• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antenatal Care Dengan Berat Badan Lahir Bayi Di Klinik Bersalin Linda Silalahi Kecamatan Pancur Batu Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Antenatal Care Dengan Berat Badan Lahir Bayi Di Klinik Bersalin Linda Silalahi Kecamatan Pancur Batu Tahun 2015"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTENATAL CARE DENGAN BERAT BADAN

LAHIR BAYI DI KLINIK BERSALIN LINDA SILALAHI

KECAMATAN PANCUR BATU

ESTER DWI JAYANTI ZEGA

145102101

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

Hubungan Antenatal Care Dengan Berat Badan Lahir Bayi Di Klinik Bersalin Linda Silalahi Kecamatan Pancur Batu Tahun 2015

Abstrak

Ester Dwi Jayanti Zega

Latar belakang : Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi. Penyebab kematian bayi terbanyak adalah karena gangguan perinatal. Dari seluruh kematian perinatal sekitar 2 – 27% disebabkan karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR). Berat badan lahir bayi adalah berat badan neonatus pada saat kelahiran, ditimbang dalam waktu satu jam sesudah lahir. Kunjungan kehamilan adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak dia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui hubungan antenatal care dengan berat badan lahir bayi di klinik bersalin linda silalahi kecamatan pancur batu tahun 2015.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 41 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan di klinik bersalin Linda Silalahi. Analisa data menggunakan uji pearson chi square.

Hasil : Berdasarkan penelitian ada hubungan antara kunjungan awal kehamilan dengan berat badan lahir bayi dengan nilai p= 0,000 < 0,05, kemudian ada hubungan antara jumlah kunjungan kehamilan dengan berat badan lahir bayi dengan nilai p=0,000 <0,05, dan tidak ada hubungan antara kualitas kunjungan dengan berat badan lahir bayi dengan nilai p=0,069 > 0,05.

Kesimpulan dan saran : Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara kunjungan awal kehamilan dengan berat badan bayi, ada hubungan jumlah kunjungan dengan berat badan bayi, dan tidak ada hubungan antara kualitas kunjungan dengan berat badan bayi. Diharapkan kepada ibu – ibu hamil tetap melakukan kunjungan kehamilan minimal 4 kali dan kepada petugas kesehatan agar melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar.

(4)

The Relationship Of Antenatal Care With Weight Of Baby In Linda Silalahi’s Maternity Clinic In Subdistric Of Pancur Batu In 2015

Abstract

Ester Dwi Jayanti Zega

The background : Rate of infants mortality in Indonesia today currently classified in hight level. The cause of infants mortality mostly because of perinatal disordes. Of all the infants mortality, about 2-27% is caused by low birth weight birth, weighed in a hour after the birth. The pregnancy visit is the visit of expectant mother to midwife or doctor as early as possible after she feels pregnant to get services/educations of antenatal.

Purpose of research : To know about relationship of antenatal care with weight of baby in linda silalahi’s maternity clinic in subdistrict of pancur batu in 2015. The methodology : This research uses design of correlation with cross sectional approach. The number of samples in this research are 41 people. Sampling technique is total sampling. This research was done in Linda Silalahi’s maternity clinic. The data analysis use pearson chi aquare.

Output : Based on the research, there is a relationship between early pregnancy visit with weight of baby with value p=0,000<0,05, and then the is relationship between the number of visit pregnancy with weight of baby with value p=0,000<0,05. And there is not relationship between quality of visit with weght of baby with value p=0,069>0,05.

The conclusions : From the research there is a relationship between early pregnancy visit with weight of baby, and then there is relationship between the number of visit pregnancy with weight of baby, And there is not relationship between quality of visit with weght of baby. We hope to expectant mothers to do the pregnancy visit at least 4 time while pregnancy to health workers, and health workers so do check according to the standard.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Antenatal Care Dengan Berat Badan Lahir Bayi Di Klinik Bersalin Linda Silalahi Kecamatan Pancur Batu Tahun 2015”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini selesai pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep selaku ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

3. DR. dr. M Fidel Ganis Siregar, Sp.OG(K), M.Ked(OG) selaku pembimbing saya yang telah banyak memberikan arahan dan saran dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. dr. Ichwanul Adenin, Sp.OG (K), M.Ked(OG) selaku penguji I yang telah meluangkan waktunya untuk pengujian Karya Tulis Ilmiah ini 5. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku penguji II yang telah meluangkan

waktunya untuk pengujian Karya Tulis Ilmiah ini.

(6)

7. Orang tua saya yang telah memberikan kasih sayang, dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang diberikan. Semoga mendapat Anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Medan, 08 Juli 2015 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFATAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Antenatal Care ... 6

1. Tujuan asuhan kehamilan ... 6

2. Standar asuhan kehamilan ... 7

3. Kunjungan awal ... 9

4. Kunjungan ulang ... 10

5. Standar pelayanan anatenatal... 11

B. Berat badan lahir bayi ... 14

1. Bayi berat lahir normal ... 15

2. Bayi berat lahir rendah ... 15

BAB III KERANGKA KONSEP ... 18

A. Kerangka konsep ... 18

B. Hipotesa ... 18

C. Defenisi operasional ... 19

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 21

A. Desain penelitian ... 21

(8)

C. Tempat penelitian ... 21

D. Waktu penelitian ... 22

E. Etika penelitian ... 22

F. Alat pengumpulan data ... 22

G. Prosedur pengumpulan data ... 23

H. Rencana analisa data ... 23

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

A. Interpretasi dan diskusi hasil ... 25

1. Analisis univariat ... 25

2. Analisis bivariat ... 27

3. Pembahasan ... 28

B. Keterbatasan penelitian ... 32

C. Implementasi terhadap pelayanan kebidanan... 33

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 34

A. Kesimpulan ... 34

B. Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kunjungan Minimal ANC ... 10 Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 19 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik

responden di BPS linda silalahi kecamatan pancur

batu tahun 2015 ... 25 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase antenatal care

responden di BPS linda silalahi kecamatan pancur

batu tahun 2015 ... 26 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase berat bdan lahir

bayi responden di BPS linda silalahi kecamatan

pancur batu tahun 2015... 26 Tabel 5.4 Hubungan antenatal care dengan berat badan lahir

bayi responden di BPS linda silalahi kecamatan

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Instrument Penelitian

Lampiran 3 : Master Tabel

(12)

Hubungan Antenatal Care Dengan Berat Badan Lahir Bayi Di Klinik Bersalin Linda Silalahi Kecamatan Pancur Batu Tahun 2015

Abstrak

Ester Dwi Jayanti Zega

Latar belakang : Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi. Penyebab kematian bayi terbanyak adalah karena gangguan perinatal. Dari seluruh kematian perinatal sekitar 2 – 27% disebabkan karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR). Berat badan lahir bayi adalah berat badan neonatus pada saat kelahiran, ditimbang dalam waktu satu jam sesudah lahir. Kunjungan kehamilan adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak dia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui hubungan antenatal care dengan berat badan lahir bayi di klinik bersalin linda silalahi kecamatan pancur batu tahun 2015.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 41 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan di klinik bersalin Linda Silalahi. Analisa data menggunakan uji pearson chi square.

Hasil : Berdasarkan penelitian ada hubungan antara kunjungan awal kehamilan dengan berat badan lahir bayi dengan nilai p= 0,000 < 0,05, kemudian ada hubungan antara jumlah kunjungan kehamilan dengan berat badan lahir bayi dengan nilai p=0,000 <0,05, dan tidak ada hubungan antara kualitas kunjungan dengan berat badan lahir bayi dengan nilai p=0,069 > 0,05.

Kesimpulan dan saran : Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara kunjungan awal kehamilan dengan berat badan bayi, ada hubungan jumlah kunjungan dengan berat badan bayi, dan tidak ada hubungan antara kualitas kunjungan dengan berat badan bayi. Diharapkan kepada ibu – ibu hamil tetap melakukan kunjungan kehamilan minimal 4 kali dan kepada petugas kesehatan agar melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar.

(13)

The Relationship Of Antenatal Care With Weight Of Baby In Linda Silalahi’s Maternity Clinic In Subdistric Of Pancur Batu In 2015

Abstract

Ester Dwi Jayanti Zega

The background : Rate of infants mortality in Indonesia today currently classified in hight level. The cause of infants mortality mostly because of perinatal disordes. Of all the infants mortality, about 2-27% is caused by low birth weight birth, weighed in a hour after the birth. The pregnancy visit is the visit of expectant mother to midwife or doctor as early as possible after she feels pregnant to get services/educations of antenatal.

Purpose of research : To know about relationship of antenatal care with weight of baby in linda silalahi’s maternity clinic in subdistrict of pancur batu in 2015. The methodology : This research uses design of correlation with cross sectional approach. The number of samples in this research are 41 people. Sampling technique is total sampling. This research was done in Linda Silalahi’s maternity clinic. The data analysis use pearson chi aquare.

Output : Based on the research, there is a relationship between early pregnancy visit with weight of baby with value p=0,000<0,05, and then the is relationship between the number of visit pregnancy with weight of baby with value p=0,000<0,05. And there is not relationship between quality of visit with weght of baby with value p=0,069>0,05.

The conclusions : From the research there is a relationship between early pregnancy visit with weight of baby, and then there is relationship between the number of visit pregnancy with weight of baby, And there is not relationship between quality of visit with weght of baby. We hope to expectant mothers to do the pregnancy visit at least 4 time while pregnancy to health workers, and health workers so do check according to the standard.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kunjungan kehamilan adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak dia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu dan melalui anamsesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.

Kunjungan ibu hamil atau antenatal care adalah pertemuan antara bidan dengan ibu hamil dalam hal mempertukarkan informasi ibu dan bidan serta observasi selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum, dan kontak sosial untuk mengkaji kesehatan dan kesejahteraan umumnya (Salmah, 2006).

(15)

Berat badan lahir bayi adalah berat badan neonatus pada saat kelahiran, ditimbang dalam waktu satu jam sesudah lahir. Bayi Berat Lahir cukup adalah bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau Low birthweight infant adalah bayi dengan berat badan lahir 1500 sampai kurang dari 2500 gram. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLRS) atau Very low birthweigh infant adalah bayi dengan berat badan lahir 1000-1500 gram. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) atau Extremely very low birthweight infant adalah bayi lahir hidup dengan berat badan lahir kurang dari 1000 gram. (Muslihatun, 2010).

BBLR merupakan masalah yang sangat kompleks karena tidak hanya menyebabkan tingginya akan morbiditas dan mortalitas tetapi juga dapat menyebabkan kecacatan atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan, gangguan belajar, kemampuan intelektual yang rendah dan sering terjadi gangguan yang berkaitan dengan masalah prilaku. Hal lain yang tidak tidak kalah pentingnya adalah bertambahnya beban terhadap keluarga yaitu harus lebih waspada rentan terhadap kondisi penyakit infeksi terutama infeksi saluran pernafasan, saluran pencernaan, kurang gizi dan penyakit spesifik lain. selain itu juga akan berpengaruh terhadap sosial ekonomi keluarga karena biaya perawatan akan lebih besar.(Nurhadi, 2006).

(16)

Faktor terjadinya bayi berat lahir rendah berdasarkan faktor ibu adalah toksemia gravidarum, riwayat kehamilan sebelumnya,kelainan bentuk uterus,ibu yang menderita penyakit , usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun dan jarak hamil dan bersalin terlalu dekat dll. Faktor janin yaitu kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini cacat bawaan, kelainan kromosom, infeksi.faktor lain adalah faktor plasenta, faktor lingkungan radiasi atau zat-zat racun. (Rukiyah,dkk 2010).

Berdasarkan penelitian Kramer (1987) dalam (Dewi, 2012) kajian dan meta analisis tentang faktor faktor penentu bayi berat lahir rendah antara lain adalah faktor demografi dan psikososial termasuk di dalamnya (usia ibu, status ekonomi, pendidikan, penghasilan) faktor berikutnya adalah faktor perawatan Antenatal termasuk didalamnya (kunjungan antenatal pertama, jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan dan kualitas perawatan antenatal).

Menurut Saifudin, (2001) dalam Rukiyah, dkk (2011) antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga, memantau perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, juga mendeteksi dan serta menatalaksanakan kondisi yang tidak normal. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang- kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

(17)

bayi, dimana melalui wawancara yang dilakukan kepada 2 orang ibu hamil, terdapat satu ibu yang sudah trimester tiga dan melakukan kunjungan masih 1 kali, kemudian satu orang ibu mengatakan tidak pernah melakukan kunjungan awal kehamilannya kepada tenaga kesehatan. Dari pernyataan ibu tersebut terbukti bahwa salah faktor yang mempengaruhi berat badan lahir bayi disebabkan karena salah satunya kunjungan selama kehamilan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Antenatal care Dengan Berat Badan Lahir Bayi Di Klinik Bersalin Linda Silalahi Kecamatan Pancur Batu Tahun 2015”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atasa maka peneliti membuat perumusan masalah adalah “ Adakah Hubungan Antenatal care Dengan Berat Badan Lahir Bayi Di Klinik Linda Silalahi Kecamatan Pancur Batu Tahun 2015”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antenatal care dengan berat badan lahir bayi di klinik bersalin linda silalahi kecamatan pancur batu tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

(18)

b. Untuk mengetahui berat badan lahir bayi di klinik bersalin linda silalahi kecamatan pancur batu than 2015.

c. Untuk mengetahui hubungan antenatal care dengan berat badan lahir bayi di klinik bersalin linda silalahi kecamatan pancur batu tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi masyarakat, khusunya pada ibu hamil agar melakukan pemeriksaan kehamilan guna mendeteksi komplikasi selama kehamilan baik kepada ibu maupun bayinya.

b. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang baik dalam pelayanan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan standar yang telah ditetepkan.

c. Bagi Institusi Pendidikan

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Antenatal Care

Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil

untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga, memantau perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, juga mendeteksi dan serta menatalaksanakan kondisi yang tidak normal. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat dan cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan (Saifudin, 2002 : 90).

Oleh karena itu, pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil dianjurkan mengunjungi dokter atau bidan sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan atau asuhan antenatal (JNPKKR/POGI, 2002 :89).

1. Tujuan Asuhan Kehamilan

Menurut Rukiyah, dkk (2009) tujuan asuhan kehamilan adalah sebagai berikut:

(20)

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

2. Standar Asuhan Kehamilan ( Antenatal care )

a) Kebijakan Program

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan menurut (Saifudin, 2002) adalah :

1. Satu kali pada triwulan pertama. 2. Satu kali pada triwulan kedua 3. Dua kali pada triwulan ketiga.

b). Pelayanan atau asuhan standar minimal “7T”

1. Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan.

(21)

kehamilan, karena merupakan hal yang penting mengetahui BMI wamita hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain yaitu < 145cm (Prawirohardjo, 2005).

2. Ukuran tekanan darah

Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat mengindikasi potensi hipertensi.

3. Ukuran tinggi fundus uteri

Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran, dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai pengukuran mc donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian ditemukan sesuai rumusnya (Depkes RI, 2001).

4. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap

Pemberian imunisasi tetanus toksoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian. Akan tetapi untuk memastikan perlindungan maka dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil.

(22)

Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil 90 Fe adalah mencegah defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikkan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap zat besi rata-rata 60 mg/hari, kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester II karena absobsi usus yang tinggi. Fe diberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet semasa kehamilan. Tablet zat besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan mengganggu penyerapan. Jika ditemukan atau diduga anemia berikan 2-3 tablet zat besi per hari. Selain itu untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin untuk mengetahui kadar Hb yang dilakukan 2 kali selam masa kehamilan yaitu pada saat kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada tanda-tanda anemia (Depkes RI, 2001)

6. Tes terhadap penyakit menular seksual

Menganjurkan untuk pemeriksaan Infeksi Menular seksual (IMS) lain pada kecurigaan adanya resiko IMS

(23)

3. Kunjungan awal

Menurut Pujiawati (2012), kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke tempat bidan pada trimester pertama yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga sebelum minggu ke-14.

Tujuan dari kunjungan awal adalah sebagai berikut : a. Mendapatkan perawatan kehamilan

b. Memperoleh rujukan konseling genetik

c. Menentukan apakah kehamilan akan dilanjutkan atau tidak d. Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan

e. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan f. Menentukan status kesehatan ibu dan janin

g. Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/tidaknya factor resiko kehamilan

h. Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksaan selanjutnya

4. Kunjungan ulang

(24)

berat badan, perubahan utareus, perubahan kulit, sering BAK, sulit tidur, sakit pinggang, nyeri pada tungkai.

Tabel 2.1 Kunjungan Minimal ANC

Kunjungan Waktu Alasan

Trimester I Sebelum 14

minggu

a.Medeteksi masalah yg dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa.

b.Mencegah masalah, misal : tetanus neonatorum, anemia, kebiasaan tradisional yang berbahaya.

c.Membangun hubungan saling percaya. d.Memulai persiapan kelahiran dan

kesipan menghadapi komplikasi.

e.Mendorong prilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat, seks, dsb).

Trimester II 14-28 minggu Sama dengan trimester I ditambah: kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)

Trimester III

28-36 minggu Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda

Setelah 36 minggu Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan di RS

Sumber (Puji, 2012)

5. Standar Pelayanan Kebidanan Pada Pelayanan Antenatal

(25)

kurang gizi, hipertensi, penyakit menular seksual (PMS) dan infeksi HIV/AIDS, memberikan pelayanan imunisasi, konseling dan penyuluhan kesehatan. Bidan juga harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan melakukan rujukan (Mufdlilah, 2009).

Kualitas pelayanan antenatal diberikan selama hamil secara berkala sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang telah ditentukan untuk memelihara serta meningkatkan kesehatan ibu selama hamil sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat menyelesaikan kehamilan dengan baik dan melahirkan bayi sehat. Pelayan antenatal yang berkualitas dimulai dari pelayanan di tempat pendaftaran, pelayanan kesehatan, meliputi anamnese, pelayanan fisik maupun laboratorium, penyuluhan perorangan atau konseling sampai dengan pelayanan obat dan atau rujukan. Proses pelayanan tersebut dipengaruhi tenaga profesional, dana, sarana dan prosedur kerja yang tersedia agar mendapatkan kualitas yang baik.

Secara operasional, untuk pelayanan antenatal dikenal dengan adanya standar pelayanan dan pemantauan pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal merupakan salah kegiatan dari program kesehatan ibu dan anak, pelayanan ini bias dilaksanakan oleh bidan di poliklinik, BPS, dan Rumah Sakit. Selain itu, pelayanan antenatal juga bias diberikan pada waktu pelaksanaan Posyandu, di tempat praktek dokter, di rumah bersalin ataupun puskesmas.

(26)

a. Memberikan pelayan kepada ibu hamil minimal 4 kali, 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester dua, dan 2 kali pada trimester tiga untuk memantau keadaan ibu dan janin dengan seksama, sehingga dapat mendeteksi cecara dini dan dapat memberikan intervensi secara cepat dan tepat.

b. Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran lingkar lengan atas (LLA) secara teratur mempunyai arti klinis penting.

c. Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan utnuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga ejala preeklamsi. Tekanan darah tinggi, protein urine positif, pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas atas. Apabila pada kehamilan trimester tiga terjadi kenaikan berat badan lebih dari 1 Kg, dalam waktu satu minggu kemungkinan disebabkan terjadinya oedema, apabila disertai dengan kenaikan tekanan darah dan tekanan diagnostic yang mencapai > 140/90 mmHg atau mengalami kenaikan 15 mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak 1 jam. Eklampsi merupakan salah satu penyebab kematian maternal yang seharusnya dapat dicegah atau dideteksi secara dini, melalui monitoring kenaikan tekanan darah dan kenaikan berat bedan yang berlebihan, disebabkan adanya oedema.

(27)

terhadap terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion yang ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya kejadian maternal.

e. Melaksanakan palpasi abdominal setiap kunjungan untuk mengetahui usia kehamilan, letak, bagian terendah, letak punggung,menentukan janin tunggal atau kembar dan mendengarkan denyut jantung janin untuk menentukan asuhan selanjutnya.

f. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak dua kali dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari terjadinya tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas. g. Pemeriksaan hemoglobin (Hb) pada kunjungan pertama dan pada

kehamilan 30 minggu. Saat ini, anemia dalam kandungan ditetapkan kadar Hb < 11 gr% pada trimester I dan III atau Hb < 10,5 gr% pada trimester II, Hb < 8 gr% harus dilakukan pengobatan, beri 2-3 kali zat besi perhari, rujuk ibu hamil untuk pengobatan selanjutnya dengan Hb rendah harus diberikan suplemen zat besi dan penyuluhan gizi.

h. Memberikan tablet zat besi, 90 tablet selama tiga bulan, diminum setiap hari, ingatkan ibu hamil tidak minum dengan teh dan kopi, suami atau keluarga hendaknya selalu dilibatkan selama ibu mengkonsumsi zat besi, untuk meyakinkan bahwa tablet zat besi betul-betul diminum.

i. Pemeriksaan urine jika ada indikasi (tes protein dan glukosa), pemeriksaan penyakit-penyakit infeksi (HIV/AIDS dan PMS)

(28)

dalan perawatan selanjutnya dan mendengarkan keluhan yang disampaikan oleh ibu dengan penuh minat, beri nasehat dan rujuk bila diperlukan.

k. Bicarakan tentang persalinan kepada ibu hamil, suami atau keluarga pada trimester III, memastikan bahwa persiapan persalinan bersih, aman, dan suasana yang menyenangkan, persiapan transportasi, dan biaya untuk merujuk.

l. Tersedianya alat-alat pelayanan kehamilan dalam keadaan baik dan dapat digunakan obat-obat yang diperlukan waktu pencatatan kehamilan dan mencatat semua temuan pada KMS ibu hamil untuk menetukan tidakan selanjutnya.

B. Berat Badan Lahir Bayi

(29)

1. Bayi Berat Lahir Normal

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500 gram- 4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.( Rukiyah dkk, 2010).

Tanda –tanda Bayi Berat Lahir Normal:

Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa tanda antara lain: Appearance color (warna kulit), seluruh tubuh kemerah-merahan, pulse (heart rate) atau frekuensi jantung >100x/menit, Grimace (reaksi terhadap rangsangan), menangis kuat, batuk/bersin, Activity (tonus otot), gerakan aktif, Respiration (usaha nafas).

2. Bayi Berat Lahir Rendah

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badanya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram) (Prawironardjo, 2006).

Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah prematuritas dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir prematur .

(30)

a. Klasifikasi BBLR

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu (Pantiawati, 2010) :

1) Dengan Prematuritas Murni

Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai untuk masa gestasi itu dan biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK).

2) Dismaturitas

Bayi lahir dengan badan kurang dari berat seharusnya untuk masa gestasinya tersebut. Dalam hal ini bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi kecil untuk masa kehamilannya (KMK).

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dapat dikelompokkan menjadi 2 menurut (Rukiyah dkk, 2010):

1) Bayi Prematur Sesuai Masa Kehamilan (SMK)

Terdapat derajat prematuritas, menurut Usher di golongankan menjadi 3 kelompok : Bayi sangat prematuritas (extremely premature) : 24-30 minggu; Bayi prematur sedang (moderately premature) : 31-36 minggu; Borderiline Premature : 37-38 minggu. Bayi ini mempunyai sifat premature dan mature. Beratnya seperti bayi matur akan tetapi sering timbul masalah seperti yang dialami bayi prematur misalnya gangguan pernafasan, hiperbilirubinemia dan daya isap yang lemah.

(31)
(32)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESA, DAN DEFENISI

OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Variabel Independent Variabel Dependent

Antenatal care

: Diteliti dan diuji secara statistik

: Diteliti tetapi tidak diuji secara statistik KunjunganAntenatal care

1. Kunjungan awal 2. Jumlah kunjungan 3. Kualitas kunjungan

Karakteristik : 1. Paritas 2. Umur 3. Pendidikan

(33)

B. Hipotesa

Menurut Rumengan (2008) Hipotesa adalah suatu pernyataan yang masih lemah dan memerlukan suatu pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak berdasarkan fakta atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam penelitian. Jika diperoleh hasil nilai p < α maka hipotesa

diterima, dan jika p > α maka hipotesa ditolak, dengan nilai α = 0,05 (CI=95%).

Ha = Ada hubungan antara antenatal care dengan berat badan lahir bayi Ho = Tidak ada hubungan antara antenatal care dengan berat badan lahir bayi

C. Defenisi Operasional

(34)
(35)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan Desain Penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional, yaitu penelitian yang digunakan pada tempat, waktu, dan responden yang sama pada ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan di bidan praktek swasta Linda SilalahiTahun 2015.

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Menurut Hidayat (2011), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik penelitiannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan di BPS Linda Silalahi januari sampai dengan didapatnya jumlah ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan sebanyak 41 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011).

Tehnik pengambilan sampel menggunakan total sempling yaitu dimana semua populasi adalah sampel.

C. Tempat Penelitian

(36)

penelitian sebelumnya di bidan praktek swasta Linda Silalahi Pancur Batu tentang hubungan antenatal care dengan berat badan lahir bayi.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dimulai bulan November tahun 2014 sampai dengan bulan Juni tahun 2015.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin Pemimpin bidan praktek swasta Linda Silalahi Pancur Batu Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan dan prosedur penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga, tidak menuliskan nama responden (Anonymyty) pada instrument, tetapi mengunakan inisial. Responden juga berhak secara bebas untuk mengikuti penelitian atau tidak, dan setiap responden tidak ada yang dirugikan sehingga data-data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

(37)

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan instrument. Alat ukur harus diuji validitas dan realibilitasnya. Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang sudah baku berdasarkan literatur sehingga tidak perlu lagi diuji validitas dan realibilitasnya.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Mengajukan surat permohonan izin penelitian pada Institusi Pendidikan Program Studi D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan Uiversitas Sumatera Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di BPS Linda Silalahi. Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada ibu sesuai kriteria penelitian. Peneliti menemui responden di tempat penelitian dengan cara peneliti meninggalkan nomor handpone dan menyimpan nomor handpone asisten klinik untuk memperlancar proses pengumpulan data . kemudian, asisten klinik menghubungi peneliti apabila ada ibu yang datang dengan bayi berusia 0-12 bulan di BPS Linda Silalahi setelah peneliti bertemu dengan responden, selanjutnya menjelaskan tujuan, manfaat, cara pengisian kuesioner kemudian peneliti meminta kesediaan respnden untuk menandatangani lembar persetujuan ( informed consent).

H. Analisa Data

Setelah data terkumpul, maka analisa data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu persiapan dengan mengecek kelengkapan identitas dan data responden untuk memastikan semua pernyataan telah diisi, tabulasi dengan mentabulasi data yang telah dikumpulkan dan penerapan yaitu pengolahan data dengan program SPSS.

(38)

1. Univariat

Dilakukan secara deskriptif dengan menggambarkan variabel dependent dan variabel independent secara deskriptif untuk mendapatkan nilai proporsi (modus) atau nilai rata-rata kelompok.

2. Bivariat

Uji yang digunakan adalah ujiPearsonChi Square pada α = 0,05 (CI=95%). Uji statistik tersebut akan dibantu dengan SPSS (Statistical Product And Service Solutions) versi 16.00, untuk melihat hubungan

(39)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Interpretasi Dan Diskusi Hasil

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai hubungan antenatal care dengan berat bdan lahir bayi pada bulan maret-april 2015 di BPS Linda

silalahi kecamatan Pancur batu dengan menggunakan kuesioner. Pada penelitian ini responden berjumlah 41 orang dimana ibu yang memiliki bayi berusia 0-12 bulan.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dimaksudkan mendeskrifsikan masing-masing varibel independen, variabel dependen dan karakteristik dengan menyajikannya dalam bentuk table distribusi frekuensi.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Responden Di BPS Linda Silalahi Kecamatan Pancur Batu Tahun 2015 (n=41)

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

(40)

SMP

Dari hasil tabel 5.1 dapat dilihat bahwa mayoritas paritas responden adalah primigravida sebanyak 16 orang (39,0%), mayoritas umur responden adalah umur 20-35 tahun sebanyak 34 orang (82,9%), dan mayoritas pendidikan responden adalah SMP sebanyak 18 orang (43,9%).

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Dan Persentase Antenatal Care Responden Di BPS Linda Silalahi Kecamatan Pancur Batu Tahun 2015 (n=41)

Antenatal care Frekuensi Persentase Kunjungan Awal

(41)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Dan Persentase Berat Badan Lahir Bayi Responden Di BPS Linda Silalahi Kecamatan Pancur Batu Tahun 2015 (n=41) Berat Badan Lahir

Bayi Frekuensi Persentase

Berat Badan

Dari hasil tabel 5.3 dapat dilihat bahwa mayoritas berat badan lahir bayi responden yaitu 2500-4000 gram sebanyak 23 orang (56,1%).

2. Analisis Bivariat

Analisis univariat dimaksudkan untuk melihat hubungan antara antenatal care dengan berat badan lahir bayi.

Tabel 5.4

Hubungan Antenatal Care Dengan Berat Badan Lahir Bayi Responden Di BPS Linda Silalahi Kecamatan Pancur Batu Tahun 2015 (n=41)

Variabel

Berat Badan Lahir Bayi

Total

P Value <2500 2500-4000 >4000

(42)

berkualitas

Total 9 22,0 23 56,1 9 22,0 41 100 0,069

Dari hasil tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa analisis hubungan kunjungan awal kehamilan dengan berat badan lahir bayi diperoleh mayoritas responden yang melakukan kunjungan awal baik memiliki bayi dengan berat badan lahir normal sebanyak 21 orang (67,7%). Sedangkan mayoritas responden yang melakukan kunjungan awal tidak baik memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 8 orang (80,0%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kunjungan awal kehamilan dengan berat badan lahir bayi.

Analisis hubungan jumlah kunjungan kehamilan dengan berat badan lahir bayi diperoleh mayoritas responden yang jumlah kunjungannya baik memiliki bayi dengan berat badan lahir normal sebanyak 22 orang (66,7%). Sedangkan mayoritas responden yang jumlah kunjungannya tidak baik memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 7 orang (87,5%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara jumlah kunjungan kehamilan dengan berat badan lahir bayi.

(43)

3. Pembahasan

Berat badan lahir bayi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: kunjungan awal kehamilan, jumlah kunjungan kehamilan, dan kualitas kunjungan kehamilan. Yang dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Kunjungan awal kehamilan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kunjungan awal kehamilan berhubungan dengan berat badan lahir bayi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas kunjungan awal baik sebanyak 31 orang (75,6%). Jika diklasifikasikan dengan berat badan lahir bayi, maka mayoritas responden yang melahirkan dengan berat badan lahir normal sebanyak 21 orang (67,7%) dengan kunjungan awal kehamilan yang baik. Sedangkan responden yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 8 orang (80,0%) dengan kunjungan awal kehamilan yang tidak baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kunjungan awal kehamilan dengan berat badan lahir bayi.

(44)

tentang pola hidup sehat baik segi nutrisi, istirahat, aktivitas, kebersihan, konsumsi obat-obatan dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian bahwasanya ada hubungan antara kunjungan awal dengan berat badan lahir bayi. Menurut asumsi peneliti hal ini disebabkan karena banyak ibu hamil yang menikah pada usia 20-35 tahun sehingga mereka sangat menginginkan kehamilannya maka pada saat mereka sudah tidak datang bulan maka akan segera memeriksakan kehamilannya. Pada trimester I ibu melakukan kunjungan kehamilan kepetugas kesehatan maka akan mendapat nasehat tentang pola hidup sehat baik segi nutrisi, istirahat, aktivitas dan kebersihan. Kunjungan antenatal care pertama (K1) penting dilakukan karena pada masa ini terjadi organogenesis yaitu masa pembentukan organ-organ janin dan karena kebanyakan ibu primigravida sehingga mereka memiliki keinginan yang tinggi untuk melahirkan bayi yang sehat salah satunya yaitu berat badan lahir normal. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ibu yang melakukan K1 akan melahirkan berat badan lahir normal.

b. Jumlah kunjungan kehamilan

(45)

yang signifikan antara jumlah kunjungan kehamilan dengan berat badan lahir bayi.

Menurut hasil penelitian Ernawati, dkk( 2010 ) kunjungan antenatal care sangat berpengaruh nyata terhadap berat badan lahir, maka untuk mencegah terjadinya BBLR ibu hamil harus melakukan kunjungan antenatal miimal 4 kali selama kehamilan. Pentingnya kunjungan antenatal care atau kunjungan pemeriksaan kehamilan kemungkinan karena dengan melakukan pemeriksaan kehamilan ibu hamil akan meningkatkan kewaspadaan dalam memelihara kesehatan janin mupun kesehatan ibu hamil itu sendiri. Frekuensi kunjungan antenatal care berpengaruh nyata terhadap berat badan lahir.Ibu yang melakukan

kunjungan antenatal care minimal 4 kali selama kehamilan mempunyai peluang untuk tidak melahirkan anak BBLRsebesar 1,8 kali dibandingkan dengan ibu yang

melakukan ante-natal care kurang dari 4 kali.

Berdasarkan hasil penelitian bahwasanya ada hubungan antara jumlah kunjungan dengan berat badan lahir bayi. Menurut asumsi peneliti bahwasannya semakin banyak melakukan kunjungan maka semakin baik berat badan lahirnya karena dengan melakukan kunjungan ibu dapat mengetahui perkembangan janinnya dan apabila terdapat kelainan maka dapat terdeteksi sedini mungkin dan dapat diatasi dengan tepat dan cepat. Pada saat memeriksakan kehamilannya ibu diberikan nasihat dan konseling yaitu pemenuhan nutrisi, pola istirahat, personal hygien dan diberikan vitamin agar ibu dan bayi sehat. Sebaliknya semakin sedikit melakukan kunjungan maka semakin tidak baik berat badan lahir bayinya.

(46)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kunjungan kehamilan tidak berhubungan dengan berat badan lahir bayi. Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas kualitas kunjungan responden tidak berkualitas sebanyak 32 orang (78,0%). Jika diklasifikasikan dengan berat badan lahir bayi maka responden yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal sebanyak 15 orang (46,9%) tidak berkualitan kunjungannya. Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,069 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kualitas kunjungan kehamilan dengan berat badan lahir bayi.

Dalam standar asuhan pelayanan kebidanan kehamilan dinyatakan bahwa seorang ibu memeriksakan kehamilan wajib mendapatkan pelayanan Ante Natal Care Dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan “7T” yang terdiri dari,

Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, (ukur) Tekanan darah, (ukur) Tinggi fundus uteri (pemeberian imunisasi) Tetanus Toksoid (TT), (pemberian) Tablet Besi, Tes laboratorium, Temu wicara (konseling), dengan pemeriksaan lengkap 7T dalam setiap kunjungan pemeriksaan kehamilan maka dengan mudah dideteksi BBLR.

Menurut hasil penelitiian Anita (2012) diketahui bahwa variabel komponen pemeriksaan kehamilan 7T berpengaruh terhadap BBLR OR=9,776 artinya bahwa ibu hamil yang tidak mendapatkan pelayanan komponen pemeriksaan kehamilan 7T mempunyai peluang 9,776 kali melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu hamil yang mendapatkan komponen pemeriksaan kehamilan 7T lengkap.

(47)

pernyataan kualitas kunjungan ibu. Menurut asumsi peneliti bahwa pelayanan antental care terutama tiga kegiatan penting ( timbang berat badan dan ukur tinggi

badan, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama hamil) dari pelayanan “7T” yang berkaitan langsung dengan penanggulangan kejadian BBLR telah dilakukan. Sehingga walaupun responden tidak mendapatkan standar 7 T hanya standar 3 T yang diterima oleh responden yang penting responden sudah melakukan kunjungan Antenatal Care dimana standar 7T tidak begitu mempengaruhi Berat Badan Lahir Bayinya.

B. Keterbatasan Penelitian

(48)

C. Implementasi Terhadap Pelayanan Kebidanan Dan Penelitian

Kebidanan

1. Untuk Asuhan Kebidanan

Penelitian ini memberikan informasi kepada petugas kesehatan dalam hal pelayanan kebidanan dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil tentang penting antenatal care agar dapat dipantau perkembangan kehamilan khususnya berat badan bayinya dan dapat mendeteksi secara dini komplikasi pada kehamilan

2. Untuk Pendidikan Kebidanan

(49)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “ hubungan antenatal care dengan berat badan lahir bayi di BPS linda silalahi kecamatan pancur batu tahun 2015” maka kesimpulannya sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui antenatal care yang terdiri dari mayoritas responden dengan kunjungan awal baik sebanyak 31 orang (75,6%), mayoritas responden dengan jumlah kunjungan baik sebanyak 33 orang (80,5%), mayoritas responden dengan kualitas kunjungan tidak berkualitas sebanyak 32 orang (78,0%).

2. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas berat badan lahir bayi dengan berat badan lahir normal sebanyak 23 orang (56,1%)

(50)

antara jumlah kunjungan kehamilan dengan berat badan lahir bayi. hubungan kualitas kunjungan dengan berat badan lahir bayi diperoleh mayoritas responden yang tidak berkualita kunjungannya memiliki bayi dengan berat badan lahir normal sebanyak 15 orang (46,9%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,069 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kualitas kunjungan dengan berat badan lahir bayi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan disarankan kepada : 1. Responden

Diharapkan kepada ibu-ibu hamil untuk tetap melakukan pemeriksaan kehamilan guna mendeteksi sedini mungkin komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan.

2. Tempat Penelitian

Diharapkan agar pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu hamil lebih ditingkatkan lagi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

3. Instansi Pendidikan

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, H. (2012). Buku ajar asuhan kebidanan ibu 1. Jogjakarta : Rohima Press Dewi, dkk.(2012). Hubungan Umur Dan Paritas Ibu Dengan Berat Bayi Lahir Di

RB Citra Insani Semarang Tahun 2012.

Hidayat, A. (2011), Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Selemba Medika.

http: jurnal.unimus.ac.id. Diakses tangal 10 desember 2014.

Kramer, M.(1987). Determinants of Low Birth Weights methodological Assesment

and Meta-Analysis World Health Organization 65 (5): 664-675

Laila, N. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya BBLR.Banda Aceh.

Mufdlilah, (2009). Panduan asuhan kebidanan ibu hamil. Jogjakarta : Mitra Cendika

Muslihatun, W. (2010), Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya.

Notoatmodjo, (2010), Menejemen Penelitian.Jakarta : PT Rineka Cipta.

Pantiawati, I. (2010). Bayi Dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Yogyakarta : Nuha Medika.

Pantikawati &Sarwono, (2010). Asuhan kebidanan 1. Jogjakarta : Mulia Medika Rukiyah, dkk . (2011), Asuhan Kebidanan 1(Kehamilan). Jakarta : CV Trans Info

Medika

(52)

LAMPIRAN I

LAMPIRAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Hubungan Antenatal Care Dengan Berat Badan Lahir Bayi Di Klinik

Bersalin Linda Silalahi Kecamatan

Pancur Batu Tahun 2015

OLEH :

Ester Dwi Jayanti Zega

Saya adalah mahasiswa Program Studi D-IV bidan pendidik Universitas Sumatra Utara. Penelitian ini diberikan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV bidan pendidik Universitas Sumatra Utara. Tujuan Penenelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antenatal care dengan berat badan lahir bayi di klinik bersalin linda silalahi kecamatan pancur batu tahun 2015.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antenatal care dengan berat badan lahir bayi. Saya sangat mengharapkan kesedian anda untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur dan apa adanya. Jika anda bersedia, silahkan menandatagani persetujuan ini sebagai bukti bahwa anda bersedia ikut serta dalam peneltian ini.

Semua informasi yang anda berikan akan saya jaga kerahasiaannya. Namun, jika anda tidak bersedia, anda berhak tidak ikut berpartisipasi, karena tidak ada unsur paksaan dalam pengisian kuesioner. Jika ada hal yang kurang anda pahami ketika mengisi kuesioner ini, anda dapat bertanya langsung kepada saya. Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan waktu anda, saya ucapkan terimakasih.

Medan, Maret 2014

Responden Peneliti

(53)

LAMPIRAN II

Intrumen Penelitian

Hubungan Karakteristik Ibu Dan Antenatal Care Dengan Berat Badan Lahir Bayi Di Desa Durin Simbelang Kecamatan Pancur Batu Tahun 2014

KUESIONER

Petunjuk Penelitian Kuesioner

1. Kuesioner terdiri dari 7 pernyataan.

2. Bacalah pertanyaan berikut dengan baik, kemudian pilih salah satu jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada pertanyaan pernyataan.

3. Jawablah pertanyaan ini sesuai pendapat ibu dengan benar.

4. Jawaban ibu tidak akan mempengaruhi apapun, sebab jawaban ibu sangat membantu penelitian.

A. Data Karakteristik Responden

Lengkapi data-data ini dengan benar, berilah tanda cek lis ( √ ) pada jawaban yang ibu anggap paling benar pada umur, pendidikan, dan pekerjaan. No. Kuesioner :

Tanggal :

1. Paritas :

Primigravida (wanita yang telah melahirkan 1 orang anak ) Scundigravida (wanita yang telah melahirkan 2 orang anak )

Multigavida ( wanita yang telah melahirkan 3 orang anak atau lebih )

Gandemultigravida (wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih )

(54)

3. Pendidikan :

Tidak tamat SD SD

SMP SMA

Akademi / Perguruan Tinggi

4. Pada usia kehamilan berapa bulan ibu memeriksakan kehamilan : Segera setelah tidak datang bulan – 3 bulan kehamilan Kehamilan 4-6 bulan

Kehamilan 7-9 bulan

5. Berapa kali selama kehamilan ibu memeriksakan kehamilan ? a. Kehamilan 0 – 3 bulan (... kali )

b. Kehamilan 4 – 6 bulan (... kali ) c. Kehamilan 7 – 9 bulan (... kali )

6. Berapakah berat badan bayi pada saat lahir : ...

B. Pernyataan Ibu Terhadap kualitas kunjungan kehamilan

Berikan tanda silang ( √ ) pada kolom jawaban yang tersedia sesuai dengan situasi dan kondisi yang ibu alami, yaitu Ya atau Tidak

No Pernyataan Ya Tidak

1 Apakah ibu pada saat pemeriksaan kehamilan ditimbang berat badan dan pengukuran tinggi badan?

2 Apakah ibu pada saat pemeriksaan kehamilan diukur tekanan darah?

3 Apakah ibu pada saat pemeriksaan kehamilan diukur tinggi fundus uteri?

4 Apakah ibu pada saat pemeriksaan kehamilan di berikan imunisasi Tetanus Tooxoid (TT) sebanyak 2 kali?

5 Apakah ibu pada saat pemeriksaan kehamilan mengkonsumsi Tablet Besi 90 tablet selama kehamilan? 6 Apakah ibu pada saat pemeriksaan kehamilan dilakukan

(55)
(56)
(57)
(58)
(59)

Gambar

Tabel 2.1 Kunjungan Minimal ANC
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi  Dan Persentase Karakteristik Responden Di BPS Linda
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi  Dan Persentase
Tabel 5.3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut di atas apabila dihubungkan dalam transaksi perbankan, perjanijan sangat menentukan terhadap isi, bentuk dari fasilitas perbankan yang

Roma 8:26, “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita

Pendampingan Penulisan Karya Ilmiah bagi para santri Pesantren Mahasiswa Al- Hikam Malang  Melakukaan koordinasi dengan tim dosen pendamping an penulisan karya tulis

Scanned

Dengan adanya perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi yang baik, diharapkan perusahaan dapat meraih hasil yang lebih baik dan dapat bertahan

The focus group discussion pointed out for the soil erosion factors like climate change effects and lack of the management of the appropriate plantation, types

Sarana Olahraga (Tehnis lapangan, Bulu Tangkis, Tennis Meja,. Volly ball,

Since I’d never planned to read, I’d never thought to invite her, and besides, I had a policy of keeping Isabel away from Arturo and Teresa, not because I didn’t think they’d