• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MINAT KEJURUAN DAN ETOS KERJA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMK NEGERI 2 BINJAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN MINAT KEJURUAN DAN ETOS KERJA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMK NEGERI 2 BINJAI."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MINAT KEJURUAN DAN ETOS KERJA

TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA

KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK

KONSTRUKSI BATU DAN BETON

SMK NEGERI 2 BINJAI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh:

DENNI RD SIHOMBING

NIM. 5123311004

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Denni RD Sihombing, Hubungan Minat Kejuruan dan Etos Kerja Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan minat kejuruan dan etos kerja terhadap minat berwirausaha. hasil minat kejuruan, etos kerja dan minat berwirausaha diperoleh dengan menggunakan angket. Hasil uji validitas menunjukkan ada 23 dari 35 butir valid untuk minat kejuruan, 21 dari 30 butir untuk etos kerja dan 24 dari 35 butir untuk minat berwirausaha. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis digunakan analisis korelasi sederhana, parsial dan ganda yang terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data menggunakan uji normalitas serta uji keberartian dan regresi.

Hasil analisis data menunjukkan: (1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat kejuruan dengan minat berwirausaha dengan koefisien korelasi rh (0,473) > rt (0,266) dan Fh (8,395) > Ft (2,003), (2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara etos kerja dengan minat berwirausaha dengan koefisien korelasi rh (0,450) > rt (0,266) dan Fh (8,193) > Ft (2,003), (3) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara minat kejuruan dan etos kerja secara bersama-sama dengan minat berwirausaha dengan koefisien korelasi ganda rh (0,647) > rt (0,266) dan Fh (19,805) > Ft (3,200), selanjutnya masing-masing variabel dalam penelitian ini secara berurutan memberikan kontribusi sebesar 34 %, dan 31 % terhadap minat berwirausaha. Dengan demikian penelitian ini menunjukkan bahwa minat berwirausaha dapat dijelaskan oleh minat kejuruan dan etos kerja sebesar 65 % dan selebihnya 35 % dijelaskan faktor lain.

(6)

ii

ABSTRACT

Denni RD Sihombing, Relations Vocational Interests and Work Ethics Against the Interests of Entrepreneurship Student Class XI Skills Program Stone and Concrete Construction Engineering SMK Negeri 2 Binjai. Essay. Faculty of Engineering, University of Medan in 2017.

This study aims to determine the relationship of vocational interests and work ethic of the interest in entrepreneurship.

The research was conducted at SMK Negeri 2 Binjai Binjai Bejomuna road. The population of this research program class XI student of engineering construction stone and concrete amounted to 58 and the number of samples of 58 people. Pilot instrument was conducted on 16 November 2016 at SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi. The research was conducted at SMK Negeri 2 Binjai on December 5, 2016. Data from vocational interests, work ethic and entrepreneurship interest was obtained using a questionnaire. Validity test results showed there was 23 of 35 points valid for vocational interests, 21 of the 30 items on the work ethic, and 24 of 35 points to interest in entrepreneurship. Data analysis techniques to test the hypotheses used simple correlation analysis, partial and double first tested using the data analysis requirements normality test and significance tests and regression.

The result showed: (1) There is a relationship that is positive and significant correlation between interest in vocational interest in entrepreneurship with correlation coefficients rh (0.473)> rt (0.266) and Fh (8.395)> Ft (2.003), (2) There is a positive relationship and significant correlation between the work ethic with interest in entrepreneurship with correlation coefficients rh (0.450)> rt (0.266) and Fh (8.193)> Ft (2.003), (3) There is a positive and significant relationship between interest in vocational and work ethic together with interest in entrepreneurship with rh multiple correlation coefficient (0.647)> rt (0.266) and Fh (19.805)> Ft (3.200), then each of the variables in this study respectively contributed 34%, and 31% of the interest in entrepreneurship. This study therefore shows that interest in entrepreneurship can be explained by the vocational interests and work ethic by 65% and the rest 35% explained other factors.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan kasihNya karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga proposal ini dapat diselesaikan dengan judul “Hubungan Minat Kejuruan dan Etos Kerja Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam tulisan ini terdapat kekurangan dalam penulisan, isi dan penyampaiannya. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Drs. Iskandar Tambunan, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan perhatian, dorongan, bimbingan, serta masukan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., selaku dekan Fakultas Teknik Unimed 3. Drs. Asri Lubis, ST, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik

Bangunan Unimed.

4. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si, selaku Ketua Prodi Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Unimed.

5. Drs. Nono Sebayang, ST, Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Unimed.

6. Drs. Edim Sinuraya ST, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan narasumber yang telah membimbing penulis.

7. Dr. Sarwa, MT, sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.

8. Drs. Jintar Tampubolon, M.Pd, sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.

(8)

iv

10.Teristimewa buat ayah R. Sihombing dan ibu R.Sinaga, S.Pd untuk segala bentuk dukungan baik materi dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11.Saudaraku Olivia Dewi Sihombing, SH., Jules Sihombing, Irma Cesilia Syarifah Sihombing, Josua Balintang Sihombing, dan Gresia Oktauli Sihombing yang selalu mendukung dan berdoa untuk penulis selama menyelesaikan pendidikan S-1.

12.Teman-teman ”Kaos Oblong Enam Jari” (B’Harna, Pahlawan, Maria, Nia, Vera) dan Tiar yang telah menjadi teman terbaik selama penulis menempuh pendidikan S-1.

13.Keluarga besar UKMKP UP-FT terkhususnya untuk Kelompok Kecil

GO’S (B’Ricky, B’Roubin, Maria, Vera), adik-adikku di Kelompok Kecil LOHTHUS (Putri dan Intan), Sadoku (Jhuamon dan Michael) dan teman-teman koordinasi UP-FT 2016 (Monica, Novita, Riris, Delima, Elco, Adven, Aman, Novan, dan Niko) yang menyemangati dan mendoakan penulis selama ini.

14.Teman-teman seperjuangan mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan 2012 kelas Ekstensi (Bernata, Dharma, Dewi, Dina, Donny, Eco, Harna, Holong, Jepri, Murdiono, Maria, Nia, Pahlawan, Petrus, Ridho, Robi, Roy, Riris, Sam, Vera, Wahyu, Widya) dan teman-teman PPLT SMKN 1 Merdeka Berastagi 2015

Penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya proposal ini. Kiranya isi proposal ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan, Februari 2017 Penulis,

(9)

v

(10)
(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Minat Kejuruan ... 72

Lampiran 2 Angket Etos Kerja ... 75

Lampiran 3 Angket Minat Berwirausaha ... 78

Lampiran 4 Perhitungan Validitas Instrumen Angket ... 81

Lampiran 5 Perhitungan Reabilitas Instrumen Angket ... 88

Lampiran 6 Data Hasil Penelitian Masing-Masing Variabel ... 95

Lampiran 7 Perhitungan Statistik Deskriptif ... 97

Lampiran 8 Perhitungan Uji Normalitas ... 105

Lampiran 9 Uji Linieritas Regresi Dan Keberartian ... 109

Lampiran 10 Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel dan Uji Keberartian Koefisien Korelasi Sederhana ... 122

Lampiran 11 Perhitungan Korelasi Parsial Jenjang Pertama dan Uji Keberartian Koefisien Korelasi Parsial ... 127

Lampiran 12 Perhitungan Analisis Korelasi Ganda dan Uji Keberartian Persamaan Regresi Ganda Minat Kejuruan (X1), Etos Kerja (X2), terhadap Minat Berwirausaha (Y) ... 130

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dewasa ini memiliki andil penting dalam kemajuan bangsa. Andil tersebut tentunya menuntun manusia sebagai pelaku pendidikan menuju peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan, maka pendidikan harus diselenggarakan secara rata bagi seluruh bangsa dan peningkatan kualitas pendidikan demi meningkatnya ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 3 menjelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(14)

2

Angka ini turun dibandingkan Februari 2015 yang mencapai 5,81 persen. Selain itu, dari data Badan Pusat Statistik juga diketahui angkatan kerja Indonesia pada Agustus 2014 mencapai angka 2.320.229 orang.

Salah satu jenis pendidikan sebagaimana tertuang dalam Pasal 15 UU SISDIKNAS adalah Kejuruan. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. GBPP kurikulum SMK Teknologi dan Industri edisi 2004 menjelaskan bahwa tujuan utama SMK adalah (1) memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam lingkup keahlian teknik batu beton, (2) mampu memilih karir, mampu berkompetensi dan mengembangkan diri dalam lingkup keahlian teknik batu beton, (3) menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam ruang lingkup keahlian teknik batu beton, (4) menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan kreatif. Sesuai dengan tujuan SMK tersebut, bahwa lulusan SMK dipersiapkan menjadi tenaga kerja tingkat menengah dan dapat mengembangkan sikap professional yang produktif dan kreatif.

(15)

3

pada umumnya dan (4) Membekali peserta didik untuk dapat mengembangkan dirinya secara berkelanjutan.

Untuk mencapai hal yang demikian maka SMK dituntut mempersiapkan peserta didik menjadi individu yang lebih memahami dan menguasai setiap program diklat yang diterimanya di sekolah karena setiap program diklat saling mendukung dan saling mempengaruhi pada peningkatan ilmu serta keterampilan, perkembangan sikap dan kepribadiannya. Lulusan SMK diutamakan untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. Oleh sebab itu, siswa dibekali dengan materi pelajaran yang berkaitan langsung dengan kebutuhan dunia industri. Untuk meningkatkan mutu setiap siswa serta kemampuan dalam bidang teknologi dan kejuruan maka setiap siswa dituntut untuk memiliki keahlian sehingga dapat diterapkan pada bidang pekerjaan yang akan digeluti nantinya.

Dalam bidang pendidikan kejuruan telah banyak upaya pembaharuan penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dilakukan selama ini. Namun berdasarkan hasil-hasil kajian, pengamatan dan penelitian, upaya pembaharuan tersebut banyak menghadapi kendala-kendala di lapangan, yang perlu dicari alternatif pemecahannya.Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003

Pasal 15 dijelaskan bahwa: “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang

mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu”. Tujuan

(16)

4

kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional.”

Dengan berpedoman kepada tujuan pendidikan menengah pada pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990, pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan: (1) Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional; (2) Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri; (3) Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industry pada saat ini maupun masa yang akan datang; (4) Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang proaktif, santun, mandiri dan kreatif.

(17)

5

jumlah siswa SMK dengan SMA pada tahun 2010. Setelah target terpenuhi, rasio meningkat menjadi 70:30 pada tahun 2015. Dengan kebijakan itu harapannya dari bangku SMK siswa dapat memperoleh keterampilan untuk siap masuk ke dunia kerja sehingga angka pengangguran dari tingkat pendidikan menengah bisa ditekan. Kalaupun jumlah SMK ditambah tetapi jika tidak dibarengi dengan perbaikan sistem pendidikan yang hanya akan tetap saja menghasilkan calon-calon pengangguran baru. Jika pertumbuhan lapangan pekerjaan yang tidak sebanding dengan lulusan SMK baru, maka yang terjadi justru membludaknya lulusan-lulusan SMK yang “katanya siap bekerja” di masa datang. Oleh karena itu perlu ada upaya sistematis untuk mengubah pemikirant siswa SMK berubah dari

“lulus dan menjadi pekerja” menjadi “ lulus SMK menciptakan lapangan

pekerjaan” atau menjadi wirausaha. Data BPS juga menjelaskan bahwa SMK juga

belum mampu mencapai cita-cita luhurnya untuk menciptakan lulusan siap kerja. Terlihat dari jumlah pengangguran lulusan SMK yang menjadi penyumbang angka TPT tertinggi yang mencapai 9,84 persen. Disusul lulusan Diploma I-III sebesar 7,22 persen. Lulusan SMA pun menjadi penyumbang pengangguran terbesar ketiga. Angka TPT-nya sebesar 6,95 persen.

(18)

6

peserta didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan pengetahuan dan seni; (3) Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam kompetensi keahlian Tekik Konstruksi Batu dan Beton , agar dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi pekerjaan yang ada di DU/DI sebagai tenaga kerja tingkat menengah; (4) Melakukan pekerjaan sebagai teknisi bidang konstruksi batu dan beton secara mandiri atau wirausaha; (5) Mengembangkan pelayanan sebagai teknisi bidang konstruksi batu dan beton yang ada di dunia usaha dan dunia industri; (6) Melakukan pekerjaan sebagai teknisi bidang konstruksi batu dan beton yang profesional; (7) Mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetensi dan mengembangkan sikap profesional; (8) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Kegiatan praktek memang diberikan kepada siswa untuk membekali lulusan SMK agar menjadi mandiri atau berusaha sendiri (berwirausaha). Kompetensi keahlian Konstruksi Batu dan Beton menyiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang pekerjaan jasa di dunia usaha/industri. Jadi siswa teknik konstruksi batu dan beton diharapkan mampu untuk mengatur waktu, kegiatan, bertanggang jawab terhadap apa yang dilakukannya dalam belajar seperti aktif bertanya, menyimak, mendengarkan arahan dari guru serta menerapkan kembali dalam praktek secara langsung apa yang sebelumnya di praktekkan guru.

(19)

7

beberapa siswa dari kelas lain terlihat mondar-mandir di depan ruangan kelas dan membuat suara-suara yang dapat mengganggu proses belajar mengajar. Hal itu tentunya dapat mengakibatkan siswa kurang mendengarkan penjelasan yang dijelaskan oleh guru.

(20)

8

Hal diatas disimpulkan terjadi salah satunya adalah karena faktor minat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:744) minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Maka minat adalah keadaan seseorang dimana melakukan sesuatu yang muncul dari dalam diri orang tersebut tanpa ada unsur paksaan. Dengan adanya minat maka siswa tidak akan malas untuk belajar dan lebih memilih untuk tetap berada di kelas mengikuti proses belajar mengajar dibanding keluar kelas. Kurangnya minat siswa juga menjadi salah satu penyebab siswa tidak mengumpulkan tugas. Jika minat kejuruan siswa tinggi, maka siswa tersebut akan belajar sesuai dengan jurusannya dengan sungguh-sungguh. Minat kejuruan adalah bentuk kepribadian siswa dalam mata pelajaran di sekolah. Jika siswa memiliki minat kejuruan di SMK maka siswa tersebut akan memiliki perhatian terhadap pelajaran kejuruan tersebut. Hal ini tentu akan berdampak pada kompetensi kejuruan yang dimiliki oleh siswa. Siswa yang memiliki minat kejuruan yang tinggi akan menguasai kompetensi kejuruan baik dan memiliki kompetensi untuk berwirausaha sesuai dengan bidang yang ditekuninya.

(21)

9

termotivasi untuk mempelajarinya. Siswa yang memiliki etos kerja rendah biasanya kurang berminat untuk melakukan suatu kegiatan tertentu dan bahkan tidak memiliki minat sama sekali sehingga menjadikan siswa tersebut kurang berani untuk mengambil resiko. Sebaliknya untuk siswa yang memiliki etos kerja yang tinggi akan lebih berfikir cemerlang untuk mengatasi resiko-resiko yang ada dan tidak mengandalkan orang tua untuk memenuhi kebutuhannya. Etos kerja yang tinggi akan mendorong siswa untuk berwirausaha ketika sudah lulus dari SMK nantinya dan akan sadar bahwa siswa tersebut harus mandiri dan mampu memenuhi kebutuhannya dan tidak selalu bergantung pada orang tua. Hal lain yang mempengaruhi minat berwirausaha siswa adalah tinggi rendahnya etos kerja yang dimiliki oleh siswa. Etos kerja yang ada dalam diri siswa akan sangat membantu siswa tersebut ketika akan berwirausaha, siswa tersebut akan percaya diri dan bertanggung jawab serta pantang menyerah.

(22)

10

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Lulusan SMK memiliki minat berwirausaha yang rendah. 2. Minat belajar siswa yang rendah.

3. Kemampuan siswa yang tergolong rendah. 4. Etos kerja yang kurang dari dalam diri siswa.

5. Siswa yang kurang kondusif dan tertib saat proses belajar mengajar berlangsung.

6. Minat kejuruan siswa yang rendah.

7. Siswa kurang termotivasi untuk bekerja setelah lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

8. Siswa yang belum mandiri dalam belajar ketika guru tidak masuk kelas. C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dan terbatasnya waktu maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Maka agar hasil penelitian lebih terarah, ruang penelitian ini hanya membahas permasalahan pada:

1. Penelitian dilakukan hanya untuk mengidentifikasi masalah minat kejuruan dan etos kerja siswa.

2. Penelitian dilakukan hanya pada siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai.

(23)

11

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan antara minat kejuruan terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai?

2. Apakah terdapat hubungan antara etos kerja terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai?

3. Apakah secara bersama-sama terdapat hubungan antara minat kejuruan dan etos kerja dengan minat berwirausaha siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan batasan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan minat kejuruan terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai.

(24)

12

3. Untuk mengetahui secara bersama-sama hubungan minat kejuruan dan etos kerja dengan minat berwirausaha siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Binjai.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hal yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Siswa semakin termotivasi untuk berwirausaha setelah lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

2. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam berwirausaha

3. Bagi Peneliti

a. Sebagai media untuk memperdalam pengetahuan yang diperoleh penulis selama bangku perkuliahan

b. Sebagai sarana untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman penulis dalam proses pembinaan diri sebagai calon pendidik

4. Bagi Sekolah

(25)

69

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Armansyah, Wawang. (2015). Minat Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Munculnya Minat. Diakses tanggal 24 Januari 2017 dari http://www.belajarbagus.net/2015/04/minat-belajar.html

Denny Bagus. (2010). Defenisi dan fungsi etos kerja. Diakses tanggal 10 Oktober 2016 dari http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2010/10/etos-kerja-definisi-fungsi-dan-cara.html

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. 2001. Psikologi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hotman SB Sitinjak. 2012. Hubungan Bakat Keteknikan dan Kemampuan Pemeliharaan Service Sistim Bahan Bakar Bensin dengan Minat Berwirausaha pada Siswa Tingkat II Jurusan Mekanik Otomotif di SMK YP Parulian 4 Porsea T.A 2012/2013. Skripsi, tidak diterbitkan Universitas Negeri Medan.

Ihsan Amri. 2013. Hubungan Motivasi Kerja dan Hasil Belajar Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha Siswa Kelas II Program Keahlian Mekanik Otomotif SMK Negeri 1 Air Joman Tahun Ajaran 2012-2013. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Negeri Medan.

Ika Puspita. (2009). Hubungan antara etos kerja dengan prestasi kerja karyawan industry batik semarangan di kota Semarang. Diakses tanggal 10 Oktober 2016 dari

http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/segmen/article/viewFile/256/285.

Mayaharsasi. 2016. “Dana Bergulir: Solusi Alternatif dalam Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan di Tingkat SMK”. Diakses pada 4 Mei 2016 dari

(26)

70

Muhammad Zulkhairi. 2013. Hubungan Antara Minat Berwirausaha Dan Kecenderungan Emosional Siswa Dengan Hasil Belajar Pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Proses Dasar Pengelasan Kelas XI Teknik Permesinan SMK Negeri 3 Medan Tahun ajaran 2012-2013. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Negeri Medan

Mujib Ridwan. (2015). Pengertian Kerja Menurut Para Ahli. Diakses tanggal 25

Januari 2016 dari

http://walangkopo99.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-kerja-menurut-para-ahli.html

Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Ridwan Pulungan. 2016. Hubungan Antara Minat Kejuruan Teknik Dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar Menggambar Teknik Mesin Siswa Tingkat I Program Keahlian Teknik Permesinan SMK Swasta YWKA Medan 2014/2015. Skripsi, Tidak Diterbitkan. Universitas Negeri Medan.

Sardiman. 2008. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Sardiman. 2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Sitanggang, Nathanael. 2014. Variabel Penentu, Kepemimpinan Pendidikan Dan Kejuruan. Medan: Unimed Press

Sri Anita. (2013). Pengaruh etos kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai. Diakses tanggal 11 Oktober 2016 dari

http://www.unigal.ac.id/ejurnal/download/_Sri_Anita_S_K_8234091008 3_Universitas_Galuh.pdf

Sudjana, Nana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjiono, Anas. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suryana. 2011. Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat Dan Proses Menuju Sukses. Bandung: Salemba Empat

(27)

http://lipet-71

susila.blogspot.co.id/2012/02/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-minat.html

Uno, B Hamzah. 2007. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Uno, B Hamzah.Dan Masri Kuadrat. 2014. Megelola Kecerdasan Dalam

Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Urfy Damayanti. (2009). Kontribusi motivasi dan etos kerja terhadap komitmen profesional serta dampaknya pada peningkatan kinerja auditor. Diakses

tanggal 10 Oktober 2016 dari

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15319/1/Urfy %20Damayanti-FEIS

Wawan Ridwan. (2010). Pengaruh iklim organisasi, etos kerja dan disiplin kerja terhadap efektifitas kinerja organisasi di politeknik kesehatan Surakarta.

Diakses tanggal 10 Oktober 2016 dari

http://eprints.uns.ac.id/4361/1/134660908201012241.pdf

Wicaksono, Andri (2015). Penelitian Kausal Komparatif (Ex Post Facto). Diakses

tanggal 22 Januari 2017 dari

http://googleweblight.com/?lite_url=http://andriew.blogspot.com/2015_ 05_01_archive.html

Yamin, Martinis. 2013. Kiat Membelajarkan Siswa. Ciputat: Referensi

Anna Probowati. (2013). Membangun Sikap Dan Etos Kerja . Diakses tangal 12

Oktober 2016 dari

http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/segmen/article/viewFile/256/285

Gambar

Gambar 1.1  ...................................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Informasi Agroindustri Belimbing Dewa Depok (Sisagribingwa) merupakan sistem informasi yang dibangun berbasis web. Sisagribingwa dibangun untuk menyediakan informasi

[r]

coli yang diimobilisasi pada zeolit alam memiliki aktivitas lebih tinggi dibandingkan tanpa diimobilisasi dengan zeolit.. Penggunaan zeolit alam sebagai matriks

Kanker bisa menyerang bagian tubuh manapun, karena kanker adalah sejumlah sel yang bisa beradaptasi pada tempat manapun. Efek dari kanker sangat

Pengujian dilakukan dengan menanamkan perangkat lunak pada mikrokontroler yang berfungsi untuk memberikan perintah pada SIM300 untuk melakukan koneksi GPRS dan

[r]

SISTEM PAKAR DIAGNOSA AUTISME PADA ANAK DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY

nilai pembiayaan paling banyak sebesar harga jual satuan rumah sejahtera susun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikurangi dengan nilai uang muka yang ditetapkan oleh bank