TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan
Oleh : NUR SAUMI NIM. 8146132052
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
i
Thesis, Education Administration Study Program, Graduate Program of State University, 2016.
ii
Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
kasih sayangNya penulisan tesis dengan judul “Peningkatan Kegiatan Pembelajaran
yang Mendidik melalui Supervisi Akademik Teknik Workshop di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi” ini dapat diselesaikan. Saya juga mengucapkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabat.
Penulisan tesis ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah, Direktorat
Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang
telah memberikan bantuan berupa Beasiswa S2 Kepengawasan bagi saya
sehingga dapat menimba ilmu di Universitas Negeri Medan (UNIMED).
2. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan dan semua
staf pengajar yang telah memberikan fasilitas belajar selama saya mengikuti
perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).
3. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. Selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan (UNIMED).
4. Dr. Darwin, M. Pd. Selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan PPs
Universitas Negeri Medan (UNIMED) sekaligus sebagai narasumber yang
memberikan masukan untuk dapat menyempurnakan tesis ini.
5. Dr. Sukarman Purba, M.Pd. Selaku Sekretaris Program Studi Administrasi
Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan (UNIMED) sekaligus sebagai
Pembimbing II yang telah banyak mencurahkan ilmu dan memberikan arahan
dengan ikhlas dan penuh kesabaran.
6. Prof. Dr. Rosmala Dewi, M.Pd, Kons. selaku Pembimbing I yang telah banyak
mencurahkan ilmu dan memberikan arahan dengan ikhlas dan penuh kesabaran.
7. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. dan Prof. Dr. Paningkat Siburian, M. Pd.
sebagai narasumber yang memberikan masukan untuk dapat menyempurnakan
tesis ini.
8. Para Dosen yang telah memberikan ilmu dan nasehat selama saya mengikuti
iv
9. Bapak Kriston Tindaon, M. Pd selaku pengawas SMK Negeri 4 Tebing Tinggi
serta Bapak Dating Pasaribu selaku Kepala SMK Negeri 4 Tebing Tinggi yang
telah ikhlas bekerja sama dalam penelitian saya.
10.Bapak Amris Siahaan, S.Pd, M. Si (Kabid PMPTK Dinas Pendidikan Tebing
Tinggi) yang telah memberi saya saran dan masukan dalam penelitian saya.
11.Suami tercinta Fajar Agus Saputra, A.Md. yang telah banyak memberikan
dukungan do’a, dukungan moril dan spiritual serta material dengan penuh kasih
sayang dan kesabaran, serta buah hati tercinta M. Tsaqif Afif dan M. Azka
Azzam yang senantiasa memberikan kebahagiaan.
12.Kedua orang tua saya yaitu Ayahanda H. Abdul Roni Manurung dan Ibunda Hj.
Sri Anum Sinaga, kedua mertua saya yaitu Ayahanda Samsun Surya Hidaya dan
Ibunda Sri Suratmie serta seluruh keluarga besar saya (kakak serta adik-adik
tersayang) yang tak bosan-bosannya memberikan dukungan dan do’a dengan
segala sikap penuh pengertian dan kasih sayang.
13.Teman – teman Mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi
Kepengawasan Angkatan 2014.
14.Guru-guru SMK Negeri 4 Tebing Tinggi yang telah memberi saya semangat dan
doa demi segera selesainya tugas belajar saya.
15.Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian tesis ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada semua
pihak yang turut membantu saya dalam menyusun tesis ini. Akhir kata, saya berharap
tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya kemajuan bagi pendidik di
SMK Negeri 4 Tebing Tinggi.
Medan, Juni 2016 Penulis
v DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 13
C. Batasan Masalah ... 14
D. Rumusan Masalah ... 14
E. Tujuan Penelitian ... 14
F. Manfaat Penelitian ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis ... 16
1. Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik ... 16
2. Supervisi Akademik Melalui Workshop ... 27
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 40
C. Kerangka Berpikir ... 41
D. Hipotesis Tindakan ... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 44
B. Subjek Penelitian ... 44
C. Desain Penelitian ... 44
D. Prosedur Tindakan Penelitan ... 45
E. Defenisi Konseptual Variabel ... 51
F. Defenisi Operasional Variabel ... 52
G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 53
H. Kriteria Keberhasilan Tindakan ... 60
I. Teknik Analisis Data ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 63
B. Pembahasan ... 97
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 104
B. Implikasi ... 108
C. Saran ... 109
DAFTAR PUSTAKA ... 112
vi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1. Hasil Penilaian Observasi Awal Guru Mengajar ... 8
1.2. Tabel Kriteria Penilaian ... 9
1.3. Tabel Ketercapaian Aspek Kegiatan Pembelajaran
yang Mendidik Pada Penelitian Awal ... 10
3.1. Prosedur Tindakan Penelitian ... 46
3.2. Kisi-Kisi Angket Wawancara untuk Guru ... 54
3.3. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam
Kegiatan Workshop ... 56
3.4. Kisi-kisi Lembar Observasi Penilaian RPP ... 56
3.5. Kisi-kisi Lembar Observasi Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran yang Mendidik ... 58
3.6. Kisi-kisi Lembar Observasi Pelaksanaan Supervisi
Akademik Teknik Workshop ... 59
3.7. Tabel Kriteria Penilaian ... 61
4.1. Penilaian Kemampuan Guru Dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik pada
Penelitian Awal ... 64
4.2. Ketercapaian Aspek Kemampuan Guru Dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
pada Penelitian Awal ... 66
4.3. Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang
Mendidik pada Penelitian Awal ... 67
4.4. Ketercapaian Aspek Dalam Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran yang Mendidik pada Penelitian Awal ... 68
4.5. Penilaian Kemampuan Guru Dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik pada Siklus I
vii
4.6. Ketercapaian Aspek Kemampuan Guru Dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
pada Siklus I ... 76
4.7. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Workshop
Siklus I ... 77
4.8. Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Workshop
Siklus I ... 79
4.9. Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang
Mendidik pada Siklus I ... 81
4.10. Ketercapaian Aspek Dalam Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran yang Mendidik pada Siklus I ... 82
4.11. Penilaian Kemampuan Guru Dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik pada Siklus
II ... 87
4.12. Ketercapaian Aspek Kemampuan Guru Dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
pada Siklus II ... 88
4.13. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Workshop
Siklus II ... 90
4.14. Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Workshop
Siklus II ... 91
4.15. Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang
Mendidik pada Siklus II ... 93
4.16. Ketercapaian Aspek Dalam Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran yang Mendidik pada Siklus II ... 94
4.17. Perbandingan Aspek Kemampuan Guru Dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
pada Penelitian Awal, Siklus I dan Siklus II ... 100
4.18. Perbandingan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik pada Penelitian Awal, Siklus I dan
Siklus II ... 102
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan ... 45
4.1. Diagram Kemampuan Guru Dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik pada
Penelitian Awal ... 66
4.2. Diagram Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang
Mendidik pada Penelitian Awal ... 69
4.3. Diagram Kemampuan Guru Dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik pada Siklus I
... 76
4.4. Diagram Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang
Mendidik pada Siklus I ... 83
4.5. Diagram Kemampuan Guru Dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik pada Siklus
II ... 89
4.6. Diagram Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang
Mendidik pada Siklus II ... 95
4.7. Diagram Perbandingan Aspek Kemampuan Guru Dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang
Mendidik pada Siklus I dan Siklus II ... 101
4.8. Diagram Perbandingan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik pada Siklus I dan
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Rencana Kerja Penelitian ... 114
2. Rencana Kerja Workshop ... 120
3. Format Lembar Wawancara Awal ... 126
4. Format Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Saat
workshop ... 127
5. Format Lembar Observasi Kemampuan Guru dalam
Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik ... 129
6. Format Lembar Observasi Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran yang Mendidik ... 132
7. Format Lembar Observasi Pelaksanaan Workshop ... 135
8. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
Pada Penelitian Awal ... 138
9. Total Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
Pada Penelitian Awal ... 139
10. Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
yang Mendidik Pada Penelitian Awal Oleh Penilai 1 ... 140
11. Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
yang Mendidik Pada Penelitian Awal Oleh Penilai 2 ... 141
12. Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
yang Mendidik Pada Penelitian Awal Oleh Penilai 3 ... 142
13. Total Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran yang Mendidik Pada Penelitian Awal ... 143
14. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
x
15. Total Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
Pada Siklus I ... 145
16. Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus I Oleh Penilai 1 ... 146
17. Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus I Oleh Penilai 2 ... 147
18. Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus I Oleh Penilai 3 ... 148
19. Total Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus I ... 149
20. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus II ... 150
21. Total Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus II ... 151
22. Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus II Oleh Penilai 1 ... 152
23. Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus II Oleh Penilai 2 ... 153
24. Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus II Oleh Penilai 3 ... 154
25. Total Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus II ... 155
26. Skor Ketercapaian Aspek Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik ... 156
27. Skor Ketercapaian Indikator Dalam Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik ... 157
28. Jadwal Kegiatan ... 158
29. Materi workshop ... 160
1 A. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam
proses pembelajaran siswa di sekolah, yang harus dapat membawa perubahan
besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga
berperan sebagai pendidik bagi siswa yang akan membawa perubahan terhadap
pola pikir, sikap dan perilaku siswa menuju keadaan yang lebih baik dan mandiri.
Sebagai pengajar dan pendidik bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk
dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, seorang guru dituntut
memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu. Sebagaimana yang
diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003 pasal 40 dapat diambil kesimpulan bahwa untuk menjalankan
kewajibannya maka seorang guru harus terus menerus mengembangkan
potensi-potensinya sehingga mampu melaksanakan tugasnya. Guru harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang harus terus diperbaharui sesuai
perkembangan zaman. Guru harus mampu mengembangkan strategi pembelajaran
yang berkualitas, yaitu pembelajaran yang menantang, menyenangkan,
mendorong siswa untuk bereksplorasi, memberi pengalaman sukses dan dapat
mengembangkan kecakapan berpikir.
Pembelajaran yang dilakukan tidak hanya menekankan pada kemampuan
mengingat dan memahami saja, lebih dari itu, guru harus dapat mengarahkan
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dimana terjadi
interaksi antara guru dengan siswa. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar bukan
hanya ditentukan oleh kemampuannya dalam menguasai bahan pelajaran, tetapi
juga dipengaruhi oleh kemampuannya menciptakan kegiatan pembelajaran yang
memberi makna dan perubahan bagi sikap, keterampilan dan pengetahuan siswa
serta kemampuan dalam menciptakan suasana yang dapat menimbulkan gairah
belajar, efektivitas pembelajaran serta bimbingan dan bantuan terhadap siswa
dalam belajar. Siswa dapat belajar dengan baik dalam suasana yang wajar tanpa
tekanan dan dalam kondisi yang merangsang untuk belajar.
Dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang baik perlu adanya
pemahaman mengenai kondisi siswa belajar agar kegiatan pembelajaran yang
direncanakan tepat sasaran, menarik perhatian dan dapat dicapai oleh siswa.
Memahami siswa memang bukanlah pekerjaan yang mudah. Siswa adalah
manusia yang kepribadiannya sulit untuk dimengerti. Mereka adalah mahluk yang
dinamis, berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan fisiknya
yang sedang tumbuh. Hal penting yang harus dipahami kaitannya dengan siswa
sebagai individu yaitu bahwa mereka adalah manusia yang memiliki kepribadian,
karakter masing-masing, emosi dan perasaan. Selain itu mereka juga selalu
membutuhkan sosialisasi diantara mereka, memiliki keinginan untuk melakukan
hubungan dengan sesamanya, berinteraksi dengan alam sekitar dan dengan
kebebasannya dalam berpikir dan bertindak. Pemahaman akan siswa sebagai
manusia inilah yang harus dijadikan pijakan dalam mengembangkan kemampuan
pendidik yang memiliki keahlian mendidik akan mampu membuat orang belajar.
Pendidik ahli ini tampil sebagai guru yang berpengalaman, efektif dalam
menyelesaikan berbagai persoalan di dalam kelas. Pada setiap guru itu terletak
tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf
kematangan tertentu.
Jika diamati, dapat dilihat bahwa selama ini tampaknya pendidikan
berjalan serius dan penuh perhatian. Setiap hari anak-anak memenuhi jalanan
untuk berangkat ke sekolah. Di sekolah kelas-kelas penuh dengan anak-anak yang
sedang belajar. Guru sibuk mengajar, menjelaskan pelajaran, dan anak-anak
mendengarkan serta mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru. Namun
sebenarnya tidak hanya sampai disitu, dalam kegiatannya banyak hal yang perlu
mendapat perhatian, misalnya berkaitan dengan sejauh mana keterlibatan siswa
dalam pembelajaran, seberapa banyak pengetahuan yang mereka peroleh selama
berjam-jam di sekolah setiap hari, keterampilan apa yang mampu mereka miliki
setelah berbulan-bulan belajar di sekolah, serta bagaimana pengaruhnya terhadap
perubahan perilaku dan karakter mereka dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
menjadi tanggung jawab guru sebagai aktor utama yang memiliki peranan penting
untuk mengatasi permasalahan tersebut terutama dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas. Guru harus memiliki kesadaran dan keterampilan untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang merunut pada upaya pendidikan. Hal
ini sesuai dengan pemikiran yang disampaikan oleh Mulyasa (2009:161) bahwa
menyenangkan, dan memiliki banyak konsep atau cara untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
Pasal 1 butir 20 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan
guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Di lingkungan sekolah
menengah, interaksi tersebut terjalin antara siswa dengan guru. Interaksi yang
berpusat pada siswa (student centered learning) diharapkan dapat terjadi proses
perubahan yang dialami oleh siswa dalam empat ranah. Ranah yang menjadi
sasaran dalam proses interaksi ini adalah ranah kognitif, ranah afektif, ranah
psikomotorik dan ranah kooperatif. Ranah kognitif yaitu kemampuan yang
berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran; ranah afektif yaitu
kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi dan reaksi-reaksi yang berbeda
berdasarkan penalaran misalnya penerimaan, partisipasi dan penentuan sikap;
ranah psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani
misalnya persepsi dan kreativitas; ranah kooperatif yaitu kemampuan untuk
bekerjasama.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adapun
macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain
kemampuan pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh
melalui pendidikan profesi, keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam
Guru adalah pendidik profesional. Mendidik adalah pekerjaan profesional.
Oleh karena itu guru sebagai pelaku utama pendidikan adalah pendidik yang
profesional. Sebagai pendidik profesional, guru bukan saja dituntut melaksanakan
tugasnya secara profesional tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan
kemampuan profesional. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru
adalah kemampuan pedagogik mengelola proses belajar mengajar yang meliputi
kemampuan mempersiapkan pembelajaran, kemampuan melaksanakan
pembelajaran dan kemampuan mengevaluasi. Kemampuan pedagogik diperoleh
melalui upaya belajar terus menerus sepanjang hayat. Berdasarkan buku Pedoman
Pelaksaan Penilaian Kinerja Guru, tujuh aspek kompetensi pedagogik yang harus
dikuasai oleh guru adalah mengenal karakteristik peserta didik, menguasai
teori-teori pembelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran, mampu mengembangkan
kurikulum, menciptakan kegiatan pembelajaran yang mendidik, mengembangkan
potensi peserta didik, melakukan komunikasi dengan peserta didik, serta menilai
dan mengevaluasi pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang mendidik merupakan kompetensi pedagogik
keempat dari tujuh aspek kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang
guru yang menjadi unsur penilaian kinerja guru (lihat format PKG, Permendiknas
RI No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya, Kemendiknas, 2011:123). Dalam kompetensi ini guru
dituntut mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang
mendidik secara lengkap, melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan
sumber belajar sesuai dengan karakter siswa, serta memanfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran.
Mulyasa (2009:75) menjabarkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran yang
mendidik guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran
yang mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru mampu
menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar
sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan
teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang mendidik harus menunjukkan adanya
aktivitas belajar mengajar secara terpogram dan sistematis yang menunjukkan
interaksi edukatif yang aktif dan efektif sebagai upaya membimbing sikap,
keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lebih baik. Artinya kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan harus sesuai dengan prosedur pembelajaran dan
aktivitas guru bukan hanya menyampaikan ilmu saja namun juga menunjukkan
adanya upaya mendidik siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Mendidik disini diartikan sebagai aktivitas pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru dengan prinsip kegiatan pembelajaran yang menunjukkan
upaya pencapaian tujuan pendidikan.
Fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan masih banyak pembelajaran
yang hanya berupa transfer ilmu, yang tidak melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran secara maksimal. Kegiatan belajar cenderung berlangsung satu arah,
materi yang diberikan guru. Penelitian yang dilakukan Garret (dalam Oktaria,
2014:1) mengungkapkan pembelajaran dikelas masih berfokus pada guru sebagai
sumber utama pembelajaran, siswa hanya mencatat dan menghapal materi yang
disampaikan guru tanpa dapat memahami isinya.
SMK Negeri 4 Tebing Tinggi merupakan tempat dimana peneliti bertugas.
Berdasarkan pengamatan, peneliti menganggap bahwa kegiatan pembelajaran
yang mendidik di sekolah tersebut masih perlu mendapat perhatian. Untuk
memperkuat dugaan, peneliti melakukan wawancara dan observasi terhadap
guru-guru di sekolah tersebut. Wawancara yang dilakukan dengan menggunakan
angket yang berisi pertanyaan mengenai peran guru sebagai seorang pendidik.
Berdasarkan wawancara langsung yang dilakukan terhadap 40 guru-guru di SMK
Negeri 4 Tebing Tinggi pada tanggal 22 Februari 2016 diperoleh keterangan
bahwasanya 25 orang menyatakan kurang memahami makna guru sebagai
pendidik. Hal ini terlihat dari jawaban guru mengenai penjelasannya tentang guru
sebagai pendidik. Mereka menyatakan bahwa seorang pendidik itu hanya terkait
dengan pembinaan terhadap sikap dan tingkah laku siswa. Padahal seharusnya
guru sebagai pendidik harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang
bermakna dan berdampak pada perubahan sikap, keterampilan dan juga
pengetahuan siswa. Pertanyaan selanjutnya 20 orang menyatakan bahwa kegiatan
pembelajaran dilakukan tidak berdampak bagi perubahan tingkah laku siswa, 40
orang menyatakan sudah menyusun rencana pembelajaran dengan memperhatikan
kebutuhan belajar siswa, 26 orang menyatakan tidak selalu menggunakan media
guru tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, 30 orang menyatakan sudah
mengenal karakter siswanya masing-masing, hanya 10 orang yang menyatakan
siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dikelasnya, 25 orang
menyatakan aktivitas dikelasnya menyenangkan dan 40 orang menyatakan selalu
menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual dalam kegiatan pembelajarannya.
Berdasarkan data ini dapat dinyatakan bahwa aktivitas guru dalam kegiatan
belajar mengajar masih perlu ditingkatkan. Pada point akhir, terdapat pertanyaan
mengenai kesediaan guru untuk memperbaiki tugasnya terutama dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik. Berdasarkan wawancara
tersebut diperoleh 20 orang guru yang bersedia untuk dilakukan observasi
terhadap kegiatan pembelajarannya di kelas.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dilakukan observasi awal pada saat
guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Observasi ini dilakukan
terhadap guru yang bersedia melakukan perbaikan terhadap kegiatan
pembelajarannya. Hasil observasi awal peneliti tentang kegiatan pembelajaran
yang mendidik dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini :
Tabel. 1.1. Hasil Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Belajar yang Mendidik pada Penelitian Awal
Responden Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Yang Mendidik Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3 Jumlah Nilai Kategori
1 15 15 15 45 75,00 Cukup
2 11 11 12 34 56,67 Kurang
3 14 14 14 42 70,00 Cukup
4 13 13 12 38 63,33 Kurang
5 15 15 15 45 75,00 Cukup
6 13 13 12 38 63,33 Kurang
7 11 11 11 33 55,00 Kurang
Responden Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Yang Mendidik Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3 Jumlah Nilai Kategori
9 13 12 13 38 63,33 Kurang
10 12 12 12 36 60,00 Kurang
11 11 11 11 33 55,00 Kurang
12 12 12 12 36 60,00 Kurang
13 13 13 12 38 63,33 Kurang
14 14 14 14 42 70,00 Cukup
15 13 13 13 39 65,00 Cukup
16 12 12 12 36 60,00 Kurang
17 15 15 15 45 75,00 Cukup
18 11 11 11 33 55,00 Kurang
19 13 11 13 37 61,67 Kurang
20 12 12 12 36 60,00 Kurang
Total 763
Rata-rata 63,58 Cukup
Penentuan kategori penilaian berdasarkan kategori pada Tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2. Tabel Kriteria Penilaian
Angka Huruf Kategori
90- 100 A Sangat Baik
80- 89 B Baik
65- 79 C Cukup
55- 64 D Kurang
< 55 E Sangat Kurang
(sumber : Endrayanto & Harumurti, 2014 : 292)
Dari tabel diatas ditemukan 7 orang guru termasuk dalam kategori cukup
dan 13 orang guru termasuk dalam kategori kurang dengan rincian 35% guru
dengan kategori cukup dan 65% guru dengan kategori kurang. Berdasarkan data
diatas diketahui bahwa jumlah nilai rata-rata yang diperoleh guru dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik pada penelitian awal adalah
63,58 maka dapat dinyatakan bahwa hasil penilaian awal pelaksanaan
Secara terperinci hasil deskriptif dari aspek-aspek penilaian pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yang mendidik dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 1.3 Ketercapaian Aspek dalam Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
Indikator Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3 Jumlah Nilai Kategori
1 51 50 52 153 63,75 Kurang
2 51 51 51 153 63,75 Kurang
3 50 50 50 150 62,50 Kurang
4 52 50 51 153 63,75 Kurang
5 52 52 50 154 64,17 Kurang
Total 763
Rata-rata 63,58 Kurang
Keterangan :
Indikator 1 : Interaksi edukatif yang aktif Indikator 2 : Interaksi edukatif yang efektif Indikator 3 : Membimbing sikap
Indikator 4 : Membimbing ilmu pengetahuan Indikator 5 : Membimbing keterampilan
Adapun rincian data yang diperoleh pada penelitian awal ini, perolehan
nilai indikator 1 yaitu interaksi edukatif yang aktif sebesar 63,75, indikator 2 yaitu
interaksi edukatif yang efektif sebesar 63,75, indikator 3 yaitu membimbing sikap
sebesar 62,50, indikator 4 yaitu membimbing ilmu pengetahuan sebesar 63,75,
dan indikator 5 yaitu membimbing keterampilan sebesar 64,17. Pada penelitian
awal ini semua indikator menunjukkan nilai rata-rata yang masih kurang dan
indikator 3 merupakan nilai terendah.
Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan, dalam hal kegiatan
membimbing sikap ditemukan fakta bahwasanya guru masih kurang dalam
memberi batasan terhadap pengumpulan tugas siswa. Guru hanya memberi siswa
tugas, namun banyak siswa yang tidak menyelesaikan pada saat pembelajaran
terhadap keterlambatan siswa dalam tugas, siswa kurang diarahkan dalam
menemukan kesimpulan materi, guru kurang dalam memberi motivasi bagi siswa
terhadap kegiatan belajar serta guru kurang dalam memfasilitasi siswa belajar.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada kegiatan
pembelajaran guru, kegiatan pembelajaran yang mendidik yang dilakukan oleh
guru tersebut rata-rata masih berada pada kategori kurang. Maka ketika hal ini
terjadi, sangatlah perlu adanya perbaikan dan peningkatan dalam kegiatan
pembelajaran yang mendidik yang dilakukan oleh guru.
Setelah observasi kelas, wawancara kembali dilakukan untuk
mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan. Dalam pelaksanaan
pembelajaran tersebut guru menyatakan bahwa mereka belum maksimal dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Guru menyatakan perlu adanya perbaikan
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
proses pembelajaran adalah melalui supervisi akademik. Supervisi akademik
adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Glickman
dalam Sudjana, 2012:54). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja
guru dalam mengelola pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya dalam
membimbing guru untuk memilih dan menggunakan strategi, metode dan teknik
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran.
Supervisi akademik merupakan salah satu tugas pengawas. Seorang
bagi guru. Sebagaimana dinyatakan Sudjana, dkk (dalam Barnawi, 2014:12)
bahwasanya pengawas merupakan guru yang berstatus pegawai negeri sipil yang
diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan
manajerial pada satuan pendidikan/sekolah. Seorang pengawas memiliki
seperangkat peran dan tugas yang tidak hanya bertujuan untuk mengawasi
jalannya penyelenggaraan pendidikan di sekolah secara baik dan terarah, tetapi
juga memberi masukan, bimbingan, dan bantuan kepada kepala sekolah dan guru
dalam melaksanakan tugas sekolahnya.
Berdasarkan kebutuhan guru dalam upaya memperbaiki kualitas
pembelajarannya, bersama dengan pengawas dan guru, peneliti merencanakan
adanya kegiatan workshop yang bertemakan tentang kegiatan pembelajaran yang
mendidik. Peneliti, pengawas dan guru menyusun rancangan pelaksanaan kegiatan
workshop tersebut. Hal ini didukung dengan berhasilnya penelitian yang
dilakukan oleh Harahap (2016) yang menyimpulkan bahwa supervisi akademik
teknik workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Workshop digunakan untuk membina guru menemukan solusi
terbaik terhadap permasalahan yang dihadapi guru. Khomsatun (2013) juga
menggunakan teknik workshop untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran pada guru kelompok MGMP.
Teknik supervisi akademik yang dipilih dalam penelitian ini bersifat
kelompok yaitu melalui teknik workshop. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
diartikan sebagai suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah guru
atau pendidik yang mempunyai masalah yang relatif sama ingin dipecahkan
bersama melalui percakapan dan bekerja secara kelompok maupun bersifat
perseorangan. Sehingga diharapkan dengan adanya teknik workshop yang
dilakukan dalam rangka melaksanakan supervisi yang dilakukan oleh pengawas
dapat memberikan peningkatan terhadap kemampuan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang mendidik.
Berdasarkan uraian tersebut maka perlu diadakan supervisi akademik
teknik workshop untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran yang mendidik di
SMK Negeri 4 Tebing Tinggi.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi beberapa masalah-masalah berdasarkan latar belakang masalah
di atas antara lain: (1) Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih
bersifat transfer pengetahuan, (2) Guru kurang memahami perannya sebagai
pendidik, (3) Guru belum memahami makna kegiatan pembelajaran yang
mendidik, (4) Kegiatan pembelajaran yang mendidik masih rendah, (5)
Bagaimana cara guru meningkatkan kemampuannya dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang mendidik?, (6) Apakah pengawas sekolah sering
melaksanakan kegiatan supervisi akademik?, (7) Bagaimana pengawas sekolah
melaksanakan kegiatan supervisi akademik dengan teknik workshop?, (8) Apakah
kegiatan pembelajaran yang mendidik dapat ditingkatkan melalui supervisi
C. Batasan Masalah
Terdapat beberapa masalah yang teridentifikasi pada latar belakang
masalah dalam penelitian ini, namun penelitian ini dibatasi pada peningkatan
kegiatan pembelajaran yang mendidik melalui supervisi akademik teknik
workshop. Supervisi akademik teknik workshop akan dilaksanakan terhadap
guru-guru di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi khususnya pada guru-guru yang bersedia
mengikuti workshop.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah supervisi akademik teknik workshop
dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran yang mendidik di SMK Negeri 4
Tebing Tinggi?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran yang mendidik melalui supervisi
akademik teknik workshop di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain :
1. Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
keilmuan tentang teknik pembinaan guru dalam meningkatkan
2. Secara Praktis
a. Membantu guru untuk mengidentifikasi masalah dan pemecahan
masalahnya terkait dalam proses pelaksanaan pembelajaran khususnya
kegiatan pembelajaran yang mendidik.
b. Menjadi referensi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan bekal prinsip pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
mendidik.
c. Menjadi referensi kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam
pelaksanaan kegiatan supervisi akademik untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam proses pembelajaran.
d. Masukan bagi Dinas Pendidikan terkait dalam hal meningkatkan
profesionalisme, kinerja dan kualitas Guru, Kepala Sekolah dan
Pengawas Sekolah untuk masa yang akan datang.
e. Sebagai bahan pertimbangan dan motivasi bagi peneliti berikutnya
untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai penelitian yang relevan
104 A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis yang telah dilakukan dalam
penelitian ini diperoleh simpulan sebagai berikut :
1. Pada observasi awal terdapat gambaran bahwa pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang mendidik perlu ditingkatkan. Hal ini berdasarkan
observasi awal kegiatan pembelajaran yang mendidik pada 20 orang guru
yang menunjukkan bahwa nilai untuk penyusunan rencana pembelajaran
secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata 62,92 dengan rincian 9 orang
guru termasuk dalam kategori cukup, dan 11 orang guru termasuk dalam
kategori kurang atau 45% guru dengan kategori cukup dan 55% guru
dengan kategori kurang. Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan
pembelajarannya diperoleh nilai rata-rata 63,58 dengan rincian 7 orang
guru termasuk dalam kategori cukup dan 13 orang guru termasuk dalam
kategori kurang atau 35% guru dengan kategori cukup dan 65% guru
dengan kategori kurang.
2. Perolehan nilai untuk setiap indikator kegiatan pembelajaran yang
mendidik pada penelitian awal yaitu indikator 1 yaitu interaksi edukatif
yang aktif sebesar 63,75, indikator 2 yaitu interaksi edukatif yang efektif
sebesar 63,75, indikator 3 yaitu membimbing sikap sebesar 62,50,
indikator 5 yaitu membimbing keterampilan sebesar 64,17. Pada penelitian
awal ini semua indikator menunjukkan nilai rata-rata yang masih kurang
dan indikator 3 merupakan nilai terendah.
3. Pada penelitian awal perlu adanya perbaikan dalam hal kegiatan
membimbing sikap ditemukan fakta bahwasanya guru masih kurang dalam
memberi batasan terhadap pengumpulan tugas siswa. Guru hanya memberi
siswa tugas, namun banyak siswa yang tidak menyelesaikan pada saat
pembelajaran berakhir. Selain itu guru juga masih kurang dalam memberi
sanksi yang tepat terhadap keterlambatan siswa dalam tugas. Namun juga
untuk indikator yang lain masih perlu adanya peningkatan.
4. Pada siklus pertama, dalam penilaian terhadap perencanaan pembelajaran
yang mendidik terdapat hasil yang menunjukkan 1 orang guru termasuk
dalam kategori kurang, 7 orang guru termasuk dalam kategori cukup dan
12 orang guru termasuk dalam kategori baik atau dengan rincian 5% guru
dengan kategori kurang, 35% guru dengan kategori cukup dan 60% guru
dengan kategori baik. Berdasarkan data diatas diketahui bahwa jumlah
nilai rata-rata yang diperoleh guru dalam analisis perencanaan
pembelajaran yang mendidik setelah dilakukan workshop adalah 76,60.
Maka dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian perencanaan pembelajaran
yang mendidik setelah siklus I masih dalam kategori cukup. Sedangkan
untuk penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
mendidik diperoleh hasil bahwa 7 orang guru termasuk dalam kategori
dengan kategori cukup dan 65% guru dengan kategori baik. Berdasarkan
data, diketahui bahwa jumlah nilai rata-rata yang diperoleh guru dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik setelah dilakukan
workshop pada siklus I adalah 77,75.
5. Perolehan nilai untuk setiap indikator kegiatan pembelajaran yang
mendidik pada siklus I yaitu indikator 1 yaitu interaksi edukatif yang aktif
sebesar 75,42, indikator 2 yaitu interaksi edukatif yang efektif sebesar
80,00, indikator 3 yaitu membimbing sikap sebesar 76,67, indikator 4
yaitu membimbing ilmu pengetahuan sebesar 76,67, dan indikator 5 yaitu
membimbing keterampilan sebesar 80,00. Pada siklus I ini semua
indikator 2 dan 4 sudah mencapai kategori baik, sedangkan untuk kategori
1, 3 dan 5 masih perlu adanya peningkatan. Berdasarkan angka ini maka
dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran yang
mendidik pada siklus I masih dalam kategori cukup.
6. Pada siklus I terdapat catatan yang menjadi bahan untuk perbaikan yaitu
untuk indikator interaksi edukatif yang aktif perlu menjadi perhatian yaitu
pada kegiatan menggunakan media atau alat peraga yang berkaitan dengan
materi pelajaran. Kemudian untuk indikator membimbing sikap yaitu guru
belum memberi sanksi yang tepat terhadap keterlambatan siswa dalam
tugas. Sedangkan untuk indikator membimbing ilmu pengetahuan perlu
adanya peningkatan dalam kegiatan mengkaitkan materi dengan
perkembangan Iptek serta kegiatan menyampaikan manfaat dari materi
yang dipelajari.
7. Pada siklus kedua, dalam penilaian terhadap perencanaan pembelajaran
yang mendidik terdapat hasil yang menunjukkan bahwa 20 orang guru
memiliki nilai lebih dari 80 yang artinya masuk dalam kategori baik atau
dengan kata lain 100% guru sudah pada kategori baik. Berdasarkan data,
diketahui bahwa jumlah nilai rata-rata yang diperoleh guru dalam analisis
perencanaan pembelajaran yang mendidik setelah dilakukan workshop
siklus II adalah 85,76 maka dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian
perencanaan pembelajaran yang mendidik setelah siklus II sudah pada
kategori baik. Sedangkan untuk penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang mendidik diperoleh hasil bahwa 20 orang guru
termasuk dalam kategori baik atau dengan kata lain 100% guru sudah pada
kategori baik. Berdasarkan data, diketahui bahwa jumlah nilai rata-rata
yang diperoleh guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
mendidik setelah dilakukan workshop pada siklus II adalah 84,00. Maka
dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran yang
mendidik pada siklus II sudah pada kategori baik.
8. Perolehan nilai untuk setiap indikator kegiatan pembelajaran yang
mendidik pada siklus II yaitu indikator 1 yaitu interaksi edukatif yang aktif
sebesar 82,92, indikator 2 yaitu interaksi edukatif yang efektif sebesar
83,75, indikator 3 yaitu membimbing sikap sebesar 83,75, indikator 4
membimbing ilmu pengetahuan sebesar 84,58. Pada siklus II semua
indikator sudah mencapai kategori baik dan mengalami peningkatan secara
keseluruhan.
9. Pada siklus II, untuk indikator interaksi edukatif yang aktif yaitu pada
kegiatan menggunakan media atau alat peraga yang berkaitan dengan
materi pelajaran sudah menunjukkan peningkatan dari siklus sebelumnya.
Namun hal ini masih perlu untuk ditingkatkan kembali. Kemudian untuk
indikator interaksi edukatif yang efektif, guru mampu mengelola pelajaran
tepat waktu sampai pada pengumpulan tugas sebagai evaluasinya. Untuk
indikator membimbing sikap, hal yang menjadi catatan pada siklus
sebelumnya yaitu guru belum memberi sanksi yang tepat terhadap
keterlambatan siswa dalam tugas telah ditingkatkan pada siklus II ini.
Sedangkan untuk indikator membimbing ilmu pengetahuan guru sudah
mampu mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang diintegrasikan
secara relevan dengan perkembangan Iptek serta manfaat dari materi yang
dipelajari.
10.Supervisi akademik teknik workshop dapat meningkatkan kegiatan
pembelajaran yang mendidik di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi.
B. Implikasi
Implikasi penelitian ini didasari oleh hasil penelitian dan kesimpulan yang
1. Jika guru melaksanakan kegiatan pembelajran yang mendidik dalam
pelaksanaan pembelajarannya maka dalam aktivitas belajar mengajar akan
terjadi interaksi edukasi yang aktif dan efektif sehingga dapat
membimbing sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa.
2. Jika supervisi akademik teknik workshop dilaksanakan dengan baik maka
dapat membantu guru meningkatkan kualitas pembelajarannya terutama
dalam kegiatan pembelajaran yang mendidik.
3. Jika pelaksanaan supervisi akademik dilaksanakan secara
berkesinambungan maka peningkatan kemampuan guru dapat tercapai,
sehingga guru terbangun kebiasaannya untuk selalu meningkatkan
kemampuannya.
4. Pelaksanaan supervisi akademik teknik workshop memudahkan supervisor
untuk melaksanakan supervisi pada sekelompok guru yang memiliki
permasalahan yang sama untuk membantu guru-guru dalam memperbaiki
praktek pengajaran mereka.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian peningkatan kegiatan
pembelajaran yang mendidik melalui supervisi akademik teknik workshop di
SMK Negeri 4 Tebing Tinggi diajukan saran sebagai berikut:
1. Guru disarankan agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pengajar dan pendidik dengan menerapkan kegiatan pembelajaran
2. Kepala sekolah sebagai supervisor dalam pelaksanaan tugasnya sebaiknya
memberikan ijin dan kesempatan kepada guru-gurunya untuk
meningkatkan kemampuan gurunya.
3. Pengawas sekolah sebaiknya dapat terus mengembangkan supervisi
akademik khususnya teknik workshop di sekolah dan melakukan supervisi
akademik teknik workshop secara rutin dalam membina para guru
terutama dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik.
4. Kepada peneliti lain agar hasil penelitian tentang supervisi akademik
teknik workshop ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan referensi
111
Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi., dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Barnawi dan Arifin. 2014. Meningkatkan Kinerja Pengawas Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Dewi, Rosmala. 2009. Profesionalisme Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan: CV Dharma
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Endrayanto dan Harumurti. 2014. Penilaian Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Faisal, Jusuf Amir. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
Fitriana, dkk. 2014. Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Activity Based Learning Berbantuan Flash Card Dilengkapi LKS Pada Materi Isomer Dan Reaksi Senyawa Hidrokarbon Kelas X SMA Batik 1 Surakarta. Jurnal Pendidikan Kimia Vol.3 No. 2: 88-95. http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/new/3715. Diakses tanggal 17 Februari 2016.
Harahap, Diniyah Putri. 2014. Penerapan Supervisi Akademik Teknik Workshop Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Aktif Di SMA Rayon 5 Medan. Tesis, tidak ditebitkan. Universitas Negeri Medan.
Juarsih dan Dirman. 2014. Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik. Jakarta: Rineka Cipta.
Kemendiknas. 2011. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Khomsatun, Siti. 2013. Efektifitas Workshop Achievement Motivation Training (AMT) Dan Peer Teaching Terhadap Peningkatan Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran. Tesis, tidak diterbitkan. STAIN Salatiga. http://perpus.iainsalatiga.ac.id/docfiles/fulltext/f7df957e1c328499.pdf. Diakses tanggal 16 Februari 2016.
Materka, Pat Roessle. 1992. Lokakarya dan Seminar, Perencanaan, Pelaksanaan, Pemanfaatan. Yogyakarta: Kanisius.
Mukhtar dan Iskandar. 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Referensi.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Purwanto, Ngalim, 2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Raya.
Rusydie, Salman. 2012. Tuntunan Menjadi Guru Favorit. Jakarta: Flash Books.
Sadulloh, dkk. 2011. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung : Alfabeta.
Sagala, Syaiful. 2012. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sahertian, Piet A. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media.
Sergiovanni, Thomas J. Dan Starrat, Robert. J. 1987. Supervision Human Perspectives. New York: McGraw-Hill.
Sudjana, H. Nana. 2011. Supervisi Pendidikan. Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra Publishing.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumiati dan Asra. 2013. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Sutirna dan Samsudin. 2015. Landasan Kependidikan (Teori dan Praktek). Bandung: Refika Aditama
Suyadi. 2012. Buku Panduan Guru Profesional, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Andi.
Suyanto dan Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta : Erlangga.
Tim Dosen. 2015. Diktat Mata Kuliah Psikologi Pendidikan. Medan: Pasca sarjana Unimed.