PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP
KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR
PKn SISWA KELAS IV SDIT
KHAIRUL IMAM
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh:
MUTIA SARI
NIM.8146181021
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ABSTRAK
MUTIA SARI. 8146181021. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Keterampilan Sosial dan Hasil Belajar PKn, Siswa Kelas IV SDIT Khairul Imam.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui; (1) pengaruh model Problem Based Learning
terhadap keterampilan sosial siswa; (2) pengaruh model Problem Based Learning
terhadap hasil belajar siswa. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV di SDIT Khairul Imam. Penelitian ini berjenis Pre-Experimental Design. Analisis data menggunakan uji-t berbantuan SPSS 22.0. Populasi dalam penelitian in adalah adalah seluruh siswa kelas IV SDIT Khairul Imam, sedangkan sampel penelitian ini adalah 28 siswa kelas IVA dan 28 siswa kelas IVB. Instrumen yang digunakan yaitu tes hasil belajar dan lembar pengamatan keterampilan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Keterampilan sosial siswa yang diajarkan dengan menggunakan model PBL lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional.. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan bahwasanya persentase dari siswa terhadap kriteria indikator keterampilan sosial yaitu pada kelas kontrol terdapat 11% siswa memiliki keterampilan sosial tinggi, 68% siswa memiliki keterampilan sosial sedang dan 21% siswa memiliki keterampilan sosial rendah. Sedangkan pada siswa yang diajarkan dengan menggunkan model Problem Based Learning persentase dari siswa terhadap kriteria indikator keterampilan sosial yaitu pada kelas kontrol terdapat 25% siswa memiliki keterampilan sosial tinggi, 71% siswa memiliki keterampilan sosial sedang dan 4% siswa memiliki keterampilan sosial rendah.Dan (3) Hasil belajar PKn siswa yang diajarkan dengan menggunakan model PBL lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional. Hal tersebut berdasarkan perolehan skor thitung (=11,743) lebih besar dari nilai ttabel (=1,671) dan berdasarkan karakteristik
kedua model pembelajaran.
ABSTRACT
MUTIA SARI. 8146181021. The Differences Influence Learning Model of the Social Skills and Learning Outcomes Civics of Students on SDIT Khairul Imam.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu „alaikum wr.wb.
Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Keterampilan Sosial dan Hasil Belajar PKn, Siswa Kelas IV SDIT Khairul Imam” yang disusun untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan, Program Studi Pendidikan Dasar
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari dan merasakan sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian
tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu
penulis menyampaikann ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setulus-tulusnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dasar, dan Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi
Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si selaku dosen pembimbing I tesis, dan IbuDr.
Evi Eviyanti, M.Pd selaku dosen pembimbing II tesis.
5. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si, BapakDr. Hidayat, M.Si, dan Bapak
Dr. R.. Mursid, M.Pd, selaku narasumber yang telah banyak memberikan
saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.
6. Bapak Surya Darma, S.Pd selaku kepala sekolah beserta Guru dan Staff
Pengajar SDIT Khairul Imam yang telah membantu dalam penelitian ini.
7. Ayahanda Alm. Ramli Sani, Ibunda Nuraini, S.Pd, dan Bapak Abdul hamid
Siagian, Riko Andika, S.Komserta seluruh anggota keluarga yang telah
iv
8. Teman-teman seperjuangan kelas A1Reguler 2014 dan konsentrasi PKn,
khususnya teman-teman yang telah membantu penelitian yaitu,Isma Yunita,
M.Pd, Maisarah, M.Pd, Maulana Arafat, M.Pd, Waliyul Maulana Siregar,
M.Pddan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih kurang sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan dan pendidikan.
Medan, 27 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
2.1.4. Model Pembelajaran Konvensional ... 31
2.2. Penelitian Relevan ... 35
2.3. Kerangka Berpikir ... 38
2.4. Hipotesis Penelitian ... 40
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41
3.3. Variabel Penelitian ... 41
3.4. Definisi Operasional ... 42
3.5. Jenis dan Desain Penelitian ... 43
vi
3.6. Prosedur Penelitian ... 44
3.7. Pengontrolan Perlakuan ... 47
3.8. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 50
3.8.1. Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial ... 50
3.8.2. Tes Hasil Belajar ... 51
3.8.3. Uji Coba Instrumen ... 53
3.9. Teknik Analisis Data... 51
3.9.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 56
3.9.2. Analisis Statistik Inferensial ... 56
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 60
4.1.1. Analisis Lembar Pengamatan Sosial ... 60
4.1.2. Deskripsi Pretes Hasil Belajar ... 62
4.1.3. Deskripsi Postes Hasil Belajar ... 65
4.2. Pembahasan... 69
4.2.1. Keterampilan Sosial Siswa ... 70
4.2.2. Hasil Belajar PKn Siswa ... 71
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 3.1. Simpulan ... 74
3.2. Saran ... 74
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 : Nilai Hasil Ulangan PKn ... 5
Tabel 2.1 : Sintaks untuk PBL ... 26
Tabel 2.2 : Sintaks Model Konvensional ... 31
Tabel 2.3 : Perbedaan model PBL dengan konvensional ... 33
Tabel 3.1 : Desain Eksperimen ... 44
Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial ... 50
Tabel 3.3 : Skor Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial ... 51
Tabel 3.4 : Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar PKn Materi Globalisasi .. 51
Tabel 3.5 : Kategori Ketuntasan Belajar ... 52
Tabel 3.6 : Deskripsi Kategori Validitas Butir Soal ... 54
Tabel 3.7 : Deskripsi Kategori Realiabilitas Butir Soal ... 55
Tabel 3.8 : Deskripsi Kategori Daya Pembeda ... 56
Tabel 3.9 : Keterkaitan Hipotesis, Instrumen dan Uji Statistik ... 60
Tabel 4.1 : Hasil Pengamatan Keterampilan Sosial Siswa ... 62
Tabel 4.2 : Deskripsi Pretes Hasil Belajar Siswa ... 63
Tabel 4.3 : Uji Normalitas Pretes Hasil Belajar PKn Siswa ... 64
Tabel 4.4 : Uji Homogenitas Pretes Hasil Belajar PKn Siswa ... 65
Tabel 4.5 : Uji Perbedaan Pretes Hasil Belajar PKn Siswa ... 65
Tabel 4.6 : Deskripsi Postes Hasil Belajar PKn ... 66
Tabel 4.7 : Uji Normalitas Postes Hasil Belajar Siswa ... 67
Tabel 4.8 : Uji Homogenitas Postes Hasil Belajar Siswa ... 68
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Perangkat Pembelajaran
Lampiran 1a Silabus Pembelajaran... 79
Lampiran 1b RPP Model Kontrol ... 81
Lampiran 1c RPP Model Eksperimen ... 87
Lampiran 2 Instrumen Penelitian Lampiran 2a Tes Hasil Belajar Siswa ... 95
Lampiran 2b Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial Siswa ... 100
Lampiran 3a Hasil Uji Coba Tes dan Validasi Angket ... 101
Lampiran 3b Pretes Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 103
Lampiran 3c Pretes Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 105
Lampiran 3d Postes Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 107
Lampiran 3e Postes Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 109
Lampiran 4a Skor Keterampilan Siswa Sosial Kelas Kontrol ... 111
Lampiran 4b Skor Keterampilan Siswa Sosial Kelas Eksperimen ... 112
1
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG MASALAH
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
pengalaman. Belajar juga dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh
motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tinkah laku. Belajar
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat mendukung untuk tercapainya
perubahan tingkah laku tersebut. Faktor-faktor ini umumnya dibagi menjadi dua
kelompok yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor
yang bersumber dari dalam diri siswa, yang mempengaruhi kemampuan
belajarnya, seperti intelegensi, bakat, kemampuan motorik panca indra dan skema
berfikir. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Wasliman
(2007:159) mengemukakan bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut
menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan
kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.
Salah satu faktor eksternal yang sangat berperan dalam mempengaruhi
hasil belajar siswa adalah kemampuan guru (profesionalisme guru). Dalam arti
khusus dapat dikatakan bahwa setiap diri guru terletak tanggung jawab untuk
membawa para siswanya pada suatu kedewasaan dan taraf kematangan dalam
pendidikan. Guru seharusnya menyadari pentingnya membentuk nilai-nilai dalam
diri siswa sehingga siswa mau melakukan inovasi dalam proses belajar mengajar,
2
semula pembelajaran berpusat pada guru menuju pembelajaran yang inovatif dan
berpusat pada siswa. Perubahan tersebut dimulai dari segi kurikulum, model
pembelajaran, ataupun cara mengajar agar pembelajaran menyenangkan. Model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang mekukisakan prosedur sistematik
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses belajar
mengajar.
Selain untuk memperoleh pengetahuan, beajar juga dimaknai sebagai
proses untuk memperoleh keterampilan salah satunya adalah keterampilan sosial.
Keterampilan Sosial adalah kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif
dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal. Keterampilan sosial
merupaka bentuk perilaku, perbuatan dan sikap yang ditampilkan oleh siswa
ketika berinteraksi dengan orang lain didukung pula oleh ketepatan dan
kecepatam sehingga memberikan kenyamanan bagi orang lain yang erada
disekitarnya. Kunarti (2010:35) mengemukakan bahwa keterampilan sosial adalah
kebutuhan primer yang perlu dimiliki oleh anak-anak bagi kemandirian pada
jenjang kehidupan selanjutnya, hal ini bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Gimpel dan Merrell (1998:101) mengidentifikasi keterampilan sosial
dengan beberapa ciri, antara lain: (1) Perilaku Interpersonal, yaitu perilaku yang
menyangkut keterampilan yang digunalan selama melakukan interaksi sosial yang
disebut dengan keterampilan menjalin persahabatan; (2) Perilaku yang berkaitan
dengan diri sendiri, yaitu ciri dari seorang yang dapat mengatur dirinya sendiri
dengan kesuksesan akademis, yaitu yang berhubungan dengan hal-hal yang
mendukung prestasi belajar di sekolah, seperti mendengarkan guru, mengerjakan
pekerjaan sekolah dengan baik dan mengikuti aturan-aturan yang berlaku di
sekolah; (4) Penerimaan teman sebaya, yaitu hal ini didasarkan bahwa individu
yang mempunyai keterampilan sosial yang rendah atau cenderung ditolak oleh
teman-temannya, karena mereka tidak dapat bergaul dengan baik; dan (5)
Keterampilan berkomunikasi, yaitu keterampilan ini sangat diperlukan untuk
menjalin hubungan sosial yang baik, berupa pemberian umpan balik dan perhatian
terhadap lawan bicara dan menjadi pendengar yang responsif.
Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum
dan potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus
dimiliki oleh seorang guru. Hal ini didasari asumsi bahwa ketepatan guru
dalam memilih model pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan
dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru
berpengaruh terhadap kualitas proses belajar mengajar yang dilakukannya pada
setiap tingkatan salah satunya tingkat pendidikan dasar.
Kondisi proses belajar mengajar di lingkungan sekolah khususnya tingkat
sekolah dasar masih diwarnai oleh penekanan pada aspek pengetahuan dan masih
sedikit yang mengacu pada pelibatan siswa dalam proses belajar itu sendiri.
Dengan demikian, maka sangatlah perlu dikembangkan kemampuan profesional
guru untuk mengelola program pembelajaran dalam meningkatkan kualitas
pendidikan yakni kemampuan menggunakan strategi, pendekatan, model dan
4
bosan sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar yang pada akhirnya
menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Nilai-nilai penting dalam pembelajaran
tidak dapat diperoleh siswa jika guru hanya menggunakan metode ceramah saja
dalam mengajar. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa
dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar di kelas, kegiatan proses
belajar mengajar lebih sering diarahkan pada aliran informasi dari guru ke siswa.
Tujuan pembelajaran konvensional adalah terbatas pada pemikiran ilmu
pengetahuan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi searah dari
pembaca kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan, sedang
pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya.
Pada tingkat pendidikan sekolah dasar Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang dibelajarkan di sekolah
dasar. PKn sangat berperan dalam membentuk sikap siswa, baik sikap untuk
bertindak, sikap untuk menilai dan sikap untuk berbuat untuk diri sendiri maupun
orang lain. PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia dan
suku bangsa untuk menjadi warganegara yang cerdas, terampil dan berkarakter.
Paradigma pembelajaran PKn saat ini mengharapkan anak didik mampu
mengaplikasikan materi pembelajaran PKn dalam kehidupan keluarga, lingkungan
dan negara. Dengan demikian, akan terjadi perubahan generasi penerus bangsa ke
arah yang lebih baik melalui hasil belajar PKn. Keberhasilan pembelajaran PKn di
kelas sangat terkait dengan kepribadian guru. Oleh karena itu, dalam
implementasinya guru dituntut memiliki keterampilan, keuletan, dan sikap terbuka
dorongan dan motivasi belajar kepada siswa atau siswa.
Pada pembelajaran PKn di kelas IV SD Khususnya materi Globalisasi di
lingkugan. Perlu dipahami oleh siswa apa yang dimaksud dengan globalisasi,
dampak-dampak negatif dan dampak-dampak positif globalisasi, sehingga siswa
tidak hanya memahami bahwa globalisasi adalah proses masuknya ke ruang
lingkup dunia, namun juga siswa dapat memahami dengan jelas manfaat,
kelebihan juga kekurangan adanya globalisasi. Penggunaan metode pembelajaran
yang baik dapat membantu siswa untuk memahami dengan baik dan benar semua
hal tersebut.
Namun kenyataannya kondisi ideal yang diharapkan dari tujuan
pembelajaran PKn seperti yang telah dikemukakan di atas belum tercapai dengan
maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar PKn di SDIT Khairul Imam
masih dalam kategori rendah. Hal ini terbukti pada hasil nilai ujian semester II
PKn siswa kelas IV pada bulan Juni 2015 di SDIT Khairul Imam Tahun Pelajaran
2014/2015, yaitu :
Tabel 1.1. Nilai Hasil Ulangan PKn
No. Kelas Nilai 75 Nilai 75 Presentase Ketuntasan 1 IV-A 10 Siswa 20 Siswa 16,67%
2 IV-B 8 Siswa 22 Siswa 13,33% Jumlah 18 Siswa 42 Siswa 30,00%
(sumber : Tata Usaha SDIT Khairul Imam)
Berdasarkan tabel 1.1. di atas, syarat ketuntasan adalah 80% siswa harus
mampu mencapai nilai 75. Namun, terlihat bahwa di kelas IV-A sebanyak 10
6
tuntas. Jika diakumulasikan siswa yang mampu mencapai KKM sebanyak
30,00%. Hal ini membuktikan bahwa nilai siswa masih berada di bawah KKM.
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar PKn di SD
SDIT Khairul Imam adalah guru yang hanya menggunakan model pembelajaran
konvensional yaitu dengan ceramah. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi
jenuh sehingga sulit menerima materi-materi yang diberikan oleh guru. Pada
proses pembelajaran konvensional rangkaian kegiatan penyampaian ilmu
pengetahuan oleh guru kepada siswa dan siswa hanya menerima apa saja yang
diberikan oleh guru. Oleh sebab itu penggunaan model pembelajaran yang
inovatif merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan dan diterapkan
oleh guru dalam proses pembelajaran. Guru harus dapat menciptakan suasana
yang kondusif dan membuat pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan.
Selain penggunaan model konvensial, terdapat juga beberapa faktor lain
yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah, diantaranya adalah faktor internal
yaitu faktor yang berasal dari siswa, contonya kurangnya minat belajar siswa juga
keterampilan sosial siswa rendah, selain itu terdapat juga faktor eksternal yaitu
diantaranya lingkungan, sumber belajar yang digunakan oleh guru yang masih
sangat terbatas, misalnya kurangnya penggunaan media, dan lingkungan sekolah
yang kurang kondusif.
Model pembelajaran yang inovatif, siswa dilibatkan secara aktif dan bukan
hanya saja dijadikan sebagai objek. Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru,
tetapi pada siswa. Siswa juga diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan
lingkungannya. Persoalan kontekstual yang terjadi di lingkungan dapat dibahas di
mengintegrasikan konsep, menerapkan pengetahuan, meningkatkan kepedulian
dan menyadari dimensi kemanusiaan dari dalam diri siswa.
Model Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang
menggunakan masalah di dunia nyata sebagai materi dalam pembelajaran dan
mengharuskan siswa berpikir kritis untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam
model PBL ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan diberikan masalah.
Disini siswa dintuntun untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut sesuai dengan
hasil pemikiran mereka sendiri dibantu oleh beberapa teori dan pengalaman.
Dalam proses kegiatan pembelajaran inilah terjadi proses interaksi antara setiap
siswa. Sehingga dengan penggunaan model PBL selain diharapkan untuk
meningkatkan hasil belajar PKn juga diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan sosisal yang dimiliki siswa. Keterampilan sosial juga merupakan
bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, tanpa memiliki keterampilan sosial
siswa tidak dapat berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya.
Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan dengan guru kelas IV SD
IT Khairul Imam didapatkan keterangan bahwa keterampilan sosial siswa di SDIT
Khairul Imam masih rendah, hal ini terlihat indikasi siswa yang bertolak belakang
pada perilaku interpersonal yaitu siswa masih kurang dilibatkan secara langsung
dalam proses pengalaman untuk berinteraksi dengan temannya, siswa kurang
mengorganisasikan kelompok dan terlibat dalam konflik. Siswa kurang didorong
untuk mengembangkan keterampilan sosial, seperti perilaku yang berhubungan
dengan memahami orang lain atau menghargai perasaan orang lain juga perilaku
8
pada siswa seperti kesuksesan akademik yaitu siswa mampu bekerja mandiri/
kelompok. Penerimaan taman sebaya dimana siswa dapat menjalin hubungan
kerjasama dengan sesama siswa. Berkomunikasi di dalam kelas, misalnya dengan
saling memberi dan mengemukakan pendapat atau kritikan dalam memecahkan
susatu permasalahan di kelas dengan baik dan benar. Oleh sebab itu diharapkan
melalui fase-fase dalam kegiatan pembelajaran model PBL dapat meningkatkan
keterampilan sosial siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas jelaslah bahwa penggunaan model
pembelajaran yang inovatif dan dirancang secara sistematis dapat meningkatkan
keterampilan sosial dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Dengan
demikian, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Keterampilan Sosial dan Hasil
Belajar PKn Siswa Kelas IV SDIT Khairul Imam”.
1.2IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar PKn siswa SDIT Khairul Imam.
2. Guru hanya menerapkan model pembelajaran konvensional.
3. Kurangnya minat belajar siswa.
4. Rendahnya keterampilan sosial siswa.
5. Kurangnya penggunaan media.
Agar penelitian lebih terarah maka diperlukan pembatasan masalah.
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada:
1. Penerapan model Problem Based Learning (PBL) dan konvensional di
SDIT Khairul Imam.
2. Rendahnya keterampilan sosial siswa di SDIT Khairul Imam.
3. Rendahnya hasil belajar PKn siswa di SDIT Khairul Imam.
1.4RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan
masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang diteiliti dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apakah keterampilan sosial siswa yang diajarkan dengan menggunakan
model PBL lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Konvensional?
2. Apakah hasil belajar PKn siswa yang diajarkan dengan menggunakan
model PBL lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Konvensional?
1.5TUJUAN PENELITIAN
Secara operasional, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Keterampilan sosial siswa yang diajarkan dengan menggunakan model
PBL lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan menggunakan
10
2. Hasil belajar PKn siswa yang diajarkan dengan menggunakan model PBL
lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran Konvensional.
1.6MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian diharapkan banyak memberikan manfaat baik teoritis
maupun praktis yang benar-benar nyata bagi tenaga pendidik. Manfaat secara
teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan positif mengenai
pengaruh model pembelajaran model problem based learning terhadap
keterampilan sosial dan hasil belajar PKn siswa di Sekolah Dasar.
2. Sumbangan pemikiran bagi guru khususnya guru PKn dalam
meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model PBL.
Manfaat penelitian secara praktis sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini merupakan pengalaman berharga dalam
menambah wawasan kependidikan khususnya PKn sehingga nantinya
dapat meningkatkan pelayanan dan pengajaran dalam proses
pembelajaran yang lebih baik kepada para siswa.
2. Memberikan data tentang pencapaian tujuan pembelajaran bila
74
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. SIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hasil penelitian
seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapan
simpulan sebagai berikut:
1. Keterampilan sosial siswa yang diajarkan dengan menggunakan model
problem based learning lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Konvensional.
2. Hasil belajar PKn siswa yang diajarkan dengan menggunakan model PBL lebih
tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran Konvensional.
5.2. SARAN
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian, maka terdapat beberapa saran
yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak yang berkepentingan terhadap
penerapan model PBLdan konvensionaldalam proses pembelajaran PKn. Adapun
saran-saran tersebut yaitu:
1. Pada model problem based learning, perlu dilakukan berbagai upaya di
antaranya: merangsang guru untuk bersedia menggunakan model
pembelajaran problem based learning. Dalam hal ini disarankan guru untuk
melakukan upaya tertentu seperti: membentuk kelompok belajar siswa,
siswa tanggung jawab untuk mengarahkan pembelajarannya sendiri, dan
menuntut siswa untuk menampilkan apa yang telah mereka pelajari melalui
hasil belajar. Denngan upaya diharapkan pengetahuan dan kemampuan siswa
dalam mata pelajaran PKn dapat ditingkatkan dan tercermin pada hasil belajar
PKn siswa.
2. Pada model pembelajaran problem based learning, perlu dilakukan berbagai
upaya di antaranya: melakukan pelatihan dan pembelajaran kepada guru
tentang cara menggunakan model pembelajaran problem based learning.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru antaranya dengan membangun
pemahaman yang baik tentang konsep-konsep PKn akan sangat bermanfaat
bagi siswa, sehingga keterampilan sosial siswa dapat menjadi lebih baik.
76
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum
2013. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Amir, M.T. 2010. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada Media Group.
Arends Richard I. 2007. Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Arends. 2009. dalam Suprijono, Agus. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rieneka Cipta.
Budiningsih Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rieneka Cipta.
Carteledge, G and Hilburn. 1992. Teaching Social Skill to Childern Innovative
Approach. New York: Pergamon Press.
Dimyanti dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rieneka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dudung. 2011. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dalam
Meningkatkan Keterampilan Sosial dan Hasil Belajar Siswa. 2 ISSN 1412-565x. 267-276
Elizabeth B. Hurlock, 1990. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Elizabeth B, Hurlock. (1978). Perkembangan Anak (jilid 1, terjemahan). Inggris: McGraw-Hill.Inc.
Eliza, & Dina Meta. (2008). Program Bimbingan Pribadi-Sosial dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Terisolir. Skripsi. IPB Bandung.
77
Conceptualization, Assessment, Treatment
Associates Publisher. http://www.question.com/PM.qst?a=o&d.27773.641. Diakses pada tanggal 02/06/205
Gunarti,W,dkk. 2008. Metode Pengembangan Perilaku Anak dan Kemampuan
Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Iin Wasliman. 2007. Problematika Pendidikan Dasar. Modul Pembelajaran Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan Indonesia. Bandung.
Kunandar. 2010. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press.
Mulyani Sumantri dan Johor Permana. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Uno, Hamzah B., Abdul Karim Rauf, dan Najamuddin Petta Solong. 2008. Pengantar Teori Belajar dan Pembelajaran. (Cet. II). Gorontalo: Nurul Jannah.
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Pustaka Belajar.
Rachmawati Nugraha. 2008. Pengembangan Sosial Emosional. Edisi 8. Jakarta: Universitas Terbuka
Rumsan. 2010. Model-Model Pembelajaran. Bandung: Mulia Mandiri Press.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionaliseme
Guru. Jakarta: Rajawali Press.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu
Perlu. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana Pranada Media Grup.
Santrock W, Jhon. 2007. Psikologi Pendidikan (Alih Bahasa Tri Wibowo B.S.). Jakarta: Kencana Pranada Media Group.
78
78 Sahdan, dkk. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad
Terhadap Hasil Belajar IPS dan Keterampilan Sosial Siswa Kelas V SD Negeri 1 Jerowaru Lombok Timur. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 1-8
Suharsimi Arikunto. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Sudijono, A. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana. 1984. Metoda Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syafaruddin Siregar. 2005. Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Widiasrana Indonesia.
Trianto. 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Trianto, 2010. Mengembangkan Model Pembelajran Tematik. Jakarta : Prestasi Pusaka.