ANALISIS POTENSI BAHAYA DAN SIKAP KERJA OPERATOR UNTUK MENENTUKAN DAN MENCEGAH PENYEBAB KECELAKAAN
DAN KELELAHAN AKIBAT KERJA DI PTPN-IV BAH JAMBI
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
ARGA TOGU HALOMOAN HUTAGAOL
030403044
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak selama pelaksanaan
tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis merasa perlu mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ir. Sugih Arto P, MM., sebagai dosen pembimbing I atas bimbingan,
pengarahan, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
2. Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT., sebagai dosen pembimbing II yang telah menyediakan
banyak waktu dan perhatian demi membimbing dan memberikan arahan serta
masukan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.
3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara yang turut memberikan motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng., selaku Koordinator Bidang
Manufaktur yang telah mengarahkan penulis dalam memahami judul Tugas Sarjana.
5. Pimpinan PT. Eracipta Binakarya yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan
penelitian, serta Bapak Pasaribu selaku kepala bagian personalia dan Pak Hendrik
selaku kepala bagian produksi yang telah memberikan informasi dalam penyelesaian
Tugas Sarjana ini.
6. Bang Bowo, Kak Dina, dan Bang Mijo, selaku pegawai Departemen Teknik
Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis
7. Kedua Orang tuaku tercinta dan saudaraku atas doa, perhatian dan dukungannya
yang diberikan kepada penulis.
8. Toso dan Bro Dita selaku rekan penulis dalam penelitian tugas akhir atas bantuan,
dukungan serta kerja sama yang baik selama penelitian sampai penyelesaian tugas
sarjana ini.
9. Teman-teman stambuk 03 lainnya yang telah memberikan bantuan dan waktu untuk
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan penulis panjatkan, karena hanya dengan kasih karunia dan
anugerahNya penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini tepat pada waktunya. Tugas
sarjana ini merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi oleh mahasiswa
untuk menyelesaikan studi di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara.
Tugas sarjana ini berjudul “Analisis Potensi Bahaya dan Sikap Kerja Operator Untuk
Menentukan dan Mencegah Penyebab Kecelakaan dan Kelelahan Akibat Kerja Di
PTPN-IV PKS BAH JAMBI”. Adapun latar belakang penulis mengangkat judul ini
adalah penulis ingin menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada bagian
produksi pintu sterilizer di PTPN-IV PKS BAH JAMBI.
Penulis menyadari bahwa tugas sarjana ini belum sepenuhnya sempurna dan
masih memiliki kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan fasilitas yang tersedia.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan
tulisan ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga tugas sarjana ini bermanfaat bagi kita
semua.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENULIS
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak selama pelaksanaan
tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis merasa perlu mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ir. Danci Sukatendel sebagai dosen pembimbing I dalam penyelesaian Tugas
Sarjana ini, yang telah menyediakan waktu dan perhatian demi membimbing dan
memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.
2. Ibu Ir. Anizar, M.Kes sebagai dosen pembimbing II dalam penyelesaian Tugas
Sarjana ini, yang telah menyediakan waktu dan perhatian demi membimbing dan
memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Rahim Matondang, M.SIE. selaku Koordinator Bidang untuk
Manajemen yang telah mengarahkan penulis dalam memahami judul Tugas Sarjana.
4. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara yang turut memberikan motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.
5. Pimpinan PT. Mahogany Lestari yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan
penelitian, serta Bapak Ismail selaku kepala bagian personalia dan Bapak Sugih
selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan informasi dalam penyelesaian
Tugas Sarjana ini.
6. Bang Bowo, Kak Dina, dan Namboru, selaku pegawai Departemen Teknik Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam
7. Kedua Orang tuaku tercinta, papi dan mami, para saudaraku (kakakku Yenny,
abangku Henry,dan David) atas doa, perhatian dan dukungannya yang diberikan
kepada penulis.
8. Pesta selaku rekan penulis dalam penelitian tugas akhir atas bantuan, dukungan serta
kerja sama yang baik selama penelitian sampai penyelesaian tugas sarjana ini.
9. Sesama asisten Laboratorium Tata Letak Pabrik : Nyoman, Sabeth, Ika, Yenny, Roy
serta Otto yang telah memberikan bantuan, semangat dan dukungan selama ini.
10.Aphien, Sandy, Dina, Elly, Eminem, Silfana, Joni, Ipul, Rere, Rong2, Dita, Eva,
Michael, Patia, Santoso, Herbin, G, Okto, Arga, Hendrik, Ihsanul, Agus dan seluruh
teman-teman stambuk 03 lainnya yang telah memberikan bantuan dan waktu untuk
berdiskusi serta motivasi dan semangat yang telah diberikan kepada penulis.
11.Teman baikku Yanti, Melda, Yossy, dan lainnya buat doa dan semangat yang telah
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1
1.2. Perumusan Permasalahan ... I-3
1.3. Tujuan Penelitian ... I-3
1.4. Manfaat Penelitian ... I-4
1.5. Ruang Lingkup dan Asumsi ... I-4
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-5
II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
2.3. Lokasi Perusahaan ... II-4
2.4. Daerah Pemasaran ... II-4
2.5. Organisasi dan Manajemen ... II-5
2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-5
2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-8
2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-14
2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Yang Digunakan ... II-16
2.6. Proses Produksi ... II-17
2.6.1. Standar Mutu Produk ... II-18
2.6.2. Bahan yang Digunakan ... II-19
2.6.3. Uraian Proses Produksi ... II-20
2.7. Utilitas ... II-36
2.8. Mesin dan Peralatan ... II-40
III. LANDASAN TEORI
3.1. Ergonomi ... III-1
3.2. Kerja Otot Statis dan Dinamis ... III-4
3.3. Efek Kerja Otot Statis ... III-5
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
3.5. Analisa Jalur (Path Analysis) ... III-9 3.5.1. Diagram Jalur ... III-10
3.5.2. Koefisien Jalur ... III-10
3.5.3. Model Jalur ... III-11
3.6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... III-11
3.6.1. Tujuan ... III-11
3.6.2. Undang-undang Kecelakaan Kerja ... III-13
3.6.3. Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... III-15
3.7. Defenisi Job Safety Analysis (JSA) ... III-18 3.7.1. Langkah-Langkah Job Safety Analysis ... III-19 3.7.2. Identifikasi Bahaya (Hazard) ... III-24
3.7.3. Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... III-15
3.8. Antropometri ... III-26
3.8.1. Antropometri Statis ... III-26
3.8.2. Antropometri Dinamis ... III-27
3.8.3. Tiga Prinsip dalam Pemakaian Data Antropometri .. III-28
3.8.4. Aplikasi Distribusi Normal Dalam Penerapan
Data Antropometri ... III-33
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1
4.2. Metode Penelitian ... IV-1
4.3. Metode Pengumpulan Data ... IV-1
4.4. Pelaksanaan Penelitian ... IV-4
4.5. Pengolahan Data ... IV-5
4.6. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-6
4.7. Kesimpulan dan Saran ... IV-6
V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.1.1. Job Safety Analysis ... V-1 5.1.2. Kuisioner ... V-5
5.1.2.1. Data Kuisioner Tryout Preliminier ... V-6 5.1.2.2. Data Kuisioner Penelitian ... V-8
5.2. Pengolahan Data ... V-9
5.2.1. Job Safatey Analysis ... V-9 5.2.1.1. Memilih Pekerjaan Untuk Dianalisis ... V-9
5.2.1.2. Menguraikan Pekerjaan
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.2.1.3. Mengidentifikasi Bahaya ... V-16
5.2.1.4. Pengembangan Solusi ... V-22
5.2.2. Analisa Jalur ... V-29
VI. ANALISIS DAN EVALUASI
6.1. Analisis ... VI-1
6.1.1. Analisa Metode JSA (Job Safety Analysis) ... VI-1 6.1.1. Analisa Diagram Jalur ... VI-2
6.2. Evaluasi ... VI-4
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Era globalisasi yang merupakan era perdagangan bebas, tingkat persaingan
produk juga semakin tinggi. Setiap perusahaan berusaha untuk membuat produk
dengan mutu yang sesuai dengan keinginan pelanggan, waktu penyampaian yang
tepat, serta harga produk yang murah untuk dapat bersaing dengan perusahaan
lain. Setiap perusahaan industri manufaktur membutuhkan performansi dari
sumber daya yang dimilikinya, baik itu sumber dana, sumber daya alam (bahan),
manusia (operator), mesin (peralatan), kajian ilmu dan rekayasa teknologi
(metode) dan kondisi lingkungan kerja. Peningkatan performansi dari sistem kerja
tersebut diupayakan seefektif, efisien, produktif, berkualitas, aman dan nyaman.
Suatu sistem kerja yang baik dipengaruhi oleh kemampuan manusia dalam
melakukan suatu pekerjaan, disamping itu juga sangat dipengaruhi oleh desain
fisik dan tingkat pekerjaannya. Desain fisik dan tingkat pekerjaan merupakan
suatu kajian yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Masalah
dalam pengkajian keselamatan dan kesehatan kerja sangat kompleks, oleh karena
itu dalam penelitian ini permasalahan ini dibatasi sampai dengan permasalahan
kecelakaan dan kelelahan akibat kerja.
Masalah yang sering muncul dalam bidang industri yaitu kecelakaan kerja
dan kelelahan akibat kerja. Masalah tersebut pada umumnya akan menimbulkan
maupun perusahaan, baik itu dalam jangka waktu yang pendek maupun dalam
jangka waktu yang panjang.
PTPN-IV PKS Bah jambi adalah suatu perusahaan pengolah Tandan Buah
Segar (TBS) menjadi minyak sawit dan inti sawit. Proses produksinya berjalan
secara kontiniu dimana hasil dari proses stasiun kerja awal akan bergerak terus
sampai pada stasiun kerja akhir dengan mempertahankan mutu. Kesalahan yang
terjadi pada tahap proses tertentu tidak dapat diperbaiki pada tahapan proses
selanjutnya.
Pada stasiun ketel uap, elemen pekerjaan yang dilihat yaitu elemen
pekerjaan pengisian bahan bakar ke dalam boiler, pekerjaan ini memiliko resiko
kerja yang sangat tinggi, serta memiliki unsur kecelakaan yang tinggi mengingat
suhu yang sangat panas disekitar daerah kerja tersebut. Analisa terhadap
kecelakaan dan kelelahan akibat kerja juga perlu dilakukan sehingga dapat
dihasilkan usulan perbaikan sistem kerja yang baik untuk dapat meningkatkan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Pada stasiun penerimaan buah, elemen pekerjaan yang diamati yaitu
elemen pekerjaan pemindahan TBS kedalam hopper. Pekerjaan ini sangat cepat
menimbulkan kelelahan, oleh karena itu diperlukan perbaikan kondisi kerja.
Pada stasiun threser, elemen pekerjaan yang diamati yaitu elemen
pekerjaan pendorongan lori sisa rebusan menuju stasiun penerimaan buah,
pekerjaan ini memiliko resiko kerja yang sangat tinggi.
PTPN-IV PKS BAH JAMBI saat ini sudah menerapkan sistem manajemen
lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta bebas pencemaran lingkungan menuju peningkatan produktivitas, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Dalam hal ini, diperlukan suatu identifikasi terhadap potensi-potensi bahaya melalui pelaksanaan analisis potensi bahaya sebagai tindakan preventif yang nyata untuk mencegah dan mereduksi resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja secara maksimal.
1.2. Perumusan Permasalahan
Kecelakaan kerja pada perusahaan baik kecelakaan yang telah terjadi,
yang berpotensi terjadi, dan hampir terjadi (nearmiss), disebabkan oleh adanya
bahaya-bahaya di tempat kerja, mencakup bahaya kimia, fisik, mekanis, listrik,
biologi, dan statis. Diperlukan suatu analisis terhadap potensi-potensi bahaya
tersebut beserta pencapaian solusi-solusi nyata dengan menggunakan salah satu
metode yaitu Job Safety Analysis (JSA), sebagai suatu tindakan preventif untuk
mencegah dan mereduksi resiko terjadinya kecelakaan kerja dan kelelahan akibat
kerja secara maksimal.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu :
1. Melakukan identifikasi bahaya pada tiga stasiun kerja yang dipilih
2. Secara sistematis mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan dan prosedur kerja
3. Mengetahui variabel bebas (operator, lingkungan kerja dan peralatan dan
perkakas kerja) mana yang berpengaruh paling besar terhadap kecelakaan
dan kelelahan akibat kerja.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang akan diperoleh yaitu :
1. Membandingkan dan mengaplikasikan teori ilmiah yang diperoleh dalam
perkuliahan.
2. Melihat secara langsung langkah-langkah yang ditempuh oleh perusahaan
dalam rangka memecahkan persoalan yang ada di perusahaan.
3. Sebagai masukan bagi perusahaan dalam rangka menciptakan kondisi
kerja yang aman dan nyaman.
1.5. Pembatasan Masalah dan Asumsi-asumsi
Pembatasan masalah dan asumsi sangat diperlukan dalam penelitan ini,
sehingga hasil yang diperoleh dapat benar-benar sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Pembatasan masalah yang digunakan adalah :
1. Analisa dilakukan pada tiga stasiun kerja, yaitu pada stasiun kerja yang
memiliki elemen kerja yang dilakukan secara manual. Elemen kerja yang
dipilih yaitu elemen pekerjaan pengisian bahan bakar boiler pada stasiun
kerja ketel uap, elemen pekerjaan pendorongan lori pada stasiun kerja
threser dan elemen pekerjaan memasukkan TBS ke dalam loading ramp
2. Variabel bebas yang digunakan yaitu variabel operator, lingkungan kerja
dan peralatan dan perkakas kerja.
3. Model analisis jalur memiliki hubungan antar variabel yang bersifat linier,
adaptif dan bersifat normal.
4. Hubungan antar variabel tersebut memiliki aliran kausal satu arah artinya
tidak ada arah kausalitas yang berbalik arah.
5. Gizi kerja operator tidak diperhitungkan.
6. Perancangan alat-alat kerja dirancang dengan berdasarkan pada data
antropometri orang Indonesia.
Asumsi yang digunakan adalah :
1. Kondisi fisik lingkungan kerja normal.
2. Operator yang bekerja adalah operator yang benar-benar dapat
mengoperasikan mesin-mesin produksi yang ada secara baik.
3. Untuk keakuratan pengukuran, maka digunakan tingkat keyakinan 95 %
dan tingkat ketelitian 5 %.
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Tugas sarjana ini disajikan dalam beberapa bab yaitu untuk dapat lebih
mudah memahami tugas sarjana ini. Sistematika penulisan tugas sarjana ini akan
disajikan sebagai berikut.
Dalam bab ini akan diuraikan mengebai latar belakang
permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian,
manfaat penelitan, ruang lingkup dan asumsi yang digunakan.
BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini memuat secara singkat dan padat berbagai atribut dari
perusahaan yang menajdi objek penelitian.
BAB III : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan mengenai tinjauan-tinjauan
kepustakaan yang berisikan teori-teori dan
pemikiran-pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan
serta pemecahan masalah.
BAB IV : METODOLOGI PENELITAN
Bab ini berisi metodologi yang digunakan untuk mencapai
tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitan dan
penjelasan tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya.
BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini memuat data-data hasil penelitan yang diperoleh dari
perusahaan sebagai bahan untuk melakukan pengolahan data
yang digunakan sebagai dasar pada pembahan masalah.
Bab ini memuat perancanaan langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam memecahkan masalah serta menganalisis hasil
yang dicapai.
BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis
dari hasil penelitian ini serta rekomendasi saran-saran yang
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
Kebun Bah Jambi yang pada mulanya milik swasta asing NV. H. V. A.
(Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha dari PTP Nusantara IV (Persero) yang bergerak di bidang usaha perkebunan dan
pengolahan kelapa sawit yang menghasilkan CPO (Crude Palm Oil) dan inti1
1
Sumber : PTP Nusantara IV PKS Bah Jambi
.
Sebelum menjadi PTP Nusantara IV (Persero)yang berkantor pusat di
kebun Bah Jambi, Kabupaten Simalungun, Propinsi Sumatera Utara, telah
mengalami beberapa perubahan nama. Diawali dengan perubahan status
perusahaan milik swasta asing menjadi milik pemerintah. Pada tanggal 2 Mei
1959 berdasarkan PP No. 19 dalam lembaran Negara No. 31 Tahun 1959 dengan
peralihan stastus perusahaan yaitu dari NV. H. V. A. berbubah menjadi PPN Unit
Sumatera II yang terbagi atas beberapa kebun yaitu Kebun Laras, Bandar Betsy,
Pagar Jawa, Bah Jambi, Marjandi, Sidamanik, Balimbingan, Bangun, Gunung
Lama, Dolok Sinumbah, Tonduhan. Selanjutnya berdasarkan PP No. 27
Lembaran Negara No. 4 tahun 1963 tertanggal 22 Mei 1963 terjadi lagi perubahan
dari PPN Sumut III menjadi PPN ANTAN III. Adapun kebun yang tergabung
dalam PPN ANTAN II pada saat itu adalah kebun Dolok Sinembah, Tonduhan,
Setelah berjalan sekitar 5 tahun pada tanggal 13 April 1968 berubah lagi
menjadi PN Perkebunan VII, dengan PP No. 14 Lembaran Negara No. 23 tahun
1968. Kebun- kebun yang tergabung didialam adalah Kebun Bah Jambi, Marihat,
Dolok Ilir, Laras, Dolok Sinembah, Tonduhan, Gunung Bayu, Bukit Lama, Pasir
Mandoge,Sei Kopas, Sei Dekan.
Dalam rangka untuk lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas
badan-badan usaha milik negar dilingkungan Departemen Peleburan Perusahaan
(PERSERA), PNP VII yang semula berstastus Perusahaan Negara dialihkan
menjadi perusahaan terbatas perkebunan (PTP VII), sesuai dengan Pasal 2 ayat 3
UU No. 9 tahun 1969.
Pada tahun 1972 dilakukan penggabungan 10 kebun yang dimilki oleh
PTP VII menjadi 5 kebun yaitu Bah Jambi, Dolok Ilir, Dolok Sinembah, Gunung
Bayu dan Mayang.
Pada tanggal 14 Januari 1985 PN Perkebunan berubah menjadi PT
Perkebunan VII (Persero) dengan PP No. 16 melalui akta notaries. Status tersebut
disahkan oleh menteri kehakiman dengan SK No. 12412-HT-01 pada tanggal 14
Juli 1985 dan didaftarkan pada Panitera Pengadilan Negeri Simalungun dengan
No. 121/No.7/1985/PN-SIM tanggal 30 Juli 1985. serta dicantumkan dengan
tambahan berita Negara RI No. 100 tanggal 13 Desember 1985. Kebun-kebun
yang tergabung adalah kebun Bah Jambi, Bukit Lima, PMT Dolok Ilir, Dolok
Sinumbah,Gunung Emas, PIR Ngubang, PKS Gunung Meliau, Dinas alat-alat
berat, proyek kerjasama NES VII Luwu d/p PNP XXVIII Ujung Pandang
Dari PT.Perkebunan VII Persero kemudian beruba lagi menjadi PTP
Nusantara IV Persero sesuai dengan PP RI No. 09 Tahun 1996 tentang peleburan
perusahaan perseroan yang terdiri dari PTP VI, PTP VII,PTP VIII melalui akta
notaris No. 37 Tanggal 11 Maret 1966 pasal 12 mengenai susunan organisasi
perusahaan.
Seseuai dengan hasil rapat kerja direksi PTPN-IV (Persero) dengan Kabag
Ka-Giro Administrasi kepala Dinas, kebun lingkungan PTP Nusantara pada
tanggal 19 April 1996 di Bah Jambi memutuskan kebun-kebun dan unit
lingkungan PTP Nusantara IV (Persero) dinyatakan dalam 3 wilayah yakni :
1. PTP Nusantara IV wilayah I yaitu bekas PTP VII antara lain :
Kebun Dah Jambi, Marihat, Dolok Ilir, Dolok Sinumbah, Tonduhan,
Gunung Bayu, Mayang, Bukit Lima, Pasir Mandoge, Sei Kopas, Sosa, Pabrik
Minyak Nabait Belawan, Unit Pabrik Mesin Tanera, Unit Rumah Sakit Laras.
2. PTP Nusantara IV wilayah II yaitu bekas PTP VI antara lain :
Kebun Bangun Purba, Adolina Pabatu, Tanah Itam Ulu, Tinjauan Sawit
Idan II, Tinjauan Kakao, Air Batu, Pulu Raja, Berangir, Ajamu I dan II.
3. PTP Nusantara IV wilayah III yaitu bekas PTP VIII antara lain :
Kebun sidamanik, bah butong,bah birong ulu, marjandi, tobasari,
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PTP Nusantara IV Kebun Bah Jambi adalah perusahaan yang bergerak di
bidang pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak mentah (CPO) dan inti
sawit. Berdasarkan data pertanggal 1 Februari 2006 Kebun Bah Jambi memiliki
areal seluas 5.279 Ha tanaman sawit yang mengahasilkan dan 705 Ha tanaman
sawit yang belum menghasilkan. Kebun Bah Jambi juga memiliki beberapa areal
lainnya yang juga dimanfaatkan untuk tanaman seperti untuk rencana tanaman
ulangan seluas 668 Ha, rencana tanaman baru seluas 3 Ha, rencana tahun akan
datang seluas 246 Ha dan areal percobaan PKS seluas 71 Ha.
PTPN IV Kebun Bah JAmbi juga meiliki pabrik pengolahan kelapa sawit
(PKS) sendiri. Pabrik pengolahan kelapa sawit Kebun Bah Jambi memilki
kapasitas olah 60 ton TBS/Jam.
2.3. Lokasi Perusahaan
PTP Nusantara IV Kebun Bah Jambi berlokasi di kecamatan Hutabayu
Raja dan kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, lebih kurang 147 km
dari kota Medan dan 19 Km dari kota Pematang Siantar.
Adapun yang menjadi dasar pemilihan lokasi perkebunan Kebun Bah
Jambi yaitu sebagai berikut :
1. Dekat dengan areal perkebunan yang menjadi lahan penghasil bahan baku.
2. Dekat dengan jalan raya sehingga memudahkan pendistribusian produk.
3. Dekat dengan sumber air yang berguna untuk menjalankan operasi/proses
4. Tenaga kerja mudah didapatkan.
2.4. Daerah Pemasaran
Pemasaran hasil-hasil produksi seluruh PTPN yang bernaung dalam
koordinator wilayah I dikelola oleh Kantor Pemasaran Bersama (KPB). Daerah
pemasaran hasil produksi perkebunan yang dikelola oleh KPB dapat dibagi
menjadi dua, yaitu dalam negeri dan luar negeri.
Kebun Bah Jambi hanya bertugas untuk melakukan pengolahan saja,
dimana untuk tugas merencanakan kebijakan harga, kebijakan pasar, kebijakan
distribusi dan kebijakan promosi telah dilakukan oleh bagian Pemasaran kantor
direksi di Medan, maka hasil yang dikirimkan ke KPB haruslah melalui perintah
dari kantor direksi (Kandir).
Pemasaran hasil-hasil produksi PTP Nusantara IV Kebun Bah Jambi
dikelola oleh kantor direksi. Jadi bila ada pelanggan yang akan membeli CPO dan
inti sawit akan berurusan dengan Kandir Medan. Pihak kandirlah yang akan
memerintahkan kepada Kebun Bah Jambi untuk mengeluarkan produksinya
sebanyak yang dibutuhkan oleh pelanggan.
2.5. Organisasi Dan Manajemen
2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan
kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk
Struktur organisasi bagi perusahaan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan.
Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu sama
lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dan
karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugas yang harus dilakukan serta dari
siapa perintah diterima dan kepada siapa harus bertanggung jawab.
Dengan adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan
akan menciptakan suasana kerja yang baik karena akan terhindar dari tumpang
tindih dalam perintah dan tanggung jawab. Organisasi ditentukan atau dipengaruhi
oleh badan usaha, jenis usaha dan besarnya usaha dan sistem produksi
perusahaan.
Dalam rangka mencapai efektifitas dan efisiensi kerja yang baik, PTPN IV
PKS Bah Jambi telah berusaha menciptakan pengendalian intern yang sesuai
dengan menyusun unit-unit kerja dan bagian-bagian yang ditunjukkan pada
gambar 5.1. Struktur organisasi PTPN IV PKS Bah Jambi menggunakan struktur
Manager
Asisten Pengolahan
Shift II
KTU BAPAM
Asisten Maintenance
Asisten Laboratorium
Asisten Pengolahan
Shift I
Mandor Laboratorium
Mandor Pengolahan
Shift I
Mandor Pengolahan
Shift II
Krani I DANTON
Mandor Bengkel Listrik Mandor
Bengkel Traksi Mandor
Bengkel Umum
Karyawan Pelaksana
Struktur organisasi lini dan fungsional merupakan suatu bentuk struktur
organisasi dimana kekuasaan dan tanggung jawab diturunkan secara garis dari
tingkat pimpinan atas kepada tingkat bawahannya. Dari gambar, struktur
organisasi lini merupakan hubungan antara manajer dengan asisten maintenance,
asisten laboratorium, asisten pengolahan shift I dan II, Kepala Tata Usaha (KTU)
dan Bapam . Begitu juga untuk asisten maintenance dengan mandor bengkel
umum, traksi dan listrik, asisten laboratorium dengan mandor laboratorium,
asisten pengolahan dengan mandor pengolahan, KTU dengan Krani I dan Bapam
dengan Danton. Sebagai contoh hubungan manajer dengan asisten maintenance.
Dimana hubungan diantara keduanya merupakan hubungan antara atasan dan
bawahan. Dalam hal ini manajer berhak memberikan tugas dan tanggung jawab
kepada asisten maintenance, sedangkan asisten maintenance berkewajiban untuk
melakukan perintah dan tanggungjawab tersebut.
2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap jabatan pada struktur
organisasi PTPN IV PKS Bah Jambi di atas adalah :
A. Manajer
Tugas dan tanggung jawab :
1. Memonitor dan mengevaluasi biaya pengolahan dan biaya umum sehingga
diperoleh harga pokok serendah mungkin
2. Mengevaluasi dan memonitor pemakaian spare part pabrik secara umum serta
3. Melaksanakan inspeksi secara rutin ke PKS yang dipimpinnya.
4. Melaksanakan pengendalian pemakaian sumber daya sistem kerja PKS
5. Mengevaluasi atau menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) serta Rencana Kerja Operasional (RKO) pada PKS yang
dipimpinnya.
6. Memonitor atau mengevaluasi dan meningkatkan perolehan rendamen minyak
dan inti sawit dengan menekan lossis sekecil mungkin
7. Mengambil langkah-langkah penyelesaian jika terjadi gejolak atau
penyimpangan yang terjadi di PKS Bah Jambi
8. Bertanggungjawab kepada Direksi PTPN IV.
B. Asisten Maintenance
Tugas dan tanggung jawab:
1. Menjamin bahwa kebijakan mutu untuk dimengerti, diterapkan dan dipelihara
oleh semua mandor-mandor dan pekerja di bengkel umum, bengkel listrik dan
bengkel traksi.
2. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan oleh pelaksanaan teknik
sesuai dengan prosedur mutu dan instruksi kerja yang telah didokumentasikan
dan diimplementasikan sampai efektif.
3. Mengajukan permintaan bahan-bahan dan alat/mesin untuk kepentingan di
bengkel umum, bengkel listrik dan bengkel traksi sesuai dengan perencanaan
4. Menjamin bahwa semua peralatan/mesin yang digunakan dalam proses telah
siap dioperasikan oleh pabrik.
5. Merencanakan semua peralatan, mesin, instalasi, kendaraan dan bangunan
baik pemeliharaan secara rutin maupun pemeliharaan break down.
6. Menjamin dan mengecek rencana dengan aktifitas-aktifitas hasil pemeliharaan
baik secara rutin maupun break down.
7. Bertanggung jawab terhadap pemakaian spare parts serta mencatat waktu
pemeliharaan.
8. Menandatangani laporan pemeliharaan rutin dan pemeliharaan break down.
9. Membuat laporan Emergency Maintenance.
10.Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kalibrasi alat-alat pemeriksaan
pengukuran dan alat-alat uji yang digunakan di pabrik.
11.Mengidentifikasi kebutuhan terhadap semua personil yang ada pada
pengawasannya.
12.Menindaklanjuti tindakan-tindakan perbaikan yang ditemukan pada Internal
Audit.
13.Bertanggungjawab terhadap manager pabrik.
C. Asisten Laboratorium
Tugas dan tanggung jawab:
1. Mengawasi operasi pabrik dalam hal kendali mutu dengan menggunakan
semua sarana yang telah disediakan untuk mencapai kualitas dan kuantitas
2. Melaksanakan pemeriksaan besarnya losses minyak dan inti yang terjadi selama proses pengolahan berlangsung
3. Mengawasi pemakaian bahan–bahan laboratorium dan bahan–bahan pembantu
selama proses pengolahan berlangsung
4. Mengawasi pemeriksaan limbah pabrik baik dari hasil kegiatan produksi
pabrik maupun kegiatan–kegiatan lain dan pengaruhnya terhadap lingkungan
sekitar.
5. Mengawasi dan membuktikan jumlah TBS yang masuk ke pabrik sesuai
dengan SPB dari tiap–tiap afdeling untuk menentukan kapasitas olah, dan
perhitungan rendamen bersama dengan asisten pengolahan
6. Mengawasi jumlah pengeluaran baik hasil produksi maupun tandan kosong
dari kegiatan produksi
7. Mengawasi proses pengolahan air baik untuk kebutuhan proses maupun
kebutuhan domestik di sekitar pabrik
8. Membuat laporan sebagai informasi bagi unit pengolahan
9. Bertanggungjawab terhadap manager pabrik.
D. Asisten Pengolahan
Tugas dan tanggung jawab:
1. Menjamin bahwa kebijakan mutu untuk dimengerti, diterapkan dan dipelihara
2. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan kimia
yang digunakan pada proses pengolahan sesuai dengan RKAP dan
penjabarannya ke RKO.
3. Berusaha agar proses pengolahan dilakukan efektif dan efisien, supaya
produktifitas dapat tercapai.
4. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
5. Melakukan adjustment sesuai data-data yang telah diberikan oleh asisten
laboratorium.
6. Melakukan pengawasan terhadap jumlah bahan baku yang diterima serta
produksi yang dikirim.
7. Mengawasi penanganan proses pengolahan dan final produk sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan serta penanganan packing dan penyimpanannya.
8. Mengawasi dan mengevaluasi stock produksi yang ada di gudang atau storage
tank.
9. Mengendalikan catatan mutu termasuk identifikasi, pengarsipan,
pemeliharaan, apakah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
10.Mengorganisasi audit di proses pengolahan sehingga Internal Audit dan
External Audit dapat dilaksanakan secara efektif.
11.Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan yang ditemukan di dalam
Internal Audit dan External Audit.
12.Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan.
14.Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi sesuai dengan bahan
baku yang diterima.
15.Membuat laporan manajemen pengolahan.
16.Bertanggungjawab terhadap manager pabrik.
E. Kepala Tata Usaha (KTU)
Tugas dan tanggung jawab:
1. Memelihara semua dokumen yang ada pada bagian tata usaha
2. Melaksanakan dan mengawasi administrasi keuangan, pembukuan dan bidang
umum/personalia.
3. Menyelesaikan administrasi kas dengan baik
4. Membuat Daftar Permintaan Uang (DPU) setiap gajian
5. Mengerjakan atau membuat tender lokasi
6. Membuat jurnal upah karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana
7. Membuat surat-surat
8. Membuat atau melaksanakan pengeluaran barang (AU–58) dan penerimaan
barang (AV-53).
9. Membuat daftar inventaris sesuai dengan peralatan yang ada di unit PKS
10.Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan kerja
11.Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil dibagian
administrasi.
F. Bintara Pengamanan (BAPAM)
Tugas dan tanggung jawab:
1. Menjamin bahwa kebijakan mutu untuk dimengerti, diterapkan dan dipelihara
di seluruh tingkat organisasi Ba. Pam PKS Bah Jambi.
2. Membantu manager dalam penanganan dan pengamanan di
Kebun/Pabrik/Unit Kebun.
3. Menyusun rencana kerja bidang keamanan
4. Melaksanakan pengawasan keamanan terhadap aset perusahaan
5. Menyusun laporan pertanggungjawaban administrasi bidang keamanan
6. Mengadakan dan menugaskan personil yang dibawahi untuk melaksanakan
patroli pada areal kebun dan pabrik.
7. Bertanggungjawab terhadap manager pabrik.
2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Tenaga kerja yang bekerja di PKS Bah Jambi dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Pegawai staff, golongan III-A sampai IV-B
2. Pegawai non staff, golongan I-A sampai II-D
Pada masa produksi, jam kerja yang diberlakukan bagi setiap karyawan
pengolahan adalah dengan pembagian jam kerja menjadi 2 shift yaitu sebagai
berikut :
1.Shift I : Pukul 07.00 WIB – 18.00 WIB
Sedangkan untuk karyawan di bagian administrasi masa kerja selama 6
hari kerja dalam seminggu kecuali hari minggu dengan jam kerja kantor adalah
sebagai berikut :
1. Senin - Kamis
Pukul 07.00 WIB – 12.00 WIB : Jam Kerja
Pukul 12.00 WIB – 14.00 WIB : Jam Istirahat
Pukul 14.00 WIB – 16.00 WIB : Jam Kerja setelah Istirahat
2. Jumat
Pukul 07.00 WIB – 11.30 WIB : Jam Kerja
Pukul 11.30 WIB – 14.00 WIB : Jam Istirahat
Pukul 14.00 WIB – 16.00 WIB : Jam Kerja setelah Istirahat
3. Sabtu
Pukul 07.00 WIB – 13.30 WIB : Jam Kerja
Adapun jumlah keseluruhan tenaga kerja di PKS Bah Jambi pada saat ini
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 2.1.
Jumlah Tenaga Kerja PKS Bah Jambi
No Keterangan Total (orang)
1 Manager 1
2 KTU 1
3 Asisten laboratorium 1
4 Asisten Pengolahan (Shift I dan II) 3
5 Asisten Maintenance 1
6 BAPAM 1
Tabel 2.1. (Lanjutan)
No Keterangan Total (orang)
8 Mandor Bengkel Listrik 1
9 Mandor Bengkel Traksi 1
10 Mandor Laboratorium 1
11 Mandor Pengolahan (Shift I dan II) 2
12 Krani I 1
13 DANTON 1
14 Tukang Bengkel Umum 20
15 Tukang Bengkel Listrik 9
16 Tukang Bengkel Traksi 10
17 Karyawan Laboratorium 34
18 Karyawan Pengolahan (Shift I dan II) 86
19 Karyawan Administrasi 29
20 SATPAM 12
Jumlah 216
2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan
Sistem gaji yang digunakan PTP Nusantara IV PKS Bah Jambi adalah
sistem gaji yang dibayarkan dua kali sebulan. Pada gaji pertama disebut panjar
gaji atau gajian kecil sejumlah 30 % dari gaji pokok yang sebenarnya. Gajian
kecil ini dibayar pada akhir minggu ketiga setiap bulannya. Sedangkan gaji kedua
disebut pelunasan gaji atau gajian besar yaitu sejumlah gaji pokok ditambah
tunjangan tetap dan lembur kecuali untuk bagian administrasi. Besarnya gaji yang
[image:36.595.131.475.138.460.2]tunjangan tetap dan premi selama satu bulan. Gajian besar ini dibayar pada akhir
minggu pertama setiap bulannya.
Kesejahteraan umum bagi pegawai dan karyawan pabrik merupakan hal
yang sangat penting. Produktivitas kerja seoarang karyawan sangat dipengaruhi
tingkat kesejahteraannya. PTPN IV PKS Bah Jambi memikirkan hal ini dengan
memberikan beberapa fasilitas yaitu:
1.Perumahan bagi staff, karyawan dan keluarganya, yang berada di lokasi
perkebunan sekitar. Apabila tidak mengambil perumahan diberikan bantuan
dana sewa rumah sebesar 25 %.
2.Sarana pendidikan dan memberikan bantuan dana pendidikan berupa uang
pemondokan untuk anak–anak staff maupun karyawan yang kuliah atau
bersekolah jauh dari rumah.
3.Sarana kesehatan untuk staff dan karyawan beserta keluarganya berupa Rumah
Sakit PTPN IV.
4.Membangun sarana olah raga yang tersedia di lokasi kompleks perumahan
karyawan.
5.Rumah ibadah yaitu mesjid yang dibangun di lokasi lingkungan pabrik.
Rumah ibadah yaitu berupa gereja yang dibangun di lokasi lingkungan
pabrik.
2.6. Proses Produksi
Proses pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) di PKS Kebun Bah Jambi
bertujuan untuk memperoleh minyak dan inti yang berkualitas. Proses pengolahan
1.Minyak Sawit (Crude Palm Oil) dari hasil olahan daging buah
2.Inti Minyak Sawit (Palm Kernel) yaitu inti yang dihasilkan dari pengolahan biji
(Nut)
Hasil sampingan dari proses pengolahan sawit ini adalah ampas, cangkang
dan tandan kosong. Ampas dan cangkang dipergunakan sebagai bahan bakar
boiler.
2.6.1. Standard Mutu Produk
Jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh cara
memanen buah. Dalam hal ini standard mutunya diukur berdasarkan spesifikasi
standard mutu internasional, yang meliputi Asam Lemak Bebas (ALB), air dan
kotoran.
Panen yang tepat, mempunyai kandungan minyak maksimal dan kadar
ALB yang rendah. Pada saat ini, mutu minyak sawit yang baik untuk dipasarkan
jika kadar ALB di bawah 3% dan 2% untuk inti sawit.
Terbentuknya ALB dalam buah sawit disebabkan proses hidrolisa
“trigliserida” dari lemak dengan adanya enzim lipase pada kondisi yang sama.
Reaksi kimianya adalah sebagai berikut:
CH – O – C – OR1 R1COOH + CH2O
CH – O – C – OR2 + 3 H2O R1COOH + CH2O
Trigliserida + Air → Glyserol + ALB
Rumus kimia Crude Palm Oil (CPO) dalam Palm Kernel Oil (PKO)
adalah sama, namun yang membedakan adalah komposisi Fatty Acid dari rantai
karbonnya.
2.6.2. Bahan yang Digunakan
Bahan baku yang digunakan di pabrik kelapa sawit Bah Jambi adalah buah
sawit yang berasal dari kebun PTPN IV Bah Jambi. Pada umumnya kelapa sawit
terdiri dari beberapa varietas berdasarkan karakteristiknya yaitu:
1. Dura
Dura adalah jenis varietas kelapa sawit yang mempunyai buah agak bulat
dan karakteristik lainnya adalah:
a. Tebal daging buah (pericarp) : 2-6 mm
b. Tebal cangkang : 2-5 mm
c. Persen pericarp terhadap buah : 50-70%
d. Tebal cangkang terhadap buah : 30%
e. Persen inti terhadap buah : 8-10%
2. Pesifera
Pesifera adalah jenis varietas kelapa sawit yang mempunyai buah agak
lonjong dan karakteristik lainnya adalah:
a. Pericarp : sangat tebal
b. Tebal cangkang : 0-0,1 mm
d. Persen inti terhadap buah : 0-5%
3. Tenera
Tenera adalah jenis kelapa sawit yang mempunyai buah agak lonjong
dengan karakteristik adalah:
a. Tebal pericarp : 4-10 mm
b. Tebal pericarp terhadap buah : 70-80%
c. Persen cangkang terhadap buah : ± 10%
d. Persen inti terhadap buah : 8-10%
Varietas yang paling banyak di kebun Bah Jambi adalah varietas tenera.
Tenera ini merupakan hasil persilangan antara dura dengan pesifera. Salah satu
cara untuk meningkatkan produksi tandan buah segar adalah dengan melepaskan
serangga penyerbuk kelapa sawit (SPKS) ke seluruh areal kebun.
2.6.3. Uraian Proses Produksi
Secara garis besar, prosedur pengolahan Tandan Buah Segar (TBS)
menjadi minyak dan inti sawit dibagi atas 6 tahapan (stasiun), yaitu:
1. Penerimaan Buah (Fruit Station)
TBS hasil pemanenan dari tiap afdeling diangkut ke pabrik dengan
menggunakan truk. Selanjutnya dilakukan penimbangan buah untuk mengetahui
jumlah TBS yang masuk dengan menggunakan jembatan timbang. Berat bersih
TBS yang masuk didapat dengan menghitung selisih antara berat truk beserta
Setelah itu, TBS dibawa ke bagian penimbunan buah yaitu loading ramp. Sebelumnya, buah disortasi untuk mengetahui mutu buah yang akan diolah yang
didasarkan pada jumlah buah yang membrondol sampai di loading ramp yang
dinyatakan sebagai fraksi. Dimana, fraksi merupakan derajat kematangan TBS
yang diterima di pabrik yang ditunjukkan pada tabel 3.1.
Tabel 2.2.
Derajat Kematang Tandan Buah Segar
Fraksi Derajat Kematangan Jumlah Brondolan
00 Sangat Mentah Tidak ada brondolan lepas
0 Mentah 12,5 % dari permukaan luar
1 Kurang Matang 12,5%-25% dari permukaan luar
2 Matang I 25%-50% dari permukaan luar
3 Matang II 50%-75% dari permukaan luar
4 Lewat Matang 75%-100% dari permukaan luar
5 Sangat Matang Buah dalam ikut membrondol
Sumber: PTPN IV Bah Jambi
Buah yang telah disortasi dimasukkan ke dalam loading ramp dengan
tujuan untuk memudahkan masuknya buah ke dalam lori atau basket. Lantai
loading ramp dibuat dari plate baja dengan kemiringan 270 dan mempunyai 22 pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan menggunakan
tenaga hidrolik. Cara kerja pengisian lori adalah:
a. Lori yang digunakan untuk mengangkut dan tempat perebusan buah sawit
ditarik dan diposisikan di depan pintu loading ramp. Satu unit lori berkapasitas
sekitar 2,5 ton TBS.
c. Lori yang sudah penuh ditarik dengan capstand ke stasiun perebusan.
2. Stasiun Perebusan (Sterilizing Station)
TBS yang ada di dalam lori ditarik dengan menggunakan capstand ke
transfer carriage dan selanjutnya dimasukkan ke dalam sterilizer, yaitu bejana uap tekan yang digunakan untuk merebus buah. Di PKS Bah Jambi terdapat 5 unit
sterilizer dan yang masih berfungsi hanya 4 unit. Dimana kapasitas tiap sterilizer
adalah 10 lori dengan tekanan 2,6 – 2,8 kg/cm3 dan temperatur sebesar 125 –
1300C. Proses perebusan berlangsung sekitar 90 – 100 menit.
Sistem perebusan yang digunakan adalah perebusan dengan sistem 2
puncak (double peak sterilization). Jumlah puncak dalam proses perebusan
ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan dari steam inlet.
Berikut adalah grafik perebusan dengan menggunakan sistem dua puncak.
5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 95
Tekanan (Kg/Cm2)
Menit
1 2 3
1
2 3
4 5
6
Keterangan gambar:
1. Buang udara : 5 menit
2. Menaikkan tekanan sampai 2 kg/cm2 : 10 menit
3. Buang steam : 10 menit
4. Menaikkan tekanan sampai 2,6 - 3kg/cm2 : 10 menit
5. Merebus pada tekanan 2,6 – 3 kg/cm2 : 60 menit
6. Buang steam : 5 menit
Pada dasarnya tujuan perebusan adalah:
a. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB,
b.Mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang,
c. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan,
d.Mengkoagulasikan (mengendapkan) protein sehingga memudahkan pemisahan
minyak,
e. Menguraikan kadar air dalam buah
f. Menghidrolisa zat-zat karbohidrat yang berada sebagai koloid di dalam
protoplasma menjadi glukosa yang dapat larut dan menghasilkan tekanan
osmotis yang membantu memecahkan dinding sel sehingga minyaknya dapat
keluar.
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam perebusan adalah:
a. Tekanan uap dan lamanya perebusan
b. Pembuangan udara dan air kondensat, udara yang ada dalam rebusan harus
pengeluaran ini disebut dearasi dengan cara membuka penuh kran kondensat 5–10 menit.
3. Stasiun Pembantingan (Thressing Station)
Setelah proses perebusan selesai, lori dalam sterilizer dikeluarkan dan
ditarik dengan capstand menuju stasiun bantingan. Stasiun pembantingan adalah
stasiun pemisahan brondolan dengan tandan kosong. Di PKS Bah Jambi terdapat
2 line stasiun bantingan, yang setiap line terdiri dari: a. Hoisting Crane
Alat ini digunakan untuk mengangkat lori yang berisi buah masak dan
dituangkan isi lori ke dalam hopper dan menurunkan kembali lori kosong ke nail
track. b. Hopper
Alat ini berupa tempat penampungan buah masak yang dituang dari lori
sebelum dijalankan dengan automatic feeder. Pengisian hopper tidak terlalu penuh
agar buah tidak terlalu padat dan penurunan ke automatic feeder tidak tersendat.
c. Automatic Feeder
Setelah di hopper buah akan dijalankan ke automatic feeder yang akan
mengatur pemasukan buah ke dalam thresser, dimana kecepatannya diatur sesuai
dengan kapasitas thresser. d. Penebahan (Stripper)
Alat ini digunakan untuk melepaskan dan memisahkan buah dari
tandannya. Alat ini berbentuk drum yang berputar dengan kecepatan ± 23-25
jatuh terbanting sehingga buah brondolan lepas dari tandan. Melalui kisi-kisi
drum, buah masuk ke dalam Fruit conveyor under thresser dan tandan kosong
terdorong keluar dibawa ke empty bunch conveyor.
Pengisian yang baik tidak terlampau penuh agar brondolan terlepas
sempurna dari tandannya sehingga losis pada tandan kosong tidak meningkat.
e. Empty Bunch Conveyor
Alat ini berfungsi membawa tandan kosong dari hasil bantingan ke dalam
truk ataupun ke tempat penumpukan sementara. Alat ini berupa rantai yang
ditambahkan screpper.
f. Fruit Conveyor Under Thresser
Alat ini digunakan untuk mengangkut brondolan-brondolan ke fruit
elevator dan terletak di bawah thresser. g. Fruit Elevator
Alat ini digunakan untuk mengangkut brondolan-brondolan ke dalam
distributing conveyor pada stasiun press. Alat ini menggunakan timba-timba yang terikat pada rantai yang digerakkan oleh elektromotor dan digunakan untuk
mengangkut buah masak atau brondolan masak.
4. Stasiun Press (Pressing Station)
Stasiun press adalah stasiun awal dalam pengambilan minyak dari buah
dengan cara melumat dan mengempa buah. Stasiun press ini terdiri dari dua line
Alat ini digunakan untuk mendistribusikan buah atau brondolan yang
diterima dari timba-timba buah fruit elevator ke masing-masing digester. b.Ketel Adukan (Digester)
Alat ini digunakan untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah
terpisah dari biji. Merupakan bejana selinder berdiri vertikal yang di dalamnya
terdapat pisau-pisau pengaduk (stirring arms) sebanyak 6 tingkat yang terikat
pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. Pisau bagian bawah disamping
sebagai pengaduk juga dapat berfungsi sebagai pendorong cake keluar menuju
talang dan press cake. Dalam digester diperlukan temperatur 90 – 1100C untuk
mempermudah proses pelumatan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam digester:
1.Pada saat beroperasi pengisian digester harus penuh atau ¾.
2.Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tinggi sehingga minyak tidak banyak
tergenang.
3.Pipa minyak keluar dari bottom bearing harus tetap bersih agar minyak tetap
lancar mengalir ke oil gutter.
4.Kebocoran minyak dihindari
5.Perawatan terhadap keran-keran dan pisau-pisau digester
c. Pengempa atau Press
Pengempaan bertujuan untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari
daging buah (pericarp) yang berasal dari digester. Alat ini terdiri dari sebuah
silinder (press cylinder) yang berlubang dan di dalamnya dipasang dua buah ulir
Tekanan pengepresan diatur oleh dua buah konus yang berada pada bagian
ujung press, yang dapat bergerak maju mundur secara hidrolik. Adanya massa
yang keluar dari digester melalui talang masuk ke dalam press selinder dan
mengisi worm. Volume setiap space worm berbeda semakin mengarah ke ujung as
screw dengan volume semakin kecil sehingga cake tertekan dan minyak terperas.
Minyak kasar akan terpisah dan keluar melalui lubang-lubang press silinder yang
selanjutnya ditampung pada talang minyak (oil gutter) yang akan dilanjutkan ke
vibro separator dan masuk ke crude oil tank, sedangkan cake keluar dari bagian
muka atau sela-sela cone yang ditampung di cake breaker conveyor.
d.Cake Breaker Conveyor
Alat ini berupa talang yang berisi pedal-pedal diikat pada poros yang
berfungsi untuk mengaduk-aduk ampas dari pressan dengan cara berputar sambil
mendorong ampas ke ujung talang untuk memisahkan biji dan serabut di pemisah
biji (depericarper). Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan menggunakan
uap (steam) sehingga gumpalan ampas akan menjadi kering dan mudah terurai.
Disamping untuk pengeringan, pemanasan juga berfungsi untuk memudahkan
pemisahan inti dengan cangkang. Biji akan dibawa ke stasiun pengolahan biji
(kernel plant) sedangkan serabut dipergunakan untuk bahan bakar boiler.
e. Pemisah Ampas dan Biji (Depericarper)
Alat ini digunakan untuk memisahkan ampas dan biji dan membersihkan
biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat. Alat ini terdiri dari kolom pemisah
Ampas dan biji dari cake breaker conveyor masuk ke dalam kolom pemisah. Sistem pemisahan terjadi karena hampa udara di dalam kolom pemisah
yang disebabkan oleh isapan blower.
Ampas kering terhisap ke dalam siklon ampas dan melalui air lock masuk
ke dalam konveyor bahan bakar, sedangkan biji yang berat jenisnya lebih besar
jatuh ke bawah dan dihantar oleh konveyor ke dalam polishing drum. Drum
pemolis ini berputar dengan kecepatan 32 rpm. Pada polishing drum biji akan
saling bergesekkan satu dengan lainnya atau bergesekkan dengan blade-blade
polishing drum, sehingga selama biji melewati polishing drum, serabut-serabut halus yang masih menempel pada biji akan terlepas.
5. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Plant)
Untuk memperoleh inti sawit, pada stasiun ini biji diolah untuk diperam,
dipecahkan, dan dipisahkan antara inti dan cangkang. Inti yang diperoleh
selanjutnya dikeringkan dalam kernel silo untuk dikirim dan cangkang digunakan
sebagai bahan bakar pada boiler. Adapun rangkaian peralatan yang terdapat dalam
stasiun ini adalah:
a. Nut Elevator
Nut elevator digunakan untuk mengangkut biji yang berasal dari pemisah biji dan ampas ke silo biji dan dari silo biji ke pemecah biji. Alat ini terdiri dari
timba-timba yang diikatkan pada rantai, dan digerakkan oleh elektromotor dan
berputar tegak.
Alat ini berfungsi untuk memeram biji dengan tujuan mengurangi kadar
air yang dikandung sehingga akan mudah terlepas dari cangkangnya. Dengan
demikian akan mempermudah proses pemecahan biji dan diperoleh inti yang utuh
dalam jumlah yang maksimal. Pada silo ini, kadar air akan berkurang dengan
udara panas yang ditiupkan yang dialirkan melalui elemen panas. Suhu bagian
atas sebesar 600C, tengah sebesar 500C dan bagian bawah sebesar 400C.
Pemanasan dan pemeraman dilakukan selama 8 – 9 jam sampai kadar air ± 9%.
c. Nut Grading Drum
Alat ini digunakan untuk menseleksi/memisahkan biji menurut besarnya
diameter biji agar biji-biji yang masuk ke Ripple Mill atau Cracker diusahakan
merata.
Alat ini berupa drum yang berlubang-lubang menurut besar yang telah
disesuaikan dan berputar dan selanjutnya biji-biji masuk ke dalam Ripple Mill
atau Cracker. Sampah-sampah halus jatuh pada bagian pangkal drum dan masuk
kepenampungan untuk dibuang, sedangkan sampah-sampah kasar keluar dari
bagian ujung drum.
d. Ripple Mill
Alat ini berfungsi untuk memecahkan biji sehingga inti terlepas dari
cangkang. Ripple Mill terdiri dari dua bagian yaitu: 1. Rotating Rotor
Terdiri dari 30 batang rotor (Riplle bar) yang terbuat dari high carbon
2.Stationary Plate (Ripple Pad)
Merupakan plate bergerigi tajam dan terbuat dari high carbon steel. Alat
ini dapat memecahkan biji melalui pemeraman dalam Nut Silo dengan proses
perebusan yang dilaksanakan dengan baik.
e. Light Tenera Dust Separating (LTDS)
Campuran dari pecahan yang terdiri dari inti, serat dan cangkang
diantarkan melalui timba masuk ke dalam LTDS (Light Tenera Dust Separating).
Pada alat ini, inti dan cangkang dipisahkan. Prinsip pemisahannya adalah
berdasarkan berat jenis dan gaya gravitasi melalui kolom pemisah vertikal.
Dimana abu, cangkang halus dan serat halus yang lebih ringan akan terisap dan
masuk ke dalam siklon penampung abu (dust cyclone), kemudian
mengantarkannya ke boiler. Inti bulat yang lebih berat akan jatuh menuju silo inti, sedangkan campuran pecahan berupa inti pecah dan cangkang akan diproses
lanjut dengan clay bath.
f. Clay Bath
Dalam clay bath terdapat pompa, dimana material yang telah bercampur
dengan air dan kaolin dipompa ke cyclone. Karena perbedaan berat jenis, inti akan
keluar dari atas permukaan cyclone dan cangkang keluar dari bagian bawah yang
kemudian masing-masing fraksi akan mengalami pengolahan lebih lanjut yaitu
cangkang diantarkan ke boiler dan inti akan masuk ke silo inti untuk dikeringkan.
Silo inti ini berfungsi sebagai tempat untuk mengeringkan inti yang masih
mengandung air sebesar 15-25 %. Bentuk maupun cara kerja silo inti sama seperti
pada silo biji, hanya pada silo inti yang dikeringkan adalah intinya. Pengeringan
juga dilakukan dengan menggunakan blower pemanas. Kadar inti yang
disyaratkan adalah 6-7 %. Proses pengeringan dalam silo ini ± 7 jam dengan
pemberian panas yang kontinu. Pemanasan dilakukan dengan menghembuskan
udara panas ke dalam silo. Udara yang masuk ke bagian atas, tengah dan bawah
silo dengan temperatur masing-masing adalah 600C - 700C pada bagian atas, 500C
- 600C pada bagian tengah, dan 400C - 500C pada bagian bawah. Setelah dirasakan
cukup kering dan kadar air yang telah memenuhi syarat, inti dalam silo diturunkan
untuk dikirim ke kernel bin (buckling).
6. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)
Klarifikasi ini adalah pemurnian minyak yang merupakan stasiun terakhir
dalam pengolahan minyak. Minyak kasar (CPO) dari stasiun pressan dikirim ke
stasiun ini untuk diproses lebih lanjut sehingga diperoleh minyak hasil produksi
yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Adapun peralatan
yang terdapat pada stasiun ini adalah:
a. Talang Minyak (Oil Gutter)
Minyak hasil pengempaan screw press dialirkan ke talang minyak (oil
gutter). Talang minyak ini dipasang di bawah screw press dan dialirkan oleh air
panas ke vibro. Air untuk mengalirkan minyak kasar ini harus benar-benar panas
b. Ayakan Getar (Vibro Separator)
Alat ini berfungsi untuk memisahkan /menyaring kotoran-kotoran berupa
serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak kasar. Vibro separator ini
menggunakan 2 buah saringan kawat dengan ukuran saringan atas 20 mesh dan
saringan bawah 40 mesh. Benda-benda padat berupa ampas yang disaring pada
saringan ini dikembalikan ke timba buah untuk diproses kembali. Sedangkan
cairan minyak dari vibro separator ditampung dalam tangki minyak kasar (crude
oil tank). Untuk memudahkan penyaringan, saringan getar tersebut disiram dengan air panas.
c. Pompa Minyak Kasar (Crude Oil Pump)
Minyak kasar yang telah tersaring akan ditampung di crude oil pump. Di
dalam tangki ini akan dilakukan penambahan panas agar minyak cepat terpisah
dan mengendapkan kotoran-kotoran. Panas yang tersedia dilakukan dengan
injeksi uap. Temperatur pada tangki ini diharapkan ± 900C. Minyak dalam tangki
ini dipompakan ke dalam tangki pisah (continuous tank) dengan pompa minyak
kasar (crude oil pump).
d. Tangki Pemisah (Continuous Tank)
Merupakan tangki yang berfungsi untuk mengendapkan sludge yang
terkandung di dalam crude oil. Untuk mempermudah proses pemisahan, maka
temperatur dipertahankan 900C-950C.
Tangki pemisah ini terditri dari 3 ruang yaitu:
- Ruang pertama : untuk penampungan minyak dari pompa minyak kasar
- Ruang kedua : merupakan ruang pemisahan. Minyak yang mempunyai
berat jenis kecil mengapung dan dialirkan ke dalam oil
tank, sedangkan sludge yang mempunyai berat jenis lebih besar dari pada minyak masuk ke dalam ruang ke
tiga melalui lubang bawah sekat.
- Ruang ketiga : ruang penampungan sludge sebelum dialirkan ke dalam
sludge tank.
e. Tangki Masakan Minyak (Oil Tank)
Minyak yang berasal dari tangki pemisah pada lapisan atas dialirkan ke oil
tank sedangkan sludge yang masih mengandung minyak 7-9 % yang berada pada
lapisan bawah dialirkan ke sludge tank. Minyak ditampung pada tangki ini untuk
dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut. Pada tangki ini diusahakan agar tetap
penuh untuk menjaga pemanasan tetap 950C-1000C. Tangki ini berbentuk
selinder, dengan dasar berbentuk kerucut.
f. Sentrifusi Minyak (Oil Purifier)
Merupakan alat yang berfungsi untuk memurnikan minyak yang berasal
dari tangki masakan minyak yang masih mengandung air ± 0,5 – 0,17 % dan
kotoran 0,1 – 0,3 %. Kadar air dalam minyak setelah diproses oil purifier ini
diusahakan 0,3 – 0,4 % dan kadar kotoran 0,01 – 0,15 % dengan temperatur 900
g.Transfer Tanki
Tangki ini merupakan alat yang digunakan untuk menampung minyak dari
oil purifier dan mengatur jumlah minyak yang masuk ke dalam tangki pompa udara (vacuum drier) agar merata dan tetap.
h.Pengeringan Minyak (Vacum Dryer)
Merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan air dari minyak dengan
cara penguapan hampa udara. Hasil yang diharapkan dari proses disini adalah
minyak yang berkadar air 0,1 – 0,15 % dengan kadar kotoran 0,013-0,015 %. Alat
ini merupakan tabung hampa udara yang mempunyai 3 tingkat steam injector.
Tekanan vacuum drier berkisar 0,8 – 1 kg/cm2. minyak yang keluar dari vacum
dryer ini langsung dikirim ke tangki timbun (storage tank) sebagai minyak produksi yang siap untuk dipasarkan (CPO).
i. Tangki Timbun (Storage Tank)
Tangki ini merupakan alat penampungan minyak produksi (CPO) sebelum
dipasarkan. Minyak dalam tangki ini harus selalu dipanaskan dengan cara
dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperatur di dalam storage tank diatur ±
50–550C agar minyak yang terdapat di dalamnya tidak membeku dan untuk
menghindarkan kenaikan Asam Lemak Bebas dan kadar air dalam minyak di
tangki.
j. Tangki Lumpur (Sludge Tank)
Merupakan tangki yang digunakan untuk menampung sludge dari hasil
pemisahan di tangki pemisah. Sludge yang berada pada tangki lumpur ini masih
memanaskan dan mengencerkan sludge. Dengan temperatur sludge tank ini diusahakan berkisar 900C – 1000C.
k.Saringan Berputar (Brush Strainer)
Dari sludge tank selanjutnya lumpur (sludge) dialirkan ke brush strainer.
Brush strainer ini berfungsi sebagai alat pemisah serabut-serabut, pasir dan
kotoran-kotoran yang terdapat dalam sludge sebelum diolah di sludge separator.
Alat ini terdiri dari tabung silinder yang berlubang-lubang halus dan dipasang
sikat-sikat kawat baja sebanyak 5 pasang dan diikatkan pada poros yang berputar.
l. Sand Cyclone
Sludge dari brush strainer diperkirakan masih mengandung pasir sehingga
harus dipompakan lagi ke sand cyclone dimana pasir halus akan terpisah dengan
adanya gaya sentrifugal dan di blow down setiap 20 menit sekali. Untuk
mengambil minyak yang masih terkandung di sludge, selanjutnya sludge diproses
pada sludge separator. m. Sludge Separator
Merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari air, sludge,
dan kotoran. Sludge yang masuk ke alat ini memiliki kadar air ± 80–85 %,
minyak 5 – 10 %, dan 8 – 12 % berupa bahan bukan minyak. Air dan kotoran
dibuang keluar dari alat ini sedangkan minyak akan dipompakan kembali ke
continuous tank. Dalam proses ini kadar minyak yang diperoleh pada slugde separator diharapkan 0,3 – 0,5 %.
Fat pit merupakan bak penampung sludge yang berasal dari buangan minyak yang keluar dari bocoran-bocoran alat pada stasiun klarifikasi yang
dialirkan di parit dan dipompakan ke bak ini dan dikumpulkan, yang kemudian
sludge dan minyak ini akan dikutip kembali dengan dipompakan sehingga masuk ke dalam crude oil tank dan selanjutnya diproses kembali di stasiun klarifikasi.
2.7. Utilitas
Utilitas dalam suatu pabrik merupakan unit pembantu produksi yang tidak
terlibat secara langsung sebagai bahan baku, tetapi penunjang proses agar
produksi dapat berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada Pabrik Kelapa Sawit
PTPN IV Kebun Bah Jambi untuk mendapatkan adalah sebagai berikut :
1. Unit Pengolahan Air (Water Treatment)
Air merupakan salah satu bagian yang penting untuk mendukung proses
pengolahan di PKS Bah Jambi dan fungsinya tidak dapat tergantikan oleh
senyawa lain. Selain digunakan untuk proses, air ini juga digunakan untuk
keperluan sebagai berikut :
a. Air domestik, yaitu air yang digunakan di luar kegiatan pabrik (kantor dan
perumahan)
b. Air proses, yaitu air yang digunakan di dalam boiler untuk menghasilkan
steam dan untuk pengenceran minyak sawit pada saat proses serta kebutuhan lain.
Sumber air di PKS Bah Jambi berasal dari Sungai Bah Bolon yang terletak
2. Unit Pembangkit Tenaga
Tenaga yang digunakan untuk dapat mengoperasikan seluruh alat dan mesin
di PKS Bah Jambi ini diperoleh dari tenaga listrik dan uap. Listrik diperoleh dari
PLN dan mesin diesel dengan bahan bakar solar sedangkan tenaga uap diperoleh
dengan mengoptimalkan uap sebagai tenaga penggerak. PKS banyak
menggunakan tenaga uap karena :
a. Bahan bakar tersedia (ampas dan cangkang)
b.Semua stasiun memerlukan uap sebagai sumber panas
Alat yang digunakan sebagai pembangkit uap adalah ketel uap (boiler).
Daya listrik yang tersedia didistribusikan ke bagian-bagian sebagai berikut:
a. Perumahan pimpinan, staf dan karyawan
b.Penerangan dan arus listrik kantor dan pabrik serta jalan
c. Unit-unit proses pengolahan Pabrik Kelapa Sawit
d.Menggerakkan alat – alat transportasi seperti material handling, hoisting crane,
elevator, empty bunch conveyor dan lain - lain
e. Unit-unit proses pengolahan air
f. Penerangan dan arus listrik untuk peralatan laboratorium
g.Penerangan dan arus listrik untuk peralatan bengkel.
3. Unit Pemeliharaan Pabrik / Bengkel
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga peralatan
pabrik dengan mengadakan perbaikan atau pergantian yang diperlukan agar
Pemeliharaan PKS Bah Jambi dilakukan dalam bentuk pemeliharaan
harian, mingguan, bulanan dan tahunan agar pabrik bekerja dengan baik.
Pemeliharaan harian dilaksanakan pada saat pabrik berhenti mengolah dan selesai
pada saat pabrik mulai mengolah lagi. Pekerjaan yang mendesak seperti
kerusakan yang terjadi pada saat pabrik mengolah, harus dilaksanakan pada saat
itu juga dan dapat disempurnakan perbaikannya apabila tersedia waktu yang
luang. Pemeliharaan yang dilakukan unit ini mencakup pemeliharaan mesin dan
peralatan pabrik, instalasi listrik, pemeliharaan unit pengolahan air dan hal-hal
yang berkaitan, serta penyediaan dan perawatan suku cadang pabrik. Untuk
mendukung unit ini, PKS Bah Jambi menyediakan beberapa bengkel yaitu :
a. Bengkel Umum
b.Bengkel Instalasi Listrik
c. Bengkel Traksi (Transportasi Kendaraan dan Sipil)
Unit traksi merupakan bagian yang mengurus permasalahan yang
berhubungan dengan segala alat pengangkutan dan kendaraan yang ada di PKS
Bah Jambi, sedangkan unit sipil merupakan bagian yang mengurus permasalahan
yang berhubungan dengan bangunan sipil Bah Jambi. Kedua unit ini memiliki
pedoman masing-masing dalam hal pemeliharaan dan pengawasan pekerjaannya.
4. Laboratorium
Laboratorium berfungsi untuk menetapkan mutu produk akhir maupun
hasil dari setiap stasiun kerja. Selain hasil proses tersebut juga dianalisa kadar
rendaman CPO dan inti. Karena salah satu faktor maju mundurnya perusahaan
standardisasi mutu minyak sawit dan kernel pada range dan untuk mengetahui kehilangan beban dalam proses maka diperlukan laboratorium.
Analisa-analisa yang dilakukan di laboratorium PKS Kebun Bah Jambi antara lain
meliputi :
1. Analisa Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid / FFA)
2. Analisa Kadar Minyak
3. Randamen
4. Kadar Air
5. Fraksi Inti Utuh, Pecah dan Kotoran
6. Analisa Air
5. Unit Pengolahan Limbah
Pada dasarnya pengolahan sawit merupakan proses untuk memperoleh
minyak dari buah kelapa sawit dengan melalui proses perebusan, pemipihan,
pelumatan, pengempaan, pemisahan minyak dengan sludge, pemurnian,
pengeringan, dan penimbunan. Pemrosesan tersebut akan menghasilkan produk
samping yang bersifat limbah padat dan cair yang dapat mencemari lingkungan
apabila langsung dibuang badan penerima.
Unit pengolahan limbah PKS Bah Jambi bertujuan untuk menaikkan mutu
buangan limbah pabrik sehingga dapat dimanfaatkan kembali dan menjaga agar
limbah hasil proses tidak mencemari lingkungan sekitar (pengendalian limbah)
2.8. Mesin dan Peralatan
Adapun spesifikasi mesin dan peralatan produksi yang ada di PTPN IV
kebun Bah Jambi untuk tiap stasiunnya adalah sebagai berikut:
1. Stasiun Penerimaan Buah
a. Loading Ramp
Fungsi : tempat penimbunan sementara dan pemindahan
TBS ke dalam lori rebusan
Dimensi : 5300 mm x 3000 mmx 3250 mm
Kemiringan : 250
Kapasitas : 8 – 10 ton / TBS
Jumlah : 22 pintu
b. Lori
Fungsi : mengangkut dan sebagai tempat merebus buah segar
Dimensi : 2500 mm x 1800 mm x 1220 mm
Kapasitas