• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATA PELAJARAN PEKERJAAN DASAR KONSTRUKSI BANGUNAN (PDKB) BATU KELAS X TKB SMK NEGERI 2 SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATA PELAJARAN PEKERJAAN DASAR KONSTRUKSI BANGUNAN (PDKB) BATU KELAS X TKB SMK NEGERI 2 SURAKARTA"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATA PELAJARAN PEKERJAAN DASAR

KONSTRUKSI BANGUNAN (PDKB) BATU KELAS X TKB SMK NEGERI 2 SURAKARTA

SKRIPSI

Oleh:

ARINA MUJAUHAROTUN

K 1506002

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan

Teknik Dan Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATA PELAJARAN PEKERJAAN DASAR

KONSTRUKSI BANGUNAN (PDKB) BATU KELAS X TKB SMK NEGERI 2 SURAKARTA

Oleh:

ARINA MUJAUHAROTUN

K 1506002

SKRIPSI

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan

Teknik Dan Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Pendidikan Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 27 Oktober 2010

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. H. Sutrisno. ST, M. Pd Drs. Bambang Sulistyo Budhi

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skrispi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Pada hari : Jumat

Tanggal : 12 Nopember 2010

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Ir. Chundakus Habsya, MSA ………..

Seketaris : Sri Sumarni, ST. MT ………..

Anggota I : Drs. H. Sutrisno. ST, M. Pd ………..

Anggota II : Drs. Bambang Sulistyo Budhi ………..

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. DR. H. M. Furqon Hidayatulloh, M. Pd

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Arina Mujauharotun. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) PADA MAPEL PDKB BATU KELAS

X TKB SMK NEGERI 2 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, September 2010.

Tujuan penelitian adalah : (1) Mengetahui keaktifan belajar siswa dengan penerapan metode TGT dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta pada mata PDKB. (2) Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode TGT pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB).

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II, sebelum siklus I dilaksanakan, terlebih dahulu diawali dengan pra siklus, hasil pra siklus didapat dengan mengadakan tes pra siklus. Siklus I diawali dengan identifikasi permasalahan yang ada di kelas, perencanaan berupa penyusunan langkah-langkah pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) untuk siklus I dan siklus II. Pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, analisis dan refleksi dilakukan untuk tindakan pada siklus I dan siklus II. Subyek penelitian adalah siswa kelas X Teknik Konstruksi Batu SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010. Data diperoleh melalui observasi afektif dan psikomotor siswa, wawancara, observasi performance guru, tes kognitif siklus I dan tes kognitif siklus II. Teknik analisa data menggunakan teknik analisis interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Keaktifan siswa saat pelajaran mengalami peningkatan seiring dengan pergantian siklus, dibandingkan sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams

Games Tournament). (2) Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Arina Mujauharotun. IMPROVING STUDENT ACHIEVEMENT THROUGH

LEARNING MODEL FOR LEARNING APPLICATION TYPE

COOPERATIVE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) PDKB MAPLE STONE IN CLASS X TKB SMK NEGERI 2 SURAKARTA. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education University Eleven March, September 2010.

The purpose of the study were: (1) Determine students' learning activeness in the application of TGT method in improving student achievement class X TKB SMK Negeri 2 Surakarta on PDKB eye. (2) Determine the increase learning achievement of students of class X TKB SMK Negeri 2 Surakarta by applying the method of cooperative learning model with IGT in the subjects Basic Building Construction Works (PDKB).

This research is a class action (classroom action research) carried out in two cycles of cycle I and cycle II, before cycle I conducted, first beginning with the pre-cycle, pre-cycle results obtained by conducting pre-test cycles. First cycle begins with the identification of existing problems in the classroom, the planning of the preparation steps of learning through the use of cooperative learning model type TGT (Teams Games Tournaments) for cycle I and cycle II. Implementation of action, observation, evaluation, analysis and reflection carried out for action on the cycle I and cycle II. Subjects were students of class X Stone Construction Engineering SMK Negeri 2 Surakarta 2009/2010 academic year. Data obtained through observation affective and psychomotor students, interviews, observation, teacher performance, cognitive test cycle I and cycle II of cognitive tests.

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Sesungguhnya dimana ada kesulitan disitu ada kelapangan Sesungguhnya

disamping kesulitan ada kelonggaran Karena itu, bila engkau telah selesai

dengan satu pekerjaan Kerjakan pula urusan berikutnya dengan tekun

Namun kepada Tuhanmu sajalah hendaknya Kamu mengharapkan pembalasan

pahala-Nya (Terjemahan QS. Alam Nasyrah: 5-8)

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu

Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat

Kecuali bagi orang-orang yang khusyu

(Terjemahan QS. Al-Baqoroh : 45)

“Allah akan meninggikan orang

-orang yang beriman diantaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”

(Q.S.Al-Mujadilah 58 : 11)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Alhamdullilah kata pertama yang dapat

terucap saat skripsi ini selesai, terima kasih

dan puji syukur kehadirat ALLAH SWT

Nabi Muhammad SAW yang telah membawa

cahaya untuk menerangi semua

umat manusia

Kedua orangtuaku sebagai wujud baktiku

karena beliau yang selalu memberikan

perlindungan, kasih sayang, didikan, doa

serta dukungan moral dan spiritual.

Serta kedua mertuaku yang memberi dukungan, doa serta alat

transportasi untuk memperlancar dan mempermudah aku dalam

membuat skripsi.

Misuaku yang selalu mendukung, memberi perlindungan, kasih sayang ,

doa dan semangat aku untuk menyelesaikan skripsi ini.

Beby ku tersayang Ayra Saffinatun Najjah terimakasih, dengan

melihatmu ceria dan tersenyum mama sengat untuk menyelesaikan

skripsi ini.

Serta ketiga kakakku, Muhammad Ibnu Saud, Sri Ariani Munifah,

Ilham Trihidayat terimakasih atas dukungannya.

Serta adik

adikku, Faun Rizaq, Agung Sumintono, Siti sundari yang

memberi aku semangat.

Sahabat-Sahabatku (Cicik, Ita, Ayomi, Heny, Jenny, Mbk Vera, Mbk

Ayu, Mbk Uki, Mbk Rina, Mbk Rohmi, Mbk Sulimah), teman dikala

berbagi suka dan duka.

Teman-teman PTB angkatan 2006, terima kasih atas kebersamaan ini,

SEMANGAT...!!!

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi. Skripsi ini berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt

(Teams Games Tournament) Pada Mapel PDKB Batu Kelas X TKB SMK Negeri

2 Surakarta”

Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian tugas dan syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan S-1 pada jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret.

Tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penelitian ini tidak akan dapat terlaksana, untuk itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Drs. H. Suwachid,M.Pd.,M.T, selaku Ketua Jurusan Pendidikan teknik

dan Kejuruan FKIP UNS Surakarta

3. Drs. A.G. Tamrin,M.Pd.,M.Si, selaku Ketua Program Pendidikan

Teknik Sipil/Bangunan Jurusan Pendidikan teknik dan Kejuruan FKIP UNS Surakarta

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

5. Bapak Drs. Bambang Sulistyo Budhi, Selaku pembimbing II yang telah dengan ikhlas membimbing, mengarahkan dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapakku yang tercinta, Bapak Dardjo. Terima kasih atas didikan dan semua kenangan di masa lalu, semoga anakmu ini bisa mengambil pelajaran yang terbaik dari situ. Terima kasih atas investasi kebaikan yang telah Bapak tanamkan dan keharuman nama yang telah dijaga sehingga saya bisa menikmatinya sampai sekarang.

7. Ibuku tercinta, Ibu Sumiyati yang memberikan dan mengajariku

tentang pentingnya dalam kasih sayang, menurunkan nasab yang baik. Di dalam hidupku aku ingin membahagiakanmu agar engkau bisa selalu tersenyum, Amin.

8. Kakak-kakak serta adikku tercinta bagaimanapun masa lalu dan

apapun yang terjadi di masa yang akan datang, semoga kesuksesan yang diraih tidak membuat kita lupa pada persaudaraan dan bakti kepada orang tua.

9. Teman-teman PTS/B 2006 yang selalu memberikan semangat dan

dorongan.

10.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu demi kesempurnaanya kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, September 2010

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN ABSTRAK ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Pengertian Belajar ... 7

2. Hakekat Pembelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan ... 8

3. Keaktifan Belajar ... 10

4. Prestasi Belajar ... 12

5. Pengertian Pembelajaran Kooperatif... 15

6. Teori yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif... 17

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

B. Kerangka Berpikir ... 22

C. Hipotesis ... 26

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 27

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

1. Tempat Penelitian ... 27

2. Waktu Penelitian ... 27

B. Subjek Penelitian ... 28

C. Sumber Data ... 28

D. Teknik Pengolahan Data ... 29

E. Analisis Data ... 30

F. Validitas Data ... 31

G. Indikator Kinerja ... 32

H. Prosedur Penelitian... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Profil Tempat Penelitian ... 39

1. Sejarah Berdirinya Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta ... 39

2. Visi Dan Misi SMK Negeri 2 Surakarta ... 42

3. Denah Gedung SMK Negeri 2 Surakarta ... 43

4. Alat Bantu Pengajaran... 43

5. Jenis Dan Jumlah Ruang di SMK Negeri 2 Surakarta ... 44

6. Kegiatan Upacara Bendera ... 45

7. Kegiatan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) ... 46

8. Jurusan Teknik Bangunan ... 46

B. Deskripsi Kondisi Awal ... 47

C. Siklus I ... 52

1. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 52

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 52

3. Observasi dan Evaluasi Tindakan Siklus I ... 54

4. Analisa dan Refleksi ... 60

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

D. Siklus II ... 64

1. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 64

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 65

3. Observasi dan Evaluasi ... 67

4. Analisa dan Refleksi ... 73

5. Refleksi ... 76

E. Pembahasan Antar Siklus ... 76

BAB V PENUTUP ... 85

A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 85

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Dasar Kompetensi Kejuruan SMK N 2 Surakarta Tahun Pelajaran

2009/2010.... 9

Tabel 2.2. Kriteria Penghargaan Kelompok ... 21

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian... 27

Tabel 3.2. Indikator Keberhasilan ... 32

Tabel 4.1. Hasil Belajar Afektif Siswa Pada Kemampuan Awal ... 49

Tabel 4.2. Hasil Belajar Psikomotor Siswa Pada Kemampuan Awal ... 50

Tabel 4.3. Skor Aspek dalam Performance Guru setip Pertemuan pada Kondisi Awal ... 51

Tabel 4.4. Hasil Tes Siklus I ... 56

Tabel 4.5. Distribusi kategori prestasi belajar siswa Aspek Afektif pada Siklus I ... 57

Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Observasi Psikomotor pada Siklus I ... 58

Tabel 4.7. Skor Aspek dalam Performance Guru Pertemuan pada Siklus I .... 59

Tabel 4.8. Hasil Tes Siklus II ... 69

Tabel 4.9. Presentase Belajar Siswa Aspek Afektif Siklus II ... 70

Tabel 4.10. Hasil Pengamatan Psikomotor pada Siklus II ... 71

Tabel 4.11. Aspek dalam Performance Guru Pertemuan pada Siklus II ... 72

Tabel 4.12. Nilai Kompetensi Tes Afektif Siswa Siklus II ... 77

Tabel 4.13. Presentase Aspek pada Psikomotor Siswa Siklus II ... 78

Tabel 4.14. Presentase Kapasitas Setiap Indikator Performance Guru ... 79

Tabel 4.15. Nilai Kompetensi Kognitif Siswa ... 81

Tabel 4.16. Nilai Kompetensi Afektif Siswa ... 82

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Skema Pertandingan atau Tournament TGT ... 20

Gambar 2.2. Kerangka Berfikir ... 25

Gambar 3.1. Proses Analisis Interaktif ... 30

Gambar 3.2. Prosedur Penelitian ... 34

Gambar 4.1. Denah Gedung SMK Negeri 2 Surakarta ... 43

Gambar 4.2. Struktur Organisasi Bengkel Teknik Bangunan ... 46

Gambar 4.3. Hasil Tes Awal Materi Menerapkan Jenis Pondasi yang Tepat .. 48

Gambar 4.4. Diagram Presentase Nilai Kognitif Siswa Siklus I ... 61

Gambar 4.5. Diagram Presentase Afektif Siswa pada Siklus I ... 61

Gambar 4.6. Diagram Presentase Psikomotorik Siswa Siklus I ... 62

Gambar 4.7. Diagram Presentase P erformance Guru pada Siklus I ... 63

Gambar 4.8. Diagram Presentase Nilai Kognitif Siswa pada Siklus II ... 74

Gambar 4.9 Diagram Presentase Setiap Aspek Afektif Siswa Siklus II ... 75

Gambar 4.10. Diagram Presentase Setiap Aspek Psikomotorik Siswa Siklus II... 75

Gambar 4.11. Diagram Batang Capaian Ketuntasan Proses Belajar Afektif Siswa Setiap Siklus ... 78

Gambar 4.12.Diagram Presentase Tiap Aspek Pada Psikomotorik Siswa Tiap Siklus ... 79

Gambar 4.13. Diagram Persentase Skor Setiap Aspek Performance Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. ... 80

Gambar 4.14. Diagram Batang Capaian Ketuntasan Proses Belajar Kognitif Siswa setiap Siklus ... 82

Gambar 4.15. Diagram Persentase Tiap Aspek Pada Afektif Siswa Setiap Siklus ... 83

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Satuan Acara Pembelajaran SMKN 2 Surakarta. ... 89

Lampiran 2. Silabus SMKN 2 Surakarta ... 91

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pra Siklus ... 101

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 103

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 106

Lampiran 6. Daftar Nama Kelas Penelitian ... 109

Lampiran 7. Daftar Nilai Ulangan Sebelum Tindakan ... 111

Lampiran 8. Nilai Tes Siklus I ... 113

Lampiran 9. Nilai Tes Siklus II ... 115

Lampiran 10. Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Kemampuan Awal ... 117

Lampiran 11. Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Peserta Didik pada Siklus I ... 118

Lampiran 12. Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Peserta Didik pada Siklus II ... 119

Lampiran 13. Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Siswa pada kemampuan Awal ... 120

Lampiran 14. Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Pada Siklus I ... 121

Lampiran 15. Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Pada Siklus II ... 122

Lampiran 16. Lembar Observasi Aspek dalam Performance Guru pada Kemampuan Awal ... 123

Lampiran 17. Lembar Observasi Aspek dalam Performance Guru pada Siklus I ... 125

Lampiran 18. Lembar Observasi Aspek dalam Performance Guru pada Siklus II ... 127

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Lampiran 20. Pembagian Kelompok Siklus II ... 130

Lampiran 21. Lembar Kerja Siklus I ... 131

Lampiran 22. Kunci Jawaban Siklus I ... 133

Lampiran 23. Lembar Kerja Siklus II ... 135

Lampiran 24. Kunci Jawaban Siklus II ... 137

Lampiran 25. Pedoman Wawancara Siswa ... 139

Lampiran 26. Pedoman Wawancara Guru ... 144

Lampiran 27. Hasil Wawancara dengan Guru ... 146

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenis lembaga pendidikan formal sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi. SMK bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menguasai keterampilan tertentu untuk memasuki lapangan kerja dan sekaligus memberikan bekal untuk melanjutkan pendidikan kejuruan yang lebih tinggi.

SMK sebagai lembaga memiliki bidang keahlian yang berbeda-beda menyesuaikan dengan lapangan kerja yang ada, dan di SMK ini para siswa dididik dan dilatih keterampilan agar profesional dalam bidang keahliannya masing-masing. Bidang keahlian yang ada di SMK diantaranya bidang keahlian bangunan, bidang keahlian elektronika, bidang keahlian listrik, bidang keahlian mesin produksi dan bidang keahlian mesin otomotif serta masih banyak lagi SMK-SMK lain yang membuka bidang keahlian yang berbeda dengan yang ada di atas.

Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB) merupakan salah satu mata pelajaran produktif yang memerlukan pemikiran dan kreatifitas nyata, sehingga dapat memenuhi standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Maka perlu suatu cara untuk mengelola proses belajar – mengajar sehingga siswa – siswa memiliki kreatifitas yang memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), yaitu dengan cara menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments).

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

2

dan siswa. Agar proses pembelajaran berhasil, guru harus membimbing siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu metode pembelajaran yang tepat, karena metode

pembelajaran merupakan sarana interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Penggunaan metode yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan dan kejenuhan, kurang dipahami dan monoton tanpa adanya variasi, sehingga mengakibatkan prestasi belajar siswa sangat rendah. Kejenuhan siswa, khususnya dalam belajar PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan) cenderung sulit diterima dan dipahami, menyebabkan siswa lebih banyak pasif dan menjadi apatis sehingga hasil belajarnya tidak optimal.

Dalam proses pembelajaran sering kali dijumpai adanya kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya pada guru meskipun sebenarnya belum mengerti materi yang diajarkan oleh guru. Strategi yang sering digunakan oleh guru untuk mengaktifkan siswa adalah dengan melibatkan siswa berdiskusi. Tetapi strategi ini tidak terlalu efektif walaupun guru sudah mendorong siswa untuk berpartisipasi. Kebanyakan siswa terpaku menjadi penonton, sementara proses diskusi hanya dilakukan beberapa siswa terutama yang aktif. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Pengajar perlu menciptakan suasana belajar dengan melibatkan siswa untuk saling bekerjasama.

Pengembangan pembelajaran yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang memberikan iklim kondusif dalam pengembangan daya nalar dan kreatifitas siswa. Usaha guru untuk mencapai tujuan pembelajaran antara lain memilih metode yang tepat dan menunjang terciptanya kegiatan belajar mengajar yang kondusif. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif yaitu belajar mengajar dengan jalan mengelompokkan siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda ke dalam kelompok-kelompok kecil. Pada pembelajaran kooperatif siswa percaya bahwa keberhasilan mereka akan tercapai jika setiap anggota kelompoknya berhasil.

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tersebut cenderung hanya menyelesaikan tugas. Siswa yang berkemampuan rendah kurang berperan dalam mengerjakan tugas. Sedangkan pada pembelajaran kooperatif tujuan kelompok tidak hanya menyelesaikan tugas yang diberikan, tetapi juga memastikan bahwa setiap kelompok menguasai tugas yang diterimanya.

Ada berbagai jenis metode pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah

metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments). Metode

pembelajaran kooperatif tipe TGT ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dengan dibentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri 4-5 siswa yang heterogen, baik prestasi akademik, jenis kelamin, ras ataupun etnis. Dalam TGT digunakan turnamen akademik dimana siswa berkompetisi sebagai wakil dari timnya melawan anggota tim yang lain untuk mencapai hasil atau prestasi.

Metode ini hampir sama dengan metode STAD mempunyai persamaan yaitu membagi kelas dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa yang heterogen. Masing-masing anggota kelompok dituntut untuk menguasai materi dan mampu menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Perbedaannya, dalam TGT digunakan games dan turnamen dimana siswa berkompetisi sebagai wakil dari timnya melawan anggota tim yang lain. Berdasarkan hasil penelitian, Kusumoningrum (2005: 64) menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan metode kooperatif TGT lebih baik daripada dengan metode konvensional.

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini, namun belum memperlihatkan hasil yang optimal. Oleh karena itu perlu diupayakan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB).

B. Identifikasi Masalah

Berdasar latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi masalah- masalah sebagai berikut:

1. Prestasi belajar PDKB Bangunan masih rendah.

2. Metode pembelajaran yang diterapkan masih terpusat pada guru sehingga

pembelajaran yang diterima kurang membekas pada siswa.

3. Motivasi belajar siswa yang satu dengan yang lainnya tidak sama, perbedaan motivasi belajar ini kemungkinan menyebabkan perbedaan pada prestasi belajar PDKB Bangunan.

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini peneliti membatasi masalah penelitian pada beberapa hal sebagai berikut:

1. Kondisi persiapan guru dan siswa sekolah dalam menyusun program pembelajaran kooperatif tipe TGT yang meliputi penyusunan program semester dan jadwal pelajaran.

2. Permasalahan dibatasi pada bagaimana upaya meningkatkan prestasi

belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT.

3. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada siswa kelas X TKB Program

Keahlian Bangunan SMK N 2 Surakarta.

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana keaktifan belajar siswa dengan penerapan metode

pembelajaran TGT dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan)?

2. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa!

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pernyataan penelitian tindakan kelas yang terdapat dalam perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujaan:

1. Mengetahui keaktifan belajar siswa dengan penerapan metode TGT dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta pada mata PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan).

2. Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas X TKB SMK Negeri

2 Surakarta dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode TGT pada mata pelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan).

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Merupakan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan pada umumnya mata pelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB), dan sebagai bahan atau referensi bagi para peneliti yang lain yang ingin mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat praktis

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1) Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PDKB (Pekerjaan

Dasar Konstruksi Bangunan).

2) Siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments). 3) Kualitas hasil belajar siswa dalam pembelajaran PDKB (Pekerjaan

Dasar Konstruksi Bangunan).

b. Guru

1) Sebagai motivasi meningkatkan ketrampilan yang bervariasi yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi siswa. Guru dapat semakin bersemangat dalam belajar mengajar.

2) Guru dapat semakin mantap dalam mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran.

3) Dapat menciptakan suasana kelas yang saling menghargai nilai-nilai ilmiah dan bermotivasi untuk mengadakan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan bidang studi.

c. Sekolah

1) Dapat memberi sumbangan yang baik untuk sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan prestasi siswa.

2) Mendapat masukan tentang penelitian yang dapat memajukan sekolah.

d. Kurikulum

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat digunakan sebagai masukan yang diharapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

e. Mahasiswa

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Belajar

Pengertian belajar (Sudjana 1989: 5) adalah “suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan-perubahan pada diri seseorang”. Perubahan sebagai hasil dari suatu proses belajar dapat ditunjukkan berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar. Dengan demikian belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku akibat adanya pengalaman. Perubahan tingkah laku meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman dan apresiasi. Sedang yang dimaksud dengan pengalaman dalam proses belajar adalah interaksi antara individu dengan lingkungan.

Morris L. Bigge (Darsono 2000: 3) menyebutkan bahwa belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis. Sedangkan Molre J. Moskowitz (Darsono 2000: 3), menyebutkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil langsung dari pengalaman bukan akibat hubungan-hubungan dalam sistem syaraf yang dibawa sejak lahir.

Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan, bukan dari penurunan gen.

Ada beberapa hal pokok dalam belajar antara lain:

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku.

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

d. Tingkah laku yang dialami karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik psikis maupun fisik seperti perubahan dalam pengertian pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan atau sikap.

2. Hakekat Pembelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan

Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB) merupakan mata pelajaran yang mengembangkan kemampuan pekerjaan konstruksi bangunan. Konstruksi bangunan terdiri dari konstruksi kayu, konstruksi bangunan/beton dan konstruksi baja. Mata pelajaran produktif Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan berkonsentrasi pada pembelajaran konstruksi bangunan yang memegang kompetensi dasar kemampuan yang diberikan sekolah pada seluruh peserta didik agar mampu bersaing di dunia kerja setelah lulus dari pendidikan sekolah .

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Tabel 2.1. Dasar Kompetensi Kejuruan SMK N 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.

MATA DIKLAT STANDAR

KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB) KELAS X TKB, TKK, TGB.

1. Mengidentifikasi

Ilmu Bangunan Gedung

1.1 Mendiskripsikan

bagian-bagian bangunan gedung

1.2 Menjelaskan pekerjaan

batu bata

1.3 Menjelaskan dasar-dasar plambing

1.4 Menentukan jenis

pondasi yang paling tepat untuk bangunan sesuai dengan jenisnya.

2. Memahami Bahan

Bangunan

2.1 Mendiskripsikan bahan

bangunan kayu

2.2 Mendiskripsikan bahan

bangunan batu dan beton

2.3 Mendiskripsikan bahan

bangunan baja.

3. Menerapkan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3.1 Mendiskripsikan

keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 )

3.2 Melaksanakan prosedur

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3. Keaktifan Belajar

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, keaktifan adalah kegiatan (Poerwodarminto, 1992 : 17), sedang belajar merupakan proses perubahan pada diri individu kearah yang lebih baik yang bersifat tetap berkat adanya interaksi dan latihan. Jadi keaktifan belajar adalah suatu kegiatan individu yang dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan.

Keaktifan belajar adalah suatu kegiatan yang menimbulkan perubahan pada diri individu baik tingkah laku maupun kepribadian yang bersifat kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian yang bersifat konstan dan berbekas. Keaktifan belajar akan terjadi pada diri siswa apabila terdapat interaksi antara situasi stimulus dengan isi memori, sehingga perilaku siswa berubah dari waktu sebelum dan sesudah adanya situasi stimulus tersebut.

Selama proses belajar siswa dituntut aktivitasnya untuk mendengarkan, memperhatikan dan mencerna pelajaran yang diberikan guru, disamping itu sangat dimungkinkan para siswa memberikan balikan berupa pertanyaan, gagasan pikiran, perasaan, keinginannya. Guru hendaknya mampu membina rasa keberanian, keingintahuan siswa, untuk itu siswa hendaknya merasa aman, nyaman, dan kondusif dalam belajar. Peran guru dalam pembelajaran siswa aktif adalah sebagai fasilitator dan pembimbing siswa yang memberi berbagai kemudahan siswa dalam belajar serta mampu mendorong siswa untuk belajar seoptimal mungkin.

Keaktifan belajar adalah aktifitas yang bersifat fisik maupun mental (Sardiman: 2001: 99). Selama kegiatan belajar kedua aktifitas tersebut harus terkait, sehingga akan mengahasilkan aktifitas belajar yang optimal. Macam- macam keaktifan belajar yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah antara lain :

a. Visual Activities, seperti : membaca, memperhatikan gambar, memperhatikan demonstrasi orang lain

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

c. Listening Activities, seperti : mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi, pidato

d. Writing Activities, seperti : menulis : ceritera, karangan, laporan, tes, angket, menyalin

e. Drawing Activities, seperti : membuat : Diagram, peta, diagram

f. Motor Activities, seperti : melakukan percobaan, membuat konstruksi model, mereparasi.

g. Mental Activities, seperti : menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan

h. Emotional Activities, seperti : menaruh minat, merasa bosan, berani, gembira, gugup, senang Menurut Soemanto (2003 : 107), macam-macam keaktifan belajar yang dapat dilakukan oleh siswa dalam beberapa situasi adalah sebagai berikut :

1). Mendengarkan 2). Memandang

3). Meraba, mencium dan mencicipi 4). Menulis atau mencatat

5). Membaca

6). Membuat ringkasan

7). Mengamati tabel, diagram dan bagan 8). Menyusun kertas kerja

9). Mengingat 10). Berpikir

11). Latihan atau praktek

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Proses belajar - mengajar yang dapat memungkinkan cara belajar siswa secara aktif harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematik. Selama pelaksanaan belajar - mengajar hendaknya diperhatikan beberapa prinsip, seperti stimulus, perhatian dan motivasi, respons yang dipelajari, penguatan, dan pemakaian dan pemindahan sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara optimal.

4. Prestasi Belajar

Kegiatan belajar mengajar dikatakan efisien jika hasil belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang sekecil mungkin. Perwujudan perilaku belajar biasanya dapat dilihat dari adanya perubahan-perubahan kebiasaan, keterampilan, dan pengetahuan, sikap dan kemampuan yang biasanya disebut sebagai hasil belajar.

Belajar dan mengajar sebagai aktifitas utama disekolah meliputi 3 unsur yaitu: tujuan pengajaran, pengalaman belajar mengajar dan hasil belajar. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengalami proses belajar dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar dapat juga dikatakan sebagai hasil akhir dari proses belajar mengajar serta merupakan perwujudan dari kemampuan diri yang optimal setelah menerima pelajaran. Menurut Sudjana (1991: 22), hasil belajar memuat kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

a. Ranah kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi (Sudjana, 2005: 22)

Enam aspek itu yaitu: (1) pengetahuan, mencakup ingatan akan

hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan berupa fakta, kaidah dan prinsip serta metode yang diketahui; (2) pemahaman, mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari; (3) penerapan atau aplikasi, mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru; (4) analisis, mencakup kemampuan untuk menerima suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik; (5) sintesis, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan pola baru, bagian-bagian dihubungkan satu sama lain sehingga tercipta suatu bentuk baru; (6) evaluasi, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasarkan suatu kriteria tertentu (Masidjo, 1995: 93-94)

b. Ranah Afektif

Berkenaan dengan ranah afektif, ada dua hal yang perlu dinilai, yaitu pertama kompetensi afektif, dan kedua sikap dan minat siswa terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatianya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.

(31)

lain-perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

lain; (2) respon atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar; (3) penilaian, berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus; (4) organisasi, yakni pengembangan dari nilai kedalam suatu system organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pamantapan dan prioritas nilai yang dimilikinya; (5) internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua system nilai telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya (Sudjana, 2005: 29-30)

c. Ranah Psikomotorik

Hasil belajar Psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan

(skill) dan kemampuan bertindak individu.

Tingkatan ranah Psikomotorik adalah: (1) persepsi, mencakup

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

5. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (Slavin 1995: 73) merupakan strategi pembelajaran yang mendorong siswa bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mendorong siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui keterampilan proses. Siswa belajar dalam kelompok kecil yang kemampuannya heterogen. Pengelompokan heterogenitas (Lie 2004: 41) merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam metode pembelajaran kooperatif. Kelompok heterogenitas bisa dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman gender dan kemampuan akademis. Kelompok ini biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang.

Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling bekerjasama dan membantu dalam memahami suatu bahan ajar. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi dan saling membantu teman sekelompok mencapai ketuntasan (Slavin 1995: 73).

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran teman sebaya dimana siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil yang mempunyai tanggung jawab bagi individu maupun kelompok terhadap tugas-tugas. Dalam pembelajaran kooperatif ini siswa dapat lebih menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit melalui diskusi dan bila dibandingkan dengan pembelajaran individual, pembelajaran kooperatif lebih dapat mencapai kesuksesan akademik dan sosial siswa.

Agar siswa dapat bekerjasama dengan baik di dalam kelompoknya perlu diajarkan keterampilan-keterampilan kooperatif pada peserta didik. Keterampilan-keterampilan tersebut sebagai berikut:

a. Berada dalam tugas

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

menyelesaikan tugas dalam waktu tepat dengan karakteristik yang lebih baik.

b. Mengambil giliran dan berbagi tugas

Siswa bersedia menerima tugas dan membantu menyelesaikan tugas sehingga kegiatan akan terselesaikan pada waktunya.

c. Mendorong partisipasi

Memotivasi teman sekelompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok.

d. Mendengarkan dengan aktif

Memperhatikan informasi yang disampaikan teman dan menghargai pendapat teman sehingga anggota kelompok yang menjadi pembicara akan merasa senang karena apa yang mereka sumbangkan itu berharga.

e. Bertanya

Siswa menanyakan informasi atau penjelasan lebih lanjut dari teman sekelompok. Apabila teman sekelompok tidak tahu jawabannya baru menanyakan pada guru. Hal ini penting karena siswa yang tidak aktif didorong untuk aktif.

Perlu diterapkan pembelajaran kooperatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa karena pembelajaran kooperatif tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan belajar, meningkatkan kehadiran siswa dan kerja siswa yang lebih positif, menambah motivasi dan percaya diri serta menambah rasa senang berada di sekolah. Kelebihan pembelajaran kooperatif (Tim Instruktur matematika 2001: 4) sebagai berikut:

1). Dengan pembelajaran kooperatif memungkinkan adanya komunikasi diantara kelompok.

2). Siswa dapat lebih mudah melihat kesulitan siswa yang lain dan kadang-kadang dapat menerangkan lebih jelas daripada yang dilakukan oleh guru. 3). Siswa dapat bekerja lebih daripada bekerja sendiri.

4). Siswa lebih termotivasi dan terlibat dalam proses pembelajaran.

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

6. Teori yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif

Dua aspek penting yang mendasari keberhasilan pembelajaran kooperatif yaitu teori motivasi dan teori kognitif (Slavin 1995: 16)

a. Teori motivasi

Menurut teori motivasi, motivasi siswa dalam pembelajaran kooperatif terutama terletak dalam bagaimana bentuk hadiah atau struktur pencapaian tujuan siswa melaksanakan kegiatan. Diidentifikasikan ada tiga macam struktur pencapaian tujuan yaitu:

1) Kooperatif, dimana orientasi tujuan masing-masing siswa turut membantu pencapaian tujuan siswa lain.

2) Kompetitif, dimana upaya siswa untuk mencapai tujuan akan

menghalangi siswa lain dalam pencapaian tujuan.

3) Individualistik, dimana upaya siswa untuk mencapai tujuan tidak ada hubungannya dengan siswa lain dalam mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan pandangan teori motivasi, struktur tujuan kooperatif menciptakan situasi dimana satu-satunya cara agar tujuan tiap anggota kelompok tercapai adalah jika kelompok tersebut berhasil. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pribadi mereka, anggota kelompok harus membantu teman sekelompoknya dalam hal apa saja yang dapat membuat kelompok berhasil, dan lebih penting mendorong teman kelompoknya untuk berusaha secara maksimal. Dengan kata lain penghargaan kepada kelompok berdasarkan pada kemampuan kelompok dalam menciptakan struktur penghargaan antar perorangan sedemikian rupa sehingga anggota kelompok akan saling member penguatan sosial sebagai respon terhadap upaya-upaya pengerjaan tugas teman sekelompoknya.

b. Teori Kognitif

Teori ini mengukur efek-efek dari bekerjasama dalam diri individu. Teori ini dikelompokkan dalam dua kategori:

1) Teori Perkembangan

Asumsi dasar teori perkembangan adalah interaksi siswa diantara tugas-tugas yang sesuai meningkatkan penguasaan mereka terhadap

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Proximal Development sebagai jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sebaya yang lebih mampu.

2) Teori Elaborasi kognitif

Teori ini mempunyai pandangan yang berbeda. Penelitian dalam psikologi kognitif telah menemukan bahwa supaya informasi dapat disimpan di dalam memori dan terkait dengan informasi yang sudah ada dalam memori itu, maka siswa harus terlibat dalam kegiatan restruktur atau elaborasi kognitif atas suatu materi. Sebagai contoh membuat ikhtisar dari suatu kuliah merupakan kegiatan yang lebih baik daripada sekedar membuat catatan, karena membuat ikhtisar menghendaki siswa mereorganisasi dan memilih materi yang penting. Salah satu elaborasi kognitif yang paling efektif adalah menjelaskan materi itu pada orang lain.

7. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan aktivitas seperti apa yang dilakukan siswa yaitu salah satunya dengan berdiskusi kelompok dan mempersentasikan hasil diskusinya.

Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggungjawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

sebagai wakil dari timnya melawan anggota tim yang lain yang mencapai hasil atau prestasi serupa pada waktu lalu. Komponen-komponen dalam TGT adalah penyajian materi, tim, game, turnamen dan penghargaan kelompok.

a. Penyajian materi

Dalam TGT, materi mula-mula dalam penyajian materi. Siswa harus memperhatikan selama penyajian kelas karena dengan demikian akan membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik dan skor kuis mereka menentukan skor kelompok.

b. Tim

Tim dalam TGT terdiri atas 4-5 siswa dengan prestasi akademik, jenis kelamin, ras, dan etnis yang bervariasi. Fungsi utama kelompok adalah untuk meyakinkan bahwa semua anggota kelompok belajar dapat berhasil dalam kuis. Setelah guru menyampaikan materi, kelompok bertemu untuk mempelajari lembar kerja atau materi lain. Seringkali dalam pembelajaran tersebut melibatkan siswa untuk mendiskusikan soal bersama, membandingkan jawaban dan mengoreksi miskonsepsi jika teman sekelompok membuat kesalahan. Pada anggota kelompok ditekankan untuk menjadi yang terbaik bagi timnya dan tim melakukan yang terbaik untuk membantu anggotanya. Tim memberikan dukungan untuk pencapaian prestasi akademik yang tinggi dan memberikan perhatian, saling menguntungkan dan respek penting sebagai dampak hubungan intergroup, harga diri dan penerimaan dari siswa sekelompok.

c. Game

Game disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang isinya relevan dan didesain untuk menguji pengetahuan siswa dari penyajian materi dan latihan tim. Game dimainkan oleh tiga siswa pada sebuah meja, dan masing-masing siswa mewakili tim yang berbeda yang dipilih secara acak. Kebanyakan game berupa sejumlah pertanyaan bernomor pada lembar-lembar khusus. Siswa mengambil kartu bernomor dan berusaha menjawab pertanyaan yang bersesuaian dengan nomor tersebut.

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Turnamen merupakan struktur game yang dimainkan. Biasanya diselenggarakan pada akhir pekan atau unit, setelah guru melaksanakan penyajian materi dan tim telah berlatih dengan lembar kerja. Turnamen 1, guru menempatkan siswa ke meja turnamen, tiga siswa terbaik pada hasil belajar yang lalu pada meja 1, tiga siswa berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Kompetisi yang sama ini memungkinkan siswa dari semua tingkat pada hasil belajar yang lalu memberi kontribusi pada skor timnya secara maksimal jika mereka melakukan yang terbaik. Setelah turnamen satu, siswa pindah meja tergantung pada hasil mereka dalam turnamen satu. Pemenang satu pada tiap meja ditempatkan ke meja berikutnya yang setingkat lebih tinggi, misal dari 5 ke 6. pemenang kedua pada meja yang sama, dan yang kalah diturunkan ke meja di bawahnya. Dengan cara ini, jika siswa salah ditempatkan pada mulanya, mereka akan naik atau turun sampai mereka mencapai tingkat yang sesuai. Secara skematis model pembelajaran TGT untuk turnamen tampak seperti gambar berikut:

[image:37.595.151.510.235.586.2]

TT1 TT2 TT3 TT4 TT5

Gambar 2.1. Skema pertandingan atau turnamen TGT ( Slavin 1995 : 56 ) Keterangan:

A1,B1,C1 = Siswa berkemampuan tinggi

A(2,3,4) B(2,3,4) C(2,3,4) = Siswa berkemampuan sedang A5,B5,C5 = Siswa berkemampuan rendah

TT1,TT2,TT3,TT4,TT5 = Tournament Table (1,2,3,4,5)

Dalam turnamen setelah terbentuk kelompok kemudian dilakukan suatu permainan dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang didesain

A1 A2 A3 A4 A5

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dalam sebuah soal untuk dijawab setiap siswa dalam kelompoknya. Tiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan tugas yang berbeda, setelah itu diadakan tahap selanjutnya (kompetisi dilakukan secara individu). Pembagian kelompok kompetisi ini diperoleh berdasarkan skor yang diperoleh siswa pada soal permainan sebelumnya.

e. Penghargaan kelompok

[image:38.595.133.511.198.485.2]

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team dimungkinkan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lain apabila rata-rata skor mereka melebihi kriteria yang ditentukan. Menurut Slavin (1995: 80) penghargaan yang diberikan kepada kelompok adalah dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 2.2. kriteria penghargaan kelompok.

Skor rata-rata tim Penghargaan

15-20 Good team

21-25 Great team

26-30 Supergreat team

Apabila ada kelompok yang mendapatkan nilai dibawah 15-20 tidak akan mendapatkan penghargaan.

Metode pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana (2000:10) dalam Istiqomah (2006), yang merupakan kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain:

1). Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas. 2). Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu.

3). Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam. 4). Proses balajar mengajar berlangsung dengan keaktifan siswa.

5). Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain. 6). Motifasi belajar lebih tinggi.

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

8). Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sedangkan kelemahan atau kekurangan TGT adalah:

a. Bagi Guru

1) Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan

heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok.

2) Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.

b. Bagi Siswa

Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian kajian teori tersebut diatas, maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran guna memperoleh jawaban atas permasalah yang timbul. Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dengan siswa melalui kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai prestasi belajar yang maksimal. Belajar pada dasarnya merupakan proses perubahan tingkah laku karena adanya pengalaman. Sedangkan mengajar merupakan suatu upaya untuk menyampaikan pengetahuan dengan tuntutan hasil yang berupa perubahan sikap dan nilai pada siswa yang belajar.

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan keefektifan kegiatan belajar mengajar dan juga prestasi belajar siswa.

Pembelajaran PDKB masih sering menggantungakan pada kehadiran guru dan kurang memperhatikan perbedaan individual, cenderung berpusat pada guru

(teacher centered). Metode-metode yang banyak menitikberatkan pada keaktifan siswa dan kemandirian siswa masih jarang digunakan, hal ini disebabkan karena pola pembelajaran yang telah berlangsung dari dulu sampai sekarang kebanyakan adalah model pembelajaran yang aktif dilakukan oleh guru sedangkan siswa cenderung pasif. Sehingga peran siswa dalam proses belajar mengajar dianggap belum menyeluruh.

Hasil Observasi yang dilakukan pada guru mata pelajaran PDKB menunjukkan bahwa yang menyebabkan siswa pasif dan hasil pelajaran PDKB siswa kurang optimal karena metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran belum melibatakan keaktifan siswa secara keseluruhan. Karena bersifat individu maka pada saat proses belajar mengajar lebih didominasi oleh siswa yang memiliki hasil belajar PDKB yang relatif tinggi. Mereka lebih aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Sebaliknya siswa yang memiliki hasil belajar lebih rendah, mereka biasanya lebih pasif menerima pengetahuan dari guru tanpa berusaha untuk mencari informasi lebih mendalam.

Oleh karena itu, maka dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar PDKB harus melibatakan peran serta siswa secara menyeluruh. Salah satu metode yang perlu diterapkan untuk meningkatkan peran serta (keaktifan) siswa dalam proses pembelajaran adalah metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games

Tournament). Pembelajaran TGT merupakan usaha untuk meningkatkan keaktifan

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Pemanfaatan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games

Tournament ) diharapkan mampu meninngkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran PDKB serta dapat meningkatkan prestasi belajar PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan) siswa kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta pada khususnya. Alur pemikiran tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2.

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Guru belum menggunakan pembelajaran kooperatif

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode TGT (TEAMS GEMAS TOURNAMENT)

1. Siswa dikelompokan menjadi beberapa kelompok,

tiap kelompok terdiri 4-5 orang.

2. Guru menyampaikan materi diwujudkan dengan

tugas.

3. Setiap kelompok & anggota dalam kelompok

diskusi.

4. Interaksi tanya jawab dari guru ke siswa, dari siswa ke siswa, dan dari siswa ke guru.

5. Evalusi tingkat pemahaman materi dengan

menyebutkan secara acak kelompok. Penilaian sesuai kekompakan anggota kelompok masing-masing.

Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran menggunakan metode Kooperatif Tipe TGT

Kondisi awal

Siswa kelas X TKB SMKN 2 Surakarta mata pelajaran PDKB,

hasil belajar siswa rendah

Evaluasi

Hasil belajar dievaluasi melalui tes kognitif Perencanaan Tindakan Menyusun instrumen pembelajaran Observasi Pengamatan proses pembelajaran Refleksi

Ulasan terhadap hasil observasi proses

pembelajaran

Belum terselesaikan

Penguasaan konsep belum sepenuhnya tuntas. Hasil belajar siswa masih rendah. Terselesaikan Penguasaan konsep telah tuntas. SIKLUS I Alternatif Pemecahan

Penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT

Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran menggunakan metode

Kooperatif Tipe TGT

Observasi

Pengamatan proses pembelajaran

Evaluasi

Hasil belajar dievaluasi melalui tes kognitif

Refleksi

Ulasan terhadap hasil observasi proses

pembelajaran SIKLUS II

Tindakan Lanjut

Melalui pembelajaran dengan metode kooperatif tipe TGT (teams games tournament), hasil belajar siswa X TKB meningkat. Prestasi belajar tuntas mencapai 80 % berdasarkan jumlah siswa.

Diperlukan langkah-langkah penyempurnaan

[image:42.595.107.513.110.741.2]

pembelajaran selanjutnya

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

C. Hipotesis

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user BAB III

METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi tempat penulis melaksanakan penelitian adalah SMK Negeri 2 Surakarta yang beralamat di Jl. LU. Adisucipto 33 Telp. 0271-714901 Surakarta Kode Pos 57139. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena di lokasi tersebut adalah sekolah yang terpandang dan faforit di Surakarta,serta peneliti pernah melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), ketika mengajar di lokasi ditemukan kualitas hasil pembelajaran PDKB di SMK Negeri 2 Surakarta masih kurang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini diperkirakan akan dilaksanakan dalam waktu 2 bulan April – Mei 2010.

Bulan Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010

Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan Judul Pembuatan Proposal Seminar Proposal Perijinan Penelitian Pelaksanaan Penelitian Penulisan laporan penelitian

Tabel 3.1. jadwal penelitian

(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 35 siswa. Yang terdiri dari siswa laki – laki semuanya. Alasan peneliti memilih sampel kelas X TKB yaitu karena peneliti pernah mengajar dalam kegiatan PPL di kelas tersebut sehingga peneliti mengetahui kerakteristik siswa dan juga mengetahui proses belajar siswa di kelas maupun di lapangan ketika pembelajaran PDKB berlangsung.

C. Sumber Data

Sesuai dengan fokus masalah yang diamati, maka data yang diperlukan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Data Primer

Data Primer merupakan data yang diperoleh dari hasil data Observasi langsung yang meliputi:

a. Hasil pengamatan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan) melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT.

b. Prestasi belajar PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan) siswa setelah melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat dari berbagai referensi yang berasal dari berbagai dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini.

Adapun sumber data sekunder yang dipakai dalam penelitian ini adalah: a. Tempat atau lokasi penelitian yaitu SMK Negeri 2 Surakarta yang

beralamat di Jl. LU. Adisucipto 33 Telp. 0271-714901 Surakarta Kode Pos 57139.

b. Arsip dan dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian.

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

D. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode atau cara sebagai berikut:

1. Pedoman wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Yang diwawancarai oleh peneliti adalah guru dan siswa. Pedoman wawancara ini bisa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tujuan diadakannya wawancara adalah untuk memperoleh data verbal atau konfirmasi dari siswa dan guru mengenai Data tentang tanggapan siswa selama proses pembelajaran diambil dengan melakukan wawancara. Serta data tentang tanggapan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai metode pembelajaran diambil dengan melakukan wawancara.

2. Pedoman Observasi

Pedoman Observasi yang dilakukan peneliti, untuk mengamati kegiatan yang berlangsung baik dari kinerja guru, maupun aktifitas siswa, mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan). Tujuan tindakan Observasi adalah untuk memperoleh data perilaku siswa sehingga didapat hasil perubahan perilaku siswa dalam memperbaiki pembelajaran.

3. Tes

Tes diberikan kepada siswa di setiap akhir siklus yang berguna untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes ini secara umum untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT.

4. Kajian Dokumen

(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Observasi bentuk temuan ini berupa aktifitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran. Foto atau rekaman proses tindakan kelas.

E. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan dua analisis data yaitu:

1. Untuk tes prestasi belajar menggunakan validitas isi yaitu yang berupa kisi-kisi soal dalam hal ini pada materi PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan) dan selanjutnya menganalisis hasil evaluasi itu untuk mengidentifikasi kesalahan yang masih ada.

2. Melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui pandangan guru

tentang hambatan – hambatan yang dialami siswa dalam pembelajaran PDKB

(Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan), fasilitas pembelajaran yang dimiliki atau tidak dimiliki sekolah, kegiatan pembelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan) dalam ruang bengkel, penilaian yang dilakukan guru.

Menurut M. B. Miles (1992 : 20) proses analisis interaktif dapat di gambarkan dalam skema berikut:

[image:47.595.110.512.221.606.2]

Gambar 3.1. Proses Analisis Interaktif (Menurut M. B. Miles (1992 : 20)

Reduksi data adalah kegiatan pemilihan data, penyederhanaan data serta transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan. Penyajian data dilakukan dalam mengorganisasi data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi. Sedangkan penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi. Dengan demikian

Pengumpulan Data Penyajian Data

(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

analisis data dalam penelitian tindakan ini dilakukan semenjak tindakan–tindakan dilaksanakan.

F. Validitas Data

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan rancangan studi kasus, yaitu suatu kajian yang rinci atas suatu latar atau subyek atau tempat penyimpanan dokumen atau peristiwa tertentu (Bogdan dan Biklen, 1990 : 72). Dilihat dari tujuannya, penelitian studi kasus digunakan untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus ataupun status dari individu yang kemudian sifat-sifat khas tersebut akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.

Secara umum penelitian yang menggunakan studi kasus dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu : (1) studi kasus sejarah organisasi, (2) studi kasus observasi dan (3) studi kasus sejarah hidup (Bogdan dan Biklen, 1990 : 74). Studi kasus sejarah organisasi memusatkan perhatian pada organisasi tertentu dalam kurun waktu tertantu untuk menelusuri perkembangan dari suatu organisasi. Studi kasus observasional adalah penelitian terhadap suatu bagian-bagian dalam suatu organisasi yang bisa berupa kegiatan atau peristiwa, suatu tempat dan satu kelompok orang yang sedang bekerja sama.

Pada penelitian kualitatif, validitas data dilakukan sejak awal dan sepanjang proses penelitian berlangsung. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif yang menurut Miles dan Huberman (1992:16) terdapat tiga prosedur yaitu : (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan/verifikasi.

(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

pada berbagai fase penelitian lapangan, dengan waktu dan tempat yang berbeda, dan sering menggunakan metode yang berlainan.

G. Indikator Kinerja

[image:49.595.115.508.262.656.2]

Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan dalam proses dan pretasi belajar (Ranah kognitif, Afektif, dan Psikomotorik), hal ini dapat dirumuskan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.2. Indikator Keberhasilan (Ranah Kognitif, Afektif, Psikomotorik)

Ranah Indikator Target

pencapaian

1. Kognitif - Pencapaian nilai menurut

batas ketuntasan

80%

2. Afektif - Penerimaan

- Partisipasi

- Penilaian

- Organisasi

- Pembentukan pola hidup

80%

3. Psikomotorik - Persepsi

- Kesiapan

- Gerakan terbimbing

- Gerakan terbiasa

- Gerakan kompleks

- Penyesuaian pola gerakan

- Kreativitas

80%

(Sumber : Winkel, 2009: 280 – 283)

H. Prosedur Penelitian

(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

menggunakan system spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana tindakan, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan suatu dasar pemecahan permasalahan (Kasbolah, 2001: 63).

Langkah-langkah operasional penelitian meliputi tahap persiapan, tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap analisis, dan tahap refleksi serta tahap tindak lanjut.

Pada tahap persiapan yang perlu dipersiapkan, yaitu: (1) permintaan ijin kepada kepala sekolah dan guru mata pelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan) SMK Negeri 2 Surakarta; (2) Observasi pra tindakan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai kegiatan belajar mengajar khususnya mata diklat PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan). (3) identifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran PDKB (Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan) kelas X TKB yang telah dilakukan.

(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

[image:51.595.125.546.108.723.2]

34

Gambar 3.2. Prosedur Penelitian Model Spiral Dua Siklus

(Sumber: Kemmis dan Mc. Taggar dalam Rochiati Wiriaatmadja, 2007: 45)

Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran menggunakan metode TGT

Refleksi

Ulasan terhadap hasil observasi SIKLUS II

Alternatif Pemecahan

Penggunaan model pembelajaran TAEMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

Perencanaan Tindakan

Menyusun instrumen pem

Gambar

Gambar 2.1. Skema pertandingan atau turnamen TGT ( Slavin 1995 : 56 )
Tabel 2.2. kriteria penghargaan kelompok.
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir commit to user
Gambar 3.1. Proses Analisis Interaktif (Menurut M. B. Miles (1992 : 20)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sarung Helm anti air, sebuah solusi bagi mayoritas orang yang sering merasa tidak nyaman saat bepergian karena masih banyak tempat parkir yang kurang akan kenyamanan

Adapun judul dari tugas akhir ini adalah “ SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BARANG BERBASIS ANDROID ”. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

Vaksin Hepatitis B yang pertama harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir, kemudian dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3 hingga 6 bulan.. Imunisasi ini untuk

(1) Dalam hal penyelenggara jaringan telekomunikasi dan atau penyelenggara jasa telekomunikasi belum dapat menyediakan akses di daerah tertentu, maka penyelenggara

Kami sampaikan dengan hormat, bahwa salah satu program Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar melalui Sub Direktorat Pendidikan Khusus Pendidikan Layanan Khusus dan

Laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik Mesin di Departemen Teknik Mesin Fakultas

bahwa dalam rangka mendukung operasional Pelabuhan Perikanan Birea serta melaksanakan ketentuan Pasal 24 ayat (6) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

Human error atau kesalahan manusia kerap sering terjadi pada penyusunan data-data, pencatatan transaksi, pembuatan laporan dan pekerjaan yang masih mengandalkan teknologi manual.