• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Kepatuhan Dan Kesadaran Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Kepatuhan Dan Kesadaran Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR TENTANG

TINGKAT KEPATUHAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN

TIMUR O L E H

NAMA :MAHMUD TARMIZI SIREGAR

NIM :1226000118

Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohim

Puji dan syukur penilus hanturkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah memberi reahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan laporan praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) “ TINGKAT KEPATUHAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR”.

Laporan PKLM ini diajukan guna untuk memenuhi salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan perhatian berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih setulus – tulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(3)

3. Ibu Arlina, SH, M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh staff kantor Administrasi perpajakan FISIP USU yang telah membantu proses perkuliahan.

5. Pihak kantor jurusan Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah membantu kelancaran penulisan dalam menyelesaikan PKLM ini.

6. Bapak supervisor lapangan yang bersedia meluangkan waktunya memberikan data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

7. Teristemewa untuk kedua orang tua saya, H. Mara Lohot A.Md Siregar dan Mastiga Bena Sari Harahap. S.pd yang telah memberikan doa, dukungan, nasihat, didikan serta motivasi kepada penulis dalam menyelenggarakan PKLM ini.

8. Untuk adik saya Tamam Habibi Siregar dan abang saya Irfan Hamonangan Siregar. S.kom yang telah memberikan dukungan, masukan dan semangat dalam menyelesaikan PKLM ini dan untuk semua keluarga penulis.

(4)

Pihak-pihak lain dan seluruh teman-teman yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu lagi, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan hingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan dan penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dari segi isi maupun tata bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Medan, Juni 2015

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri... 1

B. Tujuan dan Manfaat PKLM... 4

C. Uraian Teoritis... 6

1. Pengertian Pajak... 6

2. Fungsi Pajak... 7

3. Sistem Pemungutan Pajak... 8

4. Syarat Pemungutan Pajak... 9

5. Pengertian Wajib Pajak... 10

6. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak... 10

D. Ruang Lingkup PKLM... 13

E. Metode PKLM... 13

F. Metode Pengumpulan Data PKLM... 15

(6)

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM... 17

A. Sejarah Umum KPP Pratama Medan Timur... 17

B. Visi dan Misi KPP Pratama Medan Timur serta Nilai – Nilai Kementirian Keuangan ... 20

1. Visi... 22

2. Misi ... 22

3. Nilai Kementrian Keuangan... 23

C. Struktur Organisasi KPP Pratma Medan Timur... 23

D. Uraian Tugas dan Fungsi... 24

BAB III GAMBARAN DATA PKLM... 27

A. Tingkat Kepatuhan dan Kesadaran Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak di KPP Pratama Medan Timur... 36

B. Tingkat Kepatuhan dan Kesadaran Wajib pajak... 38

1. Tingkat Kesadaran Wajib Pajak... 38

2. Tingkat Kepatuhan Wajib pajak... 39

C. Tatacara Pembayaran Pajak Menurut Undang – Undang KUP Nomor 28 Tahun 2007... 41

(7)

Transaksi Bank... 44

3. Pembayaran Pajak Menggunakan Fasilitas Cash Management Service (CMS)... 44

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI... 45

A. Faktor – Faktor Penyebab Rendahnya Tingkat Kepatuhan dan Kesadaran Wajib Pajak Dalam Membayar pajak Di KPP Pratama Medan Timur... 45

1. Faktor – Faktor Penyebab Rendahnya Tingkat Kesadaran Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Di KPP Pratama Medan Timur... 45

2. Faktor – Faktor Penyebab Rendahnya Tingkat KepatuhanWajib Pajak Dalam Membayar Pajak Di KPP Pratama Medan Timur... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 57

A. Kesimpulan... 57

B. Saran... 58

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

(9)

(NPWP). Tapi masih banyak juga wajib pajak yang sengaja menghindar dari kewajiban sebagai wajib pajak. Setelah wajib pajak mempunyai NPWP maka wajib pajak mengisi Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) guna meningkatkan kesadaran dan peran serta wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya dibidang perpajakan. Kepatuhan perpajakan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi senua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak.

Pemerintah telah berupaya agar pemungutan pajak dapat dilaksanakan seadil - adilnya, sebaik - baiknya, dan sesederhana mungkin, dan setiap peraturan perpajakan merupakan landasan hukum untuk dilaksanakan pemungutan pajak yang berlaku di masyarakat. Tetapi pemungutan pajak selama ini dirasakan oleh rakyat sebagai beban yang berat, sebab dari penetapan jumlah pajak maupan tata cara pemungutannya dilaksanakan diluar rasa keadilan karena wajib pajak merasa tingkat perekonomian masyarakat masih rendah, sehingga wajib pajak merasa pihak fiskus tidak menghiraukan kemampuan sarta menambah beban penderitan rakyat. Pajak hanyalah merupakan kewajiban semata - mata yang haru dilaksanakan rakyat secara patuh.

(10)

tersebut dikenal dengan sebutan tax reform (Reformasi Perpajakan). Pembaharuan tersebut dimulai pada tahun 1983 yang ditempuh dengan mengeluarkan Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Undang - Undang Pajak tersebut beberapa kali diubah yaitu:

1. Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1983 2. Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1991 3. Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1994 4. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2000 5. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2008

Suatu perubahan mendasar yang terjadi akibat dari tax reform 1983 tersebut adalah munculnya sistem self assesment dalam sistem perpajakan yang berlaku di Indonesia.

Dalam Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan pada pasal 1 disebutkan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.

(11)

dilaksanakan Negara Republik Indonesia tidak luput pembangunan di masing - masing daerah. Pada umumnya negara yang memiliki administrasi pemerintahan yang modern seperti Indonesia mengandalkan penerimaan pajak sebagai penopang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Dan dengan tingkat kesadaran wajib pajak yang pada saat ini masih kurang membayar pajak di Indonesia khususnya di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur. Dengan judul ini penulis tertarik mengambil data dengan latar belakang tersebut untuk membuat sebuah laporan PKLM dengan judul : “TINGKAT KEPATUHAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM) 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah :

1.1 Untuk mengetahui penyebab kurangnya kepatuhanWajib Pajak dalam membayar pajak terhutangnya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

(12)

1.3 Untuk mengetahui usaha – usaha yang dilakukan pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur dalam meningkatkan kepatuhan dan mencegah adanya WP untuk tidak melakukan penghindaran pajak.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) ini adalah : 2.1 Bagi Mahasiswa

a. Menambah pengetahuan dan pengalaman di bidang perpajakan. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar pada suatu instansi pemerintah.

b. Guna menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kedisiplinan mahasiswa yang akan dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja yang sebenarnya.

c. Mempelajari perilaku dan keahlian baru serta mempelajari bentuk tim dan kerjasama.

2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

a. Sebagai sarana menciptakan hubungan yang baik dengan Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP USU).

b. Sebagai sarana untuk mempromosikan citra KPP Pratama Medan Timur.

(13)

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara:

a. Hasil PKLM ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang perpajakan.

b. Untuk menjalin kerjasama FISIP USU dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur dan untuk mempromosikan sumber daya manusia yang ada di USU.

C. Uraian Teoritis

1. Pengertian Pajak

Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H yaitu iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang - Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

(14)

Dr. N. J. Feldmann, memberi definisi sebagai berikut: pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak dan terutang kepada penguasa (menurut norma – norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi dan semata – mata digunakan untuk menutup pengeluaran - pengeluaran umum. (Resmi: 2012, Perpajakan Teori dan Kasus. Edisi 6).

Sedangkan Menurut Undang - Undang Nomor 16 Tahun 2009 yang merupakan perubahan keempat Undang - Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan atau dikenal dengan istilah UU KUP. Menurut UU tersebut, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.

Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Pajak dipungut berdasarkan Undang – Undang. 2. Sifatnya dapat dipaksakan.

3. Tidak ada kontraprestasi secara langsung yang dirasakan pembayar pajak. 4. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran - pengeluaran pemerintah (rutin

(15)

2. Fungsi Pajak

Menurut Prof.Dr.Mardiasmo,MBA,Ak dalam bukunya yang berjudul perpajakan, Edisi Revisi (2011:1), Pajak memiliki beberapa fungsi:

1. Fungsi Budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran - pengeluarannya.

2. Fungsi Regulerend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

Contoh:

a. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras.

b. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk mengurangi gaya hidup konsomtif.

3. Sistem Pemungutan Pajak

Dizaman sekarang, pajak sangat penting bagi suatu pemerintah karena untuk menyelenggarakan suatu pemerintah diperlukan dana tersebut yang digunakan

untuk membiayai pembangunan, fasilitas publik, pertahanan, dan lain sebagainya. 3.1 Official Assesment System

(16)

3.2 Self Assesment System

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

3.3 With Holding System

Suatu sistem pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus atau wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

4. Syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat - syarat sebagai berikut:

4.1 Pemungutan Pajak Harus Adil

Pemungutan pajak harus adil dan merata, yaitu dikenakan kepada orang pribadi yang sebanding dengan kemampuan membayar pajak.

4.2 Pemungutan Pajak Harus Berdasarkan Undang - Undang

Di Indonesia pajak diatur dalam Undang – Undang Dasar 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya.

4.3 Tidak Mengganggu Perekonomian

(17)

4.4 Pemungutan Pajak Harus Efisien

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari pemungutannya.

4.5 Sistem Pemungutan Pajak Harus Sederhana

Sistem pemungutan pajak yang sedaerhana akan mempermudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

5 Pengertian Wajib Pajak

Wajib pajak yaitu orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan yang sesuai dengan ketentuan perundang - undangan perpajakan.

Pemotong pajak yaitu wajib pajak yang ditunjuk oleh Kantor Pelayanan Pajak sebagai pemotong pajak penghasilan pasal 15, pasal 21, pasal 26, dan pasal 4(2) atas transaksi yang terjadi, sehingga apabila tidak ditunjuk sebagai pemotong pajak wajib pajak tidak bisa pemotong pajak atas transaksi yang terjadi.

(18)

6 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak 6.1 Hak Wajib Pajak

Wajib pajak mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan kerahasiaan atas seluruh informasi yang telah dilaporkan pada Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka menjalankan kewajiban ketentuan perpajakan.

6.2 Kewajiban Wajib Pajak

Wajib pajak mempunyai kewajiban mendaftarkan diri, melalukan sendiri perhitungan, pembayaran, dan pelaporan pajak terutangnya.

Menurut Mardiasmo, (2011:1) Pajak ialah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang - undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Menurut Wakinto, (2011:5) pajak ialah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat di paksakan) yang terutang oleh yang wajib membayar menurut peraturan.

Self assesment system adalah suatu sisitem pemungutan pajak yang wajib pajaknya

menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang sesuai sistem pemungutan pajak.

Official assesment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang aparatur

(19)

pada aparatur perpajakan. Sistem ini akan berhasil dengan baik jika aparatur perpajakan baik kualitan maupun kuantitasnya telah memnuhi kebutuhannya.

Withholding system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang menghitung

besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak dilakukan oleh pihak ketiga.

Kepatuhan perpajakan (massofa.worldpress.com/.../pengertian-administrasi-perpajakan-kepatuhan) ialah :suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.

Kepatuhan wajib pajak yang ditetapkan oleh Direktur Jenderah Pajak sebagai wajib pajak yang memenuhi kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.03/2007 tentang tata cara penetapan wajib pajak dengan kriteria tertentu dalam pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak adalah sebagai berikut:

1. Tepat waktu dalam menyampaikan surat pemberitahuan

1.1 Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan tepat waktu dalam waktu 3 tahun terakhir.

(20)

1.3 Surat pemberitahuan masa yang terlambat sebagaimana dimaksud pada butir (2) telah disampaikan tidak lewat dari batas waktu penyampaian surat pemberitahuan masa pajak berikutnya.

a. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak. Meliputu keadaan pada tanggal 31 Desember tahun sebelum penetapan wajib pajak patuh dan tidak termasuk utang pajak yang belum melewati batas akhir pelunasan.

b. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selama 3 tahun berturut - turut, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Laporan keuangan yang diaudit harus disusun dalam bentuk panjang (long form report) dan menyajikan rekonsiliasi laba rugi komersial dan fiskal bagi

wajib pajak yang menyampaikan surat pemberitahuan tahunan.

2. Pendapat akuntan atas laporan keuangan yang di audit ditandatangani oleh akuntan publik yang tidak sedang dalam pembinaan lembaga pemerintah pengawas akuntan publik.

(21)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Adapun yang menjadi ruang lingkup dari PKLM ini antara lain :

1. Tingkat kepatuhan dan kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak di KPP Pratama Medan Timur.

2. Faktor - faktor yang mempengaruhi wajib pajak dalam membayar pajak di KPP Pratama Medan Timur.

3. Usaha - usaha yang dilakukan fiskus agar wajib pajak dapat membayar pajak tepat waktu.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM )

Tahap - tahap yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dalam Praktik Kerja Mandiri ( PKLM ) adalah :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan ini penulis melakukan persiapan yang dimulai dari pengajuan judul dan penetuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dan mencari pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpulkan data serta informasi yang berkenaan dengan judul.

2. Studi Literatur

(22)

ilmiah, catatan - catatan maupun bahasa tertulis yang berhubungan dengan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

3. Observasi Lapangan

Pada tahapan ini penulis melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan sesuai sistematis terhadap data yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur..

4. Pengumpulan Data.

Data dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber asli, hasil wawancara yang berkompeten. Sedangkan, data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari sumber yang telah ada misalnya, studi kepustakaan dan dokumentasi.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Penulis menganalisis dan mengevaluasi data meliputi: menganalisa data yang telah diperoleh dengan menggunakan penjelasan dengan kata - kata yang sistematik sehingga permasalahan terungkap dengan objektif.

F. Metode Pengumpulan Data

(23)

1. Obeservasi (Observation)

Dalam metode ini penulis terjun langsung ke lapangan untuk mengamati, mendengarkan, serta mencatat dan menyimpulkan mengenai hal - hal yang berhubungan dengan laporan ini.

2. Wawancara (Interview)

Yaitu dengan mengajukan pertanyaan - pertanyaan langsung kepada pihak - pihak KPP yang dianggap mampu memberikan masukan data dan informasi yang diberikan bagi penyusunan laporan ini.

3. Daftar Dokumentasi (0ptional)

Yaitu dengan mengumpulkan catatan - catatan, data - data mengenai pemeriksaan pajak.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun yang menjadi sistematis dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

(24)

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

Dalam Bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi dari tiap - tiap bagian dalam instansi tersebut.

BAB III : GAMBARAN DATA PKLM

Pada bab ini menjelaskan secara rinci pengertian - pengertian secara teoritis dan teori - teoriyang berkaitan dengan pemeriksaan pajak

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis mengemukakan tentang analisa dan evaluasi terhadap data - data yang berhubungan dengan judul laporan PKLM.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(25)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

A. Sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur

Kantor pelayanan pajak dimulai pada masa penjajahan belanda, dan masa itu kantor pelayanan pajak masih disebut Belasting, yang kemudian setelah kemerdekaan negara Republik Indonesia berubah nama menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian berubah lagi menjadi kantor Inspeksi Pajak dengan Induk Organisasinya adalah Direktorat Jendral Pajak.

Di Sumatera Utara sendiri pada tahun 1976 berdiri 3 (tiga) kantor inspeksi pajak, yaitu :

1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan. 2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara. 3. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar

(26)

Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur ). Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.94/KMK/.01/1994 tanggal 29 maret 1994, didirikanlah Kantor pelayanana Pajak Medan Timur.

Kantor pelayanan Pajak Medan Timur merupakan bagian dari Direktorat Jenderal Pajak mempunyai tugas pokok dibidang penerimaan negara yang berasal dari pajak sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Nomenlaktur KPP Medan Timur diganti menjadi Kantor Pelayananan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur pada tanggal 06 Mei 2008, sesuai dengan Peraturan Menteri keuangan Nomor 67/PMK.0/2008 tentang perubahan kedua atas PMK No.132/PMK.01/2006 Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak.

Kantor Pelayanan Pajak Medan Tmur beralamat di Jalan SukaMulia No.17-A Medan.

Kantor Pelayanan Pajak Modren diseluruh jajaran Direktorat jenderal Pajak terdiri dari tiga (3) jenis, yaitu :

1. Kantor pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar 2. Kantor pelayanan Pajak Madya

3. Kantor pelayanan Pajak Pratama

(27)

1. Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan, dengan ruang lingkup meliputi wilayah sebagian Provinsi Sumatera Utara.

2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur, dengan ruang lingkup meliputi wilayah : a. Kecamatan Medan Timur

b. Kecamatan Medan Tembung c. Kecamatan Medan Perjuangan

3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, dengan ruang lingkup meliputi wilayah kecamatan Medan Barat

4. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah, dengan ruang lingkup meliputi wilayah :

a. Kecamatan Medan Sunggal b. Kecamatan Medan Petisah c. Kecamatan Medan Helvetia

5. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota, dengan ruang lingkup meliputi wilayah :

(28)

6. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan polonia, dengan ruang lingkup meliputi wilayah :

a. Kecamatan Medan polonia b. Kecamatan Medan Maimun c. Kecamatan Medan Baru d. Kecamatan Medan Tuntungan e. Kecamatan Medan Selayang f. Kecamatan Medan Johor

7. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan, dengan ruang lingkup meliputi wilayah :

a. Kecamatan Medan Belawan b. Kecamatan Medan Marelan c. Kecamatan Medan Labuhan d. Kecamatan Medan Deli

8. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai, dengan ruang lingkup meliputi wilayah : a. Kota Binjai

b. Kabupaten Langkat

(29)

B. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur serta Nilai – nilai Kementrian Keuangan

Keberhasilan program moderenisasi di lingkungan Direktorat Jendral Pajak khususnya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, tidak hanya membawa paradigma dan perubahan prilaku pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.Tetapi lebih jauh juga dapat dampak positif terhadap pembangunan dan kualitas kesehatan di negri ini.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jendral Pajak telah mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut :

Visi Direktorat Jendral Pajak

“Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan moderen yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan propesionalisme yang tinggi”.

Misi Direktorat Jendral Pajak

(30)

1. Visi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

“Menjadi kantor pelayanan pajak terbaik tingkat nasional dalam menunjang penerimaan negara melalui pelayanan prima”.

2. Misi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

“Mencapai kinerja yang optimal melalui pelayanan, penyuluhan dan pengawasan berdasarkan ketentuan perpajakan.

Moto Pelayanan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

“Janji Layanan“

3. Nilai Kementrian Keuangan a. Integritas

Menjalanakan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh kodeetik dan prinsip – prinsip moral, yang diterjemahkan dengan bertindak jujur, konsisten, dan menepati janji.

b. Profesionalisme

(31)

c. Sinergi

Membangun dan memastikan hubungan kerja sama internal yang produktif serta kemintraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermamfaat dan berkualitas. Dari Pengertian ini terlihat dua dimensi sinergi yang selayaknya terjalin, yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal.

d. Pelayanan

Memberikan pelayanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang dilakukan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat dan aman.

e. Kesempurnaan

Senantiasa melakukan upaya perbaikan disegala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik.

C. Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.Struktur organisasi meggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara satu dengan yang lainnya dan bagaimana hubungan aktifitas dan fungsi dibatasi.

(32)

1. Sub bagian umum dan Kepatuhan Internal 2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 3. Seksi Pelayanan

4. Seksi Pemeriksaan 5. Seksi Penagihan

6. Seksi Ekstensifikasi dan penyuluhan 7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 10. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 11. Kelompok jabatan fungsional

Adapun wilayah kerja di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur antara lain:

1. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

Kelurahan Pulo Brayan Darat I dan II Kelurahan Sidodadi. 2. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II

Kelurahan Sei Kera HilirI dan II, Kelurahan Sidorame Barat I dan II, Kelurahan Pahlawan, Kelurahan Sei Kera Hulu, Kelurahan Padau Hilir dan Kelurahan Tegal Rejo.

(33)

Kelurahan Bandar Selamat, Kelurahan Bantan, Kelurahan Bantan Timur, Kelurahan Indri Kasih, Kelurahan Sidorejo, Kelurahan Sidorejo Hilir dan Kelurahan Printis.

4. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV

[image:33.612.89.499.302.674.2]

Kelurahan Durian, Kelurahan Gaharu, Kelurahan Glugur Darat I dan II, Kelurahan Gang Buntu dan Kelurahan Pulo Brayan Bengkel.

Tabel 2.1. Jumlah Pegawai KPP Pratama Medan Timur

No. Unit

Jumlah Pegawai (Orang)

1 Sub Bagian Umum 7

2 Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 10

3 Seksi Pelayanan 14

4 Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 15

5 Seksi Penagihan 4

6 Seksi Ekstensifikasi Perpajakan 6

7 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 7

8 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 8

9 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 8

10 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 8

(34)

Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Tahun 2015 D. Uraian Tugas dan Fungsi

1. Kepala Kantor

Mengingat KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KPPBB, dan Karikpa maka kepala Kantor KPP Pratama mempunyai Tugas Mengkoordinasi Pelaksanaan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Sub Bagian Umum dan kepatuhan internal

Melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah tangga, dan pengelolaan kinerja pegawai, pemantauan pengendalian intern, pemantauan pengelolaan resiko, pemantauan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, serta penyusunan rekomendasi perbaikan proses bisnis.

Adapun tugasnya sebagai berikut:

a. Penatausahaan surat masuk dan keluar

(35)

c. Menyusun tanggapan terhadap surat pengaduan anggota masyaraakat melalui pos maaupun secara langsung.

d. Menyusun laporan berkala KPP, meliputi Laporan Ketertiban pegawai, Laporan Penggunaan Anggaran, Laporan Pemakaian Barang-barang milik negara dan lain sebagaainya.

e. Meneliti pelanggaran disiplin pegawai yang terjadi sessuai dengan peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010.

f. Pengadministrasian hak-hak pegawai antara lain hak cuti, asuransi kesehatan, pengangkatan pegawai, pengajuan pengsiun dan sebagainya. g. Pengadministrasian gaji pegawai.

h. Pemeliharaan aset-aset negara serta pengadaaan barang-barang kebutuhan kantor.

i. Pengelolaan dan penggunaan anggaran, serta mengelola sistem akuntansi instansi.

3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

(36)

a. Menyusun rencana penerimaan pajak berdassaarkan ekonomi dan keuangan.

b. Menatausahaan penerimaan pajak.

c. Membuat laporan monitoring penerimaan pajak dan extra effort. d. Perbaikan komputer dan aplikasi komputer.

e. Penatausahaan alat keterangan.

f. Penatausahaan surat-surat masuk pada seksi pengolaan data dan informasi.

g. Pengaturan jaringan komputer keseluruh pegawai serta pengawasan terhadap penggunaan jaringan komputer.

4. Seksi Pelayanan

Melaksaanakan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wp, serta kerja sama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.Adapun tugasnya sebagai berikut.

a. Menatausahakan surat-surat permohonan dari wajib pajak dan surat-surat lainnya pada Tempat Pelayanan Terpadu (TPT)

(37)

d. Menyelesaikan registrasi wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak serta permohonan NPWP.

e. Menyelesaikan permohonan penghapusan NPWP dan pengukuhan PKP. f. Menerbitkan surat keputusan pembetulan produk hukum.

g. Pemberitahuan wajib pajak keluar/ pindah masuk.

h. Menatausahakan SPT Tahunan PPh atau SPT Masa PPN atau SPT masa PPh pemotong dan pemungut yang telah diterima kembali dalam rangka pengawasan kepatuhan wajib pajak.

i. Menyelesaikan permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh.

j. Melayani peminjaman/ pengiriman berkas dari/ ke KPP lain. k. Melaksanakan pemenuhan permintaan konfirmasi dan klarifikasi.

l. Mencetak surat teguran sehubungan dengan SPT Tahunan PPh, SPT masa PPh, SPT masa PPN, yang tidak di sampaikan atau disampaikan tidak sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.

m. Menerbitka Surat Ketetapan Pajak (SKP) dan Surat Tagihan Pajak(STP). n. Melaksanakan penyuluhan perpajakan.

o. Melaksanakan pelayanan kebutuhan informasi perpajakan yang dibutuhkan oleh wajib pajak

(38)

Pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.Adapun tugasnya sebagai berikut:

a. Menatausahakan surat masuk ke seksi penagihan.

b. Melakukan pengawasan terhadap tunggakan dan angsuran/pelunasan pajak. c. Menerbitkan dan menyampaikan surat teguran kepadaa wajib pajak.

d. Menerbitkan dan melaksanakan surat paksa.

e. Menerbitkan SPMP (surat perintah melakukan penyitaan) dan melaksanakan penyitaan.

f. Menerbitkan surat permintaan pemblokiran rekening wajib pajak kepada pimpinan bank.

g. Melakukan proses lelang atas harta kekayaan penunggakan pajak yang telah disita.

h. Melakukan penelitian administratif dan penelitian setempat terhadap piutang pajak yang diperkirakan tidak dapat ditagih/tidak mungkin ditagih lagi. i. Melakukan penelitian atas usulan penghapusan piutang pajak.

j. Menjawab konfirmasi data tunggakan wajib pajak. 6. Seksi Pemeriksaan

(39)

administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya, serta pelaksanaan pemeriksaan oleh petugas pemeriksaan oleh petugas pemeriksa pajak yang ditunjuk kepala kantor

Adapun tugasnya sebagai berikut:

a. Menatausahakan surat masuk ke seksi pemeriksaan dan kepatuhan internal. b. Mengusulkan wajib pajak yang akan dilakukan pemeriksaan.

c. Menerbikan surat perintah pemeriksaan (SP2), Surat Pemberitahuan (SPT) pemeriksaan pajak dan surat pemanggilan pemeriksaan pajak.

d. Menatausahakan Laporan Hasil Pemeriksaan (LPH) dan Nota Perhitungan (Nothit).

e. Mengusulkan dilakukannya penyidikan pajak. f. Membuat laporan tentang wajib pajak patuh. g. Pengawasan / kepatuhan internal.

7. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan.

Mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi, bimbingan dan pengawasan wajib pajak baru, serta penyuluhan perpajakan. Adapun tugasnya sebagai berikut:

(40)

c. Mencari data dari pihak ketiga dalam rangka pembentukan data perpajakan. d. Mencari data potensi perpajakan dalam pembuatan monografi fiska.

e. Pembuatan daftar biaya komponen bangunan (DBKB). 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Melaksanakan pengawasan kepatuhan wajib pajak (PPh, PPN, dan Pajak lainnya), bimbingan atau himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajb Pajak, analis kinerja Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam satu KPP Pratama terdapat 4 (empat) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah(territorial tertentu).

a. Melakukan pengawasan penerbitan surat teguran kepada wajib pajak yang belum menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT).

b. Melaksanakan peneliatian dan analisa kepatuhan material wajib pajak. c. Melakukan penghapusan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar. d. Pengusulan wajib pajak / PKP fiktif.

e. Pengusulan wajib pajak patuh.

f. Melakukan penelitian untuk mengusulkan penerbitan Surat Keterangan Fiskal (SKF).

(41)

h. Melakukan bimbingan dan memberikan konsultasi teknis kepada wajib pajak.

i. Mengirimkan himbauan perbaikan surat pemberitahuan (SPT).

j. Melakukan kunjungan kerja ke lokasi wajib pajak dalam rangka pengawasan dan wajib pajak.

k. Melaksanakan rekonsiliasi data wajib pajak (data maching). l. Membuat surat keterangan bebas (SKB).

9. Kelompok Jabatan Fungsional Pemeriksaan Pajak

Pejabat Fungsional terdiri dari Pejabat Fungsional Pemeriksaan dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama. Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional Pemeriksaan berkoordinasi, integrasi,sinkronisasi, dan simplifikasi dengan Seksi Ekstensifikasi.Selain itu, teknologi

informatika dan sistem informasi dimanfaatkan secara optimal

a. melakukan pemeriksaan sederhana lapangan atau pemeriksaan lengkap. b. Melakukan pemeriksaan sederhana kantor.

c. Membuat Nota Perhitungan (Nothit) pajak, Daftar Kesimpulan Hasil Pemeriksaan (DKHP) dan Alat Keterangan (Alket).

(42)

BAB III

GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA

LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

A. Tingkat Kepatuhan dan kesadaran Wajib pajak dalam Membayar Pajak di KPP Medan Timur

Gambaran yang terlihat tentang tingkat kepatuhan dan kesadaran masyarakat Medan Timur dalam membayar pajak di KPP Medan Timur dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

TINGKAT KEPATUHAN PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN BADAN

KANTOR PELAYANAN PAJAK MEDAN TIMUR TAHUN PAJAK 2012 s.d. 2014

TINGKAT KEPATUHAN PENYAMPAIAN WP ORANG PRIBADI KPP PRATAMA MEDAN TIMUR

Tahun WP OP Terdaftar

OP Wajib

SPT Tidak Lapor Persentase

WP OP NON EFEKTIF

2012 88.527 58.206 31.879 45,23% 697

2013 93.027 55.269 27.632 50,00% 765

2014 98.026 49.184 22.986 53,27% 43.601

(43)

TINGKAT KEPATUHAN PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN WP BADAN KPP PRTAMA MEDAN TIMUR

Tahun WP BADAN Terdaftar WP NON EFEKTIF BADAN Wajib SPT

Lapor Tidak Lapor Persentase

2012

9.006 222 4.239 2.122 2.117 50,06%

2013

9.125 240 4.572 2.180 2.392 47,68%

2014

9.693 272 4.277 2.203 2.074 51,51%

Sumber: KPP Pratama Medan Timur.

(44)

B. TINGKAT KEPATUHAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK 1. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

Kesadaran adalah suatu kegiatan dimana seseorang tahu dan mengerti suatu hal, berbicara dengan kesadaran menyangkut pribadi seseorang, dimana kesadaran itu datang dari hati nurani seseorang untuk melakukan sesuatu yang menurut etika merupakan yang baik dan terpuji tanpa adanya paksaan dari orang lain. Oleh karena itu kesadaran wajib pajak dapat diartikan dimana wajib pajak mengerti dan melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Tingkat pemahaman yang kurang dari wajib pajak terhadap beberapa ketentuan yang di undang – undang perpajakan, yang meliputi tentang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), tata cara menghitung pajak, tata cara membayar pajak, tata cara NPWP berguna untuk menjaga ketertiban dalam membayar pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan.

(45)

pinjaman di bank, fiscal luar negeri, atau bila wajib pajak tersebut telah diketahui oleh fiskus jumlah penghasilannya dan fiskus mewajibkan wajib pajak untuk mendaftarkan diri.

Tingkat kesadaran wajib pajak untuk melaksanakan kawajibannya kalau pajak tersebut masih rendah, walaupun sistem perpajakan kita menganut self assesment system. Membutuhkan kesadaran masyarakat yang jujur dan bertanggung jawab.

2. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

Dalam pemberlakuan sistem perpajakan di Indonesia yang memberi kepercayaan penuh kepada wajib pajak yang ditandai dengan dengan pelaksanaan kewajiban secara suka rela. Peran serta wajib pajak dalam self assesment system sangat menentukan tercapainya rencana wajib pajak.

Dalam mencapai suatu keberhasilan penerimaan wajib pajak. Wajib pajak harus berperan aktif, dengan cara meningkatkan kepatuhan dalam membayar pajak dan melaksanakan ketentuan perpajakan untuk mendapatkan penerimaan yang maksimal dengan biaya optimal. Jika wajib pajak tidak memahami dan mengetahui tentang administrasi perpajakan maka akan timbul jurang kepatuhan. Oleh karena itu kepatuhan wajib pajak merupakan faktor yang utama yang mempengaruhi realisasi penerimaan pajak.

(46)

Surat Pemberitahuan (SPT). Kepatuhan menjadi penting karena ketidakpatuhan secara bersama akan menimbulkan usaha – usaha yang yang dilakukan oleh wajib pajak, antara lain:

1. Penghindaran diri dari pajak

Yaitu penghindaran diri dari pajak dengan cara tidak melakukan perbuatan yang memberi alasan untuk dikenakan pajak, yaitu dengan tidak melakukan hal – hal yang berkaitan dengan pajak.

2. Penyeludupan pajak

Yaitu melepaskan diri dari pajak atau mengurangi besarnya, misalnya dengan cara penyeludupan.

3. Melalaikan pajak

Yaitu menolak membayar pajak yang telah ditetapkan dan menolak memenuhi formalitas – formalitas yang harus dipenuhi.

(47)

pajak yang tidak menyampaikan SPT mereka, melaksanakan penagihan dan membantu memberi penyuluhan kepada wajib pajak. Dalama hal melaksanakan penagihan, Direktorat Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan guna untuk menguji tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Pemerintah memberikan peringatan yang keras kepada wajib pajak yang tidak patuh dalam membayar pajak. Sejak Juli 2009 Direktorat Jenderal Pajak menerapkan benchmark alias indikator penguji pembayaran semua jenis pajak. Pola ini bertujuan untuk mendeteksi kepatuhan wajib pajak.

C. Tata Cara Pembayaran Pajak Menurut Undang – Undang KUP Nomor 28 Tahun 2007

Setelah menghitung pembayaran pajak yang harus dilunasi ketika tiba saat terhutang angsuran pajak yang harus dibayar. Wajib pajak harus berhati – hati jangan sampai pembayaran pajak melewati batas waktu yang telah ditentukan.

(48)

Berdasarkan ketentuan tersebut pembayaran pajak dapat dilakukan di bank – bank pemerintahan dan swasta maupun kantor pos dengan mengunakan Surat Setoran Pajak (SSP), ataupun dengan cara lain dengan melakukan pembayaran secara elektronik.

1. Pembayaran Melalui Teller Bank atau Teller Kantor Pos 1. Wajib pajak datang ke kantor pos dengan membawa:

a. Surat Setoran Pajak yang telah diisi dengan lengkap dan benar atau data yang lengkap dan benar terutang:

1. NPWP

2. Kode mata anggaran penerimaan sesuai dengan jenis pajak dengan jenis pajak yang akan dibayar, sebagaimana diatur dalam buku petunjuk pengisian SPT (pada keterangan di atas pada setiap tabel)

3. Kode jenis setoran dengan kode jenis setoran pajak yang dibayar sebagaiman diatur dalam buku petunjuk pengisisan SPT.

4. Nomor Ketetapan sebagaimana tercantum dalam SKPKB, SKPKBT, atau SPT yang akan dibayar.

(49)

b. Alat pembayaran senilai dengan paja yang akan dibayarkan:

1. Wajib pajak menyampaikan SSP yang telah diisi dengan secara lengkap atau benar atau data yang lengkap serta alat pembayaran kepada Teller bank atau teller kantor pos.

2. Wajib pajak menjawab kebenaran identitas wajib pajak tentang nama wajib pajak dan alamat wajib pajak.

3. Wajib pajak menerima kembali SSP yang telah disahkan dan ditandatangani petugas teller bank atau teller kantor pos dengan cap bank atau cap kantor pos serta diberi Nomor Pokok Transaksi Pembayaran Pajak (NPTPP). Atau Nomor Transaksi Bank (NTB), dan SSP yang telah dicetak oleh bank atau kantor pos y7ang telah diberi NPTPP atau NTB dari teller.

4. Wajib pajak menerima SSP yang telah diterima dari teller, SSP tersebut terdiri dari 5 lembar: lembar pertama, ketiga, dan kelima diserahkan ke KPP, serta lembar kedua dan keempat untuka pihak bank atau kantor pos.

(50)

2. Pemabayaran Pajak Fasilitas Alat Transaksi Bank

1. Wajib pajak mendatangi alat transakai bank dengan membawa SSP yang telah diisi dengan lengkap dan benar atau data yang lengkap.

2. Wajib pajak membuka menu pembayaran pajak

3. Wajib pajak mengisi elemen dalam tampilan dengan data yang lengkap dan benar.

4. Wajib pajak meneliti indentitas wajib pajak yang terdiri dari nama dan alamat wajib pajak apabila tampilan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, maka proses berikutnya harus dibatalkan dan kembali pada menu sebelumnya untuk mengulang memasukkan data yang diperlukan. 5. Wajib pajak mengisi elemen data lainnya yang dipelukan dalam tampilan

berikutnya dengan tepat.

6. Wajib pajak mengambil SSP hasil keluaran fasilitas alat transaksi bank. 7. Wajib pajak memeriksa kebenaran SSP yang diperoleh.

8. Wajib pajak melaporkan SSP ke KPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Pembayaran Pajak Mengunakan Fasilitas Cash Management Service

(CMS)

(51)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

Dari hasil analisa dan evaluasi secara langsung ke KPP Pratama Medan Timur saya mendapatkan hasil tentang faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak pada KPP Pratama Medan Timur dan usaha yang dilakukan pihak KPP Pratama Medan Timur dalam meningkatkan kepatuhan dan kesadaran masyarakat Medan Timur dalam membayar pajak ialah sebagai berikut:

A. Faktor – faktor Penyebab Rendahnya Tingkat Kepatuhan dan Kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak di KPP Pratama Medan Timur.

1. Faktor Penyebab Rendahnya Tingkat Kesadaran Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Pada KPP Pratama Medan Timur.

Faktor adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya sesuatu.

Adapun faktor yang menyebabkan rendah kesadaran wajib pajak adalah: 1.1 Kurangnya Sosialisasi Tentang Perpajakan.

(52)

sosialisasitentang perpajakan secara menyeluruh akan tetapi memiliki penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

Contoh :

Seorang pedagang kaki lima seperti tukang bakso, atau tukang sate. Mereka kurang mengerti apa sebernarnya pajak dan bahkan tidak tau apa itu pajak dan manfaatnya, mereka hanya memikirkan bagaimana cara supaya penghasilan mereka bertambah dan keuntungannya lebih banyak lagi. Akan tetapi kalau dihitung penghasilan mereka setiap bulan atau disetahunkan mereka seharusnya sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) karena penghasilannya sudah di atas PTKP.

Tidak hanya kurang mendapatkan sosialisasi tentang pajak ada juga masyarakat yang tidak mengerti tentang pajak sehingga kurangnya kesadaran mereka dalam kewajiban perpajakan. Akan tetapi, wajib pajak yang memiliki pengetahuan tentang pajak seharusnya memiliki kesadaran akan kewajiban perpajakan yang dimiliki lebih baik dibandingkan dengan wajib pajak yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah. Misalnya, kalangan intelektual yang selama ini menjadi pengamat politik, ekonomi, atau sosial serta tokoh lembaga masyarakat.

(53)

Masyarakat beranggapan bahwa pajak adalah suatu kewajiban, ini terbukti dari masyarakat yang telah mendaftarakan diri sebagai wajib pajak. Wajib pajak yang sudah melakukan kewajiban terhadap pajak penghasilannya sesuai dengan self assesment system dimana wajib pajak berkewajiban untuk membayar,

menyetor dan melaporkan sendiri jumlah pajak dan mereka merasa bahwa mereka sudah bekerja susah payah akan tetapi pada akhirnya harus dikurangi dengan pajak. Sehingga mereka merasa bahwa sebagai beban bukan sebagai kewajiban perpajakan. Seharusnya wajib pajak menganggap bahwa pajak merupakan tanggung jawab kepada negara.

2. Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Peratuaran Perpajakan

(54)

3. Tidak Mendapat Imbalan Jasa Secara Langsung

Wajib pajak yang telah terdaftar sebagai wajib pajak dan telah memperoleh NPWP belum mau melaksanakan kewajiban mereka sebagai wajib pajak yang baik. Kurangnya kemauan untuk memenuhi kewajiban tersebut antara lain disebabkan oleh asas perpajakan itu sendiri yaitu hasil pemungutan hasil pajak tersebut tidak secara langsung dinikmati oleh wajib pajak. Sehingga pada akhirnya menyebabkan kurangnya kesadaran wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakan mereka.

4. Pengaruh Sikap Optimis Terhadap Pajak

(55)

Jika semakin tinggi faktor – faktor yang mempengaruhi kesadaran wajib pajak terhadap kewajiban perpajakan, maka kesadaran wajib pajak akan kewajiban perpajakannya akan dipenuhi. Hal ini berarti bahwa kesadaran wajib pajak akan terjadi apabila didukung oleh semua faktor – faktor tersebut.

B. Faktor – Faktor Penyebab Rendahnya Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak di KPP Pratama Medan Timur.

Untuk meningkatkan keberhasilan penerimaan pajak tingkat kepatuhan wajib pajak sangat berperan aktif dalam menghitung, membayar dan melaporkan SPT Tahunan mereka. Akan tetapi masalah yang dihadapi sekarang adalah tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya masih rendah.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi rendahnya kepatuhan wajib pajak yaitu:

1. Kurangnya Pelayanan Terhadap Wajib Pajak

Dalam menjalankan tugasnya terkadang memberikan pelayanan yang kurang ramah terhadap wajib pajak. Sementara pemerintah mempunyai suatu usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak dengan cara meningkatkan wajib pajak agar masyarakat mempunyai kepedulian terhadap pajak. Jika petugas pajak memberikan pelayanan yang kurang ramah terhadap wajib pajak. Hal ini mengakibatkan pemaksimalan penerimaan negara dari sektor pajak akan berkurang.

(56)

Pada usia dini masyarakat sudah ditanamkan pentingnya pajak bagi penerimaan negara dengan cara pemberian citra yang posistif tentang pajak yang disampaikan melalui pengatahuan – pengatuhuan secara umum di sitiap sekolah – sekolah. Sehingga wajib pajak memahami pentingnya pajak bagi penerimaan negara.

3. Kurangnya Sosialisasi Dari Kantor Pajak (KPP)

Rendahnya kepatuhan wajib pajak salah satunya dipengaruhi oleh kurangnya sosialiasai dari kantor pajak, sosialisasi tersebut bisa dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang perpajakan. Pemberian penyuluhan dengan tepat, maksudnya disini harus memperhatikan waktu dan tempat penyuluhan pajak, begitu juga dengan cara penyampaiannya yang harus komunikatif dalam penyampaian yang ingin disampaikan dan juga petugas harus menguasai bidangnya.

4. Persepsi Wajib Pajak Yang Mengatakan Bahwa KPP Rumit

Wajib pajak yang telah melaksanakan kewajiban perpajakannya mengatakan bahwa KPP rumit sehingga wajib pajak tersebut mempengaruhi masyarakat.

Adapun sebagian wajib pajak yang tidak menghiraukan meskipun telah berulang kali diberi peringatan untuk membayar pajak dan menyampaikan SPT tepat pada waktunya.

(57)

Adapun faktor - faktor yang menyebabkan wajib pajak tidak membayar pajak walaupun sudah diberikan peringatan oleh pihak KPP, adalah:

1. Kurangnya pemahaman yang didapat oleh masyarakat tentang perpajakan, sehingga masyarakat sering mengalami kesulitan dalam pengisian SPT.

2. Surat tidak sampai tujuan, disebabkan karena wajib pajak telah pindah tanpa membari tahu dan wajib pajak tidak mencantumkan alamat barunya, atau alamat tidak jelas pada saat perekaman tersebut.

3. Kondisi usaha wajib pajak menurun/bangkrut, sehingga wajib pajak merasa tidak perlu membayar pajak.

4. Wajib pajak tidak peduli terhadap pajak yang harus dibayar.

C. Usaha Yang Dilakukan Pihak KPP Dalam Meningkatkan Kepatuhan Dan Kesadaran Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak.

Adapun usaha – usaha yang dilakukan pihak KPP dalam meningkatkan kepatuhan dan keasadaran wajib pajak, yaitu:

1. Sosialisasi perpajakan

(58)

pusat penyuluhan yang berfungsi untuk memberi layanan pendidikan pajak kepada wajib pajak. Pusat penyuluhan juga mempunyai misi untuk meningkatkan kasadaran perpajakan sehingga wajib pajak mengerti dan mengetahui hak – hak dan kewajiban perpajakannya. Petugas pajak yang berfungsi sebagai sarana mendidik agar mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan kepatuhan dalam membayar pajak.

Dalam hal ini pusat penyuluhan pajak sendiri memiliki strategi khusus dalam memberikan layanan informasi dan pendidikan pajak, yaitu:

a. Penyebaran informasi dan pendidikan pajak yang dilaksanakan secara serentak dalam waktu bersamaan sehingga dalam waktu yang sama seluruh objek penerangan bisa menerima informasi yang sama sehingga ada kesetaraan.

b. Informasi atau pendidikan pajak yang diberi harus sama dan sesuai dengan standar yang telah ditentukan sehingga tidak menimbulkan interprestasi yang berbeda – beda dalam pelaksanaannya.

c. Memberikan informasi atau pendidikan pajak kepada masyarakat sebagai wajib pajak mengerti akan hak – hak dan kewajiban perpajakan dengan benar tanpa ada distorsi informasi.

(59)

lembaga pengelolaan untuk dijadikan input, guna memberikan kualitas layanan yang diberikan.

e. Penyebaran informasi dan pendidikan pajak dilakukan dengan transparan dan terbuka terhadap kritik serta responsif dan masukan dari masyarakat sehingga pada gilirannya mampu memberikan suasana kerja yang kondusif bagi petugas pajak dalam meningkatkan kinerjanya.

2. Peningkatan pelayanan pajak

Pelayanan merupakan suatu masalah yang serius bahkan dapat dikatakan sangat penting. Idealnya bagi masyarakat wajib pajak dalam melakukan kewajibannya dibidang perpajakan dapat terlaksana dengan baik, dalam pengertian tejadi pemaksaan atau penerapan sanksi. Dengan pelayanan dan penyuluhan yang terus – menerus dan baik dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya.

Dalam hal ini Dirjen Pajak memberikan jasa pelayanan pajak yakni antara lain berupa:

a. Menyajikan informasi perpajakan.

b. Melayani loket penerimaan SPT, baik SPT Masa maupun SPT Tahunan. c. Pelayanan restitusi pajak.

(60)

f. Permohonan perubahan alamat wajib pajak. g. Menerima surat – surat wajib pajak.

2.1. Berapa hal mengenai pelayanan tentu tidak lepas dari: 1. Hal yang berkaitan dengan unsur pelayanan.

a. Harus diperhatikan atau dicari formula yang baik dalam pelayanan.

Formula dari pelayanan yang baik tersebut adalah pelayanan yang mampu menangani dan mengkomodasi masalah – masalah yang muncul dan berkembang dalam masyarakat yang terutang dalam ketentuan pelaksanaan yang mudah dipahami. Dan terhadap aparat harus tanggap dan cepat menyelesaikan masalah yang muncul serta mudah dan tidak berbelit – belit dalam penyelesaiannya dan terakhir hasilnya benar dan sesuai ketentuan.

b. Pelayanan yang diberikan oleh fiskus harus mencakup sifat – sifat: 1. Memberikan kemudahan yang tepat.

2. Adil dan sederhana.

3. Melayanai dan mengayomi. 4. Memaksimalkan tugas.

(61)

2. Hal - hal yang yang berkaitan untuk menciptakan kesadaran masyarakat untuk ikut berperan serta dalam perpajakan:

Dengan pembaharuan dan pelayanan yang baik diharapkan wajib pajak ikut berperan serta dalam perpajakan.

a. Dengan pembaharuan dan penyuluhan yang baik diharap dapat menimbulkan motivasi dari wajib pajak untuk membayar pajak.

b. Diadakan pengenalan pajak usia dini.

c. Dikondisikan dalam masyarakat budaya malu jika tidak membayar pajak.

d. Diharapkan sikap tegas para aparat perpajakan agar menindak langsung sesuai dengan peraturan kepada orang/badan yang berusaha memanipulasi pajak.

3. Penyederhanaan sistem pajak

Dalam hal ini meliputi formulir SPT harus sederhana dan tidak membingungkan. Dengan adanya formulir yang sederhana diharapkan wajib pajak dapat menghitung pajak yang terutang dengan mudah.

4. Perlakuan yang adil terhadap pembayaran pajak.

(62)

jumlah pajaknya yang harus dibayar. Perasaan adil dapat terjadi dalam hal pembayaran pajak. Bentuk ketidakadilan ini ada dua jenis: yang pertama ketidakadilan horizontal yaitu perasaan yang dikarenakan seseorang membayar pajak lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang yang kekayaannya relatif sama dengan kekayaan sendiri. Kedua, ketidakadilan vertical ini terjadi karena seseorang harus membayar pajak yang lebih besar jika dibandingkan dengan kekayaannya lebih besar. Akibatnya ketidakadilan tersebut membuat orang frustasi dan benci kepada pajak.

(63)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari uraian pada bab – bab sebelumnya penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dal membayar pajak disebabkan karena kurangnya pelayanan fiskus terhadap wp, wajib pajak tidak memahami pentingnya pajak terhadap penerimaan negara, kurangnya sosialisasi, dan persepsi wajib pajak terhadap KPP.

2. Rendahnya tingkat kesadaran wajib pajak oleh beberapa faktor lain, kurangnya pemahaman masyarakat tentang pajak serta kurangnya sosialisasi dari Direktorat Jenderal Pajak, menganggap pajak sebagai beban yang dapat mengurangi penghasilan, sulit untuk memahami peraturan perpajakan, tidak mendapat imbalan jasa secara langsung, dan sikap optimis wajib pajak terhadap pajak.

(64)

B. SARAN

Dari pengamatan yang terdapat pada tulisan ini, penulis bermaksud memberikan saran yang dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Adapun saran – saran tersebut adalah:

1. Untuk mengatasi wajib pajak yang tidak mau mendaftarkan diri sebagai wajib pajak seabaiknya fiskus melakukan inspeksi ke rumah – rumah lebih sering, dan mengadakan penyuluhan yang lebih efektif dalam menyadarkan wajib pajak dalam menjalankan salah satu kewajiban dalam membayar pajak.

2. Dalam meningkatkan kepatuhan dan kesadaran wajib pajak sebagai fiskus tidak hanya melakukan penyuluhan saja, tetepi juga memberlakukan kebijakan – kebijakan yang dapat memudahkan wajib pajak.

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo, 2011, Perpajakan, Edisi Revisi Tahun 2001. Andi: Yogyakarta.

Resmi, Siti, 2012 perpajakan : Teori dan Kasus, Edisi 6. Salemba Empat: Jakarta.

Wakinto, Agus, 2011, Mudahnya Menghitung Pajak Penghasilan, Buku Wajib Setiap Pemilik NPWP.

Direktorat Penderal Pajak, Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Direktorat Jenderal Pajak, Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Menteri Keuangan, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo, Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tatacara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak serta Tatacara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak.

Gambar

Tabel 2.1. Jumlah Pegawai KPP Pratama Medan Timur

Referensi

Dokumen terkait

Respon pertumbuhan Semai lati Putih (Gmelia arborca Roxb.) Terhadap Perbedaan ^^1 tioilposisi Media Tanam (Sebuk Gergaji, Sekam Padi, Subsoit Uhisol) (Decelina)

m eny ebabk an fluida t er sebut m engalir , ini ber t ent angan dengan asum si bahw a fluida t er sebut dalam keadaan diam.. Tek anan dalam fluida y ang m em puny ai k er

dilakukan uji Kruskal-Wallis , diketahui bahwa ada pengaruh pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda terhadap berat kering tanaman,

If you look closely at the code in Update , you find that at the end of the method, the value of oldKeys is set to refer to the pressedKeys array so that the next time that

Pertama , adanya efek pendapatan yang terdapat pada model ekonomi rumah tangga pertanian dapat memberikan hasil yang berbeda dari teori permintaan dan penawaran yang biasa

mempermudah orang, lembaga dalam melakukan perdagangan luar negeri, dengan mengetahui nilai mata uang asing dapat mengetahui Indonesia Pernah mengalami krisis ekonomi, yang

PETA PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI PERBAIKAN RANTAI PASOK SAPI POTONG [3].. ILUSTRASI

Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain: Pertama, dengan adanya peraturan yang mewajibkan pengendara dilarang mengemudi sepeda motor dengan