• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengendalian Persediaan Dagangan Menggunakan Model EOQ (Economic Order Quantity) (Studi Kasus: PT. Electronic City Medan Carrefour)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengendalian Persediaan Dagangan Menggunakan Model EOQ (Economic Order Quantity) (Studi Kasus: PT. Electronic City Medan Carrefour)"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus. 1997. Efisiensi Persediaan Bahan. Edisi 1 & 2. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Aminudin. 2005. Prinsip-Prinsip Riset Operasi. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Ayres, Frank. 1992. Theory and Problems of Differential Equations. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Baridwan Zaki. 2008. Intermediate Accounting. Jilid 2. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jilid 1. Pejaten Barat: Ghalia Indonesia.

Indrajit, Eko, Richardus dan Djokopranoto Richardus. 2003. Manajemen Persediaan. Edisi 1. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Martono. dan Harjito, Agus. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: Ekonosia.

Ma’arif, M.Syamsul. dan Tanjung, Hendri. 2003. Manajemen Operasi. Edisi 1. Jakarta: PT Grasindo, anggota Ikapi.

Mulya Hadri. 2008. Sistem Akuntansi. Edisi 3. Jakarta: Salemba empat.

Rangkuti, Freddy. 1996. Manajemen Persediaan. Edisi 1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Reksohadiprodjo, Sukanto. dan Gitosudarmo, Indriyo. 1992. Manajemen Produksi. Edisi 4. Yogyakarta: Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Siagian, P. 1987. Penelitian Operasional: Teori dan Praktek. Jilid 1. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

(2)

S.R, Soemarsono. 2008. Pengantar Akuntansi. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

Taylor III, W. Bernard. 2001. Sains Manajemen (Pendekatan Matematika untuk Bisnis). Edisi 2. Jakarta: alemba Empat.

Yamit, Zulian. 1999. Manajemen Persediaan. Jilid 1. Yogyakarta: Ekonosia Fakultas Ekonomi UII.

Eprints.mdp.ac.id/1161/1/JURNAL SISKA 2010210002.pdf. Diakses tanggal, 03 Februari 2016.

http://eprints.mdp.ac.id/1113/1/50JURNAL.pdf. Diakses tanggal, 03 Februari 2016.

http://eprints.undip.ac.id/27394/1/jurnal.pdf. Diakses tanggal, 03 Februari 2016.

http://jurnalpi.blogspot.co.id/2013/06/analisis-pengendalian-inter-persediaan.html. Diakses tanggal, 03 Februari 2016.

http://purwokowicaksono26.wordpress.com/2016/01/01/jurnal-tentang-manufaktur/. Diakses tanggal, 03 Februari 2016.

(3)

BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

PT. Electronic City Medan Carrefour melakukan pengadaan persediaan dan pengadaan jumlah barang dagangan televisi 32 inchi dan AC 2pk yang akan dijual bergantung pada banyaknya permintaan dari customer (pelanggan) dan harus benar-benar terpenuhi secara berkala atau menetap supaya merasa puas tanpa menunggu tersedianya barang yang akan diorder serta perusahaan tidak akan kehilangan keuntungan (profit).

3.1 Analisa Pengendalian Persediaan Barang Dagangan

Pada penelitian analisa pengendalian persediaan barang dagangan pada PT. Electronic City Medan Carrefour, peneliti menggunakan data penjualan barang dagangan per tahun, data rata-rata biaya setiap kali pemesanan, dan data rata-rata biaya setiap kali penyimpanan dari semua jenis barang televisi 32 inchi dan AC 2pk. Dengan melihat rata-rata dari permintaan barang, maka seorang produsen dapat memperkirakan jumlah barang yang akan disediakan di gudang dengan tingkat resiko atau biaya persediaan barang dapat terkendali atau dengan kata lain biaya dari pengadaan persediaan barang menjadi lebih sedikit.

Dalam analisis biaya persediaan dari barang dagangan televisi 32 inchi dan AC 2pk di PT. Electronic City Medan Carrefour, terdapat dua komponen biaya yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan di gudang. Biaya pemesanan merupakan biaya yang timbul pada saat perusahaan memesan barang produk dengan tujuan untuk dijual kembali. Yang termasuk dalam biaya pemesanan seperti biaya telepon dan faximile serta biaya penempatan dalam gudang (biaya kendaraan pengangkutan). PT. Electronic City Medan Carrefour menggunakan

faximile karena pengiriman PO (Purchase Order) dalam bentuk faximile kepada distributor.

(4)

dagangan tidak rusak atau tidak kelihatan usang. Biaya penyimpanan seperti beban gaji (pengawasan), listrik (penerangan), beban air, dan sewa gudang.

Peneliti menggunakan kuantitas pemesanan barang (Q) berdasarkan yang dilakukan PT. Electronic City Medan Carrefour dengan mengambil nilai rata-rata pemesanan antara 80 - 100 yaitu sebanyak 90 unit setiap kali pemesanan barang dagangan kepada distributor.

3.1.1 Televisi 32 Inchi

a. Data penjualan, data rata-rata biaya setiap kali pemesanan dan data rata-rata biaya setiap kali penyimpanan televisi 32 inchi periode Januari 2011 sampai Desember 2011

Tabel 3.1 Data Penjualan Televisi 32 inchi pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Januari 2011 sampai Desember 2011

Tahun 2011 (Bulan)

Jumlah Penjualan

(Unit) Januari 130 Februari 245 Maret 161 April 325

Mei 250

Juni 442 Juli 358 Agustus 573 September 362 Oktober 257 November 141 Desember 123 Jumlah (R) 3.367

(5)

Tabel 3.2 Rata-Rata Biaya Setiap Kali Pemesanan Televisi 32 inchi pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2011

Komponen Biaya Nilai (Rp) Telepon & Fax 529.900 Pengangkutan barang dagangan dan

penempatan dalam gudang

3.220.100

Jumlah 3.750.000

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Tabel 3.3 Rata-Rata Biaya Setiap Kali Penyimpanan Televisi 32 inchi pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2011

Komponen Biaya Nilai (Rp) Pengawasan 70.000 Listrik 127.500 Beban air 112.500 Sewa gedung 2.190.000 Jumlah 2.500.000

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Dari data penjualan, data rata-rata biaya setiap kali pemesanan dan penyimpanan televisi 32 inchi periode Januari 2011 sampai Desember 2011, maka diperoleh:

R = 3.367 unit

O = Rp. 3.750.000/tiap kali pemesanan C = Rp. 2.500.000/tiap kali penyimpanan Q = 90 unit

(6)

a. Frekuensi pemesanan (menggunakan rumus 2.1)

F =

= . # $%&'

(

= 37,411 F = 37 kali

b. Total biaya pemesanan (menggunakan rumus 2.2)

T = O.

= (Rp. 3.750.000)(37) T = Rp. 138.750.000 c. Total biaya penyimpanan (menggunakan rumus 2.3)

T = C.

= (Rp. 2.500.000)(( )

T = Rp. 112.500.000 d. Total biaya persediaan tahunan (menggunakan rumus 2.4)

= O. + C.

= Rp. 138.750.000 + Rp. 112.500.000

= Rp. 251.250.000

Total biaya pengadaan persediaan barang dagangan televisi 32 inchi yang dikeluarkan PT. Electronic City Medan Carrefour pada periode Januari 2011 sampai Desember 2011 adalah sebanyak Rp. 251.250.000.

(7)

pemesanan barang dagangan yang optimal jika PT. Electronic City Medan Carrefour menggunakan model EOQ untuk pengadaan persediaan barang dagangan (menggunakan rumus 2.5).

= . .

= ( )( . #)( .# . )

. .

= . . .

. .

= √10.101 = 100,504

= 101 unit.

Dengan diketahuinya jumlah pemesanan barang yang akan dipesan setiap kali pemesanan dagangan televisi 32 inchi yang ekonomis, maka total biaya pengadaan persediaan barang dagangan yang optimal juga dapat dihitung berdasarkan perhitungan model EOQ (Economic Order Quantity) atau perhitungan pemesanan yang ekonomis (menggunakan rumus 2.6).

a. Frekuensi pemesanan ekonomis

FPE =

= . # $%&'

, ,

= 33,337 FPE = 33 kali b. Total biaya pemesanan

T = O.

(8)

c. Total biaya penyimpanan

T = C. ∗

= (Rp. 2.500.000)(, ,)

T = Rp. 126.250.000

d. Total biaya persediaan tahunan

= O. + C. ∗

= Rp. 123.750.000 + Rp. 126.250.000

= Rp. 250.000.000

Dengan demikian profit yang diperoleh PT. Electronic City Medan Carrefour dari pengadaan persediaan barang dagangan Televisi 32 inchi jika menggunakan model EOQ pada periode Januari 2011 sampai Desember 2011 yakni sebesar Rp. 251.250.000 - Rp. 250.000.000 = Rp. 1.250.000.

Selang waktu antara pemesanan berikutnya, dapat dihitung dengan mengasumsikan bahwa setahun adalah 365 hari (t = 365 hari) dibagi dengan frekuensi pemesanan barang yang berdasarkan model EOQ (menggunakan rumus 2.7).

WAP = = -./&

= 11,061 WAP = 11 hari.

Diperoleh bahwa selang waktu antara pemesanan berikutnya adalah selama 11 hari.

(9)

kali dibagi dengan 12 bulan, maka dapat dihitung banyaknya pemesanan barang

Artinya bahwa jumlah pemesanan kembali akan barang dagangan televisi 32 inchi adalah sebanyak 28 unit.

b. Data penjualan, data rata-rata biaya setiap kali pemesanan dan data rata-rata biaya setiap kali penyimpanan televisi 32 inchi periode Januari 2012 sampai Desember 2012

Tabel 3.4 Data Penjualan Televisi 32 inchi pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Januari 2012 sampai Desember 2012

(10)

Tabel 3.5 Rata-Rata Biaya Setiap Kali Pemesanan Televisi 32 inchi pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2012

Komponen Biaya Nilai (Rp) Telepon & Fax 475.750 Pengangkutan barang dagangan dan

penempatan dalam gudang

3.044.250

Jumlah 3.520.000

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Tabel 3.6 Rata-Rata Biaya Setiap Kali Penyimpanan Televisi 32 inchi pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2012

Komponen Biaya Nilai

(Rp)

Pengawasan 67.000

Listrik 119.750

Beban air 97.425

Sewa gedung 1.028.325

Jumlah 1.312.500

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Dari data penjualan televisi 32 inchi periode Januari 2012 sampai Desember 2012 dan data rata-rata biaya pemesanan dan penyimpanan, maka diperoleh:

R = 2.732 unit

O = Rp. 3.520.000/tiap kali pemesanan C = Rp. 1.312.500/tiap kali penyimpanan Q = 90 unit

(11)

a. Frekuensi pemesanan (menggunakan rumus 2.1)

F =

= .# $%&'

(

= 30,356 F = 30 kali

b. Total biaya pemesanan (menggunakan rumus 2.2)

T = O.

= (Rp. 3.520.000)(30) T = Rp. 105.600.000 c. Total biaya penyimpanan (menggunakan rumus 2.3)

T = C.

= (Rp. 1.312.500)(( )

T = Rp. 59.062.500 d. Total biaya persediaan tahunan (menggunakan rumus 2.4)

= O. + C.

= Rp. 105.600.000 + Rp. 59.062.500

= Rp. 164.662.500

(12)

Jumlah setiap kali pemesanan barang televisi 32 inchi yang ekonomis berdasarkan model EOQ sebagai berikut (menggunakan rumus 2.5).

= . .

= ( )( .# )( . . )

,. , .

= ,(. . 0 .

,. , .

= 14.653,166 = 121,050

= 121 unit.

Berdasarkan perhitungan model EOQ (Economic Order Quantity), PT. Electronic City Medan Carrefour melakukan pemesanan sebanyak 121 unit barang dagangan televisi 32 inchi setiap kali melakukan pemesanan (menggunakan rumus 2.6).

a. Frekuensi pemesanan ekonomis

FPE =

= .# $%&'

, ,

= 22,579 FPE = 23 kali b. Total biaya pemesanan

T = O.

= (Rp. 3.520.000)(23) T = Rp. 80.960.000 c. Total biaya penyimpanan

(13)

= (Rp. 1.312.500)(, ,)

T = Rp. 79.406.250 d. Total biaya persediaan tahunan

= O. + C. ∗

= Rp. 80.960.000 + Rp. 79.406.250 = Rp. 160.366.250

Berdasarkan model EOQ (Economic Order Quantity), keuntungan yang dapat diperoleh PT. Electronic City Medan Carrefour adalah sebesar Rp. 164.662.500 - Rp. 160.366.250 = Rp. 4.296.250.

Selang waktu dengan pemesanan berikutnya yang dilakukan PT. Electronic City Medan Carrefour, dapat dihitung dengan mengasumsikan bahwa setahun adalah 365 hari (t = 365 hari) dibagi dengan frekuensi pemesanan dari perhitungan model EOQ (menggunakan rumus 2.7).

WAP = = -./&

= 15,870 WAP = 16 hari.

Banyaknya barang yang akan dipesan kembali dapat dihitung dengan mengalikan tenggang waktu (L), dengan permintaan per hari. Dan jika mengasumsikan bahwa satu tahun terdiri dari 365 hari, maka permintaan per hari adalah . Dan L (waktu tunggu rata-rata) yang digunakan adalah selama 3 hari diperoleh dari jumlah pemesanan dalam setahun yaitu 30 kali dibagi dengan 12 bulan (menggunakan rumus 2.8).

PU = L. = (

, )( .#

(14)

PU = 19 unit.

Banyak televisi 32 inchi yang akan dipesan kembali berdasarkan perhitungan model EOQ (Economic Order Quantity) atau pemesanan yang ekonomis adalah sebanyak 19 unit. Maka persediaan barang dagangan tetap tersedia di gudang penyimpanan barang dagangan. Selain itu juga permintaan konsumen terhadap barang yang diinginkan konsumen tetap tersedia.

c. Data penjualan, data rata-rata biaya setiap kali pemesanan dan data rata-rata biaya setiap kali penyimpanan televisi 32 inchi periode Januari 2013 sampai Desember 2013

Tabel 3.7 Data Penjualan Televisi 32 inchi pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Januari 2013 sampai Desember 2013

Tahun 2013 (Bulan)

Jumlah Penjualan

(Unit) Januari 200 Februari 312 Maret 113 April 274

Mei 200

Juni 197 Juli 183 Agustus 231 September 193 Oktober 321 November 231 Desember 134 Jumlah (R) 2.589

(15)

Tabel 3.8 Rata-Rata Biaya Setiap Kali Pemesanan Televisi 32 inchi pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2013

Komponen Biaya Nilai (Rp) Telepon & Fax 362.420 Pengangkutan barang dagangan dan

penempatan dalam gudang

2.909.580

Jumlah 3.272.000

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Tabel 3.9 Rata-Rata Biaya Setiap Kali Penyimpanan Televisi 32 inchi pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode tahun 2013

Komponen Biaya Nilai (Rp) Pengawasan 58.000 Listrik 93.170 Beban air 86.460 Sewa gedung 966.830 Jumlah 1.205.000

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Berdasarkan data penjualan, data rata-rata biaya setiap kali pemesanan dan penyimpanan televisi 32 inchi periode Januari 2013 sampai Desember 2013, maka diperoleh:

R = 2.589 unit

O = Rp. 3.272.000/tiap kali pemesanan C = Rp. 1.205.000/tiap kali penyimpanan Q = 90 unit

(16)

a. Frekuensi pemesanan (menggunakan rumus 2.1)

F =

= . 0( $%&'

(

= 28,767 F = 29 kali

b. Total biaya pemesanan (menggunakan rumus 2.2)

T = O.

= (Rp. 3.272.000)(29)

T = Rp. 94.888.000 c. Total biaya penyimpanan (menggunakan rumus 2.3)

T = C.

= (Rp. 1.205.000)(( )

T = Rp. 54.225.000 d. Total biaya persediaan tahunan (menggunakan rumus 2.4)

= O. + C.

= Rp. 94.888.000 + Rp. 54.225.000

= Rp. 149.113.000

(17)

Jumlah barang yang dipesan setiap kali melakukan pemesanan televisi 32 inchi berdasarkan perhitungan model EOQ dapat dihitung sebagai berikut (menggunakan rumus 2.5).

= . .

= ( )( . 0()( . # . )

,. .

= , .(7 .7, .

,. .

= √10.060,096 = 100,300

= 100 unit.

Dengan perhitungan model EOQ, banyaknya televisi 32 inchi yang dipesan setiap kali pemesanan adalah sebanyak 100 unit (menggunakan rumus 2.6).

a. Frekuensi pemesanan ekonomis

FPE =

= 2.589unit 100

= 25,890 FPE = 26 kali b. Total biaya pemesanan

T = O.

= (Rp. 3.272.000)(26) T = Rp. 85.072.000 c. Total biaya penyimpanan

(18)

= (Rp. 1.205.000)(, )

T = Rp. 60.250.000 d. Total biaya persediaan tahunan

= O. + C. ∗

= Rp. 85.072.000 + Rp. 60.250.000 = Rp. 145.322.000

Total pengeluaran PT. Electronic City Medan Carrefour jika menggunakan model EOQ adalah sebanyak Rp. 145.322.000. Sehingga profit (keuntungan) yang diperoleh PT. Electronic City Medan Carrefour jika menggunakan model EOQ dalam pengadaan persediaan barang dagangan televisi 32 inchi adalah sebanyak Rp. 149.113.000 - Rp. 145.322.000 = Rp. 3.791.000.

Selang waktu untuk pemesanan berikutnya, jika mengasumsikan bahwa setahun adalah 365 hari (t = 365 hari) dibagi dengan frekuensi pemesanan barang dagangan Televisi 32 inchi berdasarkan perhitungan model EOQ (menggunakan rumus 2.7).

WAP =

= -./&

= 14,038 WAP = 14 hari.

Dapat diketahui bahwa pengadaan persediaan televisi 32 inchi, akan dilakukan pemesanan setelah 14 hari berikutnya.

Jumlah barang yang akan dipesan kembali dapat dihitung dengan mengalikan tenggang waktu (L), dengan permintaan per hari. Dan jika mengasumsikan bahwa setahun adalah 365 hari, maka permintaan per hari adalah

(19)

PU = L. = ( (

, )( . 0()

= 17,137 PU = 17 unit.

PT. Electronic City Medan Carrefour akan mengadakan persediaan barang kembali setiap kali pemesanan akan televisi 32 inchi adalah sebanyak 17 unit.

d. Data penjualan, data rata-rata biaya setiap kali pemesanan dan data rata-rata biaya setiap kali penyimpanan televisi 32 inchi periode Januari 2014 sampai Desember 2014

Tabel 3.10 Data Penjualan Televisi 32 inchi pada PT. Electronic City Medan

Carrefour Selama Periode Januari 2014 sampai Desember 2014

Tahun 2014 (Bulan)

Jumlah Penjualan (Unit) Januari 241 Februari 153 Maret 201 April 62

Mei 91

Juni 54

Juli 47

Agustus 72 September 213 Oktober 142 November 83 Desember 79 Jumlah (R) 1.438

(20)

Tabel 3.11 Rata-Rata Biaya Setiap Kali Pemesanan Televisi 32 inchi pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2014

Komponen Biaya Nilai (Rp) Telepon & Fax 254.900 Pengangkutan barang dagangan dan

penempatan dalam gudang

2.555.100

Jumlah 2.810.000

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Tabel 3.12 Rata-Rata Biaya Setiap Kali Penyimpanan Televisi 32 inchi pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2014

Komponen Biaya Nilai (Rp) Pengawasan 47.000 Listrik 84.650 Beban air 73.200 Sewa gedung 578.150 Jumlah 783.000

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Berdasarkan data penjualan, data rata-rata setiap kali pemesanan dan penyimpanan barang dagangan televisi 32 inchi periode Januari 2014 sampai Desember 2014, maka diperoleh:

R = 1.438 unit

O = Rp. 2.810.000/tiap kali pemesanan C = Rp. 783.000/tiap kali penyimpanan Q = 90 unit

(21)

a. Frekuensi pemesanan (menggunakan rumus 2.1)

F =

= ,.7 0 $%&'

(

= 15,978 F = 16 kali

b. Total biaya pemesanan (menggunakan rumus 2.2)

T = O.

= (Rp. 2.810.000)(16) T = Rp. 44.960.000 c. Total biaya penyimpanan (menggunakan rumus 2.3)

T = C.

2 = (Rp. 783.000)(( )

T = Rp. 35.235.000 d. Total biaya persediaan tahunan (menggunakan rumus 2.4)

= O. + C.

2 = Rp. 44.960.000 + Rp. 35.235.000

= Rp. 80.195.000

(22)

Sementara jumlah barang yang dipesan setiap kali pemesanan televisi 32 inchi berdasarkan perhitungan model EOQ dapat dihitung sebagai berikut (menggunakan rumus 2.5).

= . .

= ( )(,.7 0)( .0, . )

#0 .

= 0. 0,. .

#0 .

= √10.321,277 = 101,594

= 102 unit.

Berdasarkan perhitungan model EOQ, jumlah barang yang dipesan setiap kali pemesanan televisi 32 inchi adalah sebanyak 102 unit (menggunakan rumus 2.6).

a. Frekuensi pemesanan ekonomis

FPE =

= ,.7 0 $%&'

,

= 14,098 FPE = 14 kali b. Total biaya pemesanan

T = O.

= (Rp. 2.810.000)(14)

T = Rp. 39.340.000 c. Total biaya penyimpanan

(23)

= (Rp. 2.810.000)(, )

T = Rp. 39.933.000 d. Total biaya persediaan tahunan

= O. + C. ∗ 2

= Rp. 39.340.000 + Rp. 39.933.000 = Rp. 79.273.000

Dengan demikian dapat dihitung keuntungan yang diperoleh dari pengadaan persediaan barang dagangan televisi 32 inchi terhadap PT. Electronic City Medan Carrefour berdasarkan perhitungan model EOQ yakni sebesar Rp. 80.195.000 - Rp. 79.273.000 = Rp. 922.000.

Selang waktu untuk pemesanan berikutnya, dengan mengasumsikan bahwa setahun adalah 365 hari (t = 365 hari) dibagi dengan frekuensi pemesanan berdasarkan model EOQ, dapat dihitung sebagai berikut (menggunakan rumus 2.7).

WAP =

= -./&

,7

= 26,071 WAP = 26 hari.

Pemesanan televisi 32 inchi yang berikutnya dilakukan setelah 26 hari berdasarkan pemesanan barang sebelumnya.

Sementara banyaknya barang yang akan dipesan kembali dapat dihitung dengan mengalikan tenggang waktu (L), dengan permintaan per hari. Dan jika mengasumsikan bahwa setahun adalah 365 hari, maka permintaan per hari adalah

(24)

PU = L.

Dengan demikian untuk mengoptimalkan persediaan barang dagangan yang disimpan di gudang, maka banyaknya televisi 32 inchi yang akan dipesan kembali adalah sebanyak 5 unit.

e. Data penjualan, data rata-rata biaya setiap kali pemesanan dan data rata-rata biaya setiap kali penyimpanan televisi 32 inchi periode Januari 2015 sampai Desember 2015

Tabel 3.13 Data Penjualan Televisi 32 inchi pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Januari 2015 sampai Desember 2015

(25)

Tabel 3.14 Rata-Rata Biaya Setiap Kali Pemesanan Televisi 32 inchi pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2015

Komponen Biaya Nilai (Rp) Telepon & Fax 242.000 Pengangkutan barang dagangan dan

penempatan dalam gudang

1.862.000

Jumlah 2.204.000

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Tabel 3.15 Rata-Rata Biaya Setiap Kali Penyimpanan Televisi 32 inchi pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2015

Komponen Biaya Nilai (Rp) Pengawasaan 27.000 Listrik 42.250 Beban air 30.200 Sewa gedung 104.000 Jumlah 203.450

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Dari data penjualan, data biaya rata-rata setiap kali pemesanan dan penyimpanan televisi 32 inchi periode Januari 2015 sampai Desember 2015, maka diperoleh:

R = 1.028 unit

O = Rp. 2.204.000/tiap kali pemesanan C = Rp. 203.450/tiap kali penyimpanan Q = 90 unit

(26)

a. Frekuensi pemesanan (menggunakan rumus 2.1)

F =

= ,. 0 $%&'

(

= 11,422 F = 11 kali

b. Total biaya pemesanan (menggunakan rumus 2.2)

T = O.

= (Rp. 2.204.000)(11) T = Rp. 24.244.000 c. Total biaya penyimpanan (menggunakan rumus 2.3)

T = C.

= (Rp. 203.450)(90 2) T = Rp. 9.155.250

d. Total biaya persediaan tahunan (menggunakan rumus 2.4)

= O. + C.

= Rp. 24.244.000 + Rp. 9.155.250 = Rp. 33.399.250

(27)

Banyaknya televisi 32 inchi yang dipesan setiap kali pemesanan dapat dihitung dengan model EOQ, yakni sebagai berikut (menggunakan rumus 2.5).

= . .

= ( )(,. 0)( . 7. )

.7

= 7. ,.7 7.

.7

= √22.272,912 = 149,241

= 149 unit.

Dari perhitungan model EOQ (Economic Order Quantity), maka jumlah barang dagangan yang dipesan PT. Electronic City Medan Carrefour setiap kali pemesanan adalah sebanyak 149 unit (menggunakan rumus 2.6).

a. Frekuensi pemesanan ekonomis

FPE =

= 1.028unit

,7(

= 6,899 FPE = 7 kali b. Total biaya pemesanan

T = O.

= (Rp. 2.204.000)(7)

T = Rp. 15.428.000 c. Total biaya penyimpanan

(28)

= (Rp. 203.450)(,7( 2 ) T = Rp. 15.157.025 d. Total biaya persediaan tahunan

= O. + C. ∗

= Rp. 15.428.000 + Rp. 15.157.025 = Rp. 30.585.025

Dapat dihitung profit untuk pengadaan persediaan barang dagangan televisi 32 inchi terhadap PT. Electronic City Medan Carrefour, yaitu sebanyak Rp. 33.399.250 - Rp. 30.585.025 = Rp. 2.814.225.

Berdasarkan perhitungan total biaya persediaan optimum, dapat diketahui selang waktu untuk pemesanan berikutnya, jika mengasumsikan bahwa setahun adalah 365 hari (t = 365 hari) dibagi dengan frekuensi pemesanan dari perhitungan model EOQ (Economic Order Quantity) (menggunakan rumus 2.7).

WAP =

= 52,143 WAP = 52 hari.

Pengadaan persediaan barang dagangan televisi 32 inchi akan dilakukan pemesanan kembali setelah 52 hari dari pemesanan sebelumnya. Sehingga persediaan barang dagangan di gudang tidak habis.

Sementara banyaknya Televisi 32 inchi yang akan dipesan dapat dihitung dengan mengalikan tenggang waktu (L), dengan permintaan per hari. Dan jika mengasumsikan bahwa setahun adalah 365 hari, maka permintaan per hari adalah

365. Dan L (waktu tunggu rata-rata) yang digunakan adalah selama 1 hari diperoleh dari jumlah pemesanan dalam setahun yaitu 11 kali dibagi dengan 12 bulan (menggunakan rumus 2.8).

PU = L.

= (11 12)(

(29)

= (0,917)(2,816) = 2,582

PU = 6 unit.

PT. Electronic City Medan Carrefour kembali memesan televisi 32 inchi adalah sebanyak 6 unit.

3.1.2 AC (Air Conditioner) 2pk

a. Data penjualan, data rata-rata biaya setiap kali pemesanan dan data rata-rata biaya setiap kali penyimpanan AC 2pk periode Januari 2011 sampai Desember 2011

Tabel 3.16 Data Penjualan AC 2pk pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Januari 2011 sampai Desember 2011

Tahun 2011 (Bulan)

Jumlah Penjualan

(Unit) Januari 300 Februari 275 Maret 389 April 371

Mei 276

Juni 354 Juli 203 Agustus 162 September 199 Oktober 357 November 274 Desember 289 Jumlah (R) 3.449

(30)

Tabel 3.17 Rata-Rata Biaya Setiap Kali Pemesanan AC 2pk pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2011

Komponen Biaya Nilai (Rp) Telepon & Fax 700.975 Pengangkutan barang dagangan dan

penempatan dalam gudang

3.174.025

Jumlah 3.875.000

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Tabel 3.18 Rata-Rata Biaya Setiap Kali Penyimpanan AC 2pk pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2011

Komponen Biaya

Nilai (Rp) Pengawasan 83.000 Listrik 94.475 Beban air 89.350 Sewa gedung 2.220.175 Jumlah 2.470.000

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Dari data penjualan, data rata-rata biaya setiap kali pemesanan dan penyimpanan barang dagangan AC 2pk periode Januari 2011 sampai Desember 2011, dapat diperoleh:

R = 3.449 unit

O = Rp. 2.875.000/tiap kali pemesanan C = Rp. 2.470.000/tiap kali penyimpanan Q = 90 unit

(31)

a. Frekuensi pemesanan (menggunakan rumus 2.1)

F =

= .77( $%&'

(

= 38,322 F = 38 kali

b. Total biaya pemesanan (menggunakan rumus 2.2)

T = O.

= (Rp. 3.875.000)(38) T = Rp. 147.250.000 c. Total biaya penyimpanan (menggunakan rumus 2.3)

T = C.

2 = (Rp. 2.470.000)(( )

T = Rp. 111.150.000 d. Total biaya persediaan tahunan (menggunakan rumus 2.4)

= O. + C.

2 = Rp. 147.250.000 + Rp. 111.150.000

= Rp. 258.400.000

(32)

Secara perhitungan model EOQ atau pemesanan yang ekonomis, maka kuantitas (jumlah) barang dagangan AC 2pk yang dipesan setiap kali melakukan pemesanan dapat dihitung (menggunakan rumus 2.5).

= 2. .

= ( )( .77()( .0# . )

.7# .

= .# (.# .

.7# .

= 10.821,761 = 104,028

= 104 unit.

Dengan diketahuinya jumlah pemesanan ekonomis maka perhitungan biaya pengadaan persediaan barang dagangan dapat dihitung berdasarkan model EOQ (Economic Order Quantity). Maka persediaan barang dagangan AC 2pk akan tetap tersedia di gudang penyimpanan dan permintaan konsumen akan barang dagangan AC 2pk tetap terpenuhi (menggunakan rumus 2.6).

a. Frekuensi pemesanan ekonomis

FPE =

= .77( $%&'

, 7

= 33,163 FPE = 33 kali b. Total biaya pemesanan

T = O. ∗

(33)

c. Total biaya penyimpanan

T = C. ∗ 2

= (Rp. 2.470.000)(, 7)

T = Rp. 128.470.000

d. Total biaya persediaan tahunan

= O. + C. ∗ 2

= Rp. 127.875.000 + Rp. 128.470.000 = Rp. 256.440.000

Berdasarkan perhitungan model EOQ, dapat dihitung keuntungan yang diperoleh PT. Electronic City Medan Carrefour jika menggunakan model EOQ yakni sebanyak Rp. 258.400.000 - Rp. 256.440.000 = Rp. 2.085.000.

Selang waktu untuk pemesanan berikutnya, dapat dilakukan perhitungan dengan mengasumsikan bahwa setahun adalah 365 hari (t = 365 hari) dibagi dengan frekuensi pemesanan berdasarkan perhitungan model EOQ (menggunakan rumus 2.7).

WAP = -./& = -./&

= 11,061 WAP = 11 hari.

Sehingga selang waktu untuk pemesanan berikutnya yaitu selama 11 hari.

(34)

PU = L. biaya setiap kali penyimpanan AC 2pk periode Januari 2012 sampai Desember 2012

Tabel 3.19 Data Penjualan AC 2pk pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Januari 2012 sampai Desember 2012

Tahun 2012

(35)

Tabel 3.20 Rata-Rata Biaya Setiap Kali Pemesanan AC 2pk pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2012

Komponen Biaya Nilai (Rp) Telepon & Fax 587.700 Pengangkutan barang dagangan dan

penempatan dalam gudang

3.024.300

Jumlah 3.612.000

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Tabel 3.21 Rata-Rata Biaya Setiap Kali Penyimpanan AC 2pk pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2012

Komponen Biaya

Nilai (Rp) Pengawasan 72.000 Listrik 81.350 Beban air 62.275 Sewa gedung 1.989.775 Jumlah 2.205.400

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Dari data penjualan, data rata-rata biaya setiap kali pemesanan dan peyimpanan barang dagangan AC 2pk selama periode Januari 2012 sampai Desember 2012, maka diperoleh:

R = 3.418 unit

O = Rp.3.612.000/tiap kali pemesanan

C = Rp. 2.205.400/tiap kali penyimpanan Q = 90 unit

(36)

a. Frekuensi pemesanan (menggunakan rumus 2.1)

F =

= .7,0 $%&'

(

= 37,798 F = 38 kali

b. Total biaya pemesanan (menggunakan rumus 2.2)

T = O.

= (Rp. 3.612.000)(38) T = Rp. 137.256.000 c. Total biaya penyimpanan (menggunakan rumus 2.3)

T = C.

2 = (Rp. 2.205.400)(( )

T = Rp. 99.243.000 d. Total biaya persediaan tahunan (menggunakan rumus 2.4)

= O. + C.

2 = Rp. 137.256.000 + Rp. 99.243.000

= Rp. 236.499.000

(37)

Dengan membandingkan perhitungan kuantitas biaya pemesanan secara perhitungan ekonomis atau EOQ (Economic Order Quantity), maka dapat mengurangi biaya pengeluaran persediaan barang yang dilakukan PT. Electronic City Medan Carrefour (menggunakan rumus 2.5).

= 2. .

= ( )( .7,0)( . , . )

. .7

= 7. (,. .

. .7

= 11.195,988

= 105,811

= 106 unit.

Berdasarkan perhitungan model EOQ (Economic Order Quantity), banyaknya AC 2pk yang dipesan setiap kali pemesanan adalah sebanyak 106 unit.

Dengan demikian dapat dihitung pengeluaran pengadaan persediaan barang dagangan yang ekonomis untuk menyediakan persediaan barang dagangan dengan mengeluarkan biaya yang minimal (menggunakan rumus 2.6).

a. Frekuensi pemesanan ekonomis

FPE =

= .7,0 $%&'

,

= 32,245 FPE = 32 kali b. Total biaya pemesanan

T = O.

= (Rp. 3.612.000)(32)

(38)

c. Total biaya penyimpanan

T = C. ∗

2

= (Rp. 2.205.400)(, )

T = Rp. 116.886.200

d. Total biaya persediaan tahunan

= O. + C. ∗ 2

= Rp. 115.584.000 + Rp. 116.886.200 = Rp. 232.470.200

Dari perhitungan model EOQ, maka total biaya pengadaan persediaan tahunan adalah sebanyak Rp. 232.470.200. Sehingga jika menggunakan model EOQ, PT. Electronic City Medan Carrefour dapat memperoleh profit sebesar Rp. 236.449.000 - Rp. 232.470.200 = Rp. 4.028.800.

Selang waktu untuk pemesanan berikutnya, dapat dilakukan perhitungan dengan mengasumsikan bahwa setahun adalah 365 hari (t = 365 hari) dibagi dengan frekuensi pemesanan barang berdasarkan model EOQ (menggunakan rumus 2.7).

WAP = -./& = -./&

= 11,406 WAP = 11 hari.

Jumlah AC 2pk yang akan dipesan kembali dapat dihitung dengan mengalikan tenggang waktu (L), dengan permintaan per hari. Dan jika mengasumsikan bahwa satu tahun terdiri dari 365 hari, maka permintaan per hari adalah

(39)

PU = L. dilakukan PT. Eletronic City Medan Carrefour pada periode Januari 2012 sampai Desember 2012 adalah sebanyak 30 unit.

c. Data penjualan, data rata-rata biaya setiap kali pemesanan serta data rata-rata biaya setiap kali penyimpanan AC 2pk periode Januari 2013 sampai Desember 2013

Tabel 3.22 Data Penjualan AC 2pk pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Januari 2013 sampai Desember 2013

Tahun 2013

(40)

Tabel 3.23 Rata-rata biaya Setiap Kali Pemesanan AC 2pk pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2013

Komponen Biaya Nilai (Rp) Telepon & Fax 432.600 Pengangkutan barang dagangan dan

penempatan dalam gudang

2.202.200

Jumlah 2.635.000

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Tabel 3.24 Rata-Rata Biaya Penyimpanan AC 2pk pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2013

Komponen Biaya

Nilai (Rp) Pengawasan 61.000 Listrik 73.200 Beban air 61.150 Sewa gedung 1.027.150 Jumlah 1.222.500

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Berdasarkan data penjualan, data rata-rata setiap kali pemesanan dan penyimpanan barang dagangan AC 2pk periode Januari 2013 sampai Desember 2013, maka diperoleh:

R = 3.311 unit

O = Rp. 2.635.000/tiap kali pemesanan C = Rp. 1.222.500/tiap kali penyimpanan Q = 90 unit

(41)

a. Frekuensi pemesanan (menggunakan rumus 2.1)

F =

= . ,, $%&'

(

= 36,789 F = 37 kali

b. Total biaya pemesanan (menggunakan rumus 2.2)

T = O.

= (Rp. 2.635.000(37) T = Rp. 97.495.000 c. Total biaya penyimpanan (menggunakan rumus 2.3)

T = C.

2 = (Rp. 1.222.500)(( )

T = Rp. 55.012.500

d. Total biaya persediaan tahunan (menggunakan rumus 2.4)

= O. + C.

2 = Rp. 97.495.000 + Rp. 55.012.500

= Rp. 152.507.500

(42)

Jumlah barang dagangan AC 2pk yang akan dipesan setiap kali pemesanan berdasarkan model EOQ dapat dihitung (menggunakan rumus 2.5).

= 2. .

= ( )( . ,,)( . . )

,. .

= ,#.770.(# .

,. .

= √14.273,186 = 119,470

= 119 unit.

Dengan perhitungan model EOQ (Economic Order Quantity), jumlah barang dagangan AC 2pk yang dipesan setiap kali pemesanan adalah sebanyak 119 unit (menggunakan rumus 2.6).

a. Frekuensi pemesanan ekonomis

FPE =

= . ,, $%&'

,,(

= 27,824 FPE = 28 kali b. Total biaya pemesanan

T = O.

= (Rp. 2.635.000)(28)

T = Rp. 73.780.000 c. Total biaya penyimpanan

T = C. ∗

(43)

= (Rp. 1.222.500)(,,()

T = Rp. 72.738.750 d. Total biaya persediaan tahunan

= O. ∗

Jika menggunakan model EOQ, maka total biaya pengadaan persediaan barang dagangan AC 2pk adalah sebanyak Rp. 146.518.750. Sehingga dapat dihitung

profit yang diperoleh PT. Electronic City Medan Carrefour yaitu sebesar Rp. 152.507.500 - Rp. 146.518.750 = Rp. 5.988.750.

Berdasarkan perhitungan total biaya persediaan optimum, dapat diketahui berapa lama selang waktu untuk pemesanan berikutnya, jika mengasumsikan bahwa setahun adalah 365 hari (t = 365 hari) dibagi dengan frekuensi pemesanan dari perhitungan model EOQ (menggunakan rumus 2.7).

WAP = -./&

= -./&

0

= 13,036 WAP = 13 hari.

Sementara jumlah barang yang akan dipesan kembali dapat dihitung dengan mengalikan tenggang waktu (L), dengan permintaan per hari. Dan jika mengasumsikan bahwa setahun adalah 365 hari, maka permintaan per hari adalah

(44)

= 27,966 PU = 28 unit.

Jika menggunakan perhitungan model EOQ (Economic Order Quantity), PT. Electronic City Medan Carrefour akan mengadakan pemesanan kembali barang dagangan akan AC 2pk adalah sebanyak 28 unit. Sehingga persediaan barang dagangan di gudang tetap tersedia yang akan memperlancar kegiatan jual beli perusahaan. Permintaan konsumen terhadap barang yang dibutuhkan tetap tersedia di gudang penyimpanan.

d. Data penjualan, data rata-rata biaya setiap kali pemesanan dan data rata-rata biaya setiap kali penyimpanan AC 2pk periode Januari 2014 sampai Desember 2014

Tabel 3.25 Data Penjualan AC 2pkpada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Januari 2014 sampai Desember 2014

Tahun 2014

(45)

Tabel 3.26 Rata-Rata Biaya Setiap Kali Pemesanan AC 2pk pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2014

Komponen Biaya Nilai (Rp) Telepon & Fax 378.150 Pengangkutan barang dagangan dan

penempatan dalam gudang

1.696.850

Jumlah 2.075.000

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Tabel 3.27 Rata-Rata Biaya Setiap Kali Penyimpanan AC 2pk pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2014

Komponen Biaya Nilai (Rp) Pengawasan 54.000 Listrik 62.300 Beban air 51.100 Sewa gedung 682.300 Jumlah 849.700

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Berdasarkan data penjualan, data rata-rata biaya setiap kali pemesanan dan penyimpanan AC 2pk periode Januari 2014 sampai Desember 2014, sehingga diperoleh:

R = 3.022 unit

O = Rp. 2.075.000/tiap kali pemesanan C = Rp. 849.700/tiap kali penyimpanan Q = 90 unit

(46)

a. Frekuensi pemesanan (menggunakan rumus 2.1)

F =

= . $%&'

(

= 33,578 F = 34 kali

b. Total biaya pemesanan (menggunakan rumus 2.2)

T = O.

= (Rp. 2.075.000)(34) T = Rp. 70.550.000 c. Total biaya penyimpanan (menggunakan rumus 2.3)

T = C.

2 = (Rp. 849.700)(( )

T = Rp. 38.236.500

d. Total biaya persediaan tahunan (menggunakan rumus 2.4)

= O. + C.

2 = Rp. 70.550.000 + Rp. 38.236.500

= Rp. 108.786.500

(47)

Jumlah pengeluaran ekonomis yang dikeluarkan PT. Electronic City Medan Carrefour dapat dihitung dengan model EOQ (menggunakan rumus 2.5).

= 2. .

= ( )( . )( . # . )

07(.#

= , . 7,. .

07(.#

= 14.759,680

= 121,489

= 121 unit.

Berdasarkan perhitungan model EOQ (Economic Order Quantity), jumlah setiap kali pemesanan barang dagangan AC 2pk yang dipesan adalah sebanyak 121 unit.

Dengan demikian dapat dihitung pengeluaran yang ekonomis berdasarkan perhitungan model EOQ untuk pengadaan persediaan barang dagangan AC 2pk (menggunakan rumus 2.6).

a. Frekuensi pemesanan ekonomis

FPE =

= . $%&'

, ,

= 24,975 FPE = 25 kali b. Total biaya pemesanan

T = O.

(48)

c. Total biaya penyimpanan

T = C. ∗

= (Rp. 849.700)(, ,)

T = Rp. 51.406.850

d. Total biaya persediaan tahunan

= O. ∗+ C. ∗

= Rp. 51.875.000 + Rp. 51.406.850

= Rp. 103.281.850

Jika menggunakan model EOQ untuk mengadakan persediaan barang dagangan AC 2pk, maka PT. Electronic City Medan Carrefour masih dapat menghemat pengeluaran sebesar Rp. 108.786.500 - Rp. 103.281.850 = Rp. 5.504.650.

Berdasarkan perhitungan total biaya persediaan optimum, maka dapat diketahui berapa lama selang waktu untuk pemesanan berikutnya, dengan mengasumsikan bahwa setahun adalah 365 hari (t = 365 hari) dibagi dengan frekuensi pemesanan dari hasil perhitungan model EOQ (menggunakan rumus 2.7).

WAP = -./&

= -./& = 14,600 WAP = 15 hari.

(49)

PU = L.

Banyaknya AC 2pk yang akan dipesan berikutnya jika berdasarkan perhitungan model EOQ (Economic Order Quantity) atau pemesanan yang ekonomis adalah sebanyak 23 unit.

e. Data penjualan, data rata-rata biaya setiap kali pemesanan serta data rata-rata biaya setiap kali penyimpanan AC 2pk periode Januari 2015 sampai Desember 2015

Tabel 3.28 Data Penjualan AC 2pkpada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama periode Januari 2015 sampai Desember 2015

Tahun 2015

(50)

Tabel 3.29 Rata-Rata Biaya Pemesanan AC 2pk pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2015

Komponen Biaya Nilai (Rp) Telepon & Fax 234.900 Pengangkutan barang dagangan dan

penempatan dalam gudang

857.100

Jumlah 1.092.000

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Tabel 3.30 Rata-Rata Biaya Penyimpanan AC 2pk pada PT. Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2015

Komponen Biaya Nilai (Rp) Pengawasaan 37.000 Listrik 47.300 Beban air 39.250 Sewa gedung 439.150 Jumlah 562.700

Sumber: Head Office PT. Electronic City Medan Carrefour

Dari data penjualan, data rata-rata setiap kali pemesanan dan penyimpanan AC 2pk periode Januari 2015 sampai Desember 2015, maka diperoleh:

R = 2.834 unit

O = Rp. 1.092.000/tiap kali pemesanan C = Rp. 562.700/tiap kali penyimpanan Q = 90 unit

(51)

a. Frekuensi pemesanan (menggunakan rumus 2.1)

F =

= .0 7 $%&'

(

= 31,489 F = 31 kali

b. Total biaya pemesanan (menggunakan rumus 2.2)

T = O.

= (Rp. 1.092.000)(31) T = Rp. 33.852.000 c. Total biaya penyimpanan (menggunakan rumus 2.3)

T = C.

= (Rp. 562.700)(( )

T = Rp. 25.321.500 d. Total biaya persediaan tahunan (menggunakan rumus 2.4)

= O. + C.

= Rp. 33.852.000 + Rp. 25.321.500

= Rp. 59.173.500

(52)

Banyaknya AC 2pk yang akan dipesan setiap kali melakukan pemesanan dapat dihitung berdasarkan model EOQ (menggunakan rumus 2.5).

= . .

= (2)( .0 7)(,. ( . )

.#

= .,0(.7 .

.#

= 10.999,566

= 104,879

= 105 unit.

Dari perhitungan model EOQ, maka jumlah barang yang dipesan setiap kali melakukan pemesanan dagangan AC 2pk adalah sebanyak 105 unit (menggunakan rumus 2.6).

a. Frekuensi pemesanan ekonomis

FPE =

= .0 7 unit

,

= 26,990 FPE = 27 kali b. Total biaya pemesanan

T = O.

= (Rp. 1.092.000)(27) T = Rp. 29.984.000

c. Total biaya penyimpanan

(53)

= (Rp. 562.700)(, 2 ) T = Rp. 29.541.750 d. Total biaya persediaan tahunan

= O. + C.

= Rp. 29.984.000 + Rp. 29.541.750

= Rp. 59.025.750

Jika menggunakan model EOQ, maka dapat diketahui bahwa PT. Electronic City Medan Carrefour masih memperoleh keuntungan sebanyak Rp. 59.175.500 - Rp. 59.025.750 = Rp. 147.750.

Sementara selang waktu untuk pemesanan berikutnya jika mengasumsikan bahwa setahun adalah 365 hari (t = 365 hari) dibagi dengan frekuensi pemesanan dari hasil perhitungan model EOQ (menggunakan rumus 2.7).

WAP = 365hari = 365hari

#

= 13,519 WAP = 14 hari.

Banyaknya AC 2pk yang akan dipesan kembali dapat dihitung dengan mengalikan tenggang waktu (L), dengan permintaan per hari. Dan jika mengasumsikan bahwa setahun adalah 365 hari, maka permintaan per hari adalah . Dan L (waktu tunggu rata-rata) yang digunakan adalah selama 3 hari diperoleh dari jumlah pemesanan dalam setahun yaitu 31 kali dibagi dengan 12 bulan (menggunakan rumus 2.8).

PU = L.

= ( , 12)(

.0 7

(54)

Jumlah AC 2pk yang akan dipesan berikutnya berdasarkan perhitungan model EOQ adalah sebanyak 20 unit. Dengan demikian persediaaan barang dagangan AC 2pk di gudang penyimpanan pada PT. Electronic City Medan Carrefour tetap tersedia dan permintaan konsumen akan barang tetap terpenuhi setiap saat.

3.2 Tabel Hasil Perhitungan Biaya Pengadaan Persediaan Barang Dagangan

Dari setiap perhitungan biaya pengadaan persediaan barang dagangan Televisi 32 inchi dan AC 2pk selama periode tahun 2011 sampai tahun 2015, maka dapat diperoleh hasil-hasil perhitungan (X) yakni frekuensi pemesanan (F), total biaya pemesanan (T ), total biaya penyimpanan (T ), total biaya persediaan tahunan ( ), dan kuantitas ekonomis barang setiap pemesanan (EOQ), baik berdasarkan sistem perhitungan yang dilakukan PT. Electronic City Medan Carrefour dan berdasarkan perhitungan metode EOQ (Economic Order Quantity) untuk pengadaan persediaan barang dagangan televisi 32 inchi dan AC 2pk.

3.2.1 Hasil Perhitungan Pengadaan Persediaan Barang Dagangan Televisi 32 inchi

Tabel 3.31 Hasil Perhitungan Biaya Pengadaan Barang Dagangan Televisi 32 inchi Selama Periode Tahun 2011 sampai Tahun 2015 yang Dilakukan PT. Electronic City Medan Carrefour

X 2011 2012 2013 2014 2015

F 37 kali 30 kali 29 kali 16 kali 11 kali

T Rp. 138.750.000 Rp. 105.600.000 Rp. 94.888.000 Rp. 44.960.000 Rp. 24.244.000

T Rp. 112.500.000 Rp. 59.062.500 Rp. 54.225.000 Rp. 35.235.000 Rp. 9.155.250

(55)

Tabel 3.32 Hasil Perhitungan Biaya Pengadaan Barang Dagangan Televisi 32 inchi Selama Periode Tahun 2011 sampai Tahun 2015 Berdasarkan Perhitungan Model EOQ (Economic Order Quantity)

X 2011 2012 2013 2014 2015

101 unit 121 unit 100 unit 102 unit 149 unit

FPE 33 kali 23 kali 26 kali 14 kali 7 kali

T Rp. 123.750.000 Rp. 80.960.000 Rp. 85.072.000 Rp. 39.340.000 Rp. 15.428.000

T Rp. 126.250.000 Rp. 79.406.250 Rp. 60.250.000 Rp. 39.933.000 Rp. 15.157.025

Rp. 250.000.000 Rp. 160.366.250 Rp. 145.322.000 Rp. 79.273.000 Rp. 30.585.025

WAP 10 hari 16 hari 14 hari 26 hari 52 hari

PU 28 unit 19 unit 17 unit 5 unit 6 unit

Kemudian dapat diperoleh profit terhadap PT. Electronic City Medan Carrefour dalam pengadaan persediaan barang dagangan AC 2pk selama periode tahun 2011 sampai tahun 2015 berdasarkan perhitungan model EOQ.

Tabel 3.33 Profit Terhadap PT. Electronic City Medan Carrefour dari Pengadaan Persediaan Barang Dagangan Televisi 32 inchi Selama Periode Tahun 2011 sampai Tahun 2015 Berdasarkan Perhitungan Model EOQ

Profit/

tahun

2011

(Rp)

2012

(Rp)

2013

(Rp)

2014

(Rp)

2015

(Rp)

(56)

Gambar 3.1 Grafik

fik Profit Terhadap PT. Electronic City Medan C ngadaan Persediaan Barang Dagangan Televisi 32 i

iode Tahun 2011 sampai Tahun 2015 Berdasarka odel EOQ

ngan Pengadaan Persediaan Barang Dagangan

erhitungan Pengadaan Barang Dagangan AC 2pk ode Tahun 2011 sampai Tahun 2015 yang Dilakuk

onic City Medan Carrefour

2012 2013 2014

38 kali 37 kali 34 kali

Rp. 137.256.000 Rp. 97.495.000 Rp. 70.550.000

Rp. 99.243.000 Rp. 55.012.500 Rp. 38.236.500

(57)

Tabel 3.35 Hasil Perhitungan Biaya Pengadaan Barang Dagangan AC 2pk Selama Periode Tahun 2011 sampai Tahun 2015 Berdasarkan Perhitungan Model EOQ (Economic Order Quantity)

X 2011 2012 2013 2014 2015

104 unit 106 unit 119 unit 121 unit 105 unit

FPE 33 kali 32 kali 28 kali 25 kali 27 kali

T Rp. 127.875.000 Rp. 115.584.000 Rp. 73.780.000 Rp. 51.875.000 Rp. 29.984.000

T Rp. 128.470.000 Rp. 116.886.200 Rp. 72.738.750 Rp. 51.406.850 Rp. 29.541.750

Rp. 256.440.000 Rp. 232.470.200 Rp. 146.518.750 Rp. 103.281.850 Rp. 59.025.750

WAP 10 hari 11 hari 13 hari 15 hari 14 hari

PU 30 unit 30 unit 28 unit 23 unit 20 unit

Kemudian dapat diperoleh profit atau keuntungan terhadap PT. Electronic City Medan Carrefour dalam pengadaan persediaan barang dagangan AC 2pk selama periode tahun 2011 sampai tahun 2015 berdasarkan model EOQ.

Tabel 3.36 Profit Terhadap PT. Electronic City Medan Carrefour dari Pengadaan Persediaan Barang Dagangan AC 2pk Selama Periode Tahun 2011 sampai Tahun 2015 Berdasarkan Perhitungan Model EOQ

Profit/

Tahun

2011

(Rp)

2012

(Rp)

2013

(Rp)

2014

(Rp)

2015

(Rp)

(58)

Grafik 3.2 Profit Te Persediaa sampai T

0 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000

1

Terhadap PT. Electronic City Medan Carrefour diaan Barang Dagangan AC 2pk Selama Periode i Tahun 2015 Berdasarkan Perhitungan Model E

Tahun Profit

2 3

4

5

our dari Pengadaan

ode Tahun 2011 l EOQ

ofit

Tahun

(59)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis pengendalian persediaan barang dagangan televisi 32 inchi dan AC 2pk serta melakukan analisis data dengan dilandasi teori yang relevan dengan masalah yang diteliti pada PT. Electronic City Medan Carrefour, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model EOQ dan model ROP dalam pengadaan persediaan barang dagangan di PT. Electronic City Medan Carrefour kurang efisien jika dilihat dari profit yang diperoleh, karena profit yang diperoleh perusahaan sangat minimum. Profit yang diperoleh dari pengadaan barang dagangan televisi 32 inchi dari tahun 2011 sampai tahun 2015 masing-masing sebanyak Rp. 1.250.000, Rp. 4.296.250, Rp. 922.000, dan 2.814.225. Sementara profit yang diperoleh PT. Electronic City Medan Carrefour dari pengadaan AC 2pk dari tahun 2011 sampai tahun 2015 masing-masing sebanyak Rp. 2.085.000, Rp. 4.028.800, Rp. 5.988.750, Rp. 5.504.650, dan Rp. 147.750.

4.2Saran

(60)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan

Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan barang jadi untuk perusahaan-perusahaan industri (processing), maupun persediaan barang-barang dagangan yang berupa finished product ataupun barang-barang yang belum lengkap untuk perusahaan dagang. Perusahaan selalu membutuhkan persediaan disebabkan karena:

1. Bahan-bahan (barang-barang) yang diperlukan perusahaan tidak dapat datang secara satu persatu sebesar barang dagangan diperlukan serta pada saat barang dagangan diperlukan. Bahan-bahan (barang-barang) akan datang dalam jumlah yang besar, sehingga dengan demikian akan terjadi persediaan barang atau bahan dan tentu saja perusahaan harus menanggung biaya-biaya dan resiko dengan adanya persediaan barang atau bahan.

2. Untuk perusahaan-perusahaan industri, apabila terjadi bahan baku belum ada (datang), sedangkan tidak ada persediaan bahan baku, maka tentu saja kegiatan produksi akan terhenti dengan sendirinya. Demikian juga untuk perusahaan dagang, bila persediaan barang yang dijual tidak ada, padahal ada langganan yang akan membelinya maka tentu saja langganan akan kecewa. Kalau tidak ada persediaan barang atau bahan terjadi lebih dari satu kali saja maka langganan akan semakin kecewa dan mulai mencari perusahaan lain yang lebih memuaskan.

(61)

Masalahnya sekarang adalah berapa banyak persediaan harus ada serta kapan persediaan bahan atau barang dibeli. Sebab sebagaimana diketahui apabila persediaan bahan atau barang habis, maka akan menyebabkan berbagai kerugian bagi perusahaan. Sebaliknya apabila persediaan terlalu banyak juga akan menimbulkan tambahan biaya yang semestinya dapat dihemat.

Dengan demikian untuk mencapai efisiensi persediaan barang, paling sedikit management harus dapat menentukan suatu jumlah yang tepat untuk dibeli serta kapan pembelian barang dilakukan. Dari pembelian bahan baku diharapkan proses produksi perusahaan tidak terganggu (disebabkan karena gangguan bahan baku) serta biaya-biaya persediaan barang dagangan dapat ditekan seminimal mungkin.

Sehubungan dengan pengadaan persediaan barang dagangan, maka perlu dikembangkan adanya suatu sistem pengawasan persediaan yang optimal. Sistem pengawasan persediaan yang optimal yaitu meliputi:

a. Kapan mengadakan pemesanan barang kembali b. Berapa barang yang akan dipesan kembali

Untuk melaksanakan pengawasan persediaan yang optimal tentu saja harus diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pengadaan persediaan. Dengan mengabaikan salah satu faktor saja berarti perusahaan akan mendapatkan resiko yang lebih besar.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persediaan Barang

Faktor-faktor yang akan mempengaruhi persediaan barang pada perusahaan, ada beberapa macam, di mana satu dengan yang lain saling berhubungan, yakni sebagai berikut:

a. Perkiraan kebutuhan barang (forecast demand)

Sebelum kegiatan pembelian atau pemesanan barang dilakukan, maka

(62)

b. Harga daripada barang dagangan

Harga daripada barang ikut juga menentukan besar kecilnya persediaan barang. Harga daripada barang dagangan merupakan penentu berapa dana yang harus disediakan untuk pengadaan persediaan barang dagangan.

c. Biaya-biaya persediaan

Biaya-biaya persediaan hendaknya diperhatikan dalam penentuan besarnya persediaan. Dalam memuat analisis tentang biaya-biaya persediaan dikenal adanya dua tipe biaya, yaitu biaya-biaya yang semakin besar dengan bertambah besarnya rata-rata persediaan, dan biaya-biaya yang semakin kecil dengan berkurangnya besar rata-rata persediaan.

d. Kebijaksanaan pembelanjaan (financial policy)

Kebijaksanaan pembelanjaan berhubungan dengan seberapa jauh persediaan barang dagangan akan mendapatkan dana.

e. Kebutuhan senyatanya (actual demand)

Kebutuhan akan barang yang senyatanya (dalam waktu-waktu yang lalu) harus diperhatikan. Berapa besar kebutuhan barang dagangan serta bagaimana hubungannya dengan perkiraan kebutuhan yang telah dibuat untuk periode yang berkutnya harus diperhatikan dan dianalisis. Dengan demikian maka dapat dibuat perkiraan kebutuhan penjualan barang lebih mendekati pada kenyataan.

f. Waktu tunggu (lead time)

Waktu tunggu adalah tenggang waktu yang diperlukan untuk menunggu datangnya barang sesudah saat pemesanan. Waktu tunggu perlu diperhatikan karena erat hubungannya dengan penentuan saat pemesanan kembali (reorder). Dengan diketahuinya waktu tunggu yang tepat maka kelangsungan proses produksi tetap terjamin sedangkan biaya-biaya persediaan dapat ditekan sampai seminimal mungkin. Maka perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari pelanggan dan tidak akan mengecewakan pelanggan karena kebutuhan pelanggan tetap ada dalam perusahaan, serta pelanggan tidak akan pindah tempat dalam membeli kebutuhannya.

(63)

Biaya-Biaya Persediaan Harga Bahan Kebijksanaan Pembelanjaan

Perkiraan Pemakaian EOQ

Pemakaian Sesungguhnya Persediaan Besi Persediaan Bahan

Waktu Tunggu Pembelian Kembali Produksi

Gambar 2.1 Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persediaan Barang Persediaan bahan atau barang yang optimal akan bergantung kepada keadaan masing-masing faktor. Dengan diketahuinya kebijaksanaan pembelanjaan (financial policy), biaya-biaya persediaan, harga daripada barang serta perkiraan kebutuhan akan barang akan dapat ditentukan jumlah atau kuantitas barang yang dipesan yang paling optimal (mempunyai biaya minimal). Demikian juga dengan diketahuinya perkiraan kebutuhan akan barang (pada waktu yang lalu) dengan penjualan barang akan dapat dianalisa persediaan (safety stock) yang paling tepat waktu (lead time) diperlukan untuk menentukan pemesanan kembali (reorder). EOQ (Economic Order Quantity), safety stock dan reorder akan membentuk pola persediaan barang dari perusahaan yang bersangkutan.

2.3 Teori Persediaan

(64)

Menurut Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto (2003) bahwa persediaan adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik berupa bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, barang-barang untuk keperluan operasi, atau barang-barang untuk keperluan suatu proyek.

Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting adalah pengendalian persediaan. Apabila perusahaan menanamkan terlalu banyak dana dalam persediaan, maka akan menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan. Dengan demikian apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya kekurangan barang (stock out cost).

Persediaan (inventory) ditujukan untuk mengantisipasi kebutuhan permintaan. Permintaan meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap, dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan. Jenis persediaan ini sering disebut dengan istilah persediaan keluaran produk (product output).

Sistem persediaan diartikan sebagai serangkaian kebijakan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus disediakan dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem persediaan bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat.

2.4 Manajemen Pengendalian Persediaan

(65)

Langkah awal dalam mengembangkan sistem pengawasan persediaan adalah menganalisis kemana tujuan sistem diarahkan. Karena tujuan sistem pengawasan persediaan akan menjadi pedoman atas kebijakan persediaan. Sistem pengawasan persediaan yang baik hanya membutuhkan perhatian apabila ada pengecualian. Penyesuaian yang harus dilakukan adalah membuat sistem operasi agar:

1. Menjamin atau memastikan barang dan bahan baku cukup tersedia 2. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan serta keterlambatan barang 3. Menyediakan laporan tepat waktu dan konsisten kepada manajemen 4. Mengeluarkan sedikit jumlah sumber daya dalam penyempurnaannya

Terdapat enam macam yang sangat penting dalam mengembangkan dan memelihara sistem dan kegagalan dalam menurunkan efisiensi seluruh sistem. 1. Mengembangkan peramalan permintaan dan menguji kesalahan peramalan 2. Menyelesaikan model persediaan, salah satunya dengan menggunakan model

EOQ(Economic Order Quantity)

3. Menghitung biaya persediaan (biaya pesan, biaya simpan, dan biaya penjualan)

4. Model yang digunakan dalam mencatat dan menghitung setiap barang 5. Model penerimaan, penanganan dan penyimpanan

6. Prosedur informasi yang digunakan dalam melaporkan pengecualian.

2.5 Analisis Persediaan

(66)

pemogokan. Adapun bentuk serta tujuan persediaan, sering menimbulkan biaya besar bagi perusahaan bisnis.

Economic Order Quantity atau EOQ (kuantitas pemesanan yang ekonomis) klasik memberikan bentuk analisis persediaan paling mendasar dan fundamental. Model-model EOQ memberikan sarana untuk menentukan berapa jumlah yang harus dipesan (kuantitas pesanan) dan kapan pemesanan harus dilakukan sehingga biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan dapat diminimalisir. Asumsi dasar atas model-model EOQ adalah bahwa permintaan diketahui dengan pasti dan bersifat konstan.

2.6 Fungsi-Fungsi Persediaan

a. Fungsi Decoupling

Adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier (pemasok). Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para langganan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut

fluctuation stock.

b. Fungsi Economic Lot Sizing

Persediaan lot size perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan atau potongan pembelian atau pemesanan, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan pembelian atau pemesanan dalam kuantitas yang lebih besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan.

c. Fungsi Antisipasi

(67)

barang-barang selama periode tertentu. Sehingga perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang disebut persediaan pengaman (safety stock).

2.7 Penentuan Sistem Persediaan

Apabila barang-barang yang telah dibeli atau diproduksi sendiri semuanya terjual dalam suatu periode maka dalam menentukan keuntungan atau profit atas penjualan akan dapat ditentukan dengan mudah, yaitu total harga pokok penjualan pembelian atau biaya produksi yang juga merupakan harga pokok penjualan dibebankan pada hasil penjualan (revenue from sales). Tetapi biasanya sebagian barang yang dibeli, tidak atau belum terjual pada akhir suatu periode. Sehingga memerlukan penilaian atas barang dagangan. Permasalahan yang terjadi dalam menentukan nilai dari persediaan yang dilaporkan pada neraca sebagai laporan keuangan adalah faktor-faktor yang termasuk dalam suatu persediaan dan berapa besarnya nilai persediaan barang dagangan.

a. Sistem Periode Berkala (Periodic System)

Merupakan sebuah sistem yang setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam menentukan jumlah persediaan barang dagangan akhir.

b. Perpectual System

Biasa disebut juga book inventories yaitu persediaan yang diatur dalam catatan administrasi. Setiap mutasi dari persediaan sebagai akibat dari pembelian dapat dilihat dalam kartu administrasi persediaannya. Bila metode

Perpectual System dipakai secara fisik hanya dilakukan paling tidak setahun sekali yang biasanya dilakukan untuk keperluan counter checking antara jumlah persediaan menurut fisik dengan menurut catatan dalam kartu administrasi persediaannya.

2.8 Model-Model Analisis Pengendalian Persediaan

Ada berbagai analisis dalam pengendalian persediaan, antara lain adalah pengendalian persediaan berdasarkan permintaan yang independent, yaitu:

a. Sistem pemesanan tetap

(68)

adalah model EOQ (Economic Order Quantity) atau pemesanan yang ekonomis.

b. Sistem produksi tumpukan

Sistem produksi tumpukan berorientasi pada produksi barang dalam tumpukan tertentu. Model yang cukup popular adalah formula EPQ (Economic Production Quantity).

c. Sistem periodik tetap

Sistem periodik tetap digunakan untuk perhitungan atau tinjauan pemesanan kembali persediaan barang berdasarkan jadwal waktu yang tetap. Model yang dikembangkan dalam sistem periodik tetap, adalah model EOI (Economic Order Interval).

d. Sistem minimum-maksimum

Sistem minimum-maksimum menganut paham sebaiknya diusahakan suatu jumlah persediaan minimum untuk menjamin kelangsungan operasi perusahaan, namun juga perlu ditetapkan jumlah maksimal untuk menjamin tidak tertumpuknya barang secara tidak terkendali.

2.9 Jenis-Jenis Persediaan

Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara yang dilihat dari fungsinya yaitu:

1. Bath Stock atau Lot Size Inventory

Merupakan persediaan yang diadakan karena membeli atau membuat bahan-bahan dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Sehingga pembelian atau pembuatan yang dilakukan dalam jumlah besar, sedangkan penggunaan atau pengeluaran dalam jumlah kecil. Persediaan Lot Size Inventory timbul karena bahan atau barang yang dibeli, dikerjakan dan diangkut dalam jumlah yang besar, sehingga barang yang diperoleh lebih banyak dan cepat daripada penggunaan atau pengeluarannya, serta untuk sementara tercipta suatu persediaan. Keuntungan yang akan diperoleh dari adanya bath-stock antara lain:

Gambar

Tabel 3.2 Rata-Rata  Biaya Setiap Kali Pemesanan Televisi 32 inchi pada PT.             Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2011
Tabel 3.6 Rata-Rata  Biaya Setiap Kali Penyimpanan Televisi 32 inchi pada             PT
Tabel 3.7 Data Penjualan Televisi 32 inchi pada PT. Electronic City Medan            Carrefour Selama Periode Januari 2013 sampai Desember 2013
Tabel 3.8 Rata-Rata  Biaya Setiap Kali Pemesanan Televisi 32 inchi pada PT.            Electronic City Medan Carrefour Selama Periode Tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

berapa total biaya persediaan bahan baku bila perusahaan menetapkan kebijakan EOQ berapa batas atau titik pemesanan bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan selama masa tenggang

Analisis pengendalian persediaan dengan metode EOQ menghasilkan kuantitas pemesanan yang optimal untuk rorasol sebesar 20.287,78 kg dengan frekuensi pemesanan sebanyak satu kali

Pengumpulan data bahan baku utama, jumlah permintaan bahan baku, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, tenggang waktu dan biaya persediaan perusahaan. Penentuan

Pengolahan data yang akan dilakukan yaitu total biaya persediaan bahan baku yang minimum dan jumlah pemesanan bahan baku yang optimal dengan menggunakan metode

Sehubungan dengan pembelian persediaan barang dagangan yang akan dilaksanakan, maka perusahaan harus mengadakan perencanaan dan pengendaliaan persediaan barang dagangan

Economic Order Quantity (EOQ) merupakan suatu metode yang menentukan jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk setiap kali pembelian dengan diketahuinya biaya-biaya

Salah satu metode yang digunakan untuk pengendalian persediaan adalah metode Economic Order Quantity (EOQ) yang memberikan jumlah pemesanan ekonomis.. Perusahaan

Total biaya persediaan bahan baku di UKM WIRA BAG’S PRODUCTION dihitung dengan mengetahui total kebutuhan bahan baku, pembelian rata-rata bahan baku, biaya pemesanan dalam