• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di SMP dua Mei Ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di SMP dua Mei Ciputat"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DENGAN DISIPLIN KERJA GURU

DI SMP DUA MEI CIPUTAT

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh: Siti Amaliah 106018200784

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DENGAN DISIPLIN KERJA GURU

DI SMP DUA MEI CIPUTAT

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh: Siti Amaliah 106018200784

Di bawah Bimbingan

Drs. H. Mu’arifSAM, M.Pd. NIP1965 0717 199403 1 005

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Dua Mei Ciputat”. Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqosyah pada tanggal 25 Maret 2011 dihadapan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar sarjana (S.Pd) pada jurusan Kependidikan Islam (KI) Program Studi Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 25 Maret 2011

Panitia Ujian Munaqosyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal Tanda Tangan Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil ... ... NIP: 19560530 198503 1 002

Ketua Program Studi

Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd ... ... NIP: 19650717 199403 1 005

Penguji I

Dr. Nurlena Rifa’i, MA. Ph.D ... ... NIP: 19591020 1986O3 2 001

Penguji II

Akbar Zainudin, MM ... ...

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

(4)

ABSTRACK

Siti Amaliah (106018200784). Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Dua Mei Ciputat. Skripsi di bawah bimbingan Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd. Jurusan Kependidikan Islam. Program study Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru. Penelitian dilaksanakan pada bulan september-november di Smp Dua Mei Ciputat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMP Dua Mei Ciputat. Sampel yang diambil adalah keseluruhan dari populasi yaitu sebanyak 15 orang guru. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen angket dengan menggunakan skala likert untuk para guru dengan empat alternatif jawaban.

Hasil yang didapatkan dari penelitan ini yaitu terdapat hubungan yang kuat antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru. Hal tersebut diperoleh dari hasil perhitungan Koefisien Korelasi Product Moment antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru sebesar 0, 723 hasil dari uji hipotesis. Maka diketahui perhitungan rhitung 0,723 lebih besar dari rtabel 0,514

(0,723< 0,514) maka taraf signifikan 5% hipotesis nihil ditolak, sedangkan hipotesis alternatifditerima, berarti pada taraf signifikan 5% maupun 1% terdapat korelasi positif signifikan antara variabel X (Kepemimpinan Kepala Sekolah) dan variabel Y (Disiplin Kerja Guru).

(5)

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Bismillahirrohmaanirrohiim…

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Siti Amaliah

NIM : 106018200784

Jurusan/Prodi : KI-Manajemen Pendidikan Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Disiplin Kerja Guru Di SMP Dua Mei Ciputat.

Dosen Pembimbing : Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd. Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 ( SI ) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Desember 2010

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam, berkat rahmat, taufiq dan inayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabatnya dan kepada seluruh umatnya di seluruh alam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki, demi selesainya skripsi ini dan agar bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.

Sebelumnya penulis mengucapkan syukron katsiran jazakumullah khairan katsiran kepada orang tua tercinta dan terkasih, dengan curahan cinta dan kasih sayangnya, kerja kerasnya serta doa yang selalu dipanjatkan telah mengantar penulis menyelesaikan Pendidikan SI di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga Allah selalu menjaga serta memberikan rahmat, nikmat beserta karuniaNya kepada mereka.

Pada dasarnya dalam proses penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya banyak kesulitan dan hambatan yang dihadapi, baik dari faktor dana, mengumpulkan bahan-bahan skripsi, motivasi dan pelaksanaan serta hambatan yang lainnya. Namun berkat pertolongan Allah SWT, kesungguhan serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis perlu menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya terutama kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(7)

3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd. Ketua Program Study Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Abd. Rozak, M.Si. Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan saran serta nasehat yang berharga.

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan KI-Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis selama menjalankan kuliah.

6. Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd. Dosen pembimbing materi dan tekhnik penulisan skripsi ini, yang telah meluangkan waktu, mencurahkan tenaga, perhatian, pengertian dan kemudahan dalam memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berharga bagi penulis dengan penuh kesabaran dan dedikasi yang tinggi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Pimpinan dan staff administrasi Perpustakaan Utama, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk meminjamkan buku-buku yang penulis butuhkan sebagai sumber bacaan dan referensi yang berhubungan dengan skripsi ini.

8. Kepala SMP Dua Mei Ciputat, Waka Kesiswaan, dan para dewan guru seta staf TU yang telah berpartisipasi dalam memberikan informasi dan data-data sehingga terselesaikan skripsi ini.

9. Ayahanda Wan Mohammad Yusuf A.R dan Ibunda Rahmah Khalisah Fadillah tercinta yang tak henti-hentinya memberikan doa, limpahan kasih sayang, cinta, motivasi dan saran baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan skripsi ini. Syukran katsiran jazakumullah khairan katsiran atas perjuangannya selama ini, ananda tidak mungkin bisa membalasnya, semoga Allah memberikan suatu balasan yang setimpal atas semua yang telah bunda dan ayah berikan untuk ananda.

(8)

semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Syukran katsiran jazakumullah khairan katsiir.

11. Teman-teman seperjuangan MP “A” khususnya Nia Fauziah, S.Pd., Alisah, Asep Soejana El-Bantanie, Ibu Ririn dan teman-teman yang lainya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas kebersamaannya serta bantuannya selama ini. Moga masa kebersamaan kita selama ini menjadikan ukhuwah. Tetap jaga ukhuah islamiyah kita. Semoga kita bisa bersua kembali. 12. Teman-teman asrama Pondokan Putri As-salam, Siti Ema Rahmah, S.Pdi.,

Ummun Zakiyah, Lisa Kusumawati, S.Pd,. Ria Kurniawati, S.Pd., Nurlia Muslimah, S.Psi., Dewi Watikoh, S.Pd., Pian Hermawati, serta adik-adik ku Rossa dan Febby. Terimakasih atas hari-hari yang begitu menyenangkan penuh dengan keceriaan, terimakasih telah memberi dan mengajarkan arti kebersamaan selama ini, terimakasih untuk motivasi dan dorongan kepada penulis. Moga kita tetap menjaga tali ukhuwah kita dan moga Allah meridhai.

Kepada semuanya yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya, semoga Allah SWT membalas kebaikan dan bantuan yang telah mereka berikan selama penulisan. Apabila terdapat kekurangan dan kekhilafan dalam penulisan skripsi ini mohon dibukakan pintu maaf. Semoga skripsi ini dapat membuka cakrawala yang lebih luas bagi pembaca serta menambah pengetahuan dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Amiiiin

Jakarta, Desember 2010

(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSRACK... i

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS A. Disiplin Kerja Guru 1. Pengertian Disiplin Kerja Guru... 7

2. Macam-macam Disiplin Kerja Guru... 9

B. Kepemimpinan Kepala Sekolah 1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah... 19

2. Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan ... 22

3. Tipe-tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 25

4. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah... 28

C. Kerangka Berfikir... 31

(10)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ... 32

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

C. Metodologi Penelitian ... 34

D. Populasi dan Sampel ... 34

E. Instrumen Penelitian... 36

F. Uji Instrumen ... 39

G. Teknik Pengumpulan Data... 40

H. Teknik Analisis Data... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 45

B. Deskripsi Data ... 51

C. Interpretasi Data ... 61

D. Pembahasan ... 62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63

B. Saran... 64

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skala penilaian untuk Kepemimpinan Kepala Sekolah

dan Disiplin Kerja Guru... 36

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kepemimpinan Kepala sekolah... 36

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Disiplin Kerja Guru... 38

Tabel 3.4 Skor Angket untuk Jawaban Positif... 41

Tabel 3.5 Skor Angket untuk Jawaban Negatif... 41

Tabel 3.6 Interpretasi besarnya “r” product moment... 43

Tabel 4.1 Keadaan Guru Dua Mei... 47

Tabel.4.2 Data Siswa SMP Dua Mei... 48

Tabel 4.3 Scale Statistics Kepemimpinan... 51

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kepemimpinan Kepala Sekolah... 52

Tabel 4.5 Kategorisasi Kepemimpinan Kepala Sekolah... 53

Tabel 4.6 Scale Statistics Disiplin Kerja Guru... 54

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Disiplin Kerja Guru... 55

Tabel 4.8 Kategorisasi Disiplin Kerja Guru... 56

Tabel 4.9 Korelasi Kepemimpinan Kepala Sekolah... 58

Tabel 4.10 Model Summary(b) Koefisien Determinasi... 59

(12)
[image:12.598.110.507.175.563.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Batang Frekuensi Data Siswa... 49

Gambar 4.2 Struktur Organisasi SMP Dua Mei Ciputat... 50

Gambar 4.3 Diagram Batang Frekuensi Kepemimpinan Kepsek... 52

Gambar 4.4 Diagram Batang Frekuensi Disiplin Kerja Guru... 55

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Nilai Reliability Variabel X... 67

Lampiran 2 Item-Total Statistics Variabel X... 68

Lampiran 3 Nilai Reliability Variabel Y... 69

Lampiran 4 Item-Total Statistics Variabel Y... 70

Lampiran 5 Uji Normalitas... 71

Lampiran 6 Tabel Nilai Uji Korelasi... 72

Lampiran 7 Nilai Uji Koefisien Determinasi... 73

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri sehingga memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, peran pendidikan sangat penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia terampil guna berpartisipasi dalam pembangunan. Begitu juga yang tercantum dalam undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab II pasal 3 dinyatatakan:

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab1.

1

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional

(15)

Untuk mencapai tujuan itu diselenggarakan kegiatan pendidikan terutama di lembaga pendidikan formal sebagai komponen strategis dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi manusia yang dimiliki siswa agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manusia baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat

Salah satu faktor yang menjadi kunci keberhasilan suatu sekolah adalah pemimpin sekolah (Kepala Sekolah). Di tangan pemimpin inilah sekolah menjadi berhasil, unggul, bahkan hancur sekalipun. Oleh karena itu seorang kepala sekolah harus menjalankan kepemimpinannya secara efektif agar bisa mempengaruhi bawahannya. Suatu kepemimpinan dapat dikatakan efektif apabila gaya yang diterapkan dalam kepemimpinannya tersebut tidak hanya berorientasi pada tugas, tetapi juga cara yang digunakan dalam mempengaruhi bawahan. Dalam mempengaruhi bawahan, pemimpin harus berupaya agar dapat memberikan perasaan yang nyaman bagi para bawahan dalam menjalankan tugasnya, sehingga para bawahan dapat menjalankan tugas yang diberikan oleh kepala sekolah dengan senang hati tanpa ada rasa terpaksa.

Dengan demikian kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinanya harus menghindarkan sifat memaksa dan bertindak keras sebab hal tersebut akan mengakibatkan para bawahan tertekan dan tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Sikap yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah mampu mengarahkan, membimbing, memotivasi sehingga dalam menjalankan perintah dari pimpinan, para bawahan dapat melahirkan kemauan untuk bekerja dengan semangat. Dalam mengambil keputusan hendaknya kepala sekolah bermusyawarah dengan bawahan agar bawahan merasa dilibatkan, diberi kebebasan mengeluarkan pendapatnya, sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik antara kepala sekolah dengan guru-guru.

(16)

tergantung bagaimana cara guru tersebut dalam menyampaikan materi dan bagaimana seorang guru tersebut bisa disukai oleh muridnya sehingga murid tersebut dapat memahami materi yang disampaikan.

Peran guru memang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan untuk menghasilkan out put pendidikan yang berkualitas. Pada masa sekarang ini, dengan pesatnya perkembangan ilmu dan tekhnologi membuat anak didik menjadi kritis dalam berfikir, karena mereka memperoleh bahan pelajaran tidak hanya dari guru, melainkan dari media cetak dan media elektronik, khususnya internet. Hal ini menyebabkan siswa menjadi pandai, terampil dan mengetahui lebih dalam bahan-bahan yang dipelajarinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution, yang mengatakan bahwa mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang rutin, sesuatu yang mekanis. Guru bukanlah semacam piringan hitam yang memperdengarkan lagu yang sama, dari tahun ke tahun, mengajar adalah pekerjaan yang kreatif. Setiap situasi yang dihadapinya berlainan.2

Oleh karena itu, guru dituntut untuk meningkatkan kinerjanya dalam belajar salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja adalah faktor pemberian penghargaan seperti pemberian gaji. Pada sekolah yang berkualitas guru-guru bekerja dengan ulet dan tekun, berdisiplin, bersemangat dalam menjalankan tugasnya sebagai guru karena mereka mendapatkan gaji yang sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan.

Menanamkan sikap disiplin merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kinerja seorang guru. Disiplin dalam sikap seorang guru penting sekali diterapkan karena disiplin merupakan kunci terwujudnya tujuan, tanpa adanya disiplin maka sulit mewujudkan tujuan yang maksimal. Melalui disiplin timbul pula keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan organisasi dan norma sosial. Namun, tetap pengawasan terhadap pelaksanaan disiplin tersebut perlu dilakukan, tentunya dalam hal ini merupakan tugas kepala sekolah.

2

(17)

Walaupun disadari bahwa kepemimpinan itu mempengaruhi disiplin kerja guru namun masih banyak kepala sekolah yang belum dapat menerapkan kepemimpinan secara efektif, sehingga disiplin kerja guru rendah. Fenomena tersebut nampaknya terjadi di SMP Dua Mei Ciputat dengan terdapatnya guru yang disiplin, namun adapula yang tidak disiplin. Adapun guru yang disiplin dalam melaksanakan tugasnya dapat dilihat dengan datang dan pulangnya guru SMP Dua Mei Ciputat tepat pada waktunya, keluar kelas sesuai dengan waktu pergantian jam pelajaran, sopan dalam berbusana serta mematuhi tata tertib guru. Adapun guru yang tidak disiplin yaitu sering terlambat, jarang mengikuti upacara bendera pada hari senin walaupun ada jadwal mengajar, meninggalkan sekolah pada jam pelajaran tanpa izin guru piket. Jika ada guru yang terlambat, kepala sekolah menegur guru tetapi tidak memberikan sanksi yang tegas bagi yang terlambat berulang-ulang. Adanya sikap tidak disiplin bagi guru tentunya tidak baik jika didiamkan berlarut-larut, hal ini membutuhkan ketegasan dari kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah. Kepemimpinan yang efektif diterapkan oleh kepala sekolah tentunya akan berpengaruh terhadap kedisiplinan guru.

Dari uraian di atas, penulis tertarik mengangkat skripsi yang berjudul ”Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Dua Mei Ciputat”.

B. Identifikasi Masalah

Banyak variabel yang diduga kuat berpengaruh atau memiliki hubungan dengan disiplin kerja guru. Sehingga masalah yang terkait dengan disiplin kerja tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kurangnya pemberian motivasi akan mempengaruhi disiplin kerja guru. 2. Pemberian kompensasi berpengaruh terhadap disiplin kerja guru namun

masih banyak sekolah yang belum memberi kompensasi secara memadai. 3. Ketatnya aturan berpengaruh terhadap disiplin kerja guru namun masih

(18)

4. Kecintaan guru terhadap profesinya masih kurang sehingga mereka tidak menjalankan tugas secara benar.

5. Kesadaran dan tanggung jawab terhadap profesi masih kurang akibatnya disiplin kerja guru rendah.

6. Banyak sekolah yang belum menerapkanreward danpunishment sehingga tidak ada perbedaan antara guru yang disiplin dan tidak disiplin.

7. Banyak orang yang memilih profesi guru tetapi tidak didasarkan pada kecintaannya terhadap profesi melainkan karena tidak ada pekerjaan yang lain.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya masalah-masalah yang teridentifikasi dan supaya pembahasan masalah dalam skripsi ini terfokus dan tersusun dengan baik, serta sesuai dengan keterbatasan penulis dalam hal waktu, tenaga dan biaya, maka perlu ada pembatasan masalah. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka penelitian ini dibatasi pada “Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Dua Mei Ciputat”.

D. Perumusan Masalah

Dari penjelasan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah di SMP Dua Mei Ciputat? 2. Bagaimana disiplin kerja guru di SMP Dua Mei Ciputat?

3. Bagaimana hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru?

E. Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi: 1. Penulis

(19)

b. Dapat menambah info dan wawasan akademik tentang penelitian secara mandiri.

c. Dapat menambah wawasan, informasi dan pengetahuan tentang penerapan disiplin kerja guru di sekolah.

2. Bagi sekolah SMP Dua Mei Ciputat, dapat menambah saran dan masukan dari hasil penelitian ini sebagai evaluasi sekolah tentang pembahasan yang akan diteliti.

(20)

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR

DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Disiplin Kerja Guru

a. Pengertian Disiplin Kerja Guru

Disiplin merupakan cermin kepribadian seseorang. Kemampuan atau kekuatan yang ada pada individu sangat diperlukan sebagai suatu cara untuk mengetahui ciri utama disiplin.

Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahas latin “Disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan.

(21)

yang berjudul Dasar-dasar Produksi dijelaskan bahwa disiplin adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi keputusan yang telah ditetapkan. Selanjutnya Alfred R. Lateiner dan I.S. Levine telah memberikan definisi antara lain, disiplin merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang di tubuh para pekerja yang membuat mereka dapat mematuhi keputusan dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Di samping beberapa pengertian mengenai disiplin pegawai tersebut di atas, A.S. Moenir mengemukakan bahwa disiplin adalah ketaatan yang sikapnya impersonal, tidak memakai perasaan dan tidak memakai perhitungan pamrih atau kepentingan pribadi3.

Disiplin diartikan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang dirasakan menjadi tanggung jawab. Kita memerlukan perilaku disiplin dimana saja seperti di rumah, sekolah, dan masyarakat4.

Menurut Alisuf Sabri, disiplin adalah adanya kesediaan untuk mematuhi ketentuan peraturan-peraturan yang berlaku. Kepatuhan disini bukanlah karena paksaan tetapi kepatuhan atas dasar kesadaran tentang nilai dan pentingnya memenuhi peraturan-peraturan itu.5 Sedangkan Ali Imran disiplin kerja guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh guru dalam bekerja di sekolah tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap dirinya, teman sejawatnya, dan terhadap sekolah secara keseluruhan.6

3

Admin..artikel terbaru.Disiplin

Kerja.http://www.ilmumanajemen.com/index.php?option=com_content&view=article&id=134:dk &catid=47:mnpemr&itemid=29

4

Steven Wittens and Stefan Nagtegaal.Blog pada WordPress.com.Peraturan Sekolah: Disiplin,Ketertiban, Pelanggaran, dan Hukuman.

http://eldomenico.wordpress.com/2010/05/25/peraturan-sekolah-disiplin-ketertiban-pelanggaran-dan-hukuman/

5

Drs. H.M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan (Jakarta: C.V Pedoman Ilmu Jaya, 1999) cetakan 1 halaman 40.

6

(22)

Disiplin dalam kamus umum bahasa Indonesia disusun W.J.S Poerwadarminta adalah

1) Latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mengikuti tata tertib,

2) Ketaatan pada aturan dan tata tertib.7

Dari beberapa definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa disiplin adalah kepatuhan, ketaatan, dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas. Dalam disiplin dituntut kesanggupan untuk menghayati aturan-aturan, norma-norma hukum, dan tata tertib yang berlaku sehingga secara sadar akan melaksanakan dan menaatinya. Memiliki kesadaran terhadap disiplin berarti sudah tertanam unsur pengendalian diri dalam diri seseorang sehingga menunjukkan adanya sikap mental dan moral yang tinggi pada dirinya.

Disiplin kerja merupakan sikap penting yang harus ditanamkan dalam diri setiap guru karena guru merupakan figur teladan yang setiap perilakunya senantiasa dilihat oleh para murid. Contohnya, misalkan jika ada guru yang tidak disiplin dalam hal waktu dengan datang terlambat ke sekolah, maka secara tidak langsung guru itu memberikan contoh yang kurang baik terhadap muridnya.

Betapa penting disiplin kerja guru, sehingga guru yang memiliki disiplin kerja akan mampu meningkatkan produktifitas kerjanya.

b. Macam-macam Disiplin Kerja Guru

Aspek disiplin guru bermacam-macam, ada disiplin terhadap tugas kedinasan, waktu, suasana kerja, sikap dan tingkah laku. Menurut Ali Imron disiplin terklarifikasi menjadi 3 bagian, yaitu:

1) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian. Menurut kacamata konsep ini, guru di sekolah dikatakan mempunyai disiplin tinggi manakala patuh terhadap perintah dan anjuran dari kepala

7

(23)

sekolah tanpa banyak menyumbangkan pikiran-pikirannya. Guru dituntut untuk melaksanakan apa yang dikehendaki kepala sekolah dan tidak boleh membantah. Dengan demikian kepala sekolah bebas memberikan tekanan terhadap guru.

2) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive. Menurut konsep ini guru haruslah diberikan kebebasan seluas-luasnya didalam kelas dan sekolah. Aturan-aturan di sekolah dilonggarkan dan tidak perlu mengikat kepada guru.

3) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang terkendali atau yang bertanggung jawab. Disiplin demikian memberikan kebebasan kepda guru tetapi konsekuensi dari perbuatan itu haruslah ia tanggung sendiri.8

Pembagian disiplin kerja tersebut dilihat dari bagaimana cara kepala sekolah dalam memberikan perintah-perintah kepada guru agar guru dapat melaksanakan perintahnya tersebut, namun cara tersebut berbeda-beda. Pada konsep otoritarian kepala sekolah menuntut ketaatan yang penuh kepada guru-guru agar menjalankan perintahnya dengan baik. Pada konsep permissive, kepala sekolah memberikan kebebasan kepada guru untuk melakukan apa saja yang ingin dilakukan oleh guru di kelas maupun di sekolah selama perbuatan tersebut dianggap dapat meningkatkan kemajuan sekolah, tentunya dalam konsep ini akan menyebabkan guru tidak disiplin karena bekerja sesuai dengan kemauannya sendiri yang menyebabkan banyak tugas yang tidak terselesaikan. Pada konsep kebebasan yang terkendali, guru diberi kebebasan dalam menjalankan tugasnya tetapi ia harus bertanggung jawab terhadap tugas yang telah dilakukannya tersebut.

Sebagai guru yang disiplin, guru harus mampu mengelola waktu serta memanfaatkan waktu dengan baik. Segala pekerjaan di sekolah harus dilaksanakan tepat waktu. Misalnya guru harus datang dan pulang

8

(24)

tepat waktu. Sehingga pembelajaran di sekolah dapat berjalan efektif. Begitu pula dalam disiplin pekerjaan, seorang guru harus dapat menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik. Misalnya guru harus membuat laporan akhir semester sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, melakukan evaluasi pembelajaran serta mengadakan program bimbingan. Menurut Moh. Uzer Usman disiplin terbagi menjadi:

1) Disiplin terhadap tugas kedinasan a) Mentaati peraturan kerja.

Peraturan kerja yang dimaksud disini adalah peraturan yang dibuat oleh sekolah agar ditaati oleh semua guru yang ada.

b) Menyiapkan kelengkapan mengajar.

(25)

Pengajaran yang menggunakan banyak verbalisme tentu saja akan segera membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar atau senang karena mereka merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya.9

c) Melaksanakan tugas-tugas pokok.

Tugas-tugas pokok seorang guru, berdasarkan keputusan menteri negeri pendayagunaan aparatur negara No. 84 tahun 1993 adalah: 1. Menyusun program pengajaran, menyajikan program-program pengajaran, evaluasi belajar, analisis evaluasi belajar, dan menyusun program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. 2. Menyusun program bimbingan, melaksanakan program

bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan dan analisis hasil evaluasi pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.10

Tugas dan kewajiban guru juga meliputi: 1. Membuat RPP sebelum mengajar.

2. Mencatat dan menandatangani buku agenda kelas setiap selesai mengajar.

3. Mengganti guru sementara yang tidak hadir mengajar dalam hal ini mengisi jam kosong.

4. Memeriksa absen murid, pekerjaan rumah, kertas ulangan dan mengembalikan pada murid.

5. Bertanggung jawab atas pencapaian target kurikulum bidang masing-masing.

9

Drs. Moh. Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional,(Bandung: P.T Remaja Rosdakarya Offset, 2005), cet-17, halaman. 31

10

(26)

2) Disiplin terhadap waktu

a) Memanfaatkan waktu dengan baik

Menghasilkan sesuatu yang mungkin. Jika kita gunakan waktu dengan efisien. Waktu yang lewat sudah hilang dan takkan kembali lagi. Coba hitung berapa waktu yang terbuang sia-sia tanpa dimanfaatkan untuk pekerjaan. Menggunakan waktu tidak berarti bekerja lama sampai habis tenaga, melainkan bekerja sungguh-sungguh dengan sepenuh tenaga dan perhatian untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Bekerja sungguh-sungguh bukan berarti diburu oleh waktu melainkan bekerja tenang, teliti dengan penuh konsentrasi. Jangan lakukan lebih dari satu tugas serempak, tetapi selesaikanlah tugas itu sekarang juga, dan jangan ditunda sampai besok, tugas yang diundurkan sering tak kunjung dikerjakan11. Seorang guru yang disiplin, harus memanfaatkan waktu yang baik. Jangan bermalas-malasan dalam mengerjakan suatu tugas yang harus dikerjakannya, sebab jika ditunda dan bermalas-malasan akan menyebabkan tugas banyak yang terbengkalai, menumpuk dan tidak dilaksanakan tepat pada waktunya. Hal ini tentu tidak mencerminkan guru yang disiplin dalam melaksanakan kerja.

b) Menyelesaikan tugas tepat waktu.

Dari tugas-tugas pokok guru yang dijabarkan di atas, maka seorang guru yang disiplin ia harus menepati tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Misalnya dalam membuat laporan setiap akhir semester, harus diserahkan tepat pada akhir semester.

11

(27)

3) Disiplin Terhadap suasana kerja yang meliputi: a) Memanfaatkan lingkungan sekolah.

Memanfaatkan lingkungan sekolah seperti menggunakan dengan baik dan benar sarana dan prasarana yang ada di sekolah dalam proses pembelajaran. Misalnya, dalam contoh pembelajaran biologi yang menggunakan tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar sekolah yang dijadikan sebagai media pengajaran, tumbuhan tersebut hendaknya digunakan sebagaimana fungsinya sebagai media saja, jangan dirusak.

b) Menjalin hubungan baik

Guru menciptakan dan memelihara hubungan baik antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun secara keseluruhan antara lain:

1. Guru senantiasa saling bertukar informasi, pendapat, saling menasehati, dan bantu membantu satu sama lainnya, baik dalam hubungan kepentingan pribadi maupun dalam menunaikan tugas profesinya.

2. Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik rekan-rekan seprofesinya dan menunjang martabat guru baik secara keseluruhan maupun secara pribadi.12

Menjalin hubungan baik diantara guru memang sangat penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, maupun di luar sekolah. Dengan terjadinya hubungan yang harmonis antara sesama guru, maka terciptalah iklim organisasi yang baik, dan tentu saja hal itu juga merupakan salah satu hal yang dapat mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah.

12

(28)

c) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Guru yang disiplin dalam melaksanakan tugasnya, harus bisa menjaga keseimbangan antara hak dan kewajibannya sebagai guru. Dalam pasal 14 undang-undang guru dan dosen dijelaskan mengenai hak-hak guru yang berbunyi13:

1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.

2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.

4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi. 5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana

pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.

6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru dan peraturan perundang-undangan.

7. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.

8. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi

9. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.

10. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi dan atau 11. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam

bidangnya.

13

(29)

Sementara untuk kewajiban seorang guru, terdapat dalam pasal 20 yang berbunyi dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban14:

1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu, teknologi dan seni.

3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.

4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan hukum, dan kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika.

5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagai guru yang baik, setiap guru harus dapat menyeimbangkan antara hak dan kewajibannya. Pada dasarnya, seseorang jika ingin mendapatkan hak, terlebih dahulu harus menjalankan kewajibannya. Begitu pula halnya dengan seorang guru, jika guru tersebut dikatakan disiplin, maka ia juga harus bisa menjalankan atau melakukan semua yang telah menjadi kewajiban-kewajibannya di sekolah tanpa adanya pelanggaran baru setelah itu baru ia berhak menuntut haknya.

4) Disiplin dalam melayani masyarakat

Menurut Zahara Idris disiplin dalam melayani masyarakat meliputi: a) Melayani peserta didik.

Guru memang berkewajiban untuk melayani peserta didik. Artinya melayani apa saja yang dibutuhkan oleh peserta didik. 14

(30)

Misalnya guru harus membantu siswa apabila dalam pembelajaran siswa tersebut mengalami kesulitan dalam belajar, memberi motivasi kepada siswa untuk belajar, membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila, menyediakan fasilitas belajar sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik, menciptakan komunikasi yang baik antara guru dan peserta didik, dan lain-lain.

b) Melayani orang tua siswa.

Menurut hasil penelitian, pekerjaan guru (pendidik) di sekolah akan lebih efektif apabila ia mengetahui latar belakang dan pengalaman anak didik di rumahnya. Anak didik yang kurang maju dalam pelajaran berkat kerjasama orang tua anak didik dengan pendidik, banyak kekurangan anak didik yang dapat diatasi. Lambat laun orang tua juga menyadari bahwa pendidikan atau keadaan lingkungan rumah tangga dapat membantu atau menghalangi kesukaran anak di sekolah.15

c) Melayani masyarakat sekitar.

Dalam hubungan antara guru dan masyarakat hendaknya guru: 1. Selalu berusaha berpartisipasi terhadap masyarakat, lembaga

serta oraganisasi-organisasi didalam masyarakat yang berhubungan dengan usaha pendidikan.

2. Guru hendaknya melayani dan membantu memecahkan masalah yang timbul dalam masyarakat sesuai dengan fungsi dan kemampuannya.

3. Guru menghormati dan menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan masyarakat dengan sikap membangun.

4. Guru menerima dan melaksanakan peraturan-peraturan negara dengan sikap korektif dan membangun.

15

(31)

Selain peran-peran guru terhadap masyarakat di atas, guru juga harus melayani masyarakat dengan mengadakan penyuluhan tentang hal praktis dalam berbagai bidang kehidupan serta ikut dalam usaha pemberantasan buta huruf dalam masyarakat.

5) Disiplin terhadap sikap dan tingkah laku yang meliputi: a) Memperhatikan sikap.

Setiap sikap atau perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, moral, sosial, dan agama. Dalam bersikap, guru harus lebih arif, bijaksana dan mempunyai wibawa. Guru yang hanya mengajar di kelas belum dapat menjamin terbentuknya kepribadian anak didik yang berakhlak mulia. Demikian juga halnya guru yang mengambil jarak dengan anak didik, sikap guru yang tidak mau tau masalah yang dirasakan anak didik akan menciptakan anak yangintrovert

(tertutup). Kerawanan hubungan guru dengan anak didik disebabkan komunikasi antara guru dengan anak didik berjalan kurang harmonis. Oleh karena itu, guru harus bersikap terbuka dalam menghadapi apa yang menjadi permasalahan anak didik. b) Memperhatikan tingkah laku.

(32)

masyarakat. Guru harus berperan sebagai penegak disiplin, guru sebagai contoh dalam segala hal, tata tertib berjalan bila guru dapat menjalani terlebih dahulu. Dengan melihat tingkah laku seseorang, tentunya akan tercermin pula kepribadian dari orang tersebut. Menurut Syaiful Bahri Djamarah setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki, ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dengan guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan dan cara berpakaian, serta dalam menghadapi persoalan.16 Dari berbagai uraian teori tentang disiplin maka yang dimaksud dengan disiplin kerja guru adalah ketaatan, kepatuhan guru dalam melaksanakan tugas-tugas profesinya yang meliputi disiplin terhadap tugas kedinasan, waktu, suasana kerja, masyarakat kerja, dan disiplin terhadap sikap dan tingkah laku.

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah

a. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan dua gabungan kata yang dijadikan satu hingga mempunyai makna tersendiri. Kedua kata tersebut adalah “kepala” dan “sekolah” kata “kepala” dapat diartikan “ketua” atau “pemimpin” dalam suatu organisasi atau suatu lembaga. Adapun “sekolah” adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.17 Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang

16

Drs. Syaiful Bahri Djamarah,Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), cet-1 halaman.39

17

(33)

menyenangkan dan perkembangan mutu profesional diantara para guru banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah.

Secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai “seorang tenaga fungsional untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”18. Feldmon (1983) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah usaha sadar yang dilakukan pimpinan untuk mempengaruhi anggotanya melaksanakan tugas sesuai dengan harapannya. Di sisi lain, Newell (1978) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai pengembangan atau tujuan organisasi. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Stogdil yang mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas kelompok untuk mencapai tujuan organisasi (Wahyosumidjo, 1984).19

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan para ahli kepemimpinan tersebut, dapat digarisbawahi bahwa kepemimpinan pada dasarnya adalah suatu proses menggerakkan, mempengaruhi dan membimbing orang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi. Ada empat unsur yang terkandung dalam pengertian kepemimpinan, yaitu unsur orang yang menggerakkan yang dikenal dengan pemimpin, unsur orang yang digerakkan yang disebut kelompok atau anggota, unsur situasi dimana aktifitas penggerakan berlangsung yang dikenal dengan organisasi, dan unsur sasaran kegiatan yang dilakukan.

Kepemimpinan dalam pengertian di atas mengandung makna yang luas yaitu kemampuan untuk menggerakan sumber daya yang terdapat pada lembaga pendidikan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

18

Wahjosumidjo,Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan... halaman.83

19

Pendidikan dan Pelatihan, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral

(34)

Dari definisi tersebut, penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa kepala sekolah merupakan seorang yang ditunjuk sebagai pemimpin pendidikan yang dalam tataran operasionalnya mempunyai tugas dalam memimpin secara organisatoris yaitu membina, membimbing, memberi bantuan dan dorongan kepada staf sekolah dalam usaha perbaikan pengajaran yang dilakukan lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebenarnya sangat berat. Walaupun telah membagi-bagikan tugas dan tanggung jawab kepada para staf dan bagian lain sebagai sejumlah komponen, kegiatan yang ada di sekolah, ia akan menjadi orang pertama dalam memikul tanggung jawab untuk menyelamatkan anak didiknya sampai pada tujuan.

Boardman, sebagaimana dikutip oleh soekarto indrafachrudi menyatakan bahwa tugas utama kepala sekolah dan guru adalah menyukseskan pendidikan dan pengajaran. Akan tetapi, kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah hendaknya memimpin guru, para pegawai, dan orang tua murid. Oleh karena itu, ia harus memiliki kemampuan mengorganisasi dan membantu para guru dalam merumuskan program agar pengajaran di sekolahnya maju. Disamping itu, ia harus menciptakan iklim saling mempercayai dalam kalangan guru dan perasaan aman dalam melakukan kerjasama untuk mengembangkan program supervise serta mendorong mereka berpartisipasi aktif dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah.20

Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah harus dapat memimpin suatu sekolah secara efektif, artinya kepala sekolah tidak hanya berorientasi pada petugas saja tanpa memperhatikan bawahan. Sebab, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif adalah berorientasi kepada keduanya, tentunya hal ini juga harus disesuaikan dengan kondisi atau situasi yang ada di sekolah tersebut. Sehingga, kepala sekolah dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan para guru dapat menjalankan

20

(35)

tugasnya di sekolah dengan senang hati karena iklim kerja yang menyenangkan.

Agar tujuan pendidikan di suatu sekolah dapat cepat terwujud dengan baik, hal ini membutuhkan figur seorang pemimpin pendidikan yang memahami dengan baik apa fungsi kepemimpinan dalam suatu sekolah, tugas, serta tanggungjawab dari seorang pemimpin pendidikan.

Menurut Sondang P. Siagian kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan seni kemampuan mempengaruhi perilaku manusia dan kemampuan mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar supaya perilaku mereka sesuai dengan perilaku yang diinginkan oleh pemimpin organisasi.21

Dari sejumlah pernyataan mengenai pengertian kepemimpinan di atas, dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa kepemimpinan merupakan seni atau usaha menggerakan orang atau sekelompok orang untuk dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan. Setiap orang atau sekelompok orang ini diharapkan dapat secara sadar untuk mau bekerja sama dan menuruti instruksi, serta melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada sekolah. Dengan demikian, kepemimpinan kepala sekolah adalah usaha kepala sekolah untuk mempengaruhi, membimbing serta mengarahkan bawahannya agar tercapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

b. Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan

Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan (sekolah) merupakan personal sekolah yang memiliki fungsi penentu dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Demikian pentingnya kedudukan kepala sekolah sebagai pemimpin, maka mutlak diperlukan bagi seorang pimpinan untuk memiliki suatu kualitas

21

(36)

personal yang dapat melaksanakan perannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang berhasil dalam melaksanakan perannya sebagai pemimpin. Keberhasilan tersebut secara umum dapat diukur dari berbagai segi, diantaranya peningkatan produktivitas kerja pegawai, pelayanan, kepuasan kerja, dan hasil produksi nya atau hasil kerja bagian yang dipimpinnya. Oleh karena itu, penerapan kepemimpinan akan sangat menentukan terhadap peranan pemimpin itu sendiri. Untuk dapat melaksanakan peranan kepemimpinan yang efektif, tentunya kita perlu melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor tersebut menurut Mirrian terbagi atas dua faktor, yaitu22:

1) Faktor intern, antara lain bawahan yang dipimpin, jenis tugas yang dilakukan dalam organisasi, sifat pimpinan dan gaya kepemimpinan. 2) Faktor ekstern, antara lain adalah faktor politik, sosial, ekonomi dan

budaya

Dalam menjalankan perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Seperti telah dikemukakan di atas, faktor eksternal yang mempengaruhi kepemimpinan kepala sekolah sangat ditentukan oleh faktor para guru yang dipimpinnya. Ditambah pula bahwa tugas yang diemban dan sifat kepemimpinan yang dipengaruhinya. Faktor penerapan pola kepemimpinan kepala sekolah juga sangat berpengaruh dalam melaksanakan tugas kepemimpinan di sekolah yang dipimpinnya. Faktor-faktor eksternal merupakan faktor yang turut mempengaruhi kepemimpinan kepala sekolah untuk mengikuti perkembangan yang terjadi di masyarakat. Penerapan kepemimpinannya, sangat dipengaruhi oleh kondisi politik, sosial, ekonomi, dan budaya.

Kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah dapat terlihat melalui kualitas pribadi dan pola kelakuannya. Oleh karena itu, 22

(37)

kepemimpinan kepala sekolah yang berkualitas sangat ditentukan oleh faktor internal yaitu pengembangan diri pribadi pemimpin melalui pemahaman dan penghayatan atas tugas dan tanggung jawabnya. Berkenaan dengan hal tersebut, Bingham sebagaimana dikutip oleh Pamuji menyatakan bahwa dibutuhkan seorang yang mempunyai

qualities dan traits tertentu, agar mampu melaksanakan kepemimpinannya dengan baik, karena pada dasarnya seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki sejumlah perangai atau traits dan watak atau karakter yang memadai dari suatu kepribadian23

Dengan demikian, kepala sekolah dalam menerapkan kepemimpinanya perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinannya, mengetahui fungsi kepemimpinannya, dan mengetahui syarat-syarat kepemimpinanya. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, penerapan kepemimpian kepala sekolah akan dapat diterima oleh para guru dalam rangka bekerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran sekolah

Kepala sekolah merupakan pemimpin tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinanya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakan guru, staf, siswa, orang tua siswa, dan pihak-pihak lain yang terkait untuk dapat bekerja atau berperan guna mencapai tujuan sekolah yang telah ditentukan.

Dalam perannya sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah harus dapat mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan meggerakan guru, staf, siswa, orang tua siswa, dan pihak-pihak lain yang terkait untuk dapat bekerja sama agar kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah dapat terlaksana dengan baik. Kepala sekolah

23

(38)

dituntut untuk dapat mengelola jalinan kerjasama tersebut dengan sebaik mungkin.

c. Tipe-tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah

Dalam kegiatan menggerakkan, membimbing, mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya dalam mencapai tujuan organisasi banyak cara yang dilakukan oleng seorang pemimpin. Cara seorang pemimpin ini dapat dilihat pada bentuk atau tipe-tipe kepemimpinan yang dijalankannya.

Secara umum Drs. Pandji Anoraga membagi menjadi tiga jenis tipe kepemimmpinan, yaitu:

1. Kepemimpinan Otokratik

Yaitu kepemimpinan yang berdasarkan atas kekuasaan mutlak segala keputusan berada di satu tangan. Gaya kepemimpinan ini sering membuat pengikutnya tidak senang dan sering

frustasi.

2. Kepemimpinan Demokratik

Yaitu kepemimpinan yang berdasarkan atas kekuasaan, dalam arti bukan dipilihnya si pemimpin itu secara demokratik, melainkan cara yang dilaksanakan si pemimpin yang demokratik. Si pemimpin melaksanakan kegiatan sedemikian rupa sehingga setiap keputusan merupakan hasil musyawarah. 3. Kepemimpinan Bebas

Bahwa seorang pemimpinan sebagai penonton bersifat pasif24. Namun, Drs. Pandji Anoraga, menjelaskan bahwa untuk memilih gaya (tipe) Kepemimpinan yang akan digunakan perlu dipertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Ada empat faktor yang mempengaruhinya:

1. Faktor dalam organisasi 2. Faktor pimpinan manager 3. Faktor bawahan

4. Faktor situasi penugasan25

24

Pandji Anoraga,Psikologi Kepemimpinan,(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992), cet. Ke-2. Hal. 3.

25

(39)

Namun demikian, seorang pemimpin yang baik, adalah yang selalu menjalankan kepemimpinannya dengan menghubungkan dirinya bersama bawahannya dan sebaliknya bawahannya bersama pimpinannya. Dalam hal ini seorang pemimpin harus bersifat demokratis.

Menurut Drs. Hendiyat Soetopo dan Drs. Wasty Soemanto, mengungkapkan bahwa: ... untuk mencapai kepemimpinan yang demokratis, aktifitas memimpin harus: a) Meningkatkan interaksi kelompok dan perencanaan kooperatif. b) Menciptakan iklim yang sehat untuk perkembangan individual dan memecahkan pemimpin-pemimpin yang potensial.26

Kemudian dilihat dari sifatnya kepemimpinan dibagi lagi menjadi beberapa bagian sebagaimana dikemukakan oleh Dr. Hadari Nawawi, bahwa menurut sifatnya kepemimpinan dapat dibedakan pula antara lain:

1. Pemimpin Kharismatis

Pemimpin diterima karena kepribadiannya yang berpengaruh dan dipercayai sehingga diikuti pendapat dan keputusannya. Misalnya: beberapa alim ulama, pemuka adat, guru, dan lain-lain.

2. Pemimpin Simbol

Pemimpin yang secara tradisional ini diakui sebagai simbol kebesaran kelompok atau organisasi, walaupun tidak berfungsi dan kepemimpinannya diselenggarakan oleh orang lain yang menjadi pembantunya. Misalnya: raja yang diangkat secara turun temurun.

3. PemimpinHeadmanship

Pemimpin yang ditempatkan sebagai kehormatan karena pengalaman dan posisinya di dalam masyarakat. Misalnya: gubernur ditempatkan sebagai Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

4. Pemimpin AhliExpert

Pemimpin yang ditunjuk karena memiliki keahlian di dalam bidang tertentu yang menjadi beban tugas suatu organisasi, sehingga harus ditunjuk seorang profesional karena tugas-tugas tidak mungkin dilaksanakan orang lain. Misalnya: seorang dokter diangkat menjadi kepala rumah sakit, atau seorang guru diangkat menjadi kepala sekolah.

26

Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto,Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan,

(40)

5. Pemimpin Otokratis dan Administrator

Pemimpin yang karena kecakapannya dalam mengorganisasi sejumlah orang untuk bekerjasama dalam menwujudkan tugas-tugas kelompoknya, baik dalam bentuk kegiatan manajemen administratif, maupun dalam kegiatan menejemen operatif. Misalnya: pemimpin dalam organisasi profesi dan organisasi fungsional, seperti PGRI, KNPI, Pramuka, dan lain-lain.

6. Pemimpin Agitator

Pemimpin yang memiliki kemampuan melakukan tekanan-tekanan, mengadu domba, menimbulkan perpecahan dan mempertajam perselisihan dengan menarik keuntungan untuk dirinya atau kelompoknya. Pemimpin seperti itu kerap kali mampu memanfaatkan pertentangan yang ditimbulkannya untuk memperoleh dukungan dari kedua belah pihak yang bertentangan, walaupun masing-masing memiliki alasan yang berbeda.27

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi mengungkapkan sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin diantaranya:

1. Memiliki kematangan spiritual, mental, sosial, dan fisik 2. Menunjukkan pribadi teladan

3. Memiliki kewibawaan dan keunggulan 4. Memiliki keuletan dan kerajinan 5. Memiliki kejujuran

6. Memiliki motivasi yang kuat untuk memimpin 7. Memiliki disiplin yang kuat

8. Memiliki identitas dan integritas diri 9. Memiliki rasa tanggung jawab penuh 10. Berjiwa merakyat

11. Memiliki kemampuan teknis memimpin antara lain kemampuan dalam:

a. Berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, baik individual atau kelompok/organisasi/lembaga.

b. Menyusun rencana kegiatan

c. Melaksanakan, mengawasi dan meneliti kegiatan. d. Mendinamiskan sumber-sumber penunjang e. Menguasai materi

f. Membuat keputusan secara tetap

g. Mengatur pembagian kekuasaan dan wewenang.28

27

Hadari Nawawi,Administrasi Pendidikan,(Jakarta: CV. Haji Masagung, 1998), cet. Ke-6. Hal. 79.

28

(41)

d. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah

Kemampuan kepala sekolah merupakan faktor penentu pemberdayaan guru dan peningkatan mutu proses dan produk pembelajaran. Kepala sekolah adalah orang yang paling bertanggung jawab supaya guru dan staf sekolah dapat bekerja secara optimal. Kultur sekolah dan kultur pembelajaran juga dibangun oleh kepemimpinan kepala sekolah dalam berinteraksi dengan komunitasnya.

Menurut Sudarman Danim tugas kepala sekolah bersifat ganda yang satu sama lain memiliki kaitan erat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tugas-tugas tersebut adalah mengkoordinasi, mengarahkan dan mendukung hal-hal yang berkaitan dengan tugas pokoknya yang sangat kompleks, yaitu29:

1. Merumuskan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran sekolah. 2. Mengevaluasi kinerja guru.

3. Mengevaluasi kinerja staf sekolah.

4. Menata dan menyediakan sumber-sumber organisasi sekolah.

5. Membangun dan menciptakan iklim psikologi yang baik antara komunitas sekolah.

6. Menjalin hubungan dan ketersentuhan kepedulian terhadap masyarakat.

7. Membuat perencanaan bersama-sama staf dan komunitas sekolah. 8. Menyusun penjadwalan kerja.

9. Mengatur masalah-masalah pembukuan. 10. Melaksanakan negosiasi dengan pihak internal. 11. Melaksanakan hubungan kerja kontraktual.

12. Memotivasi guru dan karyawan untuk terampil optimal.

13. Memecahkan konflik antara sesama guru dan antara pihak pada komunitas sekolah.

14. Melakukan supervise pembelajaran atau pembinaan profesional. 29

(42)

15. Melaksanakan kegiatan lain yang mendukung operasi sekolah.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas dengan baik, kepala sekolah dapat menempuh berbagai cara, seperti membina tanggung jawab bersama dikalangan staf sekolah, mendelegasikan penyelenggaraan dan pertanggung jawaban sebagaimana tugasnya kepada wakil kepala sekolah, guru, staf tata usaha sekolah dan petugas sekolah lainnya, dan sebagian lagi diselenggarakan dengan mengikut sertakan wakil-wakil murid, wakil-wakil orang tua/masyarakat, dan pejabat setempat, dimana kepala sekolah berperan sebagai koordinator dan penanggung jawab umum, disamping itu bertindak sebagai pelaksana aktif pada kegiatan-kegiatan yang tepat dan memungkinkan baginya. Jadi partisipasi, dan kerja sama yang luas sangat diperlukan bagi kegiatan penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Sedangkan Wahjosumidjo mengemukakan delapan tugas kepala sekolah sebagai seorang pemimpin di lembaga pendidikan formal (sekolah), yaitu30:

1. Dalam kehidupan berorganisasi, khususnya lembaga pendidikan (sekolah), ada banyak perbedaan kebutuhan dan kepentingan baik guru, murid dan staf di sekolah. Untuk itu kepala sekolah harus bersikap arif, bijaksana, adil dan tidak memihak pada siapapun. 2. Dalam meningkatkan motivasi kerja, rela berkorban dan rasa

kebersamaan yang tinggi antar guru, murid dan staf, maka kepala sekolah harus mampu memberikan sugesti dan saran yang tepat sesuai dengan kebutuhan dalam keadaan dan situasi yang tepat pula. 3. Kepala sekolah mempunyai tugas untuk menyediakan dukungan,

dana, sarana dan sebagainya untuk optimalisasi sumber daya manusia yang ada di lembaga pendidikan

30

(43)

4. Kepala sekolah sebagai katalisator, ia mampu membangkitkan semangat dan menggerakan siswa, guru, dan staf kearah pencapaian tujuan lembaga pendidikan.

5. Kepala sekolah harus mampu memberikan rasa aman terhadap murid, staf dan guru dalam melaksanakan setiap tugasnya.

6. Karena ia menjadi pusat perhatian, maka seorang kepala sekolah harus selalu dijaga integritasnya, selalu terpercaya, dihormati baik sikap, perilaku dan perbuatannya.

7. Kepala sekolah sebagai sumber semangat guru dan murid serta staf dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Untuk itu kepala sekolah harus dapat menjaga dan membangkitkan semangat para guru, murid dan staf sehingga mereka bekerja penuh dengan tanggung jawab.

8. Kepala sekolah harus dapat menghargai hasil yang dicapai oleh bawahannya, penghargaan tersebut dapat berupa kenaikan gaji, pangkat, atau diberikannya fasilitas lebih dan lain sebagainya.

Dengan kompleksitas tugas yang dimiliki oleh kepala sekolah sebagai seorang pemimpin, maka kepala sekolah diharuskan mempunyai kompetensi khusus sebagaimana disampaikan sebelumnya berupa kompetensi profesional, kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

Jika kompetensi tersebut dimiliki oleh kepala sekolah, maka tugas dan tanggung jawab yang diembankan kepada kepala sekolah sebagai motivator, katalisator, pengarah, pembantu guru, staf, karyawan dan petugas sekolah lainnya dapat dilaksanakan dengan baik. Keberhasilan pendidikan di sekolah akan dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dan efektifitas kepemimpinan kepala sekolah juga akan ditentukan dengan kompetensi yang dimiliki kepala sekolah.

(44)

kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan formal untuk mengembangkan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya guna meningkatkan iklim kerja yang kondusif, meliputi kemampuan membimbing, menggerakkan, mempengaruhi dan mengerahkan para bawahannya untuk mencapai tujuan institusional pendidikan.

B. Kerangka Berfikir

Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah, mempunyai peranan yang penting untuk menggerakkan, membimbing, melindungi, membina, memberi teladan, dorongan, serta bantuan kepada guru, murid dan staf di sekolah, peran dan fungsi yang terpenting lagi bagi kepala sekolah adalah menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu sekolah. Sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Guru sebagai subjek pendidikan di sekolah menjadi orang yang paling berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik di sekolah atau di luar sekolah, peranan yang dimiliki guru sangat kompleks dan beragam, karenanya potensi guru harus dioptimalkan. Upaya optimalisasi potensi guru salah satu nya dengan diterapkannya disiplin kerja guru di sekolah.

Dalam menjalankan peran dan tugasnya dalam bentuk melaksanakan disiplin kerja guru, guru dihadapkan pada beberapa persoalan yang menyebabkan menurun atau naiknya tingkat kepatuhan terhadap disiplin kerja guru. Beberapa faktor yang mempengaruhi tersebut bisa terjadi karena kepribadian guru, perilaku atasan (dalam hal ini kepala sekolah), sistem kerja yang berlaku dan sebagainya.

(45)

manajemen, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Dengan penguasaan semua kompetensi di atas, diharapkan kepemimpinan efektif akan tercipta dan pendidikan berkualitas dengan guru yang disiplin terhadap kerja, tugas dan tanggung jawabnya akan menjadi kenyataan.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap disiplin kerja guru, semakin baik kepemimpinan kepala sekolah maka semakin baik disiplin kerja guru. Sebaliknya, semakin buruk kepemimpinan kepala sekolah maka semakin rendah disiplin kerja guru.

C. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan landasan teori yang diajukan dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis nol (HO) adalah tidak adanya hubungan antara kepemimpinan

kepala sekolah dengan disiplin kerja guru.

2. Hipotesis alternatif (Ha) adalah adanya hubungan antara kepemimpinan

kepala sekolah dengan disiplin kerja guru.

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan secara umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru SMP Dua Mei Ciputat. Sedangkan, tujuan secara khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan kepala sekolah SMP Dua Mei Ciputat.

2. Untuk mengetahui bagaimana disiplin kerja guru SMP Dua Mei Ciputat. 3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kepemimpinan kepala

sekolah dengan disiplin kerja guru SMP Dua Mei Ciputat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

(47)

C. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan menggunakan pendekatan korelasional. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Pendekatan ini digunakan untuk menguji hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru.

D. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Sedangkan sampel menurut Iqbal Hasan adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi31. Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah guru SMP Dua Mei Ciputat. Oleh karena jumlah guru di SMP Dua Mei Ciputat hanya 15 orang, maka seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Dengan demikian penelitian ini termasuk kedalam penelitian sensus.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu kepemimpinan kepala sekolah sebagai variabel bebas (variabel X) dan disiplin kerja guru sebagai variabel terikat (variabel Y)

1. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X) a. Definisi Konseptual

Secara konseptual, kepemimpinan kepala sekolah adalah sikap dan perilaku kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan formal kepada para pegawai sekolah dalam mencapai tujuan organisasi

31

(48)

yang meliputi membimbing, menggerakkan, mempengaruhi, dan mengerahkan para bawahan kepada suatu tujuan tertentu.

b. Definisi Operasional

Kepemimpinan kepala sekolah adalah kepemimpinan yang efektif dalam mewujudkan kedisiplinan tenaga kependidikan. Pendekatan perilaku kepemimpinan banyak membahas keefektifan kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin. dalam penelitian ini dapat diukur dengan menggunakan instrument berupa angket tentang kemampuan untuk mengembangkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki kepala sekolah untuk meningkatkan iklim kerja yang meliputi: 1) kemampuan membimbing, 2) menggerakkan, 3) mempengaruhi, dan 4) mengerahkan para guru dan karyawan kepada suatu tujuan tertentu. Kepemimpinan kepala sekolah diperoleh melalui angket dalam bentuk pertanyaan dengan option jawaban: selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah.

c. Kisi-kisi Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang dibuat dalam bentuk konstruksi tertutup, maksudnya setiap kuesioner telah diberikan alternatif jawaban. Para responden tidak diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban diluar pilihan.

(49)

Tabel 3.1

Skala Penilaian untuk Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja Guru

Pilihan Jawaban Bobot Skor

[image:49.598.112.511.173.610.2]

Pernyataan Positif Bobot Skor Pernyataan Negatif Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 4 3 2 1 1 2 3 4 Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Kepemimpinan Kepala sekolah

Variabel Indikator Jumlah

Kepemimpinan kepala sekolah

a.Kemampuan dalam memotivasi bawahan b.Kemampuan memecahkan masalah

c.Kemampuan memberikan rasa aman dan nyaman

d.Kemampuan memberikan teladan e.Konsisten dalam tugas

f. Kemampuan memberikan bantuan kepada guru

1, 2, 3, 4

5, 6

7, 8

9, 10

11, 12, 13

14, 15, 16, 17

Jumlah 17

2. Variabel Disiplin Kerja Guru ( Y ) a. Definisi Konseptual

(50)

b. Definisi Operasional

Disiplin kerja guru adalah persepsi guru terhadap sikap pribadi guru dalam hal ketertiban dan keteraturan diri yang dimiliki oleh guru dalam bekerja di sekolah tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan dirinya, orang lain, atau lingkungannya.

Disiplin kerja guru dalam penelitian ini dapat diukur dengan menggunakan instrument berupa angket yang mencerminkan kedisiplinan guru yaitu disiplin terhadap pekerjaan, disiplin terhadap waktu, disiplin terhadap suasana kerja, disiplin dalam melayani masyarakat, disiplin terhadap sikap dan tingkah laku.

Disiplin kerja guru diperoleh melalui angket dalam bentuk pertanyaan dengan option jawaban: selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah.

[image:50.598.110.517.186.739.2]

c. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Disiplin Kerja Guru

Item

Variabel Indikator

(+) (-)

Jmlh

Disiplin Kerja Guru

Disiplin terhadap tugas kedinasan a. Menyiapkan kelengkapan mengajar b. Membuat rencana semester, tahunan

sesuai dengan bidang yang digeluti c. Mengisi buku agenda setelah mengajar

dan tidak meninggalkan jam mengajar dengan alasan yang tidak tepat

d. Melakukan evaluasi belajar baik formatif maupun sumatif

3 2

1, 8

18, 23

(51)

Disiplin waktu

a. Memanfaatkan waktu dengan baik b. Keluar kelas tepat waktu

c. Datang ke sekolah tepat waktu

d. menggantikan jam kosong jika ada guru yang tidak hadir, ketika tidak ada jam mengajar 6 10 19 21 4 5

Disiplin terhadap suasana kerja

a. Memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai pendukung pembelajaran dan menjalin hubungan yang baik antar guru

b. Mematuhi kode etik sebagai seorang guru

7, 9

20

3

Disiplin dalam melayani masyarakat a. Memberikan motivasi dan bimbingan

kepada siswa yang mengalami kesulitan.

b. Melayani orang tua siswa, apabila ingin berkonsultasi

c. Berusaha berpartisipasi terhadap masyarakat, lembaga serta organisasi-organisasi didalam masyarakat yang berhubungan dengan usaha pendidikan.

5, 21

11

12

4

Disiplin terhadap sikap dan tingkah laku a. Memakai pakaian yang sopan, rapih

dan bersih

b. Memberikan contoh teladan melalui tingkah laku kepada siswa

13, 14

15, 16, 17

4

(52)

F. Uji Instrumen 1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen

Gambar

Gambar 4.1Diagram Batang Frekuensi Data Siswa..............................
Tabel 3.2Kisi-kisi Instrumen Kepemimpinan Kepala sekolah
Tabel 3.3Kisi-kisi Instrumen Disiplin Kerja Guru
Tabel 3.4Skor Angket Jawaban Positif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, disiplin kerja guru, dan komunikasi antar

Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan disiplin kerja

Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan dan pembahasannya mengenai pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi disiplin kerja, motivasi kerja, dan persepsi guru tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru-guru

Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan dan pembahasannya mengenai pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja

Kebijakan kepala sekolah untuk meningkatkan komitmen guru terhadap disiplin kerja guru dengan menerapkan gaya kepemimpinan yang bersifat situasional bagi guru-guru yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Peran Kepala Sekolah dalam Menerapkan Disiplin Kerja Guru MAN 1 Banyuasin Kecamatan Banyuasin Kabupaten Banyuasin Disiplin kerja guru MAN 1 Banyuasin kabupaten

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KEMATANGAN BAWAHAN DAN DISIPLIN KERJA DIMEDIASI MOTIVASI KERJA GURU SDN DI KECAMATAN AWAYAN HALIANUR NIM 2020111310058 PROGRAM