• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Jaringan Kerja Proyek Pembangunan Tower XL Pukat Banting 3G Dengan Menggunakan Microsoft Project 2010 di PT. Agung Pratama Jaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Jaringan Kerja Proyek Pembangunan Tower XL Pukat Banting 3G Dengan Menggunakan Microsoft Project 2010 di PT. Agung Pratama Jaya"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

Photo Dokumentasi Tower XL Site Pukat Banting I Medan

(2)
(3)

KUISIONER TERBUKA

PROYEK PEMBANGUNAN TOWER XL

Nama : Jimmi Freddy Purba

Umur : 30 Tahun

Pekerjaan/jabatan : Site Manager PT. Agung Pratama Jaya Jenis Kelamin : Laki-laki

Untuk membuat penjadwalan baru pada pengerjaan proyek pembangunan tower XL agar tidak lagi mengalami keterlambatan dalam proses penyelesaiannya. Untuk pengisian:

Isilah titik-titik pertanyaan di bawah ini!

1. Apakah dalam pengerjaan proyek pembangunan tower XL pernah mengalami keterlambatan dalam penyelesaiannnya?

Sebutkan alasannya!

Pernah

Karena faktor keterlambatan material, peralatan, cuaca, lingkungan, pengawasan, kurangnya pengalaman, jumlah tenaga kerja, dana yang tidak memadai, urutan perencanaan pekerjaan yang tidak tepat, dll

2. Apakah dalam pengerjaan proyek pembangunan tower XL yang berlokasi di Jalan Pukat banting I No. 1 Medan mengalami keterlambatan penyelesaian? Sebutkan faktor-faktor penyebab keterlambatan pada proyek tersebut!

Ya

Faktor cuaca, lingkungan, urutan pekerjaan yang tidak tepat dan perencanaan yang buruk.

3. Apakah urutan kegiatan pekerjaan pada proyek pembangunan tower XL dapat diubah untuk mempersingkat proses pekerjaan?

Sebutkan alasannya!

Dapat,

Apabila salah satu item pekerjaan itu menunggu untuk proses pekerjaan selanjutnya alangkah sebaiknya dapat melakukan item pekerjaan lainnya untuk mengurangi waktu yang tidak terpakai.

(4)

4. Dari keseluruhan kegiatan pekerjaan di bawah ini, kegiatan apa saja yang dapat diubah untuk mempersingkat waktu penyelesaian pekerjaan pada proyek pembangunan tower XL tersebut?

NO KEGIATAN KETERANGAN

1 I. WORK PREPARATION

2 Site Clearing Dikerjakan bersamaan dengan id no. 3 3 Topographical survey Dikerjakan bersamaan dengan id no. 2 4 Site Lay-Out set based on site condition Dikerjakan bersamaan dengan id no. 6 5 II. RBS FOUNDATION

6 Material on site Dikerjakan bersamaan dengan id no. 4 7 Bowplank Dikerjakan bersamaan dengan id no. 8,9,10,23,24 8 Anchor dengan Hilti Dikerjakan bersamaan dengan id no. 7,9,10,23,24 9 Pembesian Dikerjakan bersamaan dengan id no. 7,8,10,23,24 10 Mal/Bakesting Dikerjakan bersamaan dengan id no. 7,8,9,23,24 11 Pengecoran Sesuai dengan urutan pekerjaan 12 Finishing Dikerjakan bersamaan dengan id no. 35,36,37,38 13 Drying Pekerjaan idle

14 Pengecatan Sesuai dengan urutan pekerjaan 15 Pemasangan busbar Dikerjakan bersamaan dengan id no. 47 16 III. POLE FOUNDATION

17 Material on site Sesuai dengan urutan pekerjaan 18 Bowplank Dikerjakan bersamaan dengan id no. 19 19 Anchor dengan Hilti Dikerjakan bersamaan dengan id no.18 20 Pengeboran H-Beam Sesuai dengan urutan pekerjaan 21 Pemasangan H-beam Dikerjakan bersamaan dengan id no. 22 22 Pemasangan Pole 9 meter Dikerjakan bersamaan dengan id no. 21 23 Pengecatan Dikerjakan bersamaan dengan id no. 7,8,9,10.24 24 Pemasangan busbar Dikerjakan bersamaan dengan id no. 7,8,9,10,23 25 IV. PEMASANGAN TRY

26 Material on site Dikerjakan bersamaan dengan id no. 13 27 Bowplank Dikerjakan bersamaan dengan id no. 13,28 28 Pembuatan dudukan trey Dikerjakan bersamaan dengan id no. 13,27 29 Pemasangan trey Dikerjakan bersamaan dengan id no. 13 30 V. INSTALL MOUNTING

31 Near - End Dikerjakan bersamaan dengan id no. 32 32 Far - End Dikerjakan bersamaan dengan id no. 31

(5)

NO KEGIATAN KETERANGAN

33 VI. GROUNDING

34 Material on site Sesuai dengan urutan pekerjaan 35 Pemilihan lokasi titik Dikerjakan bersamaan dengan id no. 12,36,37,38 36 Galian Bak Kontrol Dikerjakan bersamaan dengan id no. 12,35,37,38 37 Penggalian jalur kabel BC70 Dikerjakan bersamaan dengan id no. 12,35,36,38 38 Galian As Tembaga Dikerjakan bersamaan dengan id no. 12,35,36,37 39 Penancapan as tembaga sektor 1 Dikerjakan bersamaan dengan id no. 40 40 Penancapan as tembaga sektor 2 Dikerjakan bersamaan dengan id no. 39 41 Pemasangan kabel AAAC Sesuai dengan urutan pekerjaan 42 Pemasangan kabel grounding Sesuai dengan urutan pekerjaan 43 Mal/Bakesting Sesuai dengan urutan pekerjaan 44 Pembetonan Selesai bersamaan dengan id no. 45 45 Finishing Selesai bersamaan dengan id no. 44 46 Drying Pekerjaan idle

47 Pemasangan busbar Dikerjakan bersamaan dengan id no. 15 48 Pemasangan tutup bak kontrol Sesuai dengan urutan pekerjaan 49 Install Grounding Sesuai dengan urutan pekerjaan 50 VII. CONTROL PANEL

51 Material on site Dikerjakan bersamaan dengan id no. 52,53 52 Pengeboran titik pondasi panel ACPDB Dikerjakan bersamaan dengan id no. 51,53 53 Mal/Bakesting Dikerjakan bersamaan dengan id no. 51,52 54 Pembetonan Selesai bersamaan dengan id no. 55 55 Finishing Selesai bersamaan dengan id no. 54 56 drying Pekerjaan idle

57 pengecatan Dikerjakan bersamaan dengan id no. 58 58 Pemasangan tiang ACPDB Dikerjakan bersamaan dengan id no. 57 59 Pemasangan kontrol panel ACPDB Selesai bersamaan dengan id no. 58 60 Install ACPDB Sesuai dengan urutan pekerjaan 61 Pengeboran titik panel KWH meter Sesuai dengan urutan pekerjaan 62 Pemasangan KWH meter Sesuai dengan urutan pekerjaan 63 Install KWH meter Sesuai dengan urutan pekerjaan 64 VIII. TOTAL FINISHING

65 Site Cleaning Selesai bersamaan dengan id no. 66 66 Site Clearing Selesai bersamaan dengan id no. 65

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

Ganttchart Penjadwalan Proyek Pembangunan Tower XL Baru

(13)

Network Diagram Penjadwalan Proyek Pembangunan Tower XL Baru

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)

DAFTAR PUSTAKA

Abrar Husen, Mt. Ir. 2010. Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan & Pengendalian Proyek (Edisi Revisi). Andi Offset. Yogyakarta.

Budi Harsanto, 2011, Manajemen Proyek Menggunakan Ms. Project 2010. Bandung.

Departemen Teknik Industri. 2012. Buku Pedoman Tugas Sarjana. Medan. Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Madcoms, Tim Litbang. 1978. Seri Panduan Lengkap:Microsoft Project :Network Planning and Analysis. Medan. Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Madcoms. 2008. Microsoft Project 2007 untuk Pemula. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Madcoms, 2008, Panduan Lengkap Microsoft Project Professional 2007, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Muhardi., Prof. Dr. 2011. Manajemen Operasi:Suatu Pendekatan Kuantitatif untuk Pengambilan Keputusan. Bandung. PT. Refika Aditama.

Nurhayati. 2010. Manajemen Proyek. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sugiyono., Prof. Dr. 2010. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan HRD. Bandung. Alfabeta Bandung.

Wartinah. Penjadwalan Proyek Pembangunan Gedung Research Centre Universitas Tadulako Dengan Menggunakan Microsoft Project. Fakultas Teknik Universitas Tadulako.

(29)

BAB III

LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Proyek1

Sebuah proyek merupakan suatu usaha/aktivitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sebuah proyek juga dapat diartikan sebagai upaya atau aktivitas yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaan dan harapan-harapan penting dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

Proyek selalu melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Senantiasa dibutuhkan pemberdayaan sumber daya yang tersedia, yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran, dan harapan penting tertentu. Aktivitas/kegiatan-kegiatan pada proyek merupakan sebuah mata rantai, yang dimulai sejak dituangkannya ide, direncanakan, kemudian dilaksanakan, sampai benar-benar memberikan hasil yang sesuai dengan perencanaannya semula. Akhirnya kita akan dapat melihat bahwa pelaksanaan proyek pada umumnya merupakan rangkaian mekanisme tugas dan kegiatan yang kompleks, membentuk saling ketergantungan, dan secara otomatis mengandung permasalahan sendiri.

Proyek merupakan aktivitas yang bersifat temporer. Selalu ada pembatasan dalam pelaksanaanya dan juga skalanya tertentu pula. Dalam kehidupan

1

(30)

hari ada sekumpulan aktivitas yang mirip dengan proyek, tetapi diberi istilah program. Bila dibandingkan dengan proyek, program mempunyai jangka waktu yang lebih lama, lingkupnya lebih luas dan sumberdaya yang dibutuhkan juga lebih banyak. Contohnya adalah program reboisasi nasional, program imunisasi anak, program wajib belajar 9 tahun, program Inpres Desa Tertinggal (IDT), program Keluarga Berencana, dan lain sebagainya.

Untuk membedakan proyek dengan program, maka berikut ini adalah beberapa karakteristik yang dimiliki oleh proyek, yakni:

1. Memiliki sebuah tujuan tertentu.

2. Memiliki titik (saat) awal dan titik akhir tertentu. 3. Melibatkan beberapa departemen dan profesi.

4. Seringkali melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. 5. Spesifikasi dalam waktu, biaya, dan syarat performansi.

2.2. Penyusunan Jaringan Kerja2 2.2.1. Jaringan kerja

Jaringan kerja adalah suatu alat yang digunakan untuk merencanakan, menjadwalkan, dan mengawasi kemajuan dari suatu proyek. Jaringan dikembangkan dari informasi yang diperoleh dari WBS dan gambar diagram alir dari rencana kerja proyek. Jaringan menggambarkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Kegiatan-kegiatan proyek yang harus dilaksanakan.

2. Urutan kegiatan yang logis.

2

(31)

3. Ketergantungan antar kegiatan.

4. Waktu kegiatan melalui lintasan kritis.

Jaringan adalah kerangka dari sistem informasi proyek yang akan digunakan oleh manajer proyek dalam pengambilan keputusan dengan memperhatikan waktu, biaya, dan performansi. Jaringan mudah dimengerti oleh setiap individu karena jaringan berisi tampilan grafis dari aliran dan urutan tiap pekerjaan. Pengembangan jaringan dapat dengan mudah dilakukan.

Sebagai contoh, jika material untuk suatu kegiatan tertunda, dampak kejadian tersebut dapat dengan cepat ditaksir dan peninjauan kembali terhadap proyek secara utuh hanya membutuhkan beberapa menit dengan menggunakan komputer. Revisi ini dapat dikomunikasikan kepada seluruh partisipan proyek dengan cepat (contoh: via e-mail atau website proyek).

Manfaat jaringan kerja adalah sebagai berikut:

1. Merupakan dasar dalam perhitungan penyelesaian waktu pelaksanaan proyek. 2. Merupakan dasar dalam penjadwalan tenaga kerja dan peralatan.

3. Alat komunikasi antara seluruh manajer dan kelompok. 4. Alat perhitungan waktu apabila terjadi penundaan proyek. 5. Dasar dalam menganggarkan cash flow dari suatu proyek.

6. Alat untuk mengidentifikasikan kegiatan yang 'kritis' sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam penyelesaian.

(32)

kegiatan merupakan elemen pada proyek yang menghabiskan waktu. Sebagai contoh, bekerja atau menunggu.

Paket pekerjaan dari WBS digunakan untuk membangun kegiatan pada jaringan kerja. Suatu kegiatan dapat meliputi satu atau lebih paket pekerjaan. Kegiatan-kegiatan ditempatkan sesuai urutannya di dalam penyelesaian proyek. Jaringan dibangun dengan menggunakan node (kotak) dan panah (garis). Node menggambarkan suatu kegiatan, dan panah menunjukkan keterkaitan dan aliran proyek.

Pengintegrasian antara paket kerja dan jaringan menghasilkan ketepatan dalam penyelesaian proyek sesuai dengan waktu, biaya dan peformansi yang diharapkan. Kegagalan di dalam pengintegrasian ini disebabkan oleh :

1. Penjelasan yang kurang baik mengenai paket kerja dan jaringan. 2. WBS yang dibangun kurang sesuai dan tidak berorientasi pada output.

Pengintegrasian WBS dan jaringan kerja menghasilkan manajemen proyek yang efektif. Jaringan menyediakan jadwal proyek dengan mengidentifikasi keterkaitan, urutan, dan waktu kegiatan. pada WBS, hal ini tidak dilakukan. Input utama untuk mengernbangkan perencanaan jaringan kerja adalah paket kerja.

2.2.2. Pengertian Analisa Jaringan Kerja

(33)

1. Kegiatan (Activity)

Untuk manajer proyek, suatu kegiatan merupakan elemen dari proyek yang membutuhkan waktu pelaksanaan (duration). Juga didefinisikan sebagai hal yang membutuhkan sejumlah sumber tenaga, equipment, material, biaya dan sebagainya .

Kegiatan biasanya terdiri dari satu atau lebih tugas dari suatu paket kerja. Deskripsi dari kegiatan seharusnya menggunakan format kata kerja/kata benda: sebagai contoh, mengembangkan spesifikasi produk.

2. Kegiatan Memusat (Merge Activity)

Beberapa kegiatan yang berbeda lalu dilanjutkan dengan kegiatan yang sama sehingga disebut kegiatan memusat (lebih dari satu kaitan aliran panah). 3. Kegiatan Paralel (Paralel activity)

lni adalah kegiatan yang dikerjakan pada waktu yang bersamaan. 4. Alur (Path)

Alur merupakan suatu urutan koneksi, kegiatan yang terkait. 5. Alur kritis (Critical Path)

lni berarti alur terpanjang yang terdapat pada jaringan. Jika terdapat suatu kegiatan yang tertunda (delay) pada alur, maka prolek juga akan tertunda pada waktu yang sarna.

6. Kejadian (Even)

(34)

7. Kegiatan Memencar (Burst Activity)

Kegiatan ini memiliki lebih dari satu kegiatan yang secara bersamaan mengikutinya (lebih dari satu panah yang terkait mengikutinya).

2.2.3. Tujuan Analisa Jaringan Kerja

Analisa jaringan kerja berguna dalam mengkoordinir semua unsur proyek ke dalam suatu rencana utama (master plan) dengan menerapkan suatu metode kerja untuk rnelengkapi proyek sehingga diperoleh:

1. Waktu terbaik untuk pelaksanaan kegiatan (best time). 2. Pengurangan/penekanan ongkos/biaya (least cost). 3. Pengurangan risiko (least risk).

4. Mempelajari altenatif-altenatif yang terdapat di dalam dan di luar proyek. 5. Untuk mendapatkan atau rnengembangkan jadwal (schedule) yang optimum. 6. Penggunaan sumber+umber (resources) secara efektif dan efisien.

7. Alat komunikasi antar pimpinan. 8. Pengawasan pembangunan proyek.

9. Memudahkan revisi atau perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi.

2.2.4. Teknik-teknik Analisa Jaringan kerja

(35)

perencanaan dan pengendalian proyek dikenal berbagai teknik jaringan kerja tertentu. Sebagai contohnya adalah:

1. P.E.R.T. (Program Evaluation and Review Technic)

Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk (semaksimal mungkin) mengurangi adanya penundaan kegiatan (proyek, produksi, dan teknik) maupun rintangan dan perbedaan perbedaan; mengkoordinasikan dan menyelaraskan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan pekerjaan; dan mempercepat selesainya proyek-proyek. Teknik ini merupakan suatu metode untuk menentukan jadwal dan anggaran dari sumber-sumber, sehingga suatu pekerjaan tertentu dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dasar pendekatan PERT, meliputi:

1. Mengadakan seleksi berdasarkan spesifikasi dan identifikasi kejadian (event)

2. Rangkaian kejadian dan penetapan saling ketergantungan antara masing-masing kejadian sehingga jaringan kerja provek dapat dikembangkan. 3. Estimasi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai (terciptanya) suatu event,

diperhitungkan bersama dengan waktu ketidakpastian.

4. Merencanakan suatu analisa dan penilaian untuk mengolah data.

5. Menetapkan saluran informasi untuk mendapatkan data aktual dan data penyimpangan sebagai bahan penilaian.

(36)

Metode ini sangat bermanfaat dalam perencanaan dan pelaksanaan pengawasan pembangunan suatu proyek. Banyak masalah yang dapat diatasi dengan penggunaan metode lintasan kritis, sehingga sistem ini merupakan metode yang paling banyak dipergunakan di antara semua sistem yang memakai prinsip pembentukan jaringan.

Dengan teknik CPM penyusunan jaringan kerja diidentifikasikan ke arah kegiatan serta menggunakan simple time estimates sebagai waktu pelaksanaan. Para pemakai teknik CPM dianggap mempunyai dasar yang lebih kuat sebagai landasan untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan. Di samping itu di dalam proses perencanaan dan pengawasan dengan sistem ini turut diperhitungkan dan dimasukkan konsep biaya yang lebih mendetail sehingga memungkinkan pelaksanaan pembangunan proyek lebih singkat dan ekonomis.

2.3. Penjadwalan Proyek3

Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan, yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progres waktu untuk penyelesaian proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga

3

(37)

tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada.

Selama proses pengendalian proyek, penjadwalan mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring serta updating selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang paling realitis

agar alokasi sumber daya dan penetapan durasi sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek.

Secara umum penjadwalan mempunyai manfaat seperti berikut:

1. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan/kegiatan mengenai batas-batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas.

2. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu. 3. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.

4. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan.

5. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan. 6. Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek.

Kompleksitas penjadwalan proyek sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

1. Sasaran dan tujuan proyek.

2. Keterkaitan dengan proyek lain agar terintegrasi dengan master schedule. 3. Dana yang diperlukan dan dana yang tersedia.

(38)

5. Waktu yang diperlukan, waktu yang tersedia, serta perkiraan waktu yang hilang dan hari-hari libur.

6. Kerja lembur dan pembagian shift kerja untuk mempercepat proyek. 7. Sumber daya yang diperlukan dan sumber daya yang tersedia. 8. Keahlian tenaga kerja dan kecepatan mengerjakan tugas.

Makin besar skala proyek, semakin kompleks pengelolaan penjadwalan karena dana yang dikelola sangat besar, kebutuhan dan penyediaan sumber daya juga besar, kegiatan yang dilakukan sangat beragam serta durasi proyek menjadi sangat panjang. Oleh karena itu, agar penjadwalan dapat diimplementasikan, digunakan cara-cara atau metode teknis. Kemampuan scheduler yang memadai dan bantuan software komputer untuk penjadwalan dapat membantu memberikan hasil yang optimal.

2.4. Metode Penjadwalan Proyek4 2.4.1. Waktu dan Durasi Kegiatan

Dalam konteks penjadwalan, terdapat dua perbedaan, yaitu waktu (time) dan kurun waktu (duration). Bila waktu menyatakan siang/malam, sedangkan kurun waktu atau durasi menunjukkan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam melakukan suatu kegiatan, seperti lamanya waktu kerja dalam satu hari adalah 8 jam. Menentukan durasi suatu kegiatan biasanya dilandasi volume pekerjaan dan produktivitas crew/kelompok pekerja dalam menyelesaikan suatu kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya atau database perusahaan. Sebagai contoh,

4

(39)

kemampuan crew menyelesaikan pekerjaan dinding bata rata-rata 10m2hari, maka produktivitas crew tersebut adalah 10m2hari, sedangkan volume pekerjaan dinding bata adalah 240m2

Durasi pekerjaan dinding bata = volume pekerjaan/produktivitas crew , maka:

= 240 m2/10m2 = 24 hari

/hari

Bila produktivitas crew untuk pekerjaan galian tanah rata-rata adalah 3m3/jam, sedangkan volume pekerjaan adalah 500m3

maka durasi pekerjaan galian tanah = volume pekerjaan/produktivitas crew ,

= 500m3/3m3

Bila 1 haari = 8 jam kerja = 166.67 jam/8 jam/hari

/jam = 166.67 jam

= 20.83 hari ≈ 21 hari

2.4.2. Bagan Balok atau Barchart

Barchart ditemukan oleh Gantt dan Fredick W. Taylor dalam bentuk

bagan balok, dengan panjang balok sebagai representasi dari durasi setiap kegiatan. Format bagan baloknya informatif, mudah dibaca dan efektif untuk komunikasi serta dapat dibuat dengan mudah dan sederhana.

Bagan balok terdiri atas sumbu y yang menyatakan kegiatan atau paket kerja dari lingkup proyek, sedangkan sumbu x menyatakan satuan waktu dalam hari, minggu, atau bulan sebagai durasinya.

(40)

keseluruhan. Untuk proses updating, bagan balok dapat diperpendek atau diperpanjang dengan memperhatikan total floatnya, yang menunjukkan bahwa durasi kegiatan akan bertambah atau berkurangnya sesuai kebutuhan dalam proses perbaikan jadwal.

Penyajian informasi bagan balok agak terbatas, misal hubungan antar kegiatan tidak jelas dan lintasan kritis kegiatan proyek tidak dapat diketahui. Karena urutan kegiatan kurang terinci, maka bila terjadi keterlambatan proyek, prioritas kegiatan yang akan dikoreksi menjadi sukar untuk dilakukan.

2.4.3. Metode Penjadwalan Linier (Diagram Vektor)

Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan jumlah kegiatan relatif sedikit dan banyak digunakan unruk penjadwalan dengan kegiatan yang berulang seperti pada proyek kostruksi jalan raya, runway, bandar udara, terowongan/tunnel atau proyek industri manufaktur. Metode ini sangat memuaskan untuk diterapkan pada proyek-proyek tersebut karena menggunakan sumber daya manusia yang relatif lebih kecil dan variasi keterampilan pada suatu pekerjaan/kegiatan tidak sebanyak pada proyek yang lain.

(41)

network, karena metode penjadwalan linier dapat memberikan informasi tentang

kemajuan proyek yang tidak dapat ditampilkan oleh metode network.

Gambar 3.1. Penjadwalan Metode Linier Proyek Konstruksi Jalan Raya

2.4.4. Metode Penjadwalan Network Planning

Network Planning diperkenalkan pada tahun 50-an oleh tim perusahaan

Du-Pont dan Rand Corporation untuk mengembangkan sistem kontrol

manajemen. Metode ini dikembangkan untuk mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki ketergantungan yang komplels. Metode ini relatif lebih sulit, hubungan antarkegiatan jelas, dan dapat memperlihatkan kegiatan kritis. Dari informasi network planning-lah monitoring serta tindakan koreksi kemudian dapat dilakukan, yakni dengan memperbarui jadwal. Akan tetapi, metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lainnya agar lebif informatif.

Tahapan Penyusunan Network Scheduling:

(42)

2. Memperkirakan durasi setiap kegiatan dengan mempertimbangkan jenis pekerjaan, volume pekerjaan, jumlah sumber daya, lingkungan kerja, serta produktivitas pekerja.

3. Penentuan logika ketergantungan antar kegiatan dilakukan dengan tiga kemungkinan hubungan, yaitu kegiatan yang mendahului (predecessor), kegiatan yang didahului (successor), serta bebas.

4. Perhitungan analisis waktu serta alokasi sumber daya, dilakukan setelah langkah-langkah di atas dilakukan dengan akurat dan teliti.

Manfaat Penerapan Network Scheduling:

1. Penggambaran logika hubungan antarkegiatan, membuat Perencanaan proyek menjadi lebih rinci dan detail.

2. Dengan memperhitungkan dan mengetahui waktu terjadinya setiap kejadian yang ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan, kesukaran-kesukaran yang bakal timbul dapat diketahui jauh sebelum terjadi sehingga tindakan pencegahan yang diperlukan dapat dilakukan.

3. Dalam networkplanning dapat terlihat jelas waktu penyelesaian yang dapat ditunda atau harus disegerakan.

4. Membantu mengomunikasikan hasil networkyang ditampilkan.

5. Memungkinkan dicapainya hasil proyek yang lebih ekonomis dari segi biaya langsung (direct cost) serta penggunaan sumber daya.

(43)

7. Menyediakan kemampuan analisis untuk mencoba mengubah sebagian dari proses, lalu mengamati efek terhadap proyek secara keseluruhan.

8. Terdiri atas metode Activity On Arrow dan Activity On Node (Precedence Diagram Method).

2.4.5. Activity On Arrow Diagram (AOA)

Gambar 3.2 Diagram A0A

Metode ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Diagram Network dibuat dengan menggunakan anak panah untuk menggambarkan kegiatan dan node-nya menggambarkan peristiwanya/event. Node pada permulaan anak panah ditentukan sebagai I-Node, sedangkan pada akhir anak panah ditentukan sebagai J-Node, hubungan keterkaitannya adalah Finish -Start.

2. Menggunakan perhitungan maju (forward pass) untuk memperoleh waktu mulai paling awal (EETi= Earliest Event Time node i) pada I-Node dan waktu mulai paling awal (EETj = Earliest Event Time node j) pada J-Node dari seluruh kegiatan, dengan mengambil nilai maksimumnya, begitu juga dengan nilai seperti di bawah ini.

(44)

3. Menggunakan perhitungan mundur (backwardpass) untuk memperoleh waktu selesai paling lambat (LETi = Latest Event Time node i) pada I-Node dan waktu selesai paling lambat (LETj = Latest Event Time node J) pada J-Node dari seluruh kegiaran, dengan mengambil nilai minimumnya, begitu juga dengan nilai seperti di bawah ini.

a. LF (Latest.Finish): Saat paling lambar untuk akhir kegiatan b. LS (Latest Start): Saar paling lambat untuk mulai kegiatan

4. Di antara 2 peristiwa tidak boleh ada dalam 2 kegiatan, sehingga untuk menghindarinya digunakan kegiatan semu atau dummy yang tidak mempunyai durasi.

5. Menggunakan CPM (critical Path Method) atau metode lintasan kritis, di mana pendekatan yang dilakukan hanya menggunakan satu jenis durasi pada kegiatannya. Lintasan kritis adalah lintasan dengan kumpulan kegiatan yang mempunyai durasi terpanjang yang dapat diketahui bila kegiatannya mempunyai Total Float, TF = 0.

6. Float batas toleransi keterlambatan suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk optimasi waktu dan alokasi sumber daya.

Jenis-jenis Float adalah: 1. TF (Total Float)

• Waktu tenggang maksimum di mana suatu kegiatan boleh terlambat tanpa menunda waktu penyelesaian proyek.

(45)

• TFij = LETj- EETi - Durasij

= LF - EF = LS -ES (Activity Oriented) ; (Event Oriented)

2. FF (Free Float):

• Waktu tenggang yang diperoleh dari saat paling awal peristiwa j dan saat paling awal peristiwa i dengan selesainya kegiatan tersebut.

• Berguna untuk alokasi sumber daya dan waktu dengan memindahkannya ke kegiatan lain.

• FFij = EETj - EETi - Durasi 3. IF (Independent Float):

ij

• Waktu tenggang yang diperoleh dari saat paling awal peristiwa j dan saat paling lambat peristiwa j dengan selesainya kegiatan tersebut

• IFij = EETj - LETi - Durasiij

Gambar 3.3. Variasi float dari Suatu Kegiatan X

Dari kegiatan X seperti Gambar 3.3 di atas, dapat disimpulkan bahwa,

(46)

Free FIoat, FF = EETj – EETi – Durasi = 19 - 7 - 7 = 5hari • Independent FIoat, IF = EETj - LETi - Durasi = 19 - 10 - 7 = 2hari Dibawah ini diberikan contoh network AOA serra tabel perhitungannya

Gambar 3.4. Diagram AOA dengan Metode CPM

Gambar 3.4 menjelaskan contoh Activity On Arrow Diagram dengan metode CPM, dimana kegiatannya ada pada anak panah disertai dengan jumlah durasi masing-masing kegiatan. Hasil perhitungan arah maju (forward pass) untuk mendapatkgn nilai ES dan EF serta arah mundur (backward pass) untuk menddpatkan nilai LF dan LS, diperlihatkan pada Tabel 3.3. Pada node yang menunjukkan nomor event i, EETi menunjukkan nilai ES, sedangkan pada nomor event j, LETj menunjukkan nilai LF. Nilai EF = ES + durasi kegiatan dan nilai LS = LF - durasi kegiatan.

1. Perhitungan forward pass (arah maju) pada peristiwa dan kegiatan a. Pada peristiwa/event No.2

(47)

b. Pada peristiwa/event No. 3, terdapat 2 kegiatan yang mendahului A dan D, dipilih nilai yang maksimum yaitu D.

EET3 = EET2 + durasiD c. Pada kegiatan A

= 5 + 6 = 1l hari

ESA =EET1 =0 EFA = ESA + durasiA

d. Pada kegiatan H, terdapat 2 kegiatan yang mendahului C dan E, dipilih nilai yang maksimum yaitu E

= 0 + 4 = 4 hari

Perhitungan di atas dilanjutkan untuk semua peristiwa dan kegiatan.

2. Perhitungan backrward pass (arah mundur) pada peristiwa dan kegiatan. a. Pada peristiwa/event No.2, terdapat 3 kegiatan yang mengikuti D, E dan G,

dipilih nilai yang minimum yaitu G

LET2 = LET5 - durqsiG = 1l – 6 = 5 hari, dimana LET5 b. Pada peristiwa/event No. 3

(48)

Tabel 3.1. Hasil Perhitungan Diagram AOA

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa:

• Lintasan kritisnya adalah lintasan dengan durasi terpanjang dan kegiatannya mempunyai total float = 0, yaitu B - G - I

• Durasi terpanjang ada pada lintasan B - G - I, yakni 15 hari

2.4.6. Activity On Node Diagram/Precedence Diagram Method (PDM)

Gambar 3.5. Bentuk Diagram AON/PDM

(49)

1. Pembuatan diagram network dengan menggunakan simpul/node untuk menggambarkan kegiatan.

2. Float, waktu tenggang maksimum dari suatu kegiatan

Total Float, adalah float pada kegiatan: LF – ES – Durasi

Relation Float (RF), float pada hubungan keterkaitan:

FS, RF = LSj – Efi – Lead, SS, RF= LSj – Esi – Lag FF, RF = LFj – Efi – Lead, SF, RF= LFj – Esi – Lag

3. Lag, jumlah waktu tunggu dari suatu priode kegiatan j terhadap kegiatan i

telah dimulai, pada hubungan SS dan SF.

4. Lead, jumlah waktu yang mendahuluinya dari suatu periode kegiatan j

sesudah kegiatan i belum selesai, pada hubungan FS dan FF.

5. Dangling, keadaan di mana terdapat beberapa kegiatan yang tidak mempunyai

kegiatan pendahulu (predecessor) atau kegiatan yang mengikuti (successor). Agar hubungan kegiatan tersebut tetap terikat oleh satu kegiatan, dibuatkan dummy finish dan dummy start.

2.4.7. Hubungan Keterkaitan Antarkegiatan PDM

FS (Finish to start): Mulainya suatu kegiatan bergantung pada selesainya kegiatan pendahulunya, dengan waktu mendahului lead.

(50)

SS (Start to Start): Mulainya suatu kegiatan bergantung pada mulainya kegiatan pendahulunya, dengan waktu tunggu lag.

Gambar 3.7. Hubungan Keterkaitan Diagram SS (Start to Start):

FF (Finish to Finish): Selesainya suatu kegiatan bergantung pada selesai kegiatan pendahulunya, dengan waktu mendahului Iead.

Gambar 3.8. Hubungan Keterkaitan Diagram FF (Finish to Finish)

SF (Start to Finish): Selesainya suatu kegiatan bergantung pada mulainya kegiatan pendahulunya, dengan waktu tunggu lag.

(51)

Dari hasil uraian-uraian di atas, diberikan contoh penjadwalan metode PDM dengan data-data analisisnya, diagram PDM serta hasil kesimpulannya, seperti di bawah ini.

Tabel 3.2. Data Analisis Network Planning untuk PDM

Kode Kegiatan Durasi (Hari) Predecessor Jenis Keterkaitan

A 5 - -

Data-data di atas kemudian diselesaikan dengan langkah-langkah seperti berikut:

(52)

Gambar 3.10. Contoh Metode Network Planning untuk PDM

1. Perhitungan forward pass (arah maju) pada Kegiatan/Node a. Task B

ESB = EFA = 5 hari EFB = ESB + durE

b. Task E, terdapat 2 kegiatan yang mendahului B dan C, dipilih nilai maksimum yaitu B.

= 5 + 6 = 11 hari

ESE = EFB = 1l hari EFE = ESE + durE c. Task F

= 11 + 4 = 15 hari

ESF = ESC + Lag = 0 + 1 = l hari, EFF = ESF + durF d. Task H

(53)

ESH = EFD – Lead = 16 – 3 = 13 hari, EFH = ESH + durH

Perhitungan di atas dilanjutkan untuk semua kegiatan

= 13 + 5 = 18 hari

2. Perhitungan backward pass (arah mundur) pada Kegiatan/Node

a. Task B, terdapat 2 kegiatan yang mengikuti D dan E, dipilih nilai yang minimum yaitu D.

LFB = LSD = ll hari LSB = LFB – durB b. Task E

= 11 – 6 = 5 hari

LFE=LSG = 18 hari LSE = LFE – durE

c. Task C, terdapat 2 kegiatan yamg mengikuti E dan F, dipilih nilai yang minimum yaitu E.

e. Total Float kegiatan A = LF

= 16 – 5 = 11 hari

A – ESA – DurasiA f. Total Float kegiatan C = LF

= 5 - 0 – 5 = 0 hari C – ESC – DurasiC

g. Total Float kegiatan E = LF

= 14 -0 – 4 = 10 hari E – ESE – DurasiE

Perhitungan di atas dilanjutkan untuk semua kegiatan

= 18 - ll – 4 = 3 hari

(54)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa:

Kegiatan kritisnya pada total floatnya, TF = 0 dengan durasi proyek terpanjang, adalah pada A – B – D – H – G.

• Durasi proyek pada lintasan tersebut di atas adalah 19 hari

2.5. Jenis Evaluasi Kerja Proyek.

Berdasarkan jenis pembagiannya dan waktu pelaksanaannya, evaluasi proyek dapat dibagi menjadi 2 bagian :

1. Evaluasi summatif, merupakan evaluasi yang dilakukan pada saat proyek telah dinyatakan selesai atau rampung. Evaluasi summatif bermanfaat untuk merumuskan kebijakan dan perencanaan proyek berikutnya dimasa yang akan datang agar dapat berjalan lebih baik lagi dengan acuan proyek sebelumnya. 2. Evaluasi Formatif, merupakan evaluasi yang dilakukan pada saat proyek

sedang dilaksanakan. Evaluasi ini bertujuan untuk keperluan penyesuaian dan perencanaan ulang atas proyek yang sedang berjalan

Perencanaan evaluasi dilaksanakan melalui langkah-langkah pokok sebagai berikut :

(55)

3. Menyusun kuisoner yang harus dijawab oleh hasil evaluasi 4. Memilih indikator dan asumsi utama

5. Menentukan unsur data khusus yang diperlukan 6. Menetapkan metode pengumpulan data

7. Menyusun rencana analisa data

8. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjutnya

2.6. Metode Jalur Kritis

Dalam perencanaan suatu proyek, perlu ditentukan penjadwalan (scheduling). Penjadwalan merupakan sesuatu yang sangat penting, sebab akan berdampak pada penentuan waktu penyelesaian suatu proyek, kebutuhan tenaga kerja, alat dan peralatan, serta biaya pelaksanaan proyek tersebut. Penjadwalan yang baik adalah yang tidak menghasilkan waktu terlalu lambat atau terlalu cepat, dengan kata lain jadwal harus sedemikian rupa sehingga sesuai dengan yang semestinya atau selayaknya. Misalkan suatu proyek dengan berbagai pertimbangan terhadap faktor-faktor tertentu, selayaknya dikerjakan selesai dalam waktu 4 bulan, maka apabila jadwal penyelesaian proyek tersebut direncanakan 6 bulan, ini artinya jauh lebih lama dari yang semestinya, atau sebaliknya dijadwalkan dengan waktu penyelesaian 2 bulan yaitu jauh lebih cepat dari yang semestinya, maka keduanya bukanlah jadwal penyelesaian proyek yang baik. Jadwal yang baik adalah direncanakan sesuai dengan waktu yang semestinya yaitu 4 bulan.

(56)

method). Metode ini membantu dalam merencanakan jadwal optimal untuk

mengerjakan dan penyelesaian suatu proyek tertentu. Disebut metode jalur kritis dikarenakan dengan metode ini dapat ditentukan jalur kritis yang menunjukkan berbagai aktivitas atau kegiatan dalam jalur tersebut tidak boleh mengalami keterlambatan atau bahkan kecepatan dalam penyelesaianny, sebab akan mempenyaruhi penentuan waktu penyelesaian suatu proyek. Ini artinya jika suatu aktivitas A merupakan aktivitas kritis, maka pengerjaan aktivitas A harus tepat waktu. Keterlambatan pengerjaan aktivitas A dapat memperlambat waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan apabila berbagai aktivitas lain dianggap tepat. Demikian sebaliknya, apabila aktivitas A dikerjakan lebih cepat dari yang semestinya maka waktu penyelesaian proyek juga akan berpengaruh.

2.7. Alat Bantu Software

Microsoft Project adalah salah satu perangkat lunak yang disediakan

dalam Microsoft Office yang merupakan software administrasi proyek yang digunakan untuk melakukan perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan pelaporan data dari suatu proyek. Kemudahan penggunaan dan keleluasaan lembar kerja serta cakupan unsur-unsur proyek menjadikan software ini sangat mendukung proses administrasi sebuah proyek (Madcoms, 2008).

(57)

banyak berperan atau bahkan tidak berperan sama sekali pada beberapa fase proyek (fase perlingkupan, fase pengarahan dan fase penutupan) sehingga pemakaian software ini hanya sangat berguna dalam perencanaan.

Menurut Trihendradi (2003:3), dalam buku yang berjudul “Microsoft Project 2003 Langkah Cerdas Merencanakan Menjadwalkan dan Mengontrol

Proyek” berdasarkan survei dengan judul Tools of the trade: A Survey of project Management yang dipublikasikan Project Management Journal tahun 1998,

terpilih 10 top alat bantu pendukung manajemen proyek. Sepuluh alat bantu tersebut adalah

1. Microsoft Project,

2. Primavera Project Planner, 3. Microsoft Excel,

4. Project Workbench, 5. Time Line,

6. Primavera Sure Trak, 7. CA Super Project, 8. Project Scheduler, 9. Artimes Prestige, dan 10. Fastract.

(58)

Microsoft Project adalah program aplikasi komputer yang berguna untuk

mengelola proyek konstruksi. Aplikasi project dalam bidang rancang bangun atau rekayasa konstruksi digunakan untuk mengelola rencana atau waktu pekerjaan, sehingga sebuah proyek yang sedang berjalan dapat dievaluasi sesuai dengan tahapan pekerjaan.

Microsoft Project merupakan alat pengelolaan proyek yang powerfull.

Namun demikian alat bantu tersebut tidak berperan banyak pada keseluruhan fase (pelingkupan, pengarahan dan penutupan) sehingga pemakaiannya hanya akan sangat berguna dalam perencanaan.

2.7.1. Lingkungan Kerja Microsoft Project.

Microsoft Project memiliki berbagai tampilan lembar kerja, dan dapat

dilihat pada gambar 3.11.

Gambar 3.11. Lembar kerja Microsoft Project

(59)

H. L. Gantt menemukan diagram balok pada tahun 1917. Diagram balok/table gantt paling banyak digunakan pada Task pane Gantt table Gantt Chart 40

penjadwalan konstruksi karena kemudahannya. Pedomannya adalah diagram balok disusun dengan tujuan mengidentifikasi unsur waktu dari urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri atas saat dimulai sampai saat selesai (Wahana Komputer, 2003:4).

Table gantt terdiri atas sekumpulan garis yang menunjukkan awal pekerjaan

yang direncanakan untuk item-item pekerjaan di dalam proyek.Table gantt memiliki beberapa kolom, terdiri dari:

a. Task name yaitu tempat untuk menentukan jenis pekerjaan. b. Duration yaitu tempat untuk menuliskan durasi.

c. Predecessors yaitu tempat menempatkan predecessor (suatu tugas yang

harus diakhiri sebelum tugas yang lain dimulai atau suatu tugas yang mendahului tugas lain).

2. Gantt Chart

Gantt chart adalah grafik batang horizontal yang menggambarkan rangkaian

tugas suatu proyek (Trihendradi, 2003:12).

Gantt chart adalah sekumpulan diagram balok yang disusun dengan tujuan

mengidentifikasi unsur waktu dari urutan dalam perencanaan suatu proyek (Wahana Komputer, 2003:59).

(60)

Duration dimasukkan setelah jenis pekerjaan dimasukkan ke dalam gantt

table. Pada durasi, ada satuan-satuan waktu seperti tahun (y), bulan (mo), minggu

(w), hari (d), jam (h), menit (m). Setiap pekerjaan harus mempunyai durasi meskipun nol. Kegiatan/pekerjaan yang berdurasi sama dengan nol (0), ini seringkali disebut sebagai millestone. Tampilan millestone seperti belah ketupat. Millestone hanya sebagai tanda posisi pekerjaan agar dapat diketahui dengan

mudah.

2.7.3. Penjadwalan

Pada penjadwalan akan ditetapkan hubungan antar tugas pada suatu proyek yang biasa disebut dengan predecessors. Hal ini dilakukan setelah jenis pekerjaan dan durasi dimasukkan. Setelah hubungan antartugas ditetapkan, gambaran atau potret proyek keseluruhan akan nampak, sehingga dapat dilihat lintasan kritis.

Secara umum terdapat empat hubungan antar-pekerjaan yaitu, 1. Start to Start (SS)

Merupakan hubungan antar dua tugas, kedua tugas dimulai pada waktu yang bersamaan, seperti pada gambar 3.12.

Gambar 3.12. Diagram Start to Start

2. Finish to Start (FS)

(61)

Gambar 3.13. Diagram Finish to Start

3. Start to Finish (SF)

Merupakan hubungan antara dua tugas, bila tugas pertama selesai maka pada saat itu tugas kedua dapat dimulai, seperti gambar 3.14.

Gambar 3.14. Diagram Start to Finish

4. Finish to Finish (FF)

Merupakan hubungan antar tugas, kedua tugas tersebut selesai pada waktu yang bersamaan, seperti gambar 3.15.

Gambar 3.15. Diagram Finish to Finish

2.7.4. Network Diagram

(62)

Pada prinsipnya, network diagram akan menunjukkan hubungan antara pekerjaan satu dengan yang lain dalam sebuah proyek, termasuk jalur kritisnya.

Secara umum lintasan kritis dalam Mirosoft Projetc digambarkan dengan warna merah atau jika menginginkan warna lain bisa diganti. Tetapi untuk Microsoft Project warna asal untuk lintasan kritisnya adalah warna merah.

Lintasan kritis dapat dilihat dari network diagram yang telah disediakan Mirosoft Project.

2.8. Estimasi Probabilitas Waktu Penyelesaian yang Dijadwalkan

Jika waktu penyelesaian proyek sudah ditentukan maka pimpinan proyek harus mengetahui apakah proyek dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan. Ketidakpastian waktu untuk tiap kegiatan dinyatakan dengan persentase kemugkinan (probability). Dalam PERT dapat diketahui nilai probabilitas selesainya proyek tepat waktu dengan menggunakan rumusan variasi standar normal (Z) berikut:

�=�� − �� ��

Dimana :

Td = Total waktu penyelesaian yang dijadwalkan (total waktu realistik) Te = Total waktu penyelesaian yang diharapkan

SD = Nilai standard deviasi Z = Nilai standar normal

(63)

� =��2 =�� − �

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Agung Pratama Jaya selama ±2 (dua) bulan dengan objek penelitian di daerah Medan dengan alamat Jl. Pukat Banting I No. 1 Medan – Sumatera Utara.

3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan penelitian komparatif. Penelitian komparatif yang digunakan dalam penelitian ini menghitung time schedulle untuk menentukan lintasan kritis dan lama waktu penyelesaian proyek pembangunan tower XL dengan menggunakan Microsoft Project 2010 yang nantinya akan dibandingkan dengan waktu penyelesaian

(64)

3.3. Identifikasi Variabel Penelitian

3.3.1. Variabel Independen (Independent Variable)

Variabel independen ialah variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun secara negatif. Kata mempengaruhi dalam konteks ini mempunyai arti bahwa jika variabel independen ada maka variabel dependen juga ada dan jika nilai variabel independen berubah maka nilai variabel dependen juga berubah.

Perubahan nilai variabel dependen mungkin secara positif atau secara negative tergantung pola hubungan antara kedua tipe varibel tersebut. Variabel independen dalam penelitian ini adalah jumlah kegiatan, urutan kegiatan, dan durasi tiap kegiatan yang akan berpengaruh terhadap lama penyelesaian proyek.

3.3.2. Variabel Dependen (Dependent Variable)

Variabel dependen adalah variabel yang nilai atau valuenya dipengaruhi atau ditentukan oleh nilai variabel lain. Variabel dependen merupakan variabel utama karena fokus investigasi pada umumnya ditekankan pada perubahan yang terjadi pada variabel ini. Variabel dependen pada penelitian ini adalah lintasan kritis dan lama waktu penyelesaian proyek.

3.4. Kerangka Konseptual

(65)

kerangka penelitian ini menggunakan pendekatan ilmiah dan memperlihatkan hubungan antar variabel dalam proses analisisnya.

Berdasarkan dari kerangka konseptual di bawah, maka penelitian ini menganalisis waktu kegiatan, urutan kegiatan, dan jumlah kegiatan dalam menentukan kurun waktu (duration) penyelesaian proyek pembangunan tower XL. Begitupula durasi penyelesaian proyek dapat berpengaruh terhadap lintasan kritis yang dihasilkan.

kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1. di bawah:

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual

3.5. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari database perusahaan berupa data keterkaitan kegiatan proyek pembangunan tower XL yang telah rampung.

(66)

Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam (depth interview) dengan pihak yang dianggap kompeten dari perusahaan dengan menggunakan metode purposive sampling. Manager proyek pembangunan tower XL merupakan responden yang tepat dalam hal ini.

3.6. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner terbuka dengan item pertanyaan sebagaimana pada lampiran 8.

3.7. Prosedur Penelitian

(67)

Pemilihan Masalah

Studi Pendahuluan

1. Melakukan pengamatan langsung ke perusahaan. 2. Studi literatur.

Perumusan masalah dan penetapan tujuan

Pengumpulan data

Data Sekunder

1. Gambar proyek 3. Waktu realistik 2. Kegiatan-kegiatan proyek 4. Waktu aktual

Activity ID

1. Gantt chart 4. Calendar

2. Network Diagram 5. Base Calendar working Days 3. Critical Task 6. Timeline

Analisa dan Evaluasi

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.2. Prosedur Penelitian

(68)

Pengolahan data dilakukan dengan Microsoft Project 2010. Aplikasi ini sangat tepat digunakan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan terhadap proyek yang mengandung kegiatan-kegiatan dimana pelaksanaannya dipengaruhi oleh variasi kemungkinan.

3.9. Kesimpulan dan Saran

Tahap akhir dari penelitian ini adalah penarikan kesimpulan berupa

summary dari hasil penelitian dan jawaban atas perumusan masalah. Selanjutnya

(69)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

2.1. Pengumpulan Data

2.1.1. Data Umum Proyek

Tower yang memiliki tinggi 9 meter ini dibangun diatas sebuah ruko 3 lantai dengan ketinggian 25 meter. Proyek pembangunan tower XL yang berlokasi di Jalan Pukat Banting I tersebut telah rampung dikerjakan oleh PT. Agung Pratama Jaya pada bulan Januari 2013, namun mengalami keterlambatan dalam penyelesaian pembangunannya. Layout tower dapat dilihat pada lampiran 1.

2.1.2. Data Aktivitas Proyek

Aktivitas-aktivitas dalam proyek ini dibagi dalam delapan kelompok besar, yaitu Work Preparation, RBS Foundation, Pole Foundation, Pemasangan Tray, Install Mounting, Grounding, control panel, dan Total Finishing. Aktivitas dalam

proyek ini dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Data Aktivitas Proyek

No. KEGIATAN ID

NOTASI KEGIATAN

1 I. WORK PREPARATION

2 Site Clearing 2

3 Topographical survey 3

4 Site Lay-Out set based on site condition 4

5 II. RBS FOUNDATION

6 Material on site 6

(70)

Tabel 5.1. Data Aktivitas Proyek (Lanjutan)

16 III. POLE FOUNDATION

17 Material on site 17

28 Pembuatan dudukan trey 28

29 Pemasangan trey 29

30 V. INSTALL MOUNTING

31 Near - End 31

32 Far - End 32

33 VI. GROUNDING

34 Material on site 34

35 Pemilihan lokasi titik 35

36 Galian Bak Kontrol 36

37 Penggalian jalur kabel BC70 37

38 Galian As Tembaga 38

39 Penancapan as tembaga sektor 1 39

(71)

Tabel 5.1. Data Aktivitas Proyek (Lanjutan)

No. KEGIATAN ID

NOTASI KEGIATAN

41 Pemasangan kabel AAAC 41

42 Pemasangan kabel grounding 42

43 Mal/Bakesting 43

44 Pembetonan 44

45 Finishing 45

46 Drying 46

47 Pemasangan busbar 47

48 Pemasangan tutup bak kontrol 48

49 Install Grounding 49

50 VII. CONTROL PANEL

51 Material on site 51

52 Pengeboran titik pondasi panel ACPDB 52

53 Mal/Bakesting 53

54 Pembetonan 54

55 Finishing 55

56 drying 56

57 pengecatan 57

58 Pemasangan tiang ACPDB 58

59 Pemasangan kontrol panel ACPDB 59

60 Install ACPDB 60

61 Pengeboran titik panel KWH meter 61

62 Pemasangan KWH meter 62

63 Install KWH meter 63

64 VIII. TOTAL FINISHING

65 Site Cleaning 65

66 Site Clearing 66

Sumber : PT. Agung Pratama Jaya

2.1.3. Data Waktu Kegiatan Proyek

(72)

Tabel 5.2. Data Waktu Kegiatan

No KEGIATAN ID

Notasi Kegiatan Waktu

(73)

Tabel 5.2. Data Waktu Kegiatan (Lanjutan)

No KEGIATAN ID

Notasi Kegiatan Waktu

33 VI. GROUNDING

(74)

2.1.4. Data Keterkaitan Kegiatan

Kegiatan-kegiatan dalam proyek ini saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Keterkaitan antar kegiatan yang terjadi pada proyek pembangunan tower XL yang telah rampung ini dapat dilihat pada tabel 5.3. berikut:

Tabel 5.3. Data Keterkaitan Antar Kegiatan Tower yang telah Rampung

No KEGIATAN ID

Notasi Kegiatan PREDECESSORS

(75)

Tabel 5.3. Data Keterkaitan Antar... (Lanjutan)

No KEGIATAN ID

Notasi Kegiatan PREDECESSORS

(76)

2.2. Penjadwalan Proyek

2.2.1. Analisis Data Pada Pembangunan Proyek Tower XL

Data-data pada proyek pembangunan tower XL yang telah rampung dikerjakan dilakukan analisis untuk menentukan faktor-faktor apa saja yang membuat proyek tersebut mengalami keterlambatan. Berdasarkan dari data yang diperoleh dapat dilihat (lampiran 2) bahwa urutan pekerjaan baru dapat disusun ulang untuk mengurangi pekerjaan-pekerjaan yang tidak produktif.

Berdasarkan dari hasil wawancara dapat diperoleh bahwa urutan pekerjaan yang dapat disusun ulang antara lain adalah item pekerjaan yang mengalami delay, item pekerjaan yang tidak mempengaruhi item pekerjaan lainnya, dan item

pekerjaan serupa yang dapat dikerjakan secara bersamaan yaitu:

Tabel 5.4. Jenis kegiatan pekerjaan yang dapat disusun ulang

No KEGIATAN Keterangan

1 I. WORK PREPARATION

2 Site Clearing Dikerjakan bersamaan dengan id no. 3

3 Topographical survey Dikerjakan bersamaan dengan id no. 2

4 Site Lay-Out set based on site condition Dikerjakan bersamaan dengan id no. 6

5 II. RBS FOUNDATION

6 Material on site Dikerjakan bersamaan dengan id no. 4

7 Bowplank Dikerjakan bersamaan dengan id no.

8,9,10,23,24

8 Anchor dengan Hilti Dikerjakan bersamaan dengan id no. 7,9,10,23,24

9 Pembesian Dikerjakan bersamaan dengan id no. 7,8,10,23,24

10 Mal/Bakesting Dikerjakan bersamaan dengan id no. 7,8,9,23,24

11 Pengecoran Sesuai dengan urutan pekerjaan

12 Finishing Dikerjakan bersamaan dengan id no.

(77)

Tabel 5.4. Jenis kegiatan pekerjaan yang dapat disusun ulang (Lanjutan)

No KEGIATAN Keterangan

13 Drying Pekerjaan idle

14 Pengecatan Sesuai dengan urutan pekerjaan

15 Pemasangan busbar Dikerjakan bersamaan dengan id no. 47

16 III. POLE FOUNDATION

17 Material on site Sesuai dengan urutan pekerjaan

18 Bowplank Dikerjakan bersamaan dengan id no. 19

19 Anchor dengan Hilti Dikerjakan bersamaan dengan id no.18

20 Pengeboran H-Beam Sesuai dengan urutan pekerjaan

21 Pemasangan H-beam Dikerjakan bersamaan dengan id no. 22

22 Pemasangan Pole 9 meter Dikerjakan bersamaan dengan id no. 21

23 Pengecatan Dikerjakan bersamaan dengan id no. 7,8,9,10.24

24 Pemasangan busbar Dikerjakan bersamaan dengan id no. 7,8,9,10,23

25 IV. PEMASANGAN TRY

26 Material on site Dikerjakan bersamaan dengan id no. 13

27 Bowplank Dikerjakan bersamaan dengan id no. 13,28

28 Pembuatan dudukan trey Dikerjakan bersamaan dengan id no. 13,27

29 Pemasangan trey Dikerjakan bersamaan dengan id no. 13

30 V. INSTALL MOUNTING

31 Near - End Dikerjakan bersamaan dengan id no. 32

32 Far - End Dikerjakan bersamaan dengan id no. 31

33 VI. GROUNDING

34 Material on site Sesuai dengan urutan pekerjaan

35 Pemilihan lokasi titik Dikerjakan bersamaan dengan id no. 12,36,37,38

36 Galian Bak Kontrol Dikerjakan bersamaan dengan id no. 12,35,37,38

37 Penggalian jalur kabel BC70 Dikerjakan bersamaan dengan id no. 12,35,36,38

38 Galian As Tembaga Dikerjakan bersamaan dengan id no. 12,35,36,37

39 Penancapan as tembaga sektor 1 Dikerjakan bersamaan dengan id no. 40

40 Penancapan as tembaga sektor 2 Dikerjakan bersamaan dengan id no. 39

41 Pemasangan kabel AAAC Sesuai dengan urutan pekerjaan

42 Pemasangan kabel grounding Sesuai dengan urutan pekerjaan

(78)

Tabel 5.4. Jenis kegiatan pekerjaan yang dapat disusun ulang (Lanjutan)

No KEGIATAN Keterangan

44 Pembetonan Selesai bersamaan dengan id no. 45

45 Finishing Selesai bersamaan dengan id no. 44

46 Drying Pekerjaan idle

47 Pemasangan busbar Dikerjakan bersamaan dengan id no. 15

48 Pemasangan tutup bak kontrol Sesuai dengan urutan pekerjaan

49 Install Grounding Sesuai dengan urutan pekerjaan

50 VII. CONTROL PANEL

51 Material on site Dikerjakan bersamaan dengan id no. 52,53

52 Pengeboran titik pondasi panel ACPDB Dikerjakan bersamaan dengan id no. 51,53

53 Mal/Bakesting Dikerjakan bersamaan dengan id no. 51,52

54 Pembetonan Selesai bersamaan dengan id no. 55

55 Finishing Selesai bersamaan dengan id no. 54

56 drying Pekerjaan idle

57 pengecatan Dikerjakan bersamaan dengan id no. 58

58 Pemasangan tiang ACPDB Dikerjakan bersamaan dengan id no. 57

59 Pemasangan kontrol panel ACPDB Selesai bersamaan dengan id no. 58

60 Install ACPDB Sesuai dengan urutan pekerjaan

61 Pengeboran titik panel KWH meter Sesuai dengan urutan pekerjaan

62 Pemasangan KWH meter Sesuai dengan urutan pekerjaan

63 Install KWH meter Sesuai dengan urutan pekerjaan

64 VIII. TOTAL FINISHING

65 Site Cleaning Selesai bersamaan dengan id no. 66

66 Site Clearing Selesai bersamaan dengan id no. 65

Sumber : PT. Agung Pratama Jaya

Adapun beberapa contoh urutan item pekerjaan yang dapat disusun ulang berdasarkan dari hasil wawancara antara lain:

1. Material on site (ID:17) yang seharusnya dikerjakan setelah pekerjaan

(79)

dapat dikerjakan bersamaan dengan site clearing (ID:2) untuk penjadwalan baru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.1. dan 5.2. di bawah:

Gambar 5.1. Urutan Keterkaian Kegiatan ID 17 Sebelum Disusun Ulang

(80)

2. Material on site (ID:26) yang seharusnya dikerjakan setelah pekerjaan pemasangan busbar dalam proyek pembangunan tower XL pukat banting 3G dapat dikerjakan setelah finishing (ID:12) selesai dikerjakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.3. dan 5.4. di bawah:

Gambar 5.3. Urutan Keterkaian Kegiatan ID 26 Sebelum Disusun Ulang

(81)

Untuk lebih lengkapnya dapat melihat dan membandingkan pekerjaan tersebut seperti yang terlampir pada lampiran 2 dan lampiran 5.

2.2.2. Data Keterkaitan kegiatan Penjadwalan Proyek Baru

Kegiatan-kegiatan dalam proyek ini telah disusun ulang berdasarkan hasil wawancara. Data keterkaitan antar kegiatan yang telah disusun ulang pada penjadwalan pembangunan proyek XL yang baru ini dapat dilihat pada tabel 5.5. berikut:

Tabel 5.5. Data Keterkaitan Antar Kegiatan Perencanaan Baru

No. KEGIATAN ID

Notasi Kegiatan PREDECESSORS

(82)

Tabel 5.5. Data Keterkaitan Antar Kegiatan Perencanaan Baru (Lanjutan)

No. KEGIATAN ID

Notasi Kegiatan PREDECESSORS

23 Pengecatan 23 21,22

39 Penancapan as tembaga sektor 1 39 36,35FS-1 day

40 Penancapan as tembaga sektor 2 40 38,35FS-1 day

41 Pemasangan kabel AAAC 41 37,15,24,29

42 Pemasangan kabel grounding 42 39,40FS+2 days

43 Mal/Bakesting 43 36

52 Pengeboran titik pondasi panel ACPDB 52 51SS

53 Mal/Bakesting 53 52SS

54 Pembetonan 54 53

55 Finishing 55 54FF

56 drying 56 55,51

57 pengecatan 57 56FS-2 days

(83)

Tabel 5.5. Data Keterkaitan Antar Kegiatan Perencanaan Baru (Lanjutan)

No. KEGIATAN ID

Notasi Kegiatan PREDECESSORS

59 Pemasangan kontrol panel ACPDB 59 58FF

60 Install ACPDB 60 59

2.2.3. Data Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Data waktu awal aktivitas yang mendukung berjalannya proyek sampai penyelesaian keseluruhan akan dianalisis pada pengolahan data adalah waktu optimistik, realistik, dan psemistik. Data-data ini diperoleh setelah melakukan penyusunan ulang data keterkaitan kegiatan dan hasil wawacara dengan orang-orang yang mempunyai kemampuan tentang pekerjaan yang dilaksanakan.

Data-data ini kemudian dihitung untuk menentukan waktu yang diharapkan (expected time), yaitu dengan rumus:

������������ =�+ 4�+� 6

Sebagai contoh untuk mendapatkan waktu yang diharapkan dari pekerjaan site clearing pada work preparation adalah sebagai berikut:

(84)

Maka waktu yang diharapkan (expected time) adalah:

������������ =�+ 4�+� 6

������������ =5 + 4(8) + 7

6 = 7 ℎ���

Hasil perhitungan dari data waktu yang diharapkan (expected time) selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.6. berikut ini:

Tabel 5.6. Data Expected Time Kegiatan Proyek ID

(85)

ID

(86)

ID

2.3. Pengolahan Data

2.3.1. Menyusun Diagram Jaringan Kerja

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun jaringan kerja dalam Microsoft Project 2010 yaitu:

1. Membuka lembar kerja Microsoft Project 2010.

Gambar 5.5. Membuka lembar kerja Microsoft Project 2010

(87)

Gambar 5.6. Membuat lembar kerja baru Microsoft Project 2010

3. Memasukkan data aktivitas.

(88)

4. Melakukan outlining dengan mengklik indent atau outdent dengan ketentuan aktivitas masing-masing.

Gambar 5.8. Outlining Indent or Outdent pada Microsoft Project 2010

5. Memasukkan durasi (expected time) pada masing-masing aktivitas pekerjaan

(89)

6. Menentukan predecessor yaitu data keterkaitan antar pekerjaan. Jenis-jenis hubungan yang mungkin terjadi adalah

a. Finish to Start (FS)

Suatu pekerjaan (B) tidak boleh dimulai sampai pekerjaan lain (A) selesai. b. Start to Start (SS)

Suatu pekerjaan (B) tidak boleh dimulai sebelum pekerjaan lain (A) dimulai juga.

c. Finish to Finish (FF)

Suatu pekerjaan (B) tidak dapat diselesaikan sampai pekerjaan lain (A) diselesaikan.

d. Start to Finish (SF)

Suatu pekerjaan (B) tidak dapat diselesaikan sampai pekerjaan lain (A) dimulai.

(90)

7. Menentukan tanggal mulai pekerjaan

a. Klik project pada menu, lalu pilih icon project information, tentukan tanggal awal dimulainya project pada start date seperti terlihat pada gambar 5.11. di bawah:

Gambar 5.11. Menentukan tanggal pekerjaan pada Microsoft Project 2010

b. Klik task pada menu, blok start pada kolom, lalu klik auto schedule pada toolbar menu sehingga tampilan menjadi seperti pada gambar 5.12.

berikut:

(91)

8. Menentukan jam dan hari berdasarkan kalender kerja

a. Klik project pada toolbar menu, lalu pilih icon change working time sehingga muncul gambar berikut:

Gambar 5.13. Menentukan hari kerja berdasarkan kalender kerja

b. Klik work weeks untuk mengubah jam kerja pada setiap hari kerja yang berbeda seperti gambar 5.14. di bawah ini:

(92)

Dengan langkah-langkah diatas maka dapat diperoleh diagram jaringan (ganttchart) kerja proyek pembangunan tower yang telah rampung seperti pada lampiran 2 dan juga diagram jaringan kerja (ganttchart) penjadwalan baru seperti yang terlihat pada lampiran 4.

2.3.2. Laporan hasil program pada Microsoft Project 2010

Melalui proses pengolahan data dengan Microsoft Project 2010 ini dapat memberikan beberapa bentuk laporan-laporan yang lengkap dan terperinci dengan tujuan memudahkan pengawasan terhadap waktu penggunaan kegiatan setiap hari maupun setiap bulannya.

Adapun laporannya dapat dilihat dalam bentuk tampilan berikut ini:

1. Gant chart (dapat dilihat pada lampiran 2 dan 5)

2. Top level task (dapat dilihat pada lampiran 3)

3. Calendar (dapat dilihat pada lampiran 4)

4. Critical tasks (dapat dilihat pada lampiran 6)

5. Timeline (dapat dilihat pada lampiran 7)

6. Network diagram (dapat dilihat pada lampiran 8)

2.4. Menentukan Probabilitas Waktu yang Dijadwalkan

(93)

Pihak perusahaan menjadwalkan target penyelesaian kerja selama 3 bulan kerja. Untuk menghitung besarnya probabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumusan variasi standard normal (z) dengan terlebih dahulu menghitung variance masing-masing kegiatan dalam lintasan kritis. Adapun lintasan kritis yang diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan Microsoft Project 2010 adalah : 2, 3, 6, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 41, 49, 51, 56, 57,

65, 66.

Perhitungan nilai variance menggunakan rumus sebagai berikut:

� =��2 =�� − �

Sebagai contoh untuk jenis pekerjaan site clearing pada work preparation yang memiliki waktu optimistic 5 hari, waktu pesimistik 7 hari, maka :

� =��2 =�� − �

Selanjutnya untuk hasil perhitungan dari data varians standard deviasi (variance) selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.7. berikut ini:

Tabel 5.7. Hasil Perhitungan Variance Lintasan Kritis

ID Notasi Kegiatan

Waktu Optimistik (a) Waktu Pesimistik

(b) Variance Cummulative

2 5 9 0,4444 0,4444

(94)

Tabel 5.7. Hasil Perhitungan Variance Lintasan Kritis (Lanjutan)

ID Notasi Kegiatan

Waktu Optimistik (a) Waktu Pesimistik

(b) Variance Cummulative

6 2 4 0,1111 0,8056

Nilai standard deviasi (SD) diperoleh dengan rumus berikut:

�� =�� ��2

Td = Total waktu penyelesaian yang dijadwalkan (total waktu realistik) Te = Total waktu penyelesaian yang diharapkan

(95)

Tabel 5.8. Hasil perolehan waktu pada lintasan kritis

Nilai standar normalnya adalah:

�=�� − ��

�� =

58−55

(96)

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2.1. Analisis Pemecahan Masalah

Setelah melakukan pengumpulan data dan pengolahan data maka:

1. Pada ganttchart lampiran 2 dapat dilihat bahwa banyak terjadi waktu delay sehingga produktivitas tidak maksimal yang menyebabkan terjadinya keterlambatan penyelesaian pekerjaan proyek pembangunan tower XL yang berlokasi di Jalan Pukat Banting I medan sehingga perlu dilakukan penyusunan ulang urutan-urutan pekerjaan baru.

2. Setelah urutan-urutan pekerjaan baru disusun ulang maka dapat diperoleh penjadwalan baru dengan waktu penyelesaian dan urutan-urutan kerja yang sangat jelas berbeda seperti yang terlihat pada lampiran 2 dan lampiran 5 3. Adapun perbedaan yang terjadi antara pekerjaan proyek pembangunan tower

XL yang berlokasi di Jalan Pukat Banting I medan dengan Penjadwalan baru yang direncanakan adalah:

Gambar

Gambar 3.1. Penjadwalan Metode Linier Proyek Konstruksi Jalan Raya
Gambar 3.2 Diagram A0A
Gambar 3.3. Variasi float dari Suatu Kegiatan X
Gambar 3.4. Diagram AOA dengan Metode CPM
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan penjadwalan pada proyek Apartemen Gateway Pasteur- Bandung dibuat dengan menggunakan metode CPM berbasis Microsoft Project dengan data- data yang

Yogyakarta. 2) Penggunaan Microsoft Project 2010 untuk menganalisis penjadwalan dan lintasan kritis proyek. 4) Perhitungan waktu dan biaya dengan metode crash duration

Dari hasil analisis data yang dilakukan dengan program Microsoft Project 2007 diperoleh indikator-indikator konsep nilai hasil pada minggu ke-27 Proyek. Pembangunan

Dari hasil Microsoft Project diperoleh hasil, untuk menyelesaikan proyek tepat dengan waktu yang direncanakan yaitu 10 bulan, maka pekerja yang harus disediakan menjadi rata-rata

Dengan penjadwalan kembali proyek ini menggunakan metode PDM pada microsoft project dan penambahan sumber daya, maka di dapat hasil durasi lebih optimal, biaya

PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN TOWER CRANE DAN MOBILE CRANE PADA PROYEK PEMBANGUNAN RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN.. ILHAM PRAKASA PUTRA

Dalam bidang rekayasa konstruksi, aplikasi Microsoft Project 2010 digunakan untuk mengelola rencana atau waktu tugas sehingga suatu proyek yang sedang berjalan dapat

Dari hasil penjadwalan pada Microsoft Project dan Autodesk Navisworks didapat hasil pelaksanaan proyek selama 189 hari, sedangkan quantity takeoff berbasis BIM untuk pekerjaan struktur