• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Potensi Bahaya Dan Sikap Kerja Operator Untuk Menentukan Dan Mencegah Penyebab Kecelakaan Dan Kelelahan Akibat Kerja Di Ptpn-Iv Bah Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Potensi Bahaya Dan Sikap Kerja Operator Untuk Menentukan Dan Mencegah Penyebab Kecelakaan Dan Kelelahan Akibat Kerja Di Ptpn-Iv Bah Jambi"

Copied!
200
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS POTENSI BAHAYA DAN SIKAP KERJA OPERATOR UNTUK MENENTUKAN DAN MENCEGAH PENYEBAB KECELAKAAN

DAN KELELAHAN AKIBAT KERJA DI PTPN-IV BAH JAMBI

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

ARGA TOGU HALOMOAN HUTAGAOL

030403044

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)
(3)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak selama pelaksanaan

tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis merasa perlu mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Sugih Arto P, MM., sebagai dosen pembimbing I atas bimbingan,

pengarahan, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

2. Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT., sebagai dosen pembimbing II yang telah menyediakan

banyak waktu dan perhatian demi membimbing dan memberikan arahan serta

masukan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara yang turut memberikan motivasi kepada penulis

dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng., selaku Koordinator Bidang

Manufaktur yang telah mengarahkan penulis dalam memahami judul Tugas Sarjana.

5. Pimpinan PT. Eracipta Binakarya yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan

penelitian, serta Bapak Pasaribu selaku kepala bagian personalia dan Pak Hendrik

selaku kepala bagian produksi yang telah memberikan informasi dalam penyelesaian

Tugas Sarjana ini.

6. Bang Bowo, Kak Dina, dan Bang Mijo, selaku pegawai Departemen Teknik

Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis

(4)

7. Kedua Orang tuaku tercinta dan saudaraku atas doa, perhatian dan dukungannya

yang diberikan kepada penulis.

8. Toso dan Bro Dita selaku rekan penulis dalam penelitian tugas akhir atas bantuan,

dukungan serta kerja sama yang baik selama penelitian sampai penyelesaian tugas

sarjana ini.

9. Teman-teman stambuk 03 lainnya yang telah memberikan bantuan dan waktu untuk

(5)

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan penulis panjatkan, karena hanya dengan kasih karunia dan

anugerahNya penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini tepat pada waktunya. Tugas

sarjana ini merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi oleh mahasiswa

untuk menyelesaikan studi di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara.

Tugas sarjana ini berjudul “Analisis Potensi Bahaya dan Sikap Kerja Operator Untuk

Menentukan dan Mencegah Penyebab Kecelakaan dan Kelelahan Akibat Kerja Di

PTPN-IV PKS BAH JAMBI”. Adapun latar belakang penulis mengangkat judul ini

adalah penulis ingin menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada bagian

produksi pintu sterilizer di PTPN-IV PKS BAH JAMBI.

Penulis menyadari bahwa tugas sarjana ini belum sepenuhnya sempurna dan

masih memiliki kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan fasilitas yang tersedia.

Oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan

tulisan ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga tugas sarjana ini bermanfaat bagi kita

semua.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENULIS

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak selama pelaksanaan

tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis merasa perlu mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Danci Sukatendel sebagai dosen pembimbing I dalam penyelesaian Tugas

Sarjana ini, yang telah menyediakan waktu dan perhatian demi membimbing dan

memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.

2. Ibu Ir. Anizar, M.Kes sebagai dosen pembimbing II dalam penyelesaian Tugas

Sarjana ini, yang telah menyediakan waktu dan perhatian demi membimbing dan

memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Rahim Matondang, M.SIE. selaku Koordinator Bidang untuk

Manajemen yang telah mengarahkan penulis dalam memahami judul Tugas Sarjana.

4. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara yang turut memberikan motivasi kepada penulis

dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.

5. Pimpinan PT. Mahogany Lestari yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan

penelitian, serta Bapak Ismail selaku kepala bagian personalia dan Bapak Sugih

selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan informasi dalam penyelesaian

Tugas Sarjana ini.

6. Bang Bowo, Kak Dina, dan Namboru, selaku pegawai Departemen Teknik Industri,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam

(7)

7. Kedua Orang tuaku tercinta, papi dan mami, para saudaraku (kakakku Yenny,

abangku Henry,dan David) atas doa, perhatian dan dukungannya yang diberikan

kepada penulis.

8. Pesta selaku rekan penulis dalam penelitian tugas akhir atas bantuan, dukungan serta

kerja sama yang baik selama penelitian sampai penyelesaian tugas sarjana ini.

9. Sesama asisten Laboratorium Tata Letak Pabrik : Nyoman, Sabeth, Ika, Yenny, Roy

serta Otto yang telah memberikan bantuan, semangat dan dukungan selama ini.

10.Aphien, Sandy, Dina, Elly, Eminem, Silfana, Joni, Ipul, Rere, Rong2, Dita, Eva,

Michael, Patia, Santoso, Herbin, G, Okto, Arga, Hendrik, Ihsanul, Agus dan seluruh

teman-teman stambuk 03 lainnya yang telah memberikan bantuan dan waktu untuk

berdiskusi serta motivasi dan semangat yang telah diberikan kepada penulis.

11.Teman baikku Yanti, Melda, Yossy, dan lainnya buat doa dan semangat yang telah

(8)
(9)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1

1.2. Perumusan Permasalahan ... I-3

1.3. Tujuan Penelitian ... I-3

1.4. Manfaat Penelitian ... I-4

1.5. Ruang Lingkup dan Asumsi ... I-4

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-5

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.3. Lokasi Perusahaan ... II-4

2.4. Daerah Pemasaran ... II-4

2.5. Organisasi dan Manajemen ... II-5

2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-5

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-8

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-14

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Yang Digunakan ... II-16

2.6. Proses Produksi ... II-17

2.6.1. Standar Mutu Produk ... II-18

2.6.2. Bahan yang Digunakan ... II-19

2.6.3. Uraian Proses Produksi ... II-20

2.7. Utilitas ... II-36

2.8. Mesin dan Peralatan ... II-40

III. LANDASAN TEORI

3.1. Ergonomi ... III-1

3.2. Kerja Otot Statis dan Dinamis ... III-4

3.3. Efek Kerja Otot Statis ... III-5

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.5. Analisa Jalur (Path Analysis) ... III-9 3.5.1. Diagram Jalur ... III-10

3.5.2. Koefisien Jalur ... III-10

3.5.3. Model Jalur ... III-11

3.6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... III-11

3.6.1. Tujuan ... III-11

3.6.2. Undang-undang Kecelakaan Kerja ... III-13

3.6.3. Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... III-15

3.7. Defenisi Job Safety Analysis (JSA) ... III-18 3.7.1. Langkah-Langkah Job Safety Analysis ... III-19 3.7.2. Identifikasi Bahaya (Hazard) ... III-24

3.7.3. Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... III-15

3.8. Antropometri ... III-26

3.8.1. Antropometri Statis ... III-26

3.8.2. Antropometri Dinamis ... III-27

3.8.3. Tiga Prinsip dalam Pemakaian Data Antropometri .. III-28

3.8.4. Aplikasi Distribusi Normal Dalam Penerapan

Data Antropometri ... III-33

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1

4.2. Metode Penelitian ... IV-1

4.3. Metode Pengumpulan Data ... IV-1

4.4. Pelaksanaan Penelitian ... IV-4

4.5. Pengolahan Data ... IV-5

4.6. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-6

4.7. Kesimpulan dan Saran ... IV-6

V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Job Safety Analysis ... V-1 5.1.2. Kuisioner ... V-5

5.1.2.1. Data Kuisioner Tryout Preliminier ... V-6 5.1.2.2. Data Kuisioner Penelitian ... V-8

5.2. Pengolahan Data ... V-9

5.2.1. Job Safatey Analysis ... V-9 5.2.1.1. Memilih Pekerjaan Untuk Dianalisis ... V-9

5.2.1.2. Menguraikan Pekerjaan

(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.1.3. Mengidentifikasi Bahaya ... V-16

5.2.1.4. Pengembangan Solusi ... V-22

5.2.2. Analisa Jalur ... V-29

VI. ANALISIS DAN EVALUASI

6.1. Analisis ... VI-1

6.1.1. Analisa Metode JSA (Job Safety Analysis) ... VI-1 6.1.1. Analisa Diagram Jalur ... VI-2

6.2. Evaluasi ... VI-4

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era globalisasi yang merupakan era perdagangan bebas, tingkat persaingan

produk juga semakin tinggi. Setiap perusahaan berusaha untuk membuat produk

dengan mutu yang sesuai dengan keinginan pelanggan, waktu penyampaian yang

tepat, serta harga produk yang murah untuk dapat bersaing dengan perusahaan

lain. Setiap perusahaan industri manufaktur membutuhkan performansi dari

sumber daya yang dimilikinya, baik itu sumber dana, sumber daya alam (bahan),

manusia (operator), mesin (peralatan), kajian ilmu dan rekayasa teknologi

(metode) dan kondisi lingkungan kerja. Peningkatan performansi dari sistem kerja

tersebut diupayakan seefektif, efisien, produktif, berkualitas, aman dan nyaman.

Suatu sistem kerja yang baik dipengaruhi oleh kemampuan manusia dalam

melakukan suatu pekerjaan, disamping itu juga sangat dipengaruhi oleh desain

fisik dan tingkat pekerjaannya. Desain fisik dan tingkat pekerjaan merupakan

suatu kajian yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Masalah

dalam pengkajian keselamatan dan kesehatan kerja sangat kompleks, oleh karena

itu dalam penelitian ini permasalahan ini dibatasi sampai dengan permasalahan

kecelakaan dan kelelahan akibat kerja.

Masalah yang sering muncul dalam bidang industri yaitu kecelakaan kerja

dan kelelahan akibat kerja. Masalah tersebut pada umumnya akan menimbulkan

(15)

maupun perusahaan, baik itu dalam jangka waktu yang pendek maupun dalam

jangka waktu yang panjang.

PTPN-IV PKS Bah jambi adalah suatu perusahaan pengolah Tandan Buah

Segar (TBS) menjadi minyak sawit dan inti sawit. Proses produksinya berjalan

secara kontiniu dimana hasil dari proses stasiun kerja awal akan bergerak terus

sampai pada stasiun kerja akhir dengan mempertahankan mutu. Kesalahan yang

terjadi pada tahap proses tertentu tidak dapat diperbaiki pada tahapan proses

selanjutnya.

Pada stasiun ketel uap, elemen pekerjaan yang dilihat yaitu elemen

pekerjaan pengisian bahan bakar ke dalam boiler, pekerjaan ini memiliko resiko

kerja yang sangat tinggi, serta memiliki unsur kecelakaan yang tinggi mengingat

suhu yang sangat panas disekitar daerah kerja tersebut. Analisa terhadap

kecelakaan dan kelelahan akibat kerja juga perlu dilakukan sehingga dapat

dihasilkan usulan perbaikan sistem kerja yang baik untuk dapat meningkatkan

keselamatan dan kesehatan kerja.

Pada stasiun penerimaan buah, elemen pekerjaan yang diamati yaitu

elemen pekerjaan pemindahan TBS kedalam hopper. Pekerjaan ini sangat cepat

menimbulkan kelelahan, oleh karena itu diperlukan perbaikan kondisi kerja.

Pada stasiun threser, elemen pekerjaan yang diamati yaitu elemen

pekerjaan pendorongan lori sisa rebusan menuju stasiun penerimaan buah,

pekerjaan ini memiliko resiko kerja yang sangat tinggi.

PTPN-IV PKS BAH JAMBI saat ini sudah menerapkan sistem manajemen

(16)

lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta bebas pencemaran lingkungan menuju peningkatan produktivitas, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Dalam hal ini, diperlukan suatu identifikasi terhadap potensi-potensi bahaya melalui pelaksanaan analisis potensi bahaya sebagai tindakan preventif yang nyata untuk mencegah dan mereduksi resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja secara maksimal.

1.2. Perumusan Permasalahan

Kecelakaan kerja pada perusahaan baik kecelakaan yang telah terjadi,

yang berpotensi terjadi, dan hampir terjadi (nearmiss), disebabkan oleh adanya

bahaya-bahaya di tempat kerja, mencakup bahaya kimia, fisik, mekanis, listrik,

biologi, dan statis. Diperlukan suatu analisis terhadap potensi-potensi bahaya

tersebut beserta pencapaian solusi-solusi nyata dengan menggunakan salah satu

metode yaitu Job Safety Analysis (JSA), sebagai suatu tindakan preventif untuk

mencegah dan mereduksi resiko terjadinya kecelakaan kerja dan kelelahan akibat

kerja secara maksimal.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu :

1. Melakukan identifikasi bahaya pada tiga stasiun kerja yang dipilih

2. Secara sistematis mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan dan prosedur kerja

(17)

3. Mengetahui variabel bebas (operator, lingkungan kerja dan peralatan dan

perkakas kerja) mana yang berpengaruh paling besar terhadap kecelakaan

dan kelelahan akibat kerja.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang akan diperoleh yaitu :

1. Membandingkan dan mengaplikasikan teori ilmiah yang diperoleh dalam

perkuliahan.

2. Melihat secara langsung langkah-langkah yang ditempuh oleh perusahaan

dalam rangka memecahkan persoalan yang ada di perusahaan.

3. Sebagai masukan bagi perusahaan dalam rangka menciptakan kondisi

kerja yang aman dan nyaman.

1.5. Pembatasan Masalah dan Asumsi-asumsi

Pembatasan masalah dan asumsi sangat diperlukan dalam penelitan ini,

sehingga hasil yang diperoleh dapat benar-benar sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Pembatasan masalah yang digunakan adalah :

1. Analisa dilakukan pada tiga stasiun kerja, yaitu pada stasiun kerja yang

memiliki elemen kerja yang dilakukan secara manual. Elemen kerja yang

dipilih yaitu elemen pekerjaan pengisian bahan bakar boiler pada stasiun

kerja ketel uap, elemen pekerjaan pendorongan lori pada stasiun kerja

threser dan elemen pekerjaan memasukkan TBS ke dalam loading ramp

(18)

2. Variabel bebas yang digunakan yaitu variabel operator, lingkungan kerja

dan peralatan dan perkakas kerja.

3. Model analisis jalur memiliki hubungan antar variabel yang bersifat linier,

adaptif dan bersifat normal.

4. Hubungan antar variabel tersebut memiliki aliran kausal satu arah artinya

tidak ada arah kausalitas yang berbalik arah.

5. Gizi kerja operator tidak diperhitungkan.

6. Perancangan alat-alat kerja dirancang dengan berdasarkan pada data

antropometri orang Indonesia.

Asumsi yang digunakan adalah :

1. Kondisi fisik lingkungan kerja normal.

2. Operator yang bekerja adalah operator yang benar-benar dapat

mengoperasikan mesin-mesin produksi yang ada secara baik.

3. Untuk keakuratan pengukuran, maka digunakan tingkat keyakinan 95 %

dan tingkat ketelitian 5 %.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Tugas sarjana ini disajikan dalam beberapa bab yaitu untuk dapat lebih

mudah memahami tugas sarjana ini. Sistematika penulisan tugas sarjana ini akan

disajikan sebagai berikut.

(19)

Dalam bab ini akan diuraikan mengebai latar belakang

permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian,

manfaat penelitan, ruang lingkup dan asumsi yang digunakan.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini memuat secara singkat dan padat berbagai atribut dari

perusahaan yang menajdi objek penelitian.

BAB III : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan mengenai tinjauan-tinjauan

kepustakaan yang berisikan teori-teori dan

pemikiran-pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan

serta pemecahan masalah.

BAB IV : METODOLOGI PENELITAN

Bab ini berisi metodologi yang digunakan untuk mencapai

tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitan dan

penjelasan tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya.

BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini memuat data-data hasil penelitan yang diperoleh dari

perusahaan sebagai bahan untuk melakukan pengolahan data

yang digunakan sebagai dasar pada pembahan masalah.

(20)

Bab ini memuat perancanaan langkah-langkah yang akan

dilakukan dalam memecahkan masalah serta menganalisis hasil

yang dicapai.

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis

dari hasil penelitian ini serta rekomendasi saran-saran yang

(21)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Kebun Bah Jambi yang pada mulanya milik swasta asing NV. H. V. A.

(Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha dari PTP Nusantara IV (Persero) yang bergerak di bidang usaha perkebunan dan

pengolahan kelapa sawit yang menghasilkan CPO (Crude Palm Oil) dan inti1

1

Sumber : PTP Nusantara IV PKS Bah Jambi

.

Sebelum menjadi PTP Nusantara IV (Persero)yang berkantor pusat di

kebun Bah Jambi, Kabupaten Simalungun, Propinsi Sumatera Utara, telah

mengalami beberapa perubahan nama. Diawali dengan perubahan status

perusahaan milik swasta asing menjadi milik pemerintah. Pada tanggal 2 Mei

1959 berdasarkan PP No. 19 dalam lembaran Negara No. 31 Tahun 1959 dengan

peralihan stastus perusahaan yaitu dari NV. H. V. A. berbubah menjadi PPN Unit

Sumatera II yang terbagi atas beberapa kebun yaitu Kebun Laras, Bandar Betsy,

Pagar Jawa, Bah Jambi, Marjandi, Sidamanik, Balimbingan, Bangun, Gunung

Lama, Dolok Sinumbah, Tonduhan. Selanjutnya berdasarkan PP No. 27

Lembaran Negara No. 4 tahun 1963 tertanggal 22 Mei 1963 terjadi lagi perubahan

dari PPN Sumut III menjadi PPN ANTAN III. Adapun kebun yang tergabung

dalam PPN ANTAN II pada saat itu adalah kebun Dolok Sinembah, Tonduhan,

(22)

Setelah berjalan sekitar 5 tahun pada tanggal 13 April 1968 berubah lagi

menjadi PN Perkebunan VII, dengan PP No. 14 Lembaran Negara No. 23 tahun

1968. Kebun- kebun yang tergabung didialam adalah Kebun Bah Jambi, Marihat,

Dolok Ilir, Laras, Dolok Sinembah, Tonduhan, Gunung Bayu, Bukit Lama, Pasir

Mandoge,Sei Kopas, Sei Dekan.

Dalam rangka untuk lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas

badan-badan usaha milik negar dilingkungan Departemen Peleburan Perusahaan

(PERSERA), PNP VII yang semula berstastus Perusahaan Negara dialihkan

menjadi perusahaan terbatas perkebunan (PTP VII), sesuai dengan Pasal 2 ayat 3

UU No. 9 tahun 1969.

Pada tahun 1972 dilakukan penggabungan 10 kebun yang dimilki oleh

PTP VII menjadi 5 kebun yaitu Bah Jambi, Dolok Ilir, Dolok Sinembah, Gunung

Bayu dan Mayang.

Pada tanggal 14 Januari 1985 PN Perkebunan berubah menjadi PT

Perkebunan VII (Persero) dengan PP No. 16 melalui akta notaries. Status tersebut

disahkan oleh menteri kehakiman dengan SK No. 12412-HT-01 pada tanggal 14

Juli 1985 dan didaftarkan pada Panitera Pengadilan Negeri Simalungun dengan

No. 121/No.7/1985/PN-SIM tanggal 30 Juli 1985. serta dicantumkan dengan

tambahan berita Negara RI No. 100 tanggal 13 Desember 1985. Kebun-kebun

yang tergabung adalah kebun Bah Jambi, Bukit Lima, PMT Dolok Ilir, Dolok

Sinumbah,Gunung Emas, PIR Ngubang, PKS Gunung Meliau, Dinas alat-alat

berat, proyek kerjasama NES VII Luwu d/p PNP XXVIII Ujung Pandang

(23)

Dari PT.Perkebunan VII Persero kemudian beruba lagi menjadi PTP

Nusantara IV Persero sesuai dengan PP RI No. 09 Tahun 1996 tentang peleburan

perusahaan perseroan yang terdiri dari PTP VI, PTP VII,PTP VIII melalui akta

notaris No. 37 Tanggal 11 Maret 1966 pasal 12 mengenai susunan organisasi

perusahaan.

Seseuai dengan hasil rapat kerja direksi PTPN-IV (Persero) dengan Kabag

Ka-Giro Administrasi kepala Dinas, kebun lingkungan PTP Nusantara pada

tanggal 19 April 1996 di Bah Jambi memutuskan kebun-kebun dan unit

lingkungan PTP Nusantara IV (Persero) dinyatakan dalam 3 wilayah yakni :

1. PTP Nusantara IV wilayah I yaitu bekas PTP VII antara lain :

Kebun Dah Jambi, Marihat, Dolok Ilir, Dolok Sinumbah, Tonduhan,

Gunung Bayu, Mayang, Bukit Lima, Pasir Mandoge, Sei Kopas, Sosa, Pabrik

Minyak Nabait Belawan, Unit Pabrik Mesin Tanera, Unit Rumah Sakit Laras.

2. PTP Nusantara IV wilayah II yaitu bekas PTP VI antara lain :

Kebun Bangun Purba, Adolina Pabatu, Tanah Itam Ulu, Tinjauan Sawit

Idan II, Tinjauan Kakao, Air Batu, Pulu Raja, Berangir, Ajamu I dan II.

3. PTP Nusantara IV wilayah III yaitu bekas PTP VIII antara lain :

Kebun sidamanik, bah butong,bah birong ulu, marjandi, tobasari,

(24)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PTP Nusantara IV Kebun Bah Jambi adalah perusahaan yang bergerak di

bidang pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak mentah (CPO) dan inti

sawit. Berdasarkan data pertanggal 1 Februari 2006 Kebun Bah Jambi memiliki

areal seluas 5.279 Ha tanaman sawit yang mengahasilkan dan 705 Ha tanaman

sawit yang belum menghasilkan. Kebun Bah Jambi juga memiliki beberapa areal

lainnya yang juga dimanfaatkan untuk tanaman seperti untuk rencana tanaman

ulangan seluas 668 Ha, rencana tanaman baru seluas 3 Ha, rencana tahun akan

datang seluas 246 Ha dan areal percobaan PKS seluas 71 Ha.

PTPN IV Kebun Bah JAmbi juga meiliki pabrik pengolahan kelapa sawit

(PKS) sendiri. Pabrik pengolahan kelapa sawit Kebun Bah Jambi memilki

kapasitas olah 60 ton TBS/Jam.

2.3. Lokasi Perusahaan

PTP Nusantara IV Kebun Bah Jambi berlokasi di kecamatan Hutabayu

Raja dan kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, lebih kurang 147 km

dari kota Medan dan 19 Km dari kota Pematang Siantar.

Adapun yang menjadi dasar pemilihan lokasi perkebunan Kebun Bah

Jambi yaitu sebagai berikut :

1. Dekat dengan areal perkebunan yang menjadi lahan penghasil bahan baku.

2. Dekat dengan jalan raya sehingga memudahkan pendistribusian produk.

3. Dekat dengan sumber air yang berguna untuk menjalankan operasi/proses

(25)

4. Tenaga kerja mudah didapatkan.

2.4. Daerah Pemasaran

Pemasaran hasil-hasil produksi seluruh PTPN yang bernaung dalam

koordinator wilayah I dikelola oleh Kantor Pemasaran Bersama (KPB). Daerah

pemasaran hasil produksi perkebunan yang dikelola oleh KPB dapat dibagi

menjadi dua, yaitu dalam negeri dan luar negeri.

Kebun Bah Jambi hanya bertugas untuk melakukan pengolahan saja,

dimana untuk tugas merencanakan kebijakan harga, kebijakan pasar, kebijakan

distribusi dan kebijakan promosi telah dilakukan oleh bagian Pemasaran kantor

direksi di Medan, maka hasil yang dikirimkan ke KPB haruslah melalui perintah

dari kantor direksi (Kandir).

Pemasaran hasil-hasil produksi PTP Nusantara IV Kebun Bah Jambi

dikelola oleh kantor direksi. Jadi bila ada pelanggan yang akan membeli CPO dan

inti sawit akan berurusan dengan Kandir Medan. Pihak kandirlah yang akan

memerintahkan kepada Kebun Bah Jambi untuk mengeluarkan produksinya

sebanyak yang dibutuhkan oleh pelanggan.

2.5. Organisasi Dan Manajemen

2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan

kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk

(26)

Struktur organisasi bagi perusahaan mempunyai peranan yang sangat

penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan.

Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu sama

lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dan

karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugas yang harus dilakukan serta dari

siapa perintah diterima dan kepada siapa harus bertanggung jawab.

Dengan adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan

akan menciptakan suasana kerja yang baik karena akan terhindar dari tumpang

tindih dalam perintah dan tanggung jawab. Organisasi ditentukan atau dipengaruhi

oleh badan usaha, jenis usaha dan besarnya usaha dan sistem produksi

perusahaan.

Dalam rangka mencapai efektifitas dan efisiensi kerja yang baik, PTPN IV

PKS Bah Jambi telah berusaha menciptakan pengendalian intern yang sesuai

dengan menyusun unit-unit kerja dan bagian-bagian yang ditunjukkan pada

gambar 5.1. Struktur organisasi PTPN IV PKS Bah Jambi menggunakan struktur

(27)

Manager

Asisten Pengolahan

Shift II

KTU BAPAM

Asisten Maintenance

Asisten Laboratorium

Asisten Pengolahan

Shift I

Mandor Laboratorium

Mandor Pengolahan

Shift I

Mandor Pengolahan

Shift II

Krani I DANTON

Mandor Bengkel Listrik Mandor

Bengkel Traksi Mandor

Bengkel Umum

Karyawan Pelaksana

(28)

Struktur organisasi lini dan fungsional merupakan suatu bentuk struktur

organisasi dimana kekuasaan dan tanggung jawab diturunkan secara garis dari

tingkat pimpinan atas kepada tingkat bawahannya. Dari gambar, struktur

organisasi lini merupakan hubungan antara manajer dengan asisten maintenance,

asisten laboratorium, asisten pengolahan shift I dan II, Kepala Tata Usaha (KTU)

dan Bapam . Begitu juga untuk asisten maintenance dengan mandor bengkel

umum, traksi dan listrik, asisten laboratorium dengan mandor laboratorium,

asisten pengolahan dengan mandor pengolahan, KTU dengan Krani I dan Bapam

dengan Danton. Sebagai contoh hubungan manajer dengan asisten maintenance.

Dimana hubungan diantara keduanya merupakan hubungan antara atasan dan

bawahan. Dalam hal ini manajer berhak memberikan tugas dan tanggung jawab

kepada asisten maintenance, sedangkan asisten maintenance berkewajiban untuk

melakukan perintah dan tanggungjawab tersebut.

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap jabatan pada struktur

organisasi PTPN IV PKS Bah Jambi di atas adalah :

A. Manajer

Tugas dan tanggung jawab :

1. Memonitor dan mengevaluasi biaya pengolahan dan biaya umum sehingga

diperoleh harga pokok serendah mungkin

2. Mengevaluasi dan memonitor pemakaian spare part pabrik secara umum serta

(29)

3. Melaksanakan inspeksi secara rutin ke PKS yang dipimpinnya.

4. Melaksanakan pengendalian pemakaian sumber daya sistem kerja PKS

5. Mengevaluasi atau menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

(RKAP) serta Rencana Kerja Operasional (RKO) pada PKS yang

dipimpinnya.

6. Memonitor atau mengevaluasi dan meningkatkan perolehan rendamen minyak

dan inti sawit dengan menekan lossis sekecil mungkin

7. Mengambil langkah-langkah penyelesaian jika terjadi gejolak atau

penyimpangan yang terjadi di PKS Bah Jambi

8. Bertanggungjawab kepada Direksi PTPN IV.

B. Asisten Maintenance

Tugas dan tanggung jawab:

1. Menjamin bahwa kebijakan mutu untuk dimengerti, diterapkan dan dipelihara

oleh semua mandor-mandor dan pekerja di bengkel umum, bengkel listrik dan

bengkel traksi.

2. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan oleh pelaksanaan teknik

sesuai dengan prosedur mutu dan instruksi kerja yang telah didokumentasikan

dan diimplementasikan sampai efektif.

3. Mengajukan permintaan bahan-bahan dan alat/mesin untuk kepentingan di

bengkel umum, bengkel listrik dan bengkel traksi sesuai dengan perencanaan

(30)

4. Menjamin bahwa semua peralatan/mesin yang digunakan dalam proses telah

siap dioperasikan oleh pabrik.

5. Merencanakan semua peralatan, mesin, instalasi, kendaraan dan bangunan

baik pemeliharaan secara rutin maupun pemeliharaan break down.

6. Menjamin dan mengecek rencana dengan aktifitas-aktifitas hasil pemeliharaan

baik secara rutin maupun break down.

7. Bertanggung jawab terhadap pemakaian spare parts serta mencatat waktu

pemeliharaan.

8. Menandatangani laporan pemeliharaan rutin dan pemeliharaan break down.

9. Membuat laporan Emergency Maintenance.

10.Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kalibrasi alat-alat pemeriksaan

pengukuran dan alat-alat uji yang digunakan di pabrik.

11.Mengidentifikasi kebutuhan terhadap semua personil yang ada pada

pengawasannya.

12.Menindaklanjuti tindakan-tindakan perbaikan yang ditemukan pada Internal

Audit.

13.Bertanggungjawab terhadap manager pabrik.

C. Asisten Laboratorium

Tugas dan tanggung jawab:

1. Mengawasi operasi pabrik dalam hal kendali mutu dengan menggunakan

semua sarana yang telah disediakan untuk mencapai kualitas dan kuantitas

(31)

2. Melaksanakan pemeriksaan besarnya losses minyak dan inti yang terjadi selama proses pengolahan berlangsung

3. Mengawasi pemakaian bahan–bahan laboratorium dan bahan–bahan pembantu

selama proses pengolahan berlangsung

4. Mengawasi pemeriksaan limbah pabrik baik dari hasil kegiatan produksi

pabrik maupun kegiatan–kegiatan lain dan pengaruhnya terhadap lingkungan

sekitar.

5. Mengawasi dan membuktikan jumlah TBS yang masuk ke pabrik sesuai

dengan SPB dari tiap–tiap afdeling untuk menentukan kapasitas olah, dan

perhitungan rendamen bersama dengan asisten pengolahan

6. Mengawasi jumlah pengeluaran baik hasil produksi maupun tandan kosong

dari kegiatan produksi

7. Mengawasi proses pengolahan air baik untuk kebutuhan proses maupun

kebutuhan domestik di sekitar pabrik

8. Membuat laporan sebagai informasi bagi unit pengolahan

9. Bertanggungjawab terhadap manager pabrik.

D. Asisten Pengolahan

Tugas dan tanggung jawab:

1. Menjamin bahwa kebijakan mutu untuk dimengerti, diterapkan dan dipelihara

(32)

2. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan kimia

yang digunakan pada proses pengolahan sesuai dengan RKAP dan

penjabarannya ke RKO.

3. Berusaha agar proses pengolahan dilakukan efektif dan efisien, supaya

produktifitas dapat tercapai.

4. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang telah

ditetapkan.

5. Melakukan adjustment sesuai data-data yang telah diberikan oleh asisten

laboratorium.

6. Melakukan pengawasan terhadap jumlah bahan baku yang diterima serta

produksi yang dikirim.

7. Mengawasi penanganan proses pengolahan dan final produk sesuai dengan

kriteria yang telah ditentukan serta penanganan packing dan penyimpanannya.

8. Mengawasi dan mengevaluasi stock produksi yang ada di gudang atau storage

tank.

9. Mengendalikan catatan mutu termasuk identifikasi, pengarsipan,

pemeliharaan, apakah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

10.Mengorganisasi audit di proses pengolahan sehingga Internal Audit dan

External Audit dapat dilaksanakan secara efektif.

11.Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan yang ditemukan di dalam

Internal Audit dan External Audit.

12.Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan.

(33)

14.Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi sesuai dengan bahan

baku yang diterima.

15.Membuat laporan manajemen pengolahan.

16.Bertanggungjawab terhadap manager pabrik.

E. Kepala Tata Usaha (KTU)

Tugas dan tanggung jawab:

1. Memelihara semua dokumen yang ada pada bagian tata usaha

2. Melaksanakan dan mengawasi administrasi keuangan, pembukuan dan bidang

umum/personalia.

3. Menyelesaikan administrasi kas dengan baik

4. Membuat Daftar Permintaan Uang (DPU) setiap gajian

5. Mengerjakan atau membuat tender lokasi

6. Membuat jurnal upah karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana

7. Membuat surat-surat

8. Membuat atau melaksanakan pengeluaran barang (AU–58) dan penerimaan

barang (AV-53).

9. Membuat daftar inventaris sesuai dengan peralatan yang ada di unit PKS

10.Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan kerja

11.Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil dibagian

administrasi.

(34)

F. Bintara Pengamanan (BAPAM)

Tugas dan tanggung jawab:

1. Menjamin bahwa kebijakan mutu untuk dimengerti, diterapkan dan dipelihara

di seluruh tingkat organisasi Ba. Pam PKS Bah Jambi.

2. Membantu manager dalam penanganan dan pengamanan di

Kebun/Pabrik/Unit Kebun.

3. Menyusun rencana kerja bidang keamanan

4. Melaksanakan pengawasan keamanan terhadap aset perusahaan

5. Menyusun laporan pertanggungjawaban administrasi bidang keamanan

6. Mengadakan dan menugaskan personil yang dibawahi untuk melaksanakan

patroli pada areal kebun dan pabrik.

7. Bertanggungjawab terhadap manager pabrik.

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Tenaga kerja yang bekerja di PKS Bah Jambi dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

1. Pegawai staff, golongan III-A sampai IV-B

2. Pegawai non staff, golongan I-A sampai II-D

Pada masa produksi, jam kerja yang diberlakukan bagi setiap karyawan

pengolahan adalah dengan pembagian jam kerja menjadi 2 shift yaitu sebagai

berikut :

1.Shift I : Pukul 07.00 WIB – 18.00 WIB

(35)

Sedangkan untuk karyawan di bagian administrasi masa kerja selama 6

hari kerja dalam seminggu kecuali hari minggu dengan jam kerja kantor adalah

sebagai berikut :

1. Senin - Kamis

Pukul 07.00 WIB – 12.00 WIB : Jam Kerja

Pukul 12.00 WIB – 14.00 WIB : Jam Istirahat

Pukul 14.00 WIB – 16.00 WIB : Jam Kerja setelah Istirahat

2. Jumat

Pukul 07.00 WIB – 11.30 WIB : Jam Kerja

Pukul 11.30 WIB – 14.00 WIB : Jam Istirahat

Pukul 14.00 WIB – 16.00 WIB : Jam Kerja setelah Istirahat

3. Sabtu

Pukul 07.00 WIB – 13.30 WIB : Jam Kerja

Adapun jumlah keseluruhan tenaga kerja di PKS Bah Jambi pada saat ini

dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 2.1.

Jumlah Tenaga Kerja PKS Bah Jambi

No Keterangan Total (orang)

1 Manager 1

2 KTU 1

3 Asisten laboratorium 1

4 Asisten Pengolahan (Shift I dan II) 3

5 Asisten Maintenance 1

6 BAPAM 1

(36)

Tabel 2.1. (Lanjutan)

No Keterangan Total (orang)

8 Mandor Bengkel Listrik 1

9 Mandor Bengkel Traksi 1

10 Mandor Laboratorium 1

11 Mandor Pengolahan (Shift I dan II) 2

12 Krani I 1

13 DANTON 1

14 Tukang Bengkel Umum 20

15 Tukang Bengkel Listrik 9

16 Tukang Bengkel Traksi 10

17 Karyawan Laboratorium 34

18 Karyawan Pengolahan (Shift I dan II) 86

19 Karyawan Administrasi 29

20 SATPAM 12

Jumlah 216

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan

Sistem gaji yang digunakan PTP Nusantara IV PKS Bah Jambi adalah

sistem gaji yang dibayarkan dua kali sebulan. Pada gaji pertama disebut panjar

gaji atau gajian kecil sejumlah 30 % dari gaji pokok yang sebenarnya. Gajian

kecil ini dibayar pada akhir minggu ketiga setiap bulannya. Sedangkan gaji kedua

disebut pelunasan gaji atau gajian besar yaitu sejumlah gaji pokok ditambah

tunjangan tetap dan lembur kecuali untuk bagian administrasi. Besarnya gaji yang

[image:36.595.131.475.138.460.2]
(37)

tunjangan tetap dan premi selama satu bulan. Gajian besar ini dibayar pada akhir

minggu pertama setiap bulannya.

Kesejahteraan umum bagi pegawai dan karyawan pabrik merupakan hal

yang sangat penting. Produktivitas kerja seoarang karyawan sangat dipengaruhi

tingkat kesejahteraannya. PTPN IV PKS Bah Jambi memikirkan hal ini dengan

memberikan beberapa fasilitas yaitu:

1.Perumahan bagi staff, karyawan dan keluarganya, yang berada di lokasi

perkebunan sekitar. Apabila tidak mengambil perumahan diberikan bantuan

dana sewa rumah sebesar 25 %.

2.Sarana pendidikan dan memberikan bantuan dana pendidikan berupa uang

pemondokan untuk anak–anak staff maupun karyawan yang kuliah atau

bersekolah jauh dari rumah.

3.Sarana kesehatan untuk staff dan karyawan beserta keluarganya berupa Rumah

Sakit PTPN IV.

4.Membangun sarana olah raga yang tersedia di lokasi kompleks perumahan

karyawan.

5.Rumah ibadah yaitu mesjid yang dibangun di lokasi lingkungan pabrik.

Rumah ibadah yaitu berupa gereja yang dibangun di lokasi lingkungan

pabrik.

2.6. Proses Produksi

Proses pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) di PKS Kebun Bah Jambi

bertujuan untuk memperoleh minyak dan inti yang berkualitas. Proses pengolahan

(38)

1.Minyak Sawit (Crude Palm Oil) dari hasil olahan daging buah

2.Inti Minyak Sawit (Palm Kernel) yaitu inti yang dihasilkan dari pengolahan biji

(Nut)

Hasil sampingan dari proses pengolahan sawit ini adalah ampas, cangkang

dan tandan kosong. Ampas dan cangkang dipergunakan sebagai bahan bakar

boiler.

2.6.1. Standard Mutu Produk

Jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh cara

memanen buah. Dalam hal ini standard mutunya diukur berdasarkan spesifikasi

standard mutu internasional, yang meliputi Asam Lemak Bebas (ALB), air dan

kotoran.

Panen yang tepat, mempunyai kandungan minyak maksimal dan kadar

ALB yang rendah. Pada saat ini, mutu minyak sawit yang baik untuk dipasarkan

jika kadar ALB di bawah 3% dan 2% untuk inti sawit.

Terbentuknya ALB dalam buah sawit disebabkan proses hidrolisa

“trigliserida” dari lemak dengan adanya enzim lipase pada kondisi yang sama.

Reaksi kimianya adalah sebagai berikut:

CH – O – C – OR1 R1COOH + CH2O

 

CH – O – C – OR2 + 3 H2O R1COOH + CH2O

 

(39)

Trigliserida + Air → Glyserol + ALB

Rumus kimia Crude Palm Oil (CPO) dalam Palm Kernel Oil (PKO)

adalah sama, namun yang membedakan adalah komposisi Fatty Acid dari rantai

karbonnya.

2.6.2. Bahan yang Digunakan

Bahan baku yang digunakan di pabrik kelapa sawit Bah Jambi adalah buah

sawit yang berasal dari kebun PTPN IV Bah Jambi. Pada umumnya kelapa sawit

terdiri dari beberapa varietas berdasarkan karakteristiknya yaitu:

1. Dura

Dura adalah jenis varietas kelapa sawit yang mempunyai buah agak bulat

dan karakteristik lainnya adalah:

a. Tebal daging buah (pericarp) : 2-6 mm

b. Tebal cangkang : 2-5 mm

c. Persen pericarp terhadap buah : 50-70%

d. Tebal cangkang terhadap buah : 30%

e. Persen inti terhadap buah : 8-10%

2. Pesifera

Pesifera adalah jenis varietas kelapa sawit yang mempunyai buah agak

lonjong dan karakteristik lainnya adalah:

a. Pericarp : sangat tebal

b. Tebal cangkang : 0-0,1 mm

(40)

d. Persen inti terhadap buah : 0-5%

3. Tenera

Tenera adalah jenis kelapa sawit yang mempunyai buah agak lonjong

dengan karakteristik adalah:

a. Tebal pericarp : 4-10 mm

b. Tebal pericarp terhadap buah : 70-80%

c. Persen cangkang terhadap buah : ± 10%

d. Persen inti terhadap buah : 8-10%

Varietas yang paling banyak di kebun Bah Jambi adalah varietas tenera.

Tenera ini merupakan hasil persilangan antara dura dengan pesifera. Salah satu

cara untuk meningkatkan produksi tandan buah segar adalah dengan melepaskan

serangga penyerbuk kelapa sawit (SPKS) ke seluruh areal kebun.

2.6.3. Uraian Proses Produksi

Secara garis besar, prosedur pengolahan Tandan Buah Segar (TBS)

menjadi minyak dan inti sawit dibagi atas 6 tahapan (stasiun), yaitu:

1. Penerimaan Buah (Fruit Station)

TBS hasil pemanenan dari tiap afdeling diangkut ke pabrik dengan

menggunakan truk. Selanjutnya dilakukan penimbangan buah untuk mengetahui

jumlah TBS yang masuk dengan menggunakan jembatan timbang. Berat bersih

TBS yang masuk didapat dengan menghitung selisih antara berat truk beserta

(41)

Setelah itu, TBS dibawa ke bagian penimbunan buah yaitu loading ramp. Sebelumnya, buah disortasi untuk mengetahui mutu buah yang akan diolah yang

didasarkan pada jumlah buah yang membrondol sampai di loading ramp yang

dinyatakan sebagai fraksi. Dimana, fraksi merupakan derajat kematangan TBS

yang diterima di pabrik yang ditunjukkan pada tabel 3.1.

Tabel 2.2.

Derajat Kematang Tandan Buah Segar

Fraksi Derajat Kematangan Jumlah Brondolan

00 Sangat Mentah Tidak ada brondolan lepas

0 Mentah 12,5 % dari permukaan luar

1 Kurang Matang 12,5%-25% dari permukaan luar

2 Matang I 25%-50% dari permukaan luar

3 Matang II 50%-75% dari permukaan luar

4 Lewat Matang 75%-100% dari permukaan luar

5 Sangat Matang Buah dalam ikut membrondol

Sumber: PTPN IV Bah Jambi

Buah yang telah disortasi dimasukkan ke dalam loading ramp dengan

tujuan untuk memudahkan masuknya buah ke dalam lori atau basket. Lantai

loading ramp dibuat dari plate baja dengan kemiringan 270 dan mempunyai 22 pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan menggunakan

tenaga hidrolik. Cara kerja pengisian lori adalah:

a. Lori yang digunakan untuk mengangkut dan tempat perebusan buah sawit

ditarik dan diposisikan di depan pintu loading ramp. Satu unit lori berkapasitas

sekitar 2,5 ton TBS.

(42)

c. Lori yang sudah penuh ditarik dengan capstand ke stasiun perebusan.

2. Stasiun Perebusan (Sterilizing Station)

TBS yang ada di dalam lori ditarik dengan menggunakan capstand ke

transfer carriage dan selanjutnya dimasukkan ke dalam sterilizer, yaitu bejana uap tekan yang digunakan untuk merebus buah. Di PKS Bah Jambi terdapat 5 unit

sterilizer dan yang masih berfungsi hanya 4 unit. Dimana kapasitas tiap sterilizer

adalah 10 lori dengan tekanan 2,6 – 2,8 kg/cm3 dan temperatur sebesar 125 –

1300C. Proses perebusan berlangsung sekitar 90 – 100 menit.

Sistem perebusan yang digunakan adalah perebusan dengan sistem 2

puncak (double peak sterilization). Jumlah puncak dalam proses perebusan

ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan dari steam inlet.

Berikut adalah grafik perebusan dengan menggunakan sistem dua puncak.

5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 95

Tekanan (Kg/Cm2)

Menit

1 2 3

1

2 3

4 5

6

(43)

Keterangan gambar:

1. Buang udara : 5 menit

2. Menaikkan tekanan sampai 2 kg/cm2 : 10 menit

3. Buang steam : 10 menit

4. Menaikkan tekanan sampai 2,6 - 3kg/cm2 : 10 menit

5. Merebus pada tekanan 2,6 – 3 kg/cm2 : 60 menit

6. Buang steam : 5 menit

Pada dasarnya tujuan perebusan adalah:

a. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB,

b.Mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang,

c. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan,

d.Mengkoagulasikan (mengendapkan) protein sehingga memudahkan pemisahan

minyak,

e. Menguraikan kadar air dalam buah

f. Menghidrolisa zat-zat karbohidrat yang berada sebagai koloid di dalam

protoplasma menjadi glukosa yang dapat larut dan menghasilkan tekanan

osmotis yang membantu memecahkan dinding sel sehingga minyaknya dapat

keluar.

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam perebusan adalah:

a. Tekanan uap dan lamanya perebusan

b. Pembuangan udara dan air kondensat, udara yang ada dalam rebusan harus

(44)

pengeluaran ini disebut dearasi dengan cara membuka penuh kran kondensat 5–10 menit.

3. Stasiun Pembantingan (Thressing Station)

Setelah proses perebusan selesai, lori dalam sterilizer dikeluarkan dan

ditarik dengan capstand menuju stasiun bantingan. Stasiun pembantingan adalah

stasiun pemisahan brondolan dengan tandan kosong. Di PKS Bah Jambi terdapat

2 line stasiun bantingan, yang setiap line terdiri dari: a. Hoisting Crane

Alat ini digunakan untuk mengangkat lori yang berisi buah masak dan

dituangkan isi lori ke dalam hopper dan menurunkan kembali lori kosong ke nail

track. b. Hopper

Alat ini berupa tempat penampungan buah masak yang dituang dari lori

sebelum dijalankan dengan automatic feeder. Pengisian hopper tidak terlalu penuh

agar buah tidak terlalu padat dan penurunan ke automatic feeder tidak tersendat.

c. Automatic Feeder

Setelah di hopper buah akan dijalankan ke automatic feeder yang akan

mengatur pemasukan buah ke dalam thresser, dimana kecepatannya diatur sesuai

dengan kapasitas thresser. d. Penebahan (Stripper)

Alat ini digunakan untuk melepaskan dan memisahkan buah dari

tandannya. Alat ini berbentuk drum yang berputar dengan kecepatan ± 23-25

(45)

jatuh terbanting sehingga buah brondolan lepas dari tandan. Melalui kisi-kisi

drum, buah masuk ke dalam Fruit conveyor under thresser dan tandan kosong

terdorong keluar dibawa ke empty bunch conveyor.

Pengisian yang baik tidak terlampau penuh agar brondolan terlepas

sempurna dari tandannya sehingga losis pada tandan kosong tidak meningkat.

e. Empty Bunch Conveyor

Alat ini berfungsi membawa tandan kosong dari hasil bantingan ke dalam

truk ataupun ke tempat penumpukan sementara. Alat ini berupa rantai yang

ditambahkan screpper.

f. Fruit Conveyor Under Thresser

Alat ini digunakan untuk mengangkut brondolan-brondolan ke fruit

elevator dan terletak di bawah thresser. g. Fruit Elevator

Alat ini digunakan untuk mengangkut brondolan-brondolan ke dalam

distributing conveyor pada stasiun press. Alat ini menggunakan timba-timba yang terikat pada rantai yang digerakkan oleh elektromotor dan digunakan untuk

mengangkut buah masak atau brondolan masak.

4. Stasiun Press (Pressing Station)

Stasiun press adalah stasiun awal dalam pengambilan minyak dari buah

dengan cara melumat dan mengempa buah. Stasiun press ini terdiri dari dua line

(46)

Alat ini digunakan untuk mendistribusikan buah atau brondolan yang

diterima dari timba-timba buah fruit elevator ke masing-masing digester. b.Ketel Adukan (Digester)

Alat ini digunakan untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah

terpisah dari biji. Merupakan bejana selinder berdiri vertikal yang di dalamnya

terdapat pisau-pisau pengaduk (stirring arms) sebanyak 6 tingkat yang terikat

pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. Pisau bagian bawah disamping

sebagai pengaduk juga dapat berfungsi sebagai pendorong cake keluar menuju

talang dan press cake. Dalam digester diperlukan temperatur 90 – 1100C untuk

mempermudah proses pelumatan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam digester:

1.Pada saat beroperasi pengisian digester harus penuh atau ¾.

2.Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tinggi sehingga minyak tidak banyak

tergenang.

3.Pipa minyak keluar dari bottom bearing harus tetap bersih agar minyak tetap

lancar mengalir ke oil gutter.

4.Kebocoran minyak dihindari

5.Perawatan terhadap keran-keran dan pisau-pisau digester

c. Pengempa atau Press

Pengempaan bertujuan untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari

daging buah (pericarp) yang berasal dari digester. Alat ini terdiri dari sebuah

silinder (press cylinder) yang berlubang dan di dalamnya dipasang dua buah ulir

(47)

Tekanan pengepresan diatur oleh dua buah konus yang berada pada bagian

ujung press, yang dapat bergerak maju mundur secara hidrolik. Adanya massa

yang keluar dari digester melalui talang masuk ke dalam press selinder dan

mengisi worm. Volume setiap space worm berbeda semakin mengarah ke ujung as

screw dengan volume semakin kecil sehingga cake tertekan dan minyak terperas.

Minyak kasar akan terpisah dan keluar melalui lubang-lubang press silinder yang

selanjutnya ditampung pada talang minyak (oil gutter) yang akan dilanjutkan ke

vibro separator dan masuk ke crude oil tank, sedangkan cake keluar dari bagian

muka atau sela-sela cone yang ditampung di cake breaker conveyor.

d.Cake Breaker Conveyor

Alat ini berupa talang yang berisi pedal-pedal diikat pada poros yang

berfungsi untuk mengaduk-aduk ampas dari pressan dengan cara berputar sambil

mendorong ampas ke ujung talang untuk memisahkan biji dan serabut di pemisah

biji (depericarper). Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan menggunakan

uap (steam) sehingga gumpalan ampas akan menjadi kering dan mudah terurai.

Disamping untuk pengeringan, pemanasan juga berfungsi untuk memudahkan

pemisahan inti dengan cangkang. Biji akan dibawa ke stasiun pengolahan biji

(kernel plant) sedangkan serabut dipergunakan untuk bahan bakar boiler.

e. Pemisah Ampas dan Biji (Depericarper)

Alat ini digunakan untuk memisahkan ampas dan biji dan membersihkan

biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat. Alat ini terdiri dari kolom pemisah

(48)

Ampas dan biji dari cake breaker conveyor masuk ke dalam kolom pemisah. Sistem pemisahan terjadi karena hampa udara di dalam kolom pemisah

yang disebabkan oleh isapan blower.

Ampas kering terhisap ke dalam siklon ampas dan melalui air lock masuk

ke dalam konveyor bahan bakar, sedangkan biji yang berat jenisnya lebih besar

jatuh ke bawah dan dihantar oleh konveyor ke dalam polishing drum. Drum

pemolis ini berputar dengan kecepatan 32 rpm. Pada polishing drum biji akan

saling bergesekkan satu dengan lainnya atau bergesekkan dengan blade-blade

polishing drum, sehingga selama biji melewati polishing drum, serabut-serabut halus yang masih menempel pada biji akan terlepas.

5. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Plant)

Untuk memperoleh inti sawit, pada stasiun ini biji diolah untuk diperam,

dipecahkan, dan dipisahkan antara inti dan cangkang. Inti yang diperoleh

selanjutnya dikeringkan dalam kernel silo untuk dikirim dan cangkang digunakan

sebagai bahan bakar pada boiler. Adapun rangkaian peralatan yang terdapat dalam

stasiun ini adalah:

a. Nut Elevator

Nut elevator digunakan untuk mengangkut biji yang berasal dari pemisah biji dan ampas ke silo biji dan dari silo biji ke pemecah biji. Alat ini terdiri dari

timba-timba yang diikatkan pada rantai, dan digerakkan oleh elektromotor dan

berputar tegak.

(49)

Alat ini berfungsi untuk memeram biji dengan tujuan mengurangi kadar

air yang dikandung sehingga akan mudah terlepas dari cangkangnya. Dengan

demikian akan mempermudah proses pemecahan biji dan diperoleh inti yang utuh

dalam jumlah yang maksimal. Pada silo ini, kadar air akan berkurang dengan

udara panas yang ditiupkan yang dialirkan melalui elemen panas. Suhu bagian

atas sebesar 600C, tengah sebesar 500C dan bagian bawah sebesar 400C.

Pemanasan dan pemeraman dilakukan selama 8 – 9 jam sampai kadar air ± 9%.

c. Nut Grading Drum

Alat ini digunakan untuk menseleksi/memisahkan biji menurut besarnya

diameter biji agar biji-biji yang masuk ke Ripple Mill atau Cracker diusahakan

merata.

Alat ini berupa drum yang berlubang-lubang menurut besar yang telah

disesuaikan dan berputar dan selanjutnya biji-biji masuk ke dalam Ripple Mill

atau Cracker. Sampah-sampah halus jatuh pada bagian pangkal drum dan masuk

kepenampungan untuk dibuang, sedangkan sampah-sampah kasar keluar dari

bagian ujung drum.

d. Ripple Mill

Alat ini berfungsi untuk memecahkan biji sehingga inti terlepas dari

cangkang. Ripple Mill terdiri dari dua bagian yaitu: 1. Rotating Rotor

Terdiri dari 30 batang rotor (Riplle bar) yang terbuat dari high carbon

(50)

2.Stationary Plate (Ripple Pad)

Merupakan plate bergerigi tajam dan terbuat dari high carbon steel. Alat

ini dapat memecahkan biji melalui pemeraman dalam Nut Silo dengan proses

perebusan yang dilaksanakan dengan baik.

e. Light Tenera Dust Separating (LTDS)

Campuran dari pecahan yang terdiri dari inti, serat dan cangkang

diantarkan melalui timba masuk ke dalam LTDS (Light Tenera Dust Separating).

Pada alat ini, inti dan cangkang dipisahkan. Prinsip pemisahannya adalah

berdasarkan berat jenis dan gaya gravitasi melalui kolom pemisah vertikal.

Dimana abu, cangkang halus dan serat halus yang lebih ringan akan terisap dan

masuk ke dalam siklon penampung abu (dust cyclone), kemudian

mengantarkannya ke boiler. Inti bulat yang lebih berat akan jatuh menuju silo inti, sedangkan campuran pecahan berupa inti pecah dan cangkang akan diproses

lanjut dengan clay bath.

f. Clay Bath

Dalam clay bath terdapat pompa, dimana material yang telah bercampur

dengan air dan kaolin dipompa ke cyclone. Karena perbedaan berat jenis, inti akan

keluar dari atas permukaan cyclone dan cangkang keluar dari bagian bawah yang

kemudian masing-masing fraksi akan mengalami pengolahan lebih lanjut yaitu

cangkang diantarkan ke boiler dan inti akan masuk ke silo inti untuk dikeringkan.

(51)

Silo inti ini berfungsi sebagai tempat untuk mengeringkan inti yang masih

mengandung air sebesar 15-25 %. Bentuk maupun cara kerja silo inti sama seperti

pada silo biji, hanya pada silo inti yang dikeringkan adalah intinya. Pengeringan

juga dilakukan dengan menggunakan blower pemanas. Kadar inti yang

disyaratkan adalah 6-7 %. Proses pengeringan dalam silo ini ± 7 jam dengan

pemberian panas yang kontinu. Pemanasan dilakukan dengan menghembuskan

udara panas ke dalam silo. Udara yang masuk ke bagian atas, tengah dan bawah

silo dengan temperatur masing-masing adalah 600C - 700C pada bagian atas, 500C

- 600C pada bagian tengah, dan 400C - 500C pada bagian bawah. Setelah dirasakan

cukup kering dan kadar air yang telah memenuhi syarat, inti dalam silo diturunkan

untuk dikirim ke kernel bin (buckling).

6. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)

Klarifikasi ini adalah pemurnian minyak yang merupakan stasiun terakhir

dalam pengolahan minyak. Minyak kasar (CPO) dari stasiun pressan dikirim ke

stasiun ini untuk diproses lebih lanjut sehingga diperoleh minyak hasil produksi

yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Adapun peralatan

yang terdapat pada stasiun ini adalah:

a. Talang Minyak (Oil Gutter)

Minyak hasil pengempaan screw press dialirkan ke talang minyak (oil

gutter). Talang minyak ini dipasang di bawah screw press dan dialirkan oleh air

panas ke vibro. Air untuk mengalirkan minyak kasar ini harus benar-benar panas

(52)

b. Ayakan Getar (Vibro Separator)

Alat ini berfungsi untuk memisahkan /menyaring kotoran-kotoran berupa

serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak kasar. Vibro separator ini

menggunakan 2 buah saringan kawat dengan ukuran saringan atas 20 mesh dan

saringan bawah 40 mesh. Benda-benda padat berupa ampas yang disaring pada

saringan ini dikembalikan ke timba buah untuk diproses kembali. Sedangkan

cairan minyak dari vibro separator ditampung dalam tangki minyak kasar (crude

oil tank). Untuk memudahkan penyaringan, saringan getar tersebut disiram dengan air panas.

c. Pompa Minyak Kasar (Crude Oil Pump)

Minyak kasar yang telah tersaring akan ditampung di crude oil pump. Di

dalam tangki ini akan dilakukan penambahan panas agar minyak cepat terpisah

dan mengendapkan kotoran-kotoran. Panas yang tersedia dilakukan dengan

injeksi uap. Temperatur pada tangki ini diharapkan ± 900C. Minyak dalam tangki

ini dipompakan ke dalam tangki pisah (continuous tank) dengan pompa minyak

kasar (crude oil pump).

d. Tangki Pemisah (Continuous Tank)

Merupakan tangki yang berfungsi untuk mengendapkan sludge yang

terkandung di dalam crude oil. Untuk mempermudah proses pemisahan, maka

temperatur dipertahankan 900C-950C.

Tangki pemisah ini terditri dari 3 ruang yaitu:

- Ruang pertama : untuk penampungan minyak dari pompa minyak kasar

(53)

- Ruang kedua : merupakan ruang pemisahan. Minyak yang mempunyai

berat jenis kecil mengapung dan dialirkan ke dalam oil

tank, sedangkan sludge yang mempunyai berat jenis lebih besar dari pada minyak masuk ke dalam ruang ke

tiga melalui lubang bawah sekat.

- Ruang ketiga : ruang penampungan sludge sebelum dialirkan ke dalam

sludge tank.

e. Tangki Masakan Minyak (Oil Tank)

Minyak yang berasal dari tangki pemisah pada lapisan atas dialirkan ke oil

tank sedangkan sludge yang masih mengandung minyak 7-9 % yang berada pada

lapisan bawah dialirkan ke sludge tank. Minyak ditampung pada tangki ini untuk

dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut. Pada tangki ini diusahakan agar tetap

penuh untuk menjaga pemanasan tetap 950C-1000C. Tangki ini berbentuk

selinder, dengan dasar berbentuk kerucut.

f. Sentrifusi Minyak (Oil Purifier)

Merupakan alat yang berfungsi untuk memurnikan minyak yang berasal

dari tangki masakan minyak yang masih mengandung air ± 0,5 – 0,17 % dan

kotoran 0,1 – 0,3 %. Kadar air dalam minyak setelah diproses oil purifier ini

diusahakan 0,3 – 0,4 % dan kadar kotoran 0,01 – 0,15 % dengan temperatur 900

(54)

g.Transfer Tanki

Tangki ini merupakan alat yang digunakan untuk menampung minyak dari

oil purifier dan mengatur jumlah minyak yang masuk ke dalam tangki pompa udara (vacuum drier) agar merata dan tetap.

h.Pengeringan Minyak (Vacum Dryer)

Merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan air dari minyak dengan

cara penguapan hampa udara. Hasil yang diharapkan dari proses disini adalah

minyak yang berkadar air 0,1 – 0,15 % dengan kadar kotoran 0,013-0,015 %. Alat

ini merupakan tabung hampa udara yang mempunyai 3 tingkat steam injector.

Tekanan vacuum drier berkisar 0,8 – 1 kg/cm2. minyak yang keluar dari vacum

dryer ini langsung dikirim ke tangki timbun (storage tank) sebagai minyak produksi yang siap untuk dipasarkan (CPO).

i. Tangki Timbun (Storage Tank)

Tangki ini merupakan alat penampungan minyak produksi (CPO) sebelum

dipasarkan. Minyak dalam tangki ini harus selalu dipanaskan dengan cara

dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperatur di dalam storage tank diatur ±

50–550C agar minyak yang terdapat di dalamnya tidak membeku dan untuk

menghindarkan kenaikan Asam Lemak Bebas dan kadar air dalam minyak di

tangki.

j. Tangki Lumpur (Sludge Tank)

Merupakan tangki yang digunakan untuk menampung sludge dari hasil

pemisahan di tangki pemisah. Sludge yang berada pada tangki lumpur ini masih

(55)

memanaskan dan mengencerkan sludge. Dengan temperatur sludge tank ini diusahakan berkisar 900C – 1000C.

k.Saringan Berputar (Brush Strainer)

Dari sludge tank selanjutnya lumpur (sludge) dialirkan ke brush strainer.

Brush strainer ini berfungsi sebagai alat pemisah serabut-serabut, pasir dan

kotoran-kotoran yang terdapat dalam sludge sebelum diolah di sludge separator.

Alat ini terdiri dari tabung silinder yang berlubang-lubang halus dan dipasang

sikat-sikat kawat baja sebanyak 5 pasang dan diikatkan pada poros yang berputar.

l. Sand Cyclone

Sludge dari brush strainer diperkirakan masih mengandung pasir sehingga

harus dipompakan lagi ke sand cyclone dimana pasir halus akan terpisah dengan

adanya gaya sentrifugal dan di blow down setiap 20 menit sekali. Untuk

mengambil minyak yang masih terkandung di sludge, selanjutnya sludge diproses

pada sludge separator. m. Sludge Separator

Merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari air, sludge,

dan kotoran. Sludge yang masuk ke alat ini memiliki kadar air ± 80–85 %,

minyak 5 – 10 %, dan 8 – 12 % berupa bahan bukan minyak. Air dan kotoran

dibuang keluar dari alat ini sedangkan minyak akan dipompakan kembali ke

continuous tank. Dalam proses ini kadar minyak yang diperoleh pada slugde separator diharapkan 0,3 – 0,5 %.

(56)

Fat pit merupakan bak penampung sludge yang berasal dari buangan minyak yang keluar dari bocoran-bocoran alat pada stasiun klarifikasi yang

dialirkan di parit dan dipompakan ke bak ini dan dikumpulkan, yang kemudian

sludge dan minyak ini akan dikutip kembali dengan dipompakan sehingga masuk ke dalam crude oil tank dan selanjutnya diproses kembali di stasiun klarifikasi.

2.7. Utilitas

Utilitas dalam suatu pabrik merupakan unit pembantu produksi yang tidak

terlibat secara langsung sebagai bahan baku, tetapi penunjang proses agar

produksi dapat berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada Pabrik Kelapa Sawit

PTPN IV Kebun Bah Jambi untuk mendapatkan adalah sebagai berikut :

1. Unit Pengolahan Air (Water Treatment)

Air merupakan salah satu bagian yang penting untuk mendukung proses

pengolahan di PKS Bah Jambi dan fungsinya tidak dapat tergantikan oleh

senyawa lain. Selain digunakan untuk proses, air ini juga digunakan untuk

keperluan sebagai berikut :

a. Air domestik, yaitu air yang digunakan di luar kegiatan pabrik (kantor dan

perumahan)

b. Air proses, yaitu air yang digunakan di dalam boiler untuk menghasilkan

steam dan untuk pengenceran minyak sawit pada saat proses serta kebutuhan lain.

Sumber air di PKS Bah Jambi berasal dari Sungai Bah Bolon yang terletak

(57)

2. Unit Pembangkit Tenaga

Tenaga yang digunakan untuk dapat mengoperasikan seluruh alat dan mesin

di PKS Bah Jambi ini diperoleh dari tenaga listrik dan uap. Listrik diperoleh dari

PLN dan mesin diesel dengan bahan bakar solar sedangkan tenaga uap diperoleh

dengan mengoptimalkan uap sebagai tenaga penggerak. PKS banyak

menggunakan tenaga uap karena :

a. Bahan bakar tersedia (ampas dan cangkang)

b.Semua stasiun memerlukan uap sebagai sumber panas

Alat yang digunakan sebagai pembangkit uap adalah ketel uap (boiler).

Daya listrik yang tersedia didistribusikan ke bagian-bagian sebagai berikut:

a. Perumahan pimpinan, staf dan karyawan

b.Penerangan dan arus listrik kantor dan pabrik serta jalan

c. Unit-unit proses pengolahan Pabrik Kelapa Sawit

d.Menggerakkan alat – alat transportasi seperti material handling, hoisting crane,

elevator, empty bunch conveyor dan lain - lain

e. Unit-unit proses pengolahan air

f. Penerangan dan arus listrik untuk peralatan laboratorium

g.Penerangan dan arus listrik untuk peralatan bengkel.

3. Unit Pemeliharaan Pabrik / Bengkel

Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga peralatan

pabrik dengan mengadakan perbaikan atau pergantian yang diperlukan agar

(58)

Pemeliharaan PKS Bah Jambi dilakukan dalam bentuk pemeliharaan

harian, mingguan, bulanan dan tahunan agar pabrik bekerja dengan baik.

Pemeliharaan harian dilaksanakan pada saat pabrik berhenti mengolah dan selesai

pada saat pabrik mulai mengolah lagi. Pekerjaan yang mendesak seperti

kerusakan yang terjadi pada saat pabrik mengolah, harus dilaksanakan pada saat

itu juga dan dapat disempurnakan perbaikannya apabila tersedia waktu yang

luang. Pemeliharaan yang dilakukan unit ini mencakup pemeliharaan mesin dan

peralatan pabrik, instalasi listrik, pemeliharaan unit pengolahan air dan hal-hal

yang berkaitan, serta penyediaan dan perawatan suku cadang pabrik. Untuk

mendukung unit ini, PKS Bah Jambi menyediakan beberapa bengkel yaitu :

a. Bengkel Umum

b.Bengkel Instalasi Listrik

c. Bengkel Traksi (Transportasi Kendaraan dan Sipil)

Unit traksi merupakan bagian yang mengurus permasalahan yang

berhubungan dengan segala alat pengangkutan dan kendaraan yang ada di PKS

Bah Jambi, sedangkan unit sipil merupakan bagian yang mengurus permasalahan

yang berhubungan dengan bangunan sipil Bah Jambi. Kedua unit ini memiliki

pedoman masing-masing dalam hal pemeliharaan dan pengawasan pekerjaannya.

4. Laboratorium

Laboratorium berfungsi untuk menetapkan mutu produk akhir maupun

hasil dari setiap stasiun kerja. Selain hasil proses tersebut juga dianalisa kadar

rendaman CPO dan inti. Karena salah satu faktor maju mundurnya perusahaan

(59)

standardisasi mutu minyak sawit dan kernel pada range dan untuk mengetahui kehilangan beban dalam proses maka diperlukan laboratorium.

Analisa-analisa yang dilakukan di laboratorium PKS Kebun Bah Jambi antara lain

meliputi :

1. Analisa Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid / FFA)

2. Analisa Kadar Minyak

3. Randamen

4. Kadar Air

5. Fraksi Inti Utuh, Pecah dan Kotoran

6. Analisa Air

5. Unit Pengolahan Limbah

Pada dasarnya pengolahan sawit merupakan proses untuk memperoleh

minyak dari buah kelapa sawit dengan melalui proses perebusan, pemipihan,

pelumatan, pengempaan, pemisahan minyak dengan sludge, pemurnian,

pengeringan, dan penimbunan. Pemrosesan tersebut akan menghasilkan produk

samping yang bersifat limbah padat dan cair yang dapat mencemari lingkungan

apabila langsung dibuang badan penerima.

Unit pengolahan limbah PKS Bah Jambi bertujuan untuk menaikkan mutu

buangan limbah pabrik sehingga dapat dimanfaatkan kembali dan menjaga agar

limbah hasil proses tidak mencemari lingkungan sekitar (pengendalian limbah)

(60)

2.8. Mesin dan Peralatan

Adapun spesifikasi mesin dan peralatan produksi yang ada di PTPN IV

kebun Bah Jambi untuk tiap stasiunnya adalah sebagai berikut:

1. Stasiun Penerimaan Buah

a. Loading Ramp

Fungsi : tempat penimbunan sementara dan pemindahan

TBS ke dalam lori rebusan

Dimensi : 5300 mm x 3000 mmx 3250 mm

Kemiringan : 250

Kapasitas : 8 – 10 ton / TBS

Jumlah : 22 pintu

b. Lori

Fungsi : mengangkut dan sebagai tempat merebus buah segar

Dimensi : 2500 mm x 1800 mm x 1220 mm

Kapasitas

Gambar

Tabel 2.1. (Lanjutan)
Tabel 3.1. Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tabel 3.1. Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Lanjutan)
Gambar 4.1. Prosedur Pemecahan Masalah
+7

Referensi

Dokumen terkait