• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawa pada PT.Tri Keeson Utama Garut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawa pada PT.Tri Keeson Utama Garut"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

C

C

U

U

R

R

R

R

I

I

C

C

U

U

L

L

U

U

M

M

V

V

I

I

T

T

A

A

E

E

P E R S O N A L D E T A I L S

Full Name : Rifki Miftahul Arifin

Nick Name : Rifki

Place/Date of Birth : Garut, 02 Desember 1990

Gender : Male

Contact Address : Jl. Dusun Pasir Petey Desa Pawindan RT/RW 02/01 No. 24 Kab. Ciamis

Contact Phone : (0265) 777194

Mobile Phone : 085223449777

E-mail : rifkisam@yahoo.com

Nationality and Citizenship : Indonesia Marital Status : Single

Religion : Islam

Hobby : Watch Movie, Hiking, Travelling F O R M A L E D U C A T I O N

Dates from - to School/University Discipline GPA

1992 - 1994 TK ZIPUR

1996- 2002 SDN PAWINDAN 1 2002- 2005 SMPN 2 CIAMIS

2005 - 2008 SMAN 3 CIAMIS Majoring in Social

2008- now UNIKOM Faculty of Manajement

(3)

L A N G U A G E S K I L L

Languages Write Speak Read

Indonesia A A A

English B B B

Note A: Excellent B: Very Good C: Good D: Fair

T S K I L L

S E M I N A R , C O U R S E a n d C O M P E T I T I O N

Year Activities

2011 As Participant to traning at “BREVET A & B TERPADU” Lecture by Tax Centre UNIKOM With FORTRANS (Forum Studi dan Transparansi Pajak) Bandung, Mart 15th 2011 s.d July 16th 2011; Held by Department of Tax Centre UNIKOM

O R G A N I Z A T I O N E X P E R I E N C E

Organization Position Year

Management Economic Student Association of UNIKOM (HIMMA)

Member 2008-now

(4)

Herewith I declare that all the information is true.

Best regards,

(5)
(6)
(7)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

NAMA

: RIFKI MIFTAHUL ARIFIN

NIM

: 21208089

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(8)

vi

Assalamualaikum wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

atas kehadirat Allah SWT, yang mana dengan karunia-Nya lah penulis dapat

menyelesaikan Penelitian Tugas Akhir dengan baik berikut dengan Laporannya.

Terimakasih buat Kedua orang tua saya dan tak lupa adik-adik yang selalu

mendukung penulis, memberikan moril dan material kepada penulis dan

membantu penulis terutama melalui untaian doa-doanya.

Penulis menyadari tanpa bantuan berbaga pihak dalam menyusun

penelitin skripsi ini mungkin tidak akan selesai sampai saat ini dengan baik,

terutama dalam hal membimbing, memberi saran, dorongan dan lain sebagainnya.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir Eddy Soeryanto Soegoto, Selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Prof.Dr.Hj.Dwi Kartini, SE.,Spec.,Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

(9)

vii

4. Isniar Budiarti, SE., M.Si., Selaku Dosen Pembimbing yang selalu

memberikan masukan dan saran-saran sehingga terselesaikannya laporan

skripsi.

5. The maya , dan The Hana, Selaku Sekjur Jurusan Manajemen

6. Staf Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Komputer Indonesia Bandung yang telah memberikan ilmu kepada

penulis.

7. Bapak Dadyo Bagian HRD dan juga sebagai pembimbing penulis pada saat

peneltian di PT. Tri Keeson Utama Garut.

8. Keluargaku tercinta, khususnya kedua orang tuaku , adik-adiku dan

sepupuku terima kasih atas semua kasih sayang, dorongan, doa dan

support-nya.

9. Gupi, Indra,Jeki, Zirun Imam, Niko, Andi, Eko, sahabat terbaikku yang

telah membantu dalam segala hal. Dan untuk teman-teman

“seperjuangan” di UNIKOM terutama anak-anak MN. 2

10. Semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama penyusunan

laporan skripsi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Akhir kata

Penulis ucapkan terima kasih banyak pada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam proses menyelesaikan Laporan Penelitian

(10)

viii Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Febuary 2014

(11)

ix

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

1.1 Latar Belakang……… 1

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah……….. 10

1.2.1 Identifikasi Masalah……… 10

1.2.1 Rumusan Masalah………... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian……… 12

1.3.1 Maksud Penelitian………... 12

1.3.2 Tujuan Penelitian……… 12

1.4 Kegunaan Penelitian………... 13

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS………... 15 2.1 Kajian Pustaka……… 15

2.1.1 Kepuasan Kerja………... 15

LEMBAR PENGESAHAN………... i

PERNYATAAN KEASLIAN……… ii

MOTTO………... iii

ABSTRAK………... iv

ABSTRAK………... v

KATA PENGANTAR……… vi

DAFTAR ISI ……….. ix

DAFTAR GAMBAR………... xii

DAFTAR TABEL……….. xiii

(12)

x

2.1.1.4 Teori-teori Kepuasan Kerja……… 17

2.1.1.5 Variabel-variabel Kepuasan Kerja………. 19

2.1.2 Disiplin Kerja……….. 20

2.1.2.1 Pengertian Disiplin Kerja………... 20

2.1.2.2 Macam-macam Disiplin Kerja………... 21

2.1.2.3 Pendekatan Disiplin Kerja………. 22

2.1.2.4 Pelaksanaan sanksi pelanggaran disiplin kerja….. 24

2.1.3 Kinerja………. 25

2.1.3.1 Pengertian Kinerja………. 25

2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja……… 26

2.1.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja………... 27

2.1.3.4 Pengukuran Kinerja………... 28

2.1.3.5 Peningkatan Kinerja Pegawai……… 29

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya………. 29

2.2 Kerangka Pemikiran……… 31

2.2.1 Hubungan Kepuasan Kerja terhadap Disiplin Kerja……... 32

2.2.2 Hubungan antara Kepuasan terhadap Kinerja………. 33

2.2.3 Hubungan antara Disiplin terhadap Kinerja………... 33

22.4 Hubungan antara Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan……… 33 2.3 Hipotesis………. .. 36 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 37 3.1 Objek Penelitian………... 37

3.2 Metode Penelitian………. 38

(13)

xi

3.2.3.2 Tehnik Penentuan Data……… 45

3.2.4 Tehnik Pengumpulan Data………... 46

3.2.5 Rancangan analisis dan Uji Hipotesis……….. 55

3.2.5.1 Rancangan Analisis………. 55

3.2.5.2 Uji Hipotesis……… 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67 4.1 Hasil Penelitian………. 67

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan……….. 67

4.1.2 Sejarah Perusahaan………... 67

4.1.3 Struktur Organisasi………... 68

4.1.4 Job Deskripsi……… 68

4.2 Analisis Deskriptif……… 70

4.2.1 Karakterisitk Responden………... 76

4.2.2 Analisis Deskriptif……… 78

4.2.2.1 Deskriptif Kepuasan Kerja……….. 79

4.2.2.2 Deskriptif Disiplin Kerja………. 89

4.2.2.3 Deskriptif Kinerja……… 95

4.3 Analisis Verifikatif………... 102

4.3.1 Analisis Korelasi………... 104

4.3.2 Pengujian Hipotesis……….. 106

4.3.2.1 Hubungan Kepuasan Kerja terhadap Disiplin Kerja………. 107 4.3.2.2 Hubungan Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja terhadap kinerja……… 110 4.3.2.3 Hubungan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja….. 116

(14)

xii

DAFTAR PUSTAKA……… 123

(15)

123

Terhadap Kinerja Karyawan Muslim (Studi Kasus di Dedi Plaza Ketanggungan Brebes). Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang : Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Apriani Duwi, dan Hartoyo Eko Witjaksono. (2012). Pengaruh Motivasi, Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Sandang Asia Maju Abadi Semarang. Jurnal Mahasiswa, 1(4), 76-86.

Astuti, Rini. (2013). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Turnover Intentions Karyawan Pada Universitas Komputer Indonesia. Skripsi. Bandung : Universitas Komputer Indonesia.

Listianto, Tony dan Setiaji, Bambang. Pengaruh Motivasi, Kepuasan, dan Disiplin kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Lingkungan Pegawai Kantor PDAM Kota Surakarta). Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Mariskha Z (2011). Pengaruh Stres Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Surat Kabar Harian Lokal Di Kota Palembang. Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis, 36-45.

Murty Harry, dan Veronika Agustini Srimulyani. (2013). Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Variabel Pemediasi Kepuasan Kerja Pada PDAM Kota Madiun. Jurnal Riset Manajemen dan Akutansi, 1(1), 10-17.

Mangkunegara, Anwar P. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Rosdakarya : Bandung.

Malonda , Viona (2013). Pengaruh Kepuasan dan Motivasi Kerja Pengaruhnya terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Matahari MEGAMALL Manado.Fakultas Ekonomi. Universitas Sam Ratungali Makasar.

Narimawati, Umi, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah: Panduan Awal menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi Unikom. Bekasi : Penerbit Genesis.

(16)

Prawatya Adi P, Susilo Toto Raharjo. (2012). Pengaruh Disiplin Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pabrik Minyak Kayu Putih (PMKP) Di Krai Purwodadi. Journal Of Management, 1(1), 323-331.

Rivai Veithzal, Ella Jauvani Sagala (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, PT RajaGarfindo, Jakarta.

Sukirman. Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Karyawan Bagian Produksi PT. Bintarex Semarang.

Sofyandi, Herma (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia Graha Ilmu : Yogyakarta.

Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&d. Bandung : Alfabeta.

Utomo, Budi S (2010). Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan CV Berkat Cipta Karya Nusantara Surabaya. Jurnal Akutansi, Manajemen Bisnis.Raja Garfindo Persada : Jakarta

http://materi-skripsi.blogspot.com/2012/04/disiplin-kerja.html

(17)

15 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kepuasan Kerja

2.1.1.1 Pengertian Kepuasan kerja

Menurut Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala (2013:856) menyatakan

Kepuasan Kerja adalah kebutuhan yang selalu bertambah dari waktu ke waktu dan

manusia selalu berusaha dengan segala kemampuannya untuk memuaskan

kebutuhannya tersebut”.

Menurut Hasibuan (2003: 203) dalam Sulistya Budi Utomo,

mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu keadaan karyawan merasa

puas terhadap pekerjaannya. Seseorang cenderung bekerja dengan penuh

semangat apabila kepuasan kerja dapat diperoleh dari pekerjaannya karena

kepuasan kerja merupakan kunci dalam mendukung tujuan perusahaan.

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan

kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja

ini Nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu

yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Handoko (2005 :193) dalam Viona

(18)

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan , kepuasan kerja

adalah suatu keadaan perasaan senang atu tidak senangnya dalam hal perasaan

terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu di lingkungan kerjannya.

2.1.1.2 Faktor Kepuasan Kerja

Ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktior yang

ada pada diri pegawai dan faktor pekerjaannya.

1. Faktor Pegawai yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis

kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja,

kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja.

2. Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan struktur organisasi, pangkat

(golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan financial, kesempatan

promosi jabatan, interaksi soasial, dan hungan kerja.

2.1.1.3Pengukuran Kepuasan kerja

Kepuasan kerja adalah bagaimana orang merasakan pekerjaan dan

aspek-aspeknya. Ada beberapa alas an mengapa perusahaan harus benar-benar

memperhatikan kepuasan kerja, yang dapat dikategorikan sesuai dengan focus

perusahaan yaitu :

1. Pertama, manusia berhak diberlakukan dengan adil dan hormat,

pandangan ini menurut persepektif kemanusiaan. Kepuasan kerja

merupakan perluasan refleki perlakuan yang baik.

2. Kedua, Persefektif kemanfaatan, bahwa kepuasan kerja dapat menciptakan

(19)

kepuasan kerja antara unit-unit organisasi dapat mendiagnosis potensi

persoalan. Buhler (1994) menekankan pendapatnya bahwa upaya

organisasi berkelanjutan harus ditempatkan pada kepuasan kerja dan

pengaruh ekonomis terhadap perusahaan. Perusahaan yang percaya bahwa

karyawan dapat dengan mudah diganti dan tidak tidak berinventasi di

bidang karyawan maka akan menghadapi bahaya. Biasannya berakibat

tinggi tingkat turnover, diiringi dengan membengkaknya biaya pelatihan,

gaji akan memunculkan perilaku yang sama di kalangan karyawan, yaitu

mudaha berganti-ganti perusahaan dan dengan demikian kurang loyal.

2.1.1.4Teori - teori Kepuasan Kerja

Menurut Veithzal Rivai (2013:856), teori kepuasan kerja antara lain:

1. Teori ketidaksetaraan (Discrepancy Theory)

Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung

selisih antara sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang

dirasakan. Sehingga apabila kepuasannya diperoleh melebihi yang

diterimanya maka orang akan lebih puas lagi, sehingga terdapat

discrepancy tetapi merupakan discrepancy yang positif. Kepuasan

seseorang tergantung pada selisih antara sesuatu yang dianggap akan

didapatkan dengan apa yang dicapai.

2. Teori Keadilan (Equety Theory)

Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas/ tidak puas,

tergantung pada ada/ tidak adanya keadilan (equity) dalam suatu

(20)

dalam teori keadilan adalah input, hasil, keadilan, dan ketidakadilan.

Input adalah faktor bernilai bagi pegawai yang dianggap mendukung

pekerjaanya seperti, pendidikan, pengalaman, kecakapan, jumlah tugas

dan peralatan/ perlengkapan yang dipergunakan untuk melaksanakan

pekerjaanya. Hasilnya adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh

seorang karyawan yang diperolehnya dari pekerjaanya, seperti : upah

atau gaji, keuntungan sampingan, symbol, status penghargaan, dan

kesempatan untuk berhasil atau aktualisasi diri.

3. . Teori dua Faktor (Two Factor Theory)

Menurut teori ini kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja itu merupakan

hal yang berbeda. Kepuasan dan ketidakpuasan itu bukan satu variabel

yang continue. Teori ini menunjukan karakteristik pekerjaan menjadi 2

kelompok yaitu satisfieas atau motivator dan dissatisfieas. Satisfieas

adalah faktor-faktor atau situasi yang dibutuhkan sebagai sumber yang

dibutuhkan. Kepuasan kerja yang terdiri dari : Pekerjaan yang menarik,

penuh tantangan, ada kesempatan untuk berprestasi, kesempatan untuk

memeperoleh penghargaan dan promosi. Terpenuhinya faktor tersebut

akan menimbulkan kepuasan, namun tidak terpenuhinya faktor ini tidak

selalu mengakibatkan ketidakpuasan. Dissatisfieas (Hegein Factor) adalah

faktor-faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan yang terdiri darigaji atau

upah pengawasan, hubungan antara pribadi, kondisi kerja dan status.

Faktor ini diperlukan untuk memenuhi dorongan biologis serta kebutuhan

(21)

Jika besarnya faktor ini memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut,

karyawan tidak akan kecewa meskipun belum terpuaskan.

2.1.1.5Variabel-variabel kepuasan kerja

Kepuasan kerja berhubungan dengan variable-variabel seperti turnover,

tingkat absensi, umur, tingkat pekerjaan, dan ukuran organisasi perusahaan.

a. Turnover

Kepuasan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan turnover pegawai

yang rendah. Sedangkan pegawai-pegawai yang kurang puas biasanya

turnovernya lebih tinggi.

b. Tingkat kehadiran (absen kerja)

Pegawai-pegawai yang kurang puas cenderung tingkat

ketidakhadirannya (absen) tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja

dengan alasan tang tidak logis dan subjektif.

c. Umur

Ada kecenderungan pegawai yang tua lebih merasa puas daripada

pegawai yang berumur relatife muda. Hal ini diasumsikan bahwa

pegawai yang tua lebih berpengalaman menyesuaikan diri dengan

lingkungan pekerjaan. Sedangkan pegawai usia muda biasanya

mempunyai harapan yang ideal tentang dunia kerjanya, sehingga

apabila antara harapannya dengan realita kerja terdapat kesenjangan

atau ketidakseimbangan dapat menyebabkan mereka menjadi tidak

(22)

d. Tingkat pekerjaan

Pegawai-pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi

cendrung lebih puas daripada pegawai yang menduduki tingkat

pekerjaan yang lebih rendah. Pegawai-pegawai yang tingkat

pekerjaannya lebih tinggi menunjukan kemampuan kerja yang baik dan

aktif dalam mengemukakan ide-ide serta kreatif dalam bekerja.

2.1.2 Disiplin Kerja

2.1.2.1 Pengertian Disiplin Kerja

Menurut Fautisno Cardoso Gomes (2003) dalam Duwi Apriani,

Witjaksono Eko Hartoyo mengemukakan bahwa disiplin adalah pengurangan

yang dipaksakan oleh atasan terhadap imbalan yang diberikan oleh organisasi

karena adanya suatu kasus tertentu. Tindakan disiplin ini dapat berupa teguran,

penskoran, penurunan gaji, dan pemecatan. Tindakan disiplin ini tidak termasuk

pemberhentian sementara atau penurunan jumlah tenaga kerja yang disebabkan

oleh pengurangan anggaran atau kurangnya kerja.

Ketih Davis dalam Mangkunegara (2011:129), mengemukakan bahwa

“Dicipline is management action to enforce organization standars”. Berdasarka

pendapat Keith Davis, displin kerja dapat diartikan sebagai pelaksana manajemen

untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.

Veithzal Rivai (2004:444) mengemukakan bahwa : “Disiplin kerja adalah

suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan

(23)

meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan

perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku”.

Menurut Hasibuan (2007:193) berpendapat bahwa : “Kedisiplinan adalah

kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan

norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu

organisasi perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit bagi

perusahaan untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci

keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.”

Berdasarkan beberapat pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan

disiplin kerja adalah sikap para pegawai untuk berperilaku sesuai dengan

paeraturan yang telah ditetapkan dimana ia bekerja.

2.1.2.2 Macam-macam Disiplin kerja

Menurut Mangkunegara (2011:129), ada dua bentuk disiplin kerja, yaitu

disiplin preventif, dan disiplin korektif.

1. Disiplin Preventif

Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai

mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah

digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk

menggerakan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara preventif,

pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan

perusahaan.

Pemimpin perusahaan mempunyai tanggung jawab dalam

(24)

pegawai harus dan wajib mengetahui, memahami semua pedoman

kerja serta peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi.

Disiplin prventif merupakan suatu system yang berhubungan

dengan kebutuhan kerja untuk semua bagian system yang ada

dalam organisasi. Jika system organisasi baik, maka diharapkan

akan lebih mudah menegakan disiplin kerja.

2. Disiplin Korektif

Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakan pegawai dalam

menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap

mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada

perusahaan.

2.1.2.3Pendekatan Disiplin Kerja

Menurut Mangkunegara (2011:130), ada tiga pendekatan disiplin yaitu

pendekatan modern, disiplin dengan tradisi, dan disiplin bertujuan.

a. Pendekatan Disiplin Modern

Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah keperluan

atau kebutuhan baru diluar hukuman. Pendekatan ini berasumsi :

1. Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk

hukuman secara fisik.

2. Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses

(25)

3. Keputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan atau

prasangka harus diperbaiki dengan mengadakan proses

penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya.

4. Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak

terhadap kasus disiplin.

b. Pendekatan Disiplin dengan Tradisi

Pendekatan disiplin dengan tradisi, yaitu pendekatan disiplin

dengan cara memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi :

1. Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak

pernah ada peninjauan kembali bila telah diputuskan.

2. Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran,

pelaksanannya kepada pelanggar maupun kepada pegawai

lainnya.

3. Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada

pelanggar maupun kepada pegawai lainnya.

4. Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman

yang lebih keras.

5. Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar

kedua kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat.

c. Pendekatan disiplin bertujuan

Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi bahwa :

1. Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh

(26)

2. Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan

pembentukan perilaku

3. Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yang lebih

baik

4. Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung

jawab terhadap perbuatannya.

2.1.2.4Pelaksanaan sanksi pelanggaran disiplin kerja

Pelaksaan sanksi terhadap pelanggar disiplin dengan memberikan

peringatan harus segera, konsisten, dan impersonal.

a. Pemberian peringatan

Pegawai yang melangar disiplin kerja perlu diberikan surat

peringatanpertama, kedua, dan ketiga. Tujuan pemberian peringatan

adalah agar pegawai yang bersangkutan menyadari pelanggaran yang

telah dilakukannya. Di samping itu pula surat peringatan tersebut dapat

dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian kondite

pegawai.

b. Pemberian sanksi harus segera

Pegawai yang melanggar disiplin harus segera diberikan sanksi yang

sesuai dengan peraturan organisasi yang berlaku. Tujuannya agar

pegawai yang bersangkutanmemahami sanksi pelanggaran yang berlaku

di perusahaan. Kelalaian pemberian sanksi akan memperlemah disiplin

yang ada. Di samping itu, memberi peluang pelanggar untuk

(27)

c. Pemberian sanksi harus konsisten

Pemberian sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin harus konsisten.

Hal ini bertujuan agar pegawai sadar dan menghargai peraturan-peraturan

yang berlaku pada perusahaan. Ketidakkonsistenan pemberian sanksi

dapat mengakibatkan pegawai merasakan adanya diskriminasi pegawai,

ringannya saksi, dan pengabaian disiplin.

d. Pemberian sanksi harus impersonal

Pemberian sanksi pelanggaran disiplin harus tidak membeda-bedakan

pegawai, tua muda, pria-wanita tetap diberlakukan sama sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Tujuannya agar pegawai menyadari bahwa

disiplin kerja berlaku untuk semua pegawai dengan sanksi pelanggaran

yang sesuai dengan peraturan yang berlaku diperusahaan.

2.1.3 Kinerja

2.1.3.1 Pengertian Kinerja

Istilah kinerja bersal dari kata Job Performance atau Actual Performance

(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Pengertian kinerja menurut Mangkunegara (2011:67) adalah hasi kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapi oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya, sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja adalah proses mengonsolidasikan penetapan tujuan, penilaian dan

pengembangan kinerja ke dalam satu system tunggal bersama, yang bertujuan

memastikan kinerja karyawan mendukung tujuan strategis perusahaan (Desler,

(28)

Kinerja menurut Veihzal Rivai, Ella jauvani Sagala (2013:548) merupakan

suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau

pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat

kemampuan tertentu.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan kinerja

adalah suatu nilai akhir kuantias dan kualitas dimana dalam pencapaian tugas

dalam program kerja organisasi yang dibebankan kepada karyawan.

2.1.3.2Faktor faktor yang mempengaruhi Kinerja

Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja Mangkunegara (2011:67),

adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).

a. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari

kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge +

skill). Artinya, pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ

110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan

terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan

lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu

pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

keahliannya. (the righ man in the righ place, the righ man on the

right job).

b. Faktor Motivasi

Motivasi berbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam

(29)

yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai

tujuan organisasi. (tujuan kerja).

2.1.3.3Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Veithzal Rivai dan Ella Jauvani (2013:551), mengemukakan

Suatu perusahaan melakukan penilaian kinerja didasarkan pada dua alasan

pokok, yaitu : (1) manajer memerlukan evaluasi yang objektif terhadap kinerja

karyawan pada masa lalu yang digunakan untuk membuat keputusan di bidang

SDM di masa yang kan dating, dan (2) manajer memerlukan alat yang

memungkinkan untuk membantu karyawannya memperbaiki kinerja,

merencanakan pekerjaan, mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk

perkembangan karier dan memperkuat kualitas hubungan antar manajer yang

bersangkutan dengan karyawannya.

Selain itu kinerja dapat digunakan untuk:

1. Mengetahui pengembangan yang meliputi: identifikasi kebutuhan

pelatihan, umpan balik kerja, menentukan transfer dan penugasan,

dan identifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan.

2. Pengambilan keputusan administrative, yang meliputi keputusan

untuk menentukan gaji, promosi, mempertahankan atau

memberhentikan karyawan, pengakuan kinerja karyawan,

pemutusan hubungan kerja, mengidentifikasi yang buruk.

3. Keperluan perusahaan, yang meliputi perencanaan SDM,

(30)

perusahaan, informasi untuk identifikasi tujuan, evaluasi terhadap

system, penguatan terhadap kebutuhan pengembangan perusahaan.

4. Dokumentasi, yang meliputi criteria untuk validasi penelitian,

dokumentasi keputusan-keputusan tentang SDM, dan membantu

untuk memenuhi persyaratan hukum.

2.1.3.4Pengukuran Kinerja Pegawai

Selanjutnya peneliti akan mengemukakan ukuran-ukuran dari Kinerja

karyawan yang dikemukakan oleh Bernandin & Russell(1993:135) yang dikutip

oleh Faustino cardoso gomes dalam bukunya Human Resource Managemen

yaitu sebagai berikut :

1. Quantity of work : jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode

yang ditentukan.

2. Quality of work : kualitas kerja yang dicapai berdasarkan

syarat-syarat kesesuaian dan kesiapanya.

3. Job Knowledge : luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan

keterampilannya.

4. Creativeness : keaslian gagasan –gagasan yang dimunculkan dan

tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang

timbul.

5. Cooperation : kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain atau

sesama anggota organisasi

6. Dependability : kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal

(31)

7. Initiative : semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan

dalam memperbesar tanggungjawabnya.

8. Personal Qualities : menyangkut kepribadian, kepemimpinan,

keramahtamahan dan integritas pribadi.

2.1.3.5 Peningkatan Kinerja Pegawai

Dalam rangka peningkatan kinerja pegawai, menurut A.A. Anwar Prabu

Mangkunegara (2005:22-23) terdapat tujuh langkah yang dapat dilakukan sebagai

berikut:

a. Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja

b. Mengenal kekurangan dan tingkat keseriusan

c. Mengidentifikasi hal hal yang mungkin menjadi penyebab

kekurangan baik yang berhubungan dengan pegawai itu sendiri

d. Mengembangkan rencana tindakan untuk menanggulangi penyebab

kekurangan tersebut

e. Melakukan rencana tindakan tersebut

f. Melakukan evaluasi apakah masalahtersebut sudah teratasi atau

belum

g. Mulai dari awal, bila langkah-langkah tesebut dapat dilaksanakan

dengan baik, maka kinerja pegawai dapat ditingkatkan.

2.1.4 Hasil Penelitian sebelumnya

Salah satu perbandingan yang membedakan antara peneliti sekarang dan

(32)
[image:32.595.79.553.143.705.2]

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Duwi Apriani

Wijaksono Eko Hartoyo (2012) Pengaruh Motivasi, Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Sandang Asia Maju Semarang Terdapat hubungan yang sangat kuat motivasi kerja, kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan

Di sini penulis melihat persamaan kepuasankerja, disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Terdapat variable independen tentang motivasi kerja

2 Silistyo Budi

Utomo (2010)

Pegaruh Motivasi dan Kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan CV Berkat Cipta Karya Nusantara Surabaya

Bawa motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan secara bersama-sama

memiliki pengaruh yang cukup besar

Di sini penulis melihat persamaan antara kepuasan kerja terhadap kinerja Adapun perbedaaan disini yaitu adanya variable independent tentang motivasi kerja

3 Ludi Whisnu

Whardana Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, Pendidikan dan Pelatiha terhadap kinerja Guru Sekolah Dasar negeri di Kecamatan Gayungan Kota Surabaya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil signifikan pengaruh variable-variable motivasi kerja.

Di sini penulis melihat persamaan antara seleksi dan sistem penempatan terhadap prestasi kerja karyawan Adapun perbedayaan disini yaitu adanya kompentensi yang berpengaruh terhadap kinerja

4 Sukirman Hubungan

kepuasan kerja dengan disiplin kerja pada bagian produksi PT Bintarex Semarang Terdapat hubungan yang sangat positif dan signifikan antara kepuasan kerja dan disiplin kerja

(33)

2.2 Kerangka Pemikiran

Salah satu tujuan utama sumber daya manusia, yaitu memastikan

organisasi memiliki tenaga kerja yanga menghasilkan kinerja yang sangat baik.

Kinerja adalah hasil dari suatu proses pekerjaan karyawan yang dapat dilihat dari

segi kuantitas maupun kualitas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.

Dengan adanya kinerja kayawan yang baik, maka perusahaan akan mencapai

suatu target tujuan yang ingin dicapainya. Salah satu cara agar para pekerja

menghasilkan kinerja yang baik diantaranya adalah memberikan Kepuasan yang

sangat tinggi disertai dengan Disiplin kerja yang kondusif.

Kepuasan kerja merupakan hal yang penting yang dimiliki oleh setiap

karyawan dalam organisasi. Kepuasan kerja harus diperhatikan oleh perusahaan,

karena dengan dimilikinya kepuasan kerja pada karyawan dalam bekerja maka

karyawan akan merasa senang dan bahagia dalam melakukan perkerjaannya dan

tidak berusah mengevaluasi alternatif pekerjaan lain dan juga akan lebih memacu

partisipasinya dalam setiap kegiatan mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

Kepuasan kerja didefinisikan sebagai perasaan senang atau emosi positif

yang diperoleh dari pengalaman kerja yang berkenaan dengan individu, bukan

kelompok dan menyangkut masa lalu, bukan masa yang akan datang.

Ketidakpuasan seseorang karyawan akan menimbulkan keinginan untuk keluar

dari organisasi, tetapi kesempatan kerja juga akan mempengaruhi tingkat

(34)

Begitu juga dengan disiplin kerja sangat berpengaruh terhadap suatu

kinerja karyawan, adanya disiplin kerja sangatlah mempengaruhi proses

produktivitas perusahaan. Disiplin dapat diartikan sebagai sikap perilaku

karyawan dimana dituntut harus mematuhi segala aturan baik secara tertulis

maupun tidak tertulis sesuai standar operasional pekerja.

Disiplin kerja sangat diharapkan oleh perusahaan dalam rangka

merealisasikan tujuan perusahaan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka

panjang.

2.2.1 Hubungan Kepuasan terhadap disiplin kerja

Davis dalam Mangkunegara (2011: 117) mengemukakan bahwa job

satisfaction is related to a number of major employee variables, such as turnover,

absences, age, occupation, and size of the organization in which an employee

works. Kepuasan kerja berhubungan dengan variabel-variabel seperti turnover,

tingkat absensi, umur, tingkat pekerjaan, dan ukuran organisasi perusahaan.

Kepuasan kerja berhubungan dengan turnover mengandung arti bahwa kepuasan

kerja yang tinggi selalu dihubungkan dengan turnover pegawai yang rendah, dan

sebaliknya jika pegawai banyak yang merasa tidak puas maka turnover

pegawaitinggi. Kepuasan kerja berhubungan dengan tingkat absensi (kehadiran)

mengandung arti bahwa pegawai yang kurang puas cenderung tingkat

(35)

2.2.2 Hubungan antara Kepuasan terhadap Kinerja

Hasibuan (2003) dalam Harry Murti Veronika dan Agustini Srimulyani

yang menyatakan bahwa seseorang cenderung bekerja dengan penuh semangat

apabila kepuasan dapat diperolehnya dari pekerjaannya dan kepuasan kerja

karyawan merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan, serta prestasi kerja

karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan. Pegawai yang puas

saat bekerja pada perusahaannya, berkontribusi positif bagi peningkatan

kinerjanya.

2.2.3 Hubungan antara Disiplin terhadap Kinerja

Disiplin kerja pada dasarnya selalu diharapkan menjadi ciri setiap sumber

daya manusia dalam organisasi, karena dengan kedisplinan organisasi akan

berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuannya dengan baik pula (Setiyawan

dan Waridin, 2006:189) dalam Dipta Adi Prawatya, Susilo Toto Raharjo. Disiplin

kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Karyawan yang

disiplin dalam bekerja sejak berangkat, saat kerja dan saat pulang kerja serta

sesuai aturan dalam bekerja, biasanya akan memiliki kinerja yang baik. Dapat

disimpulkan, semakin tinggi disiplin kerja, maka semakin tinggi kinerja

karyawan.

2.2.4 Hubungan kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja

Davis dan Newton (1996: 44) dalam sukirman Berarti kepuasan kerja

(36)

merupakan akibat dari penghargaan terhadap pekerjaan seseorang. Tingkah laku

karyawan yang malas menimbulkan masalah bagi perusahaan berupa tingkat

absensi yang tinggi, keterlambatan kerja dan pelanggaran disiplin yang lainnya,

tingkah laku karyawan yang puas lebih menguntungkan bagi perusahaan yang

akan mempengaruhi kinerja suatu perusahaan.

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka penulis dapat

(37)

Hasibuan (2003)

Setiyawan dan Waridin, 2006:189

[image:37.595.140.503.126.681.2]

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Kepuasan Kerja

a. Isi pekerjaan

b. Supervisi

c. Organisasi dan

manajemen

d. Kesempatan

untuk maju

e. Gaji

f. Rekan kerja

g. Kondisi pekerjaan Veihzal Rivai (2013:860) Disiplin Kerja a. Frekuensi Kehadiran b. Tingkat Kewaspadaan

c. Ketaatan pada

standar kerja

d. Etika Kerja

Bejo Siswanto (2005:291)

Kinerja

a. Kualitas kerja

b. Kuantitas kerja

c. Kerja sama

d. Tanggung jawab

(38)

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dibutuhkan suatu pengujian

hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel independent

terhadap variabel dependent.

Menurunt Umi Narimawati (2007 : 73) “ Hipotesis dapat dikatakan

sebagai pendugaan sementara mengenai hubungan antar variabel yang akan diuji

kebenarannya”. Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung

implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan yang akan dinyatakan.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis berasumsi mengambil

keputusan sementara (hipotesis) bahwa sebagai berikut:

1. Kepuasan Kerja pada PT Tri Keeson Utama Garut cukup puas

2. Disiplin Kerja pada PT Tri Keeson Utama Garut masih rendah.

3. Kinerja karyawan pada PT Tri Keeson Utama Garut masih sedang

4. Terdapat hubungan Kepuasan kerja terhadap disiplin kerja pada PT

Tri Keeson Utama Garut.

5. Kepuasan kerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan

pada PT Tri Keeson Utama Garut.

6. Disiplin kerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan

pada PT Tri Keeson Utama Garut.

7. Kepuasan kerja dan disiplin kerja berpengaruh secara simultan

(39)

37 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Husein Umar (2005:303) dalam Umi

Narimawati Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:29) mengemukakan

bahwa : “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi

objekpenelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga

ditambahkan hal –hal lain jika dianggap perlu”.

Objek dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja (X1) dan disiplin

kerja(X2) serta kinerja pegawai (Y).

Penelitian dilakukan di Tri Keeson Utama PT - Cocoa - Butter & Powder

,Jl Jend Sudirman RT 003/07 Tarogong Garut 44151 Jawa Barat yang terbagai

dalam beberapa unit seperti terlihat pada tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1

Unit Kerja

NO UNIT KERJA JUMLAH

1 Roasting 3

2 Grinding 10

3 Mix/Pack 18

4 Personalia 2

5 Satpam 6

6 Sanitasi 4

7 Tehnik 7

(40)

9 QC 7

10 Umum 5

11 Sopir 5

12 Kernet 4

Total Karyawan 85

Sumber : PT Tri Keeson Utama Garut

3.2 Metode Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan

verifikatif dengan pendekatan kuantitatif karena penulis ingin mendeskripsikan

pengaruh kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai.

Menurut Sugiyono (2005 : 21) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi

Anggadini dan Linna Ismawati (2010:29) : “ Metode Deskriptif adalah metode

yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian

tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang luas.

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008 : 45) dalam Umi

Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:29) menyatakan

bahwa: “ Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan

untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di

tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu

penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner

(41)

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan

dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan

baik dan sistematis. Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2003:84) dalam Umi

Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:30) bahwa :

“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Berdasarkan pemaparan diatas, maka

dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang

dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian, mulai dari perencanaan

sampai pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi pada selanjutnya

menetapkan judul penelitian.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada

3. Merumuskan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari

tujuan dan hipotesis untuk diuji. Masalah yang diteliti dalam penelitian

ini adalah Kepuasan kerja (variabel X1) dan Disiplin kerja (variabel

X2), Kinerja (variabel Y).

4. Menetapkan tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada

5. Menetapkan hipotesis penelitian sesuai dengan fenomena yang terjadi

berdasarkan teori.

(42)

Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pengukuran dengan skala ordinal karena data yang diukurnya berupa

tingkatan. Pada skala ini, urutan simbol atau kode berupa angka yang

mempunyai arti urutan jenjang yang dimulai dari yang positif sampai

yang paling negatif dan sebaliknya.

7. Menetapkan data-data mengenai Kepuasan kerja dan Disiplin kerja

terhadap Kinerja kerja pegawai pada PT Tri Keeson Utama

8. Melakukan analisis mengenai informasi tentang Kepuasan kerja dan

Disiplin kerja terhadap kinerja kerja pegawai pada PT Tri Keeson

Utama

9. Menyimpulkan penelitian, sehingga akan diperoleh penjelasan dan

jawaban atas identifikasi masalah dalam penelitian.

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan

antara dua variabel bebas secara bersamaan yang mempunyai hubungan dengan

satu variabel tergantung.

[image:42.595.109.506.566.726.2]

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1

Desain Penelitian

KEPUASAN KERJA

(X1)

DISIPLIN KERJA

(X2)

KINERJA

(43)

3.2.2 Operasional Variabel

Opersionalisasi variabel merupakan proses penguraian variabel kedalam

subvariabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat

penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator

masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu

dilakukan analisis faktor.

1. Variabel bebas (Independent Variable )

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab atas timbulnya

variabel dependent (terikat). Adapun yang menjadi variable independent dalam penelitian ini adalah motivasi kerja dan kepuasan kerja.

2. Variabel terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel dependent adalah kinerja pegawai.

Tabel 3.2

Opersionalisasi Variabel Kepuasan Kerja

Variable Konsep variable Indikator Ukuran skala No.

Item Sumber Data Kepuas an Kerja Kepuasan kerja adalah kebutuhan yang selalu bertambah dari waktu ke waktu dan manusia selalu berusaha dengan sehala

Isi Pekerjaan Tingkat Isi Pekerjaan

Ordinal 1,2 Karyawan PT Tri Keeson Utama Garut Supervisi Tingkat

Supervisi

Ordinal 3,4

Organisasi dan

Tingkat

Organisasi dan

(44)

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala (2013:860)

manajemen Manajemen

Kesempatan Untuk maju

Tingkat Kesempatan untuk maju

Ordinal 7,8

Gaji Tingkat

Gaji

Ordinal 9,10

Rekan kerja

Tingkat rekan kerja

Ordinal 11,12

Kondisi pekerjaan

Tingkat kondisi pekerjaan

[image:44.595.91.562.112.344.2]

Ordinal 13,14

Tabel 3.3

Opersional Variabel Disiplin kerja

Variabel Konsep

Variabel Indikator Ukuran Skala

No.

Item Sumber Data

Disiplin Kerja Disiplin kerja adalah suatu sikap menghorma ti, menghargai patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun Frekuensi kehadiran Tingkat

Kehadiran Ordinal

15,16 Karyawan PT Tri Keeson Utama

Kewaspad

aan Tingkat

(45)

tidak tertulis serta sanggup menjalanka nnya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Bejo Siswanto (2005:291)

Etika kerja Tingkat Etika Kerja Ordinal

[image:45.595.70.540.110.433.2]

21,22

Tabel 3.4

Opersional variable Kinerja

Variabel Konsep

Variabel Indikator Ukuran Skala

No. Item

Sumber

Data

Kinerja (Y) Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanak an tugasnya sesuai Kualitas kerja Tingkat Kualitas

Ordinal 23,24

Karyawan PT Tri Keeson Utama Garut Kuantitas kerja Tingkat Kuantitas

Ordinal 25,26

Kerja sama Tingkat Kerja sama Ordinal 27,28 Tanggung Jawab Tingkat Tanggung Jawab

(46)

dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya.

A.A Anwar Prabu

Mangkune gara (2011 : 67)

Inisiatif Tingkat Inisiatif

Ordinal 31,32

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Penulis melakukan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai objek

yang akan diteliti, data tersebut dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis data :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil langsung dari responden secara

langsung yang dikumpulkan melalui survei lapangan dengan

menggunakan teknik pengumpulan tertentu yang dibuat untuk itu. (Umi

Narimawati 2007:76)

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung yang

merupakan data yang telah diolah perusahaan, yaitu berbagai referensi

buku, makalah, materi perkuliahan yang berhubungan dengan objek data

yang akan diteliti oleh penulis. Dalam penelitian ini informasi mengenai

(47)

3.2.3.2Tehnik Penentuan Data

Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih

dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009:115), populasi adalah “Wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah

Karywan PT Tri Keeson Utama Garut yang terdiri dari beberapa unit kerja seperti

[image:47.595.146.442.516.747.2]

terlihat pada table berikut ini :

Tabel 3.5 Populasi Penelitian

Unit Kerja Pada PT Tri Keeson Utama Garut

NO UNIT KERJA JUMLAH

1 Roasting 3

2 Grinding 10

3 Mix/Pack 18

4 Personalia 2

5 Satpam 6

6 Sanitasi 4

(48)

8 Gudang 14

9 QC 7

10 Umum 5

11 Sopir 5

12 Kernet 4

Total Karyawan 85

Sumber : PT Tri Keeson Utama Garut

2. Sampel

Bila jumlah populasi besar dan tidak mungkin dilakukan penelitian

terhadap seluruh anggota populasi maka dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi tersebut. Sugiyono (2009:81) memaparkan bahwa,

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

dilakukan secara sensus karena jumlah karyawan pada PT Keeson Utama

Garut jumlahnya hanya 85 orang atau kurang dari 100 orang.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian lapangan (Field Research), dilakukan dengan cara mengadakan

peninjauan langsung pada perusahaan. Data yang diperoleh merupakan

data primer yang diperoleh dengan cara :

(49)

Melakukan pengamatan secara langsung di untuk memperoleh data yang

diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan perusahaan yang

berhubungan dengan variabel penelitian. Hasil dari observasi dapat dijadikan data

pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan.

 Wawancara atau interview

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan –pertanyaan

kepada pihak – pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis

mengadakan hubungan langsung dengan pihak – pihak yang dianggap dapat

memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara

ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data

atau informasi. Informasi itu berupa yang berkaitan dengan kepuasan kerja dan

disiplin kerja terhadap kinerja pegawai.

 Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen – dokumen yang

terdapat pada perusahaan. Mulai dari literature, buku – buku yang ada.

 . Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang

telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik.

Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden

yang berhubungan dalam penelitian ini. Hasil dari kuesioner ini yaitu berupa data

(50)

Teknik pengolahan data hasil kuesioner digunakan skala likert dimana alternatif

jawaban nilai 5 sampai dengan 1. Pemberian skor dilakukan atas jawaban

pertanyaan baik mengenai kepuasan kerja (X1), disiplin kerja (X2) maupun

kinerja kerja (Y), karena data ini bersifat ordinal maka selanjutnya nilai – nilai

dari alternatif tersebut dijumlahkan untuk setiap responden.

Adapun kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada

[image:50.595.137.442.308.437.2]

tabel dibawah ini :

Tabel 3.6 Skala Likert

Jawaban Bobot Nilai a. Sangat Setuju (SS) 5

b. Setuju (S) 4

c. Cukup (C) 3

d. Tidak setuju (TS) 2 e. Sangat tidak setuju

(STS)

1

2. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Penelitian yang dugunakan dengan cara membaca buku-buku dipepustakaan

seperti, buku manajemen, manajemen sumber daya manusia, perilaku organisasi,

riset manajemen sumber daya manusia, dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan

masalah-masalah yang akan diteliti oleh sipenulis.

3.2.4.1.Uji Validitas

Uji validitas menunjukan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang

ingin diukur, atau sejauh mana alat ukur yang digunakan mengenai sasaran.

Semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat tersebut semakin mengenai pada

(51)

Menurut Cooper (2006:720) validitas adalah “Validity is a characteristic of

measuraenment concerned with the extend that a test measures what the

researcher actually wishes to measure”.

Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu

karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test

(kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk

diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya

dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.

Menurut Umi Narimawati (2010:42) pengujian validitas dilakukan dengan

menghitung korelasi diantara masing-masing pernyataan dengan skor total.

Adapun rumus dari pada korelasi pearson adalah sebagai berikut :

Keterangan :

r = Koefisien korelasi pearson

X = Skor item pertanyaan

Y = Skor total item pertanyaan

N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument

Kemudian uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikansi

5%).

(52)

dimana :

n = ukuran sampel

r = koefisien korelasi pearson

Taraf signifikansi ditentukan 5%. Jika diperoleh hasil korelasi yang lebih

besar dari r tabel pada taraf signifikansi 0,05 berarti butir pertanyaan tersebut

valid. Apabila koefisien korelasinya > 0,255 maka pernyataan tersebut dinyatakan

valid, sedangkan jika korelasinya < 0,255 menunjukan bahwa data tersebut tidak

valid.

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang

dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya.

Seperti telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid

tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui

nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya. Apabila

koefisien korelasi butir pernyataan dengan skor total ฀ 0,255 maka pernyataan

(53)

1. Uji Validitas Kepuasan Kerja (X1)

Hasil pengujian validitas kepuasan kerja dapat dilihat pada tabel 3.7

[image:53.595.108.470.252.473.2]

berikut ini :

Tabel 3.7

Hasil Pengujian Validitas Kepuasan Kerja

Variabel No Item Koefisien

Validitas

Titik Kritis

Kesimpulan

Kepuasan Kerja

p1 0.893 0.255 valid

p2 0.360 0.255 valid

p3 0.656 0.255 valid

p4 0.408 0.255 valid

p5 0.792 0.255 valid

p6 0.923 0.255 valid

p7 0.705 0.255 valid

p8 0.807 0.255 valid

p9 0.399 0.255 valid

p10 0.872 0.255 valid

p11 0.867 0.255 valid

p12 0.901 0.255 valid

p13 0.900 0.255 valid

p14 0.857 0.255 valid

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa seluruh koefisien validitas pertanyaan

variabel kepuasan kerja melebihi titik kritis (r tabel) 0,255. Sehingga dapat

dinyatakan bahwa seluruh item dan kuisioner variabel kepuasan kerja valid.

2. Uji Validitas Disiplin Kerja (X2)

Hasil pengujian validitas disiplin kerja dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut

ini :

Tabel 3.8

Hasil Pengujian Validitas Disiplin Kerja

Variabel No Item Koefisien

Validitas

Titik Kritis

Kesimpulan

Disiplin Kerja

p15 0.893 0.255 valid

p16 0.464 0.255 valid

[image:53.595.106.473.653.748.2]
(54)

p18 0.903 0.255 valid

p19 0.682 0.255 valid

p20 0.561 0.255 valid

p21 0.433 0.255 valid

p22 0.828 0.255 valid

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa seluruh koefisien validitas pertanyaan

variabel disiplin kerja melebihi titik kritis (r tabel) 0,255. Sehingga dapat

dinyatakan bahwa seluruh item dan kuisioner variabel disiplin kerja valid.

3. Uji Validitas Kinerja Karyawan (Y)

Hasil pengujian validitas disiplin kerja dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut

[image:54.595.108.472.113.184.2]

ini :

Tabel 3.9

Hasil Pengujian Validitas Kinerja Karyawan

Variabel No Item Koefisien

Validitas

Titik Kritis

Kesimpulan

Kinerja Karyawan

p23 0.538 0.255 valid

p24 0.877 0.255 valid

p25 0.905 0.255 valid

p26 0.821 0.255 valid

p27 0.618 0.255 valid

p28 0.846 0.255 valid

p29 0.490 0.255 valid

p30 0.746 0.255 valid

p31 0.524 0.255 valid

p32 0.385 0.255 valid

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa seluruh koefisien validitas pertanyaan

variabel kinerja karyawan melebihi titik kritis (r tabel) 0,255. Sehingga dapat

(55)

3.2.4.2. Uji Realibitas

Menurut Cooper (2006:716) dalam Umi Narimawati (2010:43) reliabilitas

adalah:

Reliability is a characteristic of measurenment concerned with acuracy,

precision, and consistency”.

Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau

kepercayaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji

validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau

tidaknya 48 hubungan antara dua belahan instrumen. Dalam penelitian ini, metode

yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman-Brown

Correlation) Teknik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara

memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi

menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap-ganjil). Cara

kerjanya adalah sebagai berikut:

Menurut Umi Narimawati (2010:44) cara kerjanya adalah sebagai berikut :

1. item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian

dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II

2. skor untuk masing-masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor

total untuk kelompok I dan kelompok II

3. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II

(56)

5. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Dimana :

Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara

statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih

[image:56.595.103.474.481.568.2]

besar dari 0.70 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliabel).

Tabel 3.10

Hasil Pengujian Realibitas

Kuesioner Koefisien

Reliabilitas

Nilai kritis Keterangan

Kepuasan Kerja 0.894 0.70 Reliabel

Disiplin Kerja 0.842 0.70 Reliabel

Kinerja Karyawan 0.882 0.70 Reliabel

3.2.4.3 Transformasi Data (Method of Succesive Interval)

Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan pada

operasionalisasi variable sebelumnya, oleh karena itu semua data ordinal yang

terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan

(57)

Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Menghitung frekuensi pada setiap jawaban berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan,dilakukan

perhitungan proporsi setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi

dengan jumlah responden.

3. Berdasarkan proposal tersebut,selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi

kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

4. Menentukan nilai batas Z untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan jawaban.

5. Menentukan nilai interval rata-rata setiap pilihan jawaban.

6. Data penelitian yang telah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta akan

ditentukan persamaam yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1 Rancangan Analisis

Menurut Umi Narimawati (2010:41) Rancangan analisis adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil

observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke

dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan

(58)

a. Analisis Deskriptif Kualitatif

Yang dimaksud analisis deskriptif kualitatif adalah analisis data yang

dilakukan dengan memberikan penjelasan dan pemaparan tentang hasil

pengumpulan data. Analisis deskriptif kualitatif ini bermanfaat untuk

menjelaskan data-data yang ada, khususnya data yang tidak dapat diangkakan,

sehingga dapat memberikan informasi yang lebih jauh. Analisis deskriptif

kualitatif ini sangat bermanfaat khususnya untuk menjelaskan data-data yang

diperoleh dari hasil observasi.

“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut

berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan

dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”(Sugiyono 2010 :

14)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif menurut Umi

Narimawati (2010:42)adalah sebagai berikut :

a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima

alternatif jawaban yang menggambarkan peringkat jawaban.

b. Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari seluruh

indikator variabel untuk semua jawaban responden.

c. Dihitung skor setiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor.

d. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik

deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel

ataupun grafik.

e. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini,

(59)

Skor aktual x 100% Skor ideal

Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah

diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden

diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

[image:59.595.134.491.319.470.2]

Penjelasan bobot nilsi skor actual dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.11

Kriteria Presentase Tanggapan Responden

No. % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00% - 36.00% Tidak Baik

2 36.01% - 52.00% Kurang Baik

3 52.01% - 68.00% Cukup

4 68.01% - 84.00% Baik

5 84.01% - 100% Sangat Baik

(Sumber: Umi Narimawati, 2007:85)

Penulis menggunakan rancangan analisis deskriptif kualitatif untuk

menganalisis yang berkaitan dengan pengaruh kepuasan kerja dan disiplin kerja

terhadap kinerja karyawan pada PT Tri Keeson Utama Garut

b. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner akan diolah dengan pendekatan

kuantitatif. Terlebih dahulu dilakukan tabulasi dan memberikan nilai sesuai

dengan system yang ditetapkan. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner

tertutup dengan menggunakan skala ordinal. Untuk teknik perhitungan data

(60)

langkah : yaitu, memberikan nilai pembobotan 5-4-3-2-1 unutk jenis pertanyaan

positif.

Keseluruhan nilai atau skor yag didapat lalu dianalisis dengan cara :

(a) Mengolah setiap jawaban dan pertanyaan dari kuesioner yang disebarkan

untuk dihitung frekuensi dan persentasenya.

(b) Nilai yang diperoleh merupakan indicator untuk pasangan variabel independen

(X) yaitu X1, X2, …..Xn dan variabel dependen (Y) sebagai berikut (X1,Y),

(X2,Y), …..(Xn,Y) dan asumsikan sebagai hubungan linear.

(c) Menentukan skala atau bobot dari masing – masing alternative jawaban seperti

diuraikan diatas. Oleh karena itu data yang didapat dari kuesioner merupakan

data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval,

maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala pengukurannya

menjadi skala interval melalui “Methode of Successive Interval” (hays,

1969:39). Dengan rumus sebagai berikut :

1. Mengolah data ordinal menjadi interval dengan interval berurutan untuk

variabel bebas terikat. Adapun langkah – langkah untuk melakukan

transformasi data adalah sebagai berikut :

a. Ambil data ordinal hasil kuesioner

b. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk setiap kategori

(61)

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

INTERNAL, MOTIVASI, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus pada PT. Gujati 59 Utama Sukoharjo )” yang mana merupakan salah satu syarat untuk

Penelitian ini.dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan dapat menjelaskan pengaruh gaya kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada

ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, TERHADAP PRESTASI KERJA MELALUI KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT..

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT DAYA KOBELCO CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA CABANG PALEMBANG..

Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Karyawan Bagian Twisting dan Inspecting pada PT. Karyawan yang berkomitmen tinggi terhadap perusahaan tentu

1) Untuk meningkatkan disiplin kerja, maka perusahaan harus memperhatikan kepuasan kerja karyawan dengan cara memberikan reward, meningkatkan keterampilan karyawan, selalu

Kesimpulan, disiplin kerja untuk meningkatkan kinerja karyawan selama ini pada PT Hasrat Jaya Utama Banjarmasin adalah menurunnya jumlah karyawan yang melakukan pekerjaan secara

Berdasarkan uraian tersebut, penulis bertujuan untuk mengetahui apakah beban kerja dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja karyawan di Kantor Pos Cabang Utama Surabaya 60000, dengan