• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Dampak Langsung Dan Taklangsung Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Dampak Langsung Dan Taklangsung Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAMPAK LANGSUNG DAN TAKLANGSUNG

EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

TIONGKOK

AGUNG MURSITO

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Dampak Langsung dan Taklangsung Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, April 2015

Agung Mursito

(4)

ABSTRAK

AGUNG MURSITO. Analisis Dampak Langsung dan Taklangsung Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok. Dibimbing oleh RETNO BUDIARTI dan HADI SUMARNO.

Sejak reformasi ekonomi di Tiongkok dan penerapan kebijakan perdagangan bebas, perdagangan luar negeri dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok telah mengalami perkembangan yang pesat. Hubungan antara perdagangan luar negeri khususnya ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok telah menjadi isu penting di kalangan akademisi dan pengamat ekonomi Tiongkok. Penelitian sebelumnya masih memiliki kekurangan, dimana banyak peneliti hanya berfokus pada dampak langsung ekspor dan mengabaikan dampak taklangsung ekspor berupa konsumsi, investasi, dan impor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak keseluruhan ekspor, yaitu dampak langsung dan taklangsung ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Karya ilmiah ini menggunakan model persamaan simultan berupa dampak langsung ekspor melalui fungsi pendapatan nasional dan dampak taklangsung ekspor melalui fungsi konsumsi, fungsi investasi, dan fungsi impor. Metode Two Stage Least Square (2-SLS) diterapkan ke dalam model persamaan simultan tersebut untuk menganalisis dampak ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan analisis tersebut dapat dianggap bahwa ekspor berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Kata kunci: ekspor, metode two stage least square, model persamaan simultan, pertumbuhan ekonomi

ABSTRACT

AGUNG MURSITO. The Analysis of Direct and Indirect Impacts of Export to China’s Economic Growth. Supervised by RETNO BUDIARTI and HADI SUMARNO.

Since the economic reforms in China and the implementation of free trade policy, foreign trade and economic growth of China has experienced rapid development. The relationship between foreign trade, especially exports to China's economic growth has become an important issue among academics and observers of China's economy. Previous researches still have shortcomings, where many researchers only focused on the direct impacts of export and ignores the indirect impacts of export in the form of consumption, investment, and import. The purpose of this study is to determine the overall impacts of export, that was the direct and indirect impacts of export on China’s economic growth. This paper exploits a model of simultaneous equations in the form of a direct impact of export through the function of the national income and indirect impact of export through the consumption, investment, and import functions. Two Stage Least Square (2-SLS) method is applied to the simultaneous equation model to analyze the impact between the export variables to economic growth. Based on this analysis it can be considered that the export influences on China’s economic growth.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Matematika

ANALISIS DAMPAK LANGSUNG DAN TAKLANGSUNG

EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

TIONGKOK

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi: nalisis Dampak Langsung dan Taklangsung Ekspor terhadap

Nama NIM

Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok : Agung Mursito

: 054100056

Disetujui oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Toni MSc

- .· ·/

Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat, karunia, dan pertolongan-Nya sehingga penulisan karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW. Terima kasih penulis ucapkan kepada:

1 Ir Retno Budiarti, MS selaku Dosen Pembimbing I dan Dr Ir Hadi Sumarno, MS selaku Dosen Pembimbing II yang telah dengan sabar membimbing penulis dalam menyusun karya ilmiah ini,

2 Dra Nur Aliatiningtyas, MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik, Dr Ir Endar H. Nugrahani, MS selaku Dosen Penguji, dan seluruh dosen Departemen Matematika FMIPA IPB,

3 ibu, bapak, dan adikku tercinta atas doa, dukungan, kasih sayang, nasihat, dan kepercayaannya,

4 teman-teman Matematika 46, 47, 48, dan 49 atas segala dukungan, bantuan, dan ketulusan hati yang telah diberikan,

5 teman Dramaga Regensi Blok B-8, teman Perwira 6, teman-teman Wisma Uganda, Kadep Gumatika 2013, Bintang Gumatika, dan Mahagiri atas rasa kekeluargaan yang telah diberikan,

6 Against The Current yang lagu-lagunya selalu mengiringi penulisan karya ilmiah ini,

7 Anime Naruto yang ceritanya selalu menginspirasi penulis,

8 seluruh staf Departemen Matematika serta semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu atas bantuannya dalam administrasi dan sebagainya. Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2015

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Istilah Ekonomi 2

Istilah Statistika dan Matematika 3

PEMBAHASAN 7

Analisis Teoritis Hubungan Antara Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi 7 Dampak Langsung Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok 9 Dampak Taklangsung Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok 12

Identifikasi Model Persamaan Simultan 13

Estimasi Model Persamaan Simultan dengan Metode Two Stage Least Square 14 Perbandingan Nilai Kontribusi Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Tiongkok 15

SIMPULAN 17

DAFTAR PUSTAKA 18

LAMPIRAN 19

(10)

DAFTAR TABEL

3.1 Hasil regresi dan korelasi ekspor dengan impor, konsumsi, dan investasi 11 3.2 Hasil identifikasi model persamaan simultan 13 3.3 Hasil perbandingan nilai kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan

ekonomi Tiongkok 16

DAFTAR GAMBAR

3.1 Grafik perhitungan pendapatan nasional Tiongkok (dalam miliar dollar

US) 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Data konsumsi, investasi, ekspor, dan impor 19

2 Hasil analisis regresi dan korelasi ekspor dengan impor, konsumsi,

dan investasi 19

3 Penjabaran transformasi Koyck untuk fungsi konsumsi 22 4 Proses penjabaran persamaan simultan menjadi bentuk tereduksi 23 5 Data-data mengenai pendapatan nasional, konsumsi, investasi, ekspor,

impor, suku bunga, nilai tukar, 1, dan 28

6 Two Stage Least Square Analysis pendapatan nasional, konsumsi,

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sejak dimulainya reformasi ekonomi di Tiongkok dan penggunaan kebijakan perdagangan bebas, perdagangan luar negeri di Tiongkok telah mengalami pertumbuhan yang pesat. Pada tahun 1978, nilai total dari impor dan ekspor setara dengan US $ 20 640 000 000. Pada tahun 2001, jumlah ini meningkat menjadi US $ 509 800 000 000. Rata-rata laju pertumbuhan tahunan perdagangan luar negeri Tiongkok mencapai 15 %, 5.5 % lebih tinggi dari laju pertumbuhan PDB tahunan Tiongkok yaitu sebesar 9.5 % di tahun yang sama (Lin dan Li 2003). Data terbaru OECD National Accounts Statistics tahun 2014 menunjukkan bahwa pada tahun 2008, nilai PDB Tiongkok sebesar 9 848.9 miliar dolar Amerika, menempati tempat kedua setelah Amerika yaitu 14 720.3 miliar dolar Amerika sedangkan India 4 457.7 miliar dolar Amerika, dan Indonesia 1 672.2 miliar dolar Amerika. Menurut Lin dan Li (2003) hubungan antara perdagangan luar negeri dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok telah menjadi isu penting di kalangan akademisi dan pengamat ekonomi Tiongkok. Sejauh ini, diskusi tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori. Kategori pertama berfokus pada hubungan antara ekspor dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi atau sebaliknya. Kategori yang kedua berfokus pada analisis empiris kontribusi perdagangan luar negeri terhadap laju pertumbuhan ekonomi.

Penelitian sebelumnya terkait dengan kontribusi ekspor masih memiliki kekurangan. Banyak peneliti hanya berfokus kepada dampak langsung dari ekspor dan mengabaikan dampak taklangsung yang meliputi konsumsi, investasi, dan impor. Hal tersebut tidak boleh digunakan untuk acuan dalam perumusan kebijakan karena dapat merugikan pertumbuhan ekonomi negara. Akibatnya, para ekonom akan cenderung menekankan permintaan domestik dan mengabaikan pentingnya ekspor.

(12)

2

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka karya ilmiah ini bertujuan untuk: 1 Menganalisis model persamaan simultan yang mencakup fungsi pendapatan

nasional melalui pendekatan pengeluaran, fungsi konsumsi, fungsi investasi, dan fungsi impor dengan menggunakan metode Two Stage Least Square. 2 Menggunakan model persamaan simultan yang mencakup fungsi pendapatan

nasional melalui pendekatan pengeluaran, fungsi konsumsi, fungsi investasi, dan fungsi impor untuk menyelesaikan masalah ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan memperbaiki metode perhitungan sebelumnya yang hanya menggunakan dampak langsung ekspor.

3 Menghitung dampak keseluruhan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan membandingkan hasilnya dengan estimasi dampak langsung ekspor.

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan penjelasan istilah-istilah yang digunakan dalam karya ilmiah ini.

Istilah Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan nasional yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan perkapita dalam periode perhitungan tertentu. Pertumbuhan ekonomi merupakan pertambahan output (pendapatan nasional) yang disebabkan oleh pertambahan alami dari tingkat pertambahan penduduk dan tingkat tabungan (Putong 2010).

Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah salah satu indikator kemampuan dan kualitas sumber daya (alam dan atau manusia) negara. Semakin baik dan berkualitas sumber daya negara maka relatif semakin besar juga pendapatan nasionalnya (Putong 2010).

Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product - GDP)

PDB adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh negara dalam periode tertentu yang menjumlahkan semua hasil dari warga negara yang ditambah warga negara asing yang bekerja di negara yang bersangkutan, termasuk juga di dalamnya adalah pendapatan atas aset asing (Putong 2010).

Produk Nasional Bruto (Gross Nasional Product - GNP)

(13)

3 negara tersebut ditambah dengan penduduk negara tersebut yang berada di luar negeri (Putong 2010).

Konsumsi

Konsumsi adalah segala sesuatu yang kita pakai dan gunakan seperti menyantap makanan, mengenakan pakaian, atau pergi ke bioskop, dan juga mengkonsumsi sebagian output perekonomian (Mankiw 2007).

Investasi

Investasi dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang atau lembaga untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan berguna di masa yang akan datang (Mankiw 2007).

Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah sehubungan dengan operasionalnya, seperti membayar gaji PNS, ABRI, dan lain sebagainya (Putong 2010).

Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran (Balance of Payment) adalah ikhtisar sistematis dari semua transaksi ekonomi dengan luar negeri selama jangka waktu tertentu yang dinyatakan dengan uang (Putong 2010).

Perdagangan Luar Negeri

Perdagangan luar negeri adalah perdagangan antar negara yang memiliki kesatuan hukum dan kedaulatan yang berbeda dengan kesepakatan tertentu dan memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditentukan dan diterima secara internasional (Putong 2010).

Perekonomian Tertutup

Perekonomian tertutup adalah perekonomian yang tidak mengenal hubungan dengan dunia luar dalam arti tidak ada perdagangan ekonomi dengan pihak luar misalnya dalam bentuk ekspor dan impor atau investasi luar negeri (Putong 2010).

Perekonomian Terbuka

Perekonomian terbuka merupakan perekonomian empat sektor dengan perdagangan luar negeri dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional, yaitu adanya ekspor dan impor (Putong 2010).

Istilah Statistika dan Matematika

Analisis Regresi

Analisis regresi merupakan studi ketergantungan satu variabel yaitu variabel tak bebas, pada satu atau lebih variabel lain yaitu variabel yang menjelaskan

(14)

4

nilai yang diketahui atau variabel tetap yang menjelaskan (Gujarati 1978). Model persamaan regresi sederhana, yaitu:

= + + , (2.1)

dengan , , , , masing-masing menunjukkan variabel tak bebas, konstanta, koefisien regresi, variabel bebas, dan nilai residu.

Analisis Kolerasi

Analisis korelasi adalah analisis yang bertujuan untuk mengukur kuat atau derajat hubungan linear antara dua variabel (Gujarati 1978).

Model Persamaan Simultan

Suatu model dikatakan model persamaan simultan apabila ada hubungan dua arah, antara dan (beberapa dari) , yang membuat perbedaaan antara variabel tak bebas dan variabel yang menjelaskan menjadi meragukan. Dalam model seperti itu ada lebih dari satu persamaan, satu untuk variabel tak bebas, atau bersifat endogen atau gabungan, atau bersama. Tidak seperti model persamaan tunggal, model persamaan silmutan tidak menaksir parameter dari satu persamaan tunggal tanpa memperhitungkan informasi yang diberikan oleh persamaan lain dalam sistem. Perhatikan model persamaan berikut:

1 = 10 + 12 2 + 11 1 + 1 , (2.2)

2 = 20 + 21 1 + 21 1 + 2 , (2.3)

dengan 1 dan 2 merupakan variabel yang saling bergantung atau bersifat

endogen, 1 merupakan variabel yang bersifat eksogen, dan dimana 1 dan 2 unsur gangguan stokastik, variabel 1 dan 2 kedua-duanya stokastik (Gujarati 1978).

Menurut Gujarati (1978), variabel-variabel yang masuk dalam model persamaan simultan ada dua jenis: bersifat endogen, yaitu variabel-variabel yang ditetapkan dalam model dan ditetapkan lebih dulu atau predetermined, yaitu variabel-variabel yang nilainya ditetapkan di luar model. Variabel yang ditetapkan lebih dahulu dibagi dalam dua kategori: bersifat eksogen, baik saat ini maupun lag, dan yang bersifat endogen lag. Variabel eksogen saat ini atau 1 , eksogen lag

atau 1( −1), dan endogen lag atau 1( −1) dianggap ditetapkan lebih dahulu.

Identifikasi Model Persamaan Simultan

Identifikasi model persamaan simultan merupakan taksiran angka dari parameter persamaan struktural yang dapat diperoleh dari koefisien bentuk yang direduksi (reduced form) yang ditaksir. Identifikasi model bertujuan agar persamaan model simultan dapat diestimasi melalui persamaan reduced form. Terdapat 3 kondisi pada identifikasi model persamaan simultan, yaitu persamaan tepat teridentifikasi (exactly identified), persamaan terlalu teridentifikasi

(15)

5 selanjutnya yaitu estimasi model persamaan simultan. Salah satu cara dalam proses identifikasi yaitu dengan menggunakan kondisi derajat (order conditions)

(Gujarati 1978). Kondisi Derajat

Suatu model persamaan simultan, agar persamaan dapat diidentifikasi apabila banyaknya variabel yang ditetapkan lebih dahulu yang dikeluarkan dalam persamaan harus tidak kurang dari banyaknya variabel endogen yang dimasukkan atau yang terdapat dalam persamaan kurang satu. Kondisi ini dapat dinyatakan sebagai berikut:

� − � ≥ −1. (2.4)

Pada persamaan (2.4) jika � − � = −1, persamaan tersebut exactly identified, namun jika � − � > −1, persamaan tersebut overidentified dan apabila

� − � < −1, persamaan tersebut under identified.

dengan:

M banyaknya keseluruhan variabel endogen dalam model

m banyaknya variabel endogen dalam suatu persamaan tertentu

K banyaknya keseluruhan variabel yang ditetapkan lebih dahulu dalam model

k banyaknya variabel yang ditetapkan lebih dulu dalam suatu persamaan tertentu

Metode Two Stage Least Square (2-SLS)

Metode Two Stage Least Square atau Kuadrat Terkecil Dua Tahap adalah metode yang diterapkan pada suatu persamaan individual dalam sistem tanpa secara langsung memperhitungkan persamaan lain dalam sistem. Metode ini mudah untuk diterapkan karena semua yang diperlukan untuk diketahui hanyalah banyaknya variabel eksogen atau variabel yang ditetapkan lebih dahulu total tanpa mengetahui variabel lain manapun dalam sistem. Ide dasar 2-SLS adalah dengan menggantikan variabel yang menjelaskan endogen yang stokastik dengan suatu kombinasi linear dari variabel yang ditetapkan lebih dahulu dalam model dan menggunakan kombinasi ini sebagai variabel yang menjelaskan sebagai pengganti variabel asli (Gujarati 1978).

Perhatikan model fungsi pendapatan dan fungsi penawaran uang berikut: Fungsi pendapatan:

1 = 10+ 11 2 + 11 1 + 12 2 + 1 . (2.5)

Fungsi penawaran uang:

2 = 20 + 21 1 + 2 , (2.6)

dengan:

1 pendapatan 2 stock uang

1 pengeluaran investasi (bersifat eksogen)

2 belanja pemerintah untuk barang dan jasa (bersifat eksogen)

(16)

6

dahulu total, bukan hanya yang di dalam persamaan tadi. Untuk kasus sekarang ini, berarti meregresikan 1 atas 1 dan 2 sebagai berikut:

1 =�0+�1 1 +�2 2 + , (2.7)

dengan adalah residual OLS biasa. Dari persamaan (2.7) didapatkan:

1 = � 0+� 1 1 +� 2 2 , (2.8)

dengan 1 adalah taksiran dari nilai rata-rata bersyarat atas . Perhatikan persamaan (2.7) merupakan bentuk tereduksi karena hanya variabel eksogen atau yang ditetapkan lebih dahulu yang nampak pada sisi sebelah kanan. Persamaan (2.7) sekarang dapat dinyatakan sebagai berikut:

1 = 1 + , (2.9)

yang menunjukkan bahwa 1 terdiri atas 1 yang merupakan kombinasi linear dari 1 dan 2 serta kesalahan pengganggu . Sehingga sesuai dengan teori OLS,

1 dan tak berkorelasi.

Tahap 2, fungsi penawaran uang yang terlalu diidentifikasi sekarang dapat ditulis sebagai:

2 = 20+ 21 1 + + 2

= 20+ 21 1 + ( 2 + 21 )

= 20+ 21 1 + ∗,

dengan ∗ = 2 + 21 .

(2.10) Ide dasar dari metode 2-SLS adalah membebaskan variabel yang menjelaskan 1 dari pengaruh gangguan 2. Hal ini dicapai dengan regresi bentuk yang direduksi 1 terhadap semua variabel eksogen dalam sistem persamaan

(Tahap 1) sehingga didapatkan taksiran 1 dan menggantikan 1 dalam persamaan asli dengan 1 , kemudian menggunakan metode OLS terhadap persamaan regresi yang baru saja terbentuk (Tahap 2). Penaksir yang diperoleh adalah konsisten, yaitu penaksir tersebut mengarah ke nilai sebenarnya.

Transformasi Koyck

Misalnya diberikan model yang didistribusikan dengan lag tak terbatas:

= + 0 + 1 −1+ 2 −2+⋯+ . (2.11)

Dengan mengasumsikan bahwa semuanya mempunyai tanda yang sama, Koyck mengasumsikan bahwa tadi menurun secara geometris sebagai berikut:

� = 0 � �= 0,1,…, (2.12)

dengan 0 < < 1, dikenal sebagai tingkat penurunan, atau peluruhan dari lag

yang didistribusikan dan dimana 1− dikenal sebagai kecepatan penyesuaian. Dengan mengasumsikan nilai non-negatif untuk , Koyck mengesampingkan dari perubahan tanda, dan mengasumsikan < 1, ia memberikan bobot yang lebih kecil pada . Lebih jauh lagi, skema Koyck menjamin bahwa jumlah dari , yang memberikan multiplier jangka panjang, merupakan jumlah yang terbatas, yaitu:

� = ∞

�=

0 1

(17)

7 Sebagai hasil dari (2.12), model lag tak terbatas (2.11) dapat ditulis sebagai berikut:

= + 0 + 0 1+ 0 2

−2+⋯+ . (2.14)

Dalam bentuknya seperti itu, model tadi masih tidak mudah untuk ditaksir karena tetap terdapat sejumlah besar parameter untuk ditaksir dan parameter masuk dalam model dengan bentuk non-linear derajat tinggi. Bisa dikatakan bahwa metode analisis regresi linear tidak dapat diterapkan untuk model seperti itu. Namun Koyck menemukan suatu solusi untuk permasalahan tersebut. Koyck mengambil bentuk lag dari (2.14) dengan satu periode untuk mendapatkan:

−1 = + 0 −1+ 0 −2+ 0 2 −3+⋯+ −1. (2.15)

Kemudian mengalikan (2.15) dengan untuk memperoleh:

−1 = + 0 −1+ 0 2 −2+ 0 3 −3 +⋯+ −1. (2.16)

Dengan mengurangkan (2.16) dari (2.11), diperoleh:

− −1 = 1− + 0 + − −1 (2.17)

atau dengan menyusun kembali:

= 1− + 0 + −1+ , (2.18)

dengan = − 1.

Prosedur yang digambarkan tersebut dikenal sebagai transformasi Koyck. Penyederhanaan telah dicapai oleh Koyck dengan membandingkan (2.18) dengan (2.11). Jika sebelumnya kita harus menaksir tiga parameter yang tidak ketahui yaitu , 0 , dan . Sekarang multikolinearitas telah dipecahkan dengan

menggantikan 1, 2,…, dengan satu variabel tunggal, yaitu −1 (Gujarati

1978).

PEMBAHASAN

Ide pada karya ilmiah ini mengikuti pemikiran Lin dan Li (2003) bahwa kegiatan perdagangan luar negeri khususnya ekspor dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Analisis Teoritis Hubungan Antara Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi

Hubungan antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi selalu menjadi isu penting di kalangan ekonom. Perdebatan tentang pertumbuhan ekonomi dan ekspor adalah salah satu cabang dari diskusi tersebut. Secara umum, ada dua pendekatan untuk mengatasi masalah ini.

(18)

8

yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi terdiri atas dua faktor, yaitu kenaikan input dan peningkatan efisiensi ekonomi.

Pendekatan kedua yaitu untuk mempelajari kontribusi ekspor melalui analisis sisi permintaan ekonomi. Pendekatan dari sisi permintaan ini juga disebut analisis berorientasi permintaan atau analisis Post-Keynesian. Menurut teori Keynesian tradisional, peningkatan ekspor merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan permintaan dan dapat menyebabkan kenaikan output (pendapatan nasional).

Kebanyakan peneliti menganggap bahwa kendala utama dalam pertumbuhan ekonomi yaitu dari sisi penawaran, bukan pada sisi permintaan. Artinya, kenaikan dalam faktor input dan peningkatan dalam efisiensi ekonomi dapat merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun pendukung analisis yang berorientasi permintaan tidak setuju dengan pandangan itu. Ketika menganalisis memudarnya proses industri Inggris, Kaldor (1972) menyatakan bahwa pandangan tradisional mengenai laju pembangunan industri di Inggris untuk tingkat tabungan dan akumulasi modal serta tingkat kemajuan teknis dikarenakan penemuan dan inovasi ternyata bertentangan dengan yang terjadi di lapangan. Bukti yang lebih baru cenderung untuk menyarankan bahwa faktor pertumbuhan industri Inggris berasal dari kegiatan ekspor.

McCombie dan Thirlwall (1994, 1997, 1999) kemudian mengembangkan pandangan ini ke dalam kerangka teori baru yang menganalisis hubungan antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi. Teori ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

1 Berbeda seperti biasanya, model Keynesian dapat digunakan untuk menganalisis fenomena jangka panjang seperti pertumbuhan ekonomi,

2 Ekspor adalah komponen otonom permintaan,

3 Peran ekspor dalam model ekonomi terbuka sama pentingnya dengan investasi dalam model ekonomi tertutup,

4 Peran neraca pembayaran sebagai kendala pada pertumbuhan ekonomi itu penting.

Menurut Thirlwall (1979), jika keseimbangan kendala pembayaran dimasukkan ke dalam model, kesimpulannya adalah:

= 1 + + � − � − +

� , (3.1)

dengan:

laju pertumbuhan ekonomi di bawah kendala neraca pembayaran pada waktu t

laju pertumbuhan ekspor di bawah kendala neraca pembayaran pada waktu

t

� harga domestik pada waktu

� harga luar negeri pada waktu perubahan nilai tukar pada waktu elastisitas harga impor

elastisitas harga ekspor

� elastisitas pendapatan impor

(19)

9 domestik dan pasar luar negeri tidak banyak berubah jika harga diukur dalam mata uang yang sama. Itu setara dengan asumsi bahwa � − � − = 0

untuk

jangka panjang.

Teori ekonometrik Thirlwall dan beberapa teori lainnya dari pendekatan ini biasanya tergantung pada dua model ekonometrik berikut:

� = + + (3.2)

atau

� = + + + ,

(3.3)

dengan �, , masing-masing menunjukkan laju pertumbuhan PDB, ekspor, dan pengeluaran pemerintah. Teori ini jelas menggambarkan esensi teoritis dalam teori Thirlwall yaitu menganggap ekspor sebagai variabel eksogen yang penting dan dapat secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Model teoritis pada karya ilmiah ini mengikuti pendekatan Thirlwall. Perhatian utama pada karya ilmiah ini adalah menganalisis dampak taklangsung ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi melalui pengaruhnya dalam konsumsi, investasi, dan impor.

Dampak Langsung Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok

Diberikan persamaan pendapatan nasional melalui pendekatan pengeluaran sebagai berikut:

= + � + + − , (3.4)

dengan:

pendapatan nasional konsumsi rumah tangga

� investasi

pengeluaran pemerintah ekspor

impor

Jika persamaan (3.4) dihubungkan dengan waktu maka persamaan menjadi:

= +� + + − , (3.5)

dengan:

= , = , � = � , = , = , = .

Persamaan (3.4) dapat ditulis ulang dalam bentuk sebagai berikut:

= +�

� �

+ + (3.6)

dengan = − adalah netto export atau ekspor bersih. , ,� , ,

(20)

10

langsung. Variabel keempat di sisi kanan persamaan (3.6), yaitu atau

secara khusus menunjukkan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan ekspor bersih. Variabel tersebut biasanya dianggap sebagai ukuran dampak pertumbuhan perdagangan luar negeri terhadap tingkat pertumbuhan PDB. Oleh karena itu, variabel / atau

mengukur kontribusi proporsional ekspor

bersih terhadap tingkat pertumbuhan PDB secara keseluruhan dan biasa disebut sebagai kontribusi perdagangan luar negeri terhadap laju pertumbuhan ekonomi.

Di Tiongkok, atau pengeluaran pemerintah tidak dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional melalui pendekatan pengeluaran. Sedangkan merupakan konsumsi akhir dari konsumsi rumah tangga. Sementara � merupakan investasi dan merupakan ekspor bersih. Dengan demikian, persamaan (3.6) dapat ditulis ulang sebagai berikut:

pendekatan pengeluaran yaitu persamaan (3.4) dapat ditulis kembali sebagai berikut:

Gambar 3.1 menunjukkan grafik perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan persamaan (3.8). Data berupa konsumsi, investasi, ekspor, dan impor terdapat di Lampiran 1.

Gambar 3.1 Grafik perhitungan pendapatan nasional Tiongkok (dalam miliar dollar US)

1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

M

(21)

11 Gambar 3.1 menunjukkan bahwa perhitungan kontribusi perdagangan luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi sangat sederhana dan data-data yang disajikan mudah tersedia. Metode yang hanya menggunakan dampak langsung ekspor memiliki keterbatasan yaitu metode tersebut hanya dapat menggambarkan hubungan kuantitatif langsung ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi, namun tidak dapat menunjukkan pengaruh antara ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi.

Tetapi masalah utama yaitu terdapat korelasi antara ekspor dengan konsumsi, investasi, dan impor. Metode regresi dan korelasi sederhana diterapkan dalam proses perhitungan dengan menggunakan suatu software. Hasil analisis terdapat pada Lampiran 2.

Tabel 3.1 Hasil regresi dan korelasi ekspor dengan impor, konsumsi dan investasi

Hubungan Regresi Korelasi

Ekspor dengan

Impor = −3718.795 + 0.922

Ekspor secara signifikan berpengaruh terhadap impor. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0.000 dan nilai determinasi sebesar 0.995.

Ekspor dengan

Konsumsi = 79304.174 + 0.701

Ekspor secara signifikan berpengaruh terhadap konsumsi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0.000 dan nilai determinasi sebesar 0.862.

Ekspor dengan

Investasi � = 30622.597 + 0.088

Ekspor secara signifikan berpengaruh terhadap investasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0.000 dan nilai determinasi sebesar 0.847. Tabel 3.1 menunjukkan bahwa Tiongkok memiliki elastisitas impor yang berkaitan dengan ekspor sebesar 0.99, antara konsumsi dengan ekspor sebesar 0.86 dan antara investasi dengan ekspor sebesar 0.83. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kenaikan ekspor tidak hanya mempengaruhi impor secara signifikan namun juga memiliki dampak yang besar pada konsumsi dan investasi. Meskipun dampak ekspor terhadap impor yang paling besar, namun variabel lain tidak boleh diabaikan. Metode sebelumnya yang berdasarkan identitas pendapatan nasional hanya memperhitungkan dampak ekspor secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi sebagai dasar perhitungan kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun telah kita ketahui adanya keterbatasan metode yang hanya menggunakan dampak ekspor secara langsung dan mengabaikan dampak taklangsung dari ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi melalui perubahan konsekuen dalam konsumsi, investasi, dan impor.

(22)

12

ekspor berupa dampak langsung ekspor dan dampak taklangsung ekspor pada pertumbuhan ekonomi di Tiongkok.

Dampak Taklangsung Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok

Model yang dibangun pada karya ilmiah ini adalah suatu persamaan model simultan dan mencakup 3 persamaan dampak taklangsung ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu fungsi pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran, fungsi konsumsi, fungsi investasi, dan fungsi impor.

Fungsi Konsumsi

Diasumsikan bahwa konsumsi ditentukan oleh pendapatan penduduk atau rumah tangga. Fungsi konsumsi diberikan sebagai berikut:

= + 1

−1+⋯+ 1− � −�+⋯+ 0 < < 1 , (3.9)

dengan:

belanja konsumsi penduduk pada waktu −� pendapatan penduduk pada waktu − �

tingkat penurunan atau peluruhan dari belanja konsumsi

1− � kecepatan penyesuaian

unsur gangguan stokastik pada waktu

dengan menerapkan transformasi Koyck ke persamaan (3.9), sebuah model linier dari fungsi konsumsi dapat diperoleh (untuk proses penjabaran transformasi Koyck terdapat di Lampiran 3), yaitu:

= 0+ 1 + 2 −1+ , (3.10)

dengan:

= �, 0= 0, 1= , = −�, 2= 1− , −1= 1

, = 1− � −1.

Fungsi Investasi

Investasi berkaitan erat dengan harapan pengusaha di masa depan. Dalam model ini diasumsikan bahwa investasi bergantung pada suku bunga. Seperti dalam fungsi konsumsi, model linier digunakan untuk mendekati fungsi investasi, yaitu:

� = 0+ 1 + 2� + , (3.11)

dengan:

� investasi pada waktu

� tingkat suku bunga riil pada waktu unsur gangguan stokastik pada waktu Fungsi Impor

Diasumsikan bahwa impor ditentukan oleh pendapatan suatu negara dan nilai tukar mata uang asing. Karena setiap pendapatan nasional suatu negara meningkat, kemungkinan besar impor juga meningkat. Maka dapat dituliskan fungsi impor sebagai berikut (diasumsikan mengambil bentuk linear):

(23)

13 dengan:

impor pada waktu

� nilai tukar riil efektif pada waktu unsur gangguan stokastik pada waktu

Identifikasi Model Persamaan Simultan

Sebelum melakukan estimasi parameter dari suatu model persamaan simultan, terlebih dahulu dilakukan pengidentifikasian setiap persamaan agar persamaan-persamaan dalam model dapat diestimasikan dari variabel-variabel yang diketahui. Identifikasi model pada karya ilmiah ini menggunakan kondisi order (order conditions). Variabel eksogen keseluruhan atau � dari model persamaan simultan di bawah ini ada 4 yaitu ekspor, konsumsi pada waktu −1, tingkat suku bunga riil, dan nilai tukar riil efektif. Hasil identifikasi diberikan pada Tabel 3.2. Diberikan suatu model persamaan simultan sebagai berikut:

= +� + − , (3.8)

= 0+ 1 + 2 1+ , (3.10)

� = 0 + 1 + 2� + , (3.11)

= 0 + 1 + 2 + 3 � + , (3.12)

dengan:

pendapatan nasional pada waktu konsumsi rumah tangga pada waktu

−1 konsumsi rumah tangga pada waktu −1

� investasi pada waktu ekspor pada waktu impor pada waktu

� suku bunga riil pada waktu

� nilai tukar riil efektif pada waktu , , unsur gangguan stokastik pada waktu

�, �, � parameter-parameter

Tabel 3.2 Hasil identifikasi model persamaan simultan

Fungsi K m K-k m-1 Identifikasi

Pendapatan Nasional 1 4 3 3 Tepat diidentifikasi

Konsumsi 1 2 3 1 Lebih diidentifikasi

Inventasi 1 2 3 1 Lebih diidentifikasi

Impor 2 2 2 1 Lebih diidentifikasi

(24)

14

menggunakan suatu metode regresi. Untuk kasus ini, maka metode regresi yang digunakan dalam menaksir parameter-parameternya adalah dengan metode Two Stage Least Square karena taksiran yang didapat akan konsisten dan tidak terjadi korelasi antara variabel yang menjelaskan dengan unsur gangguan , maupun .

Estimasi Model Persamaan Simultan dengan Metode Two Least Square

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data sekunder dengan menggunakan data time series dari tahun 1991-2012. Rincian datanya sebagai berikut: data mengenai konsumsi, investasi, ekspor, dan impor diperoleh dari DGBAS (2013). Suku bunga merupakan suku bunga riil pinjaman untuk investasi aktiva tetap dengan satu tahun jatuh tempo diperoleh dari World Bank (2014). Nilai tukar adalah nilai tukar riil efektif yang diperoleh dari Central Bank of the Republic of China (2014). Proses penjabaran model persamaan simultan menjadi bentuk tereduksi bisa dilihat pada Lampiran 4. Berikut ini adalah hasil bentuk tereduksi (reduced form) dari persamaan struktural di dalam model persamaan simultan:

= 0+ 1 1+ 2� + 3 + 4 � + =�0 +�1 1+�2� +�3 +�4 � +

� = 0+ 1 1+ 2� + 3 + 4 � +

= 0+ 1 −1+ 2� + 3 + 4 � + .

(3.13)

Untuk memudahkan proses perhitungan, di bawah ini adalah tahapan-tahapan 2-SLS yang langsung diterapkan dalam suatu software. Data-data mengenai pendapatan nasional, investasi, konsumsi, impor, ekspor, suku bunga, dan nilai tukar disajikan di Lampiran 5.

1. Tahap Pertama

Agar tidak berkorelasi dengan , mula-mula meregresikan terhadap semua variabel eksogen dalam seluruh model, tidak hanya dalam persamaan itu. Dalam hal ini meregresikan terhadap variabel-variabel yang sudah ditentukan yaitu 1, , � dan � . Hasil output untuk pendapatan nasional sebagai

berikut (untuk analisis selengkapnya disajikan pada Lampiran 6):

=−81750.288 + 0.068 1+ 1296.632� + 0.720 + 6694.960 �. (3.14)

2. Tahap Kedua

Estimasikan konsumsi dengan meregresikan bukan pada pendapatan asal tetapi terhadap yang telah diestimasikan dalam tahap pertama, kemudian juga meregresikan � dan terhadap . Sehingga diperoleh hasil output untuk konsumsi, investasi dan impor sebagai berikut:

=−13339.492 + 0.811 , (3.15)

(25)

15

=−89558.592 + 0.928 . (3.17)

Persamaan pendapatan nasional dalam model tersebut memiliki �2 atau

nilai determinan sebesar 0.984. Besaran ini menunjukkan bahwa model regresi yang dibangun mampu menjelaskan total keragaman variabel respon sebesar 98.4 % sedangkan sekitar 1.6 % sisanya disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model. Persamaan konsumsi dalam modelnya memiliki �2 atau

nilai determinan sebesar 0.987. Besaran ini menunjukkan bahwa model regresi yang dibangun mampu menjelaskan total keragaman variabel respon sebesar 98.7 % sedangkan sekitar 1.3 % sisanya disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model. Sementara itu persamaan investasi dalam modelnya memiliki �2 atau nilai determinan sebesar 0.964. Besaran ini menunjukkan bahwa

model regresi yang dibangun mampu menjelaskan total keragaman variabel respon sebesar 96.4 % sedangkan sekitar 3.6 % sisanya disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model. Untuk persamaan impor dalam persamaan modelnya memiliki �2 atau nilai determinan sebesar 0.862. Besaran ini menunjukkan bahwa model regresi yang dibangun mampu menjelaskan total keragaman variabel respon sebesar 86.2 % sedangkan sekitar 13.8 % sisanya disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model.

Secara statistik, model regresi dari masing-masing fungsi tersebut signifikan ditunjukkan dengan nilai signifikan 0.000. Untuk fungsi pendapatan nasional,

−1 tidak signifikan mempengaruhi pendapatan nasional ditunjukkan dengan

nilai signifikan 0.543. Selain itu � signifikan mempengaruhi pendapatan nasional ditunjukkan dengan nilai signifikan 0.048. Selain itu nilai � berpengaruh secara signifikan dengan nilai signifikan sebesar 0.00. Sementara itu atau ekspor secara signifikan mempengaruhi pendapatan nasional ditunjukkan dengan nilai signifikan 0.000. Untuk itu, bisa dianggap bahwa ekspor sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi di Tiongkok.

Perbandingan Nilai Kontribusi Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Tiongkok

Nilai kontribusi peningkatan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi dengan melihat dampak langsung dapat diperoleh dari persamaan pendapatan nasional dengan ∆

−1 −1 −1

atau ∆ −1

. Definisi baru yaitu kontribusi ekspor keseluruhan

terhadap pertumbuhan ekonomi meliputi kontribusi langsung ke pertumbuhan ekonomi ditambah kontribusi taklangsung melalui perubahan konsekuen pada konsumsi dan investasi, yaitu + � ∆ +∆

−1. Sehingga

(26)

16

Tabel 3.3 Hasil perbandingan nilai kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok

Berdasarkan hasil dari Tabel 3.3 di atas dapat dilihat perbedaan hasil antara kontribusi ekspor secara langsung dengan kontribusi ekspor secara keseluruhan. Ketika dampak langsung dan dampak taklangsung dimasukkan ke dalam perhitungan kontribusi ekspor secara keseluruhan menunjukkan bahwa secara umum dan dalam kondisi yang wajar, kontribusi perdagangan luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi lebih besar jika dibandingkan dengan metode sebelumnya yang hanya berfokus pada dampak langsung ekspor. Secara umum, rata-rata nilai perbandingan dari Tabel 3.3 bisa dikatakan bahwa kontribusi ekspor secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi lebih baik hasilnya jika dibandingkan dengan hasil kontribusi ekspor secara langsung. Misalnya saja pada tahun 1991, untuk kontribusi ekspor secara keseluruhan memiliki nilai sebesar 0.114 sedangkan kontribusi ekspor secara langsung hanya sebesar 0.09. Kemudian pada tahun 2003, kontribusi ekspor secara keseluruhan memiliki nilai sebesar 0.117 sedangkan kontribusi ekspor secara langsung hanya memiliki nilai sebesar 0.081.

(27)

17 pengurangan antara nilai kontribusi ekspor keseluruhan dengan nilai kontribusi ekspor langsung pada tahun 1998 dan juga tahun 2012 yang bernilai negatif. Dampak dari hasil kontribusi taklangsung yang bernilai negatif sebagai akibat dari nilai ∆ yang negatif, dapat mempengaruhi nilai kontribusi ekspor secara keseluruhan. Sehingga mengakibatkan hasil kontribusi ekspor keseluruhan lebih kecil jika dibandingkan dengan hasil kontribusi ekspor langsung. Karena pada tahun 1998 itu pula kondisi di Tiongkok sedang mengalami krisis ekonomi dan pada tahun 2012 itu pula terjadinya perlambatan ekonomi global dikarenakan inflasi.

Dari Tabel 3.3 dapat disimpulkan bahwa ketika dalam kondisi ekonomi yang wajar, ekspor semakin meningkat maka kontribusi ekspor secara keseluruhan juga meningkat dan semakin meningkat pula pertumbuhan ekonomi. Rataan kontribusi ekspor secara keseluruhan sebesar 0.09. Artinya, setiap ekspor meningkat sebesar 1 % akan mengakibatkan kenaikan dalam pertumbuhan ekonomi sebesar 9 %. Hal ini menjelaskan bahwa peningkatan ekspor adalah sangat penting bagi perekonomian Tiongkok.

SIMPULAN

Metode Two Stage Least Square (2-SLS) digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi melalui fungsi pendapatan nasional. Metode ini digunakan untuk mengestimasi model persamaan simultan yang mencakup fungsi pendapatan nasional melalui pendekatan pengeluaran, fungsi konsumsi, fungsi investasi dan fungsi impor. Hasil analisis menunjukkan bahwa ekspor dapat dianggap berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Analisis model yang hanya menggunakan dampak langsung ekspor terhadap pertumbuhan PBD tidak dapat membedakan peran yang signifikan diantara ekspor dengan pertumbuhan ekonomi. Model tersebut hanya mampu menggambarkan perhitungan pertumbuhan ekonomi secara kuantitatif dan tidak bisa memperhitungkan pengaruh ekspor dan cenderung mengabaikan kontribusi perdagangan luar negeri berupa ekspor. Kemudian dilakukan perbaikan metode dengan menggunakan model persamaan simultan yang memasukkan dampak langsung ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu melalui pendapatan nasional dan memasukkan pula dampak taklangsung ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu melalui pengaruhnya dalam konsumsi, investasi dan impor. Ketika dampak taklangsung tersebut dimasukkan ke dalam metode yang diperbaiki, maka bisa dianggap bahwa ekspor berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Tiongkok.

(28)

18

DAFTAR PUSTAKA

[CBC] Central Bank of the Republic of China. 2014. Foreign Exchange Regime. [Internet]. [diunduh 2014 November 19]. Tersedia pada: http//www.cbc.gov. tw/content.asp?CuItem=1879.

[DGBAS] Directorate-General of Budget, Accounting and Statistics, Executive Yuan, Republic of China. 2013. Statistical Yearbook of The Republic of China 2012. Statistical Yearbook of The Republic of China [internet]. [diunduh 2014 September 29]. Tersedia pada: http://eng.dgbas.gov.tw/lp.asp ?CtNode=2351&CtUnit=1072&BaseDSD=36. doi:HA4631/C441s.

Gujarati D. 1978. Ekonometrika Dasar. Ed ke-1. Sumarno Z, penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Basic Econometrics.

Kaldor N. 1972. Capitalism and Industrial Development: Some Lessons from Britain’s Experience. Di dalam: Kaldor N editor. Further essays on applied economics. London (GB): Holmes & Meler Publishers.

Lin JY, Li Y. 2003. Export and Economic Growth in China: A Demand-Oriented Analysis. China Economic Quarterly. 2.779-794.

Mankiw NG. 2007. Makroekonomi. Liza F, Nurmawan I, penerjemah; Hardani W, Barnadi D, Saat S, editor. Jakarta (ID): Gelora Aksara Pratama. Terjemahan dari: Macroeconomics. Ed ke-6.

McCombie J, Thirlwall AP. 1994. Economic Growth and the Balance of Payments constraint. London (GB): St. Martins.

McCombie J, Thirlwall AP. 1997. The Dynamic Harrod Foreign Trade Multiplier and the Demand Oriented Approach to Economic Growth: an evaluation.

International Journal of Applied Economics. 11(1): 5-26.

McCombie J, Thirlwall AP. 1999. Growth in an International Context: a Post Keynesian View. In: Deprez J, Harvey J. Foundations of International Economics: Post Keynesian Perspectives. London, Routledge.

Putong I. 2010. Pengantar Mikro dan Makro. Jakarta (ID): Mitra Wacana Media. Thirlwall AP. 1979. The balance of payment constraint as an explanation of

international growth rate difference. Banca Nazionale del Lavoro Quarterly Review.

(29)

19 Lampiran 1 Data konsumsi, investasi, ekspor, dan impor

Tahun

Dalam Milliar Dolar US

Konsumsi Investasi Ekspor Impor

1991 102152 33982 76563 63142

1992 111479 35042 82122 72353

1993 115348 35762 85957 77393

1994 125256 36190 94300 85698

1995 136795 36987 113342 104012

1996 150649 38557 117581 102922

1997 163392 42096 124170 114955

1998 176013 44876 112595 105230

1999 186350 43800 123733 111196

2000 196937 44826 151950 140732

2001 198248 45764 126314 107971

2002 205154 46456 135317 113245

2003 210450 46586 150601 128010

2004 223928 47522 182370 168758

2005 233214 48126 198432 182614

2006 238398 48325 224017 202698

2007 246888 50029 246677 219252

2008 250293 51428 255629 240448

2009 249095 53282 203675 174371

2010 260638 54009 274601 251236

2011 270837 55859 308257 281438

2012 278417 57213 301181 270473

Sumber: DGBAS (2013)

Lampiran 2 Hasil analisis regresi dan korelasi ekspor dengan impor, konsumsi, dan investasi

1. Hasil Regresi Ekspor-Impor:

=−3718.795 + 0.922 .

Dikarenakan nilai signifikan ekspor 0.000 (< 0.05) menandakan ekspor berpengaruh terhadap impor. Kemudian �2 atau nilai determinasi sebesar 0.995

menandakan bahwa 99.5% impor dipengaruhi oleh ekspor. Hasil Software:

Tabel Variabel Masukan dan Keluaranb

Model Variabel Masukan

Variabel Keluaran

1 Ekspora .

a

(30)

20

Dikarenakan nilai signifikan ekspor 0.000 (< 0.05) menandakan ekspor berpengaruh terhadap impor. Kemudian �2 atau nilai determinasi sebesar 0.862

menandakan bahwa 86.2% konsumsi dipengaruhi oleh ekspor. Hasil Software:

Tabel Variabel Masukan dan Keluaranb

Model Variabel

Semua variabel masukan yang diminta b

(31)

21

Dikarenakan nilai signifikan ekspor 0.000 (< 0.05) menandakan ekspor berpengaruh terhadap impor. Kemudian �2 atau nilai determinasi sebesar 0.847

menandakan bahwa 84.7% investasi dipengaruhi oleh ekspor. Hasil Software:

Tabel Variabel Masukan dan Keluaranb

Model Variabel

Semua variabel masukan yang diminta b

(32)

22

Residu 1.549E8 20 7747331.125 Total 1.013E9 21

Lampiran 3 Penjabaran transformasi Koyck untuk fungsi konsumsi Diberikan fungsi konsumsi sebagai berikut:

= + 1

−1+⋯+ 1− � −�+⋯+ 0 < < 1 , (3.9) dapat ditulis ulang sebagai:

= + 1

−1+ (1− )2 −2+⋯+ 0 < < 1 . (3.9.1)

(33)

23 Untuk mendapatkan hasil yang sederhana maka persamaan (3.9.1) dikurangi persamaan (3.9.3), sehingga menjadi:

atau menurut transformasi Koyck bisa ditulis:

= 0+ 1 + 2 1+ , (3.10)

Lampiran 4 Proses penjabaran persamaan simultan menjadi bentuk tereduksi Diberikan suatu model persamaan simultan sebagai berikut:

= +� + − , (3.9)

= 0+ 1 + 2 −1+ , (3.10)

� = 0 + 1 + 2� + , (3.11)

= 0 + 1 + 2 + 3 � + , (3.12)

subtitusi Persamaan (3.10), (3.11), (3.12) ke dalam Persamaan (3.9), sehingga diperoleh:

= +� + ( − )

Sehingga bentuk tereduksi dari pendapatan nasional:

(34)

24

(35)

25 Sehingga bentuk tereduksi dari konsumsi:

=�0+�1 1+�2� +�3 +�4 � + ,

(36)

26

Sehingga bentuk tereduksi dari investasi didapat:

(37)

27

Sehingga bentuk tereduksi dari impor didapat:

(38)

28

Lampiran 5 Data-data mengenai pendapatan nasional, konsumsi, investasi, ekspor, impor, suku bunga, nilai tukar, 1, dan

Tahun

(Dalam Miliar US) NTD/

USD (%)

� �� � � − � � �� �

1991 149555 161947,196 102152 196815 63142 33982 76563 26,8094 -3,315636

1992 156290 147548,676 111479 102152 72353 35042 82122 25,1629 -4,041101

1993 159674 159944,538 115348 111479 77393 35762 85957 26,3819 -3,393832

1994 170048 161667,602 125256 115348 85698 36190 94300 26,4552 -7,279074

1995 183112 186232,020 136795 125256 104012 36987 113342 26,4763 0,4634241

1996 203865 201605,380 150649 136795 102922 38557 117581 27,4576 4,2940127

1997 214703 219788,806 163392 150649 114955 42096 124170 28,6618 7,7145694

1998 228254 245751,663 176013 163392 105230 44876 112595 33,4447 8,8012379

1999 242687 244957,762 186350 176013 111196 43800 123733 32,2661 7,4278264

2000 252981 253221,342 196937 186350 140732 44826 151950 31,2252 2,964885

2001 262355 253703,985 198248 196937 107971 45764 126314 33,8003 3,7210406

2002 273682 266706,781 205154 198248 113245 46456 135317 34,575 4,6811458

2003 279627 274500,592 210450 205154 128010 46586 150601 34,418 2,6534547

2004 285062 285991,836 223928 210450 168758 47522 182370 33,422 -1,260056

2005 297158 293775,369 233214 223928 182614 48126 198432 32,167 1,59701

2006 308042 316083,158 238398 233214 202698 48325 224017 32,531 2,2280113

2007 324342 331742,419 246888 238398 219252 50029 246677 32,842 -0,155536

2008 316902 327143,620 250293 246888 240448 51428 255629 31,517 -2,276984

2009 331681 310895,380 249095 250293 174371 53282 203675 33,049 5,9523529

2010 338012 343735,166 260638 249095 251236 54009 274601 31,642 -0,777129

2011 353515 353681,399 270837 260638 281438 55859 308257 29,464 -1,154559

2012 366338 356872,721 278417 270837 270473 57213 301181 29,614 3,9265018

(39)

29 Lampiran 6 Two Stage Least Square Analysis pendapatan nasional, konsumsi,

investasi, dan impor

Two Stage Least Square Analysis untuk pendapatan nasional

Tabel Deskripsi Model

Tipe Variabel

Persamaan 1 Terikat

� 1 Peramal dan Instrumen

� Peramal dan Instrumen Peramal dan Instrumen

� Peramal dan Instrumen Tabel Keseluruhan Model

Persamaan 1 � 0.992

�2 0.984

�2 yang Disesuaikan 0.980

Kesalahan Standar Perhitungan 9680.920 Tabel ANOVA

Jumlah Kuadrat Df

Kuadrat

Tengah Uji

Nilai Signifikan Persamaan 1 Regresi 9.552E10 4 2.388E10 254.790 0.000

Residu 1.593E9 17 93720207.482 Total 9.711E10 21

Tabel Koefisien

Koefisien yang Tidak Distandarisasi

Beta Uji Nilai Signifikan B Kesalahan

Standar Persamaan

1 (Konstanta) -81750.288 27146.396 -3.011 0.008

� 1 0.068 0.110 0.052 0.621 0.543

� 1296.632 607.599 0.080 2.134 0.048 0.720 0.066 0.773 10.828 0.000

(40)

30

Tabel Koefisien Korelasi

� 1 � �

Persamaan 1 Korelasi � 1 1.000 0.068 -0.876 -0.589

� 0.068 1.000 0.050 -0.491 -0.876 0.050 1.000 0.349

� -0.589 -0.491 0.349 1.000

Two Stage Least Square Analysis untuk konsumsi

Tabel Deskripsi Model

Tipe Variabel

Persamaan 1 Terikat

2 Peramal dan Instrumen Tabel Keseluruhan Model

Persamaan 1 � 0.993

�2 0.987

�2 yang Disesuaikan 0.986

Kesalahan Standar Perhitungan 6491.658 Tabel ANOVA

Jumlah

Kuadrat Df

Kuadrat

Tengah Uji

Nilai Signifikan Persamaan

1 Regresi 6.291E10 1 6.291E10 1492.815 0.000 Residu 842832503.

465 20

42141625. 173 Total 6.375E10 21

Tabel Koefisien

Koefisien yang Tidak Distandarisasi

Beta Uji Nilai Signifikan B Kesalahan

Standar Persamaan

1 (Konstanta) -13339.492 5612.532 -2.377 0.028

(41)

31

Two Stage Least Square Analysis untuk investasi

Tabel Deskripsi Model

Tipe Variabel

Persamaan 1 � Terikat

2 Peramal dan Instrumen Tabel Keseluruhan Model

Persamaan 1 � 0.982

�2 0.964

�2 yang Disesuaikan 0.962

Kesalahan Standar Perhitungan 1356.351 Tabel ANOVA

Jumlah

Kuadrat Df

Kuadrat

Tengah Uji

Nilai Signifikan Persamaan

1 Regresi

976155422.

342 1

976155422.

342 530.609 0.000 Residu 36793766.4

31 20

1839688.32 2 Total 1.013E9 21

Tabel Koefisien

Koefisien yang Tidak Distandarisasi

Beta Uji Nilai Signifikan B Kesalahan

Standar Persamaan

1 (Konstanta) 19127.132 1172.669 16.311 0.000

2 0.101 0.004 0.982 23.035 0.000

Two Stage Least Square Analysis untuk impor

Tabel Deskripsi Model

Tipe Variabel

Persamaan 1 Terikat

(42)

32

Tabel Keseluruhan Model

Persamaan 1 � 0.928

�2 0.862

�2 yang Disesuaikan 0.855

Kesalahan Standar Perhitungan 25703.674 Tabel ANOVA

Jumlah Kuadrat Df

Kuadrat

Tengah Uji

Nilai Signifikan Persamaan 1 Regresi 8.231E10 1 8.231E10 124.583 0.000

Residu 1.321E10 20 660678879.421 Total 9.552E10 21

Tabel Koefisien

Koefisien yang Tidak Distandarisasi

Beta Uji Nilai Signifikan B Kesalahan

Standar Persamaan

1 (Konstanta) -89558.591 22222.782 -4.030 0.001

(43)

33

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wonogiri pada tanggal 7 September 1992 sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Katino dan Ibu Sri Hatmini dengan adik laki-laki bernama Lambang Dwi Hadmoko.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis yaitu di TK Kartika XVI-6 Cijantung Jakarta Timur lulus pada tahun 1998, SD Negeri Ngasemlegi Wonogiri lulus pada tahun 2004, SMP Negeri 2 Wonogiri lulus pada tahun 2007, SMA Negeri 1 Wonogiri lulus pada tahun 2010, dan pada tahun yang sama penulis diterima di Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).

Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif di UKM Karate IPB sebagai staf Divisi Internal pada tahun 2010/2011, UKM Koperasi Mahasiswa (KOPMA) IPB pada tahun 2010/2011, organisasi mahasiswa daerah Wonogiri (MAHAGIRI) sebagai Humas pada tahun 2011/2012, dan juga organisasi kemahasiswaan Gugus Mahasiswa Matematika (GUMATIKA) sebagai staf Biro Keuangan pada tahun 2012/2013. Penulis juga mengikuti beberapa kepanitian antara lain IPB Karate Cup III se- Jawa Bali pada tahun 2011, IPB Karate Cup IV se-Jawa Bali pada tahun 2012, IPB Goes to School pada tahun 2012 dan IPB Mathematics Challange

Gambar

Grafik perhitungan pendapatan nasional Tiongkok (dalam miliar dollar
Tabel 3.1 Hasil regresi dan korelasi ekspor dengan impor, konsumsi dan investasi
Tabel 3.3 Hasil perbandingan nilai kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok
Tabel Keseluruhan Model
+6

Referensi

Dokumen terkait

Irfal Haris : Analisa Pengaruh Tingkat Inflasi dan Ekspor Non Migas Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2006... Irfal Haris : Analisa Pengaruh Tingkat Inflasi dan Ekspor

Karena secara teoritis dapat dikatakan bahwa ada korelasi yang positif antara pertumbuhan ekspor dan pertumbuhan ekonomi di satu pihak dan peningkatan kesempatan kerja dan

Dalam teori ekonomi makro ( macro economi theori ), hubungan antara ekspor dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan / atau pendapatan nasional merupakan suatu persamaan identitas

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur untuk mengetahui pengaruh antara variabel inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap variabel ekspor secara langsung

Kemungkinan selanjutnya yang menyebabkan ekspor pertanian Indonesia tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah ekspor pertanian di Indonesia masih

Adapun variabel yang digunakan pada analisis kuantitatif dalam penelitian ini untuk melihat pengaruh diversifikasi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan

Kemudian hasil uji secara parsial dan simultan bahwa ekspor dan impor memiliki pengaruh sangat signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan nilai alpa dibawah 5% atau 0,0% dan

Secara bersama – sama pertumbuhan ekonomi, kurs dan inflasi terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ekspor Negara Indonesia, hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung yang