• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis hasil tangkapan mini purse seine menggunakan jumlah lampu yang berbeda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis hasil tangkapan mini purse seine menggunakan jumlah lampu yang berbeda"

Copied!
188
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)

ANALISIS HASIL TANGKAPAN MINI PURSE SEINE

MENGGUNAKAN JUMLAH LAMPU YANG BERBEDA.

OLEH:

AGUS SUHERMAN

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(101)

ABSTRAK

AGUS SUHERMAN. Analisis Hasil Tangkapan Mini Purse Seine Menggunakan

Jumlah Lampu yang Berbeda. Dibimbing Oleh

MULYONO

S BASKORO dan

BAMBANG MURDIYANTO

Cahaya merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine yang dioperasikan pa&

malam hari. Cahaya berfwngsi

untuk

menghasilkan area penangkapan buatan

(artrficial fishing ground), jika ikan-ikan belum terkumpul pada sesuatu catchable area, ataupun jika ikan-ikan berada diluar kemampuan tangkap dari jaring, maka haruslah diupayakan agar ikan-ikan itu terkurnpul dalam suatu wilayah penangkapan catchable area. Salah satu upaya untuk menghasilkan Catchable area atau suatu wilayah penangkapan yang baik adalah dengan membentuk sebuah daerah

penangkapan buatan (artrfciaE$shing ground).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil tangkapan mini purse seine menggunakan jumlah lampu yang berbeda, mengetahui sebaran iluminasi cahaya pada pengoperasian mini purse seine yang menggunakan jumlah lampu berbeda,mempelajari pola tingkah laku ikan terhadap cahaya melalui pengarnatan menggunakan echosounder.

Hasil penelitian tentang analisis hail tangkapan mini purse seine

menggunakan jumlah lampu yang berbeda yang di lakukan di perairan Jepara,

Propinsi Jawa Tengah, menunjukkan bahwa: 1) penggunaan jumlah lampu yang berbeda (8 lampu, 12 larnpu dan 16 larnpu) pada perilcanan mini purse seine tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil tangkapan, 2) sebaran iluminasi

cahaya lampu halogen antar perlakuan menunjukkan kemampuan daya tembus yang

hanya sedikit perbedaanya, yaitu hingga kedalaman 26 m untuk perlakuan 8 lampu,

kedalaman 29 meter untuk perlakuan 12 lampu, dan kedalaman 31 meter untuk

(102)

SURAT

PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa pernyataan dalam tesis saya yang

berj udul:

ANALISIS HASIL TANGKAPAN MINI PURSE SEINE

MENGGUNAKAN JUMLAH LAMPU YANG BERBEDA

Merupakan gagasan atau hasil penelitian tesis saya sendiri, dengan pembimbingan

komisi pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Tesis ini

belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan

tinggi lain.

Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat

diperiksa kebenarannya.

AGUS SUHERMAN

(103)

ANALISIS

HASIL

TANGKAPAN MINI PURSE SEINE

MENGGUNAKAN

JUMLAEI

LAMPU YANG BERBEDA.

AGUS SUHERMAN

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Teknologi Kelautan

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN

BOGOR

(104)

Judul Tesis : Analisis Hasil Tangkapan Mini Purse Seine Menggunakan Jumlah Larnpu

yang

Berbeda.

Nama : Agus Suherman

NRP : P26500002

Program Studi : Teknologi Kelautan

Menyetuj ui, 1. Komisi Pembimbing

/

Dr.lr. Mulyono S Baskoro. MSc Dr. Ir. Barnbang Murdivanto.MSc

Ketua ARiWta

Prof Dr. Ir. Daniel R.Monintja

(105)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Agus Suherrnan, dilahirkan di Desa Penawar, Kecamatan

Gedung Aji, Kabupaten Tulang Bawang, Propinsi Lampung, pada tanggal 03 Agustus

1976, Putra ke tujuh dari tujuh bersaudara dari Pasangan Usman PPS dan Marfu'ah.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Bina Bumi

Menggala, Larnpung, Tahun 1989, lulus dari SMP Negeri Gedung Aji, Menggala,

Tahun 1 99 1. Pada Tahun 1994 Penulis Iulus dari SMA Negeri I Menggala, Larnpung.

Tahun 1994 Penulis di terima di Universitas Diponegoro pada Jurusan Perikanan

melalui Jalur Program Seleksi Siswa Berpotensi (PSSB) Lulus Strata 1 tahun 1998.

Tahun 2000 penulis memperoleh kesempatan untuk melanjutkan pen&dikan

ke jenjang S2 dengan beasiswa BPPS dan diterima di Program Studi Teknologi

Kelautan

PB.

Penulis saat ini bekerja sebagai staf pengajar Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (UNDIP) mulai tahun 1999.

Penulis telah menikah dengan Tristiana Yuniarti, S.Pi dan telah dikarunia

(106)

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang

Msha

Kuasa senantiasa penulis panjatkan,

karena atas segala limpahan rahmat dan hidayah -Nyalah sehingga tesis ini berhasil

diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini ialah "Analisis Hasil

Tangkapan Mini Purse Seine Menggunakan Jumlah Lampu yang Berbeda". Pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih yang setulusnya

kepada Bapak Dr. Ir. Mulyona S Baskoro, MSc dan Bapak Dr. Bambang Murdiyanto,

MSc selaku pembimbing atas saran dan arahan beliau berdua kepada penulis mulai

dari persiapan penelitian sampai selesainya tesis ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Dr. SuSaeman Martasuganda,MSc seEaku dosen penguji yang

telah memberikan saran dan kritik yang bersuti untuk perbaikan tesis ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas

Diponegoro, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP, Ketua Jwusan

Perikanan UNDIP, serta Ketua Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

(PSP) UNDIP, yang telah memberikan kesempatan mengikuti pendidikan di Program

Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Penghargaan penulis berikan kepada Bapak Wahywh (Nakhoda Kapal) serta

seluruh ABK yang terlibat pada penelitian ini, serta mahasiswa PSP UNDIP (Eko,

Budi, Ernowo, Indra) yang telah membantu penelitian ini.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh keluarga, serta

kepada istri dan anak saya atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2002

(107)

DAFTAR

IS1

Halaman DAFTAR TABEL ... vii

... DAFTARGAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

Latar Belakang ... 1 Perurnusan Masalah .

.

... 3 Tujuan Penelltian ... 4 Manfaat Penelitian ...

. . 5

Hipotesis Penehtlan ... 5

TINJAUAN PUSTAKA ... 6

...

Sejarah Usaha Perikanan Purse seine 6

Jenis-jenis Purse seine ... 7 ...

Desain dan kontruksi Purse seine 7

Metode Pengoperasian Purse seine ... 9

Cahaya Lampu Pada Aktivitas Penangkapan Ikan ... 10 Jenis Ikan Tertangkap dengan Mini Purse seine yang Menggunakan

...

Alat Bantu Cahaya Lampu 13

BAHAN DAN METODE ... 14 ...

Waktu dan Tempat 14

Bahan dan Alat ... 14 Prosedur Penelitian ... 15 Rancangan Percobaan ... 18 Metode Pengurnpulan Data ... 19 Analisis Data ... 19

HASIL PENELITIAN ... 20

Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 20 Deskripsi Perikanan Lampu di Kabupaten Jepara ... 21 Deskripsi Perikanan Purse seine di Jepara ... 22

Metode Pengoperasian Mini Purse seine yang Menggunakan Lampu ... 23

(108)

...

Sebaran Ikan di Lokasi Penangkapan

PEMBAHASAN ... Proses Tertangkapnya Ikan pada Mini Purse seine dengan Alat

... Bantu Cahaya

...

Hasil Tangkapan Mini Purse seine Saat Percobaan

Iluminasi Cahaya ...

...

Keberadaan Ikan di Sekitar Cahaya

...

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ...

Saran ...

(109)

DAFTAR TABEL

.Tenis-jenis ikan yang tertangkap selama percobaan penangkapan

dengan mini purse seine yang menggunakan jumlah lampu yang

...

berbeda 26

Analisis ragam total hasil tangkapan tembang (Sardinellafimbriata)

...

selama penelitian 29

Analisis ragam total hasil tangkapan japuh (Dussumieria acuta)

selama penelitian ... 3 1

Analisis ragam total hasil tangkapan kembung (Rastrelliger sp)

selama penelitian ... 32

Analisis ragam total hasil tangkapan pepetek (Leiognathus sp)

selama penelitian ... 34

Analisis ragam total hasil tangkapan selar (Selar crumenophthalmus)

selamapenelitian ... 35

Analisis ragam total hasil tangkapan kucul (Sphyraena obtusate)

selama penelitian ... 37

Analisis ragam total hasil tangkapan layur (Trichiurus savala) ...

selama penelitian 3 8

Analisis ragam total hasil tangkapan cumi-cumi (Loligo sp)

...

selama penelitian 40

Analisis ragam total hasil tangkapan sardin (Sardinella sirm)

selama penelitian ... 4 1

Analisis ragam total hasil tangkapan tenggiri (Scomberomorus commerson)

...

...

selama penelitian

.,.,.

43

Analisis ragam total h i 1 tangkapan tigawaja (Pennahza argenta)

(110)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Posisi lampu dan posisi pengukuran pada kapal lampu yang

...

Menggunakan 8 buah lampu 16

Posisi lampu dan posisi pengukuran pada kapal lampu yang

...

Menggunakan 12 buah lampu 16

Posisi lampu dan posisi pengukwan pa& kapal lampu yang

Menggunakan 16 buah lampu ... 17 Pengoperasian purse seine di Jepara dengan alat bantu lampu ... 25

Komposisi total hasil tangkapan mini purse seine dengan 8 buah lampu

halogen berdasarkan berat hasil tangkapan ... 27 Komposisi total hasil tangkapan mini purse seine dengan 12 buah larnpu

halogen berdasarkan berat hasil tangkapan ... 27 Komposisi total hasil tangkapan mini purse seine dengan 16 buah lampu

halogen berdasarkan berat hasil tangkapan ... 28 Rata-rata tangkapan tembang (Sardinellafimbriata) (kg/haul)

per operasi selarna penelitian ... 29 Rata-rata tangkapan japuh (Dussumieria acuta) (kg/haul)

...

per operasi selama penelitian 30

Rata-rata tangkapan kembung (Rastrelliger sp) (kgkaul)

...

per operasi selama penelitian 32

Rata-rata tangkapan pepetek (Leiognathus sp) (kg/haul)

per operasi selama penelitian ... 33 Rata-rata tangkapan selar (Selar crumenophthalmus) (kghaul)

per operasi selama penelitian

...

35 Rata-rata tangkapan kucul (Sphyraena obtusate) (kg/haul)

per operasi selama penelitian ... 36

Rata-rata tangkapan layur (Trichiurus savala) (kg/haul)

(111)

Rata-rata tangkapan cwni-cumi (Loligo sp) (kglhaul)

...

per operasi selama penelitian 39

Rata-rata tangkapan sardin (Sardinella sirm) (kglhaul)

...

per operasi selarna penelitian 4 1

Rata-rata tangkapan tenggiri (Scomberomorus commerson) (kghaul)

...

per operasi selarna penelitian 42

Rata-rata tangkapan tigawaja (Pennahia argenta) (kghaul)

...

per operasi selama penelitian 44

Hubungan antara iluminasi cahaya pada perlakuan 8 lampu dengan

...

kedalaman perairan pada tiga posisi pengukuran.. 45

Hubungan antara iluminasi cahaya pada perlakuan 12 lampu dengan

...

kedalaman perairan pada tiga posisi pengukuran 46

Hubungan antara iluminasi cahaya pada perlakuan 16 lampu dengan

...

kedalaman perairan pada tiga posisi pengukuran 46

Kontur sebaran iluminasi cahaya pada tiga posisi pengukuran untuk

perlakuan 8 lampu ... 47

Kontur sebaran iluminasi cahaya pada tiga posisi pengukuran untuk

perlakuan 12 lampu ... 48

Kontur sebaran iluminasi cahaya pada tiga posisi pengukuran untuk

perlakuan 16 lampu ... 48

...

Contoh echogram pengamatan dengan echosounder 5 1

Diagram proses tertangkapnya ikan pada operasi penangkapan dengan

...

(112)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Peta Lokasi kegiatan penelitian ... 63 Deskripsi Alat tangkap Mini Purse seine di Jepara ... 64

Data hasil tangkapan Mini Purse seine saat pelaksanaan percobaan ... 65

Data distribusi iluminasi cahaya pada kapal lampu mini purse seine

...

dengan 8 buah lampu halogen masing-masing 500 watt 67

Data distribusi ilurninasi cahaya pada kapal lampu mini purse seine

dengan 12 buah lampu halogen masing-masing 500 watt ... 68

Data distribusi iluminasi cahaya pada kapal lampu mini purse seine

dengan 16 buah lampu halogen masing-masing 500 watt ... 69

Uji normalitas hasil tangkapan mini purse seine yang rnenggunakan

(113)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perairan

mencapai 213 dari seluruh luas wilayah Indonesia. Luas perairan yang mencapai 5,8

juta km2 yang terbagi atas perairan teritorial 0,3 juta km2, perairan nusantara 2,8

juta dan ZEE 2,7 juta ion2. Walaupun dengan wilayah perairan yang luas, potensi

dan sumberdaya yang terkandung didalamnya masih belum optimal. Dari data yang didapat, pemanfastan potensi perikanan diwilayah Indonesia baru mencapai setengah

d m

potensi lestari yang dimiliki. Berdasarkan hasil evaluasi, potensi lestari

surnberdaya perikanan mencapai kurang lebih 4,5 juta todtahun dan potensi ZEE

sebesar 2,l Juta ton/tahun(Dahuri, 2000)

Sumberdaya hayati (ikan) merupakan bagian dari sumberdaya alam yang

memberikan andil sebagai penghasil devisa negara. Mengingat perikanan Indonesia

terdiri dari beberapa jenis dan ragarnnya (multi-species), maka pengembangan yang

mengacu pada peningkatan produksi (perikanan tangkap) mempunyai peluang yang

sangat besar untuk dikembangkan.

Didalarn mengeksploitasi suatu sumberdaya perikanan untuk suatu tujuan

keuntungan (terutama peningkatan kesejahteraan nelayan) yang pertama-tarna hams

diketahui adalah seberapa besar sumberdaya yang mendiami perairan tersebut. Upaya

lainnya mengetahui jenis (ragam) surnberdaya serta di mana clan kapan penangkapan

(114)

Mengutip sumber

dari

KOMNAS KAJIKANLUT (1998), potensi sumberdaya perikanan Indonesia sekitar 6 juta todtahun (6.167.940 ton), sebagian besar terdiri

dari ikan pelagis kecil (3.235.5000 ton) atau 52,54 %, disusul ikan demersal

(1.786,350 ton) atau 28,96 % dan ikan pelagis besar (975.050 ton) atau 15,81 %.

Sisanya terdiri dari ikan h a n g konsumsi, udang, lobster dan cumi-curni. Tentu saja

disamping kelompok-kelompok sumberdaya perikanan ini ada kelompok lain yang

barangkali secara nasional kurang berarti, seperti ubur-ubur, kepiting dan sebagainya.

Dari potensi sebesar itu, Jawa Tengah dapat memanfaatkan sebagian dari sumberdaya

yang terdapat di Laut Jawa (842.540 ton), yang sebagian besar terdiri dari ikan

pelagis kecil clan ikan demersal clan sebagian dari sumberdaya yang terdapat di Sarnudera Hindia (903.390 ton) yang sebagian besar terdiri

dari

ikan pelagis kecil dan ikan pelagis besar.

Awalnya cahaya lampu digunakan pada perairan dangkal dengan

menggunakan alat tangkap pukat pantai, jaring serok dan pancing. Pada tahun 1953

penggunaan cahaya lampu telah berkembang dengan cepat khususnya pada perikanan

bagan, tetapi sekarang tidak terbatas pada perikanan pantai saja tetapi juga pa&

perikanan lepas pantai (Ayodhyoa et.aE, 2001). Penggunaan cahaya lampu telah

banyak digunakan sebagai alat bantu pada penangkapan ikan pelagis kecil pada

perikanan pukat cincin (purse seine) dan bagan (Linting dan Wijopriono, 1993).

Perikanan dengan cahaya sudah dilakukan dengan banyak cara yang berbeda dan ada

berbagai teknik yang dipakai, pilihan metoda tergantung dari besamya faktor

pengembangan setiap tingkat teknologi pada suatu tempat dan pengembangan

(115)

Beberapa bentuk usaha penangkapan ikan dengan menggunakan cahaya

antara lain adalah perikanan pancing, jaring insang, pukat pantai, purse seine,

perikanan cwni-cumi, stick-held dipnet, perikanan pompa chzromila net dan jaring

angkat (Ben Yami,1987); d@et danake net di Jepang (Nomura,1985), sedangkan di

Indonesia penangkapan ikan dengan menggunakan cahaya contohnya adalah

penangkapan ikan lemuru di selat Bali, bagan di peraian pantai, payang oras dan sebagainya (Ayodhyoa, 198 1).

Prinsip menangkap ikan dengan purse seine, ialah dengan melingkari sesuatu

gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring pada bagian bawah dikerucutkan.

Purse seine merupakan jenis alat tangkap yang cukup dominan dipergwakan oleh

nelayan di Pantai Utara Jawa. Purse seine adalah alat tangkap yang cukup efisien

dalam menangkap ikan pelagis " pelagic shoaling species", selanjutnya dalam operasi

penangkapan ikan dengan purse seine digunakan juga alat bantu penangkapan berupa

lampu, serta penggunaan alat tangkap ini lebih dimunglunkan sebagai alat yang bisa

menggantikan trawl.

Degan demikian diperlukan kajian mengenai keterkaitan antara pemanfaatan

cahaya (Lampu) dengan jenis-jenis ikan yang tertangkap, dimana diharapkan dapat

memberikan gambaran mengenai jurnlah lampu yang ideal dalam perikanan mini

purse seine.

Perurnusan Masalah.

Usaha penangkapan purse seine merupakan kegiatan perikanan utama di

(116)

melingkarkan jaring pada kawanan ikan hingga terkurung, umumnya jenis ikan yang

ditangkap adalah jenis ikan pelagis dan bergerombol.

Cahaya merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan

kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine yang dioperasikan pada

malam hari Cahaya berfungsi untuk menghasilkan area penangkapan buatan

(artzjiciab Jishing ground), jika ikan-ikan belum terkurnpul pada sesuatu catchable area, ataupun jika ikan-ikan berada diluar kemampuan tangkap dari jaring, maka

haruslah diupayakan agar ikan-ikan itu terkurnpul ke catchable area. Salah satu upaya

untuk menghasilkan Catchable area atau suatu wilayah penangkapan yang baik

adalah dengan membentuk sebuah daerah penangkapan buatan (artificial fishing

ground).

Pengoperasian purse seine dengan menggunakan alat bantu lampu telah lama

dikenal nelayan. Jumlah lampu yang digunakan bervariasi tergantung kebiasaan

masyarakat setempat. Jumlah lampu yang digunakan akan berpengaruh terhadap

intensitas cahaya yang menembus perairan. Menurut Ben Yami (1987) ikan yang

bersifat fototaksis positip akan tertarik pada cahaya dengan intensitas tertentu.

Berdasarkan ha1 tersebut diatas maka diperlukan suatu infomasi tentang sejauh mana

pengaruh jumlah lampu pada perikanan mini purse seine terhadap hasil tangkapan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis hasil tangkapan mini purse seine yang menggunakan jumlah lampu

(117)

2. Mengetahui sebaran iluminasi cahaya pada pengoperasian mini purse seine yang

menggunakan jumlah iarnpu berbeda.

3. Mempelajari pola tingkah laku ikan terhadap cahaya melalui pengamatan

menggunakan echosounder.

Manfaat Penelitian.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan infonnasi mengenai perkembangan

teknologi penangkapan purse seine yang menggunakan cahaya lampu sebagai alat

bantu penangkapan. Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan

rnasukan bagi nelayan untuk dapat meningkatkan hasil usaha.

Hipotesis

Sebagai hipotesis pada penelitian ini adalah jumlah larnpu yang berbeda

(118)

TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah Usaha Perikanan Purse seine

Menwut Direktorat Jenderal (Dirjen) Perikanan (1991), purse seine adalah

sejenis alat tangkap yang terdiri dari jaring yang membentang antara tali ris atas yang

dilengkapi sejumlah pelampung dan tali ris bawah yang dipasang gelang-gelang.

Hubungan antara pelarnpung dan pemberatnya sangat erat agar jaring bisa membuka

dan membentang dengan baik. Purse seine atau pukat cincin adalah suatu alat yang

efektif untuk penangkapan jenis ikan pelagis yang gerombolannya besar (layang,

lemuru).

Di Indonesia khususnya di Jawa Tengah, usaha perikanan purse seine dimulai

di daerah Batang dimana pada tahun 1967 LPPL ( Lembaga Penelitian Perikanan

Laut ) memberikan pinjaman berupa satu unit purse seine yang terbuat dari bahan

kuralon dengan ukuran benang Dl15 sampai Dl25 dengan berat jaring 6 ton. Ukuran

panjang jaring adalah 400 meter dengan kedalaman 42 meter. Karena ukuran jaring

yang besar dan berat, sedang kapal yang disediakan adalah ukuran 7 ton maka

terpaksa jaring itu dipotong menjadi ukuran panjang 200 meter.

Dalam jurnal penelitian perikanan laut di Indonesia, Subani, (1989)

mengatakan bahwa alat tangkap purse seine banyak digunakan di Pantai Utara Jaws/

Jakarta, Cirebon, Batang, Pemalang, Tegal, Pekalongan, Juwana, Muncar dan Pantai

Selatan seperti Cilacap clan Prigi. Alat tangkap purse seine ada yang menamakannya

(119)

dikenalkan di Pantai Utara Jawa sejak tahun 1970-an dan ternyata mengalami

perkembangan yang pesat dibanding dengan alat tangkap yang lain.

Jenis

-

Jenis Purse seine

Pada dasarnya dikatakan bahwa purse seine adalah alat yang digunakan untuk

menangkap jenis-jenis ikan pelagis yang dekat dengan perrnukaan air dimana berupa

sebuah dinding jaring yang tergantung diantara "cork line" (ris atas) dan "lead line"

(ris bawah). Kemudian disebutkan pula bahwa pada lead line tersebut digantungkan

"purse", dimana pada ring tersebut "purse line" (tali kolor) yang fhgsinya untuk

mengerucutkan (menutup) jaring bagian bawah. Namun, bentuk dari purse seine

sendiri cukup banyak jenisnya.

Menurut Nomura dan Yamazaki (1977), berdasarkan bentuk dan

konstruksinya, purse seine dapat diklasifikasikan ke dalam dua bagian yaitu : jaring

yang berkantong dan jaring yang tidak berkantong. Berdasarkan bentuk dasarnya

purse seine dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Purse seine tipe Amerika dengan kapal tunggal

2. Purse seine tipe Jepang dengan kapal tunggal

3. Purse seine tipe Jepang dengan kapal ganda

Desain dan Konstruksi Purse seine

Menurut Ayodhyoa (1 98 I), secara garis besar jaring terdiri dari :

1. Kantong (bag) : bagian jaring tempat berkumpufnya ikan hasil tangkapan

pada proses pengambilan ikan ( Brailling);

(120)

3. Wing ( tubuh jaring) : bagian keseluruhan jaring purse seine;

4. Lead line (sinker line): tali tempat menempelnya pemberat;

5. Purse line : tali yang bergerak bebas melalui ring ;

6. Ring ( cincin) : cincin tempat bergeraknya purse line;

7. Bridle ring : tali pengikat cincin

Purse seine mempunyai ukuran yang relatif besar. Komponen alat tangkap

purse seine terdiri

d m

jaring (webbing), pelampung, pemberat, serta dilengkapi dengan tali kolor (purse iine) yang dilewatkan melalui cincin-cincin (rings) yang

diikatkan pada bagiiin bawah jaring. Bahan jaring mendapat perhatian penting, ha1 ini

dikarenakan agar jzring dapat membentang dengan baik serta dapat rnembentuk

kantong sewaktu dit arik.

Bahan jaring purse seine adalah nylon. Bahan ini dipilih karena mempunyai

keistimewaan, yaitu pintalan lebih kuat, penyerapan air kecil, resistance terhadap arus

berkurang, tensil stnfngth lebih besar dan ekonomisnya lebih tinggi (Sainsbury, 1996).

Ukuran matii jaring disesuaikan dengan jenis ikan yang akan ditangkap.

Semakin besar jenis ikan yang akan ditangkap semakin besar pula ukuran mata jaring

yang digunakan. Pmae seine mempunyai ukuran mata jaring yang berbeda. Ukuran

mata jaring terbesar adalah pada bagian sayap, dan makin ke arah kantong ukuran

mata jaring semakin mengecil.

Bahan pelampung terbuat dari plastik, sehingga daya apung yang didapat

cukup besar. Selain itu plastik tidak menghisap air dan tidak cepat rusak. Bahan

(121)

mudah berkarat

dan

tidak perlu membuka tali pemberat pa& walctu operasi alat tangkap.

Fungsi cincin adalah untuk tempat lewatnya tali koIor waktu ditarik agar

bagian bawah jaring dapat terkumpul. Bahan cincin terbuat dari besi anti karat. Untuk

mengumpulkan cincin atau bagian bawah, pada waktu operasi digunakan tali kolor

yang ditarik setelah jaring selesai dilingkarkan. Karena dengan terkurnpulnya cincin,

maka bagian bawah jaring akan terkumpul menjadi satu dan jaring akan berbentuk

seperti kantong. Tali kolor mempunyai ukwan yang terbesar di antara ukuran tali-tali

yang lain. Hal ini dikarenakan tali kolor memerlukan kekuatan yang cukup besar bila

dibandingkan dengan tali-tali yang lain (Subani, 19 89)

Di dalam purse seine terdapat serampat (sobadge), yaitu bagian dari jaring

yang lebih kuat dan berfungsi untuk memperkuat jaring akibat gesekan dari tarikan

pada saat operasi. Serampat ada tiga bagian, yaitu yang menghubungkan antara jaring

pokok dengan tali pelampung, jaring pokok dengan tali pemberat dan yang

menghubungkan tali samping dengan sayap (Dirjen, 199 1).

Metode

Penangkapan

Purse seine

Menurut Dirjen Perikanan (1991), cara pengoperasian alat tangkap purse seine

adalah dengan melingkari dan menutupi bagian bawah jaring. Setelah jaring

dilingkarkan dan tali kolor ditarik, maka alat ini membentuk kantong besar sehingga

ikan-ikan yang terkunrng di dalamnya tidak dapat meloloskan diri.

Alat tangkap purse seine biasanya dioperasikan di laut dalam dan tidak

(122)

dioperasikan dengan dua buah kapal. Dalam pengopersiannya kadang-kadang

dilengkapi dengan alat bantu berupa lampu atau rumpon yang berfungsi sebagai alat

pengumpul ikan.

Pengoperasian purse seine dapat dilakukan pada siang

dan

malam hari.

Penangkapan yang dilakukan pada saat matahari terbit, matahari terbenam, atau pada

malam hari ternyata hasilnya akan lebih baik bila dibandingkan pada waktu lainnya

(Di rjen Perikanan, 199 1).

Pemanfaatan Cahr~ya Lampu pada Aktivitas Penangbpsn Ikan

Sejak dahulu telah diketahui bahwa ada beberapa jenis cahaya yang

digunakan dalam renangkapan ikan, namun tidak diketahui sejak kapan manusia

menggunakan cahaya sebagai penangkap ikan ( Ben Yami, 1987). Nomura dan

Yamazaki (1977) nlenyatakan bahwa pada mulanya sumber cahaya yang digunakan

adalah obor yang t liperkirakan mempunyai intensitas cahaya sebesar 100 kandela,

setelah itu gas karbit dengan intensitas cahaya 100-1 000 kandela, diperkirakan pada

tahun

1930 muiai d gunakan l a m p minyak, setelah itu kemudian berkembang lampu listrik.

Purse seine digunakan untuk menangkap jenis ikan pelagis yang hidupnya

bergerombol. Lampu dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan ikan

karena adanya sifat fototaksis pada ikan. Secara langsung, cahaya dapat menarik

perhatian ikan yarig berfototaksis positif untuk berkurnpul. Contoh ikan yang

mempunyai sifat sellerti ini adalah ikan banyar, kembung, juwi, selar, dan cumi-cumi.

(123)

di sekitar cahaya di~pat menarik jenis ikan lain yang merupakan pernangsa

dari

ikan

kecil dan plankton t ~rsebut, contoh ikan dari golongan ini adalah tenggiri.

Baskoro et.crE (2000) menyatakan bahwa ikan yang mempunyai sifat respon

yang positif terhadap cahaya mempunyai peluang yang lebih besar untuk tertangkap

dibandingkan ikan-i kan yang mempunyai respon negatif terhadap cahaya. Tertariknya

beberapa jenis ikan pada cahaya disebabkan oleh beberapa hal, antara lain untuk

mencari intensitas cahaya yang optimum, rnencari makan dan untuk bergerombol

(Ben Yami, 1987).

Menurut Ben Yami (1987), aspek teknik cahaya yang diperhitungkan dan

satuan internasional yang dipakai adalah: intensitas cahaya dengan satuan candela

(cd); iluminasi cahqra dengan satuan lux (lx); kuat penyinaran dengan satuan lumen

Kedalaman lxnetrasi cahaya dalam laut tergantung pada beberapa faktor,

antara lain: absorbs1 cahaya oleh partikel-partikel air, panjang gelombang cahaya,

kecerahan air, pemzntulan cahaya oleh pennukaan laut, serta musim dan lintasan

geografis ( Nybakken, 1988). Iluminasi cahaya akan menurun dengan semakin

meningkatnya jarak

dari sumber cahaya tersebut dan nilainya akan lebih berkurang

apabila cahaya tersehut memasuki air (Ben Yami, 1987).

Peristiwa ter kumpulnya ikan di bawah cahaya dapat dibedakan sebagai

peristiwa langsung, yaitu ikan-ikan tertarik pada cahaya lalu terkumpul dan peristiwa

tidak langsung, yaitu karena cahaya akan membuat plankton-plankton berkurnpul

sehingga akan me] ldatangkan ikan-ikan yang menjadi target penangkapan

(124)

Ada dua pctla reaksi ikan terhadap cahaya, yaitu fototaksis dan fotokinesis.

Fototaksis merupakan gerakan spontan yang mendekati sumber cahaya atau menjauhi

cahaya. Gerakan slmntan yang mendekati swnber cahaya disebut fototaksis positip,

sedangkan gerakan spontan menjauhi cahaya disebut fototaksis negatif (Ben Yami,

1987).

Berbagai jenis spesies ikan menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap

cahaya. Ikan dari genus SardinelZa memerlukan waktu antara setengah jam hingga

dua jam atau lebih

untuk berkumpul disekitar cahaya lampu. Kadang-kadang ikan

genus Sardinella btbrkumpul dalarn jarak yang dekat dengan cahaya serta dapat lebih

didekatkan dengan nengurangi pencahayaan (Ben Yami,1988).

Faktor yang cukup krusial dalam penangkapan dengan lampu (Light fishing)

adalah kekuatan

&xi

cahaya lampu yang digunakan, di mana keberadaan cahaya

larnpu sendiri yang masuk/menembus perairan akan dipengaruhi kondisi cuaca saat

penangkapan (gela3 atau terang), Selanjutnya Verheyen (1959) mengemukakan

bahwa mekanisme t xtariknya ikan pada cahaya belwn diketahui dengan jelas, namun

diduga berkurnpu1n:ra ikan-ikan disebabkan oleh keinginan mencari intensitas cahaya

yang sesuai.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Dahrr, et.al (2001) dengan menggunakan

bagan bermotor m:nunjukkan bahwa hasil tangkapan terbaik diperoleh dengan

menggunakan lamllu 137 buah dibandingkan dengan bagan bermotor yang

menggunakan lamp

u

10 5 buah. Peningkatan ilurninasi cahaya akan mendorong
(125)

akan cenderung bedada pada suatu daerah yang mempunyai tingkat pencahayaan yang

optimal diterima oleh matanya.

Jenis Ikan yang Tertangkap dengan Alat Tangkap yang Menggunakan Alat Bantu Cahaya Lorinpu

Ben Yami (1988) menyebutkan bahwa terdapat tiga kelompok penting ikan yang tertangkap dengan menggunakan lampu yaitu: Ikan pelagis kecil group herring

( herring, sardin, sardinella, anchovy), Cumi-cumi, dan Saury. Ikan-ikan lainnya yang

tertarik dengan lanlpu diantaranya adalah ikan bonito,

dan

famili tuna; mackerel, scad.

Beberapa jenis ikan yang tertangkap dengan purse seine yang menggunakan

alat bantu lampu sangat bervariasi, diantaranya adalah ikan layang (Decapterus),

ikan banyar (Rastrdiger kanagurta), ikan kembung (Rastrelliger neglectus), ikan

selar (Selaroides lep~tolepsis), ikan siro (Amblygaster sim), ikan tembang (Sardinella

(126)

BAHAN DAN

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan selarna kurang lebih 8 (delapan) bulan, yaitu mulai dari

Desember 2001 sampai dengan Juli 2002, bertempat di Jepara Jawa Tengah.

Kegiatan penelitian meliputi :

(1) Survei terhadap lokasi penelitian untuk merancang percobaan penelitian pada

bulan Desember 200 1

-

Mei 2002.

(2) Percobaan penangkapan ikan dalarn penelitian ini dilaksanakan di Jepara Propinsi

Jawa Tengah dengan mengikuti aktivitas kapal mini purse seine yang beroperasi

di berbagai daerah penangkapan, Percobaan penangkapan dilaksanakan pada

bulan Juni 2002.

Bahan dan Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelidan ini adalah:

1. Kapal mini purse seine

2. Alat tangkap mini purse seine

3. Kapal larnpu sebanyak 3 buah sesuai dengan perlakuan yang akan diuji cobakan

4. Lampu halogen sebanyak 36 buah dengan merk Philips. Larnpu-lampu tersebut

berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 14 x 17 cm masing-masing

dengan daya 500 Watt.

5. Lampu pengkonsentrasi berupa lampu petromak berjurnlah 8 buah, yang tertata

(127)

6. Under Water Lux meter sebagai alat pengukuran sebaran cahaya yang masuk dalam perairan.

7. Echosounder merk F m o

8. Alat Navigasi GPS (Global Position System)

9. Timbangan; dipergunakan untuk menimbang hasil tangkapan.

10. Basket sebagai wadah pengelompokan ikan hasil tangkapan

1 1. Stopwatch sebagai alat pengukur waktu

12. Accu; digunakan sebagai power bagi echo sounder

13. Kalkulator

14. Perlengkapan alat tulis

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan 1 buah kapal mini purse seine yang

diikuWdilengkapi dengan 3 buah kapal lampu, masing-masing kapal lampu

dilengkapi dengan lampu halogen, adapun jumlah lampu yang dibawa masing-

masing kapal adalah sebagai berikut ini:

Kapal lampu ke satu membawa lampu sebanyak 8 buah dengan posisi pada kapal

adalah 4 sisi kiri clan 4 sisi kanan untuk selanjutnya dalam penelitian ini dijadikan

sebagai perlakuan 1 yang diberi simbol (KP 8) posisi secara jelas ditunjukkan

pada Gambar 1.

Kapal lampu ke dua dilengkapi dengan lampu halogen berjwnlah 12 buah dengan

posisi 6 sisi kiri dan 6 buah sisi kanan. Pada penelitian ini, kapal lampu kedua di

(128)

Kapal lampu ke tiga pada penelitian ini membawa larnpu sebanyak 16 buah.

Larnpu -1ampu tersebut ditempatksn pada dua sisi kapal, yaitu 8 sisi kiri dan 8

sisi kanan, untuk selanjutnya dijadikan perlakuan 3 den@ simbol

(KP

16)

(Gambar 3)

9P Posisi Pengukuran I1

P Posisi Pengukuran I11

[image:128.622.111.504.184.412.2]

Lampu Halogen (500 Watt)

Gambar 1. Posisi lampu dan posisi pengukuran pada kapal lampu yang menggunakan 8 buah larnpu

Q1 Posisi Pengukuran I1

[image:128.622.83.498.438.662.2]

rrP Posisi Pengukuran 111 Ed Lampu Halogen (500 Watt)

Gambar 2. Posisi lampu dan posisi pengukuran pada kapal lampu yang menggunakan

(129)

Posisi Pengukuran I 1Q Posisi Pengukuran TI P Posisi Pengukuran I11

[image:129.618.109.484.85.297.2]

ElLampu Halogen (500 Watt)

Gambar 3. Posisi lampu dan posisi pengukuran pada kapal lampu yang menggunakan 16 buah lampu

Penelitian ini diawali dengan keberangkatan kapal mini purse seine dan kapal

lampu ke daerah penangkapan, setelah sampai didaerah penangkapan kurang lebih

pada pukul 18.00 WIB lampu pada masing -masing kapal dihidupkan sampai pukul

23.00 WIB setelah itu dilanjutkan dengan pengwangan jumlah lampu yang

dinyalakan untuk selanjutnya dimatikan ketika lampu pengkonsentrasi sudah

diturunkan

dan

mendekati kapal lampu. Kemudian dilanjutkan dengan pelingkaran

gerombolan ikan oleh kapal mini purse seine kurang lebih 5 menit. Untuk

selanjutnya ditarik dan diangkat kemudian menuangkan ikan hasil tangkapan ke kapal

lampu yang ada yang membutuhkan waktu antara 45

-

60 menit. Proses berikutnya

dilanjutkan dengan menuju ke kapal lampu berikutnya, untuk melakukan ha1 yang

(130)

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok. Perlakuan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

KP8 Penggunaan delapan bwh larnpu halogen (4000 Watt)

KP 12 Penggunaan dua belas buah lampu halogen (6000 Watt)

KP16 Penggunaan enam belas buah lampu halogen (8000 Watt)

Sebagai ulangan dalam penelitian ini adalah jumlah setting, percobaan

penangkapan ikan masing-masing dilakukan 6 kali seting untuk masing -masing

perlakuan.

Model Matematis rancangan acak kelompok adalah sebagai berikut (Matjik

clan Sumertajaya, 2000):

Dimana : i = 1,2,3 dan j = 1,2

...,

r

Kj

Pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

p

Rataan Umum

A

Penganrh Perlakuan ke-i

8

Pengaruh kelompok ke-j

EY Pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

Adapun bagan rancangan percobaannya Qgambarkan sebagai berikut ini:

KP8 KP12 KP16 -12 KP16 KP8 KP16 KP8 KP12 ----b

---+

(131)

Metode Pengumpulan data

Data yang dikurnpulkan terdiri atas data hasil tangkapan setiap kali hauling,

pengukwan ilurninasi cahaya yang masuk dalam perairan.Untuk menjamin keabsahan

dan keakwatan suatu pengambilan data hasil tangkapan, maka dalam penelitian ini

dibangkitkan beberapa asurnsi yang mendasar, yaitu: setiap ekor ikan dari semua

spesies yang ada dalam perairan mempunyai peluang yang sama untuk tertangkap.

Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan berupa berat ikan selanjutnya

ditindaklanjuti dengan uji statistik, yaitu diawali dengan uji kenomalan dengan Plot

Anderson. dilanjutkan dengan pengujian aditifitas dan kehomogenan. j i b diperoleh

data yang tidak normal, tidak aditif, dan tidak homogen, maka perlu dilakukan

transformasi data berdasarkan prilaku sebaran dan selanjutnya ditakukan Analisis

(132)

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Letak geografis Kabupaten Jepara di antara 3" 23' 20"

-

4" 9' 35" BT dan 5"

43' 30"

-

6" 47' 44"LS. Bila dilihat dari peta Propinsi Jawa Tengah, Kabupaten Jepara terletak di sebelah Timur laut dan berbatasan langsung dengan:

Sebelah Barat adalah laut Jawa

Sebelah Utara adalah Laut Jawa

Sebelah Timur adalah Kabupaten Kudus dan Pati

Sebelah Selatan adalah Kabupaten Demak

Secara administratif Kabupaten Jepara terdiri atas tiga wilayah Pembantu

Bupati (Kawedanan) yaitu 12 Kecamatan dan 192 desaKelurahan. Luas wilayah

sebesar 1.004,132 krn2, memiliki topografi yang bervariasi meliputi dataran tinggi

(disekitar Gunung Muria dan Gunung Clering), dataran rendah dan daerah pantai.

Ketinggian tanah dari permukaan laut sangat bervariasi antara kecamatan satu dengan

kecamatan yang lainnya, tertinggi mencapai 1.301 m dan terendah 0 m. Bagian

terendah berada di sepanjang pantai dan bagian tertinggi terdapat dl kecarnatan Keling (kaki Gunung Muria), namun umumnya dapat dikatakan bahwa sebagian

besar wilayah Kabupaten Jepara berupa dataran rendah (BPS, 2000). Kabupaten

Jepara merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan laut, sehingga

kebanyakan penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan. Peta lokasi penelitian

(133)

Deskripsi Perikanan Lampu di Kabupaten Jepara

Pemanfaatan cahaya lampu di Kabupaten Jepara sudah cukup populer dan

lama digunakan oleh nelayan Jepara. Perkembangan penggunaan larnpu di Kabupaten

Jepara tidak terlepas dari perkembangan tekmlogi penangkapan ikan menggunakan

cahaya lampu yang digunakan oleh masyarakat pantai Utara Jawa seperti

Pekalongan, Pati, Rembang dan lain sebagainya. Sebagaimana hasil penelitian dari

Potier clan Petit (1995) di laut Jawa menyebutkan bahwa sesuai dengan tingkah laku

ikan dan kondisi kapal, maka dipakai rumpon dan lampu untuk mengurnpulkan ikan,

pada awalnya rumpon mempunyai peranan yang penting dan setelah tahun 1988

peranan tersebut digantikan oleh larnpu.

Beberapa alat tangkap yang menggunakan lampu sebagai alat bantu

penangkapan ikan (light fishing) yang ada di Kabupaten Jepara, yaitu: (1) jaring

angkat (Ilftnet) seperti bagan tancap, (2) pukat cincin (purse seine) dalam ha1 ini mini purse seine, (3) pancing (lines) seperti pancing ulur, pancing cumi, (4) jaring insang

(gillnet), (5) alat tongkap tombak yang lebih dikenal dengan sebutan "ngobor ".

Jenis lampu yang digunakan oleh nelayan Jepara terdiri atas lampu petromaks

dan larnpu listrik (lampu halogen, merkuri, dan neon). Jumlah lampu yang digunakan

cukup bervariasi tergantung tingkat kemampuan dari masing-masing nelayan,

umumnya nelayan yang berpenghasilan tinggi cenderung menggunakan jurnlah

lampu yang lebih banyak. Hal tersebut dikarenakan harga lampu cukup mahal.

Kebiasaan nelayan Jepara adalah selalu menambah jurnlah lampu jika mereka

(134)

ataupun panb&an nelayan bahwa semakin banyak lampu yang digunakan untuk

penangkapan ikan maka

akan dapat meningkatkan hasil tangkapan adalah sudah

cukup lama. Sehingga keyakinan atau p a n h g a n tersebut tentu agak sulit

untuk

dirubah.

Nelayan Jepara pada umumnya melakukan usaha penangkapan ikan dengan

mini purse seine hampir sepanjang tahun. Nelayan dalam melakukan operasi

penangkapan umumnya hanya satu malam dalam satu trip (one day fishing),

sedangkan waktu operasi dalam satu bulan adalah berkisar 15 trip sampai 20 trip

yaitu tepatnya saat bulan memasuki bulan gelap hingga berakhir bulan gelap. Tetapi

pada waktu tertentu yaitu memasuki bulan Agustus hingga September nelayan mini

purse seine Jepara umumnya beroperasi di perairan Karimunjawa sehingga fishing

base mereka berpindah di Karimunjawa.

Pada kapal mini purse seine menggunakan dua jenis l m p u untuk menarik

gerombolan ikan, yaitu lampu halogen atau merkury sebagai lampu pengumpul,

lampu selanjutnya adalah larnpu petromaks sebagai lampu pengkonsentrasi.

Deskripsi Perikanan Purse seine di Jepara

Purse seine yang digunakan oleh nelayan Jepara dapat dikategorikan sebagai

mini purse seine, karena ukuran alat tangkap

dan

kapasitas kapal yang relatif kecil

(lampiran 2), serta aktivitas pengoperasiannya adalah satu rnalarn dalam satu trip (one

dayfishing). Lokasi penangkapan yang relatif tidak jauh dari pantai clan karakter alat

(135)

didaerah pantai serta hidup bergerombol (scizooiingJsh) sesuai dengan karakter alat penangkapan mini purse seine.

Metode Pengoperasian Mini Purse Seine yang Menggunakan Lampu

Metode pengoperasian alat tangkap purse seine dengan menggunakan alat

bantu lampu yang dilakukan pada percobaan penangkapan ikan di Jepara adalah sama

halnya pengoperasian yang dilakukan oleh nelayan Jepara. Penangkapan ikan dengan

alat tangkap purse seine dilakukan melalui beberapa tahapan terdiri dari: tahap

mencari daerah penangkapan ikan Vshing ground), tahap penyalaan lampu

pengumpul, tahap menurunkan lampu pengkonsentrasi (Concentrating lamp), tahap

persiapan setting, tahap penangkapan (hauling), tahap mernindahkan ikan (brailling).

Tahap Mencari Daerah Fishing Ground

Kapal mini purse seine dan kapal lampu menuju daerah pemgkapan w i n g

ground) yang berjarak sekitar 20 km dari pusat pendaratan ikan, waktu yang

dibutuhkan untuk mencapai daerah penangkapan ikan yaitu kurang lebih 2 jam.

Setelah sampai di daerah penangkapan ikan Pshing ground), kemudian dilakukan

penurunan jangkar untuk sementara menunggu waktu mulai gelap yaitu hingga pukul

18.00 WIB.

Tahap Penyalaan Lampu Pengum pul

Tahap penyalaan lampu pengumpul atau sering juga disebut dengan lampu

pemikat (attracting Eight) pada kapal lampu (Eight boat) dan penghimpunan ikan,

(136)

pukul23.00 WIB. Menjelang penurunan alat tangkap pada puku123.00 nelayan mulai

mematikan satu

-

persatu lampu yang terpasang. Sebelurn semua lampu mati total

nelayan mulai menurunkan lampu pengkonsentrasi, jenis lampu pengkonsentrasi

adalah lampu petromaks berjurnlah 8 buah.

Tahap Persiapan Setting

Tahap persiapan setting merupakan tahap persiapan penangkapan. Pada saat

menjelang tengah malam yaitu sekitar pukul 23.30 WIB kapal mini purse seine

melakukan persiapan seting yaitu ditandai dengan turunnya lampu pengkonsentrasi.

Saat lampu pengkonsentrasi sudah diturunkan maka selanjutnya dilakukan

pelingkaran yang membutuhkan waktu antara 4 -5 menit. Setting dilakukan oleh

kapal mini purse seine searah jarum jam (clock wise) menebarkan mini purse seine

melingkari larnpu pengkonsentrasi, hingga kedudukan lampu pengkonsentrasi

terkurung oleh selwuh jaring, dan pada &r lintasan kapal mini purse seine

mendapatkan pelarnpung tanda.

Tahap Hauling

Setelah seluruh jaring tertabur dan d m tali selambar di peroleh kembali,

kemudian dilakukan hauling. Hauling dimulai dengan menarik tali kerut digulung

oleh purse line winch. Setelah seluruh tali kerut dan cincin kerut berada diatas kapal,

kemudian jaring ditarik dan dinaikkan kembali keatas kapal. Waktu yang dibutuhkan

(137)

Tahap Brailing

Tahap brailing adalah merupakan tahapan memindahkan ikan dari kantong

jaring purse seine ke atas dek kapal. Memindahkan menggunakan tangguk (brailling

net). Setelah seluruh rangkaian pengoperasian purse seine selesai dilanjutkan

pengoperasian kedua yaitu menuju kapal lampu. Sambil menuju kapal lampu

biasanya sebagian nelayan melakukan sorting terhadap ikan hasil tangkapan.

Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kapal lampu tidak lebih dari 15

menit. Pada pukul 00.45 kapal mini purFe seine mendekati kapal lampu, untuk

melakukan pengoperasian purse seine yang kedua. Biasanya pengoperasian purse

seine dilakukan hingga 4 -5 kali dalam satu malam. Pada Gambar 4 disajikan tentang

metode pengoperasian mini purse seine dengan alat bantu lampu.

[image:137.609.84.490.393.694.2]

1 I'enun~nan bendera tanda daii lampu penykonsentrasi untuk tnenggantikan pencahayaan yang sebelutnnya ada di kapal iatnp~t

(138)

Hasil Tangkapan Mini Purse Seine

Secara keseluruhan jenis-jenis ikan yang tertangkap pada percobaan

penangkapan ikan dengan mini purse seine yang menggunakan jumlah larnpu yang

berbeda adalah sebanyak 12 jenis, seperti tampak pada tabel 1. Komposisi hasil

tangkapan setiap perlakuan ditunjukkan pada Gambar 5,6 dan 7.

Tabel 1. Jenis-jenis ikan yang tertangkap selama percobaan penangkapan d e n p

mini purse seine yang menggunakan jumlah lampu yang berbeda

(

No

I

Nama Indonesia

1

Nama Lakal

1

Nama Inggris

I

Nama Ilmiah

1

I I I

1

1

Tembang

/

Juwi

I

Fringescale sardinella

/

Sardine~a~rnbriala

1

I I I

2

1

Japuh

/

Japuh

I

Round herring

1

Dussumiera acuta

-1

I I I I

3

/

Cumi-Cumi

I

Cumi

1

Squid

I

Lolzgo sp

-1

/

5

/

Selar

I

Selar

1

Hardtail scad

1

Selar

I

I t I

6

/

Pepetek

1

Petek

I

Black tipped ponyfish Leiognarhus sp

7

I I I

7

1

Kucul

I

Thunul

I

Obtuse barracuda

1

Sphyraena obrusate

-1

I I I

8

I

Kembung

/

Kembung

I

Striped mackerel

/

Rastrelliger sp

1

I

I

I

I

I

commerson

I

9

10

I I I

11

I

Tigawaja

1

Tigawaja

I

Silver pennah m a k e r

/

Pennahia argenta

-1

, I

12

1

Sardin

I

Tengkurungan

I

Spotted sardinella

1

Sardinella sirm

7

Man~ung

Tenggiri

M w ' W 3

Tenggiri

Giant catfish

Barred spanish mackerel

Arius Thalassinus

(139)

El Ternbang

N Pepetek

El Kucul

80 %

Tigawaja

Tenggiri

1

Garnbar 5. Komposisi total hasil tangkapan mini purse seine dengan 8 buah lampu halogen berdasarkan berat hasil tangkapan

Layur Tig awaja 48.34 %

[image:139.603.115.487.79.345.2]

26.09 %

Gambar 6. Komposisi total hasil tangkapan mini purse seine dengan 12 buah lampu halogen berdasarkan berat hasil tangkapan

t

l

Kembung

O

Pepetek

Selar I@ Kucul

Cud-cud

(140)

I

Japuh

/I

Tenggiri

O Tig awaja

Manyung

Gambar 7. Komposisi total hasil tangkapan mini purse seine dengan 16 buah lampu halogen berdasarkan berat hasil tangkapan

Hasil Tolngkapan Tembang (Sardinellafimbriata)

Tembang (Sardinella fimbriata) merupakan ikan yang paling dominan

tertangkap saat dilakukan percobaan penangkapan menggunakan mini purse seine.

Jumlah tangkapan tembang (Sardinella fimbriata) selama 18 kali operasi

penangkapan sebesar 6861 kg, dengan rata-rata hasil tangkapan setiap kali operasi

sebesar 381.1667 kg, selanjutnya rata-rata hasil tangkapan tembang (Sardinella

Jimbriata) selarna penelitian untuk masing-masing perlakuan setiap kali operasi

tampak pada Gambar 8.

Berdasarkan analisis ragam terhadap total berat hasil tangkapan tembang

(Sardinella Jimbriata) yang menggunakan jumlah lampu yang berbeda selarna 18 kali

[image:140.607.125.459.81.346.2]
(141)

tabel (Tabel 2). Hal ini berarti jumlah larnpu yang berbeda (8 lampu, 12 lampu, dan 16 larnpu) tidak berpengaruh terhacbp total hasil tangkapan tembang (Sardinella

Tabel 2. Analisis ragam total hasil tangkajm tembang (Sardinellaflmbriata) selama penelitian

8 12 16

JUMLAH LAMPU (BUAH)

[image:141.603.70.508.187.693.2]

L

1

(142)

Hasil Tangkapan Japuh (Dussumieria acuta)

Jumlah tangkapan ikan japuh (Dussumieria acuta) selarna penelitian dengan

18 kali operasi penangkapan adalah sebanyak 2976 kg dengan rata-rata tangkapan

dalarn satu kali operasi adalah 165.33 kg, sedangkan rata-rata hasil tangkapan setiap

kali operasi untuk masing-masing perlakuan ditunjukkan pada gambar 9.

8 12 16

[image:142.603.73.470.170.673.2]

JUM LAH LAMPU (BUAH)

Gambar 9. Rata-rata tangkapan japuh (Dussumieria ocuta) (kghaul) per operasi

selama penelitian

Hasil uji yang dilakukan terhadap data hasil tangkapan japuh (Dussumieria

(143)

layak untuk dilakukan uji sidik ragam terhadap data tersebut. Hasil analisis ragam

total hasil tangkapan japuh (D~ssumieria acuta) selama penelitian menunjukkan

bahwa F hitung lebih kecil dibandingkan F tabel, ha1 ini berarti bahwa perlakuan

yang diberikan tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Untuk selanjutnya tidak

[image:143.611.88.516.260.361.2]

perlu dilakukan uji lanjut. Hasil analisis ragam secara jelas tampak pada tabel 3.

Tabel 3. Analisis ragam total hasil tangkapan japuh (Dussumieria acuta) selarna

penelitian

Hasil Tangkapan Kembung (Rastrelliger sp) Swnber

Keragaman Perlakuan Blok Galat

.

Total

Jumlah tangkapan kembung (Rastrelliger sp) selama 18 kali operasi

penangkapan sebanyak 1026.3 kg dengan rata-rata tangkapan setiap kali operasi

sebesar 57.017 kg. Rata-rata hasil tangkapan kembung (Rastrelliger sp) setiap kali

operasi untuk masing-masing perlakuan tampak pada gambar 10.

berdasarkan analisis ragam terhadap hasil tangkapan kembung (Rastrelliger

sp) yang mengunakan jumlah lampu yang berbeda selama 18 kali operasi

penangkapan diperoleh nilai F hitung sebesar 0.12 yang lebih kecil dari F tabel. Hal

ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan terhadap hasil tangkapan kembmg

(Rastrelliger sp) yang menggunakan jumlah lampu yang berbeda. Hasil analisis

ragarn hasil tangkapan kembung (Rastrelliger sp) tarnpak pada tabel 4. Derajat Bebas 2 2 13 17 Jumlah Kuadrat 18060 19513 139349 176922 Kuadrat Tengah 9030 9756 10719

F Hitung

0.84

P

(144)
[image:144.603.74.507.102.651.2]

Tabel 4. Analisis ragarn total hasil tangkapan kembung (Rastrelliger sp) selama penelitian

Gambar 10. Rata-rata tangkapan kembung (Rastrelliger sp) (kg/haul) per operasi selama penelitian

Sumber Keragarnan Perlakuan Blok

. Galat Total Deraj at Bebas 2 2 13 17 Jumlah Kuadrat

(145)

Hasil Tangkapan Pepetek (Leiognathus sp)

Jumlah tangkapan pepetek (Leiognathus sp) dalam penelitian ini adalah

sebesar 887 kg dengan total pada masing-masing perlakuan tampak pQda Garnbar 1 1.

8 12 16

JUMLAH LAMPU (BUAH)

Gambar 11. Rata-rata tangkapan pepetek (Leiognathus sp) (kg/haul) per operasi selama penelitian

Dari hasil uji yang dilakukan terhadap data hasil tangkapan pepetek

(Leiognathus sp) ternyata data yang diperoleh mempunyai sifat menyebar normal,

dan ragamnya homogen. Sehingga layak untuk dilakukan uji sidik ragarn terhadap

[image:145.603.85.477.147.552.2]
(146)

yang menpnakan jurnlah lampu yang berbeda selarna 18 kali operasi penangkapan

diperoleh nilai F hitung sebesar 1.25 yang lebih kecil dari F tabel. Hal ini berarti

bahwa tidak terdapat perbedaan terhadap hasil tangkapan pepetek (Leiognathus sp)

yang menggunakan jumlah larnpu yang berbeda. Hasil analisis ragam hasil tangkapan

pepetek (Leiognathus sp) selama penelitian di tunjukkan pada tabel 5.

Tabel 5. Analisis ragam total hasil tangkapan pepetek (Leiognathus sp) selama penelitian

Hasil Tangkapan Selar (Selar crumenophthalmus)

Sumber Keragaman Perlakuan Blok Galat Total

Jumlah tangkapan selar (Selar crumenophthalmus) dalam penelitian ini

adalah sebesar 744.4 kg dengan rata-rata hasil tangkapan setiap kali operasi untuk

setiap perlakuan ditunjukhn pada Gambar 12.

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan terhadap data hasil tangkapan selar

(SeEar crumenophthalmus) ternyata data yang diperoleh mempunyai sifat menyebar

normal, dan ragamnya homogen. Sehingga layak untuk dilakukan uji sidik ragarn

terhadap data tersebut. Analisis ragam terhadap hasil tangkapan selar (Selar

crumenophthalmus) yang mengunakan jumlah lampu yang berbeda selama 18 kali

operasi penangkapan diperoleh nilai F hitung sebesar 0.20 yang lebih kecil dari F tabel. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan terhadap hasil tangkapan selar (Selar

[image:146.609.89.517.253.352.2]
(147)

ragam hasil tangkapan selar (Selar crumenophthalmus) selarna penelitian tarnpak

pada tabel 6.

Tabel 6. Analisis ragam total hasil tangkapan selar (Selar crumenophthalmus) selama

penelitian

8 12 16

JUMLAH LAMPU (BUAH)

[image:147.603.75.513.163.723.2]
(148)

Hasil Tangka pan Kucul (Sphyraena obtusate)

Jumlah tangkapan kucul (Sphyraena obtusate) dalam penelitian ini adalah

sebesar 196 kg dengan rata-rata hasil tangkapan setiap kali operasi masing-masing

perlakuan tarnpak pada Gambar 13.

--

I

JUM L A B LAM PU (BUAH)

I

L

Gambar 13. Rata-rata tangkapan kucul (Sphyraena obtusate) (kg/haul) per operasi selama penelitian.

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan terhadap data hasil tangkapan kucul

(Sphyraena obtusate) temyata data yang diperoleh mempunyai sifat menyebar

[image:148.603.75.476.174.644.2]
(149)

terhadap data tersebut. Analisis ragam terhadap hasil tangkapan kucul (Sphyraena

obtusate) yang mengunakan jumlah lampu yang berbeda (8 lampu, 12 lampu dan 16

lampu) selama 18 kali operasi penangkapan diperoleh nilai F hitung sebesar 1.3 1

yang Iebih kecil dari F tabel. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan terhadap hasil

tztngkapan kucul (Sphyraena obtusate) yang menggunakan jumlah lampu yang

berbeda. Hasil analisis ragam hasil tangkapan kucul (Sphyraena obtusate) selama

[image:149.611.87.520.319.407.2]

penelitian tampak pada tabel 7.

Tabel 7. Analisis ragam total hasil tangkapan kucul (Sphyraena obtusate) selarna penelitian

Hasil Tangka pan La yur (Trichiurus savala)

Jumlah tangkapan layur (Trichiurus savala) dalam penelitian ini adalah

sebesar 119.9 kg dengan rata-rats hasil tangkapan setiap kali operasi untuk masing-

masing perlakuan tampak pada Gambar 14.

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan terhadap data hasil tangkapan layur

(Trichiurus savala) ternyata data yang diperoleh mempunyai sifat menyebar normal,

dan ragamnya homogen. Sehingga layak untuk dilakukan uji sidik ragam terhadap

data tersebut. Analisis ragam terhadap hasil tangkapan layur (Trichiurus savala) yang

mengunakan jumlah lampu yang berbeda selarna 18 kali operasi penangkapan

diperoleh nilai F hitung sebesar 1.09 yang lebih kecil dari F tabel. Hal ini berarti tidak Sumber Keragaman Perlakuan Blok Galat Total Derajat Bebas 2 2 13 17 Jumlah Kuadrat 216.00 151.95 1070.58 1438.54 Kuadrat Tengah 108.00 75.98 82.35

F Hitung

1.31

P

(150)

terdapat perbedaan terhadap h a i l tangkapan layur (Trichiurus savala) yang

menggunakan jumlah lampu yang berbeda. Hasil analisis ragam hasil tangkapan layur

(Trichiurus savala) selama penelitian tampak pada tabel 8.

Tabel 8. Analisis ragam total hasil tangkapan layur (Trichiurus savala) selarna

penelitian

8 12 16

J U M L A H L A M P U ( B U A H ) Sumber Keragaman Perlakuan Blok Galat Total

u--

Gambar 14. Rata-rata tangkapan layur (Trichiurus savala) (kghaul) per operasi

selama penelitian. Derajat

Bebas 2 2

[image:150.603.76.507.178.713.2]
(151)

Hasil Tangkapan Cumi-cumi (Loligo sp)

Jumlah tangkapan curni-cumi (Loligo sp) dalam penelitian ini adalah sebesar

196 kg dengan rata-rata hasil tangkapan setiap kali opaasi untuk masing-masing

perlakuan tampak pada Gambar 15.

8 12 16

[image:151.603.78.468.179.614.2]

J U M L A H L A M P U (BUAH)

Gambar

Gambar 1. Posisi lampu dan posisi pengukuran pada kapal lampu yang menggunakan
Gambar 3. Posisi lampu dan posisi pengukuran pada kapal lampu yang menggunakan 16 buah lampu
Gambar 4. Pengoperasian purse seine di Jepara dengan alat bantu lampu
Gambar 6. Komposisi total hasil tangkapan mini purse seine dengan 12 buah lampu halogen berdasarkan berat hasil tangkapan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini, perbandingan dilakukan dengan caar melakukan analisis internal control SI Akademik Satya Wacana berdasarkan domain pada COBIT framework yang

Hasil dari penelitian tersebut adalah suatu sistem e-learning berbasis knowledge management yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar

Tidak dapat dipungkiri bahwasannya banyak dari nasabah perbankan adalah rationale market yaitu nasabah yang berfikir secara rasional akan sebuah tindakan perbankan

“Bapak Tua sebenarnya tidak masalahnya kalau Maktuamu ini bermain judi karena Bapak Tua tahu bagaimana perasaannya dan yang dipikirannya, pasti Maktuamu stres karena mikirin

Simpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Karang Tengah.. PHBS yang

 Normal : Menampilkan secara lengkap outline presentasi, isi slide dan catatan pada slide tersebut Slide Sorter : Menampilkan secara keseluruhan dari slide yang Anda buat dalam

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bray (2015) yang menjelaskan bahwa kejadian trauma akibat bencana alam, pelecehan seksual, pola asuh yang salah, interaksi sosial yang tidak

pendapat anak-anak dalam proses kegiatan pembelajaran dalam tema pengenalan keanekaragaman suku ras agama. Mayoritas guru RA yang ada telah memiliki sikap moderat