ANALISIS JARINGAN KERJA PROYEK PEMBANGUNAN TOWER XL PUKAT BANTING 3G DENGAN MENGGUNAKAN
MICROSOFT PROJECT 2010 DI PT. AGUNG PRATAMA JAYA
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh:
INDRA SUMARDI PANGGABEAN
090423070
P R O G R A M P E N D I D I K A N S A R J A N A E K S T E N S I
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 1 4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas
Sarjana ini.
Tugas Sarjana ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Industri, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Tugas Sarjana ini berjudul “Analisis Jaringan Kerja Proyek Pembangunan Tower XL Pukat Banting 3G Dengan Menggunakan Microsoft Project 2010 di PT. Agung Pratama Jaya”. Tugas Sarjana ini adalah sarana bagi penulis untuk melakukan studi terhadap salah satu permasalahan nyata dalam
perusahaan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam Tugas Sarjana ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
untuk penyempurnaannya di lain waktu. Akhir kata, penulis mengharapkan agar
proposal Tugas Sarjana ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Medan, April 2014 Penulis
Indra Sumardi Panggabean 090423070
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penulisan Tugas Sarjana ini, penulis telah mendapatkan
bimbingan dan dukungan yang besar dari berbagai pihak, baik berupa materi,
spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, selaku sekretaris Departemen Teknik Industri
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Humala L. Napitupulu, DEA sebagai Dosen Pembimbing I
yang telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam penyelesaian
Tugas Sarjana ini.
4. Bapak Ir Erwin Sitorus, ST. MT, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan, dan masukan dalam penyelesaian
Tugas Sarjana ini.
5. Bapak Jimmi Freddy Purba, selaku Manager PT. Agung Pratama Jaya yang
memberi bantuan berupa informasi dan data selama melakukan penelitian di
perusahaan.
6. Staf pegawai Teknik Industri, Bang Mijo, Kak Dina, Kak Ani, Bang Ridho,
dan Bang Nurmansyah, terimakasih atas bantuannya dalam masalah
administrasi sehingga memperlancar penyelesaian Tugas Sarjana ini.
7. Kedua orang tua saya, Alihot Panggabean dan Rosliana Situmorang yang
selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis selama penyelesaian
laporan Tugas Sarjana.
8. Kakak saya Netty Marlina Panggabean, yang selalu memberikan dukungan,
bantuan dan motivasi kepada penulis sehingga penulisan laporan Tugas
Sarjana dapat diselesaikan dengan baik.
9. Gusna Herliani, sebagai adik dan teman terdekat penulis yang senantiasa
menemani, memberikan semangat, masukan, kesabaran dan penghiburan di
setiap waktu kepada penulis dari mulai awal penelitian sampai penyelesaian
Tugas Sarjana ini.
10.Semua teman angkatan 2009 (ekstensi) di Departemen Teknik Industri USU
yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.
Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaian
laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan
terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, April 2014
PENULIS
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I-3
1.3.1. Tujuan Penelitian ... I-3
1.3.2. Manfaat Penelitian ... I-4
1.4. Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian ... I-5
1.5. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-5
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1
2.1. Gambaran Umum Perusahaan ... II-1
2.2. Profil Perusahaan ... II-1
2.3. Visi dan Misi Perusahaan ... II-2
2.4. Strategi Bisnis Perusahaan ... II-2
2.5. Kebijakan Mutu dan Motto Perusahaan ... II-3
2.6. Jasa yang Dihasilkan dan Customer PT. Agung Pratama Jaya .. II-4
2.7. Struktur Organisasi PT. Agung Pratama Jaya ... II-4
2.8. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab... II-7
III LANDASAN TEORI ... III-1
3.1. Definisi Proyek ... III-1
3.2. Penyusunan Jaringan Kerja ... III-2
3.2.1. Jaringan kerja ... III-2
3.2.2. Pengertian Analisa Jaringan Kerja ... III-4
3.2.3. Tujuan Analisa Jaringan Kerja ... III-6
3.2.4. Teknik-teknik Analisa Jaringan kerja ... III-6
3.3. Penjadwalan Proyek ... III-8
3.4. Metode Penjadwalan Proyek ... III-10
3.4.1. Waktu dan Durasi Kegiatan ... III-10
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
3.4.2. Bagan Balok atau Barchart ... III-11
3.4.3. Metode Penjadwalan Linier (Diagram Vektor) ... III-12
3.4.4. Metode Penjadwalan Network Planning ... III-13
3.4.5. Activity On Arrow Diagram (AOA) ... III-15
3.4.6. Activity On Node Diagram/Precedence Diagram
Method (PDM) ... III-20
3.4.7. Hubungan Keterkaitan Antarkegiatan PDM ... III-21
3.5. Jenis Evaluasi Kerja Proyek. ... III-26
3.6. Metode Jalur Kritis ... III-27
3.7. Alat Bantu Software ... III-28
3.7.1. Lingkungan Kerja Microsoft Project ... III-30
3.7.2. Duration ... III-31
3.7.3. Penjadwalan ... III-32
3.7.4. Network Diagram ... III-33
3.8. Estimasi Probabilitas Waktu Penyelesaian yang Dijadwalkan... III-34
IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1
4.2. Jenis Penelitian ... IV-1
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
4.3. Identifikasi Variabel Penelitian ... IV-1
4.3.1. Variabel Independen (Independent Variable)... IV-1
4.3.2. Variabel Dependen (Dependent Variable) ... IV-2
4.4. Kerangka Konseptual ... IV-2
4.5. Metode Pengumpulan Data ... IV-3
4.6. Instrumen Penelitian ... IV-3
4.7. Prosedur Penelitian ... IV-4
5.1.4. Data Keterkaitan Kegiatan ... V-6
5.2. Penjadwalan Proyek ... V-8
5.2.1. Analisis Data Pada Pembangunan Proyek Tower XL .... V-8
5.2.2. Data Keterkaitan Kegiatan Penjadwalan Proyek Baru ... V-10
5.2.3. Data Waktu Pelaksanaan Kegiatan ... V-12
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
5.3. Pengolahan Data ... V-15
5.3.1. Menyusun Diagram Jaringan Kerja ... V-15
5.3.2. Laporan hasil program pada Microsoft Project 2010 ... V-21
5.4. Menentukan Probabilitas Waktu yang Dijadwalkan ... V-22
VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... VI-1
6.1. Analisis Pemecahan Masalah ... VI-1
6.2. Pembahasan ... VI-3
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1. Kesimpulan ... VII-1
7.2. Saran ... VII-3
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
3.1 Hasil Perhitungan Diagram AOA ... III-20
3.2. Data Analisis Network Planning untuk PDM ... III-23
3.3. Analisis Durasi, Total Float dan Kegiatan Kritis PDM ... III-25
5.1. Data Aktivitas Proyek ... V-1
5.2. Data Waktu Kegiatan ... V-4
5.3. Data Keterkaitan Antar Kegiatan Tower yang telah Rampung ... V-6
5.4. Data Keterkaitan Antar Kegiatan Perencanaan Baru ... V-10
5.5. Data Expected Time Kegiatan Proyek ... V-13
5.5. Hasil Perhitungan Variance Lintasan Kritis ... V-23
5.6. Hasil perolehan waktu pada lintasan kritis... V-24
6.1. Perbedaan Urutan Kegiatan ... VI-2
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PT. Agung Pratama Jaya ... II-6
3.1. Penjadwalan Metode Linier Proyek Konstruksi Jalan Raya... III-13
3.2 Diagram A0A... III-15
3.3. Variasi float dari Suatu Kegiatan X ... III-17
3.4. Diagram AOA dengan Metode CPM ... III-18
3.5. Bentuk Diagram AON/PDM ... III-20
3.6. Hubungan Keterkaitan Diagram FS (Finish to start) ... III-21
3.7. Hubungan Keterkaitan Diagram SS (Start to Start): ... III-22
3.8. Hubungan Keterkaitan Diagram FF (Finish to Finish) ... III-22
3.9. Hubungan Keterkaitan Diagram SF (Start to Finish) ... III-22
3.10. Contoh Metode Network Planning untuk PDM ... III-24
3.11. Lembar kerja Microsoft Project 2010... III-30
3.12. Diagram Start to Start ... III-32
5.1. Urutan Keterkaian Kegiatan ID 17 Sebelum Disusun Ulang ... V-8
5.2. Urutan Keterkaian Kegiatan ID 17 Sesudah Disusun Ulang ... V-9
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR HALAMAN
5.3. Urutan Keterkaian Kegiatan ID 26 Sebelum Disusun Ulang ... V-9
5.4. Urutan Keterkaian Kegiatan ID 26 Sesudah Disusun Ulang ... V-10
5.5. Membuka lembar kerja Microsoft Project 2010 ... V-16
5.6. Membuat lembar kerja baru Microsoft Project 2010 ... V-16
5.7. Memasukkan data aktivitas pada Microsoft Project 2010 ... V-17
5.8. Outlining Indent or Outdent pada Microsoft Project 2010 ... V-17
5.9. Memasukkan durasi pekerjaan pada Microsoft Project 2010... V-18
5.10. Memasukkan data predecessor pada Microsoft Project 2010 ... V-19
5.11. Menentukan tanggal pekerjaan pada Microsoft Project 2010 ... V-19
5.12. Menentukan auto schedule pada Microsoft Project 2010 ... V-20
5.13. Menentukan hari kerja berdasarkan kalender kerja ... V-20
5.14. Menentukan jam dan hari berdasarkan kalender kerja ... V-21
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Gambar Proyek Pembangunan Tower XL Pukat Banting 1 Medan ... L-1
2. Ganttchart Proyek Pembangunan Tower XL Pukat Banting I ... L-2
3. Kuisioner Terbuka ... L-3
4. Calendar ... L-4
5. Critical task ... L-7
6. Timeline ... L-9
7. Ganttchart Penjadwalan Proyek Pembangunan Tower XL Baru ... L-10
8. Network Diagram Penjadwalan Proyek Pembangunan Tower XL
Baru ... L-11
9. Tabel Kurva Normal ... L-12
10.Surat Penjajakan Pabrik ... L-13
11.Surat Balasan Pabrik ... L-14
12.TA Form TA ... L-15
13.Surat Keputusan Masa Berlaku ... L-17
14.Lembar Asistensi ... L-18
15.Surat Keputusan Perubahan Judul Tugas Sarjana ... L-22
16.Sertifikat Evaluasi Draft Tugas Sarjana ... L-23
17.Surat perjanjian penyelesaian suplemen ... L-24
18.Perbaikan sidang sarjana ... L-25
ABSTRAK
Pada umumnya sebuah proyek memiliki batas waktu (deadline), untuk itu proyek harus diselesaikan tepat waktu atau sebelum batas yang telah ditentukan. Demi kelancaran jalannya sebuah proyek harus mempunyai rencana pelaksanaan yang tertentu dan sudah terjadwal kapan proyek harus dimulai dan kapan harus diselesaikan. Keberhasilan pelaksanaan proyek tepat waktu merupakan tujuan yang penting bagi pihak pemilik proyek maupun kontraktor. Penjadwalan dengan urutan kerja yang logis dapat meminimalisir peluang keterlambatan suatu proyek. Untuk membantu proses penjadwalan tersebut maka diperlukan alat bantu yang dapat mengetahui kegiatan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu.
Berdasarkan hal tersebut maka PT. Agung Pratama Jaya perlu melakukan analisis jaringan kerja. Untuk perencanaan yang lebih baik dibutuhkan suatu metode penjadwalan yang tidak hanya digunakan untuk perencanaan namun dapat juga dipakai untuk melihat kemajuan pengerjaan proyek. Untuk itu pelaksanaan proyek pembangunan tower XL perlu dianalisis dan dijadwalkan kegiatan dengan menggunakan alat bantu perangkat lunak penjadwalan.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas maka yang menjadi permasalahan adalah bagaimana menentukan kegiatan-kegiatan kritis untuk penjadwalan proyek pembangunan tower XL baru dan sejenis yang akan dibuat agar tidak terjadi keterlambatan dalam penyelesaiannya. Untuk itu maka diperlukan alat bantu perangkat lunak agar mudah menentukan kegiatan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Alat bantu yang digunakan adalah aplikasi software Microsoft Project 2010.
Melalui hasil laporan gant chart, network diagram, dan critical tasks dapat dilihat bahwa jalur kritis terdapat pada 16 kegiatan dengan nomor ID: 2, 3, 6, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 41, 49, 51, 56, 57, 65, 66. Dari hasil penelitian, waktu untuk menyelesaikan proyek pembangunan tower XL dengan menggunakan Microsoft Project 2010 diperoleh waktu 58 hari kerja yang dimulai pada hari senin, 1 Oktober 2012 dan berakhir pada 11 Desember 2012. Sedangkan waktu aktual penyelesaian proyek adalah 65 hari kerja yang dimulai dari hari Senin, tanggal 1 Oktober 2012 dan selesai pada hari Jumat, 11 Januari 2013. Jika dibandingkan maka penjadwalan dengan Microsoft Project 2010 lebih cepat 7 hari kerja.
Kata Kunci : gant chart, network diagram, critical task, Microsoft Project 2010
ABSTRAK
Pada umumnya sebuah proyek memiliki batas waktu (deadline), untuk itu proyek harus diselesaikan tepat waktu atau sebelum batas yang telah ditentukan. Demi kelancaran jalannya sebuah proyek harus mempunyai rencana pelaksanaan yang tertentu dan sudah terjadwal kapan proyek harus dimulai dan kapan harus diselesaikan. Keberhasilan pelaksanaan proyek tepat waktu merupakan tujuan yang penting bagi pihak pemilik proyek maupun kontraktor. Penjadwalan dengan urutan kerja yang logis dapat meminimalisir peluang keterlambatan suatu proyek. Untuk membantu proses penjadwalan tersebut maka diperlukan alat bantu yang dapat mengetahui kegiatan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu.
Berdasarkan hal tersebut maka PT. Agung Pratama Jaya perlu melakukan analisis jaringan kerja. Untuk perencanaan yang lebih baik dibutuhkan suatu metode penjadwalan yang tidak hanya digunakan untuk perencanaan namun dapat juga dipakai untuk melihat kemajuan pengerjaan proyek. Untuk itu pelaksanaan proyek pembangunan tower XL perlu dianalisis dan dijadwalkan kegiatan dengan menggunakan alat bantu perangkat lunak penjadwalan.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas maka yang menjadi permasalahan adalah bagaimana menentukan kegiatan-kegiatan kritis untuk penjadwalan proyek pembangunan tower XL baru dan sejenis yang akan dibuat agar tidak terjadi keterlambatan dalam penyelesaiannya. Untuk itu maka diperlukan alat bantu perangkat lunak agar mudah menentukan kegiatan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Alat bantu yang digunakan adalah aplikasi software Microsoft Project 2010.
Melalui hasil laporan gant chart, network diagram, dan critical tasks dapat dilihat bahwa jalur kritis terdapat pada 16 kegiatan dengan nomor ID: 2, 3, 6, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 41, 49, 51, 56, 57, 65, 66. Dari hasil penelitian, waktu untuk menyelesaikan proyek pembangunan tower XL dengan menggunakan Microsoft Project 2010 diperoleh waktu 58 hari kerja yang dimulai pada hari senin, 1 Oktober 2012 dan berakhir pada 11 Desember 2012. Sedangkan waktu aktual penyelesaian proyek adalah 65 hari kerja yang dimulai dari hari Senin, tanggal 1 Oktober 2012 dan selesai pada hari Jumat, 11 Januari 2013. Jika dibandingkan maka penjadwalan dengan Microsoft Project 2010 lebih cepat 7 hari kerja.
Kata Kunci : gant chart, network diagram, critical task, Microsoft Project 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya sebuah proyek memiliki batas waktu (deadline), untuk itu
proyek harus diselesaikan tepat waktu atau sebelum batas yang telah ditentukan.
Demi kelancaran jalannya sebuah proyek harus mempunyai rencana pelaksanaan
yang tertentu dan sudah terjadwal kapan proyek harus dimulai dan kapan harus
diselesaikan. Keberhasilan pelaksanaan proyek yang tidak mengalami
keterlambatan dalam penyelesaiannya merupakan tujuan yang penting bagi pihak
pemilik proyek maupun kontraktor.
Konstruksi merupakan aktivitas unik yang tidak berulang, dimana proses
yang terjadi tidak dapat berulang pada proyek lainnya. Hal ini disebabkan oleh
kondisi suatu proyek konstruksi yang berbeda antara satu dengan lainnya,
misalnya keadaan lingkungan, letak geografis, dan cuaca merupakan faktor yang
turut mempengaruhi.
Demi kelancaran jalannnya sebuah proyek dibutuhkan manajemen yang
akan mengelola proyek dari awal hingga proyek selesai. Penjadwalan yang efektif
adalah kegiatan penjadwalan dengan urutan kerja yang logis sehingga membentuk
jadwal normal yang dapat meminimalisir peluang keterlambatan suatu proyek.
Tingkat kesulitan suatu proyek dapat mempengaruhi durasi penyelesaian
sehingga dibutuhkan proses perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian yang
harus dibuat untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Untuk membantu proses
penjadwalan tersebut maka diperlukan alat bantu yang dapat mengetahui kegiatan
mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu.
PT. Agung Pratama Jaya merupakan salah satu perusahanaan konstruksi,
pengembang dan kontraktor yang berpusat di Jakarta Utara. Dalam melaksanakan
proyek pembangunan tower XL yang beralamat di Jl. Pukat Banting I No. 1
Medan – Sumatera Utara perusahaaan melakukan perencanaan, penjadwalan,
pengendalian dan evaluasi proyek secara manual sehingga proyek yang dihasilkan
dapat selesai tetapi terjadi keterlambatan dalam penyelesaiannya dan tidak sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
Proyek pembangunan tower XL tersebut telah rampung dikerjakan pada
bulan Januari tahun 2013, namun pada pelaksanaan proyek ini terjadi
keterlambatan penyelesaian proyek secara keseluruhan yang disebabkan
perencanaan, pengendalian dan evaluasi perusahaan kurang efektif. Hal ini dapat
dilihat dari lamanya waktu penyelesaian proyek pembangunan, yaitu selama 65
hari kerja. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dievaluasi jenis kegiatan, urutan
kegiatan, dan durasi masing-masing kegiatannya.
Keterlambatan penyelesaian proyek akan berakibat pada terjadinya
penalty. Salah satu masalah yang menyebabkan terlambatnya penyelesaian
proyek adalah kurangnya pengawasan urutan pekerjaan-pekerjaan kritis yang
harus dikerjakan, seperti waktu delay yang terjadi tidak dimanfaatkan untuk
melakukan pekerjaan lainnya.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan analisis jaringan kerja. Dari
data-data proyek pembangunan tower XL rampung yang telah dianalisis ini
nantinya akan disusun penjadwalan baru dengan menggunakan alat bantu
perangkat lunak penjadwalan agar waktu penyelesaian proyek pembangunan
tower XL baru dan sejenis lainnya tidak mengalami keterlambatan dalam
penyelesaian pembangunannya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas maka yang menjadi
permasalahan adalah bagaimana menentukan kegiatan-kegiatan kritis untuk
penjadwalan proyek pembangunan tower XL baru dan sejenis yang akan dibuat
agar tidak terjadi keterlambatan dalam penyelesaiannya. Untuk itu maka
diperlukan alat bantu perangkat lunak agar mudah menentukan kegiatan mana
yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Alat bantu yang digunakan adalah aplikasi
software Microsoft Project 2010.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Menganilisis data keterkaitan kegitan proyek pembangunan tower XL yang
telah rampung.
2. Menyusun ulang data keterkaitan kegiatan proyek pembangunan tower XL
agar diperoleh penjadwalan baru untuk proyek berikutnya supaya tidak
mengalami keterlambatan pekerjaan.
3. Membandingkan waktu penyelesaian dan lintasan kritis antara data
keterlambatan proyek pembangunan tower XL yang telah rampung dengan
waktu penjadwalan penyelesaian proyek yang telah disusun ulang dengan
menggunakan Microsoft Project 2010.
4. Memproyeksikan keberhasilan tercapainya waktu penjadwalan penyelesaian
yang baru untuk proyek tower XL sejenis dimasa yang akan datang.
1.3.2. Manfaat Penelitian.
Adapun manfaat dari penelitian ini bagi pihak perusahaan, bagi peneliti,
dan bagi universitas adalah:
1. Bagi pihak perusahaan
a. Sebagai masukan dalam menganalisis jaringan kerja dalam sebuah proyek
pembangunan tower dengan menggunakan software.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan penentuan
durasi penyelesaian proyek pembangunan.
2. Bagi peneliti
a. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program S1 Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Industri di Universitas Sumatera Utara.
b. Menambah keterampilan dan pengalaman dalam memecahkan masalah
sebelum terjun ke dunia kerja.
3. Bagi Universitas
Literature yang dapat dijadikan tambahan referensi bagi semua pihak.
1.4. Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian
Agar penelitian ini dapat tercapai secara efektif, maka diperlukan
pembatasan masalah dan asumsi penelitian. Adapun batasan masalah dan asumsi
penelitian yang digunakan antara lain :
1. Proyek baru yang akan dilaksanakan dianggap dapat berjalan lancar tanpa
pengaruh dari faktor lingkungan, geografis, dan cuaca.
2. Manajemen biaya dan segala urusan perijinan untuk pembangunan tidak
menjadi kendala.
3. Kebutuhan material dan operator selama proyek pembangunan berjalan lancar.
4. Objek pembahasan adalah proyek pembangunan tower XL yang berlokasi di
Jl. Pukat Banting I No. 1 Medan.
5. Pengolahan data perencanaan dan pengendalian dilakukan berdasarkan
data-data dan dokumentasi perusahan.
6. Penjadwalan proyek ditujukan untuk pembangunan proyek tower XL baru
yang sejenis yang akan dibuat.
7. Kuisoner diajukan hanya kepada orang yang dianggap telah ahli dibidangnya,
dalam hal ini yang dimaksud adalah manager perusahaan.
8. Asumsi sumber daya tersedia dalam jumlah yang normal.
1.5. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana
Untuk memudahkan penelitian, pembahasan dan penelitian tugas akhir ini,
maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dengan sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan menguraikan mengenai latar belakang penelitian,
perumusan masalah yang terjadi, tujuan dan manfaat dilakukannya
penelitian, batasan masalah dan asumsi serta sistematika laporan.
BAB II Gambaran umum perusahaan memaparkan mengenai sejarah singkat
perusahaan tempat dilakukannya penelitian, profil perusahaan, visi dan
misi perusahaan, strategi bisnis perusahaan, kebijakan mutu, struktur
organisasi, dan uraian tugas dan tanggung jawab.
BAB III Tinjauan pustaka menguraikan teori-teori yang relevan dengan
pemecahan masalah atau pencapaian tujuan dari penelitian.
BAB IV Metodologi penelitian memaparkan tentang pelaksanaan penelitian
yang meliputi tempat dan waktu dilakukan penelitian, rancangan
penelitian, objek penelitian yang digunakan, variabel penelitian,
instrumen penelitian, pelaksanaan penelitian, pengolahan data serta
analisis data.
BAB V Pengumpulan dan pengolahan data memuat data-data hasil penelitian
yang diperoleh dari perusahaan sebagai bahan untuk melakukan
pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pemecahan
masalah.
BAB VI Analisis pemecahan masalah memuat pembahasan hasil dari
pengolahan data dan pemecahan masalah serta usulan perbaikan.
BAB VII Kesimpulan dan saran memuat hasil identifikasi permasalahan dan
saran-saran perbaikan yang bermanfaat bagi perusahaan yang terkait.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Gambaran Umum Perusahaan
Gambaran umum perusahaan akan menjelaskan tentang latar belakang
perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk dan jasa yang diperjualkan, struktur
organisasi perusahaan, serta uraian tugas dan tanggung jawab dari struktur
organisasi.
2.2. Profil Perusahaan
PT. Agung Pratama Jaya berdiri pada tanggal 11 Januari 2005. Bergerak
dibidang jasa industri infrastruktur dan telekomunikasi. Walaupun tergolong
perusahaan yang baru berdiri, perusahaan yang berlokasi di : Jl. Raya Pondok
Kelapa Blok A/12 No.11 Jakarta Timur sudah mampu masuk ke dalam persaingan
dalam bisnis konstruksi. Sejak awal berdiri sampai akhir Desember 2008, PT.
Agung Pratama Jaya sudah menangani ±414 project yang dibagi menjadi 3 tipe
project yaitu new site, co-location site, dan mengerjakan site acquisition.
Perusahaan berkedudukan di Jakarta Timur, didirikan dengan nama PT. Agung Pratama Jaya, sebuah perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan dan diatur menurut hukum Republik Indonesia berdasarkan Akta No.110, tanggal 11 Januari 2005 yang dibuat dihadapan Ingrid Lannywaty, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C-15509
HT.01.01.TH.2005 tanggal 21 Juni 2005. PT. Agung Pratama Jaya juga telah didaftarkan dalam Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dengan No.14325/ BH.09.04/VII/2010 tanggal 1 Juli 2010 serta Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)-Besar No. 04199/1.824.271 dengan NPWP 02.445.096.7-008.000.
2.3. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Visi perusahaan adalah:
To be recognized as a leading national company with offering world class
performance.
2. Misi
Sedangkan misi perusahaan adalah:
a. To satisfy the expectations of our customers, employees and society.
b. To strengthen our global competitiveness by continuosly improving our
performance to achieved target with safety, best quality and cost
effectiveness.
2.4. Strategi Bisnis Perusahaan
Sebagai sebuah perusahaan yang ingin mengembangkan bisnisnya, PT.
Agung Pratama Jaya memiliki strategi bisnis yang harus dicapai. Berikut ini
strategi bisnis dari PT. Agung Pratama Jaya:
1. Melakukan Transparansi Progress on Site dengan customer.
2. Membangun sistem informasi untuk meningkatkan proses bisnis.
2.5. Kebijakan Mutu dan Motto Perusahaan
PT. Agung Pratama Jaya memiliki suatu kebijakan dan motto yang
digunakan untuk kemajuan perusahaannya. Hal tersebut dapat memancarkan
karakter perusahaan dan memberikan arah untuk memberikan jasa yang
terpercaya untuk kepuasan pelanggannya.
1. Kebijakan Mutu
PT. Agung Pratama Jaya selalu mengutamakan:
a. Quality Is Our Priority
Kualitas merupakan salah satu kata yang dijaga agar selalu melekat pada
PT. Agung Pratama Jaya, baik dalam hasil pekerjaan pembangunan sampai
dengan jasa pelayanan terhadap customer, warga dan pemerintah setempat.
b. Our Focus Is Technology
PT. Agung Pratama Jaya sangat menyadari betul bahwa kualitas yang baik
tidak terlepas dari teknologi yang digunakan, maka dalam setiap proses
bisnisnya PT. Agung Pratama Jaya selalu berusaha untuk menerapkan
teknologi agar dapat mencapai kualitas pekerjaan yang diharapkan.
c. We Connect Everyone
Melalui pembangunan tower yang memfasilitasi operator selular
khususnya pengguna kartu XL maka PT. Agung Pratama Jaya ikut turut
serta untuk mengembangkan penyebaran informasi di Indonesia.
2. Motto perusahaan adalah “Technology in Your Hand”.
2.6. Jasa yang Dihasilkan dan Customer PT. Agung Pratama Jaya
PT. Agung Pratama Jaya memiliki fokus usaha pada jasa konstruksi Base
Transceiver Station mulai dari perencanaan, konstruksi, mekanikal, dan elektrikal
yang terdiri dari :
1. Konstruksi Base Transceiver Station Tower.
2. Pekerjaan Co-location Base Transceiver Station Tower.
3. Site Acquisition (SITAC).
4. Perbaikan dan Maintenance.
5. Instalasi radio
6. Telecommunications System (Outside Plant, Transmission)
7. Mechanical and Piping Installation
8. Buildings and Property
PT. Agung Pratama Jaya sampai saat ini hanya mempunyai satu customer
yaitu PT. XL Axiata yang biasa dikenal dengan nama Operator Selular XL.
2.7. Struktur Organisasi PT. Agung Pratama Jaya
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya membutuhkan
suatu struktur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk
mencapai tujuan tersebut pada umumnya sebuah perusahaan mempunyai struktur
organisasi. Untuk menjalin kerjasama yang baik antar bagian dalam perusahaan
perlu diketahui dengan jelas tugas dan tanggungjawab dari masing-masing bagian.
Dengan struktur organisasi yang baik tentunya akan mendukung kegiatan bisnis
perusahaan agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan karena
masing-masing bagian dapat dimintai pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatannya
sesuai dengan wewenang yang diberikan.
Stuktur organisasi pada setiap perusahaan berbeda-beda bergantung pada
budaya dan jenis industri dimana mereka berusaha. Fungsi atau kegunaan struktur
dalam sebuah organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung
jawab dan apa yang harus dipertanggung jawabkan
2. Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur
organsisasi mempermudah melakukan koordinasi hubungan karena adanya
keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.
3. Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi
sangat membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan
pengendalian, dan bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam
melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.
Berdasarkan pola hubungan kerja dan aktivitas, wewenang serta
tanggungjawab, maka bentuk organisasi pada PT. Agung Pratama jaya adalah
bentuk struktur organisasi lini dan staff seperti yang terlihat pada gambar 2.1. di
bawah ini.
2.8. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Berikut adalah uraian tugas dan tanggungjawab setiap bagian pada PT.
Agung Pratama Jaya:
1. Direktur Utama
Bertanggung jawab untuk menjaga roda bisnis perusahaan agar terus berjalan
dan tetap menghasilkan keuntungan. Merancang strategi bisnis agar
perusahaan dapat berkompetitisi dengan para kompetitor dan mengambil
keputusan yang krusial untuk masa depan perusahaan.
2. Direktur Marketing
Bertanggungjawab untuk mendapatkan order. Melakukan pendekatan dengan
kandidat pelanggan agar dapat menggunakan jasa perusahaan.
3. Direktur Keuangan
Bertanggungjawab terhadap pengelolaan kas perusahaan mulai dari
pengeluaran biaya sampai pemasukan.
4. Direktur Operasional
Bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan segala kegiatan bisnis agar
berjalan sesuai dengan perencanaan.
5. Konselor
Sebagai tempat diskusi bagi para karyawan khususnya dalam masalah yang
dihadapi didalam perusahaan dan masalah diluar perusahaan secara umumnya.
6. Technical Advisor
Bertanggungjawab untuk memberikan masukan kepada bagian operasional
tentang bagaimana proses perencanaan pembangunan tower sampai tower itu
dapat digunakan. Mempunyai otoritas untuk mengkritik direksi apabila terjadi
kekeliruan secara teknis dalam mengelola pengerjaan tower.
7. External and Government Relation
Mempunyai tanggungjawab dalam proses bisnis yang berhubungan dengan
pemerintah setempat dan juga warga yang ada disekitar project. Agar tidak
terjadi masalah pada saat pengerjaan tower.
8. Internal Audit
Bertanggungjawab penuh terhadap seluruh kegiatan bisnis perusahaan agar
berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Mempunyai otoritas
untuk mengkritisi sampai ke jajaran direksi.
9. Staff Information Technology
Bertanggungjawab terhadap dukungan sistem dan teknologi informasi pada
kegiatan bisnis perusahaan.
10.Staff Purchasing
Bertanggungjawab terhadap semua proses pembelian baik itu material untuk
konstruksi tower, asset tetap, alat tulis kantor, dll. Key Performance Indicator
untuk staff ini adalah mendapatkan barang dengan harga serendah mungkin
dengan kualitas barang yang sesuai standar.
BAB III
LANDASAN TEORI
2.1. Definisi Proyek1
Sebuah proyek merupakan suatu usaha/aktivitas yang kompleks, tidak
rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performansi yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sebuah proyek juga dapat
diartikan sebagai upaya atau aktivitas yang diorganisasikan untuk mencapai
tujuan, sasaan dan harapan-harapan penting dengan menggunakan anggaran dana
serta sumber daya yang tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu
tertentu.
Proyek selalu melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Senantiasa
dibutuhkan pemberdayaan sumber daya yang tersedia, yang diorganisasikan untuk
mencapai tujuan, sasaran, dan harapan penting tertentu.
Aktivitas/kegiatan-kegiatan pada proyek merupakan sebuah mata rantai, yang dimulai sejak
dituangkannya ide, direncanakan, kemudian dilaksanakan, sampai benar-benar
memberikan hasil yang sesuai dengan perencanaannya semula. Akhirnya kita
akan dapat melihat bahwa pelaksanaan proyek pada umumnya merupakan
rangkaian mekanisme tugas dan kegiatan yang kompleks, membentuk saling
ketergantungan, dan secara otomatis mengandung permasalahan sendiri.
Proyek merupakan aktivitas yang bersifat temporer. Selalu ada pembatasan
dalam pelaksanaanya dan juga skalanya tertentu pula. Dalam kehidupan
1
hari ada sekumpulan aktivitas yang mirip dengan proyek, tetapi diberi istilah
program. Bila dibandingkan dengan proyek, program mempunyai jangka waktu
yang lebih lama, lingkupnya lebih luas dan sumberdaya yang dibutuhkan juga
lebih banyak. Contohnya adalah program reboisasi nasional, program imunisasi
anak, program wajib belajar 9 tahun, program Inpres Desa Tertinggal (IDT),
program Keluarga Berencana, dan lain sebagainya.
Untuk membedakan proyek dengan program, maka berikut ini adalah
beberapa karakteristik yang dimiliki oleh proyek, yakni:
1. Memiliki sebuah tujuan tertentu.
2. Memiliki titik (saat) awal dan titik akhir tertentu.
3. Melibatkan beberapa departemen dan profesi.
4. Seringkali melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
5. Spesifikasi dalam waktu, biaya, dan syarat performansi.
2.2. Penyusunan Jaringan Kerja2 2.2.1. Jaringan kerja
Jaringan kerja adalah suatu alat yang digunakan untuk merencanakan,
menjadwalkan, dan mengawasi kemajuan dari suatu proyek. Jaringan
dikembangkan dari informasi yang diperoleh dari WBS dan gambar diagram alir
dari rencana kerja proyek. Jaringan menggambarkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kegiatan-kegiatan proyek yang harus dilaksanakan.
2. Urutan kegiatan yang logis.
2
3. Ketergantungan antar kegiatan.
4. Waktu kegiatan melalui lintasan kritis.
Jaringan adalah kerangka dari sistem informasi proyek yang akan
digunakan oleh manajer proyek dalam pengambilan keputusan dengan
memperhatikan waktu, biaya, dan performansi. Jaringan mudah dimengerti oleh
setiap individu karena jaringan berisi tampilan grafis dari aliran dan urutan tiap
pekerjaan. Pengembangan jaringan dapat dengan mudah dilakukan.
Sebagai contoh, jika material untuk suatu kegiatan tertunda, dampak
kejadian tersebut dapat dengan cepat ditaksir dan peninjauan kembali terhadap
proyek secara utuh hanya membutuhkan beberapa menit dengan menggunakan
komputer. Revisi ini dapat dikomunikasikan kepada seluruh partisipan proyek
dengan cepat (contoh: via e-mail atau website proyek).
Manfaat jaringan kerja adalah sebagai berikut:
1. Merupakan dasar dalam perhitungan penyelesaian waktu pelaksanaan proyek.
2. Merupakan dasar dalam penjadwalan tenaga kerja dan peralatan.
3. Alat komunikasi antara seluruh manajer dan kelompok.
4. Alat perhitungan waktu apabila terjadi penundaan proyek.
5. Dasar dalam menganggarkan cash flow dari suatu proyek.
6. Alat untuk mengidentifikasikan kegiatan yang 'kritis' sehingga tidak terjadi
keterlambatan dalam penyelesaian.
Jaringan kerja dikembangkan dari WBS. Jaringan kerja merupakan
visualisasi diagram alir dari urutan, hubungan-hubungan, dan ketergantungan dari
kegiatan merupakan elemen pada proyek yang menghabiskan waktu. Sebagai
contoh, bekerja atau menunggu.
Paket pekerjaan dari WBS digunakan untuk membangun kegiatan pada
jaringan kerja. Suatu kegiatan dapat meliputi satu atau lebih paket pekerjaan.
Kegiatan-kegiatan ditempatkan sesuai urutannya di dalam penyelesaian proyek.
Jaringan dibangun dengan menggunakan node (kotak) dan panah (garis). Node
menggambarkan suatu kegiatan, dan panah menunjukkan keterkaitan dan aliran
proyek.
Pengintegrasian antara paket kerja dan jaringan menghasilkan ketepatan
dalam penyelesaian proyek sesuai dengan waktu, biaya dan peformansi yang
diharapkan. Kegagalan di dalam pengintegrasian ini disebabkan oleh :
1. Penjelasan yang kurang baik mengenai paket kerja dan jaringan.
2. WBS yang dibangun kurang sesuai dan tidak berorientasi pada output.
Pengintegrasian WBS dan jaringan kerja menghasilkan manajemen proyek
yang efektif. Jaringan menyediakan jadwal proyek dengan mengidentifikasi
keterkaitan, urutan, dan waktu kegiatan. pada WBS, hal ini tidak dilakukan. Input
utama untuk mengernbangkan perencanaan jaringan kerja adalah paket kerja.
2.2.2. Pengertian Analisa Jaringan Kerja
Analisa jaringan kerja proyek (project network analys) adalah suatu sistem
kontrol proyek yang berisi kegiatan tunggal, kegiatan gabungan, kegiatan paralel,
dan lintasan kritis. Terdapat beberapa istilah yang digunakan dalam membangun
1. Kegiatan (Activity)
Untuk manajer proyek, suatu kegiatan merupakan elemen dari proyek yang
membutuhkan waktu pelaksanaan (duration). Juga didefinisikan sebagai hal
yang membutuhkan sejumlah sumber tenaga, equipment, material, biaya dan
sebagainya .
Kegiatan biasanya terdiri dari satu atau lebih tugas dari suatu paket kerja.
Deskripsi dari kegiatan seharusnya menggunakan format kata kerja/kata
benda: sebagai contoh, mengembangkan spesifikasi produk.
2. Kegiatan Memusat (Merge Activity)
Beberapa kegiatan yang berbeda lalu dilanjutkan dengan kegiatan yang sama
sehingga disebut kegiatan memusat (lebih dari satu kaitan aliran panah).
3. Kegiatan Paralel (Paralel activity)
lni adalah kegiatan yang dikerjakan pada waktu yang bersamaan.
4. Alur (Path)
Alur merupakan suatu urutan koneksi, kegiatan yang terkait.
5. Alur kritis (Critical Path)
lni berarti alur terpanjang yang terdapat pada jaringan. Jika terdapat suatu
kegiatan yang tertunda (delay) pada alur, maka prolek juga akan tertunda pada
waktu yang sarna.
6. Kejadian (Even)
lstilah ini berupa suatu titik dan digunakan ketika sebuah kegiatan dimulai
7. Kegiatan Memencar (Burst Activity)
Kegiatan ini memiliki lebih dari satu kegiatan yang secara bersamaan
mengikutinya (lebih dari satu panah yang terkait mengikutinya).
2.2.3. Tujuan Analisa Jaringan Kerja
Analisa jaringan kerja berguna dalam mengkoordinir semua unsur proyek
ke dalam suatu rencana utama (master plan) dengan menerapkan suatu metode
kerja untuk rnelengkapi proyek sehingga diperoleh:
1. Waktu terbaik untuk pelaksanaan kegiatan (best time).
2. Pengurangan/penekanan ongkos/biaya (least cost).
3. Pengurangan risiko (least risk).
4. Mempelajari altenatif-altenatif yang terdapat di dalam dan di luar proyek.
5. Untuk mendapatkan atau rnengembangkan jadwal (schedule) yang optimum.
6. Penggunaan sumber+umber (resources) secara efektif dan efisien.
7. Alat komunikasi antar pimpinan.
8. Pengawasan pembangunan proyek.
9. Memudahkan revisi atau perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi.
2.2.4. Teknik-teknik Analisa Jaringan kerja
Teknik-teknik ini umumnya bertujuan menguraikan dan menentukan
hubungan-hubungan antara berbagai kegiatan dan berbagai penafsiran waktu yang
perencanaan dan pengendalian proyek dikenal berbagai teknik jaringan kerja
tertentu. Sebagai contohnya adalah:
1. P.E.R.T. (Program Evaluation and Review Technic)
Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk (semaksimal
mungkin) mengurangi adanya penundaan kegiatan (proyek, produksi, dan
teknik) maupun rintangan dan perbedaan perbedaan; mengkoordinasikan dan
menyelaraskan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan pekerjaan; dan
mempercepat selesainya proyek-proyek. Teknik ini merupakan suatu metode
untuk menentukan jadwal dan anggaran dari sumber-sumber, sehingga suatu
pekerjaan tertentu dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dasar pendekatan PERT, meliputi:
1. Mengadakan seleksi berdasarkan spesifikasi dan identifikasi kejadian
(event)
2. Rangkaian kejadian dan penetapan saling ketergantungan antara
masing-masing kejadian sehingga jaringan kerja provek dapat dikembangkan.
3. Estimasi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai (terciptanya) suatu event,
diperhitungkan bersama dengan waktu ketidakpastian.
4. Merencanakan suatu analisa dan penilaian untuk mengolah data.
5. Menetapkan saluran informasi untuk mendapatkan data aktual dan data
penyimpangan sebagai bahan penilaian.
6. Penggunaan peralatan elektrik untuk menganalisanya.
Metode ini sangat bermanfaat dalam perencanaan dan pelaksanaan
pengawasan pembangunan suatu proyek. Banyak masalah yang dapat diatasi
dengan penggunaan metode lintasan kritis, sehingga sistem ini merupakan
metode yang paling banyak dipergunakan di antara semua sistem yang
memakai prinsip pembentukan jaringan.
Dengan teknik CPM penyusunan jaringan kerja diidentifikasikan ke arah
kegiatan serta menggunakan simple time estimates sebagai waktu pelaksanaan.
Para pemakai teknik CPM dianggap mempunyai dasar yang lebih kuat sebagai
landasan untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan
setiap kegiatan. Di samping itu di dalam proses perencanaan dan pengawasan
dengan sistem ini turut diperhitungkan dan dimasukkan konsep biaya yang
lebih mendetail sehingga memungkinkan pelaksanaan pembangunan proyek
lebih singkat dan ekonomis.
2.3. Penjadwalan Proyek3
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan, yang
dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam
hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta
rencana durasi proyek dan progres waktu untuk penyelesaian proyek. Dalam
proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat
lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk melaksanakan
masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga
3
tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang
ada.
Selama proses pengendalian proyek, penjadwalan mengikuti
perkembangan proyek dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring serta
updating selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang paling realitis
agar alokasi sumber daya dan penetapan durasi sesuai dengan sasaran dan tujuan
proyek.
Secara umum penjadwalan mempunyai manfaat seperti berikut:
1. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan/kegiatan mengenai batas-batas
waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas.
2. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan
realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu.
3. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.
4. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan proyek
dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan.
5. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
6. Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek.
Kompleksitas penjadwalan proyek sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut:
1. Sasaran dan tujuan proyek.
2. Keterkaitan dengan proyek lain agar terintegrasi dengan master schedule.
3. Dana yang diperlukan dan dana yang tersedia.
5. Waktu yang diperlukan, waktu yang tersedia, serta perkiraan waktu yang
hilang dan hari-hari libur.
6. Kerja lembur dan pembagian shift kerja untuk mempercepat proyek.
7. Sumber daya yang diperlukan dan sumber daya yang tersedia.
8. Keahlian tenaga kerja dan kecepatan mengerjakan tugas.
Makin besar skala proyek, semakin kompleks pengelolaan penjadwalan
karena dana yang dikelola sangat besar, kebutuhan dan penyediaan sumber daya
juga besar, kegiatan yang dilakukan sangat beragam serta durasi proyek menjadi
sangat panjang. Oleh karena itu, agar penjadwalan dapat diimplementasikan,
digunakan cara-cara atau metode teknis. Kemampuan scheduler yang memadai
dan bantuan software komputer untuk penjadwalan dapat membantu memberikan
hasil yang optimal.
2.4. Metode Penjadwalan Proyek4 2.4.1. Waktu dan Durasi Kegiatan
Dalam konteks penjadwalan, terdapat dua perbedaan, yaitu waktu (time)
dan kurun waktu (duration). Bila waktu menyatakan siang/malam, sedangkan
kurun waktu atau durasi menunjukkan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam
melakukan suatu kegiatan, seperti lamanya waktu kerja dalam satu hari adalah 8
jam. Menentukan durasi suatu kegiatan biasanya dilandasi volume pekerjaan dan
produktivitas crew/kelompok pekerja dalam menyelesaikan suatu kegiatan yang
telah dilakukan sebelumnya atau database perusahaan. Sebagai contoh,
4
kemampuan crew menyelesaikan pekerjaan dinding bata rata-rata 10m2hari, maka
produktivitas crew tersebut adalah 10m2hari, sedangkan volume pekerjaan dinding
bata adalah 240m2
Durasi pekerjaan dinding bata = volume pekerjaan/produktivitas crew , maka:
= 240 m2/10m2
= 24 hari
/hari
Bila produktivitas crew untuk pekerjaan galian tanah rata-rata adalah 3m3/jam,
sedangkan volume pekerjaan adalah 500m3
maka durasi pekerjaan galian tanah = volume pekerjaan/produktivitas crew ,
= 500m3/3m3
Bila 1 haari = 8 jam kerja = 166.67 jam/8 jam/hari
/jam = 166.67 jam
= 20.83 hari ≈ 21 hari
2.4.2. Bagan Balok atau Barchart
Barchart ditemukan oleh Gantt dan Fredick W. Taylor dalam bentuk
bagan balok, dengan panjang balok sebagai representasi dari durasi setiap
kegiatan. Format bagan baloknya informatif, mudah dibaca dan efektif untuk
komunikasi serta dapat dibuat dengan mudah dan sederhana.
Bagan balok terdiri atas sumbu y yang menyatakan kegiatan atau paket
kerja dari lingkup proyek, sedangkan sumbu x menyatakan satuan waktu dalam
hari, minggu, atau bulan sebagai durasinya.
Pada bagan ini juga dapat ditentukan milestone/baseline sebagai bagian
keseluruhan. Untuk proses updating, bagan balok dapat diperpendek atau
diperpanjang dengan memperhatikan total floatnya, yang menunjukkan bahwa
durasi kegiatan akan bertambah atau berkurangnya sesuai kebutuhan dalam proses
perbaikan jadwal.
Penyajian informasi bagan balok agak terbatas, misal hubungan antar
kegiatan tidak jelas dan lintasan kritis kegiatan proyek tidak dapat diketahui.
Karena urutan kegiatan kurang terinci, maka bila terjadi keterlambatan proyek,
prioritas kegiatan yang akan dikoreksi menjadi sukar untuk dilakukan.
2.4.3. Metode Penjadwalan Linier (Diagram Vektor)
Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan jumlah
kegiatan relatif sedikit dan banyak digunakan unruk penjadwalan dengan kegiatan
yang berulang seperti pada proyek kostruksi jalan raya, runway, bandar udara,
terowongan/tunnel atau proyek industri manufaktur. Metode ini sangat
memuaskan untuk diterapkan pada proyek-proyek tersebut karena menggunakan
sumber daya manusia yang relatif lebih kecil dan variasi keterampilan pada suatu
pekerjaan/kegiatan tidak sebanyak pada proyek yang lain.
Metode ini juga cukup efektif unruk digunakan pada proyek bangunan
gedung bertingkat dengan keragaman masing-masing tingkat bangunan relatif
sama. Pada proyek yang cukup besar, metode ini membantu memonitor progres
beberapa kegiatan tertentu yang berada dalam suatu penjadwalan keseluruhan
network, karena metode penjadwalan linier dapat memberikan informasi tentang
kemajuan proyek yang tidak dapat ditampilkan oleh metode network.
Gambar 3.1. Penjadwalan Metode Linier Proyek Konstruksi Jalan Raya
2.4.4. Metode Penjadwalan Network Planning
Network Planning diperkenalkan pada tahun 50-an oleh tim perusahaan
Du-Pont dan Rand Corporation untuk mengembangkan sistem kontrol
manajemen. Metode ini dikembangkan untuk mengendalikan sejumlah besar
kegiatan yang memiliki ketergantungan yang komplels. Metode ini relatif lebih
sulit, hubungan antarkegiatan jelas, dan dapat memperlihatkan kegiatan kritis.
Dari informasi network planning-lah monitoring serta tindakan koreksi kemudian
dapat dilakukan, yakni dengan memperbarui jadwal. Akan tetapi, metode ini perlu
dikombinasikan dengan metode lainnya agar lebif informatif.
Tahapan Penyusunan Network Scheduling:
1. Menginventarisasi kegiatan-kegiatan dari paket WBS berdasar item pekerjaan,
2. Memperkirakan durasi setiap kegiatan dengan mempertimbangkan jenis
pekerjaan, volume pekerjaan, jumlah sumber daya, lingkungan kerja, serta
produktivitas pekerja.
3. Penentuan logika ketergantungan antar kegiatan dilakukan dengan tiga
kemungkinan hubungan, yaitu kegiatan yang mendahului (predecessor),
kegiatan yang didahului (successor), serta bebas.
4. Perhitungan analisis waktu serta alokasi sumber daya, dilakukan setelah
langkah-langkah di atas dilakukan dengan akurat dan teliti.
Manfaat Penerapan Network Scheduling:
1. Penggambaran logika hubungan antarkegiatan, membuat Perencanaan proyek
menjadi lebih rinci dan detail.
2. Dengan memperhitungkan dan mengetahui waktu terjadinya setiap kejadian
yang ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan, kesukaran-kesukaran yang
bakal timbul dapat diketahui jauh sebelum terjadi sehingga tindakan
pencegahan yang diperlukan dapat dilakukan.
3. Dalam networkplanning dapat terlihat jelas waktu penyelesaian yang dapat
ditunda atau harus disegerakan.
4. Membantu mengomunikasikan hasil networkyang ditampilkan.
5. Memungkinkan dicapainya hasil proyek yang lebih ekonomis dari segi biaya
langsung (direct cost) serta penggunaan sumber daya.
6. Berguna untuk menyelesaikan klaim yang diakibatkan oleh keterlambatan
dalam menentukan pembayaran kemajuan pekerjaan, menganalisis cashllow,
7. Menyediakan kemampuan analisis untuk mencoba mengubah sebagian dari
proses, lalu mengamati efek terhadap proyek secara keseluruhan.
8. Terdiri atas metode Activity On Arrow dan Activity On Node (Precedence
Diagram Method).
2.4.5. Activity On Arrow Diagram (AOA)
Gambar 3.2 Diagram A0A
Metode ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Diagram Network dibuat dengan menggunakan anak panah untuk
menggambarkan kegiatan dan node-nya menggambarkan peristiwanya/event.
Node pada permulaan anak panah ditentukan sebagai I-Node, sedangkan pada
akhir anak panah ditentukan sebagai J-Node, hubungan keterkaitannya adalah
Finish -Start.
2. Menggunakan perhitungan maju (forward pass) untuk memperoleh waktu
mulai paling awal (EETi= Earliest Event Time node i) pada I-Node dan waktu
mulai paling awal (EETj = Earliest Event Time node j) pada J-Node dari
seluruh kegiatan, dengan mengambil nilai maksimumnya, begitu juga dengan
nilai seperti di bawah ini.
a. ES (Earliest Start): Saat paling cepat untuk mulai kegiatan.
3. Menggunakan perhitungan mundur (backwardpass) untuk memperoleh waktu
selesai paling lambat (LETi = Latest Event Time node i) pada I-Node dan
waktu selesai paling lambat (LETj = Latest Event Time node J) pada J-Node
dari seluruh kegiaran, dengan mengambil nilai minimumnya, begitu juga
dengan nilai seperti di bawah ini.
a. LF (Latest.Finish): Saat paling lambar untuk akhir kegiatan
b. LS (Latest Start): Saar paling lambat untuk mulai kegiatan
4. Di antara 2 peristiwa tidak boleh ada dalam 2 kegiatan, sehingga untuk
menghindarinya digunakan kegiatan semu atau dummy yang tidak
mempunyai durasi.
5. Menggunakan CPM (critical Path Method) atau metode lintasan kritis, di
mana pendekatan yang dilakukan hanya menggunakan satu jenis durasi pada
kegiatannya. Lintasan kritis adalah lintasan dengan kumpulan kegiatan yang
mempunyai durasi terpanjang yang dapat diketahui bila kegiatannya
mempunyai Total Float, TF = 0.
6. Float batas toleransi keterlambatan suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan
untuk optimasi waktu dan alokasi sumber daya.
Jenis-jenis Float adalah:
1. TF (Total Float)
• Waktu tenggang maksimum di mana suatu kegiatan boleh terlambat tanpa
menunda waktu penyelesaian proyek.
• Berguna untuk menentukan lintasan kritis untuk mempercepat durasi
• TFij = LETj- EETi - Durasij
= LF - EF = LS -ES (Activity Oriented) ; (Event Oriented)
2. FF (Free Float):
• Waktu tenggang yang diperoleh dari saat paling awal peristiwa j dan saat
paling awal peristiwa i dengan selesainya kegiatan tersebut.
• Berguna untuk alokasi sumber daya dan waktu dengan memindahkannya
ke kegiatan lain.
• FFij = EETj - EETi - Durasi
3. IF (Independent Float):
ij
• Waktu tenggang yang diperoleh dari saat paling awal peristiwa j dan saat
paling lambat peristiwa j dengan selesainya kegiatan tersebut
• IFij = EETj - LETi - Durasiij
Gambar 3.3. Variasi float dari Suatu Kegiatan X
Dari kegiatan X seperti Gambar 3.3 di atas, dapat disimpulkan bahwa,
• Free FIoat, FF = EETj – EETi – Durasi = 19 - 7 - 7 = 5hari
• Independent FIoat, IF = EETj - LETi - Durasi = 19 - 10 - 7 = 2hari
Dibawah ini diberikan contoh network AOA serra tabel perhitungannya
Gambar 3.4. Diagram AOA dengan Metode CPM
Gambar 3.4 menjelaskan contoh Activity On Arrow Diagram dengan
metode CPM, dimana kegiatannya ada pada anak panah disertai dengan jumlah
durasi masing-masing kegiatan. Hasil perhitungan arah maju (forward pass) untuk
mendapatkgn nilai ES dan EF serta arah mundur (backward pass) untuk
menddpatkan nilai LF dan LS, diperlihatkan pada Tabel 3.3. Pada node yang
menunjukkan nomor event i, EETi menunjukkan nilai ES, sedangkan pada nomor
event j, LETj menunjukkan nilai LF. Nilai EF = ES + durasi kegiatan dan nilai LS
= LF - durasi kegiatan.
1. Perhitungan forward pass (arah maju) pada peristiwa dan kegiatan
a. Pada peristiwa/event No.2
b. Pada peristiwa/event No. 3, terdapat 2 kegiatan yang mendahului A dan D,
dipilih nilai yang maksimum yaitu D.
EET3 = EET2 + durasiD
c. Pada kegiatan A
= 5 + 6 = 1l hari
ESA =EET1 =0 EFA = ESA + durasiA
d. Pada kegiatan H, terdapat 2 kegiatan yang mendahului C dan E, dipilih
nilai yang maksimum yaitu E
= 0 + 4 = 4 hari
Perhitungan di atas dilanjutkan untuk semua peristiwa dan kegiatan.
2. Perhitungan backrward pass (arah mundur) pada peristiwa dan kegiatan.
a. Pada peristiwa/event No.2, terdapat 3 kegiatan yang mengikuti D, E dan G,
dipilih nilai yang minimum yaitu G
LET2 = LET5 - durqsiG = 1l – 6 = 5 hari, dimana LET5
b. Pada peristiwa/event No. 3
= 1 hari
Tabel 3.1. Hasil Perhitungan Diagram AOA
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa:
• Lintasan kritisnya adalah lintasan dengan durasi terpanjang dan kegiatannya
mempunyai total float = 0, yaitu B - G - I
• Durasi terpanjang ada pada lintasan B - G - I, yakni 15 hari
2.4.6. Activity On Node Diagram/Precedence Diagram Method (PDM)
Gambar 3.5. Bentuk Diagram AON/PDM
Metode ini sering digunakan pada software komputer dan mempunyai
1. Pembuatan diagram network dengan menggunakan simpul/node untuk
menggambarkan kegiatan.
2. Float, waktu tenggang maksimum dari suatu kegiatan
• Total Float, adalah float pada kegiatan: LF – ES – Durasi
• Relation Float (RF), float pada hubungan keterkaitan:
FS, RF = LSj – Efi – Lead, SS, RF= LSj – Esi – Lag
FF, RF = LFj – Efi – Lead, SF, RF= LFj – Esi – Lag
3. Lag, jumlah waktu tunggu dari suatu priode kegiatan j terhadap kegiatan i
telah dimulai, pada hubungan SS dan SF.
4. Lead, jumlah waktu yang mendahuluinya dari suatu periode kegiatan j
sesudah kegiatan i belum selesai, pada hubungan FS dan FF.
5. Dangling, keadaan di mana terdapat beberapa kegiatan yang tidak mempunyai
kegiatan pendahulu (predecessor) atau kegiatan yang mengikuti (successor).
Agar hubungan kegiatan tersebut tetap terikat oleh satu kegiatan, dibuatkan
dummy finish dan dummy start.
2.4.7. Hubungan Keterkaitan Antarkegiatan PDM
FS (Finish to start): Mulainya suatu kegiatan bergantung pada selesainya
kegiatan pendahulunya, dengan waktu mendahului lead.
SS (Start to Start): Mulainya suatu kegiatan bergantung pada mulainya kegiatan
pendahulunya, dengan waktu tunggu lag.
Gambar 3.7. Hubungan Keterkaitan Diagram SS (Start to Start):
FF (Finish to Finish): Selesainya suatu kegiatan bergantung pada selesai kegiatan
pendahulunya, dengan waktu mendahului Iead.
Gambar 3.8. Hubungan Keterkaitan Diagram FF (Finish to Finish)
SF (Start to Finish): Selesainya suatu kegiatan bergantung pada mulainya
kegiatan pendahulunya, dengan waktu tunggu lag.
Dari hasil uraian-uraian di atas, diberikan contoh penjadwalan metode
PDM dengan data-data analisisnya, diagram PDM serta hasil kesimpulannya,
seperti di bawah ini.
Tabel 3.2. Data Analisis Network Planning untuk PDM
Kode Kegiatan Durasi (Hari) Predecessor Jenis Keterkaitan
A 5 - -
Data-data di atas kemudian diselesaikan dengan langkah-langkah seperti
berikut:
Langkah pertama adalah membuat diagram precedence untuk masing-masing
kegiatan, dengan menampilkan data kegiatan, durasi dan hubungan keterkaitan
antar kegiatan. Kemudian melakukan perhitungan maju (forward pass) sehingga
didapat ES dan EF dari nilai yang paling maksimum. Selanjutnya dilakukan
perhitungan mundur (backward pass) sehingga didapat nilai LS dan LF dari nilai
yang paling minimum. Bila beberapa kegiatan tidak mempunyai predecessor dan
Gambar 3.10. Contoh Metode Network Planning untuk PDM
1. Perhitungan forward pass (arah maju) pada Kegiatan/Node
a. Task B
ESB = EFA = 5 hari EFB = ESB + durE
b. Task E, terdapat 2 kegiatan yang mendahului B dan C, dipilih nilai
maksimum yaitu B.
= 5 + 6 = 11 hari
ESE = EFB = 1l hari EFE = ESE + durE
c. Task F
= 11 + 4 = 15 hari
ESF = ESC + Lag = 0 + 1 = l hari, EFF = ESF + durF
d. Task H
ESH = EFD – Lead = 16 – 3 = 13 hari, EFH = ESH + durH
Perhitungan di atas dilanjutkan untuk semua kegiatan
= 13 + 5 = 18
hari
2. Perhitungan backward pass (arah mundur) pada Kegiatan/Node
a. Task B, terdapat 2 kegiatan yang mengikuti D dan E, dipilih nilai yang
minimum yaitu D.
LFB = LSD = ll hari LSB = LFB – durB
b. Task E
= 11 – 6 = 5 hari
LFE=LSG = 18 hari LSE = LFE – durE
c. Task C, terdapat 2 kegiatan yamg mengikuti E dan F, dipilih nilai yang
minimum yaitu E.
e. Total Float kegiatan A = LF
= 16 – 5 = 11
hari
A – ESA – DurasiA
f. Total Float kegiatan C = LF
= 5 - 0 – 5 = 0 hari
C – ESC – DurasiC
g. Total Float kegiatan E = LF
= 14 -0 – 4 = 10 hari
E – ESE – DurasiE
Perhitungan di atas dilanjutkan untuk semua kegiatan
= 18 - ll – 4 = 3 hari
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa:
• Kegiatan kritisnya pada total floatnya, TF = 0 dengan durasi proyek
terpanjang, adalah pada A – B – D – H – G.
• Durasi proyek pada lintasan tersebut di atas adalah 19 hari
2.5. Jenis Evaluasi Kerja Proyek.
Berdasarkan jenis pembagiannya dan waktu pelaksanaannya, evaluasi
proyek dapat dibagi menjadi 2 bagian :
1. Evaluasi summatif, merupakan evaluasi yang dilakukan pada saat proyek telah
dinyatakan selesai atau rampung. Evaluasi summatif bermanfaat untuk
merumuskan kebijakan dan perencanaan proyek berikutnya dimasa yang akan
datang agar dapat berjalan lebih baik lagi dengan acuan proyek sebelumnya.
2. Evaluasi Formatif, merupakan evaluasi yang dilakukan pada saat proyek
sedang dilaksanakan. Evaluasi ini bertujuan untuk keperluan penyesuaian dan
perencanaan ulang atas proyek yang sedang berjalan
Perencanaan evaluasi dilaksanakan melalui langkah-langkah pokok
sebagai berikut :
1. Menentukan keputusan-keputusan proyek dan para pembuatnya
3. Menyusun kuisoner yang harus dijawab oleh hasil evaluasi
4. Memilih indikator dan asumsi utama
5. Menentukan unsur data khusus yang diperlukan
6. Menetapkan metode pengumpulan data
7. Menyusun rencana analisa data
8. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjutnya
2.6. Metode Jalur Kritis
Dalam perencanaan suatu proyek, perlu ditentukan penjadwalan
(scheduling). Penjadwalan merupakan sesuatu yang sangat penting, sebab akan
berdampak pada penentuan waktu penyelesaian suatu proyek, kebutuhan tenaga
kerja, alat dan peralatan, serta biaya pelaksanaan proyek tersebut. Penjadwalan
yang baik adalah yang tidak menghasilkan waktu terlalu lambat atau terlalu cepat,
dengan kata lain jadwal harus sedemikian rupa sehingga sesuai dengan yang
semestinya atau selayaknya. Misalkan suatu proyek dengan berbagai
pertimbangan terhadap faktor-faktor tertentu, selayaknya dikerjakan selesai dalam
waktu 4 bulan, maka apabila jadwal penyelesaian proyek tersebut direncanakan 6
bulan, ini artinya jauh lebih lama dari yang semestinya, atau sebaliknya
dijadwalkan dengan waktu penyelesaian 2 bulan yaitu jauh lebih cepat dari yang
semestinya, maka keduanya bukanlah jadwal penyelesaian proyek yang baik.
Jadwal yang baik adalah direncanakan sesuai dengan waktu yang semestinya yaitu
4 bulan.
Salah satu alat bantu yang dapat digunakan manajemen dalam menentukan
method). Metode ini membantu dalam merencanakan jadwal optimal untuk
mengerjakan dan penyelesaian suatu proyek tertentu. Disebut metode jalur kritis
dikarenakan dengan metode ini dapat ditentukan jalur kritis yang menunjukkan
berbagai aktivitas atau kegiatan dalam jalur tersebut tidak boleh mengalami
keterlambatan atau bahkan kecepatan dalam penyelesaianny, sebab akan
mempenyaruhi penentuan waktu penyelesaian suatu proyek. Ini artinya jika suatu
aktivitas A merupakan aktivitas kritis, maka pengerjaan aktivitas A harus tepat
waktu. Keterlambatan pengerjaan aktivitas A dapat memperlambat waktu
penyelesaian proyek secara keseluruhan apabila berbagai aktivitas lain dianggap
tepat. Demikian sebaliknya, apabila aktivitas A dikerjakan lebih cepat dari yang
semestinya maka waktu penyelesaian proyek juga akan berpengaruh.
2.7. Alat Bantu Software
Microsoft Project adalah salah satu perangkat lunak yang disediakan
dalam Microsoft Office yang merupakan software administrasi proyek yang
digunakan untuk melakukan perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan
pelaporan data dari suatu proyek. Kemudahan penggunaan dan keleluasaan
lembar kerja serta cakupan unsur-unsur proyek menjadikan software ini sangat
mendukung proses administrasi sebuah proyek (Madcoms, 2008).
Menurut Trihendradi (2008) Microsoft Project menduduki peringkat
pertama sebagai alat bantu pendukung manajemen proyek karena
mengimplikasikan keandalan software aplikasi tersebut. Microsoft Project
banyak berperan atau bahkan tidak berperan sama sekali pada beberapa fase
proyek (fase perlingkupan, fase pengarahan dan fase penutupan) sehingga
pemakaian software ini hanya sangat berguna dalam perencanaan.
Menurut Trihendradi (2003:3), dalam buku yang berjudul “Microsoft
Project 2003 Langkah Cerdas Merencanakan Menjadwalkan dan Mengontrol
Proyek” berdasarkan survei dengan judul Tools of the trade: A Survey of project
Management yang dipublikasikan Project Management Journal tahun 1998,
terpilih 10 top alat bantu pendukung manajemen proyek. Sepuluh alat bantu
tersebut adalah
1. Microsoft Project,
2. Primavera Project Planner,
3. Microsoft Excel,
4. Project Workbench,
5. Time Line,
6. Primavera Sure Trak,
7. CA Super Project,
8. Project Scheduler,
9. Artimes Prestige, dan
10. Fastract.
Dari kesepuluh software pendukung tersebut, peneliti mencoba
menggunakan Microsoft Project 2010 sebagai alat bantu untuk menentukan waktu