ANALISIS HASIL TANGKAPAN MINI PURSE SEINE
MENGGUNAKAN JUMLAH LAMPU YANG BERBEDA.
OLEH:
AGUS SUHERMAN
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
AGUS SUHERMAN. Analisis Hasil Tangkapan Mini Purse Seine Menggunakan
Jumlah Lampu yang Berbeda. Dibimbing Oleh
MULYONO
S BASKORO danBAMBANG MURDIYANTO
Cahaya merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine yang dioperasikan pa&
malam hari. Cahaya berfwngsi
untuk
menghasilkan area penangkapan buatan(artrficial fishing ground), jika ikan-ikan belum terkumpul pada sesuatu catchable area, ataupun jika ikan-ikan berada diluar kemampuan tangkap dari jaring, maka haruslah diupayakan agar ikan-ikan itu terkurnpul dalam suatu wilayah penangkapan catchable area. Salah satu upaya untuk menghasilkan Catchable area atau suatu wilayah penangkapan yang baik adalah dengan membentuk sebuah daerah
penangkapan buatan (artrfciaE$shing ground).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil tangkapan mini purse seine menggunakan jumlah lampu yang berbeda, mengetahui sebaran iluminasi cahaya pada pengoperasian mini purse seine yang menggunakan jumlah lampu berbeda,mempelajari pola tingkah laku ikan terhadap cahaya melalui pengarnatan menggunakan echosounder.
Hasil penelitian tentang analisis hail tangkapan mini purse seine
menggunakan jumlah lampu yang berbeda yang di lakukan di perairan Jepara,
Propinsi Jawa Tengah, menunjukkan bahwa: 1) penggunaan jumlah lampu yang berbeda (8 lampu, 12 larnpu dan 16 larnpu) pada perilcanan mini purse seine tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil tangkapan, 2) sebaran iluminasi
cahaya lampu halogen antar perlakuan menunjukkan kemampuan daya tembus yang
hanya sedikit perbedaanya, yaitu hingga kedalaman 26 m untuk perlakuan 8 lampu,
kedalaman 29 meter untuk perlakuan 12 lampu, dan kedalaman 31 meter untuk
SURAT
PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa pernyataan dalam tesis saya yang
berj udul:
ANALISIS HASIL TANGKAPAN MINI PURSE SEINE
MENGGUNAKAN JUMLAH LAMPU YANG BERBEDA
Merupakan gagasan atau hasil penelitian tesis saya sendiri, dengan pembimbingan
komisi pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Tesis ini
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan
tinggi lain.
Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat
diperiksa kebenarannya.
AGUS SUHERMAN
ANALISIS
HASIL
TANGKAPAN MINI PURSE SEINE
MENGGUNAKAN
JUMLAEI
LAMPU YANG BERBEDA.
AGUS SUHERMAN
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Teknologi Kelautan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
Judul Tesis : Analisis Hasil Tangkapan Mini Purse Seine Menggunakan Jumlah Larnpu
yang
Berbeda.Nama : Agus Suherman
NRP : P26500002
Program Studi : Teknologi Kelautan
Menyetuj ui, 1. Komisi Pembimbing
/
Dr.lr. Mulyono S Baskoro. MSc Dr. Ir. Barnbang Murdivanto.MScKetua ARiWta
Prof Dr. Ir. Daniel R.Monintja
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Agus Suherrnan, dilahirkan di Desa Penawar, Kecamatan
Gedung Aji, Kabupaten Tulang Bawang, Propinsi Lampung, pada tanggal 03 Agustus
1976, Putra ke tujuh dari tujuh bersaudara dari Pasangan Usman PPS dan Marfu'ah.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Bina Bumi
Menggala, Larnpung, Tahun 1989, lulus dari SMP Negeri Gedung Aji, Menggala,
Tahun 1 99 1. Pada Tahun 1994 Penulis Iulus dari SMA Negeri I Menggala, Larnpung.
Tahun 1994 Penulis di terima di Universitas Diponegoro pada Jurusan Perikanan
melalui Jalur Program Seleksi Siswa Berpotensi (PSSB) Lulus Strata 1 tahun 1998.
Tahun 2000 penulis memperoleh kesempatan untuk melanjutkan pen&dikan
ke jenjang S2 dengan beasiswa BPPS dan diterima di Program Studi Teknologi
Kelautan
PB.
Penulis saat ini bekerja sebagai staf pengajar Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan Universitas Diponegoro (UNDIP) mulai tahun 1999.
Penulis telah menikah dengan Tristiana Yuniarti, S.Pi dan telah dikarunia
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Msha
Kuasa senantiasa penulis panjatkan,karena atas segala limpahan rahmat dan hidayah -Nyalah sehingga tesis ini berhasil
diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini ialah "Analisis Hasil
Tangkapan Mini Purse Seine Menggunakan Jumlah Lampu yang Berbeda". Pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih yang setulusnya
kepada Bapak Dr. Ir. Mulyona S Baskoro, MSc dan Bapak Dr. Bambang Murdiyanto,
MSc selaku pembimbing atas saran dan arahan beliau berdua kepada penulis mulai
dari persiapan penelitian sampai selesainya tesis ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Dr. SuSaeman Martasuganda,MSc seEaku dosen penguji yang
telah memberikan saran dan kritik yang bersuti untuk perbaikan tesis ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas
Diponegoro, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP, Ketua Jwusan
Perikanan UNDIP, serta Ketua Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
(PSP) UNDIP, yang telah memberikan kesempatan mengikuti pendidikan di Program
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Penghargaan penulis berikan kepada Bapak Wahywh (Nakhoda Kapal) serta
seluruh ABK yang terlibat pada penelitian ini, serta mahasiswa PSP UNDIP (Eko,
Budi, Ernowo, Indra) yang telah membantu penelitian ini.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh keluarga, serta
kepada istri dan anak saya atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2002
DAFTAR
IS1
Halaman DAFTAR TABEL ... vii
... DAFTARGAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
Latar Belakang ... 1 Perurnusan Masalah .
.
... 3 Tujuan Penelltian ... 4 Manfaat Penelitian .... . 5
Hipotesis Penehtlan ... 5
TINJAUAN PUSTAKA ... 6
...
Sejarah Usaha Perikanan Purse seine 6
Jenis-jenis Purse seine ... 7 ...
Desain dan kontruksi Purse seine 7
Metode Pengoperasian Purse seine ... 9
Cahaya Lampu Pada Aktivitas Penangkapan Ikan ... 10 Jenis Ikan Tertangkap dengan Mini Purse seine yang Menggunakan
...
Alat Bantu Cahaya Lampu 13
BAHAN DAN METODE ... 14 ...
Waktu dan Tempat 14
Bahan dan Alat ... 14 Prosedur Penelitian ... 15 Rancangan Percobaan ... 18 Metode Pengurnpulan Data ... 19 Analisis Data ... 19
HASIL PENELITIAN ... 20
Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 20 Deskripsi Perikanan Lampu di Kabupaten Jepara ... 21 Deskripsi Perikanan Purse seine di Jepara ... 22
Metode Pengoperasian Mini Purse seine yang Menggunakan Lampu ... 23
...
Sebaran Ikan di Lokasi Penangkapan
PEMBAHASAN ... Proses Tertangkapnya Ikan pada Mini Purse seine dengan Alat
... Bantu Cahaya
...
Hasil Tangkapan Mini Purse seine Saat Percobaan
Iluminasi Cahaya ...
...
Keberadaan Ikan di Sekitar Cahaya
...
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ...
Saran ...
DAFTAR TABEL
.Tenis-jenis ikan yang tertangkap selama percobaan penangkapan
dengan mini purse seine yang menggunakan jumlah lampu yang
...
berbeda 26
Analisis ragam total hasil tangkapan tembang (Sardinellafimbriata)
...
selama penelitian 29
Analisis ragam total hasil tangkapan japuh (Dussumieria acuta)
selama penelitian ... 3 1
Analisis ragam total hasil tangkapan kembung (Rastrelliger sp)
selama penelitian ... 32
Analisis ragam total hasil tangkapan pepetek (Leiognathus sp)
selama penelitian ... 34
Analisis ragam total hasil tangkapan selar (Selar crumenophthalmus)
selamapenelitian ... 35
Analisis ragam total hasil tangkapan kucul (Sphyraena obtusate)
selama penelitian ... 37
Analisis ragam total hasil tangkapan layur (Trichiurus savala) ...
selama penelitian 3 8
Analisis ragam total hasil tangkapan cumi-cumi (Loligo sp)
...
selama penelitian 40
Analisis ragam total hasil tangkapan sardin (Sardinella sirm)
selama penelitian ... 4 1
Analisis ragam total hasil tangkapan tenggiri (Scomberomorus commerson)
...
...selama penelitian
.,.,.
43Analisis ragam total h i 1 tangkapan tigawaja (Pennahza argenta)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Posisi lampu dan posisi pengukuran pada kapal lampu yang
...
Menggunakan 8 buah lampu 16
Posisi lampu dan posisi pengukuran pada kapal lampu yang
...
Menggunakan 12 buah lampu 16
Posisi lampu dan posisi pengukwan pa& kapal lampu yang
Menggunakan 16 buah lampu ... 17 Pengoperasian purse seine di Jepara dengan alat bantu lampu ... 25
Komposisi total hasil tangkapan mini purse seine dengan 8 buah lampu
halogen berdasarkan berat hasil tangkapan ... 27 Komposisi total hasil tangkapan mini purse seine dengan 12 buah larnpu
halogen berdasarkan berat hasil tangkapan ... 27 Komposisi total hasil tangkapan mini purse seine dengan 16 buah lampu
halogen berdasarkan berat hasil tangkapan ... 28 Rata-rata tangkapan tembang (Sardinellafimbriata) (kg/haul)
per operasi selarna penelitian ... 29 Rata-rata tangkapan japuh (Dussumieria acuta) (kg/haul)
...
per operasi selama penelitian 30
Rata-rata tangkapan kembung (Rastrelliger sp) (kgkaul)
...
per operasi selama penelitian 32
Rata-rata tangkapan pepetek (Leiognathus sp) (kg/haul)
per operasi selama penelitian ... 33 Rata-rata tangkapan selar (Selar crumenophthalmus) (kghaul)
per operasi selama penelitian
...
35 Rata-rata tangkapan kucul (Sphyraena obtusate) (kg/haul)per operasi selama penelitian ... 36
Rata-rata tangkapan layur (Trichiurus savala) (kg/haul)
Rata-rata tangkapan cwni-cumi (Loligo sp) (kglhaul)
...
per operasi selama penelitian 39
Rata-rata tangkapan sardin (Sardinella sirm) (kglhaul)
...
per operasi selarna penelitian 4 1
Rata-rata tangkapan tenggiri (Scomberomorus commerson) (kghaul)
...
per operasi selarna penelitian 42
Rata-rata tangkapan tigawaja (Pennahia argenta) (kghaul)
...
per operasi selama penelitian 44
Hubungan antara iluminasi cahaya pada perlakuan 8 lampu dengan
...
kedalaman perairan pada tiga posisi pengukuran.. 45
Hubungan antara iluminasi cahaya pada perlakuan 12 lampu dengan
...
kedalaman perairan pada tiga posisi pengukuran 46
Hubungan antara iluminasi cahaya pada perlakuan 16 lampu dengan
...
kedalaman perairan pada tiga posisi pengukuran 46
Kontur sebaran iluminasi cahaya pada tiga posisi pengukuran untuk
perlakuan 8 lampu ... 47
Kontur sebaran iluminasi cahaya pada tiga posisi pengukuran untuk
perlakuan 12 lampu ... 48
Kontur sebaran iluminasi cahaya pada tiga posisi pengukuran untuk
perlakuan 16 lampu ... 48
...
Contoh echogram pengamatan dengan echosounder 5 1
Diagram proses tertangkapnya ikan pada operasi penangkapan dengan
...
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Peta Lokasi kegiatan penelitian ... 63 Deskripsi Alat tangkap Mini Purse seine di Jepara ... 64
Data hasil tangkapan Mini Purse seine saat pelaksanaan percobaan ... 65
Data distribusi iluminasi cahaya pada kapal lampu mini purse seine
...
dengan 8 buah lampu halogen masing-masing 500 watt 67
Data distribusi ilurninasi cahaya pada kapal lampu mini purse seine
dengan 12 buah lampu halogen masing-masing 500 watt ... 68
Data distribusi iluminasi cahaya pada kapal lampu mini purse seine
dengan 16 buah lampu halogen masing-masing 500 watt ... 69
Uji normalitas hasil tangkapan mini purse seine yang rnenggunakan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perairan
mencapai 213 dari seluruh luas wilayah Indonesia. Luas perairan yang mencapai 5,8
juta km2 yang terbagi atas perairan teritorial 0,3 juta km2, perairan nusantara 2,8
juta dan ZEE 2,7 juta ion2. Walaupun dengan wilayah perairan yang luas, potensi
dan sumberdaya yang terkandung didalamnya masih belum optimal. Dari data yang didapat, pemanfastan potensi perikanan diwilayah Indonesia baru mencapai setengah
d m
potensi lestari yang dimiliki. Berdasarkan hasil evaluasi, potensi lestarisurnberdaya perikanan mencapai kurang lebih 4,5 juta todtahun dan potensi ZEE
sebesar 2,l Juta ton/tahun(Dahuri, 2000)
Sumberdaya hayati (ikan) merupakan bagian dari sumberdaya alam yang
memberikan andil sebagai penghasil devisa negara. Mengingat perikanan Indonesia
terdiri dari beberapa jenis dan ragarnnya (multi-species), maka pengembangan yang
mengacu pada peningkatan produksi (perikanan tangkap) mempunyai peluang yang
sangat besar untuk dikembangkan.
Didalarn mengeksploitasi suatu sumberdaya perikanan untuk suatu tujuan
keuntungan (terutama peningkatan kesejahteraan nelayan) yang pertama-tarna hams
diketahui adalah seberapa besar sumberdaya yang mendiami perairan tersebut. Upaya
lainnya mengetahui jenis (ragam) surnberdaya serta di mana clan kapan penangkapan
Mengutip sumber
dari
KOMNAS KAJIKANLUT (1998), potensi sumberdaya perikanan Indonesia sekitar 6 juta todtahun (6.167.940 ton), sebagian besar terdiridari ikan pelagis kecil (3.235.5000 ton) atau 52,54 %, disusul ikan demersal
(1.786,350 ton) atau 28,96 % dan ikan pelagis besar (975.050 ton) atau 15,81 %.
Sisanya terdiri dari ikan h a n g konsumsi, udang, lobster dan cumi-curni. Tentu saja
disamping kelompok-kelompok sumberdaya perikanan ini ada kelompok lain yang
barangkali secara nasional kurang berarti, seperti ubur-ubur, kepiting dan sebagainya.
Dari potensi sebesar itu, Jawa Tengah dapat memanfaatkan sebagian dari sumberdaya
yang terdapat di Laut Jawa (842.540 ton), yang sebagian besar terdiri dari ikan
pelagis kecil clan ikan demersal clan sebagian dari sumberdaya yang terdapat di Sarnudera Hindia (903.390 ton) yang sebagian besar terdiri
dari
ikan pelagis kecil dan ikan pelagis besar.Awalnya cahaya lampu digunakan pada perairan dangkal dengan
menggunakan alat tangkap pukat pantai, jaring serok dan pancing. Pada tahun 1953
penggunaan cahaya lampu telah berkembang dengan cepat khususnya pada perikanan
bagan, tetapi sekarang tidak terbatas pada perikanan pantai saja tetapi juga pa&
perikanan lepas pantai (Ayodhyoa et.aE, 2001). Penggunaan cahaya lampu telah
banyak digunakan sebagai alat bantu pada penangkapan ikan pelagis kecil pada
perikanan pukat cincin (purse seine) dan bagan (Linting dan Wijopriono, 1993).
Perikanan dengan cahaya sudah dilakukan dengan banyak cara yang berbeda dan ada
berbagai teknik yang dipakai, pilihan metoda tergantung dari besamya faktor
pengembangan setiap tingkat teknologi pada suatu tempat dan pengembangan
Beberapa bentuk usaha penangkapan ikan dengan menggunakan cahaya
antara lain adalah perikanan pancing, jaring insang, pukat pantai, purse seine,
perikanan cwni-cumi, stick-held dipnet, perikanan pompa chzromila net dan jaring
angkat (Ben Yami,1987); d@et danake net di Jepang (Nomura,1985), sedangkan di
Indonesia penangkapan ikan dengan menggunakan cahaya contohnya adalah
penangkapan ikan lemuru di selat Bali, bagan di peraian pantai, payang oras dan sebagainya (Ayodhyoa, 198 1).
Prinsip menangkap ikan dengan purse seine, ialah dengan melingkari sesuatu
gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring pada bagian bawah dikerucutkan.
Purse seine merupakan jenis alat tangkap yang cukup dominan dipergwakan oleh
nelayan di Pantai Utara Jawa. Purse seine adalah alat tangkap yang cukup efisien
dalam menangkap ikan pelagis " pelagic shoaling species", selanjutnya dalam operasi
penangkapan ikan dengan purse seine digunakan juga alat bantu penangkapan berupa
lampu, serta penggunaan alat tangkap ini lebih dimunglunkan sebagai alat yang bisa
menggantikan trawl.
Degan demikian diperlukan kajian mengenai keterkaitan antara pemanfaatan
cahaya (Lampu) dengan jenis-jenis ikan yang tertangkap, dimana diharapkan dapat
memberikan gambaran mengenai jurnlah lampu yang ideal dalam perikanan mini
purse seine.
Perurnusan Masalah.
Usaha penangkapan purse seine merupakan kegiatan perikanan utama di
melingkarkan jaring pada kawanan ikan hingga terkurung, umumnya jenis ikan yang
ditangkap adalah jenis ikan pelagis dan bergerombol.
Cahaya merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan
kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine yang dioperasikan pada
malam hari Cahaya berfungsi untuk menghasilkan area penangkapan buatan
(artzjiciab Jishing ground), jika ikan-ikan belum terkurnpul pada sesuatu catchable area, ataupun jika ikan-ikan berada diluar kemampuan tangkap dari jaring, maka
haruslah diupayakan agar ikan-ikan itu terkurnpul ke catchable area. Salah satu upaya
untuk menghasilkan Catchable area atau suatu wilayah penangkapan yang baik
adalah dengan membentuk sebuah daerah penangkapan buatan (artificial fishing
ground).
Pengoperasian purse seine dengan menggunakan alat bantu lampu telah lama
dikenal nelayan. Jumlah lampu yang digunakan bervariasi tergantung kebiasaan
masyarakat setempat. Jumlah lampu yang digunakan akan berpengaruh terhadap
intensitas cahaya yang menembus perairan. Menurut Ben Yami (1987) ikan yang
bersifat fototaksis positip akan tertarik pada cahaya dengan intensitas tertentu.
Berdasarkan ha1 tersebut diatas maka diperlukan suatu infomasi tentang sejauh mana
pengaruh jumlah lampu pada perikanan mini purse seine terhadap hasil tangkapan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis hasil tangkapan mini purse seine yang menggunakan jumlah lampu
2. Mengetahui sebaran iluminasi cahaya pada pengoperasian mini purse seine yang
menggunakan jumlah iarnpu berbeda.
3. Mempelajari pola tingkah laku ikan terhadap cahaya melalui pengamatan
menggunakan echosounder.
Manfaat Penelitian.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan infonnasi mengenai perkembangan
teknologi penangkapan purse seine yang menggunakan cahaya lampu sebagai alat
bantu penangkapan. Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan
rnasukan bagi nelayan untuk dapat meningkatkan hasil usaha.
Hipotesis
Sebagai hipotesis pada penelitian ini adalah jumlah larnpu yang berbeda
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah Usaha Perikanan Purse seine
Menwut Direktorat Jenderal (Dirjen) Perikanan (1991), purse seine adalah
sejenis alat tangkap yang terdiri dari jaring yang membentang antara tali ris atas yang
dilengkapi sejumlah pelampung dan tali ris bawah yang dipasang gelang-gelang.
Hubungan antara pelarnpung dan pemberatnya sangat erat agar jaring bisa membuka
dan membentang dengan baik. Purse seine atau pukat cincin adalah suatu alat yang
efektif untuk penangkapan jenis ikan pelagis yang gerombolannya besar (layang,
lemuru).
Di Indonesia khususnya di Jawa Tengah, usaha perikanan purse seine dimulai
di daerah Batang dimana pada tahun 1967 LPPL ( Lembaga Penelitian Perikanan
Laut ) memberikan pinjaman berupa satu unit purse seine yang terbuat dari bahan
kuralon dengan ukuran benang Dl15 sampai Dl25 dengan berat jaring 6 ton. Ukuran
panjang jaring adalah 400 meter dengan kedalaman 42 meter. Karena ukuran jaring
yang besar dan berat, sedang kapal yang disediakan adalah ukuran 7 ton maka
terpaksa jaring itu dipotong menjadi ukuran panjang 200 meter.
Dalam jurnal penelitian perikanan laut di Indonesia, Subani, (1989)
mengatakan bahwa alat tangkap purse seine banyak digunakan di Pantai Utara Jaws/
Jakarta, Cirebon, Batang, Pemalang, Tegal, Pekalongan, Juwana, Muncar dan Pantai
Selatan seperti Cilacap clan Prigi. Alat tangkap purse seine ada yang menamakannya
dikenalkan di Pantai Utara Jawa sejak tahun 1970-an dan ternyata mengalami
perkembangan yang pesat dibanding dengan alat tangkap yang lain.
Jenis
-
Jenis Purse seinePada dasarnya dikatakan bahwa purse seine adalah alat yang digunakan untuk
menangkap jenis-jenis ikan pelagis yang dekat dengan perrnukaan air dimana berupa
sebuah dinding jaring yang tergantung diantara "cork line" (ris atas) dan "lead line"
(ris bawah). Kemudian disebutkan pula bahwa pada lead line tersebut digantungkan
"purse", dimana pada ring tersebut "purse line" (tali kolor) yang fhgsinya untuk
mengerucutkan (menutup) jaring bagian bawah. Namun, bentuk dari purse seine
sendiri cukup banyak jenisnya.
Menurut Nomura dan Yamazaki (1977), berdasarkan bentuk dan
konstruksinya, purse seine dapat diklasifikasikan ke dalam dua bagian yaitu : jaring
yang berkantong dan jaring yang tidak berkantong. Berdasarkan bentuk dasarnya
purse seine dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Purse seine tipe Amerika dengan kapal tunggal
2. Purse seine tipe Jepang dengan kapal tunggal
3. Purse seine tipe Jepang dengan kapal ganda
Desain dan Konstruksi Purse seine
Menurut Ayodhyoa (1 98 I), secara garis besar jaring terdiri dari :
1. Kantong (bag) : bagian jaring tempat berkumpufnya ikan hasil tangkapan
pada proses pengambilan ikan ( Brailling);
3. Wing ( tubuh jaring) : bagian keseluruhan jaring purse seine;
4. Lead line (sinker line): tali tempat menempelnya pemberat;
5. Purse line : tali yang bergerak bebas melalui ring ;
6. Ring ( cincin) : cincin tempat bergeraknya purse line;
7. Bridle ring : tali pengikat cincin
Purse seine mempunyai ukuran yang relatif besar. Komponen alat tangkap
purse seine terdiri
d m
jaring (webbing), pelampung, pemberat, serta dilengkapi dengan tali kolor (purse iine) yang dilewatkan melalui cincin-cincin (rings) yangdiikatkan pada bagiiin bawah jaring. Bahan jaring mendapat perhatian penting, ha1 ini
dikarenakan agar jzring dapat membentang dengan baik serta dapat rnembentuk
kantong sewaktu dit arik.
Bahan jaring purse seine adalah nylon. Bahan ini dipilih karena mempunyai
keistimewaan, yaitu pintalan lebih kuat, penyerapan air kecil, resistance terhadap arus
berkurang, tensil stnfngth lebih besar dan ekonomisnya lebih tinggi (Sainsbury, 1996).
Ukuran matii jaring disesuaikan dengan jenis ikan yang akan ditangkap.
Semakin besar jenis ikan yang akan ditangkap semakin besar pula ukuran mata jaring
yang digunakan. Pmae seine mempunyai ukuran mata jaring yang berbeda. Ukuran
mata jaring terbesar adalah pada bagian sayap, dan makin ke arah kantong ukuran
mata jaring semakin mengecil.
Bahan pelampung terbuat dari plastik, sehingga daya apung yang didapat
cukup besar. Selain itu plastik tidak menghisap air dan tidak cepat rusak. Bahan
mudah berkarat
dan
tidak perlu membuka tali pemberat pa& walctu operasi alat tangkap.Fungsi cincin adalah untuk tempat lewatnya tali koIor waktu ditarik agar
bagian bawah jaring dapat terkumpul. Bahan cincin terbuat dari besi anti karat. Untuk
mengumpulkan cincin atau bagian bawah, pada waktu operasi digunakan tali kolor
yang ditarik setelah jaring selesai dilingkarkan. Karena dengan terkurnpulnya cincin,
maka bagian bawah jaring akan terkumpul menjadi satu dan jaring akan berbentuk
seperti kantong. Tali kolor mempunyai ukwan yang terbesar di antara ukuran tali-tali
yang lain. Hal ini dikarenakan tali kolor memerlukan kekuatan yang cukup besar bila
dibandingkan dengan tali-tali yang lain (Subani, 19 89)
Di dalam purse seine terdapat serampat (sobadge), yaitu bagian dari jaring
yang lebih kuat dan berfungsi untuk memperkuat jaring akibat gesekan dari tarikan
pada saat operasi. Serampat ada tiga bagian, yaitu yang menghubungkan antara jaring
pokok dengan tali pelampung, jaring pokok dengan tali pemberat dan yang
menghubungkan tali samping dengan sayap (Dirjen, 199 1).
Metode
Penangkapan
Purse seineMenurut Dirjen Perikanan (1991), cara pengoperasian alat tangkap purse seine
adalah dengan melingkari dan menutupi bagian bawah jaring. Setelah jaring
dilingkarkan dan tali kolor ditarik, maka alat ini membentuk kantong besar sehingga
ikan-ikan yang terkunrng di dalamnya tidak dapat meloloskan diri.
Alat tangkap purse seine biasanya dioperasikan di laut dalam dan tidak
dioperasikan dengan dua buah kapal. Dalam pengopersiannya kadang-kadang
dilengkapi dengan alat bantu berupa lampu atau rumpon yang berfungsi sebagai alat
pengumpul ikan.
Pengoperasian purse seine dapat dilakukan pada siang
dan
malam hari.Penangkapan yang dilakukan pada saat matahari terbit, matahari terbenam, atau pada
malam hari ternyata hasilnya akan lebih baik bila dibandingkan pada waktu lainnya
(Di rjen Perikanan, 199 1).
Pemanfaatan Cahr~ya Lampu pada Aktivitas Penangbpsn Ikan
Sejak dahulu telah diketahui bahwa ada beberapa jenis cahaya yang
digunakan dalam renangkapan ikan, namun tidak diketahui sejak kapan manusia
menggunakan cahaya sebagai penangkap ikan ( Ben Yami, 1987). Nomura dan
Yamazaki (1977) nlenyatakan bahwa pada mulanya sumber cahaya yang digunakan
adalah obor yang t liperkirakan mempunyai intensitas cahaya sebesar 100 kandela,
setelah itu gas karbit dengan intensitas cahaya 100-1 000 kandela, diperkirakan pada
tahun
1930 muiai d gunakan l a m p minyak, setelah itu kemudian berkembang lampu listrik.Purse seine digunakan untuk menangkap jenis ikan pelagis yang hidupnya
bergerombol. Lampu dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan ikan
karena adanya sifat fototaksis pada ikan. Secara langsung, cahaya dapat menarik
perhatian ikan yarig berfototaksis positif untuk berkurnpul. Contoh ikan yang
mempunyai sifat sellerti ini adalah ikan banyar, kembung, juwi, selar, dan cumi-cumi.
di sekitar cahaya di~pat menarik jenis ikan lain yang merupakan pernangsa
dari
ikankecil dan plankton t ~rsebut, contoh ikan dari golongan ini adalah tenggiri.
Baskoro et.crE (2000) menyatakan bahwa ikan yang mempunyai sifat respon
yang positif terhadap cahaya mempunyai peluang yang lebih besar untuk tertangkap
dibandingkan ikan-i kan yang mempunyai respon negatif terhadap cahaya. Tertariknya
beberapa jenis ikan pada cahaya disebabkan oleh beberapa hal, antara lain untuk
mencari intensitas cahaya yang optimum, rnencari makan dan untuk bergerombol
(Ben Yami, 1987).
Menurut Ben Yami (1987), aspek teknik cahaya yang diperhitungkan dan
satuan internasional yang dipakai adalah: intensitas cahaya dengan satuan candela
(cd); iluminasi cahqra dengan satuan lux (lx); kuat penyinaran dengan satuan lumen
Kedalaman lxnetrasi cahaya dalam laut tergantung pada beberapa faktor,
antara lain: absorbs1 cahaya oleh partikel-partikel air, panjang gelombang cahaya,
kecerahan air, pemzntulan cahaya oleh pennukaan laut, serta musim dan lintasan
geografis ( Nybakken, 1988). Iluminasi cahaya akan menurun dengan semakin
meningkatnya jarak
dari sumber cahaya tersebut dan nilainya akan lebih berkurang
apabila cahaya tersehut memasuki air (Ben Yami, 1987).
Peristiwa ter kumpulnya ikan di bawah cahaya dapat dibedakan sebagai
peristiwa langsung, yaitu ikan-ikan tertarik pada cahaya lalu terkumpul dan peristiwa
tidak langsung, yaitu karena cahaya akan membuat plankton-plankton berkurnpul
sehingga akan me] ldatangkan ikan-ikan yang menjadi target penangkapan
Ada dua pctla reaksi ikan terhadap cahaya, yaitu fototaksis dan fotokinesis.
Fototaksis merupakan gerakan spontan yang mendekati sumber cahaya atau menjauhi
cahaya. Gerakan slmntan yang mendekati swnber cahaya disebut fototaksis positip,
sedangkan gerakan spontan menjauhi cahaya disebut fototaksis negatif (Ben Yami,
1987).
Berbagai jenis spesies ikan menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap
cahaya. Ikan dari genus SardinelZa memerlukan waktu antara setengah jam hingga
dua jam atau lebih
untuk berkumpul disekitar cahaya lampu. Kadang-kadang ikan
genus Sardinella btbrkumpul dalarn jarak yang dekat dengan cahaya serta dapat lebih
didekatkan dengan nengurangi pencahayaan (Ben Yami,1988).
Faktor yang cukup krusial dalam penangkapan dengan lampu (Light fishing)
adalah kekuatan
&xi
cahaya lampu yang digunakan, di mana keberadaan cahayalarnpu sendiri yang masuk/menembus perairan akan dipengaruhi kondisi cuaca saat
penangkapan (gela3 atau terang), Selanjutnya Verheyen (1959) mengemukakan
bahwa mekanisme t xtariknya ikan pada cahaya belwn diketahui dengan jelas, namun
diduga berkurnpu1n:ra ikan-ikan disebabkan oleh keinginan mencari intensitas cahaya
yang sesuai.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Dahrr, et.al (2001) dengan menggunakan
bagan bermotor m:nunjukkan bahwa hasil tangkapan terbaik diperoleh dengan
menggunakan lamllu 137 buah dibandingkan dengan bagan bermotor yang
menggunakan lamp
u
10 5 buah. Peningkatan ilurninasi cahaya akan mendorongakan cenderung bedada pada suatu daerah yang mempunyai tingkat pencahayaan yang
optimal diterima oleh matanya.
Jenis Ikan yang Tertangkap dengan Alat Tangkap yang Menggunakan Alat Bantu Cahaya Lorinpu
Ben Yami (1988) menyebutkan bahwa terdapat tiga kelompok penting ikan yang tertangkap dengan menggunakan lampu yaitu: Ikan pelagis kecil group herring
( herring, sardin, sardinella, anchovy), Cumi-cumi, dan Saury. Ikan-ikan lainnya yang
tertarik dengan lanlpu diantaranya adalah ikan bonito,
dan
famili tuna; mackerel, scad.Beberapa jenis ikan yang tertangkap dengan purse seine yang menggunakan
alat bantu lampu sangat bervariasi, diantaranya adalah ikan layang (Decapterus),
ikan banyar (Rastrdiger kanagurta), ikan kembung (Rastrelliger neglectus), ikan
selar (Selaroides lep~tolepsis), ikan siro (Amblygaster sim), ikan tembang (Sardinella
BAHAN DAN
METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan selarna kurang lebih 8 (delapan) bulan, yaitu mulai dari
Desember 2001 sampai dengan Juli 2002, bertempat di Jepara Jawa Tengah.
Kegiatan penelitian meliputi :
(1) Survei terhadap lokasi penelitian untuk merancang percobaan penelitian pada
bulan Desember 200 1
-
Mei 2002.(2) Percobaan penangkapan ikan dalarn penelitian ini dilaksanakan di Jepara Propinsi
Jawa Tengah dengan mengikuti aktivitas kapal mini purse seine yang beroperasi
di berbagai daerah penangkapan, Percobaan penangkapan dilaksanakan pada
bulan Juni 2002.
Bahan dan Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelidan ini adalah:
1. Kapal mini purse seine
2. Alat tangkap mini purse seine
3. Kapal larnpu sebanyak 3 buah sesuai dengan perlakuan yang akan diuji cobakan
4. Lampu halogen sebanyak 36 buah dengan merk Philips. Larnpu-lampu tersebut
berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 14 x 17 cm masing-masing
dengan daya 500 Watt.
5. Lampu pengkonsentrasi berupa lampu petromak berjurnlah 8 buah, yang tertata
6. Under Water Lux meter sebagai alat pengukuran sebaran cahaya yang masuk dalam perairan.
7. Echosounder merk F m o
8. Alat Navigasi GPS (Global Position System)
9. Timbangan; dipergunakan untuk menimbang hasil tangkapan.
10. Basket sebagai wadah pengelompokan ikan hasil tangkapan
1 1. Stopwatch sebagai alat pengukur waktu
12. Accu; digunakan sebagai power bagi echo sounder
13. Kalkulator
14. Perlengkapan alat tulis
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan 1 buah kapal mini purse seine yang
diikuWdilengkapi dengan 3 buah kapal lampu, masing-masing kapal lampu
dilengkapi dengan lampu halogen, adapun jumlah lampu yang dibawa masing-
masing kapal adalah sebagai berikut ini:
Kapal lampu ke satu membawa lampu sebanyak 8 buah dengan posisi pada kapal
adalah 4 sisi kiri clan 4 sisi kanan untuk selanjutnya dalam penelitian ini dijadikan
sebagai perlakuan 1 yang diberi simbol (KP 8) posisi secara jelas ditunjukkan
pada Gambar 1.
Kapal lampu ke dua dilengkapi dengan lampu halogen berjwnlah 12 buah dengan
posisi 6 sisi kiri dan 6 buah sisi kanan. Pada penelitian ini, kapal lampu kedua di
Kapal lampu ke tiga pada penelitian ini membawa larnpu sebanyak 16 buah.
Larnpu -1ampu tersebut ditempatksn pada dua sisi kapal, yaitu 8 sisi kiri dan 8
sisi kanan, untuk selanjutnya dijadikan perlakuan 3 den@ simbol
(KP
16)(Gambar 3)
9P Posisi Pengukuran I1
P Posisi Pengukuran I11
[image:128.622.111.504.184.412.2]Lampu Halogen (500 Watt)
Gambar 1. Posisi lampu dan posisi pengukuran pada kapal lampu yang menggunakan 8 buah larnpu
Q1 Posisi Pengukuran I1
[image:128.622.83.498.438.662.2]rrP Posisi Pengukuran 111 Ed Lampu Halogen (500 Watt)
Gambar 2. Posisi lampu dan posisi pengukuran pada kapal lampu yang menggunakan
Posisi Pengukuran I 1Q Posisi Pengukuran TI P Posisi Pengukuran I11
[image:129.618.109.484.85.297.2]ElLampu Halogen (500 Watt)
Gambar 3. Posisi lampu dan posisi pengukuran pada kapal lampu yang menggunakan 16 buah lampu
Penelitian ini diawali dengan keberangkatan kapal mini purse seine dan kapal
lampu ke daerah penangkapan, setelah sampai didaerah penangkapan kurang lebih
pada pukul 18.00 WIB lampu pada masing -masing kapal dihidupkan sampai pukul
23.00 WIB setelah itu dilanjutkan dengan pengwangan jumlah lampu yang
dinyalakan untuk selanjutnya dimatikan ketika lampu pengkonsentrasi sudah
diturunkan
dan
mendekati kapal lampu. Kemudian dilanjutkan dengan pelingkarangerombolan ikan oleh kapal mini purse seine kurang lebih 5 menit. Untuk
selanjutnya ditarik dan diangkat kemudian menuangkan ikan hasil tangkapan ke kapal
lampu yang ada yang membutuhkan waktu antara 45
-
60 menit. Proses berikutnyadilanjutkan dengan menuju ke kapal lampu berikutnya, untuk melakukan ha1 yang
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok. Perlakuan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
KP8 Penggunaan delapan bwh larnpu halogen (4000 Watt)
KP 12 Penggunaan dua belas buah lampu halogen (6000 Watt)
KP16 Penggunaan enam belas buah lampu halogen (8000 Watt)
Sebagai ulangan dalam penelitian ini adalah jumlah setting, percobaan
penangkapan ikan masing-masing dilakukan 6 kali seting untuk masing -masing
perlakuan.
Model Matematis rancangan acak kelompok adalah sebagai berikut (Matjik
clan Sumertajaya, 2000):
Dimana : i = 1,2,3 dan j = 1,2
...,
rKj
Pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-jp
Rataan UmumA
Penganrh Perlakuan ke-i8
Pengaruh kelompok ke-jEY Pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
Adapun bagan rancangan percobaannya Qgambarkan sebagai berikut ini:
KP8 KP12 KP16 -12 KP16 KP8 KP16 KP8 KP12 ----b
---+
Metode Pengumpulan data
Data yang dikurnpulkan terdiri atas data hasil tangkapan setiap kali hauling,
pengukwan ilurninasi cahaya yang masuk dalam perairan.Untuk menjamin keabsahan
dan keakwatan suatu pengambilan data hasil tangkapan, maka dalam penelitian ini
dibangkitkan beberapa asurnsi yang mendasar, yaitu: setiap ekor ikan dari semua
spesies yang ada dalam perairan mempunyai peluang yang sama untuk tertangkap.
Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan berupa berat ikan selanjutnya
ditindaklanjuti dengan uji statistik, yaitu diawali dengan uji kenomalan dengan Plot
Anderson. dilanjutkan dengan pengujian aditifitas dan kehomogenan. j i b diperoleh
data yang tidak normal, tidak aditif, dan tidak homogen, maka perlu dilakukan
transformasi data berdasarkan prilaku sebaran dan selanjutnya ditakukan Analisis
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Letak geografis Kabupaten Jepara di antara 3" 23' 20"
-
4" 9' 35" BT dan 5"43' 30"
-
6" 47' 44"LS. Bila dilihat dari peta Propinsi Jawa Tengah, Kabupaten Jepara terletak di sebelah Timur laut dan berbatasan langsung dengan:Sebelah Barat adalah laut Jawa
Sebelah Utara adalah Laut Jawa
Sebelah Timur adalah Kabupaten Kudus dan Pati
Sebelah Selatan adalah Kabupaten Demak
Secara administratif Kabupaten Jepara terdiri atas tiga wilayah Pembantu
Bupati (Kawedanan) yaitu 12 Kecamatan dan 192 desaKelurahan. Luas wilayah
sebesar 1.004,132 krn2, memiliki topografi yang bervariasi meliputi dataran tinggi
(disekitar Gunung Muria dan Gunung Clering), dataran rendah dan daerah pantai.
Ketinggian tanah dari permukaan laut sangat bervariasi antara kecamatan satu dengan
kecamatan yang lainnya, tertinggi mencapai 1.301 m dan terendah 0 m. Bagian
terendah berada di sepanjang pantai dan bagian tertinggi terdapat dl kecarnatan Keling (kaki Gunung Muria), namun umumnya dapat dikatakan bahwa sebagian
besar wilayah Kabupaten Jepara berupa dataran rendah (BPS, 2000). Kabupaten
Jepara merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan laut, sehingga
kebanyakan penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan. Peta lokasi penelitian
Deskripsi Perikanan Lampu di Kabupaten Jepara
Pemanfaatan cahaya lampu di Kabupaten Jepara sudah cukup populer dan
lama digunakan oleh nelayan Jepara. Perkembangan penggunaan larnpu di Kabupaten
Jepara tidak terlepas dari perkembangan tekmlogi penangkapan ikan menggunakan
cahaya lampu yang digunakan oleh masyarakat pantai Utara Jawa seperti
Pekalongan, Pati, Rembang dan lain sebagainya. Sebagaimana hasil penelitian dari
Potier clan Petit (1995) di laut Jawa menyebutkan bahwa sesuai dengan tingkah laku
ikan dan kondisi kapal, maka dipakai rumpon dan lampu untuk mengurnpulkan ikan,
pada awalnya rumpon mempunyai peranan yang penting dan setelah tahun 1988
peranan tersebut digantikan oleh larnpu.
Beberapa alat tangkap yang menggunakan lampu sebagai alat bantu
penangkapan ikan (light fishing) yang ada di Kabupaten Jepara, yaitu: (1) jaring
angkat (Ilftnet) seperti bagan tancap, (2) pukat cincin (purse seine) dalam ha1 ini mini purse seine, (3) pancing (lines) seperti pancing ulur, pancing cumi, (4) jaring insang
(gillnet), (5) alat tongkap tombak yang lebih dikenal dengan sebutan "ngobor ".
Jenis lampu yang digunakan oleh nelayan Jepara terdiri atas lampu petromaks
dan larnpu listrik (lampu halogen, merkuri, dan neon). Jumlah lampu yang digunakan
cukup bervariasi tergantung tingkat kemampuan dari masing-masing nelayan,
umumnya nelayan yang berpenghasilan tinggi cenderung menggunakan jurnlah
lampu yang lebih banyak. Hal tersebut dikarenakan harga lampu cukup mahal.
Kebiasaan nelayan Jepara adalah selalu menambah jurnlah lampu jika mereka
ataupun panb&an nelayan bahwa semakin banyak lampu yang digunakan untuk
penangkapan ikan maka
akan dapat meningkatkan hasil tangkapan adalah sudah
cukup lama. Sehingga keyakinan atau p a n h g a n tersebut tentu agak sulit
untuk
dirubah.Nelayan Jepara pada umumnya melakukan usaha penangkapan ikan dengan
mini purse seine hampir sepanjang tahun. Nelayan dalam melakukan operasi
penangkapan umumnya hanya satu malam dalam satu trip (one day fishing),
sedangkan waktu operasi dalam satu bulan adalah berkisar 15 trip sampai 20 trip
yaitu tepatnya saat bulan memasuki bulan gelap hingga berakhir bulan gelap. Tetapi
pada waktu tertentu yaitu memasuki bulan Agustus hingga September nelayan mini
purse seine Jepara umumnya beroperasi di perairan Karimunjawa sehingga fishing
base mereka berpindah di Karimunjawa.
Pada kapal mini purse seine menggunakan dua jenis l m p u untuk menarik
gerombolan ikan, yaitu lampu halogen atau merkury sebagai lampu pengumpul,
lampu selanjutnya adalah larnpu petromaks sebagai lampu pengkonsentrasi.
Deskripsi Perikanan Purse seine di Jepara
Purse seine yang digunakan oleh nelayan Jepara dapat dikategorikan sebagai
mini purse seine, karena ukuran alat tangkap
dan
kapasitas kapal yang relatif kecil(lampiran 2), serta aktivitas pengoperasiannya adalah satu rnalarn dalam satu trip (one
dayfishing). Lokasi penangkapan yang relatif tidak jauh dari pantai clan karakter alat
didaerah pantai serta hidup bergerombol (scizooiingJsh) sesuai dengan karakter alat penangkapan mini purse seine.
Metode Pengoperasian Mini Purse Seine yang Menggunakan Lampu
Metode pengoperasian alat tangkap purse seine dengan menggunakan alat
bantu lampu yang dilakukan pada percobaan penangkapan ikan di Jepara adalah sama
halnya pengoperasian yang dilakukan oleh nelayan Jepara. Penangkapan ikan dengan
alat tangkap purse seine dilakukan melalui beberapa tahapan terdiri dari: tahap
mencari daerah penangkapan ikan Vshing ground), tahap penyalaan lampu
pengumpul, tahap menurunkan lampu pengkonsentrasi (Concentrating lamp), tahap
persiapan setting, tahap penangkapan (hauling), tahap mernindahkan ikan (brailling).
Tahap Mencari Daerah Fishing Ground
Kapal mini purse seine dan kapal lampu menuju daerah pemgkapan w i n g
ground) yang berjarak sekitar 20 km dari pusat pendaratan ikan, waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai daerah penangkapan ikan yaitu kurang lebih 2 jam.
Setelah sampai di daerah penangkapan ikan Pshing ground), kemudian dilakukan
penurunan jangkar untuk sementara menunggu waktu mulai gelap yaitu hingga pukul
18.00 WIB.
Tahap Penyalaan Lampu Pengum pul
Tahap penyalaan lampu pengumpul atau sering juga disebut dengan lampu
pemikat (attracting Eight) pada kapal lampu (Eight boat) dan penghimpunan ikan,
pukul23.00 WIB. Menjelang penurunan alat tangkap pada puku123.00 nelayan mulai
mematikan satu
-
persatu lampu yang terpasang. Sebelurn semua lampu mati totalnelayan mulai menurunkan lampu pengkonsentrasi, jenis lampu pengkonsentrasi
adalah lampu petromaks berjurnlah 8 buah.
Tahap Persiapan Setting
Tahap persiapan setting merupakan tahap persiapan penangkapan. Pada saat
menjelang tengah malam yaitu sekitar pukul 23.30 WIB kapal mini purse seine
melakukan persiapan seting yaitu ditandai dengan turunnya lampu pengkonsentrasi.
Saat lampu pengkonsentrasi sudah diturunkan maka selanjutnya dilakukan
pelingkaran yang membutuhkan waktu antara 4 -5 menit. Setting dilakukan oleh
kapal mini purse seine searah jarum jam (clock wise) menebarkan mini purse seine
melingkari larnpu pengkonsentrasi, hingga kedudukan lampu pengkonsentrasi
terkurung oleh selwuh jaring, dan pada &r lintasan kapal mini purse seine
mendapatkan pelarnpung tanda.
Tahap Hauling
Setelah seluruh jaring tertabur dan d m tali selambar di peroleh kembali,
kemudian dilakukan hauling. Hauling dimulai dengan menarik tali kerut digulung
oleh purse line winch. Setelah seluruh tali kerut dan cincin kerut berada diatas kapal,
kemudian jaring ditarik dan dinaikkan kembali keatas kapal. Waktu yang dibutuhkan
Tahap Brailing
Tahap brailing adalah merupakan tahapan memindahkan ikan dari kantong
jaring purse seine ke atas dek kapal. Memindahkan menggunakan tangguk (brailling
net). Setelah seluruh rangkaian pengoperasian purse seine selesai dilanjutkan
pengoperasian kedua yaitu menuju kapal lampu. Sambil menuju kapal lampu
biasanya sebagian nelayan melakukan sorting terhadap ikan hasil tangkapan.
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kapal lampu tidak lebih dari 15
menit. Pada pukul 00.45 kapal mini purFe seine mendekati kapal lampu, untuk
melakukan pengoperasian purse seine yang kedua. Biasanya pengoperasian purse
seine dilakukan hingga 4 -5 kali dalam satu malam. Pada Gambar 4 disajikan tentang
metode pengoperasian mini purse seine dengan alat bantu lampu.
[image:137.609.84.490.393.694.2]1 I'enun~nan bendera tanda daii lampu penykonsentrasi untuk tnenggantikan pencahayaan yang sebelutnnya ada di kapal iatnp~t
Hasil Tangkapan Mini Purse Seine
Secara keseluruhan jenis-jenis ikan yang tertangkap pada percobaan
penangkapan ikan dengan mini purse seine yang menggunakan jumlah larnpu yang
berbeda adalah sebanyak 12 jenis, seperti tampak pada tabel 1. Komposisi hasil
tangkapan setiap perlakuan ditunjukkan pada Gambar 5,6 dan 7.
Tabel 1. Jenis-jenis ikan yang tertangkap selama percobaan penangkapan d e n p
mini purse seine yang menggunakan jumlah lampu yang berbeda
(
NoI
Nama Indonesia1
Nama Lakal1
Nama InggrisI
Nama Ilmiah1
I I I
1
1
Tembang/
JuwiI
Fringescale sardinella/
Sardine~a~rnbriala1
I I I
2
1
Japuh/
JapuhI
Round herring1
Dussumiera acuta-1
I I I I
3
/
Cumi-CumiI
Cumi1
SquidI
Lolzgo sp-1
/
5/
SelarI
Selar1
Hardtail scad1
SelarI
I t I
6
/
Pepetek1
PetekI
Black tipped ponyfish Leiognarhus sp7
I I I
7
1
KuculI
ThunulI
Obtuse barracuda1
Sphyraena obrusate-1
I I I
8
I
Kembung/
KembungI
Striped mackerel/
Rastrelliger sp1
I
I
I
I
I
commersonI
9
10
I I I
11
I
Tigawaja1
TigawajaI
Silver pennah m a k e r/
Pennahia argenta-1
, I
12
1
SardinI
TengkurunganI
Spotted sardinella1
Sardinella sirm7
Man~ung
Tenggiri
M w ' W 3
Tenggiri
Giant catfish
Barred spanish mackerel
Arius Thalassinus
El Ternbang
N Pepetek
El Kucul
80 %
Tigawaja
Tenggiri
1
Garnbar 5. Komposisi total hasil tangkapan mini purse seine dengan 8 buah lampu halogen berdasarkan berat hasil tangkapan
Layur Tig awaja 48.34 %
[image:139.603.115.487.79.345.2]26.09 %
Gambar 6. Komposisi total hasil tangkapan mini purse seine dengan 12 buah lampu halogen berdasarkan berat hasil tangkapan
t
l
KembungO
PepetekSelar I@ Kucul
Cud-cud
I
Japuh/I
Tenggiri
O Tig awaja
Manyung
Gambar 7. Komposisi total hasil tangkapan mini purse seine dengan 16 buah lampu halogen berdasarkan berat hasil tangkapan
Hasil Tolngkapan Tembang (Sardinellafimbriata)
Tembang (Sardinella fimbriata) merupakan ikan yang paling dominan
tertangkap saat dilakukan percobaan penangkapan menggunakan mini purse seine.
Jumlah tangkapan tembang (Sardinella fimbriata) selama 18 kali operasi
penangkapan sebesar 6861 kg, dengan rata-rata hasil tangkapan setiap kali operasi
sebesar 381.1667 kg, selanjutnya rata-rata hasil tangkapan tembang (Sardinella
Jimbriata) selarna penelitian untuk masing-masing perlakuan setiap kali operasi
tampak pada Gambar 8.
Berdasarkan analisis ragam terhadap total berat hasil tangkapan tembang
(Sardinella Jimbriata) yang menggunakan jumlah lampu yang berbeda selarna 18 kali
[image:140.607.125.459.81.346.2]tabel (Tabel 2). Hal ini berarti jumlah larnpu yang berbeda (8 lampu, 12 lampu, dan 16 larnpu) tidak berpengaruh terhacbp total hasil tangkapan tembang (Sardinella
Tabel 2. Analisis ragam total hasil tangkajm tembang (Sardinellaflmbriata) selama penelitian
8 12 16
JUMLAH LAMPU (BUAH)
[image:141.603.70.508.187.693.2]L
1
Hasil Tangkapan Japuh (Dussumieria acuta)
Jumlah tangkapan ikan japuh (Dussumieria acuta) selarna penelitian dengan
18 kali operasi penangkapan adalah sebanyak 2976 kg dengan rata-rata tangkapan
dalarn satu kali operasi adalah 165.33 kg, sedangkan rata-rata hasil tangkapan setiap
kali operasi untuk masing-masing perlakuan ditunjukkan pada gambar 9.
8 12 16
[image:142.603.73.470.170.673.2]JUM LAH LAMPU (BUAH)
Gambar 9. Rata-rata tangkapan japuh (Dussumieria ocuta) (kghaul) per operasi
selama penelitian
Hasil uji yang dilakukan terhadap data hasil tangkapan japuh (Dussumieria
layak untuk dilakukan uji sidik ragam terhadap data tersebut. Hasil analisis ragam
total hasil tangkapan japuh (D~ssumieria acuta) selama penelitian menunjukkan
bahwa F hitung lebih kecil dibandingkan F tabel, ha1 ini berarti bahwa perlakuan
yang diberikan tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Untuk selanjutnya tidak
[image:143.611.88.516.260.361.2]perlu dilakukan uji lanjut. Hasil analisis ragam secara jelas tampak pada tabel 3.
Tabel 3. Analisis ragam total hasil tangkapan japuh (Dussumieria acuta) selarna
penelitian
Hasil Tangkapan Kembung (Rastrelliger sp) Swnber
Keragaman Perlakuan Blok Galat
.
TotalJumlah tangkapan kembung (Rastrelliger sp) selama 18 kali operasi
penangkapan sebanyak 1026.3 kg dengan rata-rata tangkapan setiap kali operasi
sebesar 57.017 kg. Rata-rata hasil tangkapan kembung (Rastrelliger sp) setiap kali
operasi untuk masing-masing perlakuan tampak pada gambar 10.
berdasarkan analisis ragam terhadap hasil tangkapan kembung (Rastrelliger
sp) yang mengunakan jumlah lampu yang berbeda selama 18 kali operasi
penangkapan diperoleh nilai F hitung sebesar 0.12 yang lebih kecil dari F tabel. Hal
ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan terhadap hasil tangkapan kembmg
(Rastrelliger sp) yang menggunakan jumlah lampu yang berbeda. Hasil analisis
ragarn hasil tangkapan kembung (Rastrelliger sp) tarnpak pada tabel 4. Derajat Bebas 2 2 13 17 Jumlah Kuadrat 18060 19513 139349 176922 Kuadrat Tengah 9030 9756 10719
F Hitung
0.84
P
Tabel 4. Analisis ragarn total hasil tangkapan kembung (Rastrelliger sp) selama penelitian
Gambar 10. Rata-rata tangkapan kembung (Rastrelliger sp) (kg/haul) per operasi selama penelitian
Sumber Keragarnan Perlakuan Blok
. Galat Total Deraj at Bebas 2 2 13 17 Jumlah Kuadrat
Hasil Tangkapan Pepetek (Leiognathus sp)
Jumlah tangkapan pepetek (Leiognathus sp) dalam penelitian ini adalah
sebesar 887 kg dengan total pada masing-masing perlakuan tampak pQda Garnbar 1 1.
8 12 16
JUMLAH LAMPU (BUAH)
Gambar 11. Rata-rata tangkapan pepetek (Leiognathus sp) (kg/haul) per operasi selama penelitian
Dari hasil uji yang dilakukan terhadap data hasil tangkapan pepetek
(Leiognathus sp) ternyata data yang diperoleh mempunyai sifat menyebar normal,
dan ragamnya homogen. Sehingga layak untuk dilakukan uji sidik ragarn terhadap
[image:145.603.85.477.147.552.2]yang menpnakan jurnlah lampu yang berbeda selarna 18 kali operasi penangkapan
diperoleh nilai F hitung sebesar 1.25 yang lebih kecil dari F tabel. Hal ini berarti
bahwa tidak terdapat perbedaan terhadap hasil tangkapan pepetek (Leiognathus sp)
yang menggunakan jumlah larnpu yang berbeda. Hasil analisis ragam hasil tangkapan
pepetek (Leiognathus sp) selama penelitian di tunjukkan pada tabel 5.
Tabel 5. Analisis ragam total hasil tangkapan pepetek (Leiognathus sp) selama penelitian
Hasil Tangkapan Selar (Selar crumenophthalmus)
Sumber Keragaman Perlakuan Blok Galat Total
Jumlah tangkapan selar (Selar crumenophthalmus) dalam penelitian ini
adalah sebesar 744.4 kg dengan rata-rata hasil tangkapan setiap kali operasi untuk
setiap perlakuan ditunjukhn pada Gambar 12.
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan terhadap data hasil tangkapan selar
(SeEar crumenophthalmus) ternyata data yang diperoleh mempunyai sifat menyebar
normal, dan ragamnya homogen. Sehingga layak untuk dilakukan uji sidik ragarn
terhadap data tersebut. Analisis ragam terhadap hasil tangkapan selar (Selar
crumenophthalmus) yang mengunakan jumlah lampu yang berbeda selama 18 kali
operasi penangkapan diperoleh nilai F hitung sebesar 0.20 yang lebih kecil dari F tabel. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan terhadap hasil tangkapan selar (Selar
[image:146.609.89.517.253.352.2]ragam hasil tangkapan selar (Selar crumenophthalmus) selarna penelitian tarnpak
pada tabel 6.
Tabel 6. Analisis ragam total hasil tangkapan selar (Selar crumenophthalmus) selama
penelitian
8 12 16
JUMLAH LAMPU (BUAH)
[image:147.603.75.513.163.723.2]Hasil Tangka pan Kucul (Sphyraena obtusate)
Jumlah tangkapan kucul (Sphyraena obtusate) dalam penelitian ini adalah
sebesar 196 kg dengan rata-rata hasil tangkapan setiap kali operasi masing-masing
perlakuan tarnpak pada Gambar 13.
--
I
JUM L A B LAM PU (BUAH)
I
L
Gambar 13. Rata-rata tangkapan kucul (Sphyraena obtusate) (kg/haul) per operasi selama penelitian.
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan terhadap data hasil tangkapan kucul
(Sphyraena obtusate) temyata data yang diperoleh mempunyai sifat menyebar
[image:148.603.75.476.174.644.2]terhadap data tersebut. Analisis ragam terhadap hasil tangkapan kucul (Sphyraena
obtusate) yang mengunakan jumlah lampu yang berbeda (8 lampu, 12 lampu dan 16
lampu) selama 18 kali operasi penangkapan diperoleh nilai F hitung sebesar 1.3 1
yang Iebih kecil dari F tabel. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan terhadap hasil
tztngkapan kucul (Sphyraena obtusate) yang menggunakan jumlah lampu yang
berbeda. Hasil analisis ragam hasil tangkapan kucul (Sphyraena obtusate) selama
[image:149.611.87.520.319.407.2]penelitian tampak pada tabel 7.
Tabel 7. Analisis ragam total hasil tangkapan kucul (Sphyraena obtusate) selarna penelitian
Hasil Tangka pan La yur (Trichiurus savala)
Jumlah tangkapan layur (Trichiurus savala) dalam penelitian ini adalah
sebesar 119.9 kg dengan rata-rats hasil tangkapan setiap kali operasi untuk masing-
masing perlakuan tampak pada Gambar 14.
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan terhadap data hasil tangkapan layur
(Trichiurus savala) ternyata data yang diperoleh mempunyai sifat menyebar normal,
dan ragamnya homogen. Sehingga layak untuk dilakukan uji sidik ragam terhadap
data tersebut. Analisis ragam terhadap hasil tangkapan layur (Trichiurus savala) yang
mengunakan jumlah lampu yang berbeda selarna 18 kali operasi penangkapan
diperoleh nilai F hitung sebesar 1.09 yang lebih kecil dari F tabel. Hal ini berarti tidak Sumber Keragaman Perlakuan Blok Galat Total Derajat Bebas 2 2 13 17 Jumlah Kuadrat 216.00 151.95 1070.58 1438.54 Kuadrat Tengah 108.00 75.98 82.35
F Hitung
1.31
P
terdapat perbedaan terhadap h a i l tangkapan layur (Trichiurus savala) yang
menggunakan jumlah lampu yang berbeda. Hasil analisis ragam hasil tangkapan layur
(Trichiurus savala) selama penelitian tampak pada tabel 8.
Tabel 8. Analisis ragam total hasil tangkapan layur (Trichiurus savala) selarna
penelitian
8 12 16
J U M L A H L A M P U ( B U A H ) Sumber Keragaman Perlakuan Blok Galat Total
u--
Gambar 14. Rata-rata tangkapan layur (Trichiurus savala) (kghaul) per operasi
selama penelitian. Derajat
Bebas 2 2
[image:150.603.76.507.178.713.2]Hasil Tangkapan Cumi-cumi (Loligo sp)
Jumlah tangkapan curni-cumi (Loligo sp) dalam penelitian ini adalah sebesar
196 kg dengan rata-rata hasil tangkapan setiap kali opaasi untuk masing-masing
perlakuan tampak pada Gambar 15.
8 12 16
[image:151.603.78.468.179.614.2]J U M L A H L A M P U (BUAH)