• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Angka kematian maternal di Indonesia sebesar 248/100.000 kelahiran

hidup. Departemen Kesehatan menargetkan angka kematian ibu turun menjadi

125 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010.

Salah satu penyebab morbiditas dan mortilitas ibu dan janin adalah pre-

eklampsia. Pre-eklampsia sampai sekarang masih menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian ibu dan bayi di seluruh dunia (Sibai, 1998).

Menurut perkiraan 50.000 wanita pertahun meninggal dunia karena pre-eklampsia

(Pipkin, 2003), namun penyebab pasti dari pre-eklampsia masih belum diketahui

(Sibai, 2000), sehingga pre-eklampsia disebut sebagai “the disease of

theories”.

Angka kematian ibu akibat pre-eklampsia di Indonesia cukup tinggi yaitu

antara 9,8 persen sampai 25 persen. Penurunan angka kesakitan dan kematian

akibat pre-eklampsia dapat tercapai bila tindakan pencegahan dan diagnosis

penyakit dilaksanakan lebih dini serta pengobatan sesegera mungkin. Usaha

pencegahan dini dapat dilakukan apabila dapat diidentifikasi faktor-faktor

penyebab utama dan faktor-faktor risiko kejadian pre-eklampsia.

Beberapa peneliti telah mengidentifikasi paritas, usia, jarak persalinan

sebagai faktor resiko kejadian pre-eklampsia, namun menunjukkan hasil yang

(2)

2 kejadian pre-eklampsia, namun berbeda dengan Rahayuningsih (2006)

mengatakan paritas bepengaruh teradap kejadian pre-eklampsia. Menurut Bobak

(2004), usia <18 tahun atau >35 tahun beresiko tejadi pre-eklampsia, namun

Conde-Agudelo (2002) usia 30 tahun telah beresiko mengalami pre-eklampsia.

Trongstad (2001) menyebutkan tidak ada pengaruh interval persalinan terhadap

kejadian pre-eklampsia, namun Conde-Agudelo (2002) menyatakan interval

persalinan lebih dari 5 tahun mempengaruhi kejadian preeklampsia.

Berdasarkan studi pendahuluan, kejadian pre-eklampsia di Rumah Sakit

Umum Islam Yayasan Kesehatan dan Kesejahteraan Sarekat Islam (RSUI YAKSSI) Gemolong Sragen pada tahun 2006-2009 cukup tinggi yaitu sebanyak

8% dari jumlah persalinan (98 kasus pre-eklampsia dari 1225 persalinan).

Sejumlah 80% (79 kasus dari 98 kasus pre-eklampsia) dilakukan tindakan

sectiocaesarea, dan sebanyak 25 pasien (26%) penderita pre-eklampsia terjadi

pada kehamilan pertama. Banyaknya kejadian pre-eklampsia serta belum pernah

dilakukannya penelitian dengan sampel pasien di RSUI Yakssi Sragen,

mendorong peneliti untuk melakukan penelitian.

Berdasarkan latar belakang beberapa perbedaan hasil penelitian tersebut,

maka peneliti tertarik untuk meneliti adanya hubungan karakteristik ibu bersalin

meliputi usia, paritas dan interval persalinan dengan kejadian pre-eklampsia di

(3)

B. Identifikasi Masalah

Rumusan masalah penelitian yaitu “Apakah karakteristik ibu bersalin

meliputi usia, paritas dan interval persalinan berhubungan dengan kejadian

pre-eklampsia?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan khusus penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu

bersalin meliputi usia, paritas dan interval persalinan dengan kejadian

pre-eklampsia.

Tujuan umum penelitian untuk mengetahui :

1. Karakteristik ibu bersalin berdasarkan usia

2. Karakteristik ibu bersalin berdasarkan paritas

3. Karakteristik ibu bersalin berdasarkan interval persalinan

4. Hubungan usia ibu bersalin dengan kajadian pre-eklampsia

5. Hubungan paritas ibu bersalin dengan kejadian pre-eklampsia

6. Hubungan interval persalinan dengan kejadian pre-eklampsia

D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis:

Hasil penelitian memberikan pembuktian secara statistik adanya

hubungan karakteristik ibu meliputi paritas, usia dan interval persalinan

(4)

4 2. Secara praktis:

Hasil penelitian menjadi sumber bahan masukan kepada:

a. RSUI Yakssi dan Puskesmas dalam upaya pencegahan pre-eklampsia

melalui penyuluhan bagi wanita usia subur dalam upaya pengaturan

usia kehamilan, paritas dan interval persalinan.

b. Wanita usia subur dalam pengaturan usia kehamilan, paritas dan

interval persalinan sebagai upaya pencegahan pre-eklampsia.

E. Keaslian Penelitian

1. Erni (2007), judul penelitian “Pengaruh Paritas terhadap Kejadian

Pre-eklampsia di RSU dr. Moewardi Surakarta”, dengan metode crossectional dan

sampel sejumlah 50 catatan medik pasien, menggunakan analisa bivariat

Chi-Square. Penelitian menyatakan bahwa variabel paritas tidak berpengaruh

terhadap kejadian pre-eklampsia.

2. Rahayuningsih (2006), judul penelitian “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kejadian Pre-eklampsia”, dengan metode crossectional dan sampel sejumlah

70 rekam medik ibu bersalin di RSUP dr. Sardjito, menggunakan analisa

bivariat Chi-Square menyatakan bahwa selain paritas, pendidikan ibu juga

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aardema MW. (2001).Uterine arteri Doppler flow and uteroplacental vascular pathology in normal pregnancies and pregnancies complicated by pre- eclampsia andsmall for gestational age fetuses. Br J Obstet Gynaecol.

Arngrimsson R. (2000). Genetic and familial predisposition to eclampsia and pre-eclampsia in a defined population. Br J Obstet Gynaecol.

Basso, O. (2001). Higher risk of pre-eclampsia after change of partner. An. effect of longer interpregnancy intervals. Epidemiology.

Biro Pusat Statistik Indonesia. (2003). Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik. Indonesia.

Catalyst Consortium. (2002) Optimal Brth Spacing. An Activity of the Catalyst Consortium.www.rhcatalyst.org.

Conde-Agudelo, A. (2002). Maternal morbidity associated with interpregnancy interval: cross sectional study. BMJ.

Coonrod, D.V. (1995). Risk factors for preeclampsia in twin pregnancies: a population based cohort study. Obstetrics dan Gynecology.

Dasuki D. (2000). Preeclampsia-Eclampsia as the single disease and the reproductive risk factors. Berkala Ilmu Kedokteran.

Dekker, G.A., Robillard. (2003). The birth interval hypotesis-does it really indicate the end of the primipaternity hypothesis. Journal of Reproductive Immunology.

Dekker, G.A.(2004). Etiology of Preeclampsia: An Update. J Med Assoc Thai.

Dewi Prihastuti. (2004). Analisis Lanjut SDKI 2002 - 2003, Kecenderungan Prefernsi Fertilitas, Unmetneed dan Kehamilan Tidak Diharpkan di

Indonesia. BKKBN, 2004

Esplin MS.(2001). Paternal and maternal components of the predisposition to preeclampsia. N Engl J Med 2001

(6)

34 Holland,WW,. (1985 ). Oxford Textbook of Public Health: Investigative methods

in public health. Oxford medical publications. Oxford University Press.

Munro P.T. (2000). Management of eclampsiain the accident and emergency departement. J. Accid Emerg Med.

Ness RB (1996). Heterogeneous causes constituting the single syndrome of preeclampsia: a hypothesis and its implications. Am J Obstet Gynecol

Qiu, C. (2003). Family History of Hipertension and Tipe 2 Diabetes in Relation to Preclampsia Risk. .

Pipkin, F.B. (2003). Risk factors for preeclampsia. New England Journal of Medicine.

Roberts, J.M., Pearson, G. Cutler, J. dan Linheimer, M. (2003). Summary of the NHLBI Working Group on Research on Hyoertension During Pregnancy.

Hypertension.

Sibai, B.M.. (1998). Maternal Perinatal Outcome of Conservative Management of Severe Preeclampsia in mid-trimester. American Journal Obstetric and Gynecology.

Sibai, B.M. (2000). Prevention of preeclampsia: a big disappointment.

American Journal Obstetrics and Gynecology.

Skjaerven, R.(2002).The Interval Between Pregnancies and Risk of Preeclampsia. New Enfland Journal .

Srinivason, K. (1979). Birth Interval in Analysis in Fertility Surveys Scientific Report. Bombay. India

Staftlas E. (2000). Epidemiology of preeclampsia and eclampsia in the United States, Am J Ibstet Gynecol.

Suratman,A.I. (2000). Evaluasi Penggunaan Deksametason pada Preeklampsia berat dan eklampsia. Kajian Terhadap Morbiditas dan Mortalitas Maternal. Tesis/Karya Ilmiah Akhir PPDS I Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Trongstad, L.I. (2001). Changing paternity and time since last pregnancy; the impact on pre-eclampsia risk. A study of 547238 women with and without previous pre-eclampsia. International Journal of Epidemiology.

(7)

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

KONTRIBUSI FAKTOR-FAKTOR YANG

BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

PRE-EKLAMPSIA

Oleh:

Azizah Gama Trisnawati, SKM, MPd.

Faizah Betty Rahayuningsih, S.Kep, M.Kes

DIBIAYAI OLEH PROYEK PENGKAJIAN DAN PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN NOMOR

008/006.2/PP/SP/2010

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

DEPARTEMEN PENDIDIDIKAN NASIONAL RI

FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN

(8)
(9)
(10)

iii

RINGKASAN HASIL PENELITIAN

KONTRIBUSI FAKTOR-FAKTOR YANG

BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

PRE-EKLAMPSIA

Azizah Gama Trisnawati*, Faizah Betty Rahayuningsih**

Berdasarkan studi pendahuluan, kejadian pre-eklampsia di Rumah Sakit

Umum Islam Yayasan Kesehatan dan Kesejahteraan Sarekat Islam (RSUI

YAKSSI) Gemolong Sragen pada tahun 2006-2009 cukup tinggi yaitu sebanyak

8% dari jumlah persalinan (98 kasus pre-eklampsia dari 1225 persalinan).

Sejumlah 80% (79 kasus dari 98 kasus pre-eklampsia) dilakukan tindakan

sectiocaesarea, dan sebanyak 25 pasien (26%) penderita pre-eklampsia terjadi

pada kehamilan pertama. Banyaknya kejadian pre-eklampsia serta belum pernah

dilakukannya penelitian dengan sampel pasien di RSUI Yakssi Sragen,

mendorong peneliti untuk melakukan penelitian.

Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu bersalin

meliputi usia, paritas dan interval persalinan dengan kejadian pre-eklampsia.

Desain penelitian yang digunakan adalah case control dengan pendekatan

kuantitatif, dalam hal ini kelompok kasus adalah kelompok yang diidentifikasi

memiliki efek (outcome), sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok tanpa

efek (outcome). Peneliti memulai penelitian terlebih dahulu dengan menentukan

kelompok kasus dan kontrol, kemudian dilakukan pelacakan secara retrospektif

untuk menelusuri ada tidaknya riwayat paparan masa lalu terkait dengan yang

akan diteliti pada penelitian ini.

Kelompok kasus adalah ibu melahirkan dengan pre-eklampsia sedangkan

kelompok kontrol adalah ibu melahirkan tidak dengan pre-eklampsia. Subjek

dalam penelitian adalah RM ibu yang di rawat dan melahirkan antara 1 Januari

(11)

Yakssi Gemolong Sragen, sehingga menggunakan total sampling (semua data

yang sesuai dengan criteria inklusi diambil sebagai sampel), dengan kriteria

inklusi yaitu 1). Kehamilan tunggal, 2). Data Rekam Medik lengkap. Kriteria

eksklusi pada ibu dengan 1). Kehamilan ganda, 2). Data Rekam Medik tidak

lengkap, 3). Penyakit diabetes mellitus, 4). Jantung, 5). Ginjal. Setelah dilakukan

pengambilan sampel, terdapat 175 kasus pre-eklampsia sesuai kriteria inklusi dan

eksklusi (dipakai sebagai kasus), sehingga dengan pertimbangan proses matching

antara kasus dan kontrol, maka diambil juga data sejumlah 175 kasus tidak

pre-eklampsia sesuai kriteria inklusi dan eksklusi (dipakai sebagai kontrol). Sehingga

jumlah total sampel adalah 175 kasus dan 175 kontrol = 350 kasus (Rekam

Medik).

Analisa data menggunakan bantuan program Stastistical Package for

Sosial Science (SPSS) 12. Analisa univariat, dilakukan untuk menggambarkan

karakteristik subyek penelitian meliputi interval persalinan, kejadian

pre-eklampsia, usia, dan paritas ibu. Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan

melihat presentase data yang telah terkumpul dan disajikan dalam tabel distribusi

frekuensi. Analisis multivariat, dilakukan untuk mengetahui apakah probabilitas

terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Pada

variabel bebas tidak memerlukan asumsi normalitas data (asumsi multivariate

normal distribution tidak terpenuhi) sehingga uji statistik yang digunakan adalah

regresi logistic dengan tingkat kemaknaan sebesar p<0,05 dan nilai OR diambil

dari nilai eksponent β dengan confidence interval (CI) 95 persen

Total data sejumlah 350 terdiri dari 175 kasus mengalami pre-eklamsia

dan 175 kontrol (tidak mengalami pre-eklamsia). Sebanyak 172 pasien (49%)

berumur < 35 tahun dan 177 pasien (51%) berumur ≥ 35 tahun. Sebanyak 35%

pasien pernah hamil < 2 kali dan 65% pernah hamil ≥2 kali. Berdasar jarak

kelahiran anak, sejumlah 38% pasien berjarak kelahiran < 5 tahun dan 62%

berjarak kelahiran ≥ 5 tahun.

Ibu dengan usia < 35 tahun, frekuensi ibu tidek pre-eklampsia lebih

banyak dibandingkan pre-eklampsia, sedangkan ibu dengan usia ≥ 35 tahun,

(12)

v Kejadian pre-eklamsia terjadi paling banyak diderita oleh ibu yang berumur ≥ 35

tahun (53%) dibandingkan dengan ibu berumur <35 tahun (47%).

Kejadian pre-eklamsia berdasarkan paritas ibu. Ibu dengan primipara,

frekuensi ibu tidak pre-eklampsia lebih banyak dibandingkan preeklampsia,

sedangkan ibu dengan multipara, frekuensi ibu pre-eklampsia lebih sedikit

dibandingkan ibu tidak pre-eklampsia. Persentase pre-eklamsia terbanyak terjadi

pada ibu dengan primipara / paritas <2 (38%) dibandingkan dengan multipara /

paritas ≥ 2 (62%).

Ibu dengan interval persalinan < 5 tahun memiliki persentase kejadian

tidak pre-eklampsia lebih banyak dibandngkan dengan preeklampsia. Sedangkan

ibu dengan interval persalinan ≥5 tahun, persentase pre-eklampsia lebih tinggi

dibandingkan pre-eklampsia. Persentase kejadian pre-eklamsia terbanyak pada

pada interval ≥5 tahun (65%) dibandingkan < 5 tahun (35%).

Analisis mutivariat yang digunakan untuk mengetahui hubungan dan

memprediksi kejadian variabel terikat (pre-eklamsia) dengan variabel bebas (jarak

kelahiran, umur ibu, dan paritas) adalah analisis regresi logistic. Data pada

variabel-variabel penelitian memiliki skala pengukuran nominal. Proses analisis

regresi logistic menggunakan metode MLE (Maximum Likelihood Estimation).

Proses analisis dilakukan dengan bantuan software SPSS 12.0. Setelah

proses analisis selesai, interpretasi hasil output penelitian menunjukkan 350 kasus

dimasukkan dalam analisis data tidak ada missing cases. Encoding variabel

outcome yang terjadi pre-eklamsia diberikan nilai 1 dan tidak terjadi pre-eklamsia

diberikan nilai 0.

Hasil omnibus test of model coefficients menunjukkan baik pada step

maupun model Chi Square menunjukkan tingkat signifikansi >0.05 (p=0,616)

yang berarti model setelah variabel independent dimasukkan lebih baik

dibandingkan model sebelumnya (model nol). Nilai -2 log likelihood adalah

481.657 dan koefisien Cox & Snell (R2) adalah 0.01 dengan persentase ketepatan

klasifikasi pada tabel klasifikasi sebesar 53,7%.

Koefisien regresi untuk variabel jarak kelahiran adalah -0,209 dengan

(13)

terhadap terjadinya pre-eklamsia. Nilai Exp (B) atau OR = 0,81 berarti bahwa ibu

melahirkan dengan jarak kelahiran < 5 tahun beresiko pre-eklamsia sebesar 0,81

kali daripada dengan jarak kelahiran ≥5 tahun. Pernyataan tersebut dapat diartikan

bahwa semakin panjang jarak kelahiran anak (≥5 tahun), semakin besar resiko

untuk mengalami pre-eklamsia.

Koefisien regresi untuk variabel umur ibu adalah -0,193 dengan tingkat

signifikansi 0,368 berarti variabel umur ibu < 35 tahun tidak berpengaruh

terhadap terjadinya pre-eklamsia. Nilai Exp (B) atau OR = 0,823 berarti bahwa

ibu yang berumur < 35 tahun beresiko pre-eklamsia sebesar 0,823 kali daripada

berjarak berumur ≥ 35 tahun. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa semakin

banyak umur ibu (≥ 35 tahun) beresiko semakin besar untuk mengalami

pre-eklamsia.

Koefisien regresi untuk variabel paritas ibu adalah 0,293 dengan tingkat

signifikansi 0,194 berarti variabel paritas ibu ≥ 2 (multipara) tidak berpengaruh

terhadap terjadinya pre-eklamsia. Nilai Exp (B) atau OR = 1,34 berarti bahwa ibu

primipara (yang memiliki paritas <2) beresiko pre-eklamsia sebesar 1.34 kali

daripada paritas ≥ 2. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa ibu multipara

beresiko semakin kecil kemungkinan untuk mengalami pre-eklamsia atau ibu

primipara semakin besar kemungkinan mengalami pre-eklampsia.

Persamaan regresi logistic yang diperoleh berdasarkan analisis data adalah

sebagai berikut:

Ibu melahirkan dengan jarak kelahiran < 5 tahun beresiko pre-eklamsia

sebesar 0,81 kali daripada dengan jarak kelahiran ≥5 tahun. Pernyataan tersebut

dapat diartikan bahwa semakin panjang jarak kelahiran anak (≥5 tahun), semakin

besar resiko untuk mengalami pre-eklamsia. Menurut Conde-Agudelo dan

Belizan (2000), penelitian yang dilakukan di Amerika Latin dan Caribia ada

hubungan yang bermakna antara jarak kelahiran sekarang dengan sebelumnya

(14)

vii dengan penelitian Skajaerven dkk (2002) menyebutkan bahwa resiko

pre-eklampsia selama kehamilan kedua ditemukan meningkat seiring dengan

peningkatan jarak waktu pada kelahiran pertama apalagi bila jarak waktu setelah

melahirkan anak pertama 10 tahun dengan kehamilan kedua, resiko itu akan

meningkat lebih dari tiga kali lipat hampir sama tingkatan resikonya dengan

wanita nullipara. Trongstad dkk. ( 2001) menyebutkan bahwa wanita dengan

jarak kelahiran lebih lama akan meningkatkan resiko pre-eklampsia dibandingkan

pada wanita dengan kehamilan kedua yang jarak kelahiran 1-5 tahun setelah

kelahiran anak pertama. Resiko itu akan meningkat bila jarak kelahiran terlalu

panjang.

Ibu yang berumur < 35 tahun beresiko pre-eklamsia sebesar 0,823 kali

daripada berjarak berumur ≥ 35 tahun. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa

semakin banyak umur ibu (≥ 35 tahun beresiko semakin besar untuk mengalami

pre-eklamsia. Hal ini sesuai dengan penelitian Arngrimsson (2000) yang

menyatakan usia ibu > 35 tahun beresiko lebih besar mengalami pre-eklampsia

dibandingkan kurang dari 35 tahun. Luealon (2010) menyatakan selain wanita

usia ≥ 35 tahun, usia < 20 tahun juga beresiko mengalami pre-eklampsia. Wanita

usia ≥ 40 tahun risiko pre-eklampsia meningkat 2 kali lipat baik pada primipara

maupun multipara. Usia remaja meningkatkan risiko terjadinya pre-eklampsia,

baik pada kehamilan tunggal maupun kembar (Coonrod, 1995). Penelitian

Aghamohammadi tahun 2009 menunjukkan terdapat perbedaan kejadian

pre-eklampsi antara 4 grup primipara dan multipara pada usia < 35 tahun dan > 35

tahun.

Ibu primipara (yang memiliki paritas < 2) beresiko pre-eklamsia sebesar

1.34 kali daripada multipara (paritas ≥ 2). Pernyataan tersebut dapat diartikan

bahwa ibu multipara (yang memiliki paritas ≥ 2) beresiko semakin kecil

kemungkinan untuk mengalami pre-eklamsia. Nooritajer (2010) menyatakan

terdapat hubungan status primipara berusia > 35 tahun dnegan kejadian

pre-eklampsia. Skajaerven (2002) menyebutkan bahwa risiko pre-eklampsia selama

kehamilan kedua ditemukan meningkat seiring dengan peningkatan jarak waktu

(15)

pre-eklampsia. Nullipara meningkatkan risiko terjadi pre-eklampsia baik pada janin

tunggal maupun pada janin kembar (Coonrod, 1995).

Beberapa factor penyebab pre-eklampsia disampaikan oleh Trongstad

(2001) mengungkapkan bahwa pasangan yang berbeda pada kehamilan kedua

menurunkan resiko pre-eklampsia bila jarak kelahiran pertama dengan kedua tidak

terlalu panjang pada wanita tanpa riwayat pre-eklampsia. Resiko itu akan

meningkat bila jarak kelahiran terlalu panjang. Sedangkan pada wanita dengan

riwayat eklampsia yang mempunyai pasangan berbeda resiko terjadinya

pre-eklampsia akan menurun bila jarak kelahiran pertama dan kedua semakin panjang.

Espelin (2001) mengatakan salah satu faktor predisposisi pre-eklampsia adalah

adanya faktor keturunan dari ibu maupun bapak. Menurut Ness (1996),

pre-eclampsia mungkin terjadi karena faktor placental dan dipengaruhi oleh faktor

maternal, seperti riwayat kegendutan, kencing manis, dan hipertensi. Aardema

(2001) mengatakan

“ Shallow trophoblastic invasion, a hallmark of preeclampsia, is also seen in

normotensive pregnancies with fetal growth retardation as well as in a fraction of

pregnancies without either condition, and it is not always present in preeclamptic

pregnancies “

* Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMS

(16)

ix

ABSTRAK

Kejadian pre-eklampsia cukup tinggi serta belum pernah dilakukannya penelitian mendorong peneliti untuk melakukan penelitian. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu bersalin meliputi usia, paritas dan interval persalinan dengan kejadian pre-eklampsia. Desain penelitian yang digunakan adalah case control dengan pendekatan kuantitatif. Kelompok kasus adalah ibu melahirkan dengan pre-eklampsia sedangkan kelompok kontrol adalah ibu melahirkan tidak dengan pre-eklampsia. Sampel penelitian dengan total sampling yaitu 175 kasus dan 175 kontrol dengan kriteria inklusi yaitu 1). Kehamilan tunggal, 2). Data Rekam Medik lengkap. Kriteria eksklusi pada ibu dengan 1). Kehamilan ganda, 2). Data Rekam Medik tidak lengkap, 3). Penyakit diabetes mellitus, 4). Jantung, 5). Ginjal.

Analisa data menggunakan analisa univariat secara deskriptif dengan melihat presentase data dalam tabel distribusi frekuensi. Analisis multivariat, dengan regresi logistic dengan tingkat kemaknaan sebesar p<0,05 dan nilai OR diambil dari nilai eksponent β dengan confidence interval (CI) 95 persen. Total data sejumlah 350 terdiri dari 175 kasus mengalami pre-eklamsia dan 175 kontrol (tidak mengalami pre-eklamsia).

Hasil penelitian menunjukkan kejadian pre-eklampsia terjadi paling banyak dialami oleh ibu dengan interval persalinan ≥ 5 tahun dibandingkan ibu dengan interval persalinan < 5 tahun, dan usia ≥ 35 tahun dibandingkan ibu dengan usia < 35 tahun. Frekuensi ibu pre-eklampsia dengan multipara lebih besar dibandingkan tidak preeklampsia. Semakin panjang jarak kelahiran anak (≥5 tahun), semakin besar resiko untuk mengalami pre-eklamsia. Semakin banyak umur ibu (≥ 35 tahun) beresiko semakin besar untuk mengalami pre-eklamsia. Paritas berhubungan dengan kejadian preeklampsia, ibu primipara beresiko lebih besar mengalami pre-eklampsia.

(17)

ABSTRACT

Incidence of pre-eclampsia is high enough and have never done research encourages researchers to do research. The aim of research to determine the relationship of the mother giving birth include age, parity and birth interval and the occurrence of pre-eclampsia. The study design was case control with quantitative approach. Group of cases is the mother giving birth with pre-eclampsia while the control group was not with maternal pre-eclampsia. The research sample with a total sampling of 175 cases and 175 controls with the inclusion criteria were 1). Singleton pregnancies, 2). Medical Records Data incomplete. Exclusion criteria in women with one). Twin pregnancy, 2). Medical Records incomplete data, 3). Diabetes mellitus, 4). Heart, 5). Kidney.

Data analysis using descriptive univariate analysis by looking at the percentage of data in the frequency distribution table. Multivariate analysis with logistic regression with significance level of p <0.05 eksponent with confidenceβand OR values were taken from the value of interval (CI) 95 percent. The total number of 350 data consist of 175 cases had pre-eclampsia and 175 controls (not experiencing pre-eclampsia).

Results showed incidence of pre-eclampsia occurs most widely experienced by mothers with birth intervals of ≥ 5 years compared to mothers with birth intervals of <5 years, and age ≥ 35 years compared with mothers aged <35 years. Frequency of mothers with pre-eclampsia is not greater than multiparous preeclampsia. The longer the distance the child's birth (≥ 5 years), the greater the risk for having pre-eclampsia. More and more maternal age (≥ 35 years) the greater risk for experiencing pre-eclampsia. Parity associated with the occurrence of preeclampsia, primipara mothers at greater risk of experiencing pre-eclampsia.

(18)

xi PRAKATA

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusun laporan akhrir Dosen Muda dengan judul “Kontribusi Faktor-Faktor

yang Berhubungan dengan Kejadian Pre-eklampsia”. Penulis menyadari,

terselesaikannya penyusunan ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, melalui lembaga Penelitian

dan Pengabdian Masyaakat Universitas Muhammadiyah Surakarta yang

telah memberikan dukungan untuk melaksanakan penelitian ini.

2. Ketua Lembaga Penelitian dan pengabdian masyaakat yang telah

memberikan dukungan untuk melaksanakan penelitian ini.

3. Dekan Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

yang telah memberikan ijin peneliti untuk melaksanakan penelitian

4. Direktur SDM dan Pendidikan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta yang telah

memberikan ijin peneliti untuk melaksanakan penelitian

5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, September 2010

(19)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

RINGKASAN HASIL PENELITIAN ... iii

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Keaslian Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 5

B. Kerangka Teori ... 12

C. Kerangka Konsep ... 12

D. Hipotesa Penelitian ... 13

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 14

B. Variabel Penelitian ... 15

C. Definisi Operasional ... 15

D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 16

E. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 17

(20)

xiii BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 21

B. Pembahasan... 28

BAB V SIMPULAN A. Simpulan ... 31

B. Saran... 32

DAFTAR PUSTAKA ... ... 33

(21)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Definisi Operasional Variabel ……… 15

(22)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Kerangka Teori ………..12

Gambar 2 : Kerangka Konsep Penelitian ……….12

Gambar 3 : Rancangan Penelitian ………14

Gambar 4 : Karakteristik Usia Ibu ………....21

Gambar 5 : Karakteristik Paritas Ibu ………22

Gambar 6 : Interval Persalinan ……….22

Gambar 7 : Kejadian Pre-eklampsia Berdasarkan Usia Ibu ……….23

Gambar 8: Grafik Kejadian Pre-eklampsia berdasarkan Paritas Ibu ………24

(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Keterangan Penelitian ……… 34

Lampiran 2 : Data Penelitian ……… 35

Referensi

Dokumen terkait

The thesis entitled, “ THE COMPARATIVE STUDY BETWEEN STUDENTS ACHIEVEMENT IN LEARNING ENGLISH SPEAKING WITH AUDIO LINGUAL METHOD AND DIRECT METHOD AT MTsN CIREBON 1 ”

Bahwa dalil Terlawan sebagaimana tertuang dalam point 9 dan 10 Gugatan Terlawan tentang keberadaan ayah terlawan yang pada tahun 1972 dan tahun 1975 ayah terlawan masih

Semua praktek pembuangan harus mematuhi seluruh undang- undang dan peraturan yang berlaku, baik nasional maupun propinsi/daerah Peraturan perundangan mungkin berbeda

Penataan berkas dalam sistem verbal ini ialah dari minut surat keluar, di dalamnya terdapat berkas-berkas yang berkaitan ( yang disebut juga dengan verbal), yang disatukan

3.1 sosis ikan produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku lumatan daging ikan atau surimi, minimal 50 %, dicampur tepung dan bahan-bahan lainnya, pengisian ke dalam

Hasil yang dicapai adalah terciptanya suatu aplikasi yang digunakan untuk mengestimasi waktu dan usaha yang diperlukan dalam mengembangkan suatu proyek software yang

Hasil analisis terhadap variabel intensitas kontak menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara etika batuk dengan keberadaan tersangka tuberkulosis paru di

Apakah free cash flow berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen pada. perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa