• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Perilaku Konsumtif pada Mahasiswi Universitas Sumatera Utara yang Kost dan yang Tinggal dengan Orangtua Ditinjau dari Kontrol Diri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbedaan Perilaku Konsumtif pada Mahasiswi Universitas Sumatera Utara yang Kost dan yang Tinggal dengan Orangtua Ditinjau dari Kontrol Diri"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA YANG KOST

DAN YANG TINGGAL DENGAN ORANGTUA

DITINJAU DARI KONTROL DIRI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Ujian Sarjana Psikologi

Oleh :

CHRISTIAN YOSIE WAHYUNI SIMBOLON

101301099

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

SKRIPSI

PERBEDAAN PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWI UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA YANG KOST DAN YANG TINGGAL DENGAN

ORANGTUA DITINJAU DARI KONTROL DIRI

Dipersiapkan dan disusun oleh:

CHRISTIAN YOSIE WAHYUNI SIMBOLON 101301099

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 01 Agustus 2015

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi

Prof. Dr. Irmawati, Psikolog NIP. 195301311980032001

Tim Penguji

1. Fahmi, S.Psi., M.Psi. Penguji I/Pembimbing

NIP : 198607122014041001

2. Dr. Emmy Mariatin, M.A., PhD., Psikolog Penguji II

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul :

Perbedaan Perilaku Konsumtif Mahasiswi Universitas Sumatera Utara

Yang Kost Dan Yang Tinggal Dengan Orangtua Ditinjau Dari Kontrol Diri

Adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana disuatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penilisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukana kecurangan didalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 01 Agustus 2015

Christian Yosie Wahyuni Simbolon

(4)

Perbedaan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswi Universitas Sumatera Utara Yang Kost Dan Yang Tinggal Dengan Orangtua Ditinjau Dari Kontrol Diri

Christian Yosie Wahyuni Simbolon dan Fahmi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku konsumtif pada mahasiswi Universitas Sumatera Utara yang kost dan yang tinggal dengan orangtua ditinjau dari kontrol diri. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian adalah mahasiswi yang sedang kuliah di Universitas Sumatera Utara dengan jumlah 200 mahasiswi kost dan 200 mahasiswi yang tinggal dengan orangtua.

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan accidental sampling.

Alat pengumpulan data menggunakan skala kontrol diri yang disusun berdasarkan tiga aspek kontrol diri Averill (1973) dan skala perilaku konsumtif disusun berdasarkan delapan indikator perilaku dari Sumartono (2002). Analisis data menggunakan teknik ANCOVA.

Dari hasil uji ANCOVA dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perilaku konsumtif antara mahasiswi kost dan yang tinggal dengan orangtua ditinjau dari kontrol diri. Selain itu terdapat pengaruh yang signifikan antara tempat tinggal dan kontrol diri terhadap perilaku konsumtif mahasiswi Universitas Sumatera Utara.

(5)

The Differences In Consumptive Behaviour In The Female College at the University of North Sumatera Who Lived In Boarding House And Female

College Who Lived With Their Parent In Terms of Self-Control

Christian Yosie Wahyuni Simbolon and Fahmi

ABSTRACT

This study aims to determine differences in consumptive behavior in the female college at the University of North Sumatra who lived in the boarding house and living with their parents in terms of self-control. The method in this study using a quantitative approach. Subjects were female college who were studying at the University of North Sumatra with a number of 200 female college who live with their parents and 200 boarding college.

The sampling technique using accidental sampling. This study use two scales that is self-control scale and the scale of consumptivebehavior. Self-control scale based on three aspects of self-control Averill (1973) and the scale of consumer behavior is based on eight indicators of the behavior of Sumartono (2002). Research analysis using ANCOVA

From the ANCOVA test results can be concluded there are differences in consumer behavior between a boarding college and living with their parents in terms of self-control. In addition there are a significant difference between the shelter and self-control of the consumer behavior of North Sumatra University student.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukurkepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat-Nya yang berlimpah dan kasih karunia yang selalu tercurah di setiap waktu sehingga penulis dapat menjalani setiap tahap penyusunan skripsi yang berjudul “Perbedaan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswi Universitas Sumatera Utara

Yang Kost Dan Yang Tinggal Dengan Orangtua Ditinjau Dari Kontrol Diri” hingga selesai tepat pada waktunya. Penyusunan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi persyaratanUjian Sarjana Psikologi.

Penulis menyadari bahwa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik dalam masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini sangat membantu penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr, Irmawati, psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Fahmi Ananda, M.Psi, selaku Dosen Pembimbing penulis. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas kesabaran Bapak dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

(7)

4. Ibu Dr. Emmy Mariatin, M.A., PhD., Psikolog dan Bapak Eka Danta Jaya Ginting, M.A.,Psikolog, selaku dosen penguji sidang skripsi. Terima kasih atas nasihat dan saran yang ibu dan bapak berikan selama proses sidang skripsi.

5. Orangtua terbaik dan terkasih Bapak ManiharSimbolon dan Ibu Murni Baringbing yang tiada henti memberikan doa, dukungan, semangat dan kasih sayangkepada penulis. Terima kasih Bapakku dan Mamiku atas semua dukungan yang diberikan hingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih telah dengan sangat sabar menghadapi anak kalian ini, semoga Tuhan selalu memberkati.

6. Terima kasih kepada saudaraku Gohanna Giovanny Simanjuntak yang selalu setia mendengar keluh kesah penulis.

7. Terima kasih buat kakak yang cantik dan baik Catriin Elysabet Sihombing, S.Psi yang bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Terima kasih kepada keluarga baruku tersayang yang tergabung dalam HF

(8)

keluarga yang terbaik hingga hari-hari selama di kampus terasa menyenangkan.

9. Terima kasih kepada teman terbaik penulis sejak SMA, Asrama, Kuliah dan sampai detik ini Mentari Manik S.Psi. Terima kasih buat doa, dukungan, dan segala hal yang selalu dilakukan bersama sejak dulu. 10.Terima kasih kepada subjek yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini

yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih banyak karena telah bersedia meluangkan waktu untuk berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan. Karena itu, penulis tentunya terbuka dengan berbagai kritik dan saran yang akan menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak.

Medan, 01Agustus 2015 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Sistematika Penulisan...10

BAB II LANDASAN TEORI... 12

A.Perilaku Konsumtif ... 12

1. Defenisi Perilaku Konsumtif ... 12

2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif ... 13

3. Indikator Perilaku Konsumtif………..…………13

B.Kontrol Diri………...……..15

1. Defenisi Kontrol Diri………... 15

(10)

C.Mahasiswi…... 19

1. Defenisi Mahasiswi... 19

2. Mahasiswi Kost………... 19

3. Mahasiswi yang Tinggal Dengan Orangtua……... 19

D.Perbedaan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswi yang Kost...…20

Dan yang Tinggal Dengan Orangtua Ditinjau Dari Kontrol Diri E.Hipotesa Penelitian... 21

BAB III METODE PENELITIAN... 23

A. Identifikasi Variabel Penelitian... 23

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 24

1.Perilaku Konsumtif………... 24

2.Kontrol Diri……...…... 25

3.Jenis Kelamin………...……...25

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel... 25

1. Populasi…………... 25

2.Skala Perilaku Konsumtif…... 28

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...…………... 30

(11)

2. Reliabilitas Alat Ukur... 31

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur... 31

1. Skala Kontrol Diri………... 32

2. Skala Perilaku Konsumtif…... 33

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 34

1. Tahap Persiapan... 34

2. Tahap Pelaksanaan... 36

3. Tahap Pengolahan... 36

H. Metode Analisis Data... 36

1. Uji Normalitas... 37

2. Uji Homogenitas... 37

3. Uji ANCOVA……...………...37

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN... 39

A. Analisa Data...39

1. Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Tempat Tinggal....39

2. Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Fakultas……....…40

B. Hasil Penelitian... 41

1. Hasil Uji Asumsi... 41

2. Hasil Utama Penelitian... 43

3. Hasil Tambahan... 46

C. Pembahasan... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 56

(12)

B. Saran... 57

1. Saran metodologis... 57

2. Saran praktis... 57

DAFTAR PUSTAKA... 59

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Aitem-Aitem Skala Kontrol Diri Sebelum Uji Coba

Tabel 2. Distribusi Aitem-Aitem Skala Perilaku Konsumtif Sebelum Uji Coba

Tabel 3. Hasil Uji Coba Skala Kontrol Diri

Tabel 4. Hasil Uji Coba Skala Perilaku Konsumtif

Tabel 5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tempat Tinggal Tabel 6. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Fakultas. Tabel 7. Hasil Uji Normalitas

Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas Tabel 9. Tabel ANCOVA

Tabel 10. Kontrol Diri * Perilaku Konsumtif CrosstabulationMahasiswi Kost Tabel 11. Kontrol diri * Perilaku konsumtif Crosstabulation Mahasiswi yang

tinggal dengan Orangtua Tabel 12. Korelasi

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Kontrol Diri Tabel 14. Kategorisasi Kontrol Diri

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

a. Skala Try Out

b. Hasil Uji Coba Skala Kontrol Diri

c. Hasil Uji Coba Skala Perilaku Konsumtif

Lampiran 2

(15)

Perbedaan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswi Universitas Sumatera Utara Yang Kost Dan Yang Tinggal Dengan Orangtua Ditinjau Dari Kontrol Diri

Christian Yosie Wahyuni Simbolon dan Fahmi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku konsumtif pada mahasiswi Universitas Sumatera Utara yang kost dan yang tinggal dengan orangtua ditinjau dari kontrol diri. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian adalah mahasiswi yang sedang kuliah di Universitas Sumatera Utara dengan jumlah 200 mahasiswi kost dan 200 mahasiswi yang tinggal dengan orangtua.

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan accidental sampling.

Alat pengumpulan data menggunakan skala kontrol diri yang disusun berdasarkan tiga aspek kontrol diri Averill (1973) dan skala perilaku konsumtif disusun berdasarkan delapan indikator perilaku dari Sumartono (2002). Analisis data menggunakan teknik ANCOVA.

Dari hasil uji ANCOVA dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perilaku konsumtif antara mahasiswi kost dan yang tinggal dengan orangtua ditinjau dari kontrol diri. Selain itu terdapat pengaruh yang signifikan antara tempat tinggal dan kontrol diri terhadap perilaku konsumtif mahasiswi Universitas Sumatera Utara.

(16)

The Differences In Consumptive Behaviour In The Female College at the University of North Sumatera Who Lived In Boarding House And Female

College Who Lived With Their Parent In Terms of Self-Control

Christian Yosie Wahyuni Simbolon and Fahmi

ABSTRACT

This study aims to determine differences in consumptive behavior in the female college at the University of North Sumatra who lived in the boarding house and living with their parents in terms of self-control. The method in this study using a quantitative approach. Subjects were female college who were studying at the University of North Sumatra with a number of 200 female college who live with their parents and 200 boarding college.

The sampling technique using accidental sampling. This study use two scales that is self-control scale and the scale of consumptivebehavior. Self-control scale based on three aspects of self-control Averill (1973) and the scale of consumer behavior is based on eight indicators of the behavior of Sumartono (2002). Research analysis using ANCOVA

From the ANCOVA test results can be concluded there are differences in consumer behavior between a boarding college and living with their parents in terms of self-control. In addition there are a significant difference between the shelter and self-control of the consumer behavior of North Sumatra University student.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang sering dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selama hidup, manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan kesehatan.Seiring berkembangnya zaman, kegiatan belanja bukan lagi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pokok melainkan sebagai suatu gaya hidup guna memenuhi kepuasan semata (Rasimin, 2008).

Pesatnya perkembangan dan perubahan trend atau mode suatu barang, membuat kegiatan belanja sering digunakan sebagai alat untuk memuaskan keinginan, tidak jarang seseorang akhirnya membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan (Sipunga, 2014). Semakin banyaknya pusat perbelanjaan, sarana berbelanja serta barang dan jasa yang ditawarkan membuat semakin meningkat pula minat seseorang untuk membeli barang dan jasa (Perwitasari, 2013). Selain itu banyaknya metode berbelanja dan cara promosi yang menarik membuat barang atau jasa yang ditawarkan menjadi lebih menarik perhatian pembeli. Maraknya

(18)

Pada dasarnya setiap orang akan melakukan kegiatan belanja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi perilaku berbelanja tiap orang akan berbeda-beda. Ada orang yang memiliki perilaku belanja wajar dan ada pula orang yang memiliki perilaku belanja yang tidak wajar atau berlebihan (Shohibullana, 2014). Perilaku belanja yang berlebihan tanpa pertimbangan terlebih dahulu dan dilakukan demi kesenangan sering juga disebut dengan perilaku konsumtif.

Menurut Sumartono (2002) perilaku konsumtif merupakan perilaku yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang tidak rasional lagi. Sedangkan menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (dalam Lina & Rosyid, 1997) perilaku konsumtif merupakan kecenderungan untuk melakukan konsumsi tiada batas, yang lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan. Hal tersebut mengandung arti adanya unsur sifat pemborosan dalam perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif merupakan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan maksimal (Tambunan, 2001:1).

(19)

Seseorang dapat dikatakan konsumtif jika ia memiliki barang lebih disebabkan oleh pertimbangan status, dimana barang tersebut bertujuan untuk menunjukkan status pemiliknya bukan untuk memenuhi kebutuhan yang sebenarnya Fromm (dalam Surya, 2013).

Mahasiswi merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami perilaku konsumtif. Hal ini dikarenakan pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia mahasiswi, disamping itu mahasiswi biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uang (Jumiati, 2009). Tidak sedikit mahasiswi cenderung lebih mendahulukan keinginan yang ada dalam dirinyadaripada kebutuhan dan kepentingan kampus. Pada umumnya mahasiswi membelanjakan uang mereka untuk fashion, seperti membeli baju-baju keluaranterbaru, sepatu, aksesoris, parfum, make-up dan lain-lain.Hal ini dilakukan mahasiswi hanya untuk mengikuti tren agar terlihat keren dan modis.

(20)

Untuk itu mahasiswi harus lebih bisa mengendalikan dirinya dalam berbelanja untuk menghidari tingginya perilaku konsumtif.

Salah satu faktor yang berperan penting dalam mengendalikan perilaku konsumtif adalah kontrol diri. Kecenderungan mahasiswi yang lebih emosional saat berbelanja akan dapat berkurang jika mereka memiliki kontrol diri yang tinggi. Hal ini dikarenakan kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dari dalam dirinya (Hurlock, dalam Ghufron 2010). Oleh karena itu seseorang harus memiliki kontrol diri yang baik agar mampu mengatur perilaku belanja yang berlebihan.

Menurut Hurlock (1994) kontrol diri adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk- bentuk perilaku melalui pertimbangan kognitif sehingga dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Goldfried dan Merbaum (dalam Rachdianti 2011) mengatakan kontrol diri adalah proses dimana individu menjadi pihak utama membentuk, mengarahkan dan mengatur perilaku yang akhirnya diarahkan pada konsekuensi positif. Individu dengan kontrol diri tinggi pada umumnya sangat memperhatikan cara-cara yang tepatuntuk berperilaku dalam situasi yang bervariasi. Kontrol diri yang tinggi akan membuat individu melakukan banyak pertimbangan sebelum memutuskan sesuatu, salah satunya dalam hal berbelanja.

(21)

mempunyai kontrol diri yang rendah maka akan membeli suatu barang tanpa mempertimbangkan prioritasnya (Anggraeni, 2014).

Heni (2013) juga mengatakan ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri dengan perilaku konsumtif. Semakin tinggi kontrol diri seseorang, maka perilaku konsumtif akan semakin rendah. Dapat dikatakan bahwa seseorang yang mampu mengontrol perilaku diharapkan akan mampu mengendalikan perilakunya dalam segala hal, melalui aktivitas atau kegiatan-kegiatan tertentu agar tidak mengarah pada perilaku yang sia-sia dan hanya membuang-buang waktu, dalam hal ini kecenderungan berperilaku konsumtif. Peningkatan terhadap kontrol diri maka akan disertai pula dengan penurunan perilaku konsumtif.

Banyaknya universitas yang tersebar diseluruh Indonesia menyebabkan anak yang telah selesai menempuh pendidikan SMA dan ingin melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi (kuliah) mempunyai banyak pilihan dan kesempatan untuk memutuskan tempat dimana anak ingin mengembangkan dan meningkatkan ilmu yang mereka miliki. Keinginan anak untuk mengembangkan dan meningkatkan ilmu tersebut membuat anak harus tinggal di tempat yang jauh dari orangtua dan akhirnya mengharuskan anak menjadi mahasiswi kost.

(22)

Berubahnya lingkungan keluarga menjadi lingkungan kost menyebabkan perubahan mahasiswi dalam mengelolah keuangannya. Hanuning (2011) yang mengatakan bahwa mahasiswi yang kost cenderung menjadi lebih konsumtif dikarenakan mahasiswa kost mengalami perubahan lingkungan, dari lingkungan keluarga menjadi lingkungan kost.

Selain tinggal di kost ada juga mahasiswa yang tinggal dengan orangtua. Pada mahasiswa yang tinggal di rumah bersama orangtua pada umumnya tidak mengalami perubahan lingkungan. Selain itu, adanya kontrol langsung dari orangtua terhadap uang saku menyebabkan mahasiswi tidak bisa secara sembarangan membeli barang yang mereka inginkan (Rahayu, 2013). Berdasarkan wawancara personal yang dilakukan, hal ini juga dialami sendiri oleh seorang mahasiswi berinisial AW (20 tahun) yang tinggal bersama orang tuanya

“Aku sebenarnya pengen beli ini itu kak, terutama kayak p akaian-pakaian gitu. Secara kan tiap saat berubah kak modelnya, lucu-lucu lagi. Cuma ga bisa, karena mama ku ngasih uang jelas-jelas untuk kebutuhan apa aja, ya misalnya untuk ongkos berapa, makan berapa, itu semua jelas. Ya paling kalau mau jalan sama teman baru minta agak banyak.”

Komunikasi Personal, 18 November 2014

(23)

seorang mahasiswi kost yang kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

“Kalau aku sih dikasih uang bulanan kak sama orang tua. Biasanya mereka ngirim diawal bulan dan itu udah mulai krisis di tanggal-tanggal 15 keatas lah kak. Banyak sih yang dilakukan diawal bulan kak, belanja-belanja, nongkrong, dll lah. Kalau belanja paling umum ya belanja kebutuhan bulananlah kak, itu sih ga nya banyak kali paling mahal aku belanja kebutuhan bulanan Rp. 300.000 kak. Yang banyak habis itu kalau beli baju-baju kak, ikh tau lah kakak baju sekarang bahan nya setengah aja buat masuk angin harga nya Rp. 200.000. Sebenarnya ga mau beli kak, tapi gimana lah kak, namanya pengen, lagi trend juga, ya terpaksa lah kak dibeli daripada ketinggalan jaman.”

Komunikasi Personal, 20 November 2014

Namun nyatanya ada juga mahasiswi yang kost mampu mengontrol perilakunya dalam berbelanja. Tidak adanya peran orangtua yang dapat mengawasi dan mengontrol apa saja yang dibeli oleh mahasiswi tidak serta merta menjadikan mahasiswi kost tersebut menjadi konsumtif. Mereka justru menjadi lebih teliti dalam mengatur dan mengontrol semua pengeluaran mereka, karena kondisi mereka yang tinggal jauh dari orang tua tidak selalu menjadikan mereka dapat dengan mudah meminta uang untuk memenuhi semua kebutuhan mereka. Keown (dalam Margaretha 2015) mengatkan bahwa mahasiswi yang tinggal sendiri memiliki kemampuan untuk mengatur keuangan dengan lebih baik dibandingkan dengan mahasiswi yang tinggal dengan orangtuanya. Hal ini dibenarkan oleh RA (21 Tahun) yang tinggal di kost, seperti yang terlihat pada kutipan wawancara personal berikut:

(24)

harus pandai-pandai ngatur uang kiriman ku agar cukup sampai kiriman selanjutnya datang.”

Komunikasi Personal, 10 Desember 2014

Kondis diatas terjadi karena kontrol diri seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Gufron dalam Shohibullana, 2014). Faktor internal merupakan faktor dalam diri individu yang mempengaruhi kontrol diri seperti usia, jenis kelamin dan kepribadian. Semakin bertambah usia seseorang maka, semakin baik kemampuan mengontrol dirinya. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor dari luar diri seseorang yang mempengaruhi kontrol diri yaitu lingkungan sekitarnya, baik itu lingkungan keluarga, teman sebaya dan lingkungan tempat individu berinteraksi sosial.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai perbedaan perilaku konsumtif pada mahasiswi yang kost dan yang tinggal dengan orangtua ditinjau dari kontrol diri.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada perbedaan perilaku konsumtif

(25)

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan perilaku konsumtif pada mahasiswi yang kost dan yang tinggal dengan orangtua ditinjau dari kontrol diri.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik yang bersifat teoritis maupun praktis, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber yang memperkaya wawasan ilmu psikologi, khususnya dalam bidang psikologi industri dan organisasi terutama dalam hal perilaku konsumtif pada mahasiswi yang kost dan yang tinggal dengan orangtua ditinjau dari kontrol diri.

2. Manfaat Praktis

(26)

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori yang mendasari masalah yang menjadi objek penelitian. Teori yang terdapat dalam penelitian ini adalah teori kontrol diri dan perilaku konsumtif beserta dengan aspek-aspek dan faktor-faktor pembentuknya. Dalam bab ini juga akan dipaparkan hipotesa penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional dari variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengambilan data, dan metode analisa data penelitian.

BAB IV : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

(27)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, akan dijelaskan beberapa hal mengenai definisi kontrol diri, aspek kontrol diri, faktor yang mempengaruhi kontrol diri, definisi perilaku konsumtif, faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif, indikator perilaku konsumtif, definisi mahasiswi, hubungan kontrol diri dengan perilaku konsumtif, dan hipotesa penelitian.

A. PERILAKU KONSUMTIF

1. Definisi Perilaku Konsumtif

Menurut Sumartono (2002) perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang tidak rasional lagi. Perilaku konsumtif merupakan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan maksimal (Tambunan, 2001:1).

(29)

Perilaku konsumtif juga menggambarkan adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata (Subandy, 1997).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif adalah suatu perilaku membeli barang atau jasa yang berlebihan dan tanpa pertimbangan rasional guna memenuhi kesenangan dan kepuasan semata.

2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif

Menurut Sumartono (2002), perilaku konsumtif muncul dikarenakan adanya faktor internal dan faktor eksternal, yaitu :

1. Faktor Internal

Faktor internal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah motivasi, harga diri, observasi, proses belajar, kepribadian dan konsep diri. 2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah keluarga, kebudayaan, kelas sosial dan kelompok-kelompok sosial.

3. Indikator Perilaku Konsumtif

Menurut Sumartono (2002), indikator perilaku konsumtif yaitu : 1. Membeli produk karena iming-iming hadiah.

(30)

2. Membeli produk karena kemasannya menarik.

Konsumen mahasiswa sangat mudah terbujuk untuk membeli produk yang dibungkus dengan rapi dan dihias dengan warna-warna yang menarik. Artinya semakin bagus kemasan dan bentuk pengemasan suatu produk, konsumen akan tertarik untuk membeli dan mencoba barang tersebut. Contohnya pada produk sabun mandi, semakin menarik warna, gambar, serta bentuk kemasan atau botol sabun, konsumen akan semakin penasaran dengan sabun tersebut.

3. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.

Konsumen mempunyai keinginan membeli yang tinggi, karena pada umumnya mereka ingin menunjukan penampilan dan menarik perhatian orang lain.

4. Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya).

Konsumen cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang dianggap paling mewah. 5. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.

Konsumen mempunyai kemampuan membeli barang yang tinggi agar tersebut dapat menunjang sifat eksklusif dengan barang yang mahal dan memberi kesan berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi. Dengan membeli suatu produk dapat memberikan symbol status agar kelihatan lebih keren dimata orang lain.

(31)

7. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi.

Konsumen sangat terdorong untuk mencoba suatu produk karena mereka percaya apa yang dikatakan oleh iklan yaitu dapat menumbuhkan rasa percaya diri.

8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).

Konsumen akan cenderung menggunakan produk jenis sama dengan merek yang lain dari produk sebelumnya ia gunakan, meskipun produk tersebut belum habis dipakainya.

B. KONTROL DIRI

1. Definisi Kontrol Diri

(32)

kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membimbing tingkah lakunya, kemampuan untuk menekan atau menghalangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Goldfried dan Merbaum (dalam Rachdianti 2011) mengatakan kontrol diri adalah proses dimana individu menjadi pihak utama membentuk, mengarahkan dan mengatur perilaku yang akhirnya diarahkan pada konsekuensi positif. Sedangkan menurut Ghufron (2010) kontrol diri merupakan suatu kecakapan dan kepekaan individu dalam membaca situasi diri dan lingkungannya. Selain itu kontrol diri dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pengendalian tingkah laku, dimana pengendalian tingkah laku merupakan suatu hal yang penting pada individu untuk melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu untuk bertindak.

Dari beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kontrol diri adalah suatu kemampuan individu untuk mengatur perilaku, membuat keputusan dan melakukan tindakan efektif yang dapat membawa individu tersebut ke arah konsekuensi positif.

2. Aspek Kontrol Diri

Menurut Averill (1973) terdapat tiga aspek kontrol diri, yaitu kontrol perilaku yang mengacu pada cara melakukan sesuatu, kognitif untuk serangkaian proses berpikir, dan mengontrol keputusan.

a. Kontrol Perilaku

(33)

menyenangkan yang dapat membawa seseorang kedalam keadaan stress. Kontrol perilaku juga berkaitan dengan kemampuan individu untuk mengambil tindakan yang nyata untuk mengurangi dampak yang tidak diinginkan.

Kontrol perilaku dibagi menjadi dua komponen, yaitu mengatur pelaksanaan (regulated administration) dan kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modification). Kemampuan mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan yang sedang dihadapinya, dirinya sendiri atau sesuatu yang ada di luar dirinya. Kemampuan memodifikasi stimulus merupakan kemampuan untuk mengetahu kapan suatu stimulus yang tidak diharapkan terjadi dan bagaimana cara mengahadapi stimulus tersebut. Cara yang biasa dilakukan untuk memodifikasi stimulus adalah dengan membatasi atau menjauhi stimulus tersebut

b. Kontrol Kognitif

(34)

bertindak dengan terlebih dahulu memikirkan efek dari tindakan yang akan diambil dan dilakukannya. Ketika individu mengetahui bahwa terdapat kemungkinan yang tidak diinginkan, maka individu dapat menghindari tindakan tersebut. Kontrol kognitif akan semakin meningkat ketika individu meningkatkan pemahaman tentang suatu hal atau peristiwa serta menyadari resiko-resiko apa saja yang akan terjadi dari tindakan yang individu lakukan.

c. Mengontrol Keputusan

Merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau melakukan suatu tindakan berdasarkan pada apa yang telah diyakini atau disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi, baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.

C. MAHASISWI

1. Definisi Mahasiswi

(35)

Berdasarkan uraian diatas, mahasiswi adalah kelompok remaja yang berjenis kelamin perempuan dan sedang aktif mengikuti pelajaran di Perguruan Tinggi.

2. Mahasiswi Kost

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kost merupakan jasa yang menawarkan sebuah kamar atau tempat tinggal untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu (umumnya per bulan atau per tahun). Jadi mahasiswi kost adalah mahasiswaiyang tinggal pada sebuah kamar atau tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode.

3. Mahasiswi Yang Tinggal Dengan Orangtua

Sedangkan mahasiswi yang tinggal dengan orangtua adalah mahasiswi yang tinggal dan menetap bersama orangtua (ayah dan/atau ibu) dan saudara (abang/kakak/adik) dirumah yang telah disediakan oleh orangtua.

D. PERBEDAAN PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWI KOST DAN

YANG TINGGAL DENGAN ORANGTUA DITINJAU DARI KONTROL

DIRI

(36)

keinginan yang sudah mencapai taraf yang tidak rasional lagi, dimana hal ini dilakukan bertujuan hanya untuk memenuhi hasrat kesenangan semata.

Perilaku konsumtif yang sering dilakukan mahasiswi ini terjadi karena konsumen perempuan cenderung lebih emosional dalam berbelanja. Selain menggunakan emosi dalam berbelanja, perempuan ternyata memperoleh respon yang menyenangkan dan menggembirakan disetiap pengalaman berbelanja yang mereka lakukan (Schiffman dan Kanuk, 2008).

Salah satu faktor yang berperan penting dalam mengendalikan perilaku konsumtif adalah kontrol diri. Kecenderungan mahasiswi yang lebih emosional saat berbelanja akan dapat berkurang jika mereka memiliki kontrol diri yang tinggi. Hal ini dikarenakan kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dari dalam dirinya (Hurlock, dalam Ghufron 2010). Seseorang yang memiliki kontrol diri yang tinggi, akan mampu membuat pertimbangan prioritas dalam membeli, memilih antara yang penting dan tidak penting sebelum membuatkeputusan untuk membeli. Sebaliknya, mahasiswi mempunyai kontrol diri yang rendah maka akan membeli suatu barang tanpa mempertimbangkan prioritasnya (Anggraeni, 2014).

(37)

orangtua menyebabkan tingginya perilaku konsumtif pada mahasiswi kost dibandingkan dengan mahasiswi yang tinggal dengan orangtua (Hanuning, 2011).

Berdasarkan penjelasan diatas terlihat bahwa perilaku konsumtif dipengaruhi oleh kontrol diri mahasiswi. Semakin tinggi kontrol diri yang dimiliki oleh mahasiswi maka perilaku konsumtif akan semakin rendah demikian pula sebaliknya kontrol diri yang rendah akan menyebabkan tingginya perilaku konsumtif. Selain kontrol diri, perbedaan tempat tinggal juga turut mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswi. Perubahan-perubahan lingkungan dan cara mengelolah keuangan menyebabkan mahasiswi yang tinggal kost rentan memiliki perilaku konsumtif yang lebih tinggi daripada mahasiswi yang tinggal dengan orangtua.

Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan perilaku konsumtif mahasiswi kost dan yang tinggal dengan orangtua ditinjau dari kontrol diri.

E. HIPOTESA PENELITIAN

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesa yang diajukan sebagai jawaban sementara dalam penelitian ini adalah :

(38)
(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan salah satu elemen yang penting dalam suatu penelitian sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisis data, dan pengambilan kesimpulan hasil penelitian (Hadi, 2000).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yang bersifat komparasi. Hal ini dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan perilaku konsumtif antara mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang kost dan yang tinggal dengan orangtua ditinjau dari kontrol diri.

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Sebelum menguji hipotesis penelitian terlebih dahulu diidentifikasi variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian yang digunakan terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) :

a. Variabel Bebas : Kontrol Diri

b. Variabel Tergantung : Perilaku Konsumtif

(40)

B. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional digunakan untuk memberikan batasan arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut (Kerlinger, 2002).

1. Perilaku Konsumtif

Perilaku konsumtif adalah suatu perilaku membeli barang secara berlebihan tanpa pertimbangan rasional guna memenuhi kesenangan dan kepuasan semata.

Dalam penelitian ini, perilaku konsumtif akan diukur berdasarkan indikator perilaku yang dikemukakan oleh Sumartono (2002). Adapun indikator perilaku konsumtif yaitu membeli produk demi menjaga penampilan dan gengsi, membeli produk karena iming-iming hadiah, membeli produk karena kemasannya menarik, membeli produk atas pertimbangan harga, membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status, memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan, munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi dan mencoba lebih dari dua produk sejenis.

(41)

Kontrol diri adalah suatu kemampuan individu untuk mengatur perilaku, membuat keputusan dan melakukan tindakan efektif yang dapat membawa individu tersebut ke arah konsekuensi positif

Skala yang digunakan akan disusun berdasarkan aspek kontrol diri menurut Averill (1973) terdapat tiga jenis kontrol diri, yaitu :

d. Kontrol Perilaku e. Kontrol Kognitif f. Mengontrol Keputusan

3. Jenis Kelamin

Penelitian ini hanya dilakukan kepada sampel berjenis kelamin perempuan. Dalam hal ini kelompok perempuan yang dimaksud adalah kelompok mahasiswi.

C. POPULASI, SAMPEL DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Populasi adalah keseluruhan individu yang akan diselidiki dan mempunyai satu sifat yang sama atau ciri-ciri yang sama (Hadi, 2000). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswi Universitas Sumatera Utara.

(42)

Sampel adalah sebagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi dan harus memiliki paling sedikit satu sifat yang sama (Hadi, 2000). Karena adanya keterbatasan peneliti untuk menjangkau seluruh populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian dari populasi untuk dijadikan sebagai subjek penelitian, atau yang dikenal dengan nama sampel.

Karakteristik dari sampel penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mahasiswi kost (tinggal sendiri tanpa ada sanak saudara)

b. Mahasiswi yang tinggal bersama dengan orangtua (ayah dan/atau ibu)

3. Metode Pengambilan Sampel

Samplingadalah metode yang digunakan untuk memilih dan mengambil sejumlah individu dari anggota populasi untuk digunakan sebagai sampel yang representatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan nonprobability sampling. Teknik nonprobability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling. Objek yang kebetulan bertemu pada saat pengumpulan data dan sesuai untuk diteliti, maka dapat dijadikan sebagai sampel penelitian. Selain itu teknik ini dapat digunakan karena peneliti tidak memberikan persyaratan yang ketat terhadap calon sampel yang dipilih (Juliandi, 2013).

4. Jumlah Sampel

(43)

minimum yang harus digunakan adalah 383 sampel. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 400 subjek dalam penelitiannya. Jumlah subjek ini dibagi menjadi 200 mahasiswi kost dan 200 mahasiswi yang tinggal dengan orangtua. Selain itu peneliti memilih jumlah ini karena seiring meningkatnya jumlah subjek maka kekuatan tes statistik juga semakin meningkat.

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode skala ukur. Skala ukur ini adalah suatu daftar yang berisi sejumlah pernyataan yang diberikan kepada subjek agar dapat mengungkapkan kondisi-kondisi yang ingin diketahui. Skala sikap disusun berdasarkan metode skala

Likert. Nilai skala setiap pertanyaan diperoleh dari jawaban subjek yang menyatakan mendukung (favorable) atau yang tidak mendukung (unfavorable).

Skala yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah dua skala yaitu: 1. Skala Kontrol Diri

(44)

Pemberian skor untuk aitem adalah 4 untuk jawaban SS (sangat sesuai), 3 untuk jawaban S (sesuai), 2 untuk jawaban TS (tidak sesuai), dan 1 untuk jawaban STS (sangat tidak sesuai).

Tabel 1. Distribusi Aitem-Aitem Skala Kontrol Diri Sebelum Uji Coba

No Aspek Kontrol Diri Nomor Aitem Total Bobot

1 Kemampuan mengontrol perilaku 1,2,3,4,5,6,7,8,9,1 0,11,12,13,14

14 33,3%

2 Kemampuan mengontrol stimulus 15,16,17,18,19,20 ,22,23,24,25,26,2 7,28,29,30,31,32, 33,34,35

21 33,3%

3 Kemampuan mengambil keputusan 36,37,38,39,40,41 ,42,43,44,45,46,4 7,48,49,50

15 33,3%

Total 50 50 100%

2. Skala Perilaku Konsumtif

(45)

yang mengiklankan, munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi dan mencoba lebih dari dua produk sejenis.

Jumlah aitem skala perilaku konsumtif adalah 48 aitem. Model skala perilaku konsumtif ini menggunakan skala Likert. Aitem terdiri dari pernyataan dengan empat pilihan jawaban yaitu : SS (Sangat sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai).

Pemberian skor untuk aitem adalah 4 untuk jawaban SS (sangat sesuai), 3 untuk jawaban S (sesuai), 2 untuk jawaban TS (tidak sesuai), dan 1 untuk jawaban STS (sangat tidak sesuai).

Tabel 2. Distribusi Aitem-Aitem Skala Perilaku Konsumtif Sebelum

Uji Coba

(46)

iming-pertimbangan harga

E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

1. Validitas Alat Ukur

Validitas adalah sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi ukurnya. Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah face validity dan content validity. Face validity didasarkan pada penilaian terhadap format penampilan tes. Apabila penampilan tes telah meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur, maka dapat dikatakan bahwa face validity telah terpenuhi. Content validity berkaitan dengan aitem-aitem alat ukur sesuai dengan apa yang akan di ukur. Content validity

(47)

2. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas mengacu pada konsistensi dan kepercayaan alat ukur. Secara empirik tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan melalui koefisienreliabilitas (Azwar, 2005). Pada prinsipnya, suatu alat ukur dikatakanreliabel apabila alat tersebut mampu menunjukkan sejauhmana pengukurannyamemberi hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali pada subjekyang sama. Relatif sama berarti tetap ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaankecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan itu sangat besar dariwaktu kewaktu maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidakreliabel.

Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal dimana prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis, dan memiliki efisiensi yang tinggi (Azwar, 2002). Teknik yang digunakan untuk pengukuran reliabilitas alat ukur penelitian ini adalah teknik koefisien Alpha Cronbach. Untuk menguji reliabilitas ini menggunakan bantuan program SPSS versi 20.0 for Windows.

F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR

(48)

Data dari skala uji coba telah diolah dengan bantuan program SPSS version 20.0 for Windows.

1. Skala Kontrol Diri

Hasil uji coba alat ukur dilakukan agar memperoleh reliabilitas yang memenuhi standar ukur dan daya diskriminasi aitem ≥ 0,30. Adapun distribusi

hasil uji coba skala akan dijelaskan pada tebel berikut ini :

Tabel 3. Hasil Uji Coba Skala Kontrol Diri

Aspek Kontrol Diri Jumlah Aitem

Sebelum uji coba Setelah uji Coba Fav UnFav Fav Unfav Kemampuan mengontrol perilaku

8 6 5 3

Kemampuan mengontrol stimulus

14 7 9 4

Kemampuan mengambil keputusan

11 4 6 1

Total 50 28

(49)

2. Skala Perilaku Konsumtif

Hasil uji coba alat ukur dilakukan agar memperoleh reliabilitas yang memenuhi standar ukur dan daya diskriminasi aitem ≥ 0,30. Adapun distribusi

hasil uji coba skala akan dijelaskan pada tebel berikut ini :

Tabel 4. Hasil Uji Coba Skala Perilaku Konsumtif

Indikator Perilaku Konsumtif Jumlah Aitem

Sebelum uji coba Setelah uji coba

Fav UnFav Fav UnFav

Membeli produk karena iming-iming hadiah 4 2 4 -

Membeli produk karena kemasannya menarik 4 2 4 -

Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi

4 2 4 -

Membeli produk atas pertimbangan harga 4 2 2 -

(50)

Berdasarkan hasil uji coba sebanyak 50 aitem skala kontrol diri maka diperoleh 28 aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem total yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam penelitian.

G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

Sebelum melakukan penelitian maka penelitia perlu melakukan beberapa prosedur, yaitu sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang dilakukan adalah:

a. Pembuatan alat ukur

Pada tahap ini peneliti membuat dua buah alat ukur yaitu skala kontrol diri dan perilaku konsumtif. Peneliti membuat sendiri kedua alat ukur tersebut berdasarkan teori yang diuraikan. Kemudian disusun sejumlah pernyataan-pernyataan atau aitem-aitem berdasarkan blue print yang telah dibuat mengacu pada aspek dan indikator yang akan diukur. Peneliti membuat 50 aitem untuk skala kontrol diri dan 48 aitem untuk skala perilaku konsumtif. Selanjutnya pada saat pembuatan alat ukur peneliti meminta pertimbangan

(51)

cobakan.Skala dibentuk seperti sebuah buku, disamping aitem telah disediakan kolom untuk menjawab, hal ini dilakukan untuk memudahkan subjek penelitian memberikan jawabannya.

b. Uji coba alat ukur

Uji coba alat ukur dilakukan dengan memberikan secara langsung skala uji coba kepada 150 mahasiswi yang berada di kota Medan yang tinggal kost dan yang tinggal dengan orang tua.

c. Revisi alat ukur

Setelah dilakuka uji coba terhadap alat ukur, peneliti menguji daya beda aitem, validitas dan reliabilitas dari skala yang akan digunakan dengan menggunakan bantuan SPSS version 20.0 for Windows. Setelah diketahui aitem-aitem yang memenuhi validitas dan reliabilitasnya, maka peneliti akan menggunakan aitem-aitem yang sesuai untuk dijadikan aitem-aitem dalam skala. Berdasarkan hasil uji coba sebanyak 50 aitem skala kontrol diri maka diperoleh 28 aitem yang dapat digunakan. Hasil uji coba yang dilakukan pada 48 aitem perilaku konsumtif maka diperoleh 25 aitem yang dapat digunakan sebagai alat ukur.

2. Tahap Pelaksanaan

(52)

mahasiswi yang tinggal dengan orangtua. Dalam pelaksanan penelitian, aitem skala yang digunakan merupakan aitem yang telah diujicobakan sebelumnya. Aitem tersebut disusun kembali menjadi skala dan diujikan kepada subjek penelitian.

3. Tahap Pengolahan

Setelah diperoleh data dari masing-masing subyek penelitian, maka untuk pengolahan data selanjutnya, diolah dengan menggunakan SPSS for windows 20.0 version.

H. METODE ANALISIS DATA

Data dalam penelitian akan dianalisa dengan teknik statistik dengan alasan bahwa analisa statisik bekerja dengan angka-angka, bersifat objektif dan universal. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode komparatif dengan menggunakan analisis ANCOVA yang dilakukan menggunakan bantuan SPSS 20.0 for Windows.

Analisis ini dipilih karena pada penelitian ini ingin melihat bagaimana perbedaan suatu variabel pada dua kelompok ditinjau dari satu variabel lain.

1. Uji Normalitas

(53)

Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program komputer SPSS 20.0.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian adalah homogen. Pengukuran homogenitas dilakukan dengan analisis varians melalui Levene test

untuk melihat perbedaan. Pada penelitian ini data dikatakan homogen jika nilai p > 0,05.

3. Uji ANCOVA (analysis of covariance)

(54)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan interpretasi hasil sesuai dengan data yang diperoleh. Penjelasan bab ini akan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, kemudian hasil utama, dan hasil tambahan yang muncul pada saat melakukan penelitian.

A. ANALISA DATA

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswi yang masih aktif berkuliah di Universitas Sumatera Utara. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 400 orang yang telah memenuhi karakteristik populasi penelitian. Berdasarkan hal tersebut didapatkan gambaran subjek menurut tempat tinggal, fakultas dan usia subjek. a. Gambaran subjek penelitian berdasarkan tempat tinggal.

Berdasarkan tempat tinggal subjek penelitian maka diperoleh gambaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 5.

Tabel 5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tempat Tinggal

Tempat Tinggal Subjek Persentase (%)

Kost 200 50%

Tinggal Dengan Orangtua 200 50%

(55)

Pada tabel 5 diatas diperoleh gambaran bahwa jumlah subjek yang tinggal kost sebanyak 200 orang (50 %). Sedangkan subjek yang tinggal dengan orangtua sebanyak 200 orang (50 %).

b. Gambaran subjek penelitian berdasarkan fakultas.

Berdasarkan fakultas subjek penelitian maka diperoleh gambaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 6.

Tabel 6. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Fakultas.

Fakultas Subjek Persentase (%)

Kedokteran 30 7.5 %

Hukum 30 7.5 %

Teknik 28 7 %

Ekonomi 30 7.5 %

Kedokteran Gigi 28 7 %

Ilmu budaya 28 7 %

MIPA 28 7 %

FISIP 28 7 %

Kesehatan Masyarakat 28 7 %

Farmasi 28 7 %

Psikologi 30 7.5 %

Keperawatan 28 7 %

Teknik Informatika 28 7 %

(56)

Pada tabel 6 diperoleh gambaran bahwa peneliti membagi jumlah keseluruhan subjek dengan jumlah fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara. Sehingga terdapat 10 fakultas dengan jumlah subjek sebanyak 28 orang (7%) dan 4 fakultas dengan jumlah subjek 30 orang (7.5%).

B. HASIL PENELITIAN

Berikut ini akan dipaparkan hasil uji asumsi yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas, hasil utama penelitian, kategorisasi data penelitian dan pembahasan.

1. Hasil Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitan telah terdistribusi secara normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode One-SampleKolmogorov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal dengan harga p > 0,05.

Tabel 7. Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

(57)

KontrolDiri .067 150 .099 .984 150 .079

Konsumtif .069 150 .075 .987 150 .167

Data dikatakan terdistribusi secaara normal jika nilai p > 0,05. Berdasarkan tabel 7, diperoleh nilai p kontrol diri = 0,099 dan Nilai p perilaku konsumtif 0,075.

Variabel-variabel pada tabel di atas memiliki nilai di atas memiliki nilai probabilitas (p) > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data kontrol diri dan perilaku konsumtif telah terdistribusi secara normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Levene testdengan bantuan SPSS 20.0.Data penelitian dikatakan homogen apabila signifikansi menunjukkan nilai lebih besar dari 0.05 (ρ > 0.05). Pada uji Levene, hipotesis nol menyatakan sampel-sampel yang diambil berasal dari populasi-populasi yang memiliki varians yang sama, sedangkan hipotesis alternatif menyatakan paling tidak terdapat sepasang populasi yang memiliki varians yang berbeda.

Tabel 8.

Test Homegeneity of Variances

(58)

Perilaku Konsumtif 3.049 1 398 .082

Kontrol Diri .009 1 398 .923

Berdasarkan Tabel 8, diketahui nilai Sig. untuk perilaku konsumtif adalah 0,082. Karena nilai Sig. lebih besar dari 0,05, maka asumsi homogenitas dipenuhi. Sedangkan nilai Sig. untuk kontrol diri adalah 0,923. Karena nilai Sig. lebih besar dari 0,05, maka asumsi homogenitas dipenuhi.

2. Hasil Utama Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihatperbedaan perilaku konsumtif mahasiswi yang kost dan tinggal dengan orang tua ditinjau dari kontrol diri. Untuk melakukan pengujian statistik maka terlebih dahulu dilakukan perumusan hipotetis statistik, yaitu:

1. Ho : Tidak adaperbedaan perilaku konsumtif mahasiswi Universitas Sumatera Utara yang kost dan tinggal dengan orang tua ditinjau dari kontrol diri

2. Ha : Ada perbedaan perilaku konsumtif mahasiswi Universitas Sumatera Utara yang kost dan tinggal dengan orang tua ditinjau dari kontrol diri.

(59)

untuk mengetahui pengaruh dari variabel kontrol diri,perilaku konsumtif serta status tempat tinggal. Kedua variabel dikatakan memiliki pengaruh jika p < 0,05. Dengan diperolehnya pengaruh dari variabel diatas, maka dapat pula dilihat perbedaan dari kedua kelompok mahasiswi.

Tabel 9.

Hasil Analisis Kovarians Perilaku konsumtif ditinjau dari Kontrol

diri

Descriptive Statistics

Dependent Variable: Konsumtif

Tempat Tinggal Mean Std. Deviation N

Kost 64.2650 9.93824 200

Tinggal dengan orangtua 61.6350 8.00765 200

Total 62.9500 9.10906 400

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Konsumtif

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig. Partial Eta

Squared

Corrected Model 5593.001a 2 2796.500 40.351 .000 .169

Intercept 43577.131 1 43577.131 628.775 .000 .613

(60)

Berdasarkan tabel deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata perilaku konsumtif mahasiswi yang kost (M = 64.2650 ; SD = 9.93824) lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswi yang tinggal dengan orangtua (M = 61.6350 ; SD = 8.00765).

Dari tabel 9 di atas, dapat dilihat nilai signifikansi pada tempat tinggal adalah 0.008 yang berarti lebih kecil dari .05 dimana Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan perilaku konsumtif mahasiswi kost dan tinggal dengan orangtua. Sumbangan efektif tempat tinggal terhadap perilaku konsumtif mahasiswi adalah 1.8 persen dengan nilai (F = 7.082 ; p < 0.01).

Selain itu kontrol diri yang berlaku sebagai kovarian terbukti mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswi hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi 0.000. Sumbangan efektif kontrol diri terhadap perilaku konsumtif mahasiswi adalah 15.1 persen dengan nilai (F = 70.721 ; p < 0.01).

Untuk mengetahui pengaruh kontrol diri dan perbedaan tempat tinggal terhadap perilaku konsumtif mahasiswa dapat dilihat melalui nilai signifikansi

corrected model. Berdasarkan Corrected Model diperoleh nilai signifikansi < 0.05 maka dapat disimpulakan bahwa kontrol diri dan tempat tinggal mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswi. Dari tabel 9 diatas ditemukan nilai R

Error 27513.999 397 69.305

Total 1618188.000 400

Corrected Total 33107.000 399

(61)

squaresebesar .169, artinya variabel kontrol diri dan tempat tinggal mempengaruhi perilaku konsumtif sebesar 16.9 persen.

3. Hasil Tambahan Penelitian

a. Tabulasi Silang

Berdasarkan tabulasi silang pada penelitian ini dapat dilihat berapa jumlah subjek berdasarkan tingkat kontrol diri dan perilaku konsumtif.

Tabel 10.

Kontrol Diri * Perilaku Konsumtif Crosstabulation Mahasiswi Kost

Perilaku Konsumtif

Total Rendah Sedang Tinggi

Kontrol Diri Rendah 0 1 0 1

Sedang 3 124 19 146

Tinggi 7 45 1 53

Total 10 170 20 200

Tabel 11.

Kontrol diri * Perilaku konsumtif Crosstabulation Mahasiswi yang tinggal dengan Orangtua

Perilaku Konsumtif

Total Rendah Sedang Tinggi

Kontrol Diri Sedang 6 121 12 139

Tinggi 4 56 1 61

(62)

Berdasarkan tabel 10 dan tabel 11 diatas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan mahasiswi kost memiliki tingkat perilaku konsumtif yang lebih banyak daripada mahasiswi yang tinggal dengan orang tua. Tetapi pada tingkat kontrol diri tinggi dan perilaku konsumtif sedang, mahasiswi yang tinggal dengan orangtua justru lebih konsumtif daripada mahasiswi yang tinggal dikost.

b. Analisis Hubungan antara Kontrol diri terhadap perilaku Konsumtif

Pada penelitian ini dapat juga dilihat bagaimana hubungan antara kontrol diri terhadap perilaku konsumtif mahasiswi.

Tabel 12

Correlations

Nilai konsumtif Kontrol diri

Nilai konsumtif Pearson Correlation 1 -.393**

Sig. (2-tailed) .000

N 400 400

(63)

Sig. (2-tailed) .000

N 400 400

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil analisis korelasi pada Tabel 12, diketahui nilai korelasi antara konsumtif dan kontrol diri adalah -0,393. Dari tabel tersebut diperlihatkan bahwa nilai korelasi bernilai negatif. Hal ini berarti hubungan antara variabel kontrol diri dan perilaku konsumtif bersifat negatif, dimana semakin tinggi kontrol diri seseorang, maka terdapat kecenderungan perilaku konsumtif menurun. Begitu pula sebaliknya ketika semakin rendah kontrol diri seseorang maka kecenderungan perilaku konsumtif meningkat. Diketahui korelasi tersebut signifikan. Hal ini dapat dilihat terdapat tanda bintang pada nilai korelasi dalam Tabel 12.

c. Nilai Empirik, Hipotetik dan Kategorisasi

1. Nilai Empirik, Hipotetik dan Kategorisasi Skor Kontrol Diri

Proses kategorisasi skor kontrol diri dapat diperoleh dengan melalui uji signifikansi perbedaan antara mean skor empirik dan mean skor teoritik (Azwar, 2000). Skala kontrol diri dibuat dengan menggunakan 28 buah aitem yang terdiri dari 4 pilihan jawaban dengan rentang mulai dari 1 hingga 4. Dari skala kontrol diri ini diperoleh mean hipotetik sebesar 70 dengan standar deviasi 14. Sementara

(64)

mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa secara umum kontrol diri subjek penelitian yang diteliti lebih tinggi dibandingkan dengan populasi pada umumnya.

Tabel 13

Distribusi Frekuensi Kontrol Diri

Empirik Hipotetik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

50 104 79.675 8.888018 28 112 70 14

Dari mean hipotetik sebesar 70 dan standar deviasi 14, dapat dibuat kategorisasi skor kontrol diri seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 14

Kategorisasi Kontrol Diri

Interval Kategori Kontrol Diri Frekuensi Proporsi

rendah 1 0.25%

sedang 285 71.25%

tinggi 114 28.5%

(65)

diri yang sedang sebanyak 285 orang (71.25 %), dan subjek yang memiliki tingkat kontrol diri yang tinggi sebanyak 114 orang (28.5 %).

2. Nilai Empirik, Hipotetik dan Kategorisasi Skor Perilaku Konsumtif

Proses kategorisasi skor perilaku konsumtif dapat diperoleh dengan melalui uji signifikansi perbedaan antara mean skor empirik dan mean skor teoritik (Azwar, 2000). Skala perilaku konsumtif dibuat dengan menggunakan 25 buah aitem yang terdiri dari 4 pilihan jawaban dengan rentang mulai dari 1 hingga 4. Dari skala perilaku konsumtif ini diperoleh mean hipotetik sebesar 62.5 dengan standar deviasi 12.5. Sementara mean empirik diperoleh sebesar 62.95

dengan standar deviasi sebesar 9.109058. Hasil perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean

hipotetik. Hal ini berarti bahwa secara umum perilaku konsumtif subjek penelitian yang diteliti lebih tinggi dibandingkan dengan populasi pada umumnya.

Tabel 15

Distribusi Frekuensi Perilaku Konsumtif

Empirik Hipotetik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

39 96 62.95 9.109058 25 100 62.5 12.5

(66)

Tabel 16

Kategorisasi Perilaku Konsumtif

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki tingkat perilaku konsumtif yang rendah sebanyak 20 orang (5 %), subjek yang memiliki tingkat perilaku konsumtif yang sedang sebanyak 347 orang (86.75 %), dan subjek yang memiliki tingkat perilaku konsumtif yang tinggi sebanyak 33 orang (8.25 %).

C. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan terhadap 400 sampel mahasiswi yang sedang aktif menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan hanya mahasiswi saja karena pada penelitian sebelumnya dikatakan terdapat perbedaan gaya hidup konsumtif antara mahasiswa laki-laki dan perempuan, dimana mahasiswa perempuan dikatakan memiliki tingkat gaya hidup konsumtif yang lebih tinggi dibandingkan dengan perilaku konsumtif mahasiswa laki-laki Utami (2008) dan Saputro (2012). Pada penelitian ini sampel

Interval

Kategori Perilaku

Konsumtif Frekuensi Proporsi

rendah 20 5%

sedang 347 86.75%

(67)

dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok mahasiswi kost dan kelompok mahasiswi yang tinggal dengan orangtua.

Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji ANCOVA diperoleh suatu kesimpulan bahwa ada perbedaan perilaku konsumtif pada mahasiswi kost dan yang tinggal dengan orangtua ditinjau dari kontrol diri. Dimana dikatakan bahwa mahasiswi kost cenderung lebih sering melakukan perilaku konsumtif daripada mahasiswi yang tinggal dengan orangtua. Pada penelitian sebelumnya juga dikatakan bahwa mahasiswi kost cenderung lebih sering melakukan perilaku konsumtif, hal ini dikarenakan mahasiswi kost mengalami perubahan lingkungan dari lingkungan keluarga menjadi lingkungan kost. Adanya perubahan lingkungan tempat tinggal membuat keinginan untuk mengetahui isi kota yang merupakan tempat baru bagi mahasiswi kost membut mereka melakukan perilaku konsumtif yang lebih tinggi daripada mahasiswi yang tinggal dengan orangtua dan memang telah mengenal kota yang telah lama menjadi tempat tinggal mereka selama ini (Novitasani, 2014).

(68)

Selain perbedaan tempat tinggal antara kost dan tinggal dengan orangtua, terdapat satu variabel yang juga turut mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswi, yaitu kontrol diri. Variabel kontrol diri yang berlaku sebagai kovarian terbukti mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswi (F = 70.721 ; p < 0.01). sumbangan efektif kontrol diri terhadap perilaku konsumtif mahasiswi adalah 15.1 persen.

Hurlock (1994) mengatakan bahwa kontrol diri adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membimbing, mengatur, dan mengarahkan bentuk-bentuk perilaku melalui pertimbangan kognitif sehingga dapat membawa kearah konsekuensi positif. Kontrol diri merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mengendalikan perilaku konsumtif mahasiswi. Kecenderungan mahasiswi utuk menggunakan emosional ketika melakukan perilaku belanja menyebabkan pentingnya peran kontrol diri. Hal ini dikarenakan kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dari dalam dirinya (Hurlock, dalam Ghufron 2010).

Pada tabel 9 diatas dapat dilihat nilai Corrected Model dengan nilai signifikansi < 0.05. Berdasarkan nilai tersebut maka dapat disimpulakan bahwa kontrol diri dan tempat tinggal mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswi. Dari tabel diatas ditemukan nilai R square sebesar .169, artinya variabel kontrol diri dan tempat tinggal mempengaruhi perilaku konsumtif sebesar 16.9 persen, selebihnya perilaku konsumtif dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

(69)

merupakan faktor eksternal yang turut berperan dalam menentukan perilaku konsumtif seseorang. Hal serupa juga dikemukakan oleh Engel, Blackwell, dan Miniard (dalam Wahyudi, 2013) mengenai faktor-faktor penyebab perilaku konsumtif seperti kelas sosial, keluarga, kelompok referensi, situasi, dll.

Selain hasil utama penelitian, terdapat beberapa hasil tambahan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa nilai korelasi antara konsumtif dan kontrol diri adalah -0,393. Nilai negatif menunjukan bahwa hubungan antara variabel kontrol diri dan perilaku konsumtif bersifat negatif, yang semakin tinggi kontrol diri seseorang, maka terdapat kecenderungan perilaku konsumtif menurun.

(70)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan dan saran-saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama akan diutarakan kesimpulan dari penelitian ini dan kemudian akan dilanjutkan dengan saran-saran praktis dan metodologis yang diharapkan dapat berguna bagi penelitian yang akan datang yang berhubungan dengan penelitian ini.

A. KESIMPULAN

Berikut ini disampaikan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan analisis data yang telah dilakukan :

1. Terdapat perbedaan perilaku konsumtif mahasiswi kost dan mahasiswi yang tinggal dengan orangtua. Secara rata-rata, tingkat konsumtif mahasiswa yang tinggal kost lebih tinggi dibandingkan tingkat konsumtif mahasiswa yang tinggal dengan orang tua.

2. Terdapat perbedaan kontrol diri mahasiswi kost dan mahasiswi yang tinggal dengan orangtua ditinjau dari kontrol diri.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara tempat tinggal dan kontrol diri terhadap perilaku konsumtif mahasiswi.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Aitem-Aitem Skala Kontrol Diri Sebelum Uji Coba
Tabel 2. Distribusi Aitem-Aitem Skala Perilaku Konsumtif Sebelum
Tabel 3. Hasil Uji Coba Skala Kontrol Diri
Tabel 4. Hasil Uji Coba Skala Perilaku Konsumtif
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Jumlah keseluruhan kas yang dibayarkan atau diterima untuk memperoleh atau atas kehilangan pengendalian entitas anak atau bisnis lainnya dilaporkan dalam laporan arus kas,

Kebijakan pemantapan jaringan pengendalian bencana pesisir dan pulau- pulau kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf g dilakukan dengan upaya pengelolaan dan

Hasil penelitian menunjukan bahwa media aplikasi Algebrator memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa kelas VIII khususnya pada materi Persamaan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Reribusi Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum Di Kota Bandar Lampung..

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai p lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu

Pada preparat sayatan daun Hydrilla verticillata tidak terlihat adanya aliran sitoplasma, hal ini dikarenakan keadaan sampel sudah kering sehingga memungkinkan sel-sel yang

Hasil penelitian menunjukkan wujud representasi kekuasaan pada tindak tutur dosen meliputi representasi kekuasaan pada tindak tutur direktif dosen yang meliputi representasi