UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA DALAM PROSES PE MBEL AJARAN O PERASI H ITUNG BENT UK ALJABAR
MELAL UI MO DEL KOO PERATI F NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DI KELAS VIII SMP
NEGERI 36 MEDAN T. A. 2016/2017
Oleh :
Wenny Uliandari Yusni NIM. 4123111086
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR
MELALUI MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DI KELAS VIII SMP NEGERI 36
MEDAN T. A. 2016/2017
Wenny Uliandari Yusni (NIM. 4123111086) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui apakah model kooperatif Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan keterlibatan siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan. (2) Mengetahu bagaimana hasil belajar matematika siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan pada topik operasi hitung bentuk aljabar melalui pembelajaran model kooperatif Numbered Head Together (NHT). Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 36 Medan yang berjumlah 30 orang sedangkan objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan keterlibatan belajar matematika siswa pada materi operasi hitung bentuk aljabar tahun ajaran 2016/2017. Cara pengambilan data dilakukan melalui observasi dan tes, dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa siklus I diperoleh rata – rata 50%, meningkat pada siklus II diperoleh 86.7%. dari hasil tes awal diperoleh 13 orang siswa yang tuntas, ketuntasan klasikal 43,3%, rata –rata nilai tes 51,61%. Dari tes hasil belajar diperoleh 18 orang siswa yang tuntas,dengan ketuntasan klasikal 60%, rata –rata nilai tes 69,66%. Rata – rata nilai tes siswa meningkat 18,38% dari tes awal. Karena hasil belajar siswa termasuk dalam kategori sedang belum mencapai ketuntasan klasikal , maka pembelajaran dilanjutkan kesiklus II.
Pada pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dengan memgajak siswa lebih aktif untuk bertanya, memberikan soal latihan dan memberikan lebih banyak bimbingan saat proses pembelajaran upaya – upaya tersebut dari hasil belajar II diperoleh siswa yang tuntas 26 orang siswa dengan ketuntasan klasikal 86%, rata-rata nilai tes 86,16%.
Dari hasil penelitian yang dapat dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran numbered head together (NHT) dapat meningkatkan keterlibatan siswa SMP NEGERI 36 MEDAN.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keterlibatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Operasi Hitung Bentuk Aljabar Melalui Model Kooperatif Numbered Head Together (Nht) Di Kelas VIII Smp Negeri 36 MedanT.A. 2016/2017”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Muliawan Firdaus, S.Pd., M.si
sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan dorongan,
bimbingan serta saran kepada penulis sejak awal pembuatan proposal penelitian
hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.si., Bapak Dr. Mulyono, M.si dan
Bapak Drs. Yasifati Hia, M.si selaku dosen–dosen penguji yang telah memberikan
masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian hingga terselesaikannya
skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd, selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku
Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan
Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika
FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D, selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Matematika, Bapak Dr. Syafari, M.Pd selaku dosen
Pembimbing Akademik dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai
Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah memberikan bantuan demi
kelancaran penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Bahri selaku
kepala sekolah SMP Negeri 36 Medan yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Penulis juga
v
bidang studi matematika serta seluruh Bapak dan Ibu guru SMP Negeri 36 Medan
yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian di sekolah tersebut.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta
Yustoni Tanjung dan Ibunda tercinta Jusmaini Jambak yang terus memberikan
motivasi dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, juga
kepada Adek Dwi Dyva Yusni, Muhammad Rizky Yusni yang juga selalu
memberikan dukungan dan motivasi.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kakanda Wici Fauzi,
Naza, Rahman, Ridwan, Dwi, Nindy, Masni, Uyun, Uci, Risky A.S.L, Elsi, Indri.
Ucapan terima kasih kepada sahabat tercinta saya Fany dan Sri selama 4 tahun
perkuliahan selalu sama maupun senang ataupun sedih dan teman-teman lain yang
tidak bisa disebut satu persatu, semangat dan do’anya hingga skripsi ini dapat
selesai sebagaimana yang diharapkan.
Tak lupa pula rasa terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman
program studi pendidikan matematika kelas reguler C 2012 atas semangatnya dan
dorongannya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya ilmu pengetahuan.
Medan, Januari 2017
Penulis,
vii
2.1.3 ModelPembelajaran 18
2.1.3.1 Model Pembelajaran Kooperatif 19
2.1.3.2 Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together (NHT) 20
viii
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 57
BAB V
5.1. Kesimpulalan 62
5.2. Saran 62
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tahapan dalam model pembelajaran kooperatif 19
Tabel 2.2 Langkah-langkah dalam model pembelajaran
kooperatif Numbered Head Together (NHT) 21
Tabel 3.1 Klasifikasi Hasil Observasi 41
Tabel 4.1 Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I 46
Tabel 4.2 Rata-rata Skor Item Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran
Siklus I 46
Tabel 4.3 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 47
Tabel 4.4 Hasil Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
pada Siklus I 48
Tabel 4.5 Capaian Penelitian Tindakan pada Siklus I 50
Tabel 4.6 Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Siklus II 53
Tabel 4.7 Rata-rata Skor Item Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran
Siklus II 54
Tabel 4.8 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II 55
Tabel 4.9 Hasil Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
pada Siklus II 55
Tabel 4.10 Capaian Penelitian Tindakan pada Siklus II 57
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Desain penelitian tindakan model Kemmis & Taggar 33
Gambar 5.1 Gerbang Depan SMP NEGERI 36 Medan 157
Gambar 5.2 Siswa sedang mengerjakan pretes 157
Gambar 5.3 guru menerangkan materi yang di pelajari 157
Gambar 5.4 Mengorganisasi dalam 6 kelompok belajar 158
Gambar 5.5 Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam belajar
Kelompok 158
Gambar 5.6 Salah satu perwakilan kelompok kedepan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok siswa 158
Gambar 5.7 Siswa mengerjakan hasil tes belajar 159
Gambar 5.8 Peneliti mengawasi siswa yang mengerjakan tes hasil belajar 159
Gambar 5.9 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
Mengemukakan pendapat/ bertanya dan menunjuk salah
satu siswa 159
Gambar 5.10 Guru bidang studi selaku observer megamati kemampuan guru
mengelola pembelajaran 160
xi
Lampiran 3 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran I 71
Lampiran 4 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran II 73
Lampiran 5 Pedoman Wawancara 75
Lampiran 6 Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 76
Lampiran 7 Lembar Validasi Lembar Kegiatan Peserta Didik 82
Lampiran 8 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar 88
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I 94
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II 98
Lampiran 11 Lembar Kegiatan Peserta Didik Pertemuan I 102
Lampiran 19 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran III 122
Lampiran 20 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran IV 124
Lampiran 21 Lembar Observasi Keterlibatan Siswa 121
Lampiran 22 Pedoman penskoran 129
Lampiran 23 Daftar nama siswa kelas VIII-3 smp negeri 36 medan 130
Lampiran 24 Analisis hasil tes kemempuan awal 131
xii
Lampiran 26 Analisis hasil tes hasil belajar siswa II 135
Lampiran 27 Daftar Anggota Kelompok Kooperatif Kelas VIII 3
(Siklus I) 137
Lampiran 28 Daftar Anggota Kelompok Kooperatif Kelas VIII 3
(Siklus II) 138
Lampiran 29 Dokumentasi Penelitian 139
` 1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keterlibatan siswa dapat diartikan sebagai peran aktif siswa sebagai
partisipan di dalam proses belajar mengajar. Keterlibatan siswa hanya bisa
dimungkinkan jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi atau terlibat
dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar tradisional, dimana
strategi ceramah selalu digunakan, para murid diharuskan tunduk dan patuh pada
peraturan dan prosedur yang kaku. Ceramah dalam kelas matematika tradisional
akan mengambil "80% dari waktu pembelajaran di kelas yang dikhususkan hanya
untuk ceramah oleh pengajar" (Brahier, 2000). Ini berarti bahwa hanya 20% dari
waktu yang tersisa bagi peserta didik untuk berkomunikasi dan mengajukan
pertanyaan. Jika guru mengajar dengan cara seperti ini dalam periode waktu 150
menit dengan 40 siswa, maka setiap siswa hanya dapat mengajukan pertanyaan
dan memberikan alasan selama 45 detik saja. Jika pengetahuan dibangun melalui
interaksi sosial, maka strategi ceramah tentunya tidak akan menyisakan banyak
waktu bagi siswa dalam membangun pengetahuan.
Nardi dan Steward (2003) mengatakan bahwa terdapat ketidakpuasan di
kalangan siswa dalam kuliah dan format praktek individu pendidikan matematika
tradisional saat ini. "Budaya kelas tampaknya mendorong citra matematika
sebagai kegiatan penyelesaian tugas yang tidak bermakna dan tidak memerlukan
tingkat konsentrasi yang tinggi" (Nardi & Steward, 2003). Pernyataan ini dapat
dibuktikan kebenarannya di kelas matematika yang sebelumnya diampu oleh
peneliti sendiri di mana siswa membicarakan topik yang tidak berhubungan sama
sekali dengan matematika pada saat mereka sedang berlatih matematika.
Tampaknya bukan hanya tidak relevannya tugas matematika yang diberikan
kepada siswa, tetapi juga praktek yang menjadikan matematika sebagai usaha
individu itulah yang menciptakan perasaan isolasi antara siswa.
Pembelajaran kooperatif merupakan solusi di dalam kelas matematika di
2
sedikitnya kesempatan bagi mereka untuk berpartisipasi. Pembelajaran kooperatif
adalah salah satu strategi pembelajaran yang memungkinkan seorang siswa
mendukung siswa lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang siswa dapat
menjelaskan strategi pemecahan masalah untuk siswa lain dengan cara yang lebih
baik.
Gillies (2006) menyatakan bahwa terdapat dua situasi yang terjadi ketika
siswa diminta untuk bekerja sama, yaitu pembelajaran kooperatif dan kerja
kelompok. Dalam kerja kelompok mungkin saja terdapat beberapa aturan dan
struktur yang berlaku, tetapi tidaklah terlalu mengikat sehingga semua peserta
hampir dapat dikatakan terbebas dari aturan dan struktur tersebut, dan siswa juga
diizinkan untuk mengambil alih situasi. Elemen-elemen kunci dari pembelajaran
kooperatif tidak dilaksanakan dalam kerja kelompok. Dalam situasi seperti ini,
Cohen (1994) menyatakan bahwa kelompok-kelompok membentuk hirarki sosial
di mana satu atau beberapa peserta didik dalam kelompok dianggap sebagai ahli
yang menguasai sebagian besar situasi, percakapan, dan aspek-aspek lain dari
pengalaman belajar. Sementara anggota lain dalam kelompok tersebut cenderung
menjadi peserta yang pasif, yang tidak terlibat penuh dalam pengerjaan tugas dan
hanya mempersilahkan sang ahli tadi untuk menyelesaikan tugas.
Situasi yang sama juga terjadi di kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan
dimana tidak semua siswa terlibat dalam belajar. Dari hasil observasi, ditemukan
bahawa beberapa siswamendominasi siswa lain dalam konteks sosial, yang
sebenarnya tidak diharapkan. Oleh karena itu, timbul permasalahan perilaku dan
permasalahan motivasi dalam diri siswa. Selain itu, dari hasil observasi juga
ditemukan bahwa sebagian besar siswa (71%) tidak berpartisipasi aktif dalam
diskusi kelompok yang diselenggarakan guru,sebagian besar siswa (74%) tidak
memperhatikan penjelasan guru atau teman. Permasalahan yang demikian ini
tidak akan muncul jika gurumenerapkan pembelajaran kooperatif sebagai strategi
pembelajaran yang tidak hanya sekedar kerja kelompok, karena jika terstruktur
dengan benar, lingkungan belajar kooperatif seharusnya dapat menjadi jawaban
3
Dari hasil wawancara dengan guru matematika di kelas VIII-3 SMP
Negeri 36 Medan, terungkap bahwa model kooperatif yang selama ini ia gunakan
hanya berorientasi pada hasil belajar siswa dan kurang memperhatikan proses
pembelajaran. Lebih lanjut, dari hasil penelurusan dokumen daftar nilai siswa di
kelas tersebut diketahui bahwa sebagian besar (52%) siswa harus mengikuti
remedial pada topik terakhir dikarenakan skor tes mereka belum memenuhi
kriteria ketuntasan klasikal yaitu skor minimal 70 dari skor maksimal 100.
Seringkali ketika sebuah strategi pembelajaran diterapkan pada kelas,
strategi tersebut menyatu dengan apa yang selama ini sudah bekerja di dalam
kelas dan diterapkan berdasarkan pada pengalaman dari guru. Cara penerapan
seperti ini sering berujung pada kaburnya informasi tentang pengaruh langsung
strategi yang baru terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di kelas. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini peneliti berpendapat bahwa kerja kelompok harus
dilakukan bersama dengan pengajaran langsung. Kerja kelompok sendiri hanya
akan menggantikan pekerjaan siswa secara individu.
Dengan teridentifikasinya permasalahan-permasalahan yang timbul dalam
pembelajaran matematika di kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan, upaya
peningkatan keterlibatan siswa perlu mendapat perhatian dan usaha yang serius
dari guru sebagai objek sentral dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru
sebagai salah satu faktor penting penentu keberhasilan pembelajaran berperan
dalam merencanakan, mengelola, mengarahkan dan mengembangkan materi
pembelajaran termasuk di dalamnya pemilihan model, pendekatan atau metode
yang digunakan sangat menentukan jenis interaksi pembelajaran yang dilakoni
siswa sekaligus keberhasilan pengajaran matematika.Salah satu model
pembelajaran yang dapat di terapkan dalam pelajaran matematika adalah model
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam
metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk
saling membantu satu sama lainnya.Pada model pembelajaranini. Anak akan aktif
mencaritahu sehingga mengurangi kebosanan yang biasa terjadi ketika
pembelajaran matematika berlangsung.Menurut Trianto (2011:57) kooperatif
memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan
4
Adapun tipe pembelajaran kooperatif yang bisa di aplikasikan pada
pembelajaran matematika, Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu
dari strategi pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh
Spencer Kagan (1993). Model NHT mengacu pada belajar kelompok siswa,
masing-masing anggota memiliki bagian tugas (pertanyaan) dengan nomor yang
berbeda-beda ( Shoimin, 2014:107).
Menurut Istarani (2012:12) menyatakan bahwa:
Numbered Head Together (NHT) merupakan rangkaian penyampaaian materi dengan menggunakan kelompok sebagai wadah dalam menyatukan persepsi/pikiran siswa terhadap pertanyaan yang dilontarkan atau diajukan oleh guru, yang kemudianakan dipertanggungjawabkan oleh siswa sesuai dengan nomor permintaan guru dari masing-masing kelompok. Dengan demikian, dalam kelompok siswa diberi nomor masing-masing sesuai dengan nomor urutannya.
Dari uraian di atas model pembelajaran NHT (Numbered Head Together)
dapat membantu siswa dalam memahami materi – materi pembelajaran
matematika dikarenakan dalam model pembelajaran ini para siswa akan lebih
terbuka untuk berkomunikasi dengan teman sebayanya. Model NHT (Numbered
Head Together) dapat mengembangkan pemikiran siswa dan menyatukan aspek –
aspek kognitif dan aspek – aspek sosial dalam pembelajaran serta dapat
memberikan kesempatan terbuka kepada siswa untuk berbicara dan mengutarakan
gagasannya sendiri dan memotivasi siswa untuk terlibat percakapan dalam kelas.
Dengan demikian model pembelajaran kooperatif Numbered Head
Together (NHT) layak menjadi acuan pengembangan pembelajaran matematika di
SMP Negeri 36 Medan sebagai upaya untuk meningkatkan keterlibatan siswa.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas diidentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut:
a. Sebagian besar siswa SMPN 36 Medan tidak berpartisipasi aktif dalam
diskusi kelompok yang diselenggarakan guru.
b. Sebagian besar siswa SMPN 36 Medan tidak memperhatikan penjelasan guru
5
c. Model kooperatif yang selama ini digunakan guru hanya berorientasi pada
hasil belajar siswa SMPN 36 Medan dan kurang memperhatikan proses
pembelajaran.
d. Hasil belajar matematika siswa SMPN 36 Medan masih berada dalam
kategori rendah.
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini memusatkan perhatian pada upaya peningkatan keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran dari aspek keterlibatan perilaku. Selain itu, hasil
belajar siswa yang diukur adalah hasil belajar dalam ranah kognitif.
1.4 Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
a. Apakah model kooperatif Numbered Head Together (NHT) dapat
meningkatkan keterlibatan siswa pada topik operasi hitung bentuk aljabar di
kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan?
b. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 36
Medan pada topik operasi hitung bentuk aljabar melalui pembelajaran model
kooperatif Numbered Head Together (NHT)?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui apakah model kooperatif Numbered Head Together (NHT) dapat
meningkatkan keterlibatan siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan.
b. Mengetahu bagaimana hasil belajar matematika siswa kelas VIII-3 SMP
Negeri 36 Medan pada topik operasi hitung bentuk aljabar melalui
pembelajaran model kooperatif Numbered Head Together (NHT).
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Guru, dalam melatih kemampuan melaksanakan penelitian tindakan, dan
meningkatkan inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas proses
6
b. Siswa, dalam upaya menumbuh-kembangkan kemampuan-kemampuan
matematis dan aktivitasnya dalam pembelajaran yang pada akhirnya
meningkatkan kemampuan dalam memahami matematika sebagai bekal
keterampilan hidup di masyarakat.
c. Sekolah, dalambentuk rekomendasi tentang tindakan-tindakan inovatif
pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan kualitas
62 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Model kooperatif Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan
keterlibatan siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 36 Medan.
2. Model kooperatif tipe NHT memberikan dampak pada peningkatan hasil
belajar matematika siswa untuk materi Operasi Aljabar.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada guru matematika khususnya guru bidang studi matematika SMP
Negeri 36 Medan dapat menerapkan model model pembelajaran koopertaif
tipe NHT sebagai model pembelajaran yang berpusat pada siswa.
2. Kepada siswa SMP Negeri 36 Medan disarankan lebih berani dan aktif saat
mengikuti proses pembelajaran dan bersedia membantu teman lainnya untuk
belajar dan juga bersedia melakukan kerja sama dalam kelompok.
3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian tindakan kelas ini
disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan lebih baik sehingga
kedepanya diharapkan hasil yang lebih baik lagi.
4. kelemahan dari model pembelajaran NHT adalah bahwa model ini tidak
terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu
63
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, M. (2010). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta : Rineka Cipta.
Anderman, E. M.(2002). School Effects On Psychological Outcomes During Adolescence. Journal Of Educational Psychology, 94, 795-809.
Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Astrawan .B. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Bangun ruang sisi lengkung Kelas VIII SMP 3 Malang .jurnal Jurusan Pendidikan Matematika. Volume: 4 No.1 Tahun 2015.
Brahier, D. J.(2000). Teaching Secondary And Middle School Mathematics. Needham Heights, Massachusetts: Allyn & Bacon.
Chapman, E. (2003). Alternative Approaches To Assessing Student Engagement Rates. Practical Assessment Research & Evaluation, 8(13).
Connell, J. P. (1994). Educational Risk And Resilience In African-American Youth: Context, Self, Action, And Outcomes In School. Child Development, 65(2), 493-506.
Dimyati, M. (2013). Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : Pt Rineka Cipta.
Djaali & Pudji, M. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Pt Grasindo.
Finn, J. D., & Voelkl, K. E. (1993). School Characteristics Related To Student Engagement. Journal Of Negro Education, 62(3), 249-268.
Fredricks, J. A., Blumenfeld, P. C., & Paris, A. H. (2004). School Engagement: Potential Of The Concept, State Of The Evidence. Review Of Educational Research, 74(1), 59-109.
Gamoran, A., & Nystrand, M. (1992). Taking Students Seriously. In F. M. Newmann (Ed.), Student Engagement And Achievement In American Secondary Schools (Pp.11-61). New York: Teachers College Press.
64
Gustawiarna. ( 2012). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas VII 3 SMPN 2 Kota Solok. Jurnal pendidikan matematika, Vol. IV. No. 1.
Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar, Bandung : Bumi Akasara
Istarani. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.
Jimerson, S. R., Campos, E., & Greif, J. L. (2003). Toward An Understanding Of Definitions And Measures Of School Engagement And Related Terms. The California School Psychologist, 8, 7-27.
Jufri, W. 2013. Belajar Dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta
Ladd, G. W. (1990). Having Friends, Keeping Friends, Making Friends, And Being Liked By Peers In The Classroom: Predictors Of Children's Early School Adjustment? Child Development, 61(4), 1081-1100.
La Suha Is Habu, (2013), The Improve Learning Results and Creativity Student to Lesson Operation Count Numbers Through Cooperative Learning Type Numbered Heads Together (NHT) in Class IV SD District 6 3 Ambon-Indonesia, Journal Mathematical Theory and Moddeling ISSN: 2224-5804 Vol.3.No 5.
Mardianto. (2014). Psikologi Pendidikan, Medan : Perdana Publishing.
Maman, M. (2015) The Improve Learning Results And Engagement Student To Fraction Cooperative Numbered Heands Together (NHT) In Class VIII SMPN 2 Maros. International Journal Of Evaluation And Research In Education (IJERE). Vol.5, No.2 : 174 – 180.
Mukhtar, Mulyono, Firdaus, M. (2014). Pengembangan Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Sekolah Menengah Atas. Laporan Hasil Penelitian. Unimed: Tidak Dipublikasi.
Nardi, E., & Steward, S. (2003). Is Mathematics T.I.R.E.D.? A Profile Of Quiet Disaffection In The Secondary Mathematics Classroom. British Educational Reasearch Journal, 29, 345-367.
65
2014/2015. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. Vol.3, No.8, Hal 894-903.
Pintrich, P. R., & De Groot, E. (1990). Motivated And Self-Regulated Learning Components Of Academic Performance. Journal Of Educational Psychology. 82, 33-40.
Purwanto, M. N. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Rubiyanto, R. Dan Marsudi, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas Dan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Fkip Ums.
Rusman. (2012). Model- Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Raja grafindo persada. Jakarta.
Sadirman A. M. (2011). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada.
Schlechty, P. C. (2001). Shaking Up The School House: How To Support And Sustain Educational Innovation. San Francisco: Jossey-Bass.
Slameto (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta.
Suprijono, A. (2010). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Belajar.
Sumantri. (2013). Upaya Meningkatkan Keterlibatan Siswa Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Numbered Head Together ( NHT) Pada Materi sistem persamaan liniar dua variabel (SPLDV) Di Kelas VIII SMP Yapendak PTPN IV Tinjowan. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol.3, No.1 Tahun 2013.
Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya : Kencana Prenada Media Group.
Ula, S. S. (2013). Revolusi Belajar Optimalisasi Belajar Melalui Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.
66
Winkel, W. S. (1996) Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo.