• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh motivasi belajar Terhadap hasil belajar siswa pada bidang Studi Sejarah Keudayaan Islam (SKI) di MTS N 19 Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh motivasi belajar Terhadap hasil belajar siswa pada bidang Studi Sejarah Keudayaan Islam (SKI) di MTS N 19 Jakarta"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Islam

UI

Oleh:

MUT’AH MUTMAINAH_ NIM: 1 0 7 0 1 1 0 0 0 4 1 0

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

Skripsi Ini Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (SP.d.I)

Disusun Oleh:

Mut’ah Mutmainah_ NIM: 107011000410 Dosen Pembimbing:

Ibu. Dra. Hj. Eri Rossatria, M.A NIP:

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)
(4)
(5)

Nama : M u t ‘ a h M u t m a i n a h

Nim : 107011000410

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Semester : XIV (Empat Belas) Tahun Angkatan : 2007

Alamat : Jalan Cilandak Tengah III RT.001 RW.01 No. 47 kelurahan: Cilandak Barat, Kecamatan:Cilandak, Jakarta Selatan.kode pos: 12430

Bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Sejarah Kebbudayaan Islam (SKI) Di MTs N 19 Jakarta” adalah benar hasil karya saya sendiri dibawah bimbingan dosen:

Nama : Dra. Hj. Eri Rossatria, M. A

NIP :

Status : Dosen Pendidikan Agama Islam

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya menerima konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan karya saya atau menjiplak karya orang lain.

Jakarta, 30 Juni 2014 Yang Menyatakan

(6)

Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta . Skripsi. Jakarta : Program Studi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa dalam mempelajari SKI di MTs Negeri 19 Jakarta.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif, sedangkan metode penelitiannya adalah korelasional deskriftip. Metode korelasional deskriptif ini diharapkan dapat diperoleh gambaran sesungguhnya mengenai variabel-variabel penelitian sehingga dapat diketahui hubungan antara dua variabel-variabel tersebut. Adapaun jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 60 renponden yang diambil dari kelas VII masing-masing- 20 siswa.

Berdasarkan Hasil penelitian dapat di tarik kesimpulan bahwa motivasi belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam. sMotivasi belajar siswa MTs N 19 Jakarta tinggi. Hasil belajar siswa MTs. N 19 Jakarta berjalan dengan cukup baik

Hal ini Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai r Hitungnya sebesar 0,4231. Jika nilai r Hitung dibandingkan dengan nilai r Tabel yang didapat sebesar 0,354 pada taraf signifikan 5% dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai r Hitung > r Tabel, begitu juga dengan hasil uji t dimana t Hitung lebih besar dari t Tabel (4,00 >2,84) dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi SKI di MTs Negeri 19 Jakarta. signifikannya masuk pada kategori sedang yaitu pada kisaran atau skala antara 0,40- 0,69.

(7)

i

telah memberikan berbagai macam nikmat serta taufik dan hidayah-Nya kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skrisi ini sebagai salah satu syarat untuk menjadi

Sarjana Pendidikan Islam(S.Pd.I).

Shalawat dan salam semoga senantiasa tersampaikan kepada jujungan kita Nabi

Muhammad Saw. Karena dengan perantara beliau, kita dapat terselamatkan dari bencana

yang besar yaitu kemusyrikan dengan datangnya agama islam yang tidak diragukan lagi

kebenarannya. Serta dengan shalawat ini mudah-mudahan kita akan mendapat syafa’at beliau

di hari kiamat kelak amiin.

Penulis menyadari bahwa membuat skripsi bukanlah hal yang mudah dan tidak

semudah membalik telapak tangan melainkan butuh semangat yang tinggi serta keyakinan

yang mendalam. Namun berkat dorongan, bimbingan serta bantuan yang tak ternilai dan tak

terhingga dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis berdo’a semoga bantuan dan dukungan tersebut menjadi amal ibadah di sisi Allah

Swt. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu, memotivasi serta memberikan sumbangan baik

moril maupun materil kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam. Bapak Dr. Abdul

Majid Khon, M. Ag. dan Ibu Marhamah Saleh, Lc., M.A.

4. Ibu Dra. Hj.Eri Rossatria, M.A. dosen pembimbing penulis yang telah banyak

meluangkan waktu, fikiran dan kesabaran yang teramat tulus disela-sela

kesibukannya yang luar biasa untuk memberikan bimbingan kepada penulis

selama menyelesaikan skripsi. Terima kasih bu...!

5. Para dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dengan ikhlas dan

sabar selama masa kuliah.

6. Drs. Wawan M, M. Pd kepala MTs. Negeri 19 Jakarta yang telah memberikan

(8)

ii

9. Kepada kedua orang tua penulis yang sangat penulis cintai ayah H. Hapas dan

Umi Hj. Aisyah. Terlalu banyak pemberian yang kalian berikan dari sejak baru

lahir sampai sekarang rasanya penulis tidak bisa membalasnya. Penulis hanya

bisa berdo’a kepada Allah Swt, sebab hanya Allah lah yang mampu

membalasnya.

10. Kepada Suami penulis kakanda Bambang Haryono, adik Nurhidayati, serta M.

Hayzkil yang selalu memotivasi dalam penulisan skripsi ini.

Jakarta, 30 Juni 2014

Mut’ah Mutmainah

(9)

iii

A. Latar belakang masalah...1

B. Identifikasi masalah ...7

C. Pembatasan masalah...8

D. Perumusan masalah ...8

E. Tujuan dan manfaat penelitian ...9

BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertian motivasi...10

2. Teori-Teori Motivasi...14

3. Fungsi motivasi ...16

4. Jenis-jenis motivasi ...17

B. Hasil Belajar 1. Pengertian hasil belajar ...20

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ...22

C. Hakikat Pembelajaran SKI 1. Pengertian SKI ...25

2. Kompetensi Bidang Studi SKI ...27

3. Strategi Pembelajaran SKI ...28

D. Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil Belajar siswa ...29

E. Hasil Penelitian yang relevan...33

F. Kerangka Berpikir ...33

G. Hipotesis...34

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian...35

(10)

iv

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Berdiri MTs N 19 Jakarta...40

2. Visi dan Misi MTs N 19 Jakarta ...41

3. Letak Geografis MTs N 19 Jakarta ...42

4. Kurikulum MTs N 19 Jakarta...43

5. Struktur Organisasi MTs N 19 Jakarta...45

6. Keadaan Guru dan Murid MTs N 19 Jakarta ...47

7. Sarana-Prasarana MTs N 19 Jakarta ...50

B. Analisa Pengaruh Motivasi terhadap Hasil Belajar Siswa 1. Angket tentang Motivasi Siswa...51

2. Angket tentang Hasil Belajar Siswa Bidang Studi SKI ...61

C. Deskripsi Data 1. Variabel Motivasi siswa (X) ...64

2. Variabel Hasil Belajar Siswa Bidang Studi SKI (Y)...65

3. Uji Hipotesis...66

BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan ...68

B. Saran...69

DAFTAR PUSTAKA...70

(11)

v

(12)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah upaya membina jasmani dan rohani manusia dengan segenap potensi yang ada pada keduanya secara seimbang sehingga dapat di lahirkan manusia seutuhnya.1 Pendidikan bukan hanya menekankan segi pengetahuan saja, tetapi juga harus menekankan segi emosi, rohani, hidup bersama, dan lain-lain. Pendidikan yang hanya menekankan segi pengetahuan, akan mengakibatkan anak didik tidak dapat berkembang menjadi manusia yang utuh. Akibatnya terjadi macam-macam tindakan yang tidak baik seperti yang akhir-akhir ini terrjadi: tawuran, perang, ketidak adilan, menyontek dan lain-lain.2

Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang bertujuan memberdayakan diri. Aspek-aspek yang di pertimbangkan antara lain: Penyadaran, pencerahan, pemberdayaan, perubahan perilaku.3Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

1

Abudin Nata,Tafsir ayat-ayat Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hal. 47 2

Paul Suparno,Reformasi Pendidikan, ((Yogyakarta: Kanisius, 2002), hal. 13 3

(13)

berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4

Dengan adanya undang-undang tersebut, maka dari waktu ke waktu bidang pendidikan haruslah tetap menjadi prioritas dan menjadi orientasi untuk diusahakan perwujudan sarana dan prasarananya terutama untuk sekolah. Salah satu tugas pokok sekolah adalah menyiapkan siswa agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal. Seorang siswa dikatakan telah mencapai perkembangannya secara optimal apabila siswa dapat memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat yang dimilikinya.

Terkait dengan pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai

siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama.

Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa sangat dipengaruhi oleh faktor motivasi. Oleh karena itu bila motivasi siswa tinggi

4

(14)

maka prestasi belajar akan meningkat, sebaliknya bila motivasi rendah maka prestasi belajar akan menurun.

Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku peserta didik, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya adalah faktor motivasi yang berfungsi sebagai usaha dalam pencapaian prestasi. Biasanya seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam proses belajar akan mendapatkan hasil yang baik pula. Dengan kata lain, jika ada usaha yang tekun serta dilandasi motivasi yang kuat, maka seseorang yang belajar akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Artinya Intensitas motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat

pencapaian prestasinya dalam belajar.

Penilaian secara kontinu akan mendorong murid-murid untuk belajar, karena setiap anak memiliki kecenderungan untuk memperoleh hasil yang baik. Di samping itu, para siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus di hadapi dan di pecahkan, sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan saksama.5

Dimyati dan Mudjiono, mengungkapkan motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus-menerus. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya di ciptakan suasana belajar yang menggembirakan.6

Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu. Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya.

Pada umumya dapat di katakan bahwa siswa terangsang untuk belajar. Situasi belajar cenderung dapat memuaskan salah satu atau lebih dari kebutuhannya. Karena organisasi manusia itu kompleks maka kebutuhannya

5

Oemar Hamalik,Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), h. 167-168 6

(15)

pun kompleks. Walaupun demikian dapatlah dikatakan bahwa manusia itu butuh aktivitas, butuh stimulus yang bervariasi, butuh mengerti mengartikan keadaan dan lain-lain. Jadi siswa harus memperhatikan stimulus belajar yang mengandung pesan dan harus mereka terima untuk berlangsungnya kegiatan belajar. Karena itu sesuatu yang penting dalam kegiatan belajar dan untuk mempertahankan perhatian di perlukan motivasi sehingga kegiatan belajar berlangsung dan berhasil baik.7

Motivasi merupakan faktor dominan yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan yang diinginkan. Dalam proses belajar mengajar, kebutuhan berprestasi menggerakan dan mengarahkan perbuatan, menopang

tingkah laku dan menyeleksi perbuatan individu yang berorientasi kepada keberhasilan. Sehingga motivasi berprestasi merupakan potensi individu yang menjadi landasan utama terhadap proses pembinaan, pengembangan kepribadian dan kemampuannya, dimana hal tersebut menjadi sangat dominan dalam menentukan tingkat keberhasilan seseorang.

Dalam belajar-mengajar, motivasi merupakan faktor yang sangat penting, karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik. Bagi peserta didik yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai energi untuk melaksanakan kegiatan belajar. Sehingga boleh jadi peserta didik yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena sebab motivasinya lemah, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi yang tinggi. Karenanya, bila peserta didik mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini bukanlah semata-mata kesalahan siswa tetapi mungkin guru gagal memberikan motivasi yang mampu membangkitkan semangat belajar pada bidang studi tersebut. Sebab Motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi lebih optimal bila ada motivasi.

Begitu pula dalam proses belajar mengajar dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dalam

7

(16)

mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tentunya akan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan mata pelajaran yang materinya berisikan peristiwa sejarah masa lalu, sehingga di sekolah guru sering terjebak menggunakan metode pengajaran yang digunakan lebih mengarah kepada metode ceramah dan cerita saja. Padahal kedua metode tersebut dapat mendatangkan kebosanan bagi siswa. apabila guru yang memberikan materi tersebut tidak dapat menyesuaikan dengan kondisi atau keadaan siswa. selain itu metode tersebut membuat siswa kurang kreatif dalam menggunakan semua aspek kecerdasannya. Karena itu jika terjadi kebosanan

pada siswa maka akan berpengaruh pada minat mereka untuk mengikuti pembelajaran.

Pembelajaran SKI yang seperti ini cukup kontekstual dari sisi kebutuhan siswa untuk belajar mengembangkan dirinya, sebab belajar yang berangkat dari kebutuhan siswa akan mudah membangkitkan minat siswa terhadap mata pelajaran tersebut, sehingga mereka dapat meraih prestasi yang lebih optimal.

Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat belajar mempunyai hubungan yang erat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sardiman A.M dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajarbahwa : "Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat di katakana sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai."8

Motivasi sangat berperan dalam proses belajar siswa, dengan motivasi siswa menjadi tekun sehingga dengan motivasi itu pula hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai

8

(17)

motivasi yang kuat dan jelas akan tekun dan berhasil. Tingginya motivasi dalam belajar berhubungan dengan tingginya prestasi belajar.

Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Nurhidayati dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang lemah atau rendah terhadap prestasi belajar dengan motivasi belajar siswa dalam bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam, Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dalam bidang studi SKI tidak ada hubungannya atau tidak di pengaruhi oleh tinggi rendahnya motivasi belajar siswa tersebut.

Mengingat begitu pentingnya motivasi dalam membangkitkan gairah belajar siswa sehingga prestasi belajar meningkat. Apalagi bila melihat prilaku

para pelajar dewasa ini yang suka berperilaku negatif seperti tawuran antar pelajar, narkoba serta seks bebas sudah sangat memperihatinkan. Tingkah laku yang menyimpang ditunjukan sebagian generasi muda yang merupakan harapan masa depan, sekalipun jumlahnya relatif rendah dari jumlah pelajar secara keseluruhan, tetapi sangat disayangkan dan telah mencoreng dunia pendidikan dewasa ini.

Hal ini patut kita renungkan bersama, Ada apa dengan pendidikan kita sekarang ini? Adakah kesalahan dalam sistem penerapannya?, dan Bagaimana mengatasi hal ini?, Mengingat begitu banyaknya lembaga-lembaga yang berkecimpung dalam masalah ini.

(18)

MTs Negeri 19 yang berdomisili di Jakarta Selatan adalah salah satu pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan islam. Siswa siswi yang belajar di lembaga tersebut cukup banyak. Fenomena yang terjadi di lapangan sehubungan dengan motivasi belajar pada mata pelajaran SKI menunjukkan perilaku sebagai berikut: membolos, datang terlambat,tidak mengerjakan PR, sikap yang kurang baik,malas-malasan dalam belajar SKI. Fenomena tersebut mengisyaratkan kurangnya motivasi belajar yang di miliki oleh siswa tersebut. Apabila kenyataan seperti itu di abaikan dan di biarkan terus menerus, maka proses belajar mengajar di MTs N 19 tidak akan berjalan dengan baik dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai.

Maka berdasarkan alasan tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian secara lebih mendalam terkait dengan seberapa besar motivasi siswa dalam mempelajari sejarah kebudayaan islam. Maka penulis memberi judul yaitu: PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI SKI DI MTs N 19

JAKARTA”

B. Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

a. Rendahnya motivasi siswa untuk mempelajari mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam hal itu bisa dibuktikan dengan rendahnya nilai raport dan kepribadian.

b. Anggapan bahwa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tidak terlalu penting sehingga minat mereka belajar kurang.

c. Kurangnya fasilitas pembelajaran yang tersedia, sehingga guru tidak dapat memberikan motivasi belajar kepada siswa secara maksimal

d. Guru tidak Variatif menyampaikan materi, terlalu monoton sehingga cenderung membosankan.

e. Ketidak-sesuaian metode yang digunakan guru dalam pembelajaran SKI sehingga motivasi berpengaruh terhadap

(19)

f. Metode yang digunakan guru cenderung membuat siswa bosan. g. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di sekolah masih bersifat

kognitif sehingga pengamalannya masih kurang.

h. Anggapan bahwa sejarah merupakan cerita masa lalu saja, tidak perlu di pelajari.

2. Pembatasan Masalah

Mengingat begitu luasnya masalah yang ingin penulis teliti sehingga tidak memungkinkan bagi peneliti untuk meneliti kesemuanya itu, agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka penulis membatasi masalah yaitu hanya meneliti signifikansi motivasi belajar siswa terhadap hasil

belajar siswa yang meliputi:

a. Motivasi belajar siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam di MTs. N 19 Jakarta kelas VII Semester I, yang di teliti mencakup: Kesadaran akan tujuan, perasaan senang, perhatian dalam belajar, Faktor pendorong motivasi, Manfaat dan fungsi mata pelajaran.

b. Hasil belajar siswa MTs N 19 Jakarta kelas VII Semester I, dilihat dari aspek kognitif yaitu nilai Ujian Akhir Semester I.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah:

Apakah motivasi belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi SKI di MTs. N 19 Jakarta?

Adapun pertanyaan penelitian yang mendukung masalah ini:

a. Bagaimana motivasi belajar siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII?

(20)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menggambarkan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa dalam mempelajari SKI di MTs N 19 Jakarta.

2. Menggambarkan Motivasi belajar siswa MTs N 19 Jakarta Kelas VII pada bidang studi SKI.

3. Menggambarkan Hasil Belajar Siswa pada bidang studi SKI di MTs N 19 Jakarta kelas VII Semester VII.

Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Bagi penulis guna menambah wawasan serta pengalaman mengenai

penelitian, baik dalam teoritis maupun praktis

2. Bagi sekolah yang bersangkutan sebagai informasi serta bahan masukan guna menerapkan pola pendidikan yang lebih baik terutama pada bidang studi SKI yang menyangkut motivasi siswa dan hasil belajar siswa MTs N 19 Jakarta.

(21)

1. Pengertian Motivasi

Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja di ciptakan untuk kepentingan anak didik. Agar anak didik senang bergairah belajar,, guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Keinginan ini selalu ada pada setiap diri guru di mana pun dan kapan pun, tidak semua keinginan guru itu terkabul semuanya karena berbagai faktor penyebabnya. Masalah motivasi adalah salah satu deretan dari sederetan faktor yang menyebabkan itu.1

Dalam membahas tentang motivasi, sering kita temukan beberapa istilah yang mengandung relevansi dengan makna motivasi. Diantara istilah yang penulis maksudkan adalah motif, kebutuhan, dorongan dan instink. Motivasi adalah suatu konstruk (contruct) terjadinya tingkah laku. Kata motif, dipakai untuk menunjukan keadaan dalam diri seseorang yang berasal dari akibat suatu kebutuhan. Motif sebagai pendorong yang tidak berdiri sendiri, tetapi saling kait-mengait dengan faktor-faktor lain. Hal-hal yang mempengaruhi motif adalah motivasi. Kalau orang tersebut mengetahui mengapa orang berbuat atau berprilaku ke arah sesuatu seperti yang dikerjakan, maka orang tersebut akan terkait dengan motivasi atau prilaku yang termotivasi.

Seagian para ahli mengemukakan pengertian motivasi, memulai dengan apa yang di maksud dengan “needs atau wants, motive dan baru kemudian

(22)

motivasi”. Needs berarti potensi instrinstik yang bersifat sangat internal, motive berarti menggerakkan atau mengarahkan perilaku seseorang dan motivasi berarti konstruksi dan proses interaksi antara harapan dan kenyataan masa yang akan datang baik dalam jangka pendek, sedang atau pun panjang.2Menurut Mc. Donald : “motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction. Motivasi adalah perubahan energy dalam diri (pribadi ) seseorang yang di tandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”.3

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, motivasi diartikan sebagai usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak untuk melakukan seseuatu, karena ingin mencapai tujuan yang ingin dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.4 M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan, menjelaskan bahwa Motivasi adalah Segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.5 Menurut M. Alisuf Sabri, Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku.6

Menurut Muhibbin Syah, Motivasi adalah keadaan internal organism baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah..7

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

2

Sahlan Asnawi,Teori Motivasi, (Jakarta: Studia Press, 2007), Cet. 3, h. 11-17 3

Oemar Hamalik,Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2001), h.158. 4

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), Cet. 3, h. 756.

5

M. Ngalim Purwanto,Psikologi Pendidikan,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1985), Cet. 2, h. 64.

6

Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet. 3, h. 85. 7

(23)

munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu :

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam diri manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa , afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.

3. Motivasi mengarahkan perbuatan seseorang atau bertindak melakukan sesuatu, dalam hal ini mengarahkan perbuatan belajar.

Seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila didalam dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar, sebab tanpa mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari, maka kegiatan belajar mengajar sulit untuk mencapai keberhasilan. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut sebagai motivasi. Dengan motivasi orang akan terdorong untuk bekerja mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin dan sadar akan kebaikan, kepentingan dan manfaatnya. Bagi siswa motivasi ini sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku siswa kearah yang positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta menanggung resiko dalam belajar.

(24)

Motivasi sangat dibutuhkan dalam proses belajar agar pembelajaran yang dilakukan berjalan dengan baik dengan memperoleh nilai yang maksimal. Dalam hal ini ada beberapa Indikator motivasi yang mesti dipahami terutama bagi para guru agar kegiatan pembelajaran berhasil, unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu :

a. Cita-Cita

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut mainan.dapat membaca, dapat menyanyi. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut, menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan di kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita di barengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan yang juga menimbulkan adanya perkembangan kepribadian.8

Dengan adanya cita maka siswa akan termotivasi untuk belajar, cita-cita memberikan semangat untuk para siswa mengikuti proses pembelajaran yang baik di sekolah. Cita-cita membuat para siswa dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran SKI.

b. Kemampuan siswa.

Keinginan seorang anak perlu di barengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Keinginan membaca perlu di barengi dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf. Secara ringkas dapat di katakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

c. Kondisi siswa.

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seseorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.9

8

Dimyati dan Mudjiono,Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010),Cet. IV, h. 97.

9

(25)

Kondisi siswa dapat mempengaruhi motivasi belajar, jika kondisi siswa baik, maka proses pembelajaran akan baik pula sehingga siswa termotivasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

d. Kondisi lingkungan.

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, lingkungan yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antar siswa, akan mengangu kesungguhan belajar. Sebaliknya, kampus sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun, akan memperkuat motivasi belajar.10

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar.

Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan.lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televise, dan film semakin menjangkau siswa. Ke semua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar.

f. Upaya guru membelajarkan siswa.

Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah. Upaya pembelajaran meliputi hal-hal berikut. Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah, membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, membina belajar tertib pergaulan11

2. Teori-teori Motivasi

Para ilmuan psikologi dalam memaknai motivasi tertadapat banyak perbedaan sesuai dengan bidang keilmuan yang mereka dalami serta sudut pandangnya. Dibawah ini, penulis akan memberikan beberapa teori tentang motivasi yaitu :

10

Dimyati dan Mudjiono,Belajar dan Pembelajaran.(Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010),Cet. IV, h. 97-100.

11

(26)

a. Teori Hedonisme

Hedonisme adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi.

Pendekatan semacam ini di istilahkan dengan hedonisme di definisikan sebagai pencarian kesenangan dan penghindaran kepada ketidak senangan.teori ini menekankan gagasan bahwa rangsangan selalu mempunyai sifat motivasional dan berhubungan dengan pengalaman positif atau negatif.

b. Teori instings

Insting merupakan suatu bentuk perilaku yang di motivasi, baik pada manusia maupun binatang.

c. Drive Theory

Dorongan sebagai konsep motivasional, biasanya di hubungkan dengan mempertahankan keseimbangan homeostatis organisme. Woodwort berpendapat apabilla terjadi suatu kondisi di manna terjadinya kekurangan atau kelebihan organik, maka dorongan untuk mengembalikan kepada keseimbangan tubuh akan segera di aktifkan

d. Teori Motivasi insentif

Pada hakikatnya konsep dorongan merupakan alat pertama yang dapat di pakai untuk menjelaskan motivasi perilaku. Beberapa eksperimen menunjukkan bahwa obyek eksternal juga memotivasi perilaku, sehingga memperkuat modifikasi sistem.12

e. Teori Kebutuhan

Menurut Maslow, manusia memiliki lima tingkatan kebutuhan, yaitu: 1). Kebutuhan Fisiologis, Yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan

vital, menyangkut fungsifungsi biologis, seperti kebutuhan akan pangan, sandang dan papan, kesehatan dan kebutuhan seks.

12

(27)

2). Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security). Seperti perlindungan dari bahaya dan ancaman, penyakit, perang, kelaparan, dan perlakuan tidak adil.

3). Kebutuhan sosial Yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan dan kerja sama.

4). Kebutuhan akan penghargaan Termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, status, pangkat.

5). Kebutuhan akan aktualisasi diri Seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, mengembangkan diri secara maksimum, kreativitas dan ekspresi diri.13

Dari teori motivasi tersebut dapat disimpulkan bahwa teori motivasi itu terdapat tujuh teori yaitu, teori hedonisme yang mengatakan bahwa manusia itu memiliki tujuan hidup yang utama yaitu untuk mencari kesenangan. Sedangkan teori naluri mempunyai naluri yang bersifat bawaan sehingga semua pemikiran dan perilaku manusia merupakan hasil dari naluri, teori reaksi yang dipelajari merupakan teori apabila akan memotivasi seseorang maka terlebih dahulu harus mengetahui latar belakang baik kehidupan ataupun kebiasaannya.

4. Fungsi Motivasi

Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam belajar siswa, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh siswa. Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan.

Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha , tampak gigih, tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka

13

(28)

mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar.14

Hal ini berarti siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar. Menurut Sardiman fungsi motivasi adalah :

a. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberi arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.15

Dari pendapat di atas sangat jelas bahwa motivasi sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersebut diperlukan suatu upaya yang dapat meningkatkan motivasi siswa, sehingga siswa yang bersangkutan dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

5. Jenis-Jenis Motivasi

Motivasi merupakan sebuah dorongan yang timbul dari dalam diri dan luar diri seseorang yang mengakibatkan respon untuk melakukan suatu perbuatan. Dalam hal ini para ilmuan psikologi mengklasifikasikan jenis-jenis motivasi belajar, diantaranya yaitu :

Menurut Sardiman AM, motivasi dibagi menjadi dua tipe atau kelompok yaitu intrinsik dan ekstrinsik :

a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contohnya seseorang yang senang membaca tidak usah disuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin membaca buku-buku untuk dibacanya.

14

Abu Ahmadi, Widodo,Psikologi Belajar,(Jakarta. Rineka Cipta, 2013),Cet. 3. h. 83. 15

(29)

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Contohnya seseorang itu belajar, karena tahu besok pagi ada ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, atau agar mendapatkan hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu.16

Menurut Oemar Hamalik, yang tergolong bentuk motivasi belajar ekstrinsik antara lain:

a. Angka kredit. b. Ijazah.

c. Tingkatan hadiah. d. Medali pertentangan.

e. Persaingan yang bersifat negatif ialah sarcasm, ridicule, dan hukuman.17 Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah bentuk motivasi yang di dalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Yang tergolong dalam motivasi intrinsik adalah:

a. Belajar karena ingin mengetahui seluk-beluk masalah selengkap-lengkapnya.

b. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang studi pada penghayatan kebutuhan dan siswa berdaya upaya melui kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan ini hanya dapat dipenuhi dengan belajar giat.

Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri. Motivasi yang kuat akan membuat siswa sanggup bekerja keras untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuannya, dan motivasi itu muncul karena dorongan adanya kebutuhan. Dorongan seseorang untuk belajar menurut Morgan dan di tulis kembali oleh S. Nasution manusia hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan sebagai berikut:

1) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas, hal ini dapat di hubungkan dengan suatu kegiatan belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu akan berhasil kalau disertai dengan rasa gembira.

16Ibid.,

h. 89-91. 17

(30)

2) Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain. 3) Kebutuhan untuk mencapai hasil.18

Guna berperanan untuk menetapkan kebutuhan dan motives murid-murid berdasarkan tingkah laku yang tampak. Masalah bagi guru adalah bagaimana menggunakan motives dan needs murid-murid untuk mendorong mereka bekerja mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha mencapai tujuan itu, tugas guru ialah memotivasi murid untuk belajar demi tercapainya tujuan yang di harapkan, serta di dalam proses memperoleh tingkah laku yang di inginkan.19

Dari berbagai macam kebutuhan tersebut, ada cara untuk merangsang motivasi belajar siswa yang merupakan dorongan intrinsik. Menurut Sardiman beberapa cara menumbuhkan motivasi belajar di sekolah adalah dengan:

a. Memberikan angka sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. b. Hadiah

c. Persaingan / kompetisi baik individu maupun kelompok.

d. Ego-invoicement, sebagai tantangan untuk mempertaruhkan harga diri. e. Memberi ulangan

k. Tujuan yang diakui.20

Dari penjelasan para tokoh psikologi dapat dipahami dan ditarik kesimpulan bahwa motivasi merupakan motor penggerak seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Dalam proses belajar, motivasi yang tinggi akan berdampak pada tingginya semangat seseorang dalam belajar sehingga sehingga hasil belajar akan semakin baik dan berprestasi

6. Indikator Motivasi Belajar

Indikator adalah alat pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk /keterangan. Kaitannya dengan motivasi belajar adalah sebagai alat untuk menstimulasi yang dapat memberikan petunjuk guna terciptanya suatu perbuatan.

18

Sardiman.loc. cit. h. 78-79 19

Wasty Soemanto,Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2006),cet. V, hal. 213 20

(31)

Ada beberapa indikator siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar dikelas maupun dirumah.

a. Kesadaran akan tujuan belajar SKI

Kesadaran dalam pembelajaran SKI merupakan Indikator dalam motivasi, siswa akan memiliki kesadaran untuk mempelajari SKI karena mengetahui akan tujuan untuk mempelajari SKI.

b. Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap pelajaran SKI misalnya, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan SKI. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.

c. Perhatian dalam Belajar

Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator dari motivasi. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Seseorang yang termotivasi pada objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh perhatian terhadap pelajaran SKI, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari gurunya.

d. Faktor Pendorong Motivasi yaitu Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik.

Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran karena faktor motivasitnya sendiri. Ada yang termotivasi terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya, teman sekelas, bahan pelajaran yang menarik. Sehingga tidak bisa dipungkiri hasil belajarnya sangat memuaskan dengan mendapatkan nilai yang diatas rata-rata.

e. Daya atau energi.

(32)

kepada siswa bila SKI tidak hanya dipelajari di sekolah tetapi juga dipelajari sebaliknya bila siswa tidak membaca pelajaran SKI maka siswa tidak dapat merasakan manfaat yang terdapat dalam pelajaran SKI tersebut.

f. Kesadaran akan adanya manfaat

Kesadaran akan adanya manfaat merupakan indikator dari motivasi belajar dengan adanya kesadaran, siswa dapat merasakan adanya manfaat dari pelajaran SKI yang di pelajarinya.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah suatu upaya pembelajaran untuk mengembangkan seluruh kepribadiannya, baik fisik maupun psikis. Belajar juga di maksudkan untuk mengembangkan seluruh aspek intelegensi, sehingga anak didik akan menjadi manusia yang utuh, cerdas secara initelegensi, cerdas secara emosi, cerdas psikomotornya, dan memiliki keterampilan hidup yang bermakna bagi dirinya.21

Proses belajar dapat di artikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari keadaan sebelumnya.22 Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan adanya evaluasi yang nantinya akan dijadikan sebagai tolok ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang telah ditentukan. Apabila pemberian materi telah dirasa cukup, guru dapat melakukan tes yang hasilnya akan digunakan sebagai ukuran dari prestasi belajar yang bukan hanya terdiri dari nilai mata pelajaran saja tetapi juga mencakup nilai tingkah laku siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar.

Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari penilaian dari hasil belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya

21

Suyono, Hariyanto,Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), cet. I, h. 165

22

(33)

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi belajar digunakan untuk menunjukkan hasil yang optimal dari suatu aktivitas belajar sehingga artinya pun tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar .

Menurut Oemar Hamalik, hasil dan bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.23

Dengan demikian, dapat dinyatakan beberapa rumusan dari pengertian prestasi belajar, diantaranya bahwa .prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan atau materi yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Hasil belajar

menurut Nana Sudjana adalah kemampuan yang dimiliki siswa, setelah ia menerima pengalaman belajarnya.24

Dalam dunia pendidikan, bentuk penilaian dari suatu prestasi biasanya dapat dilihat atau dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka. Jadi, hasil belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta didik dari aktivitas belajarnya yang ditempuh untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat diwujudkan dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka.

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah hasil kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian dapat berupa angka atau huruf. Keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses pencapaian hasil belajar.

23

Oemar Hamalik,Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), h. 30. 24

(34)

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar merupakan sebuah proses latihan untuk menjadikan seseorang dewasa baik secara fisik, psikis maupun emosional. Dalam hal ini banyak faktor yang mempengaruh hasil belajar peserta didik. Dibawah ini penulis akan mengemukanan pendapat para ahli terkait hal-hal yang menjadi faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik, diantaranya yaitu :

Menurut Dimyati dan Mudjiono ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik, antara lain:

a. Sikap terhadap belajar.

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar tersebut.

b. Motivasi belajar.

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.

c. Konsentrasi belajar.

Kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. d. Mengolah bahan belajar.

Merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa.

e. Menyimpan perolehan hasil belajar.

Kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. f. Menggali hasil belajar yang tersimpan.

g. Kemampuan berprestasi. h. Rasa percaya diri siswa i. Intelegensi

j. Kebiasaan belajar k. Cita- cita siswa.25

Pencapaian prestasi belajar yang baik tidak hanya diperoleh dari tingkat kecerdasan siswa saja, tetapi juga didukung oleh lingkungan keluarga dan sekolah dimana guru dan alat belajar dijadikan sebagai sumber belajar bagi kelancaran proses belajar mengajar.

Menurut Muhibbin Syah, secara global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu .Faktor internal,

faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar.

25

(35)

a. Faktor Internal

Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan /kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni :

1). Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendisendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi jasmani yang tidak mendukung kegiatan belajar, seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan lain sebagainya sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.

2). Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Diantaranya adalah tingkat intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi/keadaan lingkungan di sekitar siswa. Adapun faktor eksteren yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah :

1) Lingkungan Sosial

(36)

2) Lingkungan Non Sosial

Lingkungan non social ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

c. Faktor Pendekatan Belajar

Tercapainya hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh bagaimana aktivitas siswa dalam belajar. Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk menunjang ke efektifan dan efesiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu26.

Jadi, keberhasilan siswa mencapai hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor itu terdiri dari tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran variatif yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang memberi dorongan anak untuk maju. Selain itu, lingkungan sekolah yang tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam pembelajaran.

Masyarakat kita sekarang ini pada satu sisi adalah masyarakat pertanian, pada sisi lain sudah memasuki era globalisasi yang terdiri dari era industri, teknologi dan informasi. Perubahan kondisi sosial, ekonomi, politik dan budaya berlangsung cepat. Perubahan cepat ini membawa dampak besar bagi kehidupan masyarakat baik positif maupun negatif.

Pola kehidupan positif adalah melihat perubahan itu sebagai sesuatu yang harus diterima dan dihadapi. Di dalamnya ada hal-hal yang dapat dianggap sebagai sesuatu yang baik, memberi kemudahan dan kenyamanan serta peningkatan martabat hidup manusia. Manusia juga melihat adanya tantangan dan peluang bagi kemajuan hidup manusia. Oleh sebab itu, manusia membangun dan melengkapi diri dengan memperkuat keimanan, mental, budaya, disiplin,

26

(37)

keterampilan dan pengetahuan. Dengan demikian, manusia mampu bertahan dan menghadapi gelombang perubahan yang cepat tersebut.

Sementara pola kehidupan negatif adalah melihat perubahan itu sebagai ancaman yang membahayakan kehidupan. Menutupi diri terhadap perubahan akan tertinggal dan terbelakang. Pada sisi lain, tanpa membekali diri secara positif seperti di atas, manusia ikut arus dan menikmati perubahan yang terjadi. Akan tetapi, hal itu membawa dampak negatif dalam sikap dan perilaku serta kehampaan batiniahnya. Oleh karena itu, para siswa pada masa sekarang ini, menghadapi begitu banyak ancaman dan tantangan. Prestasi yang dicapai dalam pembelajaran pun terhambat dan belum optimal.

C. Sejarah Kebudayaan Islam

1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

Sejarah secara etmologi berasal dari bahasa arab “Syajara” yang berarti terjadi, atau “syajarah” yang berarti pohon, atau “syajarah al-nasab” yang berarti pohon silsilah. Dalam bahasa latin dan yunani, sejarah berasal dari kata historia, yang berarti orang pandai. Sedangkan menurut Zuhairini, dkk. Kata sejarah dalam bahasa arab di sebut tarikh yang berarti ketentuan masa dan perhitungan tahun. Dengan demikian secara etimologis, sejarah adalah catatan-catatan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian masa lampau.

Secara terminologis, ada yang mengartikan sejarah sebagai keterangan yang terjadi di kalangan umat manusia pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada. Sejarah Pendidikan Isslam adalah proses pewarisan dan pengembangan budaya umat manusia di bawah sinar bimbingan ajaran islam, yaitu yang bersumber dan berpedomankan ajaran islam sebagaimana termaktub dalam Al-qur’an dan terjabar dalam sunah rasul dan bermula sejak Nabi Muhammad SAW menyampaikan (membudayakan) ajaran tersebut kepada (ke dalam budaya) umatnya.27

Sejarah Kebudayaan Islam merupakan keseluruhan aktivitas manusia muslim dan hasilnya yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,

27

(38)

kesenian, moral, hokum, adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan lain yang di dapat seseorang sebagai anggota masyarakat.28

Pengertian Sejarah kebudayaan Islam yang terdapat di dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah: .Salah satu bagian mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam mempunyai fungsi yang dapat menjelaskan ketercapaian yang tercantum dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi yang diterapkan di madrasah. Fungsi dasar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam meliputi:

a. Fungsi Edukatif

Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan menegakkan nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan islami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

b. Fungsi Keilmuan

Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai tentang masa lalu Islam dan kebudayaannya.

c. Fungsi Transformasi

Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam merancang transformasi masyarakat.

Mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Melihat dan menganalisis peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga masa-masa yang akan dating.

b. Mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan suatu tokoh atau generasi terdahulu.

c. Mengambil hikmah, nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah.

d. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, berdasarkan cermatnya atas fakta sejarah yang ada.

e. Memperoleh inspirasi dan motivasi untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat di pergunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian muslim yang baik.29

28

Murodi, ,Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang:PT. Karya Toha Putra, 2009), h.10 29

(39)

2. Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Acuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran dan memantau perkembangan mutu pendidikan adalah standar kompetensi. Standar kompetensi dapat didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran.

Standar Kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MTs berisi mata pelajaran yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh Sejarah Kebudayaan Islam di MTs. Kemampuan ini berorientasi pada perilaku aspek afektif , peserta didik memiliki: keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWt. Sesuai ajaran Agama Islam yang tercermin dalam perilaku sehari-hari memiliki nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan humaniora, serta menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara baik lingkup nasional maupun global.

Berkenaan dengan aspek kognitif, menguasai ilmu, teknologi, dan kemampuan akademik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berkenaan dengan aspek psikomotorik, memiliki keterampilan berkomunikasi, kecakapan hidup, mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan sosial, budaya dan lingkungan alam baik lokal, regional, maupun global, memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang bermanfaat untuk melaksanakan tugas /kegiatan sehari-hari.

Standar kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam juga mengacu pada struktur keilmuan mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam. Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut, Standar Kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MTs adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan membiasakan untuk mencari, menyerap, menyampaikan, dan menggunakan informasi tentang sjarah pembentukan dinasti Umayah, biografi dan kebijakan khalifah-khalifah dinasti Umayah (Muawiyah bin Abi Sofyan, Abdul Malik bin Marwan, Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Azis dan Hisyam bin Abdul Malik), kemajuan dinasti Umayah (bidang politik dan militer).

(40)

dinasti Umayah bidang (ilmu agama islam) dan mengkaji sebab-sebab keruntuhannya, sejarah terbentuknya dinasti Abbasiyah, geografi dan kebijakan khalifahkhalifah Abbasiyah, geografi dan kebijakan khalifah-khalifah Abbasiyah yang terkenal (Abu Ja far al Mansur, Harun al Rasyid dan Abdullah al Makmun), kemajuan dinasti Abbasiyah (bidang sosial budaya, politik dan militer). c. Kemampuan membiasakan diri untuk mencari, menyerap,

menyampaikan dan menggunakan informasi tentang kemajuan-kemajuan Dinasti Abbasiyah (bidang ilmu pengetahuan dan bidang ilmu agama islam), dan mengkaji sebab-sebab keruntuhannya serta kemajuan-kemajuan dinasti Al Ayubiyah.30

3. Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Secara Efektif Sejarah Kebudayaan Islam secara substansial memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memperaktekan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataannya, setelah ditelusuri, pendidikan Sejarah Kebudayaan Islam menghadapi beberapa kendala, antara lain: waktu yang disediakan terbatas sedangkan materi begitu padat dan memang penting, yakni menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan kepribadian yang berbeda jauh dengan tuntunan terhadap mata pelajaran lainnya. Kelemahan lain, materi Sejarah Kebudayaan Islam, lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif). Dalam implementasinya juga lebih didominasi pencapaian kemampuan kognitif, kurang mengakomodasikan kebutuhan afektif.

Kendala lain adalah lemahnya sumber daya guru Sejarah Kebudayaan Islam dalam pengembangan pendekatan, metode yang lebih variatif serta dalam mengusahakan media yang digunakan untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan bagi guru Sejarah Kebudayaan Islam. Padahal guru Sejarah Kebudayaan Islam merupakan tenaga kependidikan dan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang mempunyai kedudukan strategis dan menentukan keberhasilan pembelajaran di sekolah. Untuk itu, guru Sejarah Kebudayaan Islam

30

(41)

harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar dapat mengelola kegiatan pembelajaran secar efektif dan efisien.

Strategi pembelajaran baru dapat berlangsung secara efektif dan efisien, jika Guru harus dapat mengetahui keadaan yang tepat untuk memulai proses belajar mengajar. Keadaan siswa yang memiliki konsentrasi atau perhatian yang penuh tentu akan dapat dengan mudah menerima pelajaran yang diberikan kepadanya. Siswa yang memiliki konsentrasi penuh akan belajar lebih cepat dan lebih mudah. Selain itu, mereka mengingat informasi lebih lama.

D. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa

Siswa dalam melakukan kegiatan belajar di sekolah maupun di rumah membutuhkan dukungan, dorongan atau motivasi belajar. Motivasi belajar sangat menentukan anak dalam meraih cita-citanya. Tanpa motivasi belajar, siswa akan kesulitan untuk mengeluarkan keinginan atau gairah belajar yang timbul dari dalam dirinya. Karena motivasi belajar perlu dilakukan untuk merangsang siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

Untuk mengetahui siswa berhasil atau tidak dalam belajar, akan terlihat dari prestasi belajarnya. Dengan memberikan motivasi belajar yang tepat maka siswa dapat berhasil. Untuk meningkatkan gairah belajar siswa maka sebaiknya diberikan motivasi belajar yang tepat baik ketika siswa berada di rumah ataupun berada di sekolah.

Bentuk pemberian motivasi belajar di sekolah antara lain guru harus dapat memberikan hasil belajar siswa agar siswa termotivasi untuk belajar, memberikan pengarahan kepada siswa tentang pentingnya belajar dan tujuan belajar yang dilakukan sekolah, minat siswa dalam pelajaran tertentu akan membuat siswa senang mempelajarinya karena merupakan pelajaran yang disenanginya, memberikan hukuman bagi siswa yang melanggar peraturan sekolah atau memberikan hukuman pada siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah akan tetapi hukuman harus bersifat positif yaitu dengan memberikan hukuman mencari kliping atau mereview.

(42)

imaterial yang berupa dorongan dan dukungan untuk belajar, memberikan perhatian pada siswa, menanyakan pelajaran yang sudah dipelajari di sekolah, memberikan fasilitas belajar yang memadai.

Begitu juga guru di sekolah menghadapi banyak siswa dengan bermacammacam motivasi belajar, oleh karena itu peran guru cukup banyak untuk meningkatkan motivasi belajar. Adapun upaya dalam meningkatkan kegiatan belajar antara lain:

a. Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar Beberapa prinsip belajar tersebut antara lain :

1) Belajar akan lebih bermakna bila siswa memahami tujuan belajar. 2) Belajar akan lebih bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan

masalah yang menentangnya.

3) Belajar akan lebih bermakna apabila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu.

b. Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran.

Guru dapat mengupayakan optimalisasi unsur dinamis yang ada dalam diri siswa dan yang ada dilingkungan siswa. Upaya optimalisasi tersebut:

1) Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkap hambatan dalam belajar yang dialaminya.

2) Memelihara minat kemauan dan semangat belajarnyasehingga terwujud tindak belajar.

3) Meminta kesempatan kepada orang tua siswa agar memberi kesempatan siswa untuk mengaktualisasi diri dalam belajar.

4) Memanfaatkan unsur lingkungan yang mendorong belajar. 5) Menggunakan waktu secara tertib.

6) Guru merangsang siswa dengan penguatan memberi rasa percaya diri bahwaia dapat mengatasi segala hambatan.

c. Optimalisasi Pemanfaatan dan Kemampuan Siswa.

(43)

belajar. Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Siswa ditugaskan membaca bahan pelajaran sebelumnya dan mencatat hal-hal yang dianggap sukar.

2) Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa. 3) Guru memecahkan hal yang sukar.

4) Guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidik keberanian mengatasi kesukaran.

5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekan yang mengalami kesukaran.

6) Guru memberi penguat kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukarannya sendiri.

7) Guru menghargai pengalaman siswa agar belajar secara mandiri. d. Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar.

Guru adalah pendidik, upaya mendidikkan dan mengembangkan cita-cita belajar tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan.

2) Guru mengikut sertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar.

3) Guru mengajak serta siswa membuat perlombaan unjuk belajar seperti; lomba karya tulis ilmiah, lomba baca dan sebagainya.

4) Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajar.31

Siswa dalam proses belajar untuk meraih prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang ada di sekitar sekolah. Lingkungan sekolah yang tidak mendukung misalnya sekolah yang berada di dekat pembangunan gedung, pasar atau jalan raya, sehingga siswa tidak dapat konsentrasi dengan baik, dan akan mengganggu aktivitas belajar di kelas. Lingkungan sekolah yang sejuk danjauh dari keramaian akan membuat siswa nyaman dalam proses belajar. Keadaan fisiologis dan psikologis juga termasuk sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.

31

(44)

Motivasi belajar yang timbul dari dalam diri siswa akan dapat cepat membantu dalam proses belajar dan untuk meraih apa yang diinginkan. Karena dengan belajar dengan kesadaran diri maka secara otomatis akan termotivasi secara lebih baik dibandingkan dengan motivasi belajar ekstrinsik yaitu belajar yang dilakukan karena keterpaksaan, gengsi, atau karena pujian dan ajakan teman maka siswa lambat dalam belajar dan tidak dapat meraih apa yang diinginkan secara cepat.

Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi pada dirinya. Namun sebagaimana potensi itu bisa berkembang baik tergantung individu masingmasing serta lingkungan yang berpengaruh. Begitu juga dengan belajar, seseorang secara langsung dan tidak langsung telah mengalami proses belajar baik itu disengaja maupun tidak. Dalam belajar, motivasi memegang peranan penting.

Motivasi belajar adalah sebagai pendorong siswa dalam belajar. Intensitas belajar siswa sudah barang tentu dipengaruhi oleh motivasi belajar. Siswa yang ingin mengetahui sesuatu dari apa yang dipelajarinya adalah sebagai tujuan yang ingin siswa capai selama belajar. Karena siswa mempunyai tujuan ingin mengetahui sesuatu itulah akhirnya siswa terdorong untuk mempelajarinya.

(45)

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam Penelitian yang di lakukan oleh Nurhidayati , tahun 2006, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul skripsi hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi sejarah kebudayaan islam di Madrasah Tsanawiyah Nurussalam pondok pinang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang lemah atau rendah terhadap prestasi belajar dengan minat belajar siswa dalam bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam, Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dalam bidang studi SKI tidak ada hubungannya atau tidak di pengaruhi oleh tinggi rendahnya motivasi belajar

siswa tersebut, melakukan interpretasi sederhana dan melakukan interpretasi dengan membandingkan nilai rxy dengan r tabel ternyata tidak terdapat korelasi antara minat belajar siswa dengan hasil belajar siswa dalam bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam, yaitu korelasi yang tidak signifikan. Pada hasil perhitungan interpretasi sederhana sebesar 0,252 ini pada kisaran 0,20-0,40, sifat hubungan antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah.

F. Kerangka Berpikir

Di tengah-tengah era globalisasi di mana sains dan teknologi sudah semakin berkembang dan maju, sudah tentu akan menjadi warna baru bagi pola kehidupan manusia, terlebih lagi dengan begitu leluasanya budaya asing yang masuk ke negeri ini. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berbahaya terkhusus bagi para pelajar-remaja bila dalam penerapannya tidak dilandasi oleh iman yang kuat serta akhlak atau budi pekerti yang luhur. Apalagi sekarang anak suka meniru atau mengidolakan seseorang yang sebenarnya tidak layak untuk di idolakan, sebab mengidolakan berarti menjadikan seseorang sebagai suri tauladan yang harus di ikuti.

(46)

pekerti/akhlak yang paling penting perlu di tanamkan ketika meneladani tokoh dalam sejarah Islam.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar. Motivasi yang tinggi, cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya motivasi belajar yang kurang, akan menghasilkan prestasi yang rendah. Maka apabila seorang siswa mempunyai motivasi yang tinggi terhadap suatu bidang studi ia akan memusatkan perhatian lebih banyak dari temannya.kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah, yang memungkinkan siswa tadi untuk dapat belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang tinggi pada bidang studi tersebut.

Maka dalam hal ini, penanaman nilai- nilai luhur yang terkandung dalam sejarah islam sangat penting. Sebab belajar sejarah berarti kita mengkaji sejarah orang-orang terdahulu, karena banyak tokoh yang kita bahas mulai dari yang baik sampai kepada orang yang tidak baik. Dan ini semua bisa kita ambil hikmah dari pembelajaran sejarah islam yang nantinya dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari

Dengan mempelajari sejarah seseorang akan mencontoh atau mengikuti tokoh-tokoh yang ada dalam sejarah khususnya sejarah Islam, seperti Rasullullah beserta sahabat-sahabatnya yang begitu indah budi pekerti serta akhlaknya.

F. Hipotesiss

Untuk memudahkan jalan bagi penelitian ini, penulis mengajukan hipotesa yang nantinya akan di uji kebenarannya. Hipotesa tersebut adalah sebagai berikut: Ha : Motivasi belajar siswa mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap hasil belajar siswa

Gambar

Tabel 4. Nukilan Nilai “t” untuk berbagai df
Tabel. 2Kelas
Tabel 4TABEL DATA TATA USAHA
Tabel 5DATA TABEL SISWA MTS NEGERI 19 JAKARTA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Strategi pengembangan kelembagaan manajemen rantai pasok komoditas buah tropika secara terpadu, paling tidak terdapat 10 aspek penting yang perlu dipertimbangkan:

Ketegangan berlanjut ketika kedua belah pihak mengirim tentara di perbatasan kedua negara. Insiden tembak menembakpun terjadi pada tanggal 17 September 1980. Selanjutnya

Jika mentalitas bangsa Indonesia yang diinginkan adalah mentalitas baru yang religius, produktif, hemat, memiliki rasa kebangsaan tinggi, mengenal lingkungan, gemar membaca,

Before using Explicit Vocabulary Instruction in teaching process, the researcher gave the pre-test to the sample of the research. The amount of test was 20 items,

Perbandingan indeks keanekaragaman jenis (H ) pada tingkatan bentuk hidup ( life forms ) pada setiap kelompok umur tegakan Jati ( T.. Biplot CCA antara 11

Hasil yang di dapat dalam Analisis Regresi Linier Berganda dengan pengujian secara simultan diketahui FHiutng mendapatkan hasil yang signifikan dan dapat disimpulkan variabel

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui kategori persentase kesegaran jasmani dan

Keseluruhan data wajah yang menggunakan beberapa arah di atas, akan disimpan ke dalam database dan digabungkan untuk proses pengenalan wajah sehingga aplikasi dapat