10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Awal mulanya, di indonesia, kelapa sawit sekedar berperan sebagai tanaman hias
langka di Kebun Raya Bogor dan sabagai tanaman penghias jalanan atau
pekarangan. Itu terjadi mulai tahun 1848 hingga beberapa puluh tahun
sesudahnya. Ketika itu tahun 1848, Pemerintah kolonial Belanda mendatangkan
empat batang bibit kelapa sawit dari Mauritius dan Amsterdam yang kemudian
ditanam di kebun Raya Bogor.
Selanjutnya hasil anakannnya dipindahkan ke Deli, Sumatera Utara. Di
tempat ini, selama beberapa puluh tahun, kelapa sawit yang telah berkembang
biak hanya berperan sebagai tanaman hias di sepanjang jalan di Deli sehingga
potensi yang sesungguhnya belum kelihatan.
Kelapa sawit termasuk produk yang banyak diminati oleh investor karena
nilai ekonominya cukup tinggi. Para investor menginvestasikan modalnya untuk
membangun perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit. Potensi areal
perkebunan indonesia masih terbuka luas untuk tanaman kelapa sawit. Industri
pengolahan kelapa sawit di indonesia terus mengalami peningkatan. Sampai
dengan tahun 1998 tercatat lebih dari 84 produsen minyak kelapa sawit,
sedangkan junlah pabrik mencapai 205 pabrik denga kapasitas produksi minyak
sawit (crude palm oil, CPO) mencapai 8074 ton /TBS/ tahun yang tersebar hampir
seluruh propinsi di Indonesia.
11
Kelapa sawit yanng dikenal yaitu jenis Dura,Psifera, dan Tenera. Ketiga jenis
ini dapat berdasarkan panampang irisan buah, yaitu jenis Dura memiliki
tempurung yang tebal, jenis Psifera memiliki biji yang kecil dengan tempurung
yang tipis, sedangkan Tenera yang merupakan hasil persilangan Dura dengan
Psifera menghasilkan buah yang bertempurung tipis dan inti yang besar.
Minyak sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang
cerah di masa mendatang. Potensi tersebut terletak pada keragaman kegunaan dari
minyak sawit. Minyak sawit di samping digunakan sebagai bahan mentah
industri pangan, dapat puladigunakan sebagai bahan mentah industri nonpangan.
Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit memegang
peranan yang cukup strategis karena komoditas ini punya prospek yang cerah
sebagai sumber devisa. Di samping itu, minyak sawit merupakan bahan baku
utama minyak goreng yang banyak dipakai di seluruh dunia, sehingga secara
terus-menerus mampu menjaga stabilitas harga minyak sawit.
Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia hingga tahun 1993
diperkirakan telah mencapai 1,6 juta hektar dan jumlah produksi minyak sawit
Indonesia pada tahun 1993 dalam bentuk CPO berkisar 3,7 juta ton. Penggunaan
minyak kelapa sawit sebagai minyak goreng pada tahun 1985 tercatat telah
mencapai 55,3% atau meningkat 27% pertahun. Saat ini minyak goreng
merupakan penyerap utama konsumsi minyak dalam negeri yaitu mencapai 70%
dari jumlah yang dipasarkan dalam negeri.
Penghasil minyak sawit tersebar di dunia saat ini adalah malaysia dan di
sana kelapa sawit merupakan sumber devisa utama sejak tahun 1970-an sehingga
12
kedudukannya cukup mantap. Pemasok terbesar kebutuhan minyak sawit dunia
hingga 1993 adalah malaysia (50% dari produksi dunia), sedangkan Indonesia
hanya 20% dari produksi dunia.
Indonesia yang menempati posisi kedua setelah Malaysia relatif masih
jauh ketinggalan terutama dari segi teknologi budidaya, pengolahan dan
pemasaran. Sampai saat ini ekspor minyak sawit Indonesia masih dalam bentuk
minyak mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dan sabagian kecil dalam bentuk
produk olahan yang merupakan hasil sampingan dan pembuatan minyak goreng,
sehingga nilai tambah yang diperoleh relatif kecil.
1.2. Permasalahan
1. Apakah kadar air dalam inti sawit dan kadar minyak dalam inti sawit di
PKS PT. Multimas Nabati Asahan memenuhi standar mutu minyak kelapa
sawit yang telah ditetapkan oleh SNI.
2. Apakah alat yang digunakan termasuk alat yang memiliki ketelitian yang
tinggi.
1.3. Batasan Masalah
Penentuan kadar air inti sawit dan kadar minyak inti sawit hanya
menggunakan alat yang terdapat pada perusahaan tersebut.
13
1.4. Tujuan
1. Untuk mengetahui berapa kadar minyak inti sawit dengan menggunakan
metode ekstraksi sokletasi.
2. Untuk mengetahui standar mutu dari minyak inti sawit di PT. Multimas
Nabati Asahan yang ditetapkan oleh SNI.
3. Untuk mengetahui berapa kadar air inti sawit dengan menggunakan alat
moinsture balance
4. Untuk mengetahui cara pengolahan minyak kelapa sawit dan pengolahan
inti kelapa sawit
5. Untuk mengetahui fraksi-fraksi buah kelapa sawit yang diterima pada
proses pengolahan
1.5. Manfaat
1. Dapat mengetahui kadar minysk dari inti sawit dengan menggunakan
metode ekstraksi sokletasi
2. Dapat mengetahui standar mutu dari minyak inti sawit di PT. Multimas
Nabati Asahan
3. Dapat mengatahui kadar air dari inti sawit dengan alat moisture balance
4. Dapat mengetahui cara pengolahan kelapa sawit dan pengolahan inti
kelapa sawit
5. Dapat mengetahui fraksi-fraksi buah kelapa sawit yang diterima pada
proses pengolahan