UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS CABE MERAH (Capsicum annuum L) DI KABUPATEN LABUHANBATU
SKRIPSI
OLEH :
WAN ILHAM ZULFADLI
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS CABE MERAH (Capsicum annuum L) DI KABUPATEN LABUHANBATU
SKRIPSI
OLEH :
WAN ILHAM ZULFADLI 010307015/PEMULIAAN TANAMAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Judul Skripsi : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Cabe Merah
(Capsicum Annuum L.) Di Kabupaten Labuhanbatu. Nama : Wan Ilham Zulfadli
Nim : 010307015
Jurusan : Budidaya Pertanian Program Studi : Pemuliaan Tanaman
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. T.M. Hanafiah Oelim, DAA Ketua
) (Ir. Mbue Kata Bangun, MS Anggota
)
Mengetahui
(Dr. Ir. Edison Purba Ketua Jurusan
ii ABSTRACT
This research aim to test the ability adapt from some red varieties chilli in Sub-Province Labuhanbatu conducted in district of Blade of West of Sub-Sub-Province of Labuhanbatu North Sumatra, from November 2007 until March 2008, using Random Device of Group of is Non Factorial with five restating. varieties of red pepper which in test is Taro F1, In Demand, Super King, Red North Star, and local varieties. Result of research indicate that the varieties Taro F1 represent the varieties can adapt the, varieties In Demand, Red North Star pertained by moderate, while Super varieties King Indigent adapt.
Key Words: Capsicum Annum; Yield; Adapt
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan beradaptasi dari beberapa varietas cabai merah di Kabupaten Labuhanbatu dilakukan di kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Sumatera Utara, dari bulan Nopember 2007 samapai Maret 2008, menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial dengan lima ulangan. Varietas cabe merah yang di uji adalah Taro F1, Laris, Super King, Red North Star, dan varietas lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Varietas Taro F1 merupakan Varietas mampu beradaptasi, Varietas Laris, Red North Star tergolong moderat, sedangkan Varietas Super King kurang mampu beradaptasi.
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 16 Agustus 1982 dari Ayah Wan Syahfinal Zulfikar dan Ibu Halimatus Sakdiah penulis merupakan anak ke 4 dari 7 bersaudara.
Tahun 2001 penulis lulus SMU Negeri 1 Batang Kuis dan Pada Tahun 2001 lulus seleksi Universitas Sumatera Utara (USU) melalui jalur UMPTN. Penulis memilih Program Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian USU Jurusan Budidaya Pertanian Program Studi Pemuliaan Tanaman.
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN II Sawit Seberang.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Uji Adaptasi Beberapa Varietas Cabe Merah (Capsicum annum L) di Kabupaten Labuhanbatu yang merupakan salah saru syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian universitas Sumatera Utara Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. T.M. Hanafiah Oelim, DAA sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. Mbue Kata Bangun, MS sebagai anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Medan, 01 Maret 2008
vi DAFTAR ISI
ABSTRACT ... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 3
Hipotesis Penelitian ... 3
Kegunaan Penelitian ... 3
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 4
Syarat Tumbuh ... 6
Iklim ... 6
Tanah ... 7
Adaptasi Tanaman ... 8
Kabupaten Labuhanbatu ... 10
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ... 11
Bahan Dan Alat ... 11
Bahan Penelitian ... 11
Alat ... 11
Metode Penelitian... 12
Parameter Penelitian ... 13
Persen Perkecambahan (%) ... 13
Tinggi Tanaman ... 13
Diameter Batang (cm) ... 13
Jumlah Daun (cm) ... 13
Jumlah Cabang (Cabang)... 14
Umur Berbunga (Hari) ... 14
Umur Panen (Hari) ... 14
Berat Buah/Sampel (gr) ... 14
Berat Buah/Plot (gr) ... 14
Pelaksanaan Penelitian ... 15
Sterilisasi Media Pembibitan ... 15
Pembibitan ... 15
Persiapan Lahan ... 16
Penanaman ... 16
Pemeliharaan... 16
Penyiraman ... 17
Penyiangan ... 17
Pengendalian Hama... 17
Pemupukan ... 17
Panen ... 17
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 18
Pembahasan ... 44
KESUMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 47
Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA
viii
DAFTAR TABEL
1. Persen Perkecambahan ... 18
2. Rataan Tinggi Tanaman Pada Berbagai Varietas5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
dan 13 MST (cm) ... 19
3. Rataan Diameter Batang (cm) 5, 7, 9, 11, dan 13 MST ... 25
4. Rataan Jumlah Cabang (Cabang ) 5, 7, 9, 11, dan 13 MST ... 29
5. Rataan Jumlah Daun (Helai) 5, 7, 9, 11, dan 13 MST ... 33
6. Rataan Umur Berbunga (HST) ... 37
7. Rataan Umur Panen ... 38
8. Rataan Berat Buah Persampel ... 39
9. Rataan Rataan Berat Buah Perplot ... 43
DAFTAR GAMBAR
1. Histogram antara tinggi tanaman dan varietas 5 MST (cm) ... 19
2. Histogram antara tinggi tanaman dan varietas 6 MST (cm) ... 20
3. Histogram antara tinggi tanaman dan varietas 7 MST (cm) ... 21
4. Histogram antara tinggi tanaman dan varietas 8 MST (cm) ... 21
5. Histogram antara tinggi tanaman dan varietas 9 MST (cm) ... 22
6. Histogram antara tinggi tanaman dan varietas 10 MST (cm) ... 23
7. Histogram antara tinggi tanaman dan varietas 11 MST (cm) ... 23
8. Histogram antara tinggi tanaman dan varietas 12 MST (cm) ... 24
9. Histogram antara tinggi tanaman dan varietas 13 MST (cm) ... 25
10. Histogram antara diameter batang dan varietas 5 MST (cm) ... 26
11. Histogram antara diameter batang dan varietas 7 MST (cm) ... 27
12. Histogram antara diameter batang dan varietas 9 MST (cm) ... 27
13. Histogram antara diameter batang dan varietas 11 MST (cm)... 28
14. Histogram antara diameter batang dan varietas 13 MST (cm)... 29
15. Histogram antara jumlah cabang dan varietas 5 (cabang) ... 30
16. Histogram antara jumlah cabang dan varietas 7 (cabang) ... 31
17. Histogram antara jumlah cabang dan varietas 9 (cabang) ... 31
18. Histogram antara jumlah cabang dan varietas 11 (cabang) ... 32
x
20. Histogram antara jumlah daun dan varietas 5 (helai) ... 34
21. Histogram antara jumlah daun dan varietas 7 (helai) ... 35
22. Histogram antara jumlah daun dan varietas 9 (helai) ... 35
23. Histogram antara jumlah daun dan varietas 11 (helai) ... 36
24. Histogram antara jumlah daun dan varietas 13 (helai) ... 37
25. Histogram antara umur berbunga dan varietas (HST) ... 38
26. Histogram antara umur panen dan varietas (HST) ... 39
27. Histogram antara berat buah persampel dan varietas sampel I (gr)... 40
28. Histogram antara berat buah persampel dan varietas sampel II (gr) ... 41
29. Histogram antara berat buah persampel dan varietas sampel III (gr) ... 41
30. Histogram antara berat buah persampel dan varietas sampel IV (gr) ... 42
31. Histogram antara berat buah perplot dan varietas (gr) ... 43
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 5 MST (cm) ... 48
2. Sidik Ragam Pengamatan Tinggi Tanaman 5 MST ... 48
3. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MST (cm) ... 49
4. Sidik Ragam Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MST ... 49
5. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 7 MST (cm) ... 50
6. Sidik Ragam Pengamatan Tinggi Tanaman 7 MST ... 50
7. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 8 MST (cm) ... 51
8. Sidik Ragam Pengamatan Tinggi Tanaman 8 MST ... 51
9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 9 MST (cm) ... 52
10. Sidik Ragam Pengamatan Tinggi Tanaman 9 MST ... 52
11. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 10 MST (cm) ... 53
12. Sidik Ragam Pengamatan Tinggi Tanaman 10 MST ... 53
13. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 11 MST (cm) ... 54
14. Sidik Ragam Pengamatan Tinggi Tanaman 11 MST ... 54
15. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 12 MST (cm) ... 55
16. Sidik Ragam Pengamatan Tinggi Tanaman 12 MST ... 55
17. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 13 MST (cm) ... 56
xii
19. Data Diameter Batang Tanaman 5 MST (cm) ... 57
20. Sidik Ragam Diameter Batang 5 MST ... 57
21. Data Diameter Batang Tanaman 7 MST (cm) ... 58
22. Sidik Ragam Diameter Batang 7 MST ... 58
23. Data Diameter Batang Tanaman 9 MST (cm) ... 59
24. Sidik Ragam Diameter Batang 9 MST ... 59
25. Data Diameter Batang Tanaman 11 MST (cm) ... 60
26. Sidik Ragam Diameter Batang 11 MST... 60
27. Data Diameter Batang Tanaman 13 MST (cm) ... 61
28. Sidik Ragam Diameter Batang 13 MST... 61
29. Data Jumlah Cabang 5 MST (Cabang) ... 62
30. Sidik Ragam Jumlah Cabang 5 MST ... 62
31. Data Jumlah Cabang 7 MST (Cabang) ... 63
32. Sidik Ragam Jumlah Cabang 7 MST ... 63
33. Data Jumlah Cabang 9 MST (Cabang) ... 64
34. Sidik Ragam Jumlah Cabang 9 MST ... 64
35. Data Jumlah Cabang 11 MST (Cabang) ... 65
36. Sidik Ragam Jumlah Cabang 11 MST ... 65
37. Data Jumlah Cabang 13 MST (Cabang) ... 66
38. Sidik Ragam Jumlah Cabang 13 MST ... 66
39. Data Jumlah Daun 5 MST (Helai) ... 67
40. Sidik Ragam Jumlah Daun 5 MST ... 67
41. Data Jumlah Daun 7 MST (Helai) ... 68
42. Sidik Ragam Jumlah Daun 7 MST ... 68
50. Sidik Ragam Umur Berbunga (HST ... 72
51. Data Umur Panen (HST)... 73
52. Sidik Ragam Umur Panen (HST) ... 73
53. Data Berat Buah Persampel Sampel I (gr) ... 74
54. Sidik Ragam Berat Buah Persampel Sampel I (gr) ... 74
55. Data Berat Buah Persampel Sampel II (gr) ... 75
56. Sidik Ragam Berat Buah Persampel Sampel II (gr) ... 75
57. Data Berat Buah Persampel Sampel III (gr) ... 76
58. Sidik Ragam Berat Buah Persampel Sampel III (gr) ... 76
59. Data Berat Buah Persampel Sampel IV (gr) ... 77
60. Sidik Ragam Berat Buah Persampel Sampel IV (gr) ... 77
61. Data Berat Buah Perplot (gr)... 78
62. Sidik Ragam Berat Buah Perplot (gr) ... 78
63. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 79
xiv
65. Deskripsi Tanaman Cabe Merah Varietas Laris ... 81
66. Deskripsi Tanaman Cabe Merah Varietas Red North Star ... 82
67. Deskripsi Tanaman Cabe Merah Varietas Super King... 83
68. RencanaKegiatan ... 84
69. BaganPenelitian ... 85
70. Hasil Analisis Tanah ... 86
ABSTRACT
This research aim to test the ability adapt from some red varieties chilli in Sub-Province Labuhanbatu conducted in district of Blade of West of Sub-Sub-Province of Labuhanbatu North Sumatra, from November 2007 until March 2008, using Random Device of Group of is Non Factorial with five restating. varieties of red pepper which in test is Taro F1, In Demand, Super King, Red North Star, and local varieties. Result of research indicate that the varieties Taro F1 represent the varieties can adapt the, varieties In Demand, Red North Star pertained by moderate, while Super varieties King Indigent adapt.
iii ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan beradaptasi dari beberapa varietas cabai merah di Kabupaten Labuhanbatu dilakukan di kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Sumatera Utara, dari bulan Nopember 2007 samapai Maret 2008, menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial dengan lima ulangan. Varietas cabe merah yang di uji adalah Taro F1, Laris, Super King, Red North Star, dan varietas lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Varietas Taro F1 merupakan Varietas mampu beradaptasi, Varietas Laris, Red North Star tergolong moderat, sedangkan Varietas Super King kurang mampu beradaptasi.
Kata Kunci : Capsicum Annum; Hasil; Adaptasi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman cabai digunakan oleh seluruh dunia sebagai bahan makanan atau
rempah-rempah (bumbu). Pertama kali ditemukan di Mexico dan di sekitar Amerika
Tengah, dimana beberapa species telah digunakan oleh bangsa Indian sejak 3400-5200
SM. Dari species-species ini, dua telah menjadi komiditi penting yaitu; Capsicum annum
dan Capsicum frutescens (Pierce, 1987).
Cabai merah (Capsicum annum Var.Longum) merupakan suatu komoditi yang
tidak dapat ditinggalkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan asal
usulnya, cabai (Hor Peper) berasal dari Peru. Ada yang menyebutkan bahwa bangsa
Meksiko kuno sudah menggemari semenjak tahun 7000, jauh sebelum Colombus
menemukan benua Amerika Tahun 1492. (Prajnanta, 2002).
Cabai adalah komiditas sayuran dengan konsumen tersebar merata dari kalangan
atas sampai lapisan terbawah. Hingga tidak mengherankan kebutuhan akan cabai tidak
pernah surut, bahkan cenderung meningkat setian waktu. Daya tarik pengembangan
budidaya cabai bagi petani terletak pada nilai ekonominya yang tinggi. Permintaan
produk cabai dari waktu ke waktu cenderung meningkat terus sehingga dapat
dihandalkan sebagai komiditas ekspor nonmigas. Komoditas cabai sangat besar
perannya dalam usaha menunjang usaha pemerintah, meningkatkan pendapatan dan taraf
2
meningkatkan ekspor sekaligus mengurangi impor dan melestarikan sumber daya alam
(Rukmana, 1996).
Dalam perdagangan internasional, cabai dibedakan berdasarkan kepedasannya
menjadi 3 kelompok yakni cabai sangat pedas, contohnya Capsicum frutescense (cabai
rawit), C. baccatum, C. annum Var. Glabirusculum. Kemudian yang kedua adalah cabai
dengan kepedasan pertengahan kurang pedas, termasuk kedalamnya Capsicum annum.
Kelompok ketiga adalah paprika. Cabai mempunyai nilai ekonomis yang sangat baik
karena penggunannya yang cukup luas, (Santika, 1999).
Sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi serta kemampuan
berevolusi dan beradaptasi, cabai yang dahulu di tanam orang Indian di Amerika
mengalami perkembangan. Cabai yang di bawa Colombus ke Spanyol adalah cabai
merah (Capsicum annum). Yang merupakan tanaman herba semusim yang berbuah 3-6
bulan. Setelah berabad-abad dibudidayakan, cabai mengalami perubahan, baik bentuk
maupun warnanya, (Tarigan, 2003).
Rendahnya produktivitas beberapa komoditi pertanian unggul antara lain
disebabkan oleh lambatnya perkembangan varietas unggul pada agroekologi spesifik.
Hal ini sangat dirasakan oleh petani maupun konsumen. Menurut bahwa varietas unggul
yang dilepas saat ini baru sekitar 10 % dari kebutuhan nasional. Disamping itu,
pelepasan varietas unggul masih bersifat nasional dan belum mempertimbangkan
kesesuaian lingkungan dan agroekologi spesifik, (Baihaki 1996).
Kabupaten Labuhanbatu sudah lama dikenal sebagai salah satu pusat perkebunan
dan pertanian di Provinsi Sumatera Utara. Sebagian besar produksinya dipasarkan di
wilayah Sumatera Utara dan sisanya lagi dipasarkan ke luar Provinsi dan di eksport ke
3
mancanegara. Kabupaten Labuhanbatu secara administrasi di bagi kedalam 22
Kecamatan 209 desa dan 33 Kelurahan. Kondisi Topografis di Kabupaten Labuhanbatu
di sebelah Utara dan Timur kelerengan relatif dasar antara 0-8 % dan 25-40 %. Kondisi
Topografis sebagaimana diatas di tunjang dengan curah hujan yang cukup tinggi yaitu
2586 mm/tahun, sedangkan temperatur udara sekitar antara 23 0C - 32,3 0
Untuk itu diperlukan pengkajian yaitu untuk memperoleh varietas unggul cabe
spesifik agroekologi di Labuhanbatu yang berdaya adaptasi tinggi terhadap lingkungan
tumbuh spesifik, tahan hama dan penyakit utama, potensi hasil tinggi dan bermutu baik.
C
(BPS Kabupaten Labuhanbatu 2002).
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kemampuan beradaptasi dari beberapa varietas cabai merah di
Kabupaten Labuhanbatu.
Hipotesis Penelitian
Ada beberapa tingkat kemampuan beberapa varietas cabai merah untuk mampu
beradaptasi di lokasi penelitian.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan dalam penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.
TINJUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Secara umum tanaman cabai dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan menurut
Tarigan dan Wiryanta (2003) sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Sympetalea
Ordo : Tubiflorae
Family : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capicum annum L.
Akar tanaman cabai menyebar, tetapi dangkal. Cabang-cabang akar dan
rambut-rambut banyak terdapat dipermukaan tanah, semakin kedalam akar-akar tersebut semakin
berkurang. Ujung akar tanaman cabai hanya dapat menembus tanah sedalam 30-40 cm.
(Tjahjadi, 1993).
Batang dibedakan menjadi dua macam : batang utama dan percabangan (batang
sekunder). Batang utama berwarna coklat hijau, berkayu, panjang antara 20-28 cm dan
diameter percabangan adalah dikotom atau menggarpu. Cabang setiap waktu membentuk
cabang baru yang berpasangan. Antara batang utama dengan cabang membentuk sudut
1350. Sehingga menyerupai huruf “Y”. Batang dan percabangan berbentuk silindris.
5
Percabangan tumbuh dan berkembang beraturan secara berkesinambungan.
(Nawangsih, dkk, 2001).
Daun cabai umumnya berwarna hijau muda sampai gelap, tergantung varietas.
Daun cabai ditopang oleh tangkai daun dan memiliki tulang daun menyirip. Daun cabai
umumnya berbentuk bulat telur, lonjong dan oval dengan ujung meruncing, tergantung
dari jenis dan varietasnya. (Tarigan dan Wiryanta, 2003).
Bunganya terbentuk pada ujung ranting. Pada tangkai bunga biasanya terbentuk
ranting yang ujungnya juga terbentuk bunga lain dan seterusnya demikian. Bunga
seakan-akan terbentuk pada ketiak daun. Pada umumnya bunga hanya satu, menggantung,
kadang-kadang juga ada yang berdiri, warna mahkota bunga putih, berbentuk seperti
bintang bersudut 5-6. Benang sari 5-6 buah, kepala benang sari berwarna kebiruan
bentuknya memanjang. Putik berwarna putih atau ungu dan berkepala. (Pracaya, 1995).
Berdasarkan bentuk buah, cabai besar dapat digolongkan dalam tiga tipe : cabai
merah besar, cabai keriting dan cabai paprika. Cabai merah besar buahnya rata atau halus,
agak gemuk, kulit buah agak tebal, sedangkan paprika buahnya berbentuk segi empat
panjang atau bel. (Santika, 1999).
Buah cabai memanjang dengan ukuran 1-30 cm. Cabai merah keriting panjang
5-25 cm. Cabai merah besar panjangnya 10-38 cm. Buah cabai yang masih berwarna hijau
dan tua berwarna merah kecoklatan hingga merah tua menyala. (Tjahjadi, 1993).
Bentuk buah bervariasi mulai dari yang panjang lurus, mata kail (lurus dengan
ujung agak melengkung), sampai melintir. Varietas cabe yang panjang lurus seperti Heru,
Amando, Hot Chili, Red Beauty, Arinbi, dan Wonder Hot. Varietas Cabe yang mata kail
6
contohnya cabai keriting hibrida Hybrid TM-999, cabai semi keriting Ever-Flavor (462),
dan Hybrid TM-888 panjang buah berkisar antara 9 – 18 cm tergantung pada varietas.
(Prajnanta, 1998)
Syarat Tumbuh
Iklim
Pada umumnya tanaman cabai merah dapat ditanamkan di antara dataran tinggi
maupun dataran rengah, yaitu lebih dari 500-1200 m diatas permukaan laut, yang terdapat
di seluruh Indonesia terutama di Pulau Jawa. Meskipun luas lahan yang cocok untuk
cabai masih sangat luas tetapi penanaman cabai di dataran tinggi masih sangat terbatas.
Perkembangan tanaman cabai merah lebih diarahkan ke areal perkembangan dengan
ketinggian sedikit dibawah 800 m diatas permukaan laut. Terutama pada lokasi yang air
irigasinya sangat terjamin sepanjang tahun. (Anonimous, 2003).
Tanaman cabai dikenal sebagai tanaman yang memiliki daya adaptasi yang luas.
Cabai dapat ditanam hampir di semua jenis tanah tipe iklim yang berbeda. Walaupun
demikian, daerah yang paling cocok untuk penanaman cabai berdasarkan luas areal
penanamannya dijumpai pada jenis tanah mediteran dan aluvial, tipe iklim D3/E3 (0-5
bulan basah dan 4-6 bulan kering, (Santika, 1999).
Komponen iklim terdiri atas temperatur harian, kelembaban dan curah hujan,
angin serta cuaca. Syarat iklim yang penting yang harus terpenuhi untuk pertumbuhan
tanaman hot beauty atau cabai hibrida lainnya adalah tersedianya Intensitas cahaya yang
cukup. (Nawangsih, dkk, 2001).
7
Suhu paling ideal perkecambahan benih cabai adalah 25-300C. Untuk
pertumbuhannya, tanaman cabai hibrida memerlukan suhu 24-280
Kelembapan udara merupakan perbandingan relatif antara udara dan uap air di
suatu daerah. Semakin tinggi kandungan uap air di udara, maka kelembapan udara makin
tinggi pula. Pada pertanaman cabai kelembapan lingkungan menjadi lebih penting
diperhatikan karena berkaitan dengan perkembangan mikroorganisme pengganggu.
Kelembapan relatif yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman cabai sekitar 80%
(Nawangsih, dkk, 2001).
C. Suhu yang terlalu
rendah kan menghambat pertumbuhan tanaman. Selain itu pertumbuhan dan
perlembangan bunga dan buah menjadi kurang sempurna (Tarigan dan Wiryanta, 2003).
Lama penyinaran (fotoperiodesitas) yang dibutuhkan tanaman cabai antara 10-12
jam penyinaran sehari. Di Indonesia ini akan terpenuhi, karena lama penyinaran di daerah
ekuator sekitar 11 jam 56 menit sampai 12 jam 7 menit, sedangkan pada lintang 100 lama
penyinaran antara 11 jam 17 menit sampai 11 jan 33 menit. Cabai termasuk tanaman
berhari netral, artinya dapat berbunga sepanjang tahun baik pada hari-hari pendek
maupun hari-hari panjang (Anonimous, 2002).
Tanah
Tanaman cabai akan baik pertumbuhannya jika ditanam pada lahan datar dengan
lereng kurang dari 50, dainase baik, tekstur tanah lempung, lempung liat berpasir, debu,
lempung liat berdebu atau lempung berdebu. Kedalaman air relatif lebih dari 50 cm.
8
Kisaran Ph yang cocok untuk tanaman cabai hibrida adalah 6-7. Jika tanah yang
akan ditanami cabai hibrida terlalu asam, bisa ditambahkan kapur pertanian. Jika
tanahnya basa atau Ph tanah tinggi bisa ditambahkan belerang
(Tarigan dan Wiryanta, 2003).
Kandungan air tanah atau kelembapan tanah juga berkaitan dengan suhu tanah
yang diperlukan akar tanaman. Pada tanaman cabai suhu tanah selama 24 jam
setidak-tidaknya bergeser antara 15-280Catau paling tinggi 300
Tanah dengan tingkat keasaman rendah (lebih kecil dari 5 skala pH) akan
mempengaruhi ketersediaan hara bagi tanaman. Meskipun jumlah huru hara di dalam
tanah melimpah, tetapi karena pH terlalu rendah, maka unsur hara tersebut menjadi tidak
tersedia bagi tanaman, sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman untuk
pertumbuhan. Dalam batas-batas tetentu bahkan akan menimbulkan zat bercun yang
merugikan pertumbuhan tanaman secara keseluruhan (Nawangsih, dkk, 2001).
C. Dan selain itu, ada pula kaitan
kelembapan dengan pemupukan dan kelembapan dengan pemanfaatan unsur hara
terutama N dan P dalam tanah bagi tanaman. (Setiadi, 1989).
Tanaman cabai akan baik pertumbuhannya jika ditanam pada lahan datar dengan
lereng kurang dari 50
Adaptasi tanaman
, drainase baik, tekstur tanah lempung, lempung liat berpasir, debu,
lempung liat berdebu dan lempung berdebu. Kedalam air efektif lebih dari 50 cm
(Widodo, 2002).
Setiap tumbuhan mempunyai mekanisme adaptasi yang memungkinkan tumbuhan
tersebut dapat hidup secara berdampingan dengan lingkungannya. menjelaskan tentang
parameter lingkungan menentukan habitat ekologi bagi banyak jenis tanaman budidaya.
9
Faktor-faktor yang berinteraksi dengan mekanisme fisiologi tumbuhan untuk beradaptasi
antara lain ialah suhu, lama penyinaran, angin, dan kelembapan. Faktor-faktor utama tadi
dapat hidup dan berproduksi. Pada pemulia tanaman mempertimbangkan respons genetik
terhadap lingkungan sebagai sekelompok gen adaptasi yang penting untuk keperluan
produksi. (Welsh dan Johanis, 1991).
Adaptasi adalah suatu proses dimana individu, populasi atau spesies berubah
bentuk dan fungsinya untuk dapat hidup lebih baik pada kondisi lingkungan tertentu.
Kemampuan beradaptasi disebabkan oleh kombinasi sifat yang dapat mengatasi perubahan
lingkungan tadi. Ada dua pendekatan dalam perbaikan adaptasi tanaman. Yang pertama,
lingkungan dapat diubah sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan tanaman.
Pendekatan yang kedua ialah mengubah mekanisme fisiologi adaptasi tanaman
(Allard, 1989)
Penyebab suatu varitas beradaptasi dengan baik, kemungkinan disebabkan,
Varitas terdiri dari satu macam genotip yang mempunyai susunan genetik sehingga
mampu mengendalikan sifat morfologi dan fisiologi yang dapat menyesuaikan diri pada
lingkungan tertentu atau perubahan lingkungan. Varitas terdiri dari sejumlah genotip
yang berbeda, dimana masing-masing genotip mempunyai kemampuan menyesuaikan
diri terhadap perbedaan kondisi lingkungan (Welsh dan Johanis, 1991)
Stabilitas fenitip disebabkan oleh kemampuan organisme untuk dapat mengetahui
dirinya terhadap lingkungan beragam, sehingga tanaman tidak banyak mengalami
perubahan sifat fenitipnya. Pemulia mengharapkan agar varietas yang diciptakan tetap
berpotensi, walupun ditumbuhkan pada macam-macam lingkungan
10
Kabupaten Labuhanbatu
Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Utara dan
berbatasan langsung dengan propinsi Riau Kabupaten Labuhanbatu. Kabupaten
Labuhanbatu secara administrasi dibagi ke dalam 22 Kecamatan 209 desa dan 33
kelurahan. Secara geografis kabupaten Labuhanbatu terletak antara 01o 30’ – 02 o58’ LU
dan 99 o19’ – 100 o
Kondisi topografis di kabupaten
22’ BT dengan luas wilayah kurang lebih 922.138 ha. (Bapeda, 2007)
Labuhanbatu di sebelah utara dan timur
kelerengan relatif dasar antara 0-8 %, di sebelah selatan memiliki kelerengan antara 8-15
% dan 25-40 %. Kondisi topografis sebagaimana di atas ditunjang dengan kondisi curah
hujan yang cukup tinggi yaitu 2586 mm/tahun, sedangkan temperatur udara berkisar
antara 22,3 o C – 32,3 o C. Di sebelah utara Kabupaten Labuhanbatu berbatasan langsung
dengan Selat Malaka, bagian timur berbatasan dengan Propinsi Riau, sebelah barat
berbatasan dengan kabupaten Asahan dan Tapanuli Utara, sedangkan bagian selatan
berbatasan dengan kabupaten Tapanuli Selatan. (BPS Kabupaten Labuhanbatu,
Labuhan Batu berada pada daerah dataran rendah/rawa, bukit-bukit bergelombang
sampai dengan dataran tinggi pada sisi Barat, dengan ketinggian 0-1200 m di atas
permukaan laut. Luas lahan menurut kemiringan lereng di Pada umumnya lereng di
wilayah ini didominasi kelerengan 0 – 2 % yaitu mencapai 64.88 % dari luas lahan
Labuhan Batu (932,300 ha). Keadaan lereng demikian sangat potensial untuk
pengembangan kawasan budidaya pertanian, perkebunan dan perikanan. Kelerengan
terkecil adalah 2 – 15 % dan 15 – 20 %, masing-masing 16,23 dari luas wilayah Labuhan
Batu (151,293 ha) dan 8.33 % dari luas Labuhan Batu (77,688 ha).
(BPS Kabupaten
2003)
Labuhanbatu, 2004)
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara
dengan ketinggian tempat 100 sampai 500 diatas permukaan laut dan percobaan
dilakukan di Kelurahan Janji di Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Provinsi
Sumatera Utara pada bulan September 2007 sampai Maret 2008.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih cabai merah yang terdiri
dari 5 varietas yaitu : Laris, Taro F1, Super King, Red North Star, Kompos, Kapur
Dolomit, Pupuk, Kandang, Urea, TSP, KCL, Za, PPC Solid, Mulsa Plastik Perak Hitam,
Pestisida, Fungisida, serta bahan lain yang mendukung penelitian ini.
Alat yang digunakan adalah cangkul, gembor, meteran, handsprayer, timbangan ,
serta bahan lain yang menduku ng penelitian ini.
Metode Penelitian
Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang teridri dari 5
varietas cabai merah, yaitu : Varietas Laris, Varietas Taro F1, Varietas Super King,
12
Jumlah Ulangan (Blok) = 5 Ulangan
Jumlah Plot = 25 Buah
Jumlah Tanaman Perplot = 8 Tanaman
Jumlah Sampel Perplot = 4 Tanaman
Jumlah tanaman Seluruhnya = 200 Tanaman
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan
model linier Yij =
µ
+ρ
i +τ
j + EDimana :
ij
Yij = Hasil Pengamatan Pada Blok Ke-i dan Varietas Ke-j
µ = Efek tengah rata-rata
= Efek Varietas Ke-j
ij
Apabila terdapat berbeda nyata dari perlakuan sidik ragam maka di lanjutkan
dengan Uji Jarak Bergandan Duncan (UJBD). = Galat pada Blok Ke-i dengan Varietas Ke-j
13
Parameter Penelitian
Persen Perkecambahan (%)
Persen perkecambahan pada saat mengecambahkan benih di bak perkecambahan
kemudian dihitung jumlah yang berkecambang dibagikan dengan jumlah benih yang
ditanam dikali seratus persen.
Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari leher akar sampai titik tumbuh tanaman.
Pengamatan tinggi tanaman diukur mulai 5 minggu setelah tanam, dengan interval
pengukutran 1 minggu sampai tanaman panen.
Diameter Batang (cm)
Diameter batang diukur dari leher akar dengan menggunakan jangka sorong,
pengamatan diameter batang diukur mulai 5 minggu setelah tanam dengan interval
pengukuran 2 minggu sampai panen.
Jumlah Daun (Helai)
Jumlah daun dilakukan dengan menghitung daun yang telah tumbuh sempurna.
pengamatan jumlah daun dilakukan 5 minggu setelah tanah, dengan interval 2 minggu
14
Jumlah Cabang (Cabang)
Jumlah cabang yang dihitung adalah semua cabang primer, sekunder dan tersier
pada tanaman sampel. Pengamatan jumlah cabang dihitung mulai 5 minggu setelah
tanam, dengan interval 2 minggu sampai tanaman panen.
Umur Berbunga (Hari)
Umur berbunga dihitung saat bunga pertama muncul yang telah membuka
sempurna. Kemudian data yang diperoleh dirata-ratakan. Dihitung dari mulai penanaman
benih. Pada batang utama muncul bunga pertama pada cabang utama dan percabangan.
Umur Panen (Hari)
Umur panen dihitung saat buah pertama muncul dan sampai matang fisiologis.
Data yang diperoleh dirata-ratakan dihitung mulai dari penanaman benih.
Berat Buah/Sampel (gr)
Berat buah persampel dihitung dengan mengimbang produksi setiap sample
pervarietas kemudian ditotalkan sampai hari kelima.
Berat Buah/Plot (gr)
Berat buah perplot dihitung dengan mengimbang produksi setiap plot pervarietas
kemudian ditotalkan sampai hari kelima.
15
Pelaksanaan Penelitian
Sterilisasi Media Pembibitan
Media pembibitan berupa campuran top soil, pasir halu, dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Bahan media pembibitan dimasukkan ke dalam karung
plastik yang porous lalu dimasukkan ke dalam drum (200 liter). Sepertiga bagian bawah
di buat penyangga sehingga karung yang berisi media tidak langsung ke dasar drum.
Bagian bawah di isi air, sedangkan dua pertiga dari volume drum digunakan untuk tempat
media pembibitan. Drum yang sudah di isi media dipanasi dengan menggunakan kayu.
Bagian drum di tutup rapat, tetapi dibuat lubang gas yang berdiameter 2-3 cm sehingga
uap panas dari air akan memanasi tanah yang disimpan di atasnya. Setelah 2-4 jam,
media pembibitan dikeluarkan dari karung lalu dihamparkan. Setelah dingin media
dimasukkan ke dalam poly bag berdiameter 8 cm.
Pembibitan
Pembibitan dilakukan dengan mempercepat perkecambahan benih terlebih
dahulu. Plastik kemasan benih di potong menyamping lalu ditambahkan fungisida dan
bakterisida, masing-masing satu sendok teh. Plastik kemasan benih di kocok-kocok
sehingga benih bercampur rata dengan bahan fungisida dan bakterisida. Setelah itu benih
bercampur rata dengan bahan fungisida dan bakterisida. Setelah itu benih langsung di
tanam ke bak persemaian, sebelum dimasukkan ke dalam bak persemaian, media
pembibitan dicampur pupuk NPK yang telah dihaluskan dengan dosis 100-150 gram.
5-16
6 dan dalam barisan 2,5 cm. Setelah bibit berumur 11 hari bibit dipindahkan ke dalam
poly bag yang telah di isi media tanam.
Penyiapan Lahan
Lahan yang sudah dibersihkan dari gulma di gemburkan dengan menggunakan
cangkul, dibuat bedengan kasar dengan ukuran panjang 5 m lebar 110 cm tinggi 30 lebar
parit 44 cm. Kemudian dilakukan pengapuran dengan menggunakan kapur dolomit.
Kemudian dibentuk bedengan halus dan di pupuk dengan menggunakan pupuk NPK dan
pupuk kandang dan dirapikan, bedengan yang sudah jadi disiram air secukupnya segera
dengan mulsa plastik hitam perak.
Penanaman
Penanaman dilakukan 6-7 hari setelah bedengan ditutup mulsa hitam perak dan
pembuatan lubang tanam terlebih dahulu dilakukan 1 hari sebelum penanaman. Setelah
benih dibibitkan, pada umur 15-24 hari bibit ditanam kebedengan yang telah disiapkan
dengan jarak tanam 70 cm dalam barisan dan 50 cm antar barisan.
Pemeliharaan Penyulaman
Penyulaman dilakukan 7-14 hari setelah penanaman dengan menanam sisa benih
yang disiapkan dengan membedakan waktu semai 7-14 hari setelah persemaian benih
pokok. Penyulaman dilakukan dengan menanam kembali tanaman yang mati dilapangan.
17
Penyiraman
Penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari dengan menggunakan gembor sesuai
dengan kondisi di lapangan.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan membersihkan rumput-rumput liar atau gulma yang
ada di sekitar pertanaman yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Perempelan
Perempelan dilakukan terhadap tunas air yang muncul pada batang utama untuk
memperkuat batang utama agar mampu menopang pertumbuhan tajuk tanaman.
Pengendalian Hama
Pengendalian hama dilakukan dengan menyemprot insektisida, bakterrisida dan
fungisida. Insektisida yang digunakan pada seluruh permukaan tanaman dengan
menggunakan hansprayer. Penyemprotan insektisida dilakukan seminggu sekali atau
disesuaikan dengan kondisi dilapangan.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan 3 kali yaitu pupuk dasar pada saat tanam dan pupuk
lanjutan 2 minggu setelah tanam serta 4 minggu setelah tanam dengan menggunakan
pupuk ZA, KCL, dan NPK sesuai dengan dosis anjuran. Dan pemberian PPC Solid
dengan interval 2 minggu sekali.
Panen
Panen pertama dilakukan ketika buah cabai berwarna merah menyeluruh. Panen
berikutnya interval 5 hari, dilakukan pagi hari setelah buah kering dari embun. Hasilnya
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari hasil analisis data secara statistik diperoleh bahwa varietas berpengaruh
nyata terhadap persen perkecambahan, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun,
jumlah cabang, umur berbunga, umur panen, berat buah/sampel, berat buah/plot.
Persentase Perkecambahan (%)
Pesentase perkecambahan dihitung pada saat mengecambahkan benih di media
perkecambahan, diperoleh data pada tabel 1.
Tabel 1. Data Persentase Perkecambahan
No Varietas Persen Perkecambahan (%)
1 V2 (Varietas Taro F1) V3 (Varietas Super King) V4 (Varietas Red North Star) V5 (Varietas Lokal)
Dari tabel 1. dapat dilihat bahwa Varietas yang menunjukkan Persen
perkecambahan tertinggi terdapat pada Varietas Taro F1 dan yang terendah terdapat
pada Varietas Lokal.
Tinggi Tanaman (cm)
Dari pengamatan tinggi tanaman 5 – 13 MST dan sidik ragam dapat dilihat pada
lampiran 1 – 16.
19
Dari sidik ragam diperoleh bahwa varietas yang di uji mempunya tinggi tanaman
yang berbeda nyata. Data rataan tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Data rataan tinggi tanaman berbagai varietas cabe pada 5 s/d 13 MST (cm).
Perlakuan 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST 9 MST 10 MST 11 MST 12 MST 13 MST
V1 28.53 37.38 45.69 a 57.64 a 63.11 a 71.33 a 79.72 a 87.23 a 92.39 a
V2 29.34 35.87 43.84 a 50.45 a 59.53 a 68.87 a 78.17 a 86.63 a 93.02 a
V3 27.59 34.40 42.55 a 48.98 b 56.07 b 63.43 b 71.21 b 76.60 b 78.01 b
V4 24.62 26.39 31.93 b 40.15 d 42.13 d 47.86 d 52.74 d 56.30 d 68.81 c
V5 25.60 32.01 38.52 c 43.08 c 51.12 c 58.05 c 64.47 c 68.99 c 70.51 c
Keterangan : Rataan yang dikuti huruf-huruf yang diikuti huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 menurut Uji Jarak Berganda Duncan
Gambar 1.Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman (cm) Beberapa Varietas Cabe Merah
pada 5 – 13 MST
1. Tinggi Tanaman pada 5 MST
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan tinggi tanaman
tertinggi terdapat pada Varietas Laris (28.53 cm) diikuti Varietas Taro F1 (29.34 cm).
20
yang menunjukkan tinggi tanaman terendah terdapat pada Varietas Red North Star
(24.62 cm) dan Varietas Lokal (25.60 cm).
2. Tinggi Tanaman pada 6 MST
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan tinggi tanaman
tertinggi terdapat pada Varietas Laris (37.28 cm) diikuti Varietas Taro F1 (35.87 cm),
pada perlakuan 6 MST tidak memiliki varietas yang berbeda nyata, sedangkan varietas
yang menunjukkan tinggi tanaman terendah terdapat pada Varietas Red North Star
(26.39 cm) dan Varietas Lokal (32.01 cm).
3. Tinggi Tanaman pada 7 MST
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan tinggi tanaman
tertinggi terdapat pada Varietas Laris (45.69 cm) diikuti Varietas Taro F1 (43.84 cm)
kemudian V3 (42.55 cm) Varietas yang berbeda nyata Varietas Red North Star dan
Varietas Lokal. sedangkan Varietas yang menunjukkan tinggi tanaman terendah terdapat
pada Varietas Red North Star (31.93 cm) danVarietas Lokal
4. Tinggi Tanaman pada 8 MST
(38.52 cm).
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan tinggi tanaman
tertinggi terdapat pada Varietas Laris (57.64 cm) diikuti Varietas Taro F1 (50.45 cm)
varietas yang berbeda nyata Varietas Super King, Varietas Red North Star dan Varietas
Lokal. sedangkan Varietas yang menunjukkan tinggi tanaman terendah terdapat pada
Varietas Red North Star
5. Tinggi Tanaman pada 9 MST
(40.15 cm) dan Varietas Lokal (43.08 cm).
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan tinggi tanaman
tertinggi terdapat pada Varietas Laris (63.11 cm) diikuti Varietas Taro F1 (59.53 cm)
21
varietas yang berbeda nyata Varietas Super King, dan VarietasRed North Star.
sedangkan Varietas yang menunjukkan tinggi tanaman terendah terdapat pada V4 (42.13
cm) dan V5
6. Tinggi Tanaman pada 10 MST
(51.12 cm).
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan tinggi tanaman
tertinggi terdapat pada Varietas Laris (71.33 cm) diikuti Varietas Taro F1 (68.87 cm)
varietas yang berbeda nyata Varietas Super King,
7. Tinggi Tanaman pada 11 MST
Varietas Red North Star dan Varietas
Lokal. sedangkan Varietas yang menunjukkan tinggi tanaman terendah terdapat pada
Varietas Red North Star (47.86 cm) dan Varietas Lokal (64.47 cm).
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan tinggi tanaman
tertinggi terdapat pada Varietas Laris (79.72 cm) diikuti Varietas Taro F1 (78.17 cm)
varietas nyata yang berbeda nyata dengan Varietas Super King,
8. Tinggi Tanaman pada 12 MST
Varietas Red North Star
dan Varietas Lokal. sedangkan Varietas yang menunjukkan tinggi tanaman terendah
terdapat pada Varietas Red North Star (52.74 cm) dan Varietas Lokal (64.47 cm).
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan tinggi tanaman
tertinggi terdapat pada Varietas Laris (87.23 cm) diikuti Varietas Taro F1 (86.63 cm)
yang berbeda nyata dengan Varietas Laris, Varietas Red North Star
9. Tinggi Tanaman pada 13 MST
dan Varietas Lokal.
sedangkan Varietas yang menunjukkan tinggi tanaman terendah terdapat pada Varietas
22
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan tinggi tanaman
tertinggi terdapat pada Varietas Taro F1 (93.02 cm) diikuti Varietas Laris (92.39 cm)
varietas yang berbeda nyata,
Histogram antara tinggi tanaman dari kelima varietas 13 MST dapat dilihat pada
Gambar 2.
Varietas Laris dan Varietas Red North Star. Sedangkan
Varietas yang menunjukkan tinggi tanaman terendah terdapat pada Varietas Red North
Star (68.81 cm) dan Varietas Lokal (70.51 cm).
Gambar 2. Histogram tinggi tanaman dari kelima varietas 13 MST (cm)
Diameter Batang (cm)
Dari pengamatan Diameter Batang 5 – 13 MST dan daftar sidik ragam tinggi
tanaman dapar dilihat pada lampiran 17 – 26.
Daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap
Diameter Batang.
Tabel 3. Data rataan diameter batang tanaman berbagai varietas cabe pada 5, 7, 9, 11, dan 13 MST (cm).
Perlakuan 5 MST 7 MST 9 MST 11 MST 13 MST
V1 1.010 a 1.428 a 1.800 a 2.051 a 2.123 a
V2 0.993 a 1.453 a 1.796 a 2.016 a 2.088 b
23
V3 0.890 c 1.251 c 1.557 c 1.754 b 1.831 c
V4 0.884 c 1.265 c 1.551 c 1.752 c 1.816 c
V5 0.802 d 1.205 d 1.479 e 1.649 d 1.711 d
Keterangan : Rataan yang dikuti huruf-huruf yang diikuti huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 menurut Uji Jarak Berganda Duncan.
Gambar. 3. Grafik pertumbuhan diameter batang (cm) dari kelima varietas 5 MST–13MST
1. Diameter Batang Tanaman pada 5 MST
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan diameter batang
terbesar terdapat pada Varietas Laris (1.010 cm) diikuti Varietas Taro F1 (0.993 cm)
yang berbeda nyata yang berbeda nyata dengan Varietas Lokal. sedangkan Varietas yang
menunjukkan diameter batang terkecil terdapat pada Varietas Lokal (0.802 cm) dan
Varietas Red North Star (0.884 cm).
2. Diameter Batang Tanaman pada 7 MST
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan diameter batang
24
yang berbeda nyata Varietas Lokal sedangkan Varietas yang menunjukkan diameter
barang terkecil terdapat pada Varietas V5 (1.205 cm) dan V4 (1.265 cm).
3. Diameter Batang Tanaman pada 9 MST
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan diameter batang
terbesar terdapat pada Varietas Laris (1.800 cm) diikuti Varietas Taro F1 (1.796 cm)
yang berbeda nyata yang berbeda nyata dengan Varietas Lokal sedangkan Varietas yang
menunjukkan diameter batang terkecil terdapat pada Varietas Lokal (1.479 cm) dan
Varietas Red North Star (1.551 cm).
4. Diameter Batang Tanaman pada 11 MST
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan diameter batang
terbesar terdapat pada Varietas Laris (2.051 cm) diikuti Varietas Taro F1 (2.016 cm)
yang berbeda nyata Varietas Lokal sedangkan Varietas yang menunjukkan diameter
batang terkecil terdapat pada Varietas Lokal (1.659 cm) dan Varietas Red North Star
(1.752 cm).
5. Diameter Batang Tanaman pada 13 MST
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan diameter batang
terbesar terdapat pada varieta Laris (2.123 cm) diikuti varietas Taro F1 (2.088 cm) yang
berbeda nyata Varietas Lokal sedangkan Varietas yang menunjukkan tinggi tanaman
terendah terdapat pada Varietas Red North Star (1.711 cm) dan Varietas Lokal
(1.816 cm).
25
Histogram antara diameter batang tanaman dan Varietas 13 MST (cm) dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Histogram diameter batang tanaman dan Varietas 13 MST (cm)
Jumlah Cabang (Cabang)
Dari pengamatan jumlah cabang 5 – 13 MST dan daftar sidik ragam tinggi
tanaman dapat dilihat pada lampiran 27 – 36.
Daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata
terhadap jumlah cabang.
Tabel 4. Data Jumlah Cabang berbagai varietas cabe pada 5, 7, 9,11, dan 13 MST (cm).
Perlakuan 5 MST 7 MST 9 MST 11 MST 13 MST
V1 11.56 a 52.46 a 83.48 a 102.61 a 119.06 a
26
V3 8.38 c 38.37 c 69.51 b 91.99 b 105.14 b
V4 7.15 d 35.46 c 59.23 c 74.91 c 80.85 c
V5 7.60 c 24.11 d 47.89 d 64.45 d 70.22 d
Keterangan : Rataan yang dikuti huruf-huruf yang diikuti huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 menurut Uji Jarak Berganda Duncan.
Gambar.5. Grafik Pertumbuhan Jumlah cabang dari kelima varietas dari 5 – 13 MST
1. Jumlah Cabang 5 MST
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan jumlah cabang
terbanyak terdapat pada Varietas Taro F1 (11.56 Cabang) diikuti Varietas Laris (11.78
Cabang) yang berbeda nyata dengan Varietas Red North Star sedangkan Varietas yang
menunjukkan jumlah cabang terkecil pada Varietas Red North Star (7.15 Cabang) dan
Varietas Lokal (7.60 Cabang).
2. Jumlah Cabang 7 MST
27
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan jumlah cabang
terbanyak terdapat pada Varietas Taro F1 (56.06 Cabang) diikuti Varietas Laris (52.46
Cabang) yang berbeda nyata yang berbeda nyata dengan Varietas Lokal sedangkan
Varietas yang menunjukkan jumlah cabang terkecil terdapat pada Varietas Lokal (24.11
Cabang) dan Varietas Red North Star (35.46 Cabang).
3. Jumlah Cabang 9 MST
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan jumlah cabang
terbesar terdapat pada Varietas Taro F1 (87.67 Cabang) diikuti Varietas Laris (83.48
Cabang) yang berbeda nyata Varietas Super King, Varietas Red North Star, Varietas
Lokal sedangkan Varietas yang menunjukkan jumlah cabang terkecil terdapat pada
Varietas Lokal (47.89 Cabang) dan Varietas Red North Star (59.23 Cabang).
4. Jumlah Cabang 11 MST
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan jumlah cabang
terendah terdapat pada V2 (106.88 Cabang) diikuti Varietas Laris (102.61 Cabang) yang
berbeda nyata, V2, V3, V4 dan V5 sedangkan Varietas yang menunjukkan jumlah cabang
terkecil terdapat pada V4 (74.91 Cabang) dan Varietas Lokal (64.45 Cabang).
5. Jumlah Cabang 13 MST
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan jumlah cabang
tertinggi terdapat pada Varietas Laris (119.06 Cabang) diikuti V2 (118,84 Cabang) yang
28
dan Varietas Lokal sedangkan Varietas yang menunjukkan tinggi tanaman terendah
terdapat pada Varietas Lokal (70.22 Cabang) dan Varietas Red North Star
(80.85 Cabang).
Histogram antara Jumlah Cabang dan Varietas 13 MST (Cabang) dapat dilihat
pada Gambar 19.
Gambar 6. Histogram Jumlah Cabang dan Varietas 13 MST (Cabang)
Jumlah Daun (Helai)
Dari pengamatan Jumlah Daun 5 – 13 MST dan daftar sidik ragam tinggi
tanaman dapat dilihat pada lampiran 20 – 25.
Daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata
terhadap jumlah daun.
Tabel 5. Data Jumlah Daun berbagai varietas cabe pada 5, 7, 9,11, dan 13 MST (cm).
Perlakuan 5 MST 7 MST 9 MST 11 MST 13 MST
V1 52.00 b 118.02 b 187.83 b 238.44 a 265.20 a
29
V2 53.02 a 126.12 a 197.25 a 246.04 a 269.93 a
V3 37.69 c 86.33 c 156.40 c 206.97 b 236.57 c
V4 32.18 d 79.79 c 133.26 d 168.54 c 188.71 d
V5 34.20 c 54.24 d 107.74 d 145.01 d 158.00 e
Keterangan : Rataan yang dikuti huruf-huruf yang diikuti huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 menurut Uji Jarak Berganda Duncan.
Gambar.7. Grafik Pertumbuhan Jumlah cabang dari kelima varietas dari 5 – 13 MST
1. Jumlah Daun 5 MST
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan jumlah daun
terbanyak terdapat pada Varietas Taro F1 (52.00 Helai) diikuti Varietas Laris (53.02
Helai) yang berbeda nyata yang berbeda nyata Varieta Taro F1, Varietas Laris dan
Varietas Lokal sedangkan varietas yang menunjukkan jumlah daun terkecil terdapat
pada Varietas Lokal (54.24 Helai) dan Varietas Red North Star (79.79 Helai).
30
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan jumlah daun
terbanyak terdapat pada Varietas Taro F1 (126.12 Helai) diikuti Varietas Lokal (118, 83
Helai) yang berbeda nyata yang berbeda nyata Varietas Taro F1, Varietas Lokal,
3. Jumlah Daun 9 MST
dan
Varietas Lokal sedangkan varietas yang menunjukkan jumlah daun terendah terdapat
pada Varietas Lokal (107,74 Helai) dan Varietas Red North Star (133,26 Helai).
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan jumlah daun
terbanyak terdapat pada V2 (197.25 Helai) diikuti Varietas Laris (187.83 Helai) yang
berbeda nyata yang berbeda nyata dengan, Varietas Laris, Varietas Taro F1, dan
Varietas Super King
4. Jumlah Daun 11 MST
sedangkan varietas yang menunjukkan jumlah daun terendah
terdapat pada Varietas Lokal (107.74 Helai) dan Varietas Red North Star (133.26 Helai).
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan jumlah daun
tertinggi terdapat pada Varietas Taro F1 (246.04 Helai) diikuti Varietas Laris
(238,44 Helai) yang berbeda nyata yang berbeda nyata dengan, Varietas Super King,
5. Jumlah Daun 13 MST
Varietas Red North Star dan Varietas Lokal sedangkan varietas yang menunjukkan
jumlah daun terendah terdapat pada Varietas Lokal (145,01 Helai) dan Varietas Red
North Star (158,00 Helai).
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan jumlah daun
terbanyak terdapat pada Varietas Taro F1 (269.93 Helai) diikuti Varietas Laris (265.20
Helai) yang berbeda nyata yang berbeda nyata dengan, Varietas Super King, Varietas
Red North Star, dan Varietas Lokal sedangkan varietas yang menunjukkan jumlah daun
31
terkecil terdapat pada Varietas Lokal (158.00 Helai) dan Varietas Red North Star
(188.71 Helai).
Histogram antara Jumlah Daun dan Varietas 13 MST (Cabang) dapat dilihat pada
Gambar 24.
Gambar 8. Histogram Jumlah Daun dan Varietas 13 MST (Cabang)
Umur Berbunga (HST)
Dari pengamatan umur berbunga dan daftar sidik ragam umur berbunga dapat
dilihat pada lampiran 47 - 48
Daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata
terhadap umur berbunga.
Tabel 6.Umur Berbunga berbagai varietas cabe merah (HST)
Varietas
Rataan
V1 V2 V3 V4 V5
76.94 83.56 61.13 57.38 66.50 69.10
32
Keterangan : Rataan yang dikuti huruf-huruf yang diikuti huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 menurut Uji Jarak Berganda Duncan.
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukka n umur berbunga
tercepat terdapat pada Varietas Red North Star (57. 375 hst) diikuti Varietas Super King
(61.13) yang berbeda nyata yang berbeda nyata dengan, Varietas Red North Star dan
sedangkan varietas yang menunjukkan umur berbunga terlama terdapat pada V2
(83.56 HST) dan V1
Histogram antara umur berbunga dan varietas (HST) dapat dilihat pada
Gambar 25.
(76.94 HST).
Gambar 9. Histogram umur berbunga dan varietas (HST)
Umur Panen (HST)
Dari pengamatan umur panen dan daftar sidik ragam umur berbunga dapat dilihat
pada lampiran 49 - 50.
Daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata
terhadapumur berbunga.
Tabel 7.Umur Panen berbagai varietas cabe merah (HST)
Varietas Rataan
33
V1 V2 V3 V4 V5
96.62 113.86 74.31 70.5 79.56 85.80
a A b d c
Keterangan : Rataan yang dikuti huruf-huruf yang diikuti huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 menurut Uji Jarak Berganda Duncan.
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan umur panen tercepat
terdapat pada Varietas Taro F1 (113.86 hst) diikuti Varietas Laris (96.63) yang berbeda
nyata yang berbeda nyata dengan Varietas Red North Star sedangkan varietas yang
menunjukkan umur panen terlama terdapat pada Varietas Red North Star (79.56 HST)
dan Varietas Super King (74.31 HST).
Histogram antara umur panen dan varietas (HST) dapat dilihat pada
Gambar 261.
Gambar 10. Histogram Umur Panen dan Varietas (HST)
Berat Buah Persampel (gr)
Dari pengamatan umur panen dan daftar sidik ragam berat buah persampel dapat
dilihat pada lampiran 51- 58.
Daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata
34
Tabel 8.Umur Panen berbagai varietas cabe merah (gr)
Perlakuan Sampel I Sampel II Sampel III Sampel IV
V1 44.94 b 49.84 b 49.64 a 50.38 a
V2 53.40 a 64.20 a 46.70 b 58.58 a
V3 41.00 b 39.10 c 38.24 c 43.00 c
V4 41.54 c 42.70 c 45.54 b 41.52 c
V5 36.90 d 38.60 d 38.98 c 39.60 d
Keterangan : Rataan yang dikuti huruf-huruf yang diikuti huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 menurut Uji Jarak Berganda Duncan.
1. Sampel I
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan berat buah
persampel terbesar terdapat pada Varietas Taro F1 (53.40 gr) diikuti Varietas Laris
(44.94 gr) yang berbeda nyata Varietas Taro F1, Varietas Red North Star dan Varietas
Lokal,
Histogram antara berat buah persample pada dan varietas (gr) dapat dilihat pada
Gambar 27.
sedangkan varietas yang menunjukkan berat buah perplot terkecil terdapat pada
Varietas Lokal (36.90 gr) dan Varietas Super King (41.00 gr).
Gambar 11. Histogram Berat Buah Persampel dan Varietas (gr)
1. Sampel II
35
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukka n buah persampel
terbesar terdapat pada Varietas Taro F1 (64.20 gr) diikuti Varietas Laris (49.84 gr) yang
berbeda nyata Varietas Laris, dan Variets Lokal
Histogram antara berat buah persampel pada dan varietas (gr) dapat dilihat pada
Gambar 27.
sedangkan varietas yang menunjukkan
berat buah persampel terkecil terdapat pada Varietas Super King (38.60 gr) dan Varietas
Lokal (39.10 gr).
Gambar 12. Histogram Berat Buah Persampel dan Varietas (gr)
1. Sampel III
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan buah persampel
terbesar terdapat pada Varietas Laris (49.64 gr) diikuti Varietas Taro F1 (46.70 gr) yang
berbeda nyata Varietas Laris, Varietas Taro F1 dan Varietas Red North Star sedangkan
varietas yang menunjukkan berat buah persampel terkecil terdapat pada Varietas Super
36
Histogram antara berat buah persampel pada dan varietas (gr) dapat dilihat pada
Gambar 28.
Gambar 13. Histogram Berat Buah Persampel dan Varietas (gr)
1. Sampel IV
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan buah persampel
terbesar terdapat pada V2 (58.58 gr) diikuti Varietas Laris (50.38 gr) yang berbeda nyata
V2, dan V3, dan V4 sedangkan varietas yang menunjukka n berat buah persampel
terkecil terdapat pada Varietas Lokal (39.60 gr) dan V4
Histogram antara berat buah persample pada dan varietas (gr) dapat dilihat pada
Gambar 29.
(41.52 gr).
37
Gambar 14. Histogram Berat Buah Persampel dan Varietas (gr)
Berat Buah Perplot (gr)
Dari pengamatan umur panen dan daftar sidik ragam berat buah perplot dapat
dilihat pada lampiran 59 - 60.
Daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata
terhadap berat buah perplot.
Tabel 9.Umur Panen berbagai varietas cabe merah (gr)
Varietas
Rataan
V1 V2 V3 V4 V5
48.70 55.72 40.34 42.83 38.52 45.2202
b a cd c e
Keterangan : Angka-angka pada baris rataan yang dikuti huruf-huruf yang tidak sama menyatakan berbeda nyata, sedangkan yang diikuti huruf yang sama menyatakan berbeda tidak nyata pada taraf 0,05 menurut Uji Jarak Berganda Duncan
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan berat buah perplot
terbesar terdapat pada Varietas Taro F1 (55.72 gr) diikuti Varietas Laris (48.70 gr) yang
berbeda nyata yang berbeda nyata Varietas Taro F1, Varietas Laris dan Varietas Lokal
Histogram antara umur panen dan varietas (HST) dapat dilihat pada
Gambar 30.
sedangkan varietas yang menunjukkan berat buah perplot terkecil terdapat pada
38
Gambar 15. Histogram Berat Buah Perplot dan Varietas (gr) Pembahasan
Dari hasil analisis data secata statistik diperoleh bahwa varietas berpengaruh nyata
terhadap semua parameter penelitian, yaitu persen perkecambahan, tinggi tanaman,
diameter batang, jumlah daun, jumlah cabang, umur berbunga, umur panen, berat
buah/sampel, berat buah/plot.
Pada pengamatan persen perkecambahan varietas yang menunjukkan persen
perkecambahan tertinggi terdapat pada Varietas Taro F1 yaitu 93 % dan yang terendah
Varietas Lokal . Hal ini terjadi dikarenakan tingkat kemurnian benih dan Viabilitas benih
dan daya kecambah benih serta faktor lingkungan hal ini dikemukakan oleh Gardner dkk
(1991) pekecambahan (pecahnya kulit biji dan munculnya radikula) meliputi penyerapan
air, pengambilan O2 yang cepat, hidrolisi, cadangan makanan, dan sintesis jaringan baru,
mempengaruhi perkecambahan.
Pada pengamatan tinggi tanaman diketahui bahwa varietas yang menunjukkan tinggi
tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan 13 MST diketahui bahwa varietas yang
menunjukkan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan Varietas Laris yaitu sebesar
39
93.02 diikuti oleh yang terendah perlakuan Varietas Red North Star yaitu sebesar 68.81
cm. Hal ini terjadi karena adanya variasi yang berbeda antar varietas Pada perlakuan
Varietas Red North Star memiliki karekter fenotif yang jauh berbeda dengan perlakuan
Varietas Taro F1 begitu pula dengan diameter batang, terlihat perbedaan besar batang
padaVarietas Laris, Varietas Taro F1 dengan Varietas Red North Star
Dari pengamatan jumlah cabang, cabang tanaman yang terbanyak pada 13 MST
terdapat di perlakuan Varietas Laris yaitu 119.06 cabang yang paling sedikit terdapat pada
Varietas Lokal yaitu 70.22 cabang hal ini dikarenakan pada perlakuan Varietas Lokal
merupakan Varietas yang tidak memiliki keseragaman pertumbuhan tanaman hal ini
terlihat jelas pada deskripsi bahwa Varietas Laris memiliki keseragaman tanaman yang
tinggi, batang tegara, besar, kuat dan percabangan banyak begitu pula dengan Varietas
Taro F1 memiliki sosok tanaman yang besar kekar dengan ruas percabangan banyak.
Begitu pula dengan pertumbuhan jumlah daun dimana daun tanaman cabai merah
(Capsicum annum) dimana pembentukan cabang seiring denga pembantukan daun dapat
terlihat pada daya menunjukan bahwa jumlah daun tertinggi terdapat pada Varietas Taro
F1 yaitu sebesar 269.93 helai dan Varietas Laris yaitu sebesar 265.20 helai dan jumlah
daun terendah terdapat pada V
hal ini dikemukan
oleh Welsh (1991) secara teoritis, berdasarkan penyebabnya, variasi dalam system biologi
dapat dibagi dalam dua kategori. Yang pertama ialah variasi yang disebabkan oleh adanya
pewarisan sifat ata genetic. Yang kedua ialah variasi yang disebabkan oleh adanya
factor-faktor lingkungan.
5 (Varietas Lokal) yaitu sebesar 158.00 Helai hal ini juga
didukung oleh pernyataan Nawangsih, dkk (2001) yang menyatakan bahwa sifar
40
yang berpasangan. Percabangan tumbuh dan berkembang beraturan secara
bekesinambungan.
Pada pengamatan umur berbunga diketahui bahwa varietas yang menunjukkan umur
berbunfa yang tercepat terdapat pada perlakuan Varietas Red North Star yaitu sebesar
57.38 hst dan terlama pada perlakuan Varietas Taro F1 yaitu sebesar 79.94 hst. Begitu pula
halnya dengan pengamtan umur panen diketahui bahwa varietas yang menunjukkan umur
panen tercepat terdapat pada perlakuan Varietas Red North Star yaitu sebesar 70.5 hst dan
yang terlama terdapat pada perlakuan Varietas Taro F1 sebesar 96.62 hst. Hal ini diduga
karena varietas cabai yang digunakan berbeda-beda baik dari sifat maupun karakteristik
dari masing-masing varietas, sehingga pada pengamatan umur berbunga dan umur berbuah
juga memiliki hasil yang berbeda-beda pula dari hal ini varietas Red North Star memiliki
masa vegetatif yang lebih singkat dari pada Varietas Taro F1, selain itu perkembangan dan
pertumbuhan buah sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama oleh suhu.
Pada pengamatan produksi diketahui bahwa berat buah persempel pada sample yang
tertinggi terdapat pada Varietas Laris yaitu sebesar 64.20 gr dikuti oleh V1 sebesar 49.84
gr dan yang terendah terdapat pada Varietas Lokal yaitu sebesar 36.90 gr begitu pula jika
dilihat pada pengamatan berat buah perlot yang tertinggi terdapat pada Varietas Laris yaitu
sebesar 55.72 gr dikuti Varietas Taro F1 yaitu sebesar 48.70 gr dan yang terendah terdapat
pada Varietas Lokal yaitu sebesar 38.52 gr. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
bobot buah rata-rata antara setiap varietas, selain itu yang sangat mempengaruhi produksi
tanaman adalah lingkungan terutama lama penyinaran hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Gardner, Dkk (1991) Pembungaan, pembuahan, dan set biji
peristiwa-peristiwa penting dalam produksi tanaman budidaya. Proses-proses ini dikendalikan oleh
41
lingkungan, terutama fotoperiode dan temperatur, maupun oleh genetic internal, terutama
pengaturan pertumbuhan, hasil fotosintesis, dan pasokan nutriea mineral.
Jika membandingkan antara seluruh perlakuan varietas dengan data-data yang
diperoleh serta melihat diskripsi tanaman terlihat bahwa terdapat perbedaan kemampuan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Varietas berpengaruh nyata terhadap semua parameter penelitian, yaitu persen
perkecambahan, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah
cabang, umur berbunga, umur panen, berat buah/sampel, berat buah/plot.
2. Terjadi perbedaan kemampuan Adaptasi dari berbagai Varietas di Kabupaten
Labuhanbatu.
3. Varietas yang memiliki kemampuan daya adaptasi yang tinggi di Kabupaten
Labuhanbtu yaitu Varietas Laris dan Varietas Taro F1
4. Varietas yang memiliki daya Adaptasi Varietas yang memiliki kemampuan
daya adaptasi yang moderat terdapat pada Varietas Red North Star.
5. Varietas Varietas yang memiliki kemampuan daya adaptasi yang memiliki
daya Adaptasi yang rendah Varietas Super King.
Saran
1. Untuk pemilihan varietas hendaknya dilakukan introduksi dari daerah yang
agroklimat jauh berbeda.
2. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan menguji multilokasi agar
diperoleh Varietas yang Adaptif berbagai kondisi Daerah
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2002. Bertanam Cabai di Musim Hujan, Balithort, Bogor. http:/www.institutpertanianbogor.ac.id. [24 November 2004]
, 2003. Cabai. Balai Penelitian Tanaman Hortikultura, Bogor. http:/www.deptan.com. [19 Oktober 2004]
Bapeda, 2007. Situs Badan Pemeriksaan Daerah Kabupaten Labuhanbatu. http:/www.Bapeda.co.id. [08 Januari 2008]
Baihaki, A, 1996. Prospek Penerapan Breeder Right di Indonesia, dalam Sumarno, Hari Bowa, B.Priyanto, Nova Agustina dan Eide Eiyani (Ed) Prosing Simposium Pemuliaan Tanaman IV, Universitas Pembangunan Nasional, Surabaya.
BPS Kabupaten Labuhanbatu 2002. Kabupaten Labuhanbatu dalam Anggka Tahun 2001.
, 2003. Kabupaten Labuhanbatu dalam Anggka Tahun 2004.
, 2004. Kabupaten Labuhanbatu dalam Anggka Tahun 2005.
Gardner, dkk, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya, Penerbit Universitas Indonesia, UI-Press, Jakarta.
Nawaningsih, A.A., Imdad, H.P dan A, Wahyudi, 2001 Cabai Hot Beauty. Penebar Swadaya, Jakarta. Hal 9 – 18
Pierce, L.C., 1987. Vegetable, Charactheristic, Production and Marketing. John Willey and Sons, Canada. Page:325
Poespodarsono, S., 1998. Dasar-dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman, Pusar Antar Universitas IPB, Bogor. Hal 113.
Prajnanta, F., 1998. Mengatasi Permasalan Bertanam Cabai. Penebar Swadaya, Jakarta : Hal 71.
, , Final. Ir, 2002, Bertanam Cabai Hibrida. Penebar Swadaya, Jakarta.
Santika, A., 1999. Aribisni Cabai. Penebar Swadaya, Jakarta Hal 55 – 56.
,1999. Usaha TaniCabai Hibrida Secara Intensif. PT Agromedia Pustaka Hal 30 – 32.
Setiadi, 1989. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya, Jakarta Hal 15
Tarigan, S dan W. Wiryanta., 2003 Bertanam Cabai Hibrida Secara Intensif. Agromedia Pustaka, Jakarta, Hal : 16 – 17, 33, 90 – 92.
Tjahjadi, N., 1993. Bertanam Cabai Kanisius, Yogyakarta, Hal 30 – 32.
Welsh dan Johanis, 1991, Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Penerbit Erlangga, Jakarta. Hal 115 – 118.