• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Efikasi Diri dan Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa Siswi SMK Negeri 10 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Efikasi Diri dan Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa Siswi SMK Negeri 10 Medan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Efikasi Diri

Efikasi diri merupakan salah satu faktor personal yang menjadi perantara

atau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor lingkungan.

Efikasi diridapat menjadi penentu keberhasilan perfomansi dan pelaksanaan

pekerjaan. Efikasi dirijuga sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional

dalam membuat keputusan (Mujiadi, 2003:86).Menurut Bandura

dalamChowdhury, (2009:2) menyatakan bahwa efikasi diri adalah keyakinan

seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu pekerjaan dan

mendapatkan prestasi tertentu. Lebih lanjut, Bandura menyatakan bahwa efikasi

diri akan menentukan cara seseorang untuk berpikir, bertindak dan memotivasi

diri mereka menghadapi kesulitan dan permasalahan. Sukses atau gagalnya

seseorang ketika melakukan tugas tertentu ditentukan oleh efikasi dirinya.

Efikasi diri dapat mendorong kinerja seseorang dalam berbagai bidang

termasuk minat berwirausaha (Luthans, 2008:205). Oleh karena itu, dalam

membuka suatu usaha diperlukan keyakinan diri (self efficacy) terhadap

kemampuan agar usahanya dapat berhasil. Hal yang sama juga diungkapkan oleh

Betz dan Hacket dalamIndarti, (2008:7) bahwa efikasi diri akan karir seseorang

dapat menjadi faktor penting dalam penentuan apakah minat kewirausahaan

(2)

lanjut, Betz dan Hacket juga menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat efikasi diri

seseorang pada kewirausahaan di masa-masa awal seseorang dalam berkarir,

semakin kuat minat kewirausahaan yang dimilikinya.

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan diatas, suatu efikasi diri

yang positif akan meyakinan seseorang bahwa ia mampu mencapai pekerjaan atau

prestasi yang diinginkannya. Tanpa adanya efikasi diri seseorang tidak akan

memiliki keinginan untuk melakukan perilaku tertentu. Maka dapat disimpulkan,

efikasi diri adalah keyakinan seseorang atas kemampuan yang dimilikinya untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Bandura dalam Friedman, (2006:283)ada empat sumber penting

yang digunakan individu dalam membentuk efikasi diri yaitu :

1. Pengalaman Keberhasilan(Mastery Experience)

Keberhasilan yang didapatkan akan meningkatkan efikasi diri yang dimilki

seseorang sedangkan kegagalan akan menurunkan efikasi dirinya. Apabila

keberhasilan yang didapatkan seseorang lebih banyak karena faktor-faktor

di luar dirinya, biasanya tidak akan membawa pengaruh terhadap

peningkatan efikasi diri. Akan tetapi, apabila keberhasilan itu didapat

melalui hambatan yang besar dan merupakan hasil perjuangan sendiri

maka hal itu akan membawa pengaruh terhadap peningkatan efikasi diri.

2. Pengalaman Vikarius atau meniru (Vicarious Experience)

Pengalaman keberhasilan orang lain yang memiliki kemiripan dengan

individu dalam mengerjakan suatu tugas biasanya akan meningkatkan

(3)

tersebut didapat melalui social models yang biasanya terjadi pada diri

seseorang yang kurang pengetahuan tentang kemampuan dirinya sehingga

melakukan modeling. Namun efikasi diri yang didapat tidak akan

berpengaruh bila model yang diamati tidak memilki kemiripan atau

berbeda dengan model.

3. Persuasi Sosial (Social Persuasion)

Persuasi sosial disebut juga umpan balik spesifik atas kinerja. Informasi

tentang kemampuan yang disampaikan secara verbal oleh seseorang yang

berpengaruh biasanya digunakan untuk menyakinkan seseorang bahwa ia

cukup mampumelakukan suatu tugas.

4. Kondisi Fisik dan Emosional (Physiological & Emotion State)

Kecemasan dan stres yang terjadi dalam diri seseorang ketika melakukan

tugas sering diartikan suatu kegagalan. Pada umumnya seseorang

cenderung akan mengharapkan keberhasilan dalam kondisi yang tidak di

warnai oleh ketegangan dan tidak merasakan adanya keluhan atau

gangguan somantik lainnya. Efikasi diri biasanya ditandai oleh rendahnya

tingkat stres dan kecemasan sebaliknya efikasi diri yang rendah ditandai

oleh tingkat stres dan kecemasan yang tinggi pula.

Dari keempat hal tersebut dapat menjadi sarana bagi tumbuh dan

berkembangnya efikasi diri dan dapat diupayakan untuk meningkatkan dengan

membuat manipulasi melalui empat hal tersebut.

(4)

Bandura dalam Sulistyawati, (2012:145) terdapat tiga dimensi dalam efikasi

diri pada setiap individu yaitu magnitude, generality, dan strength yang akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Tingkat Kesulitan Tugas(Magnitude)

Hal ini berkaitan dengan kesulitan tugas. Apabila tugas-tugas yang

dibebankan pada individu menurut tingkat kesulitannya, maka perbedaan

efikasi diri secara individual mungkin terdapat pada tugas-tugas yang

sederhana, menengah, atau tinggi. individu akan melakukan tindakan yang

dirasakan mampuuntuk dilaksanakannya dan akan tugas-tugas yang

diperkirakan diluar batas kemampuan yang dimilkinya.

2. Luas Bidang Perilaku (Generality)

Hal ini berhubungan luas bidang tugas atau tingkah laku. Beberapa

pengalaman berangsur-angsur menimbulkan penguasaan terhadap

pengharapan pada bidang tugas atau tingkah laku yang khusus sedangkan

pengalaman lain membangkitkan keyakinan yang meliputi berbagai tugas.

3. Kekuatan Keyakinan(Strength)

Hal ini berkaitan dengan tingkat kekuatan atau kemantapan seseorang

terhadap keyakinannya. Tingkat efikasi diri yang lebih rendah mudah

digoyangkan oleh pengalaman-pengalaman yang memperlemahnya,

sedangkan seseorang yang memiliki efikasi diri yang kuat akan tekun

dalam meningkatkan usahanya meskipun dijumpai pengalaman yang

(5)

Jadi, dalam tiga dimensi ini dapat disimpulkan bahwa efikasi diri adalah

keyakinan seseorang bahwa dirinya akan mampu melaksanakan tingkah laku yang

dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu tugas yang didasari kemampuannya dapat

di rasakan akan menuntun dirinya untuk berpikir mantap dan efektif. Efikasi diri

bersumber dari keinginan dalam diri seseorang dalam suatu perilaku untuk

mencapai tujuan yang inginkan. Apabila tidak timbul dari dalam diri individu

maka apa yang di inginkan tidak akan tercapai.

2.1.2 Pengertian Kompetensi Kewirausahaan

Kompetensipada umumnyadianggap sebagaikemampuan seseoranguntuk

berhasildengansedikit usahadanpenggunaan waktu. Kompetensibukanbawaanpada

seseorang, tetapi dikembangkanmelalui pengetahuandanlatihan. Beberapa peneliti

mencoba untuk mendefinisikan mengenaikompetensi kewirausahaan.Olagunju

dalam Tsakiridou dan Stergiou, (2014:109) mengatakan bahwa kompetensi

kewirausahaan adalah kemampuan seseorang untuk memanfaatkan ide dan

menciptakan inisiatif kewirausahaan, tidak hanya untuk keuntungan pribadi tetapi

juga untuk pertumbuhan sosial.

Menurut Suryana (2003:5)kompetensi kewirausahaan diartikan sebagai

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu dengan tujuan yang ingin

dicapai. Keterampilan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah :

1. Keterampilan Manajerial (Managerial Skill)

Keterampilan manajerial merupakan bekal yang harus dimiliki wirausaha.

Seorang wirausahawan harus mampu menjalankan fungsi-fungsi

(6)

yang dijalankan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kemampuan

menganalisis dan mengembangkan pasar, kemampuan mengelola sumber

daya manusia, material, uang, fasilitas dan seluruh sumber daya

perusahaan merupakan syarat mutlak untuk menjadi seorang

wirausahawan.

2. Keterampilan Konseptual (Conceptual Skill)

Keterampilan untuk merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi usaha

merupakan landasan utama untuk menjadi seorang wirausaha. Tidak

mudah mendapatkan kemampuan ini. Seorang wirausaha harus ekstra

keras belajar dari berbagi sumber dan terus belajar dari pengalaman sendiri

dan pengalaman orang lain dalam berwirausaha.

3. Keterampilan Kemanusiaan (Human Skill)

Keterampilan dalam memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi.

Supel, mudah bergaul, simpati dan empati kepada orang lain adalah modal

keterampilan yang sangat mendukung untuk menjadi seorang wirausaha.

Dengan keterampilan seperti ini, seorang wirausaha memiliki banyak

peluang dalam merintis dan mengembangkan usaha. Upaya yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ini misalnya dengan melatih

diri diberbagai organisasi, bergabung dengan klub hobi dan melatih

kepribadian agar bertingkah laku menenangkan bagi orang lain.

(7)

Keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan. Seorang

wirausaha, seringkali dihadapkan pada kondisi ketidakpastian. Berbagai

permasalahan biasanya bermunculan pada situasi seperti ini. Wirausaha

dituntut untuk mampu menganalisis situasi dan merumuskan berbagai

masalah untuk dicarikan alternative pemecahannya. Tidak mudah memang

memilih alternative terbaik dari berbagai alternative yang ada. Agar tidak

salah menentukan alternative, sebelum mengambil keputusan, wirausaha

harus mampu mengelola informasi sebagai bahan dasar pengambilan

keputusan. Keterampilan dapat dipelajari melalui berbagai cara. Selain

pendidikan formal, pendidikan informal melalui pelatihan, silumulasi dan

berbagai pengalaman juga dapat diperoleh.

5. Keterampilan Mengelola Waktu (Time Managerial Skill)

Keterampilan dalam mengatur dan menggunakan waktu. Para pakar

psikologi mengatakan bahwa salah satu penyebab atau sumber stress

adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengatur waktu dan pekerjaan.

Ketidakmampuan mengelola waktu membuat pekerjaan menjadi

menumpuk dan tak kunjung selesai sehingga membuat jiwa gundah dan

tidak tenang. Seorang wirausaha harus terus belajar mengelola waktu.

Keterampilan mengelola waktu dapat memperlancar pelaksanaan

pekerjaan dan rencana yang telah digariskan.

Jadi, disimpulkan bahwa kompetensi kewirausahaan didefinisikan sebagai

kombinasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang sesuai dengan

(8)

2.1.2.1 Dimensi Kompetensi Kewirausahaan

Menurut Scarborough dalam Heru (2009:38), kompetensi wirausaha

terbagi dalam 10 komponen yaitu:

1. Kenali bisnis anda, seorang wirausaha dalam melakukan kegiatan usaha

harus mengetahui dengan jelas bisnis apa yang dilakukan sekarang dan

prospek di masa depan. Beberapa pertanyaan yang harus mampu dijawab

wirausaha yang berhubungan dengan bisnisnya:

a. Apa produk kita sekarang dan masa mendatang?

b. Siapa dan bagaimana konsumen kita?

c. Siapa pesaing kita, dan apa yang ia lakukan?

d. Berada di mana usaha kita dibanding perusahaan produk sejenis?

e. Bagaimana cara membangun kompetensi di masa depan?

2. Mengetahui dasar manajemen bisnis, pengetahuan dasar manajemen bisnis

merupakan pengetahuan yang harus dan benar-benar dimiliki oleh

wirausaha agar unggul. Wirausaha yang unggul membutuhkan

pengetahuan manajemen, seperti: bagaimana melakukan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, staffing, pengkoordinasian, evaluasi serta

pengendalian. Di samping pengetahuan manajemen, wirausaha sangat

membutuhkan pengetahuan operasional perusahaan, seperti: keuangan,

pemasaran produk, pengelolaan tenaga kerja, berproduksi, serta catatan

akuntansi dan informasi.

3. Memiliki sikap yang pantas, sifat, sikap yang baik harus dimiliki oleh

(9)

dengan pihak lain di mana pihak lain tersebut memilki kepentingan

terhadap kelangsungan usaha. Pada masa kini dan masa depan wirausaha

harus mau dan mampu berlaku etis dan memiliki rasa tanggung jawab

sosial guna kelangsungan hidup usaha di masa depan.

4. Memiliki modal yang cukup, wirausaha adalah manajer dalam arti memilki

kemampuan dalam mengelola usaha. Kemampuan mengelola keuangan

merupakan hal yang sangat penting guna kelangsungan hidup usaha.

Kemampuan medatangkan modal sangat ditentukan keahlian wirausaha

dalam mengevaluasi sumber-sumber pendanaan dan juga pengalaman di

bidang keuangan.

5. Mengatur keuangan secara efisien, wirausaha yang unggul ketika mampu

mengelola keuangan dengan efektif. Wirausaha yang mampu mencari

sumber pendanaan yang paling murah (cost of capital rendah), mampu

melakukan investasi terhadap dana yang tersedia (rate of return lebih besar

dari cost of capital), mampu membuat penganggaran, serta mampu

memanfaatkan keuntungan usaha dengan tepat. Tidak kalah pentingnya

adalah kemampuan untuk mencatat kegiatan operasional setiap hari secara

akuntansi, sehingga setiap aktivitas bisa dipertanggung jawabkan secara

otentik.

6. Mengatur waktu secara efisien, wirausahawan harus mampu mengelola

waktu dengan baik. Adakalanya produk, pemesanan, job dan kegiatan di

(10)

membuat time schedule dan menepati merupakan hal yang sangat

dibutuhkan untuk menjaga hubungan baik dengan relasi.

7. Mengelola orang lain, sejalan dengan meningkatnya bisnis, hubungan

dengan orang lain, karyawan, pihak luar, dan masyarakat semakin tinggi.

Kompleksitas perilaku karyawan, tuntutan kebutuhan, gaya hidup

membutuhkan kemampuan untuk mengelola orang dengan lebih baik.

Landasan bisnis adalah kemampuan karyawan yang terlatih dengan baik

dan termotivasi. Perhatian terhadap penempatan tenaga kerja, penggajian,

bonus, promosi, kesejahteraan karyawan dan keluarga sangat dibutuhkan

untuk menjaga rendahnya perputaran karyawan.

8. Memuaskan pelanggan dengan menyediakan produk berkualitas tinggi,

wirausaha yang unggul mengajarkan bahwa barang dan jasa yang

berkualitas tinggi sangat penting dalam mempertahankan persaingan.

Manfaat yang didapat dengan menghasilkan produk yang berkualitas

tinggi tidak hanya mengurangi bentuk kerusakan, tetapi juga

meninngkatkan produktivitas, meningkatkan kepuasan konsumen, semakin

rendahnya biaya, menjaga citra baik perusahaan.

9. Mengetahui bagaimana cara bersaing, persaingan yang sehat, mampu

menjaga kemitraan sangat dibutuhkan bagi kelangsungan bisnis di masa

depan. Wirausaha harus mengetahui siapa pesaingnya, memiliki kemauan

dan kemampuan untuk bagaimana berkompetisi dengan lebih baik,

(11)

10.Membuat aturan/pedoman yang jelas tersurat, aturan yang jelas dan formal

sangat dibutuhkan bagi pertanggung jawaban kegiatan dan kelangsungan

hidup bisnis. Aturan-aturan pekerjaan, aturan ketenagakerjaan, skedul

kerja, jalur dan rantai pekerjaan harus jelas dan konsisten.

Menurut Wu dalam Fithri dan Amanda (2012:280), beberapa kompetensi

yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha adalah:

1. Kemampuan menganalisis secara sistematis.

2. Kemampuan untuk mengambil peluang dan mengelola sumber yang ada.

3. Kemampuan untuk menemukan kebutuhan internal dan eksternal dari

konsumen.

4. Kemampuan untuk belajar dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki.

5. Kemampuan berkomunikasi.

Menurut Heru (2009:41) disebutkan juga bahwa kompetensi wirausaha

terbagi menjadi 7, antara lain:

1. Kompetensi hubungan antar manusia, kompetensi wirausaha yang

berhubungan dengan kemampuan menjaga, membangun, mengembangkan,

hubungan baik dengan orang, serta pihak yang berkepentingan dengan

aktivitas perusahaan, seperti dengan rekan kerja, karyawan, penyalur

barang, pemasok bahan, investor, kreditur, masyarakat.

2. Kompetensi teknik, kompetensi wirausaha yang berhubungan dengan

teknik, cara, bahan serta tenaga kerja yang menghasilkan berang dan jasa

(12)

3. Kompetensi pemasaran, kompetensi wirausaha yang berkaitan dengan

kemampuan wirausaha di bidang pemasaran produk. Kemampuan ini

mencakup keahlian melakukan riset pasar, memilih strategi pemasaran,

mengkombinasikan bauran pemasaran yang menguntungkan.

4. Kompetensi keuangan, kompetensi wirausaha dalam mengelola keuangan,

terutama mencari sumber pendanaan yang paling murah, menggunakan

dan menginvestasikan dana yang menguntungkan, membuat anggaran

yang tepat dan membagi laba atas keuntungan usaha dengan memuaskan

semua pihak yang berkepentingan.

5. Kompetensi konseptual, kompetensi yang dimiliki oleh wirausahawan

yang berhubungan dengan kemampuan untuk membuat konsep kegiatan,

event, produk yang baik. Konsep tersebut apabila dijalankan dapat

berhasil.

6. Kompetensi dalam pengambilan keputusan, kompetensi yang dimiliki oleh

wirausahawan yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengambil

keputusan dengan tepat. Wirausaha selalu berhubungan dengan aktivitas

yang berisiko, ketidak pastian lingkungan, maka dibutuhkan keahlian

dalam pengambilan keputusan yang tepat, terukur dan menguntungkan.

7. Kompetensi dalam mengatur waktu, kompetesi yang dimiliki oleh

wirausahawan yang berhubungan dengan kemampuan mengatur waktu

(13)

2.1.3 Pengertian Minat Berwirausaha

Minat adalah perasaan tertarik yang berkaitan pada sesuatu hal atau

aktivitas tanpa ada yang meminta atau menyuruh. Minat seseorang dapat

diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan seorang lebih tertarik pada

suatu obyek lain dan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas (Tarmudji,

2006:87).Menurut Riyanti (2003:21) minat adalah sumber motivasi yang

mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan bila seseorang

bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka

akan terbentuk minat yang kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan.

Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun sehingga minat

tidak bersifat permanen, tetapi bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.

Menururt Bygrave dalam Suryana, (2003:12) wirausaha adalah orang yang

memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk mengejar peluang

itu. Wirausaha juga dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk melihat dan

menilai peluang-peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan

guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat

guna menghasilkan keuntungan dari peluang tersebut, Meredith dalam Suryana

(2003:12).

Menurut Fuadi (2009:93) minat berwirausaha adalah keinginan,

ketertarikan, serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk

berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa

takut dengan resiko yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari

(14)

dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian

mengorganisir, mengatur, menanggung risiko danmengembangkan usaha yang

diciptakannya tersebut. Yuwono (2008:34) menyatakan bahwa minat

kewirausahaan adalah rasa ketertarikan seseorang untuk melakukan kegiatan

usaha yang mandiri dengan keberanian mengambil resiko.Minat berwirausaha

berasal dari dalam diri seseorang untuk menciptakan sebuah bidang usaha.

Menurut Suryana (2006:24) seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan

dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan. Siswa/siswi yang menjadi

wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi dan belajar

mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam

mewujudkan cita-citanya.

Steinhoff dan Burgess dalamSuryana (2006:55) menyatakan bahwa ada

tujuh alasan mengapa seseorang berminat terhadap kegiatan kewirausahaan,

yakni:

1. Ingin memiliki penghasilan yang tinggi.

2. Ingin memiliki karier yang memuaskan.

3. Ingin bisa mengarahkan diri sendiri/tidak diatur oleh orang lain.

4. Ingin meningkatkan prestise diri/gengsi sebagai pemilik bisnis.

5. Ingin menjalankan ide atau konsep yang dimiliki secara bebas.

6. Ingin memiliki kesejahteraan hidup dalam jangka panjang.

7. Ingin menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan.

Wirasasmita dalam Suryana (2006:55), mengemukakan beberapa alasan

(15)

1. Alasan keuangan

Untuk mencari nafkah, menjadi kaya, mencari pendapatan tambahan dan

sebagai jaminan stabilitas keuangan.

2. Alasan sosial

Memperoleh gengsi/status agar dikenal dan dihormati banyak orang,

menjadi teladan untuk ditiru orang lain dan agar dapat bertemu banyak

orang.

3. Alasan pelayanan

Agar bisa membuka lapangan pekerjaan dan membantu meningkatkan

perekonomian masyarakat.

4. Alasan pemenuhan diri

Untuk bisa menjadi seorang atasan, mencapai sesuatu yang diinginkan,

menghindari ketergantungan kepada orang lain, menjadi lebih produktif

dan menggunakan potensi pribadi secara maksimum.

Menurut Djaali (2008:122) faktor-faktor dalam minat, yaitu:

1. Kemauan, yaitu suatu kegiatan yang menyebabkan seseorang mampu

untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan tertentu.

2. Ketertarikan, yaitu perasaan senang, terpikat, menaruh minat kepada

sesuatu.

3. Lingkungan keluarga, yaitu orang tua merupakan pendidik pertama dan

sebagai tumpuan dalam bimbingan kasih sayang yang utama.

4. Lingkungan sekolah, yaitu proses pendidikan di sekolah sebagai bekal

(16)

Mudjiarto dan Aliaras Wahid, (2006:42) menyatakan bahwa orang yang

berminat membuka usaha sendiri umumnya karena beberapa alasan berikut ini:

1. Mempunyai kesempatan untuk memperoleh keuntungan.

2. Memenuhi minat dan keinginan pribadi.

3. Membuka diri untuk berkesempatan menjadi pemimpin bagi diri sendiri.

4. Adanya kebebasan dalam manajemen.

2.1.3.1 Dimensi Minat Berwirausaha

Pada literatur kewirausahaan, faktor terpenting yang membentuk minat

berwirausaha adalah faktor psikologis. Beberapa faktor psikologis menjelaskan

pola bertindak melalui minat seseorang dalam memilih untuk berwirausaha (Sagiri

danAppolloni, 2009:77). Faktor-faktor psikologis ini terdiri atas penentuan nasib

sendiri(self-determination), kemampuan menghadapi resiko (risk-bearing ability),

serta kepercayaan dan sikap (belief and attitude) dan dijelaskan sebagai berikut:

a. Penentuan Nasib Sendiri (Self-determination), Menurut Spitzer dan

Kroenke (1997) penentuan nasib sendiri merupakan keyakinan seseorang

bahwa orang tersebut mempunyai kebebasan atau otonomi dan kendali

tentang bagaimana mengerjakan pekerjaannya. Self determination

merupakan anggapan bahwa suatu pekerjaan tidak membutuhkan satu

perasaan seseorang yang memiliki peluang untuk menggunakan inisiatif

dan mengatur tingkah laku dalam mengerjakan pekerjaan mereka. Dalam

pandangan humanistik, self determination (penentuan diri) merupakan

sesuatu yang aktif yang mana terdapat self aware ego dan memiliki

(17)

b. Kemampuan Menghadapi Resiko(Risk bearing ability), resiko adalah

sesuatu yang selalu dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya keadaan

yang merugikan dan tidak diduga sebelumnya bahkan bagi kebanyakan

orang tidak menginginkannya. Kemampuan menghadapi resiko merupakan

salah satu faktor penting dalam menciptakan usaha baru. Resiko yang

dihadapi oleh wirausaha dapat berbentuk resiko psikologis, finansial,

maupun sosial. Seorang wirausaha harus mampu mengatasi berbagai risiko

yang dihadapi agar dapat memperoleh imbalan atas usaha-usaha yang telah

dilakukannya, terutama imbalan finansial yang sering diidentifikasikan

sebagai wujud kesuksesan seorang wirausaha. Dengan kata lain, risk

bearing ability merupakan kemampuan seorang wirausaha untuk

mengatasi berbagai risiko yang akan dihadapi dalam upaya mencapai

kesuksesan suatu usahanya.

c. Kepercayaan dan Sikap(Belief and attitude), perilaku seseorang sangat

dipengaruhi oleh kepercayaan dan sikap yang dimiliki seseorang.

Kepercayaan dan sikap individu terhadap keinginan pribadi untuk

melakukan tindakan-tindakan. Terkait dengan minat berwirausaha, belief

and attitude berperan penting dalam diri seseorang saat mengambil pilihan

berwirausaha sebagai karir yang akan ditekuni. Faktor ini juga dapat

diterjemahkan sebagai persepsi seseorang atas keinginan pribadi untuk

melakukan tindakan-tindakan berwirausaha seperti menciptakan usaha

(18)

Pada penelitian ini yang dimaksudkan dengan minat berwirausaha adalah

suatu keinginan, keingintahuan, ketertarikan serta ketersediaan seseorang untuk

bekerja keras, mandiri, berani mengambil resiko maupun menghadapi tantangan

dalam keterbatasan, dengan bertindak kreatif untuk memenuhi kebutuhan hidup

serta kemajuan suatu usaha.

2.1.4 Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif

yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses

(Suryana, 2006:2). Selain itu, kewirausahaan juga merupakan sebuah alat dari

pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam

ekonomi untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber

daya yang ada. Untuk mencapai hal tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan

peluang-peluang melalui kesempatan bisnis, kemampuan manajemen

pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui

kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia,

keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik

(Ranto, 2007:21).

Machfoedz (2005:9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah

pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, seorang wirausaha berani

mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena

itu, wirausaha lebih memilih menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk

itu seorang wirausahawan diperlukan memiliki rasa percaya diri yang kuat dan

(19)

bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang wirausahawan juga

senantiasa dituntut kreatif.

Menurut Suryana (2006:30) seorang wirausaha selalu berprinsip bahwa apa

yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai maksimal.

Ciri-ciri umum kewirausahaan sebagai berikut :

1. Memiliki perspektif ke depan, sukses adalah sebuah perjalanan bukan

tujuan, setiap saat mencapai target sasaran atau impian maka segeralah

membuat impian-impian baru yang dapat memacu serta memberi

semangat dan antusiasme kepada kita untuk mencapainya

2. Memiliki kreativitas tinggi, seorang wirausaha dibutuhkan daya kreasi dan

inovasi yang lebih.

3. Memiliki sifat inovasi tinggi, seorang wirausaha harus dapat

menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan

bisnisnya.

4. Memiliki keberanian menghadapi resiko, seorang wirausaha harus berani

menghadapi resiko. Semakin besar resiko yang dihadapinya semakin besar

pula kesempatan untuk meraih keuntungan.

5. Selalu mencari peluang, seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu

dalam perspektif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu. Bahkan ia

juga harus mampu melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu.

6. Memiliki jiwa kepemimpinan, seorang wirausaha harus memiliki

kemampuan dan semangat untuk mengembangkan orang-orang

(20)

7. Memiliki kemampuan personal, seorang wirausaha harus percaya diri dan

memiliki sikap mandiri yang tinggi untuk mencapai penghasilan dan

keuntungan melalui usaha yang akan dilaksanakannya, mau dan mampu

mencari serta menangkap peluang yang menguntungkan dan

memanfaatkan peluang tersebut.

Menurut Zimmerer dalam Sudaryono, (2011:37) merumuskan manfaat

kewirausahaan sebagai berikut:

1. Memberi peluang melakukan perubahan. Semakin banyak pebisnis yang

memulai usahanya karena mereka dapat menangkap peluang untuk

melakukan berbagai perubahan yang menurut mereka sangat penting.

2. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya. Banyak orang

yang menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan sering kali

membosankan, kurang menantang, dan tidak ada daya tarik.

3. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin.

Walaupun pada tahap awal, uang bukan daya tarik utama bagi wirausaha,

keuntungan berwirausaha merupakan sumber motivasi yang penting bagi

seseorang untuk membuat usaha sendiri.

4. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan

mendapatkan pengakuan atas usahanya.

5. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan

(21)

2.2 Penelitian Terdahulu

Secara ringkas, hasil penelitian terdahulu terangkum di dalam Tabel 2.1

berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti (Tahun

Penelitian) Judul Penelitian Variabel Penelitian

Metode

Analisis Hasil Penelitian

1. Siti Hamidah (2014)

Pengaruh Self-Efficacy, Lingkungan Keluarga, dan Lingkungan Sekolah Terhadap Minat

Berwirausaha Siswa SMK Jasa Boga Di SMK Negeri 1 Sewon Kewirausahaan, Self Efficacy, dan Karakter Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Depok Kabupaten Sleman

Variabel Bebas:

1. Pengetahuan Kewirausahaan 2. Self Efficacy 3. Karakter kewirausahaan, self efficacy, dan

Ekonomi Orang Tua Terhadap Upaya

Berwirausaha

Variabel Bebas:

1. Kompetensi Kewirausahaan 2. Status Sosial

Ekonomi Orang ekonomi orang tua berpengaruh positif

(22)

Pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta

Tahun Ajaran 2013/2014

Variabel Terikat:

Upaya of Students in Primary Education

Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Minat

Berwirausaha Pada Siswa Kelas XII di SMK Negeri 1 siswa kelas XII di SMK Negeri 1 Surabaya.

6. Aldino Rama Firda (2011)

Pengaruh Motivasi , Self Efficacy Dan Locus Of Control (LOC) Terhadap Minat Berwirausaha

(Studi Pada Siswa SMK Kota Padang)

Variabel Bebas:

1. Motivasi 2. Self Efficacy 3. Internal Locus

Of Control (LOC)

4. Eksternal Locus Of Control

a.Secara parsial variabel motivasi dan variabel self efficacy

b.Untuk variabel

(23)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel

yang diteliti. Hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan

sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan

variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono,

2005:49). Variabel yang akan diteliti antara lain minat berwirausaha sebagai variabel

terikat, efikasi diri dan kompetensi kewirausahaan sebagai variabel bebas.

Menurut Hamidah (2014:204), menyatakan bahwa efikasi diri berpengaruh

positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Efikasi diri berperan dalam

pengambilan keputusan, proses berfikir, dan keberanian dalam mengambil resiko.

Setiap individu yang memiliki minat kewirausahaan yang tinggi akan mampu

berdiri sendiri, berani mengambil keputusan dan menerapkan tujuan yang hendak

dicapai atas pertimbangannya sendiri. Hal ini mengatakan bahwa semakin tinggi

efikasi diri maka semakin tinggi pula minat berwirausaha (Bryant, 2006).

Kompetensi kewirausahaan juga sangat penting untuk mendorong minat

berwirausaha karena seorang wirausaha harus memiliki dan menguasi beberapa

kompetensi yaitu kemampuan dalam menganalisis secara sistematis, kemampuan

untuk mengambil peluang dan mengelola sumber daya yang ada, kemampuan

untuk menemukan kebutuhan internal dan eksternal dari konsumen, kemampuan

(24)

untuk belajar dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki, dan kemampuan

dalam berkomunikasi, menurut Wu dalam Fithri dan Amanda (2012:280).

Siswa-siswi SMK diharapkan memiliki minat yang tinggi untuk

menciptakan suatu usaha. Minat merupakan faktor pendorong yang menjadikan

seseorang lebih giat bekerja dan memanfaatkan setiap peluang yang ada dengan

mengoptimalkan potensi yang tersedia. Minat tidak muncul begitu saja tetapi

tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya

(Walgito, 2003:148).Dengan memiliki suatu efikasi diri yang tinggi dan

kompetensi kewirausahaan yang memadai, siswa/siswi SMK dapat memiliki

minat yang besar terhadap berwirausaha, sehingga minat yang ada akan

menciptakan suatu usaha baru.

Efikasi diri dan kompetensi kewirausahaan juga dapat mempengaruhi

minat berwirausaha karena efikasi diri adalah suatu keyakinan diri untuk

mengoptimalkan potensi yang ada dan kompetensi kewirausahaan adalah

sekelompok pengetahuan, sikap dan keterampilan yang terhubung satu dengan

lainnya, yang diperlukan seorang wirausaha untuk dilatih dan dikembangkan agar

mampu menghasilkan suatu pekerjaan dengan baik dalam mengelola suatu usaha.

Berdasarkan uraian tersebut dan penelitian terdahulu yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual pada

(25)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian yang

diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat (Wiratna, 2015:68).

Hipotesis dari penelitian ini yaitu: Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

efikasi diri dan kompetensi kewirausahaan terhadap minat berwirausaha

siswa/siswi SMK Negeri 10 Medan.

EFIKASI DIRI (X1)

MINAT

BERWIRAUSAHA(Y)

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN(

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa teman sebaya memengaruhi sikap dan perilaku remaja di dalam keinginan untuk meminum minuman keras serta berperilaku seksual

Kamis .Dari segi bentuk plesetan yang paling dominan dalam akronim plesetan ialah bentuk plesetan jenis ketiga, yakni plesetan oposisi yang terdiri dari 7 data dan

Dari Salah satu fenomena dalam penelitian ini adalah dikarenakan fasilitas internet banking merupakan suatu inovasi dari kemajuan teknologi. Untuk diterimanya

• Keunggulan dari topologi tipe Star ini adalah bahwa dengan adanya kabel tersendiri untuk setiap workstation ke server , maka bandwidth atau lebar jalur komunikasi dalam kabel

 Pengambilan/pengupasan pola mata entres dari atas ke bawah, karena yang dilekatkan/yang menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan adalah lekatan pola entres bagian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk karakteristik arus dan tegangan yang dihasilkan dari persamaan diferensial pada rangkaian seri RLC orde satu dan

smartphone kepada mahasiswa Yogyakarta telah membentuk ruang simulasi melalui aplikasi Instant Messengger dan jejaring sosial di smartphone sehingga mengubah persepsi

Pada penelitian ini dilakukan uji kombinasi aktivitas antioksidan ekstrak umbi bit dan ekstrak kelopak bunga rosella dengan metode DPPH serta menentukan kandungan