Lampiran 1
No. Responden :
KUESIONER PENELITIAN
A. UMUMResponden yang terhormat,
Pertanyaan dalam kuesioner ini sebagai data untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh pengalaman sebelumnyadan kepercayaan terhadap keputusan konsumen melakukan pergantian merekdalampembelian air minum dalam kemasan galon pada rumah tangga(Studi Kasus Pada Perumahan Villa Setia Budi Regency, Medan)”. Dan saya mengharapkan kesediaan saudara untuk menjawabnya dengan baik. Terima kasih atas kerja samanya.
B. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan (lingkari salah satu)
4. Lama menggunakan merek Air Minum dalam Kemasan galon yang sekarang Anda pakai (bln) :
a. <1 b. 1-3 c. > 3 (lingkari salah satu) 5. Merek AMDK galon sebelumnya :
6. Merek AMDK galon saat sekarang :
C.Isilah kuesioner berikut ini dengan tanda checklist (√ ) pada kolom yang tersedia. Adapun makna tanda dalam kolom adalah sebagai berikut:
1.Sangat Setuju ( SS )
2.Setuju ( S )
3.Kurang Setuju ( KS )
4.Tidak Setuju ( TS )
No Pernyataan SS S KS TS STS A Variabel Pengalaman Sebelumnya SS S KS TS STS 1. Kebersihan AMDK galon sebelumnya
tidak sesuai dengan harapan saya
2. Selama menggunakan AMDK galon dari merek sebelumnya saya
merasakan suasana hati yang kurang menyenangkan
3. AMDK galon dari merek sebelumnya berwarna tidak menyenangkan
4. Produk AMDK galon yang saya pakai sebelumnya tidak memberikan
informasi yang jelas
B Variabel Kepercayaan SS S KS TS STS
1. Saya percaya kepada penjual yang berperilaku baik terhadap saya.
2. Saya percaya kepada penjual yang selalu jujur terhadap produk yang ditawarkan.
3. Saya percaya kepada kualitas AMDK galon merek yang saat ini saya gunakan
C Variabel Pergantian Merek SS S KS TS STS 1. Saya mencari informasi tentang
AMDK galon merek yang lain
2. Saya selalu ingin berpindah ke AMDK galon merek lain
Lampiran 2
Data Responden Warga Perumahan Villa Setia Budi Regency di Medan
No Nama Konsumen Jenis
Kelamin
Usia Responden
Frekuensi Perpindahan Merek AMDK Galon
Lampiran 3
Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Lampiran 4
Distribusi Frekuensi Variabel
Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengalaman Sebelumnya (��)
Pertanyaan STS TS KS S SS Total Rata-Rata
f % f % f % f % f % f %
p1 0 0 3 8.82 3 8.82 26 76.5 2 5.88 34 100 3.794117647
p2 0 0 2 5.88 7 20.6 24 70.6 1 2.94 34 100 3.705882353
p3 0 0 1 2.94 4 11.8 26 76.5 3 8.82 34 100 3.911764706
p4 0 0 2 5.88 3 8.82 29 85.3 0 0 34 100 3.794117647
Distribusi Frekuensi dan Persentase Variabel Kepercayaan (��)
Pertanyaan STS TS KS S SS Total Rata-Rata
f % f % f % f % f % f %
p1 0 0 0 0 6 17.6 27 79.4 1 2.94 33 100 3.8529412
p2 0 0 1 2.94 4 11.8 26 76.5 3 8.82 31 100 3.9117647
p3 0 0 1 2.94 7 20.6 25 73.5 1 2.94 33 100 3.7647059
p4 0 0 2 5.88 4 11.8 28 82.4 0 0 34 100 3.7647059
Distribusi Frekuensi dan Persentase Variabel Perpindahan Merek (�)
Pertanyaan STS TS KS S SS Total Rata-Rata
f % f % f % f % f % f %
p1 0 0 3 8.82 3 8.82 27 79.4 1 2.94 33 100 3.7647059
p2 0 0 1 2.94 9 26.5 24 70.6 0 0 34 100 3.6764706
Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Hasil Uji Normalitas dengan Histogram
Hasil Uji Pendekatan Kolmogorov-smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 34
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .75328300
Most Extreme Differences Absolute .211
Positive .084
Negative -.211
Kolmogorov-Smirnov Z 1.231
Asymp. Sig. (2-tailed) .097
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Pengalaman Sebelumnya
.607 1.648
Kepercayaan .607 1.648
Uji Glejser
a. Dependent Variable: abs_residual_Glejser
Analisis Linier Berganda
Model
a. Dependent Variable: Perpindahan Merek
Uji F
a. Predictors: (Constant), Kepercayaan, Pengalaman Sebelumnya b. Dependent Variable: Perpindahan Merek
Uji Parsial (Uji t)
Koefisien Determinasi
a. Predictors: (Constant), Kepercayaan, Pengalaman Sebelumnya b. Dependent Variable: Perpindahan Merek
No X1 X2 Y
Pengalaman Sebelumnya Kepercayaan Perpindahan Merek
29 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4
30 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
31 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4
32 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2
33 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Aaker, David,1997. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Spektrum.
Assael, H. 1998. Consumer Behavior and Marketing Action 6th edition. New York
: International Thomsonv Publishing.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Rdxegresi. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Husein, Umar, 2000. Metodologi Penelitian, Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya.
Simamora, Henry, 2000. Manajemen Pemasaran Internasional, Surabaya: Pustaka
Utama.
Kotler, Philip, 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia.Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Kotler, Philip and Gary Amstrong, 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran edisi 8. Jakarta:PT Erlangga.
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller,2009. Manajemen Pemasaran Jilid I Edisi ke
13. Jakarta: Erlangga.
Kuncoro, M,(2009), Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana Meneliti
dan Menulis Tesis?, Edisi 3, Erlangga, Jakarta.
Lamb, Hair and McDaniel,2001. Pemasaran edisi 1. Jakarta: Salemba Empat. Mowen, John, C dan Michael Minor, 2002. Perilaku Konsumen. Jilid Kedua.
Jakarta: Erlangga.
Schiffman and Lazar Kanuk, 2000, Costumer behaviour, Internasional Edition, Prentice Hall
Setiadi,2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Kencana Prenanda Media.
Situmorang, Syahfirzal Helmi, 2012. Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan
Situmorang, Syafrizal Helmi & Paham Ginting, 2008. Filsafat Ilmu dan Metode
Riset. Medan: USU Press.
Sugiyono, (2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Sunarto, (2006). Manajemen Pemasaran 2. Yogyakarta: Adityamedia.
Supramono, 2003. Desain Proposal Penelitian : Studi Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Skripsi:
Bagus Dwi Setyawan, 2013. “Pengaruh Kualitas Produk dan Kepercayaan
Terhadap Loyalitas Konsumen dengan Kepuasan Sebagai Variabel Intervening (Studi pada PDAM Tirta Moedal Semarang)”.
Meilida Nadia, 2012. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Brand Switching Konsumen Jasa Operator Telekomunikasi”
Dheany Arumsari, 2012. “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Merek AQUA”
Putri Rizkiana, 2011. “Pengaruh Prior Experience, Product Knowledge Dan Satisfaction Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Brand Switching Dalam Pembelian Produk Handphone (Studi Kasus Pada Mahasiswa Departemen Manajemen FE USU). Medan”
Irma M Sirait, 2011 “Pengaruh Trust In A Brand Terhadap Loyalty Pada Konsumen
Air Minum Aqua Di Daerah Medan Baru” Jurnal:
Siti Maesaroh, 2015. Pengaruh Atribut Produk, Harga, Kebutuhan Mencari
Variasi dan Ketidakpuasan Konsumen terhadap Perilaku Berpindah Merek pada Merek Krim Wajah di Kota Yogyakarta. Penerbit
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, analisis data, dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numerik (Situmorang dan Ginting 2008: 172).
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Perumahan Villa Setia Budi Regency yang terletak di Jalan Setia Budi/Jalan Mesjid.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dimulai dari bulan Juni 2016 sampai dengan Juli 2016. 3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh:
1. Variabel bebas (X) terdiri atas Pengalaman Sebelumnya (Prior Experience) (X1), dan Kepercayaan (Trusted)(X2).
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel independen atau variabel bebas (X) adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun negatif bagi variabel dependen (Kuncoro,2009). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengalaman sebelumnya (prior
experience) yang dilambangkan dengan X1, dan trusted yang dilambangkan
dengan X2.
2. Variabel dependen atau variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain dan menjadi fokus utama dalam pengamatan. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perpindahan merek (brand switching) yang dilambangkan dengan Y.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Definisi Operasional Dimensi Indikator Skala
Lanjutan Tabel 3.1 Variabel Definisi
Operasional
Dimensi Indikator Skala
Ukur
a.Benevolence (niat baik), b.Integrity(integritas), konsumen dari satu merek air minum kemasan isi ulang ke merek air minum isi ulang
yang lain
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Kategori Skala
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Kurang Setuju 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Sugiyono, 2007
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009: 118).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga di Perumahan Villa Setia Budi Regency Jl.Setia Budi/Jl. Mesjid yang telah melakukan perpindahan merek (brand switching) yang berjumlah 34 rumah tangga dan seluruh populasi dijadikan sampel (sample jenuh).
3.7 Jenis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 jenis sumber data yaitu: 1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen baik dari buku, jurnal, majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian. 3.8 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 metode yaitu:
1. Daftar Pertanyaan (Kuesioner) merupakan metode pengumpulan data yang dilakukandengan memberikan sejumlah daftar pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
2. Studi Dokumentasi merupakan metode mengumpulkan data melalui buku, jurnal, majalah, internet yang menjadi bahan referensi pendukung bagi peneliti.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Uji Validitas merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan atribut-atribut yang digunakan dalam mengukur variabel (Usman dan Sobari 2013:10). Suatu skala pengukuran disebut valid apabila skala tersebut melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan juga mengukur apa yang seharusnya diukur (Kuncoro 2009:172). Bila skala pengukuran yang digunakan tidak valid maka tidak akan bemanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur apa yang seharusnya diukur dan tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
Jika: r hitung > r tabel maka dinyatakan valid r hitung < r tabel maka dinyatakan tidak valid
Tabel 3.3 Uji Validitas Pernyataan-PernyataanVariabel Pengalaman Sebelumnya, Kepercayaan, dan Perpindahan Merek
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi (Corrected
Item-Total Correlation) yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3 (Sekaran dalam
Augustine dan Kristaung, 2013:70). Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 3.3, seluruh pertanyaan bersifat valid.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Realibilitas merupakan konsistensi dan stabilitas dari suatu skala pengukuran. Reliabilitaas berbeda dengan validitas karena reliabilitas memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedangkan validitas lebih memperhatikan ketepatan (Kuncoro 2009:175). Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteriasebagai berikut:
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman Sebelumnya, Kepercayaan, dan Perpindahan Merek
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.925 11
Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6, maka kuesioner penelitian bersifat reliabel (Augustine dan Kristaung, 2013:73, Noor, 2011:165). Diketahui bahwa kuesioner bersifat reliabel, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6.
3.10. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regeresi. Ini dilakukan agar didapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi, maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
3.10.1. Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau uji ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk data jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2013:160).
3.10.2 Uji Heteroskedastisitas
terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3.10.3 Uji Multikolinearitas
Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, 2008: 104).
3.11.Teknik Analisis
3.11.1Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi masing-masing variabel yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum (Ghozali, 2013 : 19).
3.11.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik regresi linier berganda.
Keterangan:
Y = Brand Switching a = Konstanta
�1�2 = Koefisien regresi
�1 = Skor dimensi Prior Experience
�2 = Skor dimensi Trusted
e = Standar error
Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik kemudian akan dianalisis pengujian hipotesis sebagai berikut:
3.11.3 Pengujian hipotesis
3.11.3.1 Koefisien Determinasi (��)
Koefisien Determinasi (�2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi (�2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 <��2< 1. Sebaliknya, jika ��2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:
H0: b1, b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H0: b1, b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
H0 ditolak jika F hitung > F tabel pada α = 5%
H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5%
3.11.3.3 Uji Parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen.
Kriteria pengujiannya adalah:
H0: b1, b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
H0: b1, b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H0 ditolak jika t hitung > t tabel pada α = 5%
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) Galon
Sejarah lahirnya AMDK galon lahir dari produk Aqua. Aqua lahir atas ide almarhum Tirto Utomo (1930-1994). Beliau menggagas lahirnya industri air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia melalui PT Golden Mississippi pada tanggal 23 Februari 1973. Kegiatan fisik perusahaan dimulai pada bulan Agustus 1973, ditandai dengan pembangunan pabrik di kawasan Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat. Percobaan produksi dilaksanakan pada bulan Agustus1974 dan produk komersil dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1974 dengan kapasitas produksi 6 juta liter setahun. Produk pertamanya adalah AQUA botol kaca 950 ml yang kemudian disusul dengan kemasan AQUA 5 galon, pada waktu itu juga masih terbuat dari kaca.
walaupun demikian Aqua tetap tidak menghendaki para pelanggannya beralih ke produk lain. Oleh sebab itu, tuntutan untuk selalu menjadi yang terbaik harus menjadi komitmen organisasi agar para pengguna air minum masih tetap setia untuk selalu mengkonsumsi air minum Aqua.
Pada saat ini tercatat ratusan merek produk AMDK yang beredar di seluruh Indonesia. Namun, ada 10 besar merek utama, seperti Aqua, Vit, Club, Prima, Sosro,2 Tang, Ades, Oasis, Ron88, dan Aires. dimana masing-masing menawarkan berbagai keunggulan. Dengan munculnya berbagai produk baru maupun penyempurnaan produk lama, para produsen semakin terpacu untuk menciptakan produk yang mampu bersaing dan mencoba untuk memenuhi keinginan dan selera konsumen.
4.2 Analisis Deskriptif
4.2.1 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah konsumen AMDK galon yang telah melakukan pergantian merek AMDK galon Lebih dari 1 kali. Hal-hal yang dianalisis dari responden adalah data pribadi responden yang terdiri dari nama, usia, jenis kelamin, lama menggunakan AMDK galon saat ini, merek AMDK galon sebelumnya dan merek AMDK galon saat ini.
4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Jumlah
No. Kategori Nominal %
1 38-43 7 20,58%
2 44-49 18 52,94%
3 50-55 9 26,47%
Total 34
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah
No. Kategori Nominal %
1 Pria 12 35,29%
2 Wanita 22 64,70%
Total 34
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.2 Mayoritas responden berjenis wanita dengan persentasi 64,70% atau berjumlah 22 orang, dan untuk pria dengan presentasi 35,29% atau 12 orang.
4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Penggunaan AMDK
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Penggunaan AMDK (saat ini)
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.3 Mayoritas responden menggunakan AMDK galon saat ini lebih dari 3 bulan adalah 28 rumah tangga atau dengan presentasi 82,35%, dan responden yang menggunakan AMDK 1-3 bulan adalah 6 rumah tangga atau dengan presentasi 17,64%
4.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Merek AMDK Sebelumnya
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Merek AMDK Sebelumnya
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukan bahwa 34 responden yang menggunakan AMDK galon dari merek sebelumnya yaitu Vit sebanyak 9 rumah tangga atau 26,47%, Club sebanyak 6 rumah tangga atau 17,64%, Ades sebanyak 6 rumah tangga atau 17,64%, Aqua sebanyak 5 rumah tangga atau 14,70% dan merek AMDK lainnya sebanyak 8 rumah tangga atau 23,52%. Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa mayoritas responden menggunakan AMDK galon sebelumnya yaitu merek VIT sebanyak 9 rumah tangga atau 26,47%.
4.2.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Merek AMDK Saat Ini Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Merek AMDK Saat Ini
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukan bahwa 34 responden yang menggunakan AMDK galon dari merek sebelumnya yaitu Vit sebanyak 3 rumah tangga atau 8,82%, Ades sebanyak 2 rumah tangga atau 5,88%, Aqua sebanyak 26 rumah tangga atau 76,46% dan merek AMDK lainnya sebanyak 3 rumah tangga atau 8,82%. Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa mayoritas responden menggunakan AMDK galon saat ini yaitu merek Aqua sebanyak 26 rumah tangga atau 76,46%. 4.3 Deskriptif Variabel
Deskriptif persentase hasil penelitian setiap variabel dengan tanggapan responden sebagai berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengalaman Sebelumnya (��)
Pertanyaan STS TS KS S SS Total Rata-Rata
f % f % f % f % f % f %
p1 0 0 3 8.82 3 8.82 26 76.5 2 5.88 34 100 3.794117647
p2 0 0 2 5.88 7 20.6 24 70.6 1 2.94 34 100 3.705882353
p3 0 0 1 2.94 4 11.8 26 76.5 3 8.82 34 100 3.911764706
p4 0 0 2 5.88 3 8.82 29 85.3 0 0 34 100 3.794117647 Sumber : Hasil Penelitian (2016)
Hasil jawaban kuisioner yang diperoleh dari 34 responden untuk variabel Pengalaman Sebelumnya pada Tabel 4.6 yaitu:
2. Pada pernyataan “Selama menggunakan AMDK galon dari merek sebelumnya saya merasakan suasana hati yang kurang menyenangkan” , dapat digambarkan bahwa ada 2 rumah tangga atau 5,88% responden menyatakan tidak setuju, 7 rumah tangga atau 20,6% responden menyatakan kurang setuju, 24 rumah tangga atau 70,6% rumah tangga menyatakan setuju dan 1 rumah tangga atau 2,94% menyatakan sangat setuju.
3. Pada pernyataan “Selama menggunakan AMDK galon dari merek
sebelumnya tujuan yang saya inginkan tidak tercapai” , dapat digambarkan bahwa ada 1 rumah tangga atau 2,94% responden menyatakan tidak setuju, 4 rumah tangga atau 11,8% responden menyatakan kurang setuju, 26 rumah tangga atau 76,5% rumah tangga menyatakan setuju dan 3 rumah tangga atau 8,82% menyatakan sangat setuju.
4. Pada pernyataan “Saya tidak mengetahui informasi mengenai produk AMDK galon yang saya pakai sebelumnya” , dapat digambarkan bahwa ada 2 rumah tangga atau 5,88% responden menyatakan tidak setuju, 3 rumah tangga atau 8,82% responden menyatakan kurang setuju dan 29 rumah tangga atau 85,3% rumah tangga menyatakan setuju.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Variabel Kepercayaan (��)
Pertanyaan STS TS KS S SS Total Rata-Rata
f % f % f % f % f % f %
p1 0 0 0 0 6 17.6 27 79.4 1 2.94 33 100 3.8529412
p2 0 0 1 2.94 4 11.8 26 76.5 3 8.82 31 100 3.9117647
p3 0 0 1 2.94 7 20.6 25 73.5 1 2.94 33 100 3.7647059
Hasil jawaban kuisioner yang diperoleh dari 34 responden untuk variabel Kepercayaan pada Tabel 4.7 yaitu:
1. Pada pernyataan “Saya percaya kepada penjual yang berperilaku baik terhadap saya” , dapat digambarkan bahwa ada 6 rumah tangga atau 17,6% responden menyatakan kurang setuju, 27 rumah tangga atau 79,4% rumah tangga menyatakan setuju dan 1 rumah tangga atau 2,94% menyatakan sangat setuju.
2. Pada pernyataan “Saya percaya kepada penjual yang selalu jujur terhadap produk yang ditawarkan” , dapat digambarkan bahwa ada 1 rumah tangga atau 2,94% responden menyatakan tidak setuju, 4 rumah tangga atau 11,8% responden menyatakan kurang setuju, 26 rumah tangga atau 76,5% rumah tangga menyatakan setuju dan 3 rumah tangga atau 8,82% menyatakan sangat setuju.
3. Pada pernyataan “Saya percaya kepada penjual terhadap kualitas merek yan ditawarkan”, dapat digambarkan bahwa ada 1 rumah tangga atau 2,94% responden menyatakan tidak setuju, 7 rumah tangga atau 20,6% responden menyatakan kurang setuju, 25 rumah tangga atau 73,5% rumah tangga menyatakan setuju dan 1 rumah tangga atau 2,94% menyatakan sangat setuju.
atau 11,8% responden menyatakan kurang setuju dan 28 rumah tangga atau 82,4% rumah tangga menyatakan setuju.
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Variabel Perpindahan Merek (�)
Pertanyaan STS TS KS S SS Total Rata-Rata
f % f % f % f % f % f %
p1 0 0 3 8.82 3 8.82 27 79.4 1 2.94 33 100 3.7647059
p2 0 0 1 2.94 9 26.5 24 70.6 0 0 34 100 3.6764706
p3 0 0 2 5.88 3 8.82 28 82.4 1 2.94 33 100 3.8235294
Hasil jawaban kuisioner yang diperoleh dari 34 responden untuk variabel Perpindahan Merek pada Tabel 4.8 yaitu:
1. Pada pernyataan “Saya mencari informasi tentang AMDK galon merek yang lain” , dapat digambarkan bahwa ada 3 rumah tangga atau 8,82% responden menyatakan tidak setuju, 3 rumah tangga atau 8,82% responden menyatakan kurang setuju, 27 rumah tangga atau 79,4% rumah tangga menyatakan setuju dan 1 rumah tangga atau 2,94% menyatakan sangat setuju.
2. Pada pernyataan “Saya selalu ingin berpindah ke AMDK galon merek lain” , dapat digambarkan bahwa ada 1 rumah tangga atau 2,94% responden menyatakan tidak setuju, 9 rumah tangga atau 26,5% responden menyatakan kurang setuju dan 24 rumah tangga atau 70,6% rumah tangga menyatakan setuju.
3 rumah tangga atau 8,82% responden menyatakan kurang setuju, 28 rumah tangga atau 82,4% rumah tangga menyatakan setuju dan 1 rumah tangga atau 2,94% menyatakan sangat setuju.
4.4 Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng.Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid.Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram, dan grafik normal p-p plot, yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
1.Hasil Uji Normalitas dengan Histogram
Jika bentuk grafik tidak melenceng ke kiri dan ke kanan, maka menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal. Sebaliknya jika bentuk grafik melenceng ke kiri ke kanan menunjukkan bahwa variabel tidak berdistribusi normal.
Pengujian Normalitas Histogram
Pada gambar 4.1 terlihat grafik histogram membentuk kurva yang seimbang dan tidak melenceng ke kiri maupun ke kanan, hal ini menujukkan bahwa variabel terdistribusi normal.
2.Hasil Uji Normalitas dengan Pendekatan Grafik
Jika titik menyebar di sekitar garis diaginal,maka data berdistribusi normal. Sebaliknya jika tidak menyebar di sekitar garis diagonal, maka data tida berdistribusi normal.
Sumber: hasil penelitian (2016) Gambar 4.2
Pengujian Normalitas P-P Plot
3.Hasil Uji Pendekatan Kolmogorov-smirnov
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .75328300
Most Extreme Differences Absolute .211
Positive .084
Negative -.211
Kolmogorov-Smirnov Z 1.231
Asymp. Sig. (2-tailed) .097
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.9, diketahui nilai probabilitas p atau
Asymp. Sig. (2-tailed)sebesar 0,097. Karena nilai probabilitas p, yakni 0,097, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi.
4.4.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance value dan Varians Inflation factor (VIF). Dengan kriteria sebagai berikut :
1. Apabila VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas. 2. Apabila VIF < dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas.
3. Apabila tolerance< 0,1 maka diduga mempunyai persoalan
heteroskedastisitas.
Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Pengalaman Sebelumnya
.607 1.648
Kepercayaan .607 1.648
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.10, nilai VIF dari pengalaman sebelumnya(�1) adalah 1,648, dan nilai VIF dari kepercayaan (�2) 1,648. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat.
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas
1. Pendekatan Grafik
Sumber: hasil penelitian (2016)
Gambar 4.3
Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot
Berdasarkan Gambar 4.5 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pasa sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedasitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependent, berdasarkan masukan variabel independent.
2. Uji Glejser
Tabel 4.11
Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
Coefficientsa
a. Dependent Variable: abs_residual_Glejser
Berdasarkan Tabel 4.11, diketahui nilai probabilitas atau Sig.dari pengalaman sebelumnya adalah 0,471,nilai probabilitas atau Sig. dari kepercayaan adalah 0,072. Karena seluruh nilai Sig. lebih besar dari 0,05 (tidak signifikan), maka disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati, 2003. Gio dan Elly, 2015:182-183).
4.5 Analisis Regresi
Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yangBest Linear Unibiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi.Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan dependen, pengaruh pengetahuan kewirausahaan (X1), keunggulan bersaing (X2),
Tabel 4.12
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model
a. Dependent Variable: Perpindahan Merek
Tabel 4.12 menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk pengujian pengaruh secara parsial. Berdasarkan Tabel 4.12, diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut.
b. Y = 2,147 + 0,231X1 + 0,384X2 + e
Berdasarkan Tabel 4.12, diketahui nilai koefisien regresi dari pengalaman sebelumnya adalah 0,213. Karena nilai koefisien regresi pengalaman sebelumnya 0.236 bernilai positif, hal ini berarti variabel pengalaman sebelumnya berpengaruh positif terhadap perpindahan merek. Diketahui nilai koefisien regresi dari kepercayaan adalah 0,384. Karena nilai koefisien regresi kepercayaan 0,384 bernilai positif, hal ini berarti variabel kepercayaan berpengaruh positif terhadap perpindahan merek.
Untuk mengetahui apakah pengaruh parsial atau masing-masing dari variabel pengalaman sebelumnya dan kepercayaan, signifikan atau tidak terhadap perpindahan merek, dapat digunakan pendekatan probabilitas (Sig) dan pendekatan nilai statistik t. Berikut kriteria pengambilan keputusan untuk pendekatan nilai probabilitas (Sig.).
Berikut kriteria pengambilan keputusan untuk pendekatan nilai statistik t.
��ℎ������> |������|, pengaruh parsial signifikan.
��ℎ������< |������|, pengaruh parsial tidak signifikan.
Daerah pengambilan keputusan untuk pendekatan nilai statistik t dapat digambarkan sebagai berikut.
Berdasarkan Tabel 4.12, diketahui nilai probabilitas (Sig.) dari variabel pengalaman sebelumnya adalah 0,043, dan nilai probabilitas (Sig.) dari variabel kepercayaan adalah 0,003. Diketahui masing-masing nilai probabilitas (Sig.) dari variabel pengalamam sebelumnya dan kepercayaan adalah 0,043 dan 0,003, yakni lebih kecil dibandingkan 0,05, maka pengaruh parsial dari pengalaman sebelumnya dan kepercayaan terhadap perpindahan merek signifikan.
Berdasarkan Tabel 4.12, diketahui nilai �ℎ����� untuk pengalaman sebelumnya adalah 2,112, dan untuk kepercayaan adalah 3,290. Diketahui nilai
������ = ±2,0395.
Diketahui nilai �ℎ����� untuk variabel pengalaman sebelumnya adalah 2,122 dan
�ℎ����� untuk variabel kepercayaan adalah 3,290, berada di wilayah keputusan
signifikan. Hal ini berarti pengaruh parsial dari pengalaman sebelumnya dan kepercayaan terhadap perpindahan merek signifikan.
4.6 Pengujian Hipotesis
1. Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji �)
Untuk melihat pengaruhpengetahuan kewirausahaan dan keunggulan bersaing terhadap keberhasilan usaha secara simultan dapat dihitung dengang menggunakan Uji Signifikansi Simultan (uji F). Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) sebesar, apabila nilai Sig.F >0.05,
maka H0 diterima, artinya terdapat pengaruh yang tidak signifikan secara
bersama-sama dari variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, apabila nilai Sig.F < 0.05, maka Ha diterima, artinya terdapat pengaruh
yangsignifikan secara bersama-sama dari variabel indenpenden terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 22, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.13Uji Pengaruh Simultan dengan Uji �
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 23.892 2 11.946 19.777 .000a
Residual 18.725 31 .604
Total 42.618 33
a. Predictors: (Constant), Kepercayaan, Pengalaman Sebelumnya b. Dependent Variable: Perpindahan Merek
Berdasarkan Tabel 4.13,Diketahui nilai F hitung adalah 19,777 dan nilai F tabel adalah 3,304. Berikut kriteria untuk menentukan signifikansi pengaruh simultan berdasarkan uji F.
Karena nilai F hitung, yakni 19,777, lebih besar dibandingkan F tabel 3,304, maka variabel pengalaman sebelumnya dan kepercayaan, secara bersama-sama atau simultan, berpengaruh signifikan (secara statistika) terhadap pengalaman sebelumnya.Kriteria lain untuk menguji signifikansi pengaruh simultan adalah dengan membandingkan nilai probabilitas (Sig.) terhadap tingkat signikansi 0,05. Berikut kriteria untuk menentukan signifikansi pengaruh simultan berdasarkan nilai probabilitas.
Jika nilai probabilitas (Sig.) > 0,05, pengaruh simultan tidak signifikan. Jika nilai probabilitas (Sig.) < 0,05, pengaruh simultan signifikan.
Diketahui berdasarkan Tabel 4.13 nilai probabilitas (Sig.)adalah 0,000. Karena probabilitas, yakni 0.000, lebih kecil dibandingkan 0,05, maka variabel pengalaman sebelumnya dan kepercayaan, secara bersama-sama, berpengaruh signifikan terhadap perpindahan merek.
2. Uji Parsial (Uji t)
Tabel 4.14 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji �)
a. Dependent Variable: Perpindahan Merek
Berdasarkan Tabel 4.14, diketahui nilai probabilitas (Sig.) dari variabel pengalaman sebelumnya adalah 0,043, dan nilai probabilitas (Sig.) dari variabel kepercayaan adalah 0,003. Diketahui masing-masing nilai probabilitas (Sig.) dari variabel pengalamam sebelumnya dan kepercayaan adalah 0,043 dan 0,003, yakni lebih kecil dibandingkan 0,05, maka pengaruh parsial dari pengalaman sebelumnya dan kepercayaan terhadap perpindahan merek signifikan.
Berdasarkan Tabel 4.14, diketahui nilai �ℎ����� untuk pengalaman sebelumnya adalah 2,112, dan untuk kepercayaan adalah 3,290. Diketahui nilai
������ = ±2,0395.
Diketahui nilai �ℎ����� untuk variabel pengalaman sebelumnya adalah 2,122 dan �ℎ����� untuk variabel kepercayaan adalah 3,290, berada di wilayah keputusan signifikan. Hal ini berarti pengaruh parsial dari pengalaman sebelumnya dan kepercayaan terhadap perpindahan merek signifikan.
3. Pengujian Koefisien Determinasi
Tabel 4.15
a. Predictors: (Constant), Kepercayaan, Pengalaman Sebelumnya b. Dependent Variable: Perpindahan Merek
Sumber: hasil penelitian (2016)
1. Nilai Adjusted R square sebesar 0.532 sama dengan 53,2% berarti hubungan antara variabel pengalaman sebelumnya dan variabel kepercayaan. Sedangkan sisanya 46,8% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor selain yang diteliti dalam penelitian ini.
2. Nilai R Square0,561 angka ini menunjukan bahwa sebesar 56,1% perpindahan merek (Y) dapat di jelaskan oleh variabel pengalaman sebelumnya dan kepercayaan. Sedangkan sisanya 43,9 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor selain yang diteliti dalam penelitian ini.
3. Standard Error of the Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang
diprediksi. Nilai Standard Error of the Estimate0,77720 4.7 Pembahasan
4.7.1 Pengaruh Pengalaman Sebelumnya (��) terhadap Keputusan Pergantian Merek (Y)
sebelumnya tidak sesuai dengan harapan konsumen. Dapat terlihat jelas bahwa karna tidak sesuai dengan harapan konsumen maka konsumen melakukan perpindahan merek untuk mendapatkan AMDK galon yang sesuai dengan harapan konsumen.
Berdasarkan jawaban responden pada variabel pengalaman sebelumnya pernyataan ketiga dari kuisioner yang disebar dan dianalisis terdapat 29 responden atau sekitar 85,29% setuju bahwa AMDK galon merek sebelumnya tidak memberikan informasi yang jelas tentang produknya. Hal ini perlu diperhatikan oleh produsen AMDK galon karena dengan kurangnya informasi tentang AMDK galon yang digunakan konsumen akan membuat konsumen berpindah ke merek AMDK galon merek lain yang lebih jelas dalam pemberian informasi produknya.
4.9.2 Pengaruh Kepercayaan (��) terhadap Keputusan Pergantian Merek (Y)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap variabel kepercayaan (�2) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pergantian merek (Y). Berdasarkan jawaban rsponden pada variabel kepercayaan pernyataan pertama dari kuisioner yang disebar dan dianalisis terdapat 28 responden atau sekitar 82,35% setuju bahwa konsumen percaya kepada penjual yang selalu berperilaku baik terhadap konsumen. Tentu dengan produsen berperilaku baik maka konsumen akan percaya terhadap produk yang dijual dan tidak akan melakukan perpindahan merek.
Berdasarkan jawaban responden pada variabel kepercayaan pernyataan kedua dari kuisioner yang disebar dan dianalisis terdapat 29 responden atau sekitar 85,29% setuju bahwa konsumen percaya kepada penjual yang selalu jujur terhadap produk yang ditawarkan. Hal ini dapat diperhatikan bagi produsen AMDK galon yang masih kurang jujur mengenai produk yang dijualnya dengan adanya ketidak jujuran produsen terhadap konsumen makan akan menyebabkan konsumen melakukan perpindahan merek.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa penelitian ini maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan (Uji-F) diketahui bahwa variabel pengalaman sebelumnya dan kepercayaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perpindahan merek AMDK galon di perumahan villa Setia Budi Regency di kota Medan.
2. Berdasarkan (Uji-t) variabel pengalaman sebelumnya dan kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan perpindahan merek di perumahan Villa Setia Budi Regency di Kota Medan.
3. Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.561. Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas, yakni pengalaman sebelumnya dan kepercayaan, secara simultan mempengaruhi variabel perpindahan merek sebesar 56,1%, sisanya sebesar 43,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh yang ada dalam penelitian ini maka berikut ini adalah saran dari peneliti:
2. Produsen diharapkan selalu berlaku jujur terhadap konsumen dan terhadap produk yang dijualnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Pemasaran
Pemasaran didefinisikan sebagai proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya (Kotler dan Armstrong 2008:6). Peter Drucker dalam Kotler dan Amstrong (1997:3) menyatakan bahwa tujuan pemasaran adalah untuk membuat penjualan berlebihan. Tujuannya adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan dengan sebaikbaiknya sehingga kita dapat menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dan terjual dengan sendirinya.
Defenisi diatas menjelaskan bahwa aktivitas pemasaran memiliki fokus utama kepada pasar atau konsumen. Secara sederhana proses pemasaran dapat digambarkan prosesnya seperti terlihat pada Gambar 2.1.
Sumber: Kotler dan Amstrong (2008:6)
Gambar 2.1
Model Sederhana Proses Pemasaran
2.2 Defenisi Merek
Merek adalah suatu nama, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasikan pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu (Kotler, 2003:349). Menurut Aaker (1997:9), merek adalah nama atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap, kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu.
Dengan demikian, suatu merek membedakannya dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh kompetitor. Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol/ lambang,
Merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan Memahami Pasar dan
kebutuhan serta keinginan pelanggan
Memahami Pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan
Membangun hubungan yang menguntungkan dan
menciptakan kepuasan pelanggan
desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing (Tjiptono, 2002:104).
Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah tanda yang berupa gambar, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Definisi ini memiliki kesamaan dengan definisi versi American Marketing Association yang menekankan peranan merek sebagai identifier dan differentiator. Berdasarkan kedua definisi di atas, secara teknis apabila seorang pemasar membuat nama, logo, atau simbol baru untuk sebuah produk baru, maka ia telah menciptakan sebuah merek (Tjiptono, 2005:2).
2.3 Pengalaman Sebelumnya (Prior Experience)
2.3.1 Pengertian Pengalamanan Sebelumnya (Prior Experience)
yang disukainya. Konsumen akan menyesuaikan perilakunya dengan pengalamannya dimasa lalu.
Banyaknya pengalaman konsumen di masa lalu terhadap merek produk dapat digambarkan dengan banyaknya merek produk yang pernah dibeli dan dikonsumsi dimasa lalu. Semakin banyak merek produk yang pernah dibeli dan dikonsumsi dimasa lalu dapat menunjukkan bahwa konsumen sudah berpengalaman dengan merek-merek tersebut. Pengalaman sebelumnya terjadi ketika para konsumen telah memiliki pengalaman sebelumnya dalam menggunakan barang atau jasa, tingkat keterlibatan biasanya menurun. Setelah mengulangi produk percobaan, para konsumen mempelajarai cara untuk membuat pilihan yang tepat. Karena para konsumen telah mengetahui produk dan bagaimana produk itu akan memuaskan kebutuhan mereka, maka keterlibatan di dalam keputusan pembelian mereka menjadi berkurang (Lamb dkk, 2001:197).
2.3.2 Dimensi Pengalaman Sebelumnya
Suatu pengalaman konsumsi (consumption experience) dapat didefenisikan sebagai kesadaran dan perasaan yang dialami konsumen selama pemakaian produk atau jasa. Menurut Mowen dan Minor (2002:84) terdapat tiga unsur pengalaman konsumsi, yaitu:
1. Pemakaian produk
sangat penting ketika menilai pemakaian produk, antara lain frekuensi konsumsi, jumlah konsumsi dan tujuan konsumsi.
2. Konsumsi kinerja
Kinerja konsumen adalah suatu peristiwa dimana konsumen dan pemasar bertindak sebagai pelaku dan/ atau penonton dalam situasi dimana ada kewajiban dan hak. Terdapat tiga kinerja konsumen, yaitu:
a. Kinerja yang telah dikontrakkan: konsumen dan pemasar hanyamemainkan peran minimal, terjadi pada produk dengan keterlibatanrendah.
b. Kinerja yang dimainkan: konsumen maupun pemasar
mempunyaikebebasan yang cukup untuk melakukan transaksi, terjadi pada produkdengan keterlibatan tinggi.
c. Kinerja dramatis: konsumen maupun pemasar mengetahui pertunjukanyang terjadi. Setiap pihak akan berkaitan dengan motif pihak yang lainnyadan hal ini sering terjadi pada situasi dengan keterlibatan tinggi.
3. Keadaan Suasana Hati dan Pengalaman Konsumsi
2.4 Kepercayaan (Trusted) 2.4.1 Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Menurut Ba dan Pavlou (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai penilaian
hubungan seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian.Kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan integritas dari orang yang dipercaya (Morgan & Hunt, 1994).
McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006), menyatakan bahwa kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling mengenal satu sama lain melalui interaksi atau transaksi. Kepercayaan secara online mengacu pada kepercayaan dalam lingkungan virtual.
Menurut Rosseau, Sitkin, dan Camere (1998), definisi kepercayaan dalam berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko. Diadaptasi dari definisi tersebut, Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan konsumen dalam berbelanja internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos dirinya terhadap kemungkinan rugi yang dialami selama transaksi berbelanja melalui internet, didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan transaksi yang akan memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah dijanjikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepercayaan konsumen adalah kesediaan satu pihak menerima resiko dari pihak lain berdasarkan keyakinan dan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan sesuai yang diharapkan, meskipun kedua belah pihak belum mengenal satu sama lain.
Mowen dan Minor (2002:312) seseorang membentuk tiga jenis kepercayaan yaitu:
1. Kepercayaan Atribut-Objek (object attribute belief)
2. Kepercayaan manfaat atribute (attribute benefit belief)
Yaitu seseorang mencari produk dan jasa yang akan menyelesaikan masalah-masalah mereka dan memenuhi kebutuhan mereka. Dengan kata lain, memiliki atribut yang akan memberikan manfaat yang dapat dikenal.
3. Kepercayaan manfaat-objek (object-benefit belief)
Yaitu jenis kepercayaan ketiga dibentuk dengan menghubungkan objek dan manfaatnya. Kepercayaan objek-manfaat merupakan persepsi konsumententang seberapa jauh produk, orang, atau jasa tertentu yang akan memberikan manfaat tertentu.
Barnes (2003:149) menyatakan bahwa ada beberapa elemen penting dari kepercayaan yaitu:
1. Kepercayaan merupakan perkembangan dari pengalaman dan tindakan masa lalu.
2. Watak yang diharapkan dari partner, seperti dapat dipercaya dan dapat diandalkan.
3. Kepercayaan melibatkan kesediaan untuk menempatkan diri dalam risiko. 4. Kepercayaan melibatkan perasaan aman dn yakin pada diri partner.
Morgan et al. (dalam Akbar dan Parvez, 2009) menjelaskan beberapa manfaat
dari adanya kepercayaan:
2. Kepercayan menolak pilihan jangka pendek dan lebih memilih keuntungan
jangka panjang yang diharapkan dengan mempertahankan rekan yang ada. 3. Kepercayaan dapat mendorong pemasar untuk mendatangkan risiko besar
dengan bijaksana karena percaya bahwa rekannya tidak akan mengambil kesempatan yang dapat merugikan pasar.
2.4.2 Dimensi Kepercayaan
Menurut McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006), kepercayaan dibangun antara pihak-pihak yang belum saling mengenal baik dalam interaksi maupun proses transkasi. McKnight et al (2002a) menyatakan bahwa ada dua dimensi kepercayaan konsumen, yaitu:
a. Trusting Belief(Keyakinan Percaya)
Trusting belief adalah sejauh mana seseorang percaya dan merasa
yakinterhadap orang lain dalam suatu situasi. Trusting belief adalah persepsi pihak yang percaya (konsumen) terhadap pihak yang dipercaya (penjual toko maya) yang mana penjual memiliki karakteristik yang akan menguntungkan konsumen. McKnight et al (2002a) menyatakan bahwa ada tiga elemen yang membangun trusting belief, yaitu benevolence, integrity, competence.
1. Benevolence (niat baik) berarti seberapa besar seseorang percaya kepada
2. Integrity (integritas) adalah seberapa besar keyakinan seseorang terhadap
kejujuran penjual untuk menjaga dan memenuhi kesepakatan yang telah dibuat kepada konsumen.
3. Competence (kompetensi) adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki penjual untuk membantu konsumen dalam melakukan sesuatu sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen tersebut. Esensi dari kompetensi adalah seberapa besar keberhasilan penjual untuk menghasilkan hal yang diinginkan oleh konsumen. Inti dari kompetensi adalah kemampuan penjual untuk memenuhi kebutuhan konsumen. b. Trusting Intention(Niat Percaya)
Trusting intention adalah suatu hal yang disengaja dimana seseorang siap
bergantung pada orang lain dalam suatu situasi, ini terjadi secara pribadi dan mengarah langsung kepada orang lain. Trusting intention didasarkan pada kepercayaan kognitif seseorang kepada orang lain. McKnight et al (2002a) menyatakan bahwa ada dua elemen yang membangun trusting intention yaitu willingness to depend dan subjective probability of depending.
1. Willingness to depend (Kesediaan Untuk Bergantung)
Willingness to dependadalah kesediaan konsumen untuk bergantung
2. Subjective probability of depending(ProbabilitasSubjektif dariDependent)
Subjective probability of depending adalah kesediaan konsumen secara
subjektif berupa pemberian informasi pribadi kepada penjual, melakukan transaksi, serta bersedia untuk mengikuti saran atau permintaan dari penjual.
Menurut Mayer et al. (1995) faktor yang membentuk kepercayaan seseorang terhadap yang lain ada tiga yaitu kemampuan (ability), kebaikan hati (benevolence), dan integritas (integrity). Ketiga faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kemampuan (Ability)
Kemampuan mengacu pada kompetensi dan karakteristik penjual/organisasi dalam mempengaruhi dan mengotorisasi wilayah yang spesifik. Dalam hal ini, bagaimana penjual mampu menyediakan, melayani, sampai mengamankan transaksi dari gangguan pihak lain. Artinya bahwa konsumen memperoleh jaminan kepuasan dan keamanan dari penjual dalam melakukan transaksi. Kim et al. (2003a) menyatakan bahwaability meliputi kompetensi, pengalaman, pengesahan institusional, dan kemampuam dalam ilmu pengetahuan.
b. Kebaikan hati (Benevolence)
Kim et al. (2003a), benevolence meliputi perhatian, empati, keyakinan, dan daya terima.
c. Integritas (Integrity)
Integritas berkaitan dengan bagaimana perilaku atau kebiasaan penjual dalam menjalankan bisnisnya. Informasi yang diberikan kepada konsumen apakah benar sesuai dengan fakta atau tidak. Kualitas produk yang dijual apakah dapat dipercaya atau tidak. Kim et al. (2003a) mengemukakan bahwa integrity dapat dilihat dari sudut kewajaran (fairness), pemenuhan (fulfillment), kesetiaan (loyalty), keterus-terangan (honestly), keterkaitan (dependability), dan kehandalan (reliabilty).
2.5 Perpindahan Merek (Brand Switching)
2.5.1 Pengertian Perpindahan Merek (Brand Switching)
Brand switching adalah saat dimana seorang pelanggan atau sekelompok
pelanggan berpindah kesetiaan dari satu merek sebuah produk tertentu ke merek produk lainnya. Definisi dari brand switching lainnya adalah perpindahan merek yang dilakukan oleh pelanggan untuk setiap waktu penggunaan, tingkat brand switching ini juga menunjukkan sejauh mana sebuah merek memiliki pelanggan yang loyal.Menurut Simamora (2004:22) dapat dijelaskan bahwa konsumen yang seringkali melakukan peralihan merek (brand switching) dalam pembeliannya termasuk dalam tipe perilaku pembelian yang mencari keragaman (variety seeking
buying behavior).
situasi yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen namun perbedaan merek dianggap cukup berarti sehingga konsumen seringkali megganti merek. Peralihan merek (brand Switching) ditandai dengan adanya perbedaan signifikan antar merek.
Konsumen dalam hal ini tidak mengetahui banyak mengenai kategori produk yang ada. Para pemasar dengan demikian perlu mendiferensiasikan keistimewaan mereknya untuk menjelaskan merek tersebut. Peralihan merek (brand switching) juga ditandai dengan keterlibatan yang rendah (low involvement).
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pelanggan untuk beralihbank banyak dan kompleks (Clemens et al, 2007a,. Colgate dan Hedge,2001). Clemens et al (2007), menemukan beberapa faktor penyebab perilaku perpindahan merek yang penting dalam industri perbankan, antara lain :
1. Komitmen pelanggan
Adalah bagian yang sangat penting untuk keberhasilan sebuah hubungan jangka panjang. Karena itu, penting bagi perusahaan untuk membangun komitmen pelanggannya agar tercipta hubungan yang erat antara perusahaan dan pelanggannya.
Indikator yang dikembangkan dari Garbarino dan Johnson (1999),komitmen dibentuk oleh adanya :
1. Keinginan psikologis
Cara perusahaan menunjukan keinginan berkomitmennya kepada pelanggan.
Bentuk kepedulian antara perusahaan dengan pelanggan untukmembentuk hubungan yang baik dan timbal balik.
3. Loyalitas
Hubungan kesetiaan antara pelanggan dengan perusahaan.
2.Reputasi
Menurut Gerrald dan Cunningham (2004) adalah sebagai kepercayaan menyeluruh atau keputusan mengenai tingkat dimana sebuahperusahaan diberi penghargaan tinggi dan terhormat. Sebuah reputasi yang baik dapat meningkatkan loyalitas pelanggan terutama di industri perbankan. Berdasarkan hal-hal yang telah disampaikan dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator-indikator reputasi perusahaan yang dapat dipakai dalam penelitian ini adalah:
1. kompetensi perusahaan 2. keunggulan perusahaan
3. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan 4. pengalaman perusahaan.
3. Kualitas Pelayanan
1. Tangibles adalah menunjukkan fasilitas fisik yang nampak,termasuk
penampilan produk.
2. Reliability adalah menunjukkan kesesuaian kualitas produk sesuaidengan
yang dijanjikan.
3. Responsiveness adalah merujuk pada kemauan produsen dalammenanggapi keluhan konsumen
4. Assurance adalah menunjukkan adanya jaminan yang diberikanprodusen
terhadap produk yang dibeli.
5. Empathy menunjukkan perhatian produsen untuk dapatmemposisikan diri
sebagai konsumen.
Keputusan untuk berpindah dari merek satu ke merek lain merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor perilaku tertentu, skenario persaingan, dan waktu. Menurut David et al. (1996), perilaku perpindahan merek dapat disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam individu yang bersangkutan, misalnya adanya keinginan untuk mencoba merek baru.Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar, misalnyaadanya diskon atau harga yang lebih murah. Bitner, Mary Jo (1990) menyatakan bahwa faktor-faktor sepertiwaktu, ada atau tidaknya uang, sedikitnya alternatif, switching cost, dan
2.6 Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Setiadi (2003:16-20) tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian yaitu:
1. Pengenalan Masalah
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan norma seseorang yaitu rasa lapar, dahaga atau seks hingga suatu tingkat kebutuhsn tertentu dan berubah menjadi dorongan.
2. Pencarian Informasi
Seseorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkat yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Proses mencari informasi aktif yang mencari bahan-bahan bacaan, menelepon teman-teman dan melakukan kegiatankegiatan mencari untuk mempelajari yang lain.
3. Evaluasi Alternatif
4. Keputusan Membeli
Pada tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai.
5. Perilaku Sesudah Pembelian
Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan, konsumen mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pasar.
6. Kepuasan Sesudah Pembelian
Setelah membeli suatu produk seorang konsumen mungkin mendeteksi adanya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak akan menginginkan produk cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk.
7. Tindakan-Tindakan Sesudah Pembelian
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasda puas maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu kembali. Konsumen yang tidak puas akan berusaha mengurangi ketidakpuasannya karena dengan kodrat manusia untuk menciptakan keserasian, konsistensi, dan keselarasan diantara pendapat, pengetahuan dan nilai-nilai pada dirinya.
Para pemasar juga harus mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan membuang suatu produk. Bila konsumen menemukan cara pemakaian penggunaan baru, ini haruslah minat pemasar karena penggunaan baru dapat diiklankan.
Sumber: Kotler dan Amstrong (2008:179) Gambar 2.2
Proses Keputusan Pembelian 2.7 Penelitian Terdahulu
Di dalam penelitian ini, digunakan tiga penelitian terdahulu sebagai bahan acuan yang dipilih karena memiliki kesamaan dalam beberapa variabel yang digunakan
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Perilaku Pasca Pembelian
Keputusan Pembelian
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
NO. Penulis/Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1 Bagus Dwi
Setyawan (2013)
Pengaruh Kualitas Produk dan Kepercayaan Terhadap Loyalitas Konsumen dengan Kepuasan Sebagai Variabel Intervening (Studi pada PDAM Tirta Moedal Semarang)
1.Kualitas produk berpengaruh secara langsung terhadap loyalitas
konsumen PDAM Tirta Moedal Semarang. 2.kepercayaan berpengaruh secara langsung terhadap loyalitas konsumen PDAM Tirta Moedal Semarang
Lanjutan Tabel 2.1
NO. Penulis/Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
2 Dheany
Arumsari (2012)
Analisis Pengaruh Kualitas Produk, harga dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam kemasan (AMDK) Merek AQUA harga dan promosi terhadap keputusan pembelian AMDK merek AQUA. Hasil penelitian
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Brand Switching Konsumen
Telekomunikasi i, Harga,
Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat bermanfaat sebagai masukan bagi operator telekomunikasi
untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang
Lanjutan tabel 2.1
NO. Penulis/Tahun Judul penelitian Variabel Hasil Penelitian
4 PutriRizkiana (2011)
Switching dalam
Pembelian Produk Handphone Pada Mahasiswa Departemen
Manajemen FE USU.
Prior
positif dansignifikan terhadap keputusan konsumen
melakukan brand
switching dalam
pembelian produk Handphone pada Mahasiswa Departemen Manajemen FE USU. Sedangkan faktor product
knowledge tidak
signifikan
terhadap keputusan konsumen
switching dalam
pembelian produk
Handphone pada Mahasiswa
Pengaruh Trust in a Brand Terhadap Brand Loyalty Pada Konsumen Air Minum Aqua di Daerah Medan Baru.
pengaruh trust in a
brand terhadap brand loyalty pada
konsumen air minum Aqua di daerah Medan Baru. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara simultan Lanjutan Tabel 2.1
Trust in a Brand yang
terdiri dari karakteristik
perusahaan, karakteristik
konsumen- merek berpengaruh
signifikan terhadap brand loyalty pada konsumen air minum Aqua daerah Medan Baru
2.8 Kerangka Konseptual
Konsumen dapat memutuskan untuk melakukan perpindahan merek (brand
switching) karena adanya faktor pengalaman sebelumnya (prior experience)
banyak pertimbangan terhadap berbagai alternatif pilihan merek secara langsung dapat melakukan perpindahan merek.
Kepercayaan sebagai dasar untuk membangun dan memelihara hubungan jangka panjang (Rousseau,dkk dalam Akbar dan Parvez,2009).Keterlibatan yang tinggi dari konsumen atas pembeliannya akan lebih tinggi hubungannya antara kepercayaan, sikap dan perilaku. Sebaliknya keterlibatan yang rendah darikonsumen akan lebih tinggi hubungannya dengan beralih (switcher).
Ini yang merupakan dasar para konsumen maupun calon konsumen melakukan perpindahan merek (brand switching) untuk mencari variasi dan juga mencari produk mana yang paling sesuai dengan kebutuhan para konsumen
Berdasarkan teori tersebut maka dapat dibuat skema sistematis kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.3
Kerangka Konseptual Penelitian PENGALAMAN
SEBELUMNYA (X1)
KEPERCAYAAN (X2)
KEPUTUSAN PERGANTIAN MEREK
2.9 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Prior experience berpengaruh negatif terhadap keputusan konsumen melakukan brand switching dalam pembelian produk air minum isi ulang (studi kasus pada masyarakat Perumahan Villa Setia Budi Regency Jln.Setia Budi/Jln. Mesjid).
2. Kepercayaan berpengaruh negative terhadap keputusan konsumen melakukan brand switching dalam pembelian produk air minum isi ulang (studi kasus pada masyarakat Perumahan Villa Setia Budi Regency Jln.Setia Budi/Jln. Mesjid).
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Air merupakan zat penting yang sangat dibutuhkan mahluk hidup, terutama manusia. Air memegang peranan penting dalam proses metabolisme tubuh, dimana air merupakan pelarut universal dan hampir semua jenis zat dapat larut dalam air. Air dalam tubuh manusia berkisar antara 50 – 70% dari seluruh berat badan. Kelangsungan hidup manusia sebagian besar membutuhkan air : mandi, mencuci, minum dan lain-lain. Air juga memegang peranan dalam berbagai aspek kehidupan dimana air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi dan lain-lain.
Kebutuhan akan air semakin lama semakin meningkat sesuai dengan keperluan dan taraf kehidupan penduduk. Masalah yang banyak dihadapi terkait dengan air adalah berkurangnya air bersih yang dapat digunakan untuk konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih dapat disebabkan karena sistem drainase dan sanitasi, serta kurang memadainya pengelolaan sumber daya air dan lingkungan.