Dampak Penggunaan Pupuk Kimia terhadap Kesuburan Tanah (Makalah Bahasa Indonesia)
Disusun Oleh:
Tia Prabawati Suhengsi (3325122122)
PROGRAM STUDI KIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dewasa ini, ketergantungan petani akan pupuk kimia semakin besar. Hal tersebut berdampak pada penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah. Masalah umum yang sering dihadapi seperti kesuburan tanah yang dalam hal ini berhubungan dengan tanaman yang dibudidayakan. Karena begitu pentingnya kesuburan tanah bagi petani, maka masalah ini perlu mendapat perhatian khusus.
I.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang yang tekah disusun antara lain:
1. Apa saja jenis dan kandungan pupuk anorganik (terbuat dari bahan kimia)?
2. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan dari penggunaan pupuk anorganik?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesuburan tanah?
1.3 Tujuan
II PEMBAHASAN
Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat di pabrik secara kimia. Pupuk anorganik dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah hara yang
menyusunnya, yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal merupakan pupuk yang mengandung hanya satu unsur hara. Sedangkan pupuk majemuk merupakan pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 08/Permentan/SR.140/2/2007, pupuk memenuhi syarat sebagai pupuk majemuk NPK apabila total pupuk N, P2O5 dan K2O minimal 30%. Contoh pupuk majemuk Phonska 15-15-15, Pelangi 20-10-10, dan Mutiara 16-16 16. Pupuk majemuk juga dapat ditambah dengan hara S, Mg atau hara mikro (Cu dan Zn).
Pupuk Urea CO(NH2)2 merupakan hasil reaksi antara karbon dioksida dan amoniak dan mengandung 46% N. Pupuk ammonium klorida (NH4Cl)
mengandung 28% N dan 60% Cl. Amonium nitrat (NH4NO3) mengandung 33-35% N. Amonium fosfat (NH4H2PO4) mengandung 10-11% N dan 48-55% P2O5. Amonium Sulfat atau ZA (NH4)2SO4 mengandung 21% N dan 24% S. Kalsium nitrat Ca(NO3)2 mengandung 16% N dan 28% CaO. Kalium nitrat KNO3 mengandung 13% N dan 44% K2O. Diamonium fosfat atau DAP (NH4)2HPO4 mengandung 18% N dan 46% P2O5. Pupuk TSP
Dampak dari penggunaan pupuk anorganik menghasilkan peningkatan produktivitas tanaman yang cukup tinggi. Namun penggunaan pupuk anorganik dalam jangka yang relatif lama umumnya berakibat buruk pada kondisi tanah. Tanah menjadi cepat mengeras, kurang mampu menyimpan air dan cepat menjadi asam yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas tanaman (Parman, 2007).
Pengembalian bahan organik ke dalam tanah merupakan hal yang mutlak dilakukan untuk mempertahankan lahan pertanian agar tetap produktif. Dua alasan yang selama ini dikemukakan para ahli adalah (1) pengolahan tanah yang dangkal selama bertahun-tahun mengakibatkan menurunnya kandungan C dan N-organik, (2) penggunaan pupuk seperti urea, KCL, dan TSP telah melampaui batas efisiensi teknis dan ekonomis sehingga efisiensi dan pendapatan bersih yang diterima petani dari setiap unit pupuk yang digunakan semakin menurun. Kedua alasan tersebut memberikan dampak yang buruk bagi pertanian di masa mendatang jika tidak dimulai tindakan antisipasinya (Musnamar, 2003).
Tingkat kesuburan tanah dipengaruhi beberapa faktor antara lain keanekaragaman mikroba tanah: faktor iklim seperti suhu, curah hujan,
kelembaban, faktor nutrisi dan lingkungan, serta populasi mikroorganisme yang merupakan indikator tingkat kesuburan tanah (Purwaningsih 2004).
III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2009). Jenis dan Sifat Pupuk Anorganik. [online]. Diakses dari http://pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/bpp09038.pdf pada tanggal 7 Juni 2013 di Jakarta.
Anonim. (2013). Pupuk. [online]. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk pada tanggal 7 Juni 2013 di Jakarta.
Anonim. (2013). Chapter I. [online]. Diakses dari