• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Biogas (Gas Methan) Dari Hasil Pengolahan Palm Oil Mill Effluent (Pome) Secara Anaerobic Sebagai Bahan Bakar Unit Oil Refinery Dan Pencegah Pencemaran Lingkungan Di Pt.Multimas Nabati Asahan, Batu Bara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Biogas (Gas Methan) Dari Hasil Pengolahan Palm Oil Mill Effluent (Pome) Secara Anaerobic Sebagai Bahan Bakar Unit Oil Refinery Dan Pencegah Pencemaran Lingkungan Di Pt.Multimas Nabati Asahan, Batu Bara"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

lv

(2)
(3)
(4)

liv

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Gambaran Sekilas Industri Kelapa Sawit ,sekjen Deperindag Jakarta: Deperindag.

Agusnar, H. 2008. Analisa Pencemaran dan Pengendalan Lingkungan. Medan: USU Press.

Choo Yen, M. 1994 .Palm Oil Carotenoid Food And Nutrition Bulletin.Vol 23.

Fauzi, Yan dkk. 2004. Kelapa Sawit , Budi Daya, Pemanfaatan Hasil, dan Limbah, Analisa Usaha dan Pemasaran. Edisi Revisi. Cetakan 14. Jakarta: Penebar Swadaya.

Ketaren. S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta: UI-Press.

Naibaho, P.M. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Paham, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Managemen Agribisnis dari Hulu hingga Hillir.Cetakan Pertama. Jakarta : Penebar Swadaya.

Risza, S. 1994.Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Yogyakarta. Penerbit Kanisius.

Smith, J.E. 1998. Bioteknologi. Edisi 2. Jakarta. EGC Press.

Suharto. 2011. Limbah Kima Dalam Pencemaran Udara dan Air. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.

Tan, B.K. 1981. Malaysian Palm Oil Chemical And Physical Characteristics.

Selangor Darul Ehsan: PORIM Technology.

(5)

xxxviii

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1.Alat-Alat

- Themometer

- pH meter

- Sensor

- Pengukur tekanan

- Pengukur volume

- Pembakar gas (Stabilizer)

- Filter gas

- Aerator

- Decanter 2 phase

- Peralatan listrik

- Blower

(6)

xxxix

- Penghitung volume retensi

- Slurry pond 1620 M³

- Cooling pond 2184 M³

- Mixing pond I 2184 M³

- Mixing pond II 2184 M³

- Transfer pond 10 M³

- Anaerobic Tank 6900 M³

- Aerobic Tank 8000 M³

- Netralizing pond 6100 M³

- Polishing pond

- Buffer pond

- Drain sludge pond

- Mini Pond 25 M³

- Fish pond 1250M³

- Clarifier

(7)

xl

3.2.Bahan

- biakan bakteri streptococci, methanobacillus,methanobacterium

- biakan bakteri aerobic

- limbah cair kelapa sawit

- limbah cair refinery

(8)

xli

3.3.Prosedur Pengerjaan.

3.3.1. Penyiapan Kolam

- disiapkan kolam kolam penampungan limbah cair dari beberapa sumber-sumber penghasil limbah.

- di kosongkan kolam dari minyak maupun air..

- dihitung kapasitas volume kolam.

- dialirkan limbah cair pabrik kelapa sawit dari sumbernya (PKS).

- dihitung debit air limbah cair yang masuk kedalam kolam slury pond.

- di hitung retention time limbah cair yang ada di kolam.

- didiamkan sesuai retention time nya

- di catat data yang di peroleh.

- dialirkan under flow limbah cair dari slurry pond menuju cooling pond.

- didiamkan sesuai retention time nya sambil dilakukan aerasi.

(9)

xlii

- diturunkan suhunya dan didiamkan sesuai retention time nya sambil dilakukan aerasi.

- dialirkan over flow menuju buffer pond, dan under flow menuju netralizing pond

- dialirkan over flow buffer pond menuju polishing pond.

- dari netralizing pond dialirkan menuju transfer pond.

- di ukur suhu, dan pH

- dialirkan menuju transfer pond.

3.3.2. Pengolahan Dalam Tanki fermentasi (Anaerob tank)

- disiapkan lumpur aktif yang berisi mikroorganisme di dalam Anarob Tank

- dari transfer pond di ukur pH dan suhu yang sesuai dengan jenis Mikroorganisme yang dibikkan dalam tanki.

- dialirkan menuju Anaerobic tank 1-6.

- diaktifkan sensor di setiap unit Anaerob tank .

- didiamkan hingga terjadi reaksi fermentasi (membentuk biogas)

- di monitoring setiap jam melalui komputer.

- di pisahkan gas yang di peroleh dengan limbah cair melalui blower.

(10)

xliii

- pada saat tertentu di murnikan dengan NaOH 8-10%

- di uji gas methan dengan pembakar gas

- jika belum dikirim disimpan didalam temporary storage tank.

- di transfer ke unit refinery sebagai bahan bakar melalui pipa pembawa.

- di hitung jumlah gas yang di transfer.

- dicatat hasilnya.

3.3.3. Pengolahan Limbah

- dipisahkan gas dengan limbah cair.

- dialirkan limbah cairdari Anaerobic tank 1,2,3 menuju clarifier 1

- dialirkan limbah cairdari Anaerobic tank 4,5,6 menuju clarifier 2

- dialirkan kembali menuju polishing pond.

- dicampurkan dengan limbah cair dari buffer pond.

- dialirkan over flow kolam polishing pond menuju sludge drain pond

- dihisap slurdge dalam kolam menuju Decanter

(11)

xliv

- dialirkan menuju Aerobic Tank

- didiamkan hingga terjadi reaksi dan mikroorganisme serta limbah pencemar berkurang.

- dialirkan menuju clarifier 3.

- diendapkan padatan yang masih tersisa.

- dialirkan over flow menuju fish pond.

- di uji parameter limbah yang akan buang di dalam Laboratorium.

(12)

xlv

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Data

Tabel 1. LOG SHEET METHANE GAS

Hari/ tanggal : Kamis/ 23 februari 2013

JAM

BLOWER GAS METHANE

Flaring

KETERANGAN Frequency Blower Inlet Blower Outlet Gas Flow Gas Flow

(13)

xlvi

Tabel 2. LOG SHEET FLOW METER EFFLUENT TREATMENT

Hari/Tanggal : kamis/28 Februari 2013

(14)

xlvii

8 power usage 1 KWH 17125 - 9 power usage 2 KWH 118801 - 10 press water usage M³ 86434 - 11 sludge Decanter M³ - -

Shift 2

No Item start finish total 1 Slurry pond M³ 448855 486896 241 2 Fish Pond M³ 509929 510180 251

3 Feeding M³ - -

4 Product Methan kg - - 5 Komposisi Methan CH₄ % H₂S ppm

67 -

6 Tawas kg - -

7 Polimer Kg - -

(15)

xlviii

Shift 3

No Item start finish total 1 Slurry pond M³ 486876 487045 548 M³/Day 2 Fish Pond M³ 510180 510411 745 M³/Day

3 Feeding M³ - -

4 Product Methan kg - - 5 Komposisi Methan CH₄ % H₂S ppm

67,7 -

6 Tawas kg - -

7 Polimer Kg - -

8 power usage 1 KWH - 17140 15 KWH 9 power usage 2 KWH - 114817 116 KWH 10 press water usage M³ - 86437 3 M³ 11 sludge Decanter M³ - -

4.2. perhitungan

4.3. Reaksi

(16)

xlix

4.4. Pembahasan

Pada pengolahan limbah lumpur berupa senyawa kimia organik dengan proses Anaerobik oleh berbagai macam mikroba yang dibantu oleh nutrien menjadi produk gas bio. Keuntungan perlakuan anaerobic diantaranya adalah : reduksi limbah, stabilisasi, perbaikan drainase dan matinya mikroba patogen. Komponen limbah industri sangat kompleks termasuk didalamnya polisakarida, lemak dan protein.

(17)

l

rendah. Seterusnya senyawa asam lemak dan alkohol akan dikonversi menjadi gas methan dan gas karbondioksida.

Biogas adalah campuran gas yang dilepaskan dari hasil fermentasi bahan bahan-bahan organik yang dapat terurai secara alami dalam kondisi anarobik. Teknologi biogas menghasilkan gas yang sebagian besar mengandung gas methan (CH₄) dan karbon dioksida (CO₂), serta beberapa kandungan gas lain yang

(18)

li

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

dari hasil observasi yang telah dilakukan selama di instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di pabrik kelapa sawit P.T.Multimas nabati asahan diperoleh kesimpulan:

- Biogas dihasilkan dari proses Fermentasi Anaerobic dalam tanki Anaerob yang telah terdapat lumpur aktif yang berisi mikroorganisme penghasil gas methan yang berfungsi merubah senyawa organik dalam limbah menjadi gas CH₄, CO₂, NH₃, H₂S, H₂, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti solar atau bahan bakar minyak lainya untuk unit pengolahan Refinery 200 Pabrik Kelapa Sawit Multimas yang menghemat konsumsi solar sekitar 1500 L / Hari.

(19)

lii

- Teknologi anaerob untuk menghasilkan biogas dan mereduksi limbah pencemar merupak metode yang paling baik bagi industri untuk

menghasilkan limbah yang ramah lingkungan, sebaiknya digunakan untuk mengolah air limbah dengan kandungan organik tinggi. Jika menggunkan teknologi ini sebaiknya gas CH₄ setelah dimurnikan dengan cara yang tepat, maka dapat diambil dan dimanfaatkan sebagai energi daripada dibuang kelingkungan karena CH₄ merupakan salah satu gas rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya global warming (pemanasan global).

5.2. Saran

- Sebaiknya perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan minyak kelapa sawit harus mengolah limbahnya agar tidak terjadi pencemaran lingkungan serta terjadi pemanasan global karena terjadi pelepasan gas rumah kaca ke udara yang dihasilkan pabrik.

- Sebaiknya pemeriksaan terhadap limbah cair kelapa sawit perlu dilaksanakan secara rutin oleh perusahaan dan lembaga atau instansi terkait.

(20)

xxi

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Kelapa Sawit

Kelapa sawit bukanlah tanaman asli di Indonesia. Tanaman ini dimasukkan pertama kali dari Afrika sebagai sentra plasma nutfah pada tahun 1848, ditanam di kebun raya bogor. Percobaan percobaan banyak dilakukan di berbagai tempat di Jawa dan Sumatera. Disumatera selatan misalnya ditanam di Muara Enim (1869) Musi Ulu (1878), di Belitung (1890) dan lain lain. Semuanya dilaporkan tumbuh dengan baik namun belum ada yang memulai membuka perkebunan sacara komersial.

(21)

xxii

100 ha. Maskapai utama yang tercatat adalah HVA, RCMA, Socfin, Asahan Cultuur Mij, LCB Mayang, Deli Mij, dan S.Liput Cultuur Mij. (naibaho,1998).

Berdasarkan bukti bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari nigeria, Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari Amerika, yakni dari Brazilia. Zeven menyatakan bahwa tanaman kelapa sawit berasal dari daratan tersier, yang merupakan daratan penghubung antara Afrika dan Amerika. Kedua daratan ini kemudian terpisah oleh lautan menjadi benua Afrika dan Amerika sehingga tempat asal komoditas kelapa sawit ini tidak lagi dipermasalahkan orang.

Kelapa sawit (Elaeis guineesis) saat ini telah berkembang pesat di Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia, dan justru bukan di Afrika barat atau Amerika yang dianggap sebagai daerah asalnya. Masuknya bibit kelapa sawit di indonesia pada tahun 1948 hanya sebanyak 4 batang yang berasal dari Bourbon (Mauritius) dan Amsterdam. Ke-empat batang bibit kelapa sawit tersebut ditanam di Kebun Raya Bogor dan selanjutnya disebarkan ke Deli Sumatra Utara.

(22)

xxiii

2.2. Industri Minyak Kelapa Sawit.

Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota golongan lipid, yaitu lipid netral. Lipid itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu 1) lipid netral, 2) fosfatida, 3) spingolipid, 4) glikolipid. Semua jenis lipid ini banyak terdapat di alam. Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit (palam kernel oil) dan sebagai hasil hasil samping ialah bungkil inti kelapa sawit (palm kernel meal atau pellet).

Di indonesia pabrik yang menghasilkan minyak inti kelapa sawit dan bungkil inti kelapa sawit adalah pabrik Ekstaksi minyak kelapa sawit di Belawan-Deli.sifat fisiko-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau, dan flavour, kelarutan, dan polimorphism, titik didih (boiling point), titik pelonakan, slipping point, shot melting point; bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan ( turbidity poin),

(23)

xxiv

Beberapa sifat fisiko-kimia dari kelapa sawit nilainya dapat dilihat pada tabel 12.18

Tabel 1. Nilai sifat fisiko-kimia Minyak Sawit Dan Minyak Inti sawit.

Sifat minyak sawit minyak inti

Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah meningkatkan produktifitas perusahaan dan nilai tambah produktivitasnya. Industri komoditas miyak sawit memungkinkan terciptanya mata rantai pengolahan dari dalam negeri. Hal ini diharapkan berdampak positif terhadap perluasan kesempatan berusaha disamping menciptakan tambahan lapangan kerja.

(24)

xxv

dan sumber daya manusia serta tersedianya peluang pasar yang cukup besar baik di dalam maupun di luar negeri.

Pemasaran komoditas perkebunan selama ini masih terkonsentrasi pada upaya Ekspor berupa bahan mentah. Pola pemasaran seperti ini mempunyai posisi yang lemah ditengah tengah ketatnya persaingan dalam perdagangan dunia. Posisi ini juga akan semakin sulit dengan banyaknya barang substitusi sebagai hasil kemajuan teknologi di negara maju yang diciptakan untuk mengurangi ketergantungannya terhadap negara negara berkembang. Oleh karena itu pemerintah telah memulai mengambil langkah-langkah kebijaksanaan untuk mengembangkan kegiatan agroindustri.

Beberapa pengembangan agroindustri yang sudah dilakukan oleh perkebunan kelapa sawit adalah Margarine, Oleochemical, Gliserin, Fatty Acid dan lain-lain. (risza,1993).

2.3. Komponen Kimia Minyak Kelapa Sawit.

(25)

xxvi

Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada tabel 12.17. Bahan yang tidak dapat disabunkan jumlahnya sekitar 0,3 persen.

Tabel 2.Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit da minyak inti kelapa

sawit.

Asam lemak minyak kelapa sawit minyak inti sawit

(persen) (persen)

Asam kapilat - 3-4

Asam kaproat - 3-7

Asam laurat - 46-52

Asam miristat 1,1-2,5 14-17

Asam palmitat 40-46 6,5-9

Asam stearat 3,6-46 1-2,5

Asam oleat 39-45 13-19

Asam linoleat 7-11 0,5-2

(26)

xxvii

Minyak kelapa sawit tersusun atas lemak dan minyak alam yang terdiri atas trigliserida, digliserida, dan mono digliserida, asam lemak bebas, moisture,

pengotor, dan komponen-komponen minor bukan minyak / lemak yang secara umum disebut dengan senyawa yang tidak dapat disabunkan (Sekjen deperindag,2007).

Disamping komponen utama penyusun minyak kelapa sawit berupa asam lemak jenuh dan tak jenuh (Stearin dan Olein), juga terdapat komponen minor yang terdapat pada minyak kelapa sawit dalam jumlah kecil. Minyak kelapa sawit mengandung sekitar 1% komponen minor diantaranya: karoten, vitemin E (tokoferol dan tokotrienol), sterol, fosfolipid, glikiolipid, terpen, dan hidrokarbon alifatik.kegunaan yang terpenting dari karoten dan vitamin E adalah memberikan kontribusi sifat fisiologis yang penting pada tubuh (Choo Yen,1994)

(27)

xxviii

Tabel 3. Komponen minor dari minyak kelapa sawit

No Senyawa Konsentrasi (ppm)

1 Karotenoid 500-700 2 Tokoperol dan Tokotrienol 600-1.000

3 Sterol 326-527

4 Phospolipid 5-130 5 Triterpen Alkohol 40-80 6 Metil Sterol 40-80

7 Squalen 200-500

8 Alkohol Alifatik 100-200 9 Hidrokarbon Alifatik 50

(Tan,1981)

(28)

xxix

2.4. Dampak Lingkungan Industri Kelapa Sawit

Pembangunan industri di indonesia berdasarkan konsepsi wilayah pusat pertumbuhan industri yang mencerminkan keterpaduan dan keterkaitan serta bertumpu pada potensi sumber daya alam dan energi. Atas dasar ini dilakukan dua macam pendekatan yaitu pendekatan Sektoral dan pendekatan Regional.

Pencemaran terjadi akibat adanya bahan beracun dan berbahaya dalam limbah lepas yang masuk lingkungn hingga terjadi perubahan kualitas lingkungan. Sumbaer bahan beracun dan berbahaya dapat diklasifikasikan: (1) industri kimia organik maupun anorganik, (2) penggunaan bahan beracun dan berbahya sebagai bahan baku atau bahan penolong dan (3) peristiwa kimia-fisika, bologi dalam pabrik. Lingkungan sebagai bahan penerima akan menyerap bahan tersebut sesuai dengan kemampuanya. Sebagai bahan penerima adalah udara, permukaan tanah, air sungai, danau, dan lautan yang masing-masing mempunyai karakteristik berbeda. Air di suatu waktu dan tempat tertentu berbeda karakteristiknya dengan air pada tempat yang sama dengan waktu yang berbeda. Air berbeda karakteristiknya akibat peristiwa alami serta pengaruh faktor lain.

(29)

xxx

lingkungan di tetapkan pada satu periode dan tempat tertentu. Kualitas adalah suatu numerik yang di tetapkan berdasarkan situasi dan kondisi tertentu dengan mempertimbangkan banyak faktor yang mempengaruhi lingkungan. Kualitas lingkungan mengalami perubahan pada suatu periode tertentu sesuai dengan interaksi komponen lingkungan.

Kualitas limbah menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari kandungan pencemar dalam limbah. Kandungan pencemar dalam limbah terdiri dari berbagai parameter. Semakin sedikit parameter dan semakin kecil konsentrasi, menunjukkan peluang pencemar terhadap lingkungan semakin kecil. Limbah yang diproduksi oleh pabrik berbeda satu dengan yang lain, masing masing memiliki karakteristik tersendiri pula. Karakter ini diketahui berdasarkan parameternya. ( Agusnar, 2008).

(30)

xxxi

kedalam lingkungan alam tanpa menimbulkan efek apapun yang merugikan (Smith,1995).

2.5. Limbah Cair Kelapa Sawit

Limbah cair juga dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit. Ini berasal dari kondensat, satsiun klarifikasi dan dari Hydrocyclone. Limbah kelapa sawit memiliki kadar bahan organik yang tinggi. Tingginya kadar bahan tersebut menimbulkan beban pencemaran yang besar, karena diperlukan degredasi bahan organik yang lebih besar pula. Lumpur (sludge) disebut juga lumpur primer yang berasal dari proses klarifikasi merupakan salah satu limbah cair yang dihasilkan dalam proses pengolahan kelapa sawit, sedangkan lumpur yang mengalami proses sedimentasi disebut lumpur sekunder. Kandungan bahan organiik lumpur juga tinggi yaitu pH berkisar 3-5.

(Fauzi,2004).

2.6. Undang Undang Lingkungan Hidup

(31)

xxxii

Tanda-tanda pencemaran ini gampang terlihat pada komponen lingkungan yang terkena pencemaran. Berbeda halnya dengan pencemaran yang terjadi dalam waktu yang cukup lama. Bahan pencemar sedikit demi sedikit terakumulasi. Jangkauan pencemar dalam jangka pendek maupun panjang tergantung pada sifat limbah, jenis, volume limbah, frekuensinya dan lamanya limbah berperan. (Agusnar,2008).

Peraturan keselamatan (safety), keselamatan (Health), dan lingkungan Hidup (environmental) dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu :

• Peraturan Luar Negeri, dan penetapan ISO 14001 • Peraturan dalam negeri.

2.6.1. Peraturan luar negri sebagai pembanding

Beberapa contoh peraturan luar negeri dikeluarkan oleh pihak Amerika Serikat, yaitu:

• Peraturan occupation safety and Health Act yang di terbit-kan di amerika serikat pada tanggal 29 Desember 1970 bertujuan untuk mengurangi kecelakan di tempat kerja menyebabkan luka-luka, sakit dan meninggal dunia.

• Occupation safety and health standart bekerja sama dengan instansi

Department of labour Occupation safety and Health Administration

(32)

xxxiii

Undang-undang lingkungan hidup di Amerika Serikat

National Enviromental Policy Act of 1970 (NEPA)

Clean Air Act of 1970 (CAA)

Federal Water Pollution Control Act of 1970 (FWCPA)

Comprehensive Environmental Response, Compensation and

Liability Act of 1980 (CERCLA).

Undang undang Republik Indonesia (UURI) Nomor 4 Tahun 1982 tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup dan diikuti beberapa Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri, Surat Keputusan Menteri sampai dengan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup harus disosialisasikan dan ditaati oleh dunia industri, masyarakat, dan pengusaha.

(33)

xxxiv

2.6.2. Undang Undang Lingkungan Untuk Pabrik Kelapa Sawit

Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa pembuangan limbah segar kebadan air penerima akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan, oleh karena itu perlu dikendalikan agar sesuai dengan dengan persyaratan bahan baku yang diperkenankan. Mutu limbah yang diperkenankan menurut Keputusan Menteri Negara KLH No.Kep.03/MENKLH/II/1991 adalah seperti tabel berikut.

Tabel 4. Baku Mutu Limbah Pabrik Kelapa Sawit.

Parameter Beban Maksimum

___________________________________________________________________ Pengelolaan lingkungan hidup menjadi suatu keharusan bagi agribisnis kelapa sawit karena meningkatnya tekanan konsumen akan roduk yang ramah lingkungan (green product ).

(34)

xxxv

1. Undang-undang Nomor 4 tahun 1982 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1993 sebagai penyempurnaan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1986 tentang pengelolaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

3. Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1990 tentang pembentukan badan Penanggulangan Dampak Lingkungan (BAPEDAL).

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengolahan Lingkungan Hidup sebagai penyempurna UU No.4 tahun 1982.

5. Peratura Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 sebagai penyempurna PP No. 51 Tahun 1993, dimana telah diakomodir wacana otonomi daerah sehingga memungkinkan pembahasan dan penilaian AMDAL oleh Pemerintah Daerah.

Menurut keputusan Kepala Badan Penanggulangan Dampak Lingkungan Hidup No.19 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup pada Lampiran II dikemukakan bahwa studi AMDAL, terdapat empat kelompok parameter komponen lingkungan hidup, sebagai berikut :

• Fisik-Kimia (iklim,kualitas udara,demografi,ruang ,lahan,tanah,dan hidrologi)

• Biologi (flora dan fauna)

• Sosial (budaya,ekonom,dan pertahanan/keamanan)

(35)

xxxvi

2.7. Fermentasi Biogas (gas methan).

Teknologi fermentasi dapat melibatkan sel-sel hidup yang lengkap (mikroba, sel-sel hewan dan tumbuhan) atau komponen sel (Enzim) dan diarahkan untuk menimbulkan perubahan kimiawi atau fisika yang spesifik pada substansi organik. Konversi bahan organik menjadi metana lewat fermentasi merupakan proses alami, yang menghasilkan energi dalam keadaan bersih, berenergi tinggi dan berbentuk gas. Produk metana terjadi secara alami pada rawa-rawa, pada endapan organik dalam sistem akuatik dan pada usus sapi.

C₆H₁₂O₆ → CH₄ + 3CO₂

(36)

xxxvii

(37)

xv

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kelapa sawit bukan tanaman asli Indonesia, namun kenyataanya mampu hadir dan berkiprah di indonesia tumbuh dan berkembang denan baik (perkebunannya dapat ditemukan antara lain di sumatra utara dan D.I. Aceh) dan produk olahanya – minyak sawit menjadi salah satu komoditas perkebunan yang handal. ( Tim penulis)

Minyak Sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada keragaman kegunaan dari minyak sawit. Minyak sawit disamping digunakan sebaai bahan mentah industri pangan, dapat pula digunakan sebagai bahan mentah industri non-pangan.

Dalam perekonomian indonesia komoditas kelapa sawit memegang peranan yang cukup strategis karena komoditas ini punya prospek yang cerah sebagai sumber devisa negara . di samping itu, minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak di konsumsi di seluruh dunia, sehingga secara terus menerus mampu menjaga stabilitas harga minyak sawit.(risza,1994)

(38)

xvi

kapasitas yang cukup besar yaitu antara 10 s/d 60 ton/jam maka bahan buangan tersebut mempengaruhi lingkukngan Biotik dan Abiotik.

Perkembangan areal perkebunan kelapa sawit yang diikuti dengan pembangunan pabrik yang cukup pesat akan mempengaruhi lingkungan sekitar terutama lingkungan badan penerima limbah. Untuk mengurangi dampak negatif pabrik pengolahan kelapa sawit yang mengacu pada undang-undang No 4 tahun 1982 dan peraturan pemerintah, maka pengendalian limbah pabrik kelapa sawit harus dilakukan dengan baik. Pengendalian limbah pabrik kelapa sawit dapat dilakukuan dengan cara pemanfaatan, pengurangan volume limbah dan pengawasan mutu limbah.

Pembangunan instalasi pengendalian limbah dilakukan bersamaan dengan pembanguna pabrik kelapa sawit dengan sistem yang didasarkan kepada kapasitas dan kualitas yang diinginkan. (Naibaho.1998)

(39)

xvii

bakar fosil akan habis dan menjadi semakin mahal , konversi residu organik menjadi bahan bakar cair akan merupakan pertimbangan yang semakin menarik dan semakin ekonomis.

Biomassa dapat dianggap sebagai sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable), dan sumber energi ini dapat diubah menjadi energi langsung atau menjadi senyawa senyawa pembawa energi lewat pembakaran langsung, sistem pencernaan anaerob, destilasi, destilasi destruksi, gasifikasi, hidrolisis kimiawi dan hidrolisis biokimiawi.

Konversi biomassa yang dihasilkan menjadi bahan bakar yang dapat digunakan bisa dilakukan dengan cara biologi atau kimiawi ataupun gabungan keduanya. Dua jenis produk akhir yang utama adalah Metana atau Etanol, walaupun produk akhir lainnya dapat timbul sesuai dengan biomassa permulaanya dan dengan proses yang dipakai: sebagai contoh, bahan bakar padat, hidrogen, gas energi rendah, metanol dan hidrokarbon rantai panjang. (Smith,1998)

(40)

xviii

organik dan anorganik, (2) pengguna bahan beracun dan berbahaya sebagai bahan baku atau bahan penolong dan (3) peristiwa kimia-fisika,biologi dalam pabrik. (Agusnar,2008)

Sementara pemerintah, dunia industri dan masyarakat mengamati bahwa pendekatan ujung pipa (the end of pipe) yang merupakan salah satu upaya strategis untuk melindungi lingkungan hidup bukanlah metode yang efektif dan hemat biaya. Masih banyak kendala dilapangan. Oleh karena itu disusun beberapa kriteria prinsip pengelolaan atau manajemen limbah baik senyawa kimia organik maupun senyawa anorganik atau campurannya sebagai berikut:

Pollution prevention principe berarti upaya untuk meminimalisasi

timbunan limbah senyawa kimia organik maupu senyawa kimia anorganik atau prinsip pencegahan pencemaran.

Polluter pays principe berarti pihak penghasil bahan pencemar atau

kontaminan senyawa kimia harus membayar semua biaya yang dikeluarkan untuk memproses limbah senyawa kimia organik dan senyawa anorganik.

Crade to grave principe berarti pengawasan limbah dimulai sejak

(41)

xix

Pengolahan dan penimbunan limbah harus sedekat mungkin dengan

sumber limbah.

Non discriminatory principe berarti semua limbah senyawa senyawa kimia

organik dan senyawa kimia anorganik harus diperlakukan sama dalam pengolahan dan penanganannya.

 Memeperhatikan dan melaksanakan pembangunan berkelanjutan

(sustainable development). (Suharto,2011)

1.2.Permasalahan

Yang menjadi pokok permasalahan dalam hal ini ialah bagaimana mengatasi air buangan limbah cair pada pabrik pengolahan kelapa sawit di PT.Multimas Nabati asahan,Tbk serta pamanfaatnya sebagai biogas dalam unit refinery dan pengurangan beban pencemaran limbah yang dapat merusak lingkungan hidup serta dampak dampak lainya.

1.3.Tujuan

- Untuk mengetahui bagaimana manfaat dari Limbah Cair Kelapa Sawit (LCPKS) menjadi gas methan (biogas) melalui proses fermentasi Anaerobic.

- untuk mengetahui jumlah limbah yang direduksi oleh tanki Anaerob memenuhi standart yang ditetapkan Menteri Lingkungan Hidup untuk dibuang ke badan air yaitu laut.

(42)

xx

1.3. Manfaat

(43)

vii

PEMANFAATAN BIOGAS (GAS METHAN) DARI HASIL PENGOLAHAN PALM

OIL MILL EFFLUENT (POME) SECARA ANAEROBIC SEBAGAI BAHAN

BAKAR UNIT OIL REFINERY DAN PENCEGAH PENCEMARAN

LINGKUNGAN DI PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN,

BATU BARA.

ABSTRAK

(44)

viii

UTILIZATION OF BIOGAS (METHAN GAS) FROM WASTE PRODUCTION OF PROCESSING PALM OIL MILL EFFLUENT (POME) IN ANAEROBIC AS FUEL TO OIL REFINERY

UNIT AND PREVENT THE ENVIRONMENTAL POLLUTION IN PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN,

BATU BARA.

ABSTRACT

(45)

i

PEMANFAATAN BIOGAS (GAS METHAN) DARI

HASIL

PENGOLAHAN PALM

OIL MILL EFFLUENT (POME) SECARA ANAEROBIC SEBAGAI BAHAN

BAKAR UNIT OIL REFINERY DAN PENCEGAH PENCEMARAN

LINGKUNGAN DI PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN,

BATU BARA

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat untuk

memperoleh gelar Ahli Madya

SYAIFUL BAHRI SITORUS

102401001

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(46)

ii

PERSETUJUAN

Judul : PEMANFAATAN BIOGAS (GAS METHAN) DARI HASIL PENGOLAHAN PALM OIL MILL

EFFLUENT (POME) SECARA ANAEROBIC

SEBAGAI BAHAN BAKAR UNIT OIL

REFINERY DAN PENCEGAH PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN,

BATU BARA. Kategori : KARYA ILMIAH

Nama : SYAIFUL BAHRI SITORUS Nomor Induk Mahasiswa : 102401001

Program Studi : DIPLOMA III (D3) KIMIA ANALIS Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di

Medan, Juli 2013 Diketahui

Program Studi D III Kimia Dosen Pembimbing Ketua,

Dra. Emma Zaidar Nst, MSi

NIP.195512181987012001 NIP.194805131971072001 Dr.Tini Sembiring,M.S.

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,

(47)

iii

PERNYATAAN

PEMANFAATAN BIOGAS (GAS METHAN) DARI HASIL PENGOLAHAN PALM

OIL MILL EFFLUENT (POME) SECARA ANAEROBIC SEBAGAI BAHAN

BAKAR UNIT OIL REFINERY DAN PENCEGAH PENCEMARAN

LINGKUNGAN DI PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN,

BATU BARA.

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2013

102401001

(48)

iv

PENGHARGAAN

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillahi-rabbilalamin, segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan banyak karunia kepada penulis khususnya dan kepada kita semua umumnya. Satu hal yang paling penting ialah hanya karena rahmat dan ridho Allah lah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat serta salam penulis ucapkan kepada sumber inspirasi serta tauladan penulis, nabi Muhammad S.A.W yang merupakan manusia luar biasa yang penulis kagumi dalam hidup karena kesempurnaan akhlak serta kepemimpinan yang telah membawa perubahan zaman yang begitu besar. Dari beliaulah sebenarnya inspirasi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai syarat untuk meraih gelar ahli madya pada program studi Diploma 3 Kimia Analis di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara.

(49)

v

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua penulis tercinta Syahrial Sitorus dan Fatimah yang telah memberikan banyak kasih sayang dan dukungan serta doa restu. serta abang penulis Asril Sitorus, Amd, kakak penulis Iyus nizar Sitorus, serta adik adik penulis Hendra Gunawan Sitorus, Nurbaity Sitorus, Siti Rahmawati Sitorus. Yang telah banyak memberikan dorongan moril maupun materil.

2. Ibu Dr. Tini sembiring, M.S. selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar meneliti dan memberikan pengarahan pada penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

3. Bapak Dr.Sutarman, MSc selaku dekan Fakultaas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara, Medan.

4. Ibu Dr.Rumondang bulan ,MS selaku ketua Departmen Kimia Fakultaas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara, Medan. 5. Ibu Dra. Emma Zaidar,MSi selaku ketua program studi D3 Kimia Analis

Fakultaas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara, Medan.

6. Bapak Harry Tampubolon selaku Mill Manager di PKS PT. Multimas Nabati Asahan, Batu Bara.

(50)

vi

8. Seluruh staff dan karyawan PT. Multimas nabati asahan yang banyak memberi dorongan dan semangat selama penulis melakukan kerja praktek.

9. Rekan rekan tim seangkatan Irmadani, Suayba Sitompul dan Martha Naibaho serta seluruh mahasiswa D3 Kimia Analis stanbuk 2010 yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

10. Pendukung serta teman teman dekat penulis yaitu drh. Lilik prayitno, Arie Yudha Nugraha, Ardhiansyah, Syahrial Affandi, Adam Eko Prabowo, Asrul tarigan, Andi kurniawan, Riki Effendi, dan teman seperjuangan lainya yang tak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis berterima kasih dan berdoa kepada Allah SWT, semoga kebaikan mereka dibalas dengan yang lebih. Amin.

Medan, Juni 2013

Penulis

(51)

vii

PEMANFAATAN BIOGAS (GAS METHAN) DARI HASIL PENGOLAHAN PALM

OIL MILL EFFLUENT (POME) SECARA ANAEROBIC SEBAGAI BAHAN

BAKAR UNIT OIL REFINERY DAN PENCEGAH PENCEMARAN

LINGKUNGAN DI PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN,

BATU BARA.

ABSTRAK

(52)

viii

UTILIZATION OF BIOGAS (METHAN GAS) FROM WASTE PRODUCTION OF PROCESSING PALM OIL MILL EFFLUENT (POME) IN ANAEROBIC AS FUEL TO OIL REFINERY

UNIT AND PREVENT THE ENVIRONMENTAL POLLUTION IN PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN,

BATU BARA.

ABSTRACT

(53)
(54)

x 2.6.1. Undang-Undang Luar Negri Sebagai Pembanding

16

2.6.2. Undang-Undang Lingkungan Untuk Pabrik Kelapa Sawit 17

2.7. Fermentasi Biogas (Gas Methan)

19

Bab 3 Metodologi Percobaan

(55)

xi

3.3.1. Penyiapan Kolam

26 3.3.2. Pengolahan Dalam tanki Fermentasi (Anaerob tank)

27 3.3.3. Pengolahan Limbah

28 Bab 5 Kesimpulan dan Saran

(56)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Nilai fisiko-kimia minyak sawit dan minyak inti sawit 9

Tabel 2. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit

11 Tabel 3. Komponen minor minyak kelapa sawit

12 Tabel 4. Baku mutu limbah pabrik kelapa sawit

(57)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. fase pembentukan gas methan dari bahan organik

20 Gambar 2.2. reaksi pembentukan gas methan

(58)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran I : PETA IPAL PKS PT.MNA KT

37 Lampiran II : Kapasitas IPAL PKS ( CPO )

38 Lampiran III: Flow chart IPAL PKS PT.MNA KT

Gambar

Tabel 1. LOG SHEET METHANE GAS
Tabel 2. LOG SHEET FLOW METER EFFLUENT TREATMENT
Tabel 2.Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit da minyak inti kelapa
Tabel 3. Komponen minor dari minyak kelapa sawit
+2

Referensi

Dokumen terkait

formal serta pendidikan dasar dan menengah mengelola lebih dari 1 (satu) satuan pendidikan, BHP tersebut memiliki 1 (satu) organ penentu kebijakan umum tertinggi untuk sejumlah

procedural dengan contoh kasus bahasa pascal dan C. Bahasa pemrograman procedural merupakan bahasa pemerograman yang melibatkan fungsi-fungsi atau proseedure- prosedur

7.2 Kondisi untuk penyimpanan yang aman, termasuk ketidakcocokan Bahan atau campuran tidak cocok.. Pertimbangan untuk nasihat lain •

a) Artikel ilmiah yang berkaitan dengan wacana hukum dengan sistematika: judul, nama pengarang, abstrak dalam bahasa Inggris, pendahuluan, pembahasan, kesimpulan

Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di

SUPERMAX milik Penggugat maka Penggugat mengajukan banding kepada Komisi Banding Merek tanggal 15 Desember 1995 No. Bahwa mengingat pada susunar1 anggota Komisi

14 Berdirinya Perguruan Tinggi Negeri Tahap Pembentukan Tim Penyusun Proposal/ Tim Pendirian AKNL, Pengajuan MoU antara AKNL dengan DU/DI, Penyusunan + Pengajuan Proposal

(2) Identitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Radio Siaran Pemerintah Kabupaten Swara Murung Raya FM atau disingkat SMURA FM.. Pasal