ANALISIS KUALITATIF BAKTERI KOLIFORM
PADA AIR MINUM
TUGAS AKHIR
OLEH:
BOSTON HAMONANGAN SITORUS
NIM 112410007
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir berjudul “Analisis Kualitatif Bakteri
Koliform Pada Air Minum”. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk dapat menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi
dan Makanan di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Medan.
Selama penulisan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bimbingan
dan dukungan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai
pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagaimana
mestinya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara.
2. Pak Drs. David Sinurat, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh
perhatian hingga Tugas Akhir ini selesai.
3. Bapak Prof. Dr. Jansen Silahahi, M.App.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi
Diploma III Analis Farmasi dan Makanan.
4. Ibu Rumanti Siahaan, SKM., M.Kes., selaku Pembimbing Praktek Kerja
Lapangan dan Staf Laboratorium Kimia di Balai Teknik Kesehatan
5. Pak Drs. Surjanto, M.Si., Apt., sebagai Dosen Penasehat Akademis yang telah
memberikan nasehat dan pengarahan kepada penulis dalam hal akademis setiap
semester.
6. Dosen dan Pegawai Fakultas Farmasi Program Studi Diploma III Analis
Farmasi dan Makanan yang berupaya mendukung kemajuan mahasiswa.
7. Sahabat-sahabatku Adli, Paul, Rizki Pratama, Alfalah, Andre, yang telah
memberikan semangat dan dukungan selama perkuliahan maupun diluar
perkuliahan.
8. Teman-teman mahasiswa Analis Farmasi dan Makanan stambuk 2011 yang
selalu mendukung saya selama proses perkuliahan yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu.
Teristimewa, ucapan terima kasih kepada Ayah saya Alm. Jurnalis
Sitorus dan Ibu saya Risma Sirait yang telah membesarkan dan mendidik penulis
dengan penuh kasih sayang dan cinta dari kecil hingga saat ini, memberikan
motivasi dan restu rasa materi yang tak ternilai harganya dengan apapun beserta
kakak-kakakku: Delvi Sitorus, Ervina Sitorus dan Anita sitorus dan yang selalu
memberikan dukungannya Helena Tasia panggabean.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya isi dari Tugas Akhir ini masih
terdapat kekurangan dan kelemahan serta masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini dan demi peningkatan
Akhir kata penulis sangat berharap semoga Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat semua pihak yang memerlukan. Amin.
Medan, Juni 2014
Penulis,
Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada Air Minum
Abstrak
Bakteri koliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim
digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk
menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak.
Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui sampel air minum ada
bakteri koliform atau tidak dan sampel air minum memenuhi syarat atau tidak.
Dalam penulisan tugas akhir ini pengujian koliform dilakukan dengan
menggunakan Lactose broth single dan double dengan seri tabung 229 digunakan
untuk melihat kekeruhan dan akhir terbentuknya gas. Media BGLB digunakan
untuk identifikasi bakteri.
Hasil ini menunjukkan bahwa sampel Air Minum yang diperiksa
mengandung bakteri koliform dengan Most Probability Number (MPN) 31. Hasil
ini tidak memenuhi syarat karena melewati ambang batas yang diperbolehkan
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no.
492/MENKES/IV/2010 bahwa kadar maksimun yang diperbolehkan untuk
parameter koliform pada air minum adalah 0. Keberadaan bakteri koliform
menunjukkan bahwa air minum tersebut tidak dapat dikonsumsi karena dapat
mengakibatkan penyakit pada manusia yang mengkonsumsinya.
Kata kunci : Bakteri Koliform, Media BGLB, Air minum, Most Probability
Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada Air Minum
Abstrak
Bakteri koliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim
digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk
menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak.
Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui sampel air minum ada
bakteri koliform atau tidak dan sampel air minum memenuhi syarat atau tidak.
Dalam penulisan tugas akhir ini pengujian koliform dilakukan dengan
menggunakan Lactose broth single dan double dengan seri tabung 229 digunakan
untuk melihat kekeruhan dan akhir terbentuknya gas. Media BGLB digunakan
untuk identifikasi bakteri.
Hasil ini menunjukkan bahwa sampel Air Minum yang diperiksa
mengandung bakteri koliform dengan Most Probability Number (MPN) 31. Hasil
ini tidak memenuhi syarat karena melewati ambang batas yang diperbolehkan
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no.
492/MENKES/IV/2010 bahwa kadar maksimun yang diperbolehkan untuk
parameter koliform pada air minum adalah 0. Keberadaan bakteri koliform
menunjukkan bahwa air minum tersebut tidak dapat dikonsumsi karena dapat
mengakibatkan penyakit pada manusia yang mengkonsumsinya.
Kata kunci : Bakteri Koliform, Media BGLB, Air minum, Most Probability
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan
mahluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah
sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam
tubuh manusia itu sendiri. Mengingat pentingnya peran air, sangat diperlukan
adanya sumber air yang dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas dan
kualitasnya. Di Indonesia, umumnya sumber air minum berasal dari air
permukaan (surface water), air tanah (ground water), air tawar, dan air hujan
(Mulia, 2005).
Bagi manusia, air minum adalah salah satu kebutuhan utama, seperti yang
telah diuraikan terlebih dahulu manusia menggunakan air dalam berbagai
keperluan seperti, mencuci, mandi, kakus, produksi pangan. Mengingat bahwa
penyakit dapat dibawah oleh air kepada manusia pada saat manusia
memanfaatkannya, maka tujuan utama penyediaan air minum atau air bersih bagi
masyarakat adalah mencegah penyakit bawaan air. Dengan demikian diharapkan
bahwa semakin banyak meliputan masyarakat dengan air bersih, semakin turun
morbiditas penyakit bawaan air. Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Air minum seharusnya tidak
kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi
tubuh, tidak dapat dierima secara estetis dan dapat merugikan secara ekonomis.
Air itu seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh
jaringan distribusinya. Pada hakikatnya, tujuan dibuat mencegah terjadinya serta
meluasnya penyakit bawaan air (Juli Soemirat Slamet, 1994).
Dengan perkembangan peradaban serta semakin bertambahnya jumlah
penduduk di dunia ini, dengan sendirinya menambah aktivitas kehidupannya yang
mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air yang pada hakikatnya
dibutuhkan. Padahal beberapa abad yang lalu, manusia dalam memenuhi
kebutuhan akan air (khususnya air minum) cukup mengambil dari sumber-sumber
air yang ada di dekatnya dengan menggunakan peralatan yang sangat sederhana.
Namun sekarang ini, khususnya di kota yang sudah langka akan sumber air
minum yang bersih tidak mungkin mempergunakan cara demikian. Di mana-mana
air sudah tercemar, dan ini harus mempergunakan suatu peralatan yang modern
untuk mendapatkan air minum agar terbebas dari berbagai penyakit (Sutrisno,
2010).
1.2 Tujuan Dan Manfaat 1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan analisis kualitatif bakteri koliform pada air minum adalah:
1. Analisis kualitatif bakteri koliform pada air minum bertujuan untuk
2. Analisis kualitatif bakteri koliform pada air minum bertujuan untuk
mengetahui sampel air minum yang diperiksa memenuhi syarat atau tidak
1.2.2 Manfaat
Analisis kualitatif bakteri koliform pada air minum bermanfaat untuk
memberi informasi tentang bakteri koliform dan kriteria air minum yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Pemurnian air untuk pencegahan penyakit hampir universal di dunia barat
kini sehingga sukar bagi kebanyakan kita untuk menyadari betapa gawat
pencemaran air itu. Saring epidemin air seperti kolera, disentri dan tifus masih
terjadi di bagian - bagian dunia dan penyakit ini mudah menjadi epidemi disuatu
negara seandainya tidak ada pengendalian pemerintah yang ketat terhadap air
minum dan pembuangan limbah. Air untuk keperluan hiburan lebih sukar
dikendalikan terhadap infeksi yang terhadap infeksi yang terbawa air. Dalam
perhatian kita tentang kemurnian air, penting untuk disadari bahwa dapat
mengandung bahan kimia yang beracun atau organisme patogen tetapi masih
jernih atau cemerlang. Dalam keadaan seperti itu air sebagai air terkontaminasi.
Selanjutnya air tercemar mungkin atau tidak terkontaminasi tetapi tidak
mempunyai penampilan atau rasa yang tidak dikehendaki, sedangkan air yang
layak untuk diminum (bebas dari substansi yang berbahaya dan tidak
menyenagkan) dikatakan sebagai dapat diminun (Wesley, 1989).
2.2 Air Minum
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum. Hal inilah yang secara prinsip membedakan kualitas
yang harus dimiliki antara air bersih dan air minum. Kualitas air minum setingkat
pendukungnya. Air minum menurut kandungan kolitinja yaitu sejenis bakteri
patogen yang berkembang biak, dibedakan dalam 5 kategori yaitu:
a. Air minum kelas A kategori baik adalah tidak mengandung koli atau
koliform.
b. Air minum kelas B kategori kurang baik mengandung kolitinja 1-10/1-50
koliform.
c. Air minum kelas C kategori jelek mengandung kolitinja 10-50/51-100
koliform.
d. Air minum kelas D kategori amat jelek mengandung kolitinja
51-100/101-1000 koliform
e. Air minum kelas E kategori sangat jelek yang mengandung kolitinja >100/
>1000 koliform.
Air minum kategori A adalah yang langsung dapat diminum, dan air murni
kategori B, C, D, serta E, harus diperlakukan agar tidak mengandug kolitinja
dan koliform, dan sebelum diminum harus dimasak hingga mendidih untuk
mematikan bakteri yang merugikan tersebut (Pitojo, 2002).
2.2.1 Syarat-syarat Air Minum
Pada umumnya ditentukan pada beberapa standar yaitu kondisi negara
masing-masing, perkembangan ilmu pengetahuan, dan perkembangan teknologi.
Dari segi kualitas air minum harus memenuhi
a) Syarat Fisik, meliputi air tak boleh berwarna, tak berasa, tak berbau, suhu
kekeruhan dan warna harus dipenuhi oleh setiap jenis air minum di mana
dilakukan penyaringan dalam pengolahannnya.
b) Syarat kimia, yaitu air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat
mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas telah
ditentukan.
c) Syarat bakteriologik, yaitu air minum tidak boleh mengandung bakteri
bakteri penyakit (patogen) sama sekali dan tak boleh mengandung bakteri
bakteri golongan Coli melebihi batas-batas yang telah ditentukannya yaitu
1 Coli/100 ml air. Bakteri golongan Coli berasal dari usus besar (faeces)
dan tanah. Bakteri patogen yang mungkin ada di dalam air antara lain
bakteri tipsum, vibrio colerae, bakteri dysentriae, entamoeba bystolotica
dan bakteri enteritis (penyakit perut). Air yang mengandung golongan Coli
dianggap telah berkontaminasi (berhubungan) dengan kotoran manusia.
Dengan demikian dalam pemeriksaa bakteriologik, tidak langsung
diperiksa apakah air itu mengandung bakteri patogen, tetapi diperiksa
dengan indikator golongan Coli (Sutrisno, 2010).
Air yang dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan
bahan kimia yang berbahaya, dan sampah atau limbah industri. Penyakit yang
menyerang manusia dapat ditularkan melalui air disebut sebagai waterbone
disease atau water-related disease. Terjadinya suatu penyakit tentunya
memerlukan adanya agen dan terkadang vektor. Beberapa penyakit yang ditularan
melalui air ini di dalam penularannya terkadang membutuhkan hospes, biasa
Untuk menetapkan standard air yang bersih tidaklah mudah, karena
tergantung pada banyaknya faktor penentu yaitu:
− Air merupakan tempat berkembang biaknya mikroorganisme, termasuk
mikroba patogen.
− Air yang sudah tercemar tidak dapat digunakan sebagai air pembersih,
sedangkan air bersih sudah tidak mencukupi sehingga kebersihan manusia
dan lingkungan tidak terjamin yang pada akhirnya menyebabkan manusia
mudah terserang penyakit (Wardhana, 2004).
2.3 Sumber Air Minum
Mengetahui macam dan sumber air adalah hal yang amat pokok jika
membicarakan air dalam kaitannya dengan kesehatan. Penduduk pedesaan di
Indonesia pada umunya mengambil air minum untuk kebutuhannya dari sumber
alamiah yang berada di sekitar permukimannya dengan tidak memikirkan mutu air
tersebut.
Menurut letaknya maka sumber air minum dapat dibagi dalam 3 macam
yaitu : 1) Air Angkasa (Hujan) 2) Air permukaan dan 3) Air tanah.
2.3.1 Air Angkasa (Hujan)
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walau
pada saat persipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung
mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung
di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas,
2.3.2 Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada
umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya,
misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan
sebagainya. Beberapa pengotoran ini, untuk masing-masing air permukaan akan
berbeda-beda, tergantung pada daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis
pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia dan bakteriologi (Sutrisno,
2010).
2.3.3 Air Tanah
Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang
kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami
proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut,
di dalam perjalannya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih baik dan
lebih murni dibandingkan air permukaan.
Air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami
proses purifikasi atau penyernihan. Persediaan air tanah juga cukup tersedia
sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun. Sementara itu, air tanah juga
memiliki beberapa kerugian atau kelemahan dibanding sumber air lainnya. Air
tanah mengandung zat-zat mineral semacam magnesium, kalsium, dan logam
berat seperti besi dapat menyebabkan kesadahan air. Selain itu, untuk mengisap
dan mengalirkan air ke atas permukaan, diperlukan pompa. Air yang berada di
sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air permukaan dan air
tanah (Chandra, 2012).
2.4 Peranan Air Dalam Kehidupan
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.
Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun
dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga
dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang
ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian,
pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain (Chandra, 2012).
2.5 Hubungan Air Dengan Kesehatan
Air sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, yang berarti
besar sekali perannya dalam kesehatan manusia. Beberapa hal yang menunjukkan
adanya hubungan air dengan kesehatan adalah adanya patogen organisme di
dalam air, adanya non patoghen organisme, air sebagai breeding places vector, air
sebagai media penularan penyakit, dan kandungan bahan kimia. Beberapa
penyakit dapat ditularkan dengan melalui air. Dalam hal ini air berfungsi sebagai
media atau vehicle (kendaraan). Untuk mengurangi timbulnya penyakit atau
menurunkan angka kematian tersebut salah satu usahanya adalah meningkatkan
penggunaan air minum yang memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitas
2.6 Bakteri koliform
Bakteri koliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan
sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu
sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Berdasarkan penelitian, bakteri
koliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri
pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang
dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh. Bakteri koliform
dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat
pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa, dan
parasit. Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada patogen
serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan.
Penyakit yang ditularkan melalui air biasanya diakibatkan oleh bakteri
koliform. Mereka biasa ditemukan di saluran sistem pengolahan air. Bakteri ini
merupakan organisme yang biasanya tidak berbahaya, koliform hidup di
lingkungan sekitar kita dan dalam kotoran hewan berdarah panas dan manusia.
Patogen dalam air kebanyakan berasal dari kotoran manusia atau hewan. Beberapa
patogen yang telah dikenal sejak beberapa dekade lalu adalah giardia lamblia
(giardiasis), cryptosporidium (cryptosporidiosis), hepatitis A (penyakit terkait
hati), dan helminths (cacing parasit) (Brooks et al., 2001).
Bakteri koliform dalam air minum dikategorikan menjadi tiga golongan,
yaitu koliform total, fekal koliform, dan Escherichia coli. Masing-masing
memiliki tingkat risiko yang berbeda. koliform total kemungkinan bersumber dari
risiko lebih besar menjadi patogen di dalam air. Bakteri fekal koliform atau
Escherichia coli yang mencemari air memiliki risiko yang langsung dapat
dirasakan oleh manusia yang mengonsumsinya. Kondisi seperti ini mengharuskan
pemerintah bertindak melalui penyuluhan kesehatan, investigasi, dan memberikan
solusi untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air.
Ciri-ciri bakteri koliform antara lain bersifat anaerob, termasuk ke dalam
bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasi laktosa
untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35°C-37°C. Contoh bakteri koliform
antara lain Escherichia coli, Salmonella spp., Citrobacter, Enterobacter,
Klebsiella, dll. Gangguan yang ditimbulkan pada manusia sehat adalah mual,
nyeri perut , muntah, diare, berak darah, demam tinggi bahkan pada beberapa
kasus bias kejang dan kekurangan cairan atau dehidrasi(Fardiaz, 1992) .
Bakteri Koliform adalah polutan air sangat umum dalam sumur dibor dan
digali. Bakteri koliform adalah jenis bakteri yang ditemukan dalam keberanian
hewan ruminansia seperti sapi. Pada hewan-hewan bakteri koliform memainkan
peran penting dalam proses pencernaan normal. Karena bakteri koliform hadir
dalam keberanian dari hewan-hewan ini, juga hadir dalam kotoran mereka. Sumur
yang terkontaminasi dengan bakteri coliform pada dasarnya sumur yang telah
terkena kotoran binatang.
Bakteri yang ditemukan dalam air yang diukur dalam CFU. CFU adalah
koloni forming unit. Mereka diberi nama ini didasarkan pada metode laboratorium
dikocok dan kemudian sejumlah kecil air ini disebar pada media pertumbuhan
bakteri. Pelat ini kemudian di inkubasikan dalam oven dan setelah sekitar satu hari
pun hadir bakteri akan berkembang biak membentuk koloni kecil yang muncul
sebagai sebuah titik. Koloni dihitung dan hasil ini dalam jumlah bakteri yang
dilaporkan.
Kabar baiknya adalah bahwa bakteri koliform tidak terlalu berbahaya. Unit
kesehatan yang paling atau departemen kesehatan akan mempertimbangkan air
dengan kurang dari 5 CFU itu aman untuk dikonsumsi. Kotoran hewan dapat
memperkenalkan sejumlah organisme yang sangat berbahaya ke dalam persediaan
air. Jadi, koliform bakteri digunakan untuk menunjukkan kemungkinan
kontaminasi masa depan oleh sekelompok jauh lebih berbahaya. Kabar baiknya
adalah bahwa kedua koliform dapat dengan mudah dan cukup terjangkau
dihilangkan dari pasokan air dengan menggunakan rumah sistim Bakteri koliform
adalah polutan air sangat umum dalam sumur dibor dan digali. Bakteri koliform
adalah jenis bakteri yang ditemukan dalam keberanian hewan ruminansia seperti
sapi. Pada hewan-hewan bakteri koliform memainkan peran penting dalam proses
pencernaan normal. Karena bakteri koliform hadir dalam keberanian dari
hewan-hewan ini, juga hadir dalam kotoran mereka. Sumur yang terkontaminasi dengan
bakteri koliform pada dasarnya sumur yang telah terkena kotoran binatang.
Bakteri yang ditemukan dalam air yang diukur dalam CFU. CFU adalah
koloni forming unit. Mereka diberi nama ini didasarkan pada metode laboratorium
dikocok dan kemudian sejumlah kecil air ini disebar pada media pertumbuhan
bakteri. Pelat ini kemudian diinkubasikan dalam oven dan setelah sekitar satu hari
pun hadir bakteri akan berkembang biak membentuk koloni kecil yang muncul
sebagai sebuah titik. Koloni dihitung dan hasil ini dalam jumlah bakteri yang
BAB III
METODOLOGI PENGUJIAN
3.1 Tempat
Analisis Kualitatif Bakteri Koliform pada Air Minum dilakukan di
Laboratorium Biologi Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
Penyakit (BTKLPP) Medan yang bertepat di Jalan KH. Wahid Hasyim No. 15
medan.
3.2 Sampel, Alat, dan Bahan 3.2.1 Sampel
Sampel merupakan air minum nomor 299/B/AM/02/2014.Organoleptis
sampel tidak berwarna dan tidak berbau.
3.2.2 Alat
Alat-alat yang digunakan adalah Tabung reaksi, rak tabung, jarum ose,
tabung durham, lampu bunsen, pipet volum, beker gelas, bola karet, pipet volum
magnetic stirrer, autoklaf, incubator suhu 35˚C, oven, neraca analitis, spatula dan
hot plate.
3.2.3 Bahan
Bahan yang digunakan adalah Media Lactose Broth(double dan single),
3.3 Prosedur
3.3.1 Pembuatan media
3.3.1.1 Pembuatan Media Lactose Broth Double
1. Ditimbang seksama media Lauryl Broth sebanyak 52 gram.
2. Dimasukkan kedalam beker gelas, dilarutkan ke dalam akuades
sebanyak 1 liter.
3. Dimasukkan magnetic stirrer. Dipanaskan di atas hot plate sampai larut.
4. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi tabung durham
masing-masing 5 ml. Disterilkan di dalam autoklaf dengan tekanan 1
atm pada suhu 121oC selama 15 menit, setelah dingin disimpan
ditempat yang bersih dan kering.
3.3.1.2 Pembuatan Media Lactose Broth single
1. Ditimbang seksama media Lauryl Broth sebanyak 13 gram
2. Dimasukkan ke dalam beker gelas, dilarutkan ke dalam aquadest
sebanyak satu liter
3. Dimasukkan magnetic stirrer. Dipanaskan di atas hot plate sampai larut.
4. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi tabung durham
masing-masing 10 ml. Disterilkan di dalam autoklaf dengan tekanan 1
atm pada suhu 121oC selama 15 menit, setelah dingin disimpan di
tempat yang bersih dan kering.
3.3.1.3 Pembuatan Media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB) 1. Ditimbang seksama media Brilla sebanyak 40 gram.
40 ����
1000 �� x 1000 ml = 40 gram
2. Dimasukkan kedalam beker gelas, dilarutkan ke dalam aquadest
sebanyak 1 liter.
3. Dimasukkan magnetic stirrer. Dipanaskan di atas hot plate sampai larut.
4. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi tabung durham
masing-masing 10 ml. Disterilkan di dalam autoklaf dengan tekanan 1
atm 121oC selama 15 menit, setelah dingin disimpan ditempat yang
bersih dan kering.
3.3.2 Uji Perkiraan
1. Disiapkan sebanyak 5 tabung reaksi yang telah berisi media Lactose
Broth double dan sebanyak 10 tabung reaksi yang telah berisi media
Lauctose Broth single.
2. Tabung kemudian disusun pada rak tabung, masing-masing diberi tanda
sebagai berikut: Nomor sampel dan volume sampel.
3. Sampel dikocok terlebih dahulu agar homogen
4. Dimasukkan sampel dengan cara dipipet sebanyak 10 ml ke dalam
tabung berisi Lactose Broth double. Kemudian, 1 ml ke dalam tabung
Lactose Broth single sebanyak 5 tabung, dan sisanya 0,1 ml atau 2 tetes.
5. Masukkan seluruh tabung ke dalam inkubator pada suhu 35oC selama
2x24 jam.
6. Selanjutnya, diamati pembentukan gas yang terjadi di dalam tabung
7. Catat tabung yang dinyatakan positif dengan terbentuknya gas.
Selanjutnya dilakukan uji penegasan.
3.3.3 Uji Penegasan
1. Tabung yang dinyatakan positif pada uji perkiraan, diinokulasikan ke
dalam tabung yang berisi media BGLB masing-masing satu sampai dua
ose dilakukan secara aseptis.
2. Diinkubasi pada suhu 35oC selama 2x24 jam.
3. Setelah 48 jam, dilakukan pengamatan dengan melihat tabung yang
menunjukkan terbentuknya gas dalam tabung durham (dinyatakan
positif)
4. Pembacaan hasil dilakukan dengan menghitung jumlah tabung yang
positif. Angka yang diperoleh dicocokkan dengan tabel MPN.
3.3.4 Persyaratan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal: 3 September 1990 bahwa kadar maksimum
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan
Tabel 1 : Hasil Pengamatan Bakteri Koliform
Jenis Sampel
Nomor Sampel
Perkiraan Koliform MPN
Air Minum 299/B/AM/02/2014 5-0-1 5-0-1 31
4.2 Pembahasan
Pada analisis kualitatif bakteri Koliform sampel 299/B/AM/02/2014 tidak
memenuhi syarat karena pada sampel ini ditemukan coliform dengan MPN
31,yang menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
492/MENKES/IV/2010 harus negatif atau nol nilai MPN bakteri koliform pada air
minum (PERMENKES, 2010).
Bakteri koliform dihubungkan dengan tipe penyakit usus (diare) pada
manusia. Faktor penyebaran bakteri disebarkan oleh lalat atau binatang kecil
lainya,apalagi kalau diketahui bahwa kaki lalat mempunyai rambut-rambut halus
dengan jumlah banyak. Sekali mereka hinggap pada suatu benda kotor sekian
ratus ribu atau lebih lagi jumlah bakteri yang akan terbawa bersamanya, serta
dari tinja. Oleh karena itu kehadiran bakteri ini dalam berbagai tempat, mulai dari
air minum, bahan makanan ataupun bahan-bahan lain untuk keperluan manusia
sangat tidak diharapkan dan bahkan sangat dihindari. Namun, disisi lain bakteri
ini juga dibutuhkan oleh tubuh namun dalam jumlah ambang batas yang
ditentukan. Oleh karena itu, kehadiran bakteri ini dalam jumlah tertentu didalam
suatu benda, misalnya air dan bahan makanan, sudah merupakan indikator
kehadiran bakteri penyakit lainnya. Maka, jadilah bakteri koliform sebagai nilai
penentu kualitas suatu bahan atau benda terhadap ada tidaknya pencemaran fekal.
Penentuan kualitas suatu bahan, khususnya air minum, bahan makanan,
obat-obatan, tidak saja dilakukan secara fisik dan kimia, tetapi juga secara biologis atau
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pemeriksaan analisis kualitatif didapat sampel air minum yang diuji
tidak memenuhi persyaratan karena menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia 492/MENKES/IV/2010 tidak diperbolehkan terdapat bakteri
koliform pada sampel air minum.
5.2 Saran
Sebelum melakukan pemeriksaan atau percobaan sebaiknya terlebih
dahulu memahami prosedur kerja yang aseptis dan dikerjakan secara sistematis
sesuai prosedur yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kesalahan dan
DAFTAR PUSTAKA
Brook. (2001). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba Medika. Hal. 34.
Chandra, B. (2012). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 39-41.
Fardiaz, S. (1992). Polusi air dan Udara.Bogor: Kanisius. Halaman 26.
Juli,S.S. (1994). Ilmu Kesehatan lingkungan. Yogyakarta: Gaja Mada University. Hal.17-23.
Mulia, R. (2005). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 58-59.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 2010 tahun 2010. Hal. 6.
Pitojo, S., dan Purwantonyo, E. (2002). Deteksi Pencemar Air Minum. Demak: CV. Aneka Ilmu. Halaman 28.
Suriawiria, S. (2005). Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Bandung: P.T. Alumni. Halaman 80-85.
Sutrisno, T. (2010). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 3-14.
Wardhana, W. (1995). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi. Halaman 74, 79-80.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Alat dan Media yang Digunakan pada Pemeriksaan Bakteri Koliform
Inkubator Suhu 35° C HOTPLATE
Lampiran 2 Sampel yang Dinyatakan Positif adanya Bakteri Koliform
Lampiran 3
Tabel perkiraan Terdekat Jumlah (MPN) Koliform, untuk kombinasi Porsi : 5 x 10 mL, 5 x 1 mL, 5 x 0,1 mL dengan 95% batas kepercayaan
Jumlah tabung yang positif
5 3 3 170 70 400
5 3 4 210 70 400
5 4 0 130 36 400
5 4 1 170 58 400
5 4 2 220 70 440
5 4 3 280 100 710
5 4 4 350 100 710
5 4 5 430 150 1100
5 5 0 240 70 710
5 5 1 350 100 710
5 5 2 540 150 1700
5 5 3 920 220 2600
5 5 4 1600 400 4600
Lampiran 4
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal: 3 September 1990 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM