• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Efikasi Diri, Kesiapan Instrumentasi Dan Kebutuhan Akan Prestasi Terhadap Minat Mahasiswa Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa Departemen Manajemen FE UMSU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Efikasi Diri, Kesiapan Instrumentasi Dan Kebutuhan Akan Prestasi Terhadap Minat Mahasiswa Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa Departemen Manajemen FE UMSU)"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENGARUH EFIKASI DIRI, KESIAPAN INSTRUMENTASI DAN KEBUTUHAN AKAN PRESTASI TERHADAP

MINAT MAHASISWA BERWIRAUSAHA

(Studi Kasus Mahasiswa Departemen Manajemen FE UMSU)

DRAFT SKRIPSI

OLEH:

AFIA RANDA RITONGA 060502100

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAK

Afia Randa Ritonga. (2010). PENGARUH EFIKASI DIRI, KESIAPAN INSTRUMENTASI, DAN KEBUTUHAN AKAN PRESTASI TERHADAP MINAT MAHASISWA BERWIRAUSAHA (STUDI KASUS MAHASISWA FE UMSU). Dibawah bimbingan : Ibu Dra. Frida Ramadhini, MS. Ketua Departemen Manajemen : Ibu DR. Isfenti sadalia, SE,ME. ketua program study manajemen Ibu DR Endang Sulistya Rini, SE, M.Si. Dosen Penguji I : Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar. Dosen Penguji II : Ibu Magdalena LL Sibarani SE.MM

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Efikasi Diri, Kesiapan instrumentasi, dan Kebutuhan akan Prestasi terhadap Minat Mahasiswa Berwirausaha pada mahasiswa FE UMSU. Metode analisis yang digunakan untuk meneliti pengaruh Efikasi Diri, Kesiapan instrumentasi, dan Kebutuhan akan Prestasi terhadap Minat Mahasiswa Berwirausaha pada mahasiswa FE UMSU adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Kuantitatif dengan Metode Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel Efikasi Diri, Kesiapan instrumentasi, dan Kebutuhan akan Prestasi terhadap Minat Berwirausaha, dengan persamaan regresi Y = 8,141 + 0.290 Efikasi Diri + 0,144 Kesiapan Instrumen + 0,213 Kebutuhan Akan Prestasi + e dan nilai Fhitung 18,702 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,379 dimana kemampuan variabel Efikasi Diri, Kesiapan instrumentasi, dan Kebutuhan akan Prestasi terhadap Minat Berwirausaha adalah sebesar 37,9% sedangkan sisanya 62,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Pada Uji t, variabel efikasi diri merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi minat berwirausaha.

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Efikasi Diri, Kesiapan instrumentasi dan Kebutuha Akan Prestasi Terhadap Minat Mahasiswa Berwirausaha”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Program studi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari skripsi ini masih kurang dari kesempurnaanya, karena itu penulis mengharap saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skipsi ini lebih baik lagi. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis ingin menghanturkan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu DR. Isfenti sadalia, SE,ME selaku Ketua Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sektaris Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

(4)

5. Ibu Dra. Frida Ramadhini, MS selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam proses bimbingan serta memberikan arahan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar selaku dosen penguji I; dan Ibu Magdalena LL Sibarani SE.MM selaku dosen penguji II yang telah memberikan memberikan masukan untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara, terima kasih untuk semua jasa-jasanya dan bantuan selama perkuliahan.

8. Seluruh Mahasiswa FE Ekonomi Khususnya Mahasiswa departemen Manajemen FE UMSU yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang diedarkan dan mau diwawancarai oleh penulis.

9. Kedua orang tuaku tercinta Jarerak Ritonga dan Netty zuldra, terima kasih tak terhingga atas kasih sayang, doa, kesabaran, motivasi yang tak pernah mengenal lelah. Darah, keringat, dan air mata kalian tak pernah dapat tergantikan dengan apapun. PAPA-MAMA ku terima kasih atas semuanya. 10.Kakak dan adik-adikku tersayang, Rery Susanti Ritonga dan kedua adinda

Putri Novia Rizky Ritonga dan Baginda Reza Hernanda ( dek ginda) yang telah memberikan doa restu, semangat, kasih sayang, perhatian, bantuan moril dan material yang tak henti-hentinya.

(5)

12.Keluarga Dari Siamburo oppung J. Ritonga (Alm), opung Itam Sipahutar ( Alm) Unden Iten,Uda Badik (Alm), Unden ijah, Unden Pa’imah, uda Luhud, dan Uda Unyil terima kasih atas kasih sayang dan dukungannya yang tulus. 13. Teman-teman terbaikku di luar kampus yang selalu memberi bantuan dan

semangat selama ini, Rini, Sari, Eva, Incek Ipoel Munthe, Muhammad Arief Munthe, Mandala loyal sagala dll.

14.Teman-teman terbaikku di kampus Ade, Alex, Haries, Winny, Nita, nining, kak nita dan Semua Sahabat Kerohanian,Emo, Dani, Rando, Surya R.T (saker) anak-anak kozt 35 dinasty, Doni arif ritonga, Rama Siregar, Bg Pay, Irfan dll. anak-anak kozt gang kamboja Ade Kibo, Akmal, Henry dll beserta D’Gs. Tak lupa buat teman-teman lama ku, Juni, Bana, Sri, Pika, Nenggelis. 15. Terkhusus ucapan terima kasih buat Eka Andriella Sagala yang selalu

memberikan perhatian, dukungan, semangat, motivasi dan kasih sayang dalam setiap waktu.

Akhirnya, semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT dengan sebaik-baik balasan.

Medan, 10 November 2007 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 14

(7)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44

1. Uji Validitas ... 44

2. Uji Realibilitas ... 47

B. Metode Analisis Deskriptif... 47

a. Deskriptif Responden ... 47

b. Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

c. Karekteristik Responden Berdasarkan Tempat Usia ... 49

d. Karekteristik Responden Berdasarkan Tahun Masuk ... 49

C. Analisis Regresi Linier Berganda ... 53

a. Uji F ... 61

b. Uji t ... 64

c. Uji Koefisien Determinan (R2) ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel ... 10

Tabel 1.2 Instrumen Skala Likert ... 11

Tabel 1.3 Jumlah Mahasiswa FE Dept Manajemen UMSU ... 12

Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan ... 28

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas ... 45

Tabel 4.2 Uji Realibilitas ... 47

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 49

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Masuk ... 49

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Efikasi Diri (X1) ... 50

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Kesiapan Instrumentasi (X2) ... 52

Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Kebutuhan Akan Prestasi (X3) ... 52

Tabel 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Minat Berwirausaha (Y) ... 52

Tabel 4.10 Hasil Uji Kolmogrov Smirnov ... 56

Tabel 4.11 Uji Multikoliniaritas ... 57

Tabel 4.12 Uji Glejser ... 59

Tabel 4.13 Regresi Linear Berganda ... 60

Tabel 4.14 Hasil Uji F ( Uji Serentak) ... 63

Tabel 4.15 Hasil Uji t ( Parsial) ... 64

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 6

Gambar 4.1 Histogram ... 54

Gambar 4.2 Normal P- P Plot of Regression Standardized Residual ... 55

(10)

ABSTRAK

Afia Randa Ritonga. (2010). PENGARUH EFIKASI DIRI, KESIAPAN INSTRUMENTASI, DAN KEBUTUHAN AKAN PRESTASI TERHADAP MINAT MAHASISWA BERWIRAUSAHA (STUDI KASUS MAHASISWA FE UMSU). Dibawah bimbingan : Ibu Dra. Frida Ramadhini, MS. Ketua Departemen Manajemen : Ibu DR. Isfenti sadalia, SE,ME. ketua program study manajemen Ibu DR Endang Sulistya Rini, SE, M.Si. Dosen Penguji I : Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar. Dosen Penguji II : Ibu Magdalena LL Sibarani SE.MM

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Efikasi Diri, Kesiapan instrumentasi, dan Kebutuhan akan Prestasi terhadap Minat Mahasiswa Berwirausaha pada mahasiswa FE UMSU. Metode analisis yang digunakan untuk meneliti pengaruh Efikasi Diri, Kesiapan instrumentasi, dan Kebutuhan akan Prestasi terhadap Minat Mahasiswa Berwirausaha pada mahasiswa FE UMSU adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Kuantitatif dengan Metode Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel Efikasi Diri, Kesiapan instrumentasi, dan Kebutuhan akan Prestasi terhadap Minat Berwirausaha, dengan persamaan regresi Y = 8,141 + 0.290 Efikasi Diri + 0,144 Kesiapan Instrumen + 0,213 Kebutuhan Akan Prestasi + e dan nilai Fhitung 18,702 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,379 dimana kemampuan variabel Efikasi Diri, Kesiapan instrumentasi, dan Kebutuhan akan Prestasi terhadap Minat Berwirausaha adalah sebesar 37,9% sedangkan sisanya 62,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Pada Uji t, variabel efikasi diri merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi minat berwirausaha.

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengangguran di Indonesia semakin hari semakin meningkat jumlahnya seiring dengan berjalannya waktu. Para pencari kerja baik yang mempunyai gelar sarjana ataupun tidak harus bersaing untuk mendapatkan pekerjaan pada lapangan kerja yang terbatas.

Adapun penyebab masalah pengangguran terdidik adalah banyaknya sarjana bertujuan hanya mencari pekerjaan, bukan menciptakan lapangan pekerjaan. Menjadi seorang wirausaha (entrepreneur) adalah alternatif yang bijaksana, selain dapat menciptakan lapangan kerja sendiri, juga dapat membantu orang lain. Dan bila usahanya maju dapat menyerap semakin banyak tenaga kerja sehingga dapat membantu lebih banyak orang.

Pengaruh pendidikan kewirausahaan dalam perguruan tinggi adalah salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan jiwa dan perilaku wirausaha. Mahasiswa sekarang dituntut supaya dapat memanfaatkan ilmu yang diperolehnya untuk mendukung maupun menciptakan kegiatan berwirausaha. Sekarang mahasiswa diharapkan sebagai agent of change yang dapat berguna di dalam pemberdayaan masyarakat. Hal tersebut bukan merupakan hal yang mudah untuk dicapai.

(12)

mengoptimalkan potensi yang tersedia. Minat tidak muncul begitu saja tetapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Walgito, 2003:148).

Minat berwirausaha dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya karakteristik kepribadian, faktor demografi dan karakteristik lingkungan. Karakteristik kepribadian seperti efikasi diri dan kebutuhan akan prestasi merupakan prediktor yang signifikan minat berwirausaha, faktor demografi seperti umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan pengalaman bekerja seseorang diperhitungkan sebagai penentu bagi minat berwirausaha, faktor lingkungan seperti hubungan sosial, infrastruktur fisik dan institusional serta faktor budaya dapat mempengaruhi minat berwirausaha (Indarti, 2008).

Efikasi diri adalah kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Atau dengan kata lain, kondisi motivasi seseorang yang lebih didasarkan pada apa yang mereka percaya daripada apa yang secara objektif benar. Persepsi pribadi seperti ini memegang peranan penting dalam pengembangan minat seseorang (dalam Indarti, 2008).

(13)

Wirausahawan harus dapat menentukan jumlah modal yang diperlukan guna memulai sebuah usaha, seorang wirausahawan pertama-tama harus menentukan jumlah minimum dari masing-masing sumber daya yang diperlukan. Sebagian sumber daya dibutuhkan dalam tingkat kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dari dibandingkan dengan sebagian lainnya (Susanto, 2009:11).

Ketersediaan informasi usaha merupakan faktor penting yang mendorong keinginan seseorang untuk membuka usaha baru dan faktor kritikal bagi pertumbuhan dan keberlangsungan usaha (Indarti, 2008).

Campur tangan orang lain dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam dunia bisnis. Relasi bisnis memiliki prinsip berbanding lurus, artinya semakin banyak jumlah relasi bisnis, semakin cepat seseorang mencapai sukses dalam berusaha, begitu juga sebaliknya (Sudjatmoko, 2009:25).

Faktor lingkungan di atas seperti ketersediaan modal, ketersediaan informasi, dan ketersediaan relasi bisnis disebut kesiapan instrumentasi seorang wirausahawan (Indarti, 2008). Kesiapan instrumentasi tersebut mempengaruhi minat berwirausaha seseorang, karena bila kesiapan instrumentasi tersebut sudah terpenuhi maka akan meningkatkan kepercayaan diri seseorang dalam mulai menjadi wirausahawan.

(14)

berwirausaha seseorang yang ingin mencapai jenjang karir yang diinginkan sesuai dengan kerja keras yang dilakukan.

Fakultas Ekonomi UMSU merupakan salah satu fakultas yang menarik untuk diteliti, karena ada beberapa mahasiswa FE UMSU yang memiliki keinginan untuk berwirausaha, bahkan ada sebagian mahasiswa FE UMSU yang secara langsung melakukan aktivitas bisnis dengan membuka usaha seperti terdapat 1 buah kantin dalam kampus yang dikelola oleh 6 orang mahasiswa. Di luar kampus terdapat 2 buah Foto copy yang dikelola oleh 4 orang mahasiswa, 12 kedai pulsa yang dikelola oleh 24 orang mahasiswa, 3 warung kopi yang dikelola oleh 9 orang mahasiswa, 6 warnet yang dikelola oleh 12 orang mahasiswa, 3 rumah makan yang dikelola oleh 6 orang mahasiswa, 8 usaha makanan ringan yang dikelola oleh 8 orang mahasiswa.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas adalah sebagai berikut:

“Apakah efikasi diri, kesiapan instrumentasi dan kebutuhan akan prestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa berwirausaha di Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen UMSU ?”

C. Kerangka Konseptual

(15)

pekerjaan. Atau dengan kata lain, kondisi motivasi seseorang yang lebih didasarkan pada apa yang mereka percaya daripada apa yang secara objektif benar. Efikasi diri tidak berkaitan langsung dengan kecakapan yang dimiliki individu, melainkan pada penilaian diri tentang apa yang dapat dilakukan, tanpa terkait dengan kecakapan yang dimiliki.

Ketersediaan modal adalah hal yang sangat penting. Demikian pula ketersediaan sumber daya lainnya, termasuk sumber daya manusia (SDM) dengan pengalaman serta keterampilan yang sesuai, sumber daya informasi seperti bank data, serta sumber daya infrastruktur seperti lokasi yang tepat. Perhatian media juga penting, khususnya sebagai sarana untuk menerbitkan cerita seputar model peran yang sesuai serta cerita tentang kesuksesan yang diraih (Susanto, 2009:11). Kesiapan instrumentasi adalah tiga faktor lingkungan yang dipercaya mempengaruhi wirausaha yaitu akses mereka kepada modal, informasi dan kualitas jaringan sosial yang dimiliki (Indarti, 2008).

Kebutuhan akan penghargaan muncul sebagai reaksi atas perasaan bahwa dirinya tidak berguna dan bukan siapa-siapa. Mereka ingin menunjukkan kepada dunia di sekelilingnya bahwa mereka pantas diperhitungkan serta mampu melakukan sesuatu yang menarik perhatian (Susanto, 2009:12). McClelland (dalam Indarti, 2008) menegaskan bahwa kebutuhan akan prestasi sebagai salah satu karakteristik kepribadian seseorang yang akan mendorong seseorang untuk memiliki intensi kewirausahaan.

(16)

dalam bidang itu (Winkel, 2001:30). Wirausaha sebagai suatu kemampuan untuk melihat dan menilai peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna menghasilkan keuntungan dari peluang tersebut (Meredith dalam Suryana, 2003:12). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan minat berwirausaha adalah kecendrungan hati dalam diri subyek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisasi, mengatur, menangung resiko dan mengembangkan usaha yang diciptakan tersebut (Indarti, 2008).

Pada uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efikasi diri, kesiapan instrumentasi, dan kebutuhan akan prestasi dapat mempengaruhi minat mahasiswa dalam berwirausaha.

Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian adalah seperti yang digambarkan dalam skema berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber : indarti (2008), diolah Penulis.

D. Hipotesis

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian” (Sugiyono,2008:51). Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Efikasi Diri (X1)

Kesiapan Instrumentasi (X2)

Kebutuhan akan Prestasi (X3)

(17)

“Efikasi Diri, kesiapan Instrumentasi, dan Kebutuhan akan Prestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa berwirausaha mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FE Departemen Manajemen UMSU).”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Efikasi Diri, Kesiapan instrumentasi, dan Kebutuhan akan Prestasi terhadap Minat Mahasiswa Berwirausaha.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Pelaku Usaha

Memberikan tambahan informasi dan wawasan serta memberikan masukan bagi para mahasiswa calon wirausahawan mengenai pengaruh efikasi diri, kesiapan instrumentasi dan kebutuhan akan prestasi terhadap minat berwirausaha.

b. Bagi Penulis

(18)

c. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi bagi penelitian-penelitian mendatang yang berkaitan dengan minat berwirausaha.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional Variabel

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel Independent (X), yaitu variabel yang nilainya tidak

tergantung pada variabel lain, yaitu: X1 = Efikasi Diri

X2 = Kesiapan Instrumentasi

X3 = Kebutuhan akan Prestasi

b. Variabel Dependent (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain,yaitu:

Y = Minat Berwirausaha 2. Definisi Operasional Variabel

(19)

a. Efikasi Diri

Efikasi Diri adalah kepercayaan seorang mahasiswa atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

b. Kesiapan Instrumentasi

Tiga faktor lingkungan yang dipercaya mempengaruhi minat mahasiswa berwirausaha yaitu akses mereka kepada modal, informasi dan kualitas jaringan sosial yang dimiliki

c. Kebutuhan akan Prestasi

Kebutuhan akan prestasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan watak yang memotivasi mahasiswa untuk menghadapi tantangan untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan.

d. Minat Berwirausaha

(20)

Tabel 1.1

Definisi Operasionalisasi Variabel

VARIABEL DEFENISI INDIKATOR SKALA

UKUR Tugas Yang Sulit Yang Berhubungan Dengan Studi Dan Pekerjaan 2. Berusaha Keras Untuk

Memperbaiki Performa

yang diciptakan tersebut

1.Memilih Karir Sebagai Seorang Wirausahawan 2.Lebih Suka Menjadi

Wirausahawan

(21)

3. Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sifat, pendapat dan persepsi seseorang ataupun kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:104). Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 dilihat pada tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.2

Instrument Skala Likert

Sumber: Sugiyono (2008)

4. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan dilakukan di UMSU. Penelitian dilakukan dari Desember 2010 sampai dengan Januari 2011

5. Populasi dan Sampel 5.1 Popolasi

Menurut Sugiyono (2008:72), Populasi adalah wilayah yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa reguler tahun 2006 sampai 2009 UMSU yang berjumlah 732 orang.

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

(22)

Tabel 1.3

Jumlah Mahasiswa Departemen Manajemen FE UMSU Program S-1 Angkatan 2006 - 2009

Angkatan Jumlah

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2008:73). Untuk menentukn jumlah sampel, penulis menggunakan rumus slovin (Umar,2008:78) sebagai berikut:

N

Populasi (N) berjumlah 732 orang, sehingga jumlah sampel adalah :

732

n

=

1 + 732 (0,1)2

n

= 87,98, atau 88 orang

Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah 88 responden.

(23)

karakter dan ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu (Sugiyono, 2008:122). Karakter yang ditentukan adalah mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah kewirausahaan dan berminat untuk berwirausaha.

6. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu: a. Data primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner dan wawancara kepada responden.

b.Data sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka, dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, untuk mendukung penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu:

a. Kuesioner

(24)

b.Wawancara

Peneliti melakukan wawancara tatap muka (face to face) dengan responden terpilih. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau sering disebut interview guide.

c. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di Lokasi kampus FE UMSU, untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

(25)

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak dilakukan sebagai instrumen penelitian. Instrumen yang valid alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2008:109). Untuk menguji validitas digunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila nilai korelasinya positif dan r > 0,361 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dalam uji validitas kriteria pengambilan keputusan adalah:

1. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

2. Jika r hitung <rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

Jika telah memenuhi syarat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut telah memiliki validitas konstruk yang baik. Sementara butir-butir pertanyaan yang tidak valid akan gugur dan dikeluarkan. Setelah semua butir pernyataan dinyatakan valid maka instrumen tersebut layak untuk kuesioner penelitian.

b. Uji Reliabilitas

(26)

pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel.

b. Jika r alpha negatif atau < r tabel maka pernyataan tidak reliabel.

9. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan metode analisis data dimana peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

b. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar diperoleh perkiraan yang tidak bias dan demi efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu:

1) Uji Normalitas

(27)

2) Uji Heteroskedastisitas

Artinya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Park dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah pada adanya heteroskedastisitas (Situmorang et al, 2008:76).

3) Uji Multikolinearitas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang et al, 2008:104).

c. Metode Regresi Linier Berganda

(28)

Menurut Sugiyono (2008:204) model regresi berganda yang digunakan, yaitu:

Keterangan :

Y : Perilaku Kewirausahaan a : Konstanta

b1, 2, 3 : Koefisien regresi berganda

X1 : Efikasi Diri

X2 : Kesiapan Instrumentasi

X3 : Kebutuhan akan Prestasi

e : Standar error d. Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji-t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah : H0: β1 = 0

Artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel terikat.

Ha: β1 ≠ 0

Artinya varibael bebas secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

(29)

Ha diterima jika thitung > ttabelpada α = 5%

2. Uji Secara Simultan/Serempak (Uji F)

Uji-t bertujuan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah : H0: β1 = 0

Artinya variabel bebas secara serempak tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel terikat.

Ha: β1 ≠ 0

Artinya varibael bebas secara serempak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

Ha diterima jika Fhitung > Ftabelpada α = 5%

3. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

(30)
(31)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Indarti (2008), melakukan penelitian yang berjudul “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia”. Berdasarkan penelitian ini diperoleh bahwa variabel Efikasi Diri (X1) terbukti mempengaruhi secara signifikan intensi mahasiswa Indonesia dan Norwegia. Kesiapan instrumen (X2) menjadi faktor penentu intensi kewirausahaan bagi mahasiswa Norwegia. Kebutuhan akan prestasi (X3) tidak terbukti secara signifikan sebagai prediktor intensi kewirausahaan. Intensi Kewirausahaan dari ketiga negara ditunjukkan bahwa Mahasiswa Jepang memiliki intensi kewirausahaan yang paling rendah diantara mahasiswa Indonesia dan Norwegia.

Sembiring (2010), melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Efikasi Diri, Kesiapan instrumentasi, dan Kebutuhan akan Prestasi terhadap Minat Mahasiswa Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FISIP USU)”. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa variabel independen (Efikasi Diri, Kesiapan Instrumen, dan Kebutuhan akan Prestasi) secara parsial atau masing (uji t) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fisip USU. Dan variabel Efikasi Diri (ED) memiliki pengaruh yang paling besar terhadap Minat Mahasiswa Berwirausaha di Fisip USU. Hal ini terlihat dari nilai koefesiennya sebesar 0,552 lebih besar dari Kesiapan Instrumen (0,261) dan Kebutuhan Akan Prestasi (0,186).

(32)

B. Minat Berwirausaha 1. Pengertian Minat

Ada beberapa ahli yang mengemukakan tentang minat:

a. Minat adalah sikap yang membuat orang senang terhadap obyek, situasi atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari obyek yang disenangi itu. Pola-pola minat seseorang merupakan salah satu faktor yang menentukan kesesuaian orang dengan pekerjaannya. Minat orang terhadap jenis pekerjaannya pun berbeda-beda. Tingkat prestasi seseorang ditentukan oleh perpaduan antara bakat dan minat. (As’ad, 2005:7)

b. Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu atau merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. (Winkel, 2001:30).

c. Minat adalah suatu dorongan dalam diri individu yang menyebabkan terikatnya perhatian individu tersebut pada obyek tertentu. (Indryati, 2003:62)

(33)

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat

Minat bertalian erat dengan perhatian, keadaan lingkungan, perangsang dan kemauan. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar pribadi sehingga kedudukan minat tidaklah stabil karena dalam kondisi-kondisi tertentu minat bisa berubah-ubah, tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang mempengaruhi minat secara garis besar ada tiga yaitu faktor fisik, psikis, dan lingkungan :

a. Faktor Fisik.

Kondisi fisik individu sangat berperan dalam menentukan minat, misalnya saja individu memilih berwirausaha maka kondisi fisiknya harus benar-benar kuat karena berwirausaha adalah pekerjaan yang penuh dengan tantangan. Faktor fisik merupakan pendukung utama setiap aktivitas yang dilakukan individu. b. Faktor Psikis

Faktor psikis yang mempengaruhi minat adalah motif, perhatian dan perasaan. 1). Motif

(34)

2). Perhatian

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau kelompok obyek (Walgito,2003:56). Perhatian akan menimbulkan minat seseorang jika subyek mengalami keterlibatan dalam obyek.

3). Perasaan

Perasaan adalah aktivitas psikis yang didalamnya subyek menghayati nilai-nilai suatu obyek (Winkel,2001:30). Hubungan perasaan dalam mencapai minat adalah perasaan senang akan menimbulkan minat yang akan diperkuat adanya sikap positif, sebab perasaan senang merupakan suatu keadaan jiwa akibat adanya peristiwa yang datang pada subyek bersangkutan.

c. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi minat adalah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

1). Lingkungan Keluarga

(35)

merupakan faktor yang paling penting bagi tumbuh dan berkembangnya potensi yang dimiliki anak.

2). Lingkungan Fakultas

Fakultas merupakan lingkungan yang sangat potensial untuk mendorong mahasiswa dalam perkembangan minat, misalnya di lingkungan fakultas memberi motivasi kepada mahasiswanya untuk mandiri maka kemungkinan mahasiswa tersebut juga akan punya minat untuk mandiri.

3). Lingkungan Masyarakat

Masyarakat merupakan lingkungan ketiga yang turut mempengaruhi perkembangan minat. Misalnya lingkungan yang mayoritas berwirausaha maka kemungkinan besar individu yang ada di lingkungan tersebut juga akan berminat terhadap wirausaha.

3. Wirausaha

Holt (dalam Riyanti, 2003:21), kata Entrepreneur berasal dari kata kerja Enterprende. Kata ”wirausaha” merupakan gabungan kata ”wira” (gagah berani, perkasa) dan kata ”usaha”. Jadi wirausaha berarti orang yang gagah berani/perkasa dalam usaha.

(36)

menggunakan sumber daya secara optimal untuk mencapai tingkat komersial paling tinggi. Sementara Menger (dalam Riyanti, 2003:23) berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun untuk mengubah sesuatu yang tidak bernilai /bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Misalnya, dari terigu menjadi roti yang lezat.

Pengertian wirausaha yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perpaduan definisi yang dikemukakan diatas sebagai berikut:

”wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.”

Definisi ini hanya berlaku bagi mereka yang mengelola usaha sendiri dan mempekerjakan orang lain dalam menjalankan kegiatan usahanya. Ada enam hakekat penting kewirausahaan yaitu (Suryana, 2003:13), sebagai berikut:

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).

(37)

3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan perkembangan usaha (Soeharto Prawiro, 1997).

5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.

(38)

mengembangkan ide dan pikiranya terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain, seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

Menurut Geoffrey G. Meredith (Suryana, 2003:14) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan pada tabel 2.1

Tabel 2.1

Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan

Ciri-ciri Watak

(1) Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan,

individualitas, dan optimisme.

(2) Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan insiatif.

(3) Pengambilan resiko dan suka tantangan

Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.

(4) Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.

(5) Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel (6) Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif. Sumber: Suryana (2003:14)

(39)

memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, dapat menerima tantangan, percaya diri, kreatif dan inovatif serta mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan.

C. Efikasi diri

Efikasi diri adalah kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Kondisi motivasi seseorang yang lebih didasarkan pada apa yang mereka percaya percaya daripada apa yang secara objektif benar. Persepsi pribadi seperti ini memegang peranan penting dalam pengembangan intensi seseorang (Indarti, 2008).

Bandura (dalam Riani, 2006) mengungkapkan bahwa perbedaan efikasi diri pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu Masing-masing mempunyai implikasi penting di dalam performansi, yang secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tingkat kesulitan tugas, yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang ia persepsikan dapat dilaksanakannya dan ia akan menghindari situasi dan perilaku yang ia persepsikan di luar batas kemampuannya.

(40)

walaupun mungkin belum memiliki pengalaman–pengalaman yang menunjang. Sebaliknya pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akan kemampuan diri akan mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak menunjang.

(41)

D. Kesiapan Instrumentasi

Ketersediaan modal adalah hal yang sangat penting. Demikian pula ketersediaan sumber daya lainnya, termasuk sumber daya manusia (SDM) dengan pengalaman serta keterampilan yang sesuai, sumber daya informasi seperti bank data, serta sumber daya infrastruktur seperti lokasi yang tepat. Perhatian media juga penting, khususnya sebagai sarana untuk menerbitkan cerita seputar model peran yang sesuai serta cerita tentang kesuksesan yang diraih (Susanto, 2009:11). Kesiapan instrumentasi ialah tiga faktor lingkungan yang dipercaya mempengaruhi wirausaha yaitu akses mereka kepada modal, informasi dan kualitas jaringan sosial yang dimiliki (Indarti, 2008).

1. Akses Kepada Modal

Wirausahawan harus dapat menentukan jumlah modal yang diperlukan guna memulai sebuah usaha, seorang wirausahawan pertama-tama harus menentukan jumlah minimum dari masing-masing sumber daya yang diperlukan. Sebagian sumber daya dibutuhkan dalam tingkat kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dari dibandingkan dengan sebagian lainnya (Susanto, 2009:11).

(42)

2. Ketersediaan Informasi

Ketersediaan informasi usaha merupakan faktor penting yang mendorong keinginan seseorang untuk membuka usaha baru dan faktor kritikal bagi pertumbuhan dan keberlangsungan usaha. Pencarian informasi mengacu pada frekuensi kontak yang dibuat oleh seseorang dengan berbagai sumber informasi. Hasil dari aktivitas tersebut sering tergantung pada ketersediaan informasi, baik melalui usaha sendiri atau sebagai bagian dari sumber daya sosial dan jaringan. Ketersediaan informasi baru akan tergantung pada karakteristik seseorang, seperti tingkat pendidikan dan kualitas infrastruktur, meliputi cakupan media dan sistem telekomunikasi (Indarti, 2008).

3. Jaringan Sosial

Campur tangan orang lain dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam dunia bisnis. Relasi bisnis memiliki prinsip berbanding lurus, artinya semakin banyak jumlah relasi bisnis, semakin cepat seseorang mencapai sukses dalam berusaha, begitu juga sebaliknya (Sudjatmoko, 2009:25). Ketersediaan jaringan sosial tentunya dapat mempengaruhi seseorang dalam berwirausaha karena para wirausahawan akan semakin percaya diri dalam memulai usaha.

Mazzarol (dalam Indarti, 2008) menyebutkan bahwa jaringan sosial mempengaruhi intensi kewirausahaan. Jaringan sosial didefinisikan sebagai hubungan antara dua orang yang mencakup

(43)

c) Muatan normatif atau ekspektasi yang dimiliki oleh seseorang terhadap orang lain karena karakter-karakter atau atribut khusus yang ada.

Bagi wirausaha, jaringan merupakan alat mengurangi resiko dan biaya transaksi serta memperbaiki akses terhadap ide-ide bisnis, informasi dan modal. Hal senada diungkap oleh Kristiansen yang menjelaskan bahwa jaringan sosial terdiri dari hubungan formal dan informal antara pelaku utama dan pendukung dalam satu lingkaran terkait dan menggambarkan jalur bagi wirausaha untuk mendapatkan akses kepada sumber daya yang diperlukan dalam pendirian, perkembangan dan kesuksesan usaha.

E. Kebutuhan Akan Prestasi

McClelland (dalam Indarti, 2008) telah memperkenalkan konsep kebutuhan akan prestasi sebagai salah satu motif psikologis. Kebutuhan akan prestasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan watak yang memotivasi seseorang untuk menghadapi tantangan untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan. Lebih lanjut, McClelland menegaskan bahwa kebutuhan akan prestasi sebagai salah satu karakteristik kepribadian seseorang yang akan mendorong seseorang untuk memiliki intensi kewirausahaan. Menurutnya, ada tiga atribut yang melekat pada seseorang yang mempunyai kebutuhan akan prestasi yang tinggi, yaitu

(a) Menyukai tanggung jawab pribadi dalam mengambil keputusan, (b) Mau mengambil resiko sesuai dengan kemampuannya, dan

(44)

Kebutuhan akan pujian dan penghargaan ini muncul sebagai reaksi atas perasaan bahwa dirinya tidak berguna dan bukan siapa-siapa. Mereka ingin menunjukkan kepada dunia di sekelilingnya bahwa mereka pantas diperhitungkan serta mampu melakukan sesuatu yang menarik perhatian. Wirausahawan seringkali memutuskan untuk memulai usahanya sendiri karena mereka adalah high achiver yang merasa bahwa karier mereka sulit berkembang dalam perusahaan tempat mereka bekerja maupun profesi yang mereka tekuni (Susanto, 2009:30). Para individu tersebut terdorong untuk membuat usaha yang dapat mereka tentukan sendiri jenjang karier yang mereka inginkan. Pencapaian prestasi adalah alasan utama mereka ingin berwirausaha karena tempat mereka bekerja tidak dapat memfasilitasi keinginan mereka untuk mencapai jenjang karier yang diharapkan.

Maslow (dalam Adair, 2008:51) membagi kebutuhan akan prestasi ke dalam dua perangkat yaitu:

a. Hasrat akan kekuatan, pencapaian, kecukupan, penguasaan, kompetensi, percaya diri di hadapan dunia, kemandirian, serta kebebasan; dan

(45)

BAB III

GAMBARAN UMUM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

A. Sejarah Umsu

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara disingkat dengan UMSU

merupakan salah satu dari lembaga pendidikan milik persyarikatan

Muhammadiyah, berfungsi menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran,

penelitian, dan pengabdian masyarakat. UMSU merupakan perguruan tinggi

swasta mitra pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan untuk

menciptakan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang unggul, menjadi

bangsa yang bermartabat, dan memiliki kedudukan sama dengan

bangsa-bangsa lain di dunia. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara didirikan

pada tanggal 29 Februari 1957 atas prakarsa beberapa tokoh ulama

Muhammadiyah diantara H.M. Bustami Ibrahim, D. Diyar Karim, Rustam

Thayib, M. Nur Haitami, Kadarrudin Pasaribu, Dr. Darwis Datuk Batu Besar,

H. Syaiful U.A., Abdul Mudathi dan Baharuddin Latif. Cikal bakal UMSU

bermula dari lahirnya Fakultas Falsafah dan Hukum Islam Muhammadiyah

(FAFHIM) yang kemudian berkembang menjadi Perguruan Tinggi

Muhammadiyah (PTM) Sumatera Utara pada tahun 1968, dengan mengasuh 3

falkultas yakni : Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), fakultas Ilmu Agama Jurusan

Dakwah (FIAD), dan Fakultas Syariah. Pada awalnya berdirinya FIP UMSU

merupakan cabang/kelas jauh dari FIP Universitas Muhammadiyah Jakarta

(46)

FIAD yang bercabang ke Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat berdiri

sendiri dengan mengubah nama menjadi Fakultas Ushuluddin. UMSU dewasa

ini merupakan tindak lanjut dari pengembangan PTM yang dikukuhkan dengan

Piagam Pendirian oleh PP Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pengajaran

Nomor 2661/0/07/1974 tanggal 28 Mei 1974. Dalam tahap pengembangannya

UMSU juga berhasil memprakarsai lahirnya beberapa Sekolah Tinggi

Muhammadiyah, seperti:

(1) STIH dan STISIP kemudian setelah mendapat SK terdaftar dari Mendikbud

RI berubah menjadi Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) di

Padang Sidempuan.

(2) STIE Muhammadiyah Asahan di Kisaran. Saat ini UMSU adalah perguruan

tinggi swasta yang memiliki mahasiswa terbesar di Pulau Sumatera. UMSU

pada tahun 2005/2006 memiliki mahasiswa sebanyak 11.751 orang yang

terdistribusi ke dalam 7 buah fakultas, diantaranya Fakultas Ekonomi, Fakultas

Hukum, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Agama Islam.

(47)

1. VISI

Menjadi pusat keunggulan dalam penyelengaraan dan pengembangan keislaman, ilmu pengetahuan dan profesionalitas, kesenian dan teknologi berwawasan global.

2. MISI

Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian dan pembinaan nilai-nilai hidup islami.

1 Mengembangkan kebebasan befikir ilmiah yang dijiwai dengan semangat ketauhidan.

2 Mengembangkan jiwa kemandirian dalam berbagai ilmu pengetahuan, keahlian/ketrampilan, teknologi dan seni.

3 Menyelenggarakan kegiatan dakwah islam sebagai bagian integral dari tujuan Muhammadiyah.

3. TUJUAN

1. Terwujudnya Intelektual yang beriman, berakhlak mulia, percaya pada diri sendiri serta dapat beramal sesuai denga bidang ilmu dengan ikhlas demi terwujudnya masyarakat utama yang diridhai oleh Allah SWT.

(48)

3. Terwujudnya intelektual yang memiliki kemampuan berbahasa dan berkomunikasi dalam rangka penyetaraan dalam pergaulan global.

4. Terwujudnya intelektual dalam berbagai bidang yang berjiwa wirausaha dan memiliki keunggulan kompetitif.

5. Mewujudkan kader persyarikatan, kader umat, kader bangsa dalam rangka mewujudkan cita-cita Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah amar ma'ruf nahi munkar yang berpedoman kepada Quran dan Sunnah.

4. KOMPETENSI

1. Memiliki kualitas keislaman yang baik dan komprehensif sehingga para lulusan akan menjadi sarjana yang jujur dan berakhlaq mulia. 2. Memiliki kualitas keilmuan yang akan mengantarkan para lulusan menjadi tenaga professional di bidangnya.

3. Memiliki kualitas kebangsaan, sehingga menjadi perekat yang kuat bagi kehidupan berbangsa, menjadi payung pelindung perpecahan di manapun mereka berada.

4. memiliki kualitas kebahasaan, baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing seperti Bahasa Inggris dan Bahasa Arab khususnya, sebagai bekal komunikatif yang digunakan untuk mampu bersaing dalam menghadapi era global.

(49)

6. Memiliki kualitas kewirausahaan, sehingga pada lulusan tidak hanya bergantung kepada lowongan kerja yang ada, tetapi dapat menciptakan peluang baru, mandiri dan mampu berwirausaha.

B. Sejarah Fe Umsu

Fakultas Ekonomi (Fekon) berdiri pada tahun 1980. Fekon mempunyai visi sebagai pusat pengembangan dan pengajaran yang menciptakan Ekonom yang berwawasan ilmiah, jujur, bertanggung jawab serta memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Saat ini Fekon dipimpin oleh Zulaspan Tupti Pasaribu, SE M.Si dan dalam menjalankan proses belajar mengajarnya, Fekon menyediakan 3 (tiga) waktu perkuliahan, yaitu : pagi, sore dan malam. Sampai saat ini, Fekon mengasuh 4 (empat) program studi, yang terdiri dari :

1. Manajemen

Program Studi Manajemen yang diketuai oleh Hazmanan Khair SE MBA dan sekretaris Azuar Juliandi SSos SE MSi mempunyai visi sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan yang unggul dalam menghasilkan sarjana profesional, berdedikasi tinggi, jujur, bertanggung jawab serta memiliki kemampuan manajerial berdasarkan nilai-nilai keislaman. Sampai tahun 2009 ini, jumlah Mahasiswa Program Studi Manajemen sebanyak 732 orang.

(50)

Program Studi Akuntansi yang diketuai oleh Dr Widia Astuti SE MSi QIA dan sekretaris Bambang Satriawan SE MSi. mempunyai visi sebagai pusat studi penyelenggaraan pendidikan yang unggul dalam menghasilkan sarjana profesional, berdedikasi tinggi, jujur, bertanggung jawab serta memiliki kecakapan dalam bidang Akuntansi. Mahasiswa yang terdaftar pada Program Studi Akuntansi saat ini berjumlah 820 orang.

3. Ekonomi Pembangunan

Program Studi Ekonomi Pembangunan yang diketuai oleh Dra Hj Lailan Safina Hasibuan dan sekretaris Radiman SE MSi mempunyai visi sebagai pusat studi penyelenggaraan pendidikan yang unggul dalam menghasilkan sarjana profesional, berdedikasi tinggi, jujur, bertanggung jawab serta memiliki kemampuan dibidang Ilmu Ekonomi berdasarkan nilai-nilai keislaman. Jumlah Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan sampai dengan tahun 2009 sebanyak 600 orang.

4. Manajemen Perpajakan

(51)

C. Visi dan Misi FE UMSU 1. Visi

menjadi fakultas ekonomi sebagai pusat keunggulan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, melahirkan sarjana ekonomi yang profesional, mandiri, memiliki daya saing ditingkat nasional maupun internasional dalam mewujudkan tridarma perguruan tinggi berlandaskan nilai-nilai islam dan kemuhammadiyahan

2. Misi

1. meyelenggarakan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kebutuhan pasar untuk menghasilkan sumber daya manusia yang profesional dibidang ilmu ekonomi, akuntansi, manajemen dan manajemen perpajakan dengan sarana dan prasaran belajar modern yang berbasis teknologi dan informasi

2. mengembangkan ilmu pengetahuan melalui penelitian ilmiah untuk menghasilkan temuan-temuan baru dibidang ilmu ekonomi, akuntansi, manajemen dan manajemen perpajakan yang dapat diabdikan kepada masyarakat demi kemaslahatan umat.

(52)

1. Menghasilkan sarjana ekonomi yang memiliki integegritas keilmuan dan kepribadian yang berlandaskan nilai-nilai islam kemuhammadiyahan.

2. Menghasilkan sarjana ekonomi yang handal dan profesional dalam bidang keilmuan dan teknologi serta memiliki daya saing nasional dan internasional

3. Menghasilkan sarjana ekonomi yang tanggap terhadap pekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang ilmu ekonomi, manajemen, akuntansi dan manajemen perpajakan.

4. Menghasilkan tenaga ahli yang profesional, terampil, mandiri dan peka terhadap perkembangan ilmu dan teknologi bagi pembangunan nasional.

(53)

Dekan : Zulaspan Tupti Pasaribu, SE,MSi

Pembantu Dekan I : Januri, SE, MM, MSi

Pembantu Dekan II : Sukma Lesmana, SE, MSi Ketua Departemen manajemen : Hazmanan Khair, SE, MBA. Sekertaris : Bambang Satriawan, S.E, M.Si. Ketua Departemen Akuntansi : Dr. Widia Astuti, S.E., M.Si. QIA Sekertaris : Azuar Juliandi, S.Sos, S.E., M.Si. Ketua Departemen Pembangunan : Dra. Hj. Lailan Safina Hsb, M.Si. Sekertaris : Radiman, S.E., M.Si.

Ketua Departemen Manajemen Perpajakan : Elizar Sinambela, S.E., M.Si. Sekertris : Ade Gunawan, S.E, M.Si.

(54)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian, yakni kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden.

1. Uji Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur serta mampu mengunggkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS (statistical production and service solution) versi 16.0 dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,361.

Hasil Pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

(55)

Hasil Uji Validitas

Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

1. Jika r hitung > r table, maka pertanyaan dinyatakan valid 2. Jika r hitung < r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid 3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

(56)

sehingga semua butir pertanyaan tersebut dikatakan valid, dan selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.

Interpretasi item total statistic, yaitu :

1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus. Misalnya jika pertanyaan (item) 1 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 76.9000 jika pertanyaan (item) 2 dihapus maka rata-rata variabel bernilai 76.7667, dan seterusnya.

2. Scale Variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika variabel (butir) tersebut dihapuskan. Misalnya variabel (butir) item 1 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 40.369, sedangkan jika variabel (butir) item 2 dihapus adalah 39.909, dan seterusnya.

3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui

validitas pada setiap butir pertanyaan. Jumlah kasus adalah 30; nilai tabel r dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,361.

(57)

Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel. Hasil Pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Uji Realibilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.886 20

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (Desember, 2010) Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

Jika nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Yamin dan Kurniawan, 2009:282), maka pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel.

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 0,70, maka setiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel.

B. Metode Analisis Deskriptif a. Deskrtiptif Responden

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti.

(58)

ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan pengaruh efikasi diri, kesiapan instrumentasi dan kebutuhan akan prestasi terhadap minat berwirausaha. Variabel efikasi diri (X1) yang terdiri dari 5 butir pertanyaan,

variabel kesiapan instrumentasi (X2) yang terdiri dari 5 butir pertanyaan, dan

variabel kebutuhan akan prestasi (X3) yang terdiri dari 5 butir pertanyaan,

sedangkan variabel minat berwirausaha (Y) terdiri dari 5 butir pertanyaan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 88 orang responden.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini, yaitu:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 32 36,4%

Perempuan 56 63,6%

TOTAL 88 100%

Sumber :Hasil Pengolahan Kuesioner (Desember,2010)

Tabel 4.3 menunjukkan komposisi responden menurut jenis kelamin dimana terlihat dari total responden sebesar 88 orang, komposisi perempuan sebanyak 56 orang (63,6%) dan laki-laki sebanyak 32 orang (36,4%).

(59)

Karakteristik responden berdasarkan Usia dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini, yaitu:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase

17 – 19 28 31,8%

20 – 21 24 27,3%

22 – 23 22 25%

24 – 25 14 15,9%

TOTAL 88 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa moyaritas usia responden berada pada usia 17-19 tahun sebesar 31,8%, usia 20-21 sebesar 27,3%, usia 22-23 sebesar 25%, usia 24-25 sebesar 15,9%, Total responden yang menjawab adalah 88 orang yaitu 100%.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Masuk

Karakteristik responden berdasarkan Tahun Masuk dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini, yaitu:

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Tahum Masuk Tahun Masuk

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Desember, 2010)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tahun masuk kuliah bagi responden maka diperoleh responden yang masuk tahun 2006 adalah sebanyak 18 orang

(60)

(20,5%), tahun 2007 sebanyak 22 orang (25%), tahun 2008 sebanyak 28 orang (31,8%), dan tahun 2009 sebanyak 20 orang (22,7%).

Pada penelitian ini diperoleh data jawaban responden atas setiap variabel yaitu variabel efikasi diri ( X1), Variabel kesiapan instrumentasi ( X2), dan Variabel

kebutuhan akan restasi (X3), terhadap minat berwirausaha (Y).

1) Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Efikasi diri (X1) Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Gaya Efikasi diri (X1)

Item SS S KS TS STS TOTAL Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

a. Pada pertanyaan 1, sebagian besar responden menjawab setuju 37 orang (42,0%) dan sangat setuju 25 orang (28,4%). Data ini menunjukkan bahwa kepercayaan responden terhadap jiwa kepemimpinan yang dibutuhkan untuk menjadi wirausaha sangat tinggi, walaupun 13 orang (14,8%) yang menjawab kurang setuju dan 13 orang ( 14,8) menjawab tidak setuju. b. Pada pertanyaan 2, sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 51

(61)

c. Pada pertanyaan 3, sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 61 orang (69,3%) dan menjawab sangat setuju 14 orang (15,9%), sedangkan yang menjawab kurang setuju sebanyak 7 orang (8,0%) dan menjawab tidak setuju 4 orang (4,5). Hal ini menunjukkan bahwa jiwa kepemimpinan dalam berwirausaha sangat berpengaruh.

d. Pada pertanyaan 4, responden menjawab setuju yaitu 30 orang (34,1%) dan sebagian besar menjawab sangat setuju 56 orang (63,3%). walaupun yang menjawab kurang setuju 2 orang (2,3%) Data ini menunjukkan bahwa kepercayaan responden terhadap pengetahuan yang harus dimiliki seorang wirausaha sangat tinggi.

e. Pada pertanyaan 5, sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 64 orang (72,7%) dan menjawab sangat setuju 21 orang (23,9%). Data ini menunjukkan bahwa kepercayaan responden harus memiliki kemampuan terbaik dalam memulai usaha sangat tinggi, walaupun 3 orang (3,4%) yang masing-masing menjawab kurang setuju.

2) Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kesiapan Instrumentasi (X2)

(62)

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kesiapan Instrumentasi (X2)

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Desember, 2010)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menjawab setuju bahkan menjawab sangat setuju, dan hanya sebagian kecil responden yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa kesiapan instrumentasi sangat mempengaruhi minat mahasiswa untuk berwirausaha.

3) Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kebutuhan Akan Prestasi (X3)

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kebutuhan Akan Prestasi (X3)

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Desember, 2010)

(63)

4) Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Minat Berwirausaha (Y) Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Minat Berwirausaha (Y)

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Desember, 2010)

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menjawab setuju bahkan menjawab sangat setuju, dan hanya sebagian kecil responden yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa Minat Wirausaha sangat mempengaruhi mahasiswa untuk menciptakan suatu usaha.

B. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linier berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan antara variabel independent (komponen efikasi diri, komponen kesiapan instrumentasi dan komponen kebutuhan akan prestasi) dan variabel dependent (minat berwirausaha) akan digunakan analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis). untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 16, dengan menggunakan metode Enter. Metode Enter dilakukan dengan memasukkan semua variabel bebas sebagai variabel prediktor. Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk mengetahui apakah variabel independent mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependent.

(64)

Sebelum melakukan analisis regresi berganda, penulis melakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) atau perkiraan yang efisien dan tidak bias. Kriteria pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem data yang diambil. Pada uji normalitas ada tiga cara yang dapat digunakan yaitu:

3

Sumber : Hasil Pengolahan data primer (kuesioner, Desember, 2010)

(65)

Pada Grafik histogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak miring ke kiri atau miring ke kanan.

Gambar 4.2 Normal P- P Plot of Regression Standardized Residual Sumber : Hasil Pengolahan, 2010 (data diolah)

Pengambilan Keputusan:

Pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal. Namun seringkali data data kelihatan normal karena mengikuti garis diagonal, padahal belum tentu data tersebut berdistribusi normal.

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

(66)

a) Analisis Statistik

Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametrik Kolmogorof-Smirnov (K-S). Apabila nilai Kolmogorof-Smirnov Z ≤ Z tabel atau nilai asymp. Sig. (2 tailed) > α maka data dinyatakan berdistribusi normal. Berikut adalah tabel hasil uji Kolmogorov Smirnov.

Tabel 4.10

Hasil Uji Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize

d Residual

N 88

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation 1.39667233

Most Extreme Differences

Absolute .065

Positive .055

Negative -.065

Kolmogorov-Smirnov Z .613

Asymp. Sig. (2-tailed) .847

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (20 Desember 2010)

Menurut Umar (2008:181) bahwa, apabila pada hasil uji Kolmogorov Smirnov, nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 (α = 5%, tingkat signifikan) maka data berdistribusi normal. Pada Tabel 4.10 dapat dilihat, probabilitas hasil uji Kolmogorov Smirnov yaitu 0,847 lebih besar dari 0,05. Sehingga model regresi yang didapat adalah berdistribusi normal.

(67)

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas antar variabel dengan melihat nilai dari variance inflation factor (VIF) dari masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent. Pengambilan Keputusannya:

VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinieritas

Tolerence < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas Tolerence > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas

Pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

8.141 2.038 3.995 .000

.290 .088 .358 3.276 .002 .598 1.672

.144 .122 .129 1.181 .241 .600 1.668

.213 .100 .249 2.125 .036 .521 1.920

(Constant)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (Desember, 2010)

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, terlihat untuk semua variable independen memiliki angka VIF < 5 dan nilai Tolerance > 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak terjadi multikolinearitas

(68)

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas, ada dua cara yang dapat digunakan yaitu:

a) Analisis Grafik

Dengan menggunakan grafik Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heteroskedastisitas. Berikut adalah gambar Scatterplot untuk uji heteroskedastisitas:

3

Gambar 4.3 Hasil Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (Desember 2010)

(69)

maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

a) Analisis Statistik

Selain melalui scatterplot heteroskedastisitas dapat juga dideteksi melalui uji Glejser. Tabel 4.11 berikut ini menampilkan hasil pengujian heteroskedastisitas dengan uji Glejser.

Tabel 4.12 Uji Glejser

Coefficientsa

4.190 1.372 3.054 .003

-.041 .074 -.072 -.545 .587

-.134 .060 -.309 -2.224 .029

.026 .063 .052 .412 .681

(Constant)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (Desember, 2010)

Pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa semua variabel bebas tidak signifikan dengan variabel terikat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari masing-masing variabel bebas lebih besar dari tingkat

signifikansi α (sig > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa data bebas dari heteroskedastisitas.

(70)

Tabel 4.13

Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

8.141 2.038 3.995 .000

.290 .088 .358 3.276 .002

.144 .122 .129 1.181 .241

.213 .100 .249 2.125 .036

(Constant)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (Desember, 2010)

Pengolahan data tersebut menghasilkan suatu model Regresi Linear Berganda sebagai berikut:

X1 : Komponen Efikasi Diri

X2 : Komponen Kesiapan Instrumentasi

X3 : Komponen Kebutuhan Akan Prestasi

e : Standard error

Interpretasi model:

(71)

maka minat berwirausaha pada mahasiswa departemen manajemen FE UMSU akan diperoleh sebesar 8,141.

b. Koefisien regresi komponen efikasi diri (X1) = 0,290 artinya setiap

penambahan komponen efikasi diri sebesar 1 %, sedangkan variabel lainnya dianggap tetap, maka akan menaikkan minat berwirausaha pada mahasiswa departemen manajemen FE UMSU sebesar 0,290.

c. Koefisien regresi komponen kesiapan instrumentasi (X2) = 0,144 artinya

setiap penambahan komponen kesiapan instrumentasi sebesar 1 %, sedangkan variabel lainnya dianggap tetap, maka akan menaikkan minat berwirausaha pada mahasiswa departemen manajemen FE UMSU sebesar 0,144.

d. Koefisien regresi komponen kebutuhan akan prestasi (X3) = 0,213 artinya

setiap penambahan komponen kebutuhan akan prestasi sebesar 1 % sedangkan variabel lainnya dianggap tetap, maka akan menaikkan minat berwirausaha mahasiswa departemen manajemen FE UMSU sebesar

0,213.

a. Uji F (Uji Serentak)

Uji F (uji serentak) adalah untuk melihat apakah variabel independent yaitu dari tiga komponen yaitu: komponen efikasi diri (X1), komponen kesiapan

instrumentasi (X2) dan komponen kebutuhan akan prestasi (X3) secara

bersama-sama (serentak) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependent yaitu minat berwirausaha (Y).

(72)

b. Mencari nilai Ftabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan

menentukan derajat kebebasan

c. Menentukan kriteria pengambilan keputusan

d. Mencari nilai Fhitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 16.0

e. Kesimpulan

Hasil pengujian adalah sebagai berikut:

1. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = b3 = 0

Artinya secara bersama-sama (serentak) tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent (komponen efikasi diri, komponen kesiapan instrumentasi dan komponen kebutuhan akan prestasi) terhadap variabel dependent (minat berwirausaah).

H1 : b1 b2 b3 0

Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent (komponen efikasi diri, komponen kesiapan instrumentasi dan komponen kebutuhan akan prestasi) terhadap variabel dependent (minat berwirausaha).

2. Kriteria Pengambilan Keputusan:

H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel pada α=5% dengan tingkat keyakinan

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual  Sumber : indarti (2008),  diolah Penulis.
Tabel 1.1 Definisi Operasionalisasi Variabel
Tabel 1.2 Instrument Skala Likert
Tabel 1.3 Jumlah Mahasiswa Departemen Manajemen FE UMSU
+7

Referensi

Dokumen terkait

Masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara efikasi diri dengan minat berwirausaha mahasiswa ?, apakah ada pengaruh positif dan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2013 Yuhendri L.V, 2013 Pengaruh Kebutuhan Akan Prestasi, Lokus Kendali, Dan Efikasi

Surabaya Variabel Bebas: Efikasi Diri Variabel Terikat: Minat Berwirausaha Analisis Regresi Linier Berganda Efikasi diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama efikasi diri dan motivasi berwirausaha berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama efikasi diri dan motivasi berwirausaha berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini maka dapat disimpulan sebagai berikut : 1) Efikasi diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberanian

adanya pengaruh tidak langsung variabel efikasi diri (Xl) terhadap minat membuka usaha (y) melalui variabel motivasi berwirausaha (Z), di-. mana besar pengaruh tidak

intense kewirausahaan mahasiswa fakultas ekonomi. Kesiapan instrumentasi, efikasi diri dan pengalaman kerja yang merupakan variabel dominan dalam mem- pengaruhi