bahwa Allah akan menimpakan dua bencana kepada manusia, dimana dan kapan pun mereka berada. Yaitu Al-Dzillah (kehinaan) dan Al-Maskanah (kemiskinan), lalu Allah menawarkan dua solusi untuk mengatasi dua bencana itu, yaitu Hablun minAllah (tali dari Allah),
Dengan ayat-ayat Al-Quran di atas, telah merasuk jiwanya dan membulatkan tekad beliau, untuk :
a. Merealisir rasa syukur kepada Allah SWT serta berterimakasih kepada orang-orang tua asuh yang telah menghantarkan beliau kepada keadaan sekarang yang patut disyukuri, yaitu dengan berfihak kepada kaum
yatim dan dhu’afa dalam bentuk bantuan sosial pendidikan.
b. Membangun desa dengan da’wah,pendidikan dan sosial Islam.
c. Menjadikan dirinya sebagai jembatan umat, antara muslim yang berada di kota dengan muslim yang beradadi desa.
Itulah latar belakang berdirinya Pondok pesantren Darul Amal yang sampai dengan tahun 2010 ini sudah mengelola 9 sekolah dari semua jenjang pendidikan kecuali perguruan tinggi yang masih dalam proses, dan juga mengelola usaha-usaha guna membantu pembiayaan sekolah-sekolah tersebut, dari mulai perdagangan (Ribhi Barka Mart), perikanan (lele dan nila), perkebunan jati, pertanian (padi) serta mengelola layanan sosial kemasyarakatan dengan membantu biaya sekolah 360 anak SMP dan SMA yang tidak mampu, serta membantu biaya kuliah anak-anak cerdas tapi tidak mampu yang sampai saat ini sudah 18 Sarjana S1, 1 Master, dan 26 mahasiswa aktif.1
1
2. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi :
Terselenggaranya Lembaga Pendidikan yang membentuk generasi
Muslim yang kuat aqidahnya, taat syari’ahnya, mulia akhlaknya, terpadu
dengan unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Misi:
a. Meyadarkan manusia khusunya peserta didik terhadap status dirinya sebagai makhluk yang diciptakan untuk beribadah, baik secara individual maupun sosial
b. Menyadarkan manusia, khususnya peserta didik sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang harus berbuat ishlah (baik dan damai) tidak berbuat ifsad (kerusakan) di bumi serta mempersiapkan hidup akhirat tanpa melupakan dunia.
c. Mempertinggi kualitas spiritual untuk bekal hidup ukhrawi, dengan keimanan dan ketaqwaan serta kualitas hidup duniawi dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kerja keras.
d. Memenuhi seruan Allah serta mempersiapkan kader penerus misi Rasulullah yang selalu siap menolong agama Allah untuk memperoleh pertolongannya.
f. Mempersiapkan kader umat dan kader bangsa yang berkualitas dan memiliki orientasi hidup seimbang antara pemenuhan kebutuhan hidup material duniawi dan spiritual ukhrawi.
g. Menyediakan