KARYA TULIS AKHIR
PENGARUH LAMA PAPARAN BISING TERHADAP PENINGKATAN
AMBANG PENDENGARAN TENAGA KERJA BENGKEL MOTOR DI
KOTA MALANG
Oleh:
WINDA WIDYANING PUTRI M. R.
201110330311156
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
HASIL PENELITIAN
PENGARUH LAMA PAPARAN BISING TERHADAP PENINGKATAN
AMBANG PENDENGARAN TENAGA KERJA BENGKEL MOTOR DI
KOTA MALANG
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah SatuPersyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh
Winda Widyaning Putri Mei Rohmasari 201110330311156
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Pengaruh Lama Paparan Bising Terhadap Peningkatan Ambang Pendengaran Tenaga Kerja Bengkel Motor Di Kota Malang”.
Penulisan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.Penelitian ini tidaklah dapat terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan, saran, dan dukungan dari berbagai pihak.Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ayah Sugianto, ibu Nur Rohmah, adik Ratih Mahendra N.M.R dan Abdullah Faqih N.F,serta semua saudara yang selalu memberi dukungan, doa, kasih sayang, semangat, kepercayaan, pengorbanan dan kesabaran yang tak terhingga bagi saya.
2. Seluruh jajaran Dekanat Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
3. dr. Irma Suswati, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
5. dr. Indah Serinurani Effendi selaku pembimbing 2, terima kasih atas bimbingan dan kesabarannya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
6. dr. Moch. Ma’roef , Sp.OG selaku penguji, terima kasih atas bimbingan dan masukan-masukannya yang sangat membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini selama di FKUMM.
7. dr. Indra Setiawan, Sp. THT dan staf Rumah Sakit UMM yang telah membantu dan memfasilitasi penulis dalam proses pemeriksaan audiometri nada murni dalam penelitian ini.
8. Bapak Poniri selaku kepala Bengkel Yamaha Dau UMM, Bapak Rohmani selaku kepala Bengkel Suzuki Tlogomas Malang, Bapak Arif selaku perwakilan Bengkel Multi Motor Malang yang telah mengizinkan dan memfasilitasi penulis dalam melakukan serangkaian aktivitas penelitian di bengkel yang Bapak pimpin.
9. Seluruh tenaga kerja Bengkel Yamaha Dau UMM, Bengkel Suzuki Tlogomas Malang, Bengkel Multi Motor Malang atas kesempatan dan kerjasama yang diberikan pada penulis dalam serangkaian aktivitas penelitian ini.
10.Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Kedokteran UMM dan Staf Lab. Proses Produksi Teknik Mesin Fakultas Teknik UMM . Terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada penulis.
UMM 2011 yang telah memberikan waktu, tenaga, saran, doa dan dukungan yang tak terbatas hingga tugas akhir ini dapat diselesaikan oleh penulis. 12.Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini dan
juga mendoakan demi suksesnya karya tulis ini yang tidak bisa penulis sebut satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, walaupun demikian dalam proses penyusunan penulis telah berusaha semaksimal mungkin serta telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari dosen pembimbing. Tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sangatlah tidak mudah menjalani masa perkuliahan hingga pada penyusunan tugas akhir ini.
Akhir kata penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun dan semoga penelitian ini dapat menambah wawasan serta bermanfaat bagi semua pihak.
Malang, 18 Agustus 2015
DAFTAR ISI
1.4.2 Manfaat Bagi Instansi ... 5
1.4.3 Manfaat Masyarakat ... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Anatomi Dan Fisiologi Alat Pendengaran ... 6
2.1.1 Anatomi Telinga ... 6
2.1.1.1 Telinga Luar ... 7
2.1.1.2 Telinga Tengah ... 8
2.1.1.3 Telinga Dalam ... 9
2.1.2 Mekanisme Pendengaran ... 11
2.2 Suara ... 16
2.3 Kebisingan ... 18
2.3.1 Klasifikasi / Jenis Kebisingan ... 18
2.3.2 Sumber Kebisingan. ... 20
2.3.3 Nilai Ambang Batas Kebisingan ... 21
2.3.4 Pengukuran Intensitas Bising ... 23
2.4 Gangguan Pendengaran Akibat Bising (Noise Induced Hearing Loss) ... 24
2.4.1Faktor- Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Gangguan Pendengaran Akibat Bising (Noise Induced Hearing Loss) ... 26
2.4.2 Patologi Gangguan Pendengaran Akibat Bising (Noise Induced Hearing Loss) ... 28
2.4.4 Penatalaksanaan Gangguan Pendengaran Akibat Bising
(Noise Induced Hearing Loss) ... 33
2.4.5 Prognosis Gangguan Pendengaran Akibat Bising (Noise Induced Hearing Loss) ... 34
2.4.6 Pencegahan Gangguan Pendengaran Akibat Bising (Noise-Induced Hearing Loss) ... 34
2.5 Audiometri Nada Murni ... 37
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 42
3.1 Kerangka Konsep ... 42
3.2 Hipotesis ... 44
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 45
4.1 Jenis Penelitian ... 45
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 45
4.3.1 Populasi Penelitian ... 45
4.3.2 Sampel Penelitian ... 45
4.4 Besar Sampel ... 46
4.5 Teknik Sampling ... 46
4.6 Karakteristik Sampel Penelitian ... 46
4.6.1 Kriteria Inklusi ... 46
4.6.2Kriteria Eksklusi ... 46
4.7 Variabel Penelitian ... 46
4.8 Definisi Operasional... 47
4.9 Instrumen Penelitian... 47
4.10 Prosedur Penelitian... 48
4.11 Alur Penelitian ... 49
4.12 Teknik Pengumpulan Data ... 50
4.13 Analisis Data ... 50
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 51
5.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 51
5.1.1 Bengkel Yamaha Dau Universitas Muhammadiyah Malang ... 51
5.1.2 Bengkel Multi Motor Malang ... 51
5.1.3 Bengkel Suzuki Tlogomas Malang ... 51
5.2 Karakteristik Responden Dan Lingkungan Penelitian ... 52
5.3 Analisis Data ... 55
5.3.1 Hubungan Lama Paparan Bising Terhadap Ambang Pendengaran Responden... 55
5.3.2 Hubungan Intensitas Kebisingan Terhadap Ambang Pendengaran Responden... 56
BAB 6 PEMBAHASAN ... 59
6.1 Karakteristik Responden Dan Lingkungan Penelitian ... 59
6.2 Hubungan Lama Paparan Bising Terhadap Ambang Pendengaran Responden ... 62
6.3 Hubungan Intensitas Kebisingan Terhadap Ambang Pendengaran Responden ... 65
6. 4 Hubungan Lama Paparan Dan Intensitas Kebisingan Terhadap Ambang Pendengaran Responden ... 68
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 70
7.1 Kesimpulan ... 70
7.2 Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Nilai Ambang Batas Kebisingan ... 22 2.2 Syarat-Syarat Zona Kebisingan... 23 2.3 Derajat Ketulian Menurut International
Standard Organization (ISO) ... 41 5.1 Intensitas Kebisingan Lingkungan Kerja Bengkel Motor ... 52 5.2 Karakteristik Responden ... 53 5.3 Karakteristik Lama Paparan Bising Terhadap
Ambang Pendengaran Responden ... 54 5.4 Hasil Uji Korelasi Lama Paparan Bising Dengan
Ambang Pendengaran Respoden. ... 55 5.5 Hasil Uji Korelasi Intensitas Kebisingan Dengan
Ambang Pendengaran Respoden ... 56 5.6 Hasil Uji Regresi Linear Lama Paparan Bising Dan Intensitas
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Anatomi Telinga... 6
2.2 Anatomi Koklea ... 9
2.3 Arah Gerakan Cairan Perilimfa Saat Mendengar... 11
2.4 Transduksi Sel Rambut Dalam Dan Sel Rambut Luar ... 12
2.5 Tip Link Stereocillia Sel Rambut (Dilihat Dengan Mikroskop Elektron) ... 12
2.6 Jaras Saraf Pendengaran ... 14
2.7 Mekanisme Apoptosis Pada Sel Saraf Akibat Bising ... 31
2.8 Alat Pelindung Telinga ... 37
2.9 Gambaran Audiogram Pendengaran Normal (Kiri) dan Tuli Sensorineural (Kanan) ... 39
2.10 Gambaran Audiogram Tuli Konduktif (Kiri) dan Tuli Campuran (Kanan) ... 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Lembar Permohonan Bersedia Menjadi Responden ... 76
2. Hasil Penelitian ... 78
3. Hasil Statistik ... 80
4. Surat-Surat Penelitian... 87
DAFTAR PUSTAKA
Adelman, C., Freeman, S.,Paz, Z.,danSohmer, H. 2008. Salicylic Acid Injection Before Noise Exposure Reduces Permanent Treshold Shift. Audiol Neurotol, 13, pp.266-272.
Arini, E.Y. 2005. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Pendengaran Tipe Sensorineural Tenaga Kerja Unit Produksi Di PT. Kurnia Jati Utama Semarang [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro
Babba, J. 2007. Hubungan Antara Intensitas Bising Di Lingkungan Kerja DenganPeningkatan Tekanan Darah (Penelitian Pada Karyawan Pt Semen Tonasa Di Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan) [Tesis]. Semarang : Universitas Diponegoro
Baehr, M, dan Frotscher, M. 2005. Duus’ Topical Diagnosis In Neurology, Anatomy Physiology Signs Symptoms 4th Completely Revised Edition. New York: Thieme
Bashiruddin, J., dan Soetirto, I. 2012 .Gangguan Pendengaran Akibat Bising (Noise Indeuce Hearing Loss). Dalam: Soepardi, E.A., Iskandar, N., Bashiruddin, J., dan Restuti, R.D.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Dan Leher. Edisi7.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. pp.42-45.
Bashiruddin, J. 2009. Program Konservasi Pendengaran Pada Pekerja Yang Terpapar Bising Industri. Majalah Kedokteran Indonesia, Volume 59 Nomor: 1, Januari 2009. pp. 14-19.
Buchari. 2007. Kebisingan Industri dan Hearing Conversation Program. [Online] Available at library.usu.ac.id/download/ft/07002749 [Accessed 2/9/2014]
Bess, H.F., danHumes, E.L. 2009. Audiology The Fundamentals, 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams &Wilkins, Wolters Kluwer, pp. 102-104. Dhingra, P.L. 2007. Assesment Of Hearing Disease Of ENT 4th Edition.
Philadelphia : Mosby Elsevier
Doelle, L.L. 2006. Akustik Lingkungan. Diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Prasetyo, L. Jakarta: Erlangga.
European Agency for Safety and Health at Work. 2008. What Problem Can Noise
Cause. [Online] Available at http://osha.europa.
Feidihal. 2007. Tingkat Kebisingan Dan Pengaruhnya Terhadap Mahasiswa Di Bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang. Jurnal Teknik Mesin Vol. 4 No. 1.
Ferrite,S., dan Santana, V. 2005.Joint Effect Of Smoking, Noise Exposure And Age On Hearing Loss. Occupational Medicine. 55, pp. 48-53.
Flint, P. W., Haughey, B. H., Lund, V. J., Niparko, J. K., Richardson, M. A., Robbins, K. T.,et al. 2010. Cummings Otolaryngology Head And Neck Surgery Fifth Edition. Philadelphia : Mosby Elsevier
Fujioka, M., Kanzaki, S., Okano, H.J., Masuda, M., Ogawa, K., dan Okano, H. 2006. Proinflammatory Cytokines Expression In Noise-Induced Damaged Cochlea. J Neurosci Res. 83. pp.575–583.
Gillespie,P.G. 2006.Hair Cell Function, In: Water TRVD, Staecker H. OtolaryngologyBasic Science and Clinical Review. New York: Thieme, pp.332-338.
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2014. The Sense Of Hearing.Dalam: Guyton AC, Hall JE, 12th ed.Texbook of medical phisyology. Philadelphia: Elsevier Saunder.
pp.652-657.
Hartono. 2007. Pengaruh Perbedaan Intensitas Kebisingan Terhadap Sindrom Dispepsia Pada Tenaga Kerja PT. Kusumahadi Santosa Karanganyar. Cermin Dunia Kedokteran No.154.
Hellman, and Associates. 2011. Safety Meeting Topic: Noise Induced Hearing Loss. [Online] Available at http://www.ehscompliance.com/ toolboxtopics/Hand%20Tools.pdf [Accessed 9/12/2014]
Henderson, D., Bielefeld, E.C., Harris, K.C., dan Hu, B.H. 2006.The Role Of Oxidative Stress In Noise Induced Hearing Loss. Ear &Hearing. 27, pp. 1-19.
Huboyo, H.S., dan Sumiyati, S. 2008. Buku Ajar Pengendalian Bising Dan Bau. Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. pp.3-23
Husni, T. 2011. Waspadai Bising. [Online] Available at http://www.ccde. or.id/index.php?option=comcontent&view=article&id=458.waspadaibising %catid=21:sehat%ltemid=28 [Accessed 9/12/2014]
Keithley, E.M., Wang, X., dan Barkdull, G.C. 2008. Tumor Necrosis Factor Alpha Can Induce Recruitment Of Inflammatory Cells To The Cochlea.Otol Neurotol. 29. pp.854–859.
KNPGPKT: Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran Dan Ketulian. 2013. Apakah tuli akibat bising itu? [Online] Available at http://www.telingakusehat.com/tentang-pgpkt/selayang-pandang/ dan http://www.telingakusehat.com/apakah-tuli-akibat-bising-itu/ [Accessed 2/9/2014]
Kujawa, S.G., dan Liberman,M.C. 2006. Acceleration of Age-Related Hearing Loss By Early Noise Exposure : Evidence Of A Misspent Youth. J Nourosci. 26. pp.2115-2123.
Kujawa, S.G., dan Liberman,M.C. 2009. Adding Insult To Injury : Cochlear Nerve Degeneration After “Temporary” Noise-Induced Hearing Loss. J Neurosci. pp.14077-1085.
Kuntodi. 2007. Gangguan pendengaran akibat kebisingan dalam Seminar Sehari Penatalaksanaan Pendengaran dan Ketulian
.
Semarang, 17 Februari 2007. Laer L, V., Carlsson, Pl., Ottschytsch, N., Bondenson, Ml., Konings, A., et al. 2006.The Contribution of Genes Involved in Potassium-Recycling in The Inner
Ear To Noise Induced Hearing Loss. [Online] Available at
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/ 16823764 [Accessed 10/12/2014] Le Prell, C.G.,Yamashita, D., Minami, S.B., Yamasoba, T., dan Miller, J.M. 2006.
Mechanisms of Noise-Induced Hearing Loss Indicate Multiple Methods of Prevention. Hear Res. 226 (1-2), pp.22-43.
Miller, J.M., Yamashita, D., Minami, S., Yamasoba, T., dan Le Prell, C.G. 2006. Mechanisms And Prevention Of Noise-Induced Hearing Loss. Otol Jpn. b;16, pp.139–153.
Nagashima, R., Chie, S., Masanori, Y., dan Kiyokou, O. 2005. Current Perspective, Taranscriptional Factors In The Cochlea Within The Inner Ear. Journal Of Pharmacological Sciences, The Japanese Pharmacological Society 99, pp.301-306
Netter, F.H. 2010. Atlas of Human Anatomy 5th Edition. China: Elsevier Saunders Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011 tentang
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Pratama, T.S. 2010. Analisis Hubungan Umur Dan Lama Pemajanan Dengan Daya
Produksi Central Processing Area Job P-PEJ Tuban Jawa Timur. [Skripsi] Program D.IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Purnami, N. 2009. Efek Pajanan Bising Terhadap Peningkatan HSP 70, TNFα, TLR-2 dan TLR-4 pada Fibroblast Koklea Rattus novergicus. [Disertasi] THT-KL, Universitas Airlangga, 11093/JO3/PP/2008. Surabaya: Universitas Airlangga
Putra, H.A., Rahim, M.R., dan Saleh, L.M. 2010. Faktor Resiko Kejadian Penurunan Ambang Dengar Pada Karyawan Bagian Proces Plan PT. Inco Soroako. Jurnal MKMI, Vol. 6, No.2, April. pp. 96-101
Rahayu, T. 2010. Dampak Kebisingan Terhadap Munculnya Gangguan Kesehatan. Yogyakarta : WUNY Edisi Januari 2010
Riyanto, A. 2009. Pengolahan Dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Jazamedia
Robert, A.D. 2006. Noise Induced Hearing Loss. Dalam:Bailey, B.J., Ed.IV. Head And Neck Surgery-Otolaryngology. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins, pp.2190-2195
Scanlon, V.C., dan Sanders, T. 2007. Essentials Of Anatomy And Physiology 5thed.Philadelphia: F. A. Davis Company. pp. 210-213
Sherwood, 2008. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi ke-2. Jakarta : EGC Soetirto, I., Hendarmin, H., dan Bashiruddin, J. 2012. Gangguan Pendengaran Dan
Kelainan Telinga. Dalam: Soepardi, E.A., Iskandar, N., Bashiruddin, J., dan Restuti, R.D. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Dan Leher Edisi 7. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. pp.10-70.
Soewolo, Titi, Y.,dan Soejono, B. 2005. Fisiologi Manusia. Malang : UM Press. Suma’mur, PK. 2009. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Sagung Seto
Sulistyanto, A., Samihardja, Y., dan Suprihati. 2009. Hubungan Antara Lama Kerja Dengan Terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL) Pada Masinis DAOP-IV Semarang. Semarang: Sains Medika Vol.1 No.1
Tambunan, S. 2005. Kebisingan Di Tempat Kerja (Occupational Noise). Yogyakarta : Andi
Thorne, P.R. 2011. Noise Induced Hearing Loss. [Online] Available at http: //hazelarmstronglaw.co.nz/tag/hearing-loss/ [Accessed 9/12/2014]
Tjan, H., Lintong, F., dan Supit, W. 2013. Efek Bising Mesin Elektronik Terhadap Gangguan Fungsi Pendengaran Pada Pekerja Di Kecamatan Sario Kota Manado Sulawesi Utara. Jurnal e-Biomedik. 1. pp.34-39.
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Bising adalah suara yang mengganggu atau tidak dikehendaki yang merupakan aktivitas alam (bicara, pidato) dan buatan manusia (bunyi mesin) (Tjan et al, 2013). Kebisingan merupakan salah satu sumber bahaya dari faktor fisika yang sering dijumpai di tempat kerja (Babba, 2007). Bising menyebabkan berbagai gangguan terhadap tenaga kerja, seperti gangguan somatik, gangguan psikologis, gangguan komunikasi, gangguan keseimbangan, dan gangguan fungsi pendengaran. Di antara banyak gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh bising, gangguan terhadap fungsi pendengaran adalah gangguan yang paling serius (Buchari, 2007).
Gangguan fungsi pendengaran bisa hanya berupa gangguan kenyamanan, tuli sementara sampai kerusakan organ pendengaran yang bersifat permanen. Bila paparan bising melampaui ambang batas yang diperkenankan berlangsung dalam waktu yang lama dan tanpa disadari dapat menyebabkan ketulian. Cacat pendengaran akibat kerja (occupational deafness/ noise induced hearing loss) adalah hilangnya sebagian atau seluruh pendengaran seseorang yang bersifat permanen, mengenai satu atau kedua telinga yang disebabkan bising terus-menerus di lingkungan tempat kerja (Kuntodi, 2007).
2
akibat bising dan 30 juta lebih lainnya dapat terkena bising yang berbahaya setiap harinya (Tjan et al, 2013). Menurut data WHO 2005 dijumpai 278 juta (4.2%) penduduk dunia mengalami gangguan pendengaran, 50% di Asia Tenggara termasuk Indonesia (Husni, 2011).
Berdasarkan survei Multy Center Study (MCS) pada tahun 2000 di Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat keempat dengan prevalensi keluhan gangguan fungsi pendengaran cukup tinggi yakni 4,6%, setelah tiga negara lainnya yaitu Srilanka (8,8%), Myanmar (8,4%), dan India (6,3%). Menurut survei tersebut, meskipun Indonesia bukan merupakan negara dengan peringkat pertama akan tetapi prosentase tersebut menandakan bahwa gangguan fungsi pendengaran memiliki andil besar dalam menimbulkan masalah sosial di tengah masyarakat (Tjan et al, 2013. Rahayu, 2010). Sub bagian Neurotologi THT-FKUI/RSCM (1995-1996) menemukan 884 gangguan pendengaran pada orang dewasa dan 6,3% diantaranya adalah tuli akibat bising (KNPGPKT, 2013).
Pernyataan WHO (2000) menyebutkan 50% gangguan pendengaran dapat dicegah (preventable deafness). WHO merekomendasikan tiap negara menurunkan preventable deafness sampai 50% pada 2010. Melalui program Sound Hearing
2030, diharapkan pada tahun 2030 setiap penduduk Indonesia berhak memiliki derajat kesehatan telinga dan pendengaran optimal/ Better Hearing for All (Purnami, 2009).
3
apa yang menjadi tujuan WHO dan pemerintah yaitu menurunkan angka ketulian sebesar 50% tahun 2015 dan secara maksimal tahun 2030 agar terbentuk manusia Indonesia yang mempunyai sumber daya dengan kualitas tinggi dapat tercapai (KNPGPKT, 2013).
Sedangkan, prevalensi tuli akibat bising meningkat terus akibat kemajuan di bidang teknologi industri (industri otomotif, pekerja tambang, dll), juga polusi bising lingkungan (hiruk pikuk lalu lintas, rumah dekat bandara, jalur kereta api, tempat main anak-anak di mal-mal, dll), teknik audio (iPod, dll), gaya hidup dan lingkungan ABRI dan polisi (KNPGPKT, 2013). Sumber kebisingan di tempat kerja umumnya merupakan gabungan dari berbagai macam komponen seperti turbulensi cairan, perbedaan suhu, bagian peralatan yang bergerak dan bergetar, dan peralatan elektronika (Buchari, 2007).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Feidihal (2007) di bengkel Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang dengan intensitas bising > 85 dB didapatkan mahasiswa jurusan tersebut mengalami gangguan fisiologis berupa sakit kepala, gangguan psikologis berupa kurangnya konsentrasi, gangguan komunikasi dan gangguan fungsi pendengaran. Gangguan fungsi pendengaran yang diderita oleh mahasiswa ini adalah gangguan pendengaran sedang dengan keluhan paling banyak yaitu telinga sering terasa tersumbat.
4
dBA yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011. Jumlah tenaga kerja Bengkel Yamaha Dau Universitas Muhammadiyah Malang, Bengkel Multi Motor, dan Bengkel Suzuki Tlogomas Malang adalah 32 orang. Tenaga kerja tersebut terdiri dari mekanik dan non-mekanik yang memiliki karakteristik bervariasi seperti lama paparan serta intensitas kebisingan yang diterima. Namun belum dilakukan analisis statistik antara lama paparan dan intensitas kebisingan terhadap ambang pendengaran tenaga kerja. Sehingga hal tersebut menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Lama Paparan Bising Terhadap Peningkatan Ambang Pendengaran Tenaga Kerja Bengkel Motor Di Kota Malang”.
1.2Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disusun pertanyaan sebagai berikut: Adakah pengaruh lama paparan bising terhadap peningkatan ambang pendengaran tenaga kerja bengkel motor di Kota Malang? 1.3Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis pengaruh lama paparan bising terhadap peningkatan ambang pendengaran tenaga kerja bengkel motor di Kota Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui profil tenaga kerja bengkel motor di Kota Malang
b. Mengukur intensitas kebisingan lingkungan kerja bengkel motor di Kota Malang
5
d. Menilai ambang pendengaran tenaga kerja bengkel motor di Kota Malang
e. Menganalisis gambaran audiogram tenaga kerja bengkel motor di Kota Malang
1.4Manfaat
1.4.1 Manfaat Akademis
1. Menambah informasi ilmiah tentang pengaruh lama paparan bising terhadap ambang pendengaran tenaga kerja bengkel motor di Kota Malang. 2. Menjadi dasar pada penelitian berikutnya tentang pengaruh lama paparan kebisingan lingkungan kerja terhadap peningkatan ambang pendengaran pada tenaga kerja.
1.4.2 Manfaat Bagi Perusahaan
Hasil kajian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi bengkel motor di Kota Malang untuk melakukan perbaikan pada sistem operasional maupun manajemen dalam upaya peningkatan penataan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja.
1.4.3 Manfaat Masyarakat