KONDISI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEKERJA PEMANENAN HUTAN DI IUPHHK-HT PT.
WIRAKARYA SAKTI, JAMBI
SUPRIATNA
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSISI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pekerja Pemanenan Hutan di IUPHHK-HT PT. Wirakarya Sakti, Jambi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016
Supriatna
ABSTRAK
SUPRIATNA. Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pekerja Pemanenan Hutan di IUPHHK-HT PT. Wirakarya Sakti, Jambi. Dibimbing oleh EFI YULIATI YOVI.
Pekerjaan di bidang kehutanan khususnya pemanenan hutan merupakan pekerjaan yang tergolong berbahaya. Dengan demikian, aspek perlindungan pada keselamatan dan kesehatan kerja pekerja kehutanan adalah hal yang penting dan mendasar. Evaluasi sistem manajemen K3 di tingkat perusahaan perlu dilakukan untuk mendukung terwujudnya K3 yang lebih baik di sektor kehutanan. Penelitian ini dimaksudkan menjelaskan kondisi K3, kepuasan kerja, dan gejala kelelahan kumulatif para pekerja pemanenan hutan di PT. Wirakarya Sakti, Jambi. Kondisi K3 dan kepuasan kerja dianalisis melalui hasil wawancara pada kuesioner yang disediakan. Faktor-faktor yang diduga berpotensi mempengaruhi kepuasan kerja dianalisis menggunakan pengujian hipotesis komparatif Mann-Whitney.
Gejala kelelahan kumulatif dianalisis menggunakan Cumulative Fatigue Symptom Index (CFSI). Kecelakaan, khususnya kecelakaan ringan dan jatuh dari sepeda motor merupakan suatu hal yang sering terjadi. Sakit pinggang, nyeri punggung bawah, dan kaku pada leher atau pundak merupakan keluhan yang banyak dirasakan. Faktor yang signifikan berpengaruh terhadap kepuasan kerja adalah tingkat pendidikan dan jenis kontrak kerja. Pekerja pemanenan hutan memiliki indeks kumulatif gejala kelelahan yang tinggi terutama pada aspek kelelahan fisik. Kata kunci: kelelahan kumulatif, kepuasan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja,
ABSTRACT
SUPRIATNA. Occupational safety and health conditions of timber harvesting worker in IUPHHK-HT PT. Wirakarya sakti, Jambi.
minor accident and fell from the motorcycle are matter of common. Back pain, lower back pain, and stiffness in the neck or shoulder are complaint that many felt. Factors that significantly affect job satisfaction are the level of education and type of employment contract. Woker of timber harvesting has high cumulative fatigue symptom index, especially in the aspects of physical fatigue.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan
KONDISI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEKERJA PEMANENAN HUTAN DI IUPHHK-HT PT.
WIRAKARYA SAKTI, JAMBI
SUPRIATNA
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2015 ini ialah keselamatan dan kesehatan kerja, dengan judul Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pekerja Pemanenan Hutan di IUPHHK-HT PT. Wirakarya Sakti, Jambi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Efi Yuliati Yovi selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada pihak dari PT. Wirakarya Sakti yang berperan besar selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Okta Chandra Aulia, Mujahidah Silviari Zaenal, Ahmad Iqbal, Kurniawan Danan Jaya, Faris Ranggawardana, Andri Sepian, Azmi Satri , Zakiyah, Zakiyyatul Maftuhah, Wahyu, dan Santra Wiraga atas kritik, saran, dan dorongan semangatnya. Tak lupa, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada, Ibu Etin dan Ayah Dadang Kurnia serta Nenek Siti atas segala doa, dukungan dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Bogor, Januari 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN viii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
METODE PENELITIAN 3
Lokasi dan Waktu 3
Alat 3
Pemilihan dan Jumlah Responden 3
Pengolahan dan Analisis Data 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Kondisi K3 5
Kepuasan Kerja 9
Gejala Kelelahan Kumulatif 11
Strategi Pengembangan Sistem Manajemen K3 16
SIMPULAN DAN SARAN 18
Simpulan 18
Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN 21
DAFTAR TABEL
1 Data personal responden 5
2 Jenis kecelakaan kerja, near miss accident, dan hari kerja hilang (pilihan
berganda) 6
3 Kesehatan pekerja pemanenan hutan PT. WKS 8
4 Kepuasan kerja pekerja pemanenan hutan (pilihan berganda) 9
5 Hasil uji Mann-Whitney 10
6 Pengelompokan karakteristik CFSI 11
7 Saran perbaikan (pilihan berganda) 17
8 Penggunaan APD (pilihan berganda) 17
DAFTAR GAMBAR
1 FRA PT. WKS tahun 2013 dan 2014 7
2 SRA PT. WKS tahun 2013 dan 2014 8
3 Sebaran karakteristik dari indeks komulatif gejala kelelahan pekerja
pemanenan utan di PT. WKS 12
4 Perbandingan hasil CFSI antara kelompok pekerja berusia < 30 tahun
dengan pekerja berusia ≥ 30 tahun 13
5 Perbandingan hasil CFSI antara kelompok pekerja lama (≥10 tahun) dan kelompok pekerja baru (<10 tahun)
14 6 Perbandingan hasil CFSI berdasarkan jenis pekerjaan 15
7 Hasil CFSI berdasarkan jenis kontrak kerja 16
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner data personal responden 21
2 Kuesioner kondisi pekerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja serta kepuasan
kerja 22
3 Indeks kumulatif gejala kelelahan (CFSI) (Kosugo and Fujii 1987) 24
4 Rekapitulasi data personal responden 27
5 Rekapitulasi kepuasan kerja 29
6 Rekapitulasi kondisi K3 30
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pekerjaan di bidang kehutanan khususnya pemanenan hutan merupakan pekerjaan yang tergolong berbahaya. Menurut Yovi (2007) pekerjaan di bidang kehutanan memiliki berbagai kendala seperti lingkungan kerja yang sulit, pekerjaan fisik yang berat (yang sering melebihi batas kapasitas pekerja hutan), dan risiko kecelakaan kerja yang tinggi. ILO (1998) menyatakan bahwa sektor kehutanan terus berlanjut menjadi salah satu sektor industri yang paling berbahaya di sebagian besar negara. ILO (1998) juga menyatakan bahwa di seluruh dunia, sering ada kecenderungan untuk menganggap remeh peningkatan angka kecelakaan dan terjadinya penyakit akibat kerja serta terjadinya pensiun dini pada pekerja kehutanan padahal pekerja kehutanan merupakan salah satu input yang paling penting agar proses produksi dapat terus berjalan. Oleh karena itu, aspek perlindungan pada keselamatan dan kesehatan kerja pekerja kehutanan adalah hal yang penting dan mendasar untuk dilakukan oleh pemerintah, organisasi pekerja, dan perusahaan kehutanan.
Fakta-fakta menunjukkan bahwa kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang baik di sektor kehutanan merupakan sesuatu hal yang mungkin terwujud (ILO 1998). Salah satu contoh fakta adalah adanya sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang penerapannya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012. Hal tersebut merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu sistem manajemen K3.
Evaluasi sistem manajemen K3 di tingkat perusahaan perlu dilakukan untuk mendukung terwujudnya K3 yang lebih baik di sektor kehutanan. Selain itu, hal tersebut merupakan prasyarat manajemen yang kuat dan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan. Evaluasi mengenai sistem manajemen K3 di tingkat perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis kondisi K3, kepuasan kerja, dan indeks kumulatif gejala kelelahan dari pekerjanya.
Penelitian ini dimaksudkan menjelaskan kondisi K3, kepuasan kerja, dan indeks kumulatif gejala kelelahan para pekerja pemanenan hutan di PT. Wirakarya Sakti (PT. WKS), Jambi sebagai pemegang izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman (IUPHHK-HT).
Perumusan Masalah
2
tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas. Oleh karena itu, beberapa aspek yang dapat dijadikan dasar pengembangan sistem manajemen K3 perlu dianalisis. Aspek tersebut adalah:
1. Kondisi K3 2. Kepuasan kerja
3. Akumulasi kelelahan kerja
4. Evaluasi hasil kondisi K3, kepuasan kerja, dan gejala kelelahan kumulatif.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi kondisi K3
2. Mengetahui tingkat kepuasan kerja para pekerja pemanenan hutan dan faktor yang berpotensi menjadi pembeda tingkat kepuasan kerja
3. Mengukur indeks kumulatif gejala kelelahan para pekerja pemanenan hutan Merumuskan strategi pengembangan sistem manajemen K3.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan informasi oleh perusahaan sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan sistem manajemen K3
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam upaya menciptakan tempat kerja yang nyaman, aman, dan efisien untuk mendorong produktivitas melalui sistem manajemen K3.
Ruang Lingkup Penelitian
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di areal kerja PT. Wirakarya Sakti, Jambi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2015.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: alat tulis, kamera, kuesioner, serta laptop yang dilengkapi software Microsoft office 2010 dan
software SPSS versi 16.0.
Pemilihan dan Jumlah Responden
Pemilihan responden dilakukan dengan cara purposive sampling. Jumlah responden yang dipilih sebanyak 30 orang dengan pertimbangan jenis pekerjaan termasuk ke dalam proses pemanenan hutan.
Jenis Data yang Dikumpulkan
Data Primer
Data primer yang digunakan adalah data hasil wawancara dan hasil observasi atau pengamatan secara langsung di lokasi. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara semi terstruktur dengan menggunakan kuesioner. Data primer yang dikumpulkan adalah data personal, kondisi K3, dan gejala kelelahan kumulatif.
Data Sekunder
4
Pengolahan dan Analisis Data
Kondisi K3
Kondisi K3 dianalisis melalui hasil wawancara pada kuesioner yang disediakan. Hasil tersebut direkapitulasi ke dalam tabel kemudian dibandingkan dengan data sekunder yang diperoleh sehingga didapatkan gambaran mengenai kondisi K3 di perusahaan tersebut.
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja dianalisis melalui kuesioner yang menanyakan kepuasan dari para pekerja. Kuesioner ini berisikan pernyataan “ya/tidak” dan alasan ketidakpuasan apabila jawabannya “tidak”. Pernyataan tersebut akan dijadikan dasar dalam mengidentifikasi kepuasan kerja. Faktor-faktor yang diduga berpotensi mempengaruhi kepuasan kerja dianalisis menggunakan pengujian hipotesis komparatif Mann-Whitney.
Uji Mann-Whitney merupakan sebuah uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila data berbentuk ordinal (Sugiyono 2010). Peubah yang diduga menjadi pembeda kepuasan kerja adalah usia, lama kerja, tingkat pendidikan, dan jenis kontrak kerja.
Hipotesis yang dibangun adalah:
H0 : Peubah bebas pada masing-masing kelompok tidak mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap kepuasan kerja.
H1 : Peubah bebas pada masing-masing kelompok mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap kepuasan kerja.
Tingkat kepercayaan (α) yang digunakan dalam pengambilan keputusan sebesar 95% (0,05). H0 diterima apabila p-value ≥ α dan H0 ditolak apabila p-value < α.
Gejala Kelelahan Kumulatif
Gejala kelelahan kumulatif dianalisis menggunakan Cumulative Fatigue Symptom Index (CFSI) (Kasugo et al. 1992 dalam Yoshimura & Acar 2004). CFSI menggunakan 75 pertanyaan berupa keluhan yang ditanyakan kepada responden. Kemudian responden diarahkan untuk menjawab pertanyaan
„ya/tidak‟. Hasil CFSI dikalkulasikan menggunakan formula berikut:
r = y/T [1]
keterangan:
r = Nilai hasil setiap pertanyaan. T = Jumlah responden.
y = Jumlah total dari jawaban „ya‟ dari setiap pertanyaan.
R = Y/kT [2] keterangan:
R = Nilai hasil untuk setiap kelompok. T = Jumlah responden.
Y = Jumlah total dari jawaban „ya‟ dari setiap kelompok pertanyaan.
k = Jumlah pertanyaan-pertanyaan di setiap kelompok.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi K3
Kondisi responden
Berikut adalah data dari 30 responden terpilih. Jenis kelamin dari semua responden adalah laki-laki.
Tabel 1 Data personal responden
Karakteristik Kategori Jumlah Persentase (%)
Status Perkawinan Kawin 17 56.7
Belum kawin 13 43.3
Usia < 30 16 53.3
≥ 30 14 46.7
Pendidikan terakhir SD 3 10.0
SMP 6 20.0
SMA 13 43.3
Universitas 8 26.7
Lama bekerja < 10 21 70.0
≥ 10 9 30.0
Jenis pekerjaan Operator alat berat 3 10.0
Driver logging truck 3 10.0
Operator chainsaw 4 13.3
Supervisor 7 23.3
Pengawas 10 33.3
Tenaga teknis 3 10.0
Jenis kontrak kerja Tetap 19 63.3
Musiman 11 36.7
6
dari para responden merupakan lulusan SMA dan lebih dari seperempatnya merupakan lulusan universitas/diploma. Sisanya merupakan lulusan SMP dan SD. PT WKS secara umum memiliki pekerja yang merupakan karyawan dan yang bukan karyawan. Biasanya, pekerja yang bukan karyawan adalah buruh atau karyawan dari perusahaan lain yang bermitra. Pekerja yang bukan karyawan adalah pekerja tidak tetap (musiman). Pekerja musiman rata-rata adalah mereka yang bekerja di lokasi penebangan seperti operator chainsaw, driver logging truck, dan operator alat berat. Karyawan PT. WKS yang bekerja di bidang pemanenan hutan adalah pengawas dan supervisor dari bagian PNP (plantation and production).
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan adalah sebuah kejadian tak terduga yang menyebabkan cedera atau kerusakan (Ridley 2009). Lebih lanjut, Ridley (2009) menuturkan bahwa kecelakaan bukan terjadi, tapi disebabkan oleh kelemahan di sisi majikan, pekerja, atau keduanya. Oleh karena itu, sebuah sistem manajemen K3 sangat diperlukan guna meminimalisir terjadinya kecelakaan. khususnya kecelakaan kerja, yaitu kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah dari tempat kerja (Depnaker 1998).
Tabel 2 Jenis kecelakaan kerja, near miss accident, dan hari kerja hilang (pilihan berganda)
Jenis kecelakaan Jumlah Hari kerja hilang
Kecelakaan ringan 4 0
banyak karyawan yang mengalami vulnus (luka) baik karena terjatuh, tergores ranting atau terkena parang.
Tabel 2 juga memperlihatkan ada responden yang pernah mengalami luka berat yang mengakibatkan hari kerja hilang sebanyak 14 hari. Berdasarkan pengakuan responden kecelakaan terjadi sebelum bekerja di PT. WKS. Walau demikian, perusahaan harus tetap waspada karena hal tersebut menunjukkan bahwa sektor kehutanan mempunyai potensi bahaya yang tinggi. Menurut Juwita (2002) pemanenan hutan merupakan salah satu kegiatan dalam bidang kehutanan yang memiliki risiko kecelakaan tinggi karena berkaitan dengan alat-alat berat serta lingkungan alam yang sulit diramalkan
Kondisi kecelakaan kerja di suatu perusahaan dapat dilihat dari frequency rate of accident (FRA) dan severity rate of accident (SRA). Juwita (2002) menyebutkan bahwa FRA menggambarkan frekuensi kasus kecelakaan yang mengakibatkan meninggal dunia, cacat permanen total, cacat permanen sebagian, dan tidak mampu bekerja sementara dibandingkan dengan jam kerja total. SRA diartikan sebagai jumlah hari kerja hilang yang menunjukkan tingkat keparahan kecelakaan. Gambar 1 dan Gambar 2 memperlihatkan FRA dan SRA PT. WKS tahun 2013 dan 2014.
Gambar 1 FRA PT. WKS tahun 2013 dan 2014
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
F
re
que
nc
y
rate of acc
ident
8
Gambar 2 SRA PT. WKS tahun 2013 dan 2014
Gambar 1 dan Gambar 2 memperlihatkan adanya fluktuasi kecelekaan kerja. Hal tersebut menunjukkan bahwa kecelakaan kerja adalah sesuatu yang sulit diprediksi. Frekuensi kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada Februari 2014 dan yang terparah terjadi pada November 2014
Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja berhubungan erat dengan sakit akibat kerja. Ridley (2009) menyatakan bahwa kesehatan merupakan unsur penting agar hidup berkualitas dapat dinikmati, baik di rumah maupun dalam pekerjaan. Data mengenai kondisi kesehatan kerja PT. WKS dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Kesehatan pekerja pekerja pemanenan hutan PT. WKS
Karakteristik Kategori Jumlah Persentase (%)
Merokok Ya 24 80.0
Tidak 6 20.0
Gangguan fisik Nyeri punggung bawah
11 36.7
Menurut data yang diperoleh dari klinik perusahaan, para pekerja dan juga anggota keluarganya yang tinggal di basecamp perusahaan banyak yang mengalami infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Hal ini terjadi karena banyak pekerja merupakan perokok. Tabel 3 menunjukkan bahwa pekerja yang bukan perokok jumlahnya hanya 20%. Selain itu, kondisi jalan yang berdebu juga menjadi faktor lain yang menyebabkan ISPA. Faktor lingkungan, individu, dan perilaku merupakan penyebab umum terjadinya ISPA.
Tabel 3 juga memperlihatkan lebih dari setengah responden mengalami sakit pinggang, 36.7% mengalami nyeri punggung bawah, dan 36.7% mengalami kaku pada leher atau pundak. Hal yang harus diperhatikan adalah operator
chainsaw tiga keluhan tersebut sekaligus. Yovi dan Prajawati (2015) menyatakan bahwa kegiatan penebangan, pembagian batang, dan penyaradan dalam sistem penebangan manual mengalami risiko terkena musculosceletal disorders (MSDs). MSDs adalah sejenis gangguan pada otot rangka termasuk punggung bawah. Hal ini terjadi karena operator chainsaw melakukan pekerjaan atau gerakan yang sama secara berulang-ulang dan beban kerja yang sangat berat. Selain operator
chainsaw, pengawas dan operator alat berat termasuk ke dalam kelompok pekerja yang mengeluhkan nyeri punggung bawah atau kaku pada leher. Hal ini dikarenakan kelompok kerja ini harus duduk dalam waktu yang lama dalam kendaraan atau alat berat. Selain itu ada responden yang mengalami sakit di bagian tumit. Hal ini disebabkan karena pekerja tersebut tidak menggunakan sepatu keselamatan ketika bekerja sehingga kakinya tidak terlindungi.
Kepuasan Kerja
Menurut Tangkilisan (2005) dalam Soegandhi et al. (2013) kepuasan kerja adalah tingkat rasa puas individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dari organisasi tempat mereka bekerja. Tingkat kepuasan kerja di PT WKS diperlihatkan dalam Tabel 4.
Tabel 4 Kepuasan kerja pekerja pemanenan hutan (pilihan berganda)
Kepuasan kerja Puas Tidak puas
Gaji Pekerjaan
berat
Jumlah 16 11 3
persentase (%) 53.3 36.7 10
n=30
10
beratnya pekerjaan adalah alasan ketidakpuasan yang mendominasi pekerja kehutanan.
Berhubungan dengan adanya perbedaan dalam hal kepuasan kerja, maka uji
Mann-Whitney dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari peubah-peubah yang diduga memengaruhi kepuasan kerja. Tabel 5 menunjukkan hasil uji Mann-Whitney pada masing-masing peubah.
Tabel 5 Hasil uji Mann-Whitney
Usia Lama kerja Kontrak kerja Pendidikan
Mann-Whitney U 84.000 82.500 69.000 60.000
Wilcoxon W 220.000 218.500 174.000 165.000
Z -1.166 -1.235 -2.140 -2.289
Asymp. Sig. (2-tailed) .244 .217 .032* .022*
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .257
a
.224a .077a .031a
*)Tolak H0 dengan tingkat kepercayaan 95% (0.05%)
Usia
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney, nilai sig. atau p-value yang diperoleh untuk usia adalah 0.244. Jadi, p-value ≥ α (0.244>0.05) sehingga H0 diterima. Kesimpulannya adalah usia bukan merupakan faktor pembeda yang signifikan terhadap kepuasan kerja.
Lama Kerja
Hasil uji Mann-Whitney untuk peubah lama kerja menunjukkan bahwa lama kerja bukan merupakan faktor pembeda yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini ditunjukan dengan p-value yang diperoleh lebih besar dari α (0.217 > 0.05)
Jenis Kontrak Kerja
Tingkat Pendidikan
Hasil uji Mann-Whitney untuk peubah tingkat pendidikan menunjukkan bahwa peubah tersebut merupakan faktor pembeda yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini ditunjukkan dengan p-value yang diperoleh lebih kecil
dari α (0.022 > 0.05). Dengan menggunakan perbandingan langsung dapat dilihat
bahwa pekerja dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih puas terhadap pekerjaannya. Pekerja dengan pendidikan yang lebih tinggi, tentunya akan mengantarkan pekerja tersebut pada tingkatan pekerjaan yang lebih tinggi pula.
Berkaitan dengan kepuasan kerja, Yoshimura dan Acar (2004) mengungkapkan bahwa pendidikan termasuk ke dalam faktor yang sangat potensial mempengaruhi kepuasan kerja.
Gejala Kelelahan Kumulatif
Kelelahan merupakan gejala awal yang timbul pada suatu keadaan yang tidak seimbang. Kelelahan juga merupakan gambaran gejala awal yang dapat menimbulkan masalah K3 (Enrico 2002). Kosugo dan Fuji (2002) dalam Yoshimura dan Acar (2004) lebih lanjut mengelompokan kelelahan ke dalam tiga aspek, yaitu aspek fisik, aspek mental, dan aspek sosial. Aspek fisik memuat karakteristik gejala kelelahan berupa kelelahan umum, kelelahan kronis, dan gangguan fisik. Aspek mental memuat karakteristik dalam bentuk perasaan depresi, perasaan gelisah, dan penurunan kekuatan. Aspek sosial memuat karakteristik gejala kelelahan berupa perasaan mudah marah dan keengganan bekerja.
CFSI memuat 75 pertanyaan yang dibuat berkaitan dengan analisis kelelahan kerja. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikelompokan berdasarkan karakteristiknya. Berikut adalah pengelompokan karakteristik CFSI menurut Kosugo et al. (1992) dalam Yoshimura dan Acar (2004).
Tabel 6 Pengelompokan karakteristik CFSI Kelompok Karakteristik Kelompok Karakteristik NF 1 Penurunan kekuatan NF4 Keengganan bekerja NF2-1 Kelelahan umum NF5-1 Perasaan cemas NF2-2 Gangguan fisik NF5-2 Perasaan depresi
NF3 Mudah tersinggung NF6 Kelelahan kronis
Sumber: Kosugo et al. (1992)
12
Gambar 3 Sebaran karakteristik dari indeks komulatif gejala kelelahan pekerja pemanenan utan di PT. WKS
Gambar 3 memperlihatkan bahwa NF2-1, NF2-2, dan NF6 memiliki nilai CFSI yang melebihi 25%. Hal ini mengindikasikan bahwa pekerjaan di bidang pemanenan hutan menyebabkan kelelahan fisik yang sangat tinggi. Sejalan dengan yang diutarakan Yovi (2007) bahwasanya pekerjaan kehutanan merupakan pekerjaan fisik yang berat yang sering melebihi batas kapasitas pekerja hutan, sehingga berdampak kelelahan pada tubuh pekerja. Keluhan yang banyak terjadi pada aspek fisik adalah keluhan berupa pegal-pegal pada pundak, sering merasa pusing (dizzy), terkadang merasa sekujur badan tidak bertenaga, sakit pinggang, kepala terasa berat, kadang-kadang merasa sakit dan mual, sering merasa letih ketika bangun di pagi hari, dan akhir-akhir ini merasa lelah di sekujur tubuh. Gambar 3 juga memperlihatkan aspek kelelahan mental yang cukup tinggi, khususnya pada NF5-1. Hal ini mengindikasikan adanya perasaan cemas. Keluhan yang banyak terjadi adalah keinginan untuk menceritakan suatu permasalahan. Hal ini harus tetap menjadi perhatian. Menurut Ghani (1980) dalam Enrico (2002) sebenarnya pekerja yang mengalami kelelahan mental masih bisa bekerja efektif dan sebaliknya, hasil pekerjaannya dibawah pekerjaan normal. Sementara itu, aspek kelelahan sosial relatif lebih rendah. Hal ini mengindikasikan bahwasanya lingkungan kerja di PT. WKS relatif baik.
Gejala Kelelahan Berdasarkan Usia
Gambar 4 Perbandingan hasil CFSI antara kelompok pekerja berusia < 30 tahun dengan pekerja berusia ≥ 30 tahun
Gambar 4 menunjukkan bahwa secera umum, kedua kelompok usia mengalami gejala kelelahan aspek fisik yang lebih tinggi dibandingkan dengan aspek lainnya. Gambar ini juga memperlihatkan bahwa pekerja dengan usia ≥30 tahun cenderung memiliki gejala kelelahan fisik yang lebih tinggi daripada pekerja dengan usia <30 tahun. Hal ini sejalan dengan Enrico (2002) yang menyatakan bahwa pekerja dengan usia tua memiliki persentase keluhan yang lebih banyak daripada pekerja usia muda. Menurut Suma‟mur (1977) umumnya beberapa aspek fisik menurun pada usia 30 tahun. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas keluhan yang dialami adalah keluhan aspek fisik. Sedangkan keluhan pada aspek mental justru pekerja dengan usia <30 tahun memiliki tingkat keluhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja berusia ≥30 tahun. Hal ini disebabkan oleh adanya ekspektasi tinggi terhadap pekerjaan pada pekerja berusia muda sehingga ketika terjadi kesenjangan antara ekspektasi dan harapan akan menyebabkan meningkatnya indeks kumulatif gejala kelelahan.
Gejala Kelelahan Berdasarkan Lama Kerja
Hasil perhitungan CFSI berdasarkan lama kerja memberikan hasil seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.
14
Gambar 5 Perbandingan hasil CFSI antara kelompok pekerja lama (≥10 tahun) dan kelompok pekerja baru (<10 tahun)
Gambar 5 menunjukkan bahwa secara umum pekerja lama memiiki persentase keluhan lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja baru. Hal ini sejalan dengan Enrico (2002) yang menyatakan bahwa pekerja lama mengalami penurunan keinginan bekerja lebih besar daripada pekerja baru. Kelelahan pada pekerja lama ini diakibatkan kejenuhan terhadap pekerjaan sehingga beban kerja meningkat.
Gejala Kelelahan Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Gambar 6 menunjukkan bahwa baik pada aspek kelelahan fisik, kelelahan mental, maupun kelelahan sosial, operator chainsaw, operator alat berat, dan
driver logging truck merupakan jenis pekerjaan dengan tingkat keluhan terbanyak. Kelompok pekerjaan ini adalah kelompok pekerjaan yang terdiri dari pekerja yang langsung bekerja di lokasi pemanenan. Hasil ini mengidentifikasikan bahwa kelompok perkerjaan yang berada di lokasi tapak merupakan kelompok pekerjaan dengan beban kerja yang sangat berat.
Faktor yang menyebabkan adalah pekerjaan berat yang membutuhkan metabolisme tinggi. Aktifitas fisiologi inilah yang pada akhirnya menyebabkan penimbunan asam laktat pada otot sehingga menyebabkan pegal dan rasa lelah. Menurut Campbell at al. (2008) ketika dalam pekerjaan berat, sel otot manusia akan melakukan fermentasi asam laktat untuk memperoleh energi. Asam laktat yang menumpuk dan peningkatan kadar ion kalium pada otot akan menyebabkan rasa lelah. Kelelahan pada aspek mental dapat diakibatkan oleh kelelahan fisik. Kelelahan fisik yang tinggi dapat mengakibatkan perasaan-perasaan seperti keengganan bekerja, cemas, dan depresi. Hal yang sama juga berlaku pada aspek kelelahan sosial. Sementara itu, kelompok pekerjaan seperti teknisi, pengawas, dan supervisor merupakan kelompok pekerjaan dengan tingkat keluhan yang
relatif lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan ini memiliki beban kerja yang relatif lebih rendah.
Gambar 6 Perbandingan hasil CFSI berdasarkan jenis pekerjaan Gejala Kelelahan Berdasarkan Jenis Kontrak Kerja
Gambar 7 memperlihatkan bahwa secara umum, kelelahan pada aspek fisik merupakan aspek kelelahan yang banyak dialami. Pekerja musiman merupakan kelompok pekerja yang memiliki keluhan gejala kelelahan lebih banyak pada semua aspek kelelahan. Hal ini terjadi karena pekerja musiman adalah mereka yang bekerja langsung di lokasi penebangan. Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kelompok pekerja yang bekerja langsung dilokasi penebangan memiliki keluhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok pekerja lainnya.
16
Gambar 7 Hasil CFSI berdasarkan jenis kontrak kerja
Strategi Pengembangan Sistem Manajemen K3
Saran perbaikan untuk perusahaan diberikan oleh pekerja melalui kuesioner ini. Berdasarkan pada Tabel 7, perbaikan gaji atau pendapatan merupakan hal yang paling banyak disarankan oleh responden. Hal ini berbanding lurus dengan alasan ketidakpuasan kerja yang kebanyakan disebabkan gaji. Kelompok pekerja yang meminta perbaikan gaji ini didominasi oleh pengawas dan operator
chainsaw. Lima orang dari 10 pengawas yang menjadi narasumber mengajukan perbaikan pendapatan dan semua operator chainsaw yang menjadi responden mengajukannya.. Dari Tabel juga dapat diketahui bahwa 5 orang atau 17% responden mengajukan perbaikan lingkungan kerja. Rata-rata yang mengajukan perbaikan ini adalah operator alat berat. Lingkungan kerja yang dimaksud termasuk jalan. Hanya saja, ada 7% responden yang secara spesifik mengajukan perbaikan jalan. Hal lain yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan penambahan alat keselamatan kerja bagi karyawan.
Selain itu, saran yang lain adalah peningkatan kontrol terhadap penggunaan alat pelindung diri. APD merupakan alat yang sangat efektif untuk mengurangi risiko kecelakaan yang berakibat fatal. Oleh karena itu, APD merupakan poin yang sangat penting dalam pengendalian risiko. Dari hasil observasi di lapangan, penggunaan APD masih terlihat minim. Tabel 8 memperlihatkan penggunaan APD pekerja.
Tabel 8 juga memperlihatkan bahwa hampir seluruh responden sudah memaikai helm. Begitu juga dengan sepatu keselamatan. Walaupun demikian, perlu diperhatikan ternyata ada responden yang tidak menggunakan sepatu safety.
Responden tersebutdiantaranya adalah operator chainsaw dan operator alat berat. Padahal, keduanya memiliki risiko kecelakaan tinggi.
Tabel 7 Saran perbaikan (pilihan berganda)
Indikator Jumlah Persentase (%)
Gaji 14 47
Lingkungan kerja 5 17
Failitas keselamatan ditambah 2 7
Asuransi 2 7
Perbaikan jalan 2 7
n=30
Tabel 8 Penggunaan APD (pilihan berganda)
APD Jumlah Persentase (%)
Helm 27 90
Sarung tangan 13 43
Sepatu keselamatan 25 83
Pelindung mata 10 33
Pelindung telinga 7 23
Masker 16 53
Jaket 4 13
n=30
APD harus diperhatikan dengan serius oleh perusahaan. Sebenarnya, dari data yang diperoleh, PT. WKS selalu melakukan pengadaan alat safety dan obat-obatan setiap bulan. Khusus untuk sepatu safety dan helm, biasanya diberikan satu tahun sekali. Selain itu, WKS juga selalu mengadakan inspeksi K3 ke setiap bidang untuk mengecek kelengkapannya. Hanya saja, hal yang sangat penting yang harus diperhatikan adalah tidak ada responden yang menggunakan APD lengkap. Hal ini dikarenakan tidak ada yang menggunakan jaket keselamatan dan celana keselamatan. Padahal keduanya merupakan APD yang sangat penting untuk melindungi tangan dan kaki.
Dari hasil penelusuran, banyak faktor yang menyebabkan ada pekerja yang tidak menggunakan APD. Faktor tersebut di antaranya adalah ketidaknyamanan. Responden mengaku tidak menggunakan APD karena tidak nyaman, sering merasa gerah, dan merasa kaku saat bekerja. Oleh karena itu, disarankan agar PT. WKS lebih menggencarkan edukasi K3 baik pada karyawan ataupun mitra baik dari masyarakat maupun kontraktor.
18
dijadikan standard dalam bermitra, karena seringkali kontrol terhadap kebijakan K3 mitra sulit dilaksanakan
Gandaseca dan Yoshimura (2001) menyatakan bahwa seringkali pekerja di sektor kehutanan memiliki kondisi kehidupan yang lebih rendah dan kumuh jika dibandingkan dengan daerah perkotaan. Akan tetapi di PT. WKS kondisi lingkungan dapat dikatakan baik. Berdasarkan hasil observasi, tempat tinggal berupa base camp sudah memberikan fasilitas berupa air, sumber arus listrik, dan fasilitas penunjang lainnya. Hal ini juga terlihat dari tidak adanya permintaan perbaikan untuk tempat tinggal. Hanya saja tempat tinggal operator chainsaw
perlu diperhatikan. Mereka masih tinggal di tenda. Walaupun tidak ada permohonan, tetapi jika diperhatikan kondisi tempat tinggal mereka tidaklah layak. Apalagi ketika kondisi cuaca sedang dalam keadaan musim hujan dan angin. Risiko terganggunya kesehatan akan sangat tinggi. Oleh karena itu, disarankan agar adanya perbaikan terhadap kondisi tempat tinggal mereka dan edukasi mengenai pentingnya lingkungan kerja.
Terkait dengan tingginya hasil CFSI, maka perlu ditingkatkan pula pelayanan kesehatan kerja. Standardisasi klinik di setiap wilayah perusahaan harus menjadi perhatian khusus. Pengembangan pengetahuan karyawan tentang K3 melalui program-program K3 yang sudah ada perlu ditingkatkan agar kondisi K3 di perusahaan menjadi jauh lebih baik.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kecelakaan, khususnya kecelakaan ringan dan jatuh dari sepeda motor merupakan suatu hal yang sering terjadi pada pekerja pemanenan hutan di PT WKS. Mereka juga sering mengalami sakit pinggang, nyeri punggung bawah, dan kaku pada leher atau pundak. Lebih dari setengah responden puas terhadap pekerjaannya dan sisanya menyatakan tidak puas disebabkan oleh gaji dan pekerjaan yang berat. Faktor yang menjadi pembeda terhadap kepuasan kerja adalah kelompok tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA, dan universitas) dan jenis kontrak kerja.
kecelakaan kerja yang meng-cover seluruh pekerja termasuk kontraktor. Perlu adanya perhatian khusus untuk tempat tinggal operator chainsaw. Pengembangan pengetahuan karyawan tentang K3 melalui program-program K3 yang sudah ada perlu ditingkatkan agar kondisi K3 di perusahaan menjadi jauh lebih baik.
Saran
1. Perlu adanya penelitian serupa untuk seluruh aspek pengelolaan hutan di IUPHHK-HT.
2. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai cara peningkatan kepuasan kerja. 3. Melakukan kontrol yang lebih ketat dalam pelaksanaan kebijakan dan program
K3 khususnya pada mitra kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell NA, Reece JB, Urry LA, Cain ML, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2008. Biologi. Wulandari DT, penerjemah; Hardani W, editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Biology. Ed ke-8.
[Depnaker] Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. 1998. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia NO. KEP. 84/BW/1998 tentang Cara Pengisian Formulir Laporan dan Analisis Statistik Kecelakaan. Jakarta (ID) : Depnaker Republik Indonesia.
[Depnaker] Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. 1998. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.04/MEN/1998 tentang Pengangkatan, Pemberhentian, dan Tata Kerja Dokter Penasehat. Jakarta (ID): Depnaker Republik Indonesia.
Enrico E. 2002. Analisis kelelahan pekerja pemanenan hutan dengan menggunakan metode indeks kumulatif gejala kelelahan di PT. Musi Hutan Persada Propinsi Sumatera Selatan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Gandaseca S, Yoshimura T. 2001. Occupational safety, health, and living condition of forestry workers in Indonesia. Journal Forest Resource [internet]. [diunduh 2015 JUL 1]; 6:281–286. tersedia pada : http/link.springer.com/articel/10.1007/bf02762469.
Ghani DS. 1980. Ergonomi Beberapa Dasar dan Azas. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
20
Juwita DR. 2002. Analisis K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dalam kegiatan pemanenan hutan di HPHTI PT. Musi Hutan Poersada (MHP) Propinsi Sumatera Selatan [skripsi]: Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Kosugo R, Fuji H, Hirata A (1992) Subjective assesament of workload. Revision of cumulative fatigue symptoms index. J Sci Lab 68: 489−502
Ridley J. 2009. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Astranto S, penerjemah; Simarmata L, editor. Jakarta (ID): PenerbitErlangga. Terjemahan dari: Helath and Safety in Brief.
Pemerintah Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta (ID): Pemerintah Republik Indonesia.
Soegandhi VM, Sutanto EM, Setyawan R. 2013. Pengaruh kepuasan kerja dan loyalitas kerja terhadap organizational citizenship behavior pada karyawan PT. Surya Timur Sakti Jatim. Agora 1(1)
Sugiyono. 2010. Statistika Nonparametrik untuk Penelitian. Bandung (ID): CV Alfabeta
Suma‟mur. 1977. Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam Pekerjaan Kehutanan
dan Industri Perkayuan. Jakarta (ID): Lembaga nasional higiene perusahaan dan kesehatan kerja
Tangkilisan HNS. 2005. Manajemen Publik. Jakarta (ID): Grasindo
Yoshimura T, Acar H. 2004. Occupational Safety and Health Conditions of Forestry Workers in Turkey. Jurnal Forestry Resource (9):225-232.doi:10.007/s10510.004-0078-y.
Yovi EY. 2007. %VdotO2max as physical load indicator unit in forest work operation. Jurnal Manajemen Hutan Tropika 13(3):140-145.
Lampiran 1 Kuesioner data personal responden
KUESIONER
DATA PERSONAL RESPONDEN
No : Tanggal :
Nama : Waktu :
Umur : Tempat :
Jenis Kelamin : Jenis Pekerjaan :
A.Personal
1. Status Perkawinan :
a. Kawin b. Belum Kawin c. Cerai 2. Pendidikan Terakhir :
a. SD b. SMP c. SMA d. Universitas e. Lainnya 3. Jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama : (termasuk responden) 4. Sudah berapa lama anda bekerja di bidang kehutanan
5. Jenis Kontrak Kerja : a. Tetap b. Musiman B. Kesehatan Pekerja
1. Apakah anda merokok? [ ya, tidak]
2. Jika “ya” berapa batang/bungkus rokok yang dihabiskan setiap hari?
3. Apakah anda suka minum minuman keras? [ ya, tidak]
4. Jika “ya”, berapa kali dalam seminggu anda meminum minuman keras?
5. Apakah anda pernah merasakan sakit di bagian pinggang?
6. Jika “ya”, seberapa seringkah?
a. Kadang-kadang b. Sering c. Setiap ari 7. Bagaimana kondisi pendengaran anda sekarang?
a. Normal b. Terganggu c. Rusak 8. Apakah anda memiliki gangguan fisik? [ ya, tidak]
22
Lampiran 2 Kuesioner kondisi pekerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja serta kepuasan kerja
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda
Jika terdapat uraian pada pilihan jawaban isikanlah dengan jelas
No Pertanyaan Jawaban
1
Jenis kecelakaan kerja dan Jumlah hari absen akibat kecelakaan kerja
(JAWABAN BOLEH > 1)
Frekuensi mengalami kecelakaan kerja nyaris terjadi (dalam kurun 1 tahun terakhir)
Alat pelindung diri (APD) yang digunakan
(JAWABAN BOLEH > 1)
Keluhan akibat kerja (JAWABAN BOLEH > 1)
Jenis tempat tinggal
Waktu menuju tempat kerja (menit)
Cara menuju tempat kerja
Perbaikan yang perlu dilakukan (JAWABAN BOLEH > 1)
Kepuasan kerja
1. Jenis kecelakaan kerja :
1. Bagian tubuh yang terkena oleh chainsaw 2. Bagian tubuh yang terkena oleh kapak 3. Pohon rebah yang menimpa pekerja 4. Jari terjepi pada pintu kabin
7. Traktor terguling keluar jalan hutan 8. Lain-lain (ditulis pada kolom jawaban)
2. Frekuensi mengalami kecelakaan kerja nyaris terjadi:
1. Sangat sering 2. Sering 3. Kadang-kadang 4. Jarang 5. Tidak pernah
3. Alat pelindung diri (APD) yang digunakan:
1. Helm 2. Sarung tangan 3. Sepatu keselamatan 4. Jaket keselamatan 5. Celana keselamatan 6. Pelindung mata 7. Pelindung telinga 8. Lain-lain (ditulis pada kolom jawaban)
4. Keluhan akibat kerja:
1. Nyeri punggung bawah 2. kaku pada leher atau pundak 3. Lain-lain (ditulis pada kolom jawaban)
5. Jenis tempat tinggal:
1. Base camp 2. Camp tarik 3. Tenda 4. Rumah 6. Waktu menuju tempat kerja (menit):
1. ≤15 2. 16-30 3. 31-60 4. 61-90 5. 91-120 6. >120
7. Cara menuju tempat kerja:
1. Berjalan kaki 2. Sepeda 3. Sepeda motor 4. Mobil 5. Truk/bis 6. Lain-lain (ditulis pada kolom jawaban)
8. Perbaikan yang perlu dilakukan:
1. Hutan yang lestari dan perlindungan lingkungan kerja 2. Asuransi
3. Gaji/upah
4. Alat mesin kehutanan
5. Tempat tinggal dan kehidupan yang lebih baik 6. Pekerjaan tetap
7. Lain-lain (ditulis pada kolom jawaban) 9. Kepuasan kerja:
1. Puas terhadap pekerjaan 2. Tidak puas terhadap pekerjaan 10. Alasan ketidakpuasan kerja:
24
Lampiran 3 Indeks kumulatif gejala kelelahan (CFSI) (Kosugo and Fujii 1987)
Pertanyaan Ya Tidak
1. Saya merasa kurang nafsu makan akhir-akhir ini 2. Saya merasa tidak sabaran dalam mengerjakan sesuatu 3. Saya merasamudah marah karena hal-hal yang sepele 4. Saya merasarasanya tidak ada yang menarik dari
kehidupan ini
5. Saya merasa saat ini tidak ada minat membaca, menulis atau hal serupa lainnya
6. Saya merasasaat ini tidak ada minat membaca, menulis atau hal serupa lainnya
7. Saya merasasering merasa gugup
8. Saya merasar asanya tidak ingin beranjak / berjalan melangkah sedikitpun
9. Saya merasa akhir-akhir ini sering merasa mengantuk 10. Saya merasa tidak merasa santai / tenang saat berada di
lingkungan keluarga
11. Saya merasaa khir-akhir ini kepala rasanya berat
12. Saya merasa sering merasa letih / lelah saat bangun tidur 13. Saya merasa kecewa akan segala hal
14. Saya merasa sering timbul perasaan-perasaan yang menggelisahkan
15. Saya merasa kadang-kadang ingin menyendiri
16. Saya merasa kadang-kadang merasa tidak aman / risau tanpa alasan
17. Saya merasa terkadang melakukan tindakan-tindakan janggal, contoh : sering menjatuhkan sesuatu
18. Saya merasa akhir-akhir ini sulit untuk bisa tidur
19. Saya merasa akhir-akhir ini sering mengkhayal sesuatu yang tidak mungkin terjadi
20. Saya merasamerasa enggan untuk berhubungan dengan teman-teman
21. Saya merasamerasa ada sesuatu yang tidak beres dalam perut / usus
22. Saya merasatidak dapat mencurahkan tenaga dan perhatian terhadap pekerjaan
23. Saya merasamudah mengumpat / berkata kasar
24. Saya merasaterkadang merasa jengkel tanpa alasan secara tiba-tiba
25. Saya merasakadang-kadang merasa sekujur badan tidak bertenaga
Lampiran 3 (Lanjutan)
Pertanyaan Ya Tidak
26.Saya merasamerasa benci pada diri sendiri
27.Saya merasamerasa enggan untuk berbicara dengan orang lain
28. Saya merasasering merasa pusing/ pening
30. Saya merasaakhir-akhir ini merasa lelah skujur tubuh 31. Saya merasarasanya ingin berkelahi saja sekehendak hati 32. Saya merasamerasa kurang enak badan saat bangun tidur
pagi hari
33. Setiap hari rasanya enggan untuk pergi ke tempat kerja 34. Saya merasarasanya ada kemurungan di lingkungan kerja 35. Saya merasaakhir-akhir ini sering kosong pikiran
36. Saya merasamerasa enggan untuk melakukan sesuatu apapun 37. Saya merasamkhir-akhir ini hubungan dengan atasan sedang
tidak serasi
38. Saya merasakadang-kadang merasa sakit dan pusing
39. Saya merasahubungan dengan teman-teman sedang tidak baik
40. Saya merasamempunyai penyakit sakit pinggang
41. Saya merasamerasa sakit di setiap tulang-tulang persendian 42. Saya merasatidak mempunyai waktu luang untuk bersantai 43. Saya merasa saya merasa merasa lelah berpikir
44. Saya merasamerasa kurang tenang tanpa alasan 45. Saya merasasering marah-marah berlebihan
46. Saya merasasering timbul banyak pikiran macam-macam saat akan memulai
47. Saya merasa suatu pekerjaan, sehingga menimbulkan kesulitan
48. Saya merasaterlalu sibuk mengurusi keluarga 49. Saya merasamerasa enggan untuk bekerja
50. Saya merasaakhir-akhir ini kehilangan berat badan
51. Saya merasamerasa tidak berdaya kaena hanya sebagai bawahan
52. Saya merasasering terkena diare
53. Saya merasapada saat ini sedang membutuhkan hiburan untuk pelipur lara
54. Saya merasakadang-kadang penglihatan mata menjadi kabur 55. Saya merasasuara atau bunyi-bunyian sering membuat gusar 56. Saya merasapunya masalah berkonsentrasi / pikiran
bercabang-cabang
57. Saya merasamudah kehilangan daya kekuatan / semangat hidup
58. Saya merasakehilangan minat dalam bekerja 59. Saya merasamata terasa lelah
60. Saya merasapundak pegal-pegal
61. Saya merasatidak nyenyak tidur dan sering bermimpi yang bukan-bukan
Lampiran 3 (Lanjutan)
Pertanyaan Ya Tidak
62. Saya merasamudah masuk angin
63. Saya merasaSaya merasa khir-akhir ini kerja tidak semangat 64. Saya merasatidak punya keinginan dan cita-cita untuk masa
yang akan datang
26
66. Saya merasamerasa enggan untuk mengerjakan sesuatu yang disukai sekalipun
67. Saya merasapikiran tidak jernih
68. Saya merasaakhir-akhir ini kaki terasa lemas / letih
69. Saya merasakehilangan daya / semangat hidup tanpa alasan 70. Terlalu banyak memikirkan hal-hal yang sepele
71. Saya merasatidak mampu memulihkan kelelahan / keletihan sehabis bekerja
72. Saya merasasering merasa letih sehingga rasanya ingin rebah saja
73. Saya merasasedang punya masalah karena terlalu banyak memikirkan pekerjaan
74. Saya merasa saat pulang ke rumah
75. Saya merasa rasanya tidak ingin meneruskan / memperpanjang pekerjaan ini
76. Saya merasakarena gugup / gelisah sehingga sering sulit / tidak dapat tidur
77. Saya merasapekerjaan sehari-hari sangat melelahkan 78. Saya merasahidup ini terasa sangat membosankan / jenuh 79. Saya merasarasanya hidup ini tidak ada artinya
80. Saya merasaapapun yang diupayakan terasa sia-sia / tidak ada gunanya
81. Saya merasatidak dapat menikmati apapun
27 Lampiran 4 Rekapitulasi data personal responden
Nama Usia Jenis
Kelamin
Jenis Pekerjaan Status Perkawinan
Pendidikan terakhir Lama Kerja Kontrak Kerja Je Nababan 27 Laki-laki Operator alat
berat
Belum Kawin SMP 11 Musiman
Soni Gulo 39 Laki-laki SPV Kawin SMA 1 Tetap
Sona Jega 40 Laki-laki SPV Kawin SMA 1 Tetap
Iskandar 34 Laki-laki Teknisi Kawin SMA 10 Tetap
Deni 24 Laki-laki Pengawas Belum Kawin Universitas 1,4 Tetap
Hartono 41 Laki-laki Teknisi Kawin SMA 21 Tetap
Jones 27 Laki-laki Pengawas Belum Kawin Universitas 3 Tetap
Mujiono 36 Laki-laki SPV Kawin SMA 1 Tetap
Endar 39 Laki-laki Pengawas Kawin Universitas 13 Tetap
Hendri 26 Laki-laki Pengawas Kawin Universitas 3 Tetap
Misman 36 Laki-laki Chainsawmen Kawin SMP 14 Musiman
Tono 40 Laki-laki Chainsawmen Kawin SMP 21 Musiman
Ardyansah 37 Laki-laki Chainsawmen Kawin sma 16 Musiman
Supono 57 Laki-laki Teknisi Kawin SD 0,2 Musiman
Nasib 45 Laki-laki Chainsawmen Kawin SD 32 Musiman
Faisal 21 Laki-laki Driver Logging
truck
Belum Kawin SMA 0,2 Musiman
Hadi 24 Laki-laki Driver Logging
truck
Belum Kawin SMP 5 Musiman
Dhani 22 Laki-laki Operator alat
berat
28 Lampiran 4 (Lanjutan)
Nama Usia Jenis
Kelamin
Jenis Pekerjaan Status Perkawinan
Pendidikan terakhir Lama Kerja Kontrak Kerja
Eka 30 Laki-laki Operator alat
berat
Kawin SMP 13 Musiman
Habib 18 Laki-laki Driver Logging
truck
Belum Kawin SMP 1 Musiman
Nahri 29 Laki-laki Pengawas Kawin SMA 2 Tetap
Rudi 27 Laki-laki Pengawas Belum Kawin SMA 3 Tetap
Zuhri 24 Laki-laki Pengawas Belum Kawin SMA 2 Tetap
Imam 31 Laki-laki SPV Kawin Universitas 7 Tetap
Jono 26 Laki-laki SPV Belum Kawin Universitas 2 Tetap
Henri S. 29 Laki-laki Pengawas Kawin SMA 3 Tetap
Ikhsan 29 Laki-laki SPV Belum Kawin Universitas 3 Tetap
Sendi 33 Laki-laki SPV Kawin Universitas 6 Tetap
Zakariya 25 Laki-laki Pengawas Belum Kawin SMA 5 Tetap
29 Lampiran 5 Rekapitulasi kepuasan kerja
Nama Kepuasan
Kerja
Alasan ketidakpuasan
Je Nababan 0 Gaji
Soni Gulo 1 Sona Jega 1
Iskandar 1
Deni 1
Hartono 1
Jones 1
Mujiono 0 Berat
Endar 1
Hendri 1
Misman 0 Gaji
Tono 0 Gaji
Ardyansah 0 Gaji
Supono 0 Berat
Nasib 0 Gaji
Faisal 1
Hadi 1
Dhani 0 Gaji
Eka 0 Gaji
Habib 1
Nahri 0 Gaji
Rudi 1
Zuhri 1
Imam 0 Berat
Jono 0 Gaji
Henri S. 0 Gaji
Ikhsan 1
Sendi 1
Zakariya 1
30 Lampiran 6 Rekapitulasi kondisi K3
Nama APD Keluhan Tempat Tinggal Waktu
menuju tempat kerja
Cara menuju tempat kerja
Kecelakaan
Je Nababan Sepatu Pegal Camp tarik 40 Mobil Tidak pernah
Soni Gulo Helm Sepatu Masker
Tidak ada Camp tarik 15 Mobil Tidak pernah
Sona Jega Helm Sepatu Masker
Tidak ada Camp tarik 15 Mobil Tidak pernah
Iskandar Helm
Sarung tangan Sepatu
Masker
Tidak ada Base camp 30 Motor Tidak pernah
Deni Helm
Sarung tangan Sepatu
Kaca mata Masker Jaket
Kesemutan Base camp 40 Motor Tidak pernah
Hartono Hel
Sarung tangan Sepatu
Jaket Masker
31 Lampiran 6 (Lanjutan)
Nama APD Keluhan Tempat Tinggal Waktu
menuju tempat kerja
Cara menuju tempat kerja
Kecelakaan
Jones Helm
Sarung tangan Sepatu
Masker
Demam Base camp 60 Motor Kecelakaa
ringan, jatuh dari motor
Mujiono Helm
Sarung tangan Sepatu
Kaca mata Masker
Sakit pinggang Base camp 60 Motor Tidak pernah
Endar Helm
Sarung tangan Sepat
Kaca mata Massker Jaket
Tidak ada Base camp 30 Motor Tidak pernah
Hendri Helm
Sarung tangan Sepatu
Kaca mata Masker
Sakit pinggang Base camp 30 Motor Jatuh dari
32 Faisal Kaca mata Nyeri punggung bawah
33
Sakit pinggang Camp tarik 20 Mobil Kecelakaan
ringan
Nyeri punggung bawah Base camp 15 Motor Tidak pernah
34 Lampiran 6 (Lanjutan)
Nama APD Keluhan Tempat Tinggal Waktu menuju tempat kerja
Cara menuju tempat kerja
Kecelakaan
Jono Helm
Sepatu Jaket Kaca mata Masker
Nyeri punggung bawah Base camp 30 Motor Tidak pernah
Henri S. Helm
Sepatu
Kaku pada leher Base camp 15 Motor Tidak pernah
Ikhsan Kaca mata Tidak ada Base camp 15 Motor Tidak pernah
Sendi Helm
Sepatu Masker
Nyeri punggung bawah Base camp 30 Motor Tidak pernah
Zakariya Helm
Sepatu Kaca mata Masker
Tidak ada Base camp 60 Motor Tidak pernah
Panggih Helm
Sepatu Kaca mata
Tidak ada Base camp 30 Motor Tidak pernah
35 Lampiran 7 Rekapitulasi kesehatan kerja
Nama Merokok Bungkus Per hari
Minum minuman keras
Botol Per minggu
Sakit
pinggang Pendengaran Gangguan fisik
Je Nababan Ya 2 Tidak 0 Tidak Normal Pegal di pundak
Soni Gulo Tidak 0 Tidak 0 Tidak Normal Tidak ada
Sona Jega Ya 1 Tidak 0 Tidak Normal Tidak ada
Iskandar Ya 1 Tidak 0 Tidak Normal Tidak ada
Deni Ya 1 Tidak 0 Tidak Normal Kram, kesemutan
Hartono Tidak 0 Tidak 0 Tidak Normal Tidak ada
Jones Ya 1 Tidak 0 Tidak Normal Tidak ada
Mujiono Tidak 0 Tidak 0
Kadang-kadang
Normal Tidak ada
Endar Ya 1 Tidak 0 Tidak Normal Tidak ada
Hendri Tidak 0 Tidak 0 Sering Normal Tidak ada
Misman Ya 1 Tidak 0 Sering Normal Pening/flu
Tono Tidak 0 Tidak 0 Sering Normal Pening/flu
Ardyansah Ya 1 Tidak 0 Sering Normal Tidak ada
Supono Ya 2 Tidak 0 Sering Normal Pegal seluruh
badan
Nasib Ya 1 Tidak 0 Setiap hari Normal Demam/flu
Faisal Ya 1 Tidak 0 Sering Normal Tidak ada
Hadi Ya 1 Tidak 0 Sering Normal Tidak ada
36 Lampiran 7 Lanjutan
Nama Merokok Bungkus
pinggang Pendengaran Gangguan fisik
37
RIWAYAT HIDUP
Penulis lair di Tasikmalaya pada tanggal 19 Agustus 1992. Penulis adalah putera semata wayang ibu Etin dan ayah Dadang Kurnia. Tahun 2011 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Singaparna dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SNMPTN Undangan dan diterima di Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Pendidikan Agama Islam TPB pada tahun ajaran 2012/2013 dan 2013/2014, dan asisten praktikum Ekologi Hutan pada tahun ajaran 2013/2014. Selain itu, penulis juga aktif di lembaga kemahasiswaan. Selama aktif di lembaga kemahasiswaan tersebut, penulis menjabat sebagai Ketua Komisi 1 Dewan Perwakilan Mahasiswa TPB tahun 2011/2012, Ketua Komisi Kelembagaan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Kehutanan tahun 2012/2013, Ketua Umum Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Kehutanan tahun 2013/2014, Sekretaris Jenderal Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa IPB tahun 2014/2015, dan aktif mengajar Biologi SMA di Lembaga Bimbingan Belajar Bintang Pelajar tahun 2015. Penulis juga pernah melaksanakan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan di Cilacap-Batu Raden, Praktik Pengelolaan Hutan di Hutan Pendidikan Gunung Walat dan Perhutani, dan pada bulan Februari−Maret melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di PT. Wirakarya Sakti, Jambi.